BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN DI LOKASI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN DI LOKASI PENELITIAN"

Transkripsi

1 29 BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN DI LOKASI PENELITIAN 4.1 Koperasi di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat Kabupaten Bogor, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Salah satu kecamatanya adalah Cibinong. Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan ibukota RI dan secara geografis mempunyai luas sekitar 2.301,95 km 2 terletak antara lintang selatan dan ' ' bujur timur. Kabupaten ini berbatasan dengan : Sebelah Utara : Kabupaten Bekasi, Kota Depok Sebelah Barat : Kabupaten Lebak (Prop. Banten) Sebelah Barat Daya : Kabupaten Tangerang Sebelah Timur : Kabupaten Karawang Sebelah Timur Laut : Kabupaten Purwakarta Sebelah Selatan : Kabupaten Sukabumi Sebelah Tenggara : Kabupaten Cianjur Sebelah Tengah : Kotamadya Bogor Tabel 2. Daftar Nama Kecamatan Berdasarkan Wilayahnya di Kabupaten Bogor. Wilayah Kecamatan Gunung Putri, Cileungsi, Klapanunggal, Jonggol, Sukamakmur, Timur Cariu, Tanjung Sari. Gunung Sindur, Parung, Ciseeng, Kemang, Rancabungur, Bojong Gede, Cibinong, Sukaraja, Dramaga, Cijeruk, Cigombong, Tengah Caringin, Ciawi, Megamendug, Cisarua, Citeureup, Babakan Madang, Ciomas, Taman Sari, Tajur Halang Jasinga, Parung Panjang, Cigudeg, Sukajaya, Nanggung, Barat Leuwiliang, Leuwisadeng, Cibungbulang, Ciampea, Pamijahan, Rumpin, Tenjolaya, Tenjo Sumber : Data Diperindag (2008) Kabupaten Bogor memiliki 30 kecamatan, 427 desa/kelurahan, RW dan RT. Mayoritas 234 desa berlokasi pada ketinggian sekitar kurang dari 500 m terhadap permukaan laut, sedangkan 144 desa berlokasi pada ketinggian

2 30 antara meter di atas permukaan laut dan sisanya 49 desa terletak 700 meter di atas permukaan laut. Pusat pemerintahan Kabupaten Bogor terletak di Kecamatan Cibinong, yang berada di sebelah utara Kota Bogor. Adapun daftar wilayah dan Kecamatan di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan data ke-30 kecamatan tersebut, wilayah Kabupaten Bogor termasuk ke dalam wilayah penyebaran beragam jenis usaha koperasi diantaranya dapat dilihat pada Tabel 3. Beragam jenis koperasi tersebar luas di ketiga wilayah bagian Kabupaten Bogor. Diketahui bahwa jenis koperasi karyawan mendominasi di masing-masing wilayah. Persentase jumlah koperasi karyawan paling tinggi berada di wilayah Kabupaten Bogor bagian Tengah sebanyak 56,52 persen dari seluruh jenis koperasi yang ada di wilayah Kabupaten Bogor bagian tengah atau sebanyak 64,5 persen dari seluruh jenis koperasi karyawan di Kabupaten Bogor. Selanjutnya di wilayah Kabupaten Bogor bagian barat, dengan jenis koperasi karyawan, menempati posisi kedua yakni 18,7 persen. Kemudian pada wilayah Kabupaten Bogor bagian Timur, jenis koperasi karyawan menempati posisi ketiga yakni sebanyak 16,8 persen dari seluruh jenis koperasi karyawan yang ada di Kabupaten Bogor. Tabel 3. Sebaran Koperasi menurut Jenisnya di masing-masing wilayah di Kabupaten Bogor No Jenis Koperasi Barat Tengah Timur Total (%) (%) (%) (%) 1 Koperasi Karyawan 49 (18,7) 169 (64,5) 44 (16,8) 262 (100) 2 Koperasi Serba Usaha (KSU) 27 (38,6) 32 (45,7) 11 (15,7) 70 (100) 3 Koperasi Pemasaran 17 (31,5) 32 (59,3) 5 (9,2) 54 (100) (KPmsr) 4 KPP 21 (42) 27 (54) 2 (4) 50 (100) 5 KSP 12 (31,6) 23 (60,5) 3 (7,9) 38 (100) 6 KP 7 (36,8) 11 (57,9) 1 (5,3) 19 (100) 7 Kop. Jasa 2 (25) 4 (50) 2 (25) 8 (100) 8 Koperasi Sekunder 0 (0) 1 (100) 0 (0) 1 (100) Sumber : Data Diperindag (2008) Koperasi karyawan (Kopkar) di wilayah Kabupaten Bogor bagian tengah merupakan salah satu jenis koperasi yang paling mendominasi dibandingkan jenis

3 31 koperasi lainnya. Menurut data Dinas Koperasi (2008), Kecamatan Cibinong merupakan wilayah penyebaran koperasi karyawan. Koperasi karyawan yang meliputi koperasi karyawan pabrik maupun koperasi pegawai negeri. Koperasi karyawan yang berada di Kecamatan Cibinong pada umumnya beranggotakan hanya karyawan maupun pegawai instansi yang berkaitan, dengan bentuk pelayanan yang diberikan pada anggota adalah berupa pelayanan jasa simpan pinjam maupun kredit (atau cicilan barang) serta warung serba ada (waserba). Tabel 4. Penyebaran Koperasi menurut Jenisnya di Kabupaten Bogor Bagian Tengah No Wilayah Tengah KK KSU Kpmsr KPP KSP KP KJ Total 1 Babakan Madang Bojong Gede Caringin Ciawi Cibinong Cigombong Cijeruk Ciomas Cisarua Ciseeng Citeureup Dramaga Gunung Sindur Kemang Mega Mendung Parung Ranca Bangur Sukaraja Taman Sari Sumber : Data Diperindag (2008) Keterangan : Koperasi Karyawan (KK); Koperasi Serba Usaha (KSU); Koperasi Pemasaran (KPmsr); Koperasi Pondok Pesantren (KPP); Simpan Pinjam (KSP); Koperasi Pertanian,Peternakan, Perikanan (KP); dan Koperasi Jasa (KJ).

4 32 Cibinong terdiri dari 12 kelurahan diantaranya kelurahan Cibinong, Cirimekar, Ciriung, Harapan Jaya, Karadenan, Nanggewer, Nangggewer Mekar, Pabuaran, Pakansari, Pondok Rajeng, Sukahati dan Tengah. Luas wilayah kecamatan Cibinong adalah 4.336,96 ha/43,36 km. Pada wilayah kecamatan Cibinong tersebar wilayah kantor pemerintah kabupaten dan wilayah perindustrian baik tekstil, karosery maupun industri lainnya. Berdasarkan data Dinas Koperasi (2008), Kecamatan Cibinong menjadi salah satu wilayah bagian dari Kabupaten Bogor yang hampir 65 persen di wilayah kecamatan tersebut banyak terkonsentrasi oleh wilayah tempat badan pemerintahan daerah dan pabrik maupun perusahaan industri dibandingkan kecamatan lain yang tersebar di Kabupaten Bogor. Gambar 5. Penyebaran Koperasi Karyawan di wilayah Kabupaten Bogor Bagian Tengah Jumlah Koperasi Kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor Bagian Tengah Keterangan Gambar: 1. Babakan Madang 6. Cigombong 11. Citeureup 16. Parung 2. Bojong Gede 7. Cijeruk 12. Dramaga 17. Ranca Bangur 3. Caringin 8. Ciomas 13. Gunung Sindur 18. Sukaraja 4. Ciawi 9. Cisarua 14. Kemang 19. Taman Sari 5. Cibinong 10. Ciseeng 15. Mega Mendung

5 33 Pada tabel dan gambar mengenai penyebaran koperasi, terlihat bahwa Kecamatan Cibinong merupakan salah satu kecamatan yang memiliki wilayah penyebaran koperasi karyawan terbanyak dibandingkan wilayah lainnya. Koperasi karyawan menempati peringkat pertama dengan jumlah koperasi karyawan sebanyak 52 koperasi karyawan, kemudian disusul oleh koperasi simpan pinjam, koperasi pondok pesantren, koperasi serba usaha serta koperasi jasa. Kelima jenis usaha koperasi ini merupakan jenis usaha koperasi yang terdaftar pada Dinas Koperasi. Sedangkan, pada jenis usaha koperasi pemasaran dan koperasi peternak/pertanian/perikanan tidak muncul sama sekali. 4.2 Koperasi Karyawan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor Berdasarkan gambar mengenai penyebaran jenis koperasi di Kecamatan Cibinong diketahui sebanyak 76 persen atau sekitar 52 koperasi karyawan yang berada di kecamatan tersebut. Pada jenis koperasi pemasaran dan koperasi pertanian/perternakan/perikanan dan koperasi sejenisnya tidak terdaftar bahkan tidak ada di kecamatan tersebut. Kebanyakan dari koperasi-koperasi karyawan di Kecamatan Cibinong merupakan koperasi yang berdiri dan terbentuk dilingkungan kedinasan pemerintah daerah setempat dan perusahaan Koperasi karyawan di Kecamatan Cibinong merupakan koperasi yang berdiri dan diprakarsai, oleh pegawai kedinasan maupun karyawan perusahaan yang kemudian tergabung dalam kumpulan organisasi koperasi. Pembentukan koperasi didasarkan oleh adanya kesamaan pemikiran dan kebutuhan akan pentingnya kesejahteraan sosial ekonomi anggota pegawai dinas dan karyawan. Azas kebersamaan dalam pembentukan koperasi menjadi salah satu dasar bagi anggota untuk membentuk sebuah koperasi yang maju dan mandiri. Berdasarkan data dari Dinas koperasi dari sejumlah koperasi karyawan yang ada di wilayah Kecamatan Cibinong terdapat beberapa koperasi yang mengalami kesalahan teknis administratif seperti kesalahan pendataan nama dan jenisnya sehingga diketahui terdapat 34 koperasi aktif (Tabel 5). Koperasi karyawan di Kecamatan Cibinong merupakan salah satu jenis kopersi terbanyak dibandingkan wilayah kecamatan lain. Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi (2008), koperasi karyawan dimiliki oleh beberapa dinas

6 34 dan perusahaan. Koperasi karyawan beranggotakan pegawai dinas atau karyawan perusahaan itu sendiri. Secara umum, koperasi karyawan di Kecamatan Cibinong merupakan koperasi karyawan yang telah memiliki Nomor Badan Hukum sebagai identitas koperasi. Bahkan ada pula beberapa koperasi yang telah memiliki surat ijin berdagang, jika koperasi tersebut hendak mengembangkan usaha di bidang warung serba ada atau toko. KSP (10%) KJ (1%) KPP (7%) KSU (6%) KK (76%) KK KSU KPP KSP KJ Gambar 6. Penyebaran Jenis Koperasi di Kecamatan Cibinong, Bogor Berdirinya koperasi karyawan di lingkungan dinas atau perusahaan merupakan suatu wujud kepedulian pegawai terhadap keadaan pegawai yang berkerja di instansi tersebut. Koperasi karyawan di Kecamatan Cibinong terbentuk sebagai upaya menyejahterahkan kehidupan sosial ekonomi anggotanya. Kebanyakan koperasi karyawan di Kecamatan Cibinong terbentuk beberapa saat setelah instansi yang bersangkutan resmi berdiri. Bahkan, nama koperasi di masing-masing instansi didasarkan atas nama semboyan instansi tempat anggota koperasi bekerja. Bahkan, nama koperasi diambil dari nama instansi tersebut. Pada umumnya, koperasi karyawan Kecamatsn Cibinong memiliki tujuan, visi dan misi yang sama dalam membangun suatu koperasi, yakni selain untuk menyejahterakan sosial ekonomi seluruh anggota koperasi juga berperan dalam membantu anggota untuk lebih cermat dalam berkoperasi.

