Gambar. 4 Peta Lokasi Kabupaten Bogor

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambar. 4 Peta Lokasi Kabupaten Bogor"

Transkripsi

1 IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administratif Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta yang secara geografis terletak antara lintang selatan dan 106 1' ' bujur timur, dengan luas sekitar 2.301,95 km2. Secara administratif batas-batas wilayah Kabupaten Bogor adalah seperti pada Gambar 4. a) Sebelah utara : Kota Depok b) Sebelah barat : Kabupaten Lebak c) Sebelah barat daya : Kabupaten Tangerang d) Sebelah timur : Kabupaten Purwakarta e) Sebelah timur laut : Kabupaten Bekasi f) Sebelah selatan : Kabupaten Sukabumi g) Sebelah tenggara : Kabupaten Cianjur Kabupaten Bogor memiliki 40 kecamatan dan 428 desa/kelurahan. Hampir sebagian besar desa di Kabupaten Bogor sudah terklasifikasi sebagai desa swakarya yakni 237 desa dan 191 desa merupakan desa swasembada, Kabupaten Bogor tidak memiliki desa swadaya. Gambar. 4 Peta Lokasi Kabupaten Bogor

2 39 Dari 40 kecamatan yang terdapat di Kabupaten Bogor ada dua kecamatan yang di jadikan sebagai lokasi kajian yaitu Kecamatan Pamijahan dan Kecamatan Leuwiliang. Kedua kecamatan ini merupakan kecamatan yang berbatasan antara keduanya. Adapun secara batas-batas wilayah kedua kecamatan tersebut adalah sebagai berikut : Batas-batas wilayah Kecamatan Pamijahan : a) Sebelah utara : Kecamatan Leuwiliang dan Cibungbulang b) Sebelah barat : Kecamatan Leuwiliang dan Nanggung c) Sebelah timur : Kecamatan Tenjolaya d) Sebelah selatan : Kabupaten Sukabumi Batas-batas Kecamatan Leuwiliang : Sebelah utara : Kecamatan Cibungbulang Sebelah barat : Kecamatan Leuwisadeng dan Nanggung Sebelah timur : Kecamatan Ciampea Sebelah selatan : Kecamatan Pamijahan Keadaan Alam Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan daerah yang identik dengan sektor pertanian. Topografi wilayah Kabupaten Bogor sangat bervariasi, yaitu berupa daerah pegunungan di bagian selatan hingga daerah dataran rendah di sebelah utara, daerah dataran rendah industri di sebelah timur dan daerah pegunungan, perkebunan dan pertanian di sebelah barat. Fungsi lahan di Kabupaten Bogor tidak hanya di jadikan sebagai pemukiman dan industri, tetapi juga masih banyak potensi lahan yang digunakan untuk pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Umumnya struktur tanah di wilayah Kabupaten Bogor terdiri dari tanah regosol dan tanah latosol dengan curah hujan antara 2500 sampai 5000 mm per tahun. Di Kabupaten Bogor terdapat enam Daerah Aliran Sungai (DAS) besar yang memiliki cabang-cabang yang sangat banyak hingga 339 cabang, yaitu meliputi Daerah Aliran Sungai Cisadane, DAS Ciliwung, DAS Cidurian, DAS Cimanceuri, DAS Angke dan DAS Citarum.

3 Kondisi Pemerintahan Kabupaten Bogor Pemerintahan Kabupaten Bogor di pimpin oleh seorang Bupati dengan dibantu oleh seorang Wakil Bupati. Bupati sebagai kepala daerah dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh perangkat daerah yang di pimpin oleh sekretaris daerah yang bertanggungjawab secara langsung kepada Bupati. Dinas-dinas merupakan unsur pelaksana pemerintahan Kabupaten Bogor yang di pimpin oleh seorang kepala dinas yang bertanggungjawab kepada Bupati melalui sekretaris daerah. Lembaga teknis daerah merupakan unsur pelaksana tugas tertentu yang karena sifatnya tidak tercakup oleh sekretaris daerah dan dinas daerah. Kabupaten Bogor terdiri dari 40 kecamatan dan 428 desa/kelurahan, yang terdiri dari 411 desa dan 17 kelurahan, 3639 RW dan RT. 4.2 Keadaan Penduduk Kabupaten Bogor Jumlah Penduduk dan Penduduk Miskin Jumlah penduduk Kabupaten Bogor berdasarkan hasil sensus daerah tahun 2006 adalah sebanyak jiwa, sementara jumlah penduduk miskinnya mencapai 24,15% atau mencapai jiwa. Jumlah penduduk ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2005 yang berjumlah jiwa, berarti pada tahun 2006 terjadi penambahan jumlah penduduk sebanyak jiwa atau laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2006 mencapai 2,80%. Apabila dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk Jawa Barat yang mencapai 1,94% maka laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bogor relatif tinggi. Kecamatan yang paling banyak jumlah penduduknya adalah Kecamatan Cibinong dengan jumlah penduduk jiwa sedangkan kecamatan yang jumlah penduduknya paling sedikit adalah Kecamatan Cariu dengan jumlah penduduk jiwa. Kecamatan dengan jumlah penduduk miskin terbanyak yaitu Kecamatan Pamijahan dengan jumlah penduduk miskin jiwa, Kecamatan Cibungbulang dengan jumlah penduduk miskin jiwa dan Kecamatan Leuwiliang dengan jumlah penduduk miskin jiwa. Secara persentase, kecamatan yang jumlah penduduk miskin terbesar yaitu Kecamatan Leuwisadeng sebesar 60,27% hanya saja jumlah penduduk miskinnya sedikit yaitu jiwa. Kecamatan dengan laju pertumbuhan tertinggi adalah Kecamatan Bojonggede (22,19%), sementara yang terendah adalah Kecamatan

4 41 Cariu (-9,63%). Lengkapnya untuk jumlah penduduk dan jumlah penduduk miskin dapat dilihat pada Tabel. 7 Tabel. 7 Jumlah Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Bogor tahun 2006 No Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa) Dominasi (%) (Xi/{X*100) Jumlah Penduduk Miskin Dominasi (%) (Xi/{X*100) Persentase Penduduk Miskin (%) 1 Nanggung , ,33 33,15 2 Leuwiliang , ,73 48,99 3 Leuwisadeng , ,68 60,27 4 Pamijahan , ,59 47,94 5 Cibungbulang , ,01 46,85 6 Ciampea , ,65 30,20 7 Tenjolaya , ,10 45,46 8 Dramaga , ,20 40,56 9 Ciomas , ,09 19,01 10 Tamansari , ,06 28,26 11 Cijeruk , ,50 38,79 12 Cigombong , ,41 33,09 13 Caringin , ,94 30,44 14 Ciawi , ,45 30,34 15 Cisarua , ,95 21,54 16 Megamendung , ,65 20,62 17 Sukaraja , ,43 19,04 18 Babakan Madang , ,64 24,93 19 Sukamakmur , ,59 40,19 20 Cariu , ,03 25,98 21 Tanjungsari , ,33 31,26 22 Jonggol , ,32 24,20 23 Cileungsi , ,58 10,24 24 Klapanunggal , ,38 20,53 25 Gunung Putri , ,99 5,62

