Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Transkripsi

1 Direktori Putusan Mahkamaa P U T U S A N Nomor 171 K/MIL/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Agung yang memeriksa perkara pidana militer pada tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa : Nama : RAMLAN DAMANIK ; Pangkat/NRP. : Pelda / ; Jabatan : Ba Yanpers ; Kesatuan : Lanud Soewondo ; Tempat lahir : Pematangsiantar ; Tanggal lahir : 16 Februari 1972 ; Jenis kelamin : Laki-laki ; Kewarganegaraan : Indonesia ; A g a m a : Islam ; Tempat tinggal : Komplek TNI AU, Jalan Cendrawasih I Blok G- Terdakwa berada di dalam tahanan : 6 Polonia, Medan ; 1. Danlanud Soewondo selaku Ankum selama 20 (dua puluh) hari terhitung mulai tanggal 3 Juni 2015 sampai dengan tanggal 22 Juni 2015 berdasarkan Keputusan Penahanan Sementara Nomor Kep/18/VI/2015 tanggal 04 Juni 2015 ; 2. Diperpanjang penahanannya oleh Danlanud Soewondo selaku Papera selama 30 (tiga puluh) hari terhitung mulai tanggal 23 Juni 2015 sampai dengan tanggal 23 Juli 2015 berdasarkan Keputusan Perpanjangan Penahanan Nomor Kep/22/VI/2015 tanggal 22 Juni 2015 ; 3. Diperpanjang penahanannya oleh Danlanud Soewondo selaku Papera selama 30 (tiga puluh) hari terhitung mulai tanggal 23 Juli 2015 sampai dengan tanggal 21 Agustus 2015 berdasarkan Keputusan Perpanjangan Penahanan Nomor Kep/31/VII/2015 tanggal 22 Juli 2015 ; 4. Dibebaskan dari tahanan oleh Danlanud Soewondo selaku Papera pada tanggal 22 Agustus 2015 berdasarkan Keputusan Pembebasan Penahanan Nomor Kep/33/VIII/2015 ; 5. Hakim Ketua Majelis pada Pengadilan Militer Tinggi I Medan selama 30 (tiga ahkamaa puluh) hari terhitung mulai tanggal 04 Oktober 2016 sampai dengan tanggal 02 November 2016 berdasarkan Penetapan Penahanan Nomor TAP/240/ PMT-I/AU/X/2016 tanggal 13 Oktober 2016 ; Hal. 1 dari 17 halaman Putusan Nomor 171 K/MIL/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 1

2 Direktori Putusan Mahkamaa 6. Diperpanjang penahanannya oleh Kepala Pengadilan Militer Tinggi I Medan selama 60 (enam puluh) hari terhitung mulai tanggal 03 November 2016 sampai dengan tanggal 1 Januari 2017 berdasarkan Penetapan Perpanjangan Penahanan Nomor TAP/301/PMT-I/AU/XI/2016 tanggal 18 November 2016 ; 7. Berdasarkan putusan Pengadilan Militer Tinggi I Medan Nomor 219-K/PMT-I/ BDG/AU/XII/2016 tanggal 19 Desember 2016, Terdakwa diperintahkan tetap ditahan ; 8. Berdasarkan Penetapan Ketua Muda Urusan Lingkungan Peradilan Militer Mahkamaa Nomor 146/Pen/Tah/Mil/S/2017 tanggal 28 Februari 2017 Terdakwa diperintahkan untuk ditahan selama 50 (lima puluh) hari, terhitung sejak tanggal 13 Februari 2017 sampai dengan tanggal 3 April 2017 ; 9. Diperpanjang penahanannya berdasarkan Penetapan Ketua Mahkamah Agung Republia u.b. Ketua Muda Urusan Lingkungan Peradilan Militer Nomor 222/Pen/Tah/Mil/S/2017 tanggal 4 April 2017 Terdakwa diperintahkan untuk ditahan selama 60 (enam puluh) hari, terhitung sejak tanggal 4 April 2017 sampai dengan tanggal 2 Juni 2017 ; yang diajukan di muka persidangan Pengadilan Militer I-02 Medan karena didakwa : Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan tempat-tempat sebagaimana tersebut di bawah ini yaitu pada tanggal tiga puluh satu bulan Mei tahun 2000 lima belas atau setidak-tidaknya dalam tahun 2015 di daerah Kampung Kubur, Madras, Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara atau setidak-tidaknya di tempattempat yang termasuk wewenang Pengadilan Militer I-02 Medan, telah melakukan tindak pidana : "Setiap penyalahguna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri". Dengan cara-cara sebagai berikut : a. Bahwa Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI AU pada tahun 1993 melalui pendidikan Secara Milsuk di Lanud Adi Soemarmo Solo, setelah lulus dilantik dengan pangkat Serda dan ditugaskan di Lanud Manuhua Biak, kemudian pada tahun 2000 Terdakwa pindah tugas ke Lanud Soewondo Medan sampai sekarang telah berpangkat Pelda NRP dengan jabatan sebagai Ba Panggon Seksi Yanpres. ahkamaa b. Bahwa Terdakwa pada hari Minggu tanggal 31 Mei 2015 datang ke daerah Kampung Kubur, Kampung Madras, Medan, setibanya di tempat tersebut sudah banyak warga yang mayoritas keturunan India berdiri di gang tersebut Hal. 2 dari 17 halaman Putusan Nomor 171 K/MIL/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 2