7 35 Tabel 5. Koperasi Karyawan yang masih aktif di Kecamatan Cibinong, Bogor No Nama Koperasi Lokasi 1 Koperasi Warga Konstruksi Sukahati 2 Kopkar LIGNA SEJAHTERA (PT. Hadinata Brothers) Ciriung 3 Kopkar Rimba Mulia Pemda 4 KPRI Amanah Kantor Dept. Agama Kab. Bogor Pemda 5 KPRI Cipta Karya / Kop. Adipura Pemda 6 KPRI Setia Rukun Pemda 7 PRIMKOP ABRI Cibinong Sukahati 8 Koperasi Keluarga Limnologi Cibinong 9 KPRI Bakosurtanal Cibinong 10 Primkopad Yon Bek Ang 1/1 Kostrad Cibinong 11 Kopkar PT. Anggada Perkasa (Swaka Tantra) Ciriung 12 Kopkar PT. Serena "Mekar 88" Ciriung 13 Kopkar Sejahtera Bersama "BANK BUKOPIN" Ciriung 14 KPN SMAN 1 Cibinong Ciriung 15 Koperasi Pegawai Bina Marga dan Pengairan Harapan Jaya 16 KOPKAR PT. Perpetti Van Mele Indonesia Nanggewer Mekar 17 KOPKAR PT. Rahayu Santosa Nanggewer 18 KOPKAR PT. TATO Nanggewer 19 Koperasi Bhakti Adiguna Pakansari 20 Kopkar Dasar Rukun Pakansari 21 Handayani Pemda 22 Kop. Dipenda Pemda 23 Kopeg RS Cibinong Pemda 24 Koperasi Bank Jabar Pemda 25 Koperasi Bawasda Pemda 26 Koperasi Karyawan Kabupaten Bogor/K3B Pemda 27 Koperasi Kejaksaan Pemda 28 Koperasi KPM Kab. Bogor/BPMKS Pemda 29 KPN BAPEDA KAB. BOGOR Pemda 30 KPN DPRD KAB. BOGOR Pemda 31 Primkopad Kodim 0621 Pemda 32 Primkopad Polres Bogor Pemda 33 Silva Lestari/Dinas Kehutanan Pemda 34 ORIZA SATIVA/Dinas Pertanian Pemda Sumber : Data diolah dari Dinas Koperasi (2009)

8 36 Berdasarkan data dari sampel koperasi penelitian diketahui bahwa terdapat beberapa koperasi yang telah berdiri sebelum tahun 90-an. Ada pula beberapa koperasi yang berdiri setelah tahun 90-an. Pada masa perkembangannya, beberapa koperasi karyawan di Kecamatan Cibinong pernah mengalami jatuh bangun. Bahkan, hampir mengalami pembubaran koperasi. Kegoyahan atau jatuh bangun tersebut disebabkan oleh karena pengurus yang kurang terampil dan jujur mengelola koperasi, banyak anggota yang mutasi ke luar daerah maupun ke luar dinas dan perkembangan usaha (seperti waserba) yang kurang menguntungkan. Beberapa koperasi harus mengalami kevakuman sementara. Namun, kevacuman tersebut tidak serta merta membawa koperasi pada masa pembubaran. Kemudian, untuk menghindari keadaan tersebut koperasi berinisiatif untuk melakukan pergantian terhadap pengurus serta inovasi baru untuk memperbaiki masalah di koperasi. Koperasi karyawan di Kecamatan Cibinong merupakan koperasi yang mandiri yang berbadan hukum dan memiliki Rapat Anggota sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di koperasi. Rapat Anggota biasanya dilakukan setiap satu tahun sekali berdasarkan kebutuhan anggota koperasi, atau biasa disebut dengan Rapat Anggota Tahunan (RAT). Koperasi-koperasi karyawan di Kecamatan Cibinong merupakan koperasi yang taat dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Rapat Anggota. Bahkan dalam Rapat Anggota di masing-masing koperasi, anggota dibebaskan untuk menyuarakan pendapat dan usulannya yang memihak, serta menguntungkan bagi seluruh anggota koperasi. Selain itu, koperasi karyawan di Kecamatan Cibinong tergolong koperasi yang mandiri dari segi ekonomi. Dari keseluruhan koperasi penelitian diketahui bahwa koperasi-koperasi karyawan Kecamatan Cibinong merupakan koperasi yang mandiri dalam hal pengembangan modal koperasi. Terbukti dari awal mula pengembangan modal koperasi adalah berasal dari anggota. Modal koperasi dihimpun dari iuran atau simpanan wajib, simpanan pokok dan simpanan sukarela. Besaran ketiga simpanan tersebut telah ditetapkan sebelumnya oleh anggota dalam Rapat Anggota. Masing-masing koperasi karyawan memiliki besaran simpanan yang berbeda, menurut ketentuan dan kemampuan membayar.

9 37 Simpanan pokok adalah simpanan yang dibayarkan oleh anggota saat pertama kali menjadi anggota koperasi. Besarnya simpanan pokok yang dibebankan pada anggota adalah sama. Untuk simpanan wajib adalah simpanan yang dibayar oleh anggota setiap bulannya kepada koperasi. Setiap anggota dibebankan simpanan wajib yang biasanya dibedakan berdasarkan golongan. Perbedaan pembayaran simpanan wajib kepada anggota berdasarkan golongan berlaku di beberapa koperasi pegawai kedinasan. Adanya perbedaan besar biaya simpanan wajib tersebut dimaksudkan untuk meringankan anggota terutama pada pegawai golongan 1 dan 2 serta pegawai honor. Pada pegawai atau karyawan perusahaan tidak terdapat perbedaan dalam hal besaran simpanan wajib. Selain itu, simpanan sukarela adalah simpanan yang besarnya relatif sesuai kesediaan anggota untuk membayar atau tidak membayar. Pada beberapa koperasi karyawan di Kecamatan Cibinong besarnya simpanan sukarela adalah relatif. Namun, terdapat pula simpanan sukarela yang besarnya telah ditetapkan berdasarkan kesepakatan anggota. Besarnya simpanan sukarela adalah berdasarkan kesukarelaan anggota untuk membayar. Ada pula beberapa anggota yang tidak membayar simpanan sukarela. Selain modal yang berasal dari simpanan anggota, baik simpanan pokok, wajib, maupun sukarela. Beberapa koperasi karyawan di Kecamatan Cibinong melakukan pemutaran dan pengembangan modal yang salah satunya melalui usaha di bidang dagang seperti warung sembako, warung serba ada (waserba) yang menjual alat tulis kantor, foto kopian, cicilan barang kepada anggota koperasi sampai kepada membuka usaha warung makan/catering. Usaha tersebut diyakini berhasil oleh seluruh anggota koperasi, karena melalui usaha tersebut dapat membantu modal koperasi maupun mengembangkan keuntungan bagi anggota koperasi agar semakin meningkat. Beberapa koperasi karyawan kedinasan, seperti Bakosurtanal, Limnologi LIPI, Rimba Mulya, Bhakti Adiguna, DPKBD, Primkoppol, Bersama, dan Oryza Sativa. Koperasi karyawan perusahaan, seperti Ligna dan Dasar Rukun membuka usaha warung serba ada, warung sembako, fotokopian bahkan catering. Akan tetapi, untuk koperasi karyawan, seperti Adipura, Silva Lestari, dan Setia Rukun dan koperasi perusahaan, seperti Rahayu Santosa dan Swaka Tantra tidak

10 38 membuka peluang usaha seperti warung serba ada (waserba) dan sebagainya. Fokus utama pelayanan koperasi kepada anggota adalah hanya pada simpan pinjam dan cicilan kredit barang yang diperlukan anggota koperasi. Kegiatan simpanan pinjam dan cicilan kredit barang merupakan kegiatan pokok yang dilakukan oleh koperasi, karena tujuannya adalah untuk membantu anggota mendapatkan barang maupun pinjaman dengan bunga yang ringan dibandingkan harus meminjam ke bank atau lembaga keuangan lainnya. Kedua kegiatan tersebut memiliki aturan dalam perhitungan jasa pinjaman (bunga pinjaman) oleh anggota pada koperasi. Pada kegiatan pinjaman dan cicilan barang, anggota hanya dikenakan jasa pengembalian sebesar 1-2 persen per bulan. Jasa pengembalian tersebut biasanya dikembalikan dalam jangka waktu 10 kali atau 10 bulan. Kegiatan simpan pinjam maupun cicilan kredit barang dilakukan dan hanya dikhususkan bagi anggota koperasi. Dengan jangkauan pelayanan pada anggota koperasi saja. Akan tetapi berbeda dengan kegiatan warung serba ada. Koperasi membuka peluang kepada warga yang non anggota koperasi untuk berkunjung dan membeli secara tunai kepada koperasi. Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh koperasi kepada anggota adalah bertujuan untuk kesejahteraan anggota. Kesejahteraan tersebut ditandai dengan adanya peningkatan sisa hasil usaha bagi anggota yang dihitung setiap tahunnya oleh koperasi masing-masing. Bagi beberapa koperasi karyawan, seperti koperasi Bakosurtanal, Oryza Sativa, Ligna Sejahtera, Dasar Rukun, dan DPKBD kesejahteraan kepada anggota koperasi juga ditandai dengan pemberian bingkisan untuk seluruh anggota setiap tahunnya (biasanya pada waktu menjelang lebaran) serta pemberian beasiswa bagi anak yang berprestasi dengan peringkat pertama di sekolahnya (khusus bagi anak anggota koperasi). Dengan bukti dan tanda tersebut ternyata koperasi peduli, mampu menyejahterakan anggota koperasi dan mempertahankan loyalitas anggota kepada koperasi itu sendiri. Berdasarkan data di masing-masing koperasi, ada beberapa koperasi yang melibatkan pegawai honor atau pegawai lepas sebagai bagian dari anggota koperasi. Salah satunya terdapat di beberapa koperasi kantor kedinasan. Koperasinya mengikutsertakan pegawai honor untuk menjadi anggota koperasi.

