BAB III ALGORITMA PEMBUATAN LASER TRAJECTORY
|
|
- Susanti Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III ALGORITMA PEMBUATAN LASER TRAJECTORY 3. Algoritma Generate Laser Trajector Algoritma perencanaan untuk membuat laser trajector model prismatik dan berkontur ini dilakukan dengan tahapan algoritma pada gambar III.. Input a. STL File b. Slice interval c. RP parameter Slicing Path-elements generation Path lingking Output Laser Trajector G-Code File Gambar 3. : Algoritma laser trajector 64
2 Tahapan algoritma pembuatan laser trajector dimulai dengan mengambil File STL ang berisi informasi menganai data facet normal dan tiga verte pembentuk masing-masing segitiga. File STL dapat diperoleh dari softwaresoftware CAD ang ada, seperti Unigraphic, SolidWork, Catia, atau AutoCad. Model ang dibuat harus tegak kea rah sumbu-z untuk mempermudah pembuatan. Selain File STL, informasi lain ang berkaitan dengan parameter RP seperti laer thickness dan hatch space perlu disiapkan. Besar kecilna nilai parameter tersebut akan mempengaruhi proses pembuatan, karena akan banak terbentuk titik potong pada segitiga facet. Gambar III. : File STL input Tahapan selanjutna adalah slicing, pada bagian ini model File STL kemudian dipotong dengan bidang pada sumbu-. Interval slicing di ambil dari parameter laer thickness dan prosesna dimulai dari bawah 0 sampai dengan maksimum model, untuk penelitian ini interval slicing dibuat seragam untuk mempermudah dalam proses trajector. Z XY Gambar III.3 Slicing dengan interval seragam pada sumbu
3 Slice Slice 4 Slice 6 Slice 9 Gambar III.4 : Permukaan laer pada tahapan slicing Hasil slicing dilakukan pada sumbu- dari -minimum sampai - maksimum ini titik potongna disimpan dalam vector data khusus dan akan digunakan untuk tahapan selanjutna, aitu path elements generation. Tahapan ini dibuat dengan membuat lintasan laser untuk setiap laer, lintasan ang dibuat dengan metode directional parallel untuk mempermudah gerakan perpindahan laser. Pada tahap ini dilakukan proses slicing juga terhadap sumbu-, dengan intervalna berdasarkan parameter hatch space. Proses slicing dilakukan dari - minimum sampai -maksimum dan dilakukan pencarian titik ang akan digunakan untuk lintasan laser tiap laer. Gambar III.5 : Path elements generation 66
4 Tahap terakhir adalah path lingking, pada tahap ini setiap path element generation tiap laer kemudian dihubungkan menjadi satu lintasan laser dari 0 sampai maksimum model. Dan output dari tahapan algoritma ini adalah lintasan laser dan File G-Code ang berisi kode L00, G00, G0 dan koordinat ang mengiringina. L00 Pergerakan laser menuju laer ke...dengan kondisi laser off. G00 Pergerakan laser menuju koordinat ang dituju dengan laser off. G0 Pergerakan laser menuju koordinat ang dituju dengan laser on. Gambar III.6 : Path lingking (a) L00 G : : G : : G : : G : : G : : G : : dst. (b) Gambar III.7 : Hasil output: a. laser trajector, b. File G-Code 67
5 3. Penentuan Inde Segitiga, Inde Verte, dan Koordinat Verte Untuk mapatkan informasi mengenai inde segitiga, inde verte, dan koordinat verte dari file STL maka perlu dipahami terlebih dahulu mengenai pengertian kata solid, facet normal, facet, outerloop, verte, verte, dan solid ang sudah dijelaskan pada Bab.. Untuk membuka dan membaca file STL maka perlu script fidfopen(namafile, r ). Fopen merupakan fungsi untuk membuka file, sedangkan r merupakan string nama file untuk membaca file. Fungsi ini di ikuti dengan aafgetl(fid), sebagai teks file dalam satu garis. Misalkan sebuah balok berikut memiliki enam sisi, maka akan terbentuk segitiga facet dan 8 titik verte pembentuk solid. solid facet normal E E E-00 verte E E E+0 verte E E E+0 verte E E E+0 loop facet facet normal E E E-00 verte E E E+0 verte E E E+0 verte E E E+0 loop facet facet normal E E E+00 verte E E E+0 verte E E E+00 verte E E E+00 loop facet facet normal E E E+00 verte E E E+00 verte E E E+0 verte E E E+0 loop 68
6 facet facet normal E E E-00 verte E E E+00 verte E E E+00 verte E E E+00 loop facet facet normal E E E-00 verte E E E+00 verte E E E+00 verte E E E+00 loop facet facet normal E E E-7 verte E E E+00 verte E E E+0 verte E E E+0 loop facet facet normal E E E-7 verte E E E+0 verte E E E+00 verte E E E+00 loop facet facet normal E E E+00 verte E E E+00 verte E E E+00 verte E E E+0 loop facet facet normal E E E+00 verte E E E+0 verte E E E+0 verte E E E+00 loop facet facet normal E E E+00 verte E E E+00 verte E E E+00 verte E E E+0 loop facet facet normal E E E+00 verte E E E+0 verte E E E+0 verte E E E+00 loop facet solid Gambar III.8 : Model dan File STL Balok di dalam file STL tersebut tidak ada kata mengenai inde segitiga dan inde verte. sehingga perlu dibuat program m-file untuk membaca informasi inde segitiga, inde verte, dan koordinat verte seperti berikut ini, 69
7 cla reset; namafile'balok.tt'; fidfopen(namafile,'r'); %tampilkangambar(fid); MinMa [ ]; MinMa [ ]; MinMa [ ]; i; j; count0; arr eros(3); while () aafgetl(fid); if ~ischar(aa), break; [a,b] strtok(aa,' '); if strcmp(a,'facet') [c,d] strtok(b,' '); for k4:6, [e,d] strtok(d,' '); hihi inline(e); T(i,k) hihi(); ii 0; count; elseif strcmp(a,'verte') iiii+; [a,b] strtok(b,' '); [b,c] strtok(b,' '); hahainline(a); huhu() haha(); X(ii) haha(); hahainline(b); huhu() haha(); Y(ii) haha(); hahainline(c); huhu(3) haha(3); Z(ii) haha(); V(j,)0; V(j,)0; V(j,3)0; inde0; for kaka :j, if (abs(v(kaka,)-huhu())<0.00 && abs(huhu()-v(kaka,))< && abs(huhu(3)-v(kaka,3))<0.00) indekaka; break; if inde0, % masukkan ke verte %disp('masuk'); V(j,)huhu(); V(j,)huhu(); V(j,3)huhu(3); if MinMa()>V(j,), MinMa()V(j,); 70
