VI. KINERJA PEMBANGUNAN PERDESAAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VI. KINERJA PEMBANGUNAN PERDESAAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2011"

Transkripsi

1 VI. KINERJA PEMBANGUNAN PERDESAAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2011 Hasil pengolahan Podes 2003, 2005, 2008 dan 2011 ditampilkan secara rinci dalam peta tematik klasifikasi, tipologi dan kategori desa pada Lampiran 11. Berdasarkan peta tematik klasifikasi desa Kabupaten Bogor tahun 2011 terlihat bahwa perdesaan Swadaya terkonsentrasi di Kabupaten Bogor Kawasan Barat dan Timur. Kabupaten Bogor Kawasan Tengah yang dekat dengan wilayah administratif Kota Bogor memiliki kemajuan pembangunan yang pesat dibandingkan kedua kawasan lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa Kota Bogor sebagai core dan Kabupaten Bogor sebagai hinterland memberikan pengaruh yang besar dengan tumbuh pesatnya sektor perindustrian dan jasa di Kawasan Tengah, dengan dominasi sektor perindustrian/jasa Kabupaten Bogor Kawasan Tengah mampu meningkatkan klasifikasi perdesaannya dari desa Swadaya ke desa Swakarya. Gambar 32 Peta Tematik Klasifikasi Desa Kabupaten Bogor Tahun 2011.

2 106 Kabupaten Bogor Kawasan Barat dan Timur desa Swadayanya cukup tinggi sehingga perlu mendapat perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bogor dengan memperhatikan tipologi desa dimana tipologi desa adalah kondisi spesifik keunggulan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan potensi kelembagaan serta potensi prasarana dan sarana dalam menentukan arah pengembangan dan pembinaan masyarakat berdasarkan karakteristik keunggulan komparatif dan kompetitif dari setiap desa dan karakter berbagai permasalahan yang khas yang dihadapi perdesaan. Jika data Kabupaten Bogor kita rinci lagi menjadi data sebaran klasifikasi desa per kecamatan dan per kawasan maka dihasilkan Gambar 33. Gambar 33 Sebaran Klasifikasi Desa per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Barat Tahun Pada gambar diatas menunjukkan komposisi klasifikasi desa di Kabupaten Bogor Kawasan Barat tahun 2011 yaitu terdapat 41 desa Swadaya (27,15%) dan 110 desa Swakarya (72,85%), tentu saja yang harus menjadi titik sasaran pembangunan perdesaan adalah 41 desa Swadaya agar meningkat menjadi desa Swakarya dan 110 desa Swakarya agar meningkat menjadi desa Swasembada.

3 Adapun 41 desa Swadaya yang harus dijadikan fokus dan sasaran pembangunan perdesaan tersebar di kecamatan-kecamatan seperti pada Tabel 32. Tabel 32 Sebaran Desa Swadaya per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Barat Tahun 2011 Kawasan Kecamatan Desa Klasifikasi Tipologi Kategori Barat Cigudeg Sukaraksa Swadaya Persawahan Mula Barat Cigudeg Sukamaju Swadaya Persawahan Mula Barat Cigudeg Banyu Res mi Swadaya Persawahan Mula Barat Cigudeg Warga Jaya Swadaya Persawahan Mula Barat Cigudeg Cinta Manik Swadaya Persawahan Mula Barat Cigudeg Banyu Wangi Swadaya Persawahan Mula Barat Cigudeg Banyu Asih Swadaya Persawahan Mula Barat Cigudeg Tegalega Swadaya Persawahan Madya Barat Cigudeg Batu Jajar Swadaya Persawahan Mula Barat Cigudeg Bangun Jaya Swadaya Persawahan Mula Barat Cigudeg Arga Pura Swadaya Persawahan Mula Barat Sukajaya Cisarua Swadaya Persawahan Mula Barat Sukajaya Kiara Sari Swadaya Persawahan Mula Barat Sukajaya Sipayung Swadaya Persawahan Madya Barat Sukajaya Sukamulih Swadaya Persawahan Mula Barat Sukajaya Pasir Madang Swadaya Persawahan Mula Barat Sukajaya Cileu ksa Swadaya Persawahan Mula Barat Jasinga Pangradin Swadaya Persawahan Mula Barat Jasinga Jugala Jaya Swadaya Persawahan Mula Barat Jasinga Neglasari Swadaya Persawahan Mula Barat Jasinga Barengko k Swadaya Persawahan Mula Barat Jasinga Wirajaya Swadaya Persawahan Mula Barat Nanggung Pangkal Jaya Swadaya Persawahan Mula Barat Nanggung Cibitung Kulon Swadaya Persawahan Madya Barat Nanggung Malasari Swadaya Persawahan Mula Barat Nanggung Bantar Karet Swadaya Persawahan Mula Barat Pamijahan Cibitung Kulon Swadaya Persawahan Madya Barat Pamijahan Gunung Picung Swadaya Persawahan Mula Barat Pamijahan Purwa Bakti Swadaya Persawahan Mula Barat Pamijahan Cibunian Swadaya Persawahan Mula Barat Leuwisadeng Kalong 1 Swadaya Persawahan Madya Barat Leuwisadeng Kalong 2 Swadaya Perindustrian/jasa Mula Barat Leuwisadeng Wangun Jaya Swadaya Persawahan Mula Barat Tenjo Tapos Swadaya Persawahan Mula Barat Tenjo Singabangsa Swadaya Persawahan Mula Barat Ru mpin Cipinang Swadaya Persawahan Mula Barat Ru mpin Kertajaya Swadaya Persawahan Mula Barat Leuwiliang Karehkel Swadaya Perladangan Mula Barat Leuwiliang Pabangbon Swadaya Persawahan Mula Barat ParungPanjang Go rowong Swadaya Perindustrian/jasa Mula Barat Cibungbulang Ciju jung Swadaya Perladangan Mula. Berdasarkan data sebaran klasifikasi desa per kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah tahun 2011 maka dihasilkan Gambar

4 108 Gambar 34 Sebaran Klasifikasi Desa per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah Tahun Pada gambar diatas, kemajuan pembangunan perdesaan yang dicapai Kabupaten Bogor Kawasan Tengah tahun 2011 cukup berhasil jika dilihat dari komposisi desa yang terdiri 12 desa Swadaya (5,94%) dan 187 desa Swakarya (92,57%) dan 3 desa Swasembada (1,49%). Sebaran desa Swadaya secara rinci terdapat dalam Tabel 33. Tabel 33 Sebaran Desa Swadaya per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah Tahun 2011 Kawasan Kecamatan Desa Klasifikasi Tipologi Kategori Tengah Taman Sari Sukaluyu Swadaya Perindustrian/jasa Mula Tengah Taman Sari Sukares mi Swadaya Persawahan Mula Tengah Sukaraja Gunung Geulis Swadaya Perladangan Mula Tengah Sukaraja Sukatani Swadaya Perladangan Mula Tengah Citeureup Tangkil Swadaya Perladangan Mula Tengah Citeureup Hambalang Swadaya Persawahan Mula Tengah Rancabungur Candali Swadaya Persawahan Mula Tengah Megamendung Sukakarya Swadaya Perladangan Mula Tengah Ciseeng Kuripan Swadaya Perladangan Mula Tengah Cijeruk Tajur Halang Swadaya Perladangan Mula Tengah Caringin Pasir Buncir Swadaya Persawahan Mula Tengah BabakanMadang BojongKoneng Swadaya Perladangan Mula.

