Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Transkripsi

1 Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 143 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada tingkat kasasi memutuskan sebagai berikut dalam perkara antara: AGUNG WAHONO, bertempat tinggal di Kampung Siluman RT.004, RW.004, Nomor 19, Desa Mangun Jaya, Kecamatan Tambun Selatan, Bekasi 17510; Pemohon Kasasi dahulu Penggugat; L a w a n PT INTERNATIONAL FB, berkedudukan di Komplek Perkantoran Taman Mahkota Blok A I Nomor 5, Jalan Husein Sastranegara, Kelurahan Benda, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, 15125, yang diwakili oleh Bowo Sudarnoto, Direktur, dalam hal ini memberi kuasa kepada Herlina, selaku HRD PT Internasional FB, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 23 November 2016; Termohon Kasasi dahulu Tergugat; Mahkamah Agung tersebut; Membaca surat-surat yang bersangkutan; Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Pemohon Kasasi dahulu Penggugat telah mengajukan gugatan terhadap Termohon Kasasi dahulu Tergugat di depan persidangan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Serang pada pokoknya sebagai berikut: A. Objek Gugatan 1. Bahwa Tergugat telah melakukan tindakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak terhadap Penggugat; 2. Bahwa tindakan Tergugat yang tidak memberikan Uang Kompensasi Pengakhiran Hubungan Kerja (PHK) sangat bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 3. Bahwa faktanya Tergugat melakukan penyimpangan/kesalahan dalam sistem jam kerja terhadap Penggugat yang tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. B. Dasar-Dasar Gugatan 1. Bahwa tindakan Tergugat yang telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak terhadap Penggugat dengan hanya memberikan Surat Peringatan ke-3 tanpa adanya upaya pembinaan terlebih dahulu Halaman 1 dari 16 hal. Put. Nomor 143 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 1

2 Direktori Putusan M ataupun pada ketentuan hukum yang mengikat; 2. Bahwa Tergugat telah membuat aturan jam kerja selama 9 Jam dalam 1 (satu) hari bekerja terhadap Penggugat; 3. Bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tangerang telah melakukan Mediasi antara Penggugat dan Tergugat atas permasalahan ini dan telah mengeluarkan Surat Anjuran Nomor 567.2/3816 HI/2015, tertanggal 6 Juli 2015 (bukti P-1) yang isinya : Menganjurkan - Hubungan kerja antara Sdr. Agung Wahono dengan PT Internasional FB dapat putus; - Agar pihak perusahaan memberikan Uang Pesangon kepada Sdr. Agung Wahono sebagai berikut: Sdr. Agung Wahono - Pesangon 2 x 2 x Rp ,00 = Rp ,00 - Perumahan dan Pengobatan 15% x Rp ,00 = Rp ,00 - Agar perusahaan memberikan Jumlah = Rp ,00 Tunjangan Hari Raya (THR) tahun 2015 = Rp ,00 Jumlah = Rp ,00 Terbilang: (lima belas juta dua ratus delapan puluh delapan ribu rupiah); Demikian Anjuran ini kami sampaikan kepada kedua belah pihak dan dalam waktu 10 (sepuluh) hari setelah menerima surat ini agar memberikan jawaban tertulis kepada kami; C. Alasan Gugatan: a. Keputusan yang telah dikeluarkan Tergugat untuk mem-phk Penggugat telah menimbulkan kerugian yang mendalam bagi Penggugat, sehingga hilangnya pendapatan Penggugat yang sebagai tulang punggung bagi keluarganya; b. Keputusan Tergugat tersebut di atas telah melanggar ketentuan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 151 ayat (3) dan Pasal 155 ayat (1), (2), dan (3) tentang Ketenagakerjaan, yaitu: Pasal 151 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003: Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud benar-benar tidak menghasilkan persetujuan, pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja dengan pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial ; Halaman 2 dari 16 hal. Put. Nomor 143 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 2