3 Direktori Putusan Mahkamaa menawarkan shabu-shabu kepada Terdakwa, kemudian Terdakwa membeli 1 (satu) paket kecil shabu-shabu seharga Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) dari seorang warga yang sering dipanggil dengan sebutan Ane. c. Bahwa Terdakwa setelah membeli shabu-shabu tersebut bertanya kepada Sdr. Ane apakah ada tempat dan alat untuk mengkonsumsi shabu-shabu tersebut dan dijawab ada, kemudian Sdr. Ane menyediakan sebuah tempat dan dipinjami alat untuk mengonsumsi shabu-shabu berupa bong, selanjutnya Terdakwa mengkonsumsi shabu-shabu tersebut sebanyak 5 (lima) kali hisapan setelah itu Terdakwa pergi meninggalkan tempat tersebut. d. Bahwa Komandan Lanud Soewondo pada hari Rabu tanggal 3 Juni 2015 sekira pukul WIB di ruang VIP 2 Lanud Soewondo setelah apel pagi memerintahkan seluruh anggota yang berdinas di Lanud Soewondo yang hadir apel pagi baik Perwira, Bintara, Tamtama dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) tanpa terkecuali untuk melaksanakan pemeriksaan urine termasuk juga Terdakwa sebagai anggota Lanud Soewondo Medan. e. Bahwa setelah dilakukan pemeriksaan ternyata urine Terdakwa dinyatakan positif mengandung Narkotika jenis Amphetamin, sesuai dengan Surat Keterangan Bebas Narkotika dari Rumah Sakit Dr. Abdul Malik Nomor SKBN/196/VI/2015/KES tanggal 26 Juni 2015 sehingga Terdakwa diperintahkan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut di kantor Satpom Lanud Soewondo. f. Bahwa berdasarkan Pasal 7 Undang-Undang Republia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan Pasal 1 Ke-15 Undang-Undang Republia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang dimaksud Penyalah Guna adalah orang yang menggunakan Narkotika tanpa hak atau melawan hukum sehingga perbuatan Terdakwa yang mengkonsumsi/ menggunakan Narkotika jenis shabu pada tanggal 30 Mei 2015 sekira pukul WIB di daerah Kampung Kubur, Kampung Madras, Medan bertentangan dengan undang-undang yang berlaku karena Terdakwa tidak memiliki izin dari pihak yang berwenang untuk itu. Berpendapat bahwa, perbuatan Terdakwa telah cukup memenuhi unsurunsur tindak pidana sebagaimana tercantum dalam Pasal 127 Ayat (1) Huruf a Undang-Undang Republia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. ahkamaa Mahkamah Agung tersebut ; Membaca tuntutan pidana Oditur Militer pada Oditurat Militer I-02 Medan tanggal 22 September 2016 sebagai berikut : Hal. 3 dari 17 halaman Putusan Nomor 171 K/MIL/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 3

4 Direktori Putusan Mahkamaa Menyatakan Terdakwa telah melakukan tindak pidana dengan kualifikasi : "Penyalahgunaan Narkotika Golongan I bagi diri sendiri". Dengan mengingat pasal tersebut di atas serta ketentuan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan perkara ini, selanjutnya kami mohon agar Terdakwa dijatuhi : Pidana pokok : Penjara selama 18 (delapan belas) bulan, dikurangkan selama Terdakwa menjalani penahanan sementara. Pidana tambahan : Dipecat dari Dinas Militer. Menetapkan barang bukti berupa : 1. Surat-surat : a. 1 (satu) lembar photo urine narkoba strip test atas nama Terdakwa. b. 2 (dua) lembar Berita Acara Analisis Laboratorium Barang Bukti Darah dari Puslabfor Polri Cabang Medan Nomor LAB. : 5286/NNF/2015 tanggal 11 Juni 2015 atas nama Ramlan Damanik dan Iwan Setiawan Panjaitan. c. 2 (dua) lembar Berita Acara Analisis Laboratorium Barang Bukti Darah dari Puslabfor Polri Cabang Medan Nomor LAB. : 10792/NNF/2015 tanggal 20 November 2015 atas nama Pelda Ramlan Damanik dan Serka Iwan Setiawan Panjaitan. d. 1 (satu) lembar Surat Keterangan Bebas Narkoba dari Rumah Sakit Dr. Abdul Malik Nomor SKBN/196/VI/2015/KES tanggal 26 Juni 2015 atas nama Pelda Ramlan Damanik NRP anggota Lanud Soewondo Medan. e. 1 (satu) lembar Surat Keterangan dari Kepala Lingkungan 3, Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan. Mohon tetap dilekatkan dalam berkas perkara. 2. Barang-barang : 2 (dua) buah test pack. Disita untuk dimusnahkan. 3. Mohon agar Terdakwa ditahan. Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah). Membaca putusan Pengadilan Militer I-02 Medan Nomor 91-K/PM.I-02/ AU/VII/2016 tanggal 29 September 2016 yang amar lengkapnya sebagai berikut : 1. Menyatakan Terdakwa tersebut di atas, yaitu Ramlan Damanik, Pelda NRP , terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak ahkamaa pidana : "Penyalahgunaan Narkotika golongan I bagi diri sendiri". 2. Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan : Hal. 4 dari 17 halaman Putusan Nomor 171 K/MIL/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 4

