METODE NUMERIK. ROBIA ASTUTI, M.Pd. STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE NUMERIK. ROBIA ASTUTI, M.Pd. STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung"

Transkripsi

1 METODE NUMERIK ROBIA ASTUTI, M.Pd. STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

2 BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM Metode numerik : Teknik yang di gunakan untuk memformulasikan persoalan matematika sehingga dapat di pecahkan dengan operasi perhitungan / aritmatika biasa ( tambah, kurang, bagi, kali), dapat menggunakan kalkulator atau komputer. Perbedaan antara metode analitik dan metode numerik i. Penyelesaian dengan metode analitik yaitu: memberikan penyelesaian / (exact) ii. Penyelesaian dengan metode numerik yaitu memberikan penyelesaian /solusi pendekatan(approximation) Pengertian Galat ( Nilai Kesalahan) Galat (error) adalah selisih antara solusi sebenarnya (exact) dengan solusi hampiran /pendekatan (approximation) Tujuan yang harus dicapai dari metode Numerik antara lain :. Dapat memanipulasi penyelesaian suatu perhitungan dengan cepat dan akurat dengan galat yang relatif kecil. Memperkirakan galat atau tingkat kesalahan pada hasil akhir dari suatu perhitungan. Contoh : Nilai sebenarnya = 0 3 dan nilai pendekkatanya = 3,333 Hitunglah galat, galat mutlak, dan galat relatif? Penyelesaian ; Galat : = = 3000 = Galat mutlak : = 0, Galat relatif : = 0000 = Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik

3 BAB II DERET TAYLOR DAN ANALISIS GALAT A. Pengertian deret Taylor Sebagian besar metode numerik yang diturunkan berdasarkan pendekatan fungsi kedalam bentuk polinom. Nilai kesalahan atau galat pada penyelesaian numerik harus diihubuungkan dengan seberapa teliti polinom mendekatti fungsi sebenarnya. Alat yang digunakan untuk membuat polinom pendekatan adalah Deret Taylor. Rumus Deret Taylor f(x) = f(x 0 ) + ( x x 0! + ( x x 0 ) m! ) f (x 0 ) + ( x x 0! f (x 0 ) + ) f (x 0 ) + jika x x 0 = h maka f(x)dapat juga ditulis sebagai f(x) = f (x 0 ) + h! f (x 0 ) + h! f (x 0 ) + + hm m! f (x 0 ) + Menggambarkan fungsi f pada selang itu dan R n (x) = f n + (x x n+! 0) Contoh :. Hampiri fungsi f(x) = sin(x) kedakam derat taylor disekitar x o = Penyelesaian : f(x) = sin(x) f (x) = cos(x) f (x) = sin(x) f (x) = cos(x) sin(x) = sin() + + (x )! (x )^3 3!. cos() + ( c0s() + (x )!. ( sin()) (x )4 sin() + 4! c Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik

4 Misal x - = h sin(x) = sin() + h cos() h sin() h3 6 cos(0 + h4 4 sin() + = 0, ,5403h 0,408h 0,090 h 3 + 0,035 h 4. Hampiri fungsi e x berikut ke dalam deret taylor maclaurin Penyelesaian : f(x) = e x f (x) = e x f (x) = e x f (x) = e x... (x e x = e 0 0) +. e (0) (x 0) +. e (0) (x 0)3 +. e (0) +!! 3! = + z + z! + x3 3! + = + x + x! + x3 3! + B. Analisis Galat Menganalisis galat sangat penting didalam perhitungan yang menggunakan metode numerik. Galat berasosiasi dengan seberapa dekat solusi hampiran terhadap solusi sejatinya. Secara umum terdapat dua sumber utama penyebab galat dalam perhitungan numerik :. Galat pemenggalan Galat pemenggalan di timbulkan akibat penggunaan pendekatan sebagai pengganti rumus yang eksak. Istilah pemenggalan muncul karena banyak metode numerik yang diperoleh dengan pendekatan fungsi menggunakan deret Taylor. Karena deret Taylor merupakan deret yang tak-terhingga, mka untuk pendekatan tersebut deret taylor kita penggal sampai pada suku orde tertentu. Contoh: Pendekatan fungsi cos (x) dengan bantuan deret Taylor di sekitar x = 0 Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 3

5 Penyelesaian : f(x) = cos( x) f (x) = sin( x) f (x) = cos( x) f (x) = sin( x) cos (x) = cos(0) + x 0! (x 0) 3 3! (sin 0) +. ( sin (0)) + (x 0) ( c0s(0)) +! = + x(0) + x x x4 ( ) + (0) +! 3! 4! () + = x + x Galat Pembulatan ( round-of error) Keterbatasan komputer dalam penyajian bilangan real menghasilan galat yang di sebut galat pembulatan. Sebagai contoh /6 = 0, tidak dapat di nyatakan dengan tepat oleh komputer karena digit 6 panjangnya tidak terrbatas. Komputer hanya mampu mempresentasikan sejumlah digit saja. Misalnya sebuah komputer hanya dapat mempresentasikan bilangan real dalam 6 gigit angka berarti, maka representasi bilangan /6 = 0, di dalam komputer 6-digit tersebut adalah 0,66667 Galat pembulatannya adalah /6 0,66667 = -0, Kebanyakan komputer digital mempunyai dua buah cara penyajian bilangan real,yaitu bilangan titik-tetap (fixed point) dan bilangan titikkambang (floating point). Dalam format bilangan titik-tetap setiap bilangan di sajikan dengan jumlah tempat desimal yang tetap, misalnya ; 6,358;0.03;,000. Sedangkan dalam format bilangan titik kambang setiap bilangan di sajikan dengan jumlah digit berarti yang sudah tetap atau disebut juga angka bena,atau angka signifikan (significant figure), misalnya ; Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 4

6 0.638 X 0 3 dapat ditulis juga E X 0 3 dapat ditulis juga 0.74 E 3 Cara membulatkan ada macam, yaitu : a. pemotongan (chopping), membulatkan ke bawah : perhiungan dengan di bulatkan ke bawah tampa melihat angka tersebut lebih dari atau kurang darri 5. b. pembulatan (rounding),membulatkan ke angka terdekat : perhitungan dengan membulatkan ke atas jika angka tersebut lebih dari atau sama dengan 5,dan di bulatkan ke bawah, jika kurang dari 5. Contoh : Hampiri fungsi f(x) = sin(x) disekitar x 0 = sampai pada orde ke-4 dan carilah galatnya? Penyelesaian : Diketahui f(x) = sin(x) f (x) = cos(x) f (x) = sin(x) f (x) = cos(x) f (x) = sin(x) sin(x) = sin() + c0s i (h) sin() h h3 cos()! 3! + sin() h4 4! + R 4(x) Galatnya : R 4 (x) = cos(e) h5,, < e < x 5! Contoh : Hitunglah hampiran nilai cos (0,) sudut dinyatakan dalam radian, dengan deret maclaurin sampai suku orde ke n = 6 gunakan 7 angka dibeelakang koma, Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 5

7 Penyelesaian : f(x) = sin(x) f (x) = cos(x) f (x) = sin(x) f (x) = cos(x) f (x) = sin(x) cos(x) = cos(0) + (0, 0)! ( sin(x) (0, 0) + ( cos(x)) +! (0, 0)3 (sin(x) 3! + (0, 0)4 4! (0, 0)5 (cos(x) + ( sin(x) 5! (0, 0)6 + ( cos(x) + 6! = = + 0,006 0 C. Bilangan Titik Kambang Titik kambang adalah suatu nilai yang digunakan dalam program komputer untuk menyatakan suatu bilangan real. Bilangan titik kambang format bilangan real pada komputer berbeda-beda tergantung pada piranti keras dan compiler bahasa pemrogamanya, umumnya disajikan dalam format bilangan titik kambang dan ditulis : x = ±m B 6 = ±0, b, b, b 3,, b n B p Dengan M = mantiesa(real) n basisi 0, B = Basis sistem bilangan yang dipakai (,8,0,6,dsb) P = pangkat (bilangan bulat) nilainya dari p min sampai p maks N = panjang bilangan (bit) mantisa atau presisi Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 6

8 yang diinginkan sebagai contoh bilangan real 43,7654 dinyatakan sebagai 0, x 0 3 dalam format bilangan titik kambang denga penulisan ilmiah termasuk dalam sistem bilangan titik kambang ini. D. Bilangan Titik Kambang Ternormalisasi Representasi bilangan titik kambang tidak unik karena kita juga bisa menyatakan rumus : x = ±m B n sebagai x = ±mb B p Misal : 45,7654 apat ditulis sebagai 0, x 0 3 atau, x 0 atau 0, x 0 4 dan sebagainya Agar seragam, sistem komputer menormalisasikan formatnya sehingga semua bilangan mantisa selalu angka signifikan atau bilangan pertama tidak boleh nol. Sebagai konsekuensi penormalan nilai m adalah : B m < Pada sistem bilangan desimal (B = 0) m berkisar antara 0, sampai dan sistem biner (B = ) m antara ½ sampai. E. Pembulatan Padabilangan Titik Kambang Ada dua teknik pembulatan yaitu :. Pemotongan (chooping) Misalkan x adalah bilangan titik kambang dalam basis 0 x = ±0, b, b, b 3,, b n b n 0 p Jika n adalah banyaknya bilangan mantis komputer dan karena banyaknya bilangan mantis x lebih banyak dari bilangan mantis komputer maka x dipotong sampai n digit saja fl chop (x) = ± b, b, b 3,, b n b n 0 p Sebagai contoh fl chop (π) = 0, dengan galat sebesar 0, Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 7

9 . Pembulatan Ke Digit Terdekat (In-Rounding) Misalkan x adalah bilangan titik kambang dalam basis 0 x = ±0, b, b, b 3,, b n b n 0 p Jika n adalah banyaknya bilangan mantis komputer dan karena banyaknya bilangan mantis x lebih banyak dari bilangan mantis komputer maka x dipotong sampai n digit saja fl chop (x) = ± b, b, b 3,, b n b n 0 p Yang dalam hal ini : b n{ b n+ b n,jika b n+ <5 b n+, jika b n+ <5 n genap,b n+ <5 n ganjil Contohnya, bilangan π = 0, didalam komputer hipotesis dengan 7 bilangan mantis dibulatkan menjadi : fl round (π) = 0, dengan galat sebesar 0, Contoh ini menunjukkan bahwa pembulatan menghasilkan galat yang lebih rendah ketimbang pemotongan. F. Aritmatika Bilangan Titik- Kambang Aritmetika bilangan titik kambang antara lain : a. Operasi Penambahan Dan Pengurangan Penjumlahan (termasuk pengurangan) bilangan yang sangat kecil ke (atau dari) bilngan yang sangat besar menyebabkan timbulnya galat pembulatan Contoh : Hitunglah, ,0438 = 0, ,438 0 Penyelesaian : 0,557 0 = 0, ,438 0 = 0, = 0, Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 8

10 Pengurangan dua bilangan yang hampir sama besar hasilnya mungkin mengandung 0 pada posisi bilangan mantis yang paling berarti (posisi bilangan paling kiri) Contoh : Kurangkan lah 0, dengan 0, (5 angka signifikan) Penyelesaian : 0, , , Kehilangan angka signifikan dalam mengurangkan dua buah bilangan yang hampir sama besar merupakan sumber galat utama. Hal ini bisa di hindari dengan mengubah metode komputasi yang di gunakan, misalnya : dengan mengelompokan suku-suku perkalian bentuk sekawan, menggunakan deret Taylor. Contoh Diberikan f(x) = x ( x + x ) hitunglah f(500) dengn menggunakan 6 angka signifikan dan pembulatan ke digit terdekat. Penyelesaian : f(500) = 500( ) = 500(,3830,3607) = 500(0,03) =,5 (4 angka signifikan) Penyelesaian sebenarnya adalah, Untuk memperoleh hasil yang lebih halus, fungsi f(x)kita susun menjadi bentuk : f(x) = x ( x + x ) ( x + + x ) = x( x + x) ( x + + x ) Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 9