5 42 Lanjutan Tabel. 7 No Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa) Dominasi (%) (Xi/{X*100) Jumlah Penduduk Miskin Dominasi (%) (Xi/{X*100) Persentase Penduduk Miskin (%) 26 Citeureup , ,14 14,51 27 Cibinong , ,96 8,39 28 Bojong Gede , ,81 10,88 29 Tajur haling , ,08 14,68 30 Kemang , ,51 21,42 31 Rancabungur , ,09 26,23 32 Parung , ,22 14,45 33 Ciseeng , ,53 21,14 34 Gunung sindur , ,47 20,57 35 Rumpin , ,09 19,21 36 Cigudeug , ,24 22,48 37 Sukajaya , ,48 29,52 38 Jasinga , ,56 31,67 39 Tenjo , ,36 24,48 40 Parungpanjang , ,57 18,01 Jumlah ,15 Sumber : Bappeda Kabupaten Bogor (2006) Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa kemiskinan masih banyak terjadi di Kabupaten Bogor. hal ini disebabkan oleh luasnya wilayah Kabupaten Bogor yang menjadi wilayah tertinggal dan juga jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini menjadi permasalahan bagi pemerintah daerah Kabupaten Bogor. Kemiskinan juga terjadi karena akses masyarakat kepada sarana dan prasarana yang terdapat di Kabupaten Bogor sangat terbatas. Jumlah penduduk dan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor dapat dilihat juga dari jumlah kepala keluarga dan jumlah rumah tangga miskin yang dapat dilihat pada Tabel 8.

6 43 Tabel. 8 Jumlah Keluarga Miskin di Kabupaten Bogor tahun 2006 No Kecamatan Jumlah Jumlah Rumah Tangga KK (RTM) Miskin Persentase (%) 1 Nanggung ,78 2 Leuwiliang ,76 3 Leuwisadeng ,53 4 Pamijahan ,42 5 Cibungbulang ,55 6 Ciampea ,57 7 Tenjolaya ,10 8 Dramaga ,26 9 Ciomas ,33 10 Tamansari ,14 11 Cijeruk ,52 12 Cigombong ,96 13 Caringin ,89 14 Ciawi ,10 15 Cisarua ,19 16 Megamendung ,35 17 Sukaraja ,13 18 Babakan Madang ,93 19 Sukamakmur ,25 20 Cariu ,86 21 Tanjungsari ,96 22 Jonggol ,22 23 Cileungsi ,40 24 Klapanunggal ,80 25 Gunung Putri ,13 26 Citeureup ,40 27 Cibinong ,60 28 Bojong Gede ,21 29 Tajurhalang ,22 30 Kemang ,17 31 Rancabungur ,49 32 Parung ,74 33 Ciseeng ,50 34 Gunung Sindur ,81 35 Rumpin ,79 36 Cigudeug ,72 37 Sukajaya ,89 38 Jasinga ,12 39 Tenjo ,04 40 Parung Panjang ,20 Jumlah ,36 Sumber : Bappeda (Hasil SUSDA Kabupaten Bogor, 2006) Dari Tabel. 8 dapat dilihat bahwa di kawasan Zona 2 Kabupaten Bogor khususnya bagian barat terlihat sekali bahwa kemiskinan menjadi sesuatu yang

7 44 tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Berdasarkan jumlah rumah tangga miskin, maka Kecamatan Leuwiliang dan Kecamatan Pamijahan merupakan dua kecamatan dengan jumlah rumah tangga miskin paling banyak yaitu masingmasing KK (53,76%) dan KK (43,42%) dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Sementara secara umum di Kabupaten Bogor, kecamatan dengan jumlah rumah tangga miskin terbesar terdapat di Kecamatan Leuwiliang sebesar 53,76% sedangkan kecamatan dengan jumlah rumah tangga miskin terkecil yaitu Kecamatan Gunung putri sebesar 5,13%. Dari data ini dapat dilihat bahwa Kabupaten Bogor bagian barat lebih miskin jika dibandingkan dengan Kabupaten Bogor dibagian timur Persebaran dan Kepadatan Penduduk Besarnya jumlah penduduk akan membawa implikasi tertentu pada sebuah wilayah utamanya terhadap persebaran dan densitas (kepadatan) penduduknya. pada tahun 2006 kepadatan penduduk yang tinggi berada di Kecamatan Ciomas, Bojong Gede dan Cibinong. Sedangkan kepadatan terendah adalah Kecamatan Tanjungsari dan Kecamatan Sukamakmur. Salah satu upaya dalam mengurangi tingginya densitas penduduk dan tingkat persebaran telah dilakukan pemerintah Kabupaten Bogor melalui program transmigrasi, baik itu transmigrasi umum, PIR, dan Non P1R. sebagai salah satu program yang telah berjalan adalah pada tahun 2005 telah diberangkatkan lebih dari 80 Kepala Keluarga ( > 792 jiwa) ke wilayah lain di Indonesia Struktur Penduduk Menurut Pekerjaan Partisipasi angkatan kerja merupakan perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan penduduk berumur 10 tahun lebih. Tahun 2005 tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kabupaten Bogor untuk laki-laki 75,13 persen, perempuan 32,92 persen, dan secara total 54,67 persen. Jumlah penduduk yang bekerja sebanyak orang untuk laki-laki, orang untuk perempuan dan orang untuk total Kabupaten Bogor. Sedangkan jumlah pengangguran sebanyak untuk laki-laki dan untuk perempuan dari untuk total Kabupaten Bogor.

8 45 Penduduk di Kabupaten Bogor banyak yang bekerja pada sektor pertanian. Hal ini sesuai dengan potensi alam yang dimiliki oleh Kabupaten Bogor, bahwa sektor pertanian masih menjadi sektor yang paling banyak dalam menyerap tenaga kerja setelah sektor perdagangan. jika dibandingkan dengan sektor lain yang terdapat di Kabupaten Bogor, sektor pertanian memiliki urutan ke dua dalam menyerap tenaga kerja. Secara umum dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel. 9 Persentase Serapan Tenaga Kerja per Sektor Sektor Jumlah Tenaga Kerja (orang) Persentase Pertanian ,21 Pertambangan dan penggalian ,72 Industri ,79 Listrik, gas dan air minum ,27 Konstruksi ,68 Perdagangan ,12 Angkutan dan komunikasi ,86 Keuangan ,34 Jasa-jasa ,87 Lainnya ,13 Total Sumber: BPS Propinsi Jawa Barat (2007) Dari Tabel. 9 terlihat bahwa jumlah lapangan kerja yang ada di Kabupaten Bogor, sebesar 20,21% tenaga kerja bekerja pada sektor pertanian. Sektor pertanian masih mampu menyerap tenaga kerja diatas sektor industri dan sektor jasa yang selama ini menjadi mata pencaharian banyak orang di wilayah lain. Walaupun secara kontribusi pada PDRB Kabupaten Bogor hanya 4,81% pada tahun 2007, tetapi serapan terhadap tenaga kerja masih sangat mempengaruhi penduduk untuk bekerja pada sektor pertanian. 4.3 Perekonomian Kabupaten Bogor Struktur perekonomian suatu daerah sangat ditentukan oleh besarnya peranan sektor-sektor ekonomi dalam menciptakan nilai tambah. Makin besar nilai tambah yang diraih oleh suatu sektor maka semakin besar peranan dalam perekonomian daerah tersebut. Berdasarkan distribusi PDRB atas harga berlaku menurut lapangan usaha, maka sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi terbesar ke tiga di Kabupaten Bogor setelah sektor industri