5 Direktori Putusan Mahkamaa Pidana pokok : Penjara selama 11 (sebelas) bulan. Menetapkan selama waktu Terdakwa berada dalam tahanan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. Pidana tambahan : Dipecat dari Dinas Militer. 3. Menetapkan barang bukti berupa : a. Barang : - 2 (dua) buah test pack narkoba yang telah digunakan untuk memeriksa urine Terdakwa. Dirampas untuk dimusnahkan. b. Surat-surat : 1) 2 (dua) lembar Berita Acara Analisis Laboratorium Barang Bukti Darah dari Puslabfor Polri Cabang Medan Nomor LAB. : 5286/NNF/2015 tanggal 11 Juni 2015 atas nama Ramlan Damanik dan Iwan Setiawan Panjaitan. 2) 2 (dua) lembar Berita Acara Analisis Laboratorium Barang Bukti Darah dari Puslabfor Polri Cabang Medan Nomor LAB. : 10792/ NNF/2015 tanggal 20 November 2015 atas nama Pelda Ramlan Damanik dan Serka Iwan Setiawan Panjaitan. 3) 1 (satu) lembar Surat Keterangan Bebas Narkoba dari Rumah Sakit dr. Abdul Malik Nomor SKBN/195/VI/2015/KES tanggal 26 Juni 2015 atas nama Serka Iwan Setiawan Panjaitan NRP anggota Lanud Soewondo Medan. 4) 1 (satu) lembar Surat Keterangan dari Kepala Lingkungan 3, Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan. Tetap dilekatkan dalam berkas perkara. c. Foto : - 1 (satu) lembar photo test pack narkotika yang telah digunakan dalam pemeriksaan urine atas nama Terdakwa, Pelda Ramlan Damanik. Tetap dilekatkan dalam berkas perkara. 4. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah). 5. Memerintahkan Terdakwa agar ditahan. Membaca putusan Pengadilan Militer Tinggi I Medan Nomor 219-K/PMT- I/BDG/AU/XII/2016 tanggal 19 Desember 2016 yang amar lengkapnya sebagai ahkamaa berikut : Menyatakan : 1. Menerima secara formal permohonan banding dari Terdakwa Ramlan Damanik, Pelda NRP Hal. 5 dari 17 halaman Putusan Nomor 171 K/MIL/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 5

6 Direktori Putusan Mahkamaa 2. Mengubah putusan Pengadilan Militer I-02 Medan Nomor 91- K/PM I-02/AU/VII/2016 tanggal 29 September 2016 sekedar pidananya sehingga amarnya berbunyi sebagai berikut : Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan : Pidana Pokok : Penjara selama 1 (satu) tahun. Menetapkan selama waktu Terdakwa berada dalam tahanan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. Pidana tambahan : Dipecat dari Dinas Militer. 3. Memerintahkan Terdakwa tetap ditahan. 4. Menguatkan putusan Pengadilan Militer I-02 Medan Nomor 91-K/PM I-02/AU/VII/2016 tanggal 29 September 2016 untuk selebihnya. 5. Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara pada tingkat banding sebesar Rp15.000,00 (lima belas ribu rupiah). 6. Memerintahkan kepada Panitera agar mengirimkan salinan putusan ini beserta berkas perkaranya kepada Pengadilan Militer I-02 Medan. Mengingat akan akta tentang permohonan kasasi Nomor APK/91-K/PM I- 02/AU/II/2017 yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Militer I-02 Medan yang menerangkan, bahwa pada tanggal 13 Februari 2017 Terdakwa mengajukan permohonan kasasi terhadap putusan Pengadilan Militer Tinggi I Medan tersebut ; Memperhatikan memori kasasi tanggal 27 Februari 2017 dari Penasihat Hukum Terdakwa yang diajukan untuk dan atas nama Terdakwa sebagai Pemohon Kasasi berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 3 Agustus 2016, yang telah diterima di Kepaniteraan Pengadilan Militer I-02 Medan pada tanggal 27 Februari 2017 ; Membaca surat-surat yang bersangkutan ; Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Militer Tinggi I Medan tersebut telah diberitahukan kepada Pemohon Kasasi/Terdakwa pada tanggal 1 Februari 2017 dan Pemohon Kasasi/Terdakwa mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 13 Februari 2017 serta memori kasasinya telah diterima di Kepaniteraan Pengadilan Militer I-02 Medan pada tanggal 27 Februari 2017 dengan demikian ahkamaa permohonan kasasi beserta dengan alasan-alasannya telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara menurut Undang-Undang, oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima ; Hal. 6 dari 17 halaman Putusan Nomor 171 K/MIL/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 6