11 39 Di beberapa koperasi karyawan perusahaan untuk karyawan honor maupun karyawan lepas tidak dilibatkan dalam keanggotaan koperasi. Dilihat dari perkembangannya jumlah anggota, beberapa koperasi karyawan mengalami cukup peningkatan yang tidak terlalu tajam. Walaupun ada beberapa koperasi penelitian yang mengalami penurunan dalam hal jumlah anggota. Penurunan tersebut terjadi karena adanya mutasi karyawan pada beberapa koperasi pegawai dinas, sehingga jumlah anggota koperasi ikut berkurang. Bahkan di beberapa koperasi karyawan perusahaan mengalami penurunan jumlah anggota akibat adanya pengurangan jumlah karyawan, seperti terjadi pada koperasi Ligna Sejahtera dan Dasar Rukun. Sehingga berdampak pada jumlah anggota koperasi yang bersangkutan. Ada beberapa koperasi karyawan yang memiliki karyawan. Karyawan ditunjuk dan dipilih oleh koperasi adalah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh koperasi. Karyawan diangkat dan diberhentikan oleh koperasi, khususnya berdasarkan persetujuan rapat anggota (RA). Karyawan yang dimiliki oleh sebuah koperasi bertugas untuk mengelola usaha koperasi, biasanya karyawan ditugaskan untuk menjaga warung atau toko koperasi tersebut. Walaupun tugas dan fungsinya hampir sama dengan seorang manajer atau pengelola yang ditunjuk oleh pengurus. Akan tetapi, seorang karyawan di koperasi terikat oleh kontrak untuk bekerja di toko atau warung koperasi dan bukan merupakan anggota dari koperasi yang bersangkutan. Dengan demikian, karyawan diberi honor oleh koperasi atas hasil kerja kerasnya kepada koperasi. Sedangkan, manajer atau pengelola koperasi tidak terikat kontrak kerja untuk mengelola koperasi dan seorang manajer juga merupakan anggota koperasi yang bersangkutan. 4.3 Karakteristik Responden Dari 42 responden yang dipilih secara acak pada penelitian ini, diketahui sebanyak 33 persen responden menjabat sebagai pengawas koperasi, 29 persen responden menjabat sebagai ketua koperasi, 21persen dari responden adalah bendahara koperasi, 12 persen responden menjabat sebagai sekretaris koperasi dan

12 40 5 persen sisanya adalah manajer/pengelola yang ditunjuk oleh pengurus untuk mengelola koperasi. Sekitar 81 persen atau sebanyak 34 orang dari 42 responden yang diambil secara acak pada penelitian ini diketahui adalah responden dengan jenis kelamin laki-laki. Dan sisanya sebanyak 19 persen yakni 8 orang responden adalah berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan hasil pengolahan penelitian diperoleh sebaran responden menurut jenis kelamin serta jabatan yang dipegang oleh responden di masing-masing koperasi karyawan. Kedua komposisi tersebut agak beragam bila digabungkan (Tabel 6). Namun, keragaman kuantitas tersebut tidak terlalu besar, hanya saja komposisi peran sebagai pengurus sedikit lebih banyak didominasi oleh responden berjenis kelamin laki-laki dibandingkan responden berjenis kelamin perempuan. Ditemukan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki lebih banyak mengambil tugas sebagai ketua koperasi, bahkan hal yang sama terjadi pada sekretaris, bendahara, pengawas dan manajer koperasi. Dengan jumlah yang demikian dapat diketahui bahwa individu dengan jenis kelamin laki-laki lebih aktif berperan sebagai pengurus di koperasi karyawan. Tabel 6. Sebaran Responden menurut Jenis Kelamin dan Jabatan di Koperasi Karyawan Kecamatan, Cibinong (dalam absolut dan persentase, 2009) Jenis kelamin Jabatan di Koperasi Laki-laki ( % ) Perempuan ( % ) ( % ) Ketua 13 (38) 0 (0) 13 (31) Sekretaris 3 (9) 2 (25) 5 (12) Bendahara 5 (15) 4 (49) 9 (21) Pengawas 12 (35) 1 (13) 13 (31) Manajer/Pengelola 1 (3) 1 (13) 2 (5) Total 34 (100) 8 (100) 42 (100) Berdasarkan periode lama kepengurusan responden di koperasi karyawan terdapat suatu keragaman antara responden yang satu dan lainnya. Lama kepengurusan reponden di masing-masing koperasi karyawan didominasi oleh kelompok 2, yakni kelompok responden dengan lama kepengurusan 3 sampai dengan 5 tahun, yaitu sebanyak 17 orang responden. Diikuti oleh kelompok 4,

13 41 yakni kelompok responden dengan lama kepengurusan di atas 10 tahun sebanyak 12 orang responden. Sedangkan dua kelompok lainnya, yakni kelompok 1 dengan lama kepengurusan responden di koperasi adalah dibawah 2 tahun sebanyak 7 orang responden serta kelompok 3 dengan lama kepengurusan responden di koperasi adalah 6 sampai dengan 9 tahun sebanyak 6 orang (Tabel 7). Lama kepengurusan tersebut tergantung dari periode jabatan sebagai pengurus yang telah ditetapkan oleh koperasi dengan rata-rata lama kepengurusan selama 3 sampai 5 tahun. Namun, bagi pengurus dengan lama kepengurusan selama lebih dari 5 tahun disebabkan oleh mereka masih diperkenankan menjadi pengurus oleh rapat anggota. Tabel 7. Responden menurut Lama Kepengurusan di Koperasi Lama Kepengurusan Jumlah (%) < 2 tahun 7 16,7 3-5 tahun 17 40,5 6-9 tahun 6 14,2 > 10 tahun 12 28,6 Jumlah Berdasarkan hasil olahan terhadap usia masing-masing responden diketahui bahwa usia rata-rata dan paling banyak responden berada pada usia di atas 40 tahun dan terdapat pula beberapa orang responden yang berada pada usia di bawah 40 tahun. Dengan keragaman usia yang demikian, maka usia responden di bagi ke dalam empat kelompok usia, yakni usia di bawah 30 tahun, usia antara 31 sampai dengan 40 tahun, usia 41 sampai dengan 50 tahun, dan usia di atas 50 tahun. Dari 42 orang responden di koperasi karyawan, 50 persen responden termasuk ke dalam bagian kelompok usia 41 sampai dengan 50 tahun. Dari persentase yang demikian, diketahui pula sebanyak 29 persen pengurus tergolong ke dalam usia diatas 51 tahun. Sedangkan pada usia yakni 31 hingga 40 tahun terdapat sejumlah 19 persen dan sisanya adalah pengurus dengan usia yang kurang dari 30 tahun yakni sebanyak 1 orang (Tabel 8).

14 42 Tabel 8. Responden Menurut Usia Usia Jumlah (%) < 30 tahun tahun tahun > 51 tahun Jumlah Variasi pekerjaan atau profesi dari responden sebagai pengurus koperasi karyawan di kecamatan Cibinong didominasi oleh pegawai dinas atau pegawai negeri sipil (PNS) yakni sebanyak 50 persen. Adapun pekerjaan responden sebagai karyawan di suatu perusahaan adalah sebanyak 43 persen dan sisanya adalah berprofesi sebagai TNI AD yakni sebanyak 7 persen. Beragamnya pekerjaan diantara responden menunjukkan bahwa ada keragaman dari seluruh pengurus koperasi karyawan di kecamatan Cibinong. Dan dapat diketahui bahwa latar belakang profesi atau pekerjaan yang dilakukan pengurus koperasi karyawan di Kecamatan Cibinong didominasi oleh kelompok responden dengan profesi sebagai pegawai negeri sipil (Tabel 9). Tabel 9. Responden menurut Pekerjaannya Pekerjaan Jumlah (%) PNS Karyawan/Pegawai TNI AD 3 7 Jumlah Variabel pendidikan dari karateristik responden pada penelitian ini dibatasi hanya pendidikan formal, yaitu pendidikan yang diperoleh selama masa sekolah sampai dengan perguruan tinggi. Berdasarkan tingkat pendidikan yang diperoleh responden selama hidupnya terdapat dua kelompok yang lebih mendominasi. Kedua kelompok tersebut adalah kelompok yang berpendidikan tamat SMA dan perguruan tinggi. Terdapat 36 persen atau sebanyak 15 orang responden yang tergolong kelompok pengurus yang telah menyelesaikan pendidikannya di SMA. Sedangkan, 64 persen atau sebanyak 27 orang responden/pengurus yang telah menyelesaikannya pendidikannya di tingkat perguruan tinggi. Kedua kelompok pendidikan formal tersebut lebih mendominasi pengurus koperasi karyawan di

15 43 Kecamatan Cibinong. Hal tersebut dipengaruhi pula oleh faktor situasi tempat pengurus bekerja maupun faktor persyaratan pengurus sebagai pegawai baik di kantor kedinasan maupun perusahaan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 10 berikut. Tabel 10. Responden menurut Pendidikan Formal Pendidikan Formal Jumlah (%) Tamat SMA Perguruan Tinggi Jumlah Selain dari pendidikan formal yang pernah diikuti oleh masing-masing responden. Maka terdapat pula pendidikan informal yang pernah diikuti oleh responden seperti pelatihan maupun kursus untuk meningkatkan keterampilan responden. Diketahui bahwa sekitar 67 persen atau sebanyak 28 orang responden yang pernah mengikuti beberapa pelatihan ataupun kursus untuk meningkatkan keterampilan mereka. Dan sisanya 33 persen atau sekitar 14 orang responden yang tidak pernah mengikuti pelatihan. Dari keikutsertaan responden akan pelatihan maka dalam penelitian ini diuraikan bentuk pelatihan yang khusunya berhubungan dengan pelatihan tentang koperasi. Dari 28 orang responden ditemukan 20 orang yang pernah mengikuti pelatihan tentang koperasi dan sisanya adalah sebanyak 8 orang responden yang mengikuti pelatihan yang tidak berkaitan dengan koperasi. Pola yang sama ditujukan juga pada karakteristik pendidikan informal responden yakni sebanyak 39 persen responden pernah mengikuti pelatihan, baik tentang koperasi maupun pelatihan yang dapat meningkatkan keterampilan pengurus, dengan pendidikan formal adalah tamat SMA. Sebanyak 61 persen responden pernah mengikuti pelatihan informal dan telah menyelesaikan pendidikan formalnya di perguruan tinggi. Kebanyakan responden pernah mengikuti pelatihan mengenai manajemen dan akuntansi yang berkaitan dengan koperasi.

