BAB VII PENGELOLAAN SURPLUS PENDAPATAN PEKERJA SEKTOR INFORMAL
|
|
- Farida Sudirman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 79 BAB VII PENGELOLAAN SURPLUS PENDAPATAN PEKERJA SEKTOR INFORMAL Ellis (2000) menyatakan investasi dilakukan dalam rangka meningkatkan prospek kehidupan masa depan yang dijelaskan sebagai strategi aset rumah tangga. aset dalam hal ini mengacu pada lima jenis modal (modal modal alam, fisik, sumberdaya manusia, finansial dan sosial) yang diidentifikasi sebagai platform yang di atasnya dibangun strategi nafkah. Mengacu pada bab sebelumnya tentang struktur nafkah responden rumah tangga pedagang makanan di Jalan Babakan yang menunjukkan bahwa pada setiap kategori tingkat pendapatan rumah tangga responden mampu mengakumulasikan surplus pendapatan sehingga masing-masing rumah tangga responden mempunyai kapasitas menabung (saving capasity). Kapasitas menabung ini kemudian dapat diinvestasikan pada beragam cara. Subbab-subbab berikut ini menjelaskan tentang pengelolaan surplus pendapatan rumah tangga pedagang makanan. Ragam Investasi Berdasarkan Tingkat Pendapatan Rumah Tangga Responden Mengacu pada pembahasan sebelumnya tentang kapasitas menabung, bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan maka semakin tinggi kapasitas menabung rumah tangga pedagang makanan. Data primer di lapangan menunjukkan bahwa dari 35 responden terdapat 11 rumah tangga pedagang makanan yang tergolong dalam tingkat pendapatan rendah, 18 rumah tangga pedagang makanan yang tergolong dalam tingkat pendapatan sedang, dan 6 rumah tangga pedagang makanan yang tergolong dalam tingkat pendapatan tinggi. Berikut ini, data primer di lapangan yang menunjukkan cara investasi pedagang makanan. Berdasarkan tabel 29 menunjukkan bahwa ragam investasi pada rumah tangga pedagang makanan yang tergolong pada tingkat pendapatan rendah adalah menabung di rumah, menabung di bank, menabung di lembaga lain (arisan), membeli alat elektronik dan membeli hewan. Cara investasi ini dipilih oleh rumah tangga pedagang yang tergolong pada tingkat pendapatan rendah karena mudahnya akses mencairkan investasi tersebut menjadi uang ketika masa krisis/sulit. Ragam investasi pada rumah tangga pedagang makanan yang tergolong pada tingkat pendapatan sedang adalah menabung di rumah, menabung di bank, menabung di lembaga lain (arisan), membeli alat elektronik dan membeli hewan dan membeli perhiasan. Pada rumah tangga pedagang makanan yang tergolong pada tingkat pendapatan sedang sebenarnya memilih cara investasi yang hampir sama dengan rumah tangga pedagang makanan yang tergolong pada tingkat pendapatan rendah, tetapi terdapat sedikit perbedaan yaitu pada rumah tangga pedagang makanan yang tergolong pada pendapatan sedang melakukan investasi pada pembelian perhiasan. Alasan cara investasi yang dilakukan oleh rumah tangga pedagang makanan yang tergolong pada tingkat pendapatan sedang sama
2 80 dengan rumah tangga pedagang makanan yang tergolong pada tingkat pendapatan rendah yaitu mudahnya akses mencairkan investasi tersebut menjadi uang ketika masa krisis/sulit. Sementara itu, ragam investasi pada rumah tangga pedagang makanan yang tergolong pada tingkat pendapatan tinggi adalah menabung di rumah, menabung di bank, membeli alat elektronik, membeli perhiasan, membeli rumah, membeli sawah/lahan, dan ekspansi usaha. Hal itu menunjukkan bahwa pada rumah tangga pedagang makanan yang tergolong pada tingkat pendapatan tinggi juga melakukan ragam investasi yang sama dengan rumah tangga pedagang makanan yang tergolong pada tingkat pendapatan rendah dan sedang yaitu dengan cara menabung di rumah, menabung di bank, membeli alat elektronik, membeli perhiasan. Alasan ragam investasi dengan cara tersebut adalah mudahnya akses mencairkan investasi tersebut menjadi uang ketika masa krisis/sulit. Sementara itu, ragam investasi yang membedakan antara rumah tangga pedagang makanan tingkat pendapatan tinggi dan sedang atau rendah adalah membeli rumah, membeli sawah/lahan, dan ekspansi usaha. Alasan ragam investasi ini dilakukan untuk menambah pendapatan rumah tangga. Ragam investasi berupa