5 109 Gambar 35 Sebaran Klasifikasi Desa per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Timur Tahun Berdasarkan data sebaran klasifikasi desa per kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Timur tahun 2011 maka dihasilkan Gambar 35. Pada gambar tersebut kemajuan pembangunan perdesaan yang dicapai Kabupaten Bogor Kawasan Timur cukup berhasil jika dilihat dari komposisi desa yang terdiri dari 8 desa Swadaya (10,67%), 65 desa Swakarya (86,67%) dan 2 desa Swasembada (2,67%). Sebaran desa Swadaya secara rinci terdapat dalam Tabel 34. Tabel 34 Sebaran Desa Swadaya per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Timur Tahun 2011 Kawasan Kecamatan Desa Klasifikasi Tipologi Kategori Timur Sukamakmur Sukaharja Swadaya Perladangan Mula Timur Sukamakmur Wargajaya Swadaya Persawahan Mula Timur Sukamakmur Sirnajaya Swadaya Persawahan Mula Timur Sukamakmur Cibadak Swadaya Persawahan Mula Timur Sukamakmur Sukares mi Swadaya Persawahan Mula Timur Jonggol Cibodas Swadaya Persawahan Mula Timur Jonggol Balekambang Swadaya Persawahan Mula Timur Jonggol Weninggalih Swadaya Persawahan Mula

6 110 Su mber: Hasil Pengolahan Podes 2011 Gambar 36 Peta Tematik Tipologi Desa Kabupaten Bogor Tahun Berdasarkan pengolahan Podes 2011 diperoleh Gambar 36 peta tematik tipologi desa Kabupaten Bogor tahun Dari peta tersebut dapat dirinci dalam Tabel 35. Tabel 35 Karakteristik Perdesaan Kabupate n Bogor Tahun 2011 Kawasan Tipologi Swadaya Swakarya Swasembada Jumlah Desa Luas Desa (Ha) Jumlah Penduduk (jiwa) Barat Perindustrian/Jasa , Tengah Timur Perindustrian/Jasa Perindustrian/Jasa , , Barat Jumlah Persawahan , , Tengah Persawahan , Timur Persawahan , Jumlah , Barat Barat Perkebunan Perladangan , , Tengah Perladangan , Tengah Peternakan , Timur Perkebunan , Timur Perladangan , Jumlah , Jumlah Total , Kabupaten Bogor Kawasan Barat di dominasi oleh tipologi persawahan yang berjumlah 91 desa (60,26%), terdapat 1 desa tipologi perkebunan (0,66%), 18 desa tipologi perladangan (11,92%). Ketiga tipologi ini sebagian besar berada

7 111 pada tingkat klasifikasi desa Swadaya dan desa bertipologi perindustrian/jasa berjumlah 41 desa (27,15%) yang sebagian besar berada pada tingkat klasifikasi desa Swakarya seperti pada Gambar 37. Gambar 37 Sebaran Klasifikasi Desa per Tipologi di Kabupaten Bogor Kawasan Barat Tahun Kabupaten Bogor Kawasan Tengah seperti pada Gambar 38 di dominasi oleh tipologi perindustrian/jasa yang berjumlah 107 desa (52,97%) dimana 102 desa (95,32%) berada pada tingkat klasifikasi desa Swakarya dan desa bertipologi persawahan 34 desa (16,83%), tipologi perladangan 60 desa (29,70%), tipologi peternakan 1 desa (0,49%). Desa Swadaya tahun 2011 berjumlah 12 desa (5,94%) dengan komposisi desa Swadaya bertipologi sawah 3 desa (25%), 7 desa Swadaya bertipologi perladangan (58,33%) dan 2 desa Swadaya bertipologi perindustrian/jasa (16,67%). Gambar 38 Sebaran Klasifikasi Desa per Tipologi di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah Tahun 2011.

8 112 Kabupaten Bogor Kawasan Tengah didominasi tipologi perindustrian/jasa, tipologi persawahan sedikit sekali hanya di Kecamatan Cijeruk, Cigombong, Caringin dan sebagian kecil di Kecamatan Kemang dan Cieteureup. Kabupaten Bogor Kawasan Tengah ini mengalami laju konversi lahan sangat tinggi yaitu dari lahan pertanian terutama persawahan ke perladangan yang nantinya akan menjadi lahan pemukiman dan lahan perindustrian/jasa. Lahan perladangan tersebut sebenarnya bukan milik petani ladang/peladang tetapi telah dimiliki secara pribadi, dimiliki pemerintah daerah maupun perusahaan swasta atau propert i, yang nantinya akan dibangun pemukiman atau untuk kepentingan sektor perindustrian/jasa. Selama belum terpakai biasanya peladang diizinkan untuk menanami lahan dengan palawija yaitu singkong, ubi jalar, jagung dan lain- lain dengan kesepakatan tertentu antara peladang dan pemilik lahan. Manfaat bagi pemilik lahan adalah lahan tersebut terjaga dari penyerobotan pihak lain dan sebagai tanda ketika ditanami palawija tanah tersebut tidak terlantar sehingga pemilik lahan terhindar dari sangsi-sangsi sosial ketika membiarkan tanah kosong dan terlantar. Gambar 39 Sebaran Klasifikasi Desa per Tipologi di Kabupaten Bogor Kawasan Timur Tahun Kabupaten Bogor Kawasan Timur dalam Gambar 39, didominasi oleh tipologi persawahan 49 desa (65,33%), tipologi perkebunan 1 desa (1,33%), tipologi perladangan 2 desa (2,67%). Ketiga tipologi ini sebagian besar mampu mencapai tingkat klasifikasi desa Swakarya artinya pembangunan sektor pertanian perdesaan cukup berhasil untuk Kabupaten Bogor Kawasan Timur. Tipologi

9 113 perindustrian/jasa berjumlah 23 desa (30,67%), mulai tumbuh pesat di Kabupaten Bogor Kawasan Timur dan mampu mencapai tingkat klasifikasi desa S wakarya dan Swasembada. Adapun permasalahan khas yang dihadapi perdesaan di Kabupaten Bogor berdasarkan analisis kategori berbasis data Podes dapat dilihat pada Gambar 40 dan secara rinci dapat dilihat juga pada Tabel 36. Gambar 40 Peta Tematik Kategori Desa Kabupaten Bogor Tahun 2011 Berdasarkan Tabel 36, desa Swadaya di Kabupaten Bogor Kawasan Barat sebagian besar memiliki kategori mula yaitu kelompok permasalahan kebutuhan dasar yang terdiri atas variabel : ekonomi masyarakat, pendidikan masyarakat, kesehatan masyarakat, infrastruktur dan sumberdaya alam dan lingkungan. Determinan dari kategori mula adalah variabel ekonomi masyarakat memiliki indeks terendah sebesar 0,28 dan variabel pendidikan masyarakat me miliki indeks 0,37, sedangkan untuk infrastruktur, sumberdaya alam dan lingkungan dan kesehatan masyarakat cenderung memiliki nilai indeks yang lebih tinggi dimana indeks infrastruktur 0,57, indeks sumberdaya alam dan lingkungan sebesar 0,65 dan indeks kesehatan masyarakat memiliki indeks yang paling tinggi yaitu 0,84. Nilai indeks tersebut memberikan tanda, variabel apa saja yang harus menjadi perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bogor dalam merancang program

10 114 pembangunan perdesaan. Variabel tersebut adalah variabel ekonomi masyarakat yang berindeks sangat rendah yaitu 0,28 yang disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya industri kecil dan mikro, akses ke fasilitas ekonomi seperti warung kelontong dan pinjam, fasilitas kredit dan fasilitas pasar desa. pertokoan, jumlah dan jenis lembaga simpan Tabel 36 Rekapitulasi Rata-Rata Indeks Variabel Kategori Desa Kabupaten Bogor Tahun 2011 Kawasan Klasifikasi Kategori PemerintahanDesa ModalSosial SosialBudaya Ekonomi Kesehatan Pendidikan Infrastruktur SDA-LH Minimum Swadaya Mula 0,51 0,92 0,35 0,28 0,84 0,37 0,57 0,65 0,28 Barat Swadaya Madya 0,49 0,92 0,29 0,37 0,91 0,47 0,62 0,70 0,29 Swakarya Mula 0,63 0,93 0,42 0,30 0,88 0,48 0,57 0,70 0,30 Swakarya Madya 0,56 0,95 0,44 0,45 0,92 0,63 0,68 0,76 0,44 Swakarya Lanjut 0,50 1,00 0,63 0,61 0,93 0,61 0,73 0,74 0,50 Swadaya Mula 0,53 0,91 0,38 0,27 0,84 0,33 0,63 0,69 0,27 Swakarya Mula 0,59 0,95 0,52 0,28 0,88 0,41 0,64 0,65 0,28 Tengah Swakarya Madya 0,60 0,91 0,51 0,49 0,91 0,61 0,75 0,76 0,49 Swakarya Lanjut 0,62 0,96 0,72 0,52 0,93 0,65 0,76 0,75 0,52 Swasembada Madya 0,78 0,87 0,72 0,63 0,96 1,00 0,85 0,67 0,63 Swasembada Lanjut 0,64 0,92 0,78 0,63 0,93 0,80 0,85 0,92 0,63 Swadaya Mula 0,57 0,86 0,43 0,21 0,84 0,47 0,52 0,70 0,21 Timur Swakarya Mula 0,59 0,87 0,50 0,28 0,88 0,53 0,66 0,60 0,28 Swakarya Madya 0,57 0,93 0,48 0,47 0,91 0,58 0,68 0,75 0,47 Swakarya Lanjut 0,64 0,96 0,71 0,55 0,94 0,70 0,76 0,75 0,55 Swasembada Lanjut 0,69 1,00 0,64 0,76 0,98 0,82 0,76 0,78 0,64. Variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks yang rendah yaitu 0,37 juga harus menjadi perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bogor. Indeks pendidikan masyarakat rendah dikarenakan indikator kompositnya rendah yaitu

