LAPORAN KINERJA 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KINERJA 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR"

Transkripsi

1 LAPORAN KINERJA 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

2 Prolap Inspektorat Kabupaten Bogor

3 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2016 dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2016 disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja dimaksudkan untuk memenuhi dua kebutuhan. Pertama, sebagai media pertanggungjawaban kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor kepada pihakpihak yang berkepentingan (stakeholders), yaitu Presiden/Wakil Presiden, Menteri Negara PAN dan Reformasi Birokrasi, Bappenas, Menteri Dalam Negeri, BPKP, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, DPRD Kabupaten Bogor serta masyarakat. Kedua, sebagai sarana untuk mengevaluasi capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor secara berkelanjutan dalam rangka memperbaiki kinerja di masa yang akan datang. Sangat disadari bahwa laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya laporan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan dapat memberikan umpan balik yang diperlukan guna perbaikan perencanaan dan upaya peningkatan akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor pada masa yang akan datang. JABATAN PARAF TANGGAL INSPEKTUR SEKRETARIS KASUBAG (PROLAP) JABATAN PARAF TANGGAL SEKDA ASISTEN PEMERINTAHAN DAN KESRA Cibinong, Maret 2017 Bupati Bogor, NURHAYANTI KABUPATEN BOGOR TAHUN 2016 i

4 RINGKASAN EKSEKUTIF Sesuai dengan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun , Visi Kabupaten Bogor adalah Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia. Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan 5 (lima) misi, yaitu Misi Kesatu: Meningkatkan kesalehan sosial dan kesejahteraan masyarakat. Misi Kedua: Meningkatkan daya saing perekonomian masyarakat dan pengembangan usaha berbasis sumberdaya alam dan pariwisata. Misi Ketiga: Meningkatkan integrasi, koneksitas, kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Misi Keempat: Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan. Misi Kelima: Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama antar daerah dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik. Untuk melaksanakan misi-misi yang ditetapkan tersebut telah dirumuskan Tujuan dan Sasaran. Dalam tahun 2016, telah dirumuskan berbagai Tujuan dan Sasaran strategis berikut indikator kinerjanya. Pencapaian Tujuan tercermin pada capaian indikator makro Kabupaten Bogor yang merupakan capaian kumulatif dari indikator manfaat (benefits) dan dampak (impacts) dari seluruh program/kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah maupun partisipasi dari masyarakat Kabupaten Bogor. Indikator makro Kabupaten Bogor sebagian telah dilakukan pengukuran melalui prosedur tertentu oleh Bappeda dan BPS Kabupaten Bogor. A. Pencapaian Indikator Makro Pembangunan 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) a) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) komposit Kabupaten Bogor tahun 2016 dari target sebesar 74,55-75,43 poin, terealisasi mencapai 67,95 poin. Kondisi ini menunjukkan pencapaian yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2015 yaitu sebesar 67,77 poin. Hal ini disebabkan adanya KABUPATEN BOGOR TAHUN 2016 ii

5 peningkatan realisasi dari seluruh komponen IPM, baik komponen pendidikan (harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah), kesehatan (angka harapan hidup) maupun komponen ekonomi (pengeluaran per kapita per tahun). Angka IPM sebesar 67,95 poin di atas, sesuai dengan klasifikasi UNDP termasuk dalam kelompok masyarakat sejahtera menengah atas, namun belum termasuk dalam kelompok masyarakat sejahtera atas; b) Angka Harapan Hidup (AHH) Salah satu indikator dalam bidang kesehatan yaitu Angka Harapan Hidup atau Life Expectancy Rate merupakan salah satu nilai komposit dalam mengukur Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pencapaian Angka Harapan Hidup (AHH) penduduk Kabupaten Bogor tahun 2016 mencapai 70,68 tahun. AHH ini meningkat sebesar 0,09 tahun atau 0,99%, jika dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 70,59 tahun. c) Harapan Lama Sekolah (HLS) Harapan Lama Sekolah (HLS) menunjukkan rata-rata lamanya penduduk berumur 7 tahun ke atas yang bersekolah. Pencapaian Harapan Lama Sekolah (HLS) penduduk Kabupaten Bogor tahun 2016 mencapai 11,85 tahun. HLS ini meningkat sebesar 0,02 tahun atau 0,99% jika dibandingkan dengan tahun 2015 yaitu 11,83 tahun. d) Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) menunjukkan rata-rata lamanya penduduk berumur 25 tahun ke atas pernah mengecap pendidikan. Pencapaian Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) penduduk Kabupaten Bogor tahun 2016 mencapai 7,77 tahun. RLS ini meningkat sebesar 0,02 tahun atau 0,99% jika dibandingkan dengan tahun 2015 yaitu 7,75 tahun. e) Pengeluaran per kapira per tahun Pengeluaran per kapita per tahun (Purchasing Power Parity = PPP) yaitu rata-rata pengeluaran penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2016 sebesar Rp9.453,-/kapita/bulan, lebih tinggi KABUPATEN BOGOR TAHUN 2016 iii

6 Rp85,/kapita/bulan atau 0.99% jika dibandingkan dengan tahun 2015 yaitu sebesar Rp9.368,/kapita/bulan. 2. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2016 sebanyak jiwa, pencapaian jumlah penduduk meningkat sebanyak jiwa atau 0,98% jika dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2015, yaitu sebanyak jiwa. 3. Laju Pertumbuhan Penduduk Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor tahun 2016 meningkat sebesar 2,34% jika dibandingkan dengan tahun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat partisipasi angkatan kerja dari penduduk Kabupaten Bogor tahun 2016 sebesar 63,64%. Tingkat partisipasi angkatan kerja sama dibandingkan dengan tahun 2015, yaitu sebesar 63,64%. 5. Jumlah Penduduk Miskin Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor pada tahun 2016 sebanyak 8,98%. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor menurun sebanyak 0,04% dibandingkan dengan tahun 2015, yaitu sebesar 8,96%. 6. PDRB Per Kapita Harga Berlaku Nilai PDRB atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Bogor pada tahun 2016, mencapai Rp33,05 juta. Nilai PDRB atas dasar harga berlaku meningkat sebesar Rp2,26 juta atau 7,36% dibandingkan dengan tahun 2015, yaitu sebesar Rp30,79 juta. 7. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) merupakan indikator untuk mengukur perkembangan ekonomi dalam suatu wilayah. Indikator ini menunjukkan naik tidaknya produk yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi pada daerah tersebut. LPE Kabupaten Bogor pada tahun 2015 sebesar 6.09%. LPE Kabupaten Bogor meningkat sebesar 0,97% dibandingkan dengan tahun 2014, yaitu sebesar 6.01%. KABUPATEN BOGOR TAHUN 2016 iv

7 B. Pencapaian Sasaran Strategis Untuk mendukung pencapaian indikator makro Kabupaten Bogor tersebut, pengukuran kinerja juga mencakup pengukuran tingkat capaian sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2016 yang menggambarkan kualitas capaian keluaran (output) atau hasil (outcome) dari program/ kegiatan yang dilaksanakan tahun Capaian indikator kinerja sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2016 pada masing-masing Misi, diikhtisarkan sebagai berikut: Misi Pertama : Meningkatkan kesalehan sosial dan kesejahteraan masyarakat. Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2016 pada Misi Pertama sebesar 128,70%. Misi Pertama dicapai dengan 10 Sasaran Strategis dan 53 indikator sasaran, dimana 20 indikator sasaran atau 37,74% berkategori sangat baik, 23 indikator sasaran atau 43,40% berkategori Baik Sekali, 2 indikator sasaran atau 3,77% berkategori baik, 2 indikator sasaran atau 3,77% berkategori cukup, dan 6 indikator sasaran atau 11,32% berkategori kurang. Misi Kedua: Meningkatkan daya saing perekonomian masyarakat dan pengembangan usaha berbasis sumberdaya alam dan pariwisata. Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2016 pada Misi Kedua sebesar 108,00%. Misi Kedua dicapai dengan 13 Sasaran Strategis dan 95 Indikaror sasaran, dimana 73 indikator sasaran atau 76,84% berkategori sangan baik, 8 indikator sasaran atau 8,42 berkategori baik sekali, 4 indikator sasaran atau 4,21% berkategori baik, 5 indikator sasaran atau 5,26% dan 5 indikator sasaran atau 5,26% berkategorii kurang. KABUPATEN BOGOR TAHUN 2016 v

8 Misi Ketiga: Meningkatkan integrasi, koneksitas, kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2016 pada Misi Ketiga sebesar 102,30%. Misi Kedua dicapai dengan 10 Sasaran Strategis dan 50 Indikaror sasaran, dimana 31 indikator sasaran atau 62,00% berkategori sangat baik, 13 indikator sasaran atau 26,00% berkategori baik sekali, 1 indikator sasaran atau 2,00% berkategori baik, 1 indikator sasaran atau 2,00% berkategori cukup, dan 4 indikator sasaran atau 8,00% berkategorii kurang. Misi Keempat: Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan. Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2016 pada Misi keempat sebesar 103,97%. Misi keempat dicapai dengan 11 Sasaran Strategis dan 91 indikator sasaran, dimana 38 indikator sasaran atau 41,76% berkategori sangat baik, 39 indikator sasaran atau 42,48% berkategori baik sekali, 11 indikator sasaran atau 12,09% berkategori baik, 1 indikator sasaran atau 1,10% berkategori cukup, 2 indikator sasaran atau 2,20% berkategori kurang. Misi Kelima: Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama antar daerah dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik. Rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2016 pada Misi Kelima sebesar 120,80%. Misi Kelima dicapai dengan 21 Sasaran Strategis dan 139 indikator sasaran, dimana 48 indikator sasaran atau 34,53% berkategori sangat baik, 53 indikator sasaran atau 38,12% berkategori baik sekali, 15 indikator sasaran atau 10,71% berkategori baik, 15 indikator sasaran atau 10,71% berkategori cukup, dan 8 indikator sasaran atau 5,75% berkategori kurang. KABUPATEN BOGOR TAHUN 2016 vi

9 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Ringkasan Eksekutif... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... Bab I Pendahuluan Latar Belakang Organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor Kondisi Ekonomi Gambaran Umum Demografis Sistematika Penyajian Bab II Perencanaan Kinerja RPJMD Kabupaten Bogor Tahun Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun Rencana Kinerja Tuhunan (RKT) Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun Perjanjian Kinerja (PK) Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun Bab III Akuntabilitas Kinerja Capaian Kinerja Organisasi Kerangka Pengukuran Capaian Kinerja Pencapaian Target 25 Penciri Visi Termaju di Indonesia Pencapaian Indikator Makro Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja Realiasasi Anggaran Akuntabilitas Keuangan Pengelolaan Pendapatan Daerah Prestasi Kabupaten Bogor Bab IV Penutup Lampiran ii vii viii ix KABUPATEN BOGOR TAHUN 2016 vii

10 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1. Struktur Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Bogor Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 tahun 2008)... 6 Gambar 1.2. Piramida Penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2016 Berdasarkan Hasil Proyeksi Gambar 1.3. Penduduk Bekerja Berdasarkan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Bogor Tahun Gambar 1.4. Alur Pikir Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun Gambar 1.5. Alur Pikir Pengukuran Kinerja Gambar 3.1. Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bogor Tahun Gambar 3.2. Peta Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bogor Tahun Gambar 3.3. Persentase Penduduk Usia Kerja Berdasarkan Angkatan Kerja dan Angkatan Kerja di Kabupaten Bogor Tahun Gambar 3.4. Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Bogor Tahun Gambar 3.5. LPE Kabupaten Bogor Tahun Dasar 2010, Provinsi Jawa Barat dan Indonesia Tahun (%) Gambar 3.6. PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (juta rupiah) Gambar 3.7. Proporsi Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran KABUPATEN BOGOR TAHUN 2016 viii

11 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1. Kelurahan di Kabupaten Bogor Tabel 1.2. Pengembangan Zonasi Pertanian dan non Pertanian Tabel 1.3. Komoditas Unggulan Primer Kabupaten Bogor Tahun Tabel 1.4. Komoditi Unggulan per Kecamatan Tahun Tabel 1.5. Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok Lapangan Usaha Industri Kabupaten Bogor Tahun Tabel 1.6. Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok Lapangan Usaha Penggalian dan Pertambangan Kabupaten Bogor Tahun Tabel 1.7. Daya Tarik Wisata Kabupaten Bogor Tahun Tabel 1.8. Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun Tabel 1.9. Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Bogor Tahun Tabel Proporsi Penduduk Usia 15 Tahun ke atas yang Bekerja menurut Lapangan Usaha Tahun Tabel 2.1. Misi Pertama : Meningkatkan Kesalehan Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat Tabel 2.2. Misi Kedua : Meningkatkan Daya Saing Perekonomian Masyarakat dan Pengembangan Usaha Berbasis Sumberdaya Alam dan Pariwisata Tabel 2.3. Misi Ketiga : Meningkatkan Integrasi, Koneksitas, Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur Wilayah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan Tabel 2.4. Misi Keempat : Meningkatnya Aksesibilitas dan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan Tabel 2.5. Misi Kelima : Meningkatkan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan dan Kerjasama Antar Daerah Dalam Kerangka Tatakelola Pemerintahan Yang Baik KABUPATEN BOGOR TAHUN 2016 ix

12 Tabel 3.1. Skala Yang Digunakan Bilamana Indikator Sasaran Mempunyai Makna Progress Positif Tabel 3.2. Skala Yang Digunakan Bilamana Indikator Sasaran Mempunyai Makna Progress Negatif Tabel 3.3. Realisasi Indikator Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Bogor Tahun Tabel 3.4. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun (Triliun Rupiah) Tabel 3.5. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun (Triliun Rupiah) Tabel 3.6. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis pada Misi Kesatu pada Tahun Tabel 3.7. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Pelayanan dan kemudahan bagi umat beragama dalam menjalankan ibadahnya Pada Tahun 2015 dan Tabel 3.8. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Partisipasi Perempuan dalam Pembangunan Pada Tahun 2015 dan Tabel 3.9. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak dari bentuk kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi dalam pembangunan Pada Tahun 2015 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Menurunnya laju pertumbuhan penduduk alami dan meningkatnya keluarga sejahtera Pada Tahun 2015 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya kesejahteraan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Pada Tahun 2015 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Terselenggaranya pentas seni budaya daerah Pada Tahun 2015 dan KABUPATEN BOGOR TAHUN 2016 x

13 Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Kemandirian dan Partisipasi Pemuda dalam Pembangunan Pada Tahun 2015 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya pemasyarakatan olahraga Pada Tahun 2015 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Prestasi Olahraga Kabupaten Bogor Pada Tahun 2015 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya cakupan pelayanan pencegahan dan upaya penanggulangan bencana Pada Tahun 2015 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis pada Misi Kedua pada Tahun Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya produksi, produktifitas, distribusi dan konsumsi pangan daerah pada tahun 2015 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya jumlah koperasi aktif dan kemandirian usaha mikro, kecil dan menengah dalam mengembangkan ekonomi lokal pada tahun 2015 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Berkembangnya Agribisnis Pertanian dan Perikanan pada tahun 2015 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Investasi dan Laju Pertumbuhan Investasi pada tahun 2015 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya pengendalian pemanfatan sumber daya alam dan berkurangnya kerusakan alam akibat penambangan pada tahun 2015 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya cakupan pemenuhan kebutuhan listrik pada tahun 2015 dan KABUPATEN BOGOR TAHUN 2016 xi

14 Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Berkembangnya Pariwisata Andalan disertai dengan Meningkatnya Kunjungan Wisata pada tahun 2015 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Terwujudnya BUMD Pertambangan yang Berdaya Saing sebagai Pengungkit Perekonomian Daerah pada tahun 2015 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Terwujudnya BUMD Pertanian yang Berdaya Saing sebagai Pengungkit Perekonomian Daerah pada tahun 2015 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Jumlah dan Kemandirian Industry Kecil dan Menengah dalam Mengembangkan Ekonomi Lokal pada tahun 2015 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Nilai dan Volume Perdagangan Dalam Negeri dan Ekspor pada tahun 2015 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Partisipasi Angkatan Kerja dan Kesejahteraan Tenaga Kerja pada tahun 2015 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Tersalurkannya Minat Masyarakat untuk Bertransmigrasi pada tahun 2015 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis pada Misi Ketiga pada Tahun Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Perencanaan, Kesesuaian dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pada Tahun 2015 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Kepastian Hukum Pemilikan Tanah Masyarakat Pada Tahun 2015 dan KABUPATEN BOGOR TAHUN 2016 xii

15 Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Infrastruktur Jalan/Jembatan Yang Berkualitas dan Terintegrasi Untuk Mendukung Pergerakan Orang, Barang dan Jasa Pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Infrastuktur Perhubungan yang Mendukung Aksesibilitas, Pergerakan Orang, Barang dan Jasa Pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Infrastuktur Perhubungan yang Mendukung Aksesibilitas, Pergerakan Orang, Barang dan Jasa Pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Penyediaan Sarana dan Prasarana Dasar Permukiman Yang Berkualitas Pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Pengelolaan Sampah Terpadu dan Berwawasan Lingkungan Pada Tingkat Kabupaten dan Kawasan Permukiman Pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Pengendalian Pencemaran Air, Udara dan Kerusakan Tanah Pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis pada Misi Keempat pada Tahun Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Terpenuhinya Sarana dan Prasarana Pendidikan Pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Partisipasi Pendidikan Masyarakat Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Mutu Pengelolaan Pendidikan Pada Tahun 2015 dan KABUPATEN BOGOR TAHUN 2016 xiii

16 Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Kesejahteraan Tenaga Pendidik Maupun Non Kependidikan Pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya angka melek huruf (AMH) masyarakat Pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya minat dan budaya baca masyarakat Pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi masyarakat pada Tahun 2013 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Terpenuhinya Kebutuhan Tenaga Medis Dan Para Medis pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatkannya Sarana dan Prasarana Kesehatan Baik Layanan Dasar maupun Rujukan Pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Terseleng-garanya Jaminan Kesehatan bagi Masyarakat yang tenaganya dibutuhkan oleh Pemda pada tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat pada tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis pada Misi Kelima pada Tahun Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya kualitas perencanaan daerah yang partisipatif, transparan, dan aplikatif Pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya kemampuan daerah dalam membiayai pembangunan Pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Tertatanya administrasi dan pertanggungjawaban keuangan Pada Tahun 2015 dan KABUPATEN BOGOR TAHUN 2016 xiv

17 Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya kualitas kebijakan daerah Pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya efektifitas dan efisiensi birokrasi Pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya kelancaran fasilitasi tugas-tugas DPRD Pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Terselenggaranya pelayanan pengadaan barang dan jasa melalui LPSE Pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil Pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya pelayanan perizinan yang sesuai dengan ketentuan, cepat, mudah dan terjangkau masyarakat Pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya kinerja pelayanan kecamatan Pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan desa Pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya efektifitas pengawasan dan pengendalian Pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Tertibnya pengelolaan arsip dan tercapainya kemudahan untuk pelayanan kearsipan Pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Tersedianya informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan yang mudah diakses oleh masyarakat Pada Tahun 2015 dan Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas aparatur Pada Tahun 2015 dan KABUPATEN BOGOR TAHUN 2016 xv

18 Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya kualitas pengelolaan kepegawaian Pada Tahun 2015 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya kerjasama antar pemerintah daerah dan pihak ketiga Pada Tahun 2015 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Terbentuknya daerah otonomi baru Kabupaten Bogor Barat Pada Tahun 2015 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya wawasan kebangsaan masyarakat Pada Tahun 2015 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Terwujudnya kehidupan politik yang demokratis Pada Tahun 2015 dan Tabel Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Terlindunginya masyarakat dari gangguan keamanan, kenyamanan, ketentraman dan ketertiban Pada Tahun 2015 dan Tabel Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten Bogor Tahun 2016 Berdasarkan Pengelolaan Pendapatan Daerah Tabel Realisasi Komponen Pendapatan Daerah terhadap Total Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran Tabel Target dan Realisasi Pajak Daerah Tahun Anggaran Tabel Target dan Realisasi Retribusi Daerah Tahun Anggaran Tabel Target dan Realisasi Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan Tahun Anggaran Tabel Realisasi Komponen Lin-lain PAD Yang Sah Tahun Tabel Realisasi Komponen Dana Perimbangan Tahun Tabel Realisasi Komponen Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Kabupaten Bogor Tahun Anggaran Tabel Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Bogor Tahun KABUPATEN BOGOR TAHUN 2016 xvi

19 Tabel Realisasi Belanja Daerah Menurut Urusan Pemerintah Daerah dan Organisasi Tahun Anggaran Tabel Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran Tabel Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Bogor Tahun KABUPATEN BOGOR TAHUN 2016 xvii

20 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Bogor Tahunan Lampiran 2 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pemerintah Kabupaten Bogor Tahunan Lampiran 3 Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahunan L-I L-II L-III KABUPATEN BOGOR TAHUN 2016 xviii

21 1

22 2

23 3

24 4

25 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government ) merupakan prasyarat bagi setiap Pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara, sehingga diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan Legitimate agar penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Fungsi pemerintahan tersebut akan dapat terselenggara dengan baik apabila terwujudnya Good Governance. Salah satu pilar good governance adalah akuntabilitas sebagaimana dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah menjelaskan bahwa akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan melalui program dan kegiatan yang telah di rencanakan secara periodik. Ini berarti bahwa akuntabilitas berkaitan dengan pelaksanaan reviu dan evaluasi mengenai standar pelaksanaan kegiatan, apakah standar yang dibuat sudah tepat dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dan apabila dirasa sudah tepat, manajemen memiliki tanggung jawab untuk mengimplementasikan standar-standar tersebut. Akuntabilitas juga merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam hubungan ini, diperlukan reviu dan evaluasi kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

26 pencapaian hasil serta cara-cara yang digunakan untuk mencapai semua itu. Pengendalian (control) sebagai bagian penting dalam manajemen yang baik adalah hal yang saling menunjang dengan akuntabilitas. Dengan kata lain pengendalian tidak dapat berjalan efisien dan efektif bila tidak ditunjang dengan mekanisme akuntabilitas yang baik demikian juga sebaliknya. Media akuntabilitas yang memadai dapat berbentuk laporan yang dapat mengekspresikan pencapaian tujuan melalui pengelolaan sumber daya suatu organisasi, karena pencapaian tujuan merupakan salah satu ukuran kinerja individu maupun unit organisasi. Tujuan tersebut dapat dilihat dalam Rencana Strategis (Renstra) organisasi, Rencana Kinerja Tahunan, dan Perjanjian Kinerja, dengan tetap berpegangan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Bogor. Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor dalam pelaksanaan setiap program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Dalam perspektif yang lain Laporan Kinerja merupakan alat kendali, penilai kinerja secara kuantitatif dan sebagai wujud transparansi pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah dalam rangka menuju perwujudan Good Governance, atau sebagai media pertanggung-jawaban Pemerintah Kabupaten Bogor terhadap masyarakat Kabupaten Bogor. Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2016 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini merupakan bagian dari Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instasi Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah Kepemerintahan yang baik bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government) di Indonesia. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

27 Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2016 ini berisikan mengenai pencapaian sasaran dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor berikut indikator kinerjanya, penjelasan evaluasi dan analisis pencapaian kinerja, serta memuat perbandingan pencapaian kinerja. Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor mengacu pada : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 8); 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah; 8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah; 9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

28 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 12. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatat Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 13. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan dan Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 tahun 2014 tentang Perubahan Perda Nomor 16 tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun ; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 13 Tahun 2015 Tanggal 31 Desember 2015 tentang Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bogor Tahun 2016; dan 17. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 13 Tahun 2016 Tanggal 1 November 2016 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor Amanah Konstitusi pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dijabarkan lebih lanjut pada Pasal 2 bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas Daerah provinsi, dan Daerah provinsi itu dibagi atas Daerah kabupaten dan kota. Lebih lanjut dalam Pasal 3 nya menegaskan bahwa daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota merupakan daerah dan masing-masing mempunyai Pemerintahan Daerah. Secara garis besar terdapat 3 (tiga) urusan Pemerintahan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 ini, yaitu Urusan Pemerintahan Absolut, Konkuren dan Umum. Urusan pemerintahan Absolut adalah Urusan Pemerintahan LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

29 yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat, Urusan Umum adalah urusan yang menjadi urusan pemerintahan baik di Pusat, Provinsi atau Kabupaten/Kota, Urusan Pemerintahan Konkuren adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah provinsi dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota. Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke daerah sehingga inilah menjadi dasar pelaksanaan Otonomi Daerah. Urusan Konkuren dibagi menjadi Urusan Wajib dan Urusan Pilihan. Sedangkan Urusan Wajib dibagi menjadi Pelayanan Dasar dan Non Pelayanan Dasar. Urusan pemerintahan Wajib dan menjadi Pelayanan Dasar ada 6 (enam) urusan, yaitu: pendidikan; kesehatan; pekerjaan umum dan penataan ruang; perumahan rakyat dan kawasan permukiman; ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat; dan sosial sebagaimana tercantum dalam Pasal 12 Undang-Undang Pemerintah Daerah tersebut. Untuk melaksanakan Urusan Wajib dan Urusan Pilihan, telah ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bogor. Perangkat Daerah Kabupaten Bogor terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah. Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor adalah unsur staf Pemerintah Kabupaten Bogor dalam pelaksanaan perumusan kebijakan teknis operasional, sedangkan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bogor adalah unsur penunjang Pemerintah Kabupaten Bogor, baik sebagai unit staf maupun unit lini yang terdiri dari Badan dan Kantor. Dinas Daerah Kabupaten Bogor adalah unsur pelaksana pemerintah daerah Kabupaten Bogor yang dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Selain itu, kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bogor merupakan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Bogor yang dipimpin oleh Kepala Kecamatan yang disebut Camat, sementara Kelurahan merupakan perangkat kecamatan yang dipimpin oleh Kepala Kelurahan yang disebut Lurah. Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor selengkapnya disajikan dalam Gambar 1.1. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

30 Gambar 1.1. Struktur Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Bogor Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 BUPATI WAKIL BUPATI SEKRETARIAT DAERAH LEMTEKDA DINAS DAERAH SEKRETARIAT DPRD KECAMATAN KELURAHAN Kedudukan, tugas pokok dan fungsi masing-masing perangkat daerah Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut: 1. Bupati/ Wakil Bupati Bupati Bogor mempunyai kewajiban : 1) Mempertahankan dan memelihara ketentraman Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai cita-cita Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945; 2) Memegang teguh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; 3) Menghormati kedaulatan rakyat; 4) Menegakan seluruh peraturan perundangan; 5) Meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat; 6) Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat; dan 7) Mengajukan rancangan Peraturan Daerah dan menetapkannya sebagai Peraturan Daerah bersama DPRD. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

31 Wakil Bupati Bogor mempunyai tugas : 1) Membantu Bupati Bogor dalam melaksanakan kewajibannya; 2) Mengkoordinasikan kegiatan organisasi perangkat daerah/instansi pemerintah di daerah; dan 3) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati Bogor. 2. Sekretariat Daerah Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor mempunyai tugas pokok membantu Bupati Bogor dalam mengkoordinasikan tugas-tugas penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor mempunyai fungsi sebagai berikut : 1) Pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah; 2) Pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah; 3) Pengkoordinasian pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, prasarana, dan sarana Pemerintah Daerah; 4) Pengkoordinasian staf terhadap segala kegiatan yang dilakukan oleh perangkat daerah dalam rangka penyelenggaraan administrasi pemerintahan; 5) Pengkoordinasian tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan dalam arti mengumpulkan dan menganalisis data, merumuskan program dan petunjuk teknis serta monitoring dan evaluasi perkembangan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan; 6) Pengkoordinasian perumusan peraturan perundangan yang menyangkut tugas pemerintahan daerah; 7) Pengkajian kebijakan pendayagunaan aparatur, organisasi dan tata laksana serta pelayanan teknis administratif perangkat daerah; (8) Pelaksanaan hubungan masyarakat dan hubungan antar lembaga; dan (9) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati Bogor sesuai dengan tugas dan fungsinya. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

32 3. Sekretariat DPRD Sekretariat DPRD mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan administratif kepada anggota DPRD. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Sekretariat DPRD mempunyai fungsi : 1) Penyelenggaraan fasilitasi rapat DPRD; 2) Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perjalanan dinas anggota DPRD; 3) Penyelenggaraan tata usaha DPRD; 4) Pengkajian produk peraturan perundangan; dan 5) Penyelenggaraan hubungan antara lembaga dan kemasyarakatan. 4. Dinas Daerah Dinas Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati Bogor dalam melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah di bidang tertentu dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Dinas Daerah mempunyai fungsi : 1) Perumusan pelaksanaan kebijakan teknis operasional sesuai dengan bidang tugasnya; 2) Pemberian izin dan pelaksanaan pelayanan umum; dan 3) Pembinaan terhadap unit pelaksana Teknis Dinas dan Cabang Dinas. Dinas Daerah tahun 2016 terdiri dari : 1) Dinas Kesehatan; 2) Dinas Pendidikan; 3) Dinas Bina Marga dan Pengairan; 4) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral; 5) Dinas Kebersihan dan Pertamanan; 6) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata; 7) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 8) Dinas Komunikasi dan Informasi; 9) Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan; 10) Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

33 11) Dinas Pemuda dan Olahraga; 12) Dinas Pendapatan Daerah; 13) Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah; 14) Dinas Pertanian dan Kehutanan; 15) Dinas Peternakan dan Perikanan; 16) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 17) Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman; 18) Dinas Tata Ruang dan Pertanahan; 5. Lembaga Teknis Daerah Lembaga Teknis Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati Bogor dalam menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan daerah di bidangnya. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Lemtekda mempunyai fungsi : 1) Perumusan kebijakan teknis sesuai bidang tugasnya; serta 2) Pelaksanaan koordinasi dan pelayanan penunjang penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Lembaga Teknis Daerah tahun 2016 terdiri dari : 1) Inspektorat; 2) Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI; 3) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; 4) Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan; 5) Badan Lingkungan Hidup; 6) Badan Ketahanan Pangan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan; 7) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa; 8) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana; 9) Badan Perizinan Terpadu; 10) Badan Penanggulangan Bencana Daerah; 11) RSUD Ciawi; 12) RSUD Cibinong; 13) RSUD Leuwiliang; 14) RSUD Cileungsi LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

34 15) Satuan Polisi Pamong Praja; 16) Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah; 17) Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik; 18) Kantor Layanan Pengadaan Barang dan Jasa. 6. Kecamatan Kecamatan mempunyai tugas pokok membantu Bupati Bogor dalam menyelenggarakan sebagian kewenangan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan berdasarkan pelimpahan dari Bupati Bogor. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, kecamatan mempunyai fungsi : 1) Penyelenggaraan tugas-tugas pokok kecamatan dan pembinaan kelurahan/desa; 2) Penyelenggaraan tugas-tugas ketentraman dan ketertiban wilayah; 3) Pengkoordinasian tugas-tugas pembangunan dan kemasyarakatan yang menjadi tanggungjawab kecamatan; 4) Penyelenggaraan pelayanan umum; 5) Pengkoordinasian perangkat daerah dalam wilayah kecamatan; dan 6) Pelaksanaan upaya-upaya pemberdayaan, menumbuhkan prakarsa, kreativitas dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Pembagian wilayah kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor pada tahun 2016 terdiri dari : 1) Kecamatan Babakan Madang, 2) Kecamatan Cariu, 3) Kecamatan Cibinong, 4) Kecamatan Cileungsi, 5) Kecamatan Citeureup, 6) Kecamatan Gunung Putri, 7) Kecamatan Jonggol, 8) Kecamatan Klapanunggal, 9) Kecamatan Sukamakmur, 10) Kecamatan Tanjungsari, LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

35 11) Kecamatan Bojonggede, 12) Kecamatan Ciomas, 13) Kecamatan Ciseeng, 14) Kecamatan Dramaga, 15) Kecamatan Gunung Sindur, 16) Kecamatan Kemang, 17) Kecamatan Parung, 18) Kecamatan Rancabungur, 19) Kecamatan Sukaraja, 20) Kecamatan Tajurhalang, 21) Kecamatan Caringin, 22) Kecamatan Ciampea, 23) Kecamatan Ciawi, 24) Kecamatan Cigombong, 25) Kecamatan Cijeruk, 26) Kecamatan Cisarua, 27) Kecamatan Megamendung, 28) Kecamatan Pamijahan, 29) Kecamatan Tamansari, 30) Kecamatan Tenjolaya, 31) Kecamatan Cibungbulang, 32) Kecamatan Cigudeg, 33) Kecamatan Jasinga, 34) Kecamatan Leuwiliang, 35) Kecamatan Leuwisadeng, 36) Kecamatan Nanggung, 37) Kecamatan Parung Panjang, 38) Kecamatan Rumpin, 39) Kecamatan Sukajaya, dan 40) Kecamatan Tenjo. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

36 7. Kelurahan Kelurahan mempunyai tugas pokok membantu Camat dalam menyelenggarakan sebagian kewenangan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan berdasarkan pelimpahan dari Camat. Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Kelurahan mempunyai fungsi : 1) Penyelenggaraan tugas-tugas kelurahan; 2) Penyelenggaraan tugas-tugas ketentraman dan ketertiban wilayah; 3) Pengkoordinasian tugas-tugas pembangunan dan kemasyarakatan yang menjadi tanggungjawab kelurahan; 4) Penyelenggaraan pelayanan umum; dan 5) Pelaksanaan upaya-upaya pemberdayaan, menumbuhkan prakarsa, kreativitas dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan kemasyarakatan. Jumlah kelurahan yang ada di Kabupaten Bogor sebanyak 17 kelurahan, sebagaimana dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Kelurahan di Kabupaten Bogor Kecamatan Kelurahan 1 Cibinong 1 Pabuaran 2 Cibinong 3 Cirimekar 4 Ciriung 5 Nanggewer 6 Nanggewer Mekar 7 Sukahati 8 Tengah 9 Pakansari 10 Karadenan 11 Harapanjaya 12 Pondok Rajeg 2 Kemang 13 Atang Senjaya 3 Ciomas 14 Padasuka 4 Cisarua 15 Cisarua 5 Citeureup 16 Karang Asem Barat 17 Puspanegara Sumber : Kab. Bogor Dalam Angka Kondisi Ekonomi Kondisi Ekonomi Kabupaten Bogor pada tahun 2016 relatif stabil bahkan mengalami peningkatan yang sangat signifikan seiring dengan tumbuhnya beberapa sektor penggerak ekonomi dan membaiknya infrastruktur penunjang LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

37 ekonomi. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan pengembangan potensi unggulan daerah maupun pergerakan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut : a. Potensi Unggulan Daerah. Produk Unggulan Daerah (PUD) merupakan suatu barang atau jasa yang dimiliki dan dikuasai oleh suatu daerah, yang mempunyai nilai ekonomis dan daya saing tinggi serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, yang diproduksi berdasarkan pertimbangan kelayakan teknis (bahan baku dan pasar), talenta masyarakat dan kelembagaan (penguasaan teknologi, kemampuan sumber daya manusia, dukungan infrastruktur, dan kondisi sosial budaya setempat) yang berkembang di lokasi tertentu. Kabupaten Bogor memiliki banyak sekali sumber daya alam yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi produk unggulan daerah. Untuk itu potensi-potensi sumber daya alam tersebut harus selalu dikembangkan agar menjadi komoditi unggulan yang memiliki daya saing yang kuat, baik di tingkat kabupaten, regional maupun tingkat nasional bahkan internasional. Kebijakan pengembangan komoditas unggulan baik yang telah berkembang maupun yang masih potensial di Kabupaten Bogor didasarkan pada Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2014 tentang Revitalisasi Pertanian dan Pembangunan Perdesaan, dan Peraturan Bupati Nomor 62 Tahun 2010 tentang Peningkatan Daya Saing Komoditas Kabupaten Bogor serta hasil-hasil kajian pengembangan komoditas unggulan kecamatan oleh Bappeda Kabupaten Bogor, yang diantaranya memuat zonasi dan arah pengembangan sebagaimana tercantum pada tabel 1.2. Tabel 1.2. Pengembangan Zonasi Pertanian dan non Pertanian Zona Kecamatan Arah Pengembangan 1 Rumpin, Cigudeg, Parung Panjang, Jasinga, Tenjo 2 Sukajaya, Nanggung, Leuwiliang, Leuwisadeng, Cibungbulang, Pamijahan Agrosilvopastoral, yaitu pengembangan agroforestry yang didukung oleh sektor pertanian tanaman pangan dan peternakan Agroekowisata yang didukung oleh sektor pertanian tanaman pangan dan perikanan. Pola pengembangan komoditas strategis: agropolitan dan LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

38 minapolitan 3 Ciampea, Tenjojaya, Dramaga, Ciomas Industri non-farm yang didukung dengan sektor pertanian, perikanan, kehutanan, dan peternakan 4 Tajurhalang, Kemang, Rancabungur, Parung, Ciseeng, Gunung Sindur Industri perdesaan dan pengembangan UMKM, yang tetap berbasiskan pada produk atau komoditas pertanian secara luas serta perikanan berbasis minapolitan 5 Tamansari, Cijeruk, Cigombong, Caringin Diversifikasi pertanian dan agroekowisata 6 Ciawi, Cisarua, Megamendung, Sukaraja, Babakan Madang 7 Cileungsi, Klapanunggal, Gunung Putri, Citeureup, Cibinong, Bojonggede 8 Sukamakmur, Cariu, Tanjungsari, Jonggol Ekowisata yang dikerjasamakan dengan berbagai pihak dalam rangka membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Pertanian perkotaan dan industri. Pengembangan urban agriculture bertitik tolak pada produk atau komoditas pertanian yang sudah diusahakan oleh warga. Pengembangan industri besar dikaitkan dengan ada rencana pengembangan Cibinong Raya Lumbung pangan melalui peningkatan dan rehabilitasi sarana dan prasarana pemukinman 1) Pertanian Tanaman Pangan Beberapa potensi yang dimiliki wilayah Kabupaten Bogor untuk dikembangkan pada lapangan usaha pertanian terutama komoditi unggulan tanaman pangan, antara lain : Talas, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar. Pengembangan Talas sangat bergantung pada lokasi (spesifik lokasi). Produksi Talas tahun 2016 mencapai ton, sentra komoditi ungulan talas di Kecamatan Cigombong dengan lokasi pengembangan terdapat di Kecamatan Tamansari, Cijeruk, Dramaga, Caringin, Cibungbulang dan Pamijahan. Sedangkan produksi ubi kayu pada tahun 2016 mencapai ton, sentra komoditi terdapat di Babakan Madang dan Sukaraja dengan lokasi pengembangan terdapat di Kecamatan Cibungbulang, Cibinong, Citeureup dan Sukamakmur. Varietas yang telah dikembangkan adalah Varietas Darul Hidayah, Adira 4 dan Manu, dengan pertimbangan varietas tersebut mempunyai potensi hasil produksi yang cukup tinggi yaitu ton/ha dengan kadar pati 25-31%, sedangkan untuk varietas yang biasa ditanam oleh petani hanya mampu memproduksi sebesar ton/ha, sehingga peluang terjadinya peningkatan produksi cukup tinggi. Komoditi unggulan tanaman pangan lainnya adalah ubi jalar. Jenis yang LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

39 dikembangkan adalah varietas kuningan putih (AC putih) dengan pertimbangan bahwa varietas ini memiliki potensi produktivitas yang relatif tinggi dan tahan terhadap penyakit boleng, dengan lokasi pengembangan terdapat di Kecamatan Tamansari, Ciampea, Tenjolaya, Pamijahan, Cibungbulang, Pamijahan, Leuwiliang dan Leuwisadeng. Produksi ubi jalar yang dihasilkan selama tahun 2016 sebanyak ton, hal ini dipengaruhi oleh jenis penggunaan varietas unggul, bantuan sarana produksi (saprodi), dan tindakan pengamanan produksi selama masa panen hingga pasca panen. Belum terbentuk sentra ubi jalar, tetapi akan diarahkan di Kecamatan Ciomas. Penumbuhan agribisnis komoditas ubi jalar dan ubi kayu telah berhasil meningkatkan nilai ekonomis produk dari umbi segar menjadi tepung halus atau tepung tapioka setelah adanya bimbingan teknis dan bantuan alat pengolahan dari Pemerintah Kabupaten Bogor. Dengan kegiatan ini diharapkan para petani dapat meningkatkan nilai tambah dari komoditas sekaligus dapat meningkatkan pendapatan para petani. 2) Pertanian Hortikultura Beberapa potensi yang dimiliki wilayah Kabupaten Bogor untuk dikembangkan pada lapangan usaha pertanian terutama komoditi unggulan hortikultura, antara lain : Jambu Biji Kristal, Pepaya, Rambutan, Manggis, Tanaman Obat, Tanaman Hias dan Nanas. Produksi Jambu Biji Kristal tahun 2016 mencapai ton, dengan sentra komoditi unggulan diarahkan ke Kecamatan Caringin dan Tajurhalang, sedangkan lokasi pengembangan terdapat di Kecamatan Rancabungur, Tamansari, Dramaga, Cibungbulang, Cigombong dan Pamijahan. Sentra komoditi unggulan tanaman Pepaya dikembangkan di Kecamatan Sukaraja, sedangkan wilayah pengembangan meliputi Kecamatan Caringin, Jasinga dan Cigudeg, dengan produksi mencapai ton. Komoditas Rambutan banyak dikembangkan di Kecamatan Gunung Putri, dengan produksi mencapai ton. Sedangkan untuk komoditas Manggis pemasarannya sampai ke mancanegara seperti Hongkong dan Taiwan, juga ke negara-negara di Timur Tengah. Pengembangan Manggis telah LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

40 menggunakan Standar Operasional Prosedur (SOP) Good Agricultural Practices dalam budidayanya. Lokasi sentra komoditi unggulan terdapat di Kecamatan Leuwiliang, Leuwisadeng dan Cigudeg, wilayah pengembangannya di Kecamatan Jasinga dan Klapanunggal, dengan produksi mencapai ton pada tahun ) Perkebunan Komoditi unggulan perkebunan yang dikelola masyarakat adalah : kopi, karet, pala, dan cengkeh. Produksi kopi pada tahun 2015 sebanyak ,13 ton meningkat 3 (tiga) persen dari tahun Adapun sentra komoditi unggulan kopi di Kecamatan Sukamakmur, selain itu wilayah pengembangannya di Kecamatan Pamijahan, Tanjungsari, Cigudeg, dan Jasinga juga menjadi penyumbang terbesar produksi kopi. Karet merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Tanaman karet yang memiliki tingkat pertumbuhan normal siap disadap pada umur 5 tahun dengan masa produksi selama tahun. Pada tahun 2015 produksi karet rakyat sebesar 3.028,64 ton. Sentra komoditi unggulan karet adalah Kecamatan Jasinga, dimana Kecamatan Cigudeg dan Tanjungsari sebagai wilayah pengembangannya. Sedangkan sentra komoditi unggulan pala diarahkan di Kecamatan Sukajaya, sedangkan sebagai wilayah pengembangannya adalah Kecamatan Caringin, Cigombong dan Tamansari. Produksi pala pada tahun 2015 sebesar 972,81 ton, daging pala banyak digunakan sebagai bahan manisan pala baik kering maupun basah. Selain itu biji pala juga mempunyai potensi ekonomis sebagai rempah-rempah untuk obat dan bumbu dapur. Sentra komoditi unggulan cengkeh diarahkan di Kecamatan Nanggung dengan wilayah pngembangan di Kecamatan Tanjungsari, adapun produksi cengkeh tahun 2015 sebesar 1.354,48 ton meningkat sebesar 2 (dua) persen dari tahun Sentra komoditi unggulan tanaman obat diarahkan di Kecamatan Cileungsi dengan wilayah pengembangan di Kecamatan Ciseeng dan Nanggung. Sentra komoditi unggulan tanaman hias diarahkan di Kecamatan Tamansari dengan wilayah pengembangan meliputi Kecamatan gunungsindur dan Cijeruk. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

41 4) Kehutanan Belum ada komoditi kehutanan baik hasil hutan kayu maupun non kayu yang ditetapkan sebagai komoditi unggulan. Namun berdasarkan jumlah produksi di masyarakat terdapat potensi kayu rakyat yang dapat dikembangkan menjadi komoditi unggulan, yaitu kayu afrika dengan produksi 199,83 m³, kayu sengon (albizia) 718,05 m³, kayu mahoni 313,44 m³, kayu jati 37,03 m³ dan campurab 361,00 m³. Sedangkan hasil hutan non kayu yang memiliki potensi unggulan di Kabupaten Bogor adalah jamur kayu dengan produksi 1.770,62 ton, lebah madu dengan produksi 4.089,6 liter, dan bambu dengan produksi batang. 5) Perikanan Budidaya perikanan air tawar baik untuk produksi ikan konsumsi, pembibitan maupun ikan hias mampu menjadi tumpuan pemenuhan kebutuhan akan ikan konsumsi, bibit ikan dan ikan hias di Kabupaten Bogor. Pada tahun 2016 produksi ikan konsumsi sebanyak ,29 ton dan Benih ikan konsumsi sebanyak ,19 RE, dengan komoditi unggulan ikan lele, ikan gurame dan ikan mas. Komoditas lele dikembangkan di Kecamatan Ciseeng, Parung, Kemang dan Gunungsindur. Komoditas gurame merupakan unggulan yang dikembangkan di Dramaga dan Bojonggede. Selain itu daerah potensial lainnya adalah Ciampea, Gunungsindur, Ciseeng, Parung dan Kemang. Sedangkan komoditas ikan mas merupakan unggulan yang dikembangkan di Kecamatan Pamijahan dan Cibungbulang. Daerah potensial lainnya untuk pengembangan ikan mas adalah Ciseeng, Kemang, Parung, Ciampea dan Dramaga. Komoditas unggulan lainnya adalah ikan hias air tawar, sentra komoditi unggulan diarahkan di Kecamatan Pamijahan, Ciampea dan Cibungbulang, dengan lokasi pengembangannya adalah Kecamatan, Tenjolaya, Ciomas, Tajurhalang, Kemang, Tajur dan Ciseeng. Produksinya pada tahun 2016 sebesar ,18 RE. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

42 6) Peternakan Komoditas unggulan usaha peternakan pada tahun 2016 antara lain sapi perah. Sentra komoditi unggulan di Kecamatan Cisarua dan Megamendung, dengan wilayah pengembangan di Kecamatan Ciawi, Pamijahan, Cibungbulang, Cijeruk dan Caringan. Produksi susu Kabupaten Bogor Tahun 2016 sebesar liter atau hanya mencapai 91,14% dari target sebesar liter. Tidak tercapainya produksi susu ini akibat banyaknya ternak sapi perah produktif yang dijual karena ketidakmampuan peternak dalam pelunasan kredit usaha sapi perah yang telah jatuh tempo. Populasi sapi perah pada tahun 2016 sebanyak ekor. Pengembangan sapi perah saat ini sudah mampu melakukan diversifikasi produk yaitu selain susu juga yoghurt dan bahan makanan lainnya. Komoditas peternakan lainnya yang dikembangkan sebagai komoditas unggulan tahun 2016 adalah sapi potong dengan populasi sebanyak ekor. Sentra komoditi unggulan terdapat di Kecamatan Jonggol dan Cariu, dengan daerah pengembangannya di Kecamatan Tanjungsari, Sukamakmur, Cileungsi, Gunungsindur, Rumpin, Cigombong dan Babakan Madang. Komoditi unggulan peternakan lainnya adalah kelinci, sentra komoditi unggulan terdapat di Kecamatan Tenjolaya. Selain untuk konsumsi, kelinci banyak dijual sebagai cindera mata yang berwisata di Gunung Salak Endah. Kabupaten Bogor juga mampu meniningkatkan produksi konsumsi protein hewani asal ternak sebesar 5,72 gram/kapita/hari. Peningkatan konsumsi protein hewani salah satunya karena didukung oleh produksi telur yang telah mampu mencukupi kebutuhan konsumsi telur masyarakat di Kabupaten Bogor. Populasi ayam ras petelur Tahun 2016 sebanyak ekor dengan produksi telur sebesar kg/tahun. Kondisi Potensi Unggulan Kabupaten Bogor sebagaimana diuraikan di atas secara ringkas disajikan pada Tabel 1.3. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

43 Tabel 1.3. Komoditas Unggulan Primer Kabupaten Bogor Tahun NO KEGIATAN/ USAHA/SEKTOR Usaha Tanaman Pangan Usaha Hortikultura Perkebunan Rakyat JENIS KOMODITI UNGGULAN DATA PRODUKSI / POPULASI KESELURUHAN LOKASI DESA/KECAMATAN Ubi Kayu (ton) Babakan Madang, Sukaraja, Sukamakmur Ubi Jalar (ton) Ciomas, Dramaga Talas (ton) Cijeruk, Cigombong, Tamansari Pepaya (ton) Cigudeg dan Rancabungur Manggis (ton) Jambu Biji (Kristal) (ton) Pala (ton) 972,81 Karet (ton) 3.028,64 Leuwisadeng, Cigudeg, Klapanunggal, Leuwiliang Rancabungur, Tamansari, Caringin, Pamijahan, Tajurhalang, Dramaga, Ciungbulang Sukajaya, Caringin, Tamansari, Cigombong Jasinga, Tanjungsari, Cigudeg Cengkeh (ton) 1.354,48 Nanggung dan Tanjungsari Kopi (ton) ,13 Sukamakmur 4 Usaha Perikanan a b c Budidaya Ikan Konsumsi dan Penangkapan di Perairan Umum Budidaya ikan hias Pembenihan 5 Usaha Peternakan Lele (ton) Mas (ton) Gurame (ton) 82, , , Ikan hias air tawar (RE) 242, Benih Ikan Konsumsi (RE) ,19 a Ternak Besar Sapi potong (ekor) 44,606 Sapi perah (ekor) 8,026 Ciseeng, Parung, Kemang, Gunungsindur Pamijahan, Cibungbulang, Ciseeng, Kemang, Parung, Ciampea, Dramaga Dramaga, Bojonggede, Ciampea, Gunungsindur, Ciseeng, Parung, Kemang Pamijahan, Cibungbulang, Ciampea, Tenjolaya, Ciomas, Tajurhalang, Kemang, Tajur, Ciseeng Parung, Ciseeng, Megamendung, Ciampea, Pamijahan, Dramaga, Rancabungur, Ciomas, Tenjolaya, Cibungbulang Jonggol, Cariu, Tanjungsari, Sukamakmur, Cileungsi, Gunungsindur, Rumpin, Cigombong, Babakan Madg Pamijahan, Cibungbulang, Cisarua, Ciawi, Mega mendung, Cijeruk, Caringin Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2016 Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bogor, 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

44 Selanjutnya komoditi unggulan sekunder di 40 kecamatan tersaji pada tabel 1.4. Tabel 1.4. Komoditi Unggulan per Kecamatan Tahun No Kecamatan Komoditi unggulan Sekunder 1 Babakan Madang Aneka Minuman/Kopi/Jahe 2 Bojong Gede Aneka minuman/nata de coco 3 Caringin Alas kaki/sepatu bayi 4 Cariu Aneka Makanan 5 Ciampea Kerajinan/tas 6 Ciawi Aneka makanan/kue brownies 7 Cibinong Aneka minuman/nata de coco 8 Cibungbulang Alas Kaki 9 Cigombong Aneka Makanan 10 Cigudeg Aneka Makanan 11 Cijeruk Alas kaki 12 Cileungsi Aneka Minuman 13 Ciomas Alas kaki 14 Cisarua Aneka makanan/kue pelangi 15 Ciseeng Kerajinan Logam 16 Citeureup Kerajinan/logam 17 Dramaga Aneka minuman/minuman pala 18 Gunung Putri Kerajinan/sangkar burung 19 Gunung Sindur Aneka Makanan 20 Jasinga Kerajinan Kayu 21 Jonggol Aneka Makanan 22 Kemang Alas kaki 23 Klapa Nunggal Kerajinan/boneka 24 Leuwiliang Bahan bangunan/bata merah 25 Leuwi Sadeng Bahan bangunan/bata merah 26 Megamendung Aneka makanan/gemblong 27 Nanggung Kerajinan Logam 28 Pamijahan Aneka makanan/kue cincin 29 Parung Aneka Makanan 30 Parung Panjang Aneka Makanan 31 Rancabungur Aneka Makanan 32 Rumpin Aneka Makanan 33 Sukajaya Konveksi 34 Sukamakmur Aneka Minuman/Kopi 35 Sukaraja Aneka makanan/olahan ubi kayu 36 Tajur Halang Aneka Makanan 37 Taman sari Alas kaki LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

45 No Kecamatan Komoditi unggulan Sekunder 38 Tanjung sari Kerajinan Kayu 39 Tenjo Aneka Makanan 40 Tenjolaya Aneka makanan/cincau hitam Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2016 Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bogor, 2016 Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Bogor, ) Industri Menengah Besar dan Industri Kecil Menengah Sektor industri terdiri dari Industri Menengah Besar dan Industri Kecil Menengah. Sektor industri menengah besar didominasi oleh industri agro dan industri logam dengan nilai investasi sebesar Rp ,- dan Rp ,-. Selain unggul dalam nilai investasi, kedua industri ini juga unggul dalam jumlah unit usaha yaitu sebesar 273 unit usaha untuk industri agro dan 161 unit usaha untuk industri logam. Industri menengah besar yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah industri tekstil dan produk tekstil dengan jumlah tenaga kerja sebanyak orang. Potensi industri kecil menengah meliputi IKM hasil hutan dengan nilai investasi sebesar Rp ,- dari 205 unit usaha, IKM agro dengan nilai investasi sebesar Rp ,- dari 449 unit usaha serta IKM tekstil dan produk tekstil dengan nilai investasi sebesar Rp ,- dari 405 unit usaha. Sedangkan komoditi unggulan perdesaan industri kecil menengah (IKM) baik formal maupun non formal meliputi produk alas kaki, tas dan logam. Ketiga komoditi tersebut menjadi concern pemerintah daerah dalam pengembangannya yang meliputi beberapa kecamatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.5. NO 1 Tabel 1.5. Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok Lapangan Usaha Industri Kabupaten Bogor Tahun KEGIATAN/USAHA/ SEKTOR Industri Industri Besar 1. JENIS POTENSI UNGGULAN Komponen Kendaraan bermotor DATA PRODUKSI / POPULASI KESELURUHAN pcs LOKASI DESA/KECAMATAN Ciawi, Cibinong, Citeureup, Gn. Putri, Cileungsi, Sukaraja, Babakan Madang, Parung panjang LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

46 NO 2 KEGIATAN/USAHA/ SEKTOR Industri Kecil dan Menengah 2. JENIS POTENSI UNGGULAN Peralatan Kantor dari Logam DATA PRODUKSI / POPULASI KESELURUHAN buah LOKASI DESA/KECAMATAN Gunung Putri, Cileungsi, Cibinong, Citeureup 3. Kemasan kaleng pcs Gunung Putri 4. Karoseri 190 unit 5. Mesin Industri buah 6. Karet m yard Cileungsi, Babakan Madang, Sukaraja, Gunung Putri, Cibinong, Klapanunggal Ciampea, Cibinong, Gunung Putri, Citeureup, Cijeruk, Cileungsi Klapanunggal, Ciomas Gunung Putri, Tajurhalang, Cileungsi, Cibinong, Ciampea 7. Bahan Kimia ton Babakan madang, Cibinong 8. Air Kemasan liter 9. Furniture ton pcs pcs 1. Konveksi/ Garment pcs 2. Sepatu, sandal dan tas kodi Citeureup, Tamansari, Cijujung,Sukaraja, Klapanunggal, Ciampea, Cigombong, Ciseeng, Megamendung Cileungsi, Gunungputi, Babakan madang, Cioteureup, Jonggol Ciampea, Caringin, Ciawi, Ciseeng Tamansari, Ciomas, Dramaga, Kemang, Cibungbulang 3. Miniatur pesawat 720 buah Cikarawang, Dramaga, 4. Meubel bambu 150 set Cariu, Cibinong 5. Anyaman bambu pcs Rumpin, Tenjo, Tenjolaya, Cigudeg 6. Bunga kering tangkai Leuwisadeng, Tenjolaya Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor, ) Penggalian dan Pertambangan Pada komoditi lapangan usaha penggalian dan pertambangan, pada umumnya sudah banyak diusahakan dengan pangsa pasar tersendiri. Namun demikian terdapat komoditi yang menjadi unggulan, antara lain : emas, perak dan andesit sebagai bahan konstruksi serta tanah liat dan batu kapur sebagai bahan baku semen. Tabel 1.6. menyajikan komoditi potensi unggulan dan komoditi unggulan lapangan usaha penggalian dan pertambangan. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

47 Tabel 1.6. Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok Lapangan Usaha Penggalian dan Pertambangan Kabupaten Bogor Tahun 2016 NO 1 2 KEGIATAN / USAHA / SEKTOR Pertambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan (ton) Pertambangan Mineral Logam (kg) JENIS POTENSI UNGGULAN DATA PRODUKSI / POPULASI KESELURUHAN LOKASI Andesit ,49 Rumpin, Cigudeg Pasir dan Kerikil ,81 Trass ,82 Tanah Liat ,66 Batu Kapur ,06 Tanah Urug ,21 Rumpin Andesit Lapuk Rumpin, Caringin, Jonggol Rumpin, Cigudeg, Parungpanjang, Gunungsindur Klapanunggal, Citeureup Klapanunggal, Citeureup ,00 Rumpin, Cigudeg Emas 1.023,81000 Nanggung Perak 8.335,51000 Nanggung Galena 5.360,81 Cigudeg Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor, 2016 DINAS ESDM 9) Pariwisata Daya tarik wisata Kabupaten Bogor merupakan perpaduan antara karakter alamnya yang kuat, kebudayaan dan kepurbakalaan. Kawasan Puncak merupakan kawasan primadona yang sampai saat ini belum tergantikan. Berdasarkan dokumen RIPPARDA 2014 pengembangan pariwisata diarahkan menjadi 5 destinasi yaitu : 1) destinasi wisata perkotaan, 2) destinasi wisata MICE dan rekreasi, 3) destinasi wisata warisan budaya dan pendidikan, 4) destinasi wisata kreatif, dan 5) destinasi wisata ekowisata. Jumlah wisatawan pada tahun 2016 sebanyak orang. Daya tarik wisata Kabupaten Bogor menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional meliputi : a) Daya Tarik Wisata Alam Kawasan Puncak terletak di Selatan Bogor yang merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian antara m diatas permukaan laut (dpl), sehingga memiliki udara yang sejuk dan segar. Pada kawasan ini dapat dinikmati keindahan aneka obyek dan daya tarik LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

48 wisata diantaranya : wisata Agro Gunung Mas, Telaga Warna, Curug Cilember, dan Taman Safari Indonesia. Selain itu banyak aktifitas wisata yang dapat dilakukan dengan setting alam diantaranya : tea walk, menunggang kuda, paralayang, outbond, fotografi dan lain-lain. Kawasan wisata dengan panorama alam yang indah dan berhawa sejuk tersebut telah didukung fasilitas camping ground, taman rekreasi, hutan wisata, hotel bintang dan non-bintang, tempat pertemuan dan seminar, sarana olah raga dan rumah makan/restoran. b) Daya Tarik Wisata Buatan Daya tarik wisata buatan dikembangkan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat di suatu wilayah yang tidak memiliki potensi asli. Salah satu wisata buatan yang menjadi tujuan wisata terbesar di Kabupaten Bogor adalah Taman Safari Indonesia (TSI) di Kecamatan Cisarua Bogor. TSI merupakan taman satwa terbesar di Indonesia dengan jumlah spesies satwa asing dan lokal tidak kurang dari spesies. Jumlah kunjungan di TSI tahun 2016 tercatat orang. Selain Taman Safari Indonesia masih banyak daya tarik wisata buatan lainnya yang tersebar di Kabupaten Bogor yaitu : Taman Wisata Matahari, Taman Wisata Mekarsari, Taman Rekreasi Lido, Junggle Land Sentul, Wisata Desa Kampung Bambu, Kampung Wisata Cinangneng, serta Kebun Wisata Pasirmukti. c) Wisata Budaya Kabupaten Bogor memiliki berbagai atraksi seni dan budaya tradisional yang digelar dalam event Helaran secara rutin setiap tahun. Acara ini merupakan ajang atraksi seni dan budaya yang merupakan perwakilan dari masing-masing kecamatan. Objek wisata yang menjadi unggulan pada wisata budaya adalah Kampung Budaya Sindang Barang. Selain Kampung Budaya Sindang Barang, terdapat potensi wisata budaya unggulan lainnya seperti : Situs Batu Tulis Ciaruteun, Kampung Adat LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

49 Urug di Kecamatan Sukajaya, Bellacampa, Kampung Cina, Pura Parahyangan Agung Jagatkarta dan 19 Benda Cagar Budaya. Tabel 1.7. Daya Tarik Wisata Kabupaten Bogor Tahun 2016 NO NAMA OBYEK WISATA LOKASI KUNJUNGAN WISATAWAN WISNUS WISMAN JUMLAH 1 Taman Safari Indonesia Cisarua Talaga Warna Cisarua Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Taman wisata riung Gunung Cisarua Curug Cilember Cisarua Taman Melrimba Cisarua Wana Wisata Citamiang Cisarua Curug Kembar/Batulayang Cisarua Taman Wisata Matahari Cisarua Wahana Curug Naga Cisarua RPTN Cisarua (Curug Jaksa, Curug 11 Cisarua Baret, Boru Bolang) Track Sepeda Puncak Kondang Cisarua RPTN Tapos Megamendung Curug Panjang Megamendung Curug Nangka Tamansari Curug Sentul Paradise Babakan Madang Buper Sukamantri Tamansari Pemandian Air Panas GSE Pamijahan Curug Cigamea Pamijahan Curug Seribu Pamijahan Curug Ngumpet Pamijahan Wana Wisata Buper Gunung Bunder Pamijahan Eko Wisata kawah ratu Pamijahan Curug Jaksa Pamijahan Situs batu tulis Ciaruteun Cibungbulang Kampung Wisata Cinangneng Ciampea Goa Gudawang Cigudeg Pemandian Air Panas Tirta Sanita Ciseeng Kampung Budaya Sindang Barang Tamansari Museum Mobil & Keramik Sentul Citeureup RHU (Rekreasi dan Hiburan Umum) Kebun Wisata Pasir Mukti Citeureup TWA Gunung Pancar Babakan Madang Alam Fantasi/ Taman Budaya Babakan Madang Taman Wisata Mekarsari Cileungsi Penangkaran Rusa/WW Giri Jaya Tanjungsari Wana Wisata Cipamingkis Sukamakmur Aldepos Tenjolaya LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

50 NO NAMA OBYEK WISATA LOKASI KUNJUNGAN WISATAWAN WISNUS WISMAN JUMLAH 39 Wahana Curug Naga Wana Wisata Curug Arca Cibalung Happyland Cijeruk Jungleland Babakan Madang Waterpark Kingdom Cileungsi Kampung Wisata Rumah Joglo Ciampea Agrowisata Bukit Hambalang Babakan Madang Desa Wisata Kabupaten Bogor Jumlah Total Kunjungan Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor Gambaran Umum Demografis Secara umum, kondisi demografis Kabupaten Bogor dapat digambarkan bahwa penduduk Kabupaten Bogor berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2016 berjumlah jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki jiwa dan penduduk perempuan jiwa. Sedangkan jumlah penduduk Kabupaten Bogor tahun tahun 2015 sebesar jiwa, artinya jumlah penduduk pada tahun 2016 mengalami pertumbuhan sebesar 2,34 persen dibandingkan tahun Data sex ratio penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2016 adalah sebesar 105, artinya setiap 100 orang perempuan terdapat 105 orang laki-laki. Hampir di semua kecamatan di Kabupaten Bogor memiliki sex ratio diatas 100, yang berarti berlaku umum bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada jumlah penduduk perempuan di daerah tersebut. Namun terdapat satu kecamatan yang nilai sex rationya di bawah 100, yaitu Kecamatan Gunung Putri sebesar 98, yang artinya setiap 100 orang perempuan terdapat 98 orang laki-laki. Hal ini disebabkan sebagai daerah pengembangan usaha industri besar dan sedang, tampaknya menarik minat banyak pekerja wanita untuk bekerja dan bermukim di wilayah Kecamatan Gunung Putri. Kondisi demografis Kabupaten Bogor sebagaimana diuraikan di atas secara ringkas disajikan pada Tabel 1.8. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

51 Tabel 1.8. Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun *) 2015(Juni) 2016*) (Juni) No Kecamatan Laki-laki Perempuan L+P Laki-laki Perempuan L+P (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Nanggung Leuwiliang Leuwisadeng Pamijahan Cibungbulang Ciampea Tenjolaya Dramaga Ciomas Tamansari Cijeruk Cigombong Caringin Ciawi Cisarua Megamendung Sukaraja Babakan Madang Sukamakmur Cariu Tanjungsari Jonggol Cileungsi Kelapa Nunggal Gunung Putri Citeureup Cibinong Bojong Gede Tajur Halang Kemang Ranca Bungur Parung Ciseeng Gunung Sindur Rumpin Cigudeg Sukajaya Jasinga Tenjo Parung Panjang KABUPATEN BOGOR Sumber: BPS Keterangan : *) BPS, Angka Proyeksi LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

52 Selanjutnya, dari piramida penduduk yang disusun berdasarkan kelompok umur 5 tahunan menunjukan bahwa penduduk di Kabupaten Bogor termasuk penduduk muda. Struktur penduduk muda biasanya diperlihatkan oleh panjang piramida kelompok umur 5-9 dan tahun lebih panjang dari pada kelompok umur lainnya. Hal ini terlihat jelas dari Gambar 1.2. dimana bentuk piramidanya cenderung mengerucut di bagian atas. Atau dapat diartikan juga, ada kecenderungan komposisi penduduk Kabupaten Bogor di masa depan akan semakin didominasi oleh penduduk usia produktif. Gambar 1.2. Piramida Penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2016 Berdasarkan Hasil Proyeksi Sumber : Indikator Ekonomi Daerah Tahun 2016-BPS Sementara itu, penggolongan usia produktif atau tidak produktif berdasarkan kriteria sebagai berikut : a. Penduduk Usia Tidak Produktif jika persentase penduduk 0-14 tahun minimal sebanyak 40 persen dan penduduk 65 tahun ke atas tidak melebihi 5 persen dari total penduduk secara keseluruhan; b. Penduduk Usia Produktif jika persentase penduduk yang berusia 0-14 tahun maksimal 30 persen dan penduduk yang berusia tahun persentasenya lebih dari 60 persen. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

53 Tabel 1.9. Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Bogor Tahun 2016 Kelompok Persentase Umur (tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah L+P (%) (1) (2) (3) (4) (5) , , , , , , , , , , , , , , , ,14 Jumlah ,00 Sumber : BPS, Proyeksi Hasil SP 2010 Dari gambaran tabel 1.9, dapat kita lihat bahwa komposisi penduduk Kabupaten Bogor merupakan penduduk usia produktif dimana penduduk usia (15-64) tahun sebanyak 66,81 persen, sedangkan penduduk usia non produktif (0-14) tahun sebanyak 29,52 persen, dan usia 65 tahun ke atas sebanyak 3,66 persen. Hal ini memberikan indikasi bahwa permasalahan ketenagakerjaan di Kabupaten Bogor merupakan pekerjaan rumah yang harus mendapat perhatian serius. Penghitungan penduduk usia produktif dan tidak produktif erat kaitannya dengan rasio beban ketergantungan (Burden of Dependency Ratio). Rasio beban ketergantungan merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang berusia 0-14 tahun dan penduduk berusia 65 tahun ke atas terhadap jumlah penduduk yang berusia tahun. Hasil proyeksi menunjukkan bahwa rasio ketergantungan anak di Kabupaten Bogor tahun 2016 sebesar 44,19 persen dan rasio ketergantungan lanjut usia sebesar 5,48 persen atau secara keseluruhan angka beban ketergantungan Kabupaten Bogor sebesar 49,67 persen. Hal ini dapat diartikan bahwa untuk setiap 100 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

54 penduduk usia produktif harus menanggung sebanyak 50 penduduk yang tidak/belum produktif. Proporsi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha merupakan salah satu indikator untuk melihat potensi sektor perekonomian dalam menyerap tenaga kerja, dan sebagai salah satu ukuran untuk menunjukkan struktur perekonomian suatu wilayah. Tabel berikut menggambarkan jumlah prosentase penduduk Kabupaten Bogor yang bekerja (15 tahun ke atas) dirinci menurut lapangan usaha (data terakhir tahun 2014). Tabel Proporsi Penduduk Usia 15 Tahun ke atas yang Bekerja menurut Lapangan Usaha Tahun Lapangan Usaha Jumlah % Jumlah % (1) (2) (3) (4) (5) 1. Pertanian , ,02 2. Pertambangan & Penggalian , ,52 3. Industri Pengolahan , ,17 4. Listrik, Gas dan Air Minum , ,18 5. Konstruksi , ,60 6. Perdagangan, Hotel & Restoran , ,74 7. Transportasi & Komunikasi , ,44 8. Lembaga Keuangan , ,63 9. Jasa Sosial Kemasyarakatan , ,70 J u m l a h , ,00 Sumber : LKPJ Kabupaten Bogor Tahun 2016 Secara total, jumlah penduduk bekerja di Kabupaten Bogor mengalami penurunan dari orang pada tahun 2014 menjadi orang tahun 2015 (meningkat 2,56%). Tabel di atas memperlihatkan bahwa sebagian besar sektor mengalami penurunan dalam penyerapan tenaga kerja, kecuali sektor Transportasi dan Komunikasi, sektor Lembaga Keuangan dan sektor Jasa Sosial Kemasyarakatan yang mengalami kenaikan. Komposisi di atas menunjukkan adanya transisi pergeseran sektor penyerapan tenaga kerja Kabupaten Bogor dari sektor Jasa, ke sektor Pertanian; Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Listrik, Gas dan Air Minum; Konstruksi; Perdagangan, Hotel dan Restoran serta Lembaga Keuangan. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

55 Gambar 1.3. Penduduk Bekerja Berdasarkan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Bogor Tahun Sumber : LKPJ Kabupaten Bogor Tahun 2016 Struktur pendidikan penduduk bekerja di Kabupaten Bogor secara umum dapat dilihat pada gambar 1.3. Hampir separuh (45,47%) penduduk yang bekerja di Kabupaten Bogor berpendidikan SD ke bawah yaitu yang tamat SD sebesar 30,11 persen dan tidak punya Ijazah SD termasuk mereka yang tidak pernah bersekolah sebesar 15,36 persen. Proporsi penduduk yang bekerja dengan pendidikan SD ke bawah mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun 2014 (51,44 %). Sedangkan pekerja yang telah mengecap pendidikan di Perguruan Tinggi sebesar 9,11 persen. Angka ini mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 5,92 persen. 1.5 Sistematika Penyajian Laporan Kinerja adalah dokumen yang berisi gambaran perwujudan kewajiban suatu Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis organisasi yang berkaitan dengan Visi dan Misi organisasi melalui berbagai program dan kegiatan tahunan. Sistematika Laporan Kinerja Kabupaten Bogor tahun 2016 disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatat Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Alur pikir penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2016 dan keterkaitan dengan Laporan Kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) disajikan dalam Gambar 1.4. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

56 Gambar 1.4. Alur Pikir Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2016 PEMDA KAB. BOGOR UNIT KERJA RPJMD KAB. BOGOR RENSTRA SKPD RKPD 2016 RENJA 2016 RAPBD 2016 RKA 2016 APBD 2016 DPA 2016 JANKIN PEMDA 2016 JANKIN SKPD 2016 LKPJ 2016 Laporan Kinerja PEMDA 2016 LKD 2009 KONSOLIDASI 2016 Laporan Kinerja SKPD 2016 LKSKPD 2016 Sumber : Hasil Analisis Tim, 2016 Alur pikir pengukuran kinerja pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor mengikuti alur pikir sebagaimana disajikan dalam Gambar 1.5. Gambar 1.5. Alur Pikir Pengukuran Kinerja Sasaran Pem. Kab. Bogor Tahun 2016 Indikator Sasaran Pemda Pengukuran Pencapaian Sasaran Sasaran OPD Tahun2016 Indikator Sasaran OPD Laporan Kinerja Pemerintah Kab. Bogor Tahun 2016 Program Kegiatan IK : Input,Output /Outcome Pengukuran Kinerja Kegiatan Sumber : Hasil Analisis Tim, 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

57 Adapun sistematika Penyusunan Laporan Kinerja Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2016 dan ringkasan dari masing-masing Bab adalah sebagai berikut : RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I PENDAHULUAN Berisi uraian tentang Latar Belakang, Organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor, Kondisi Ekonomi, Gambaran Umum Demografis, Sistematika Penyajian. BAB II PERENCANAAN KINERJA Berisi gambaran singkat mengenai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun , menguraikan secara singkat pernyataan visi dan misi Kabupaten Bogor, menguraikan sasaran strategis Kabupaten Bogor tahun 2016, Indikatot Kinerja Utama (IKU), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan Perjanjian Kinerja (PK) pada tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Berisi uraian hasil pencapaian kinerja 25 (dua puluh lima) penciri, pencapaian indikator makro, serta evaluasi dan analisis akuntabilitas pencapaian sasaran tahun 2016 dibandingkan dengan tahun 2015 dan akhir RPJMD termasuk didalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan/ kegagalan, hambatan/kendala, dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipasi yang akan diambil, Selain itu juga menyajikan realisasi keuangan yang memaparkankan alokasi dan realisasi APBD, juga Prestasi yang didapatkan Pemerintah Kabupaten Bogor di tahun BAB IV PENUTUP Berisi tinjauan tujuan secara umum tentang keberhasilan/kegagalan, permasalahan dan kendala yang terjadi serta strategi pemecahan masalahnya. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN

58 BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bogor Tahun Berikut disajikan secara ringkas Pernyataan Visi, Pernyataan Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Program Pembangunan yang dimuat dalam RPJMD Kabupaten Bogor Tahun Pernyataan Visi Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bogor Tahun , Visi Pemerintah Kabupaten Bogor untuk periode Tahun adalah : Kabupaten Bogor Menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia. Makna pernyataan Visi Pemerintah Kabupaten Bogor di atas adalah : 1) Kabupaten Bogor adalah batas adminsitrasi Kabupaten Bogor di Provinsi Jawa Barat yang di dalamnya berkumpul sejumlah manusia atau masyarakat dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. 2) Termaju adalah bahwa Kabupaten Bogor telah mencapai atau berada pada tingkat kemajuan yang lebih tinggi atau masyarakat telah menuju ke arah yang lebih baik maupun berkembang ke arah yang lebih baik. Termaju juga berarti bahwa Kabupaten Bogor sebagai suatu wilayah KABUPATEN BOGOR TAHUN

59 terus melakukan pengembangan diri untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi di dalam maupun di luar. 3) Indonesia adalah negara kesatuan yang berdaulat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 2. Pernyataan Misi Untuk mencapai Visi yang telah ditetapkan, Pemerintah Kabupaten Bogor menetapkan 5 (lima) Misi, yaitu: 1) Meningkatkan kesalehan sosial dan kesejahteraan masyarakat. 2) Meningkatkan daya saing perekonomian masyarakat dan pengembangan usaha berbasis sumberdaya alam dan pariwisata. 3) Meningkatkan integrasi, koneksitas, kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. 4) Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan. 5) Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama antar daerah dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik. Penjelasan yang terkandung di dalam rumusan kelima misi Pemerintah Kabupaten Bogor tersebut di atas serta keselarasannya dengan rumusan misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut : 1) Misi Pertama, yaitu Meningkatkan kesalehan dan kesejahteraan sosial masyarakat. Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Bogor untuk menjaga keharmonisan dalam kehidupan sosial dan keagamaan dengan menjamin sepenuhnya hak-hak dasar masyarakat. Misi ini terkait dengan Misi Kelima Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yaitu Mengokohkan Kehidupan Sosial Kemasyarakatan melalui Peningkatan Peran Pemuda, Olah Raga, Seni, Budaya dan Pariwisata dalam Bingkai Kearifan Lokal. 2) Misi Kedua, yaitu Meningkatkan daya saing perekonomian masyarakat dan pengembangan usaha berbasis sumberdaya alam dan pariwisata. Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Bogor dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat terutama kesejahteraan di bidang ekonomi yang dicapai melalui pertumbuhan ekonomi yang stabil KABUPATEN BOGOR TAHUN

60 dan berkelanjutan serta meningkatkan kemandirian yang berlandaskan persaingan sehat serta memperhatikan nilai-nilai keadilan, kepentingan sosial, dan berwawasan lingkungan. Misi ini terkait dengan Misi Kedua Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yaitu Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan. 3) Misi Ketiga, yaitu Meningkatkan integrasi, koneksitas, kualitas dan kuatitas infrastruktur wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Misi ini merupakan upaya Kabupaten Bogor dalam rangka menyediakan sarana dan prasarana, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang mantap guna mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan mendorong peningkatan swadaya masyarakat dalam memelihara dan membangun kualitas sarana dan prasarana publik. Misi ini terkait dengan Misi Keempat Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yaitu Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dengan Pembangunan Infrastruktur Strategis yang Berkelanjutan. 4) Misi Keempat, yaitu Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan. Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Bogor dalam membangun sumberdaya manusia yang sehat dan cerdas yang pada gilirannya akan menjadi manusia yang produktif, kompetitif, dan dilandasi akhlak mulia sebagai kunci dari keberhasilan pelaksanaan misi yang lainnya. Misi ini terkait dengan Misi Pertama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yaitu Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya Saing. 5) Misi Kelima, yaitu Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama antar daerah dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik. Misi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Bogor dalam terus menjaga cita-cita dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan yang mengedepankan partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas, serta berorientasi pada penegakan supremasi hukum sebagai sarana untuk menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat. Misi ini terkait dengan Misi Ketiga Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yaitu Meningkatkan Kinerja Pemerintahan melalui Profesionalisme Tata Kelola dan Perluasan Partisipasi Publik. KABUPATEN BOGOR TAHUN

61 3. Tujuan dan Sasaran Strategis Tujuan dan sasaran strategis merupakan perwujudan Visi melalui pelaksanaan Misi yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan dan sasaran strategis yang akan dicapai Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun yang berkaitan dengan pelaksanaan masing-masing Misi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor, diuraikan sebagai berikut : Tabel 2.1. Misi Pertama : Meningkatkan Kesalehan Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat Tujuan Strategis 1. Meningkatnya kualitas ketaqwaan dan ukhuwah serta toleransi antar umat beragama; 2. Meningkatnya kualitas pemberdayaan perempuan, perlindungan anak; 3. Meningkatnya ketahanan keluarga sebagai basis ketahanan sosial; 4. Meningkatnya kualitas pelayanan sosial dan menurunnya angka kemiskinan; 5. Terwujudnya pemuda yang tangguh dan berdaya saing; 6. Berkembangnya seni dan budaya dalam bingkai kearifan lokal; 7. Meningkatnya kebugaran masyarakat dan prestasi olahraga Kabupaten Bogor; 8. Terwujudnya manajemen pengelolaan bencana. Sumber : RPJMD Kabupaten Bogor Tahun Tabel 2.2. Sasaran Strategis 1. Meningkatnya pelayanan dan kemudahan bagi umat beragama dalam menjalankan ibadahnya; 2. Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan; 3. Meningkatnya pemenuhan hak dan perlindungan perempuan dan anak; 4. Menurunnya laju pertumbuhan penduduk alami; 5. Meningkatnya keluarga sejahtera; 6. Meningkatnya kesejahteraan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS); 7. Menurunnya angka kemiskinan; 8. Terselenggaranya pentas seni budaya daerah; 9. Meningkatnya kemandirian dan partisipasi pemuda dalam pembangunan; 10. Meningkatnya pemasyarakatan olahraga; 11. Terbangunnya pusat olahraga terpadu; 12. Meningkatnya prestasi olahraga Kabupaten Bogor; 13. Meningkatnya cakupan, pencegahan dan upaya penanggulangan bencana; Misi Kedua : Meningkatkan Daya Saing Perekonomian Masyarakat dan Pengembangan Usaha Berbasis Sumberdaya Alam dan Pariwisata Tujuan Strategis 1. Meningkatnya ketahanan pangan masyarakat; 2. Terwujudnya produk pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan yang berdaya saing; 3. Meningkatnya daya saing koperasi, usaha kecil menengah dan produkproduk KUMKM; 4. Meningkatnya penanaman modal di Kabupaten Bogor yang mendorong enciptaan lapangan kerja dan tumbuhnya kelembagaan ekonomi lokal; 5. Meningkatnya pengelolaan sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan; 6. Berkembangnya pariwisata daerah yang berbasis pada keindahan alam dan lingkungan serta budaya lokal; 7. Terwujudnya pertambangan, Sasaran Strategis 1. Meningkatnya ketersediaan distribusi dan konsumsi pangan daerah serta penanganan daerah rawan pangan; 2. Meningkatnya nilai tambah produk dan pengelolaan usaha pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan; 3. Meningkatnya jumlah koperasi aktif dan kemandirian usaha mikro, kecil dan menengah dalam mengembangkan ekonomi lokal; 4. Majunya sentra agribisnis dan aquabisnis komoditi unggulan; 5. Meningkatnya investasi dan laju pertumbuhan investasi; 6. Meningkatnya pengendalian pemanfatan sumber daya alam dan berkurangnya kerusakan alam akibat penambangan; 7. Meningkatnya cakupan pemenuhan kebutuhan listrik; 8. Berkembangnya pariwisata andalan disertai dengan meningkatnya kunjungan wisata; KABUPATEN BOGOR TAHUN

62 Tujuan Strategis pariwisata serta pertanian, perikanan dan kehutanan sebagai pengungkit perekonomian daerah; 8. Meningkatnya peran industri dan perdagangan dalam perekonomian daerah; 9. Meningkatnya produktivitas tenaga kerja dan menurunnya pengangguran. Sumber : RPJMD Kabupaten Bogor Tahun Tabel 2.3. Sasaran Strategis 9. Terwujudnya BUMD Pertambangan yang berdaya saing sebagai pengungkit perekonomian daerah; 10. Terbentuknya BUMD Pariwisata sebagai pengungkit perekonomian daerah; 11. Terbentuknya BUMD pertanian dan perikanan sebagai pengungkit perekonomian daerah; 12. Meningkatnya jumlah dan kemandirian industri kecil dan menengah dalam mengembangkan ekonomi lokal; 13. Meningkatnya nilai dan volume perdagangan dalam negeri dan ekspor; 14. Meningkatnya partisipasi angkatan kerja dan kesejahteraan tenaga kerja; 15. Tersalurkannya minat masyarakat untuk bertransmigrasi. Misi Ketiga : Meningkatkan Integrasi, Koneksitas, Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur Wilayah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan Tujuan Strategis 1. Meningkatnya penataan ruang yang terpadu dan berkelanjutan dan tertib pertanahan; 2. Terwujudnya infrastruktur jalan/jembatan dan sumberdaya air yang terintegrasi; 3. Tersedianya sarana prasarana pemukiman yang layak (rutilahu, jalan setapak, kawasan prioritas pembangunan pemukiman dan sanitasi); 4. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan berkurangnya dampak pencemaran lingkungan. Sumber : RPJMD Kabupaten Bogor Tahun Sasaran Strategis 1. Meningkatnya perencanaan, kesesuaian dan pengendalian pemanfaatan ruang; 2. Meningkatnya kepastian hukum pemilikan tanah masyarakat; 3. Meningkatnya infrastruktur jalan/ jembatan yang berkualitas dan terintegrasi untuk mendukung pergerakan orang, barang dan jasa; 4. Meningkatnya infrastuktur perhubungan yang mendukung aksesibilitas, pergerakan orang, barang dan jasa; 5. Meningkatnya infrastruktur sumber daya air, waduk dan irigasi untuk mendukung terpeliharnya hutan konservasi, kawasan lindung, pengendalian dan pendayagunaan sumber daya air; 6. Meningkatnya penyediaan dan penataan perumahan dan permukiman kumuh; 7. Meningkatnya penyediaan sarana dan prasarana dasar permukiman yang berkualitas; 8. Meningkatnya pengendalian pencemaran air, udara dan kerusakan tanah; 9. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup; 10. Meningkatnya upaya mitigasi perubahan iklim. Tabel 2.4. Misi Keempat : Meningkatnya Aksesibilitas dan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan Tujuan Strategis 1. Meningkatnya pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan termasuk peningkatan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan; 2. Meningkatnya rata-rata lama sekolah (RLS) dan terwujudnya wajib sekolah 12 tahun yang berkualitas; 3. Tuntasnya buta aksara; 4. Terwujudnya pelayanan kesehatan yang mudah, murah, Sasaran Strategis 1. Terpenuhinya sarana dan prasarana pendidikan; 2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas serta kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan; 3. Meningkatnya rata-rata lama sekolah (RLS) dan partisipasi pendidikan masyarakat; 4. Meningkatnya mutu pengelolaan pendidikan 5. Meningkatnya angka melek huruf (AMH) masyarakat; 6. Meningkatnya minat dan budaya baca masyarakat; 7. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi masyarakat; 8. Meningkatnya cakupan pelayanan gizi bagi KABUPATEN BOGOR TAHUN

63 Tujuan Strategis merata dan berkualitas; 5. Meningkatnya jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dalam bentuk JAMPESEHAT yang terintegrasi dengan layanan BPJS; 6. Meningkatnya sarana dan prasarana kesehatan baik layanan dasar maupun rujukan. Sumber : RPJMD Kabupaten Bogor Tahun Tabel 2.5. Sasaran Strategis masyarakat; 9. Meningkatnya kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat; 10. Terselenggaranya pelayanan kesehatan melalui JAMPESEHAT yang terintegrasi dengan layanan BPJS; 11. Terpenuhinya kebutuhan tenaga medis dan para medis; 12. Meningkatnya sarana dan prasarana kesehatan baik layanan dasar maupun rujukan. Misi Kelima : Meningkatkan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan dan Kerjasama Antar Daerah Dalam Kerangka Tatakelola Pemerintahan Yang Baik Tujuan Strategis 1. Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan di semua tingkatan yang transparan, akuntabel, efisien, partisipatif, bersih dan berwibawa serta terus melakukan pencegahan tindak pidana korupsi; 2. Terciptanya aparatur pemerintahan daerah yang profesional dan produktif serta berorientasi pada kualitas pelayanan; 3. Terciptanya sinergitas dan kerjasama pembangunan antar daerah; 4. Terfasilitasinya pembentukan daerah otonomi baru Kabupaten Bogor Barat; 5. Terwujudnya stabilitas sosial, politik dan keamanan di Kabupaten Bogor. Sumber : RPJMD Kabupaten Bogor Tahun Sasaran Strategis 1. Meningkatnya kualitas perencanaan daerah yang partisipatif, transparan, dan aplikatif; 2. Meningkatnya kemampuan daerah dalam membiayai pembangunan; 3. Tertatanya administrasi dan pertanggungjawaban keuangan; 4. Meningkatnya kualitas kebijakan bidang pemerintahan; 5. Meningkatnya kualitas kebijakan bidang perekonomian dan pembangunan; 6. Meningkatnya kualitas kebijakan bidang Kesejahteraan rakyat; 7. Meningkatnya kualitas penataan organisasi dan kelancaran tugas Kepala Daerah; 8. Meningkatnya kelancaran fasilitasi tugas-tugas DPRD; 9. Terselenggaranya pelayanan pengadaan barang dan jasa melalui LPSE; 10. Meningkatnya pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil; 11. Meningkatnya pelayanan perizinan yang sesuai dengan ketentuan, cepat, mudah dan terjangkau berstandar ISO; 12. Meningkatnya cakupan pelayanan, pencegahan dan upaya penanggulangan bencana; 13. Meningkatnya kinerja pelayanan kecamatan; 14. Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan desa; 15. Meningkatnya efektifitas pengawasan dan pengendalian; 16. Tertibnya pengelolaan arsip dan tercapainya kemudahan untuk pelayanan kearsipan; 17. Meningkatnya akuntabilitas Pemerintah Kabupaten Bogor; 18. Tersedianya informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan yang mudah diakses oleh masyarakat; 19. Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas aparatur; 20. Meningkatnya kualitas pengelolaan kepegawaian; 21. Meningkatnya kerjasama antar pemerintah daerah dan pihak ketiga; 22. Terbentuknya daerah otonomi baru Kabupaten Bogor Barat; 23. Meningkatnya wawasan kebangsaan masyarakat; 24. Terwujudnya kehidupan politik yang demokratis; 25. Terlindunginya masyarakat dari gangguan keamanan. KABUPATEN BOGOR TAHUN

64 2.2 Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Tahun 2016 Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Pelaksanaan reviu terhadap sasaran dan Indikator Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dokumen perencanaan terutama indikator yang diupayakan lebih baik dan berorientasi hasil. Berdasarkan hal tersebut maka Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tingkat Pemerintah Daerah dan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah melalui Keputusan Bupati Bogor Nomor : 050/53/Kpts/PerUU/2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Bogor, tanggal 15 Januari Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Bogor selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran I. 2.3 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pemerintah Kabupaten Tahun 2016 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Derah (RPJMD) Kabupaten Bogor berisikan perencanaan yang bersifat makro sehingga perlu dijabarkan dalam perencanaan yang lebih mikro pada setiap tahunnya yang dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT). Oleh karena itu, maka RKT Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2016 ini disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun , Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2016 serta Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2016 dan sesuai dengan APBD Perubahan sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 13 Tahun 2016 Tanggal 1 November KABUPATEN BOGOR TAHUN

65 2016 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2015 dan amanat Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 34 Tahun 2016 Tanggal 1 November 2016 tentang penjabaran perubahan Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bogor Tahun Ringkasan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2016 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran II. 2.4 Perjanjian Kinerja (PK) Pemerintah Kabupaten Tahun 2016 Pada tahun 2016 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Perjanjian Kinerja (PK) yang merupakan pernyataan komitmen dari Pemerintah Kabupaten Bogor dalam rangka mewujudkan tekad dan janji untuk mencapai sasaran strategis dalam rentang waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki dan RKT Kabupaten Bogor Tahun 2016 yang telah disusun. Ringkasan Perjanjian Kinerja (PK) Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2016 selengkapnya disajikan pada Lampiran III. KABUPATEN BOGOR TAHUN

66 BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2016 ini merupakan rangkaian dan mekanisme dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor yang diawali dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun , Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Bogor Tahun 2016 dan Perjanjian Kinerja (Jankin) yang harus dipertanggungjawabkan tingkat pencapaian pada setiap akhir tahun anggaran maupun pada akhir periode RPJMD Kabupaten Bogor tersebut. Pertanggungjawaban tingkat capaian kinerja pada tahun 2016 ini merupakan pengukuran kinerja dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun , dengan standar pengukuran yang sesuai berdasarkan sasaran, indikator dan target yang telah ditetapkan untuk mengetahui tingkat capaian program dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Kerangka Pengukuran Capaian Kinerja Pengukuran kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2016 ini berpedoman pada Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi setiap indikator sasaran strategis dengan target kinerja KABUPATEN BOGOR TAHUN

67 untuk mengetahui tingkat capaian atau selisih kinerja (Performance Gap). Tingkat capaian atau selisih kinerja tersebut menjadi acuan dalam penetapan kebijakan perencanaan tahunan Pemerintah Kabupaten Bogor untuk peningkatan pencapaian kinerja di masa yang akan datang (Performance Improvement). Dalam pengukuran tingkat keberhasilan setiap indikator kinerja menggunakan 2 (dua) rumus, yaitu : 1) Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik (Progress Positif), maka digunakan rumus : % Capaian = Realisasi Target x 100% 2) Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja (Progress Negatif), maka digunakan rumus : % Capaian = Target (Realisasi Target) Target x 100% Dalam memberikan penilaian tingkat capaian kinerja dari setiap sasaran strategis, menggunakan skala pengukuran sebagaimana tertera dalam Tabel 3.1 dan Tabel 3.2. Tabel 3.1. Skala Yang Digunakan Bilamana Indikator Sasaran Mempunyai Makna Progress Positif No Rentang Capaian Kategori Capaian 1 >100 Sangat Baik 2 85 s/d 100 Baik Sekali 3 70 s/d <85 Baik 4 55 s/d <70 Cukup 5 < 55 Kurang Sumber : Diolah dari Keputusan Kepala Lan No. 239/IX/6/8/2003 Tabel 3.2. Skala Yang Digunakan Bilamana Indikator Sasaran Mempunyai Makna Progress Negatif No Rentang Capaian Kategori Capaian 1 >100 Kurang 2 85 s/d 100 Cukup 3 70 s/d <85 Baik 4 55 s/d <70 Baik Sekali 5 < 55 Sangat Baik Sumber : Diolah dari Keputusan Kepala Lan No. 239/IX/6/8/2003 KABUPATEN BOGOR TAHUN

68 3.1.2 Pencapaian Target 25 Penciri Visi Termaju di Indonesia Prioritas pembangunan selanjutnya diimplementasikan ke dalam urusan wajib dan urusan pilihan dan OPD yang bertanggungjawab terhadap pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan melalui program-program pembangunan beserta pagu pendanaannya. Selain dari pencapaian indikator kinerja dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Bogor, adapula beberapa faktor yang dijadikan penciri khusus sebagai gambaran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang dirumuskan dalam KABUPATEN BOGOR TERMAJU. Penciri khusus tersebut merupakan Top Priority yang ditentukan dengan mempertimbangkan kemampuan sumber daya manusia dan sumber daya alam, pertimbangan keuangan daerah, potensi kabupaten pembanding dan waktu pencapaian indikator, sehingga dihasilkan 25 (dua puluh lima) penciri termaju, sebagai berikut : 1) Seluruh RSUD dan Puskesmas sudah terakreditasi; 2) Seluruh masyarakat memiliki jaminan kesehatan; 3) Angka Harapan Hidup (AHH) termasuk tertinggi di Indonesia; 4) Tuntas Angka Melek Huruf (AMH) bagi penduduk berusia tahun; 5) Tuntasnya pembangunan stadion olahraga berskala internasional; 6) Penduduk miskin turun menjadi 7% - 5%; 7) Tercapainya Rata-rata lama sekolah (RLS) 9 tahun; 8) Pelayanan penyediaan listrik perdesaan tertinggi di Indonesia; 9) Kunjungan wisatawan termasuk tertinggi di Indonesia; 10) Pelayanan perijinan berstandar ISO; 11) Laju Pertumbuhan Ekonomi melebihi Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi & Nasional; 12) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) harga berlaku termasuk tertinggi di Indonesia; 13) Produksi benih ikan hias dan benih ikan konsumsi air tawar terbanyak di Indonesia; 14) Terbangunnya pasar di setiap Kecamatan; 15) Tercapainya swasembada benih padi unggul bersertifikat; KABUPATEN BOGOR TAHUN

69 16) Bebas Rumah Tidak Layak Huni (RTLH); 17) Terbangunnya Poros Barat-Utara-Tengah-Timur dan Infrastruktur yang mantap; 18) Mendorong terbangunnya Cibinong Raya sebagai pusat kegiatan wilayah (PKW); 19) Seluruh masyarakat mempunyai KTPel; 20) Pendapatan Asli Daerah (PAD) termasuk tertinggi di Indonesia: 21) Mencapai predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP); 22) Terbangunnya Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah; 23) Tersedianya layanan pengaduan masyarakat di seluruh OPD dan Desa; 24) Tidak ada daerah terisolir; 25) Terbangunnya Mesjid Besar di setiap kecamatan. Sebagai gambaran untuk melihat kondisi pencapaian penciri, berikut diuraikan data kondisi pada masing-masing penciri sebagai berikut : 1) Seluruh RSUD dan Puskesmas sudah terakreditasi. Jumlah RSUD yang ada saat ini sebanyak 4 unit (dengan Status BLUD ada 3 RSUD dan sisanya 1 lagi ditargetkan selesai pada tahun 2017); Puskesmas berjumlah 101 unit (belum seluruhnya masuk dalam status terakreditasi). 2) Seluruh masyarakat memiliki jaminan kesehatan. Berdasarkan data BPJS jiwa atau 39,4% dari total penduduk Kabupaten Bogor telah masuk dalam program perlindungan jaminan sosial; Sisanya yang belum masuk ke dalam program adalah masyarakat yang mandiri, yang ditargetkan selesai dalam kurun waktu 3 tahun ke depan. 3) Angka harapan hidup (AHH) termasuk tertinggi di Indonesia. Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Bogor 70 Tahun; Masih lebih rendah dibandingkan AHH Provinsi Jawa Barat 70,9 Tahun namun sama dengan AHH Nasional 70 Tahun dan pada KABUPATEN BOGOR TAHUN

70 tahun 2018 ditargetkan mampu mencapai 72 tahun. 4) Tuntas AMH bagi penduduk berusia tahun. Angka Melek Huruf (AMH) pada tahun 2014 adalah sebesar 96,98%; Dalam hal ini 3,02% dari total penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2015 (atau jiwa) menjadi target peningkatan AMH selama 5 tahun perencanaan. 5) Tuntasnya pembangunan stadion olahraga berskala internasional. Saat ini sudah 77,80%, sisanya diselesaikan pada tahun berikutnya 6) Penduduk miskin turun menjadi 7% - 5%. Tingkat kemiskinan Kabupaten Bogor pada tahun 2015 berdasarkan data BPS adalah sebesar 9,07%, akan diturunkan pada pada tahun 2018 menjadi sebesar 7%-5%; Dengan demikian diperlukan akselerasi penurunan tingkat kemiskinan sebesar 2,07% sampai dengan tahun ) Tercapainya Rata-rata lama sekolah 9 tahun. Pada tahun 2014 RLS mencapai 8,04 tahun, target pencapaian RLS 9 tahun diharapkan tercapai pada tahun 2018; Untuk tahun 2015 Badan Pusat Statistik tidak melakukan penghitungan karena adanya perubahan metode penghitungan komponen IPM. 8) Pelayanan penyediaan listrik perdesaan tertinggi di Indonesia. Jumlah Kartu Keluarga (KK) belum teraliri listrik pada tahun 2015 menurut data ESDM sebanyak KK; Rasio Elektrifikasi (RE) pada tahun 2013 sebesar 82,65%, yakni di atas RE Provinsi Jawa Barat pada tahun yang sama sebesar 75% dan RE Nasional sebesar 65%. Ditargetkan hingga 2018 RE Kabupaten Bogor mampu mencapai 86,17%. 9) Kunjungan wisatawan termasuk tertinggi di Indonesia. Capaian Jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2015 sebanyak orang, diperkirakan mampu mencapai 6,6 juta wisatawan pada tahun 2018; Komponen penciri ini dapat dilihat pula pada banyaknya ijin destinasi objek wisata yang baru diterbitkan di Kabupaten Bogor. KABUPATEN BOGOR TAHUN

71 Pencapaian ini dilaksanakan melalui kegiatan : Peningkatan Kualitas Obyek Daya Tarik Wisata dan Pengembangan Desa Wisata. 10) Pelayanan perijinan berstandar ISO. Jumlah jenis perijinan yang ada saat ini di Kabupaten Bogor meliputi 58 jenis perijinan; Dari jumlah tersebut 33 jenis perijinan telah memenuhi standar mutu internasional (bersertifikat ISO), dan 25 jenis perijinan belum memenuhi standar ISO (dalam proses sertifikasi). 11) LPE melebihi LPE Provinsi dan Nasional. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Bogor pada tahun 2015 adalah sebesar 5,93 persen, masih lebih tinggi dibandingkan dengan LPE Provinsi Jawa Barat sebesar 5,03 persen, dan LPE Nasional sebesar 4,73 persen pada tahun 2015; Ditargetkan mampu mencapai 6,21 persen pada akhir tahun perencanaan.. 12) PDRB harga berlaku termasuk tertinggi di Indonesia. Nilai PDRB harga berlaku Tahun 2015 sebesar Rp. 138,53 Trilyun, meningkat dari Tahun 2014 sebesar Rp. 123,55 Trilyun; 13) Produksi benih ikan hias dan benih ikan konsumsi air tawar termasuk terbanyak di Indonesia. Produksi benih Kabupaten Bogor tahun 2012 sebesar RE, terbesar ketiga di Provinsi Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat menghasilkan 58,2% dari produksi benih nasional. Khusus produksi benih Lele mencapai ekor dan terbesar di Provinsi Jawa Barat, sementara Produksi se-jawa Barat sebanyak ekor Tahun 2013 produksi ikan hias Kabupaten Bogor sebanyak ,14 RE atau terbesar di Provinsi Jawa Barat. Produksi benih ikan air tawar Kabupaten Bogor tahun 2013 sebesar RE. KABUPATEN BOGOR TAHUN

72 14) Terbangunnya pasar di setiap Kecamatan. Sampai dengan tahun 2013 telah dibangun 24 pasar tradisonal di 23 Kecamatan, dan pada tahun 2014 telah dibangun 4 unit pasar desa di 24 Kecamatan sehingga tinggal 5 Kecamatan yang belum miliki pasar tradisional maupun pasar desa. 15) Tercapainya swasembada benih padi unggul bersertifikat. Kebutuhan benih padi unggul bersertifikat di Kabupaten Bogor dalam 5 tahun sebanyak 1.130,35 ton untuk luas areal sawah Ha. Sampai dengan Tahun 2015 Produksi benih padi unggul bersertifikat mencapai 247,5 ton dari target sebanyak 225 ton, atau 20,94%; Diharapkan dapat dipenuhi secara bertahap dari hasil produksi lokal dengan target sampai dengan tahun 2018 sebanyak ton setara dengan 380 ha penangkaran padi, agar tercapai swasembada benih padi unggul bersertifikat. 16) Bebas rumah tidak layak huni (RTLH). Jumlah RTLH sampai dengan tahun 2015 sebanyak unit. Target pada tahun 2015 sebanyak unit (RTLH), sedangkan sisanya direncanakan dalam 3 tahun berikutnya sesuai kapasitas pembiayaan pada tiap tahun Anggaran; 17) Terbangunnya Poros Barat-Utara-Tengah-Timur dan infrastruktur yang mantap. Jalur jalan Kemang - Bojonggede sepanjang 8,6 Km pada tahun 2014 penyelesaian pembebasan lahan, bukaan jalan dan pelaksanaan Konstruksi dilaksanakan Poros tengah timur sepanjang 50,2 KM. penyelesaian pembebasan, bukaan jalan dan penyelesaian pinjam pakai kawasan hutan pada tahun Lingkar Leuwiliang,yaitu : Lingkar Utara 4,210 KM ; Realisasi jalan 1,150 KM (2012) Jembatan Cianten (2011) & Viaduct (2012). Sisa Konstruksi Jalan=3,06 KM (s/d 2018) Lingkar Selatan 4,950 KM ; DED tahun 2011, Pembebasan Lahan Konstruksi akan diselesaikan s/d KABUPATEN BOGOR TAHUN

73 Lingkar Laladon 3,460 KM. Pembebasan Tanah s/d tahun 2012 = 17,270 m2 (87 %), Jembatan Ciapus (2012). Konstruksi akan diselesaikan s/d tahun Lingkar IPB (Ruas Dramaga-Babakan) 2,900 KM. DED 2012, Pembebasan Tanah tahun 2014, Konstruksi jalan dan jembatan mulai tahun 2015 s/d ) Mendorong terbangunnya Cibinong Raya sebagai Pusat Kegiatan Wilayah. Untuk itu dibutuhkan instrumen perencanaan sebagai berikut: Tersedianya dokumen RTRW; Tersedianya dokumen RTBL; Tersedianya RDTR Cibinong Raya; Percepatan pembangunan CBD di Cibinong Raya. Sampai dengan akhir tahun 2015 masih dalam proses evaluasi 19) Seluruh masyarakat mempunyai KTPel. Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTPel) pada tahun 2015 terealisasi sebanyak orang dari target orang atau 78,02% (sumber data Disduk); Sisa wajib KTP akan diselesaikan sampai tahun ) PAD termasuk tertinggi di Indonesia. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bogor pada tahun 2015 sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 (per tanggal 16 februari 2016) terealisasi sebesar Rp ,- dari target sebesar Rp ,- atau 103,75% Sebagai pembanding Kabupaten dengan Peringkat (1) tertingi adalah Kabupaten Kutai Kartanegara (sebesar 2,5 Triliun), Peringkat ke-2 Kabupaten Badung sebesar 1,86 Triliun; Dengan mengoptimalkan pajak dan retribusi daerah, maka upaya menggenjot PAD menjadi tertinggi di Indonesia dapat tercapai hingga tahun akhir perencanaan. 21) Mencapai predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Saat ini masih memperoleh peringkat Wajar Dengan Pengecualian (WDP); KABUPATEN BOGOR TAHUN

74 Perlu peningkatan transparansi dan pertanggungjwaban angggaran lebih akuntabel hingga mencapai predikat WTP pada tahun-tahun selanjutnya. 22) Terbangunnya Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah. Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) di 40 Kecamatan. Mobile Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK ) 23) Tersedianya layanan pengaduan masyarakat di seluruh OPD dan Desa. Sampai dengan tahun 2015, sudah terdapat 38 OPD yang menyediakan unit layanan pengaduan. Untuk itu dibutuhkan penyediaan layanan pengaduan yang akan diselesaikan sampai dengan tahun 2018, termasuk pada tingkat Kecamatan, Desa dan Kelurahan. 24) Tidak ada daerah terisolir. Daerah yang sulit dijangkau, yaitu daerah yang belum ada akses jalan dan jembatan karena faktor geografis, saat ini tercatat di 40 lokasi/kampung; Direncanakan s/d tahun 2018, tidak ada lagi daerah yang sulit dijangkau. 25) Terbangunnya Mesjid Besar di setiap kecamatan. Sampai dengan Tahun 2014 akan ditangani sebanyak 19 mesjid besar dari 9 mesjid besar yang sudah dilaksanakan; Adapun sisanya sebanyak 21 mesjid ditangani sampai dengan tahun Pencapaian Indikator Makro Dalam rangka mewujudkan Visi Kabupaten Bogor Tahun yakni Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia menjadi sesuatu yang konkrit dan dapat diukur, maka perlu adanya suatu indikator yang dapat digunakan sebagai acuan pencapaian visi dan misi secara makro. Indikator tersebut terdiri dari indikator ekonomi dan sosial makro yang bermuara pada indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP), Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Jumlah Penduduk Miskin, Pertumbuhan Ekonomi, dan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). KABUPATEN BOGOR TAHUN

75 Berikut ini rincian penjelasan dari indikator makro Kabupaten Bogor: A. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Prediksi pencapaian dari indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bogor pada tahun 2016 dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) komposit Kabupaten Bogor dari target sebesar 74,55-75,43 poin, terealisasi mencapai 67,95 poin. Kondisi ini menunjukkan pencapaian yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2015 yaitu sebesar 67,77 poin. Hal ini disebabkan adanya peningkatan realisasi dari seluruh komponen IPM, baik komponen pendidikan (harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah), kesehatan (angka harapan hidup) maupun komponen ekonomi (pengeluaran per kapita per tahun). Angka IPM sebesar 67,95 poin di atas, sesuai dengan klasifikasi UNDP termasuk dalam kelompok masyarakat sejahtera menengah atas, namun belum termasuk dalam kelompok masyarakat sejahtera atas; 2) Prediksi dan realisasi komponen pembentuk IPM berdasarkan estimasi BPS yaitu: a) Angka Harapan Hidup (AHH) dengan target sebesar 71,20 tahun terealisasi sebesar 70,68 tahun; b) Harapan Lama Sekolah (HLS) dengan target sebesar 0 persen, terealisasi sebesar 11,85 persen; c) Rata-rata Lama Sekolah (RLS) ) dengan target sebesar 8,55 tahun, terealisasi sebesar 7,77 tahun; d) Pengeluaran per kapita per tahun, dengan target sebesar 0 ribu rupiah/kapita/tahun, terealisasi sebesar ribu/kapita/tahun; 3) Indikator lainnya yang dapat dijadikan ukuran keberhasilan pembangunan adalah penurunan angka kemiskinan. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pada Publikasi Tahun 2016 dari target berjumlah jiwa atau 8,02-7,24 persen, terealisasi sebesar *) jiwa atau 8,92*) persen. KABUPATEN BOGOR TAHUN

76 Untuk lebih jelasnya, Realisasi dari Indikator Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Bogor disajikan pada Tabel 3.3 Tabel 3.3. Realisasi Indikator Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Bogor Tahun 2016 Kinerja 2016 No Indikator Target Realisasi 1 Indeks Pembangunan Manusia (Komposit) 74,55-75,43 67,95 Komponen IPM terdiri dari: a. Angka Harapan Hidup (AHH) (tahun) 41,20 70,68 b. Angka Melek Huruf (AMH) (%) 0 11,85 c. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) (tahun) 8,55 7,77 d. Pengeluaraan perkapita pertahun (ribu/kapita/tahun) 2 Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) 0 9,453 - Publikasi Tahun ,1 - Publikasi Tahun ,5*) 3 Persentase Penduduk Miskin (%) - Publikasi Tahun ,33-8,02 8,96 - Publikasi Tahun ,02-7,24 8,92*) Sumber : BPS Kabupaten Bogor *) Angka Prediksi B. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk yang besar merupakan potensi sekaligus modal dasar pembangunan. Penduduk yang berkualitas akan membawa ke arah kemajuan pembangunan dan penduduknya tidak berkualitas akan menjadi beban dalam pembangunan. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Bogor jiwa atau menyumbang persen dari total penduduk Provinsi Jawa Barat dan sekitar 2,01 persen dari total penduduk Indonesia. Jumlah penduduk Kabupaten Bogor tahun 2010 menduduki ranking ke- 12 terbesar dibandingkan jumlah penduduk antar provinsi seluruh Indonesia. Berdasarkan hasil proyeksi, jumlah penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2016 adalah jiwa dengan penduduk laki-laki sebesar jiwa dan penduduk perempuan sebesar jiwa. Jumlah penduduk di Kabupaten Bogor masih menunjukkan trend yang selalu meningkat. Kelahiran dan migrasi masuk nampaknya masih lebih besar daripada kematian dan migrasi keluar. Hasil Proyeksi Pertumbuhan Penduduk disajikan pada Gambar 3.1. KABUPATEN BOGOR TAHUN

77 Gambar 3.1. Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bogor Tahun Sumber : Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2016 Jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2016 sebanyak jiwa, pencapaian jumlah penduduk meningkat sebanyak jiwa jika dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2015, yaitu sebanyak jiwa. Pertumbuhan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Guning Putri dengan pertumbuhan penduduk 5.19 persen, sedang pertumbuhan terendah terjadi di Kecamatan Cariu dengan jumlah penduduk yang mengalami penurunan sebesar 0.32 persen. Dari total penduduk Kabupaten Bogor terdapat 86 persen atau sebesar jiwa tinggal diwilayah perkotaan dan 14 persen atau sebesar jiwa tinggal di wilayah pedesaan. KABUPATEN BOGOR TAHUN

78 C. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh beberapa variabel kependudukan diantaranya lahir dan datang sebagai penambah, sedangkan mati dan pindah sebagai pengurang jumlah penduduk. Beberapa wilayah Kecamatan di Kabupaten Bogor merupakan wilayah industri dan pemukiman yang nyaman karena dekat dengan ibukota Jakarta, mengundang masuknya penduduk yang dapat menyebabkan peningkatan jumlah penduduk. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dianggap oleh banyak pihak sebagai hal yang merisaukan karena akan menyulitkan pemerintah dalam penyediaan berbagai kebutuhan yang diperlukan penduduk. Dengan demikian pertumbuhan penduduk yang tinggi berarti akan terjadi pertambahan berbagai fasilitas pelayanan umum yang diperlukan seperti fasilitas kesehatan, pendidikan, maupun dalam pemenuhan kebutuhan pokok seperti pangan dan papan. Bila dicermati pertumbuhan penduduk antar kecamatan yang tercakup dalam wilayah Kabupaten Bogor, hasil proyeksi penduduk tahun 2016 dibandingkan dengan tahun 2015 menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Gunung Putri, Bojonggede dan Cileungsi masing-masing sebesar 5,19 persen, 4,78 persen dan 4,65 persen. Sementara di Kecamatan Cibinong, sebagai ibukota Kabupaten Bogor, pertumbuhan penduduk mencapai 3,55 persen. Keempat kecamatan tersebut memiliki pertumbuhan penduduk yang lebih tinggi dibanding pertumbuhan penduduk rata-rata Kabupaten Bogor. Perkembangan penduduk di Kecamatan Gunung Putri, Cileungsi dan Cibinong dapat dikatakan sangat pesat karena ketiga kecamatan tersebut merupakan pusat pengembangan usaha industri dan pemukiman. Berbagai jenis usaha industri besar maupun industri sedang berkembang cukup beragam, yang menyebabkan banyak masuknya penduduk dari luar kecamatan sebagai tenaga kerja untuk bermukim di kecamatan setempat. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor tahun 2016 meningkat sebesar 2,34 persen dibandingkan tahun Pertumbuhan penduduk menurut kecamatan diperlihatkan pada Peta Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bogor Tahun , Warna paling gelap menunjukkan pertumbuhan tertinggi dan warna paling terang menunjukkan pertumbuhan penduduk terendah. KABUPATEN BOGOR TAHUN

79 Gambar 3.2. Peta Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bogor Tahun Sumber : Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2016 D. Tingkat Pertisipasi Anggkatan Kerja (TPAK) Pembangunan ketenagakerjaan diantaranya dimaksudkan untuk memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi; mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah; memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan; dan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) total Kabupaten Bogor tahun 2016 sebesar 63,64 persen artinya 63,64 persen dari penduduk usia kerja di Kabupaten Bogor terlibat dan berusaha terlibat dalam kegiatan produktif menghasilkan barang dan jasa. TPAK Kabupaten Bogor tahun 2015 sama dengan tahun 2016, yaitu sebesar 63,64%. Penduduk usia kerja dikelompokkan menjadi dua yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja (AK) adalah penduduk usia kerja yang bekerja ditambah penduduk yang menganggur. Bukan angkatan kerja (BAK) adalah mereka yang bersekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya. Berdasarkan hasil Sakernas 2015, Penduduk usia Angkatan kerja (AK) sejumlah atau persen yaitu dari penduduk usia kerja yang bekerja KABUPATEN BOGOR TAHUN

80 atau 89,99 persen ditambah penduduk yang menganggur sejumlah atau 89,99 persen. Penduduk usia Bukan angkatan kerja (BAK) atau 39,86 persen yaitu mereka yang bersekolah atau 22,98 persen, mengurus rumah tangga atau 62,90 persen, dan lainnya atau 14,12 persen. Gambar 3.3. Persentase Penduduk Usia Kerja Berdasarkan Angkatan Kerja dan Angkatan Kerja di Kabupaten Bogor Tahun 2015 Sumber : Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2016 Jumlah angkatan kerja Kabupaten Bogor mencapai jiwa yang terdiri atas penduduk laki-laki dan penduduk perempuan. Hal ini memperlihatkan bahwa penduduk yang mengakses dunia kerja, baik dalam kondisi bekerja maupun mencari pekerjaan didominasi oleh penduduk laki-laki. Penduduk laki-laki yang masuk dalam angkatan kerja sebanyak 82,14 persen, sedangkan penduduk perempuan hanya berkontribusi sebanyak 37,12 persen. E. Jumlah Penduduk Miskin Persentase penduduk miskin di Kabupaten Bogor tahun 2013 (9,54 %) sudah berada dibawah dari angka kemiskinan Provinsi Jawa Barat (9,61 %) dan angka kemiskinan nasional (11,47 %). Perkembangan persentase penduduk miskin pada periode *) tampak berfluktuasi dari tahun ke tahun meskipun terlihat adanya kecenderungan menurun pada periode Hal tersebut dapat di lihat pada Gambar 3.4. KABUPATEN BOGOR TAHUN

81 Gambar 3.4. Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Bogor Tahun *) Sumber : BPS Ket: *) = angka prediksi Pada periode secara umum terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin dari menjadi (naik 18,86 %). Selanjutnya dari tahun 2006 sampai tahun 2013 jumlah penduduk miskin cenderung mengalami penurunan yaitu dari menjadi (turun 6,95 %). Begitu juga persentase jumlah penduduk miskin pada periode secara umum mengalami kenaikan dari 12,54 persen menjadi 13,83 persen, dan mengalami penurunan pada periode dari 13,83 persen (536,4 ribu jiwa) menjadi 8,96 persen (487,1 ribu jiwa). Pada tahun 2016 persentase penduduk miskin diperkirakan turun menjadi 8,92 persen (498,5ribu jiwa). Secara umum, kenaikan atau penurunan jumlah penduduk miskin seiring dengan kenaikan atau penurunan persentase jumlah penduduk miskin, kecuali pada periode F. Pertumbuhan Ekonomi /PDRB Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Kabupaten Bogor pada tahun 2016 diprediksi mencapai Rp.184,68 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 9,87 persen dari tahun sebelumnya. KABUPATEN BOGOR TAHUN

82 Tabel 3.4. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun (Triliun Rupiah) Pertumbuhan Konstan Distribusi (%) (%) Lapangan Usaha Sem I Sem II *) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) I SEKTOR PRIMER 13,80 7,22 7,91 15,13 8,21 8,19 8,75 9,67 1. PERTANIAN 9,09 4,71 5,25 9,95 5,41 5,39 11,46 9,50 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 4,71 2,51 2,66 5,18 2,80 2,80 3,89 10,01 II SEKTOR SEKUNDER 107,86 56,99 61,00 118,00 64,17 63,89 10,70 9,39 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 92,00 49,60 50,34 99,94 54,73 54,12 10,53 8,64 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0,23 0,11 0,13 0,24 0,14 0,13 9,58 4,12 5. PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN 0,17 0,09 0,10 0,19 0,10 0,10 15,59 11,42 DAUR ULANG 6. KONSTRUKSI 15,47 7,18 10,45 17,63 9,20 9,55 11,64 13,96 III SEKTOR TERSIER 36,23 24,23 27,33 51,56 27,62 27,92 12,84 11,03 7. PERDAGANGAN BESAR, REPARASI MOBIL & SEPEDA 21,88 11,88 12,30 24,18 13,01 13,09 8,50 10,51 MOTOR 8. TRANSPORTASI & PERGUDANGAN 6,01 2,72 4,14 6,86 3,58 3,71 25,25 14,09 9. PENYEDIAAN AKOMODASI & MAKAN 4,29 2,28 2,51 4,79 2,55 2,59 12,65 11,50 MINUM 10. INFORMASI & KOMUNIKASI 2,79 1,62 1,46 3,08 1,66 1,67 17,08 10, JASA KEUANGAN & TRANSPORTASI 0,81 0,41 0,51 0,93 0,48 0,50 12,84 14, REAL ESTATE 1,33 0,72 0,72 1,44 0,79 0,78 9,73 8, JASA PERUSAHAAN 0,31 0,16 0,18 0,34 0,18 0,19 13,96 11, ADM PEMERINTAHAN, PERTAHANAN & 2,72 1,28 1,71 2,99 1,62 1,62 15,97 9,73 JAMINAN SOSIAL WAJIB 15. JASA PENDIDIKAN 2,86 1,35 1,76 3,11 1,70 1,68 15,47 8, JASA KESEHATAN & KEGIATAN SOSIAL 0,79 0,41 0,48 0,89 0,47 0,48 25,96 13, JASA LAINNYA 2,65 1,39 1,56 2,95 1,57 1,60 12,77 11,53 PDRB KABUPATEN BOGOR 168,10 88,44 96,25 184,68 100,00 100,00 11,11 9,87 Catatan: **) = Angka Sementara Sumber : BPS Kabupaten Bogor Tahun 2016 Dari Tabel 3.4. sektor ekonomi yang menunjukkan Nilai Tambah Bruto (NTB) terbesar adalah sektor industri pengolahan yang mencapai Rp.99,94 triliun atau memiliki andil sebesar 54,12 persen terhadap total PDRB. Berikutnya sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar KABUPATEN BOGOR TAHUN

83 Rp.24,18 triliun (13,09 persen). Sedangkan sektor yang memiliki peranan relatif kecil adalah sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar Rp.0,19 triliun (0,10 persen). Pengelompokan tujuh belas sektor ekonomi dalam PDRB menjadi tiga sektor yaitu sektor primer, sekunder dan tersier, menunjukkan bahwa kelompok sektor sekunder masih mendominasi dalam penciptaan nilai tambah di Kabupaten Bogor. Total Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku dari kelompok sektor sekunder pada tahun 2016 mencapai Rp.118 triliun, atau meningkat 9,39 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pada kelompok sektor tersier mengalami peningkatan sebesar 11,03 persen yaitu dari Rp.46,43 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp.51,56 triliun pada tahun Sedangkan kelompok primer meningkat sebesar 9,67 persen atau dari Rp.13,80 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp.15,13 triliun pada tahun Tabel 3.5. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun (Triliun Rupiah) Pertumbuhan Lapangan Usaha Konstan Distribusi (%) (%) Sem I Sem II *) 2016**) **) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) I SEKTOR PRIMER 10,00 5,07 5,25 10,32 8,04 7,81 2,57 3,15 1. PERTANIAN 6,40 3,31 3,50 6,80 5,14 5,15 4,09 6,26 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3,60 1,76 1,75 3,52 2,89 2,66 (0,03) (2,38) II SEKTOR SEKUNDER 79,76 41,43 43,11 84,55 64,08 64,01 5,84 6,00 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 68,24 35,92 36,01 71,93 54,82 54,46 5,32 5,41 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0,21 0,10 0,10 0,20 0,17 0,15 (5,17) (4,19) 5. PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR 0,14 0,07 0,08 0,15 0,11 0,11 9,88 7,36 ULANG 6. KONSTRUKSI 11,17 5,34 6,92 12,27 8,98 9,29 9,29 9,76 III SEKTOR TERSIER 34,71 18,01 19,20 37,21 27,89 28,17 7,74 7,19 7. PERDAGANGAN BESAR, REPARASI MOBIL 15,88 8,36 8,72 17,08 12,76 12,93 4,91 7,57 & SEPEDA MOTOR 8. TRANSPORTASI & PERGUDANGAN 3,81 1,99 2,10 4,09 3,06 3,10 9,84 7,44 9. PENYEDIAAN AKOMODASI & MAKAN 3,04 1,58 1,71 3,29 2,44 2,49 8,20 8,20 MINUM 10. INFORMASI & KOMUNIKASI 2,80 1,41 1,65 3,05 2,25 2,31 17,21 8,86 KABUPATEN BOGOR TAHUN

84 11. JASA KEUANGAN & TRANSPORTASI 0,63 0,33 0,33 0,66 0,51 0,50 7,60 4, REAL ESTATE 1,04 0,54 0,56 1,11 0,84 0,84 6,48 6, JASA PERUSAHAAN 0,25 0,13 0,13 0,27 0,20 0,20 8,15 7, ADM PEMERINTAHAN, PERTAHANAN & JAMINAN 2,05 1,04 1,10 2,14 1,65 1,62 6,46 4,23 SOSIAL WAJIB 15. JASA PENDIDIKAN 2,37 1,13 1,34 2,46 1,90 1,87 10,66 4, JASA-JASA 2,19 1,15 1,20 2,36 1,76 1,78 9,55 7,83 PDRB KABUPATEN BOGOR 124,48 64,51 67,57 132,08 100,00 100,00 6,09 6,10 Catatan: **) = Angka Sementara Sumber : BPS Kabupaten Bogor Tahun 2016 Berdasarkan harga konstan 2010, PDRB atas dasar harga konstan tahun 2016 diprediksi mengalami peningkatan sebesar 6,10 persen, yaitu dari Rp.124,48 triliun pada tahun 2015 naik menjadi Rp.132,08 triliun pada tahun Kinerja kelompok sektor primer tahun 2016 menunjukkan peningkatan sebesar 3,15 persen dari tahun sebelumnya, kelompok sektor sekunder meningkat 6,00 persen, dan kelompok sektor tersier mengalami peningkatan sebesar 7,19 persen. Tabel 3.5 menunjukkan nilai PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Bogor beserta distribusi dan pertumbuhannya pada tahun 2015 dan 2016, yang menunjukkan bahwa kinerja perekonomian tertinggi dicapai oleh sektor konstruksi yang mendorong pertumbuhan sebesar 9,76 persen. Terlaksananya berbagai pembangunan infrastruktur terutama pembangunan sarana infrastruktur seperti jalan dan gelanggang olah raga meningkatkan kinerja perekonomian sektor konstruksi. Kinerja yang cukup tinggi juga ditunjukkan oleh sektor informasi dan komunikasi yang mencapai 8,86 persen. Kinerja sektor ini terutama didukung oleh sub sektor perdagangan besar dan eceran. Sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor juga menunjukkan kinerja yang membaik jika dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2016, sektor ini tumbuh sebesar 7,57 persen. Pertumbuhan ini meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 4,91 persen. Berdasarkan time series dari tahun , terlihat bahwa secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor berada pada kisaran 5-6 persen. Dari tahun 2011 sampai 2015, laju pertumbuhan terus naik tetapi saat memasuki tahun 2016, pertumbuhan yang sempat melambat dengan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Bogor pada tahun 2014 adalah sebesar 6,01 persen dan naik kembali ke posisi 6,09 persen pada tahun Situasi pesta demokrasi baik KABUPATEN BOGOR TAHUN

85 pemilihan legislatif maupun pemilihan presiden dan kenaikan BBM yang terjadi pada tahun 2015 membuat beberapa pelaku ekonomi hanya menunggu karena belum adanya kepastian kestabilan politik yang dibutuhkan untuk mewujudkan stabilitas ekonomi. Meski demikian, perekonomian di Kabupaten Bogor masih mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik meski tidak sebesar tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat dan Indonesia, LPE Kabupaten Bogor pada tahun 2015 lebih tinggi dibandingkan Provinsi Jawa Barat dan Indonesia. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor selama periode ditunjukkan pada Gambar 3.5. Gambar 3.5. LPE Kabupaten Bogor Tahun Dasar 2010, Provinsi Jawa Barat dan Indonesia Tahun (%) Sumber : Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2016 LPE Kabupaten Bogor Tahun 2015 diperkirakan sebesar 5,93% sedangkan LPE (yoy) Nasional Triwulan 3 Tahun 2015 sebesar 6,10% dan LPE (yoy) Jawa Barat Triwulan 3 Tahun 2015 sebesar 5,03%. Indikator yang sering digunakan untuk menggambarkan tingkat kemakmuran masyarakat secara makro salah satunya adalah pendapatan per kapita per tahun. Semakin tinggi pendapatan yang diterima penduduk di suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan di wilayah bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik. PDRB per kapita dapat dijadikan pendekatan untuk indikator pendapatan per kapita. KABUPATEN BOGOR TAHUN

86 Gambar 3.6. PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (juta rupiah) Sumber : Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2016 Gambar 3.6. memperlihatkan PDRB per kapita Kabupaten Bogor atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016, PDRB per kapita atas dasar harga berlaku naik menjadi Rp33,05 juta per tahun dari tahun sebelumnya sebesar Rp30,79 juta per tahun. Hal ini berarti terjadi kenaikan pendapatan per kapita sebesar 7,36 persen pada tahun Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja Target-target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2016, diukur dan dianalis tingkat keberhasilan/kegagalan yang dituangkan dalam uraian Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2016 dengan menyajikan perbandingan tingkat capaian kinerja pada tahun 2016 dengan tingkat capaian kinerja pada tahun 2015 serta dibandingkan dengan akhir RPJMD. Hasil pengukuran tingkat capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2016 ini selanjutnya disusun berdasarkan Misi Pemerintah Kabupaten Bogor yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Bogor Tahun , sebagaimana diuraikan berikut : KABUPATEN BOGOR TAHUN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

LAPORAN KINERJA 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR LAPORAN KINERJA 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR Prolap Inspektorat Kabupaten Bogor 2015 www.bogorkab.go.id KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR TAHUN ANGGARAN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN APBD MENURUT TAHUN ANGGARAN 205 KODE PENDAPATAN DAERAH 2 3 4 5 = 4 3 URUSAN WAJIB 5,230,252,870,000 5,84,385,696,000 584,32,826,000 0 PENDIDIKAN 0 0 Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN BAB VII PENUTUP KESIMPULAN Pencapaian kinerja pembangunan Kabupaten Bogor pada tahun anggaran 2012 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari sejumlah capaian kinerja dari indikator

Lebih terperinci

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR Oleh : Drs. Adang Suptandar, Ak. MM Disampaikan Pada : KULIAH PROGRAM SARJANA (S1) DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA, IPB Selasa,

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS

DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas ± 298.838,31 Ha. Secara geografis terletak di antara 6⁰18'0" 6⁰47'10" Lintang Selatan dan 106⁰23'45" 107⁰13'30" Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2012 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR 3.7. Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH 6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 7. Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR Bab ini menjelaskan berbagai aspek berkenaan kelembagaan penyuluhan pertanian di Kabupaten Bogor yang meliputi: Organisasi Badan Pelaksana an Pertanian,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI LANDAK, : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

TABEL 1 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun

TABEL 1 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun Data dan informasi perencanaan pembangunan daerah yang terkait dengan indikator kunci penyelenggaraan pemerintahan daerah, sebagaimana yang diinstruksikan dalam peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54

Lebih terperinci

Bismillaahirrohmanirrohiim Assalamu`alaikum WR.WB.

Bismillaahirrohmanirrohiim Assalamu`alaikum WR.WB. LAPORAN PANITIA KHUSUS DPRD KABUPATEN BOGOR PEMBAHAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH Bismillaahirrohmanirrohiim Assalamu`alaikum WR.WB. Disampaikan pada : RAPAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang.

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang. BAB I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme telah secara tegas mengamanatkan tata kelola

Lebih terperinci

NOMOR : 6 TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR : 6 TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 6 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

Sekapur Sirih. Jakarta, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Ahmad Koswara, MA

Sekapur Sirih. Jakarta, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Ahmad Koswara, MA Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BIMA, Menimbang : a. bahwa Indikator

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 No. 10, 2008 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH, STAF AHLI DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 232

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR. Tabel. 22 Dasar Perwilayahan di Kabupaten Bogor

V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR. Tabel. 22 Dasar Perwilayahan di Kabupaten Bogor V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR 5.1 Zona Pengembangan Pertanian dan Perdesaan di Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor berdasarkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Lombok Utara tentang

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR PERUBAHAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 3 BAB I PENDAHULUAN...... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Landasan Hukum... I-5 1.3 Maksud dan Tujuan... I-9 1.4.

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG

Lebih terperinci

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan LAMPIRAN XXIII PERATURAN BUPATI BOGOR NOMOR : 43 TAHUN 2014 TANGGAL : 22 DESEMBER 2014 RENCANA STRATEGIS DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA STAF AHLI BUPATI WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan urusan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA 1 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR : 08 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun I - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun I - 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I PENDAHULUAN... I1 1.1. Latar Belakang... I1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I5 1.3 Maksud dan Tujuan... I10 1.4. Sistematika Penulisan... I11 BAB II

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Menimbang Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS KOORDINASI ASISTEN PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA TASIKMLAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA - 1 - RANCANGAN jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI - 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: PP 8-2003 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 89, 2007 OTONOMI. PEMERINTAHAN. PEMERINTAHAN DAERAH. Perangkat Daerah. Organisasi.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL, BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG POLA HUBUNGAN KERJA ANTAR PERANGKAT DAERAH DAN ANTARA KECAMATAN DENGAN PEMERINTAHAN DESA BUPATI GUNUNGKIDUL, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 04 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 04 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 04 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2012 merupakan periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH. KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2008 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG POLA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 CAPAIAN KINERJA ORGANISASI BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 ini merupakan rangkaian dan mekanisme dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN

BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Lamandau tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2013 dapat

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2015

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2015 PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PULANG PISAU,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PULANG PISAU, SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT SALINAN GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2011-2016 adalah: BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi Tahun Terwujudnya Kabupaten Kuantan Singingi yang Bersih, Efektif, Religius, Cepat, Aman, Harmonis,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 21 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA B U P A T I WAKIL BUPATI

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA B U P A T I WAKIL BUPATI LAMPIRAN I : PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA B U P A T I WAKIL BUPATI DPRD DAERAH STAF AHLI Keterangan : INSPEKTORAT BAPPEDA : Garis Hubungan Kemitraan SATUAN POLISI PAMONG PRAJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 1.4. Kondisi Fisik Wilayah dan Administratif Pemerintahan Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah

Lebih terperinci

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA A. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA A. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 8 TAHUN 2008 TANGGAL : 24 JUNI 2008 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA A. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DAERAH WALIKOTA WAKIL WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG 1 BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran... DAFTAR ISI HALAMAN BAB 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Sejarah Singkat Kabupaten Tanggamus... 3 D. Gambaran Umum Daerah... 4 E. Sistematika Penyajian... 20 BAB 2 A. Instrumen Pendukung

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 24 TAHUN : 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA STAF AHLI KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 PENDAHULUAN...I Latar Belakang Landasan Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 PENDAHULUAN...I Latar Belakang Landasan Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...1 DAFTAR ISI...3 BAB I PENDAHULUAN......I-1 1.1. Latar Belakang...... I-1 1.2. Landasan Hukum...... I-5 1.3 Maksud dan Tujuan...... I-9 1.4. Sistematika Penulisan...... I-9

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 25 2004 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN MENGHARAP BERKAT DAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU

Lebih terperinci

KATA PENGNTAR RKT INSPEKTORAT

KATA PENGNTAR RKT INSPEKTORAT KATA PENGNTAR Dengan rahmat Allah,SWT, Rencana Kerja Tahunan (RKT) Inspektorat Kabupaten Lingga Tahun 2017 ini selain berisi tentang Struktur, Tugas dan Fungsi Inspektorat, Program dan Kegiatan, Rencana

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci