BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Hendra Kurnia
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN Sebelum membahas pola pembagian peran dalam keluarga responden, terlebih dahulu akan di jelaskan mengenai karakteristik responden yang akan dirinci kedalam beberapa ciri seperti distribusi umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, dan jenis pekerjaan yang dimiliki. Untuk lebih jelasnya tentang karakteristik tersebut, berikut akan di uraikan satu persatu Distribusi Umur Tingkat umur atau usia yang dimiliki oleh seseorang akan memperlihatkan aktivitas kemampuan kerja yang dimiliki oleh seseorang tersebut, sebab usia produktif akan mampu menghasilkan pekerjan yang lebih baik dan mampu melakukan berbagai jenis pekerjaan. Untuk melihat data mengenai distribusi umur yang dimiliki oleh responden dalam penelitian ini dapat di lihat pada table di bawah ini: TABEL Distribusi Responden Berdasarkan Umur No Umur Frekuensi Persen (%) , , ,8 4 > ,2 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagaian besar responden adalah usia produktif. Dimana kelompok usia tahun sebanyak 22 orang atau 45,8%. Kemudian kelompok umur tahun sebanyak 18 orang atau 37,5%. Sedangkan yang berusia >50 tahun sebanyak 2 orang atau 4,2%. 22
2 4.1.2 Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan responden yang dimaksudkan untuk menilai dan melihat kemampuan berfikir dan kemampuan menganalisa lingkungan masyarakat dalam menjalankannya kinerjanya. Tingkat pendidikan pada keluarga yang menjadi responden berbeda-beda, dalam penelitian ini dapat dilihat dari tingkat SD, SMP SMA, dan PT. Untuk lebih jelasnya mengenai tingkat pendidikan masyarakat dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Frekuensi Persen 1 SD 1 2,1 2 SMP 7 14,6 3 SMA/SMK/sederajat 13 27,1 4 Diploma/Akademi 17 35,4 5 Sarjana 10 20,8 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa kebanyakan responden memiliki pendidikan Perguruan Tinggi baik Diploma maupun Sarjana, kemudian tingkat SMA/SMK sederajat. Sedangkan sisanya responden yang berpendidikan di atas SMP berjumlah 14,6 persen Jumlah tanggungan keluarga Jumlah tanggungan keluarga yang dimaksud adalah jumlah individu / orang yang ditanggung oleh seorang kepala keluarga dalam satu rumah. Jumlah tanggungan keluarga ini akan mempengaruhi berapa jumlah pengeluaran setiap harinya. Selain itu memiliki jumlah tanggungan yang besar akan menimbulkan beban ekonomi yang besar pula. Tanggungan dalam keluarga adalah istri dan anak-anak disamping itu juga bisa merupakan keluarga atau saudara dekat yang tinggal menumpang kepada responden. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah tanggungan responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 23
3 TABEL Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan No Jumlah tanggungan Frekuensi Persen 1 <3 orang 9 18, orang 30 62,5 3 >5 orang 9 18,8 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai jumlah tanggungan 3-5 orang adalah 30 orang dengan persentase 62,5 persen. Sedangkan untuk jumlah tanggungan kurang dari 3 orang dan lebih dari 5 orang berada pada persentase yang sama yaitu 18,8 persen Pekerjaan Responden Dari hasil penelitian dilapangan terlihat variasi dari jenis pekerjaan responden. Untuk lebih jelasnya mengenai pekerjaan responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini: TABEL Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan No Jenis pekerjaan Frekuensi Persen 1 PNS 18 37,5 2 Pegawai swasta 12 25,0 3 Wiraswasta 6 12,5 5 Jasa 10 20,8 6 Buruh 2 4,2 Dari tabel diatas, kita dapat melihat klasifikasi jenis pekerjaan responden yang mana sebahagian besar responden yakni 37,5% berprofesi sebagai Pegawai Negeri terdiri dari beberapa orang Guru serta staf pada instansi-instansi Pemerintah. Selanjutnya 25% responden bekerja pada Perusahaan-perusahaan swasta diberbagai bidang yakni perbankan, asuransi, dan karyawan di perusahaanperusahaan swasta. 24
4 4.1.5 Tingkat Pendapatan Pendapatan adalah sebuah penghasilan yang diperoleh seseorang dalam kurun waktu tertentu. Tingkat pendapatan ini erat kaitannya dengan penghasilan yang di terima seseorang sestiap hari, minggu, atau bulan. Karena dari tingkat pendapatan ini pula dapat di tentukan seseorang tersebut mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya atau tidak. Untuk lebih jelasnya mengenai pendapatan yng di peroleh oleh responden dapat dilihat pada table di bawah ini: Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan No Pendapatan Frekuensi Persen , ,- 7 14, , , , , , ,2 4 > ,- 3 6,2 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pendapatan berjumlah 7 orang dengan persentase sebesar 14,6 persen. Sedangkan responden yang memiliki penghasilan terdapat 24 orang Waktu Bekerja Waktu kerja istri disektor publik dimaksud dalam penelitian ini adalah berapa lama istri bekerja diluar rumah agar mendapat gambaran bagaimana seorang istri bisa mengatur pekerjaannya pula disektor domestik. Untuk lebih jelasnya mengenai lamanya waktu bekerja istri disektor publik dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 25
5 Tabel Distribusi Responden Berdasakan Jam Kerja No Jam Bekerja Frekuensi Persen 1 <4jam 3 6, jam 10 20, jam 27 56,3 4 > 8 jam 8 16,7 Tabel di atas dapat diketahui bahwa istri yang bekerja disektor publik membutuhkan waktu paling tidak 4 jam sehari yakni berjumlah 3 orang dengan presentasi 6,3%. Selanjutnya Istri yang bekerja antara 4 6 jam perharinya berjumlah 10 orang dengan presentasi 20,8%. Sementara istri yang bekerja selama 6 8 jam sebanyak 27 orang atau 56,3%. Sedangkan yang membutuhkan waktu lebih dari 8 jam perhari untuk bekerja disektor publik sebanyak 8 orang dengan persentase 16,7% dimana rata-rata adalah mereka yang bekerja sebagai pedagang atau wiraswasta serta beberapa sektor jasa Pekerjaan Suami Untuk lebih jelasnya mengenai pekerjaan suami dapat dilihat pada tabel dibawah ini: TABEL Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Suami No Jenis pekerjaan suami Frekuensi Persen 1 PNS 27 56,3 2 Pegawai Swasta 8 16,7 3 Pengusaha 7 14,6 4 Jasa 3 6,3 5 Buruh 2 4,2 6 Petani 1 2,1 Sumber: Data olahan,
6 Tabel di atas menunjukkan bahwa, pekerjaan suami dari responden dalam penelitian ini dapat dikatakan cukup bervariasi. Didominasi dengan pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 27 orang atau 56,3%.Selanjutnya ada Pegawai swasta sebanyak 16,7% dan Penguasaha 14,6%. Sisanya tersebar pada sektor jasa, buruh dan petani sawit atau karet Pendapatan Suami Pendapatan yang diperolehnya suami dari pekerjaan pokok maupun sampingan akan berpengaryh terhadap perekonomian keluarga karena suami dianggap sebagai pencari nafkah utama didalam keluarga sehingga tingkat penghasilan suami kerap dijadikan tolak ukur dalam melihat tingkat kesejahteraan keluarga. Untuk lebih jelasknya akan diuraikan dalam tabel berikut : TABEL Distribusi responden berdasarkan pendapatan suami No Pendapatan Frekuensi Persen 1 < Rp ,4 2 Rp ,1 3 >Rp ,3 Dari tabel di atas, diketahui bahwa rata-rata penghasilan suami diatas Rp /bulan yakni sebanyak 27 orang atau 56,3%. Sedangkan yang berpenghasilan antara Rp ,- - Rp /bulan sebanyak 33,1%. Sisanya adalah 10,4% berpenghasilan kurang dari Rp /bulan. 4.2 POLA PEMBAGIAN PERAN Menurut Davis dan Newstrom (1996) peran diwujudkan dalam perilaku. Peran adalah bagian yang dimainkan individu pada setiap keadaan dan cara tingkah lakunya untuk menyelaraskan diri dengan keadaan. Wanita bekerja menghadapi situasi rumit yang menempatkan posisi mereka di antara kepentingan 27
7 keluarga dan kebutuhan untuk bekerja. Muncul sebuah pandangan bahwa perempuan ideal adalah superwoman atau supermom yang sebaiknya memiliki kapasitas yang dapat mengisi bidang domestik dengan sempurna dan bidang publik tanpa cacat. Dalam perjuangan menuju keseimbangan kerja dan keluarga inilah maka bermunculan berbagai konflik dan masalah yang harus dihadapi dan dicari jalan keluarnya jika ingin tetap menjalani kedua peran tersebut. Bekerja adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan penghasilan dalam bentuk uang atau barang, mengeluarkan energi dan mempunyai banyak kegiatan diluar rumah, kegiatan dimana memungkinkan mereka memperoleh penghasilan bagi keluarganya sebenarnya bukanlah gejala yang baru dalam masyarakat kita (Ihromi,1990). Konflik peran ganda muncul apabila wanita merasakan ketegangan antara peran pekerjaan dengan peran keluarga, Greenhaus dan Beutell (1985) dalam Nyoman Triaryati (2003) ada tiga macam konflik peran ganda yaitu: 1. Time-based conflict. Waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan salah satu tuntutan (keluarga atau pekerjaan) dapat mengurangi waktu untuk menjalankan tuntutan yang lainnya (pekerjaan atau keluarga) 2. Strain-based conflict. Terjadi tekanan dari salah satu peran mempengaruhi kinerja peran lainnya. 3. Behavior-based conflict. Berhubungan dengan ketidaksesuaian antara pola perilaku dengan yang diinginkan oleh kedua bagian (pekerjaan atau keluarga). Pembagian kerja yang dikembangkan di kebanyakan masyarakat telah membedakan tugas perempuan dengan tugas lelaki: seorang lelaki ditetapkan bertanggung jawab untuk melindungi keluarga, melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan produktif, administrasi dan pertahanan dalam masyarakat. Perempuan dibebani dengan tugas-tugas yang berkaitan dengan pemeliharaan sumberdaya manusia termasuk tugas rumah tangga, tanggung jawab di dalam rumah tangga ditetapkan berbeda untuk perempuan dan laki-laki; pekerjaan mengasuh dan melayani keluarga merupakan tanggung jawab perempuan, sedangkan tugas mengatur dan mengawasi keseluruhan anggota 28
8 keluarga merupakan tanggung jawab lelaki. Penetapan tugas untuk lelaki dan perempuan memiliki standar nilai yang beragam dan berbeda antar budaya dan antar masyarakat dan dalam periode waktu yang berbeda. Keragaman ini terjadi karena pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan merupakan produk sosial yang dipengaruhi oleh produk ekonomi, politik dan struktur masyarakat yang juga mengalami perubahan Pola Pembagian Peran Domestik, Publik dan Sosial Kemasyarakatan Peran suami dan isteri dikelompokkan ke dalam peran domestik, peran publik, dan peran sosial kemasyarakatan. Peran domestik adalah peran atau tugastugas yang berkaitan dengan reproduksi, dan pengurusan rumah tangga. Peran publik adalah peran sebagai pencari nafkah atau peran lain yang dilakukan di luar rumah untuk menghasilkan uang. Peran sosial kemasyarakatan adalah peran dalam hubungannya dengan anggota masyarakat lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat padatabel dibawah ini: TABEL Distribusi Responden menurut Pembagian Peran Domestik, Publik Dan Sosial Kemasyarakatan Dalam Keluarga No Jenis Peran Suami istri Bersama Jumlah (%) 1 Domestik (43,7) 2 Publik (25,0) 3 Sosial Kemasyarakatan Jumlah (%) 21 (43,7) Dari 13 (27,1) 14 (29,2) (31,3) 48 (100,0) peran yang diamati maka dapat dilihat pembagiannya terdistribusi Merata antara yang dilakukan oleh suami, istri, dan bersama oleh suami dan isteri. Namun demikian jika dilihat dari komposisi peran yang dilakukan tampak bahwa suami lebih mendominasi jenis peran publik dan sosial kemasyarakatan sedang isteri terkonsentrasi pada peran domestik kerumahtanggaan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam masyarakat luas praktek-praktek patriarkis yang bias gender masih tetap berlangsung. 29
9 Menurut Darwin dan Tukiran (2001), pada masyarakat yang tertata dalam sistem patriarkis, laki-laki diposisikan superior terhadap perempuan di berbagai sektor kehidupan baik domestik mapun publik. Salah satu praktek tersebut adalah adanya beban ganda atau multi burdens pada perempuan (Ihromi, 1990 dalam Subhan, 2004). Perempuan harus melakukan seluruh peran domestik ditambah dengan peran publik yaitu mencari tambahan nafkah atau melakukan kegiatan ekonomi produktif sedang suami yang tanggung jawab utamanya melakukan peran publik relatif terbebas dari tugas membantu melaksanakan peran domestik Pelaksanaan Peran domestik dalam Keluarga Peran domestik merupakan peran yang dijalankan seseorang dalam lingkungan keluarganya. Peran domestik berkaitan dengan pelaksanaan tugastugas seorang ibu rumah tangga seperti menyiapkan sarapan pagi, membersihkan rumah, mempersiapkan makan siang, mengurus anak, mencuci, menyetrika dan kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan rumah tangga. Untuk mengetahui bagaimana peran domestik ini dalam keluarga responden dapat dilihat pada tabel berikut ini: TABEL Distribusi Responden menurut pelaksanaan Peran domestik dalam Keluarga No Kegiatan Pelaksana Jumlah Istri Suami Bersama lainnya (%) 1 Menyiapkan sarapan pagi Memasak untuk makan siang dan malam 3 Mencuci piring Mencuci dan Menyetrika pakaian 5 Mengurus menjaga dan merawat anak 6 Merawat ketika anak sakit Mengawasi dan membantu anak membuat tugas sekolah 8 Menyiapkan keperluan anak 1 1 sekolah 9 Membersihkan rumah Membersihkan halaman/pekarangan rumah Jumlah (%) 17 (35,4) Sumber : Data Olahan, (8,4) 10 (20,8) 17 (35,4) 48 (100,0) 30
10 Tabel diatas memperlihatkan Kecenderungan peran perempuan dalam ranah domestik semakin meningkat. Dalam upaya mencapai hidup sejahtera, wanita bekerja setiap hari berusaha agar segenap perannya baik sebagai ibu rumah tangga maupun pekerja untuk mengatur waktu sedemikian rupa sehingga semua peran yang disandangnya dapat dilaksanakan dengan seimbang. Kendati demikian pasti ada kendala yang akan di alami dalam melaksanakan peran gandanya tersebut, salah satu masalah penting jika wanita memasuki sektor publik atau bekerja diluar rumah tangga adalah pekerjaan rumah tangga atau domestik. Berbagai strategi diupayakan guna melancarkan dan membantu meringankan pekerjaan-pekerjaan domestik yakni dengan substitute agent (peran pengganti). Alternatif peran ini merupakan strategi untuk meminimalisir konflik peran bagi wanita karir dalam melaksanakan pekerjaan domestik. Alternatif peran ini dapat berupa dukungan moral, materi maupun tenaga dari orang-orang terdekat seperti suami, anak-anak atau kerabat dekat. Seperti yang terlihat dari hasil penelitian bahwa pekerjaan domestik tidak hanya di diselesaikan oleh istri namun juga dapat dilakukan bersama-sama dengan suami serta faktor lainya juga bisa diperoleh dari anak-anak yang sudah cukup besar atau dewasa misalnya untuk membersihkan rumah atau mencuci piring. Disamping itu alternatif peran lainnya adalah menggunakan jasa pembantu rumah tangga atau jasa-jasa komersil lainnya dalam meringakan pekerjaan domestik istri, Misalnya mencuci pakaian di laundry atau membeli makanan cepat saji di restoran untuk makan keluarga. Namun, jika terpaksa harus dikerjakan sendiri ibu-ibu bekerja biasanya akan membeli beraneka ragam peralatan rumah tangga seperti mesin cuci pakaian, mesin cuci piring, vacum cleaner, setrika uap dan sebagainya untuk menghemat waktu dan tenaga dalam menguus rumah tangga dengan lebih mudah. Sebagian besar suami dalam keluarga memiliki persepsi yang cenderung bias gender terhadap pola pembagian peran dalam keluarganya. Isteri yang dominan melakukan peran domestik dipersepsi sebagai hal biasa karena sudah sesuai dengan kodratnya sebagai perempuan sedang sebagai pelaku usaha ekonomi produktif hanyalah merupakan peran tambahan yang boleh dilakukan tapi boleh juga tidak. Meskipun mengapresiasi positif hasil kerja isteri dalam usaha ekonomi produktif 31
11 namun dalam banyak hal suami masih tetap menunjukkan persepsi bahwa hal tersebut tidak terlalu penting. Hal ini tampak dari pendapat suami yang tidak melarang isterinya jika akan berhenti melakukan usaha ekonomi produktif meskipun hal tersebut akan mengganggu pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga. Bahkan masih ada sebagian kecil suami yang menilai bahwa motivasi isteri melakukan usaha ekonomi produktif adalah karena tidak puas terhadap penghasilan suami. Dengan demikian kesibukan atau beban ganda yang dihadapinya tidak perlu membuat suami mengubah sistem pembagian peran yang sudah lazim sejak nenek moyang. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa sikap suami terhadap pembagian peran dalam keluarga cenderung pasif dimana sebagian besar suami membiarkan isteri yang juga pelaku usaha dan memberikan kontribusi ekonomis kepada keluarga tetap dibebani semua peran domestik Pengambilan Keputusan Dalam Keluarga Dalam sebuah keluarga pengambilan keputusan biasanya dilakukan oleh pihak yang dominan dalam mengatur rumah tangga, atau dapat juga berdasarkan kesepakatan antara suami dan istri. Untuk mengetahui bagaimana peran dalam pengambilan keputusan pada wanita bekerja di kota Pekanbaru, dapat dilihat pada tabel berikut ini: TABEL Distribusi Responden terhadap Pengambilan Keputusan dalam keluarga No Jenis Peran Suami Istri Bersama Jumlah (%) 1 Keputusan untuk membeli barang-barang bernilai tinggi (umah, kendaraan, perhiasan, (20,8) dll) 2 Keputusan untuk menabung dan berinvestasi (22,9) 3 Keputusan untuk memilih sekolah anak (14,7) 4 Keputusan untuk rekreasi/berlibur dan memilih tempat berlibur 5 Keputusan untuk memenuhi kebutuhan primer keluarga seperti makan dan minum, membeli pakaian dan keperluan dapur Jumlah (%) 20 (41,7) Sumber : Data Olahan, 2015 (18,7) (22,9) 16 (33,3) 12 (25,0) 48 (100,0) 32
12 Tabel diatas memperlihatkan bahwa pada keluarga responden, peran istri dalam membuat keputusan dominan terutama dalam hal memenuhi kebutuhan primer keluarga seperti makanan dan minuman membeli pakaian dan keperluan dapur. Responden lebih memilih membeli sendiri bahan makanan untuk keluarga meskipun memiliki pembantu rumah tangga, begitu juga keputusan dalam membeli pakaian anak-anak dan suami serta membeli keperluan rumah tangga lainnya biasanaya para istri dapat langsung mengambil keputusan. Sementara itu peran suami dalam peran suami yang dominan dalam mengambil keputusan terkait dalam hal- hal membeli barang-barang bernilai tinggi seperti rumah dan kendaraan, keputusan untuk menabung dan berinvestasi. Sebagian besar responden menyatakan hal ini disebabkan bahwa keputusan tersebut dianggap sangat penting dan serius karena terkait dengan materi dan financial seperti jumlah uang yang akan dikeluarkan cukup besar, manajemen resiko serta kepentingan terhadap kemampuan keuangan keluarga, karena suami dianggap sebagai pencari nafkah utama dan bertanggung jawab terhadap keberlangsungan ekonomi dan kesejahteraan keluarga Pihak Yang Lebih Cepat Memberikan Respon Pada Masalah Maksud dari pihak yang lebih cepat memberikan respon ada masalah yang terjadi didalam keluarga dan disekitar tempat tinggal adalah terdapat kerjasama yang baik antara pihak istri dan suami atau hanya salah satu pihak saja baik istri ataupun suami saja ketika terjadi suatu permasalahan disekitar tempat tinggal responden. Untuk lebih jelasnya mengenai pihak yang lebih cepat memberikan 33
13 respon pada masalah yang terjadi disekitar tempat tinggal dapat dilihat pada tabel dibawah ini: TABEL Distribusi responden menurut pihak yang cepat tanggap dalam merespon masalah No Respon terhadap masalah Frekuensi Persentase 1 Suami 17 35,4 2 Istri 15 31,3 3 Bersama 16 33,3 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa ketika terjadi masalah dalam keluarga dan lingkungan tempat tinggal mereka pihak yang lebih cepat menanggapi atau mempberikan respon adalah dari kedua belah pihak berjumlah 17 orang dengan presentasi 35,4 persen dan merupakan jumlah tertinggi. Ini menunjukkan adanya kerja sama yang baik antara keduanya (suami dan istri) dalam merespon keadaan sekitar tempat tinggal mereka. Lalu disusul dari pihak istri yang berjumlah 16 orang dengan presentasi 33,3 persen. Dan yang terakhir adalah dari pihak suami berjumlah 15 orang dengan presentasi 31,3 persen. Dapat disimpulkan bahwa kerjasama diantara kedua belah pihak dalam satu kelurga dalam menanggapi keadaan tempat tinggalnya masih kurang. Karena jika kita bandingkan dengan yang menanggapi suami dan istri daripada pihak suami saja atau istri saja adalah 35,4 % berbanding 64,6 %. 34
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan dan modernisasi membuka kesempatan kepada kaum wanita untuk memasuki sektor publik guna mendapatkan penghasilan atau upah. Peluang itu dapat membantu kaum
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL Politik, Birokrasi dan Perubahan Sosial Ke-II Pilkada Serentak, Untung Rugi dan Korupsi Politik Pekanbaru, November 2015
POLA PEMBAGIAN PERAN DALAM KELUARGA (ANALISIS TERHADAP FUNGSI SUBSTITUTE AGENT DALAM RUMAH TANGGA WANITA BEKERJA DI KOTA PEKANBARU) Yoserizal Dosen Jurusan Sosiologi Fakultas IlmuSosial dan Ilmu Politik
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wanita untuk bekerja adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan suatu kelompok primer yang sangat erat. Yang dibentuk karena kebutuhan akan kasih sayang antara suami dan istri. (Khairuddin, 1985: 104).Secara historis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di Indonesia yang semakin pesat membuat kebutuhan rumah tangga semakin meningkat. Kurangnya pendapatan yang dihasilkan suami sebagai kepala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, jumlah pengangguran meningkat sehingga berimbas pada peningkatan jumlah penduduk miskin. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jumlah penduduk
Lebih terperinciVI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH
59 VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 6.1. Curahan Tenaga Kerja Rumahtangga Petani Lahan Sawah Alokasi waktu kerja dalam kegiatan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern ini peran wanita sangat dibutuhkan dalam membangun perkembangan ekonomi maupun sektor lain dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri
Lebih terperinciBAB VI PERAN (PEMBAGIAN KERJA) DALAM RUMAHTANGGA PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN BMT SWADAYA PRIBUMI
BAB VI PERAN (PEMBAGIAN KERJA) DALAM RUMAHTANGGA PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN BMT SWADAYA PRIBUMI 6.1 Peran (Pembagian Kerja) dalam Rumahtangga Peserta Peran atau pembagian kerja tidak hanya terdapat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama yang sentral dalam organisasi sosial. Kebanyakan sistem patriarki juga
Lebih terperinciVI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN
VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum responden beras organik SAE diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN
BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN 5.1 Faktor Internal Responden Penelitian Faktor internal dalam penelitian ini terdiri dari jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, status
Lebih terperinciBAB V STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT LOKAL DESA GOROWONG. 5.1 Strategi Nafkah Kampung Ater dan Kampung Ciawian
28 BAB V STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT LOKAL DESA GOROWONG 5.1 Strategi Nafkah Kampung Ater dan Kampung Ciawian Strategi nafkah dalam kehidupan sehari-hari direprensentasikan oleh keterlibatan individu-individu
Lebih terperinci2015 PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Kabupaten Subang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat yang sedang gencar melakukan pembangunan industri. Tertulis dalam Peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hampir separuh dari seluruh kehidupan seseorang dilalui dengan bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan berbagai perasaan dan sikap. Saat ini,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI
VI KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI 6.1. Karekteristik Umum Responden Konsumen yang berkunjung ke Restoran Mira Sari memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi sosial maupun ekonomi.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Peran Pekerjaan dan Keluarga Fenomena wanita bekerja di luar rumah oleh banyak pihak dianggap sebagai sesuatu yang relatif baru bagi masyarakat Indonesia. Kendati semakin lumrah,
Lebih terperinciBAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY)
BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) 5.1 Karakteristik Karakteristik pendengar merupakan salah satu faktor yang diduga
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PERAN GENDER DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN
39 HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PERAN GENDER DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN Pembagian peran/aktivitas yang dilakukan dalam rumah tangga perikanan berkaitan dengan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)
GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) Pengunjung yang datang ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, berasal dari daerah dalam dan luar Kota Palembang (wisatawan
Lebih terperinciVI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI
VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI Pengunjung restoran yang mengkonsumsi menu makanan dan minuman di Restoran Khaspapi memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbedabeda. Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wanita yang ikut dalam aktifitas bekerja. Wanita sudah mempunyai hak dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada jaman sekarang kebutuhan hidup individu semakin meningkat. Bekerja menjadi hal yang penting untuk memenuhi kebutuhan individu. Aktifitas bekerja banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bekerja bagi manusia sudah menjadi suatu kebutuhan, baik bagi pria maupun bagi wanita. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan
Lebih terperinciPELUANG WANITA BERPERAN GANDA DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG KEMITRASEJAJARAN PRIA DAN WANITA DI KABUPATEN BANDUNG
RINGKASAN LAPORAN PENELITIAN PELUANG WANITA BERPERAN GANDA DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG KEMITRASEJAJARAN PRIA DAN WANITA DI KABUPATEN BANDUNG Oleh : Dra. Sofi Sufiarti. A ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seperti kesehatan, ekonomi, sosial, maupun politik. Pergeseran peran tersebut terjadi karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa dekade terakhir peran wanita telah bergeser dari peran tradisional menjadi modern. Hal ini terlihat dari peran sosial yang diikuti sebagian wanita dalam
Lebih terperinci2016 WORK FAMILY CONFLICT - KONFLIK PERAN GANDA PADA PRAMUDI BIS WANITA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekerja bagi manusia sudah menjadi suatu kebutuhan, baik bagi pria maupun bagi wanita. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah karya
Lebih terperinciBAB V BEBAN GANDA WANITA BEKERJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
BAB V BEBAN GANDA WANITA BEKERJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Beban Ganda Beban ganda wanita adalah tugas rangkap yang dijalani oleh seorang wanita (lebih dari satu peran) yakni sebagai ibu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jatiwangi merupakan wilayah yang memproduksi genteng, baik genteng
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jatiwangi merupakan wilayah yang memproduksi genteng, baik genteng nok, wuwung maupun genteng biasa bahkan genteng glasir. Pada tahu 1980an pabrik genteng mengalami
Lebih terperinciANALISIS HASIL PENELITIAN
69 VI. ANALISIS HASIL PENELITIAN Bab ini membahas hubungan antara realisasi target pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah terhadap ketimpangan gender di pasar tenaga kerja Indonesia. Pertama, dilakukan
Lebih terperinciKONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA PERIKANAN DI DESA TANJUNG PASIR
31 KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA PERIKANAN DI DESA TANJUNG PASIR Pengertian kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Indonesia diarahkan untuk pembangunan manusia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya. Termasuk dalam proses pembangunan adalah usaha masyarakat untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada era modern ini kedudukan wanita dan pria bukanlah sesuatu yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modern ini kedudukan wanita dan pria bukanlah sesuatu yang layak diperdebatkan lagi, sekat pemisah antara pria dan wanita dalam bekerja semakin menipis
Lebih terperinciBAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA
BAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA 5.1 Pendahuluan Fenomena konflik pekerjaan keluarga atau work-family conflict ini juga semakin menarik untuk diteliti mengingat banyaknya dampak negatif yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian masih menjadi sumber mata pencaharian utama bagi masyarakat Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang mampu diserap dari berbagai
Lebih terperinci(Elisabeth Riahta Santhany) ( )
292 LAMPIRAN 1 LEMBAR PEMBERITAHUAN AWAL FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL JAKARTA Saya mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah saudara luangkan untuk berpartisipasi dalam penelitian
Lebih terperinciIMPLIKASI PERAN GANDA PEREMPUAN DALAM KEHIDUPAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT
IMPLIKASI PERAN GANDA PEREMPUAN DALAM KEHIDUPAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT Ninin Ramadani SMA Negeri 3 Cirebon E-mail: nininramadani@yahoo.co.id ABSTRACT This research background is about the double
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden A. Umur Kisaran umur responden yakni perempuan pada Kasus LMDH Jati Agung III ini adalah 25-64 tahun dengan rata-rata umur 35,5 tahun. Distribusi
Lebih terperinciPERAN IBU PEKERJA DALAM PERAWATAN BALITA DI DESA SELOPAMIORO KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL
PERAN IBU PEKERJA DALAM PERAWATAN BALITA DI DESA SELOPAMIORO KECAMATAN IMOGIRI KABUPATEN BANTUL Desty Dwi Kurnia desty.dwi.k@mail.ugm.ac.id Wiwik Puji Mulyani mulyaniwp@gmail.com Abstrak Desa Selopamioro
Lebih terperinciPuji Hastuti F
HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA WANITA KARIER DENGAN SIKAP KERJA NEGATIF ABSTRAKSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat Mencapai gelar Sarjana S-1 Psikologi Oleh : Puji Hastuti F 100
Lebih terperinciPENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian mempunyai peranan yang strategis dalam penyerapan tenaga kerja yang ada di Indonesia, yaitu dengan tingginya penyerapan tenaga kerja sekitar 44 persen dari
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis deskriptif, karena penelitian ini
24 III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis deskriptif, karena penelitian ini bermaksud menggambarkan secara sistematis tentang bagaimana gambaran pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan permintaan pasar. Apabila permintaan pasar mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari perusahaan adalah menghasilkan produk atau jasa yang sesuai dengan permintaan pasar. Apabila permintaan pasar mengalami peningkatan maka
Lebih terperinciBAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU
BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU Secara umum, rumahtangga miskin di Desa Banjarwaru dapat dikatakan homogen. Hal ini terlihat dari karakteristik individu dan rumahtangganya. Hasil tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa secara kuantitas, pekerja wanita merupakan faktor tenaga kerja yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya kebutuhan akan sandang, pangan dan papan, mendorong perempuan berperan aktif dalam sektor publik. Sumbangan wanita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peran sosial dimana dapat bekerja sesuai dengan bakat, kemampuan dan. antara tugasnya sebagai istri, ibu rumah tangga.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman telah membawa perubahan terhadap peran wanita dari peran tradisional yang hanya melahirkan anak dan mengurus rumah tangga, menjadi peran
Lebih terperinciKONTRIBUSI EKONOMI PEREMPUAN. Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.Sc
KONTRIBUSI EKONOMI PEREMPUAN Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.Sc Tuntutan Kemiskinan terhadap Peran Ekonomi Perempuan Permasalahan keluarga yang ada saat ini didominasi oleh adanya masalah sosial ekonomi
Lebih terperinciTINGKAT KEBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN
65 VII. TINGKAT KEBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN 7.1 Akses dan Kontrol Peserta Perempuan Program Terhadap Sumberdaya Tingkat keberdayaan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan program PNPM Mandiri
Lebih terperinciBAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN
50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Konsumen Responden dalam penelitian ini adalah pembeli sayuran segar di Pasar Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. Pengumpulan data
Lebih terperinciKeadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jambi Agustus 2017
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAMBI Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jambi Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka Sebesar 3,87 Persen Jumlah angkatan kerja di Provinsi Jambi pada Agustus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Menurut World Health Organization,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu organisasi yang bergerak di bidang kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Menurut World Health Organization, rumah sakit
Lebih terperinciBAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT. bekerja. Dampak dari masalah work family conflict yang berasa dari faktor
BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT 6.1 Pendahuluan Fenomena work-family conflict ini juga semakin menarik untuk diteliti mengingat banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan, baik terhadap wanita dan
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci: perempuan, bekerja, sektor publik, adat
Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Perempuan Bali untuk Bekerja di Sektor Publik (Studi Kasus di Desa Adat Kerobokan Kuta Utara Kabupaten Badung). Nama : Ni Putu Devi Ekayanti Ningsih
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Secara administratif Kota Yogyakarta berada di bawah pemerintahan Propinsi DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) yang merupakan propinsi terkecil setelah Propinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumah, mengurus, mendidik, dan mengasuh anak.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, keluarga mempunyai dua sosok penanggung jawab dalam segala hal yang berkaitan dengan keberlangsungan rumah tangga. Sosok ayah sebagai kepala
Lebih terperinciMOTIVASI WANITA BEKERJA DALAM RANGKA MENINGKATKAN PERANNYA DI BIDANG EKONOMI
MOTIVASI WANITA BEKERJA DALAM RANGKA MENINGKATKAN PERANNYA DI BIDANG EKONOMI Endang Sungkawati 1) Ratnawati 2) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Wisnuwardhana Malang Jl. Danau Sentani 99 Malang endang_sung@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut menunjukkan bahwa perempuan memiliki posisi vital di tengah-tengah keluarga dengan segala fungsi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Work-Family Conflict (WFC) adalah salah satu dari bentuk interrole
BAB II LANDASAN TEORI A. Work-Family Conflict 1. Definisi Work-Family Conflict Work-Family Conflict (WFC) adalah salah satu dari bentuk interrole conflict yaitu tekanan atau ketidakseimbangan peran antara
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perkebunan teh PTPN VIII Ciater Subang merupakan perkebunan yang
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perkebunan teh PTPN VIII Ciater Subang merupakan perkebunan yang tetap bertahan dari zaman kolonial Belanda sampai tahun 1990, bahkan sampai sekarang. Keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah Emansipasi wanita telah memberikan semangat dan dorongan bagi kaum perempuan untuk tampil secara mandiri dalam mencapai segala impian, cita-cita dan memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017
No. / / /Th., 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,67 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Jambi pada Februari 2017 mencapai 1.792
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini kami menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya
Lebih terperinciVI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN
VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN Rumahtangga adalah basis unit kegiatan produksi dan konsumsi dimana anggota rumahtangga merupakan sumberdaya manusia
Lebih terperinciVI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN
VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Mekanisme Penyaluran KUR di BRI Unit Tongkol Dalam menyalurkan KUR kepada debitur, ada beberapa tahap atau prosedur yang harus dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada abad ke-18 muncul revolusi industri di Eropa, kemudian diciptakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-18 muncul revolusi industri di Eropa, kemudian diciptakan mesin-mesin yang digerakkan dengan tenaga uap. Orang-orang tidak dapat membantah dan menyangkal
Lebih terperinciKasus Bias Gender dalam Pembelajaran
Kasus Bias Gender dalam Pembelajaran Oleh: Wagiran (Anggota Pokja Gender bidang Pendidikan Provinsi DIY, Dosen FT Universitas Negeri Yogyakarta), maswa_giran@yahoo.com GENDER BERMASALAH? salah satu jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam memenuhi kewajiban maupun tanggung jawab kepada anak-anaknya. Pengasuhan dan pendidikan pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Fungsi utama yang. dan menandakan bahwasannya dunia telah modern
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berawal dari ilmu pengetahuan, teknologi tercipta dan muncul ditengah kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Fungsi utama yang berhubungan untuk membantu meringankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan institusi terkecil dalam masyarakat yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan bahwa keluarga
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya saing dalam dunia usaha. Hal ini merupakan suatu proses kegiatan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ekonomi abad ke dua puluh satu, ditandai dengan globalisasi ekonomi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia serta menuntut adanya efisiensi dan daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen bila ditinjau sebagai suatu proses merupakan suatu rangkaian tahap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen bila ditinjau sebagai suatu proses merupakan suatu rangkaian tahap kegiatan yang diarahkan pada pencapaian tujuan dengan memanfaatkan semaksimal
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Isu tentang peran perempuan Indonesia dalam pembangunan nasional dewasa ini menjadi semakin penting dan menarik. Peran perempuan Indonesia dalam pembangunan nasional
Lebih terperinciDAMPAK PERAN GANDA WANITA TERHADAP POLA ASUH ANAK (STUDI PADA WANITA PEGAWAI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN DI PONOROGO) Oleh:
DAMPAK PERAN GANDA WANITA TERHADAP POLA ASUH ANAK (STUDI PADA WANITA PEGAWAI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN DI PONOROGO) Oleh: TITI RAPINI NANING KRISTIYANA Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan kualitas sumberdaya manusia di Indonesia masih perlu mendapat prioritas dalam pembangunan nasional. Berdasarkan laporan United Nation for Development Programme
Lebih terperinciLAMPIRAN. Draf wawancara (interview guide) untuk buruh tani perempuan:
LAMPIRAN INFORMAN KUNCI Draf wawancara (interview guide) untuk buruh tani perempuan: Profil informan Nama : Umur : Status Perkawinan : Alamat : I. Mengenai pekerjaan informan (isteri/ibu yang bekerja di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia, salah satu dampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia, salah satu dampak yang ditimbulkan dari perubahan tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoretis Berkaitan dengan konsep status dan peran dijelaskan bahwa pada dasarnya seorang individu akan mampu memiliki beberapa peran sekaligus yang harus dijalankan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran Istri Yang Bekerja Dalam Keluarga Peranan atau peran adalah pola perilaku yang dikaitkan dengan status atau kedudukan. Setiap manusia yang menjadi warga suatu masyarakat
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN
BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam masyarakat yang terbentuk dari hubungan pernikahan laki-laki dan wanita untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA
38 BAB III PENYAJIAN DATA A. Identitas Responden Karakteristik responden merupakan identitas dari pada responden yang diambil datanya yang sesuai dan berhubungan dengan keadaan responden yang akan diteliti.
Lebih terperinciHasil Dokumentasi Penelitian Bulan Juni Dan Juli 2008
Hasil Dokumentasi Penelitian Bulan Juni Dan Juli 2008 Foto Perkebunan Sawit Milik PT.Socfindo Indonesia Yang Berada Di Daerah Mata Pao,Kabupaten Sergei Tempat Para Buruh/Karyawan Bekerja Yang Melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan single parent adalah perempuan yang telah bercerai dengan pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi, membimbing, dan merawat
Lebih terperinciVIII. RINGKASAN DAN SINTESIS
VIII. RINGKASAN DAN SINTESIS Pada bagian ini akan dikemukakan beberapa ringkasan hasil dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya. Selanjutnya akan dikemukakan sintesis dari keseluruhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimasuki oleh kaum wanita baik sebagai dokter, guru, pedagang, buruh, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wanita Indonesia saat ini memiliki kesempatan yang terbuka lebar untuk bekerja, sehingga hampir tidak ada lapangan pekerjaan dan kedudukan yang belum dimasuki
Lebih terperinciSOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT )
SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) Dewifebrina 1 Dra. Fachrina,M.Si 2 Erningsih,S.Sos 3 Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu indikator dari pemberdayaan masyarakat adalah kemampuan dan kebebasan untuk membuat pilihan yang terbaik dalam menentukan atau memperbaiki kehidupannya.
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN INTERPRETASI
48 BAB 4 HASIL DAN INTERPRETASI 4.1 Gambaran Partisipan penelitian berdasarkan data partisipan Dalam bab 4 ini akan dipaparkan gambaran demografis partisipan, gambaran tingkat konflik kerja-keluarga dan
Lebih terperinci5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini berupaya menjawab masalah konflik peran pada Ibu bekerja yang baru pertama kali memiliki anak dan cara mereka mengatasinya. Dari penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah terjadi sejak dahulu kala. Kemiskinan sangat terkait dengan kepemilikan modal, kepemilikan lahan,
Lebih terperinciKAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH
Bab 5 KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH 5.1 Hasil Kajian Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki wilayah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Wanita karir mengacu pada sebuah profesi. Karir adalah karya. Jadi, ibu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wanita Karir Wanita karir mengacu pada sebuah profesi. Karir adalah karya. Jadi, ibu rumah tangga sebenarnya adalah seorang wanita karir. Namun wanita karir adalah wanita yang
Lebih terperinci6. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
56 6. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan hasil penelitian, diskusi mengenai hasil penelitian, dan saran bagi penelitian di masa mendatang. 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir
Lebih terperinciV. DAMPAK PERGULIRAN DANA SPP TERHADAP UMKM. 5.1 Keragaan Penyaluran Pinjaman Dana Bergulir SPP
65 V. DAMPAK PERGULIRAN DANA SPP TERHADAP UMKM 5.1 Keragaan Penyaluran Pinjaman Dana Bergulir SPP Kecamatan Cimarga merupakan salah satu kecamatan yang melaksanakan program SPP sejak diselenggarakannya
Lebih terperinciVI. KARAKTERISTIK RESPONDEN
VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Karakteristik Pengunjung Responden dalam penelitian ini adalah pengunjung aktual, yakni pengunjung yang ditemui secara langsung di kawasan Wana Wisata curug Nangka (WWCN).
Lebih terperinciBAB 4 PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG
BAB 4 PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG Pada bab ini akan dipaparkan mengenai responden pelaku pergerakan Cimahi-Bandung yang berpotensial untuk menggunakan
Lebih terperinciAda beberapa hal yang menjadi alasan peneliti yaitu : a) Peneliti melihat para responden dihadapi dengan tugas dan tanggung jawab sebagai perawat
BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Konflik pekerjaan-keluarga berpengaruh
Lebih terperinci