11 115 rendahnya fasilitas SLTP, SLTA, jumlah/jenis pendidikan ketrampilan dan taman bacaan masyarakat/perpustakaan. Kabupaten Bogor Kawasan Barat memiliki 37 desa Swadaya dengan kategori mula tahun 2011 yang tersebar di wilayah Kecamatan Sukajaya, Nanggung, Leuwiliang, Leuwisadeng, Cigudeg, Tenjo, Pamijahan, Rumpin, Gunung Sindur, Cibungbulan dan kecamatan lainnya dalam skala yang lebih kecil. Perdesaan kategori mula cenderung memiliki klasifikasi Swadaya walaupun ada juga sebagian kecil yang berklasifikasi Swakarya. Sebaliknya desa yang berklasifikasi Swakarya cenderung memiliki kategori madya yaitu kelompok permasalahan kelembagaan masyarakat yang terdiri dari variabel modal sosial dan sosial budaya, tetapi ada juga sebagian kecil yang memiliki kategori mula dan lanjut yaitu kelompok permasalahan tata kelola/pemerintahan desa yang terdiri dari variabel pemerintahan desa. Gambar 41 Sebaran Kategori Desa per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Barat Tahun Pada Gambar 41, Kecamatan Cigudeg adalah kecamatan yang memiliki desa kategori mula terbanyak yaitu 11 desa, Kecamatan Sukajaya dan Jasinga adalah urutan kedua yang memiliki desa kategori mula. Hal ini diperkuat juga

12 116 dengan data Kecamatan Sukajaya yang memiliki 6 desa Swadaya dan Kecamatan Jasinga yang memiliki 5 desa Swadaya dengan kategori mula. Jika kita membandingan grafik sebaran klasifikasi desa per kecamatan dan grafik sebaran kategori desa per kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Barat tahun 2011 terlihat adanya korelasi yang sangat erat antara klasifikasi desa Swadaya dengan kategori mula artinya permasalahan utama pembangunan perdesaan adalah permasalahan kebutuhan dasar yang terdiri atas variabel : ekonomi masyarakat, pendidikan masyarakat, kesehatan masyarakat, infrastruktur dan sumberdaya alam lingkungan. Kabupaten Bogor Kawasan Barat tahun 2011 mempunyai empat desa Swadaya dengan kategori madya yaitu Desa Karehkel Kecamatan Leuwiliang, Desa Sipayung Kecamatan Sukajaya, Desa Tegalega Kecamatan Cigudeg dan Desa Cibitung Kulon Kecamatan Pamijahan. Desa Swadaya dengan kategori madya tersebut memiliki masalah kelembagaan dimana determinannya adalah indeks sosial budaya yang rendah yaitu 0,29 sedangkan indeks modal sosialnya sangat tinggi yaitu 0,92. Indeks ekonomi masyarakat juga rendah yaitu 0,37 dan indeks pendidikan masyarakat rendah yaitu 0,47, indeks pemerintahan desa rendah yaitu 0,49, sedangkan untuk indeks kesehatan masyarakat, infrastruktur dan sumberdaya alam dan lingkungan memiliki nilai indeks yang lebih tinggi dibanding desa Swadaya kategori mula. Desa tersebut dimasukkan dalam kategori madya dikarenakan nilai indeks sosial budaya yang sangat rendah yaitu 0,29 yang terdiri dari indikator komposit rendahya jumlah dan jenis lembaga non profit yang aktif, jenis kelompok olah raga, tempat ibadah dan akses ke tempat hiburan seperti bioskop dan lainnya. Kabupaten Bogor Kawasan Barat mempunyai 17 desa Swakarya dengan kategori mula tahun Determinan dari desa Swakarya kategori mula adalah variabel ekonomi masyarakat memiliki indeks terendah sebesar 0,30 dan variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks 0,48, sedangkan untuk infrastruktur, sumberdaya alam dan lingkungan dan kesehatan masyarakat cenderung memiliki nilai indeks yang lebih tinggi dimana indeks kesehatan masyarakat 0,88, indeks infrastruktur 0,57, indeks sumberdaya alam dan lingkungan sebesar 0,70.

13 117 Nilai indeks tersebut memberikan tanda, variabel apa saja yang harus menjadi perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bogor dalam merancang program pembangunan perdesaan untuk desa Swakarya dengan kategori mula di Kabupaten Bogor Kawasan Barat adalah variabel ekonomi masyarakat yang berindeks sangat rendah yaitu 0,30 yang disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya industri kecil dan mikro, akses ke fasilitas ekonomi seperti warung kelontong dan pertokoan, jumlah/jenis lembaga simpan pinjam, fasilitas kredit dan fasilitas pasar desa. Variabel pendidikan masyarakat pada desa Swakarya dengan kategori mula memiliki indeks yang rendah juga yaitu 0,48 juga harus menjadi perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bogor. Indeks pendidikan masyarakat rendah dikarenakan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya fasilitas SLTP, SLTA, jumlah/jenis pendidikan ketrampilan dan taman bacaan masyarakat/perpustakaan. Tahun 2011 Kabupaten Bogor Kawasan Barat mempunyai 89 desa Swakarya dengan kategori madya. Determinan dari desa Swakarya kategori madya adalah indeks sosial budaya yang rendah yaitu 0,44 sedangkan indeks modal sosialnya sangat tinggi yaitu 0,95. Indeks ekonomi masyarakat juga rendah yaitu 0,45. Nilai indeks sosial budaya yang rendah yaitu 0,44 yang terdiri dari indikator komposit rendahya jumlah dan jenis lembaga non profit yang aktif, kelompok olah raga, jenis tempat ibadah dan akses ke tempat hiburan seperti bioskop dan lainnya. Variabel ekonomi masyarakat memiliki indeks rendah sebesar 0,45 tetapi desa ini dikelompokkan dalam desa Swakarya dengan kategori madya bukan mula dikarenakan variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks yang cukup tinggi 0,63, indeks kesehatan masyarakat 0,92, indeks infrastruktur 0,68, indeks sumberdaya alam dan lingkungan sebesar 0,76. Terdapat 4 desa Swakarya dengan kategori lanjut di Kabupaten Bogor Kawasan Barat tahun 2011 yaitu Desa Sipak Kecamatan Jasinga, Desa Ciampea Kecamatan Ciampea, Desa Parung Panjang Kecamatan Parung Panjang dan Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang. Determinan dari Desa Swakarya kategori lanjut adalah indeks pemerintahan desa yang rendah yaitu 0,50 yang disebabkan indeks indikator kompositnya yang rendah yaitu rendahnya status pemerintahan desa, proporsi PAD dalam sumber penerimaan APB Desa, pendidikan kepala