membeli rumah, membeli sawah/lahan, dan ekspansi usaha hanya bisa dilakukan oleh rumah tangga pedagang makanan yang tergolong pada tingkat pendapatan tinggi karena kapasitas menabung yang dimiliki juga tinggi. Tabel 29. Jumlah responden pedagang makanan di Jalan Babakan menurut tingkat pendapatan dan ragam investasi, tahun 2012 Ragam investasi Tingkat pendapatan rendah sedang tinggi Total Menabung di rumah serta membeli alat elektronik Menabung di rumah dan di bank Menabung di lembaga lain (arisan) Membeli alat elektronik alat elektronik, dan membeli hewan membeli alat elektronik dan membeli perhiasan membeli alat elektronik, membeli perhiasan, dan membeli rumah membeli alat elektronik, membeli perhiasan, membeli rumah, sawah/lahan, dan ekspansi usaha Ekspansi usaha Total
3 Berdasarkan data primer tabel 29 tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan maka investasi yang dilakukan semakin beragam. Hal ini disebabkan karena perbedaan kapasitas menabung yang dimiliki oleh masingmasing kategori tingkat pendapatan rumah tangga. Berikut ini merupakan tabel hasil studi kasus dari tiga responden (Ibu ERN, Ibu ASH, dan ibu YAT) untuk melihat keterkaitan tingkat pendapatan dan cara investasi yang dilakukan. Tabel 30. Matriks perbandingan cara investasi rumah tangga responden pedagang makanan di Jalan Babakan, tahun 2012 Contoh kasus Tingkat Pendapatan Kapasitas Menabung (Rp) Cara Investasi ERN Tinggi (1). Menabung di rumah (2). Menabung di bank (4). Membeli perhiasan (5). Membeli rumah (6). Menyekolahkan anak ASH Sedang (1). Menabung di rumah (2). Menabung di bank (4). Membeli perhiasan (5). Menyekolahkan anak YAT Rendah (1). Menabung di rumah (2). Menabung di bank, (4). Menyekolahkan anak Berdasarkan tabel 29 menunjukkan bahwa tingkat pendapatan mempengaruhi cara investasi yang dilakukan oleh rumah tangga pedagang makanan di Jalan Babakan. Di mana semakin tinggi tingkat pendapatan maka semakin beragam cara investasi yang dilakukan oleh rumah tangga pedagang makanan di Jalan Babakan. Tinggi atau rendahnya tingkat pendapatan rumah tangga pedagang makanan berpengaruh pada kapasitas menabung rumah tangga pedagang makanan di Jalan Babakan. 81 Ragam Investasi Berdasarkan Tingkat Kapasitas Menabung Responden Berdasarkan data di lapangan menunjukkan bahwa cara investasi yang dilakukan oleh pedagang makanan tidak hanya dengan menginvestasikan kapasitas menabung pada barang-barang berharga yang kasat mata, tetapi juga diinvestasikan dalam bentuk menyekolahkan anak. Contoh kasus Ibu ASH (53 tahun) dan Mbak MM (34 tahun). Jika berjualan itu harus tekun, teliti dan sabar Neng, makanya berkat hal itu ibu bisa menyekolahkan dua anak ibu sampai perguruan tinggi dan sekarang mereka bekerja sambil kuliah lagi Neng. Usaha berjualan nasi, buah, pulsa dan percetakan foto ini mempekerjakan keponakan dan kakak Saya biar mereka juga dapat
4 82 penghasilan. Penghasilan dari warung biasanya dibuat untuk kebutuhan seharihari dan keperluan sosial lainnya seperti hajatan, menyantuni anak yatim, dan sumbangan masjid, sedangkan uang bulanan yang diberikan oleh anak saya belikan emas dan perhiasan lainnya. Selain dari pendapatan dari berdagang, suami saya juga masih sering dicarter untuk menjadi sopir sehingga pendapatan kami bertambah dan juga kami masih diberi anak kami uang bulanan masing-masing memberi uang sejumlah satu juta (ASH, 53 tahun). Pendapatan dari sini, Saya kirimkan untuk dua adik saya yang sedang kuliah dan sekolah SMA. Selain berjualan di sini, sudah satu bulan saya juga mencoba membuka warung di ujung Babakan Raya dan ternyata kalau dihitung-hitung penghasilan di ujung Babakan Raya lebih banyak dari pada di sini. Saya tinggal di sini karena biar tidak jauh dengan warung, makanya saya mencicil biaya sewa ini agar bisa memodali dua warung saya. Karyawan di sini ada tiga orang dan mereka biasanya makan di warung dan saya juga makan di warung. Saya membeli barangbarang elektronik ini dari berjualan Dek, ya untuk investasi juga, sedangkan pulsa dan beli blackberry juga dari warung ini (MM, 34 tahun). Berdasarkan pernyataan Ibu ASH dan MM menunjukkan bahwa kapasitas