16 44 Berdasarkan data di lapangan diketahui pula bahwa terdapat sebanyak 71 persen responden, dari sejumlah responden yang pernah mengikuti pendidikan informal, yakni pernah mengikuti pelatihan yang berkaitan tentang koperasi. Sedangkan 19 persen responden yang lainnya, tidak berkaitan dengan bidang koperasi. Responden dengan keikutsertaannya dalam pelatihan tentang koperasi adalah pelatihan mengenai kewirausahaan, keuangan koperasi, pengawasan koperasi, administrasi koperasi, dan pelatihan lainnya yang berkaitan dengan koperasi. (lihat tabel 11). Tabel 11. Sebaran Responden menurut Pendidikan Informal yang pernah diikuti berkaitan dengan bidang koperasi dan Pendidikan Formal di Koperasi Karyawan Kecamatan, Cibinong (dalam absolut dan persentase, 2009) Pendidikan Formal Pendidikan Informal Tamat SMA ( % ) Perguruan Tinggi ( % ) ( % ) Bidang Koperasi 10 (90) 10 (59) 20 (71) Non Koperasi 1 (9) 7 (41) 8 (19) Total 11 (100) 17 (100) 28 (100)

17 45 BAB V MODERNITAS SIKAP KEWIRAUSAHAAN PENGURUS KOPERASI KARYAWAN KECAMATAN CIBINONG, KABUPATEN BOGOR Pada penelitian ini, 69 persen responden sudah menunjukkan sikap yang modern terhadap delapan tema sikap kewirausahaan. Kecenderungan tersebut diperoleh dari skor modernitas rata-rata seluruh responden terhadap ke delapan tema sikap kewirausahaan yakni 3,15. Apabila dilihat dari masing-masing tema sikap kewirausahaan, ditemukan tujuh tema yang sudah menunjukkan pandangan yang modern oleh pengurus sedangkan satu tema lainnya belum menunjukkan pandangan yang modern. Tema itu ada pada tema kedua mengenai sikap mental bersedia menanggung resiko dengan skor 2,73 (Tabel 12). Tabel 12. Sebaran Skor Modernitas Rata-Rata Responden Berdasarkan Tema Sikap Kewirausahaan, di Kecamatan Cibinong (2009) Tema Sikap Kewirausahaan Seluruh Tema Kewirausahaan Skor Modernitas Rata-rata 3,27 2,73 3,25 3,07 3,11 3,35 3,18 3,25 3,15 Bila sikap kewirausahaan responden tersebut dijabarkan ke dalam masingmasing tema maka akan tampak hal-hal sebagai berikut: 1. Sikap Mental Mengutamakan Prioritas (Tema 1) Dari hasil temuan di lapangan ternyata pandangan modernitas sikap responden dalam menanggapi tema ini menghasilkan skor rata-rata dengan corak pandangan sikap kewirausahaan yang modern. Skor rata-rata modernitas yang diperoleh adalah 3,27. Tema sikap ini diuraikan dalam bentuk 6 buah pertanyaan proyeksi untuk menggali prioritas utama responden dalam memanfaatkan kredit, informasi dan dana. Kecenderungan yang modern terhadap tema sikap ini tidak hanya didasarkan pada keputusan untuk memanfaatkan peluang kredit atau dana secara langsung tetapi didasarkan atas pemahaman tentang prioritas yang diutamakan untuk kepentingan dirinya dan keberhasilan usahanya.

18 46 Bila ditelaah lebih lanjut, responden setuju mengenai kecenderungan dalam memanfaatkan peluang kredit untuk menambah modal dan memanfaatkan peluang dana yang ditabung untuk dimanfaatkan di masa mendatang. Responden mengetahui prioritas yang diutamakan untuk keberhasilan usahanya. Bagi mereka informasi menjadi prioritas utama untuk acuan dalam mengambil suatu keputusan. Berkaitan dengan memanfaatkan dana maupun kredit, beberapa responden berpandangan bahwa hal tersebut menjadi prioritas utama untuk melanjutkan usaha dan memutar keuangan. Mengenai hal tersebut seorang responden mengungkapkan demikian: Saya sangat senang memanfaatkan peluang untuk keberhasilan usaha di koperasi. Sebagai penanggung jawab pengelola di waserba ini saya harus pintar-pintar mengelola dana dari koperasi. Saya harus memprioritaskan peluang yang cocok untuk keberlansungan usaha di koperasi ini. Salah satunya ketika koperasi memberikan sejumlah dana untuk dipertanggung jawabkan kepada pengurus, maka kami harus hati-hati menggunakan. Mana yang baik dan menguntungkan bagi koperasi akan kami ambil dan kami gunakan seperlunya... (SW, 49 tahun). Dengan ungkapan yang demikian, menunjukkan bahwa pengurus memiliki sikap yang modern dalam memahami prioritas utama untuk menggunakan dan memanfaatkan peluang yang ada baik informasi, dana maupun kredit. 2. Sikap Mental Mengambil Resiko (Tema 2) Dari data yang diperoleh ternyata sebagian dari responden berpandangan tidak modern terhadap sikap kewirausahaan ini dengan skor rata-rata modernitas sikap ini adalah sebesar 2,73. Pandangan sikap pengambilan resiko diuraikan dalam bentuk enam pertanyaan proyeksi untuk menggali pandangan modernitas responden dalam membuat keputusan usaha. Tingkat modernitas sikap pengambilan resiko ditentukan dari keputusan responden dalam memilih jenis resiko usaha, yaitu tidak semata-mata atas faktor keinginan mendapatkan untung yang besar, tetapi juga didasarkan atas pengetahuan dan perhitungan bahwa keahliannya dapat mempengaruhi keberhasilan usaha. Dengan kata lain sikap yang modern tercermin dari jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang memilih resiko sedang.

19 47 Apabila ditelaah lebih lanjut, terdapat 62 persen pengurus setuju dengan pernyataan menghindari resiko yang terlalu tinggi dan setuju untuk bersikap tidak terlalu mau ambil resiko dalam berusaha atau dengan kata lain, responden memilih untuk tidak mengambil resiko sama sekali. Kecenderungan responden memilih untuk tidak mengambil resiko adalah karena pada umumnya mereka takut untuk mengalami kerugian dalam berusaha. Hal tersebut juga diperkuat oleh alasan dari salah seorang responden bahwa responden tidak berani mengambil resiko mengingat pekerjaan mereka sebagai karyawan dan bukan hanya sebagai pengurus koperasi saja. Kesibukan pekerjaan responden mendorong sikap mereka untuk tidak mengambil resiko sama sekali karena khawatir akan merugi. Berdasarkan pengakuan tersebut, ada pula beberapa orang responden yang mengungkapkan bahwa tidak mengambil resiko sama sekali adalah jalan terbaik untuk melanjutkan usaha. Selain itu terdapat beberapa responden dengan kecenderungan memilih resiko yang rendah adalah karena responden khawatir akan mengalami kerugian yang terlalu besar. Meskipun keuntungan yang diperoleh sangat besar akan tetapi sebagian dari responden menganggap bahwa itu adalah keputusan yang terlalu beresiko. Seperti yang dikemukakan oleh salah seorang responden berikut:.. saya tidak mau mengambil resiko yang terlalu besar. Salah satunya dari investasi itu. Saya lebih baik menginvestasikan uang semampu saya, dibandingkan jika harus menginvestasikan seluruhnya atau sebagian. Karena bagi saya menginvestasikan semuanya hanya akan merugikan diri saya sendiri, saya tidak mau gagal dan ceroboh.. (ES, 48 tahun) 3. Sikap Mental Keinovatifan (Tema 3) Terbuka terhadap pembaharuan baru dan perubahan dan kesediaan untuk menerima pengalaman-pengalaman yang baru sesuai dengan pendapat Alex Inkeles, sikap ini merupakan sikap seorang manusia modern. Sikap keinovatifan ini juga merupakan bagian dari peran kewirausahaan, oleh karena itu pandangan seorang pengurus tentang keinovatifan perlu dikaji. Terdapat enam buah pertanyaan untuk menggali pandangan responden terhadap sikap keinovatifan berwirausaha. Pertanyaan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana minat pengurus serta keberaniannya membuat keputusan dan merencanakan

20 48 pengembangan usahanya serta melakukan suatu usaha baru yang lebih menguntungkan dari usaha lamanya tersebut. Minat untuk melakukan suatu usaha baru tersebut juga dimaknai dengan kemauannya untuk mencari informasi untuk menemukan inovasi usahanya. Responden memiliki kecenderungan sikap yang modern terhadap sikap keinovatifan. Gambaran tersebut terlihat dari skor rata-rata modernitas seluruh responden sebesar 3,25. Sejumlah responden pengurus koperasi karyawan Kecamatan Cibinong bersikap inovatif dalam mengelola koperasinya masingmasing. Kecenderungan pandangan yang modern dari pengurus karena kesadaran untuk lebih mengembangkan usaha yang tidak hanya menguntungkan sebagian pihak atau mengharapkan keuntungan sesaat tetapi juga untuk keberlanjutan usaha koperasi. Hal tersebut diperkuat dari pernyataan salah seorang pengurus koperasi yang mengungkapkan demikian: Sebagai pengurus yang dipercayakan oleh anggota, saya ikut bertanggung jawab atas keberhasilan usaha koperasi. Walaupun saya memiliki kendali untuk melakukan apa saja yang menguntungkan koperasi dan kesejahteraan anggota, tetapi tetap saja saya san pengurus yang lain harus memikirkan masak-masak resiko atau peluangnya. Karena walaupun kita nantinya akan mendapat keuntungan tetapi kita perlu berhati-hati, cari informasi lebih dulu untuk memulai usaha yang untungnya berlanjut. Walaupun kita punya cara yang lebih inovatif tapi informasi tentang cara itu harus lebih inovatif apalagi ini menyangkut semua pihak (SW, 49 tahun) Pernyataan demikian menegaskan bahwa beberapa orang pengurus sadar tentang tanggung jawabnya di koperasi. Selain itu mereka juga lebih memilih untuk berinovasi dengan hati-hati karena mereka ingin mendapatkan keuntungan yang dapat dirasakan semua pihak di koperasi. 4. Sikap Mental yang Mengunggulkan Kerja Keras (Tema 4) Reponden memiliki kecenderungan sikap yang modern dalam menanggapi tema sikap ini. Kecenderungan tersebut terlihat dari skor rata-rata modernitas sebesar 3,07. Kemauan bekerja keras diuraikan dalam bentuk enam pertanyaan proyeksi. Tingkat modernitas pandangan dinilai dari jawaban yang memandang

21 49 mutlak diperlukannya suatu kerja keras dalam setiap melaksanakan kegiatan usaha agar dapat mencapai hasil kerja yang memuaskan. Pada kenyataannya responden menganggap bahwa kerja keras adalah begitu penting. Dari hasil olahan perhitungan data kuantitatif ditemukan responden kurang setuju dengan pernyataan bahwa waktu santai sebanyak mungkin dimanfaatkan. Beberapa responden menganggap bahwa waktu yang ada akan lebih baik dimanfaatkan untuk melakukan sesuatu yang berguna. Bagi responden dengan kecenderungan setuju untuk memanfaatkan waktu luang, beranggapan bahwa kemampuan dan keahlian yang dimiliki tidak ada salahnya dimanfaatkan untuk bekerja. Kecenderungan yang sama modernnya tentang pertanyaan mamanfaatkan waktu luang tersebut juga dialami pada pertanyaan mengenai seorang pedagang bakso yang ditangkap petugas dan kemudian berjualan lagi tetapi dengan tidak berjualan di tempat yang sama melainkan berkeliling untuk menghindari petugas ketertiban. Terdapat beberapa responden yang berpandangan setuju dengan sikap modern seorang pedagang bakso. Menurut salah seorang responden beranggapan bahwa:...pedagang bakso itu selain seorang pekerja keras tetapi dia juga cermat. Demi menghidupi kebutuhan keluarganya, ia cerdas memilih strategi berjualan untuk menghindari kejadian yang pernah dialaminya dengan petugas ketertiban itu.. (AF, 48 tahun) 5. Sikap Mental Menghargai Waktu (Tema 5) Berdasarkan hasil temuan di lapangan, skor modernitas rata-rata keseluruhan responden terhadap sikap menghargai waktu berada pada kelompok modern, yakni sebesar 3,11. Pandangan tentang penghargaan terhadap waktu disajikan dengan pernyataan-pernyataan mengenai bagaimana sebaiknya sikap seseorang terhadap ketepatan janji atau ketepatan waktu yang dijanjikan kepada orang lain. Selain itu, pertanyaan tersebut juga menggali tingkat toleransi seseorang terhadap ketidaktepatan waktu dan ketepatan mengatur waktu untuk melakukan segala aktivitasnya. Pandangan tersebut dianggap sebagai salah satu segi sikap wirausaha yang penting, karena sikap yang terlalu meremehkan waktu

22 50 ini hanya akan merugikan diri sendiri dan akan dapat mengurangi kepercayaan orang lain, sehingga akan mempengaruhi keberhasilan usaha seseorang. Bila dikaji lebih jauh beberapa orang responden menganggap bahwa waktu menjadi satu hal yang penting. Sikap responden yang masih agak longgar terhadap waktu sepertinya tidak dapat dimaklumi lagi. Hal tersebut diperkuat karena responden selain sebagai pengurus koperasi, responden juga adalah seorang karyawan yang dihadapkan pada beragam tugas lainnya di tempat mereka bekerja. Keadaan tersebut memaksa responden untuk bersikap lebih disiplin terhadap waktu dan tepat pada janji. Seperti ungkapan salah seorang responden yang bekerja di kantor kedinasan dan perusahaan, SHS dan SW. Saya sangat menyayangkan jika ada orang yang membatalkan janji. Rasanya agak kesal kalau ditunda-tunda terus. Sesibuk apa pun orang membuat janji tapi orang harus tetap menepati janji. Karena bagi saya tidak perlu kita berjanji jika pada kenyataannya kita belum mampu menepatinya. Makanya harus dipikirkan terlebih dahulu. Saya pun begitu, diperusahaan ini banyak sekali orang penting terutama tamu dari luar negeri. Mereka tidak suka kalau ada partnernya yang tidak konsisten terhadap waktu apalagi janji. Malah jika sering terjadi partner kita tidak mau lagi bekerja sama. Dan itu malah merugikan perusahaan ini nantinya. (SHS, 50 tahun) Sangat jengkel rasanya jika seseorang membatalkan janji apalagi ga tepat waktu. Pertama-tama memang tidak apa-apa tapi jika sering terjadi saya tidak setuju dengan hal itu. Saya pernah mengalami ekejengkelan itu yang terpaksa dibatalkan. Kejadiannya waktu itu di koperasi. Saya diminta pengawas koperasi untuk mengecek keuangan koperasi. Dan beliau menjanjikan pada saya untuk dilaporkan dan dibicarakan kembali. Pada hari H, saya minta janjinya tapi beliau belum dapat bertemu karena alasan sibuk. Karena beliau adalah atasan saya, saya pun tidak bisa berkata apa-apa, dan akhirnya saya terpaksa menunggu untuk mengembalikan hasil koreksi itu (SW, 49 tahun) Dalam kegiatan kesehariannya di kantor, para responden dituntut untuk bekerja lebih profesional, sehingga untuk membagi waktu dengan tanggung jawabnya sebagai pengurus koperasi cukup kesulitan. Pada akhirnya responden pun dapat menentukan kapan waktu yang tepat untuk fokus pada koperasi. Dengan demikian, situasi kerja mempengaruhi responden yang berpandangan

23 51 tidak setuju terhadap keadaan memaklumi orang lain yang kebetulan tidak menepati janji. 6. Sikap Mental Motivasi Berprestasi (Tema 6) Pandangan motivasi berprestasi yang dimaksud adalah menyangkut keinginan untuk berbuat sebaik mungkin tanpa banyak dipengaruhi oleh prestise dan pengaruh sosial, melainkan demi kepuasan pribadinya. Motif ini muncul untuk melakukan sesuatu secara sukses dan menjauhi kegagalan. Sikap ini berkaitan dengan sikap seorang wirausaha yang modern berambisi untuk mencapai prestasi, dan berusaha untuk memperbaiki kinerja walaupun ia mengalami kegagalan. Sedangkan, mereka yang tidak modern menganggap bahwa kegagalan hanya menurunkan prestasi kerja, dan mereka tidak tertarik dengan ambisi untuk mencapai prestasi. Tanggapan mayoritas pengurus koperasi terhadap sikap motif berprestasi adalah sangat baik. Dengan kata lain berdasarkan hasil skor modernitas rata-rata sikap mengenai motif berprestasi adalah modern yakni sebesar 3,35. Secara keseluruhan tema sikap ini sangat modern dan mengakar di kalangan pengurus koperasi karyawan di kecamatan Cibinong. Responden memilki motivasi berprestasi yang tinggi. Dari sejumlah pertanyaan proyeksi yang disediakan rata-rata reponden tidak setuju jika bekerja hanyalah untuk mendapatkan pujian dan bukan untuk mencapai prestasi. Beberapa orang responden mengutarakan bahwa bekerja untuk mencapai prestasi yang sebaik mungkin dan untuk mengoptimalkan kualitas diri masing-masing terhadap pekerjaan yang dijalankan. 7. Sikap Mental Percaya Diri (Tema 7) Dalam menanggapi ke enam pernyataan proyeksi mengenai sikap percaya diri tersebut, mayoritas responden cenderung berada dalam kelompok yang modern dalam menanggapi sikap percaya diri tersebut, yakni dengan keseluruhan skor modernitas rata-rata sebesar 3,18. Sikap percaya diri adalah sikap yang mengacu pada kemampuan yang menunjukkan sikap percaya kepada kemampuan

24 52 sendiri, tidak ragu-ragu dalam bertindak dan selalu optimis dalam segala situasi. Sikap ini diuraikan dalam enam buah pernyataan. Seseorang dengan sikap tidak modern tidak memiliki rasa percaya diri, dan pesimis untuk melakukan sesuatu, sedangkan mereka yang memiliki sikap modern optimis dan tidak ragu melakukan dan menyelesaikan pekerjaannya dan mencapai keberhasilan usaha. Berdasarkan pertanyaan proyeksi, responden memiliki kecenderungan yang setuju jika seseorang terus berupaya dengan mengoptimalkan hasil usahanya walaupun akan terjadi kegagalan. Dapat digambarkan bahwa responden memiliki perasaan yakin dapat mencapai keberhasilan usaha. Mereka percaya diri dan terlalu optimis, sehingga untuk membangkitkan semangat kerja dan membangkitkan rasa kepercayaan diri ada setiap waktu. Mengenai hal tersebut dituturkan oleh salah seorang responden sebagai berikut : Walaupun saya pernah mengalami kegagalan, bukan berarti rasa percaya diri saya ikut berkurang. Saya pernah mengalami keadaan yang sangat terpuruk tetapi saya tetap survive. Saya tidak mau larut dalam kegagalan. Tidak ada artinya jika kita harus berlama-lama mengatasi kesedihan. Masih banyak hari yang harus dilalui. Buat saya kemauan dari diri sendiri adalah modal utama untuk maju. (HTP, 50 tahun) Adapun sejumlah responden yang mengungkapkan bahwa dalam suatu usaha tidak perlu melakukan kecurangan untuk kemajuan usaha sendiri. Beberapa responden menganggap bahwa kecurangan yang dilakukan hanya akan membahayakan dirinya. Dengan demikian, responden memiliki kecenderungan yang sangat baik dan modern terhadap tema sikap percaya diri. 8. Sikap Mental Tanggung Jawab Individual (Tema 8) Tanggung jawab disini adalah tanggung jawab individual dimana si pribadi sendiri yang merasakan dan menerima hasil dari kesuksesan atau akibat dari kegagalannya. Besar keinginannya untuk bertanggung jawab ada kaitannya dengan kebebasan individu dalam membuat keputusan sendiri terutama dalam hal perkembangan usaha. Seorang yang modern memiliki tanggung jawab yang tinggi untuk menyelesaikan tugasnya, bertanggung jawab terhadap perbuatannya, dan berupaya memperbaiki hasil usahanya. Sedangkan, seseorang yang tidak modern

25 53 adalah bersikap masa bodoh terhadap pekerjaannya, dan tidak bertanggung jawab terhadap kegagalan usahanya. Namun demikian, dalam penerapannya bukan berarti setiap orang harus menjalankan usahanya sendiri tanpa bantuan orang lain, karena penerapan yang dekmikian justru tidak sesuai dengan prinsip usaha modern. Dengan kata lain tanggung jawab individual di sini dapat diartikan sebagai kemauan seseorang menanggung resiko terhadap segala kemungkinan akibat, apabila ia medelegasikan wewenang atau menyepelekan kepercayaan serta tanggung jawabnya. Berdasarkan hasil tanggapan yang diberikan responden, ternyata secara keseluruhan responden menunjukkan sikap yang bertanggung jawab. Dengan besarnya skor modernitas rata-rata dari keseluruhan responden adalah 3,25. Bila dikaji lebih jauh, ditemukan bahwa responden memiliki kecenderungan bersedia bertanggung jawab membayar sebagian hutang perusahaan karena rekan kerjanya yang lain kabur. Padahal usaha tersebut adalah hasil usaha bersama dengan rekannya yang lain. Responden menganggap bahwa kesediaan bertanggung jawab merupakan suatu tanggung jawab yang memang harus dijalankan karena usaha tersebut adalah hasil usaha bersama. Skor modernitas rata-rata antara repsonden di koperasi berhasil dan tidak berhasil menunjukkan kesamaan sikap yang modern terhadap sikap-sikap kewirausahaan. Dimana skor modernitas rata-rata pengurus di koperasi berhasil sebesar 3,12 dan skor modernitas rata-rata pengurus di koperasi tidak berhasil sebesar 3,18. Jika dibandingkan berdasarkan sebaran responden, sikap kewirausahaan responden yang berada pada koperasi berhasil dan koperasi tidak berhasil menunjukkan hal yang menarik. Sikap kewirausahaan responden pada koperasi yang tidak berhasil justru menunjukkan sikap yang modern. Sebaliknya, sikap kewirausahaan responden pada koperasi yang berhasil menunjukkan sikap yang tidak modern. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan tidak ada kaitan antara sikap kewirausahaan pengurus koperasi dengan keberhasilan koperasi (Tabel 13)

26 54 Tabel 13. Sebaran Responden menurut Kategori Koperasi dan Kategori Modernitas Pengurus Koperasi di Koperasi Karyawan Kecamatan, Cibinong (dalam absolut dan persentase, 2009) Kategori Modernitas Pengurus Koperasi Kategori Koperasi Modern ( % ) Tidak Modern ( % ) Berhasil 13 (31) 8 (19) Tidak Berhasil 16 (38) 5 (12) Dari delapan tema sikap kewirausahaan, bila membandingkan antara responden yang berada di koperasi berhasil dan koperasi tidak berhasil, ternyata sikap-sikap modern responden juga ditunjukkan oleh responden yang menjalankan koperasi hingga berhasil. Sikap tersebut menyangkut sikap tema (1) mengutamakan prioritas; (3) keinovatifan; (4) kerja keras; (5) penghargaan terhadap waktu; (6) motivasi berprestasi; (7) percaya diri; dan (8) tanggung jawab individu. Sedangkan pada tema sikap 2, pengambilan resiko, responden di koperasi berhasil maupun koperasi tidak berhasil belum menunjukkan sikap-sikap yang modern. Bila dibandingkan per tema sikap kewirausahaan (Gambar 6), ternyata tema (1), mengutamakan prioritas, menunjukkan skor modernitas yang tertinggi (modern) yaitu sebesar 3,47. Sedangkan, tema (2) pengambilan resiko, menunjukkan skor modernitas terendah (tidak modern) yakni sebesar 2,69. Baik sikap tema 1 dan tema 2 yang menunjukkan skor ekstrim tersebut dimiliki oleh responden yang berada di koperasi tidak berhasil. Pada skor modernitas tertinggi responden memiliki sikap yang mengetahui betul prioritas yang diutamakan dalam kegiatannya. Pada tema 2, responden dikategorikan tidak modern karena mereka cenderung tidak mau mengambil resiko sama sekali.

27 55 Gambar 7. Tingkat Modernitas Pandangan Kewirausahaan pada Pengurus di Koperasi yang Berhasil dan Pengurus di Koperasi yang Tidak Berhasil, di Kecamatan Cibinong (2009) 4 Skor Rata-rata Modernitas 3 2 KTB=3.47 KTB=3.28 KB=3.06 KB=3.23 KTB=3.12 KB=2.77 KB=3.02 KTB=2.69 KTB=3.37 KTB=3.29 KB=3.18 KTB=3.21 KB=3.33 KTB=3.03 KB=3.21 KB= Tema Sikap Kewirausahaan Keterangan Gambar : Koperasi Berhasil (KB) dan Koperasi Tidak Berhasil (KTB) Garis putus-putus menunjuk pada Pengurus di Koperasi yang Tidak Berhasil Garis tidak putus-putus menunjuk pada Pengurus di Koperasi yang Berhasil 55

28 56 BAB VI HUBUNGAN MODERNITAS SIKAP KEWIRAUSASAHAAN PENGURUS KOPERASI KARYAWAN KECAMATAN CIBINONG DENGAN KEBERHASILAN KOPERASI Penelitian ini menemukan bahwa tidak ada hubungan antara sikap kewirausahaan pengurus dengan keberhasilan koperasi. Kesimpulan ini diperoleh dari hasil uji Rank Spearman. Berdasarkan hasil uji koefisien korelasi Rank Spearman (rs atau ρ ) untuk mengetahui korelasi dua variabel modernitas sikap kewirausahaan pengurus koperasi dan keberhasilan koperasi, ditemukan bahwa kedua variabel tersebut tidak memiliki hubungan yang nyata. Dari hasil perhitungan diperoleh uji rs yang lebih rendah dibandingkan rs tabel, baik pada taraf kesalahan 5 persen diperoleh 0,738 dan taraf kesalahan 1 persen diperoleh 0,881 untuk n sama dengan 8. Diperoleh rs hitung yang besarnya antara lain 0,238; 0,411; 0,161; -0,259; 0,024; 0,863; dan 0,197. Perhitungan tersebut membuktikan bahwa H 1 (hipotesis satu) ditolak yang berarti menunjukkan tidak ada hubungan yang nyata antara dua variabel tersebut. Dari data sisa hasil usaha (SHU) dan jumlah anggota masing-masing koperasi karyawan, pada penelitian ini ditemukan sejumlah koperasi karyawan yang termasuk ke dalam kelompok koperasi yang berhasil dan koperasi tidak berhasil (Lampiran 1). Berdasarkan data dari 14 sampel koperasi karyawan yang masih aktif di Kecamatan Cibinong, diketahui sebanyak 7 koperasi karyawan yang tergolong ke dalam kategori koperasi berhasil dan 7 koperasi karyawan lainnya termasuk dalam ketegori koperasi yang tidak berhasil. Dengan demikian, diketahui bahwa 21 responden tergabung dalam masing-masing koperasi yang berhasil dan kurang berhasil. Tujuh kelompok koperasi karyawan yang berhasil adalah koperasi Rimba Mulya, Swaka Tantra, Bhakti Adiguna, Rahayu Santosa, Oryza Sativa, Primkop Polres, dan Setia Rukun. Sedangkan, tujuh koperasi yang termasuk dalam kelompok koperasi karyawan yang tidak berhasil adalah koperasi Ligna Sejahtera, Bakosurtanal, Adipura, DPKBD, Bersama (Kodim 0621), Silva Lestari, dan Dasar Rukun.

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR 3.7. Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah

Lebih terperinci

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR Oleh : Drs. Adang Suptandar, Ak. MM Disampaikan Pada : KULIAH PROGRAM SARJANA (S1) DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA, IPB Selasa,

Lebih terperinci

Sekapur Sirih. Jakarta, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Ahmad Koswara, MA

Sekapur Sirih. Jakarta, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Ahmad Koswara, MA Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH 6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 7. Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Alasan pemilihan lokasi karena pada wilayah Kecamatan Cibinong

Lebih terperinci

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR Bab ini menjelaskan berbagai aspek berkenaan kelembagaan penyuluhan pertanian di Kabupaten Bogor yang meliputi: Organisasi Badan Pelaksana an Pertanian,

Lebih terperinci

DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS

DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas ± 298.838,31 Ha. Secara geografis terletak di antara 6⁰18'0" 6⁰47'10" Lintang Selatan dan 106⁰23'45" 107⁰13'30" Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN APBD MENURUT TAHUN ANGGARAN 205 KODE PENDAPATAN DAERAH 2 3 4 5 = 4 3 URUSAN WAJIB 5,230,252,870,000 5,84,385,696,000 584,32,826,000 0 PENDIDIKAN 0 0 Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam wilayah Propinsi Jawa Barat yang pada tahun 2004 memiliki luas wilayah 2.301,95 kilometer persegi

Lebih terperinci

TABEL 1 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun

TABEL 1 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun Data dan informasi perencanaan pembangunan daerah yang terkait dengan indikator kunci penyelenggaraan pemerintahan daerah, sebagaimana yang diinstruksikan dalam peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54

Lebih terperinci

V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR. Tabel. 22 Dasar Perwilayahan di Kabupaten Bogor

V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR. Tabel. 22 Dasar Perwilayahan di Kabupaten Bogor V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR 5.1 Zona Pengembangan Pertanian dan Perdesaan di Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor berdasarkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 31 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Bogor Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas ± 298.838, 304 hektar, yang secara geografis terletak di antara 6 o 18 0-6 o 47 lintang selatan dan 6