14 118 desa/lurah dan pendidikan sekretaris desa/kelurahan. Indeks lainnya cukup tinggi dimana indeks modal sosialnya sangat tinggi yaitu 1,00, indeks sosial budaya 0,63, Indeks ekonomi masyarakat 0,61, indeks kesehatan masyarakat 0,93, indeks pendidikan masyarakat 0,61, indeks infrastruktur 0,73 dan indeks sumberdaya alam dan lingkungan 0,74. Kabupaten Bogor Kawasan Tengah tahun 2011 terdapat 12 desa Swadaya dengan kategori mula seperti tertera dalam Tabel 33 dan Gambar 42. Sebagian kecil yang memiliki kategori mula yaitu di sebagian Kecamatan Gunung Sindur, Parung, Ranca Bungur, Kemang, Ciomas, Cijeruk, Caringin, Ciawi, Citeureup dan Sukaraja. Su mber: Hasil Pengolahan Podes 2011 Gambar 42 Sebaran Kategori Desa per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah Tahun Determinan dari desa Swadaya dengan kategori mula di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah tahun 2011 berdasarkan Tabel 36 adalah variabel ekonomi masyarakat memiliki indeks terendah sebesar 0,27 dan variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks 0,33, sedangkan untuk infrastruktur, sumberdaya alam dan lingkungan dan kesehatan masyarakat cenderung memiliki nilai indeks

15 119 yang lebih tinggi dimana indeks infrastruktur 0,63, indeks sumberdaya alam dan lingkungan sebesar 0,69 dan indeks kesehatan masyarakat 0,84. Nilai indeks tersebut memberikan tanda, variabel apa saja yang harus menjadi perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bogor dalam merancang program pembangunan perdesaan. Variabel tersebut adalah variabel ekonomi masyarakat yang berindeks sangat rendah yaitu 0,27 yang disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya industri kecil dan mikro, akses ke fasilitas ekonomi seperti warung kelontong dan pertokoan, jumlah/jenis lembaga simpan pinjam, fasilitas kredit dan fasilitas pasar desa. Variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks yang rendah yaitu 0,33 juga harus menjadi perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bogor. Indeks pendidikan masyarakat rendah dikarenakan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya fasilitas SLTP, SLTA, jumlah/jenispendidikan ketrampilan dan taman bacaan masyarakat/perpustakaan. Tahun 2011 Kabupaten Bogor Kawasan Tengah terdapat 9 desa Swakarya kategori mula dimana sebagian besar bertipologi perladangan dengan mata pencaharian utama pertanian berdasarkan Tabel 36. Determinan permasalahan yang dihadapi adalah variabel ekonomi masyarakat memiliki indeks terendah sebesar 0,28 dan variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks 0,41, sedangkan untuk infrastruktur, sumberdaya alam dan lingkungan dan kesehatan masyarakat cenderung memiliki nilai indeks yang lebih tinggi dimana indeks infrastruktur 0,64, indeks sumberdaya alam dan lingkungan sebesar 0,65 dan indeks kesehatan masyarakat 0,88. Variabel ekonomi masyarakat yang berindeks sangat rendah yaitu 0,28 yang disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya industri kecil dan mikro, akses ke fasilitas ekonomi seperti warung kelontong dan pertokoan, jumlah/jenis lembaga simpan pinjam, fasilitas kredit dan fasilitas pasar desa. Variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks yang rendah yaitu 0,41 dikarenakan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya fasilitas SLTP, SLTA, jumlah/jenis pendidikan ketrampilan dan taman bacaan masyarakat/perpustakaan. Determinan permasalahan yang dihadapi oleh 149 desa Swakarya kategori madya di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah tahun 2011 yang sebagian besar

16 120 bertipologi perindustrian/jasa berdasarkan Tabel 36 adalah memiliki masalah kelembagaan dimana indeks sosial budaya yang rendah yaitu 0,51 sedangkan indeks modal sosialnya sangat tinggi yaitu 0,91. Nilai indeks sosial budaya yang rendah yaitu 0,51 disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahya jumlah dan jenis lembaga non profit yang aktif, kelompok olah raga, jenis tempat ibadah dan akses ke tempat hiburan seperti bioskop dan lainnya. Determinan permasalahan yang dihadapi oleh 29 desa Swakarya kategori lanjut di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah tahun 2011 yang sebagian besar bertipologi perindustrian/jasa berdasarkan Tabel 36 adalah memiliki masalah tata kelola/pemerintahan desa dimana indeks pemerintahan desa yang rendah yaitu 0,62 yang disebabkan indeks indikator kompositnya yang rendah yaitu rendahnya status pemerintahan desa, proporsi PAD dalam sumber penerimaan APB Desa, pendidikan kepala desa/lurah dan pendidikan sekretaris desa/kelurahan. Determinan permasalahan yang dihadapi oleh desa Swasembada kategori madya di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah tahun 2011 yaitu Desa Pabuaran Kecamatan Cibinong yang bertipologi perindustrian/jasa, berdasarkan Tabel 36 adalah masalah kelembagaan dimana indeks sosial budaya 0,72. Indeks sosial budaya terdiri dari indikator rendahya jumlah dan jenis lembaga non profit yang aktif, kelompok olah raga, tempat ibadah dan rendahnya akses ke tempat hiburan seperti bioskop dan lainnya. Determinan permasalahan yang dihadapi oleh desa Swasembada kategori lanjut di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah tahun 2011 yaitu Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua dan Desa Tonjong Kecamatan Tajur Halang yang bertipologi perindustrian/jasa berdasarkan Tabel 36 adalah masalah tata kelola/pemerintahan desa dimana indeks pemerintahan desa yang rendah yaitu 0,64. Hal ini disebabkan indeks indikator kompositnya yang rendah yaitu rendahnya status pemerintahan desa, proporsi PAD dalam sumber penerimaan APB Desa, pendidikan kepala desa/lurah dan pendidikan sekretaris desa/kelurahan. Kabupaten Bogor Kawasan Tengah yang merupakan kawasan termaju dibanding Barat dan Timur dengan dominasi tipologi perindustrian/jasa. Hal yang menarik dan harus menjadi perhatian pemerintah yaitu di semua tingkatan klasifikasi dan kategori desa variabel ekonomi masyarakat memiliki indeks

17 121 terendah dibandingkan indeks variabel yang masuk dalam kelompok kategori mula (kebutuhan dasar) misalnya indeks kesehatan, pendidikan, infrastruktur, sumberdaya alam dan lingkungan maupun dibandingkan dengan kelompok kategori madya (kelembagaan) misalnya indeks sosial budaya dan modal sosial dan lebih rendah juga jika dibandingkan dengan kelompok kategori lanjut (tata kelola) yaitu indeks pemerintahan desa. Indeks variabel ekonomi yang rendah disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya industri kecil dan mikro, akses ke fasilitas ekonomi seperti warung kelontong dan pertokoan, jumlah dan jenis lembaga simpan pinjam, fasilitas kredit dan fasilitas pasar desa. Variabel kesehatan secara umum di tiga kawasan Kabupaten Bogor sangat tinggi, variabel pendidikan rendah pada klasifikasi desa Swadaya dan cukup tinggi pada desa Swakarya dan Swasembada, variabel infrastruktur rendah pada klasifikasi desa Swadaya dan cukup tinggi pada desa Swakarya dan Swasembada, variabel sumberdaya alam dan lingkungan cukup tinggi pada semua tingkatan klasifikasi. Determinan dari 8 desa Swadaya kategori mula di Kabupaten Bogor Kawasan Timur tahun 2011 yang sebagian besar bertipologi persawahan dengan cakupan wilayah di Kecamatan Suka Makmur, Jonggol, Kelapa Nunggal dan Cileungsi seperti yang tertera pada Tabel 36 dan digambarkan pada Gambar 43. Delapan desa Swadaya kategori mula tersebut memiliki masalah pada variabel ekonomi masyarakat yang memiliki indeks terendah sebesar 0,21 dan variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks 0,47, sedangkan untuk infrastruktur, sumberdaya alam dan lingkungan dan kesehatan masyarakat cenderung memiliki nilai indeks yang lebih tinggi dimana indeks infrastruktur 0,52, indeks sumberdaya alam dan lingkungan 0,70 dan indeks kesehatan masyarakat 0,84. Variabel ekonomi masyarakat yang berindeks sangat rendah yaitu 0,21 yang disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya industri kecil dan mikro, akses ke fasilitas ekonomi seperti warung kelontong dan pertokoan, jumlah dan jenis lembaga simpan pinjam, fasilitas kredit dan fasilitas pasar desa. Variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks yang rendah yaitu 0,47 juga harus menjadi perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bogor. Indeks pendidikan masyarakat rendah dikarenakan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya

18 122 fasilitas SLTP, SLTA, jumlah/jenis pendidikan ketrampilan dan taman bacaan masyarakat/perpustakaan. Gambar 43 Sebaran Kategori Desa per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Timur Tahun Determinan permasalahan yang dihadapi oleh 3 desa Swakarya kategori mula di Kabupaten Bogor Kawasan Timur tahun 2011 yaitu Desa Lulut Kecamatan Kelapa Nungga bertipologi perindustrian/jasa, Desa Jatisari Kecamatan Cileungsi dan Desa Sukagalih Kecamatan Jonggol yang bertipologi persawahan adalah memiliki indeks variabel ekonomi masyarakat sebesar 0,28 dan variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks 0,53, sedangkan untuk infrastruktur, sumberdaya alam dan lingkungan dan kesehatan masyarakat cenderung memiliki nilai indeks yang lebih tinggi dimana indeks infrastruktur 0,66, indeks sumberdaya alam dan lingkungan sebesar 0,60 dan indeks kesehatan masyarakat 0,88. Variabel ekonomi masyarakat yang berindeks sangat rendah yaitu 0,28 yang disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya industri kecil dan mikro, akses ke fasilitas ekonomi seperti warung kelontong dan pertokoan, jumlah dan jenis lembaga simpan pinjam, fasilitas kredit dan fasilitas pasar desa. Variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks yang rendah yaitu 0,53 dikarenakan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya fasilitas SLTP, SLTA, taman bacaan masyarakat/perpustakaan dan jumlah/jenis pendidikan ketrampilan.

19 123 Determinan permasalahan yang dihadapi oleh 51 desa Swakarya kategori madya di Kabupaten Bogor Kawasan Timur tahun 2011 dimana 36 desa diantaranya bertipologi persawahan, 13 desa bertipologi perindustrian/jasa, sisanya bertipologi perladangan dan perkebunan berdasarkan Tabel 36 adalah memiliki masalah kelembagaan dimana indeks sosial budaya yang rendah yaitu 0,48 sedangkan indeks modal sosialnya sangat tinggi yaitu 0,93. Nilai indeks sosial budaya yang rendah yaitu 0,48 disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya jumlah dan jenis lembaga non profit yang aktif, kelompok olah raga, tempat ibadah dan akses ke tempat hiburan seperti bioskop dan lainnya. Determinan permasalahan yang dihadapi oleh 11 desa Swakarya kategori lanjut di Kabupaten Bogor Kawasan Timur tahun 2011 dengan komposisi 7 desa bertipologi perindustrian/jasa dan 4 desa bertipologi persawahan. Ke-11 desa Swakarya kategori lanjut tersebut memiliki masalah tata kelola/pemerintahan desa dimana indeks pemerintahan desa yang rendah yaitu 0,64 yang disebabkan indeks indikator kompositnya yang rendah yaitu rendahnya status pemerintahan desa, proporsi PAD dalam sumber penerimaan APB Desa, pendidikan kepala desa/lurah dan pendidikan sekretaris desa/kelurahan. Determinan permasalahan yang dihadapi oleh 2 desa Swasembada kategori lanjut di Kabupaten Bogor Kawasan Timur tahun 2011 yaitu Desa Wanaherang Kecamatan Gunung Putri dan Desa Cariu Kecamatan Cariu yang bertipologi perindustrian/jasa adalah memiliki masalah pada tata kelola/pemerintahan desa dimana indeks pemerintahan desa yang rendah yaitu 0,69 yang disebabkan indeks indikator kompositnya yang rendah yaitu rendahnya status pemerintahan desa, proporsi PAD dalam sumber penerimaan APB Desa, pendidikan kepala desa/lurah dan pendidikan sekretaris desa/kelurahan Perbedaan Metode Klasifikasi Desa. Perbedaan cara mengklasifikasikan desa antara BPMPD Kabupaten Bogor dengan kajian tesis ini menghasilkan output yang berbeda. Metode yang digunakan BPMPD tidak mengacu kepada Permendagri No 12/2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa dan Kelurahan, Kementerian Dalam Negeri yang menggunakan banyak indikator untuk menghitung indeks klasifikasi desa dan kategori desa serta diperkaya dengan

20 124 analisis tipologi desa, melainkan hanya membobot desa dengan menggunakan indikator jumlah keluarga miskin, jumlah penduduk usia SD (6-12 tahun), jumlah penduduk usia SMP (12-15 tahun), jumlah balita, keterjangkauan (jarak dari pusat kabupaten ke desa), jumlah penduduk dan luas wilayah dimana data ini tidak diambil dari data Podes BPS kemudian indikator tersebut dibobot, nilai bobot desa tersebut dianalogikan kedalam klasifikasi desa Swadaya, Swakarya dan Swasembada. Banyaknya desa menurut klasifikasi desa di Kabupaten Bogor seperti yang di publikasikan BPMPD pada Kabupaten Bogor dalam Angka tahun 2011, komposisinya adalah desa Swadaya tidak ada, 351 desa Swakarya dan 77 desa Swasembada. Data ini sangat berbeda sekali dengan hasil olahan Podes 2011 dalam penelitian ini dimana komposisi yang dihasilkan adalah 61 desa Swadaya, 362 desa Swakarya dan lima desa swasembada. Pengolahan data dalam penelitian ini diuji validitas dan reliabilitasnya sehingga data hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR. Tabel. 22 Dasar Perwilayahan di Kabupaten Bogor

V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR. Tabel. 22 Dasar Perwilayahan di Kabupaten Bogor V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR 5.1 Zona Pengembangan Pertanian dan Perdesaan di Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor berdasarkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah

Lebih terperinci

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR Oleh : Drs. Adang Suptandar, Ak. MM Disampaikan Pada : KULIAH PROGRAM SARJANA (S1) DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA, IPB Selasa,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN APBD MENURUT TAHUN ANGGARAN 205 KODE PENDAPATAN DAERAH 2 3 4 5 = 4 3 URUSAN WAJIB 5,230,252,870,000 5,84,385,696,000 584,32,826,000 0 PENDIDIKAN 0 0 Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR 3.7. Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah

Lebih terperinci

TABEL 1 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun

TABEL 1 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun Data dan informasi perencanaan pembangunan daerah yang terkait dengan indikator kunci penyelenggaraan pemerintahan daerah, sebagaimana yang diinstruksikan dalam peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54

Lebih terperinci

Sekapur Sirih. Jakarta, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Ahmad Koswara, MA

Sekapur Sirih. Jakarta, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Ahmad Koswara, MA Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pola Spasial Pembangunan Manusia dan Sosial. Sumberdaya Manusia

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pola Spasial Pembangunan Manusia dan Sosial. Sumberdaya Manusia HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spasial Pembangunan Manusia dan Sosial Sumberdaya Manusia Data yang diperoleh dari Factor Score sebanyak 11 data. Ada 3 faktor yang terkait dengan tingkat pendidikan guru mengajar

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH 6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 7. Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Hasil pendugaan selang prediksi dari data simulasi yang menyebar Gamma dengan D i = 1 dan tanpa peubah penyerta

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Hasil pendugaan selang prediksi dari data simulasi yang menyebar Gamma dengan D i = 1 dan tanpa peubah penyerta 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Simulasi 4.1.1 Tanpa Peubah Penyerta Hasil simulasi untuk kasus data yang menyebar Gamma dan tanpa peubah penyerta diperoleh hasil nilai-nilai panjang selang prediksi (average

