Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha"

Transkripsi

1 Yayasan Spiritia No. 5, April 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Pidato Suzana Murni pada 6th ICAAP Melbourne Memecah Penghalang Pada Oktober 2001, Suzana Murni memberi sambutan pada pembukaan konferensi internasional AIDS di Asia dan Pasifik ke-6 di Melbourne, Australia. Pada waktu itu, almarhumah sudah sangat sakit, dan harus dibantu naik panggung dari kursi roda. Namun dia berdiri selama 20 menit untuk menyampaikan pidatonya pada semua peserta. Sambutan disampaikan dalam bahasa Inggris. Dengan bantuan dari Ashoka Foundation, sambutan ini ditejemahkan dalam bahasa Indonesia. Versi bahasa Indoneisa tersebut dilampirkan pada Sahabat Senandika edisi ini, dengan harapan mungkin memberi semangkat pada kita waktu kita mengenang semua teman kita yang telah mendahului kita, termasuk Suzana sendiri, pada malam Renungan AIDS Nusantara di bulan Mei ini. Pelatihan Keterampilan tentang Kelompok Dukungan Sebaya Oleh Oki Pada tanggal 4 sampai 6 April 2003, Yayasan Spiritia menyelenggarakan Pelatihan Keterampilan tentang Kelompok Dukungan Sebaya untuk Odha. Pelatihan ini merupakan pelatihan kedua yang diselenggarakan Yayasan Spiritia sejak pertengahan tahun lalu. Pelatihan Keterampilan merupakan salah satu program tetap Yayasan Spiritia untuk 2 tahun ke depan. Pelatihan Keterampilan tentang Kelompok Dukungan Sebaya tersebut diselenggarakan di Yogyakarta bekerjasama dengan JOY (Jaringan Odha Yogyakarta) sebagai panitia lokal sekaligus sebagai bagian dari tim fasilitator selain fasilitator dari Yayasan Spiritia. Pelatihan tersebut diikuti oleh 13 peserta dari 12 kota di 11 provinsi (Medan, Batam, Pontianak, Balikpapan, Bandung, Jakarta, Surabaya, Denpasar, Sorong, Timika, Yogyakarta, dan Makassar). Tujuan pelatihan ini adalah diharapkan setelah pelatihan, peserta punya motivasi untuk membentuk suatu kelompok dukungan di daerah masing-masing. Selain itu juga dapat memperkuat kelompok dukungan sebaya yang sudah ada. Terkait dengan itu, sebagian peserta yang terlibat adalah yang di daerahnya belum ada kelompok dukungan sebaya untuk odha, dan juga sebagian lainnya dari kelompok dukungan sebaya yang sudah ada Dengan harapan dari pelatihan ini dapat membuka wawasan yang lebih luas tentang kelompok dukungan sebaya sehingga bisa bermanfaat di daerahnya. Selama 3 hari, pelatihan tersebut mengangkat tentang pentingnya kelompok dukungan sebaya odha, keuntungan, masalah yang mungkin timbul, pencarian dana dan segala sisi tentang kelompok dukungan sebaya untuk odha, termasuk didalamnya tentang kerahasiaan anggota kelompok. Semua peserta merasa pelatihan ini cukup menyenangkan Daftar Isi Pidato Suzana Murni pada 6th ICAAP Melbourne 1 Pelatihan Keterampilan tentang Kelompok Dukungan Sebaya 1 Konseling dan test sukarela 2 Angka Kematian AIDS di Thailand Dipotong Separo dengan Terapi Sub-optimal 2 Angka Pneumosistis Terkait AIDS Meningkatkan di Negara Berkembang 3 Obat Anti-TB dan HAART Bekerja Sama secara Baik 3 Jumlah Limfosit Total Alat Murah untuk Menjadwalkan Profilaksis Infeksi Oportunsitik 5 Lembaran Informasi Baru 5 Tanya jawab 6 Tips untuk Orang dengan HIV No Laporan Keuangan Positive Fund 6 Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.