8 if MinMa()<V(j,), MinMa()V(j,); if MinMa()>V(j,), MinMa()V(j,); if MinMa()<V(j,), MinMa()V(j,); if MinMa()>V(j,3), MinMa()V(j,3); if MinMa()<V(j,3), MinMa()V(j,3); arr(count)j; else arr(count)inde; %disp('tidak masuk'); jj-; jj+; countcount+; elseif strcmp(a,'solid'), ii-; jj-; elseif strcmp(a,'facet') T(i,)arr(); T(i,)arr(); T(i,3)arr(3); ii+; deltaxminma()-0; deltayminma()-0; deltazminma()-0; % normalisasi MinMa()MinMa()-deltaX; MinMa()MinMa()-deltaX; MinMa()MinMa()-deltaY; MinMa()MinMa()-deltaY; MinMa()MinMa()-deltaZ; MinMa()MinMa()-deltaZ; % menentukan inde segitiga dan inde verte for i:i, disp([i T(i,) T(i,) T(i,3)]); % menentukan inde verte dan koordinat verte for ii:j, V(ii,)V(ii,)-deltaX; V(ii,)V(ii,)-deltaY; V(ii,3)V(ii,3)-deltaZ; disp([ii V(ii,) V(ii,) V(ii,3)]); 7
9 Setelah program tersebut dijalankan maka didalam command window akan muncul informasi mengenai inde segitiga, inde verte, dan koordinat verte. inde segitiga inde verte inde verte koordinat verte Gambar III.9 : Inde segitiga, inde verte, dan koordinat verte 7
10 3.3 Penentuan Inde Segitiga Yang Berpotongan Algoritma untuk mapatkan perpotongan antara sebuah model 3D dengan bidang datar, bidang ang dipilih adalah bidang, aitu bidang ang tegak lurus dengan sumbu koordinat (atau bidang ang sejajar dengan bidang ang dibentuk oleh sumbu koordinat ). Bidang-bidang ang digunakan sebagai pemotong model bergantung kepada interval antar dua bidang berdekatan, serta koordinat minimum dan maksimum. Misalna jika min 0 dan ma 0 sedangkan interval antar dua bidang slicing interval, maka ada enam bidang, masing-masing {0,, 4, 6, 8, 0}. Untuk mapatkan titik-titik potong sebuah bidang dengan model facet 3D informasi ang sudah harus dimiliki adalah: a. Inde segitiga; untuk mengindentifikasi semua segitiga atau facet ang ada dalam STL. Masing-masing inde segitiga memiliki tiga inde verte sebagai pembentukna. b. Inde verte; untuk mengidentifikasi semua verte ang ang menjadi titik-titik pembentuk segitiga. Masing-masing inde verte menunjuk ke satu nilai koordinat verte. c. Koordinat verte; aitu nilai koordinat semua verte dalam (,,). Ketiga informasi ini menjadi database utama, bisa digambarkan sebagai berikut: Inde segitiga Inde verte Inde verte Inde verte dst.. Inde verte Koordinat Koordinat Koordinat dst.. 73
11 Jadi, untuk menentukan lokasi sebuah segitiga terhadap bidang, cari indena, kemudian tentukan tiga inde vertekna, dan dapatkan koordinat (,,) dari ketiga vertekna. Setelah informasi mengenai inde segitiga, inde verte, dan koordinat verte sudah teridentifikasi dan tersimpan dalam arra data, selanjutna adalah mencari inde segitiga ang berpotongan dengan bidang potong. Metode pencarian ini dilakukan dengan metode brute searching, metode ini dilakukan dengan mengecek setiap segitiga ang ada apakah berpotongan dengan bidang atau tidak. Jika berpotongan, indeks segitiga tersebut disimpan dalam sebuah struktur data arra. Pengecekan ini dilakukan untuk setiap bidang ang akan diiriskan dengan model facet. Pekatan untuk pengecekan setiap bidang potong dilakukan dengan kondisi berikut: Jika letakz_ < < letakz_, atau Jika letakz_ > > letakz_, atau Jika letakz_ letakz_, atau Jika letakz_, atau Jika letakz_ Gambar III.0 : Titik perpotongan segitiga ang mungkin. 74
12 3.4 Penentuan CC-Point Tiap Slicing Penentuan CC-Point tiap slicing dilakukan dengan metode adjacent serching, metode ini diawali dengan mencari secara acak sebuah segitiga ang berpotongan dengan bidang (sebut saja segitiga u), begitu didapatkan satu segitiga tersebut, maka algoritma berjalan sebagai berikut:. Ambil satu sisi segitiga, misal sisi s ang berpotongan dengan bidang, kemudian tentukan titik perpotonganna. Simpan titik ini pada sebuah struktur data vektor. Segitiga ang tersimpan dalam struktur data angkatan kemudian diambil salah satu. Lalu salah satu dari sisina di ambil. Sisi ang diambil memiliki dua titik dan dua titik tersebut di ambil nilai Z na, letakz_ V(inde,3) dan letakz_ V(inde,3).. Kemudian posisi tersebut di periksa sisi tersebut dan dilakukan perhitungan dengan metode ang sudah pernah dilakukan oleh Ganjar K. [8], aitu menetukan formulasi untuk mencari titik potong bidang c dengan sisi dari sebuah segitiga. Sisi segitiga dibentuk oleh dua buah titik p (,, ) dan p (,, ). Langkah pertama adalah mengecek apakah c berada di dalam rentang dan. Jika ia, maka berarti sisi segitiga tersebut berpotongan dengan bidang c. Langkah selanjutna adalah mencari titik dimana perpotongan terjadi. Secara matematis, persamaan garis dalam ruang R3 dirumuskan sebagai berikut. 75
13 76 Gambar III. : Persamaan garis pada ruang R3[8]. Berdasarkan gambar di atas, persamaan garis-l ang dibentuk oleh titik adalah + t c b a (III.) Karena + c b a P P, maka c b a (III.) Dengan demikian persamaan (III.) dapat disubstitusi menjadi + t (III.3) Karena c, maka nilai t dapat dihitung, aitu t + t (III.4) P (,, ) P (,, ) a b c Y Z X l