Lebih terperinci

VII. IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBANGUNAN PERDESAAN

VII. IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBANGUNAN PERDESAAN VII. IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBANGUNAN PERDESAAN 7.1. Program Nasional -PNPM di Kabupaten Bogor PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR Bab ini menjelaskan berbagai aspek berkenaan kelembagaan penyuluhan pertanian di Kabupaten Bogor yang meliputi: Organisasi Badan Pelaksana an Pertanian,

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak 204.468 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bogor Tahun 2013 sebanyak 134 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS

DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas ± 298.838,31 Ha. Secara geografis terletak di antara 6⁰18'0" 6⁰47'10" Lintang Selatan dan 106⁰23'45" 107⁰13'30" Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN KECAMATAN CIBINONG SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BOGOR

ANALISIS PERAN KECAMATAN CIBINONG SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BOGOR ANALISIS PERAN KECAMATAN CIBINONG SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BOGOR Isnina Wahyuning Sapta Utami (isnina@ut.ac.id) Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka ABSTRACT The aims of this study

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN GUNUNG DEPOK SINDUR PARUNG RUMPIN CISEENG CIBINONG BOJONG GEDE KEMANG RANCA BUNGUR KOTA BOGOR CIBUNGBULANG CIAMPEA DRAMAGA

III. METODOLOGI PENELITIAN GUNUNG DEPOK SINDUR PARUNG RUMPIN CISEENG CIBINONG BOJONG GEDE KEMANG RANCA BUNGUR KOTA BOGOR CIBUNGBULANG CIAMPEA DRAMAGA 13 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kawasan Agropolitan Cendawasari yang terletak di, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Sedangkan, analisis spasial

Lebih terperinci

Gambar. 4 Peta Lokasi Kabupaten Bogor

Gambar. 4 Peta Lokasi Kabupaten Bogor IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administratif 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta yang

Lebih terperinci

ARAHAN PEMANFAATAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR

ARAHAN PEMANFAATAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR Arahan Pemanfaatan Daya Dukung Lahan Pertanian di Kabupaten Bogor... (Kurniasari dkk.) ARAHAN PEMANFAATAN DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR (Direction of Using Carrying Capacity Agricultural

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Penyebaran Desa IDT

HASIL DAN PEMBAHASAN Penyebaran Desa IDT HASIL DAN PEMBAHASAN Penyebaran Desa IDT Berdasarkan data yang diperoleh dari Bappeda Kabupaten Bogor, terdapat 80 desa yang tergolong pada desa tertinggal berdasarkan kriteria indeks desa tertinggal (IDT)

Lebih terperinci

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI JAWA BARAT

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI JAWA BARAT DATA DASAR PROVINSI JAWA BARAT KONDISI DESEMBER 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, 2015 JUMLAH MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2014) PROVINSI JAWA BARAT KAB/KOTA RAWAT INAP

Lebih terperinci

Leuwiliang Leuwisadeng 050 Ciampea 050 Ciampea 050 Ciampea 050 Tenjolaya 070 Ciomas 070 Ciomas

Leuwiliang Leuwisadeng 050 Ciampea 050 Ciampea 050 Ciampea 050 Tenjolaya 070 Ciomas 070 Ciomas LAMPIRAN 16 Lampiran 1 Daftar Kecamatan yang mengalami pemecahan dan perubahan wilayah Tahun 1996 Tahun 1999 Tahun 2003 Tahun 2006 Kode Kecamatan Kode Kecamatan Kod Kecamatan Kode Kecamatan e 020 Leuwiliang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam wilayah Propinsi Jawa Barat yang pada tahun 2004 memiliki luas wilayah 2.301,95 kilometer persegi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Data Curah Hujan Kabupaten Bogor

LAMPIRAN 1. Data Curah Hujan Kabupaten Bogor LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Data Curah Hujan Kabupaten Bogor Pos Hujan : PLTA Karacak, Leuwiliang 1991 365 322 430 444 336 251 170 129 534 436 701 545 4663 1992 289 289 405 326 412 668 168 221 316 339 605 208

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Lahan merupakan faktor input penting dalam berbagai aktivitas ekonomi

PENDAHULUAN. Lahan merupakan faktor input penting dalam berbagai aktivitas ekonomi I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahan merupakan faktor input penting dalam berbagai aktivitas ekonomi seperti pertanian dan kehutanan, pemukiman penduduk, komersial, dan penggunaan untuk industri serta

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis Secara geografis Kabupaten Bogor terletak diantara 6 18 0 6 47 10 Lintang Selatan dan 106 23 45 107 13 30 Bujur

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 19 TAHUN : 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu. 25 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak dan luas DAS Cisadane segmen Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane secara keseluruhan terletak antara 106º17-107º BT dan 6º02-6º54 LS. DAS Cisadane segmen hulu berdasarkan

Lebih terperinci

REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013

REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013 REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOGOR 2013 1. Program dan Kegiatan Pada Tahun Anggaran 2013, Dinas Peternakan dan Perikanan memberikan kontribusi bagi pencapaian

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA CIBINONG Nomor : W10-A24/3122a/Hk.00.4/XII/2010

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA CIBINONG Nomor : W10-A24/3122a/Hk.00.4/XII/2010 PENGADILAN AGAMA CIBINONG Jl. Bersih No. 1 Komplek Pemda Kabupaten Bogor Telepon/Faks. (021) 87907651 Kode Pos 16914 Cibinong E-mail : pa.cibinong@gmail.com KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA CIBINONG TENTANG

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Wilayah Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Berdasarkan data

Lebih terperinci

SKPD : DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL

SKPD : DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL : DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL Kode Program/ Keluaran Hasil 2 URUSAN PILIHAN 2 03 BIDANG URUSAN ENERGI DAN SUMBER SUMBER DAYA MINERAL 2 03 01 Program Pelayanan - - 30,126,626,000 30,126,626,000

Lebih terperinci

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan LAMPIRAN XXIII PERATURAN BUPATI BOGOR NOMOR : 43 TAHUN 2014 TANGGAL : 22 DESEMBER 2014 RENCANA STRATEGIS DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA 2008 BOGOR REGENCY IN FIGURES 2008

KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA 2008 BOGOR REGENCY IN FIGURES 2008 Katalog BPS 1403.3201 KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA 2008 BOGOR REGENCY IN FIGURES 2008 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOGOR KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA TAHUN 2008 ISSN : 0215-417X Publikasi / Publication

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Gambar 2. Wilayah Administrasi Kabupaten Bogor. tanah di wilayah Kabupaten Bogor memiliki jenis tanah yang cukup subur

KEADAAN UMUM LOKASI. Gambar 2. Wilayah Administrasi Kabupaten Bogor. tanah di wilayah Kabupaten Bogor memiliki jenis tanah yang cukup subur 34 IV. KEADAAN UMUM LOKASI 4.1. Geografis Secara geografis Kabupaten Bogor terletak diantara 6 18"0" - 6 47"10" Lintang Selatan dan 106 23"45" - 107 13"30" Bujur Timur, yang berdekatan dengan Ibu kota

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DATA UMUM KONDISI GEOGRAFIS, PEMERINTAHAN DAN DEMOGRAFIS SERTA INDIKATOR KINERJA MAKRO

DAFTAR ISI DATA UMUM KONDISI GEOGRAFIS, PEMERINTAHAN DAN DEMOGRAFIS SERTA INDIKATOR KINERJA MAKRO DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... ii i BAGIAN I 1. Kondisi Geografis DATA UMUM KONDISI GEOGRAFIS, PEMERINTAHAN DAN DEMOGRAFIS SERTA INDIKATOR KINERJA MAKRO 2. Pemerintahan Tabel 1 Jumlah dan Luas

Lebih terperinci

TABEL 5.2 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2014 TAHUN 2014

TABEL 5.2 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2014 TAHUN 2014 : DINAS PENDIDIKAN Kode Program/ TABEL 5.2 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2014 TAHUN 2014 Keluaran Hasil 1 URUSAN WAJIB 1 01 BIDANG URUSAN PENDIDIKAN 1 01 01 Program Pelayanan Peningkatan

Lebih terperinci

Rumusan Kebutuhan Program dan Kegiatan Tahun Indikator Rencana Tahun 2013

Rumusan Kebutuhan Program dan Kegiatan Tahun Indikator Rencana Tahun 2013 Rumusan Kebutuhan Program dan Kegiatan Tahun 2013 SKPD : DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN Indikator Rencana Tahun 2013 URUSAN WAJIB BIDANG URUSAN KETAHANAN PANGAN 01 Program Pelayanan Administrasi 1,471,222,000

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PENYULUH KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PENYULUH KABUPATEN BOGOR 42 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN PENYULUH KABUPATEN BOGOR 4.1. Keadaan Umum Tabloid Sinar Tani 4.1.1. Sejarah Tabloid Sinar Tani Tabloid Sinar Tani diterbitkan oleh PT. Duta Karya Swasta.