7 Direktori Putusan Mahkamaa Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/ Penasihat Hukum Terdakwa pada pokoknya sebagai berikut : 1. Bahwa berdasarkan Pasal 239 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer menyatakan "Pemeriksaan pada tingkat kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 231 dan Pasal 235 guna menentukan : a. Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya ; b. Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang- undang ; c. Apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya ; Bahwa sebagaimana diatur juga dalam Pasal 30 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, menyatakan Mahkamah Agung berwenang membatalkan putusan atau penetapan Pengadilan berdasarkan parameter sebagai berikut : a. Pengadilan tidak berwenang atau melampaui batas wewenang. b. Pengadilan salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku. c. Pengadilan lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan. 2. Bahwa Hakim (Judex Facti) telah salah Menerapkan Pasal 172 Ayat (1) Huruf e juncto Pasal 177 Ayat (2) Huruf c Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer Bahwa Hakim (Judex Facti) pada Tingkat Pertama yang dikuatkan pada Tingkat Banding memutuskan : Telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana "Penyalahgunaan Narkotika Golongan I bagi diri sendiri" 2.2. Bahwa putusan majelis Tingkat Banding tersebut didasarkan pada Pasal 172 Ayat (1) Huruf e juncto Pasal 177 Ayat (2) Huruf c Undang- Undang Republia Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, tentang adanya perbuatan, kejadian atau keadaan yang bersesuaian antara satu dan yang lain dalam hal ini keterangan Terdakwa sehingga sudah terjadi suatu tindak pidana dan siapa ahkamaa pelakunya Bahwa Majelis Hakim telah menggunakan alat bukti petunjuk dan keterangan Terdakwa sebagai dasar pembuktian adanya peristiwa Hal. 7 dari 17 halaman Putusan Nomor 171 K/MIL/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 7

8 Direktori Putusan Mahkamaa pidana "Penyalahgunaan Narkotika Golongan I bagi diri sendiri" sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 127 Ayat (1) Huruf a Undang-Undang Republia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, sebagaimana diatur dalam Pasal 172 Ayat (1) Huruf e Undang-Undang Republia Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer. Bahwa dalam salian putusan perkara a quo pada halaman 15, Majelis Tingkat Banding menggunakan alat bukti petunjuk berdasarkan Surat keterangan Bebas Narkoba Nomor SKBN/196/VI/2015/Kes tanggal 26 Juni 2015 yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Dr. Abdul Malik dan ditandatangani oleh Karumkit Dr. Abdul Malik yang diwakili oleh drg. Dewi Delima Kapten Kes NRP Bahwa Majelis Tingkat Banding telah salah menerapkan Surat keterangan Bebas Narkotika Nomor SKBN/196/VI/2015/Kes tanggal 26 Juni 2015 yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Dr. Abdul Malik dan ditandatangani oleh Karumkit Dr. Abdul Malik yang diwakili oleh drg. Dewi Delima Kapten Kes NRP sebagai Surat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 177 Ayat (2) Huruf c Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer. Bahwa surat dalam Pasal 177 Ayat (2) Huruf c Undang-Undang Republia Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer adalah surat sebagaimana diatur dalam Pasal 176 Undang-Undang Republia Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, yang menyatakan : "Surat sebagai alat bukti yang sah, apabila dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, berupa : a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau dialaminya sendiri disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu ; b. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundangundangan atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan ; ahkamaa c. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dari padanya ; Hal. 8 dari 17 halaman Putusan Nomor 171 K/MIL/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 8