11 = x [( x + ) ( x ] ( x + + x ) x = x + + x = p(x) Sehingga p(500) = 500 = 500 = 500 = ,3830+, b. Operasi Perkalian Dan Pembagian Perkalian dan pembagian dua buah bilangan titik kambang tidak memerlukan penyamaan pangkat seperti penjumlahan. Perkalian dapat di lakukan dengan mengalikan ke dua mantis dan menambahkan ke dua pangkatnya. Contoh : Hitunglah perkalian 0, dengan 0,456 0 ( 4 angka signifikan) Penyelesaian : Kalikan mantis 0,465 0,456 0, jumlahkan pangkat Gabungkan mantis dengan pangkat : 0, Normalisasi : 0, Pembulatan : 0, Pemotongan : 0, BAB 3 SOLUSI PERSAMAAN NIRLANJAR Dalam bidang sains dan rekayasa, para ahli ilmu alam dan rekayasawan sering berhadapan dengan persoalan mencari solusi persamaan lazim disebut akar Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 0

12 persamaan (roots of equation) atau nilai-nilai nol yang berbentuk f(x) = 0. Beberapa persamaan sederhana mudah ditemukan akarnya. Misalnya x 3 = 0, pemecahannya adalah dengan memindahkan 3 ke ruas kanan sehingga menjadi x = 3, dengan demikian solusi atau akarnya adalah x = 3. Begitu juga persaman kuadratik seperti x 4x 5 = 0, akar-akarnya mudah ditemukan dengan cara pemfaktoran menjadi (x 5)(x + ) = 0 sehingga x = 5 dan x =. Umumnya persamaan yang akan dipecahkan muncul dalam bentuk nirlanjar (non linear) yang melibatkan bentuk sinus, cosinus, eksponensial, logaritma, dan fungsi transenden lainnya. A. Metode Pencarian Akar Dalam metode numerik, pencarian akar f(x) = 0 dilakukan secara lelaran (iteratif). Sampai saat ini sudah banyak ditemukan metode pencarian akar. Secara umum, semua metode pencarian akar tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua golongan besar:. Metode Tertutup atau Metode Pengurung (bracketing method) Metode yang termasuk ke dalam golongan ini mencari akar di dalam selang [a, b]. Selang [a, b] sudah dipastikan berisi minimal satu buah akar, karena itu metode jenis ini selalu berhasil menemukan akar. Dengan kata lain, lelarannya selalu konvergen (menuju) ke akar, karena itu metode tertutup kadang-kadang dinamakan juga metode konvergen. Seperti yang telah dijelaskan, metode tertutup memerlukan selang [a, b] yang mengandung akar. Sebagaimana namanya, selang tersebut mengurung akar sejati. Tata-ancang (strategy) yang dipakai adalah mengurangi lebar selang secara sistematis sehingga lebar selang tersebut semakin sempit, dan karenanya menuju akar yang benar. Dalam sebuah selang mungkin terdapat lebih dari satu buah akar atau tidak ada akar sama sekali. Secara grafik dapat ditunjukkan bahwa jika: () f(a)f(b) < 0 maka terdapat akar sebanyak bilangan ganjil (Gambar 3.). Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik

13 a b x a b x (a) (b) Gambar 3. Banyaknya akar ganjil () f(a)f(b) > 0 Maka terdapat akar sebanyak bilangan genap atau tidak ada akar sama sekali. (Gambar 3.) a b x a b x (a) Gambar 3. Banyaknya akar genap (b) Syarat Cukup Keberadaan Akar Gambar 3. memperlihatkan bahwa selalu ada akar di dalam selang [a, b] jika nilai fungsi berbeda tanda (+/ ) di x = a dan x = b. Tidak demikian halnya jika nilai fungsi di ujung-ujung selang sama tandanya, yang mengisyaratkan mungkin ada akar atau tidak ada sama sekali. Jadi, jika nilai fungsi berbeda tanda tanda di ujung-ujung selang, pastilah terdapat paling sedikit satu buah akar di dalam selang tersebut. Dengan kata lain, syarat cukup keberadaan akar persamaan kita tulis sebagai berikut: Jika f(a) f(b) < 0 dan f(x) menerus di dalam selang [a, b], maka paling sedikit terdapat satu buah akar persamaan f(x) = 0 di dalam selang [a, b]. Pendekatan yang kedua adalah dengan mencetak nilai fungsi pada titiktitik absis yang berjarak tetap. Jarak titik ini dapat diatur cukup kecil. Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik

14 Jika tanda fungsi berubah pada sebuah selang, pasti terdapat minimal satu akar di dalamnya. Program 3. berisi prosedur untuk menemukan selang yang cukup kecil yang mengandung akar. Program ini mencetak tabel titik-titik sepanjang selang [a, b]. Dari tabel tersebut kita dapat menentukan upaselang yang nilai fungsi di ujungujungnya berbeda tanda. Keberhasilan dari pendekatan ini bergantung pada jarak antara titik-titik absis. Semakin kecil jarak titik absis, semakin besar peluang menemukan selang yang mengandung hanya sebuah akar. Bila Program 3. digunakan untuk mencari selang kecil yang mengandung akar pada fungsi f(x) = e x 5x mulai dari a = 0,5 sampai b =,4 dengan kenaikan absis sebesar h = 0., maka hasilnya tampak pada tabel berikut x f(x) 0,50 0, ,40 0,9680 0,30 0,9088 0,0 0,6873 0,0 0, ,00, ,0,0557 0,0,0403 0,30 0, ,40 0,6985 0,50 0,3987 0,60 0,09 Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 3

15 0,70 0, ,80 0, ,90,590397,00,878,0 3,045834,0 3,879883,30 4,780703,40 5, Berdasarkan tabel di atas, selang yang cukup kecil yang mengandung akar adalah [ 0.40, 0.30] dan [0.60, 0.70]. karena nilai fungsi berubah tanda di ujung-ujung selangnya. Selang [0.00,.00] juga dapat kita ambil tetapi cukup lebar, demikian juga [ 0.50,.40], [ 0.30, 0.80], dan seterusnya. Ada dua metode klasik yang termasuk ke dalam metode tertutup, yaitu metode bagidua dan metode regula-falsi. Masing-masing metode kita bahas lebih rinci di bawah ini. a. Metode Bagi Dua Misalkan kita telah menentukan selang [a, b] sehingga f(a)f(b) < 0. Pada setiap kali lelaran, selang [a, b] kita bagi dua di x = c, sehingga terdapat dua buah upaselang yang berukuran sama, yaitu selang [a, c] dan [c, b]. Selang yang diambil untuk lelaran berikutnya adalah upaselang yang memuat akar, bergantung pada apakah f(a)f(c) < 0 atau f(c)f(b) < 0. [a, b] Pendidikan Matematika STKIP MPL Bagi dua Metode di x = Numerik c 4 [a, c] [c, b]

16 Selang yang baru dibagi dua lagi dengan cara yang sama. Begitu seterusnya sampai ukuran selang yang baru sudah sangat kecil (lihat Gambar 3.4). Kondisi berhenti lelaran dapat dipilih salah satu dari tiga kriteria berikut:. Lebar selang baru: a b < ε, yang dalam hal ini ε adalah nilai toleransi lebar selang yang mengurung akar.. Nilai fungsi di hampiran akar: f(c) = 0. Beberapa bahasa pemrograman membolehkan pembandingan dua buah bilangan riil, sehingga perbandingan f(c) = 0 dibenarkan. 3. Galat relatif hampiran akar: (C baru C lama ) < δ yang dalam hal C baru ini δ adalah galat relatif hampiran yang diinginkan. Dengan mengingat kriteria berhenti adalah b r a r < ε, maka terlihat bahwa R > ln b a ln ε ln() Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 5

17 yang dalam hal ini R adalah jumlah lelaran (jumlah pembagian selang) yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa c adalah hampiran akar yang memiliki galat kurang dari ε. Kasus yang Mungkin Terjadi pada Penggunaan Metode Bagidua. Jumlah akar lebih dari satu Bila dalam selang [a, b] terdapat lebih dari satu akar (banyaknya akar ganjil), hanya satu buah akar yang dapat ditemukan. Cara mengatasinya: gunakan selang [a, b] yang cukup kecil yang memuat hanya satu buah akar.. Akar ganda Metode bagidua tidak berhasil menemukan akar ganda. Hal ini disebabkan karena tidak terdapat perbedaan tanda di ujungujung selang yang baru. Contoh: f(x) = (x 3) = (x 3)(x 3), mempunyai dua akar yang sama, yaitu x = 3 3. Singularitas Pada titik singular, nilai fungsinya tidak terdefinisi. Bila selang [a, b] mengandung titik singular, lelaran metode bagidua tidak pernah berhenti. Penyebabnya, metode bagidua menganggap titik singular sebagai akar karena lelaran cenderung konvergen. Yang sebenarnya, titik singular bukanlah akar, melainkan akar semu. Cara mengatasinya: periksa nilai f(b) f(a). Jika f(b) f(a) konvergen ke nol, akar yang dicari pasti akar sejati, tetapi jika f(b) f(a) divergen, akar yang dicari merupakan titik singular (akar semu). Pada setiap lelaran pada metode bagidua, kita mencatat bahwa selisih antara akar sejati dengan akar hampiran tidak pernah melebihi setengah panjang selang saat itu. Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 6

18 Contoh : Temukan akar f(x) = e x 5x di dalam selang [0,] dan ε = 0,0000 Penyelesaian : Cek pemberhentian lelaran R = ln 0 ln 0,0000 ln() = 0 (,59547) 0, = 6,60964 Jadi, dibutuhkan minimal 7 kali lelaran (r = 0 sampai dengan r = 6 sesuai dengan jumlah lelaran pada tabel, agar galat akar hampiran kurang dari ε. Selang [a, b] = [0,] Maka diperoleh a 0 = 0 f(a) = e 0 5(0) = b 0 = f(b) = e 5() =,878 c 0 = b + a Selang baru = f(c) = e 5 ( ) = 0,3987 f(a)f(c) = 0,3987 > 0 Sehingga diperoleh selang baru [c, b] Lebar selangnya b c = 0,5 = 0,5 Hal ini di lakukan sampai lelaran 6, sehingga diperoleh tabel sbb : r a c b f(a) f(c) f(b) Selang baru Lebarnya 0 0, ,500000,000000, ,3987 -,878 (c,b) 0, Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 7

19 0, ,750000, ,3987-0, ,878 (a,c) 0, , , , ,3987-0, , (a,c) 0, , , , ,3987 0,7303-0, (c,b) 0, , , , ,7303 0, , (c,b) 0, , , , , , , (a,c) 0, , , , , ,0558-0,07408 (c,b) 0, , , , ,0558-0, ,07408 (a,c) 0, , , , ,0558 0, ,00085 (c,b) 0, , , , , , ,00085 (c,b) 0, , , , , ,000-0,00085 (c,b) 0, , ,6055 0, ,000 0, ,00085 (c,b) 0, ,6055 0, , , , ,00085 (a,c) 0,000 0,6055 0, , , , , (a,c) 0, ,6055 0, , , , , (c,b) 0, ,6055 0, , , , , (a,c) 0, ,6055 0, , , , ,00004 (c,b) 0, Jadi hampiran akarnya adalah x = 0,60563 b. Metode Regula-Falsi Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 8

20 Meskipun metode bagi dua selalu berhasil menemukan akar, tetapi kecepatan konvergensinya sangat lambat. Kecepatan konvergensi dapat ditingkatkan bila nilai f(a) dan f(b) juga turut diperhitungkan. Logikanya bila f(a) lebih dekat ke nol daripada f(b) tentu akar lebih dekat ke x = a dari pada ke x = b. Mmetode yang memanfaatkan nilai f(a) dan f(b) ini adalah metode regulafalsi atau metode posisi palsu. Dengan metode regula-falsi dibuat garis lurus yang menghubungkan titik (a, f(a)) dan (b, f(b)). Perpotongan garis tersebut dengan sumbu-x merupakan taksiran akar yang diperbaiki. Garis lurus tadi seolah-olah berlaku menggantikan kurva f(x) dan memberikan posisi palsu dari akar. Untuk mencari nilai C digunakan rumus yang diperoleh dari Gradien garis AB = gradien garis BC f(b) f(a) b a = f(b) 0 b c yang dapat disederhanakan menjadi c = b f(b)(b a) f(b) f(a) Algoritma regula-falsi hampir sama dengan algoritma bagi dua kecuali pada perhitungan nilai c Contoh : Tentukan akar f(x) = e x 5x didalam selang [0,] dengan ε = 0,0000 Penyelesaian : Selang awal [a, b] = [0,] Maka diperoleh : a 0 = 0 f(a) = e 0 5(0) =, b 0 = f(b) = e 5() =,878 c 0 = (,878)() (,878) () =,878 3,878 Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 9

21 = 0,30478 f(c) = e 0, (0,30478) = 0,89976 Selang baru f(a)f(c) = 0,89976 > 0 Sehingga diperoleh selang baru [c, b] Lebar selangnya b c = 0,30478 = 0,6958 Hal ini dilakukan sampai lelaran, seperti pada tabel berikut : Hampiran akar x = 0,60567 Jumlah lelaran tabel tersebut =, lebih banyak daripada jumlah lelaran metode bagidua. Bila diperhatikan, dari lelaran sampai lelaran, nilai a, b, c tidak pernah berubah, padahal f(c) sudah sangat kecil ( 0). Kasus seperti ini akan terjadi bila kurva fungsinya cekung (konkaf) di dalam selang [a, b]. Akibatnya garis potongnya selalu terletak diatas kurva (bila kurvanya cekung ke atas) atau selalu terletak dibawah kurva (bila kurvanya cekung ke bawah). Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 0

22 Pada kondisi yang paling ekstrim, b a r tidak pernah lebih kecil dari ε, sebab salah satu titik ujung selang, dalam hal ini b, selalu tetap untuk setiap lelaran r = 0,,,.. titik ujung selang yang tidak pernah berubah itu dinamakan titik mandek (Stagnant point). Pada titik mandek, b r a r = b a r ; r = 0,,, Yang dapat mengakibatkan program mengalami looping. Untuk mengatasi hal ini, kondisi berhenti pada algoritma regulasi-falsi harus kita tambah dengan memeriksa apakah nilai f(c) sudah sangat kecil sehingga mendekati nol. Jadi, kondisi pada repeat-until menjadi Bila perubahan ini diterapkan pada soal pencarian akar diatas dengan ε = 0,0000, lelarannya akan berhenti pada r = dengan akar x = 0,60567 Perbaikan Metode Regula-Falsi Untuk mengatasi kemungkinan kasus titik mandek, metode regulafalsi kemudian diperbaiki (modified false position method). Caranya, pada akhir lelaran r = 0, kita sudah memperoleh selang baru akan dipakai pada lelaran r =. Berdasarkan selang baru tersebut, tentukan titik ujung selang yang tidak berubah (jumlah perulangan > ) - yang kemudian menjadi titik mandek. Nilai f pada titik mandek itu diganti menjadi setengah kalinya, yang akan dipakai pada lelaran r =. Setelah menghitung nilai c 0 pada lelaran r = 0, ujung selang b untuk lelaran r = tidak berubah. Titik b menjadi titik mandek. Karena itu, untuk lelaran r =, nilai f(b) yang dipakai adalah f(b). Begitu juga untuk lelaran r =, nilai f(b) yang Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik

23 dipakai adalah setengah dari nilai f(b) sebelumnya. Pada akhir lelaran r =, c sudah terletak di bawah kurva y = f(x). Selang yang dipakai selanjutnya adalah [c, c ]. Dengan cara ini kita dapat menghilangan titik mandek yang berkepanjangan. Contoh : Tentukan akar f(x) = e x 5x di dalam selang [0,] dengan ε = 0,0000 dan δ = 0,00000 Penyelesaian : Selang r a c b f(a) f(c) f(b) baru Lebarnya 0 0, ,30478,000000, , ,878 (c,b) 0,6958 ( ) 0, ,609797, , ,0905 -,40859 (a,c) 0, , , , , , ,0905 (c,b) 0, , , , , , ,0905 (c,b) 0, , , , , , ,00960 (a,c) 0, , , , , , , (c,b) 0, ( ) Hampiran akar x = 0,60567 Terlihat bahwa jumlah lelarannya berkurang menjadi sepertiga semula. Harus dicatat bahwa metode regula-falsi yang diperbaiki tetap berlaku untuk fungsi yang tidak cekung sekalipun.. Metode Terbuka Tidak seperti pada metode tertutup, metode terbuka tidak memerlukan selang yang memngurung akar. Yang diperlukan hanya sebuah tebakan awal akar atau dua buah tebakan yang tidak perlu mengurung akar. Inilah Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik

24 alasan mengapa metodenya dinamakan metode terbuka. Hampiran akar sekarang didasarkan pada hampiran akar sebelumnya melalui prosedur lelaran. Kadangkala lelaran konvergen ke akar sejati, kadangkala ia divergen. Namun, apabila lelarannya konvergen, konvergensinya itu berlangsung sangat cepat dibandingkan dengan metode tertutup. Yang termasuk dalam metode terbuka adalah : a. Metode Leleran Titik Tetap Metode titik tetap adalah suatu metode pencarian akar suatu fungsi f(x) secara sederhana dengan menggunakan satu titik awal. Perlu diketahui bahwa fungsi f (x) yang ingin dicari hampiran akarnya harus konvergen. Kesedrhanaan metode ini karena pembentukan prosedur leleranya mudah dibentuk sebagai berikut : Susunlah persamaan f(x) = 0 bentuklah menjadi prosedur leleran X r+ = g (x) menjadi bentuk x = g (x) lalu Dan terkalah sebuah nilai awal X 0 lalu dihitung nilai X, X, X 3,., yang mudah-mudahan konvergen ke akar sejati sedemikian sehingga f(s) = 0 dan s = g (s) Kondisi berhenti leleran dinyatakan bila : X r+ X r < ε Atau menggunakan galat relative hampiran X r+ X r < δ X r+ Dengan ε dan δ telah ditetapkan sebelumnya. Contoh Carilah akar persamaan f (x) = x x 3 = 0 dengan metode lelran titik tetap gunakan ε = Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 3

25 Penyelesaian : Terdapat beberapa kemungkinan prosedur leleran yang dapat dibentuk a. x x 3 = 0 x = x + 3 x = (x + 3 ) Dalam hal ini g (x) = (x + 3) posedur lelaranya adalah x r+ = ( xr + 3 ). ambil terkaan awal x 0 = 4 Table lelaranya : r x r x r+ x r Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 4

26 b. x x 3 = 0 x(x ) = 3 x = 3(x ) Dalam hal ini g (x) = 3 (x ) prosedur x r+ = 3/ (x r ) ambil terkaan awal x 0 = 4 leleranya adalah r x r x r+ x r Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 5

27 c. x x 3 = 0 x = ( x 3 ) Proedur leleranya adalah (x r ) 3 ). ambil terkaan awal x 0 = 4 Table leleranya : i x r x r+ x r Ternyata leleranya divergen. Kriteria Konvergensi Diberikan prosedur lelaran x r+ = g(x r ) (P.3.4) Misalkan x = s adalah solusi f(x) = 0 sehingga f(s) = 0 dan s = g(s). Selisih antara x r+ dan s adalah x r+ s = g(x r ) s = g(x r ) s (x (x r s ) r s) Terapkan teorema nilai rata-rata pada persamaan (P.3.5) sehingga X r+ s = g (t)(x r s) (P.3.5) (P.3.6) Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 6

28 yang dalam hal ini x r+ < t < s. Misalkan galat pada lelaran ke-r dan lelaran ke- (r+) adalah ε r = x r s dan ε r+ = x r+ s Persamaan (P.4.6) dapat kita tulis menjadi ε r+ = g (t)ε r atau dalam tanda mutlak ε r+ = g (t) ε r K ε r Berapakah batas batas nilai K itu? Misalkan x0 dan x berada didalam selang sejauh h dari s, yaitu s h < x < s + h. Jika lelaran konvergen di dalam selang tersebut, yaitu x0, x, x, x3,... menuju s, maka galat setiap lelaran berkurang. Jadi, haruslah dipenuhi kondisi ε r+ = K ε r K ε r K 3 ε r K r+ ε 0 Kondisi tersebut hanya berlaku jika g (x) K < Karena K <, maka K r+ 0 untuk r ; di sini x r+ s 0. TEOREMA 3.. Misalkan g(x) dan g menerus di dalam selang [a, b] = [s h, s + h] yang mengandung titik tetap s dan nilai awal x0 dipilih dalam selang tersebut. Jika g ' (x) < untuk semua x ε [a, b] maka lelaran x r+ = g(x r ) akan konvergen ke s. Pada kasus ini s disebut juga titik atraktif. Jika g ' (x) > untuk semua x ε [a, b] maka lelaran x r+ = g(x r ) akan divergen dari s. Teorema 3. dapat kita sarikan sebagai berikut: Di dalam selang I = [s h, s + h], dengan s titik tetap, Jika 0 < g ' (x) < untuk semua x ε, maka lelaran konvergen monoton; Jika - < g ' (x) < 0 untuk semua x ε, maka lelaran konvergen bersosilasi; Jika g ' (x) > untuk setiap x ε, maka lelaran divergen monoton; Jika g ' (x) < - untuk setiap x ε, maka lelaran divergen berosilasi. Semuanya dirangkum seperti pada Gambar Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 7

29 Sebagai catatan keadaan g (x) = tidak didefinisikan. Catat juga bahwa semakin dekat nilai g (x) ke nol di dekat akar, semakin cepat kekonvergenan metode lelaran titik-tetap ini (a) Konvergen monoton : 0 < g (x) < (b) Konvergen berosilasi: - < g (x) < 0 (c) Divergen monoton : g (x) > (d) Divergen berosilasi: g (x) > - Gambar 3.0 Jenis-jenis kekonvergenan Sekarang, mari kita analisis mengapa pencarian akar persamaan x x 3 = 0 pada Contoh 3. dan pencarian akar persamaan x 3 + 6x 3 = 0 pada Contoh 3.3 dengan bermacam-macam prosedur lelaran dan tebakan awal kadang-kadang konvergen dan kadang-kadang divergen. (i) Prosedur lelaran pertama x r+ = x r + 3 g(x) = (x + 3) Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 8

30 g (x) = x + 3 Terlihat bahwa g (x) < untuk x di sekitar titik-tetap s = 3. Karena itu, pengambilan tebakan awal x0 = 4 akan menghasilkan lelaran yang konvergen sebab g (4) = /[ 8 + 3] = < (ii) Prosedur lelaran kedua : x r+ = 3/(x r ) g(x) = 3/(x ) g (x) = 3/(x ) Terlihat bahwa g (x) < untuk x di sekitar titik-tetap s = 3. Karena itu, pengambilan tebakan awal x0 = 4 akan menghasilkan lelaran yang konvergen sebab g (4) = 3/(4 ) = 0.75 < (iii) Prosedur lelaran ketiga : x r+ = (x r 3)/ g(x) = (x 3)/ g (x) = x Terlihat bahwa g (x) > untuk x di sekitar titik-tetap s = 3. Karena itu, pengambilan tebakan awal x0 = 4 akan menghasilkan lelaran yang divergen sebab g (4) = 4 = 4 > (iv) Prosedur lelaran pada Contoh 3.3 : x r+ = ( x 3 r + 3)/6 g(x) = ( x 3 + 3)/6 g (x) = x / Terlihat bahwa g (x) < untuk x di sekitar titik-tetap s = Pemilihan x0 =. memang nilai g (x 0 ) > tetapi lelarannya masih tetap konvergen, namun x 0 =.7 terlalu jauh dari titik-tetap sehingga lelarannya divergen. Dapatkah kita menentukan batas-batas selang yang menjamin prosedur lelaran akan konvergen di dalamnya? Temukan jawabannya pada Contoh 3.4 di bawah ini. Contoh 3.4 Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 9

31 Pada Contoh 3.3 di atas, tentukan selang sehingga prosedur lelaran x r+ = ( x r 3 + 3)/6 Konvergen? Penyelesaian: g(x) = ( x 3 + 3)/6 g (x) = x / Syarat konvergen adalah g (x 0 ) <. Jadi, x / < < x < < x > < x < Urai satu per satu (i) x < 0 (tidak ada x yang memenuhi) (ii) x <, dipenuhi oleh x < 0 < x < Jadi, prosedur lelaran x r+ = ( x 3 r + 3)/6 konvergen selang < x <. Kita dapat memilih x 0 dalam selang tersebut yang menjamin lelaran akan konvergen. Contoh 3.5 Gunakan metode lelaran titik-tetap untuk mencari akar persamaan x 3 3x + dalam selang [,] [PUR84] Catatan : Selang [,] ini sebenarnya tidak digunakan dalam proses lelaran sebagaimana halnya pada metode bagidua. Selang ini diberikan untuk memastikan bahwa suatu prosedur lelaran titik-tetap konvergen di dalamnya. Kurva fungsi y = x 3 3x + diperlihatkan pada Gambar 3. Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 30

32 Gambar 3. Kurva y = x 3 3x + Penyelesaian : (i) x r+ = ( x 3 r + )/3 Tetapi, karena g (x) = x > dalam selang [,], maka prosedur lelaran ini tidak digunakan. (ii) x r+ = (x r 3) Tetapi, karena g (x) = x/(x 3) 3 > dalam selang [,], maka prosedur lelaran ini tidak digunakan (iii) x r+ = 3/x r /x r Ternyata g (x) = ( 3x + )/x 3 di dalam selang [,], yaitu, g (x) naik dari g () = ke g () = /. Jadi, g (x) lebih kecil dari dalam selang [,]. Dengan mengambil x =.5, prosedur lelarannya konvergen ke akar x = seperti pada tabel berikut ini R 0 X Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 3

33 Contoh 3.5 menunjukkan bahwa ada dua hal yang mempengaruhi kekonvergenan prosedur lelaran :. Bentuk formula x r+ = g(x r ). Pemilihan tebakan awal x Catatan : Meskipun g (x) > menyatakan lelaran divergen, tetapi kita harus hati-hati dengan pernyataan ini. Sebabnya, walaupun xr divergen dari suatu akar, runtunan lelarannya mungkin konvergen ke akar yang lain. Kasus seperti ini ditunjukkan pada Contoh 3.6 di bawah ini. Contoh 3.6 Tentukan akar persamaan f(x) = x 4x + 3 = 0 dengan prosedur lelaran x r+ = (x r + 3)/4 Penyelesaian : Jika prosedur lelaran x r+ = (x r +3) konvergen ke titik-tetap s, maka limit x r = s r Sehingga s = (s + 3)/4 s 4s + 3 = 0 (s 3)(s ) = 0 Yang memberikan s = atau s = 3. Jadi, lelaran konvergen ke akar x = atau akar x = 3. Dari g(x) = (x + 3)/4 4 Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 3

34 Diperoleh g (x) = x/ Gambarkan kurva y = x dan y = (x + 3)/4 seperti pada Gambar 3.. Prosedar lelaran akan konvergen bila g (x) > < x/ < Atau < x < Sehingga pemilihan x0 dalam selang - < x < menjamin lelaran konvergen ke akar x =. Dari Gambar 3. terlihat bahwa lelaran juga konvergen ke akar x = untuk pemilihan x0 dalam selang < x < 3. Padahal, kalau dihitung, dalam selang < x < 3 g (x) > yang menyatakan bahwa lelarannya divergen. Lelaran divergen dari akar x = 3 tetapi konvergen ke akar x =. Gambar 3. Kurva y = x dan y = (x + 3)/4 Sebagai contoh terakhir metode lelaran titik-tetap, mari kita hitung akar fungsi pada Contoh 3., yaitu f(x) = e x 5x. Contoh 3.7 Hitunglah akar f(x) = e x 5x dengan metode lelaran titik-tetap. Gunakan ɛ = Tebakan awal akar x0 = Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 33

35 Penyelesaian : Salah satu prosedur lelaran yang dapat dibuat adalah e x 5x = 0 e x = 5x x = e x /5 x x+ = xxxx( xxx(x x) ) 5 Tabel lelarannya : I Xr xr+ - xr Hampiran akar x = b. Metode Newton-Raphson 3 Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 34

36 Diantara semua metode pencarian akar, metode Newton-Raphsonlah yang paling terkenal dan paling banyak dipakai dalam terapan sains dan rekayasa. Metode ini paling disukai karena konvergensinya paling cepat diantara metode lainnya. Ada dua pendekatan dalam menurunkan rumus Newton-Raphson, yaitu : a) Penurunan rumus Newton-Raphson secara geometri Dari gambar 3.3, gradien garis singgung di x r adalah m = f (x r ) = y x = f(x r ) 0 x r x r+ atau f (x r ) = f(x r) x r x r+ Sehingga prosedur lelaranmetode Newton-Raphson adalah x r+ = x r f(x r ) f (x r ), f (x r ) 0 b) Penurunan rumus Newton-Raphson dengan bantuan deret Taylor Uraikan f(x r+ ) disekitar x r kedalam deret Taylor : f(x r+ ) f(x r ) + (x r+ x r )f (x r ) + (x r+ x r ) f (t), x r < t < x r+ Yang bila dipotong sampai suku orde- saja menjadi Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 35

37 f(x r+ ) f(x r ) + (x r+ x r )f (x r ) Dan karena persoalan mencari akar, maka f(x r+ ) = 0, sehingga : 0 = f(x_r ) + (x r+ ) x r ) f (x r ) atau x r+ = x r f(x r ) f (x r ), f (x r ) 0 Yang merupakan rumus Metode Newton-Raphson. Kondisi berhenti lelaran Newton-Raphson adalah bila x r+ x r < ε Atau bila menggunakan galat relatif hampiran x r+ x r < δ x r+ dengan ε dan δ adalah toleransi galat yang diinginkan. Catatan : Jika terjadi f (x r ) = 0, ulang kembali perhitungan lelaran dengan x 0 yang lain. Jika persamaan f(x) = 0 memiliki lebih dari satu akar, pemilihan x 0 yang berbeda-beda dapat menemukan akar yang lain. Dapat pula terjadi lelaran konvergen ke akar yang berbeda dari yang diharapkan (seperti halnya pada metode lelaran-titik tetap). Contoh Hitunglah akar f(x) = e x 5x dengan metode Newton-Raphson. Gunakan ε = 0,0000. Tebakan awal akar x 0 =. Penyelesaian : f(x) = e x 5x f (x) = e x 0x Prosedur lelaran Newton-Raphson : x r+ = x r ex 5x e x 0x Tebakan awal akar x 0 = Tabel lelarannya : Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 36

38 i x r x r+ x r 0 0, , ,8976 0, , , , , , Hampiran akar x = 0,60567 Contoh diatas memperlihatkan bahwa metode Newton-Raphson memerlukan sedikit lelaran, dibandingkan dengan metode bagi dua, metode regula falsi, dan metode lelaran titik tetap. Metode Newton- Raphson sangat berguna untuk menghitung fungsi-fungsi dasar, seperti akar bilangan, nilai e, arcsin (x), dan sebagainya. Secara umum, bila metode Newton-Raphson konvergen, kekonvergenannya itu berlangsung sangat cepat, seperti yang dilukiskan pada gambar 3.4. Titik potong garis singgung fungsi dengan sumbu-x semakin cepat bergerak mendekati akar sejati. Gambar 3.4 Kecepatan konvergensi metode Newton-Raphson sangat cepat Karena metode Newton-Raphson tergolong metode terbuka, maka dalam beberapa kasus lelarannya mungkin divergen. Bahkan, kalau Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 37

39 kurvanya seperti pada Gambar 3.5 serta pemilihan x 0 yang jauh dari akar sejati, lelarannya akan berosilasi disekitar cekungan lain. Gambar 3.5 Lelaran metode Newton-Raphson yang divergen Membuat grafik fungsi sangat membantu dalam pencarian akar. Grafik fungsi dapat memperlihatkan secara visual lokasi akar sejati. Dengan demikian tebakan awal yang bagus untuk akar dapat diturunkan. Pemilihan tebakan awal sebaiknya cukup dekat dengan akar. Selain itu, kita juga dapat mengetahui apakah fungsi tersebut mempunyai akar atau tidak. Pada kasus tidak ada akar, lelarannya akan divergen berosilasi. Kriteria konvergensi metode Newton-Raphson Apakah persyaratan agar metode Newton-Raphson konvergen? tinjau kembali bentuk umum prosedur lelaran metode terbuka. x r+ = g(x r ) Karena metode Newton-Raphson termasuk metode terbuka, maka dalam hal ini, g(x) = x f(x) f (x) Dengan mengingat syarat perlu agar lelaran konvergen adalah g (x) <, maka g (x) = [f (x)f (x) f(x)f (x)] [f (x)] Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 38

40 = f(x)f (x) [f (x)] Karena itu, metode Newton-Raphson akan konvergen bila Dengan syarat f (x) 0. f(x)f (x) [f (x)] < c. Metode Secant Modifikasi Metode Newton Raphson dinamakan Metode Secant. Berdasarkan gambar 3.6, dapat kita hitung gradien f (x) = y x = AC BC = f(x r) f(x r ) x r x r sulihkan kedalam rumus newton raphson: x r+ = x r f(x r) f (x r ) sehingga diperoleh: x r+ = x r f(x r)(x r x r ) f(x r ) f(x r ) Yang merupakan prosedur lelaran metode secant. Dalam hal ini, diperlukan dua buah tebakan awal akar, yaitu x 0 dan x. Kondisi berhenti lelaran adalah bila x r+ x r < ε (galat mutlak) atau Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 39

41 x r+ x r < δ (galat hampiran) x r+ Dengan ε dan δ adalah toleransi galat. Sepintas metode secant mirip dengan metode regula-falsi, namun sesungguhnya prinsip dasar keduanya berbeda, seperti yang dirangkum pada tebel berikut ini : Metode Regula-Falsi Metode Secant Diperlukan dua buah nili awal a dan b ( ujung-ujung selang) sedemikian sehingga f(a)f(b) < 0. Lelaran pertama : Diperlukan dua buah nilai awal x 0 dan x (tebakan awal akar), tetapi tidak harus f(x 0 )f(x ) < 0. Lelaran pertama : Pada lelaran pertama, tidak ada perbedaan antara regula-falsi dan secant. Perbedaan baru muncul pada lelaran kedua. Pada lelaran pertama tidak ada perbedaan antara secant dan regula falsi. Perbedaan baru muncul pada lelaran kedua. Lelaran kedua : Lelaran kedua : Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 40

42 Perpotongan garis lurus dengan sumbu-x tetap berada didalam selang yang mengandung akar. Perpotongan garis lurus dengan sumbu-x mungkin menjauhi akar. Berdasarkan no diatas, lelarannya selalu konvergen Berdasarkan no. diatas, lelarannya mungkin divergen. Contoh Hitunglah akar (x) = e x 5x dengan metode secant. Gunakan ε = Tebakan awal akar x 0 = 0,5 dan x =. Penyelesaian: I x r x r+ x r Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 4

43 Akar x = Ternyata lelarannya mengarah ke akar yang lain, yaitu x = BAB IV SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LANJAR A. Bentuk Umum Sistem Persamaan Lanjar SPL dengan n peubah dinyatakan sebagai berikut : Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 4

44 a x + a x + a n x n = b a x + a x + a n x n = b = a n x + a n x + a rn x n = b n Dengan menggunakan perkalian matriks, maka dapat ditulis persamaan : Ax = b A a ij (matriks berukuran n x n) x = x j (matriks berukuran n x ) b = b j (matriks berukuran n x ) Yaitu : a a a 3 a n x b a a a 3 a n x b [ ] [ ] = [ ] a n a n a n3 a nn x n b n Beberapa metode penyelesaian praktis sistem persamaan lanjar adalah : ) Metode Eliminasi Gauss a) Tanpa tata ancang pivoting Matriks yang berbentuk segitiga atas seperti persamaan berikut : a a a 3 a n x 0 a a 3 a n x 0 0 a 33 a 3n x 3 [ a nn ] [ x n ] = b b b 3 [ b n ] Maka solusinya dapat dihitung dengan teknik penyulihan mundur Contoh soal : Selesaikan SPL dengan metode Eliminasi Gauss tanpa tata ancang pivoting berikut : x + 3x x3 = 5 4x + 4x - 3x3 = 3 -x + 3x -x3 = Penyelesaian 3 5 [ ] b b 3 b 3 ( b ) Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 43

45 3 5 [ 0 7] b 3 ( 3b ) 3 5 [ 0 7 ] Solusi dengan teknik penyulihan mundur : ~ -5x3 = -5 ; x3 = 3 ~ -x x3 = -7 ; -x = ; x = ~ x + 3x x3 = 5 ; x = 5-3x + x3 ; x = ; x = Jadi solusinya adalah x = (,, 3) b) Tata ancang pivoting Prinsip tata ancang pivoting adalah : Jika app= 0, cari baris kdengan akp 0 dan k > p, lalu pertukarkan baris p dan baris k. Contoh soal : Selesaikan SPL berikut dengan metode eliminasi Gauss dengan tata ancang pivoting : x + x + x3 = 3x + 6x = 9 x + 8x+4x3 = 6 Penyelesaian [ ] b 3b b 3 b [ ] b b [ 0 4 ] Solusi dengan teknik penyulihan mundur : ~ -3x3 = 3 ; x3 = - ~ 4x + x3 = ; 4x = 4 ; x = ~ x + x + x3= ; x = - ; x = Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 44

46 Jadi solusinya adalah x = (,, -) c. Soal dan Pembahasan Soal Dengan menggunakan 4 angka bena, selesaikan SPL berikut dengan metode eliminasi gauss tanpa tata ancang pivoting dan tata ancang pivoting! 0,0003x +,566x =,569 0,3454x,436x =,08 Penyelesaian a) Tanpa tata ancang pivoting Tentukan operasi baris pertama (0,0003 sebagai pivot) 0,0003,566 [ 0,3454,436,569,08 ] b 5b 0,0003,566 [ 0 804, ] Solusi dengan teknik penyulihan mundur diperoleh : ~ -804x = -805 ; x=,00 ~ 0,0003x+,566x =,569 ; x = 3,333 Jadi solusinya adalah x = (3,333 ;,00) b. Dengan tata ancang pivoting Baris pertama dipertukarkan dengan baris kedua sehingga 0,3454 menjadi pivot 0,3454,436 [ 0,0003,566,08,569 ] b 0,00b 0,3454,436 [ 0,568,08,568 ] Dengan teknik penyulihan mundur diperoleh : ~,568x =,568 ; x =,000 ~ 0,3454x,436x =,08 ; x = 0 Jadi solusinya adalah x = (0,00 ;,000) Solusi ini lebih baik dari solusi a, karena nilainya mendekati nilai sejatinya. Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 45

47 ) Metode Eliminasi Gauss Jordan Solusinya dapat langsung diperoleh dari vektor kolom b hasil eliminasi. Ax = b Ix = b Atau a a a 3 a n b b a a a 3 a n b b a 3 a 3 a 33 a 3n b b 3 ( a n a n a n3 a nn b n) ( b n ) Solusinya : x =b Contoh soal x = b x3 = b3 Selesaikan SPL di bawah ini dengan menggunakan metode Eliminasi Gauss Jordan 3x 0,x 0,x3 = 7,85 0,x 7x 0,3x3 = -9,3 0,3x 0,x +0x3 = 7,4 Penyelesaian 3 0, 0, 7,85 /3. b ( 0, 7 0,3 9,3) 0,3 0, 0 7,4 0, , ,6667 ( 0, 7 0,3 9,3 ) b 0, b 0,3 0, 0 7,4 b3 0, 3b 0, , ,6667 ( 0 7, , ,67) /7, b 0 0, ,000 70,650 0, , ,6667 b ( 0, )b ( 0 0,048848,7930) 0 0, ,000 70,650 b3 ( 0, 90000)b 0 0,068069,5356 ( 0 0,048848,7930) 0 0 0,000 70,0843 /0, 000. b3 0 0,068069,5356 b ( 0, 68069)b3 ( 0 0,048848,7930) b ( 0, )b 0 0 7,00003 Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 46

48 0 0 3,00000 ( 0 0,5000) 0 0 7,00003 Jadi solusinya adalah : x = 3,00000, x = -,5000, x3 = 7,00003 Soal dan Pembahasan Soal Diketahui SPL sebagai berikut : 4x x + x3 = 7 4x 8x + x3 = - -x + x +5x3 = 5 Selesaiakan SPL tersebut dengan menggunakan metode eliminasi gauss jordan! Penyelesian 4 7 [ 4 8 ] 4 b [ 4 8 ] b +( 4)b [ ] 5 5 b 3 +()b [ ] 37 7 b [ 0 0 8] 37 7 b [ ] 37 0 b 3 + ( ) b 7 7 Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 47

49 4 4 4 [ ] b 3 4 [ b + ( ] 4 ) b 0 b ( [ ] 4 ) b [ 0 0 4] Jadi solusinya adalah x = (, 4, 3) 3) Matriks Balikan (Invers Matriks) Untuk matriks x : A = [ a a a a ] Maka matriks balikannya : A - = a.a a.a [ a a a a ] ; a. a a. a 0 Untuk matriks nxn, matriks balikannya dapat diperoleh dengan metode Eliminasi Gauss Jordan [A I] [I A ] a a a n p p p n a a a n p p p n [ ].. [ ] a n a n a nn p n p n p nn A I I A - Metode matriks balikan i) AA - = A - A = I ii) AI = IA = A Berdasarkan dua kesamaan di atas, SPL Ax=b dapat dicari solusinya sbb : Ax = b (kedua ruas dikali A - ) Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 48

50 A - Ax = A - b Ix = A - b Jadi solusi dari SPL Ax = b adalah x = A - b dengan syarat A - ada, cara mengalikan A - dengan b ini dinamakan metode matriks balikan. Contoh soal Selesaikan SPL berikut dengan matriks balikan x x + x3 = 5 3x + x3 = 0 x + x3 = 5 Penyelesaian 0 0 [ ] b 3b b 3 b 0 0 [ ] b 3b [ ] b 3 3b 0 0 [ ] b [ ] b b +b [ ] b b 3 [ ] [ ] Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 49

51 Jadi matriks balikan dari A adalah : A = 0 [ ] Solusinya adalah x = A -.b x [ x ] = 0 [ x 3 [ 0 0] ] x [ x ] = [ ] = [ 0] x Soal dan Pembahasan Soal Diketahui SPL sebagai berikut : 4x x + x3 = 7 4x 8x + x3 = - -x + x +5x3 = 5 Selesaiakan SPL tersebut dengan menggunakan metode matriks balikan! Penyelesian [ ] 4 b [ ] b + ( 4)b [ ] b 3 + b [ ] 7 b 0 0 Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 50

52 [ [ [ [ [ ] b 3 + ( ) b ] b 3 0 ] 0 0 ] 0 b + 4 b b + ( 4 ) b 3 ] Solusinya adalah x = A -.b x [ x ] = x 3 x [ x ] = x ] [ 7 [ ] = [ 4 ] 6 [ ] Diperoleh, x = (, 4, 3) 4) Metode Dekomposisi LU a) Bentuk umum matriks Dekomposisi LU A = LU Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 5

53 a a a 3 a n a a a 3 a n a 3 a 3 a 33 a 3n = [ a n a n a n3 a nn ] l 0 0 l 3 l 3 0 [ l n l n l n3 ] [ u u u 3 u n 0 u u 3 u n 0 0 u 33 u 3n u nn ] b) Solusi SPL dengan metode Dekomposisi LU Penyelesaian Ax = b dengan metode Dekomposisi LU adalah sebagai berikut : Ax = b (faktorkan A menjadi L dan U) A = LU jadi; Ax = b LUx = b misalkan Ux = y, maka Ly = b Untuk memperoleh nilai y, y,...,yn, digunakan teknik penyulihan maju. y y y 3 b b b l 0 0 Ly = b l 3 l 3 0 = [ l n l n l n3 ] [ y n ] [ b n ] Dan untuk memperoleh nilai x, x,... xn digunakan teknik penyulihan mundur. u u u 3 u n x 0 u u 3 u n x Ux = y 0 0 u 33 u 3n x 3 [ u nn ] [ x n ] = y y y 3 [ y n ] Jadi langkah-langkah menghitung solusi SPL dengan metode Dekomposisi LU adalah sebagai berikut :. Bentuklah matriks L dan U dari A Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 5

54 . Pecahkan Ly = b, lalu hitung y dengan teknik penyulihan maju 3. Pecahkan Ux = b, lalu hitung x dengan teknik penyulihan mundur Contoh soal Carilah solusi SPL dari : x + x x3 = x + x +x3 = 5 -x + x +x3 = Penyelesaian : [ ] b b b 3 ( b ) [ ] b b [ 0 0 ] = U Tukarkan pula b dengan b3 pada matriks L, kecuali elemen diagonalnya, dan pada vektor b. Lalu tempatkan l3= 0, sehingga : 0 0 [ 0] = L 0 [ ] = b 5 Jadi ; 0 0 A = [ ] = [ 0] [ 0 0 ] Lalu cari ly = b y 0 0 [ 0] [ y ] = [ ] 0 y 3 5 Dengan teknik penyulihan maju, maka : ~ y = Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 53

55 ~ -y + y = ; y = + y = + = ~ y + y3 = 5 ; y3 = 5 - y = 5 () = 3 Kemudian cari Ux = y x [ 0 0 ] [ x ] = [ ] x 3 3 Dengan teknik penyulihan mundur, maka : ~ 3x3 = 3 ; x3 = ~ x = ; x = ~ x + x x3 = ; x = x + x3 ; x = - + ; x = Jadi didapat x = (,, ) Soal dan Pembahasan Soal Diketahui SPL sebagai berikut : 4x x + x3 = 7 4x 8x + x3 = - -x + x +5x3 = 5 Selesaiakan SPL tersebut dengan menggunakan metode matriks Dekomposisi LU! Penyelesian [ 4 8 ] = [ 0 0] [ 4 8 ] Eliminasi A menjadi matriks segitiga atas : 4 [ 4 8 ] b b 5 4 [ 0 7 0] 5 b 3 ( ) b Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 54

56 4 [ ] 0 b 3 ( ) b 4 4 [ ] 0 0 Maka diperoleh L = [ ] dan U = [ ] 0 0 Cari ly = b [ y 7 0] [ y ] = [ ] y Dengan teknik penyulihan maju, maka : ~ y = 7 ~ -y + y = - ; y = = -8 ~ - y - 4 y + y3= 5 ; y3 = ; y3 = Kemudian cari Ux = y 4 x 7 [ ] [ x ] = [ 8] x 3 Dengan teknik penyulihan mundur, maka : ~ 33 x3 = ; x3 = 3 ~ -7x = -8 ; x = 4 ~ 4x - x + x3 = 7 ; x = Jadi didapat x = (, 4, 3) 5) Metode Reduksi Crout LU = A, maka hasil kali L dan U sebagai berikut : 0 0 u u u 3 L = [ l 0] ; U = [ 0 u u 3 ] l 3 l u 33 u u u 3 a a a 3 [ l u l u +u l u 3 +u 3 ] = [ a a a 3 ] l 3 u l 3 u +l 3 u l 3 u 3 +l 3 u 3 +u 33 a 3 a 3 a 33 Pendidikan Matematika STKIP MPL Metode Numerik 55

METODE NUMERIK TKM4104. Kuliah ke-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1

METODE NUMERIK TKM4104. Kuliah ke-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1 METODE NUMERIK TKM4104 Kuliah ke-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER Metode pengurung (Bracketing Method) Metode Konvergen Mulai dengan terkaan awal yang mengurung atau memuat akar

Lebih terperinci

METODE NUMERIK TKM4104. KULIAH KE-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1

METODE NUMERIK TKM4104. KULIAH KE-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1 METODE NUMERIK TKM4104. KULIAH KE-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1 METODE NUMERIK TKM4104 Kuliah ke-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER Metode pengurung (Bracketing Method) Metode Konvergen

Lebih terperinci

SolusiPersamaanNirlanjar

SolusiPersamaanNirlanjar SolusiPersamaanNirlanjar Bahan Kuliah IF4058 Topik Khusus Informatika I Oleh; Rinaldi Munir(IF-STEI ITB) Rinaldi Munir - Topik Khusus Informatika I 1 RumusanMasalah Persoalan: Temukan nilai yang memenuhi

Lebih terperinci

Ilustrasi Persoalan Matematika

Ilustrasi Persoalan Matematika Pendahuluan Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi, atau pada persoalan rekayasa (engineering), seperti

Lebih terperinci

Aplikasi Aljabar Lanjar pada Metode Numerik

Aplikasi Aljabar Lanjar pada Metode Numerik Aplikasi Aljabar Lanjar pada Metode Numerik IF223 Aljabar Geometri Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Informatika, STEI-ITB Rinaldi Munir - IF223 Aljabar Geometri Apa itu Metode Numerik? Numerik: berhubungan

Lebih terperinci

Perhitungan Nilai Golden Ratio dengan Beberapa Algoritma Solusi Persamaan Nirlanjar

Perhitungan Nilai Golden Ratio dengan Beberapa Algoritma Solusi Persamaan Nirlanjar Perhitungan Nilai Golden Ratio dengan Beberapa Algoritma Solusi Persamaan Nirlanjar Danang Tri Massandy (13508051) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Akar-Akar Persamaan. Definisi akar :

Akar-Akar Persamaan. Definisi akar : Akar-Akar Persamaan Definisi akar : Suatu akar dari persamaan f(x) = 0 adalah suatu nilai dari x yang bilamana nilai tersebut dimasukkan dalam persamaan memberikan identitas 0 = 0 pada fungsi f(x) X 1

Lebih terperinci

PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier

PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2016/2017 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Persamaan Nonlinier Solusi persamaan

Lebih terperinci

Perbandingan Kecepatan Komputasi Beberapa Algoritma Solusi Persamaan Nirlanjar

Perbandingan Kecepatan Komputasi Beberapa Algoritma Solusi Persamaan Nirlanjar Perbandingan Kecepatan Komputasi Beberapa Algoritma Solusi Persamaan Nirlanjar Bernardino Madaharsa Dito Adiwidya - 13507089 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Padan Kata...

Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Padan Kata... Daftar Isi Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Padan Kata... iii v xi 1. Metode Numerik Secara Umum... 1 1.1 Metode Analitik versus Metode Numerik... 4 1.2 Metode Numerik dalam Bidang Rekayasa... 6

Lebih terperinci

PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier

PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2013/2014 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Persamaan Nonlinier Solusi persamaan

Lebih terperinci

MOTIVASI. Secara umum permasalahan dalam sains dan teknologi digambarkan dalam persamaan matematika Solusi persamaan : 1. analitis 2.

MOTIVASI. Secara umum permasalahan dalam sains dan teknologi digambarkan dalam persamaan matematika Solusi persamaan : 1. analitis 2. KOMPUTASI NUMERIS Teknik dan cara menyelesaikan masalah matematika dengan pengoperasian hitungan Mencakup sejumlah besar perhitungan aritmatika yang sangat banyak dan menjemukan Diperlukan komputer MOTIVASI

Lebih terperinci

DeretTaylor dananalisisgalat

DeretTaylor dananalisisgalat DeretTaylor dananalisisgalat Kuliah ke-2 IF4058 Topik Khusus Informatika I Oleh; Rinaldi MunirIF-STEI ITB) 1 DeretTaylor Kakastools) yang sangat penting dalam metode numerik adalah derettaylor. Deret Taylor

Lebih terperinci

Pengantar Metode Numerik

Pengantar Metode Numerik Pengantar Metode Numerik Metode numerik adalah teknik dimana masalah matematika diformulasikan sedemikian rupa sehingga dapat diselesaikan oleh pengoperasian matematika. Metode numerik menggunakan perhitungan

Lebih terperinci

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM. dengan rumus rumus aljabar yang sudah baku atau lazim.

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM. dengan rumus rumus aljabar yang sudah baku atau lazim. BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM 1.1 Pengertian Metode Numerik Metode numerik merupakan teknik untuk menyelesaikan masalah matematika dengan pengoperasian aritmatika (hitungan), metode penyelesaian model

Lebih terperinci

CNH2B4 / KOMPUTASI NUMERIK

CNH2B4 / KOMPUTASI NUMERIK CNH2B4 / KOMPUTASI NUMERIK TIM DOSEN KK MODELING AND COMPUTATIONAL EXPERIMENT 1 REVIEW KALKULUS & KONSEP ERROR Fungsi Misalkan A adalah himpunan bilangan. Fungsi f dengan domain A adalah sebuah aturan

Lebih terperinci

Studi Pencarian Akar Solusi Persamaan Nirlanjar Dengan Menggunakan Metode Brent

Studi Pencarian Akar Solusi Persamaan Nirlanjar Dengan Menggunakan Metode Brent Studi Pencarian Akar Solusi Persamaan Nirlanjar Dengan Menggunakan Metode Brent Tommy Gunardi / 13507109 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER GLOBAL INFORMATIKA MDP

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER GLOBAL INFORMATIKA MDP METODE NUMERIK Disusun oleh Ir. Sudiadi, M.M.A.E. Ir. Rizani Teguh, MT SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER GLOBAL INFORMATIKA MDP 2015 Metode Numerik i KATA PENGANTAR Pertama-tama penulis

Lebih terperinci

BAB IV. Pencarian Akar Persamaan Tak Linier. FTI-Universitas Yarsi

BAB IV. Pencarian Akar Persamaan Tak Linier. FTI-Universitas Yarsi BAB IV Pencarian Akar Persamaan Tak Linier i 1 Pendahuluan Salah satu masalah dalam matematika & teknik Akar dari f() adalah sehingga f() = 0. Secara geometris, ajar dari f() adalah nilai sehingga kurva

Lebih terperinci

Bab 2 Deret Taylor dan Analisis Galat

Bab 2 Deret Taylor dan Analisis Galat Bab Deret Taylor dan Analisis Galat Matematik selalu memperlihatkan rasa ingin tahu untuk dapat diterapkan di alam, dan ini dapat mengungkapkan kaitan yang dalam antara pikiran kita dan alam. Kita membicarakan

Lebih terperinci

Triyana Muliawati, S.Si., M.Si.

Triyana Muliawati, S.Si., M.Si. SI 2201 - METODE NUMERIK Triyana Muliawati, S.Si., M.Si. Prodi Matematika Institut Teknologi Sumatera Lampung Selatan 35365 Hp. +6282260066546, Email. triyana.muliawati@ma.itera.ac.id 1. Pengenalan Metode

Lebih terperinci

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 3 & 4

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 3 & 4 METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1 Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 3 & 4 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER METODE NUMERIK TEKNIK INFORMATIKA S1 3 SKS Mohamad Sidiq MATERI PERKULIAHAN SEBELUM-UTS Pengantar

Lebih terperinci

Analisis Riil II: Diferensiasi

Analisis Riil II: Diferensiasi Definisi Turunan Definisi dan Teorema Aturan Rantai Fungsi Invers Definisi (Turunan) Misalkan I R sebuah interval, f : I R, dan c I. Bilangan riil L dikatakan turunan dari f di c jika diberikan sebarang

Lebih terperinci

Bab 2. Penyelesaian Persamaan Non Linier

Bab 2. Penyelesaian Persamaan Non Linier Bab 2. Penyelesaian Persamaan Non Linier 1 Persamaan Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode Newton-Raphson Metode Secant. 2 Persamaan Non Linier penentuan

Lebih terperinci

Persamaan Non Linier

Persamaan Non Linier Persamaan Non Linier Persamaan Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode Newton-Raphson Metode Secant. Persamaan Non Linier penentuan akar-akar persamaan

Lebih terperinci

2 Akar Persamaan NonLinear

2 Akar Persamaan NonLinear 2 Akar Persamaan NonLinear Beberapa metoda untuk mencari akar ang telah dikenal adalah dengan memfaktorkan atau dengan cara Horner Sebagai contoh, untuk mencari akar dari persamaan 2 6 = 0 ruas kiri difaktorkan

Lebih terperinci

BAB 3 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER

BAB 3 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER BAB 3 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINIER 3.. Permasalahan Persamaan Non Linier Penyelesaian persamaan non linier adalah penentuan akar-akar persamaan non linier.dimana akar sebuah persamaan f(x =0 adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didunia nyata banyak soal matematika yang harus dimodelkan terlebih dahulu untuk mempermudah mencari solusinya. Di antara model-model tersebut dapat berbentuk sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahap-tahap memecahkan masalah dengan metode numeric : 1. Pemodelan 2. Penyederhanaan model 3.

BAB I PENDAHULUAN. Tahap-tahap memecahkan masalah dengan metode numeric : 1. Pemodelan 2. Penyederhanaan model 3. BAB I PENDAHULUAN Tujuan Pembelajaran: Mengetahui apa yang dimaksud dengan metode numerik. Mengetahui kenapa metode numerik perlu dipelajari. Mengetahui langkah-langkah penyelesaian persoalan numerik.

Lebih terperinci

ISBN. PT SINAR BARU ALGENSINDO

ISBN. PT SINAR BARU ALGENSINDO Drs. HERI SUTARNO, M. T. DEWI RACHMATIN, S. Si., M. Si. METODE NUMERIK DENGAN PENDEKATAN ALGORITMIK ISBN. PT SINAR BARU ALGENSINDO PRAKATA Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT yang

Lebih terperinci

Konsep Deret & Jenis-jenis Galat

Konsep Deret & Jenis-jenis Galat Metode Numerik (IT 402) Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Kristen Satya Wacana Bagian 2 Konsep Deret & Jenis-jenis Galat ALZ DANNY WOWOR 1. Pengatar Dalam Kalkulus, deret sering digunakan untuk

Lebih terperinci

Metode Numerik. Persamaan Non Linier

Metode Numerik. Persamaan Non Linier Metode Numerik Persamaan Non Linier Persamaan Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode Newton-Raphson Metode Secant. Persamaan Non Linier penentuan akar-akar

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) METODE NUMERIK

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) METODE NUMERIK RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) METODE NUMERIK Mata Kuliah: Metode Numerik Semester: 7, Kode: KMM 090 Program Studi: Pendidikan Matematika Dosen: Khairul Umam, S.Si, M.Sc.Ed Capaian Pembelajaran: SKS:

Lebih terperinci

SISTEM PERSAMAAN LINEAR ( BAGIAN II )

SISTEM PERSAMAAN LINEAR ( BAGIAN II ) SISTEM PERSAMAAN LINEAR ( BAGIAN II ) D. FAKTORISASI MATRIKS D2 2. METODE ITERASI UNTUK MENYELESAIKAN SPL D3 3. NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN D4 4. POWER METHOD Beserta contoh soal untuk setiap subbab 2

Lebih terperinci

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1 Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB Deret Tak Hingga Pada bagian ini akan dibicarakan penjumlahan berbentuk a +a 2 + +a n + dengan a n R Sebelumnya akan dibahas terlebih dahulu pengertian barisan

Lebih terperinci

Analisa Numerik. Teknik Sipil. 1.1 Deret Taylor, Teorema Taylor dan Teorema Nilai Tengah. 3x 2 x 3 + 2x 2 x + 1, f (n) (c) = n!

Analisa Numerik. Teknik Sipil. 1.1 Deret Taylor, Teorema Taylor dan Teorema Nilai Tengah. 3x 2 x 3 + 2x 2 x + 1, f (n) (c) = n! Analisa Numerik Teknik Sipil 1 PENDAHULUAN 1.1 Deret Taylor, Teorema Taylor dan Teorema Nilai Tengah Dalam matematika, dikenal adanya fungsi transenden (fungsi eksponen, logaritma natural, invers dan sebagainya),

Lebih terperinci

Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan

Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan Barisan. Definisi. Barisan tak hingga adalah suatu fungsi dengan daerah asalnya himpunan bilangan bulat positif dan daerah kawannya himpunan bilangan real. Notasi untuk

Lebih terperinci

Bagian 2 Matriks dan Determinan

Bagian 2 Matriks dan Determinan Bagian Matriks dan Determinan Materi mengenai fungsi, limit, dan kontinuitas akan kita pelajari dalam Bagian Fungsi dan Limit. Pada bagian Fungsi akan mempelajari tentang jenis-jenis fungsi dalam matematika

Lebih terperinci

Course Note Numerical Method Akar Persamaan Tak Liniear.

Course Note Numerical Method Akar Persamaan Tak Liniear. Course Note Numerical Method Akar Persamaan Tak Liniear. Dalam matematika terapan seringkali harus mencari selesaian persamaan yang berbentuk f() = 0 yakni bilangan o sedemikian sehingga f( o ) = 0. Dalam

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BEBERAPA METODE NUMERIK DALAM MENGHITUNG NILAI PI

PERBANDINGAN BEBERAPA METODE NUMERIK DALAM MENGHITUNG NILAI PI PERBANDINGAN BEBERAPA METODE NUMERIK DALAM MENGHITUNG NILAI PI Perbandingan Beberapa Metode Numerik dalam Menghitung Nilai Pi Aditya Agung Putra (13510010)1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik

Lebih terperinci

BAB I ARTI PENTING ANALISIS NUMERIK

BAB I ARTI PENTING ANALISIS NUMERIK BAB I ARTI PENTING ANALISIS NUMERIK Pendahuluan Di dalam proses penyelesaian masalah yang berhubungan dengan bidang sains, teknik, ekonomi dan bidang lainnya, sebuah gejala fisis pertama-tama harus digambarkan

Lebih terperinci

Persamaan Non Linier

Persamaan Non Linier Persamaan Non Linier MK: METODE NUMERIK Oleh: Dr. I GL Bagus Eratodi FTI Undiknas University Denpasar Persamaan Non Linier Metode Tabulasi Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam matematika ada beberapa persamaan yang dipelajari, diantaranya adalah persamaan polinomial tingkat tinggi, persamaan sinusioda, persamaan eksponensial atau persamaan

Lebih terperinci

METODE NUMERIK. MODUL 1 Galat dalam Komputasi Numerik 1. Zuhair Jurusan Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Jakarta 2008 年 09 月 21 日 ( 日 )

METODE NUMERIK. MODUL 1 Galat dalam Komputasi Numerik 1. Zuhair Jurusan Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Jakarta 2008 年 09 月 21 日 ( 日 ) METODE NUMERIK MODUL Galat dalam Komputasi Numerik Zuhair Jurusan Teknik Informatika Universitas Mercu Buana Jakarta 008 年 09 月 日 ( 日 ) Galat dalam Komputasi Numerik Dalam praktek sehari-hari, misalkan

Lebih terperinci

6 Sistem Persamaan Linear

6 Sistem Persamaan Linear 6 Sistem Persamaan Linear Pada bab, kita diminta untuk mencari suatu nilai x yang memenuhi persamaan f(x) = 0. Pada bab ini, masalah tersebut diperumum dengan mencari x = (x, x,..., x n ) yang secara sekaligus

Lebih terperinci

Pertemuan I Mencari Akar dari Fungsi Transendental

Pertemuan I Mencari Akar dari Fungsi Transendental Pertemuan I Mencari Akar dari Fungsi Transendental Daftar Isi: 1.1 Tujuan Perkuliahan 1. Pendahuluan 1.3 Metoda Bisection 1.3.1 Definisi 1.3. Komputasi mencari akar 1.3.3 Ilustrasi 1.4 Metoda Newton-Raphson

Lebih terperinci

Persamaan Non Linier 1

Persamaan Non Linier 1 Persamaan Non Linier 1 Persamaan Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Iterasi Sederhana Metode Newton-Raphson Metode Secant. 2 Persamaan Non Linier Penentuan akar-akar persamaan

Lebih terperinci

PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier

PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2016/2017 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Sistem Persamaan Linier

Lebih terperinci

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN-2

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN-2 METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1 Mohamad Sidiq PERTEMUAN-2 SISTEM BILANGAN DAN KESALAHAN METODE NUMERIK TEKNIK INFORMATIKA S1 3 SKS Mohamad Sidiq MATERI PERKULIAHAN SEBELUM-UTS Pengantar Metode

Lebih terperinci

Konsep Dasar Perhitungan Numerik

Konsep Dasar Perhitungan Numerik Modul Konsep Dasar Perhitungan Numerik Drs. Mulyatno, M.Si. D PENDAHULUAN alam mata kuliah Kalkulus, Aljabar Linear, Persamaan Diferensial Biasa, dan mata kuliah lainnya, dapat Anda pelajari berbagai metode

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN. Matematika Lanjut 2 Sistem Informasi

POKOK BAHASAN. Matematika Lanjut 2 Sistem Informasi Matematika Lanjut 2 Sistem Informasi POKOK BAHASAN Pendahuluan Metode Numerik Solusi Persamaan Non Linier o Metode Bisection o Metode False Position o Metode Newton Raphson o Metode Secant o Metode Fixed

Lebih terperinci

Metode Matriks Balikan

Metode Matriks Balikan Metode Matriks Balikan MisalkanA -1 adalahmatriksbalikandaria. Sistempersamaan lanjar Ax = b dapat diselesaikan sebagai berikut: Ax= b A -1 Ax= A -1 b I x= A -1 b (A -1 A = I ) x= A -1 b Cara penyelesaiandenganmengalikanmatriksa

Lebih terperinci

PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier

PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2013/2014 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Sistem Persamaan Linier

Lebih terperinci

PERSAMAAN NON LINIER. Pengantar dan permasalahan persamaan Non-Linier. Sumarni Adi S1 Teknik Informatika STMIK AmikomYogyakarta 2014

PERSAMAAN NON LINIER. Pengantar dan permasalahan persamaan Non-Linier. Sumarni Adi S1 Teknik Informatika STMIK AmikomYogyakarta 2014 PERSAMAAN NON LINIER Pengantar dan permasalahan persamaan Non-Linier Sumarni Adi S1 Teknik Informatika STMIK AmikomYogyakarta 2014 Pengantar 1. Persamaan linier sudah kita kenal sejak SMP. Contoh kasus

Lebih terperinci

(b) M merupakan nilai minimum (mutlak) f apabila M f(x) x I..

(b) M merupakan nilai minimum (mutlak) f apabila M f(x) x I.. 3. Aplikasi Turunan a. Nilai ekstrim Bagian ini dimulai dengan pengertian nilai ekstrim suatu fungsi yang mencakup nilai ekstrim maksimum dan nilai ekstrim minimum. Definisi 3. Diberikan fungsi f: I R,

Lebih terperinci

Pembahasan Soal SIMAK UI 2012 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Matematika Dasar

Pembahasan Soal SIMAK UI 2012 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Matematika Dasar Pembahasan Soal SIMAK UI 0 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Matematika Dasar Disusun Oleh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pembahasan

Lebih terperinci

BANK SOAL METODE KOMPUTASI

BANK SOAL METODE KOMPUTASI BANK SOAL METODE KOMPUTASI 006 iv DAFTAR ISI Halaman Bio Data Singkat Penulis.. Kata Pengantar Daftar Isi i iii iv Pengantar... Kesalahan Bilangan Pendekatan... 6 Akar-akar Persamaan Tidak Linier.....

Lebih terperinci

Menemukan Akar-akar Persamaan Non-Linear

Menemukan Akar-akar Persamaan Non-Linear Menemukan Akar-akar Persamaan Non-Linear Muhtadin, ST. MT. Agenda Metode Tertutup Biseksi Regula Falsi Metode Terbuka Newton Method 3 Solusi untuk Persamaan Non Linear Akar-akar dari persamaan (y = f())

Lebih terperinci

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS) 11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS) 11.1 Definisi dan Limit Fungsi Monoton Misalkan f terdefinisi pada suatu himpunan H. Kita katakan bahwa f naik pada H apabila untuk setiap x, y H dengan x < y berlaku

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 26 Februari 2014

Hendra Gunawan. 26 Februari 2014 MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan Semester II, 2013/2014 26 Februari 2014 9.6 Deret Pangkat Kuliah yang Lalu Menentukan selang kekonvergenan deret pangkat 9.7 Operasi pada Deret Pangkat Mlkk Melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINEAR

BAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINEAR BAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN NON LINEAR METODE GRAFIK DAN TABULASI A. Tujuan a. Memahami Metode Grafik dan Tabulasi b. Mampu Menentukan nilai akar persamaan dengan Metode Grafik dan Tabulasi c. Mampu membuat

Lebih terperinci

Minggu 11. MA2151 Simulasi dan Komputasi Matematika

Minggu 11. MA2151 Simulasi dan Komputasi Matematika Minggu 11 MA2151 Simulasi dan Komputasi Matematika Model Berdasarkan Data Model Berdasarkan Data Kadangkala kita dituntut untuk membangun suatu model berdasarkan data (yang terbatas). Untuk melakukan ini,

Lebih terperinci

Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Padan Kata...

Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Padan Kata... Daftar Isi Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Padan Kata... iii v i. Metode Numerik Secara Umum.... Metode Analitik versus Metode Numerik... 4. Metode Numerik dalam Bidang Rekayasa... 6.3 Apakah Metode

Lebih terperinci

INTISARI KALKULUS 2. Penyusun: Drs. Warsoma Djohan M.Si. Open Source. Not For Commercial Use

INTISARI KALKULUS 2. Penyusun: Drs. Warsoma Djohan M.Si. Open Source. Not For Commercial Use INTISARI KALKULUS 2 Penyusun: Drs. Warsoma Djohan M.Si. Program Studi Matematika - FMIPA Institut Teknologi Bandung Januari 200 Pengantar Kalkulus & 2 merupakan matakuliah wajib tingkat pertama bagi semua

Lebih terperinci

Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada,

Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada, Lecture 4. Limit B A. Continuity Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada, (2) lim f(x) ada, (3) lim f(x) =

Lebih terperinci

PENDAHULUAN METODE NUMERIK

PENDAHULUAN METODE NUMERIK PENDAHULUAN METODE NUMERIK TATA TERTIB KULIAH 1. Bobot Kuliah 3 SKS 2. Keterlambatan masuk kuliah maksimal 30 menit dari jam masuk kuliah 3. Selama kuliah tertib dan taat aturan 4. Dilarang makan dan minum

Lebih terperinci

Persamaan yang kompleks, solusinya susah dicari. Contoh :

Persamaan yang kompleks, solusinya susah dicari. Contoh : AKAR PERSAMAAN NON LINEAR Persamaan hingga derajat dua, masih mudah diselesaikan dengan cara analitik. Contoh : a + b + c = 0 Solusi : 1 = b ± b 4 ac a Persamaan yang kompleks, solusinya susah dicari.

Lebih terperinci

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia BAB II. FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN Fungsi dan Operasi pada Fungsi Beberapa Fungsi Khusus Limit dan Limit

Lebih terperinci

p2(x)

p2(x) BAB 1 Konsep Dasar 1.1 Denisi dan Teorema Dalam Kalkulus Pengembangan metoda numerik tidak terlepas dari pengembangan beberapa denisi dan teorema dalam mata kuliah kalkulus yang berkenaan dengan fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deret Taylor Deret Taylor dinamai berdasarkan seorang matematikawan Inggris, Brook Taylor (1685-1731) dan deret Maclaurin dinamai berdasarkan matematikawan Skotlandia, Colin

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Matematika UNTIRTA. 10 Maret 2010

Program Studi Pendidikan Matematika UNTIRTA. 10 Maret 2010 Metode Program Studi Pendidikan Matematika UNTIRTA 10 Maret 2010 (Program Studi Pendidikan Matematika UNTIRTA) Metode 10 Maret 2010 1 / 16 Ekspansi Taylor Misalkan f 2 C [a, b] dan x 0 2 [a, b], maka untuk

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):

Lebih terperinci

Ujian Tengah Semester

Ujian Tengah Semester Ujian Tengah Semester Mata Kuliah : PAM 252 Metode Numerik Jurusan : Matematika FMIPA Unand Hari/Tanggal : Selasa/31 Maret 2015 Waktu : 10.00 11.40 (100 menit) Dosen : Dr. Susila Bahri (Kelas A dan C)

Lebih terperinci

Sebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk :

Sebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk : Persamaan Linear Sebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk : a x + a y = b Persamaan jenis ini disebut sebuah persamaan linear dalam peubah x dan y. Definisi

Lebih terperinci

Metode Numerik. Muhtadin, ST. MT. Metode Numerik. By : Muhtadin

Metode Numerik. Muhtadin, ST. MT. Metode Numerik. By : Muhtadin Metode Numerik Muhtadin, ST. MT. Agenda Intro Rencana Pembelajaran Ketentuan Penilaian Deret Taylor & McLaurin Analisis Galat 2 Metode Numerik & Teknik Komputasi - Intro 3 Tujuan Pembelajaran Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Persamaan Non Linear Definisi 2.1 (Munir, 2006) : Sistem persamaan non linear adalah kumpulan dari dua atau lebih persamaan-persamaan non linear. Bentuk umum sistem persamaan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM METODE NUMERIK NAZARUDDIN

MODUL PRAKTIKUM METODE NUMERIK NAZARUDDIN MODUL PRAKTIKUM METODE NUMERIK NAZARUDDIN JURUSAN INFORMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH 2012 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 KATA PENGANTAR... 2 PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

2.1 Soal Matematika Dasar UM UGM c. 1 d d. 3a + b. e. 3a + b. e. b + a b a

2.1 Soal Matematika Dasar UM UGM c. 1 d d. 3a + b. e. 3a + b. e. b + a b a Soal - Soal UM UGM. Soal Matematika Dasar UM UGM 00. Jika x = 3 maka + 3 log 4 x =... a. b. c. d. e.. Jika x+y log = a dan x y log 8 = b dengan 0 < y < x maka 4 log (x y ) =... a. a + 3b ab b. a + b ab

Lebih terperinci

Metode Numerik (Pendahuluan) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

Metode Numerik (Pendahuluan) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Metode Numerik (Pendahuluan) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Kajian Pokok Metode Numerik Tujuan: Menyelesaikan suatu persamaan menggunakan model matematika. Pemodelan penyelesaian matematika

Lebih terperinci

ELIMINASI GAUSS MAKALAH. Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Metode Numerik Dosen Saluky M.Kom. Di Susun Oleh: Kelompok VII Matematika C/VII

ELIMINASI GAUSS MAKALAH. Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Metode Numerik Dosen Saluky M.Kom. Di Susun Oleh: Kelompok VII Matematika C/VII ELIMINASI GAUSS MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Metode Numerik Dosen Saluky M.Kom Di Susun Oleh: Kelompok VII Matematika C/VII Anggota : 1. Eko Kurniawan P. (59451064) 2. Siti Nurhairiyah

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA Darussalam, Banda Aceh

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA Darussalam, Banda Aceh 08/02/2017 Nama Mata Kuliah : Metode Numerik Kode Mata Kuliah : KMM 090 Bobot SKS : 2 (dua) Semester : Ganjil Hari Pertemuan : 1 (pertama) Tempat Pertemuan : Ruang kuliah Koordinator MK : Khairul Umam,

Lebih terperinci

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR Rino Martino 1 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya

Lebih terperinci

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK UJI KONVERGENSI Januari 208 Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK Uji Integral Teorema 3 Jika + k= u k adalah deret dengan suku-suku tak negatif, dan jika ada suatu konstanta M sedemikian hingga s n = u + u 2 +

Lebih terperinci

BAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN TAKLINIER

BAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN TAKLINIER BAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN TAKLINIER Persamaan taklinier sudah diperkenalkan sejak di sekolah menengah, diataranya persamaan kuadrat, persamaan trigonometri dan persamaan yang memuat logaritma atau eksponen.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembeli opsi untuk menjual atau membeli suatu sekuritas tertentu pada waktu dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembeli opsi untuk menjual atau membeli suatu sekuritas tertentu pada waktu dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kontrak Opsi Kontrak opsi merupakan suatu perjanjian atau kontrak antara penjual opsi dengan pembeli opsi, penjual opsi memberikan hak dan bukan kewajiban kepada pembeli opsi

Lebih terperinci

PERSAMAAN NON LINIER

PERSAMAAN NON LINIER PERSAMAAN NON LINIER Obyektif : 1. Mengerti penggunaan solusi persamaan non linier 2. Mengerti metode biseksi dan regulafalsi 3. Mampu menggunakan metode biseksi dan regula falsi untuk mencari solusi PENGANTAR

Lebih terperinci

Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum

Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum Pendahuluan Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan (bidang fisika, kimia, Teknik Sipil, Teknik Mesin, Elektro

Lebih terperinci

Definisi Metode Numerik

Definisi Metode Numerik Definisi Metode Numerik Seringkali kita menjumpai suatu model matematis yang berbentuk persamaan, baik itu linier ataupun non-linier, sistem persamaan linier ataupun sistem persamaan non-linier, differensial,

Lebih terperinci

Pertemuan 3: Penyelesaian Persamaan Transedental. Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2014

Pertemuan 3: Penyelesaian Persamaan Transedental. Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2014 Pertemuan 3: Penyelesaian Persamaan Transedental Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2014 Persamaan Dalam Matematika Persamaan Linier Persamaan Kuadrat Persamaan Polynomial Persamaan Trigonometri

Lebih terperinci

1-x. dimana dan dihubungkan oleh teorema Pythagoras.

1-x. dimana dan dihubungkan oleh teorema Pythagoras. `2. Menyelesaikan persamaan dengan satu variabel Contoh: Berdasarkan Hukum Archimedes, suatu benda padat yang lebih ringan daripada air dimasukkan ke dalam air, maka benda tersebut akan mengapung. Berat

Lebih terperinci

Langkah Penyelesaian Example 1) Tentukan nilai awal x 0 2) Hitung f(x 0 ) kemudian cek konvergensi f(x 0 ) 3) Tentukan fungsi f (x), kemudian hitung f

Langkah Penyelesaian Example 1) Tentukan nilai awal x 0 2) Hitung f(x 0 ) kemudian cek konvergensi f(x 0 ) 3) Tentukan fungsi f (x), kemudian hitung f METODE NEWTON RAPHSON (1) METODE NEWTON RAPHSON Solusi Persamaan Non Linier Oleh : Metode Newton-Raphson merupakan salah satu metode terbuka untuk menentukan solusi akar dari persamaan non linier, dengan

Lebih terperinci

Indikator : Menentukan penarikan kesimpulan dari beberapa premis. Modus Ponens Modus Tollens Silogisme

Indikator : Menentukan penarikan kesimpulan dari beberapa premis. Modus Ponens Modus Tollens Silogisme Indikator : Menentukan penarikan kesimpulan dari beberapa premis Modus Ponens Modus Tollens Silogisme p q p q p q p ~q q r q ~p p r Bentuk ekuivalen : p q ~q ~p p q ~p q Soal 1 : Diketahui premis : Premis

Lebih terperinci

Solusi Sistem Persamaan Linear Ax = b

Solusi Sistem Persamaan Linear Ax = b Solusi Sistem Persamaan Linear Ax = b Kie Van Ivanky Saputra April 27, 2009 K V I Saputra (Analisis Numerik) Kuliah Sistem Persamaan Linier c April 27, 2009 1 / 9 Review 1 Substitusi mundur pada sistem

Lebih terperinci

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70 Matematika I: APLIKASI TURUNAN Dadang Amir Hamzah 2015 Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 1 / 70 Outline 1 Maksimum dan Minimum Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 2 / 70 Outline

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN RIIL DAN FUNGSI

SISTEM BILANGAN RIIL DAN FUNGSI SISTEM BILANGAN RIIL DAN FUNGSI Matematika Juni 2016 Dosen : Dadang Amir Hamzah MATEMATIKA Juni 2016 1 / 67 Outline 1 Sistem Bilangan Riil Dosen : Dadang Amir Hamzah MATEMATIKA Juni 2016 2 / 67 Outline

Lebih terperinci

Penyelesaian Persamaan Non Linier

Penyelesaian Persamaan Non Linier Penyelesaian Persamaan Non Linier Pengantar Penyelesaian Pers. Non Linier Metode Tabel Metode Biseksi Metode Regula Falsi Metode Numerik Tabel/Biseksi/RegulaFalsi 1 Pengantar Penyelesaian Persamaan Non

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINIER DENGAN METODE MODIFIKASI BAGI DUA

PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINIER DENGAN METODE MODIFIKASI BAGI DUA Jurnal Matematika UNAND Vol. 4 No. 1 Hal. 68 75 ISSN : 303 910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINIER DENGAN METODE MODIFIKASI BAGI DUA ELSA JUMIASRI, SUSILA BAHRI, BUKTI GINTING

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Dekomposisi LU Untuk Penentuan Produksi Suatu Industri Dengan Model Ekonomi Leontief

Penggunaan Metode Dekomposisi LU Untuk Penentuan Produksi Suatu Industri Dengan Model Ekonomi Leontief Penggunaan Metode Dekomposisi LU Untuk Penentuan Produksi Suatu Industri Dengan Model Ekonomi Leontief Achmad Dimas Noorcahyo - 13508076 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

METODE NUMERIK AKAR-AKAR PERSAMAAN. Eka Maulana Dept. of Electrcal Engineering University of Brawijaya

METODE NUMERIK AKAR-AKAR PERSAMAAN. Eka Maulana Dept. of Electrcal Engineering University of Brawijaya METODE NUMERIK AKAR-AKAR PERSAMAAN Eka Maulana Dept. of Electrcal Engineering University of Brawijaya Pendekatan Pencarian Akar-akar Persamaan Metode Pencarian Akar Persamaan > Metode Pengurung - metode

Lebih terperinci