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA CIBINONG

PENGADILAN AGAMA CIBINONG PENGADILAN AGAMA CIBINONG Jl. Bersih No. 1 Komplek Pemda Kabupaten Bogor Telepon/Faks. (021) 87907651 Kode Pos 16914 Cibinong E-mail : pa.cibinong@gmail.com SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN CIBINONG NOMOR

Lebih terperinci

Bismillaahirrohmanirrohiim Assalamu`alaikum WR.WB.

Bismillaahirrohmanirrohiim Assalamu`alaikum WR.WB. LAPORAN PANITIA KHUSUS DPRD KABUPATEN BOGOR PEMBAHAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH Bismillaahirrohmanirrohiim Assalamu`alaikum WR.WB. Disampaikan pada : RAPAT

Lebih terperinci

Simpulan dan Saran. Simpulan

Simpulan dan Saran. Simpulan Simpulan dan Saran Simpulan Secara umum, Kabupaten Bogor bagian barat relatif masih belum berkembang yang dicirikan dengan hanya satu kecamatan yang mempunyai desa pada hiraki I dari 24 desa yang berhirarki

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR TAHUN 2006 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KAYU PETANI HUTAN RAKYAT

BAB V KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KAYU PETANI HUTAN RAKYAT 19 BAB V KARAKTERISTIK DAN PERKEMBANGAN PRODUKSI KAYU PETANI HUTAN RAKYAT 5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Umur Umur merupakan salah satu faktor penting dalam bekerja karena umur mempengaruhi kekuatan

Lebih terperinci

PENDEKATAN SPASIAL UNTUK SINKRONISASI DATA ADMINISTRASI WILAYAH SPATIAL APPROACH FOR SYNCHRONIZING REGIONAL ADMINISTRATIVE DATA

PENDEKATAN SPASIAL UNTUK SINKRONISASI DATA ADMINISTRASI WILAYAH SPATIAL APPROACH FOR SYNCHRONIZING REGIONAL ADMINISTRATIVE DATA PENDEKATAN SPASIAL UNTUK SINKRONISASI DATA ADMINISTRASI WILAYAH SPATIAL APPROACH FOR SYNCHRONIZING REGIONAL ADMINISTRATIVE DATA Hilda Lestiana 1 dan Sukristiyanti 1 Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Email:

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 1.4. Kondisi Fisik Wilayah dan Administratif Pemerintahan Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Sukaraja dan di Kecamatan Sukamakmur

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Sukaraja dan di Kecamatan Sukamakmur 26 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Sukaraja dan di Kecamatan Sukamakmur Pertumbuhan penduduk di Kecamatan Sukaraja tahun 2006-2009 disajikan pada Tabel 5 dan Gambar 8. Tabel

Lebih terperinci

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Kode. Kebutuhan Dana/ Kebutuhan Dana/ Program/Kegiatan.

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Kode. Kebutuhan Dana/ Kebutuhan Dana/ Program/Kegiatan. PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013 SKPD : BADAN LINGKUNGAN HIDUP Kode URUSAN WAJIB BIDANG URUSAN LINGKUNGAN HIDUP 01 Program Pelayanan Administrasi 1,264,847,100 - - 1,264,847,100 1,264,847,100

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 31 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Bogor Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas ± 298.838, 304 hektar, yang secara geografis terletak di antara 6 o 18 0-6 o 47 lintang selatan dan 6

Lebih terperinci

1 Pengembangan Pembinaan Bidang PNF/Seksi - 1,1 Satuan Paud Sejenis (SPS) PAUD

1 Pengembangan Pembinaan Bidang PNF/Seksi - 1,1 Satuan Paud Sejenis (SPS) PAUD . PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOGOR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, kami yang bertanda

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis dan Iklim Kabupaten Bogor Secara geografis Kabupaten Bogor terletak antara 6º18 0-6º47 10 Lintang Selatan dan 106º 23 45-107º 13 30 Bujur

Lebih terperinci

STATUS DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN

STATUS DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN 32001 BOGOR 1201260 NANGGUNG 32001101 MALASARI 0,5105 Tertinggal 32001 BOGOR 1201260 NANGGUNG 32001102 BANTAR KARET 0,5708 Tertinggal 32001 BOGOR 1201260 NANGGUNG 32001103 CISARUA 0,5143 Tertinggal 32001

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun I - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun I - 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I PENDAHULUAN... I1 1.1. Latar Belakang... I1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I5 1.3 Maksud dan Tujuan... I10 1.4. Sistematika Penulisan... I11 BAB II

Lebih terperinci

RENSTRA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN BOGOR TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENSTRA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN BOGOR TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI BOGOR NOMOR : / / /Per-UU/2014 TANGGAL : RENSTRA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Satuan

Lebih terperinci

IV. DESKRIPSI PENELITIAN DAN SKEMA KREDIT

IV. DESKRIPSI PENELITIAN DAN SKEMA KREDIT IV. DESKRIPSI PENELITIAN DAN SKEMA KREDIT 4.1. Deskripsi Wilayah Deskripsi mengenai karakteristik wilayah Kabupaten Bogor dikelompokkan dalam beberapa aspek yaitu: (1) keadaan geografi dan kependudukan,

Lebih terperinci

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOGOR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, kami yang bertanda

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH

BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH 57 BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah 298.838,304 Ha,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada

Lebih terperinci

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2013 dan Prakiraan Maju 2014 Kabupaten Bogor

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2013 dan Prakiraan Maju 2014 Kabupaten Bogor SKPD : Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2013 dan Prakiraan Maju 2014 Kabupaten Bogor Rencana Tahun 2013 Program /Kegiatan

Lebih terperinci

KATALOG BPS 1403.3201 KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA 2010 BOGOR REGENCY IN FIGURES 2010 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOGOR KABUPATEN BOGOR DALAM ANGKA TAHUN 2010 ISSN : 0215-417X Publikasi / Publication

Lebih terperinci

PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 3 BAB I PENDAHULUAN...... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Landasan Hukum... I-5 1.3 Maksud dan Tujuan... I-9 1.4.

Lebih terperinci

VI. HUBUNGAN TINGKAT KEMISKINAN DENGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN BOGOR

VI. HUBUNGAN TINGKAT KEMISKINAN DENGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN BOGOR VI. HUBUNGAN TINGKAT KEMISKINAN DENGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN BOGOR 6.1 Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Bogor Kemiskinan di Kabupaten Bogor menjadi persoalan utama yang dihadapi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa merupakan unit terkecil dalam sistem pemerintahan di Indonesia namun demikian peran, fungsi dan kontribusinya menempati posisi paling vital dari segi sosial dan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014-2018 SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA SATUAN KETERANGAN 1 2 3 4 5 1 Tercapainya peningkatan 1 Program

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 PENDAHULUAN...I Latar Belakang Landasan Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 PENDAHULUAN...I Latar Belakang Landasan Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 BAB I PENDAHULUAN......I-1 1.1. Latar Belakang...... I-1 1.2. Landasan Hukum...... I-5 1.3 Maksud dan Tujuan...... I-9 1.4. Sistematika Penulisan...... I-9

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

LAPORAN KINERJA 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR LAPORAN KINERJA 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR Prolap Inspektorat Kabupaten Bogor 2017 www.bogorkab.go.id KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT,

