DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI DAFTAR TABEL"

Transkripsi

1 DAFTAR ISI 3.0 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING TAHAP PRA KONSTRUKSI Pengadaan Lahan Penerimaan Tenaga Kerja untuk Taha Konstruksi TAHAP KONSTRUKSI Mobilisasi Peralatan dan Material Pematangan Lahan dan Penyiaan Areal Kerja Pembangunan Jalan Akses Pembangunan PLTU dan Fasilitasnya Pembangunan Dermaga Peleasan Tenaga kerja untuk Taha Konstruksi Penerimaan Tenaga Kerja untuk Taha Oerasi TAHAP OPERASI Oerasional dermaga (bongkar muat batubara) Penyimanan batubara di stockyard Oerasional unit PLTU Penyimanan sementara abu batubara DAFTAR TABEL Tabel 3-1 Pedoman enentuan sifat enting damak Tabel 3-2 Tabel 3-3 Tabel 3-4 Tabel 3-5 Jumlah enggara dan buruh tani di lokasi taak royek (seluas 195 ha) yang dirediksi kehilangan lahan garaan dan mata encaharian Penentuan sifat enting damak kegiatan engadaan lahan terhada erubahan mata encaharian Besar damak enurunan endaatan Masyarakat yang bersumber dari kegiatan engadaan/embebasan lahan ada taha ra konstruksi Penentuan sifat enting damak kegiatan engadaan lahan terhada erubahan endaatan Tabel 3-6 Prediksi besar damak erubahan ersesi masyarakat yang bersumber dari kegiatan engadaan/embebasan lahan ada Taha Pra Konstruksi Tabel 3-7 Penentuan sifat enting damak kegiatan engadaan lahan terhada ersesi dan sika masyarakat Tabel 3-8 Estimasi kebutuhan tenaga kerja lokal ada Taha Konstruksi Tabel 3-9 Penentuan sifat enting damak kegiatan enerimaan tenaga kerja untuk Taha Konstruksi terhada eningkatan kesematan kerja

2 Tabel 3-10 Prediksi besar damak erubahan ersesi masyarakat yang bersumber dari kegiatan rekruitmen tenaga kerja lokal ada Taha Pra Konstruksi Tabel 3-11 Penentuan sifat enting damak kegiatan enerimaan tenaga kerja untuk Taha Konstruksi terhada ersesi dan sika masyarakat Tabel 3-12 Faktor keliatan (multilier) ukuran artikulat untuk jalan berasal Tabel 3-13 Tabel 3-14 Prakiraan besaran emisi artikulat ada kegiatan mobilisasi eralatan dan bahan Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada enurunan kualitas udara ambien Tabel 3-15 Prakiraan tingkat kebisingan yang ditimbulkan akibat kegiatan mobilisasi eralatan dan material Tabel 3-16 Tabel 3-17 Tabel 3-18 Tabel 3-19 Tabel 3-20 Tabel 3-21 Tabel 3-22 Tabel 3-23 Tabel 3-24 Tabel 3-25 Tabel 3-26 Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada eningkatan kebisingan Estimasi kebutuhan tenaga kerja lokal dan endatang untuk 5 (lima) kegiatan ada Taha Konstruksi Prakiraan Besar Damak Timbulnya Peluang Berusaha Berua Usaha Warung Makan dan Jasa Pemondokan/Kontrakan Rumah Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada eningkatan eluang usaha Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada gangguan aktivitas nelayan melaut Prakiraan besar damak erubahan endaatan sebagai damak turunan dari rekruitment tenaga kerja dari 5 (lima) kegiatan Taha Konstruksi Prakiraan besar damak secara tidak langsung erubahan endaatan sebagai damak turunan dari rekruitment tenaga kerja dari 5 (lima) kegiatan Taha Konstruksi Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada erubahan endaatan Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada erubahan endaatan Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada ersesi dan sika masyarakat Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada gangguan enyakit Tabel 3-27 Simulasi Pembebanan Ruas Jalan Pengamatan Titik Tabel 3-28 Simulasi V/C Ratio dan LOS Ruas Jalan Pengamatan Titik

3 Tabel 3-29 Simulasi Pembebanan Ruas Jalan Pengamatan Titik Tabel 3-30 Simulasi V/C Ratio dan LOS Ruas Jalan Pengamatan Titik Tabel 3-31 Penentuan sifat enting damak kegiatan mobilisasi eralatan dan material terhada eningkatan lalu lintas darat Tabel 3-32 Klasifikasi stabilitas atmosfer Tabel 3-33 Konstanta untuk rumus σ y dan σ z fungsi kestabilan atmosfer Tabel 3-34 Tabel 3-35 Tabel 3-36 Tabel 3-37 Tabel 3-38 Tabel 3-39 Tabel 3-40 Tabel 3-41 Tabel 3-42 Tabel 3-43 Tabel 3-44 Tabel 3-45 Tabel 3-46 Tabel 3-47 Prakiraan konsentrasi TSP untuk kegiatan ematangan dan enyiaan lahan Prakiraan konsentrasi TSP untuk kegiatan ematangan dan enyiaan lahan Penentuan sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada enurunan kualitas udara ambient Penentuan sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada eningkatan kebisingan Penentuan sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada eningkatan erosi & sedimentasi Penentuan sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada eningkatan debit air larian/limasan Penentuan sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada enurunan kualitas air sungai Penentuan sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada enurunan kualitas air laut Penentuan sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada erubahan komunitas flora darat Penentuan sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada erubahan komunitas fauna darat Penentuan sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada erubahan komunitas biota sungai Penentuan sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada erubahan komunitas biota laut Penentuan sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada ersesi dan sika masyarakat Penentuan sifat enting damak kegiatan ematangan lahan dan enyiaan areal kerja terhada gangguan enyakit Tabel 3-48 Prakiraan besaran emisi TSP ada kegiatan embangunan jalan akses Tabel 3-49 Perbandingan konsentrasi TSP dengan dan tana royek

4 Tabel 3-50 Tabel 3-51 Tabel 3-52 Tabel 3-53 Penentuan sifat enting damak kegiatan embangunan jalan akses terhada enurunan kualitas udara ambien Penentuan sifat enting damak kegiatan embangunan jalan akses terhada eningkatan kebisingan Penentuan sifat enting damak kegiatan embangunan jalan akses terhada ersesi dan sika masyarakat Penentuan sifat enting damak kegiatan embangunan jalan akses terhada gangguan kesehatan Tabel 3-54 Asumsi tingkat kebisingan kendaraan/alat berat Tabel 3-55 Tabel 3-56 Tabel 3-57 Tabel 3-58 Tabel 3-59 Tabel 3-60 Tabel 3-61 Tabel 3-62 Tabel 3-63 Tabel 3-64 Tabel 3-65 Tabel 3-66 Tabel 3-67 Penentuan sifat enting damak kegiatan embangunan PLTU dan fasilitasnya terhada eningkatan kebisingan Penentuan sifat enting damak kegiatan embangunan PLTU dan fasilitasnya terhada ersesi dan sika masyarakat Penentuan sifat enting damak kegiatan embangunan dermaga terhada enurunan kualitas air laut Penentuan sifat enting damak kegiatan embangunan dermaga terhada erubahan komunitas biota laut Penentuan sifat enting damak kegiatan embangunan dermaga terhada gangguan aktivitas nelayan melaut Penentuan sifat enting damak kegiatan embangunan dermaga terhada gangguan aktivitas budidaya kerang Prakiraan Besar Damak Perubahan Pendaatan 256 Nelayan yang Bersumber dari kegiatan Pembangunan Dermaga (Jetty) Permanen Prakiraan Besar Damak Berua Hilangnya Aset (Rumon) dan Penurunan Pendaatan Nelayan Buidaya Kerang Penentuan sifat enting damak kegiatan embangunan dermaga terhada erubahan endaatan Penentuan sifat enting damak kegiatan embangunan dermaga terhada ersesi dan sika masyarakat Penentuan sifat enting damak kegiatan eleasan tenaga kerja Taha Konstruksi terhada erubahan endaatan Tingkat Pendidikan Pencari Kerja di Kabuaten Cirebon dan Tingkat Pendidikan Masyarakat di 5 (Lima) Desa Studi Penentuan sifat enting damak kegiatan eleasan tenaga kerja Taha Konstruksi terhada eningkatan keteramilan Tabel 3-68 Estimasi Kebutuhan Tenaga Kerja Taha Oerasi

5 Tabel 3-69 Tabel 3-70 Tabel 3-71 Tabel 3-72 Tabel 3-73 Tabel 3-74 Tabel 3-75 Tabel 3-76 Tabel 3-77 Tabel 3-78 Penentuan sifat enting damak kegiatan enerimaan tenaga kerja untuk Taha Oerasi terhada eningkatan kesematan kerja Penentuan sifat enting damak kegiatan enerimaan tenaga kerja untuk Taha Oerasi terhada ersesi dan sika masyarakat Penentuan sifat enting damak kegiatan oerasional dermaga (bongkar muat batubara) terhada enurunan kualitas air laut Penentuan sifat enting damak kegiatan oerasional dermaga (bongkar muat batubara) terhada erubahan komunitas biota laut Penentuan sifat enting damak kegiatan oerasional dermaga (bongkar muat batubara) terhada gangguan aktivitas nelayan melaut Penentuan sifat enting damak kegiatan oerasional dermaga (bongkar muat batubara) terhada ersesi dan sika masyarakat Prakiraan MGLC tertinggi untuk PM 10 dan TSP dari emisi fugitif yang dihasilkan PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW Penentuan sifat enting damak kegiatan enyimanan batubara di stockyard terhada enurunan kualitas udara ambien Penentuan sifat enting damak kegiatan enyimanan batubara di stockyard terhada ersesi dan sika masyarakat Penentuan sifat enting damak kegiatan enyimanan batubara di stockyard terhada gangguan enyakit Tabel 3-79 Rangkuman arameter untuk emodelan disersi Tabel 3-80 Faktor emisi yang digunakan dalam emodelan disersi Tabel 3-81 Tabel 3-82 Tabel 3-83 Tabel 3-84 Tabel 3-85 Tabel 3-86 Tabel 3-87 MGLCs tertinggi dari oerasi PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW ada kondisi 1 atmosfer dan 0 C Prediksi MGLC tertinggi untuk PM 10 dari menara endingin PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW Prakiraan MGLC tertinggi untuk PM10 dan TSP dari seluruh sumber emisi yang dihasilkan PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW Prediksi MGLCs tertinggi dari oerasi 2 unit PLTU Cirebon (kaasitas 1x660 dan 1x1.000 MW) ada kondisi 1 atmosfer dan 0 C Penentuan sifat enting damak kegiatan oerasional unit PLTU terhada enurunan kualitas udara ambien Tingkat kebisingan yang dihasilkan dari eralatan oerasional PLTU Cirebon 1x1.000vMW Penentuan sifat enting damak kegiatan orasional unit PLTU terhada eningkatan kebisingan

6 Tabel 3-88 Tabel 3-89 Tabel 3-90 Tabel 3-91 Tabel 3-92 Tabel 3-93 Tabel 3-94 Penentuan sifat enting damak kegiatan oerasional unit PLTU terhada enurunan kualitas air laut Penentuan sifat enting damak kegiatan orasional unit PLTU terhada erubahan komunitas biota laut Penentuan sifat enting damak kegiatan oerasional unit PLTU terhada eningkatan eluang usaha Prakiraan Damak Penting Perubahan Pendaatan Masyarakat Pada Taha Oerasi Penentuan sifat enting damak kegiatan oerasional unit PLTU terhada erubahan endaatan Penentuan sifat enting damak kegiatan oerasional unit PLTU terhada ersesi dan sika masyarakat Penentuan sifat enting damak kegiatan oerasional unit PLTU terhada gangguan enyakit Tabel 3-95 Prakiraan besaran emisi TSP Tabel 3-96 Tabel 3-97 Tabel 3-98 Tabel 3-99 Penentuan sifat enting damak kegiatan enyimanan sementara abu batubara terhada enurunan kualitas udara ambien Penentuan sifat enting damak kegiatan enyimanan sementara abu batubara terhada ersesi dan sika masyarakat Penentuan sifat enting damak kegiatan enyimanan sementara abu batubara terhada gangguan enyakit Matriks sifat enting damak kegiatan embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 3-1 Pola Tutuan dan Penggunaan Lahan ada Lahan KLHK seluas 195,5 ha Gambar 3-2 Gambar 3-3 Prediksi besar damak enurunan tingkat engangguran ada Taha Konstruksi di 5 (lima) Desa Studi Tahun Prediksi besar damak erubahan tingkat kesematan kerja ada Taha Konstruksi di 5 (lima) Desa Studi Tahun Gambar 3-4 Prakiraan tingkat kebisingan dari kegiatan mobilisasi dan material Gambar 3-5 Gambar 3-6 Lokasi rencana embangunan dermaga sementara (temorary jetty) dan jalur kaal nelayan kecil Lokasi rencana embangunan dermaga sementara (temorary jetty) dan luas areal yang dirediksi akan terganggu Gambar 3-7 Modifikasi erhitungan sumber titik menjadi sumber area Gambar 3-8 Ilustrasi taak royek Gambar 3-9 Prakiraan tingkat kebisingan dari ematangan dan enyiaan lahan Gambar 3-10 Prakiraan tingkat kebisingan dari embangunan jalan akses Gambar 3-11 Prakiraan tingkat kebisingan dari embangunan PLTU dan fasilitas enunjang Gambar 3-12 Konsentrasi dan sebaran TSS maksimum akibat engurugan dermaga sementara di area 1. (a) Kondisi musim barat; (b) Kondisi musim timur Gambar 3-13 Konsentrasi dan sebaran TSS maksimum akibat engurugandermaga sementara di area 2. (a) Kondisi musim barat; (b) Kondisi musim timur Gambar 3-14 Konsentrasi dan sebaran TSS maksimum akibat engurugandermaga sementara di area 1. (a) Kondisi musim barat; (b) Kondisi musim timur Gambar 3-15 Jarak dan lokasi antara dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1x660MW dengan lokasi rencana enematan dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW Gambar 3-16 Pola umum lalu lintas jalur kaal nelayan besar sebelum dan setelah adanya kegiatan embangunan dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW Gambar 3-17 Perbandingan ola sederhana Lalu lintas jalur kaal nelayan kecil dan jarak temuh sebelum dan setelah adanya kegiatan embangunan dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW Gambar 3-18 Lokasi budidaya rumon dan lokasi rencana embangunan dermaga bongkar muat batubara

8 Gambar 3-19 Jarak rumon dengan lokasi dermaga eksisting PLTU Cirebon Kaasitas 1x660MW dan dengan lokasi rencana dermaga PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW Gambar 3-20 Prakiraan Damak Perubahan Jumlah Pengangguran ada Tahun di 5 (Lima) Desa Studi Gambar 3-21 Prakiraan Damak Perubahan Tingkat Kesematan Kerja di 5 (Lima) Desa-Desa Studi ada Taha Oerasi Gambar 3-22 Hasil emodelan disersi PM 10 (rata-rata 24) dari emisi fugitif PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW (tidak termasuk enambahan konsentrasi latar belakang) Gambar 3-23 Hasil emodelan disersi SO 2 (rata-rata 1 jam, 99 ersentil) dari emisi cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW (tidak termasuk enambahan konsentrasi latar belakang) Gambar 3-24 Hasil emodelan disersi SO 2 (rata-rata 24 jam) dari emisi cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW (tidak termasuk enambahan konsentrasi latar belakang) Gambar 3-25 Hasil emodelan disersi SO 2 (rata-rata 1 tahun) dari emisi cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW (tidak termasuk enambahan konsentrasi latar belakang) Gambar 3-26 Hasil emodelan disersi NO 2 (rata-rata 1 jam, 99 ersentil) dari emisi cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW (tidak termasuk enambahan konsentrasi latar belakang) Gambar 3-27 Hasil emodelan disersi PM 10 (rata-rata 24 jam) dari emisi cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW (tidak termasuk enambahan konsentrasi latar belakang) Gambar 3-28 Hasil emodelan disersi PM 10 (rata-rata 24 jam) dari emisi menara endingin (cooling tower) Cirebon kaasitas 1x1.000 MW (tidak termasuk enambahan konsentrasi latar belakang) Gambar 3-29 Hasil emodelan disersi PM 10 (rata-rata 24 jam) dari seluruh sumber emisi yang dihasilkan oleh PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW (tidak termasuk enambahan konsentrasi latar belakang) Gambar 3-30 Hasil emodelan disersi SO 2 (rata-rata 1 jam, 99 ersentil) dari akumulasi emisi cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x660 MW dan 1x1.000 MW (tidak termasuk enambahan konsentrasi latar belakang) Gambar 3-31 Hasil emodelan disersi SO 2 (rata-rata 24 jam) dari akumulasi emisi cerobong PLTU Cirebon kaasitas kaasitas 1x660 MW dan 1x1.000 MW (tidak termasuk enambahan konsentrasi latar belakang) Gambar 3-32 Hasil emodelan disersi SO 2 (rata-rata 1 tahun) dari akumulasi emisi cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x660 MW dan 1x1.000 MW (tidak termasuk enambahan konsentrasi latar belakang)

9 Gambar 3-33 Hasil emodelan disersi NO 2 (rata-rata 1 jam, 99 ersentil) dari akumulasi emisi cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x660 MW dan 1x1.000 MW (tidak termasuk enambahan konsentrasi latar belakang) Gambar 3-34 Hasil emodelan disersi PM 10 (rata-rata 24 jam) dari akumulasi emisi cerobong PLTU Cirebon kaasitas 1x660 MW dan 1x1.000 MW (tidak termasuk enambahan konsentrasi latar belakang) Gambar 3-35 Hasil emodelan kebisingan (rata-rata 24 jam) ada engoerasian PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW Gambar 3-36 Hasil emodelan kebisingan (rata-rata 24 jam) ada engoerasian PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW dan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW Gambar 3-37 Prediksi suhu air dekat ermukaan lebih dari kondisi ambien (untuk dua musim kondisi asang urnama/erbani) untuk buangan air endingin hyersaline dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW untuk kondisi tidal (kiri atas), transisi (kanan atas), muson basah (kiri bawah) dan muson kering (kanan bawah) Gambar 3-38 Prediksi suhu air dekat ermukaan saat asang erbani lebih dari kondisi ambien untuk buangan air endingin hyersaline dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW untuk kondisi tidal (kiri atas), transisi (kanan atas), muson basah (kiri bawah) dan muson kering (kanan bawah) Gambar 3-39 Prediksi suhu air dekat ermukaan saat asang urnama lebih dari kondisi ambien untuk buangan air endingin hyersaline dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW untuk kondisi tidal (kiri atas), transisi (kanan atas), muson basah (kiri bawah) dan muson kering (kanan bawah) Gambar 3-40 Prediksi suhu air dekat dasar laut lebih dari kondisi ambien untuk buangan air endingin hyersaline dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW untuk kondisi tidal (kiri atas), transisi (kanan atas), muson basah (kiri bawah) dan muson kering (kanan bawah) Gambar 3-41 Prediksi suhu air dekat dasar laut saat asang erbani lebih dari kondisi ambien untuk buangan air endingin hyersaline dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW untuk kondisi tidal (kiri atas), transisi (kanan atas), muson basah (kiri bawah) dan muson kering (kanan bawah) Gambar 3-42 Prediksi suhu air dekat dasar laut saat asang urnama lebih dari kondisi ambien untuk buangan air endingin hyersaline dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW untuk kondisi tidal (kiri atas), transisi (kanan atas), muson basah (kiri bawah) dan muson kering (kanan bawah) Gambar 3-43 Prediksi suhu air dekat ermukaan lebih dari kondisi ambien (untuk dua musim kondisi asang urnama/erbani) untuk buangan air endingin hyersaline kumulatif dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW dan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW untuk kondisi tidal (kiri atas), transisi (kanan atas), muson basah (kiri bawah) dan muson kering (kanan bawah)

10 Gambar 3-44 Prediksi suhu air dekat ermukaan saat asang erbani lebih dari kondisi ambien untuk buangan air endingin hyersaline kumulatif dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW dan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW untuk kondisi tidal (kiri atas), transisi (kanan atas), muson basah (kiri bawah) dan muson kering (kanan bawah) Gambar 3-45 Prediksi suhu air dekat ermukaan saat asang urnama lebih dari kondisi ambien untuk buangan air endingin hyersaline kumulatif dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW dan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW untuk kondisi tidal (kiri atas), transisi (kanan atas), muson basah (kiri bawah) dan muson kering (kanan bawah) Gambar 3-46 Prediksi suhu air dekat dasar laut lebih dari kondisi ambien untuk buangan air endingin hyersaline kumulatif dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW dan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW untuk kondisi tidal (kiri atas), transisi (kanan atas), muson basah (kiri bawah) dan muson kering (kanan bawah) Gambar 3-47 Prediksi suhu air dekat dasar laut saat asang erbani lebih dari kondisi ambien untuk buangan air endingin hyersaline kumulatif dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW dan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW untuk kondisi tidal (kiri atas), transisi (kanan atas), muson basah (kiri bawah) dan muson kering (kanan bawah) Gambar 3-48 Prediksi suhu air dekat dasar laut saat asang urnama lebih dari kondisi ambien untuk buangan air endingin hyersaline kumulatif dari PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW dan PLTU Cirebon Kaasitas 1x1.000 MW untuk kondisi tidal (kiri atas), transisi (kanan atas), muson basah (kiri bawah) dan muson kering (kanan bawah) Gambar 3-49 Sebaran TSS rata-rata dari simulasi 15 hari ada kondisi musim barat Gambar 3-50 Sebaran TSS rata-rata dari simulasi 15 hari ada kondisi musim timur Gambar 3-51 Sebaran TSS maksimum dari simulasi 15 hari ada kondisi musim barat Gambar 3-52 Sebaran TSS maksimum dari simulasi 15 hari ada kondisi musim timur Gambar 3-53 Prakiraan Besar Damak Perubahan Pendaatan Rumah Tangga di Lokasi Studi

11 3.0 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING Prakiraan damak enting dilakukan terhada masing-masing Damak Penting Hiotetik (DPH) yang telah diidentifikasi dalam dokumen Kerangka Acuan (KA). Prakiraaan damak enting lingkungan mencaku rakiraan besaran damak dan sifat enting damak. Berdasarkan PerMenLH No. 16 tahun 2012 terdaat dua osi dalam memrakirakan damak, yaitu: Prakiraan damak hanya membandingkan erubahan kondisi rona dengan adanya kegiatan dan rona tana adanya kegiatan. Pada osi ini, erubahan rona secara alamiah tidak dierhitungkan; dan Membandingkan kondisi tana kegiatan dengan adanya kegiatan, namun juga memerhitungkan erubahan rona secara alamiah, sehingga untuk osi ini wajib ada ula analisis/erhitungan erubahan rona secara alamiah. Prakiraan damak enting dalam kajian ini akan dilakukan dengan endekatan ertama yaitu membandingkan erubahan kondisi rona dengan adanya kegiatan dan rona tana adanya kegiatan (with and without roject). Skenario rakiraan damak adalah skenario kondisi terburuk (worst-case scenario). Aabila dihadakan ada keterbatasan data dan informasi, maka rakiraan damak dilakukan dengan endekatan sebelum dan setelah adanya kegiatan, dengan tana memertimbangkan erubahan rona lingkungan secara alamiah (before and after roject). Prakiraan besaran damak akan dilakukan terhada setia komonen lingkungan berdasarkan hasil elingkuan tergolong sebagai damak enting hiotetik. Satuan dari besaran damak adalah sesuai dengan satuan dari arameter lingkungan yang ditinjau. Nilai arameter lingkungan tana royek diasumsikan sama dengan kondisi rona lingkungan awal. Besarnya erubahan lingkungan yang dianalisis mencaku keseluruhan komonen lingkungan yaitu komonen fisika-kimia, biologi dan sosial, ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat. Sebelum menentukan besaran damak (magnitude), hubungan antara komonen lingkungan dan kegiatan embangunan erlu dianalisis secara mendalam. Prakiraan damak juga memertimbangkan kegiatan yang telah ada yaitu PLTU Cirebon 1x660 MW. Sehubungan dengan itu ada dua jenis metode rakiraan besaran damak yang akan digunakan, yaitu metoda formal dan metoda non-formal: Metode Formal Metode formal meruakan eneraan formula dan erhitungan matematis yang baku, digunakan dalam memrakirakan besaran damak enting ada arameter lingkungan, kemudian hasil erhitungan matematis tersebut dibandingkan dengan nilai ambang batas atau baku mutu lingkungan yang relevan. Metode formal akan digunakan bila tersedia cuku data kuantitatif yang dierlukan. Bila ersyaratan data kuantitatif tersebut tidak terenuhi maka rakiraan damak akan dilakukan dengan metode yang bersifat non-formal. Metode Non Formal Metode nonformal ditekankan terhada rakiraan damak yang tidak daat atau sulit digambarkan secara matematis, sehingga rakiraan damak tidak daat dilakukan dengan metode formal. Dua jenis Metode non-formal yang digunakan, yaitu: rakiraan damak secara analogi dan enilaian ara ahli (rofessional judgement). Dengan metode analogi, damak lingkungan yang timbul dirakirakan dengan memelajari aktivitas sejenis di daerah lain dan/atau berlangsung ada waktu yang lamau. Penilaian ara ahli dalam menentukan rakiraan damak didasarkan ada engetahuan dan engalaman eneliti dibidangnya. Teknik ini digunakan aabila data dan informasi terbatas, serta fenomena yang dirakirakan terjadi kurang diahami. ANDAL 3-1 PT. Cirebon Energi Prasarana

12 Prakiraan sifat enting damak didasarkan ada tujuh (7) Kriteria damak enting sebagaimana tercantum ada enjelasan asal 3 ayat 1 Peraturan Pemerintah Reublik Indonesia No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan dan Pasal 22 ayat 2 Undang-undang Reublik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidu. Berdasar tujuh kriteria dan kategori enentuan enting/tidaknya damak, maka tim enyusun akan melakukan telaahan berdasarkan kajian ustaka terkait sifat damak dengan merujuk ada tujuh kriteria enting yang telah disiakan. Panduan untuk menentukan damak enting dan tidak enting menggunakan tujuh kriteria ditamilkan ada Tabel berikut: Tabel 3-1 Pedoman enentuan sifat enting damak. No Kriteria (Bila) (Bila) Jumlah manusia terkena damak Jumlah sesies flora/fauna bernilai ekonomi Jumlah sesies flora fauna terancam unah dan dilindungi Luas wilayah sebaran damak Lamanya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lain yang terkena damak Sifat kumulatif damak Berbalik tidaknya damak Kriteria lain sesuai dengan erkembangan ilmu engetahuan & teknologi Keterangan: = enting; = tidak enting Jumlah enduduk yang terkena damak (tidak menerima manfaat) < jumlah enduduk yang menerima manfaat Tidak ada sesies bernilai ekonomi Tidak ada sesies terancam unah dan dilindungi emerintah Rencana usaha atau kegiatan tidak mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami erubahan mendasar dari segi intensitas damak, atau tidak berbaliknya damak, atau segi kumulatif damak. Lamanya damak tidak mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami erubahan mendasar dari segi intensitas damak, atau tidak berbaliknya damak, atau segi kumulatif damak. Jika besaran damak tidak melamaui baku mutu. Untuk damak yang tidak memiliki baku mutu, menggunakan standar ilmiah yang berlaku. Hanya meruakan damak rimer Tidak akumulatif Damak daat diulihkan (berbalik) Damak enting negatif yang ditimbulkan daat ditanggulangi oleh ilmu engetahuan dan teknologi yang tersedia. Jumlah enduduk yang terkena damak (tidak menerima manfaat) jumlah enduduk yang menerima manfaat Ada sesies bernilai ekonomi Ada sesies terancam unah dan dilindungi emerintah Rencana usaha atau kegiatan mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami erubahan mendasar dari segi intensitas damak, atau tidak berbaliknya damak, atau segi kumulatif damak. Lamanya damak mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami erubahan mendasar dari segi intensitas damak, atau tidak berbaliknya damak, atau segi kumulatif damak. Jika besaran damak melamaui baku mutu. Untuk damak yang tidak memiliki baku mutu, menggunakan standar ilmiah yang berlaku. Menimbulkan damak sekunder dan damak lanjutannya Akumulatif tidak daat diasimilasi oleh lingkungan Damak tidak daat diulihkan (tidak berbalik) Damak enting negatif yang ditimbulkan tidak daat ditanggulangi oleh ilmu engetahuan dan teknologi yang tersedia. ANDAL 3-2 PT. Cirebon Energi Prasarana

13 3.1 TAHAP PRA KONSTRUKSI Pengadaan Lahan Perubahan Mata Pencaharian Besaran Damak Damak erubahan mata encaharian ini bersumber dari kegiatan engadaan lahan yang akan dilakukan oleh emrakarsa. Berdasarkan data dari rencana engadaan lahan diketahui bahwa rencana engadaan lahan adalah seluas 204,3 ha. Status keemilikan lahan tersebut terdiri atas 195 Ha meruakan lahan milik Kementerian Lingkungan Hidu dan Kehutanan (KLHK) dan hanya sebagian kecil yaitu sekitar 9,3 ha meruakan milik masyarakat (erorangan) berua lahan tambak garam. Dari lahan seluas 204,3 ha tersebut lahan yang dieruntukkan bagi rencana embangunan PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW termasuk sarana dan rasarananya dierkirakan hanya mencaai ±40,03 ha. Sedangkan sisanya seluas 164,27 ha diersiakan untuk engembangan atau eksansi embangunan unit-unit lainnya di masa mendatang. Persentase luas lahan, lokasi lahan dan status keemilikan lahan untuk luas keseluruhan (204,3 ha) dan untuk embangunan PLTU Cirebon kaasitas 1x1.000 MW yang ±40,03 Ha disajikan ada deskrisi kegiatan rencana engadaan lahan. Berdasarkan data hasil observasi di laangan dieroleh informasi bahwa sebagian besar dari lahan seluas 204,3 ha (baik itu lahan milik KLHK dan juga lahan milik masyarakat) dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk budidaya etambak garam. Berdasarkan hasil emetaan ola tutuan dan enggunaan lahan ada lahan KLHK (Gambar 3-1) dan dierkuat dengan hasil diskusi grou terarah di 5 desa studi diketahui bahwa sebagian besar (84,84%) lahan milik KLHK seluas 195 ha tersebut digara oleh warga sekitar ada musim kemarau untuk usaha tambak garam yang sifatnya roduktif (±166,2 ha), adi sawah seluas ±9,34 ha, dan ada musim enghujan, dierkirakan sekitar 25 ersen etambak garam memanfaatkan lahan tambak garamnya untuk budidaya ikan bandeng dan udang. Hasil survei dan wawancara mendalam melalui studi kasus diketahui bahwa rata-rata luas lahan tambak yang diusahakan oleh warga berkisar antara m m 2. Berdasarkan hasil enyebaran kuisioner terhada 196 rumah tangga etambak garam di lokasi taak royek diketahui ersentase enguasaan lahan tambak hamir berimbang antara luas lahan 0,5 ha yaitu sebesar 44,9% dengan luas lahan > 0,5 ha - 1 ha yaitu sebesar 48%. Metode untuk memrakirakan jumlah warga yang akan mengalami erubahan (kehilangan) mata encaharian sebagai damak dari kegiatan embebasan lahan adalah sebagai berikut: PM Keterangan : ΣLPL Σ Llg Σ LPL (Ha) PM = Σ Llg (Ha/org) = jumlah enduduk yang kehilangan lahan garaan = jumlah luas erolehan lahan oleh emrakarsa = jumlah erkiraan luas lahan garaan etani (etambak garam) Berdasarkan rumus tersebut di atas, maka erkiraan jumlah enduduk yang kehilangan lahan gara untuk etambak garam ada musim kemarau adalah menggunakan beberaa asumsi sebagai berikut : Luas lahan milik KLHK yang digunakan oleh etambak garam adalah seluas ±166 ha atau seluas ± m 2. ANDAL 3-3 PT. Cirebon Energi Prasarana

14 Berdasarkan data-data hasil enyebaran kuisioner terhada etambak garam, maka diasumsikan lahan seluas ±166 ha tersebut dikuasi oleh ara etambak garam dengan luas lahan garaan 1 koang (3.500 m 2 ) dan m 2 dengan roorsi berimbang (50 : 50). Maka jumlah etambak garam yang akan kehilangan lahan garaannya adalah sebagai berikut : etambak garam dengan luas lahan garaan 1 koang (3.500 m 2 ) yang akan kehilangan lahan gara = (± m 2 /2) / m 2 = ± 237 orang etambak garam dengan luas lahan garaan m 2 yang akan kehilangan lahan gara = (± m 2 /2) / m 2 = ± 111 orang Sedangkan erkiraan jumlah enduduk yang kehilangan lahan gara untuk etani sawah adalah menggunakan beberaa asumsi sebagai berikut : Luas lahan yang digara untuk lahan sawah adalah seluas ±9,34 ha atau sama dengan m 2. Rata-rata luas garaan lahan sawah etani adalah 0,3 ha/etani dengan tenaga kerja menggunakan tenaga kerja dari keluarga. Maka jumlah etani sawah yang dirakirakan akan kehilangan mata encahariannya adalah sebagai berikut : etani sawah dengan rata-rata luas lahan garaan m 2 yang akan kehilangan lahan gara = m 2 / m 2 = 31 orang Sementara itu, jumlah etambak ikan yang akan kehilangan mata encaharian ada musim enghujan erhitungannya menggunakan asumsi yang sama dengan etambak garam. Perbedaaannya adalah tidak semua etambak garam ada musim enghujan memanfaatkan lahan tambaknya untuk ikan. Berdasarkan hasil observasi di laangan dan dari hasil FGD dengan etambak garam dieroleh informasi bahwa ada umumnya dari emat lahan tambak garam, hanya satu lahan tambak yang digunakan juga untuk tambak ikan, tiga lahan tambak lainnya dibiarkan terlantar (tidak dimanfaatkan). Dengan demikian, asumsi sederhana yang digunakan untuk mengukur besarnya kehilangan mata encaharian masyarakat dari usaha atau budidaya tambak ikan ada musim enghujan adalah sebesar 25% dari kehilangan mata encaharian etambak garam ada musim kemarau. Berdasarkan rakiraan damak erubahan (hilangnya) mata encaharian enduduk sebagai damak dari kegiatan embebasan lahan di atas, maka jumlah enduduk yang akan kehilangan mata encaharian selengkanya daat dilihat ada Tabel 3-2 di bawah ini : ANDAL 3-4 PT. Cirebon Energi Prasarana

15 Tabel 3-2 Jumlah enggara dan buruh tani di lokasi taak royek (seluas 195 ha) yang dirediksi kehilangan lahan garaan dan mata encaharian. No. Jenis Mata Pencaharian Per Musim A. Musim Kemarau Jumlah Penggara Yang Kehilangan Lahan Garaan (orang) 1. Petambak Garam (Luas = ± m 2 ) 237 Jumlah Buruh/Pekerja Musiman yang Kehilangan Pekerjaan (orang) 2. Petambak Garam (Luas = ± m 2 ) Petani Padi Sawah 31 Sub Total A B. Musim Penghujan 1. Petambak Ikan (Luas = ± m 2 ) Petambak Ikan (Luas = ± m 2 ) Petani Padi Sawah 31 Sub Total B Sumber : Hasil Analisis, Berdasarkan data ada Tabel 3-2 di atas, daat disimulkan bahwa rencana kegiatan engadaan atau embebasan lahan seluas 195 hektar, akan berdamak keada erubahan atau lebih teatnya hilangnya mata encaharian enduduk sekitar yaitu sebanyak ± 601 orang ada musim kemarau dan sebanyak ± 292 orang ada musim enghujan. Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan engadaan lahan terhada erubahan mata encaharian daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-3 Penentuan sifat enting damak kegiatan engadaan lahan terhada erubahan mata encaharian. No Faktor Penentu Damak Penting Sifat Penting Damak Keterangan 1 Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Jumlah enduduk yang akan terkena damak hilangnya mata encaharian adalah sebanyak ± 601 orang ada musim kemarau dan sebanyak ± 292 orang ada musim enghujan. Jumlah tersebut hanya dihitung dari hilangnya mata encaharian etambak garam, buruh tambak garam, etani enggara adi sawah, etambak ikan dan buruh tambak ikan. 2 Luas wilayah ersebaran damak Luas wilayah sebaran damak meliuti 5 (lima) desa yang termasuk ke dalam wilayah studi dimana ada umumnya ara enggara lahan tinggal yaitu Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Waruduwur, Desa Pangarengan dan Desa Astanamukti. 3 Lama nya damak berlangsung Ditinjau dari intensitas damak, maka damak hilangnya mata encaharian ini akan berdamak secara mendasar terhada komonen mata encaharian dan tingkat endaatan masyarakat. Intensitas damak Damak hilangnya mata encaharian ini tidak hanya berlangsung ada taha ra konstruksi saja, melainkan dimungkinkan akan terus berlangsung hingga taha konstruksi dan bahkan oerasi. 4 Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Komonen lingkungan lain yang terkena damak adalah erubahan tingkat endaatan (damak skunder) dan erubahan ersesi dan sika masyarakat (damak tertiers). ANDAL 3-5 PT. Cirebon Energi Prasarana

16 No Faktor Penentu Damak Penting Sifat kumulatif damak Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sifat Penting Damak Keterangan Damak hilangnya mata encaharian ini bersifat kumulatif. Damak hilangnya mata encaharian daat berbalik (daat diulihkan) dengan intervensi manusia melalui engelolaan lingkungan hidu, terutama dengan menggunakan endekatan sosial dan kelembagaan. - Damak daat ditanggulangi oleh ilmu engetahuan Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, erubahan mata encaharian ada kegiatan engadaan lahan masuk kategori damak enting (d). ANDAL 3-6 PT. Cirebon Energi Prasarana

17 Gambar 3-1 Pola Tutuan dan Penggunaan Lahan ada Lahan KLHK seluas 195,5 ha. ANDAL 3-7 PT. Cirebon Energi Prasarana

18 Perubahan Pendaatan Besaran Damak Damak erubahan endaatan ada Taha Pra Konstruksi ini meruakan damak turunan dari damak hilangnya mata encaharian yang sumber damaknya adalah kegiatan engadaan atau embebasan lahan seluas 195 ha milik KLHK. Berdasarkan data rona awal asek sosial, ekonomi dan budaya hasil studi kasus analisis usaha etambak garam dan etambak ikan, hasil survei dan hasil diskusi gru terarah (focus grou disscussion, FGD), dieroleh informasi: Tingkat endaatan etambak garam dengan luas ± m2 (1 koang) dengan hanya mengandalkan tenaga kerja keluarga adalah sebesar R er musim anen ( selama 6 bulan dari bulan juni s.d. desember). Jika dierhitungkan dengan biaya engangkutan dan karung maka endaatan berkurang menjadi R /musim anen. Artinya jika etambak garam tersebut melibatkan 2 (tenaga kerja keluarga) maka endaatan bersihnya menjadi R / tenaga kerja keluarga/musim anen; Tingkat endaatan etambak garam dengan luas ± m 2 (sedikit lebih dari 2 koang) dengan endaatan kotornya adalah sebesar R er musim anen (selama 6 bulan dari bulan Juni s.d. Desember). Pendaatan bersih etambak setelah dikurangi biaya tenaga kerja (R ) dan biaya angkut + biaya karung (R R ), maka endaatan bersih etambak garam adalah sebesar R er musim anen; Berdasarkan hasil studi kasus dieroleh informasi bahwa endaatan dari tambak ikan selama satu musim tanam ikan relatif tidak jauh berbeda dengan endaatan dari tambak garam er musim anennya (6 bulan). Dimana endaatan bersih etambak ikan adalah sebesar R /musim anen; Berdasarkan data skunder yaitu data Kecamatan Astanajaura Dalam Angka Tahun 2014, diketahui bahwa rata-rata roduktifitas adi di Desa Kanci, Desa Kanci Kulon dan Desa Astanajaura adalah sekitar 4 5 ton/ha. Namun berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan etani adi sawah di lokasi studi, diketahui selama 2 tahun terakhir telah terjadi enurunan roduktifitas adi menjadi 3 4 ton/ha. Harga gabah kering gilimg (GKG) saat ini di lokasi studi cuku tinggi yaitu seharga R 4.500/Kg. Berdasarkan informasi tersebut dengan asumsi roduktivitas adi yang diakai adalah yang maksimal yaitu 4 ton /ha, maka dengan luas lahan 0,3 ha maka roduksi adinya adalah sekitar 1,2 ton. Dengan demikian maka endaatan kotor etani adi dengan lahan garaan seluas 0,3 ha adalah sebesar R /musim tanam/4 bulan. Jika dierhitungkan dengan biaya roduksi (bibit, tenaga kerja, obat-obatan), maka untuk luasan lahan 0,3 ha daat mencaai angka R /musim tanam. Sehingga endaatan bersih enggara lahan (luas 0,3) ha adalah sebesar ± R /bulan. Tabel 3-4 Besar damak enurunan endaatan Masyarakat yang bersumber dari kegiatan engadaan/embebasan lahan ada taha ra konstruksi. No. Jenis Mata Pencaharian Per Musim A. Musim Kemarau Besarnya endaatan bersih enggara lahan yang hilang (R/ musim) 1. Petambak Garam dengan luas m Besarnya endaatan bersih buruh tambak garam dan ikan yang hilang (R/musim) 2. Petambak Garam dengan luas m Petani Padi Sawah Sub Total A ANDAL 3-8 PT. Cirebon Energi Prasarana

19 No. Jenis Mata Pencaharian Per Musim B. Musim Penghujan Besarnya endaatan bersih enggara lahan yang hilang (R/ musim) Besarnya endaatan bersih buruh tambak garam dan ikan yang hilang (R/musim) 1. Petambak Ikan dengan luas m Petambak Ikan dengan luas m Petani Padi Sawah Sub Total B Sumber : Hasil Analisis, Berdasarkan data ada Tabel 3-4 di atas, maka total besaran damak hilangnya endaatan bersih selama musim kemarau adalah sebesar R /musim. Sedangkan ada musim enghujan total endaatan bersih yang hilang adalah sebesar R / musim. Sehingga dalam satu tahun, total kehilangan endaatan bersih masyarakat yang menggara lahan dan menjadi buruh di lahan seluas 195 ha adalah sebesar R Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan engadaan lahan terhada erubahan endaatan daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-5 Penentuan sifat enting damak kegiatan engadaan lahan terhada erubahan endaatan. No Faktor Penentu Damak Penting Sifat Penting Damak Keterangan 1 Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Jumlah enduduk yang akan terkena damak hilangnya mata encaharian adalah sebanyak ± 601 orang ada musim kemarau dan sebanyak ± 292 orang ada musim enghujan. Jumlah tersebut hanya dihitung dari hilangnya mata encaharian etambak garam, buruh tambak garam, etani enggara adi sawah, etambak ikan dan buruh tambak ikan. 2 Luas wilayah enyebaran damak Luas wilayah sebaran damak meliuti 5 (lima) desa yang termasuk ke dalam wilayah studi dimana ada umumnya ara enggara lahan tinggal yaitu Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Waruduwur, Desa Pangarengan dan Desa Astanamukti. 3 Lama nya damak berlangsung Jika ditinjau dari lamanya damak berlangsung, damak hilangnya endaatan ini tidak hanya berlangsung ada taha ra konstruksi saja, melainkan dimungkinkan akan terus berlangsung hingga Taha Konstruksi dan bahkan Taha Oerasi jika ara enggara lahan tersebut belum memiliki mata encaharian yang baru, terutama bagi kelomok yang rentan yaitu yang tidak memiliki sumber endaatan lain yaitu sebesar 41,3%.. Intensitas damak Ditinjau dari intensitas damak, maka damak hilangnya mata encaharian ini akan berdamak secara mendasar terhada komonen tingkat endaatan masyarakat. Porsi endaatan dari tambak garam ini cuku besar terhada total endaatan rumah tangganya. Berdasarkan hasil survei, hamir setengah dari etambak garam (41,3%) tidak memiliki sumber endaatan lain. Persentase etambak garam yang tidak memiliki mata encaharian lain akan meningkat jika seluruh lahan akan dibebaskan karena bagi etambak garam tersebut sebagian diantaranya bekerja sebagai etambak ikan (12,4%), buruh (39%), kuli (16,2%), dan bertani (10,5%), yang lokasi sumber mata encahariannya sangat berkaitan dengan sumberdaya lahan seluas 195 ha tersebut ANDAL 3-9 PT. Cirebon Energi Prasarana

20 No 4 Faktor Penentu Damak Penting Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat Penting Damak Keterangan Komonen lingkungan lain yang terkena damak adalah erubahan erubahan ersesi dan sika masyarakat (damak skunder). 5 Sifat kumulatif damak Damak hilangnya endaatan bersifat kumulatif. 6 7 Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). - - Damak hilangnya tingkat endaatan daat berbalik (daat diulihkan) dengan intervensi manusia melalui engelolaan lingkungan hidu, terutama dengan menggunakan endekatan sosial dan kelembagaan. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, erubahan endaatan ada kegiatan engadaan lahan masuk kategori negatif damak enting (d) Persesi dan Sika Masyarakat Besaran Damak Persesi masyarakat di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan embangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW ini akan sangat diengaruhi oleh ersesi masyarakat terhada kegiatan yang serua yang tengah berjalan di PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW. Berdasarkan hasil survei terhada 195 resonden di 5 desa yang termasuk ke dalam batas sosial, diketahui bahwa sebanyak 125 resonden (64,1%) memersesikan bahwa keberadaan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW ini kurang. Sedangkan resonden yang menyatakan bahwa keberadaan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW ini sangat baik adalah sebanyak 34 resonden (17,4%) dan yang beranggaan baik adalah sebanyak 15 resonden (7,7%). Dari data tersebut, maka daat disimulkan bahwa secara umum ersesi resonden terhada kegiatan PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW yang tengah berjalan didominasi dengan ersesi yang kurang baik. Persesi dan sika masyarakat terhada suatu rencana usaha dan/atau kegiatan sangat diengaruhi oleh tingkat engetahuan dan engalaman masyarakat yang berkaitan dengan rencana kegiatan atau royek yang akan diersesikan. Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa sebesar 82,5% resonden sudah mengetahui tentang adanya rencana kegiatan Pembangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW dan sisanya sebesar 16,4% resonden menyatakan tidak atau belum tahu. Artinya dari asek engetahuan dan informasi resonden telah memiliki engetahuan yang relatif memadai tentang rencana kegiatan embangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW. Terlebih dari asek engalaman, dimana di lokasi yang berdekatan juga sedang beroerasi PLTU Cirebon Kaasitas 1x660 MW. Sehingga bekal engetahuan dan engalaman ini diandang cuku memadai untuk memersesikan dan sekaligus bersika terhada rencana embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW. Berdasarkan hasil survei terhada masyarakat yang berada di dalam lokasi studi, terkait dengan ertanyaan aakah rencana kegiatan Pembangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW akan memberikan manfaat atau sebaliknya merugikan, diketahui sebagian besar resonden menyatakan bahwa rencana kegiatan tersebut akan: sangat bermanfaat (4,6%), bermanfaat (60%), merugikan (27,7%), sangat merugikan (2,6%) dan tidak memberikan jawaban sebesar 5,1%. Resonden yang menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat dan bermanfaat sebagian besar dilandasi oleh alasan bahwa kegiatan embangunan tersebut akan memberikan laangan kerja bagi masyarakat sekitar (32,8%), berhara ada rogram CSR (13,3%), emrakarsa tidak akan merugikan warga yang kehilangan mata encaharian, karena emrakarsa akan mencari solusi bagi hilangnya sumber mata encaharian warga tersebut (10,8%), membuka eluang usaha baru (7,2%), membantu emenuhan listrik daerah (5,6%), ANDAL 3-10 PT. Cirebon Energi Prasarana

21 dan membantu embangunan infrastruktur desa (3,6%), serta sisanya sebesar 26,7% tidak memberikan jawaban. Sementara itu resonden yang berandangan kegiatan ini merugikan dan sangat merugikan (30,3%) dilatarbelakangi oleh alasan : 1) enggunaan lahan tambak garam roduktif untuk embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW akan mengganggu atau menghilangkan mata encaharian warga (28,7%), 2). Para etani enggara dan buruh tani akan kehilangan mata encaharian (25,6%), dan 3). Kegiatan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW akan mencemari lingkungan dan merugikan warga sekitar (26,7%), dan sisanya sebesar 19% tidak memberikan alasan. Berdasarkan ersesi resonden di atas beserta alasan-alasan yang mendasarinya, maka sika resonden terhada rencana embangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW diketahui sebesar 4,1% bersika sangat setuju, 63,6% bersika setuju, 22,6% bersika tidak setuju, 2,6% bersika sangat tidak setuju, dan sisanya sebesar 7,1% tidak menyatakan sika. Kegiatan engadaan atau embebasan lahan ada Taha Pra Konstruksi ini selain akan berdamak ada hilangnya mata encaharian (damak rimer) juga akan berdamak turunan terhada enurunan endaatan (damak skunder) dan berdamak turunan ada erubahan ersesi dan sika masyarakat. Berdasarkan data-data tentang hasil rakiraan damak hilangnya mata encaharian dan enurunan endaatan, jika damak-damak tersebut tidak dikelola dengan baik, maka akan semakin besar ersentase masyarakat yang berersesi negatif dan bersika tidak setuju terhada rencana kegiatan embangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW. Minimal sebanyak 667 rumah tangga dan anggota rumah tangga nya sudah diastikan akan berersesi negatif terhada rencana kegiataan engadaan lahan. Jika dibandingkan dengan rumah tangga yang ada di 5 (lima) desa studi yaitu sebanyak rumah tangga, maka jumlah rumah tangga yang berersesi negatif adalah sebesar 10%. Disaming itu, erubahan ersesi juga akan terjadi ada warga yang memandang bahwa rencana kegiatan Pembangunan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW akan bermanfaat dengan alasan kegiatan ini tidak akan merugikan masyarakat yang kehilangan ekerjaan karena emrakarsa akan memikirkan ekerjaan yang daat menggantikan sumber nafkah selama ini (sebesar 10,8%). Begitu ula dengan warga yang tidak menyatakan ersesinya, dengan berbagai alasan kemungkinan akan berani untuk menyatakan ersesinya (5,1%).Jika emrakarsa tidak memberikan rencana engelolaan untuk menggantikan mata encaharian yang hilang, maka resonden tersebut akan berubah dari ersesi awalnya dari yang memandang bahwa rencana kegiatan Pembangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW ini diandang bermanfaat menjadi merugikan. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka besar damak erubahan ersesi dan sika masyarakat terhada rencana kegiatan Pembanganan PLTU Cirebon Kaasitas 1 X MW minimal akan akan mengalami erubahan seerti: Tabel 3-6 Prediksi besar damak erubahan ersesi masyarakat yang bersumber dari kegiatan engadaan/embebasan lahan ada Taha Pra Konstruksi. Persesi Masyarakat terhada Rencana Pembangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW Persentase Resonden Yang Menyatakan Persesinya (%) Tana Adanya Kegiatan Pengadaan Lahan Dengan Adanya Kegiatan Pengadaan Lahan Sika Masyarakat terhada Rencana Pembangunan PLTU Cirebon kaasitas 1 X MW Persentase Resonden Yang Menyatakan Sikanya Tana Adanya Kegiatan Pengadaan Lahan Dengan Adanya Kegiatan Lahan Sangat bermanfaat 4,6% 4,6% Sangat tidak setuju 4,1% 4,1% Bermanfaat 60,0% 53,5% Setuju 63,6% 57,2% Merugikan 27,7% 39,3% Tidak Setuju 22,6% 36,1% Sangat Merugikan 2,6% 2,6% Sangat Tidak Setuju 2,6% 2,6% Tidak menjawab 5,1% 0% Tidak Menjawab 7,1% 0% Sumber: Hasil analisis dari data rimer (2015). ANDAL 3-11 PT. Cirebon Energi Prasarana

22 Sifat Penting Damak Berdasarkan edoman enetaan tingkat keentingan damak, maka damak kegiatan engadaan lahan terhada ersesi dan sika masyarakat daat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3-7 Penentuan sifat enting damak kegiatan engadaan lahan terhada ersesi dan sika masyarakat. No Faktor Penentu Damak Penting Besarnya jumlah enduduk yang akan terkena damak rencana usaha dan/ atau kegiatan Luas wilayah enyebaran damak Lama nya damak berlangsung Intensitas damak Banyaknya komonen lingkungan lain yang terkena damak Sifat kumulatif damak Berbalik atau tidak berbaliknya damak Kriteria lain sesuai erkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sifat Penting Damak - - Keterangan Jumlah enduduk yang akan terkena damak berubahnya ersesi dan sika masyarakat yang bersumber dari kegiatan engadaan/embebasan lahan adalah sebanyak 601 rumah tangga. Jumlah tersebut hanya dihitung dari jumlah rumah tangga etambak garam, buruh tambak garam, etani enggara adi sawah, etambak ikan dan buruh tambak ikan. Jumlah ini akan lebih besar jika ditambah dengan anggota keluarganya yang turut terkena damak. Rata-rata jumlah anggota keluarga di lokasi studi adalah 4 jiwa. Artinya jika dihitung dengan anggota keluarganya maka total keluarga yang terkena damak sebanyak ± orang. Luas wilayah sebaran damak meliuti 5 (lima) desa yang termasuk ke dalam wilayah studi dimana ada umumnya ara enggara lahan tinggal yaitu Desa Kanci, Desa Kanci Kulon, Desa Waruduwur, Desa Pangarengan dan Desa Astanamukti. Damak erubahan ersesi dan sika masyarakat ini dirediksi tidak hanya terjadi ada taha ra konstruksi, namun daat berlanjut hingga Taha Konstruksi. Damak erubahan ersesi dan sika masyarakat ini jika tidak dikelola dengan baik, terutama yang berkaitan dengan komensasi lahan dan kehilangan mata encaharian serta menurunnya tingkat endaatan, maka daat menimbulkan damak lanjutan berua keresahan masyarakat yang berujung ada konflik antara enggara lahan dan buruh dengan emrakarsa. Damak erubahan ersesi dan sika masyarakat tidak berdamak turunan ada komonen lain. Damak bersika kumulatif. Damak erubahan ersesi dan sika masyarakat ini daat berbalik dan terulihkan jika damak rimernya berua hilangnya mata encaharian dan enurunan endaatan masyarakat enggara dan buruh tani daat dikelola. Baik itu dengan endekatan sosial dan/atau endekatan kelembagaan. Ditinjau dari 7 kriteria sifat enting damak, ersesi dan sika masyarakat ada kegiatan engadaan lahan masuk kategori negatif damak enting (d). ANDAL 3-12 PT. Cirebon Energi Prasarana

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR ISI 3.0 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING... 3-1 3.1 TAHAP PRA KONSTRUKSI... 3-3 3.1.1 Pengadaan Lahan... 3-3 3.1.2 Penerimaan Tenaga Kerja untuk Taha Konstruksi... 3-13 3.2 TAHAP KONSTRUKSI... 3-18 3.2.1

Lebih terperinci

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING ADENDUM ANDAL DAN RKL RPL Kegiatan Pembangunan dan Oerasional PLTU Kaasitas 1x1.1000 MW Cirebon Kecamatan Astanajaura dan Kecamatan Mundu Daerah Kabuaten Cirebon Oleh PT Cirebon Energi Prasarana BAB III

Lebih terperinci

Jenis Pekerjaan Utama Responden di Lokasi Studi.

Jenis Pekerjaan Utama Responden di Lokasi Studi. Deskrisi Rinci Rona Lingkungan Hidu Awal dengan nelayan juragan dan buruh nelayan (10,06%) juga termasuk ke dalam jenis mata encaharian yang akan terkena damak langsung dari adanya rencana usaha dan/atau

Lebih terperinci

Penentuan sifat penting dampak kegiatan pematangan lahan dan penyiapan areal kerja terhadap penurunan kualitas air sungai.

Penentuan sifat penting dampak kegiatan pematangan lahan dan penyiapan areal kerja terhadap penurunan kualitas air sungai. Dengan menggunakan ersamaan di atas dengan asumsi roorsi buangan sedimen yang masuk ke masing-masing sungai sebesar 50% dari total sedimen yang ditimbulkan kegiatan embukaan lahan (19,36 ton/hari), maka

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL) ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL) RENCANA PEMBANGUNAN DAN OPERASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) CIREBON KAPASITAS 1 X 1.000 MW KABUPATEN CIREBON JAWA BARAT April 2016 PT. CIREBON ENERGI PRASARANA

Lebih terperinci

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL KEGIATAN PEMBANGUNAN DAN OPERASIONAL PLTU KAPASITAS 1 X 1.000 MW CIREBON KECAMATAN ASTANAJAPURA DAN KECAMATAN MUNDU DAERAH KABUPATEN CIREBON OLEH PT CIREBON ENERGI PRASARANA JULI,

Lebih terperinci

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL KEGIATAN PEMBANGUNAN DAN OPERASIONAL PLTU KAPASITAS 1 X 1.000 MW CIREBON KECAMATAN ASTANAJAPURA DAN KECAMATAN MUNDU DAERAH KABUPATEN CIREBON OLEH PT CIREBON ENERGI PRASARANA JULI,

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL) ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL) RENCANA PEMBANGUNAN DAN OPERASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) CIREBON KAPASITAS 1 X 1.000 MW KABUPATEN CIREBON JAWA BARAT Maret 2016 PT. CIREBON ENERGI PRASARANA

Lebih terperinci

Penentuan sifat penting dampak kegiatan operasional unit PLTU terhadap perubahan pendapatan.

Penentuan sifat penting dampak kegiatan operasional unit PLTU terhadap perubahan pendapatan. Prakiraan Dampak Penting Tabel 3-94 Penentuan sifat penting dampak kegiatan operasional unit PLTU terhadap perubahan pendapatan. No 1 Faktor Penentu Dampak Penting Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena

Lebih terperinci

ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTU TANJUNG JATI B UNIT 5 dan 6 (2 x MW) DI KABUPATEN JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH

ANDAL RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTU TANJUNG JATI B UNIT 5 dan 6 (2 x MW) DI KABUPATEN JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH BAB 3 RAKIRAAN DAMAK ENTING rakiraan dampak penting pada dasarnya menghasilkan informasi mengenai besaran dan sifat penting dampak untuk setiap dampak penting hipotetik (DH) yang dikaji. Dalam memprakirakan

Lebih terperinci

KERANGKA TEORITIS. pemasaran, stok, impor dan ekspor beras Indonesia saling terkait secara simultan

KERANGKA TEORITIS. pemasaran, stok, impor dan ekspor beras Indonesia saling terkait secara simultan III. KERANGKA TEORITIS Berdasarkan tinjauan ustaka yang telah dikemukakan maka disimulkan bahwa antara komonen enawaran, ermintaan, harga, endaatan etani, marjin emasaran, stok, imor dan eksor beras Indonesia

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR Berdasarkan ada bab sebelumnya, ada bab ini akan dijelaskan enetaan atribut-atribut (keseakatan istilah) yang akan digunakan, serta langkah-langkah

Lebih terperinci

DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW)

DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW) DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW) DOKUMEN AMDAL Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL) Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) Rencana

Lebih terperinci

Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS

Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS Bab 4 PRINSIP PRINSIP PEMODELAN FISIS 4. Fase-fase Pemodelan Dalam bab ini kita akan mendiskusikan bagaimana membangun model model matematika system dinamis. Kita akan memerhatikan masalah bagaimana mencaai

Lebih terperinci

Biaya Modal (Cost of Capital)

Biaya Modal (Cost of Capital) Bahan Ajar : Manajemen Keuangan II Digunakan untuk melengkai buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Biaya Modal (Cost of Caital) Caital Budgeting dan Cost of Caital (CoC) meruakan dua konse yang

Lebih terperinci

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017 Seminar Nasional Inovasi Dan Alikasi Teknologi Di Industri 207 ISSN 2085-428 ITN Malang, 4 Pebruari 207 ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF EKSEKUSI PROYEK PENINGKATAN KINERJA FASILTAS PENGUJIAN SUMUR MINYAK

Lebih terperinci

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL-RPL)

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL-RPL) RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL-RPL) RENCANA PEMBANGUNAN DAN OPERASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) CIREBON KAPASITAS 1 X 1.000 MW KABUPATEN CIREBON

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI BALONGAN MODUL PEMBELAJARAN Kode. Dok PBM. Edisi/Revisi A/ Tanggal Juli Halaman dari A. Kometensi Inti KI : Memahami, menerakan, menganalisis,

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN B. ALAT DAN BAHAN C. METODE PELAKSANAAN MAGANG

IV. METODOLOGI A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN B. ALAT DAN BAHAN C. METODE PELAKSANAAN MAGANG IV. METODOLOGI A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN Kegiatan magang ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan terhitung mulai Februari 2011 samai dengan Juli 2011 di PT. United Tractors Pandu Engineering yang

Lebih terperinci

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL-RPL)

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL-RPL) RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL-RPL) RENCANA PEMBANGUNAN DAN OPERASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) CIREBON KAPASITAS 1 X 1.000 MW KABUPATEN CIREBON

Lebih terperinci

Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia Marzuki,Ihsan Mustofa Jl. Raya Wonokriyo Gadingrejo Pringsewu Abstract.

Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia Marzuki,Ihsan Mustofa Jl. Raya Wonokriyo Gadingrejo Pringsewu   Abstract. PENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS PADA SMA MA ARIF NU 5 PURBOLINGGO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR) Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GURU BIOLOGI KELAS XI IPA DI SMA SWASTA PEKANBARU BERDASARKAN CLUSTER SEKOLAH TAHUN AJARAN 2014/2015

PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GURU BIOLOGI KELAS XI IPA DI SMA SWASTA PEKANBARU BERDASARKAN CLUSTER SEKOLAH TAHUN AJARAN 2014/2015 PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GURU BIOLOGI KELAS XI IPA DI SMA SWASTA PEKANBARU BERDASARKAN CLUSTER SEKOLAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Siti Robiah 1 Seita Ferazona 2 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail:

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail: Perubahan Perilaku Pengguna nstant Messenger dengan Menggunakan Analisis Koresondensi Bersama (Studi Kasus Mahasiswa di Program Studi S-1 Matematika FMPA Unad) Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis

Lebih terperinci

ANALISIS TRANSPORTASI DAN INSTALASI RIGID RISER PADA SISTEM FREE STANDING HYBRID RISER

ANALISIS TRANSPORTASI DAN INSTALASI RIGID RISER PADA SISTEM FREE STANDING HYBRID RISER ANALISIS TRANSPORTASI DAN INSTALASI RIGID RISER PADA SISTEM FREE STANDING HYBRID RISER Yonathan Mozes Mandagi 1, Paramashanti 2 1 Program Studi Teknik Kelautan, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganeca 10

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN Oleh : Rengganis L. N. R 302 00 046 PENDAHULUAN Latar Belakang Penduduk

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Masyarakat

Jurnal Kesehatan Masyarakat KEMAS 8 (1) (2012) 1-10 Jurnal Kesehatan Masyarakat htt://journal.unnes.ac.id/nju/index.h/kemas PENENTU KEBERHASILAN BERHENTI MEROKOK PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL) Lampiran II Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 08 Tahun 2006 Tanggal : 30 Agustus 2006 PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL) A. PENJELASAN UMUM 1. Pengertian Yang dimaksud

Lebih terperinci

Julia Alistawaty Purba 1, Erna Mutiara 2, Heru Santosa 2 ABSTRACT

Julia Alistawaty Purba 1, Erna Mutiara 2, Heru Santosa 2 ABSTRACT FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMENUHAN HAK-HAK REPRODUKSI DALAM BER-KELUARGA BERENCANA PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR YANG BEKERJA DI RUMAH SAKIT UMUM MATERNA MEDAN TAHUN 2013 Julia Alistawaty Purba

Lebih terperinci

PEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING

PEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING PEMODELAN PENJADWALAN MATA PELAJARAN DENGAN INTEGER PROGRAMMING Dian Permata Sari, Sri Setyaningsih, dan Fitria Virgantari. Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

ABSTRACT. : Unmet need, Family Planning

ABSTRACT. : Unmet need, Family Planning HUBUNGAN BEBERAPA FAKTOR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN UNMET NEED KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA PENUNGKULAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2016 Sulikhah, Djoko Nugroho, Yudhy Dharmawan

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: PM-32 ANALISI KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL

PROSIDING ISSN: PM-32 ANALISI KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL PM-32 ANALISI KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL Sumargiyani 1), Muhammad Iqna Hibatallah 2), Universitas Ahmad Dahlan 1),2) sumargiyani04@yahoo.om, iqnaunyu@gmail.om

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: PM-20 ANALISIS KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL

PROSIDING ISSN: PM-20 ANALISIS KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL PM-20 ANALISIS KESULITAN MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN DIFERENSIAL Sumargiyani 1) Muhammad Iqna Hibatallah 2) Universitas Ahmad Dahlan 1)2) sumargiyani04@yahoo.om iqnaunyu@gmail.om Abstrak

Lebih terperinci

PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN

PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN M-20 PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN Titi Purwandari, Yuyun Hidayat 2,2) Deartemen Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran, email : titiurwandari@yahoo.com,

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENDUGAAN MUTU. Sandra 1)

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENDUGAAN MUTU. Sandra 1) Alikasi Jaringan Syaraf Tiruan (Sandra) APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENDUGAAN MUTU MANGGA SEGAR SECARA NON-DESTRUKTIF Sandra 1) 1) Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Andalas Padang

Lebih terperinci

Analisis Pengelompokan Mengenai Perubahan Struktur Kependudukan Dalam Menghadapi Era Bonus Demografi Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur

Analisis Pengelompokan Mengenai Perubahan Struktur Kependudukan Dalam Menghadapi Era Bonus Demografi Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur D-486 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (06) 337-350 (30-98X Print) Analisis Pengelomokan Mengenai Perubahan Struktur Keendudukan Dalam Menghadai Era Bonus Demografi Di Kabuaten/Kota Provinsi Jawa Timur

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Pemilahan Data Pemilahan data dilakukan untuk menentukan data mana saja yang akan diolah. Dalam enelitian ini, data yang diikutsertakan dalam engolahan ditentukan berdasarkan teori

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PRASARANA DAN SARANA PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2008

STUDI TENTANG PRASARANA DAN SARANA PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2008 erustakaan.uns.ac.id STUD TENTANG PRASARANA DAN SARANA PENDDKAN JASMAN DAN OLAHRAGA D SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGER SE KABUPATEN PURBALNGGA TAHUN 8 Oleh : PANDHUDHARMA SR SATYAN NM : K 46446 AKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur)

Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur) Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur) Odik Fajrin Jayadewa, Dr. Irhamah, S.Si, M.Si, dan 3 Dwi Endah Kusrini, S.Si,

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan Martabak Mercon

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan Martabak Mercon 1 Analisis aktor-aktor yang Memengaruhi Keuasan Pelanggan Martabak Mercon Billy Tri Budiartha, Kresnayana Yahya Jurusan Statistika, akultas MIPA, Institut Teknologi Seuluh Noember (ITS) Jalan Arief Rahman

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan I. Latar Belakang Masalah Dalam beberaa tahun terakhir ini, roses emonitoran kestabilan barisan matriks korelasi mendaatkan erhatian yang amat serius dalam literatur, terutama dalam literatur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan ribuan pulau yang mempunyai potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di Indonesia telah memberikan

Lebih terperinci

Inisiasi 2 (MATERI ENERGI GELOMBANG)

Inisiasi 2 (MATERI ENERGI GELOMBANG) Inisiasi 2 (MATEI ENEGI GELMBANG) Saudara mahasiswa, calon endidik bangsa, selamat bertemu dalam kegiatan tutorial online kedua. Untuk kegiatan kali ini, kita akan berdiskusi tentang gelombang, teatnya

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEPUTUSAN MEMBELI NETBOOK DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI NOTEBOOK

PERBEDAAN KEPUTUSAN MEMBELI NETBOOK DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI NOTEBOOK 1 PERBEDAAN KEPUTUSAN MEMBELI NETBOOK DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI NOTEBOOK (Studi kasus ada Mahasiswa Program Studi Pendidikan EkonomiFKIP Universitas Jember angkatan tahun 2011, 2012, 2013) The Difference

Lebih terperinci

Suherdiyanto. Prodi Pendidikan Geografi IKIP PGRI Pontianak, Jl. Ampera No. 88 Pontianak

Suherdiyanto. Prodi Pendidikan Geografi IKIP PGRI Pontianak, Jl. Ampera No. 88 Pontianak SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial ISSN 2407-5299 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DILUAR KELAS (OUT DOOR STUDY) DALAM MATERI PERMASALAHAN LINGKUNGAN DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA PADA SISWA MTS AL-IKHLAS

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Dr. R. D. Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Outatient Installation of Surgery General Hosital

Lebih terperinci

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER

APLIKASI DISCOUNTED CASH FLOW PADA KONTROL INVENTORY DENGAN BEBERAPA MACAM KREDIT PEMBAYARAN SUPPLIER Program Studi MMT-ITS, Surabaya Agustus 9 APLIKASI ISOUNTE ASH FLOW PAA KONTROL INVENTORY ENGAN BEBERAPA MAAM KREIT PEMBAYARAN SUPPLIER Hansi Aditya, Rully Soelaiman Manajemen Teknologi Informasi MMT -

Lebih terperinci

PERBAIKAN PERAPEN PERAJIN GAMELAN DESA TIHINGAN KLUNGKUNG BALI DAPAT MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PERAJIN

PERBAIKAN PERAPEN PERAJIN GAMELAN DESA TIHINGAN KLUNGKUNG BALI DAPAT MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PERAJIN PERBAIKAN PERAPEN PERAJIN GAMELAN DESA TIHINGAN KLUNGKUNG BALI DAPAT MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PERAJIN I Ketut Gde Juli Suarbawa I Ketut Bangse Program Studi Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bali

Lebih terperinci

PERBAIKAN TEGANGAN BUS AKIBAT GANGGUAN KONTINGENSI DENGAN MENGGUNAKAN INJEKSI SUMBER DAYA REAKTIF. Yasin Mohamad, ST.

PERBAIKAN TEGANGAN BUS AKIBAT GANGGUAN KONTINGENSI DENGAN MENGGUNAKAN INJEKSI SUMBER DAYA REAKTIF. Yasin Mohamad, ST. PERBAIKAN TEGANGAN BUS AKIBAT GANGGUAN KONTINGENSI DENGAN MENGGUNAKAN INJEKSI SUMBER DAYA REAKTIF Yasin Mohamad, ST., MT 1 INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui erubahan-erubahan tegangan

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGKAJIAN BAKU MUTU KUALITAS UDARA AMBIEN LAMPIRAN. PP No.41 TAHUN 1999

LAPORAN KEGIATAN PENGKAJIAN BAKU MUTU KUALITAS UDARA AMBIEN LAMPIRAN. PP No.41 TAHUN 1999 LAPORAN KEGIATAN PENGKAJIAN BAKU MUTU KUALITAS UDARA AMBIEN LAMPIRAN PP No.41 TAHUN 1999 PUSAT SARANA PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN Deputi Bidang Pembinaan Sarana Tehnis Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERBANDINGAN METODA

BAB III METODOLOGI DAN PERBANDINGAN METODA BAB III METODOLOGI DAN PERBANDINGAN METODA Melalui enjelasan konse jaringan grah, dalam menelusuri rute menuntut adanya enggunaan metoda yang teat. Merunut ada tinjauan ustaka, setidaknya akan digunakan

Lebih terperinci

IV PEMBAHASAN. 4.1 Penentuan Titik Tetap Model Dinamika Virus HIV Titik tetap persamaan (3.1) diperoleh dengan menentukan dt 0, dt *

IV PEMBAHASAN. 4.1 Penentuan Titik Tetap Model Dinamika Virus HIV Titik tetap persamaan (3.1) diperoleh dengan menentukan dt 0, dt * 6 IV PEMBAHASAN 4. Penentuan Titik Teta Model Dinamika Titik teta ersamaan (3. dieroleh dengan menentukan dt, dt dan dv. Sehingga menurut ersamaan tersebut dieroleh titik teta s d N s dt T, T, V, T, kn

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. MEODOLOGI PENELIIAN A. WAKU DAN EMPA Penelitian dilakukan di UP F echnoark Fakultas eknologi Pertanian (FAEA), Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor. Penelitian ini dilakukan selama bulan Maret -

Lebih terperinci

APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA YOGYAKARTA

APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA YOGYAKARTA -ISSN 979 3693 e-issn 2477 0647 MEDIA STATISTIKA 9(2) 206: 75-84 htt://eournal.undi.ac.id/index.h/media_statistika APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

PENGARUH KONTINGENSI GANDA PADA KONDISI JARINGAN LISTRIK

PENGARUH KONTINGENSI GANDA PADA KONDISI JARINGAN LISTRIK Afandi, Pengaruh Kontingensi Ganda Pada Kondisi Jaringan Listrik PENGARUH KONTINGENSI GANDA PADA KONDISI JARINGAN LISTRIK Arif Nur Afandi ABSTRAK : Gangguan yang terjadi ada sistem tenaga listrik daat

Lebih terperinci

BAHAN AJAR DIKLAT GURU MATEMATIKA

BAHAN AJAR DIKLAT GURU MATEMATIKA BAHAN AJAR DIKLAT GURU MATEMATIKA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN 005 Daftar Isi Kata Pengantar i Daftar Isi ii

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Transortasi Perkotaan Sistem transortasi erkotaan daat diartikan sebagai suatu kesatuan menyeluruh yang terdiri dari komonen-komonen yang saling mendukung dan bekerja

Lebih terperinci

Lahan rawa untuk budidaya tanaman pangan berwawasan lingkungan Sholehien

Lahan rawa untuk budidaya tanaman pangan berwawasan lingkungan Sholehien Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership) Lahan rawa untuk budidaya tanaman pangan berwawasan lingkungan Sholehien Deskripsi Dokumen: http://lib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=74226&lokasi=lokal

Lebih terperinci

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN: Latar Belakag

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN: Latar Belakag PENDAHULUAN PENGARUH KONSELING MENGGUNAKAN LEMBAR BALIK DAN LEAFLET TERHADAP KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI Niken Purbowati (Poltekkes Kemenkes Jakarta III) ABSTRAK Prevalensi anemia tertinggi

Lebih terperinci

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta Pengaruh Riwayat Terhada Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta 1 2 srilestarijs@yahoo.com 1 2 AKPER Insan Husada Surakarta Breast milk is the most erfect food for baby. Giving

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR PABRIK KAYU DI PT. HADINATA BROTHER S & CO

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR PABRIK KAYU DI PT. HADINATA BROTHER S & CO ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR PABRIK KAYU DI PT. HADINATA BROTHER S & CO HARI MOEKTIWIBOWO DAN ADE KRISNADI Program Studi Teknik Industri Universitas Suryadarma Jakarta ABSTRACT PT. Hadinata

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap Anggrek RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap Anggrek RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Dr. R. D. Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The inatient Installation Anggrek of General Hosital

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TIJAUA PUSTAKA Portofolio Saham Portofolio berarti sekumulan investasi, untuk kasus saham, berarti sekumulan investasi dalam bentuk saham. Proses embentukan orfolio saham terdiri dari mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB VI RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTUAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL-RPL)

BAB VI RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTUAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL-RPL) BAB VI RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTUAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL-RPL) 6.1 RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP 6.1.1 Tahap Pra-Konstruksi 6.1.1.1 Komponen Sosial-Ekonomi-Budaya 6.1.1.1.1 Penguasaan Lahan

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI PUSKESMAS PADANG PANYANG KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI PUSKESMAS PADANG PANYANG KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI PUSKESMAS PADANG PANYANG KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI OLEH : CUT NUR ASMA RANI NIM.08C004046 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan jalur terendek (Shortest Path) meruakan suatu jaringan engarahan erjalanan dimana seseorang engarah jalan ingin menentukan jalur terendek antara dua kota

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA Umiati a, Badar Kirwono b, Dwi Astuti a a Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UMS Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta

Lebih terperinci

Sri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH ABSTRAK

Sri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH ABSTRAK PENGARUH KELAS IBU BALITA TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERAMPILAN IBU BALITA DALAM MERAWAT BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARASA KOTA BANDUNG ABSTRAK Sri Lestari Kartikawati, Endang

Lebih terperinci

PEMASARAN KETELA POHON DI KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI

PEMASARAN KETELA POHON DI KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI PEMASARAN KETELA POHON DI KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI Any Suryantini, Revrisond Baswir, Dumairy, dan Agus Dwi Nugroho Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan Universitas Gadjah Mada agusdwinugroho@yahoo.com/8562674433

Lebih terperinci

Kata Kunci: Sistem Informasi, Pengukuran Kinerja Sistem, TRADE, Prototyping, TUKAB

Kata Kunci: Sistem Informasi, Pengukuran Kinerja Sistem, TRADE, Prototyping, TUKAB ANALISA KINERJA SISTEM INFORMASI TUKAR UANG KARTAL ANTAR BANK (TUKAB) PADA KANTOR PELAYANAN KAS BRI PATTIMURA SEMARANG Dhany Andhyka 1, Wellia Shinta Sari 2 1,2 Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komuter,

Lebih terperinci

PERKIRAAN LAJU ALIR OPTIMUM SUMUR GAS DENGAN ANALISIS NODAL. Edward ML Tobing

PERKIRAAN LAJU ALIR OPTIMUM SUMUR GAS DENGAN ANALISIS NODAL. Edward ML Tobing PERKIRAAN LAJU ALIR OPTIMUM SUMUR GAS DENGAN ANALISIS NODAL Edward ML Tobing Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS" etobing@lemigas.esdm.go.id S A R I Untuk mengetahui

Lebih terperinci

Putusan Nomor : Put-70120/PP/M.XVA/16/2016. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2010

Putusan Nomor : Put-70120/PP/M.XVA/16/2016. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2010 Putusan Nomor : Put-70120/PP/M.XVA/16/2016 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi nilai sengketa dalam sengketa banding ini adalah koreksi Jumlah Pajak yang daat dierhitungkan

Lebih terperinci

Keywords : Bank Waste, Community Participation, Characteristics, Enabling Supporting

Keywords : Bank Waste, Community Participation, Characteristics, Enabling Supporting FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANK SAMPAH DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2013 Sarah Patumona Manalu 1, Indra Chahaya 2 dan Irnawati

Lebih terperinci

Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2), Muhammad Ikbal 3), Nur Chamidah 4)

Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2), Muhammad Ikbal 3), Nur Chamidah 4) PEMODELAN KADAR GULA DARAH DAN EKANAN DARAH PADA REMAJA PENDERIA DIABEES MELIUS IPE II DENGAN PENDEKAAN REGRESI NONPARAMERIK BIRESPON BERDASARKAN ESIMAOR SPLINE Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2),

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengelolaan Lingkungan Berdasarkan ketentuan umum dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pengelolaan hidup adalah upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara yang bergerak dibidang pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara yang bergerak dibidang pertanian. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara yang bergerak dibidang pertanian. Sekitar 60% penduduknya tinggal di daerah pedesaan dan bermata pencaharian sebagai

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryatno Sudirham Studi Mandiri Integral dan Persamaan Diferensial ii Darublic BAB 3 Integral (3) (Integral Tentu) 3.. Luas Sebagai Suatu Integral. Integral Tentu Integral tentu meruakan integral yang

Lebih terperinci

46 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

46 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN ANALISIS PENCAPAIAN PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DI KECAMATAN PANCURBATU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015 Zuraidah (Prodi Kebidanan Pematangsiantar, Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan) ABSTRACT Introduction:

Lebih terperinci

TELAAH STUDI AMDAL PADA TAHAP PRAKONSTRUKSI PABRIK PELEBURAN TIMAH (SMELTER) PT. LABA-LABA MULTINDO PANGKALPINANG PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

TELAAH STUDI AMDAL PADA TAHAP PRAKONSTRUKSI PABRIK PELEBURAN TIMAH (SMELTER) PT. LABA-LABA MULTINDO PANGKALPINANG PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TELAAH STUDI AMDAL PADA TAHAP PRAKONSTRUKSI PABRIK PELEBURAN TIMAH (SMELTER) PT. LABA-LABA MULTINDO PANGKALPINANG PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Rosiana Indrawati * ABSTRAK Telaah studi AMDAL yang

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; Lampiran III : Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor : 21 Tahun 2012 Tanggal : 20 Desember 2012 Tentang : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2012 2032 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

Penerapan Generalized Additive Model (GAM) pada Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah

Penerapan Generalized Additive Model (GAM) pada Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah Peneraan Generalized Additive Model (GAM) ada Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah Rosalinda Nainggolan 1, Yudhie Andriyana 2, Achmad Bachrudin 3 Deartemen Statistika, Universitas Padjajaran, Bandung

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Keuasan Pasien di Instalasi Rawat Ina A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Inatient

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Instalasi Rawat Manado Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Hosital Inatient F General Hosital

Lebih terperinci

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan merupakan sumber daya alam yang memiliki fungsi yang sangat luas dalam memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Di lihat dari sisi ekonomi, lahan merupakan input

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan BAB 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan BAB 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bijih besi merupakan salah satu jenis cadangan sumber daya alam dan sekaligus komoditas alternatif bagi Pemerintah Kabupaten Kulon progo yang dapat memberikan kontribusi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH AL-HUDA KOTA GORONTALO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH AL-HUDA KOTA GORONTALO FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI MADRASAH ALIYAH AL-HUDA KOTA GORONTALO Nelis N. Mantolongi ), Sunarto Kadir 2), Lia Amalia 3). Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,

Lebih terperinci

Acoustics An Introduction by Heinrich Kuttruff

Acoustics An Introduction by Heinrich Kuttruff Acoustics An Introduction by Heinrich Kuttruff Diterjemahkan oleh : Okta Binti Masfiatur Rohmah Fisika, FMIPA, Universitas Sebelas Maret, 1 Bab 4 4.1 Solusi dari ersamaan gelombang 48 4. Gelombang harmonik

Lebih terperinci

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL PEMRAKARSA NAMA DOKUMEN PT. ASIATIC PERSADA Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit dan Pabrik Pengolahannya NO. PERSETUJUAN & TANGGAL Komisi Penilai AMDAL Propinsi Jambi Nomor:274/2003,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BUAH KAKAO

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BUAH KAKAO ISSN: 978-5 Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 95 RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BUAH KAKAO aisal Rahman ), arid Darise ), YunitaDjamalu ) ) Mahasiswa Politeknik Gorontalo, Kamus Puncak Desa Panggulo

Lebih terperinci

RKL-RPL RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTU TANJUNG JATI B UNIT 5 DAN 6 (2 X MW) DI KABUPATEN JEPARA, PROVINSI JAWA TENGAH

RKL-RPL RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTU TANJUNG JATI B UNIT 5 DAN 6 (2 X MW) DI KABUPATEN JEPARA, PROVINSI JAWA TENGAH BAB I PENDAHULUAN 1.1. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) dari rencana kegiatan Pembangunan dan Pengoperasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010). BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu komponen penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Air juga merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kebutuhan

Lebih terperinci

A M D A L (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN)

A M D A L (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN) A M D A L (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN) PENGERTIAN, MANFAAT DAN PROSES Dr. Elida Novita, S.TP, M.T Lab. Teknik Pengendalian dan Konservasi Lingkungan Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Sistem Informasi Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Sistem Informasi Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Sistem Informasi Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backroagation Didi Suriyadi Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

Lebih terperinci

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla *

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla * ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH BEROBAT DI POLIKLINIK AMBUN PAGI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Delsa Dezolla * ABSTRAK Bauran emasaran adalah seerangkat alat

Lebih terperinci

Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember

Studi Geografis Industri Batu Gamping Di Desa Puger Kulon Dan Desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember Studi Geograis Industri Batu Gaming Di Desa Dan Desa Kecamatan Puger Kabuaten Jember Studi Geograis Industri Batu Gaming Di Desa Dan Desa Kecamatan Puger Kabuaten Jember Ari Dio Esa P Mahasiswa S Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Proses adsorpsi antar partikel tersuspensi dalam kolom air terjadi karena adanya muatan listrik pada permukaan partikel tersebut. Butir lanau, lempung dan koloid asam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 2.0 DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

DAFTAR ISI 2.0 DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL DAFTAR ISI 2.0 DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL... 2-1 2.1 RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL... 2-1 2.1.1 Geo Fisik Kimia... 2-1 2.1.1.1 Iklim... 2-1 2.1.1.2 Curah hujan... 2-1 2.1.1.3 Temperatur udara...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi, seerti Korea Selatan, Thailand, Filiina, Malaysia, Singaura, Indonesia. Penyebaran krisis di kawasan

Lebih terperinci

8. Rangkaian Arus Searah, Pemroses Energi

8. Rangkaian Arus Searah, Pemroses Energi ntroduction to ircuit nalysis Time Domain www.dirhamblora.com 8. angkaian rus Searah, Pemroses Energi Kita mengetahui bahwa salah satu bentuk gelombang dasar adalah bentuk gelombang anak tangga. Di bagian

Lebih terperinci

Analisis Kepuasan Pengunjung Terhadap Pelayanan Perpustakaan ITS

Analisis Kepuasan Pengunjung Terhadap Pelayanan Perpustakaan ITS D7 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (6) 75 (-98X Print) Analisis Keuasan Pengunjung Terhada Pelayanan Perustakaan ITS Sandra Yuni Wulandari dan Wahyu Wibowo Jurusan, Fakultas MIPA, Institut Teknologi

Lebih terperinci