menabung yang mereka miliki digunakan untuk memberli barang-barang berharga seperti perhiasan dan alat elektronik serta digunakan untuk menyekolahkan anak atau anggota keluarga. Berikut ini tabel 31 menunjukkan pengaruh tingkat kapasitas menabung terhadap ragam investasi yang dilakukan oleh rumah tangga pedagang makanandi Jalan Babakan. Tabel 31. Jumlah responden pedagang makanan di Jalan Babakan menurut tingkat pendapatan dan ragam investasi, tahun 2012 Ragam investasi Tingkat saving capacity rendah sedang tinggi Total Menabung di rumah serta membeli alat elektronik Menabung di rumah dan di bank Menabung lembaga lainnya (arisan) Membeli alat elektronik alat elektronik, dan membeli hewan alat elektronik dan membeli perhiasan alat elektronik, membeli perhiasan, dan membeli rumah alat elektronik, membeli perhiasan, membeli rumah, sawah/lahan, dan ekspansi usaha Ekspansi usaha Total Berdasarkan tabel 31 menunjukkan bahwa ragam investasi pada rumah tangga pedagang makanan yang tergolong pada tingkat saving capacity rendah
5 dan sedang adalah menabung di rumah, menabung di bank, menabung di lembaga lain (arisan), membeli alat elektronik, membeli hewan dan membeli perhiasan. Cara investasi ini dipilih oleh rumah tangga pedagang yang tergolong pada tingkat pendapatan rendah dan sedang karena mudahnya akses mencairkan investasi tersebut menjadi uang ketika masa krisis/sulit. Sementara itu, ragam investasi pada rumah tangga pedagang makanan yang tergolong pada tingkat saving capacity adalah menabung di rumah, menabung di bank, membeli alat elektronik, membeli perhiasan, membeli rumah, membeli sawah/lahan, dan ekspansi usaha. Hal itu menunjukkan bahwa pada rumah tangga pedagang makanan yang tergolong pada tingkat pendapatan tinggi juga melakukan ragam investasi yang sama dengan rumah tangga pedagang makanan yang tergolong pada tingkat pendapatan rendah dan sedang yaitu dengan cara menabung di rumah, menabung di bank, membeli alat elektronik, membeli perhiasan. Alasan ragam investasi dengan cara tersebut adalah mudahnya akses mencairkan investasi tersebut menjadi uang ketika masa krisis/sulit. Sementara itu, ragam investasi yang membedakan antara rumah tangga pedagang makanan tingkat pendapatan tinggi dan sedang atau rendah adalah membeli rumah, membeli sawah/lahan, dan ekspansi usaha. Alasan ragam investasi ini dilakukan untuk menambah pendapatan rumah tangga. Ragam investasi berupa membeli rumah, membeli sawah/lahan, dan ekspansi usaha hanya bisa dilakukan oleh rumah tangga pedagang makanan yang tergolong pada tingkat pendapatan tinggi karena kapasitas menabung yang dimiliki juga tinggi. Berdasarkan tabel 31 menunjukkan bahwa semakin tinggi kapasitas menabung maka semakin beragam cara investasi yang dilakukan. Berdasarkan penjelasan tabel tersebut maka hipotesis yang menyatakan diduga semakin tinggi kapasitas menabung maka semakin bervariasi ragam investasi yang dilakukan oleh pekerja sektor informal, dapat diterima. 83 Ikhtisar Tingkat pendapatan mempengaruhi tingkat kapasitas menabung, yang mana semakin tinggi tingkat pendapatan maka semakin tinggi kapasitas menabung rumah tangga pedagang makanan. Kapasitas menabung mempengaruhi cara investasi yang dilakukan oleh rumah tangga pedagang makanan di Jalan Babakan. Semakin tinggi kapasitas menabung maka semakin beragam cara investasi yang dilakukan oleh rumah tangga pedagang makanan di Jalan Babakan. Menurut Ellis (2000) menyatakan investasi dilakukan dalam rangka meningkatkan prospek kehidupan masa depan yang dijelaskan sebagai strategi aset rumah tangga. Kapasitas menabung yang dimiliki oleh pedagang makanan diinvestasikan ke dalam dua bentuk investasi yaitu pertama, investasi berupa barang seperti alat elektonik dan perhiasan. Investasi berbentuk barang ini dilakukan karena barangbarang ini mudah dicairkan ketika para pedagang makanan mengalami krisis finansial. Kedua, investasi berbentuk menyekolahkan anggota keluarga. Investasi ini dilakukan karena pedagang makanan berusaha menaikkan status sosial mereka berharap anggota keluarga mereka tidak merasakan nasib yang menimpa pedagang makanan tersebut.