Lebih terperinci

TATA LOKA VOLUME 19 NOMOR 1, FEBRUARI 2017, BIRO PENERBIT PLANOLOGI UNDIP P ISSN E ISSN

TATA LOKA VOLUME 19 NOMOR 1, FEBRUARI 2017, BIRO PENERBIT PLANOLOGI UNDIP P ISSN E ISSN TATA LOKA VOLUME 19 NOMOR 1, FEBRUARI 2017, 40-52 2017 BIRO PENERBIT PLANOLOGI UNDIP P ISSN 0852-7458- E ISSN 2356-0266 T A T A L O K A ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN DAN ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, kami yang bertanda

Lebih terperinci

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, kami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Kabupaten Bogor B. Pembangunan Sistem Informasi 1. Investigasi Sistem

IV. PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Kabupaten Bogor B. Pembangunan Sistem Informasi 1. Investigasi Sistem IV. PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah kabupaten di Propinsi Jawa Barat. Luas Kabupaten Bogor adalah 2301.95 km 2 yang terbagi dalam 40 kecamatan. Daerah

Lebih terperinci

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Tugas Pembantuan menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah

Lebih terperinci

KUISIONER PENGGUNAAN PROSES HIERARKI ANALITIK PERUMUSAN ARAHAN STRATEGI PENGENDALIAN DEGRADASI HUTAN DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK

KUISIONER PENGGUNAAN PROSES HIERARKI ANALITIK PERUMUSAN ARAHAN STRATEGI PENGENDALIAN DEGRADASI HUTAN DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK 70 LAMPIRAN 71 Lampiran 1. Kuisioner AHP KUISIONER PENGGUNAAN PROSES HIERARKI ANALITIK PERUMUSAN ARAHAN STRATEGI PENGENDALIAN DEGRADASI HUTAN DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR

STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BOGOR Pokja AMPL - BM Kabupaten Bogor Tahun 2015 0 KATA PENGANTAR Dalam laporan studi EHRA ini dijelaskan tentang metodologi studi EHRA

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BOGOR

BAB V PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BOGOR 82 BAB V PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BOGOR 5.1 Landasan Hukum Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 9 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Umum Kecamatan Megamendung Kondisi Geografis Kecamatan Megamendung Kecamatan Megamendung adalah salah satu organisasi perangkat daerah Kabupaten Bogor yang terletak

Lebih terperinci

TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RENSTRA SKPD (2013) UNIT KERJA

TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA PADA AKHIR PERIODE RENSTRA SKPD (2013) UNIT KERJA Tabel 12. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman 2008 TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN

Lebih terperinci

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2013 dan Prakiraan Maju Tahun 2014 Kabupaten Bogor

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2013 dan Prakiraan Maju Tahun 2014 Kabupaten Bogor Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2013 dan Prakiraan Maju Tahun Kabupaten Bogor SKPD : Dinas Kesehatan Kode Indikator Program 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1.02 Urusan Kesehatan 1.02 01 Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH DRAFT AWAL RANCANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman. Dari ujung barat hingga ujung timur masing-masing memiliki keunikan tersendiri dan tidak sama

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK

BAB III GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK 16 BAB III GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK 3.1 GAMBARAN UMUM DAN KEPENDUDUKAN 3.1. 1. Situasi Keadaan Umum Kabupaten Bogor termasuk dalam wilayah administratif Propinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government ) merupakan prasyarat bagi setiap Pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PENGADILAN NEGERI CIBINONG

PENGADILAN NEGERI CIBINONG PENGADILAN NEGERI CIBINONG KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI CIBINONG NOMOR : W11-U20/3042/HK.02/VIII/2016 T E N T A N G BIAYA PROSES DAN PANJAR BIAYA PROSES PENYELESAIAN PERKARA PERDATA ZONA/RADIUS PANGGILAN/PEMBERITAHUAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2013-2018 2.1.1. Visi Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Ir. SITI NURIANTY, MM Jabatan : Kepala

Lebih terperinci

Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) 3. Sistem Informasi Perumahan di Seksi Pembangunan di Kabupaten Bogor

Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) 3. Sistem Informasi Perumahan di Seksi Pembangunan di Kabupaten Bogor A. UTAMA 1 Program Lingkungan Sehat 1. Terlaksananya peningkatan 1. Persentase Luas 8.044 % 1. Verifikasi Prasarana, Sarana dan Seksi Pembangunan - 4.4 kualitas bangunan dan pemukiman yang tertata Utilitas

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERENCANAAN. 3.1 Analisis tingkat kota yang dapat mempengaruhi kawasan

BAB 3 ANALISIS DAN PERENCANAAN. 3.1 Analisis tingkat kota yang dapat mempengaruhi kawasan 3.1 Analisis tingkat kota yang dapat mempengaruhi kawasan Isu Lingkungan saat ini dirasa semakin krusial dan menjadi concern banyak pihak, sehingga sosialisasi pemahaman pembangunan berkelanjutan harus

Lebih terperinci

PREDIKSI TAK BIAS LINIER TERBAIK EMPIRIK DALAM PENDUGAAN AREA KECIL

PREDIKSI TAK BIAS LINIER TERBAIK EMPIRIK DALAM PENDUGAAN AREA KECIL PREDIKSI TAK BIAS LINIER TERBAIK EMPIRIK DALAM PENDUGAAN AREA KECIL (Studi Kasus Pendugaan Indeks Pembangunan Manusia Tingkat Kecamatan di Kabupaten Bogor) DEDY PEBRI YUSTISIANTO PRATAMA DEPARTEMEN STATISTIKA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan Tahun 2013 dan Prakiraan Maju tahun 2014

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan Tahun 2013 dan Prakiraan Maju tahun 2014 SKPD : DINAS KOPERASI UKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Indikator Rencana Tahun 2013 Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Kode Kinerja Program Target Capaian Kebutuhan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN (per 27 Oktober 2014)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN (per 27 Oktober 2014) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2013-2018 (per 27 Oktober 2014) PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BKP5K) 2014 DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim merupakan salah satu isu yang paling hangat dibicarakan secara global belakangan ini. Meningkatnya gas rumah kaca di atmosfer adalah pertanda iklim

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

LAPORAN KINERJA 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR LAPORAN KINERJA 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR Prolap Inspektorat Kabupaten Bogor 2015 www.bogorkab.go.id KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT,

Lebih terperinci

SKPD : DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN

SKPD : DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN : DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN Kode Program/ Keluaran Hasil 1 URUSAN WAJIB 1 BIDANG URUSAN KETAHANAN 1,000,000,000 13,943,550,000 20,318,465,000 35,262,015,000 38,788,216,500 PANGAN 1 01 Program Pelayanan

Lebih terperinci

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Kode. Pagu Indikatif

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Kode. Pagu Indikatif PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013 SKPD : DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN Kode APBN APBD I APBD II URUSAN WAJIB BIDANG URUSAN KETAHANAN PANGAN 01 Program Pelayanan Administrasi 1,884,311,000

Lebih terperinci

a. Kebutuhan benih bersertifikat setiap tahun terus meningkat. b. Terbatasnya SDM yang menangani perbenihan.

a. Kebutuhan benih bersertifikat setiap tahun terus meningkat. b. Terbatasnya SDM yang menangani perbenihan. Penciri yang menjadi tanggungjawab Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor dalam mengimplementasikan urusan, program, strategi dan arah kebijakan adalah penciri yang ke-15 yaitu Tercapainya Swasembada

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

Arwana (Schleropages formosus)

Arwana (Schleropages formosus) LAMPIRAN 124 Lampiran 1. Jenis-Jenis Ikan Hias Air Tawar Unggulan Indonesia Sumber : O-Fish Forum (2010) Sumber : O-Fish Forum (2010) Cupang (Beta splendens) Arwana (Schleropages formosus) Sumber : O-Fish

Lebih terperinci

SKPD : SKPD DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN

SKPD : SKPD DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN : DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN Kode Daerah dan Program/ Hasil Program Keluaran Hasil URUSAN PILIHAN BIDANG URUSAN PERTANIAN 01 Program Pelayanan Prioritas 5 : Terwujudnya 100 % - - 1,494,945,000 1,494,945,000

Lebih terperinci