9 Direktori Putusan Mahkamaa d. Surat lain yang hanya berlaku apabila ada hubungannya dengan isi alat pembuktian yang lain Bahwa bila mengacu surat sebagai alat bukti yang sah, sebagaimana dimaksud Pasal 176 Undang-Undang Republia Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, maka Surat keterangan Bebas Narkotika Nomor SKBN/196/VI/2015/Kes tanggal 26 Juni 2015 yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Dr. Abdul Malik dan ditandatangani oleh Karumkit Dr. Abdul Malik yang diwakili oleh drg. Dewi Delima Kapten Kes NRP , tidak dapat dinilai atau dinyatakan sebagai surat yang dimaksud dalam Pasal 176 Undang-Undang Republia Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, dengan alasan sebagai berikut : a. Surat keterangan Bebas Narkotika Nomor SKBN/196/VI/2015/Kes tanggal 26 Juni 2015 yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Dr. Abdul Malik dan ditandatangani oleh Karumkit Dr. Abdul Malik yang diwakili oleh drg. Dewi Delima Kapten Kes NRP , bukan berupa Berita Acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau dialaminya sendiri disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu. b. Surat keterangan Bebas Narkotika Nomor SKBN/196/VI/2015/Kes tanggal 26 Juni 2015 yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Dr. Abdul Malik dan ditandatangani oleh Karumkit Dr. Abdul Malik yang diwakili oleh drg. Dewi Delima Kapten Kes NRP bukan Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundangundangan atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan. Bahwa Pasal 17 Ayat (4) dan Ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2013 sebagai pelaksanaan atas Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, telah mengatur bahwa hasil pengujian sampel harus dibuat dalam berita acara oleh petugas laboratorium terkait dan disampaikan kepada penyidik yang ahkamaa meminta pengujian sampel tersebut. Bahwa untuk pelaksanaan teknis pengujian sampel yang akan diuji oleh Laboratorium yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2013 Hal. 9 dari 17 halaman Putusan Nomor 171 K/MIL/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 9

10 Direktori Putusan Mahkamaa sebagai pelaksanaan atas Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) telah mengeluarkan Peraturan Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Laboratorium Pengujian Narkoba pada BNN, yang Pasal 6 Ayat (2) Huruf (a) berbunyi : "Hasil pengujian laboratorium dituangkan dalam berita acara pengujian: untuk keperluan pembuktian perkara (pro justitia)" dan Huruf (b) berbunyi : "Surat keterangan hasil pengujian: untuk keperluan non pro Justitia" Bahwa Pasal 6 Ayat (3) Perka BNN Nomor 5 Tahun 2010 mengatur bahwa : Berita Acara Pengujian dituangkan secara tertulis dan ditandatangani oleh penguji dan diketahui oleh Kepala Laboratorium. Bahwa berdasarkan ketentuan dalam Pasal 17 Ayat (4) dan Ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2013 sebagai pelaksanaan atas Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan Pasal 6 Ayat (2) dan Ayat (3) Perka BNN Nomor 5 Tahun 2010, hasil pengujian harus tertuang dalam berita Acara yang harus ditandatangani oleh penguji laboratorium jika untuk keperluan pembuktian perkara (pro justitia). Bahwa bila merujuk kepada ketentuan Pasal 17 Ayat (4) dan Ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2013 sebagai pelaksanaan atas Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan Pasal 6 Ayat (2) dan Ayat (3) Perka BNN Nomor 5 Tahun 2010, maka Surat keterangan Bebas Narkotika dari Rumah Sakit Dr. Abdul Malik Nomor SKBN/ 196/VI/2015/KES tanggal 26 Juni 2015 tidak dapat dipergunakan untuk keperluan pembuktian perkara (pro Justitia) karena tidak tertuang dalam bentuk Berita Acara yang ditandatangani oleh penguji. Bahwa disamping itu, Rumah Sakit Dr. Abdul Malik Lanud Suwondo bukan merupakan lembaga Laboratorium yang tertera sebagai lembaga yang dapat menguji sampel untuk pemeriksaan perkara Narkotika sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republia Nomor 194/Menkes/SK/VI/2012 tentang Penunjukan Laboratorium Pemeriksaan Narkotika dan Psikotropika. ahkamaa c. Bahwa Surat keterangan Bebas Narkotika Nomor SKBN/196/VI/ 2015/Kes tanggal 26 Juni 2015 yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Dr. Abdul Malik dan ditandatangani oleh Karumkit Dr. Abdul Malik Hal. 10 dari 17 halaman Putusan Nomor 171 K/MIL/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 10

11 Direktori Putusan Mahkamaa yang diwakili oleh drg. Dewi Delima Kapten Kes NRP , bukan merupakan Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dari padanya. Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut, Surat keterangan Bebas Narkotika Nomor SKBN/196/VI/2015/Kes tanggal 26 Juni 2015 yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Dr. Abdul Malik dan ditandatangani oleh Karumkit Dr. Abdul Malik yang diwakili oleh drg. Dewi Delima Kapten Kes NRP tidak memenuhi persyaratan formil dan materil untuk keperluan pembuktian perkara. Dengan demikian Judex Facti telah salah menerapkan Pasal 172 Ayat (1) Huruf e juncto Pasal 177 Ayat (2) Huruf c Undang-Undang Republia Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer. 3. Bahwa Hakim (Judex Facti) tidak menerapkan sebagaimana mestinya Pasal 171 Undang-Undang Republia Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer. Pasal 171 Undang-Undang Republia Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer yang berbunyi : "Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya 2 (dua) alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa Terdakwalah yang bersalah melakukannya" ; 3.1. Bahwa untuk memperoleh keyakinan dalam memberikan putusan, Hakim harus memperhatikan alat bukti-alat bukti yang diajukan dalam persidangan sehingga dalam mengambil keputusan berdasarkan keyakinan yang diperoleh dari alat bukti yang diajukan ; 3.2. Bahwa Majelis Hakim (Judex Facti) tidak memperhatikan dengan cermat Surat keterangan Bebas Narkotika Nomor SKBN/196/VI/2015/Kes tanggal 26 Juni 2015 yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Dr. Abdul Malik dan ditandatangani oleh Karumkit Dr. Abdul Malik yang diwakili oleh drg. Dewi Delima Kapten Kes NRP , apakah dapat memenuhi persyaratan formil dan materil sebuah surat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 176 Undang-Undang Republia Nomor 31 Tahun ahkamaa Sebagaimana telah Pemohon Kasasi kemukakan pada angka 2 di atas, Surat keterangan Bebas Narkotika Nomor SKBN/196/VI/2015/Kes tanggal 26 Juni 2015 yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Dr. Abdul Malik dan Hal. 11 dari 17 halaman Putusan Nomor 171 K/MIL/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 11