9 46 dan perdagangan. Dari tahun ke tahun kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Bogor cenderung meningkat, dari 4,67% pada tahun 2006 menjadi 4,81% pada tahun Secara umum kontribusi setiap sektor dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel. 10 Kontribusi setiap Sektor pada Perekonomian Kabupaten Bogor. Sektor Primer 7,01 6,13 5,81 5,96 1. pertanian 5,65 5,03 4,67 4,81 2. Pertambangan 1,36 1,10 1,14 1,15 Sekunder 70,50 70,56 70,79 70,32 3. Industri 63,73 64,13 64,30 63,72 4. LGA 3,63 3,28 3,27 3,27 5. Bangunan 3,14 3,15 3,23 3,33 Tersier 22,49 23,31 23,40 23,72 6. Perdagangan 14,21 15,22 15,48 15,85 7. Angkutan 2,58 2,85 2,92 2,90 8. Keuangan 1,64 1,59 1,48 1,48 9. Jasa-jasa 4,06 3,66 3,52 3,48 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Bogor (2007) Laju Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor pada sektor pertanian dari tahun 2004 sampai tahun 2007 juga meningkat dari 0,15% mejadi 4,63%. Untuk dapat mempertahankan kontribusi dan laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bogor khususnya pada sektor pertanian maka diperlukan kebijakan pemerintah yang memberikan perhatian kepada sektor pertanian sehingga dapat terus meningkatkan kontribusi dan laju pertumbuhan ekonominya. Secara umum laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 11.

10 47 Tabel. 11 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bogor Sektor Pertanian 0,15 2,95 1,21 4,63 2. Pertambangan 7,50 10,11 8,73 4,56 3. Industri 5,96 5,91 5,93 5,34 4. LGA 5,92 7,23 7,82 8,02 5. Bangunan 6,68 5,12 4,97 6,55 6. Perdagangan 6,65 8,13 8,03 8,38 7. Angkutan 7,34 7,30 8,02 9,32 8. Keuangan 6,08 6,39 6,78 7,63 9. Jasa-jasa 6,19 4,25 4,87 5,45 PDRB Kabupaten Bogor 5,58 5,85 5,95 6,04 Sumber : BPS Kabupaten Bogor (2007) Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor secara umum dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 terlihat bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi terjadi pada sektor jasa angkutan (9,32%), perdagangan (8,38%) dan LGA (8,02%). Hal ini terjadi karena wilayah Kabupaten Bogor berdekatan dengan wilayah Ibu kota Jakarta, sehingga sebagian besar masyarakat Kabupaten Bogor bergerak pada sektor jasa dan perdagangan. Sementara pada sektor pertanian laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2007 sebesar 4,63%, namun demikian laju pertumbuhan ekonomi pada sektor pertanian dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. 4.4 Kondisi Mata Pencaharian Kabupaten Bogor merupakan suatu wilayah yang masih dikatakan sebagai wilayah agraris. Dilihat dari sumberdaya alam yang masih luas dengan lahan pertanian maka sudah seharusnya masyarakat memiliki mata pencaharian pada sektor pertanian. Berdsarkan pada hasil sensus daerag Kabupaten Bogor tahun 2006, dapat dilihat dari jumlah tenaga kerja yang bekerja di masing-masing sektor di Kabupaten Bogor diketahui bahwa penduduk Kabupaten Bogor sebagian besar bekerja pada sektor pertanian, industri, perdagangan dan jasa-jasa, dengan persentase berturut-turut adalah 20.21%, 19.79%, 22.12%, dan 19.87%. Secara kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Bogor memang tidak besar yang didapat dari sektor pertanian, namun tingkat penyerapan tenaga kerja dan jumlah masyarakat yang bekerja pada sektor pertanian masih cukup banyak. Dari

11 jiwa jumlah tenaga kerja di Kabupaten Bogor, sebanyak jiwa bekerja pada sektor pertanian. Hal ini menunjukan bahwa mata pencaharian sebagian besar masyarakat di Kabupaten Bogor masih menggantungkan diri pada sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian utama setelah perdagangan. 4.5 Kemiskinan di Kabupaten Bogor Penduduk di Kabupaten Bogor cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun berjalan seiring dengan perkembangan ekonomi daerah. Perkembangan jumlah penduduk miskin atau keluarga miskin memang mengalami penurunan tetapi penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Bogor tidak signifikan. Pada tahun 2006 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor mencapai jiwa (susda, 2006). Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Bogor 2008, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor pada tahun 2007 sebanyak jiwa atau sekitar 24,02% dari total jumlah penduduk Kabupaten Bogor yaitu jiwa. Terjadi penurunan penduduk yang tidak signifikan di Kabupaten Bogor dari tahun 2006 ke tahun Adapun untuk jumlah keluarga miskin (KK/kepala keluarga) di Kabupaten Bogor pada tahun 2007 berdasarkan dari data tersebut adalah KK atau 26,36% dari jumlah kepala keluarga. Besarnya jumlah penduduk miskin yang terjadi di Kabupaten Bogor ini, sangat ironis apabila dibandingkan dengan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang dimiliki. Sumberdaya alam yang dihasilkan oleh Kabupaten Bogor seperti potensi pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan masih cukup besar. Namun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa memang kemiskinan masih terjadi. Kemiskinan yang terjadi di Kabupaten Bogor, banyak terjadi pada wilayah pedalaman, perdesaan, dan wilayah perbatasan dengan kabupaten lain seperti kabupaten Sukabumi. Kemiskinan juga lebih banyak terjadi pada wilayah pembangunan bogor barat yang identik dengan perdesaan dan identik dengan masyarakat petani. Oleh karenanya benar jika kemiskinan yang terjadi di Kabupaten Bogor itu identik dengan perdesaan dan kalangan petani.