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Wilayah Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Berdasarkan data

Lebih terperinci

SKPD : DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL

SKPD : DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL : DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL Kode Program/ Keluaran Hasil 2 URUSAN PILIHAN 2 03 BIDANG URUSAN ENERGI DAN SUMBER SUMBER DAYA MINERAL 2 03 01 Program Pelayanan - - 30,126,626,000 30,126,626,000

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis Secara geografis Kabupaten Bogor terletak diantara 6 18 0 6 47 10 Lintang Selatan dan 106 23 45 107 13 30 Bujur

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN KECAMATAN CIBINONG SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BOGOR

ANALISIS PERAN KECAMATAN CIBINONG SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BOGOR ANALISIS PERAN KECAMATAN CIBINONG SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BOGOR Isnina Wahyuning Sapta Utami (isnina@ut.ac.id) Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka ABSTRACT The aims of this study

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak 204.468 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak 134 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Lahan merupakan faktor input penting dalam berbagai aktivitas ekonomi

PENDAHULUAN. Lahan merupakan faktor input penting dalam berbagai aktivitas ekonomi I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahan merupakan faktor input penting dalam berbagai aktivitas ekonomi seperti pertanian dan kehutanan, pemukiman penduduk, komersial, dan penggunaan untuk industri serta

Lebih terperinci

KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA 2008 BOGOR REGENCY IN FIGURES 2008

KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA 2008 BOGOR REGENCY IN FIGURES 2008 Katalog BPS 1403.3201 KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA 2008 BOGOR REGENCY IN FIGURES 2008 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOGOR KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA TAHUN 2008 ISSN : 0215-417X Publikasi / Publication

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Hasil pendugaan selang prediksi dari data simulasi yang menyebar Gamma dengan D i = 1 dan tanpa peubah penyerta

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Hasil pendugaan selang prediksi dari data simulasi yang menyebar Gamma dengan D i = 1 dan tanpa peubah penyerta 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Simulasi 4.1.1 Tanpa Peubah Penyerta Hasil simulasi untuk kasus data yang menyebar Gamma dan tanpa peubah penyerta diperoleh hasil nilai-nilai panjang selang prediksi (average

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Penyebaran Desa IDT

HASIL DAN PEMBAHASAN Penyebaran Desa IDT HASIL DAN PEMBAHASAN Penyebaran Desa IDT Berdasarkan data yang diperoleh dari Bappeda Kabupaten Bogor, terdapat 80 desa yang tergolong pada desa tertinggal berdasarkan kriteria indeks desa tertinggal (IDT)

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 65 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Kondisi Fisik dan Wilayah Administrasi Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA CIBINONG Nomor : W10-A24/3122a/Hk.00.4/XII/2010

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA CIBINONG Nomor : W10-A24/3122a/Hk.00.4/XII/2010 PENGADILAN AGAMA CIBINONG Jl. Bersih No. 1 Komplek Pemda Kabupaten Bogor Telepon/Faks. (021) 87907651 Kode Pos 16914 Cibinong E-mail : pa.cibinong@gmail.com KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA CIBINONG TENTANG

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN GUNUNG DEPOK SINDUR PARUNG RUMPIN CISEENG CIBINONG BOJONG GEDE KEMANG RANCA BUNGUR KOTA BOGOR CIBUNGBULANG CIAMPEA DRAMAGA

III. METODOLOGI PENELITIAN GUNUNG DEPOK SINDUR PARUNG RUMPIN CISEENG CIBINONG BOJONG GEDE KEMANG RANCA BUNGUR KOTA BOGOR CIBUNGBULANG CIAMPEA DRAMAGA 13 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kawasan Agropolitan Cendawasari yang terletak di, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Sedangkan, analisis spasial

Lebih terperinci

Bismillaahirrohmanirrohiim Assalamu`alaikum WR.WB.

Bismillaahirrohmanirrohiim Assalamu`alaikum WR.WB. LAPORAN PANITIA KHUSUS DPRD KABUPATEN BOGOR PEMBAHAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH Bismillaahirrohmanirrohiim Assalamu`alaikum WR.WB. Disampaikan pada : RAPAT

Lebih terperinci

BAB II DAERAH PENELITIAN & BAHAN

BAB II DAERAH PENELITIAN & BAHAN BAB II DAERAH PENELITIAN & BAHAN 2.1 Daerah Penelitian Daerah studi penelitian ini adalah Kabupaten dan Kota Bogor (Gambar 2.1). Secara geografis Kabupaten Bogor terletak di Propinsi Jawa Barat bagian

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA CIBINONG

PENGADILAN AGAMA CIBINONG PENGADILAN AGAMA CIBINONG Jl. Bersih No. 1 Komplek Pemda Kabupaten Bogor Telepon/Faks. (021) 87907651 Kode Pos 16914 Cibinong E-mail : pa.cibinong@gmail.com SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN CIBINONG NOMOR

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PENYULUH KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PENYULUH KABUPATEN BOGOR 42 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PENYULUH KABUPATEN BOGOR 4.1. Keadaan Umum Tabloid Sinar Tani 4.1.1. Sejarah Tabloid Sinar Tani Tabloid Sinar Tani diterbitkan oleh PT. Duta Karya Swasta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun I - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun I - 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I PENDAHULUAN... I1 1.1. Latar Belakang... I1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I5 1.3 Maksud dan Tujuan... I10 1.4. Sistematika Penulisan... I11 BAB II

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH

BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH 57 BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah 298.838,304 Ha,

Lebih terperinci

REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013

REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013 REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013 1. Program dan Kegiatan Pada Tahun Anggaran 2013, Dinas Peternakan dan Perikanan memberikan kontribusi bagi pencapaian

Lebih terperinci

VI. KINERJA PEMBANGUNAN PERDESAAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2011

VI. KINERJA PEMBANGUNAN PERDESAAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2011 VI. KINERJA PEMBANGUNAN PERDESAAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2011 Hasil pengolahan Podes 2003, 2005, 2008 dan 2011 ditampilkan secara rinci dalam peta tematik klasifikasi, tipologi dan kategori desa pada Lampiran

Lebih terperinci

PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 3 BAB I PENDAHULUAN...... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Landasan Hukum... I-5 1.3 Maksud dan Tujuan... I-9 1.4.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini masyarakat membutuhkan layanan perbankan dalam kesehariannya. Bank merupakan lembaga intermediasi keuangan yang mempertemukan masyarakat pemilik dana dan pengguna

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada tahun 1989.

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada tahun 1989. V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Profil dan Kelembagaan UBH-KPWN Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara (KPWN) merupakan koperasi yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada

Lebih terperinci

PENDEKATAN SPASIAL UNTUK SINKRONISASI DATA ADMINISTRASI WILAYAH SPATIAL APPROACH FOR SYNCHRONIZING REGIONAL ADMINISTRATIVE DATA

PENDEKATAN SPASIAL UNTUK SINKRONISASI DATA ADMINISTRASI WILAYAH SPATIAL APPROACH FOR SYNCHRONIZING REGIONAL ADMINISTRATIVE DATA PENDEKATAN SPASIAL UNTUK SINKRONISASI DATA ADMINISTRASI WILAYAH SPATIAL APPROACH FOR SYNCHRONIZING REGIONAL ADMINISTRATIVE DATA Hilda Lestiana 1 dan Sukristiyanti 1 Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Email:

Lebih terperinci

Leuwiliang Leuwisadeng 050 Ciampea 050 Ciampea 050 Ciampea 050 Tenjolaya 070 Ciomas 070 Ciomas

Leuwiliang Leuwisadeng 050 Ciampea 050 Ciampea 050 Ciampea 050 Tenjolaya 070 Ciomas 070 Ciomas LAMPIRAN 16 Lampiran 1 Daftar Kecamatan yang mengalami pemecahan dan perubahan wilayah Tahun 1996 Tahun 1999 Tahun 2003 Tahun 2006 Kode Kecamatan Kode Kecamatan Kod Kecamatan Kode Kecamatan e 020 Leuwiliang

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Gambar 2. Wilayah Administrasi Kabupaten Bogor. tanah di wilayah Kabupaten Bogor memiliki jenis tanah yang cukup subur

KEADAAN UMUM LOKASI. Gambar 2. Wilayah Administrasi Kabupaten Bogor. tanah di wilayah Kabupaten Bogor memiliki jenis tanah yang cukup subur 34 IV. KEADAAN UMUM LOKASI 4.1. Geografis Secara geografis Kabupaten Bogor terletak diantara 6 18"0" - 6 47"10" Lintang Selatan dan 106 23"45" - 107 13"30" Bujur Timur, yang berdekatan dengan Ibu kota

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pola Spasial Pembangunan Manusia dan Sosial. Sumberdaya Manusia

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pola Spasial Pembangunan Manusia dan Sosial. Sumberdaya Manusia HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spasial Pembangunan Manusia dan Sosial Sumberdaya Manusia Data yang diperoleh dari Factor Score sebanyak 11 data. Ada 3 faktor yang terkait dengan tingkat pendidikan guru mengajar

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Kelurahan Kelurahan Kebomas terletak di Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik. Penduduk Kelurahan Kebomas

Lebih terperinci

Gambar. 4 Peta Lokasi Kabupaten Bogor

Gambar. 4 Peta Lokasi Kabupaten Bogor IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administratif 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta yang

Lebih terperinci

KATALOG BPS 1403.3201 KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA 2010 BOGOR REGENCY IN FIGURES 2010 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOGOR KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA TAHUN 2010 ISSN : 0215-417X Publikasi / Publication

Lebih terperinci

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan LAMPIRAN XXIII PERATURAN BUPATI BOGOR NOMOR : 43 TAHUN 2014 TANGGAL : 22 DESEMBER 2014 RENCANA STRATEGIS DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada

Lebih terperinci

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Kode. Kebutuhan Dana/ Kebutuhan Dana/ Program/Kegiatan.