2 walaupun jadwalnya yang sangat padat, hal ini disebabkan oleh cara pengemasan pelatihan yang dibuat supaya tidak membosankan, misalnya dengan permainan-permainan dan praktek-praktek. Selain pelatihan berupa sesi-sesi tersebut, pada hari ketiga pelatihan (6 April 2003) dimana pelatihan hanya sampai tengah hari, para peserta berkesempatan untuk jalan-jalan ke Malioboro, belanja-belanja. Setelah itu, para peserta mengunjungi kantor/rumah kelompok dukungan JOY. Di sana para peserta melihat secara langsung kantor JOY sebagai tempat kelompok dukungan sebaya melakukan sebagian kegiatannya. Selain melihat kantor JOY, peserta juga mendengar cerita dari Prima (koordinator JOY) tentang sejarah berdirinya JOY, suka dukanya, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi teman-teman yang lain. Selain itu juga mendengar cerita tentang LP3Y (lembaga pendidikan jurnalistik terkait HIV/AIDS) dari pemimpin redaksinya, Pak Slamet Riyadi, dimana JOY sangat terkait dengan LP3Y dalam pendiriannya dan juga kantor JOY masih satu lingkungan dengan kantor LP3Y. Setelah pelatihan, peserta merasakan pentingnya terdapat kelompok dukungan sebaya di setiap daerah untuk odha, sebagai wadah pemberdayaan dan keterlibatan odha dalam penanggulangan HIV/ AIDS. Juga tumbuh kesadaran bahwa kelompok dukungan sebaya untuk odha tidak selalu harus langsung menjadi besar dengan program dan dana yang besar, karena yang diutamakan adalah kenyamanan dan terpenuhinya kebutuhan anggota kelompok tersebut dimana kebutuhan itu beragam, ada yang sederhana dan ada yang kompleks. Konseling dan test sukarela Yayasan Mitra Indonesia, yang terletak Jl. Percetakan Negara IX A#15 Jakarta membuka layanan VCT yang dilaksanakan pada setiap hari Selasa dan Kamis pukul untuk keterangan lebih lanjut hubungi telp (021) Angka Kematian AIDS di Thailand Dipotong Separo dengan Terapi Sub-optimal Oleh Keith Alcorn, 6 Februari 2003 Terapi kombinasi dua obat dianggap kurang optimal oleh pedoman WHO tentang terapi antiretroviral (ART) di rangkaian terbatas sumber daya. Namun terapi dua obat ini dikaitkan dengan 2 penurunan 57 persen dalam angka kematian di antara orang dengan infeksi HIV lanjut di Thailand utara. Ini menurut laporan yang diterbitkan di Jurnal Acquired Immune Deficiency Syndromes edisi 14 Februari Penelitian ini adalah analisis retrospektif terhadap sekelompok pasien yang diobati antara 1995 dan 1999, di Rumah Sakit Lampang di Chiang Mai, Thailand utara pasien menghadiri klinik (34 persen perempuan), 70 persen bergejala; jumlah CD4 pada tahun pertama setelah diagnosis tersedia untuk 681 pasien, dan jumlah ini rata-rata 90 (25-290). 257 pasien sudah mempunyai jumlah CD4 di bawah 50 pada titik ini. Data lanjut tersedia untuk pasien, 607 di antaranya yang meninggal dalam masa pemantauan. Data mengenai pasien yang tidak dapat dipantau, disensor pada waktu kunjungan terakhir pasien tahun pemantauan tersedia untuk dianalisis. Angka kematian per 100 pasien tahun adalah 79,6 persen pada mereka dengan jumlah CD4 di bawah 100 pada awal. Dua puluh tiga persen pasien menerima ART pada masa yang diamati. Tujuh puluh sembilan pasien menerima monoterapi, biasanya AZT, sementara 130 pasien diobati dengan terapi dua obat (biasanya AZT dan ddi atau ddc). 19 pasien diobati dengan terapi tiga obat. Rata-rata, pasien menerima monoterapi diobati selama 211 hari; untuk yang menerima terapi dua obat 367 hari. 19 pasien yang pertama diobati dengan AZT sebelum mulai terapi dua obat dimasukkan pada kelompok terapi dua obat. Manfaat tahan hidup yang jelas dilihat pada pasien dengan jumlah CD4 di bawah 200 yang menerima terapi dua obat. Penurunan relatif pada kematian untuk pasien yang menerima terapi dua obat dibandingkan yang tidak menerima terapi adalah 57 persen (37 persen untuk monoterapi), serupa dengan manfaat yang dilihat di penelitian Delta dan ACTG 175, yang pertama melaporkan manfaat dari terapi kombinasi dua pada Selama selisih biaya antara terapi kurang optimal dan HAART begitu besar, dokter yang bekerja di negara terbatas sumber daya akan terus menghadapi dilema: mengobati sedikit pasien dengan terapi yang optimal atau lebih banyak pasien dengan terapi kurang optimal, komentar penulis. Mengurangi efektifitas terapi tiga obat pada masa depan di antara pasien yang sudah memakai terapi dua obat memprihatinkan. Namun jika tidak diobati dengan ARV apa pun, sebagian besar pasien dengan jumlah CD4 yang rendah akan segera meninggal. Para penulis juga mencatat bahwa mustahil Sahabat Senandika No. 5

3 mereka menilai manfaat tambahan dan efektif-biaya terapi tiga obat yang memakai obat generik tanpa melaksanakan analisis ini. Referensi: Pathipvanich P, et al. Survival benefit from non-highly active antiretroviral therapy in a resource-constrained setting. Journal of Acquired Immune Deficiency Syndromes 32: , URL: newsdisplay2.asp?newsid=1883 Angka Pneumosistis Terkait AIDS Meningkatkan di Negara Berkembang Oleh Anthony J. Brown, MD, 15 Januari 2003 Sejak epidemi AIDS mulai, pneumonia pneumocystis carinii (PCP) mengakibatkan persentase kasus penyakit pernapasan yang meningkat di antara pasien di negara berkembang. Ini menurut laporan baru. Penulis mencatat bahwa kecenderungan yang lawan terjadi di negara maju. Walaupun penggunaan obat profilaksis anti-pcp mungkin bermain peranan, alasan utama untuk kecenderung PCP yang berbeda yang dilihat pada kedua jenis negara ini tampaknya ketersediaan terapi antiretroviral yang sangat manjur (HAART). Kecenderungan PCP yang diamati di negara berkembang dan maju adalah serupa hingga HAART mulai dipakai pada pertengahan 1990-an, penulis penelitian Dr. Powel H. Kazanjian, dari University of Michigan di Ann Arbor, mengatakan pada Reuters Health. Akses ke HAART di negara maju dikaitkan dengan penurunan pada angka PCP, sementara akses yang sulit di negara berkembang membolehkan angka PCP yang terus meningkat. Di penelitian ini, tim Dr. Kazanjian meninjau data dari lebih dari 30 penelitian yang menilai angka PCP di beberapa negara berkembang selama dua dasawarsa terakhir ini. Penemuan diterbitkan di jurnal Clinical Infectious Diseases terbitan 1 Januari. Laporan yang diterbitkan selama dasawarsa pertama epidemi AIDS mengesankan bahwa PCP penyebab penyakit pernapasan yang relatif jarang pada pasien yang tinggal di negara berkembang, catat Dr. Kazanjian. Sebaliknya, beberapa di antara laporan yang lebih baru memperkirakan bahwa prevalensi PCP adalah hampir 50 persen pada pasien dengan penyakit pernapasan, dia tambahkan. Saya rasa ada gagasan bahwa PCP adalah jarang di negara berkembang, Dr. Kazanjian mengatakan. Penemuan baru ini tidak mendukung ini. Penemuan ini juga menunjukkan bahwa pasien April 2003 PCP sering juga terinfeksi TB. Sebenarnya, beberapa laporan ini menaksir bahwa angka koinfeksi setinggi 80 persen. Dr. Kazanjian mencatat bahwa sebagian dari peningkatan pada prevalensi PCP mungkin tidak mencerminkan peningkatan yang benar, tetapi mungkin disebabkan oleh perbedaan dalam pelaporan. Misalnya, penelitian awal memakai kriteria CD4 yang berbeda dengan penelitian baru, dan mungkin hal ini mempengaruhi laporan kasus PCP. Clin Infect Dis 2003; 36: URL: f.html Obat Anti-TB dan HAART Bekerja Sama secara Baik Oleh Michael Carter, 13 Februari 2003 Obat TB dan HIV bekerja sama secara baik dan aman. Ini menurut beberapa penelitian yang dikajikan di Tenth Conference and Retroviruses and Opportunistic Infections di Boston, AS. TB adalah infeksi oportunistik yang paling umum dan dapat terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang relatif sehat. Lima penelitian yang dilaksanakan dalam beberapa rangkaian sumber daya menemukan bahwa waktu HAART dan terapi anti-tb diberikan bersama, pasien mengalami peningkatan pada jumlah CD4, penurunan pada viral load, dan penyembuhan TB. Walaupun pengobatan bersama dengan HAART dan terapi TB dinyatakan aman, satu penelitian menemukan bahwa dosis obat anti- TB rifabutin yang lebih rendah tidak mencapai tingkat terapeutik bila HIV diobati dengan regimen yang mengandung efavirenz. Para peneliti AS menemukan dalam pengujian yang melibatkan 169 pasien terinfeksi bersama dengan HIV dan TB, dengan jumlah CD4 yang rendah (rata-rata 90) dan viral load yang tinggi (rata-rata 5,3 log), HAART berhasil memulihkan fungsi kekebalan dan mengurangi penggandaan HIV waktu diberikan bersama dengan terapi anti- TB yang mencakup rifabutin dan isoniazid (dengan pirazinamid dan etambutol untuk dua bulan pertama). Jumlah CD4 meningkat rata-rata 61 dan viral load menurun rata-rata 1,6 log. Angka penyembuhan terapi TB adalah 95 persen. Waktu peneliti membandingkan penemuannya dengan penelitian tentang pengobatan TB pada pasien HIV sebelum ada HAART (CPCRA 019/ACTG 222), mereka menemukan bahwa walaupun jumlah CD4 pada awal serupa pada kedua penelitian, ketahanan 3

4 hidup adalah lebih baik secara bermakna pada pasien diobati TB dalam era HAART (85 persen dibandingkan 95%) setelah 12 bulan terapi TB. Mereka menyimpulkan walaupun kerumitan terapi antiretroviral selama pengobatan TB...pasien AIDS dapat diobati secara berhasil dengan HAART sekaligus menerima terapi TB yang mengandung rifabutin. Penggunaan HAART dihubungkan dengan ketahanan hidup yang lebih baik setelah diagnosis TB. Sebuah penelitian yang dilaksanakan di klinik perawatan HIV di Ahmedabad, India, membandingkan jumlah CD4 pada dua kelompok pasien HIV. Kelompok A (99 pasien) juga terinfeksi TB dan menerima terapi anti-tb yang mengandung rifampisin, dan kelompok B (98 pasien) terinfeksi HIV saja. Terapi anti-hiv mencakup efavirenz, 3TC, dan AZT atau d4t. Pada awal, jumlah CD4 lebih rendah pada pasien TB (104). Namun setelah enam bulan HAART dan pengobatan anti-tb, jumlah CD4 serupa untuk kedua kelompok: 276 (Kelompok A) dan 278 (Kelompok B). Pada bulan ke-sembilan penelitian, jumlah CD4 lebih tinggi pada pasien yang menerima terapi TB (306) dibandingkan pasien Kelompok B (270). Berdasarkan penemuan, para peneliti menyimpulkan, pemakaian rifampisin dan efavirenz bersama ditahan baik, dan tidak mempengaruhi kemajuran antiretroviral seperti diukur oleh peningkatan pada jumlah CD4. Di India dan negara lain dengan TB sebagai infeksi oportunistik yang umum, terapi efavirenz dapat ditawarkan bersama dengan pengobatan anti-tb yang mengandung rifampisin. Resistansi pada obat anti-tb golongan rifamisin (rifampin dan rifabutin) ditemukan berhubungan dengan jumlah CD4 yang rendah pada penelitian yang dilaksanakan di antara 109 pasien HIV-positif di Baltimore, AS, antara 1993 dan Pada penyelidikan retrospektif, biakan diperoleh dari semua pasien dengan TB yang rentan pada rifamisin yang menyelesaikan terapi anti-tb yang diawasi langsung. Pengobatan TB adalah harian untuk tiga minggu, kemudian dua kali seminggu. Data tentang kambuhnya TB dikumpulkan dan DNA-nya diselidiki untuk mengenal jenis yang resistan terhadap obat TB. TB kambuh pada sembilan pasien. Jumlah CD4-nya 50; pada tingkat ini, mereka rentan pada infeksi oportunistik yang gawat. Sampel dahak menemukan bahwa ada resistansi pada obat anti-tb golongan rifamisin dalam tiga pasien, semuanya yang menerima rifampin. Resistansi ini tidak dikenal pada pasien yang diobati dengan rifabutin. Para peneliti menyimpulkan, di antara pasien HIV, jumlah CD4 4 yang rendah satu-satunya faktor risiko untuk kambuh TB, dengan tambahan bahwa resistansi pada rifamisin hanya dilihat pada pasien dengan jumlah CD4 yang rendah. Keamanan dan kemanjuran regimen HAART yang mengandung efavirenz pada pasien TB ditunjukkan oleh penelitian Brasil yang dikaji pada konferensi. Empat puluh empat pasien dilibatkan pada penelitian. Terapi TB mencakup rifampisin, dan isoniazid untuk sembilan bulan dengan pirazidamin untuk dua bulan pertama. HAART berdiri dari dua analog nukleosida dan efavirenz 600mg per hari. Penelitian dilaksanakan selama tiga tahun, dan pada awal rata-rata jumlah CD4 106, viral load 6 log dan berat badan 51kg. Setelah dua tahun, jumlah CD4 rata-rata meningkat menjadi 341, viral load menurun menjadi 1,4 log, dan berat badan meningkat 21kg. Tiga pasien meninggal pada bulan pertama terapi, dua disebabkan infeksi dan satu dengan kegagalan ginjal berhubungan dengan pengobatan. TB menjadi pulih dan HAART berhasil pada lebih dari 80 persen pasien. Dari sembilan yang gagal pengobatan, enam berhenti terapi dalam enam bulan. Para peneliti menyimpulkan efavirenz dengan dosis 600mg per hari adalah cukup untuk mengobati pasien HIV/ TB yang memakai pengobatan yang mengandung rifampin. Namun, sebuah penelitian yang dilaksanakan di Florida yang melibatkan 20 pasien, menemukan bahwa penggunaan efavirenz dengan rifabutin dapat mempengaruhi bioavailability obat anti-tb tersebut. Tingkat farmakokinetik obat diukur pada semua pasien TB yang HIV-positif yang diobati dengan rifabutin dan efavirenz di sebuah klinik HIV di Florida, AS, antara Juni 2000 dan September Dosis rifabutin adalah 300mg atau 450mg dua kali seminggu, dengan dosis efavirenz 600mg sehari. Sebelum HAART dimulai, dilaksanakan tes untuk mengukur jumlah CD4, viral load, dan tingkat rifabutin dan isoniazid dalam darah (dua dan enam jam setelah dipakai). Tes lanjut termasuk jumlah CD4 dan viral load, serta tes lanjut untuk mengamati tingkat obat anti-tb dalam darah dua dan enam jam setelah dipakai, dan tingkat tertinggi dan terendah efavirenz (empat dan 24 jam). Tes ini dilaksanakan dua hingga enam minggu setelah mulai terapi anti-hiv. Ada perbaikan yang bermakna pada jumlah CD4 dan penurunan pada viral load. Enam pasien diobati dengan rifabutin dosis 300mg, dan 16 dengan dosis 450mg. Tingkat rifabutin dalam darah adalah 0,17 dan 0,50 pada dua dan enam jam sebelum mulai HAART dengan dosis 450mg, dan 0,16 dan 0,21 pada jarak yang sama dua minggu setelah mulai Sahabat Senandika No. 5

5 HAART. Untuk dosis 300mg. tingkat dua jam dan enam jam adalah 0,12 dan 0,15 sebelum HAART, dan 0,14 dan 0,11 setelah mulai HAART. Tingkat efavirenz pada empat dan 24 jam adalah seperti diharapkan. Para peneliti menyimpulkan, pada pasien yang memakai rifabutin dan efavirenz bersama, tingkat rifambutin dan efavirenz tidak dipengaruhi secara bermakna, selain tingkat rifabutin enam jam setelah mulai efavirenz. Pasien yang memakai rifabutin 300mg tampaknya tidak mencapai tingkat farmakokinetik yang diharapkan, dan ini mendukung usulan saat ini untuk memakai rifabutin 450mg dua kali seminggu jika dipakai regimen yang mengandung efavirenz. Referensi: Burman W et al. Use of antiretroviral therapy during treatment of active tuberculosis with a rifabutin-based regimen. Tenth Conference and Retroviruses and Opportunistic Infections, Boston, abstract 136, Patel A et al. To study the safety and antiviral efficacy of concomitant use of rifampicin and efavirenz in antiretroviral-naïve tuberculosis coinfected HIV-1 patients in India. Tenth Conference and Retroviruses and Opportunistic Infections, Boston, abstract 138, Nettles R et al. Tuberculosis relapse and acquired rifamycin resistance in HIV-1 infected persons is associated with low CD4 count, but is not more common with rifabutin than rifampin. Tenth Conference and Retroviruses and Opportunistic Infections, Boston, abstract 137, Redral-Samapio D et al. Efficacy of efavirenz 600mg dose in ARV therapy regimen for HIV patients receiving rifampicin in the treatment of tuberculosis. Tenth Conference and Retroviruses and Opportunistic Infections, Boston, abstract 784, Hollender E et al. The concomitant use of rifabutin and efavirenz in HIV/TB co-infected patients. Tenth Conference and Retroviruses and Opportunistic Infections, Boston, abstract 785, URL: newsdisplay2.asp?newsid=1911 Jumlah Limfosit Total Alat Murah untuk Menjadwalkan Profilaksis Infeksi Oportunsitik Pada negara terbatas sumber daya, jumlah limfosit total (total lymphocyte count/tlc) dapat dipakai untuk mengganti jumlah CD4 untuk menentukan status sistem kekebalan tubuh dan memutuskan kapan mulai kemoprofilaksis pada orang terinfeksi HIV. Karena jumlah CD4 adalah sangat mahal atau sebenarnya tidak tersedia di negara berkembang, dokter sering harus mengambil keputusan tentang profilaksis untuk infeksi oportunistik (OI) tanpa data laboratorium tentang tahap HIV dan tingkat kerusakan sistem kekebalan. Pada jurnal AIDS terbitan 1 Desember 2002, Dr. N. Kumarasamy dari Y. R. G. Centre for AIDS April 2003 Research and Education di Chennai, India, dan rekan-rekan AS menganggap TLC, sebuah ukuran yang murah dan tersedia luas, mungkin adalah solusi. Pada penelitiannya terhadap pasien terinfeksi HIV yang mengunjungi klinik HIV di India Selatan, mereka menemukan korelasi yang tinggi di antara 650 pasangan jumlah CD4 dan TLC. Misalnya, TLC di bawah adalah 73% peka (sensitive) dan 88% khusus (specific) untuk jumlah CD4 di bawah 200, dengan nilai ramal positif (positive predictive value/ppv) 76% dan nilai ramal negatif (negative predictive value/npv) 86%. TLC di bawah adalah 70% peka dan 86% khusus untuk jumlah CD4 di bawah 350. Dr. Kumarasamy dan rekan-rekan menekankan bahwa pilihan batas TLC yang cocok untuk mulai profilaksis harus dibuat secara wilayah tergantung pada kejadian infeksi oportunistik, pola resistansi antimikrobe, dan ketersediaan obat antimikrobe. Di India, harga tes CD4 kurang-lebih 30 dolar AS, dibandingkan dengan harga satu TLC kuranglebih 80 sen dolar AS. Sumber: JAIDS 2002; 31: URL: c.html Lembaran Informasi Baru Pada April 2003, Yayasan Spiritia telah menerbit empat lagi lembaran informasi untuk Odha, sbb: Terapi Antiretroviral Lembaran Informasi 400 Penggunaan Obat Antiretroviral Topik Khusus Lembaran Informasi 620 Masalah Kulit Lembaran Informasi 621 Masalah Penglihatan Lembaran Informasi 622 Masalah Mulut Dengan ini, sudah diterbitkan 71 lembaran informasi dalam seri ini. Juga ada lima lembaran informasi yang direvisi: Informasi Dasar Lembaran Informasi 001 Daftar Lembaran Informasi Terapi Antiretroviral Lembaran Informasi 410 Terapi Antiretroviral Lembaran Informasi 412 Tes CD4 Lembaran Informasi 413 Tes Viral Load Lembaran Informasi 420 AZT Infeksi Oportunistik Lembaran Informasi 509 Limfoma Non- Hodgkin (NHL) Lembaran Informasi 511 Moluskum 5

6 Lembaran Informasi 514 Herpes Zoster (Sinanaga) Efek Samping Lembaran Informasi 554 Diare Untuk memperoleh lembaran baru/revisi ini atau seri Lembaran Informasi komplet, silakan hubungi Yayasan Spiritia dengan alamat di halaman belakang. Anggota milis WartaAIDS dapat akses file ini dengan browse ke: < groups.yahoo.com/group/wartaaids/files/ Lembaran%20Informasi/> Tanya jawab Inseminasi ( penyucian sperma ) Tanya : saya seorang Odha, saya ingin tahu tentang Inseminasi di Indonesia? Jawab : Di Indonesia, Inseminasi adalah sesuatu yang biasa. Tapi untuk cuci sperma yang memisahkan antara sperma dan virus HIV, belum bisa dilakukan walaupun peralatannya sudah tersedia tapi tenaga medis belum siap menangani. Tips untuk Orang dengan HIV No. 16 Tips untuk Hati yang Sehat Banyak Odha di Indonesia juga terinfeksi hepatitis. Berikut adalah beberapa tips untuk memanjakan hati kita. Minta divaksinasi terhadap hepatitis A dan hepatitis B. Hindari alkohol. Banyak penelitian menunjukkan bahwa alkohol menambahkan kerusakan pada hati, terutama pada orang dengan hepatitis virus kronis. Hati-hati memakai obat resep, obat tanpa resep, narkoba dan jamu-jamuan, terutama jika dipakai bersama. Kasih tahu dokter tentang semua obat dan jamu yang dipakai. Hindari pajanan pada racun lingkungan misalnya larutan, bahan pengencer cat, dan pestisida. Jika harus berhubungan dengan bahan kimia ini, bekerja di daerah yang terbuka, dan pakai sarung tangan dan masker. Makan secara sehat dan seimbang. Berolahraga secara berkala, tetapi tidak terlalu berat. Tidur cukup pada malam, dan istirahat siang sesuai dengan kebutuhan agar membantu menangani kelelahan. Periksa ke dokter secara berkala, termasuk memantau enzim hati (SGOT/SGPT) dan jumlah sel darah. Source: Beta 52, 2003 Laporan Keuangan Positive Fund Periode April 2003 Saldo awal 1 April ,013,913 Penerimaan di bulan April ,000 Total penerimaan 6,648,913 Pengeluaran selama bulan April: Item Jumlah Pengobatan 187,500 Transportasi 95,000 Komunikasi 26,100 Peralatan / Pemeliharaan 61,100 Modal Usaha - Total pengeluaran 369,700 Saldo akhir Positive Fund per 30 April ,279,213 Sahabat Senandika Diterbitkan sekali sebulan oleh Yayasan Spiritia dengan dukungan THE FORD FOUNDATION Kantor Redaksi: Jl Radio IV/10 Kebayoran Baru Jakarta Telp: (021) Fax: (021) yayasan_spiritia@yahoo.com Editor: Hertin Setyowati Copyright 2002 Yayasan Spiritia. Izin dikeluarkan bukan untuk diperdagangkan, sehingga bila mengutip isinya Anda harus mencantumkan sumber (termasuk alamat dan nomor telepon). Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. 6 Sahabat Senandika No. 5

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 18, Mei 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Akreditasi Fasilitas Layanan Kesehatan Oleh Babe Saya mengikuti WHO Consultation on Accreditation

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 27, Februari 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha se-jawa Oleh Siradj Okta Yayasan Spiritia baru saja menyelenggarakan

Lebih terperinci

HIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi

HIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi Prakata Dengan semakin banyak perempuan di Indonesia yang terinfeksi HIV, semakin banyak anak juga terlahir dengan HIV. Walaupun ada cara untuk mencegah penularan HIV dari ibu-ke-bayi (PMTCT), intervensi

Lebih terperinci

X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi

X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi Kepatuhan yang kurang, tingkat obat yang tidak cukup, resistansi

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 24, November 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Kunjungan ke Afrika Selatan (bagian II) Oleh Babe Kunjungan ke MSF Khayelitsha Pada

Lebih terperinci

Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai?

Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? Spiritia seri buku kecil hiv-aids 2016 Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? HEALTH Spiritia seri buku kecil hiv-aids 2016 Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? Chris W Green Spiritia Jl. Kemiri No.10, Gondangdia,

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 14, Januari 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Mengikuti Konferensi Internasional Oleh Siradj Okta Salah satu program

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 28, Maret 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Pendidik Pengobatan Lampung, 14 20 Maret 2005 Oleh Odon Bayu Pradjanto Pertengahan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 16, Maret 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan UNOHCHR Expert Meeting di Bangkok Oleh Frika Tanggal 23-24 Maret 2004, UNOHCHR (United

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 21, Agustus 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Pengalaman... Laporan Program ARV di Afrika Selatan Oleh Keith Alcorn, 27 April 2004 Para peneliti

Lebih terperinci

Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai?

Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai? SERI BUKU KECIL Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai? Oleh Chris W. Green Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Johar Baru, Jakarta 10560 Telp: (021) 422 5163, 422 5168, Fax: (021) 4287 1866, E-mail: info@spiritia.or.id,

Lebih terperinci

Pelatihan Pendidik Pengobatan

Pelatihan Pendidik Pengobatan Yayasan Spiritia Pelatihan Pendidik Pengobatan Latar Belakang Kami di Spiritia sering diminta menjadi penyelenggara pelatihan Pendidik Pengobatan untuk kelompok dukungan sebaya atau organisasi lain. Walaupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS.

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 6, Mei 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Kunjungan Penguatan Daerah Semarang Oleh Daniel Yayasan Spiritia melakukan Kunjungan Penguatan Daerah selama

Lebih terperinci

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan SERI BUKU KECIL HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Johar Baru, Jakarta 10560 Telp: (021) 422 5163, 422 5168, Fax: (021) 4287 1866, E-mail: info@spiritia.or.id, Situs

Lebih terperinci

XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV

XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV Tuberkulosis (TB) mewakili ancaman yang bermakna pada kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem kekebalan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 45, Agustus 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Konferensi AIDS Internasional XVI, Toronto, 13-18 Agustus 2006 Oleh: Siradj Okta

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AIDS (Accquired Immunodeficiency Syndrom) adalah stadium akhir pada serangkaian abnormalitas imunologis dan klinis yang dikenal sebagai spektrum infeksi Human Immunodificiency

Lebih terperinci

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia SERI BUKU KECIL HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan Buku ini adalah terjemahan dan penyesuaian dari HIV, Pregnancy

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 37, Desember 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Partisipasi Spiritia dalam workshop PMI Oleh: O. Baju. Bradjanto Pada tanggal 12

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 9, Agustus 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Jalan-jalan Kunjungan ke Lampung Oleh Babe Dalam rangka kunjungan penguatan daerah, sebuah tim Spiritia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Infeksi Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang menimbulkan masalah besar di dunia.tb menjadi penyebab utama kematian

Lebih terperinci

Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas. Update pengobatan HIV. Penyembuhan. Perkembangan obat. Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas

Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas. Update pengobatan HIV. Penyembuhan. Perkembangan obat. Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas Update tentang Pengobatan HIV 1. Perkenalkan diri serta pengalaman Anda. Perkenalkan sesi ini sebagai ringkasan yang sangat singkat mengenai perkembangan dalam perawatan,

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 26, Januari 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Diseminasi Hasil Proyek Dokumentasi Pelanggaran HAM terhadap Odha Fase 2 Jakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah HIV merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS dan menyebabkan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 29, April 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Peningkatan Pemahaman HIV/AIDS Se- Sumatera Oleh: Siradj Okta Pada bulan

Lebih terperinci

SERI BUKU KECIL HIV & TB

SERI BUKU KECIL HIV & TB SERI BUKU KECIL HIV & TB Jl. Radio IV No. 10 Kebayoran Baru, Jakarta 12130 Telp: (021) 7279 7007 Fax: (021) 726-9521 E-mail: yayasan_spiritia@yahoo.com Maret 2006 seri buku kecil HIV & TB Penyusun: Chris

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 4, Maret 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Kunjungan ke Papua Maret ini, Yuni sama saya diminta oleh proyek AusAID untuk melanjutkan survei tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) semakin nyata menjadi masalah kesehatan utama di seluruh

Lebih terperinci

Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak:

Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak: Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak: Menuju akses universal Oleh: WHO, 10 Juni 2010 Ringkasan eksekutif usulan. Versi awal untuk perencanaan program, 2010 Ringkasan eksekutif Ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan retrovirus yang menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsi. Selama infeksi berlangsung,

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 40, Maret 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha Wilayah Jawa (2006) Oleh: Siradj Okta Pada pertengahan bulan Maret tahun

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 38, Januari 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Laporan Singkat: Simposium Bangkok Pengobatan HIV ke-9 (1) Oleh Babe, 22 Januari

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 33, Agustus 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan menjadi Fasilitator perempuan positif se-asia Tenggara Jakarta, 14-20 Agustus

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 17, April 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Workshop on HIV Treatment Access: Building Policy & Advocacy Capacity in Southeast

Lebih terperinci

BAB II PENDAHULUANN. Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di

BAB II PENDAHULUANN. Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di 1 BAB II PENDAHULUANN 1.1 Latar Belakangg Humann Immunodeficiencyy Viruss (HIV) / Acquired Immuno Deficiency Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di dunia, dimana jumlah

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 12, November 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Bangkitnya kepemimpinan positif baru Konferensi Internasional ke-11 untuk Odha dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan permasalahan penyakit menular seksual termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan kualitatif. HIV merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan masalah kesehatan global yang menjadi perbincangan masyarakat di seluruh

Lebih terperinci

Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV

Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) IV. Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV Bagian ini merangkum usulan WHO untuk menentukan adanya infeksi HIV (i) agar memastikan

Lebih terperinci

V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak

V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak Proses pengambilan keputusan untuk mulai ART pada bayi dan anak

Lebih terperinci

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Edy Bachrun (Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Kepatuhan

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome atau yang kita kenal dengan HIV/AIDS saat ini merupakan global health issue. HIV/AIDS telah

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 8, Juli 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Pelatihan Keterampilan Tentang Berbicara di Depan Umum Ke-2 Bandung, 3-7 Juli 2003 Oleh Hertin S Yayasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus ribonucleic acid (RNA) yang termasuk family retroviridae dan genus lentivirus yang menyebabkan penurunan imunitas tubuh.

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 54, Mei 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha Wilayah Jawa II. Salatiga, 6-10 Mei 2007 Oleh: Dhayan Dirgantara Pertemuan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT) LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan ODHA Dalam Menjalani Terapi Antiretroviral di Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan Tahun 2012

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masing-masing. Pelayanan publik dilakukan oleh pemerintah baik di tingkat

I. PENDAHULUAN. masing-masing. Pelayanan publik dilakukan oleh pemerintah baik di tingkat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan tanggung jawab Negara dan pemerintah yang kemudian dilaksanakan oleh instansi pemerintah sesuai dengan bidangnya masing-masing. Pelayanan

Lebih terperinci

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 33 TAHUN 2016 SERI B.25 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KOLABORASI TB-HIV (TUBERKULOSIS-HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS) KABUPATEN

Lebih terperinci

Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS

Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR072010031 Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS Asuhan Keperawatan Wanita Dan Anak Dengan HIV/AIDS 1. Pencegahan Penularan HIV pada Wanita dan

Lebih terperinci

Penyakit Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit. infeksi yang memberikan dampak morbiditas dan mortalitas

Penyakit Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit. infeksi yang memberikan dampak morbiditas dan mortalitas 1 BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyakit Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang memberikan dampak morbiditas dan mortalitas yang tinggi di seluruh dunia. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular menjadi masalah dalam kesehatan masyarakat di Indonesia dan hal ini sering timbul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang menyebabkan kematian penderitanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai infeksi disebut dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

BAB I PENDAHULUAN. berbagai infeksi disebut dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) telah dikenal sejak tahun 1983 dan termasuk dalam golongan retrovirus. HIV menyerang sistem imun yang secara bertahap akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) semakin menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia.

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 15, Februari 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan dengan Perusahaan Obat di San Francisco Oleh Babe Saya mengikuti pertemuan

Lebih terperinci

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) Kementerian Kesehatan RI (4),

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) Kementerian Kesehatan RI (4), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi dari virus HIV (Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No.10, September 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Jalan-jalan Kunjungan ke Thailand Bangkok, Thailand, 13-16 September 2003 Oleh Hertin Setelah selesai

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 55, Juni 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Pendidik Pengobatan Pontianak, 3-7 Juni 2007 Oleh: Caroline Thomas Pelatihan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Adherence Scale (MMAS).

ABSTRAK. Adherence Scale (MMAS). iv ABSTRAK HIV positif merupakan kondisi ketika terdapat infeksi Human Immunodeficiency Virus di dalam darah seseorang. Sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir tahun 2015, United Nation Program on HIV/AIDS (UNAIDS) melaporkan bahwa secara global sekitar 36.7 juta orang hidup dengan HIV dan 2.1 juta orang baru terinfeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) semakin nyata menjadi masalah kesehatan utama diseluruh dunia (Yasin

Lebih terperinci

Hidup Dengan HIV/AIDS

Hidup Dengan HIV/AIDS SERI BUKU KECIL Hidup Dengan HIV/AIDS Jl. Radio IV No. 10 Kebayoran Baru, Jakarta 12130 Telp: (021) 7279 7007 Fax: (021) 726-9521 E-mail: yayasan_spiritia@yahoo.com Maret 2003 Hidup dengan HIV/AIDS Penyusun:

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 48, November 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Konsultasi untuk Perpaduan Layanan Pencegahan dan Pengelolaan Infeksi

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 49, Desember 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Pendidik Pengobatan Jogjakarta, 3-9 Desember 2006 Oleh: Caroline Thomas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 31, Juni 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Workshop Untuk Odha Perempuan Se-Indonesia Oleh Frika dan Tuti Pada bulan Mei 2004 yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human immunodeficiency virus (HIV) adalah suatu jenis retrovirus yang memiliki envelope, yang mengandung RNA dan mengakibatkan gangguan sistem imun karena menginfeksi

Lebih terperinci

Infeksi HIV pada Anak. Nia Kurniati

Infeksi HIV pada Anak. Nia Kurniati Infeksi HIV pada Anak Nia Kurniati Topik Transmisi Diagnosis Manajemen Transmisi Vertikal Kehamilan Persalinan Laktasi Horisontal Sama seperti penularan pada orang dewasa Case 1 Seorang anak perempuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kemenkes, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kemenkes, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang merupakan penyebab dari timbulnya Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), masih menjadi masalah kesehatan utama secara

Lebih terperinci

VI. Mulai dengan apa rejimen lini pertama yang diusulkan untuk bayi dan anak

VI. Mulai dengan apa rejimen lini pertama yang diusulkan untuk bayi dan anak ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) VI. Mulai dengan apa rejimen lini pertama yang diusulkan untuk bayi dan anak Pertimbangan untuk pengobatan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Tidak ada negara yang terbebas dari HIV/AIDS. (1) Saat ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah gejala atau

I. PENDAHULUAN. Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah gejala atau I. PENDAHULUAN Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah gejala atau infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusiaakibat infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus(HIV) dan penyakitacquired Immuno

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus(HIV) dan penyakitacquired Immuno BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi Human Immunodeficiency Virus(HIV) dan penyakitacquired Immuno Deficiency Syndrome(AIDS) saat ini telah menjadi masalah kesehatan global. Selama kurun

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 43, Juni 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan United Nations General Assembly Special Session on HIV/AIDS. New York, 31 Mei - 2 Juni

Lebih terperinci

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN DAN PERSEPSI PENDERITA HIV/AIDS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG TENTANG PENYAKIT AIDS DAN KLINIK VCT TERHADAP TINGKAT PEMANFAATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan salah satu penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan salah satu penyakit yang menduduki urutan ke-4 didunia yang mematikan, menjadi wabah internasional dan cenderung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menurunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS yang merupakan singkatan dari Acquired

BAB 1 PENDAHULUAN. menurunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS yang merupakan singkatan dari Acquired BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AIDS dapat terjadi pada hampir semua penduduk di seluruh dunia, termasuk penduduk Indonesia. AIDS merupakan sindrom (kumpulan gejala) yang terjadi akibat menurunnya

Lebih terperinci

HATIP 80: Tes viral load yang murah dibutuhkan segera untuk rangkaian miskin sumber daya

HATIP 80: Tes viral load yang murah dibutuhkan segera untuk rangkaian miskin sumber daya HATIP 80: Tes viral load yang murah dibutuhkan segera untuk rangkaian miskin sumber daya Oleh: Gus Cairns, 11 Januari 2007 LSM pengobatan internasional Médecins sans Frontières (MSF) dan advokat lain mengatakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain Penelitian yang dipilih adalah rancangan studi potong lintang (Cross Sectional). Pengambilan data dilakukan secara retrospektif terhadap data

Lebih terperinci

Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang. Bagaimana HIV menular?

Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang. Bagaimana HIV menular? Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang HIV berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Ini adalah retrovirus, yang berarti virus yang mengunakan sel tubuhnya sendiri

Lebih terperinci

Penanganan HBV dan HCV sebagai Koinfeksi HIV

Penanganan HBV dan HCV sebagai Koinfeksi HIV Oleh: Babe, 15 Februari 2007 Saya baru saja ikut Kursus Singkat Nasional Penanganan Hepatitis B dan Hepatitis C, diselenggarakan oleh Sekretariat HIV/AIDS PB IDI sebagai Pra-Pertemuan Nasional HIV-AIDS

Lebih terperinci

Pemutakhiran Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Ba

Pemutakhiran Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Ba Pemutakhiran Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Ba Dr. Muh. Ilhamy, SpOG Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas, Depkes RI Pertemuan Update Pedoman Nasional PMTCT Bogor, 4

Lebih terperinci

Hidup dengan HIV-AIDS

Hidup dengan HIV-AIDS Spiritia Edisi Desember 2016 Buku ini diterbitkan dan didistribusikan oleh Yayasan Spiritia dengan dukungan: Spiritia seri buku kecil hiv-aids 2016 Hidup dengan HIV-AIDS Ford Foundation Australian Aids

Lebih terperinci

sebuah tinjauan strategi dr. Abednego Dani N Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul PROGRAM PENGENDALIAN HIV&AIDS KABUPATEN BANTUL

sebuah tinjauan strategi dr. Abednego Dani N Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul PROGRAM PENGENDALIAN HIV&AIDS KABUPATEN BANTUL PROGRAM PENGENDALIAN HIV&AIDS KABUPATEN BANTUL sebuah tinjauan strategi dr. Abednego Dani N Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Disampaikan di hadapan: Workshop P2 HIV&AIDS di Kabupaten Bantul 30 Mei 2011

Lebih terperinci

Laporan Singkat: Simposium Bangkok Pengobatan HIV ke-9

Laporan Singkat: Simposium Bangkok Pengobatan HIV ke-9 Saya menghadiri 9th Bangkok Symposium on HIV Medicine (Simposium Bangkok Pengobatan HIV ke-9), dilaksanakan oleh HIV-NAT 18-20 Januari, didanai oleh IHPCP. Pertemuan ini terutama membidik profesional medis

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 11, Oktober 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Ketrampilan Pendidikan/Konseling Sebaya Batam, 1-5 Oktober 2003 Oleh :

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha. Daftar Isi

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha. Daftar Isi Yayasan Spiritia No. 32, Juli 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Keterampilan Kelompok Dukungan Sebaya Oleh: Siradj Okta Pada tanggal 14 sampai

Lebih terperinci

Peran ISTC dalam Pencegahan MDR. Erlina Burhan Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI RSUP Persahabatan

Peran ISTC dalam Pencegahan MDR. Erlina Burhan Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI RSUP Persahabatan Peran ISTC dalam Pencegahan MDR Erlina Burhan Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI RSUP Persahabatan TB MDR Man-made phenomenon Akibat pengobatan TB tidak adekuat: Penyedia pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. helper Cluster of Differentiation 4 (CD4) positif dan makrofag),

BAB I PENDAHULUAN. helper Cluster of Differentiation 4 (CD4) positif dan makrofag), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah suatu retrovirus yang menyerang sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama sel T helper Cluster of Differentiation 4

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Menular Seksual merupakan penyakit infeksi yang ditularkan melalui aktivitas seksual dengan pasangan penderita infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri,

Lebih terperinci

HIV The Health System in Australia (Language: Indonesian)

HIV The Health System in Australia (Language: Indonesian) HIV The Health System in Australia (Language: Indonesian) HIV Sistem Kesehatan Di Australia 7.1 Pengenalan 7.2 Dokter-dokter Umum 7.3 Pelayanan Kesehatan Seksual 7.4 Rumah sakit - Rumah sakit 7.5 Pelayanan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 2, Januari 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Workshop Di Hotel Wisata Oleh Hertin Pada tanggal 6 januari 2003 ada workshop penyusunan penanggulangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala akibat penurunan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi human immunodeficiency virus

Lebih terperinci

Pemberian ARV pada PMTCT. Dr. Janto G. Lingga,SpP

Pemberian ARV pada PMTCT. Dr. Janto G. Lingga,SpP Pemberian ARV pada PMTCT Dr. Janto G. Lingga,SpP Terapi & Profilaksis ARV Terapi ARV Penggunaan obat antiretroviral jangka panjang untuk mengobati perempuan hamil HIV positif dan mencegah MTCT Profilaksis

Lebih terperinci

4.6 Instrumen Penelitian Cara Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Etika Penelitian BAB V.

4.6 Instrumen Penelitian Cara Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Etika Penelitian BAB V. DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... I LEMBAR PERSETUJUAN... II PENETAPAN PANITIA PENGUJI... III KATA PENGANTAR... IV PRASYARAT GELAR... V ABSTRAK... VI ABSTRACT... VII DAFTAR ISI... VIII DAFTAR TABEL... X Bab I.

Lebih terperinci

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS INFORMASI TENTANG HIV/AIDS Ints.PKRS ( Promosi Kesehatan Rumah Sakit ) RSUP H.ADAM MALIK MEDAN & TIM PUSYANSUS HIV/AIDS? HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 20, Juli 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan International AIDS Conference Bangkok 11-16 July 2004 Oleh Frika Konferensi AIDS International

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. tertinggi dia Asia sejumlah kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. tertinggi dia Asia sejumlah kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKAA 2.1 Epidemiologi HIV/AIDS Secara global Indonesia menduduki peringkat ketiga dengan kasusa HIV tertinggi dia Asia sejumlah 380.000 kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan global. Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan secara global

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan global. Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan secara global 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Epidemi HIV/AIDS sejak pertama kali ditemukan hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan global. Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan secara global 34 juta, jumlah

Lebih terperinci