3 Direktori Putusan M Pasal 155 ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003: 1. Pemutusan Hubungan Kerja tanpa penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 ayat (3) batal demi hukum; 2. Selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial belum ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja /buruh harus tetap melaksanakan segala kewajibannya; 3. Pengusaha dapat melakukan penyimpangan terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2) berupa tindakan skorsing kepada pekerja/buruh yang sedang dalam proses Pemutusan Hubungan Kerja dengan tetap wajib membayar Upah beserta hakhak lainnya yang biasa diterima pekerja/buruh; c. Peraturan yang telah dibuat Tergugat mengenai jam kerja 9 Jam dalam 1 (satu) hari bekerja telah menimbulkan kerugian 1 (satu) jam kerja bagi Penggugat yang seharusnya di hitung berupa upah lembur, sehingga hilangnya Upah lembur 1 (satu) jam yang sewajibnya di terima setiap hari bekerja selama dari bulan September 2013 sampai bulan April 2015 (bukti P-6); d. Peraturan Tergugat mengenai jam kerja 9 jam tersebut di atas telah melanggar ketentuan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yaitu Pasal 77 ayat (1), (2), dan Pasal 78 ayat (2) tentang Ketenagakerjaan; D. Duduk Perkara Bahwa untuk memperjelas kesalahan atas fakta yang telah dibuat oleh Tergugat, dengan ini Penggugat paparkan fakta-fakta terkait secara kronologis sebagai berikut: 1. Bahwa Penggugat adalah pekerja tetap di tempat Tergugat sejak tanggal 1 September 2013 dengan jabatan Chef De Partie dan mendapatkan Upah Rp ,00 (tiga juta rupiah), (bukti P-2); 2. Bahwa pada hari Rabu tanggal 1 April 2015 sekitar pukul wib, Penggugat mendapat telpon dari Sdr. Ryan Kristianto selaku atasannya untuk bertemu dengan Sdr. Bowo Sudarnoto selaku Managing Director PT Internasioanal FB pada tanggal 2 April 2015 Jam wib; 3. Bahwa pada tanggal 2 April 2015 Penggugat bertemu dengan Sdr. Bowo Sudarnoto selaku Managing Director PT Internasioanal FB dan setelah melakukan pembicaraan, Penggugat langsung diberikan Surat Peringatan ke-3 oleh Tergugat ( bukti P-3) dimana memuat jenis pelanggaran yang dilakukan Penggugat, dan pada saat itu juga Penggugat diberikan Surat Pemberitahuan perihal Pemutusan Halaman 3 dari 16 hal. Put. Nomor 143 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 3

4 Direktori Putusan M Hubungan Kerja ( bukti P-4) oleh Tergugat tanpa adanya pembinaan terlebih dahulu ataupun melalui ketentuan hukum yang mengikat; 4. Bahwa tindakan yang dilakukan oleh Tergugat sebagaimana terurai pada dalil Penggugat angka 3 tersebut di atas bertentangan dengan ketentuan Pasal 161 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yaitu: Dalam hal pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama, pengusaha dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja setelah pekerja/buruh yang bersangkutan diberikan Surat Peringatan pertama, kedua dan ketiga secara berturut-turut ; 5. Bahwa karena Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan oleh Tergugat terhadap Penggugat bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku, maka sudah sepatutnya Penggugat mendapatkan kompensasi akibat Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan Tergugat, yaitu dengan pembayaran Uang Pesangon sebesar 2 kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), Uang Penggantian Hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 6. Bahwa pada tanggal 2 April 2015 Tergugat hanya memberikan Surat Referensi Kerja ( bukti P-5), tanpa adanya pembicaraan tentang uang kompensasi yang akan diterima oleh Penggugat; 7. Bahwa sejak tindakan Tergugat memberikan Surat Pemberitahuan perihal Pemutusan Hubungan Kerja kepada Penggugat ( bukti P-4), Penggugat tidak diperbolehkan lagi bekerja oleh Tergugat. Tindakan Tergugat yang dituangkan dalam isi Surat Pemberitahuan tersebut adalah merupakan tindakan skorsing menuju Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada Penggugat; 8. Bahwa sejak bulan April 2015 sampai hari ini Tergugat tidak melaksanakan lagi kewajibannya kepada Penggugat dengan tidak membayarkan Upah dan hak-hak lainnya yang biasa diterima oleh Penggugat setiap bulannya; 9. Bahwa tindakan Tergugat menghentikan pembayaran Upah kepada Penggugat secara nyata telah melanggar ketentuan Pasal 155 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang berbunyi: Selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial belum ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap melaksanakan segala kewajibannya dan Pasal 155 ayat (3) Undang- Halaman 4 dari 16 hal. Put. Nomor 143 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 4

5 Direktori Putusan M Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang berbunyi: Pengusaha dapat melakukan penyimpangan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa tindakan skorsing kepada pekerja/buruh yang sedang dalam proses Pemutusan Hubungan Kerja dengan wajib membayar Upah beserta hak-hak lainnya yang biasa diterima pekerja/buruh ; 10. Bahwa ketentuan Pasal 95 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 menyebutkan: Pengusaha yang karena kesengajaan atau kelalaiannya mengakibatkan keterlambatan pembayaran Upah, dikenakan denda sesuai dengan persentase tertentu dari Upah pekerja/buruh juncto Pasal 19 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah yang berbunyi; Apabila Upah terlambat dibayarkan, maka mulai dari hari keempat sampai hari ke kedelapan terhitung dari hari dimana seharusnya Upah dibayarkan, Upah tersebut ditambah dengan 5% (lima persen) untuk setiap hari keterlambatan, dengan ketentuan bahwa tambahan itu untuk 1 (satu) bulan dan tidak melebihi 50% (lima puluh persen) dari Upah yang seharusnya dibayarkan. Dengan demikian Tergugat berkewajiban pula membayar denda keterlambatan pembayaran Upah sebesar 50% yaitu untuk Upah bulan April 2015 sampai dengan bulan Maret tahun 2016; 11. Bahwa Tergugat telah membuat peraturan mengenai jam kerja selama 9 jam dalam 1 (satu) hari bekerja terhadap Penggugat dimulai dari 1 September 2013 sampai 2 April 2015; 12. Bahwa peraturan yang dibuat Tergugat mengenai jam kerja selama 9 jam dalam 1 (satu) hari bekerja, secara nyata melanggar ketentuan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yaitu Pasal 77 ayat (1) yang berbunyi: Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja. Pasal 77 ayat (2) yang berbunyi: (a). 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau (b). 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu serta Pasal 78 ayat (2) yang berbunyi: Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja wajib membayar Upah kerja lembur. Dengan demikian Tergugat berkewajiban membayar Upah Kerja Lembur 1 (satu) jam per hari kepada Penggugat selama bekerja di tempat Tergugat dari tanggal 1 September 2013 sampai dengan tanggal 2 April 2015; 13. Bahwa Tergugat tidak lagi memberikan Uang Tunjangan Hari Raya Halaman 5 dari 16 hal. Put. Nomor 143 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 5

6 Direktori Putusan M (THR) tahun 2015, dan Uang Service Charge bulan April 2015 yang diterima setiap bulannya kepada Penggugat (bukti P-6); 14. Bahwa oleh karena Tergugat tidak melaksanakan kewajibannya dengan cara tidak membayarkan Upah beserta hak-hak lainnya kepada Penggugat, maka berdasarkan ketentuan Pasal 96 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004, Penggugat mohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Serang yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk segera menjatuhkan Putusan Sela berupa perintah agar Tergugat membayar secara tunai seluruh Upah Penggugat beserta hak-hak lainnya yang telah dihentikan pembayarannya oleh Tergugat sejak bulan April 2015 hingga sampai saat ini, dan denda keterlambatan pembayaran Upah sebesar 50% (lima puluh persen) sampai dengan Pengadilan yang mempunyai kekuatan Hukum perkara ini; adanya putusan mengikat terhadap Pasal 96 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004: (1) Apabila dalam persidangan pertama secara nyata-nyata pihak pengusaha terbukti tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 155 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Hakim Ketua sidang harus segera menjatuhkan Putusan Sela berupa perintah kepada pengusaha untuk membayar Upah beserta hak-hak lainnya yang biasa diterima pekerja/buruh yang bersangkutan; (2) Putusan Sela sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dijatuhkan pada hari persidangan itu juga atau pada hari persidangan kedua; 15. Bahwa Penggugat dan Tergugat sudah berusaha menyelesaikan perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja ini berdasarkan ketentuanketentuan hukum yang berlaku yaitu melalui perundingan Bipartit dan Mediasi; 16. Bahwa pada tanggal 6 Juli 2015 Mediator Hubungan Industrial Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Tangerang memberikan Anjuran tertulis dalam penyelesaian perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja antara Penggugat dan Tergugat dengan Nomor 567.2/3816 HI/2015 yang dalam amar Anjurannya menganjurkan agar Tergugat memberikan kompensasi pengakhiran hubungan kerja kepada Penggugat sejumlah Rp ,00 (lima belas juta dua ratus Halaman 6 dari 16 hal. Put. Nomor 143 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 6

7 Direktori Putusan M delapan puluh delapan ribu rupiah); 17. Bahwa Penggugat sudah memberikan jawaban tertulis terhadap Surat Anjuran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tangerang, yang isinya menolak sebagian isi surat Anjuran tersebut; 18. Bahwa Tergugat menolak isi Anjuran tertulis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi tersebut; 19. Bahwa gugatan ini diajukan berdasarkan Pasal 14 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI); Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat mohon kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Serang agar memberikan putusan sebagai berikut: Dalam Provisi a. Menerima dan mengabulkan seluruhnya permohonan Putusan Sela yang diajukan oleh Penggugat; b. Menghukum dan memerintahkan Tergugat untuk membayar Upah yang belum dibayarkan sejak bulan April, Denda keterlambatan pembayaran Upah, Tunjangan Hari Raya 2015 dan Uang Service Charge bulan April 2015 kepada Penggugat dengan rincian sebagai berikut: Upah April Maret bulan x Rp ,00 = Rp ,00 Denda keterlambatan upah 50% x Rp ,00 = Rp ,00 Total Rp ,00 Tunjangan Hari Raya tahun 2015 = Rp ,00 Uang Service Charge bulan April 2015 = Rp ,00 Total Keseluruhan Terbilang : (lima puluh tujuh juta sembilan ratus ribu rupiah); Dalam Pokok Perkara = Rp ,00 1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya. 2. Menyatakan demi hukum bahwa Surat Peringatan ke-3 ( Pemutusan Hubungan Kerja) dari Tergugat kepada Penggugat bertentangan dengan hukum; 3. Menghukum Tergugat untuk membayar Upah setiap tanggal 28 setiap bulannya secara tunai kepada Penggugat, sampai dengan adanya putusan Pengadilan yang sudah berkekuatan hukum tetap (inkraht van gewijsde); 4. Menyatakan demi hukum bahwa peraturan 9 (sembilan) jam kerja dalam Halaman 7 dari 16 hal. Put. Nomor 143 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 7

8 Direktori Putusan M sehari yang diterapkan Tergugat kepada Penggugat bertentangan dengan hukum; 5. Menghukum dan memerintahkan Tergugat untuk membayar Upah kerja lembur 1 (satu) jam setiap hari bekerja yang belum dibayarkan terhadap Penggugat sejak bulan September 2013 sampai bulan April 2015 dengan rincian penghitungan sebagai berikut : Upah lembur bulan September 2013 s/d bulan April 2015: Total = (20 bulan x 25 hari x 1 jam) x (1/173 x Upah) = (20 x 25 x 1) x ( 1/173 x Rp ,00) = 500 x Rp17.341,00 = Rp ,00 (delapan juta enam ratus tujuh puluh ribu lima ratus dua puluh rupiah); 6. Menghukum Tergugat untuk membayarkan kompensasi pengakhiran hubungan kerja kepada Penggugat dengan rincian sebagai berikut: - Uang Pesangon 2 x 2 x Rp ,00 = Rp ,00 - Uang Penggantian Hak 15% 15 % x Rp ,00 = Rp ,00 - Sisa Cuti yang belum di ambil : Total = Rp ,00 12/25 x Rp ,00 = Rp ,00 - Uang Tunjangan Hari Raya tahun 2015 = Rp ,00 - Uang Service Charge bulan April 2015 = Rp ,00 - Upah April 2015 s/d Maret x Rp ,00 = Rp ,00 - Denda keterlambatan pembayaran Upah 50% x Rp ,00 = Rp ,00 Total keseluruhan = Rp ,00 Terbilang: (tujuh puluh tiga juta seratus empat puluh ribu rupiah) 7. Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya perkara yang mungkin timbul dari proses perkara ini; Subsider Apabila Majelis Hakim yang memutus perkara ini atas Tuhan Yang Maha Esa berpendapat lain, maka kami yang memimpikan ditegakkannya hukum dan keadilan di Republik ini, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono); Menimbang bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat mengajukan eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut: Halaman 8 dari 16 hal. Put. Nomor 143 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 8

9 Direktori Putusan M 1. Gugatan Penggugat adalah Exceptio Peremptoria. Bahwa masalah yang digugat oleh Penggugat tidak dapat diperkarakan karena Penggugat dianggap telah mengundurkan diri dari perusahaan Tergugat. Hal ini dikarenakan Penggugat tidak masuk berturut-turut sejak tanggal 26, 27, 28, 29, 30, 31 Maret dan 1 April 2015 dan seterusnya hingga diajukannya gugatan a quo, walaupun sudah dipanggil secara patut dan sah oleh perusahaan, sebagaimana Surat Pemanggilan Nomor 002/SP/HRD/III/15, tanggal 31 Maret 2015, dan Penggugat tidak memberikan keterangan secara tertulis dan bukti yang sah atas ketidakhadirannya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 168 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi sebagai berikut: Pekerja/buruh yang mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah dipanggil oleh pengusaha 2 (dua) kali secara patut dan tertulis, dapat diputus hubungan kerjanya karena dikualifikasikan mengundurkan diri ; Bahwa oleh karena Penggugat dianggap telah mengundurkan diri, maka Penggugat telah keliru menggugat Tergugat di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Serang; 2. Gugatan Penggugat Prematur. Bahwa Penggugat mengajukan gugatan ke Pengadilan Hubungan Industrial Serang adalah premature, sebab sebelum proses dalam tahapan pengajuan gugatan dan sebelum perkara a quo ditangani oleh Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang, Penggugat tidak melakukan proses bipartit, dengan demikian bertentangan dengan Pasal 3 ayat (1 ), (2) dan (3) Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang berbunyi sebagai berikut: (1) Perselisihan hubungan industrial wajib diupayakan penyelesaiannya terlebih dahulu melalui perundingan bipartit secara musyawarah untuk mencapai mufakat; (2) Penyelesaian perselisihan melalui bipartit sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus diselesaikan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal dimulainya perundingan; (3) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) salah satu pihak menolak untuk berunding atau telah dilakukan perundingan tetapi tidak mencapai kesepakatan, maka perundingan bipartit dianggap gagal; Halaman 9 dari 16 hal. Put. Nomor 143 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 9

10 Direktori Putusan M Bahwa proses bipartit tidak dilakukan oleh Penggugat, dan langsung tripartit, maka dengan demikian proses tripartid dan pengajuan gugatan ke Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Serang adalah prematur; 3. Gugatan Penggugat Obscuur Libel Bahwa dasar hukum dalil gugatan Penggugat tidak jelas dan membingungkan karena Penggugat dalam mendalilkan jumlah gaji/upah sebesar Rp ,00 (tiga juta rupiah), akan tetapi faktanya komponen gaji/upah Penggugat adalah sebesar Rp ,00 (dua juta dua ratus lima puluh ribu rupiah). Sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 157 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi sebagai berikut: (1) Komponen Upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Uang Pengganti Hak yang seharusnya diterima yang tertunda, terdiri atas: a. Upah Pokok; b. Segala macam bentuk tunjangan yang bersifat tetap yang diberikan kepada pekerja/buruh dan keluarganya, termasuk harga pembelian dari catu yang diberikan kepada pekerja/buruh secara cuma-cuma, yang apabila catu harus dibayar pekerja/buruh dengan subsidi, maka sebagai Upah dianggap selisih antara harga pembelian dengan harga yang harus dibayar oleh pekerja/buruh. Komponen upah yang diterima oleh Penggugat berdasarkan Slip Gaji terakhir adalah sebagai berikut: 1. Gaji Pokok sebesar Rp ,00 2. Tunjangan Jabatan (tunjangan tetap) sebesar Rp ,00 Bahwa selain itu juga dalam posita gugatan Penggugat tidak mendalilkan adanya tuntutan pembayaran uang lembur dan sisa cuti, akan tetapi dalam petitumnya meminta pembayaran uang lembur dan sisa cuti. Maka dengan demikian gugatan Penggugat tidak sinkron antara posita dan petitum, sehingga menjadikan gugatan Penggugat obscuur libel (kabur dan tidak jelas); Berdasarkan eksepsi sebagaimana yang telah diuraikan tersebut di atas, kami mohon kepada Ketua dan Anggota Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial menerima dan mempertimbangkan dengan seksama dan selanjutnya memberikan putusan dengan tanpa memeriksa pokok perkara, dengan menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya dan atau setidak-tidanya gugatan Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard); Halaman 10 dari 16 hal. Put. Nomor 143 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 10

11 Direktori Putusan M Bahwa, terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Serang telah memberikan putusan Nomor 25/Pdt.Sus- PHI/2016/PN.Srg., tanggal 20 September 2016 yang amarnya sebagai berikut: Dalam Provisi - Menolak tuntutan Provisi Penggugat; Dalam Eksepsi - Menolak eksepsi Tergugat untuk seluruhnya Dalam Pokok Perkara 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian; 2. Menyatakan putus hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat sejak putusan ini dibacakan; 3. Menghukum Tergugat untuk membayar Pesangon dan hak hak lainnya sebesar Rp ,00 ( dua puluh delapan juta delapan ratus sembilan puluh ribu rupiah) 4. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya; 5. Membebankan biaya perkara yang timbul dalam perkara ini kepada Negara sebesar Rp ,00 (dua ratus sebelas ribu rupiah); Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Serang tersebut telah diucapkan dengan hadirnya Penggugat dan Kuasa Tergugat pada tanggal 20 September 2016, terhadap putusan tersebut Penggugat mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 5 Oktober 2016, sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Kasasi Nomor 52/Kas/PHI.G/2016/PN.Srg., yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Serang, permohonan tersebut diikuti dengan memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Serang pada tanggal itu juga; Bahwa memori kasasi dari Pemohon Kasasi/Penggugat tersebut telah disampaikan kepada Termohon Kasasi/Tergugat pada tanggal 4 November 2016, kemudian Termohon Kasasi/Tergugat mengajukan kontra memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Serang pada tanggal 23 November 2016; Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta keberatankeberatannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, sehingga permohonan kasasi tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi dalam memori kasasinya adalah: Halaman 11 dari 16 hal. Put. Nomor 143 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 11

12 Direktori Putusan M Pengadilan Hubungan Industrial Serang tidak cermat, tidak teliti dan penuh dengan kekhilafan dalam penerapan hukumnya, karena dalam pertimbangan hukumnya Majelis Hakim sama sekali tidak memperhatikan dan tidak menghargai upaya Pemohon Kasasi terhadap Termohon Kasasi sebelum terjadi perselisihan maupun selama proses penyelesaian perselisihan, sampai dengan putusan dibacakan; Bahwa sangat keliru pendapat Pengadilan Hubungan Industrial Serang yang membuat pertimbangan hukum sebagaimana termuat pada paragraf ke-3 halaman 26, serta paragraf ke-1, ke-2 dan ke-3 halaman 27 salinan putusan yang menyebutkan: Paragraf ke-3 halaman 26,....Menimbang bahwa dalam Peraturan Perusahaan (bukti P-5) yang mengatur tentang kesalahan sangat berat pada Pasal 4.1b di dalamnya diatur tentang mangkir 5 hari berturut-turut sudah masuk kualifikasi kesalahan yang mendapat sanksi Pemutusan Hubungan Kerja,...Peraturan Perusahaan yang mengatur tentang kesalahan sangat berat yang mengakibatkan Pemutusan Hubungan Kerja tentu tidak serta merta Tergugat melakukan PHK tanpa mekanisme yag diatur Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, oleh karena masing-masing yakni antara pihak Penggugat dan Tergugat dalam hubungan kerjanya masing-masing menyalahi aturan Ketenagakerjaan yang ada dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dan dalam Peraturan Perusahaan, Majelis mempertimbangkan putus hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat..."; Bahwa di perusahaan Termohon Kasasi tidak mempunyai Peraturan Perusahaan yang telah disahkan Disnakertrans, tidak ada Perjanjian Kerja dan tidak ada Perjanjian Kerja Bersama, sehingga Termohon Kasasi tidak ada dasar hukum untuk menetapkan suatu pelanggaran sebagai kesalahan yang dilakukan Pemohon Kasasi dan yang dibuat alasan untuk menerbitkan Surat Pemutusan Hubungan Kerja adalah hanya karena tidak masuk bekerja dengan ijin selama 3 (tiga) hari pada tanggal 26, 27, 28 Maret 2015, dengan demikian pertimbangan tersebut telah bertentangan dengan asas hukum pembuktian, dimana Majelis Hakim yang memeriksa serta mengadili perkara Nomor 25/Pdt.Sus- PHI/2016/PN.Srg., tidak cermat/teliti dalam memberikan pertimbangan dengan tidak berdasarkan hukum dan bukti-bukti yang diperkenankan oleh hukum yang diajukan oleh Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi; Paragraf ke-1 halaman 27: "...Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis mempertimbangkan petitum Halaman 12 dari 16 hal. Put. Nomor 143 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 12