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Kode. Kebutuhan Dana/ Kebutuhan Dana/ Program/Kegiatan. PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013 SKPD : BADAN LINGKUNGAN HIDUP Kode URUSAN WAJIB BIDANG URUSAN LINGKUNGAN HIDUP 01 Program Pelayanan Administrasi 1,264,847,100 - - 1,264,847,100 1,264,847,100

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 PENDAHULUAN...I Latar Belakang Landasan Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 PENDAHULUAN...I Latar Belakang Landasan Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 BAB I PENDAHULUAN......I-1 1.1. Latar Belakang...... I-1 1.2. Landasan Hukum...... I-5 1.3 Maksud dan Tujuan...... I-9 1.4. Sistematika Penulisan...... I-9

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah dengan responden pelaku usaha mikro kecil pada unit bisnis

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 1.4. Kondisi Fisik Wilayah dan Administratif Pemerintahan Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

LAPORAN KINERJA 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR LAPORAN KINERJA 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR Prolap Inspektorat Kabupaten Bogor 2015 www.bogorkab.go.id KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT,

Lebih terperinci

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI JAWA BARAT

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI JAWA BARAT DATA DASAR PROVINSI JAWA BARAT KONDISI DESEMBER 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, 2015 JUMLAH MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2014) PROVINSI JAWA BARAT KAB/KOTA RAWAT INAP

Lebih terperinci

TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RENSTRA SKPD (2013) UNIT KERJA

TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RENSTRA SKPD (2013) UNIT KERJA Tabel 12. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman 2008 TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

LAPORAN KINERJA 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR LAPORAN KINERJA 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR Prolap Inspektorat Kabupaten Bogor 2017 www.bogorkab.go.id KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT,

Lebih terperinci

Rumusan Kebutuhan Program dan Kegiatan Tahun Indikator Rencana Tahun 2013

Rumusan Kebutuhan Program dan Kegiatan Tahun Indikator Rencana Tahun 2013 Rumusan Kebutuhan Program dan Kegiatan Tahun 2013 SKPD : DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN Indikator Rencana Tahun 2013 URUSAN WAJIB BIDANG URUSAN KETAHANAN PANGAN 01 Program Pelayanan Administrasi 1,471,222,000

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DATA UMUM KONDISI GEOGRAFIS, PEMERINTAHAN DAN DEMOGRAFIS SERTA INDIKATOR KINERJA MAKRO

DAFTAR ISI DATA UMUM KONDISI GEOGRAFIS, PEMERINTAHAN DAN DEMOGRAFIS SERTA INDIKATOR KINERJA MAKRO DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... ii i BAGIAN I 1. Kondisi Geografis DATA UMUM KONDISI GEOGRAFIS, PEMERINTAHAN DAN DEMOGRAFIS SERTA INDIKATOR KINERJA MAKRO 2. Pemerintahan Tabel 1 Jumlah dan Luas

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Situ Udik Desa Situ Udik terletak dalam wilayah administratif Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa Situ Udik terletak

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK

BAB III GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK 16 BAB III GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK 3.1 GAMBARAN UMUM DAN KEPENDUDUKAN 3.1. 1. Situasi Keadaan Umum Kabupaten Bogor termasuk dalam wilayah administratif Propinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 35 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan keadaan umum wilayah penelitian dan deskripsi dan analisis tayangan iklan layanan masyarakat. Dalam penelitian ini kondisi potensi sosial

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan

Lebih terperinci

ARAHAN PEMANFAATAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR

ARAHAN PEMANFAATAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR Arahan Pemanfaatan Daya Dukung Lahan Pertanian di Kabupaten Bogor... (Kurniasari dkk.) ARAHAN PEMANFAATAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR (Direction of Using Carrying Capacity Agricultural

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi merupakan gerakan ekonomi yang sesuai dengan amanat pasal 33 UUD 1945 ayat 1 yang berbunyi bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI

GAMBARAN UMUM LOKASI 23 GAMBARAN UMUM LOKASI Bab ini menjelaskan keadaan lokasi penelitian yang terdiri dari kondisi geografis, demografi, pendidikan dan mata pencaharian, agama, lingkungan dan kesehatan, potensi wisata, pembangunan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Barat yang terletak diantara 107º30 107º40 Bujur Timur dan 6º25 6º45

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Barat yang terletak diantara 107º30 107º40 Bujur Timur dan 6º25 6º45 BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN 2.1. Kondisi Fisik Kabupaten Purwakarta 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak diantara 107º30

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH. berada di Kabupaten Bogor. Kecamatan Cibinong adalah salah satu perangkat

GAMBARAN UMUM WILAYAH. berada di Kabupaten Bogor. Kecamatan Cibinong adalah salah satu perangkat V GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Geografis Penelitian ini difokuskan hanya pada daerah Kecamatan Cibinong yang berada di Kabupaten Bogor. Kecamatan Cibinong adalah salah satu perangkat daerah di Kabupaten

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada V. GAMBARAN UMUM LOKASI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Keadaan Umum Kecamatan Cicurug Kecamatan Cicurug berada di bagian Sukabumi Utara. Kecamatan Cicurug memiliki luas sebesar 4.637 hektar.

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BOGOR

BAB V PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BOGOR 82 BAB V PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BOGOR 5.1 Landasan Hukum Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis dan Iklim Kabupaten Bogor Secara geografis Kabupaten Bogor terletak antara 6º18 0-6º47 10 Lintang Selatan dan 106º 23 45-107º 13 30 Bujur

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- -----BAB I ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ----

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan

Lebih terperinci

TABEL 5.2 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2014 TAHUN 2014

TABEL 5.2 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2014 TAHUN 2014 : DINAS PENDIDIKAN Kode Program/ TABEL 5.2 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2014 TAHUN 2014 Keluaran Hasil 1 URUSAN WAJIB 1 01 BIDANG URUSAN PENDIDIKAN 1 01 01 Program Pelayanan Peningkatan

Lebih terperinci

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan Tahun 2013 dan Prakiraan Maju tahun 2014

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan Tahun 2013 dan Prakiraan Maju tahun 2014 SKPD : DINAS KOPERASI UKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Indikator Rencana Tahun 2013 Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Kode Kinerja Program Target Capaian Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT

BAB II KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT BAB II KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT A. Sejarah Ringkas Koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH. Kecamatan Leuwiliang memiliki empat unit usaha pengolahan limbah

V. KEADAAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH. Kecamatan Leuwiliang memiliki empat unit usaha pengolahan limbah V. KEADAAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH 5.1 Kecamatan Leuwiliang Kecamatan Leuwiliang memiliki empat unit usaha pengolahan limbah serbuk gergaji. Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng memiliki empat unit usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman. Dari ujung barat hingga ujung timur masing-masing memiliki keunikan tersendiri dan tidak sama

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR

BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR BAB IV KONDISI UMUM KABUPATEN BOGOR 1.5 Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah daratan (tidak memiliki wilayah laut) yang berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government ) merupakan prasyarat bagi setiap Pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government ) merupakan prasyarat bagi setiap Pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT dan 30 30 LS 6 derajat 41 00 LS serta mempunyai ketinggian

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km, V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 28 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Kelurahan Pasir Mulya merupakan salah satu Kelurahan yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Dengan luas wilayah

Lebih terperinci

SKPD : DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN

SKPD : DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN : DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN Kode Program/ Keluaran Hasil 1 URUSAN WAJIB 1 BIDANG URUSAN KETAHANAN 1,000,000,000 13,943,550,000 20,318,465,000 35,262,015,000 38,788,216,500 PANGAN 1 01 Program Pelayanan

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu. 25 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak dan luas DAS Cisadane segmen Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane secara keseluruhan terletak antara 106º17-107º BT dan 6º02-6º54 LS. DAS Cisadane segmen hulu berdasarkan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

SKPD : DINAS TATA BANGUNAN DAN PERMUKIMAN

SKPD : DINAS TATA BANGUNAN DAN PERMUKIMAN : DINAS TATA BANGUNAN DAN PERMUKIMAN Kode Program/ Keluaran Hasil 1 URUSAN WAJIB 1 04 BIDANG URUSAN PERUMAHAN 1 04 01 Program Pelayanan Peningkatan 1. Peningkatan Terwujudnya 100 % - - 1,981,992,000 1,981,992,000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim merupakan salah satu isu yang paling hangat dibicarakan secara global belakangan ini. Meningkatnya gas rumah kaca di atmosfer adalah pertanda iklim

Lebih terperinci

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN 5.1 Faktor Internal Menurut Pangestu (1995) dalam Aprianto (2008), faktor internal yaitu mencakup karakteristik individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. koperasi agar lebih sejahtera dengan berdasarkan asas kekeluargaan. Hal ini juga

BAB I PENDAHULUAN. koperasi agar lebih sejahtera dengan berdasarkan asas kekeluargaan. Hal ini juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2013 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2014 KABUPATEN BOGOR

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2013 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2014 KABUPATEN BOGOR RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2013 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2014 KABUPATEN BOGOR SKPD : DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN Kode URUSAN WAJIB BIDANG URUSAN PERUMAHAN 04 01 01 PROGRAM PELAYANAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34% dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo, Di lihat dari letak geografisnya, Kecamatan Wonosari

Lebih terperinci

Tes Karakteristik Pribadi

Tes Karakteristik Pribadi 1 2 Tes Karakteristik Pribadi TIPS MENGERJAKAN TES KARAKTERISTIK PRIBADI Soal Tes Kompetensi Pribadi (TKP) pada dasarnya adalah tes yang menilai sikap dan respon seseorang terhadap kasus yang diajukan

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KAYU PETANI HUTAN RAKYAT

BAB V KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KAYU PETANI HUTAN RAKYAT 19 BAB V KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KAYU PETANI HUTAN RAKYAT 5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Umur Umur merupakan salah satu faktor penting dalam bekerja karena umur mempengaruhi kekuatan

Lebih terperinci

Oleh: Elfrida Situmorang

Oleh: Elfrida Situmorang 23 Oleh: Elfrida Situmorang ELSPPAT memulai pendampingan kelompok perempuan pedesaan dengan pendekatan mikro kredit untuk pengembangan usaha keluarga. Upaya ini dimulai sejak tahun 1999 dari dua kelompok

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA. Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA. Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga Primer Koperasi Pegawai UPN Veteran Yogyakarta yang selanjutnya

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah

Lebih terperinci

REALISASI PROGRAM DAN PENCAPAIAN PENINGKATAN PROSPEK USAHA

REALISASI PROGRAM DAN PENCAPAIAN PENINGKATAN PROSPEK USAHA REALISASI PROGRAM DAN PENCAPAIAN PENINGKATAN PROSPEK USAHA 57 Bab ini membahas mengenai pelaksanaan program sertifikasi UMK di Kelurahan Loji dan Situ Gede. Realisasi pelaksanaan program tersebut dideskripsikan

Lebih terperinci