BAB V STRUKTUR NAFKAH RUMAH TANGGA PEDAGANG MAKANAN
33 BAB V STRUKTUR NAFKAH RUMAH TANGGA PEDAGANG MAKANAN Struktur pendapatan adalah komposisi pendapatan rumah tangga dari berbagai aktifitas nafkah yang dilakukan oleh seluruh anggota rumah tangga. Struktur
Lebih terperinciBAB IV KARAKTERISTIK PEDAGANG MAKANAN DI SEKTOR INFORMAL
25 BAB IV KARAKTERISTIK PEDAGANG MAKANAN DI SEKTOR INFORMAL Umur dan Tingkat Pendidikan Responden Data primer di lapangan menunjukkan bahwa dari 35 responden pedagang makanan di Jalan Babakan, umur rata-rata
Lebih terperinciTINGKAT KEBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN
65 VII. TINGKAT KEBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN 7.1 Akses dan Kontrol Peserta Perempuan Program Terhadap Sumberdaya Tingkat keberdayaan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan program PNPM Mandiri
Lebih terperinciBAB VII KETERKAITAN ANTARA SEKTOR PERTANIAN DAN LUAR PERTANIAN DI PULAU PRAMUKA
105 BAB VII KETERKAITAN ANTARA SEKTOR PERTANIAN DAN LUAR PERTANIAN DI PULAU PRAMUKA 7.1 Supply Bahan Baku Pangan Usaha Pariwisata di Pulau Pramuka Munculnya usaha yang diakibatkan oleh adanya kegiatan
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI NAFKAH PEDAGANG MAKANAN
BAB VI STRATEGI NAFKAH PEDAGANG MAKANAN Usaha berdagang makanan merupakan sektor informal yang selalu dinamis, yang penghasilannya tidak menentu dan siapa saja bisa memasuki sektor tersebut. Hart (1985)
Lebih terperinciBAB VII KONDISI KETAHANAN PANGAN PADA RUMAHTANGGA KOMUNITAS JEMBATAN SERONG
BAB VII KONDISI KETAHANAN PANGAN PADA RUMAHTANGGA KOMUNITAS JEMBATAN SERONG Rumahtangga di Indonesia terbagi ke dalam dua tipe, yaitu rumahtangga yang dikepalai pria (RTKP) dan rumahtangga yang dikepalai
Lebih terperinciV. DAMPAK PERGULIRAN DANA SPP TERHADAP UMKM. 5.1 Keragaan Penyaluran Pinjaman Dana Bergulir SPP
65 V. DAMPAK PERGULIRAN DANA SPP TERHADAP UMKM 5.1 Keragaan Penyaluran Pinjaman Dana Bergulir SPP Kecamatan Cimarga merupakan salah satu kecamatan yang melaksanakan program SPP sejak diselenggarakannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pedagang, jasa, serta usaha informal lainnya. Sementara itu Quibria (1990), menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Atiq (1994). Petani yang berlahan yang sempit cenderung memperoleh pendapatan besar daripada usaha di luar sektor pertanian seperti buruh industri, pedagang,
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN
BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN 6.1. Strategi Nafkah Sebelum Konversi Lahan Strategi nafkah suatu rumahtangga dibangun dengan mengkombinasikan aset-aset
Lebih terperinciVII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR
VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR 7.1. Karakteristik Umum Responden Responden penelitian ini adalah anggota Koperasi Baytul Ikhtiar yang sedang memperoleh
Lebih terperinciBAB VI PEMANFAATAN REMITAN
49 BAB VI PEMANFAATAN REMITAN 6.1 Jumlah dan Alokasi Penggunaan Remitan Migrasi Internasional Remitan merupakan pengiriman uang ke daerah asal, seperti diungkapkan Connel (1979) dalam Effendi (2004), menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang. Manfaat bagi kegiatan setiap orang yakni, dapat mengakomodasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini aktivitas manusia yang berhubungan dengan menabung sangatlah penting, adanya tabungan masyarakat maka dana tersebut tidaklah hilang, tetapi dipinjam atau dipakai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
64 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dikemukakan hasil dan pembahasan dari group field project mengenai perencaan keuangan individu. Individu yang akan dibahas dibagi menjadi dua golongan,
Lebih terperinciBAB V PERAN KELOMPOK TANI BAGI KEGIATAN USAHATANI ANGGOTA
BAB V PERAN KELOMPOK TANI BAGI KEGIATAN USAHATANI ANGGOTA 5.1 Pengorganisasian Kegiatan Produksi Kelembagaan Kelompok Tani Peran produksi kelembagaan Kelompok Tani yang dikaji dalam penelitian ini ialah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini meliputi teknik penjelasan tentang jenis penelitian; jenis data, lokasi dan waktu penelitian; kerangka sampling, pemilihan responden dan informan; teknik pengumpulan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan ekonomi adalah peningkatan pendapatan nasional dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dikembangkan dan dikelola sumberdaya
Lebih terperinciBAB VII PENERAPAN RAGAM STRATEGI NAFKAH
59 BAB VII PENERAPAN RAGAM STRATEGI NAFKAH Bab strategi nafkah ini berisi materi mengenai hasil analisis dari bentukbentuk penerapan strategi nafkah dan pemanfaatan livelihood studies dalam penerapan strategi
Lebih terperinciAset Catatan 2016 2015 Aset Lancar Kas dan Setara Kas 4 21.842.228.118 31.484.761.459 Logam Mulia 5-125.000.000 Piutang Pihak Ketiga 6-7.500.000 Perlengkapan dan Persediaan 7 133.931.925 3.759.958.974
Lebih terperinciHighlights May Memahami penggunaan layanan keuangan masyarakat di Indonesia 1,250 20,000. kabupaten. provinsi di wilayah timur Indonesia
Highlights May 2017 Memahami penggunaan layanan keuangan masyarakat di Indonesia 93 kabupaten 4 provinsi di wilayah timur Indonesia Jawa Timur Populasi: 38.8 juta Responden: 6,873 Wilcah: 447 desa Selatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan meningkatnya tingkat kemiskinan. suatu negara. Gambar 1.1 dibawah ini menunjukkan tingkat inflasi yang terjadi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Inflasi merupakan salah satu indikator penting dalam perekonomian yang tidak bisa diabaikan, karena dapat mengakibatkan dampak yang sangat luas baik terhadap
Lebih terperinciMANAJEMEN KEUANGAN KELUARGA Oleh: Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Semester genap
MANAJEMEN KEUANGAN KELUARGA Oleh: Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Semester genap 2012-2013 Pokok Bahasan Sumber pendapatan keluarga Tujuan pengelolaan keuangan Pengeluaran
Lebih terperinciBAB I SUMBER-SUMBER PENAWARAN MODAL
BAB I SUMBER-SUMBER PENAWARAN MODAL A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Mengetahui modal yang berasal dari sumber intern Mengetahui modal yang berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produk-produk makanan yang dijual di pusat-pusat penjualan produk makanan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan bervariasi saat ini sudah semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya produk-produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor utama dalam menyejahterakan kehidupan seseorang. Banyak diantara kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidup sejahtera merupakan impian dari setiap manusia di dunia ini. Karena manusia tidak mungkin menolak untuk hidup sejahtera dan lebih memilih hidup kekurangan. Dalam
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN TEORITIS
BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Kerentanan Sosial Kerentanan sosial menggambarkan suatu kondisi tingkat kerapuhan sosial dalam menghadapi bahaya (Bakornas PB, 2007) dan menunjukkan
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Syariah dengan Konvensional
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perbedaan Syariah dengan Konvensional 2.1.1. Perbandingan Kinerja Bank Syariah dengan Bank Konvensional Kusafarida (2003) dalam skripsinya meneliti tentang perbandingan kinerja
Lebih terperinciANALISIS PERANAN USAHA KECIL DAN MENENGAH SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH ANGGI DESTRIA H
ANALISIS PERANAN USAHA KECIL DAN MENENGAH SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH ANGGI DESTRIA H14050283 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT
Lebih terperinciBAB V FAKTOR PENYEBAB PEREMPUAN DESA MELAKUKAN MIGRASI INTERNASIONAL
31 BAB V FAKTOR PENYEBAB PEREMPUAN DESA MELAKUKAN MIGRASI INTERNASIONAL Lee (1984) dalam teorinya Dorong-Tarik (Push-Pull Theory) berpendapat bahwa migrasi dari desa ke kota disebabkan oleh faktor pendorong
Lebih terperinciPROPOSAL ideagi DANA PENDIDIKAN
PROPOSAL ideagi DANA PENDIDIKAN DANA PENDIDIKAN Muliakan, Bahagiakan Sekilas adalah sebuah platform beasiswa online untuk membantu membiayai para generasi negeri yang memiliki prestasi namun terbentur
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PDRB TRIWULAN II-2009 KALIMANTAN SELATAN
No. 026/08/63/Th.XII, 10 Agustus 2009 PERKEMBANGAN PDRB TRIWULAN II-2009 KALIMANTAN SELATAN Pertumbuhan ekonomi triwulan II-2009 terhadap triwulan I-2009 (q to q) mencapai angka 16,68 persen. Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi umumnya dilakukan oleh masyarakat untuk mempersiapkan diri
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi umumnya dilakukan oleh masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapi ketidakpastian di masa yang akan datang atau untuk mendapatkan keuntungan
Lebih terperinciANALISIS ELASTISITAS PERMINTAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI KOTA MALANG. Skripsi
ANALISIS ELASTISITAS PERMINTAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI KOTA MALANG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Lebih terperinciFinancial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan?
Daftar Isi Financial Check List 1 01 Definisi Pembiayaan 3 02 Mengapa Masyarakat Memerlukan Jasa Pembiayaan? 5 5 03 Kapan Masyarakat Memerlukan Jasa Pembiayaan? 6 6 04 Siapa Saja Nasabah 8 Jasa Pembiayaan?
Lebih terperinciTabel 15. Hubungan Luas Lahan dengan Tingkat Pendapatan Tahun 2011
59 BAB VII HUBUNGAN PENGARUH TINGKAT PENGUASAAN LAHAN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA PETANI 7.1 Hubungan Pengaruh Luas Lahan Terhadap Tingkat Pendapatan Pertanian Penguasaan lahan merupakan
Lebih terperinci90 intisari-online.com
90 intisari-online.com Personal finance.indd 90 Abai Dana Darurat, Keuangan Bisa Sekarat Penulis : Arnaldi Nasrum Fotografer : Bhisma Adinaya Hal-hal yang tak terduga sering kali membuat rencana keuangan
Lebih terperinciPENGARUH PERSEPSI DAN PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KEBERHASILAN PENGUSAHA KECIL. (Studi Kasus pada Pengusaha Tanaman Hias Di Surabaya)
PENGARUH PERSEPSI DAN PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KEBERHASILAN PENGUSAHA KECIL (Studi Kasus pada Pengusaha Tanaman Hias Di Surabaya) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam
Lebih terperinciLampiran I Wawancara Dengan Pemilik Kue Bawang Bu Ani. 1. Berapa modal. merintis usaha. sebelum. melakukan. 2. Apa bentuk. investasi.
Lampiran I Wawancara Dengan Pemilik Responden Terbagi Atas Pertanyaan 1. Berapa modal Jawaban 1. Modal ketika merintis miliki ketika mengawali Ani dari mulut kemulut sebelum untuk pemasaran, melakukan
Lebih terperinciDampak Pembangunan Industri Terhadap Diversifikasi Mata Pencaharian, Interaki Sosial dan Nilai Pendidikan Pada Masyarakat Perdesaan.
Dampak Pembangunan Industri Terhadap Diversifikasi Mata Pencaharian, Interaki Sosial dan Nilai Pendidikan Pada Masyarakat Perdesaan. Daftar Kuesioner Bapak/Ibu yang terhormat, Pertanyaan yang ada dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Inflasi dapat di artikan sebagai suatu proses meningkatnya harga-harga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Inflasi dapat di artikan sebagai suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus atau inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang
Lebih terperinciPENGURUS DEWAN PIMPINAN KETUA WAKIL KETUA SKRETARIS WAKIL SEKRETARIS BENDAHARA 3 ORANG ANGGOTA MENEJER KABID KEUANGAN ANGGOTA DILAYANI
RAPAT ANGGOTA TAHUNAN (RAT) PENGURUS DEWAN PIMPINAN KETUA WAKIL KETUA SKRETARIS WAKIL SEKRETARIS BENDAHARA 3 ORANG ANGGOTA BADAN PENGAWAS KETUA SEKRETARIS ANGGOTA PENGURUS PARIPURNA KOMISARIS-KOMISARIS
Lebih terperinciANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM
ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM SILABUS Pengertian Investasi: Definisi Investasi, Tujuan Investasi, Proses Investasi. Pengertian dan Instrumen Pasar Modal: Pasar Perdana, Pasar
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perekonomian nasional yang dibangun dan bertumpu pada perindustrian manufaktur, yang sebagian besar menggunakan bahan baku impor ketika terjadi krisis nilai tukar mata uang
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI TENTANG UP2K (USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA) DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
BAB III DESKRIPSI TENTANG UP2K (USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA) DALAM UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT A. Sejarah Berdirinya Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) Usaha
Lebih terperinciNo : ( diisi peneliti ) Tanggal : ( diisi peneliti )
LAMPIRAN 63 64 Lampiran 1. Kuesioner penelitian No : ( diisi peneliti ) Tanggal : ( diisi peneliti ) Keterangan: STS: Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju CS : Cukup Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju
Lebih terperinciKETERKAITAN JENIS SUMBERDAYA LAHAN DENGAN BESAR DAN JENIS PENGELUARAN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN LAMPUNG
KETERKAITAN JENIS SUMBERDAYA LAHAN DENGAN BESAR DAN JENIS PENGELUARAN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN LAMPUNG Aladin Nasution*) Abstrak Secara umum tingkat pendapatan dapat mempengaruhi pola konsumsi suatu rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat dunia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahan baik untuk pengembangan ataupun kebutuhan lainnya akan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan alternatif yang baik untuk kebutuhan pendanaan perusahaan. Dengan adanya pasar modal maka kebutuhan dana perusahan baik untuk pengembangan ataupun
Lebih terperinciLAMPIRAN. Df Alpha 5%
LAMPIRAN Tabel r (TWO-TAILED TEST) Df Alpha 5% Df Alpha 5% Df Alpha 5% Df Alpha 5% 1 0.997 26 0.374 51 0.271 76 0.223 2 0.95 27 0.367 52 0.268 77 0.221 3 0.878 28 0.361 53 0.266 78 0.22 4 0.811 29 0.355
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu isu yang muncul menjelang berakhirnya abad ke-20 adalah persoalan gender. Isu tentang gender ini telah menjadi bahasan yang memasuki setiap analisis sosial. Gender
Lebih terperinciARISAN BERANTAI LEWAT ATM Program Investasi
ARISAN BERANTAI LEWAT ATM Program Investasi 1 "Sudah Saatnya Kita Biarkan Uang Yang Bekerja Untuk Kita, Bukan Kita Lagi Yang Bekerja Untuk Uang", Robert T. Kiyosaki Tentang Kami Donny, E-Mail: nozion@gmail.com
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
No : L / P KUESIONER Kuesioner ini disebarkan dengan tujuan untuk pengumpulan data dalam rangka penulisan skripsi yang berjudul ANALISIS POTENSI MENABUNG DAN PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP PERBANKAN SYARIAH
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata banyaknya rit dan jumlah penumpang yang diamati Trayek Rata-rata Rit per 9 Jam
pukul 1.-16. dan sore hari dilakukan pada pukul 16.-19.. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Mencari data awal tentang aturan mengenai angkutan perkotaan, jumlah tiap trayek, dan lintasan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN Sebelum membahas pola pembagian peran dalam keluarga responden, terlebih dahulu akan di jelaskan mengenai karakteristik responden yang akan dirinci
Lebih terperinciKalkulator Perencanaan Keuangan Android Manual Book
Kalkulator Perencanaan Keuangan Android Manual Book Buku ini merupakan panduan penggunaan Kalkulator Perencanaan Keuangan Android dan juga sebagai pelengkap dari Buku Wajib Perencanaan Keuangan Karyawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit. Fungsi ini sering
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank Penyaluran kredit merupakan salah satu jasa perbankan yang utama dalam mendukung perputaran ekonomi. Melalui kredit, sektor usaha akan mendapatkan
Lebih terperinci8 Langkah Pengelolaan Keuangan Keluarga
8 Langkah Pengelolaan Keuangan Keluarga Oleh Subur Harahap, SE, Ak, MM, CFP Perencana Keuangan di www.suhaplanner.com A. Pengantar Pengelolaan Keuangan Keluarga memegang peranan yang sangat penting dalam
Lebih terperinciREFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI
46 REFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI Kesejahteraan Petani Reforma agraria merupakan suatu alat untuk menyejahterakan rakyat. Akan tetapi, tidak serta merta begitu saja kesejahteraan
Lebih terperinciHUBUNGAN INSENTIF DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI PT. SENTRA DANA CIKOKOL
HUBUNGAN INSENTIF DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI PT. SENTRA DANA CIKOKOL Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA EKONOMI Program Studi Manajemen Strata I Disusun oleh
Lebih terperinciManulife Investor Sentiment Index Study Q Indonesia. Februari 2016
Manulife Investor Sentiment Index Study Q4 2015 Indonesia Februari 2016 1 TENTANG MANULIFE INVESTOR SENTIMENT INDEX (MISI) Apakah Manulife Investor Sentiment Index (MISI)? Kelas aset utama Dana tunai/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan lanjut usia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun
Lebih terperinciBoks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007
Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007 TABEL INPUT OUTPUT Tabel Input-Output (Tabel I-O) merupakan uraian statistik dalam bentuk matriks yang menyajikan informasi tentang transaksi barang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder yang sebagian besar berasal
39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan adalah data sekunder yang sebagian besar berasal dari Tabel Input-Output Kota Bontang Tahun 2010 klasifikasi 46 sektor yang diagregasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan atas sumber daya air, sumber daya lahan, sumber daya hutan, sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2008, banyak sekali negara yang mengalami krisis global termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sejak tahun 2008, banyak sekali negara yang mengalami krisis global termasuk Indonesia. Banyak perusahaan besar mengalami penurunan pendapatan usaha dikarenakan penurunan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak terjadinya krisis tahun 1998, perekonomian Indonesia belum sepenuhnya pulih kembali. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang berada di atas 8% sebelum
Lebih terperincikurang penting sama penting lebih penting
54 LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Kuesioner kajian strategi pemasaran dan pengembangan usaha perdagangan boneka untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal oleh manajemen perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Modal dengan jumlah tertentu untuk membiayai proses usaha dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dalam bidang ekonomi memiliki pengertian, sebuah penyertaan Modal dengan jumlah tertentu untuk membiayai proses usaha dengan pembagian keuntungan sesuai
Lebih terperinciLampiran 1 Peta Lokasi Penelitian
LAMPIRAN 143 144 Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian 145 146 Lampiran 3 Pengukuran Variabel Penelitian untuk Jawaban Pengetahuan No. Pernyataan Betul Salah Pengetahuan tentang keluarga sistem matrilineal
Lebih terperinciSURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN
RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pegadaian Tahun 2011-2012.
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa
Lebih terperinciPEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah)
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah) No URAIAN 2012 2011 1 ASET 978,440,450.00 907,148,461.00 2 ASET LANCAR 399,500.00 9,190,011.00
Lebih terperinciBAB V STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT LOKAL DESA GOROWONG. 5.1 Strategi Nafkah Kampung Ater dan Kampung Ciawian
28 BAB V STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT LOKAL DESA GOROWONG 5.1 Strategi Nafkah Kampung Ater dan Kampung Ciawian Strategi nafkah dalam kehidupan sehari-hari direprensentasikan oleh keterlibatan individu-individu
Lebih terperinciMENGHADAPI KENAIKAN HARGA
MENGHADAPI KENAIKAN HARGA Oleh: Safir Senduk Dikutip dari Tabloid NOVA No. 703/XIV Harga-harga naik. Itu semua orang sudah tahu. Tarif BBM naik, tarif telepon - katanya - juga akan naik. Tarif Dasar Listrik
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DESA
27 BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 4.1 Desa Cikarawang 4.1.1 Kondisi Demografis Desa Cikarawang merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan terdiri dari 7 RW. Sebelah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri Perbankan di Indonesia mengalami pasang surut yang cukup tajam sejak era Pasca Paket Oktober 1989 dengan dibukanya kemudahan ijin pendirian Bank di Indonesia.
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013
Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada
Lebih terperincitempat sebelumnya anda bekerja? Apabila ada apa saja?
PANDUAN WAWANCARA 1. Nama : 2. Jenis Kelamin : 3. Umur : 4. Pendidikan Terakhir : 5. Alamat Rumah : 6. Agama : 7. Suku : 8. Jabatan : 9. Jumlah Anggota Keluarga : A. Data Dasar 1. Sebelum anda di PHK,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan perekonomian dunia telah berdampak pada terjadinya perkembangan perekonomian Indonesia. Perkembangan perekonomian ini mendorong masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelebihan yang dimiliki oleh wanita dapat diketahui potensial pasar yang cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita adalah gender yang jarang terangkat keberadaannya, namun dengan segala kelebihan yang dimiliki oleh wanita dapat diketahui potensial pasar yang cukup menjanjikan
Lebih terperinciBELAJAR DARI PENGUSAHA SUKSES DAN PENGUSAHA GAGAL
Makalah Kewirausahaan BELAJAR DARI PENGUSAHA SUKSES DAN PENGUSAHA GAGAL Oleh: Sibghotur Rohman NIM. H1E014058 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN ANALISIS
BAB 4 HASIL DAN ANALISIS 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Toko Besi Pintanto Hadi beralamat di jalan Anggrek nomer 3 sebelah Kantor Pos Bangsri. Toko Besi Pintanto Hadi ini diolah oleh pasangan suami istri
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kemiskinan masih menjadi masalah yang mengancam Bangsa Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2007 sebesar 37,17 juta jiwa yang berarti sebanyak 16,58
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang fokus terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang fokus terhadap pembangunan nasional. Salah satu strategi pembangunan nasional indonesia yaitu melakukan pemerataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus dapat berdampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia menuju masyarakat yang makmur dan berkeadilan perlu adanya pembangunan ekonomi yang seimbang.
Lebih terperinciTabungan, Investasi dan Sistem Keuangan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM
Tabungan, Investasi dan Sistem Keuangan Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Untuk membuka Usaha membutuhkan Investasi. Definisi Investasi secara Makro adalah terkait dengan barang modal, diantaranya: a. Pembelian
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN USAHA PEMASOK IKAN HIAS AIR TAWAR Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Oleh: DWIASIH AGUSTIKA A
ANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN USAHA PEMASOK IKAN HIAS AIR TAWAR Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor Oleh: DWIASIH AGUSTIKA A 14105665 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS
Lebih terperinciEFISIENSI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL PADA USAHA PENDEDERAN IKAN LELE DUMBO DI KECAMATAN CISEENG KABUPATEN BOGOR
EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL PADA USAHA PENDEDERAN IKAN LELE DUMBO DI KECAMATAN CISEENG KABUPATEN BOGOR ADY ERIADY WIBAWA SKRIPSI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Responden Penelitian Responden dari penelitian ini adalah warga Desa Kedungjaran Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan dengan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun ke atas) menjadi hampir 30 juta jiwa tahun Dan dalam waktu sepuluh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam waktu tiga tahun mendatang, jumlah penduduk lanjut usia (60 tahun ke atas) menjadi hampir 30 juta jiwa tahun 2020. Dan dalam waktu sepuluh tahun mendatang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang mempunyai tujuan antara lain untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang hasilnya secara merata
Lebih terperinciDaftar Pertanyaan Kuesioner
Daftar Pertanyaan Kuesioner Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Simpan Pinjam Terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Desa Sinonoan Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing
Lebih terperinciPROFIL PEDAGANG ECERAN DI KAWASAN PERUMAHAN DI DALAM WILAYAH KOTAMADYA BANJARMASIN. H. Akhmad Samhudi*
Al Ulum Vol.65 No.3 Juli 2015 halaman 1-5 1 PROFIL PEDAGANG ECERAN DI KAWASAN PERUMAHAN DI DALAM WILAYAH KOTAMADYA BANJARMASIN H. Akhmad Samhudi* ABSTRAK Sektor usaha dan perdagangan menyumbang yang cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghambat usaha untuk memobilisasi tabungan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perekonomian suatu Negara, tabungan dan investasi merupakan salah satu indikator yang dapat menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengangguran yang cukup besar. Tingkat pengangguran yang semakin lama semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang memiliki tingkat pengangguran yang cukup besar. Tingkat pengangguran yang semakin lama semakin meningkat tersebut
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II-2016
INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II-2016 No. 56/08/51/Th. VI, 5 Agustus 2016 A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan Badan
Lebih terperinciMENSIASATI BIAYA PENDIDIKAN Oleh: Mike Rini
Dikutip dari Danareksa.com MENSIASATI BIAYA PENDIDIKAN Oleh: Mike Rini Pendidikan di Indonesia masih merupakan investasi yang mahal, untuk itu diperlukan perencanaan keuangan yang baik, bila ingin merencanakan
Lebih terperinciJURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Makro Ekonomi Disusun oleh: Nama : Nida Usanah Prodi : Pendidikan Akuntansi B NIM : 7101413170 JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan datang agar dapat terpenuhi. Menurut Jogiyanto (2010:5)Investasi adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan hal yang penting karena dengan semakin tingginya biaya hidup dan jumlah kebutuhan yang banyak dapat membantu kebutuhan di masa yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/ /30621/4/chapter%20i.pdf)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan kota yang semakin pesat tidak diikuti dengan pertambahan lapangan kerja yang memadai, menjadikan masyarakat yang tidak mendapatkan tempat pada
Lebih terperinci