12 Pendidikan dan Kesehatan Salah satu tugas dari pemerintahan termasuk pemerintah daerah adalah ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana tercantum dalam mukadimah pembukaan UUD Pendidikan merupakan sarana dalam rangka untuk mencapai kemajuan suatu bangsa, tanpa pendidikan sebuah bangsa akan tertinggal dan terbelakang. Berdasarkan dari data Susda tahun 2006, jumlah SD/MI baik negeri maupun swasta berjumlah unit, SLTP sebanyak 471 unit dan SMA sebanyak 265 unit. Jumlah penduduk usia 15 tahun keatas yang buta aksara di Kabupaten Bogor adalah jiwa. Jumlah siswa putus sekolah (drop out) pada jenjang SD/MI sebanyak orang, sementara yang lulus SD/MI sebanyak orang tetapi tidak melanjutkan ke jenjang SLTP/MTS sebanyak orang dan putus sekolah di SLTP/MTS sebanyak orang. Sementara itu, pada jenjang SLTP/MTS terdapat siswa yang putus sekolah (drop out) dan terancam DO pada jenjang SMA/SMK/MA terdapat siswa putus sekolah (drop out) dan terancam DO. Pada kedua jenjang tersebut, siswa DO dan terancam DO belum tertangani seluruhnya sehingga mengakibatkan program wajar dikdas sembilan tahun belum terselesaikan dengan baik di Kabupaten Bogor. Angka Partisipasi Murni (APM) masyarakat terhadap sektor pendidikan belum merata pada setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor. APM masyarakat pada tingkat Sekolah Dasar (SD)/MI rata-rata baru mencapai 98,31% sedangkan APM masyarakat pada tingkat SLTP/MTS baru mencapai 69,78% dan APM pada tingkat SMA/SMK/MA rata-rata mencapai 29,82%. Sehingga belum semua penduduk usia wajib sekolah dapat mengikuti pendidikan formal sebagaimana ketentuan yang berlaku. Hal ini menunjukan bahwa partisipasi masyarakat untuk pendidikan masih rendah. Berbagai kendala terjadi pada masyarakat diantaranya adalah kesadaran yang masih rendah, kendala ekonomi dimana anak usia sekolah harus membantu orang tua di sawah dan penyuluhan yang dilakukan oleh pemerintah masih sangat kurang terhadap masyarakat. Pada tahun 2006, pembangunan sektor kesehatan di Kabupaten Bogor belum cukup menggembirakan. Hal ini terjadi karena berkaitan dari luas wilayah, sarana dan prasarana kesehatan yang belum memadai serta besarnya jumlah penduduk di Kabupaten Bogor. Pembangunan sarana dan prasarana sektor kesehatan belum

13 50 merata pada setiap kecamatan sehingga tidak cukup memadai untuk menampung jumlah orang miskin yang sakit. Dari 40 Kecamatan, 428 Desa Di Kabupaten Bogor hanya terdapat 3 rumah sakit pemerintah, 1 rumah sakit khusus, dan 4 rumah sakit swasta. Sedangkan jumlah puskesmas sebanyak 101puskesmas dan 63 puskesmas pembantu. Fasilitas tersebut ditunjang dengan jumlah dokter sebanyak 769 praktek dokter. Jika dilihat dari jumlah dokter yang tersedia sudah memadai namun sarana rumah sakit masih perlu di tingkatkan seiring dengan luas dan banyaknya jumlah penduduk. Pembangunan fasilitas kesehatan ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara mudah dan terjangkau oleh masyarakat desa, namun demikian masih terdapat kecamatan dan desa yang belum memiliki puskesmas dan menginduk pada kecamatan yang ada puskesmasnya. 4.7 Kultur Masyarakat dan Kelembagaan Kabupaten Bogor merupakan suatu wilayah yang masyarakatnya memiliki nilai budaya yang tinggi. Pelestarian dan pengembangan potensi budaya yang terdapat di Kabupaten Bogor perlu ditingkatkan. Banyak sekali nilai budaya yang perlu dijaga dan dikembangkan di Kabupaten Bogor. Salah satu kegiatan yang perlu dilaksanakan adalah penggalian potensi, inventarisasi kuantitas dan kualitas budaya yang terdapat di Kabupaten Bogor. Saat ini potensi budaya daerah Kabupaten Bogor yang terinventarisir berjumlah sekitar 108 potensi yang terdiri dari 43 makam keramat, 33 batu megalit, 27 benda cagar budaya dan 5 potensi yang bernilai tradisi budaya. Sementara yang telah mendapat penggalian lebih dalam berjumlah 14 potensi budaya. Potensi budaya yang ada di Kabupaten Bogor berpeluang besar untuk dijadikan daerah wisata yang dapat menghasilkan pendapatan penduduk dan mencerminkan nilai budaya masyarakat yang tinggi. Budaya masyarakat Kabupaten Bogor tidak dapat dipisahkan dari gamelan/ alat kesenian dan fasilitas kesenian. Sampai saat ini terdapat 98 buah jenis kesenian yang beraneka ragam dan menambah daya tarik wisatawan di Kabupaten Bogor. Di Kabupaten Bogor kesenian sejenis angklung, calung, menjadi alat musik tersendiri yang menarik untuk dikembangkan. Selain itu, kultur masyarakat Kabupaten Bogor merupakan sebuah kultur yang sedikit berbeda dengan daerah lain. Hal ini terjadi karena Kabupaten Bogor berdekatan

14 51 dengan daerah/ provinsi lain. Misalnya saja, kultur masyarakat di bagian barat Kabupaten Bogor yang berbatasan dengan Propinsi Banten (Kabupaten Lebak) masih sangat tradisional, sedikit kasar dari segi bahasa dan tinggal di perdesaan. Sementara kultur masyarakat di sebelah timur yang berbatasan dengan kota Jakarta, masyarakatnya lebih modern, bahasa yang digunakan lebih teratur dan tinggal di daerah perkotaan. Kelembagaan masyarakat di Kabupaten Bogor jumlahnya cukup banyak. Beberapa terdapat kelembagaan masyarakat yang mulai berani dan muncul menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di Kabupaten Bogor. Misalnya saja, terdapat banyak kelompok tani di wilayah perdesaan, Lembaga Swadaya Masyarakat yang dikelola oleh Kesbanglinmas pemerintah Kabupaten Bogor yang berdiri dan eksis di wilayah perdesaan dan perkotaan, paguyuban-paguyuban yang merekatkan hubungan antar masyarakat, dan beberapa lembaga koperasi. Semua ini masih berkembang di Kabupaten Bogor. Potensi kelembagaan masyarakat yang terdapat di Kabupaten Bogor ini memang belum teroptimalkan dengan baik, bahkan banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaannya. Sehingga perlu menjadi perhatian dari pemerintah daerah adalah adanya sosialisasi dan peran pembinaan dan pemberdayaan yang terstruktur untuk mendukung program-program dari kelembagaan yang ada di masyarakat Kabupaten Bogor. 4.8 Potensi Pertanian Kabupaten Bogor Potensi Sumberdaya Alam Pertanian Kabupaten Bogor memiliki potensi sumberdaya alam pertanian yang besar dan beragam, jika dikembangkan akan menjadi sebuah kekuatan untuk membangun masyarakat dalam rangka menanggulangi kemiskinan. Potensi sumberdaya alam pertanian yang tampak terlihat di Kabupaten Bogor amatlah banyak diantaranya potensi pertanian untuk pengembangan padi sawah, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Dari potensi yang ada dan memiliki berbagai keunggulan yang khas jika dimanfaatkan dan dikelola dengan profesional akan dapat membantu pemerintah dalam program penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bogor. Potensi ini dapat kita lihat pada luasan lahan pertanian di Kabupaten Bogor. Kabupaten Bogor memiliki luas lahan pertanian