12 Direktori Putusan Mahkamaa ditandatangani oleh Karumkit Dr. Abdul Malik yang diwakili oleh drg. Dewi Delima Kapten Kes NRP , tidak memenuhi syarat formil dan materil surat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 176 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer juncto Pasal 17 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2013 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika jis Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Tata Cara dan persyaratan Permintaan Pemeriksaan Teknis Kriminalistik Barang Bukti. Bahwa oleh karena Surat keterangan Bebas Narkotika Nomor SKBN/196/ VI/2015/Kes tanggal 26 Juni 2015 yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Dr. Abdul Malik dan ditandatangani oleh Karumkit Dr. Abdul Malik yang diwakili oleh drg. Dewi Delima Kapten Kes NRP , tidak dapat dipergunakan sebagai petunjuk dalam perkara a quo. Oleh karenanya, telah cukup alasan bagi Pemohon Kasasi menyatakan bahwa Majelis Tingkat Banding telah salah menerapkan Pasal 171 Undang-Undang Republia Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer karena dalam perkara ini tidak ada sekurang-kurangnya 2 (dua) alat bukti. 4. Bahwa Majelis Hakim (Judex Facti) tidak melaksanakan pemeriksaan atau mengadili perkara sesuai ketentuan Undang-Undang Republia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika ; 4.1. Bahwa dalam surat dakwaan dan surat tuntutan, Oditur Militer telah mendakwa Terdakwa dengan Pasal 127 Ayat (1) Huruf a Undang- Undang Republia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika selanjutnya disebut Undang-Undang Narkotika namun Majelis Tingkat Banding dan Tingkat Pertama tidak menggunakan Undang-Undang Republia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dalam melakukan pemeriksaan perkara di sidang pengadilan Bahwa Pasal 73 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dinyatakan : penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan, kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang ini. ahkamaa 4.3. Bahwa Majelis Tingkat Banding telah mengabaikan dan tidak mempertimbangkan barang bukti berupa 2 (dua) lembar Berita Acara yakni Berita Acara Analisis Laboratorium Barang Bukti Darah dari Hal. 12 dari 17 halaman Putusan Nomor 171 K/MIL/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 12

13 Direktori Putusan Mahkamaa Puslabfor Polri Cabang Medan Nomor LAB. 5286/NNF/2015 yang ditandatangani oleh AKBP Zulni Erma NRP dan Kompol Debora M.Hutagaol, S.Si., Apt. NRP yang diketahui AKBP Dra. Melta Tarigan, M.Si., NRP yang menyatakan tidak dapat dilakukan pemeriksaan karena tidak memenuhi persyaratan teknis laboratoris dan Berita Acara Analisis Laboratorium Barang Bukti Darah dari Puslabfor Polri Cabang Medan Nomor LAB /NNF/2015 yang ditandatangani oleh AKBP Zulni Erma NRP dan Kompol Debora M.Hutagaol, S.Si., Apt. NRP yang diketahui AKBP Dra. Melta Tarigan, M.Si., NRP yang menyatakan bahwa barang bukti tidak dilakukan pemeriksaan karena tidak memenuhi persyaratan teknis Laboratoris Kriminalistik Barang Bukti Bahwa dalam Pasal 90 Ayat (1) Undang-Undang Narkotika berbunyi : "Untuk keperluan penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan, penyidik Kepolisian Negara Republia, penyidik BNN dan penyidik pegawai negeri sipil menyisihkan sebagian kecil barang sitaan Narkotika dan Prekorsor Narkotika untuk dijadikan sampel guna pengujian di laboratorium tertentu dan dilaksanakan dalam waktu paling lama 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat) jam sejak dilakukan penyitaan". Dan Pasal 90 Ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika menyatakan : "Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara pengambilan dan pengujian sampel di laboratorium tertentu diatur dengan Peraturan Pemerintah. Berdasarkan ketentuan Pasal 90 Ayat (1) dan Ayat (2) Undang-Undang Republia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, maka Pusat Laboratorium Forensik Bareskrim Polri Laboratorium Forensik Cabang Medan merupakan laboratorium yang ditunjuk dan berwenang untuk melalukan pemeriksaan barang bukti yang dipakai dalam pemeriksaan perkara-perkara sebagaimana diatur dalam Undang- Undang Republia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Sedangkan Rumah Sakit Dr. Abdul Mallik Medan bukanlah merupakan laboratorium yang ditunjuk dan berwenang untuk memeriksa barang ahkamaa bukti dalam perkara tindak pidana penyalahgunaan Narkotika sebagaimana diatur dalam Pasal 127 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Oleh karena itu, berdasarkan uraian tersebut di atas, Majelis Tingkat Hal. 13 dari 17 halaman Putusan Nomor 171 K/MIL/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 13

14 Direktori Putusan Mahkamaa Banding dan Tingkat Pertama telah salah menerapkan cara memeriksa dan mengadili perkara a quo dengan tidak menerapkan Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dalam hal ini telah mengabaikan hasil pemeriksaan dari laboratorium yang ditunjuk dan berwenang untuk melakukan pemeriksaan sampel urine dan darah dalam pembuktian adanya penyalahgunaan Narkotika. 5. Bahwa Majelis Hakim (Judex Facti) telah membuat putusan dan pertimbangan hukum yang berbeda dari dua perkara yang dengan barang bukti yang sama Bahwa perkara a quo dengan perkara Nomor 203-K/PMT-I/BDG/AU/ XI/2016 di tingkat Pengadilan Tinggi Militer I Medan atas nama Terdakwa Serka Iwan Setiawan Panjaitan, diperiksa oleh Majelis Hakim yang sama. Bahwa dalam perkara a quo, Majelis Tingkat Banding menyatakan Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana : "Penyalahgunaan Narkotika Golongan I bagi diri sendiri" sedangkan dalam perkara Nomor 203-K/PMT-I/BDG/AU/XI/2016 atas nama Terdakwa Serka Iwan Setiawan Panjaitan, Majelis Tingkat Banding menyatakan : "Terdakwa Iwan Setiawan Panjaitan Serka NRP , tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana "Penyalahgunaan Narkotika Golongan I bagi diri sendiri" Bahwa Majelis Tingkat Banding dalam perkara Nomor 203-K/PMT-I/ ahkamaa Menimbang, bahwa atas alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung berpendapat : BDG/AU/XI/2016 atas nama Terdakwa Serka Iwan Setiawan Panjaitan Serka NRP , memeriksa perkara dengan menggunakan ketentuan Pasal 73 Undang-Undang Republia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yakni dengan menerima Berita Acara Analisis Laboratorium Barang Bukti Darah dari Puslabfor Polri Cabang Medan Nomor LAB. 5286/NNF/2015 yang ditandatangani oleh AKBP Zulni Erma NRP dan Kompol Debora M. Hutagaol, S.Si., Apt. NRP yang diketahui AKBP Dra. Melta Tarigan, M.Si. NRP yang menyatakan tidak dapat dilakukan pemeriksaan karena tidak memenuhi persyaratan teknis laboratoris, sebagai alat bukti Surat. Dengan demikian, Majelis Tingkat Banding telah sewenang-wenang dan berlaku diskriminasi yang menyebabkan ketidakadilan pada diri Terdakwa. Hal. 14 dari 17 halaman Putusan Nomor 171 K/MIL/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 14

15 Direktori Putusan Mahkamaa - Bahwa alasan kasasi dari Pemohon Kasasi/Penasihat Hukum Terdakwa tidak dapat dibenarkan, karena Judex Facti tidak salah menerapkan hukum ; - Bahwa Judex Facti telah mempertimbangkan dengan tepat dan benar mengenai pembuktian unsur-unsur tindak pidana dari dakwaan Oditur Militer berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap di persidangan dan menyatakan Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana "Penyalahgunaan Narkotika Golongan I bukan tanaman jenis sabu" sebagaimana dakwaan Oditur Militer ; - Bahwa alasan kasasi dari Pemohon Kasasi/Penasihat Hukum Terdakwa yang antara lain menyatakan bahwa tidak terdapat cukup alat bukti yang menyatakan bahwa Terdakwa menghisap sabu, tidak dapat dibenarkan karena walaupun pemeriksaan urine Terdakwa hanya dikeluarkan oleh Rumah Sakit Lanud TNI AU Soewono "Dr. Abdul Malik" tetapi pengakuan Terdakwa di persidangan yang menyatakan telah membeli Narkotika a quo dari Sdr. Ane dan telah menghisap sabu a quo sebanyak 5 (lima) kali hisapan dan memberi sisanya kepada penjual "Sdr. Ane" tersebut, telah merupakan alat bukti tambahan yang cukup untuk menyatakan Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan perbuatan sebagaimana dakwaan Oditur Militer ; - Bahwa keberatan Pemohon Kasasi/Penasihat Hukum Terdakwa atas keterbuktian dakwaan in casu dengan alasan tidak cukup alat bukti, tidak dapat dibenarkan karena in casu sesuai keterangan Terdakwa bahwa pada tanggal 31 Mei 2015 telah membeli sabu seharga Rp50.000,00 (lima puluh ribu dari Sdr. Ane bertempat di Kampung Kubur Madras, Medan, kemudian sabu tersebut oleh Terdakwa telah dikonsumsi sendiri. Keterangan Terdakwa tersebut telah bersesuaian dengan barang bukti berupa surat yaitu Surat Keterangan Bebas Narkoba Nomor SKBN/196/VI/2015/KES tanggal 26 Juni 2015 yang dikeluarkan oleh dari Rumah Sakit Dr. Abdul Malik yang ditandatangani drg. Dewi Delima Kapten Kes NRP Kepala Rumah Sakit Dr. Abdul Malik, yang menyatakan bahwa urine Terdakwa positif mengandung Narkotika jenis Amphetamine. Berdasarkan fakta tersebut, memberikan petunjuk baha Terdakwa benar telah melakukan perbuatan yang didakwakan in casu yaitu "Penyalahgunaan Narkotika Golongan I bagi diri sendiri" ; ahkamaa Dengan demikian terdapat alat bukti yang cukup (2 alat bukti) dan ada keyakinan bagi Majelis untuk menyatakan kesalahan Terdakwa sebagaimana yang didakwakan Oditur Militer in casu. Oleh karenanya putusan Judex Facti Hal. 15 dari 17 halaman Putusan Nomor 171 K/MIL/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 15

16 Direktori Putusan Mahkamaa tersebut, sudah tepat dan benar karenanya harus dikuatkan. Bahwa oleh karenanya permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/Penasihat Hukum Terdakwa yang memohon untuk menyatakan ketidakterbuktian perbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa in casu, haruslah ditolak ; - Bahwa alasan Judex Facti Pengadilan Militer Tinggi I Medan yang menguatkan putusan Judex Facti Pengadilan Militer I-02 Medan sudah tepat dan benar dalam pertimbangannya dan pemidanaan terhadap Terdakwa telah dipertimbangkan dengan tepat dan benar dengan mempertimbangkan seluruh aspek hukum pemidanaan dari segi keadilan, kepastian hukum dan kemanfaatan pemidanaan a quo terhadap Terdakwa, karenanya permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/Terdakwa harus dinyatakan tidak beralasan menurut hukum ; - Bahwa alasan kasasi dari Pemohon Kasasi/Terdakwa selebihnya merupakan pengulangan dan berkenaan dengan penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan. Hal tersebut tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan pada tingkat kasasi, karena pemeriksaan pada tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak diterapkannya suatu peraturan hukum, atau peraturan hukum tidak diterapkan sebagaimana mestinya, atau apakah cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan Undang-undang, dan apakah Pengadilan telah melampaui batas wewenangnya, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 253 Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana juncto Pasal 239 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer ; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, dan lagi pula ternyata putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau Undang-Undang, maka permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/Terdakwa tersebut harus ditolak ; Menimbang, bahwa oleh karena Pemohon Kasasi/Terdakwa dipidana, maka Pemohon Kasasi/Terdakwa dibebani untuk membayar biaya perkara pada tingkat kasasi ini ; Memperhatikan Pasal 127 Ayat (1) Huruf a Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika juncto Pasal 26 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer, Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung ahkamaa sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan ; Hal. 16 dari 17 halaman Putusan Nomor 171 K/MIL/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 16

17 Direktori Putusan Mahkamaa MENGADILI Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/Terdakwa : RAMLAN DAMANIK, Pelda NRP tersebut ; Membebankan kepada Pemohon Kasasi/Terdakwa tersebut untuk membayar biaya perkara pada tingkat kasasi ini sebesar Rp2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah) ; Demikianlah diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari Selasa tanggal 30 Mei 2017 oleh Timur P. Manurung, S.H., M.M., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Dr. Drs. Burhan Dahlan, S.H., M.H. dan Dr. Drs. H. Dudu Duswara Machmudin, S.H., M.Hum. Para Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari dan tanggal itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri oleh Para Hakim Anggota tersebut, serta Sri Indah Rahmawati, S.H. Panitera Pengganti dan tidak dihadiri oleh Pemohon Kasasi/Terdakwa dan Oditur Militer. Hakim-Hakim Anggota ttd./dr. Drs. Burhan Dahlan, S.H., M.H. ttd./dr. Drs. H. Dudu Duswara Machmudin, S.H., M.Hum. Panitera Pengganti ttd./sri Indah Rahmawati, S.H. Ketua Majelis ttd./timur P. Manurung, S.H., M.M. Untuk salinan : MAHKAMAH AGUNG R.I. A.n. Panitera Panitera Muda Pidana Militer Dr. Slamet Sarwo Edy, S.H., M.Hum. Kolonel CHK NRP ahkamaa Hal. 17 dari 17 halaman Putusan Nomor 171 K/MIL/2017 Kepaniteraan Mahkamaa berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Telp : (ext.318) Halaman 17