14 Maka dari persamaan (III.4) dapat diperoleh titik (,,) sebagai titik perpotongan antara sisi segitiga ang dibentuk oleh titik p (,, ) dan p (,, ) dengan bidang c. Dan titik potong ang telah ditentukan tersebut kemudian disimpan dalam variabel data V (penulisan variabel di Software pemrograman). 3. Setelah titik potong sisi pertama ditemukan, selanjutna mencari sisi ang indek segitigana sama kemudian simpan sisi segitiga tersebut. Letak Z dari sisi ang ditemukan tersebut kemudian disimpan sebagai titik ketiga dari indek segitiga pertama. Sehingga proses selanjutna adalah melakukan pencarian titik potong untuk setiap kondisi: Jika titik potong jatuh diantara verte dan verte 3 Jika titik potong jatuh diantara verte dan verte 3 Jika titik potong jatuh pada verte Jika titik potong jatuh pada verte 3 Gambar III. : Penentuan titik selanjutna. Kemudian dilakukan perhitungan untuk mencari titik potong (,,) dengan persamaan garis lurus (III.3) pada bagian sebelumna. Dan hasil perhitungan titik potong disimpan dalam variabel data V. 77
15 4. Algoritma ini berjalan terus sampai diketemukanna seluruh titik potong dengan sumbu-. dan akan berakhir sampai pada -maksimum. 3.5 Penentuan Lintasan Setiap Laer Pada bagian ini dilakukan proses slicing untuk membuat lintasan pada bidang-. Untuk itu perlu ditentukan bidang ang akan dipotong. bidang- dipilih sebagai bidang potong terhadap facet. Algoritma dilakukan dengan mengambil salah satu titik bagian tertentu dari variabel data V ang bersinggungan dengan potongan bidang-.kondisi ini digambarkan sbb: Jika V(k,satu,) sama dengan, maka disimpan dalam arra data V_Lintasan. Jika V(k,dua,) sama dengan, maka disimpan dalam arra data V_Lintasan. Jika diantara V(k,satu,) dan V(k,dua,) maka dilakukan perhitungan titik potong pada sumbu- dengan persamaan garis lurus. Gambar III.3 : Penentuan titik-titik path elements. Seperti terlihat pada gambar garis pada ruang R3 (gambar III.) proses pencarian titik pada sumbu-, dilakukan dengan persamaan (III.3) berikut: 78
16 79 + t Karena bidang potong adalah bidang-, maka b, maka nilai t dapat dihitung, aitu b t + t (III.5) Maka dari persamaan (III.5) dapat diperoleh titik (,,) sebagai titik perpotongan antara sisi segitiga ang dibentuk oleh titik p (,, ) dan p (,, ) dengan bidang b. 3.6 Algoritma Keseluruhan Secara umum proses pembuatan laser trajector ini terdiri dari beberapa tahapan proses berikut, a. Memasukkan file ang akan dibuat laser trajector. b. Menentukan inde segitiga, inde verte, dan koordinat verte. c. Mencari inde segitiga tiap interval slicing bidang- (metode brute searching). d. Menimpan inde segitiga ang telah ditemukan kedalam variabel data. e. Menentukan segitiga pertama ang telah ditemukan dan disimpan dalam variabel data, kemudian mencatat inde vertena dan menimpan titik potongna kedalam variabel data baru. f. Mencari segitiga selanjutna dan kemudian tentukan titik potongna apakah bertemu di titik atau diantara titik. g. Melakukan dengan berulang sampai semua titik potong bidang- telah ditemukan dan disimpan dalam variabel data. h. Menghubungkan titik-titik potong bidang- ang telah ditemukan sampai membentuk kurva kontur untuk setiap laer.
17 i. Membuat lintasan untuk setiap laer. Lintasan dibuat dengan terlebih dahulu menentukan titik sesuai dengan hatch space ang telah ditentukan sebelumna. j. Mengurutkan titik potong berdasarkan arah sumbu-. k. Menghubungkan titik-titik lintasan ang telah diurutkan dengan fungsi plot grafik. l. Mengeluarkan file output dalam bentuk.tt, ang berisi kode mesin L00, G00, dan G0 di ikuti koordinat lintasana. 80
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pengembangan produk oleh perusahaan manufaktur merupakan sebuah keharusan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Beberapa perusahaan manufaktur melakukan pengembangan produk,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LASER TRAJECTORY PROSES RAPID PROTOTYPING UNTUK PRODUK BERKONTUR DAN PRISMATIK
PENGEMBANGAN LASER TRAJECTORY PROSES RAPID PROTOTYPING UNTUK PRODUK BERKONTUR DAN PRISMATIK TESIS Oleh AHMAD KHOLIL 06 06 00 2843 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN PROGRAM PASCASARJANA BIDANG ILMU TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciPengembangan laser..., Ahmad Kholil, FT UI, 2008
i. Membuat lintasan untuk setiap layer. Lintasan dibuat dengan terlebih dahulu menentukan titik x sesuai dengan hatch space yang telah ditentukan sebelumnya. j. Mengurutkan titik potong berdasarkan arah
Lebih terperinciBAB 3 PE GEMBA GA METODE DA ALGORITMA PEMESI A MULTI AXIS
BAB 3 PE GEMBA GA METODE DA ALGORITMA PEMESI A MULTI AXIS File STL hanya memuat informasi mengenai arah vektor normal dan koordinat vertex pada setiap segitiga / faset. Untuk mengolah data ini menjadi
Lebih terperinciGambar 1 : Arah pencarian perpotongan antara bidang potong dengan model faset
Pengembangan algoritma cepat penentuan titik-kontak pahat (cutter contact point) pada sistem-cam berbasis model faset 3D untuk pemesinan awal (roughing) dan akhir (finishing) Gandjar Kiswanto, A Mujahid
Lebih terperinciBAB II RAPID PROTOTYPING
BAB II RAPID PROTOTYPING.1 Klasifikasi Rapid Prototyping Rapid Prototyping (RP) atau Layered Manufacturing (LM) merupakan proses fabrikasi suatu produk dengan layer by layer. Prosesnya melibatkan penambahan
Lebih terperinciSolusi Pengayaan Matematika
Solusi Pengaaan Matematika Edisi Januari Pekan Ke-, 006 Nomor Soal: 1-0 1. Melalui (0, 0) buatlah garis-garis ang memotong lingkaran 0 pada dua titik. Carilah tempat kedudukan pertengahan ke dua titik.
Lebih terperinciGambar 4.1 Macam-macam Komponen dengan Bentuk Kompleks
BAB 4 HASIL DA A ALISA Banyak komponen mesin yang memiliki bentuk yang cukup kompleks. Setiap komponen tersebut bisa jadi memiliki CBV, permukaan yang berkontur dan fitur-fitur lainnya. Untuk bagian implementasi
Lebih terperinci6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI
6 FUNGSI LINEAR DAN FUNGSI KUADRAT 5.1. Fungsi Linear Pada Bab 5 telah dijelaskan bahwa fungsi linear merupakan fungsi yang variabel bebasnya paling tinggi berpangkat satu. Bentuk umum fungsi linear adalah
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PEMROGRAMAN KOMPUTER
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PEMROGRAMAN KOMPUTER Mata Kuliah: Pemrograman Komputer Semester: 4, Kode: KMM 162 Program Studi: Pendidikan Matematika Dosen: Khairul Umam, S.Si, M.Sc.Ed Capaian Pembelajaran:
Lebih terperinciBab. Persamaan Garis Lurus. Pengertian Persamaan Garis Lurus Gradien Menentukan Persamaan Garis lurus
Bab Sumb er: Scien ce Enclopedia, 997 Persamaan Garis Lurus Dalam suatu perlombaan balap sepeda, seorang pembalap mengauh sepedana dengan kecepatan tetap. Setiap 5 detik, pembalap tersebut menempuh jarak
Lebih terperinciBAB XVII. PROGRAM LINEAR
BAB XVII. PROGRAM LINEAR Bukti : + a + b a.b b a Pengertian Program Linear : Program Linear adalah bagian ilmu matematika terapan ang digunakan untuk memecahkan masalah optimasi (pemaksimalan atau peminimalan
Lebih terperincic. 2 d Jika suatu garis mempunyai persamaan 2x + y + 4 = 0, maka gradiennya adalah a. 2 b. ½ c. 2 d. ½
1 SOAL LATIHAN UH MATEMATIKA PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS 8 SMP I. Pilihan Ganda GRADIEN (m) 1. Persamaan garis y = x, maka gradiennya adalah a. b. 4 c. d.. Persamaan garis y = x, maka gradiennya adalah
Lebih terperinciPROGRAM LINEAR. Bukti : ax + by = a.b. Pengertian Program Linear : Gunakan persamaan 2 di atas :
PROGRAM LINEAR Bukti : + = a + b = a.b b a Pengertian Program Linear : Program Linear adalah bagian ilmu matematika terapan ang digunakan untuk memecahkan masalah optimasi (pemaksimalan atau peminimalan
Lebih terperinciBAB 4 PERSAMAAN LINGKARAN
STANDAR KOMPETENSI: BAB 4 PERSAMAAN LINGKARAN Menusun persamaan lingkaran dan garis singgungna. KOMPETENSI DASAR Menusun persamaan lingkaran ang memenuhi persaratan ang ditentukan Menentukan persamaan
Lebih terperinciHendra Gunawan. 19 Maret 2014
MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semester II, 013/014 19 Maret 014 Kuliah ang Lalu 10.1 Parabola, aboa, Elips, danhiperbola a 10.4 Persamaan Parametrik Kurva di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1
Lebih terperinciBab 2 Output Primitif
Bab Output Primitif.. Algoritma DDA (Digital Diferential Analer ) ===================================================================. Tentukan dua titik ang akan dihubungkan dalam pembentukan garis..
Lebih terperinciPengertian Persamaan Garis Lurus 1. Koordinat Cartesius a. Menggambar Titik pada Koordinat Cartesius b. Menggambar Garis pada Koordinat Cartesius
Pengertian Persamaan Garis Lurus Sebelum memahami pengertian persamaan garis lurus, ada baiknya kamu mengingat kembali materi tentang koordinat Cartesius persamaan garis lurus selalu digambarkan dalam
Lebih terperinciyang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut.
3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada
Lebih terperinciPertemuan 2 KOORDINAT CARTESIUS
Kalkulus Pertemuan 2 KOORDINAT CARTESIUS Koordinat Cartesius 1 2 3 Jarak y Hitunglah jarak dari A(3,-5) ke B(4,2) A(3,-5) maka x 1 = 3 dan y 1 = -5 B(4,9) maka x 2 = 4 dan y 2 = 2 sehingga d(a, B) = (x
Lebih terperinciJawab: Titik awal (x 1, y 1 ) = A(2,1) dan Titik akhir (x 2, y 2 ) = B(8,5) dx = x 2 x 1 = 8 2 = 6 dan dy = y 2 y 1 = 5 1 = 4
.. Algoritma DDA (Digital Diferential Analer ) DDA adalah algoritma pembentuk garis ang didasarkan pada perasamaan (-8). Garis dibuat menggunakan titik awal (, ) dan titik akhir (, ). Setiap koordinat
Lebih terperinciMODUL 8 FUNGSI LINGKARAN & ELLIPS
MODUL 8 FUNGSI LINGKARAN & ELLIPS 8.1. LINGKARAN A. PERSAMAAN LINGKARAN DENGAN PUSAT PADA TITIK ASAL DAN JARI-JARI R Persamaan lingkaran dengan pusat (0,0) dan jari jari R adalah : x 2 + y 2 = R 2 B. PERSAMAAN
Lebih terperinciindentifikasi kemungkinan interferensi antara pahat dan benda-kerja (Gouging) pada
Simulasi Pergerakan segitiga Bucket untuk indentifikasi kemungkinan interferensi antara pahat dan benda-kerja (Gouging) pada sistem-cam berbasis model-faset 3D Dr. Ir. Gandjar Kiswanto, M.Eng 1 Topik 1.
Lebih terperinciBAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI
BAB I. SISTEM KRDINAT, NTASI & FUNGSI (Pertemuan ke 1 & 2) PENDAHULUAN Diskripsi singkat Pada bab ini akan dijelaskan tentang bilangan riil, sistem koordinat Cartesius, notasi-notasi ang sering digunakan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab 4 ini akan dijelaskan secara detail mengenai hasil-hasil pengukuran penelitian ini, hasil-hasil pengukuran tersebut meliputi: 4.1 Spesifikasi Perangkat Lunak Spesifikasi
Lebih terperinciMatematika Ekonomi KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (FUNGSI PECAH) GRAFIK FUNGSI KUADRAT BERUPA PARABOLA GRAFIK FUNGSI RASIONAL BERUPA HIPERBOLA
Fungsi Non Linier Diskripsi materi: -Harga ekstrim pada fungsi kuadrat 1 Fungsi non linier FUNGSI LINIER DAPT BERUPA FUNGSI KUADRAT DAN FUNGSI RASIONAL (FUNGSI PECAH) GRAFIK FUNGSI KUADRAT BERUPA PARABOLA
Lebih terperinciBAB III ALGORITMA PENAMBAHAN FEATURE DAN METODA PENCAHAYAAN
BAB III ALGORITMA PENAMBAHAN FEATURE DAN METODA PENCAHAYAAN Pada pemodelan produk berbasis feature, produk didefinisikan sebagai benda kerja yang memiliki satu atau lebih feature yang terasosiasi pada
Lebih terperincimatematika K-13 PERSAMAAN GARIS LURUS K e l a s
K- matematika K e l a s XI PERSAMAAN GARIS LURUS Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami pengertian garis, garis pada koordinat Cartesius,
Lebih terperinciTRANSFORMASI. Kegiatan Belajar Mengajar 6
Kegiatan elajar Mengajar 6 TRNSFORMSI Drs. Zainuddin, M.Pd Tranformasi (perpindahan) ang dipelajari dalam matematika, antara lain translasi (pergeseran), refleksi (pencerminan), rotasi (perputaran), dan
Lebih terperinciBAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n
BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n 1. FUNGSI DUA PEUBAH ATAU LEBIH fungsi bernilai riil dari peubah riil, fungsi bernilai vektor dari peubah riil Fungsi bernilai riil dari dua peubah riil yakni, fungsi
Lebih terperinciFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA Darussalam, Banda Aceh
08/02/2017 Nama Mata Kuliah : Pemograman Komputer Kode Mata Kuliah : KMM 162 Bobot SKS : 3 (Tiga) Semester : Genap Hari Pertemuan : 1 (pertama) Tempat Pertemuan : Ruang kuliah Koordinator MK : Khairul
Lebih terperinciMA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan
MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semester II, 016/017 10 Maret 01 Kuliah ang Lalu 10.1- Parabola, Elips, dan Hiperbola 10.4 Persamaan Parametrik Kurva di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1 Sistem
Lebih terperinci(D) 2 x < 2 atau x > 2 (E) x > Kurva y = naik pada
f =, maka fungsi f naik + 1 pada selang (A), 0 (D), 1. Jika ( ) (B) 0, (E) (C),,. Persamaan garis singgung kurva lurus + = 0 adalah (A) + = 0 (B) + = 0 (C) + + = 0 (D) + = 0 (E) + + = 0 = ang sejajar dengasn
Lebih terperinciBAHAN PRAKTIKUM GEOGEBRA
BAHAN PRAKTIKUM GEOGEBRA Berikut ini diberikan petunjuk praktikum pembelajaran Matematika Aljabar dan Kalkulus menggunakan Geogebra. Geogebra merupakan software yang berisi aplikasi aljabar dan geometri.
Lebih terperinciFungsi Dua Peubah dan Turunan Parsial
Fungsi Dua Peubah dan Turunan Parsial Irisan Kerucut, Permukaan Definisi fungsi dua peubah Turunan Parsial Maksimum dan Minimum Handout Matematika Teknik, D3 Teknik Telekomunikasi IT Telkom Bandung 1 Irisan
Lebih terperinciGambar 2.1 Sumbu-sumbu pada mesin NC [9]
2 PMSI MULTI IS D SISTM CM 2.1 Pemesinan C Multi xis Proses pemesinan dengan teknologi NC (numerical control) telah dikenal luas pemakaiannya pada saat ini. lectronics Industries ssociation (I) mendefinisikan
Lebih terperinciGAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL
GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL Berikut ini akan dibicarakan tentang Gambar Proyeksi Ortogonal secara terinci. Gambar proyeksi ortogonal yang lazim digunakan ada dua cara yaitu cara Eropa dan cara Amerika. Pada
Lebih terperinciRespect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Analisis Penampang. Pertemuan 4, 5, 6
Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 05 SKS : SKS nalisis Penampang Pertemuan 4, 5, 6 TU : Mahasiswa dapat menghitung properti dasar penampang, seperti luas, momen statis, momen inersia TK : Mahasiswa
Lebih terperinci(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8
. Turunan dari f ( ) = + + (E) 7 + +. Turunan dari y = ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( + ) ( + ) ( ) ( + ) (E) ( ) ( + ) 7 5 (E) 9 5 9 7 0. Jika f ( ) = maka f () = 8 (E) 8. Jika f () = 5 maka f (0) +
Lebih terperincif(-1) = = -7 f (4) = = 3 Dari ketiga fungsi yang didapat ternyata yang terkecil -7 dan terbesar 11. Rf = {y -7 y 11, y R}
1. Persamaan (m - 1)x 2-8x - 8m = 0 mempunyai akar-akar real, maka nilai m adalah... -2 m -1-2 m 1-1 m 2 Kunci : C D 0 b 2-4ac 0 (-8)² - 4(m - 1) 8m 0 64-32m² + 32m 0 m² - m - 2 0 (m - 2)(m + 1) 0 m -1
Lebih terperinciTURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n
TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n A. Fungsi Dua Variabel atau Lebih Dalam subbab ini, fungsi dua variabel atau lebih dikaji dari tiga sudut pandang: secara verbal (melalui uraian dalam kata-kata) secara aljabar
Lebih terperinciMA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan
MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan Semester II, 2016/2017 15 Maret 2017 Kuliah yang Lalu 10.1-2 Parabola, Elips, dan Hiperbola 10.4 Persamaan Parametrik Kurva di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1
Lebih terperinciLINGKARAN. Lingkaran merupakan tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap titik tertentu. Perhatikan gambar berikut.
LINGKARAN Lingkaran merupakan tempat kedudukan titik-titik ang berjarak sama terhadap titik tertentu. Perhatikan gambar berikut. r P Titik P disebut pusat, sedangkan Jarak P ke lingkaran dinamakan jari-jari.
Lebih terperinciFungsi dan Grafik Diferensial dan Integral
Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral ii Darpublic BAB 9 Turunan Fungsi-Fungsi (1 (Fungsi Mononom, Fungsi Polinom 9.1. Pengertian Dasar Kita telah melihat bahwa apabila
Lebih terperinciMATERI PRASYARAT. ke y= f(x) =ax2 + bx +c
1 MATERI PRASYARAT A. Fungsi Kuadrat Bentuk umum : y= f(x) = ax 2 + bx +c dengan a 0. Langkah-langkah dalam menggambar grafik fungsi kuadrat y= f(x) = ax 2 + bx +c 1. Tentukan titik potong dengan sumbu
Lebih terperinci5. Aplikasi Turunan 1
5. Aplikasi Turunan 5. Menggambar graik ungsi Inormasi yang dibutuhkan: A. Titik potong dengan sumbu dan sumbu y B. Asimtot ungsi Deinisi 5.: Asimtot ungsi adalah garis lurus yang didekati oleh graik ungsi.
Lebih terperinciSumber:
Transformasi angun Datar Geometri transformasi adalah teori ang menunjukkan bagaimana bangun-bangun berubah kedudukan dan ukuranna menurut aturan tertentu. Contoh transformasi matematis ang paling umum
Lebih terperinciFungsi dan Grafik Diferensial dan Integral
Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral ii Darpublic BAB Fungsi Linier.. Fungsi Tetapan Fungsi tetapan bernilai tetap untuk rentang nilai x dari sampai +. Kita tuliskan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI 1.8. Quer Quer adalah satu atau beberapa kata atau frase / kalimat ang di masukan / di ketikan oleh pengguna saat melakukan pencarian pada search engine (google atau search engine
Lebih terperinciPembahasan SNMPTN 2011 Matematika IPA Kode 576
Pembahasan SNMPTN 011 Matematika IPA Kode 576 Oleh Tutur Widodo Juni 011 1. Diketahui vektor u = (a,, 1) dan v = (a, a, 1). Jika vektor u tegak lurus pada v, maka nilai a adalah... a. 1 b. 0 c. 1 d. e.
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET (TEKNIK KOMPUTASI)
No. LSKD/EKO/DEL221/01 Revisi : 03 Tgl : 11/12/2012 Hal 1 dari 6 1. Kompetensi Setelah melakukan praktik, mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi: dapat memahami fungsi terdefinisi bagi pemakai. 2. Sub
Lebih terperinciPembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)
Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Bidang Matematika Kode Paket 578 Oleh : Fendi Alfi Fauzi 1. Diketahui vektor u = (a,, 1) dan v = (a, a, 1). Jika vektor u tegak lurus
Lebih terperinci2. Tentukan persamaan garis yang melalui titik P (x 1,y 1,z 1 ) dan R (x 2,y 2,z 2 ) seperti yang ditunjukkan pada gambar. Z P Q R
. Jika dan vektor-vektor tak kolinear dan A = ( x + 4y ) + ( 2x + y + ) dan B = ( y 2x + 2 ) + ( 2x 3y -), maka carilah nilai x dan y sehingga 3A = 2B. Penyelesian: 3A = 2 B 3(x + 4y ) +3 ( 2x + y + )b
Lebih terperinciFungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Fungsi Peubah Banak Prof. Dr. Bambang Soedijono PENDAHULUAN D alam modul ini dibahas masalah Fungsi Peubah Banak. Dengan sendirina para pengguna modul ini dituntut telah menguasai pengertian mengenai
Lebih terperinciSOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 9/. Diberikan premis sebagai berikut : Premis : Jika harga BBM naik, maka harga bahan pokok naik. Premis : Jika harga bahan pokok naik maka
Lebih terperinciBAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINEAR
BAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINEAR METODE GRAFIK DAN TABULASI A. Tujuan a. Memahami Metode Grafik dan Tabulasi b. Mampu Menentukan nilai akar persamaan dengan Metode Grafik dan Tabulasi c. Mampu membuat
Lebih terperinciRingkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36
Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Irisan Kerucut animation 1 animation 2 Irisan kerucut adalah kurva ang terbentuk dari perpotongan antara sebuah kerucut dengan bidang datar. Kurva irisan ini
Lebih terperinciAB = AB = ( ) 2 + ( ) 2
Nama Siswa Kelas LEMBAR AKTIVITAS SISWA HUBUNGAN ANTAR GARIS Titik Tengah Sebuah Segmen Garis : : Kompetensi Dasar (KURIKULUM 2013): 3.10 Menganalisis sifat dua garis sejajar dan saling tegak lurus dan
Lebih terperinciDarpublic Nopember 2013
Darpublic Nopember 1 www.darpublic.com 1. Turunan Fungsi Polinom 1.1. Pengertian Dasar Kita telah melihat bahwa apabila koordinat dua titik ang terletak pada suatu garis lurus diketahui, misalna [ 1, 1
Lebih terperinciSistem Menggambar Dengan CAD SUMBER: TRAINING CAD-CAM MIDC MODELING & MANUFACTURING
Sistem Menggambar Dengan CAD SUMBER: TRAINING CAD-CAM MIDC 2004 -MODELING & MANUFACTURING Sistem Satuan Pengaturan Gambar Pada program aplikasi CAD biasanya menggunakan sistem satuan standar tertentu,
Lebih terperinci2. Fungsi Linier x 5. Gb.2.1. Fungsi tetapan (konstan):
Darpublic Nopember 3 www.darpublic.com. Fungsi Linier.. Fungsi Tetapan Fungsi tetapan bernilai tetap untuk rentang nilai dari sampai +. Kita tuliskan = k [.] dengan k bilangan-nata. Kurva fungsi ini terlihat
Lebih terperinci2.1 Soal Matematika Dasar UM UGM c. 1 d d. 3a + b. e. 3a + b. e. b + a b a
Soal - Soal UM UGM. Soal Matematika Dasar UM UGM 00. Jika x = 3 maka + 3 log 4 x =... a. b. c. d. e.. Jika x+y log = a dan x y log 8 = b dengan 0 < y < x maka 4 log (x y ) =... a. a + 3b ab b. a + b ab
Lebih terperinci1. Fungsi Objektif z = ax + by
Nilai Optimum Suatu Fungsi Objektif, Program Linear, Fungsi Objektif, Cara Menentukan, Contoh Soal, Rumus, Pembahasan, Metode Uji Titik Sudut, Metode Garis Selidik, Matematika Nilai Optimum Suatu Fungsi
Lebih terperinciBAB XI PERSAMAAN GARIS LURUS
BAB XI PERSAMAAN GARIS LURUS A. Pengertian Pesamaan Garis Lurus Persamaan garis lurus adalah suatu fungsi yang apabila digambarkan ke dalam bidang Cartesius akan berbentuk garis lurus. Garis lurus ini
Lebih terperinci3.1. Gambar 3.1 Bucketing [5 ] 22 Pengembangan metode..., Agung Premono, FT UI, 2009
ANALISIS INTERFERENSI INTERFERENSI PAHAT MODEL FASET 3D BAB III PAHAT FILLETED-ENDMILL DENGAN Pada bagian teori dasar telah dijelaskan kemungkinan interferensi yang terjadi pada model faset 3 D, yaitu
Lebih terperinciBEBERAPA FUNGSI KHUSUS
BEBERAPA FUNGSI KHUSUS ). Fungsi Konstan ). Fungsi Identitas 3). Fungsi Modulus 4). Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil Fungsi genap jika f(x) = f(x), dan Fungsi ganjil jika f(x) = f(x) 5). Fungsi Tangga dan
Lebih terperinciMATEMATIKA BISNIS BAB 2 FUNGSI LINIER
MATEMATIKA BISNIS BAB FUNGSI LINIER Hikmah Agustin, S.P.,MM DEFINISI FUNGSI Fungsi adalah hubungan matematis antara suatu variabel dengan variabel lainna. Unsur-unsur pembentukan fungsi : 1. Variabel Variabel
Lebih terperinciPERSAMAAN GARIS LURUS
PERSAMAAN GARIS LURUS ( PERSAMAAN LINEAR ) Indikator :. Siswa dapat contoh persamaan garis lurus dalam berbagai bentuk dan variabel.. Siswa dapat menusun tabel pasangan dan menggambar grafik pada koordinat
Lebih terperinciE. Grafik Fungsi Kuadrat
/9/05 Jurnal Materi Umum Persamaan Kuadrat Peta Konsep Fungsi Kuadrat Peta Konsep Daftar Hadir MateriE SoalLatihan5 PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT Kelas X, Semester E. Grafik Fungsi Kuadrat Menelesaikan
Lebih terperinciBAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG
BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG 1. KOORDINAT CARTESIUS DALAM RUANG DIMENSI TIGA SISTEM TANGAN KANAN SISTEM TANGAN KIRI RUMUS JARAK,,,, 16 Contoh : Carilah jarak antara titik,, dan,,. Solusi :, Persamaan
Lebih terperinci1. Agar F(x) = (p - 2) x² - 2 (2p - 3) x + 5p - 6 bernilai positif untuk semua x, maka batas-batas nilai p adalah... A. p > l B. 2 < p < 3 C.
1. Agar F(x) = (p - 2) x² - 2 (2p - 3) x + 5p - 6 bernilai positif untuk semua x, maka batas-batas nilai p adalah... A. p > l 2 < p < 3 p > 3 1 < p < 2 p < 1 atau p > 2 Kunci : C Persamaan fungsi : F(x)
Lebih terperinciPertemuan 13 GARIS SINGGUNG DAN GARIS NORMAL
Pertemuan GAIS SINGGUNG DAN GAIS NOMAL Persamaan Garis Singgung melalui titik (, ) - m ( - ) Persamaan Garis Normal melalui titik (, ) - ( - ) m Panjang Subtangens Y m Panjang subnormal m Y Pemakaian Diferensial
Lebih terperinciMatematika EBTANAS Tahun 1986
Matematika EBTANAS Tahun 986 EBT-SMA-86- Bila diketahui A = { x x bilangan prima < }, B = { x x bilangan ganjil < }, maka eleman A B =.. 3 7 9 EBT-SMA-86- Bila matriks A berordo 3 dan matriks B berordo
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 KANDANGAN JL. Hayam Wuruk No. 96 telp Kandangan
Pilihlah satu jawaban yang tepat.. (x x 4 ) dx.. ULANGAN AKHIR SEMESTER TAHUN PELAJARAN 007/008 Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Program : XII / Ilmu Alam Hari, Tanggal : Waktu : 90 menit ( ) ` a. x
Lebih terperinciD. (1 + 2 ) 27 E. (1 + 2 ) 27
1. Nilai dari untuk x = 4 dan y = 27 adalah... A. (1 + 2 ) 9 B. (1 + 2 ) 9 C. (1 + 2 ) 18 D. (1 + 2 ) 27 E. (1 + 2 ) 27 2. Persamaan 2x² + qx + (q - 1) = 0, mempunyai akar-akar x 1 dan x 2. Jika x 1 2
Lebih terperinciSOAL OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SMP PART 2. Departemen Matematika - Wardaya College MMXVIII-XII
SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SMP PART - Wardaya College MMXVIII-XII TIPE A. Andi dan Bobby berlari berlawanan arah dalam suatu lintasan melingkar. Keduanya berawal dari titik-titik yang saling berseberangan
Lebih terperinciModul Matrikulasi, SMA Labschool Kebayoran 2017 Page 1
Modul : Grafik Fungsi Kuadrat Teori: Bagian bagian grafik fungsi kuadrat = a + b + c, a 0 Grafik fungsi kuadrat Titik ekstrim fungsi kuadrat = f () = a + b + c D = 0 Memiliki dua akar kembar Grafik fungsi
Lebih terperinci5.1 Menggambar grafik fungsi
5. Aplikasi Turunan 5. Menggambar graik ungsi Inormasi yang dibutuhkan: A. Titik potong dengan sumbu dan sumbu y B. Asimtot ungsi Deinisi 5.: Asimtot ungsi adalah garis lurus yang didekati oleh graik ungsi.
Lebih terperinciPertemuan2 Percabangan & Perulangan pada Python
Pertemuan2 Percabangan & Perulangan pada Python Objektif: 1. Mahasiswa mengetahui percabangan dan perulangan pada Python. 2. Mahasiswa mengetahui bentuk umum dari percabangan dan perulangan pada Python.
Lebih terperinciyang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan.
3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PEMOGRAMAN KOMPUTER
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PEMOGRAMAN KOMPUTER Mata Kuliah: Pemograman Komputer Semester : 4 (Empat); Kode : KMM 162; SKS : 3 (Tiga) Program Studi : Pendidikan Matematika Dosen : Khairul Umam,
Lebih terperinciGrafik Komputer dan Pengolahan Citra. Grafik Komputer : Geometri Primitive. Universitas Gunadarma Grafik Komputer : Geometri Primitive 1/12
Grafik Komputer : Geometri Primitive Universitas Gunadarma 2006 Grafik Komputer : Geometri Primitive 1/12 Menggambar GARIS (1/11) Garis adalah kumpulan titik-titik ang tersusun sedemikian rupa sehingga
Lebih terperinci: METODE GRAFIK. Metode grafik hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dimana hanya
LINEAR PROGRAMMING : METODE GRAFIK Metode grafik hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dimana hanya terdapat dua variabel keputusan. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, langkah pertama
Lebih terperinciMATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT
MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Fungsi Dalam ilmu ekonomi, kita selalu berhadapan dengan variabel-variabel ekonomi seperti harga, pendapatan nasional, tingkat bunga, dan lainlain. Hubungan kait-mengkait
Lebih terperinciMatematika Dasar NILAI EKSTRIM
NILAI EKSTRIM Misal diberikan kurva f( ) dan titik ( a,b ) merupakan titik puncak ( titik maksimum atau minimum ). Maka garis singgung kurva di titik ( a,b ) akan sejajar sumbu X atau [ ] mempunyai gradien
Lebih terperinciPengembangan Sistem-CAM (Computer-Aided Manufacturing) berbasis Model Faset 3D untuk Pemesinan Multi-Axis dengan Simulasi Pergerakan Pahat
Pengembangan Sistem-CAM (Computer-Aided Manufacturing) berbasis Model Faset 3D untuk Pemesinan Multi-Axis dengan Simulasi Pergerakan Pahat Dr. Ir. G. Kiswanto, M.Eng Dr. Ir. E. A. Gani, M.Eng A. Mujahid
Lebih terperinciKALKULUS I MUG1A4 PROGRAM PERKULIAHAN DASAR DAN UMUM (PPDU) TELKOM UNIVERSITY V. APLIKASI TURUNAN
KALKULUS I MUGA4 PROGRAM PERKULIAHAN DASAR DAN UMUM (PPDU) TELKOM UNIVERSITY V. APLIKASI TURUNAN MENGGAMBAR GRAFIK FUNGSI A. Titik potong dengan sumbu dan sumbu y B. Asimtot ungsi Deinisi : Asimtot ungsi
Lebih terperinciSOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 9/. Diberikan premis sebagai berikut : Premis : Jika harga BBM naik, maka harga bahan pokok naik. Premis : Jika harga bahan pokok naik maka
Lebih terperinciPENERAPAN TURUNAN MAT 4 D. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG KURVA A. PENDAHULUAN B. DALIL L HÔPITAL C. PERSAMAAN PADA KINEMATIKA GERAK TURUNAN. MATERI78.
PENERAPAN TURUNAN MAT 4 D. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG KURVA A. PENDAHULUAN B. DALIL L HÔPITAL C. PERSAMAAN PADA KINEMATIKA GERAK TURUNAN. MATERI78.CO MAT 4 materi78.co.nr Penerapan Turunan A. PENDAHULUAN
Lebih terperinciTURUNAN FUNGSI. dy (y atau f (x) atau ) dx. Hal-hal yang perlu diingat untuk menyelesaikan turunan fungsi aljabar adalah :
TURUNAN FUNGSI dy (y atau f () atau ) d Hal-hal yang perlu diingat untuk menyelesaikan turunan fungsi aljabar adalah :. ( a + b) = ( a + ab + b ). ( a b) = ( a ab + b ) m n m n. a = a 4. a m = a m m m.
Lebih terperinciPR ONLINE MATA UJIAN: MATEMATIKA IPA (KODE: A05) Petunjuk A digunakan untuk menjawab soal nomor 1 sampai dengan nomor 40.
PR ONLINE MATA UJIAN: MATEMATIKA IPA (KODE: A05) Petunjuk A digunakan untuk menjawab soal nomor sampai dengan nomor 0. 5. Jika a b 5, maka a + b = 5 (A). (C) 0. 0.. 7.. Nilai x yang memenuhi pertidaksamaan
Lebih terperinciWardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 2017/2018
Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 07/08 -. Jika diketahui x = 8, y = 5 dan z = 8, maka nilai dari x y z adalah.... (a) 0 (b) 00 (c) 500 (d) 750 (e)
Lebih terperinciPENDAHULUAN KALKULUS
. BILANGAN REAL PENDAHULUAN KALKULUS Ada beberapa jenis bilangan ang telah kita kenal ketika di bangku sekolah. Bilangan-bilangan tersebut adalah bilangan asli, bulat, cacah, rasional, irrasional. Tahu
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Nama Mata : Algoritma dan Struktur Data I Kode Mata : TI 006 Bobot Kredit : 3/1 SKS Semester Penempatan : I Kedudukan Mata : Mata Keilmuan dan Keterampilan Mata Prasyarat
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA 1. : Menggunakan Konsep Limit Fungsi Dan Turunan Dalam Pemecahan Masalah
BAB V T U R U N A N 1. Menentukan Laju Perubaan Nilai Fungsi. Menggunakan Aturan Turunan Fungsi Aljabar 3. Menggunakan Rumus Turunan Fungsi Aljabar 4. Menentukan Persamaan Garis Singgung Kurva 5. Fungsi
Lebih terperinciPenerapan Turunan MAT 4 D. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG KURVA A. PENDAHULUAN B. DALIL L HÔPITAL C. PERSAMAAN PADA KINEMATIKA GERAK TURUNAN. materi78.co.
Penerapan Turunan A. PENDAHULUAN Turunan dapat digunakan untuk: 1) Perhitungan nilai limit dengan dalil l Hôpital 2) Menentukan persamaan fungsi kecepatan dan percepatan dari persamaan fungsi posisi )
Lebih terperinciSistem Koordinat dalam 2 Dimensi Ruang Mengingat kembali sebelum belajar kalkulus
Sistem Koordinat dalam 2 Dimensi Ruang Mengingat kembali sebelum belajar kalkulus Sistem Koordinat pada Bidang Datar Disusun dengan pasangan angka urut (ordered pair) (a,b) : a dan b berturut- turut adalah
Lebih terperinciFUNGSI. A. Relasi dan Fungsi Contoh: Manakah yang merupakan fungsi/pemetaan dan manakah yang bukan fungsi? (i) (ii) (iii)
FUNGSI A. Relasi dan Fungsi Manakah yang merupakan fungsi/pemetaan dan manakah yang bukan fungsi? (i) (ii) (iii) Relasi himpunan A ke himpunan B adalah relasi yang memasangkan/mengkawankan/mengkorepodensikan
Lebih terperinciLingkaran. A. Persamaan Lingkaran B. Persamaan Garis Singgung Lingkaran
Bab Sumber: www.panebiancod.com Setelah mempelajari bab ini, Anda harus mampu merumuskan persamaan lingkaran dan menggunakannya dalam pemecahan masalah; menentukan persamaan garis singgung pada lingkaran
Lebih terperinciMatematika EBTANAS Tahun 1999
Matematika EBTANAS Tahun 999 EBT-SMA-99-0 Akar-akar persamaan kuadrat + = 0 adalah α dan β. Persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya (α + ) dan (β + ) + = 0 + 7 = 0 + = 0 + 7 = 0 + = 0 EBT-SMA-99-0 Akar-akar
Lebih terperinci