15 52 sebesar Ha, luasan ini masih lebih luas jika dibandingkan dengan luasan lahan di Kabupaten bogor untuk peruntukan yang lain seperti perikanan, perkebunan kehutanan dan lainnya. Secara umum dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel. 12 Potensi Sumberdaya Alam Pertanian di Kabupaten Bogor Potensi Luas (Ha) Pertanian Perkebunan ,89 Kehutanan ,69 Lainnya ,43 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, Potensi sektor Perkebunan Sektor pertanian di Kabupaten Bogor ternyata tidak hanya terlihat pada banyaknya pesawahan yang ada, namun juga terlihat pada sub sektor perkebunan yang merupakan salah satu sub sektor yang memiliki potensi besar di Kabupaten Bogor. Sektor ini perlu perhatian dari pemerintah pusat maupun daerah dalam rangka meningkatkan produktivitas tanaman khususnya dalam pemanfaatan luas lahan yang dimiliki oleh Kabupaten Bogor. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor tahun 2008, potensi luas lahan perkebunan di Kabupaten Bogor masih cukup tinggi. Tanaman seperti kelapa, karet dan kopi yang masih dapat dioptimalkan untuk di jadikan komoditas unggulan, walapun ada kecenderungan setiap tahun luas areal lahan untuk perkebunan semakin berkurang. Namun ada harapan untuk melakukan perbaikan dengan kebijakan pemerintah daerah untuk menempatkan perkebunan menjadi salah satu leading sector dalam rangka penanggulangan kemiskinan. Luasan lahan perkebunan di Kabupaten Bogor terdiri dari potensi perkebunan rakyat dan potensi luas perkebunan yang dikelola oleh negara dan perkebunan besar yang dimiliki oleh perusahaan swasta. Di Kabupaten Bogor, luas areal perkebunan rakyat dari tahun secara umum menurun. Hal ini disebabkan adanya alih fungsi lahan perkebunan menjadi pemukiman, hanya saja pada tahun 2006 ke tahun 2007 ada beberapa tanaman yang luas arealnya bertambah yaitu karet dan kopi. Hal ini disebabkan adanya komitmen dari pemda untuk menungkatkan produsi karet dan kopi di Kabupaten Bogor. Seperti terlihat pada Tabel 13.

16 53 Tabel. 13 Luas Areal Tanaman Muda Perkebunan Rakyat dirinci menurut Jenis Tanaman di Kabupaten Bogor Tahun No. Jenis Tanaman Karet 530, ,65 102,70 232,79 2. Kelapa 8.452, , , ,84 3. Kopi 2.234, ,37 350,62 504,62 4. The 96, ,37 21,81 21,81 5. Kapuk 0,00 0,00 0,00 0,00 6. Pala 551,01 573,02 105,56 205,56 7. Cengkeh 1.086, ,92 192,14 234,14 8. Aren 126,94 132,97 27,31 27,31 9. Melinjo 12,0 0,00 97,00 997, Kencur/Obat-obatan 32,0 39,00 60,82 0, Kapolaga 34,20 96,05 1,07 0, Vanili 39,00 39,00 6,24 0, Pandan Kelapa Hibrida 159,00 159,00 7,00 0, Kayu Manis , Lada 35,58 35,58 0,00 0, Jambu Mete Kunyit 29,00 42,40 0,00 0, Jahe 24,00 48,50 0,00 0,00 Jumlah , , , ,98 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Bogor, 2008 Dari Tabel 13 terlihat luas areal perkebunan besar juga cenderung mengalami penurunan, hal ini terlihat juga pada luas perkebunan karet dan kopi pada tahun 2006 jika dibandingkan dengan tahun Baik PBSN maupun PT.P mengalami penurunan jumlah luas areal untuk perkebunan. Lihat pada Tabel 14. Tabel. 14 Luas Areal Tanaman Muda Perkebunan Besar dirinci menurut Jenis Tanaman di Kabupaten Bogor Tahun No Jenis Tanaman PBSN PT.P PBSN PT.P 1. Karet 268,09-219,82-2. Kopi 5,00-0,00-3. The 50,00 20,50 50,00 20,50 4. Cengkeh 10,00-10, Coklat 236,00-236,00-6. Kelapa Hibrida Kelapa Kelapa Sawit , Jumlah 587, ,62 515,82 20,50 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab.Bogor, 2008

17 Potensi Sektor Tanaman Pangan Tabel. 15 Luas Penanaman dan Produksi Palawija 2008 dan Harapan Peningkatan Produktivitas Tanaman dengan Intensifikasi. Harapan Kondisi Existing 2008 Program No. Jenis Tanaman Intensifikasi Luas (ha) Prod/ha Total prod (ton) (ton) Prod/ha (ton) 1. Ubi kayu , Ubi jalar , Jagung 959 3, Kacang tanah , ,5 5. Kacang hijau 276 1, ,5 6. Kedelai 55 1, ,25 7. Talas , Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, 2008 Dari Tabel 15 terlihat bahwa tanaman palawija pada tahun 2008 kondisi existing pada tanaman pangan belum optimal antara harapan dengan kondisi sebenarnya dilapangan. Produksi yang diinginkan belum sesuai dengan ketersediaan lahan yang ada. Oleh karenanya pola peningkatan produksi yang tepat untuk meningkatkan hasil produksi tanaman palawija. Pada kondisi yang terjadi tersebut perlunya upaya peningkatan hasil produksi dengan memanfaatkan potensi lahan yang terbatas tersebut Potensi Sektor Peternakan Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang tidak dapat dilupakan, karena peternakan merupakan sumber protein hewani yang sangat berguna bagi kehidupan manusia terutama bagi anak-anak yang akan mempengaruhi tingkat kecerdasan. Di Kabupaten Bogor terdapat beberapa hasil yang didapat dari sub sektor peternakan ini. Diantaranya adalah daging, telur, susu, kulit ini merupakan produk hasil ternak yang bermanfaat bagi manusia. Secara umum dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel. 16 Potensi Hasil Ternak di Kabupaten Bogor Produksi Satuan Daging Kg Telur Kg Susu Liter Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2006

18 55 Ada juga hasil ternak yang dapat bermanfaat bagi mahluk lainnya yaitu kotoran ternak dapat dibuat kompos sebagai pupuk organik baik pupuk padat maupun pupuk cair. Banyaknya peran sub sektor peternakan ini, maka sangat penting bagi para peternak, pemerintah dan masyarakat untuk mempertahankan dan mengembangkan jumlah populasi ternak yang ada dan terdapat pada daerah/ lingkungan masing-masing. Pada tahun populasi ternak unggas secara umum meningkat, hanya pada ayam ras dan itik yang mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan masih ada kesulitan dalam mengembangkan ayam ras dan itik di Kabupaten Bogor. Seperti terlihat pada Tabel 17. Tabel. 17 Perkembangan Populasi Ternak Unggas di Kabupaten Bogor Tahun JENIS TERNAK Ayam Ras Petelur Ayam Ras Pedaging Ayam Ras Itik Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor (2009) Peternakan ruminansia besar di Kabupaten Bogor, dari tahun populasi ternak sapi potong, sapi perah dan kerbau meningkat. Hal ini dikarenakan adanya program pemerintah yang menargetkan untuk swasembada daging pada lima tahun mendatang. Program pengembangan ternak ruminansia besar di Kabupaten Bogor lebih berkembang. Seperti terlihat pada Tabel 18. Tabel. 18 Perkembangan Populasi Ternak Ruminansia Besar di Kabupaten Bogor Tahun JENIS TERNAK Sapi potong Sapi perah Kerbau Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor (2009)

19 Potensi Sektor Kehutanan Hutan merupakan salah satu potensi cukup besar yang memang belum termanfaatkan dengan baik oleh penduduk Kabupaten Bogor. Hasil hutan merupakan sumber pendapatan yang mejanjikan dan pengelolaan hutan untuk menghasilkan pendapatan itu bisa dilakukan oleh masyarakat. Permasalahan hutan yang terjadi sekarang adalah banyak sekali tindakan penggundulan hutan dan pencurian kayu oleh oknum masyarakat yang menyebabkan berkurangnya pendapatan dan bencana alam. Potensi hutan yang besar di Kabupaten Bogor seperti tampak pada Tabel 19 perlu dijaga dan dikembangkan oleh pemerintah dan masyarakat. Tabel. 19 Jenis,Luas, Produksi, Jumlah Pemilik, dan Jumlah Tenaga Kerja Terlibat di Hutan Rakyat No Jenis Luas (ha) 1. Sengon/albazia (Paraserianthes falcataria) 2. Mahoni (Switenia sp.) 3. Afrika (Maesopsis sp.) 4. Jati (Tectona Produksi (m3) Jumlah pemilik (orang) Jumlah Tenaga Kerja Terlibat (orang) 3.406, , , , , , ,07 10, grandis) 5. Campuran 1.191, , Jumlah , , Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, Tahun Penggunaan dan Kepemilikan Lahan di Kabupaten Bogor Berdasarkan luasan masing-masing penggunaan lahan di Kabupaten Bogor pada tahun 2006, dapat diketahui bahwa sebagian besar lahan di Kabupaten Bogor digunakan sebagai areal persawahan (sawah irigasi + sawah tadah hujan), perkebunan campuran dan hutan. Dari Tabel. 20 dapat diketahui bahwa pada tahun 2006 Kabupaten Bogor memiliki areal persawahan kurang lebih seluas ha. Hal ini menandakan bahwa Kabupaten Bogor masih mengandalkan sektor pertanian sebagai penopang perekonomian yang ada di wilayahnya. Berkembangnya sektor pertanian ini disebabkan karena karakteristik lahan dan kondisi geobiofisik wilayah yang sesuai untuk pengembangan pertanian.

20 57 Tabel. 20 Luasan Penggunaan Lahan di Kabupaten Bogor tahun 2006 Jenis Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase (%) Pemukiman ,70 8,73 Jasa 524,20 0,18 Tegal ,60 9,07 Industri 1.590,00 0,53 Sawah Irigasi ,30 17,94 Sawah Tadah Hujan ,90 3,96 Kebun Campuran ,70 28,50 Perkebunan ,80 6,37 Hutan ,40 20,89 Perairan 43,10 0,01 Tambak/Kolam 17,00 0,01 Tanah Rusak/ Kosong/Pasir Galian 1.217,90 0,41 Semak/ alang-alang 4.396,10 1,65 Lain-lain 5.263,20 1,76 Total ,90 100,00 Sumber : Badan Pertanahan Nasional (BPN), 2007 Masyarakat Kabupaten Bogor menggantungkan hidupnya pada komoditas pertanian seperti padi sawah, padi gogo, jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, wortel, bawang daun, ketimun, kacang panjang dan cabe. Tanaman padi sawah hampir menyebar di semua kecamatan, dengan variasi luasan yang berbeda. Umumnya tanaman padi sawah menyebar di Kecamatan Pamijahan, Leuwiliang, Rumpin, Sukajaya, Cigudeg, Ciampea, Caringin dan Cariu. Produktivitasnya mencapai kisaran 4-5 ton per hektar. Produktivitas ini sebenarnya masih bisa meningkat tetapi kelemahan dari petani di Kabupaten Bogor adalah luasnya lahan pertanian yang dimiliki sangat kecil yaitu 0,25 ha per keluarga tani (Bappeda Kabupaten Bogor, 2006). Tingkat kepemilikan tanah masyarakat petani di Kabupaten Bogor tergolong rendah. Petani kesulitan untuk meningkatkan produktivitas pertaniaanya, karena banyak lahan pertanian yang dimiliki oleh masyarakat petani

21 58 di jual kepada penduduk luar desa, seperti dari Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Mereka membeli lahan pertanian yang dimiliki oleh petani desa kemudian diserahkan kembali kepada petani untuk diolah dengan sistem paro. Kepemilikan lahan pertanian dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel. 21 Status Kepemilikan Lahan Petani No Kecamatan Rata-rata Luas Status Kepemilikan Lahan (keluarga) Lahan Garapan (Ha) Pemilik Penggarap Buruh Sakap/sewa 1 Pamijahan Leuwiliang Sumber : BP3K Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang, 2009 Rata-rata luas lahan garapan yang dimiliki oleh petani di Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang sangat rendah hanya mencapai 0,10 ha per keluarga tani. Lahan garapan ini lebih kecil dari rata-rata lahan garapan yang terdapat di Kabupaten Bogor yang mencapai 0,25 ha. Petani di Kabupaten Bogor, terutama di Kecamatan pamijahan dan Leuwiliang banyak yang bekerja sebagai buruh tani dan petani penggarap, mereka sedikit sekali yang mampu memiliki lahan apalagi menyewa untuk hidup bertani Ikhtisar Daerah Kabupaten Bogor khususnya wilayah zona 2 merupakan wilayah pengembangan pertanian dan perdesaan. Wilayah ini terdiri dari 6 kecamatan yaitu : Sukajaya, Nanggung, Leuwisadeng, Cibungbulang, Leuwiliang dan pamijahan. Secara umum ke enam kecamatan ini merupakan basis wilayah pertanian di bagian Bogor Barat dengan memiliki potensi alam pertanian yang masih luas. Kabupaten Bogor memiliki berbagai potensi yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Potensi-potensi tersebut antara lain yaitu: Jumlah penduduk di Kabupaten Bogor mencapai 4,2 juta jiwa dengan jumlah penduduk miskin mencapai 1,1 juta jiwa pada tahun 2006, ini merupakan jumlah penduduk yang besar untuk sebuah kabupaten. Di Kecamatan Pamijahan memiliki jumlah penduduk sebesar jiwa dengan jumlah penduduk miskin mencapai

22 59 jiwa. Di Kecamatan leuwiliang jumlah penduduknya mencapai jiwa dengan jumlah penduduk miskin sebesar jiwa. Pekerjaan masyarakat di Kabupaten Bogor sebesar jiwa atau sekitar 20,21% merupakan masyarakat yang bekerja pada sektor pertanian, jumlahnya terbesar kedua setelah sektor perdagangan. Sektor pertanian di Kabupaten Bogor memiliki kontribusi sebesar 4,81% terhadap PDRB dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,04%. Hal ini belum terlalu besar jika dibandingkan dengan kontribusi dari sektor lain terhadap PDRB, tetapi serapan terhadap tenaga kerja sektor pertanian cukup besar dibandingkan dengan sektor lainnya. Potensi lain yang dimiliki oleh Kabupaten Bogor yaitu berupa potensi sumberdaya alam yang masih luas. Hal ini dapat dilihat dari kondisi keadaan umum wilayah Kabupaten Bogor yang identik dengan pertanian. Potensi yang dimiliki berupa luas lahan pertanian, perkebunan, kehutanan, dan sebagian produksi peternakan dan perikanan masih perlu dikembangkan. Namun yang menjadi salah satu permasalahannya adalah masih besarnya tingkat kemiskinan yang terjadi di Kabupaten Bogor. Kemiskinan di Kabupaten Bogor banyak terjadi pada wilayah zona 2 pengembangan pertanian dan perdesaan. Hal ini terjadi karena secara kondisi alam, wilayah zona 2 ini jauh dari pusat pemerintahan sehingga akses untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat juga sangat terbatas.

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR 3.7. Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah

Lebih terperinci

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR Oleh : Drs. Adang Suptandar, Ak. MM Disampaikan Pada : KULIAH PROGRAM SARJANA (S1) DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA, IPB Selasa,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam wilayah Propinsi Jawa Barat yang pada tahun 2004 memiliki luas wilayah 2.301,95 kilometer persegi

Lebih terperinci

DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS

DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas ± 298.838,31 Ha. Secara geografis terletak di antara 6⁰18'0" 6⁰47'10" Lintang Selatan dan 106⁰23'45" 107⁰13'30" Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

TABEL 1 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun

TABEL 1 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun Data dan informasi perencanaan pembangunan daerah yang terkait dengan indikator kunci penyelenggaraan pemerintahan daerah, sebagaimana yang diinstruksikan dalam peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54

Lebih terperinci

V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR. Tabel. 22 Dasar Perwilayahan di Kabupaten Bogor

V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR. Tabel. 22 Dasar Perwilayahan di Kabupaten Bogor V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR 5.1 Zona Pengembangan Pertanian dan Perdesaan di Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor berdasarkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah

Lebih terperinci

Sekapur Sirih. Jakarta, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Ahmad Koswara, MA

Sekapur Sirih. Jakarta, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Ahmad Koswara, MA Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Wilayah Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Berdasarkan data

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN APBD MENURUT TAHUN ANGGARAN 205 KODE PENDAPATAN DAERAH 2 3 4 5 = 4 3 URUSAN WAJIB 5,230,252,870,000 5,84,385,696,000 584,32,826,000 0 PENDIDIKAN 0 0 Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH 6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 7. Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR Bab ini menjelaskan berbagai aspek berkenaan kelembagaan penyuluhan pertanian di Kabupaten Bogor yang meliputi: Organisasi Badan Pelaksana an Pertanian,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis dan Iklim Kabupaten Bogor Secara geografis Kabupaten Bogor terletak antara 6º18 0-6º47 10 Lintang Selatan dan 106º 23 45-107º 13 30 Bujur

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Gambar 2. Wilayah Administrasi Kabupaten Bogor. tanah di wilayah Kabupaten Bogor memiliki jenis tanah yang cukup subur

KEADAAN UMUM LOKASI. Gambar 2. Wilayah Administrasi Kabupaten Bogor. tanah di wilayah Kabupaten Bogor memiliki jenis tanah yang cukup subur 34 IV. KEADAAN UMUM LOKASI 4.1. Geografis Secara geografis Kabupaten Bogor terletak diantara 6 18"0" - 6 47"10" Lintang Selatan dan 106 23"45" - 107 13"30" Bujur Timur, yang berdekatan dengan Ibu kota

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak 204.468 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak 134 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis Secara geografis Kabupaten Bogor terletak diantara 6 18 0 6 47 10 Lintang Selatan dan 106 23 45 107 13 30 Bujur

Lebih terperinci

REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013

REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013 REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013 1. Program dan Kegiatan Pada Tahun Anggaran 2013, Dinas Peternakan dan Perikanan memberikan kontribusi bagi pencapaian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Lahan merupakan faktor input penting dalam berbagai aktivitas ekonomi

PENDAHULUAN. Lahan merupakan faktor input penting dalam berbagai aktivitas ekonomi I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahan merupakan faktor input penting dalam berbagai aktivitas ekonomi seperti pertanian dan kehutanan, pemukiman penduduk, komersial, dan penggunaan untuk industri serta

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pola Spasial Pembangunan Manusia dan Sosial. Sumberdaya Manusia

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pola Spasial Pembangunan Manusia dan Sosial. Sumberdaya Manusia HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spasial Pembangunan Manusia dan Sosial Sumberdaya Manusia Data yang diperoleh dari Factor Score sebanyak 11 data. Ada 3 faktor yang terkait dengan tingkat pendidikan guru mengajar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA 2008 BOGOR REGENCY IN FIGURES 2008

KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA 2008 BOGOR REGENCY IN FIGURES 2008 Katalog BPS 1403.3201 KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA 2008 BOGOR REGENCY IN FIGURES 2008 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOGOR KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA TAHUN 2008 ISSN : 0215-417X Publikasi / Publication

Lebih terperinci

ARAHAN PEMANFAATAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR

ARAHAN PEMANFAATAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR Arahan Pemanfaatan Daya Dukung Lahan Pertanian di Kabupaten Bogor... (Kurniasari dkk.) ARAHAN PEMANFAATAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR (Direction of Using Carrying Capacity Agricultural

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH

BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH 57 BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah 298.838,304 Ha,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu. 25 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak dan luas DAS Cisadane segmen Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane secara keseluruhan terletak antara 106º17-107º BT dan 6º02-6º54 LS. DAS Cisadane segmen hulu berdasarkan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan LAMPIRAN XXIII PERATURAN BUPATI BOGOR NOMOR : 43 TAHUN 2014 TANGGAL : 22 DESEMBER 2014 RENCANA STRATEGIS DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Geografis Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118 50 km 2 atau 0.27 persen dari luas propinsi Jawa barat. Secara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT-106

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DATA UMUM KONDISI GEOGRAFIS, PEMERINTAHAN DAN DEMOGRAFIS SERTA INDIKATOR KINERJA MAKRO

DAFTAR ISI DATA UMUM KONDISI GEOGRAFIS, PEMERINTAHAN DAN DEMOGRAFIS SERTA INDIKATOR KINERJA MAKRO DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... ii i BAGIAN I 1. Kondisi Geografis DATA UMUM KONDISI GEOGRAFIS, PEMERINTAHAN DAN DEMOGRAFIS SERTA INDIKATOR KINERJA MAKRO 2. Pemerintahan Tabel 1 Jumlah dan Luas

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 9 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Umum Kecamatan Megamendung Kondisi Geografis Kecamatan Megamendung Kecamatan Megamendung adalah salah satu organisasi perangkat daerah Kabupaten Bogor yang terletak

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PENYULUH KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PENYULUH KABUPATEN BOGOR 42 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PENYULUH KABUPATEN BOGOR 4.1. Keadaan Umum Tabloid Sinar Tani 4.1.1. Sejarah Tabloid Sinar Tani Tabloid Sinar Tani diterbitkan oleh PT. Duta Karya Swasta.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 1.4. Kondisi Fisik Wilayah dan Administratif Pemerintahan Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014-2018 SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA SATUAN KETERANGAN 1 2 3 4 5 1 Tercapainya peningkatan 1 Program