13 Direktori Putusan M Penggugat poin 3 agar Tergugat membayar Upah setiap tanggal 28 sampai adanya putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, mengingat Penggugat walau sudah dipanggil untuk bekerja dan Penggugat tidak menghiraukan panggilan tersebut artinya Penggugat tidak menunaikan kewajibannya sebagai pekerja, oleh karenanya permohonan pembayaran Upah setiap tanggal 28 setiap bulannya sampai putusan berkekuatan hukum tetap dinyatakan ditolak..."; Bahwa dalam pertimbangan tersebut di atas dimana Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara Nomor 25/Pdt. Sus-PHI/ 2016/PN.Srg., tidak cermat/teliti dalam memberikan pertimbangan karena salah dalam mengartikan bukti P-1 yaitu Surat Pemanggilan untuk datang ke Kantor Pusat untuk bertemu dengan Managing Director bukan untuk pemanggilan bekerja seperti yang dijelaskan pada keterangan di atas, serta adanya beberapa keterangan saksisaksi yang tidak dicatat dalam putusan, yaitu Pemohon Kasasi tidak lagi diperkenankan untuk bekerja dan harus menyerahkan semua atribut kepegawaiannya berupa seragam kerja dan kartu pass masuk Bandara Internasional Soekarno Hatta Paragraf ke-2 halaman 27 "...Menimbang bahwa karena proses Pemutusan Hubungan Kerja antara Penggugat dan Tergugat tidak melalui mekanisme yang diatur Undang-undang Nomor 13 tahun 2003, Majelis berpendapat bahwa Penggugat berhak atas Upah selama Pemutusan Hubungan Kerja yang tidak diperolehnya selama 6 bulan gaji, terhitung sejak bulan April 2015 s/d September 2015 dengan rincian 6 bulan upah x Rp ,00 = Rp ,00 (delapan belas juta rupiah); Bahwa dalam pertimbangan tersebut di atas dimana Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara Nomor 25/Pdt. Sus-PHI/2016/PN.Srg., tidak cermat/teliti dalam memebrikan pertimbangan dengan tidak berdasarkan hukum dan bukti-bukti yaitu Pasal 155 ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dan Pemohon Kasasi sudah tidak menerima Upahnya semenjak bulan April 2015 sampai dengan bulan September 2016 (18 bulan); Paragraf ke-3 halaman 27 Menimbang bahwa Pasal 10 ayat (5) Peraturan Perusahaan (bukti P- 5) yang berlaku antara Penggugat dan Tergugat serta keterangan saksi Herlina dan Indri Paulina, Penggugat termasuk pada level karyawan yang tidak memperoleh Upah Lembur karena telah mendapatkan tunjangan jabatan sehingga kelebihan jam kerja tidak diperhitungkan, begitupun dengan tuntutan akan service charge yang sifatnya fluktuatif tergantung pada konsumen dan Halaman 13 dari 16 hal. Put. Nomor 143 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 13

14 Direktori Putusan M tuntuan akan service charge tidak didukung bukti-bukti berapa besarnya serta tidak dirinci, maka untuk itu permohonan pembayaran Upah Lembur dan Service Charge dinyatakan ditolak; Bahwa di perusahaan Termohon Kasasi tidak mempunyai Peraturan perusahaan yang telah disahkan Disnakertrans, dengan demikian pertimbangan tersebut telah bertentangan dengan azas hukum pembuktian, dimana Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara Nomor 25/Pdt.Sus- PHI/2016/PN.Srg., tidak cermat/teliti dalam memberikan pertimbangan dengan tidak berdasarkan hukum dan bukti-bukti yang diperkenankan oleh hukum yang diajukan oleh Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi; Bahwa berdasarkan uraian-uraian di atas telah nyata dan jelas bahwa Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo telah salah menerapkan hukum, sehingga putusan Pengadilan Hubungan Industrial Serang telah cacat yuridis dalam memberikan pertimbangannya; Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan kasasi tersebut Mahkamah Agung berpendapat: Bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena setelah meneliti secara saksama memori kasasi tanggal 5 Oktober 2016 dan kontra memori kasasi tanggal 21 November 2016 dihubungkan dengan pertimbangan Judex Facti Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Serang tidak salah menerapkan hukum, dengan pertimbangan sebagai berikut: - Bahwa Pemohon Kasasi tidak masuk kerja secara berturut-turut sejak tanggal 26, 27, 28, 29, 30, 31 Maret dan 1 April 2015 telah ada izin dari atasannya, namun kepada Pemohon Kasasi langsung diberikan Surat Peringatan ke-3 dan sekaligus Surat Pemutusan Hubungan Kerja sejak 2 April 2015; - Bahwa terbukti Pemutusan Hubungan Kerja yang dijatuhkan Termohon Kasasi terhadap Pemohon Kasasi tidak melalui mekanisme sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, oleh karenanya Pemohon Kasasi berhak atas Upah Proses dan Uang Pesangon 1 x ketentuan Pasal 156 ayat (2), Uang Penggantian Hak sesuai Pasal 156 ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun2003 tentang Ketenagakerjaan, Tunjangan Hari Raya (THR) tahun 2015, 2016 dan sisa cuti yang belum diambil; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata bahwa putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Halaman 14 dari 16 hal. Put. Nomor 143 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 14

15 Direktori Putusan M Serang dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undangundang, sehingga permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi AGUNG WAHONO tersebut harus ditolak; Menimbang, bahwa oleh karena nilai gugatan dalam perkara ini dibawah Rp ,00 (seratus lima puluh juta rupiah), sebagaimana ditentukan dalam Pasal 58 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, maka biaya perkara dalam tingkat kasasi ini dibebankan kepada Negara; Memperhatikan, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan; M E N G A D I L I 1. Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi AGUNG WAHONO tersebut; 2. Membebankan biaya perkara kepada Negara; Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada Mahkamah Agung pada hari Rabu tanggal 29 Maret 2017 oleh Dr. H. Zahrul Rabain, S.H., M.H., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, H. Dwi Tjahyo Soewarsono, S.H., M.H., dan H. Buyung Marizal, S.H., M.H., Hakim-Hakim Ad Hoc PHI, masingmasing sebagai Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri oleh Para Hakim Anggota tersebut dan oleh Susi Saptati, S.H., M.H., Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh para pihak. Hakim-Hakim Anggota, Ttd/. H. Dwi Tjahyo Soewarsono, S.H., M.H. Ttd/. H. Buyung Marizal, S.H., M.H., Ketua Majelis, Ttd/. Dr. H. Zahrul Rabain, S.H., M.H. Halaman 15 dari 16 hal. Put. Nomor 143 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 15

16 Direktori Putusan M Untuk Salinan Untuk Salinan Untuk Salinan Mahkamah Agung R.I a.n. Panitera, Panitera Muda Perdata Khusus RAHMI MULYATI, S.H., M.H., NIP Panitera Pengganti, Ttd/. Susi Saptati, S.H., M.H. Halaman 16 dari 16 hal. Put. Nomor 143 K/Pdt.Sus-PHI/2017 h Agung Republi Telp : (ext.318) Halaman 16

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 120 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 221 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 546 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 92 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia P U T U S A N Nomor 119 K/Pdt.Sus-PHI/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada tingkat kasasi

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1351 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 477 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002

P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002 P U T U S A N No. 177 K/TUN/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 664 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 142 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 125 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 190 K/Pdt.Sus/2008

P U T U S A N No. 190 K/Pdt.Sus/2008 P U T U S A N No. 190 K/Pdt.Sus/2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 905 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 966 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 209 K/PDT.SUS-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1094 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 703 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1411 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 15 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 302 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 285 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 165 K/Pdt.Sus-PHI/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N No 286 K/PdtSus/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Idustrial dalam tingkat kasasi

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 141 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 659 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan industrial pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 26 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan

P U T U S A N No. 26 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan P U T U S A N No. 26 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perselisihan hubungan industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 744 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 26 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 26 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 26 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial pada pemeriksaan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1263 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1021 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N No. 313 K/TUN/2000.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 160 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N No. 160 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 160 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 284 K/Pdt.Sus/2008 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 779 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 493 K/Pdt.Sus-PHI/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 388 K/Pdt.Sus-PHI/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1360 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 11 PK/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 994 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1170 K/Pdt/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1084 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 744 K/Pdt.Sus/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1513 K/Pdt.Sus-BPSK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus tentang alasan atas putusan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1467 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 237 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 286 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Hal. 1 dari 11 hal. Put. No.83 K/TUN/07

Hal. 1 dari 11 hal. Put. No.83 K/TUN/07 P U T U S A N No. 83 K/TUN/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 2 K/Pdt.Sus-Pailit/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus kepailitan prosedur renvoi pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N No. 605 K/Pdt.Sus-BPSK/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus tentang keberatan atas putusan

Lebih terperinci

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06

Hal. 1 dari 9 hal. Put. No.62 K/TUN/06 P U T U S A N No. 62 K/TUN/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 767 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 667 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 1354 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 1362 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 925 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 354 K/Pdt.Sus-BPSK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus sengketa konsumen pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 1116 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 212 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 407 K/Pdt/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam

P U T U S A N Nomor : 407 K/Pdt/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam P U T U S A N Nomor : 407 K/Pdt/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 25 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan

P U T U S A N No. 25 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan P U T U S A N No. 25 K/PHI/2007 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 961 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 908 K/Pdt.Sus-PHI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN No. 326 K/TUN/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 37 PK/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada peninjauan kembali telah memutus dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 2789 K/Pdt/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 871 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Hal. 2 dari 8 hal. Put. No. 194 K/AG/2007.

Hal. 2 dari 8 hal. Put. No. 194 K/AG/2007. 1. Tergugat telah berselingkuh dengan wanita lain bernama Xxx dan telah dikawin sirri tanpa seizin Penggugat ; 2. Tergugat sering menyakiti badan Penggugat dengan tanpa alasan ; 3. Sejak April 2004 Tergugat

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL III - 1 III - 2 Daftar Isi BAB I KETENTUAN UMUM III-9 BAB II TATACARA PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 00/Pdt.G/2013/PTA.BTN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR 00/Pdt.G/2013/PTA.BTN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR 00/Pdt.G/2013/PTA.BTN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N 322 K/TUN/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N 322 K/TUN/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N No. 322 K/TUN/2005 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai berikut

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor /Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Gugat pada tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 4 K/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor 34/Pdt.G/2016/PTA Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor 34/Pdt.G/2016/PTA Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 34/Pdt.G/2016/PTA Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu pada tingkat banding dalam

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 500/B/PK/Pjk/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara pajak pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara: DIREKTUR

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 396/Pdt/2014/PT. BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 396/Pdt/2014/PT. BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 396/Pdt/2014/PT. BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara Perdata dalam tingkat banding telah

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 62 PK/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

PEMBANDING, semula TERGUGAT;

PEMBANDING, semula TERGUGAT; PUTUSAN Nomor 337/Pdt/2016/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI JAWA BARAT di BANDUNG, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 777 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan

Lebih terperinci

P U T U S A N. NOMOR 325/PDT/2014/PT. Bdg

P U T U S A N. NOMOR 325/PDT/2014/PT. Bdg P U T U S A N NOMOR 325/PDT/2014/PT. Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA, Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam peradilan tingkat

Lebih terperinci

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 31/Pdt.G/2015/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada

Lebih terperinci

PUTUSAN NOMOR : 226 K/AG/2007 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

PUTUSAN NOMOR : 226 K/AG/2007 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G PUTUSAN NOMOR : 226 K/AG/2007 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata agama dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 793 K/Pdt/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 90 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S A N NOMOR : 90 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S A N NOMOR : 90 K/AG/2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata agama dalam tingkat kasasi telah memutuskan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 570/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR 570/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR 570/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 349/Pdt/2015/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung di Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 238/B/PK/Pjk/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara pajak pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara: DIREKTUR

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia P U T U S A N Nomor 1127 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 494/Pdt/2013/PT.Bdg. M e l a w a n :

P U T U S A N. Nomor : 494/Pdt/2013/PT.Bdg. M e l a w a n : P U T U S A N Nomor : 494/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata pada tingkat banding

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN XII) PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL copyright by Elok Hikmawati 1 Perselisihan Hubungan Industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 35 PK/FP/TUN/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara tata usaha negara pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara:

Lebih terperinci

P U T U S A N DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. telah mengambil putusan sebagai berikut dalam perkara :

P U T U S A N DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. telah mengambil putusan sebagai berikut dalam perkara : P U T U S A N Nomor. 181 - DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor /Pdt.G/2017/PTA.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG Dalam tingkat banding telah memeriksa, mengadili dan menjatuhkan putusan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA; Menimbang

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor 13/Pdt.G/2013/PTA. Plk. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor 13/Pdt.G/2013/PTA. Plk. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 13/Pdt.G/2013/PTA. Plk. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 439/Pdt/2015/PT.BDG. l a w a n :

P U T U S A N Nomor 439/Pdt/2015/PT.BDG. l a w a n : P U T U S A N Nomor 439/Pdt/2015/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam peradilan tingkat banding

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M P U T U S A N Nomor 101/Pdt.G/2016/PTA.Mks DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar, yang memeriksa dan mengadili perkara Ekonomi Syariah pada

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 804 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 1126 K/Pdt.Sus-PHI/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan

Lebih terperinci