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Ir. SITI NURIANTY, MM Jabatan : Kepala

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa merupakan unit terkecil dalam sistem pemerintahan di Indonesia namun demikian peran, fungsi dan kontribusinya menempati posisi paling vital dari segi sosial dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN GUNUNG DEPOK SINDUR PARUNG RUMPIN CISEENG CIBINONG BOJONG GEDE KEMANG RANCA BUNGUR KOTA BOGOR CIBUNGBULANG CIAMPEA DRAMAGA

III. METODOLOGI PENELITIAN GUNUNG DEPOK SINDUR PARUNG RUMPIN CISEENG CIBINONG BOJONG GEDE KEMANG RANCA BUNGUR KOTA BOGOR CIBUNGBULANG CIAMPEA DRAMAGA 13 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kawasan Agropolitan Cendawasari yang terletak di, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Sedangkan, analisis spasial

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Penyebaran Desa IDT

HASIL DAN PEMBAHASAN Penyebaran Desa IDT HASIL DAN PEMBAHASAN Penyebaran Desa IDT Berdasarkan data yang diperoleh dari Bappeda Kabupaten Bogor, terdapat 80 desa yang tergolong pada desa tertinggal berdasarkan kriteria indeks desa tertinggal (IDT)

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KAYU PETANI HUTAN RAKYAT

BAB V KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KAYU PETANI HUTAN RAKYAT 19 BAB V KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KAYU PETANI HUTAN RAKYAT 5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Umur Umur merupakan salah satu faktor penting dalam bekerja karena umur mempengaruhi kekuatan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

Rumusan Kebutuhan Program dan Kegiatan Tahun Indikator Rencana Tahun 2013

Rumusan Kebutuhan Program dan Kegiatan Tahun Indikator Rencana Tahun 2013 Rumusan Kebutuhan Program dan Kegiatan Tahun 2013 SKPD : DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN Indikator Rencana Tahun 2013 URUSAN WAJIB BIDANG URUSAN KETAHANAN PANGAN 01 Program Pelayanan Administrasi 1,471,222,000

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir, sebelah Selatan berbatasan dengan

Lebih terperinci

IV. DESKRIPSI PENELITIAN DAN SKEMA KREDIT

IV. DESKRIPSI PENELITIAN DAN SKEMA KREDIT IV. DESKRIPSI PENELITIAN DAN SKEMA KREDIT 4.1. Deskripsi Wilayah Deskripsi mengenai karakteristik wilayah Kabupaten Bogor dikelompokkan dalam beberapa aspek yaitu: (1) keadaan geografi dan kependudukan,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT dan 30 30 LS 6 derajat 41 00 LS serta mempunyai ketinggian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 31 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Bogor Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas ± 298.838, 304 hektar, yang secara geografis terletak di antara 6 o 18 0-6 o 47 lintang selatan dan 6

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA CIBINONG Nomor : W10-A24/3122a/Hk.00.4/XII/2010

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA CIBINONG Nomor : W10-A24/3122a/Hk.00.4/XII/2010 PENGADILAN AGAMA CIBINONG Jl. Bersih No. 1 Komplek Pemda Kabupaten Bogor Telepon/Faks. (021) 87907651 Kode Pos 16914 Cibinong E-mail : pa.cibinong@gmail.com KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA CIBINONG TENTANG

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 65 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Kondisi Fisik dan Wilayah Administrasi Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Wilayah 5.1.1. Kondisi Fisik Wilayah Kecamatan Ciampea adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor tepatnya di bagian barat Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

SKPD : DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL

SKPD : DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL : DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL Kode Program/ Keluaran Hasil 2 URUSAN PILIHAN 2 03 BIDANG URUSAN ENERGI DAN SUMBER SUMBER DAYA MINERAL 2 03 01 Program Pelayanan - - 30,126,626,000 30,126,626,000

Lebih terperinci

Bismillaahirrohmanirrohiim Assalamu`alaikum WR.WB.

Bismillaahirrohmanirrohiim Assalamu`alaikum WR.WB. LAPORAN PANITIA KHUSUS DPRD KABUPATEN BOGOR PEMBAHAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH Bismillaahirrohmanirrohiim Assalamu`alaikum WR.WB. Disampaikan pada : RAPAT

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR 1.5 Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah daratan (tidak memiliki wilayah laut) yang berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

KATALOG BPS 1403.3201 KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA 2010 BOGOR REGENCY IN FIGURES 2010 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOGOR KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA TAHUN 2010 ISSN : 0215-417X Publikasi / Publication

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

VI. KINERJA PEMBANGUNAN PERDESAAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2011

VI. KINERJA PEMBANGUNAN PERDESAAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2011 VI. KINERJA PEMBANGUNAN PERDESAAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2011 Hasil pengolahan Podes 2003, 2005, 2008 dan 2011 ditampilkan secara rinci dalam peta tematik klasifikasi, tipologi dan kategori desa pada Lampiran

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH. Kecamatan Leuwiliang memiliki empat unit usaha pengolahan limbah

V. KEADAAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH. Kecamatan Leuwiliang memiliki empat unit usaha pengolahan limbah V. KEADAAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH 5.1 Kecamatan Leuwiliang Kecamatan Leuwiliang memiliki empat unit usaha pengolahan limbah serbuk gergaji. Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng memiliki empat unit usaha

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Kondisi Geografis Kecamatan Cigombong Kecamatan Cigombong adalah salah satu daerah di wilayah Kabupaten Bogor yang berjarak 30 km dari Ibu Kota Kabupaten, 120 km

Lebih terperinci

VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR

VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR 7.1 Komoditas Unggulan di Kecamatan Pamijahan Berdasarkan hasil analisis Location Quotient (LQ) terhadap komoditas pertanian di Kabupaten Bogor yang menggambarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkaan uraian sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Topografinya, Kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) zona/klasifikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN KECAMATAN CIBINONG SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BOGOR

ANALISIS PERAN KECAMATAN CIBINONG SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BOGOR ANALISIS PERAN KECAMATAN CIBINONG SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BOGOR Isnina Wahyuning Sapta Utami (isnina@ut.ac.id) Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka ABSTRACT The aims of this study

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Secara astronomis Kabupaten Bolaang Mongondow terletak antara Lintang Utara dan antara Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

NO KATALOG :

NO KATALOG : NO KATALOG : 1101002.3510210 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WONGSOREJO 2013 Katalog BPS : 1101002.3510210 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 25,7 cm x 18,2 cm : vi + Halaman Pembuat Naskah : Koordinator Statistik

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 5.1. Kondisi Geografis V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 Lintang Selatan dan 104 o 48-108 o 48 Bujur Timur, dengan batas wilayah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016 ISSN : No. Publikasi : 3211.1608 Katalog BPS : 1102001.3211050 Ukuran Buku : 17,6 cm 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi I. PENDAHULUAN.. Latar Belakang Dalam era otonomi seperti saat ini, dengan diberlakukannya Undang- Undang No tahun tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi sesuai dengan keadaan dan keunggulan daerah

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci