Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha"

Transkripsi

1 Yayasan Spiritia No. 6, Mei 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Kunjungan Penguatan Daerah Semarang Oleh Daniel Yayasan Spiritia melakukan Kunjungan Penguatan Daerah selama 4 hari di Semarang untuk mendukung orang HIV positif dan mendorong terbentuknya kelompok dukungan sebaya orang HIV positif. Serta membangun hubungan dengan semua stake holder dalam mendukung orang HIV positif. Berdasarkan data Desember 2002 Propinsi Jawa Tengah berpenduduk sekitar 30 juta dan di Kota Semarang sekitar 1,3 juta dengan 35 kabupaten dan kotamadya, ada sekitar 143 kasus HIV/AIDS kasus terbesar di Kota dan Kabupaten Semarang 49 odha, Banyumas 20 odha dan Pati 12 odha dan dibeberapa kota lainnya. Jawa Tengah ada sekitar 30 lokalisasi, 1 di Kota Semarang (sekitar 500 Pekerja Seks) dan 2 di Kabupaten Semarang (sekitar 450 Pekerja Seks) serta ada 2 Panti Rehabilitasi Narkoba sebahagian yang besar pengguna putaw jarum suntik. Kami mengunjungi beberapa LSM YSS (Yayasan Sosial Soegijapranata) yang melakukan penjangkauan di kalangan panti pijat dan anak jalanan. LSM Griya ASA PKBI yang menjangkau pekerja seks dan ASA PKBI menjangkau anak usia dibawah 17 tahun yang merupakan remaja sekolah SMP dan SMA. Kami juga melakukan diskusi dengan berbagai lsm lain dan sekitar 10 wartawan dari berbagai media secara bersamaan. Diskusi ini sangat menarik, kelihatan di Semarang sudah cukup banyak lsm yang melakukan kegiatan pencegahan HIV/AIDS. Beberapa juga melakukan VCT tetapi belum ada dibidang dukungan. Semangat teman teman cukup besar untuk belajar. Seorang pasien AIDS disalah satu rumah sakit di Semarang meninggal beberapa hari yang lalu dan diberitakan di 3 surat kabar dengan foto jelas, identitas lengkap dan berita yang sensasional. Pertemuan dengan berbagai lsm dan media masa adalah saat yang tepat buat kami untuk membahasnya. Kami mendorong agar teman teman melakukan advokasi. Kami buat surat klarifikasi kepada ketiga surat kabar dan wakil LSM di Semarang telah bertemu dengan salahsatu media tersebut dan telah memuat hak jawab kami dan menyadari kekeliruannya. Kesempatan wawancara dengan berbagai media kami gunakan untuk membahas peran media dalam memuat pemberitaan dan menyebarkan informasi. Wawancara membawa dampak positif dengan keesokan harinya pemberitaan seputar wawancara dimuat secara positif tanpa melanggar kode etik. Kami melakukan siaran radio interaktif di 3 radio di Semarang. Kesempatan ini kami pikir salah satu langkah efektif dalam menyampaikan informasi dan berbagi pengalaman odha. Kami melakukan pertemuan dengan Kasubdin P3k dan beberapa jajaran dari Dinas Kesehatan Kota. Kami mendapatkan kabar bahwa semua UTD di Jawa Tengah telah melalui proses screening HIV dan dibenarkan oleh Ketua PMI dan Wakil Ketua UTD dan dibeberapa daerah Daftar Isi Kunjungan Penguatan Daerah Semarang 1 Resistansi HIV terhadap AZT Tidak Tentu Berarti HAART Akan Gagal 2 APN+, Bangkok, Thailand.(29 April 3 Mei 2003) 2 Nevirapine Generik: Laporan Pengendalian Mutu Menunjukkan Hasil yang Baik 3 TB dan HIV: Sebuah Kombinasi Gawat di Negara Berkembang 4 Anak dengan HIV Lebih Kecil dan Ringan daripada Anak Tidak Terinfeksi dari Ibu HIV-positif 4 Lembaran Informasi Baru 5 Tanya-Jawab 6 Tips untuk Orang dengan HIV no.17 6 Laporan Keuangan Positive Fund 6 Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.

2 telah menggunakan alat tes ELISA. Kota Semarang ada banyak laboratorium kesehatan yang siap melakukan tes HIV. Hanya sedikit pihak yang siap melakukan VCT di sana. Sero Survylans masih rutin dilakukan oleh Dinkes kota Semarang. Tahun 2003 melakukan survey kepada 978 orang beresiko tinggi dan mendapatkan 12 kasus HIV. Dalam 2 tahun terakhir kasus HIV di PMI mencapai 44 orang. Hanya sayangnya pihak dinkes dan lsm masih berjalan sendiri sendiri. Kami membahas agar semua kasus HIV temuan dinkes agar diteruskan oleh LSM yang terkait dengan melakukan penyuluhan di daerah tersebut dan melakukan VCT kepada yang bersedia. Ide ini kelihatannya disambut baik. Kami berkunjung ke salah satu Rehabilitasi Narkoba yang dihuni sekitar 50 orang pengguna yang 3/4nya pengguna putaw jarum suntik. Dalam kunjungan ke pelajar dan mahasiswa Papua Binterbusih di Semarang sekitar 50 an orang berdiskusi bersama. Kelompok ini melakukan penyuluhan HIV/AIDS dikalangan orang Papua yang berada di Semarang. Kelompok ini juga ada di Jogja, Surabaya dan Bandung termasuk Jakarta berjumlah sekitar 2000 orang. Selain itu kami juga meeting dengan pihak Dinas Kesehatan Kota, RUSP Semarang, 35 Kepala Puskesmas Semarang dan berbagi pihak lainnya. Resistansi HIV terhadap AZT Tidak Tentu Berarti HAART Akan Gagal Sebuah penelitian Perancis terhadap pasien terinfeksi HIV dengan mutasi resistan terhadap AZT menunjukkan bahwa pengobatan terus dengan AZT dalam terapi antiretroviral sangat manjur (HAART) dapat menghasilkan tanggapan virologis yang terus-menerus dan tahan lama. Dr. Diane Descamps dari Hopital Bichat- Claude Bernard di Paris dan rekan-rekan meneliti 155 pasien yang pernah diobati dengan AZT, ddi atau ddc. Semua mempunyai sedikitnya satu mutasi resistan terhadap AZT dan 123 mempunyai dua atau lebih mutasi tersebut. Banyaknya mutasi yang resistan berhubungan dengan lamanya pengobatan antiretroviral sebelumnya. Seperti dilaporkan di Journal of Acquired Immune Deficiency Syndromes terbitan 15 2 Desember 2002, pasien diacak untuk menerima d4t atau AZT plus 3TC dan indinavir. Para peneliti melakukan tes genotipe pada virus dan mengukur viral load pada awal. Kemudian, mereka membagikan tanggapan virologis sebagai tanggapan dini (di bawah 50 tiruan pada 24 minggu). tanggapan lama (di bawah 500 tiruan pada 80 minggu) dan kegagalan (lebih dari tiruan). Kegagalan virologis terjadi pada 7 dari 24 pasien, yang digolongkan sebagai peka terhadap AZT dan pada 26 dari 131 pasien yang digolongkan sebagai resistan terhadap AZT. Pada 24 minggu, 74 persen pasien pada kelompok menerima d4t dan 77 persen yang menerima AZT menanggapi pengobatan. Pada 80 minggu, hasil kurang-lebih sama. Pasien di kelompok AZT yang digolongkan sebagai resistan mengalami waktu lebih lama sebelum kegagalan virologis dibanding dengan mereka yang digolongkan sebagai peka terhadap AZT. Kelompok Dr. Descamps menyimpulkan bahwa walau ada mutasi resistan terhadap AZT...mutasi ini tidak menghindarkan tanggapan yang dini dan tahan lama terhadap pengobatan dengan regimen tiga obat yang manjur pada pasien tersebut. Para peneliti menekankan bahwa dampak kepatuhan pada terapi antiretroviral yang manjur menguasai dampak resistansi mutasi terkait AZT. Sumber: JAIDS 2002;31: URL: APN+, Bangkok, Thailand.(29 April 3 Mei 2003) Oleh : Johanes O.Bayu dan Margaretha(Eta) Kita berdua berangkat tanggal 28 April 2003, pukul WIB tiba di Bangkok pukul WIB. Pengalaman pertama kita berdua di Bangkok, Thailand. Tidak berbeda jauh dengan Jakarta, penuh dengan kemacetan tetapi teratur lalu-lintasnya. Kita tiba di hotel kemudian registrasi dan kita istirahat. Besoknya kita mulai meeting, o ya Bayu sekamar dengan Edward Low dari Malaysia dan Eta sendirian dikamar karena ada peserta yang tidak Sahabat Senandika No. 6

3 Mei 2003 hadir..kebanyakan peserta yang tidak hadir dikarenakan SARS. Kita berdua selama perjalanan pergi atau pulang selalu memakai masker selama di pesawat. Meeting hari pertama dimulai dengan perkenalan dan country report dari masingmasing negara. Malamnya kami berdua kebingungan mencari makan malam tetapi akhirnya kita ditemani dengan Edward jalanjalan mencari makan malam. Pada meeting hari berikutnya dibahas berbagai macam tema antara lain kita membahas Cape Town Report tentang Treatment Preparedness Report juga ada Case Study tentang Thai Buyers Club oleh Greg Grey sebagai Advisor. Sebenarnya akan ada presentasi Human Right Report dari Indonesia akan tetapi wakil dari Indonesia tidak dapat hadir sehingga digantikan oleh Susan Paxton. Juga dibahas tentang masa depan APN+, secara keseluruhan meeting berjalan semi formal, jadi tidak terlalu melelahkan peserta, selain itu ada ice breaker yang dilakukan oleh peserta. Kita berdua kebagian ice breaker pada hari ketiga. Ada juga wakil dari GNP+ yaitu Julian dari London yang juga membicarakan tentang Global Fund. Kita berdua juga banyak bertemu teman dari Jepang yaitu Hiroshi yang merupakan panitia di pertemuan Kobe dan juga wakil dari UNDP, Kaz. Selain itu banyak lagi teman-teman dari berbagai negara seperti Geena, Noel, dan Amara dari Filipina; Rajiv dari Nepal; Kamon dan Rung dari Thailand; Brenton dan Rachel Ong dari Singapura; Bruce dari New Zealand; Tamir dari Mongolia; Heng Sambhat dari Kamboja; juga banyak teman yang lain dari Laos, Korea, Pakistan, dan Vietnam. Pokoknya kita berdua mendapat banyak teman baru. Pada meeting hari terakhir, diadakan pemilihan untuk struktur APN+, dimana Frika terpilih menjadi Co-Chairs bersama Jose dari Taiwan. Frika juga terpilih menjadi GNP Board members bersama Banta dari India. Sekretariat APN+ pindah dari Singapura ke Bangkok. Pada malam ke tiga kita semua diundang oleh Red Cross International (Palang Merah Internasional) di sebuah restaurant terapung alias berada di kapal yang mengelilingi sungai di kota Bangkok, sungguh pengalaman yang tidak terlupakan karena melihat Bangkok di waktu malam sangat indah sekali. Malam terakhir kita semua diajak oleh Greg Grey untuk makan malam sebagai penutupan acara dengan nuansa daerah plus penari adat Thailand yang cantikcantik, Bayu jadi teringat dengan pagelaran sendratari Ramayana di Jogya. Kita berdua sangat terkesan dengan pertemuan tersebut selain banyak teman baru dari berbagai negara juga dapat berpartisipasi pada APN+. Kita berdua pulang ke Indonesia tanggal 04 Mei 2003 pukul WIB dan kami berdua membawa banyak pengalaman selama kami mengikuti APN+ Meeting di Bangkok. Nevirapine Generik: Laporan Pengendalian Mutu Menunjukkan Hasil yang Baik Oleh Keith Alcorn, 13 Februari 2003 Sebuah penelitian yang dilaksanakan oleh National Institutes of Health di AS dan University of Alabama di Birmingham menunjukkan bahwa sampel nevirapine generik yang dibuat dalam empat bentuk berbeda mengandung tingkat nevirapine yang serupa dengan produk asli, Viramune, yang dibuat oleh Boehringer-Ingelheim. Sampel Triomune (nevirapine digabung dengan d4t dan 3TC) dan Nevimune (nevirapine tunggal) dibuat oleh Cipla, dan Nevirex, dibuat oleh Aurobindo Pharma, dibandingkan dengan sampel Viramune yang diperoleh di Afrika Selatan dan Lithuania. Contoh Viramune diperoleh di negara yang terbatas sumber daya sebagian agar menemukan masalah apa saja berhubungan dengan pembuatan obat palsu, suatu masalah yang umum. Para peneliti menemukan bahwa kandungan tablet 200mg nevirapine rata-rata adalah 197,9mg, variasi di dalam jendela 3 persen plus/ minus yang dianggap diperbolehkan dalam pengendalian mutu farmasi. Tidak ada sampel yang berbeda lebih dari 3,1 persen dari kandungan di etiket. Penemuan ini digambarkan sebagai menyamankan oleh tim peneliti, tetapi mereka mengusulkan dilaksanakan penelitian pengendalian mutu berskala besar sebagai bagian berkala dari program meluaskan akses ke pengobatan antiretroviral, karena beberapa negara dan program pengobatan kemungkinan 3

4 akan tergantung pada antiretroviral generik. Referensi: Penzak S et al. Quality-control analysis of generic nevirapine formulations in the developing world: an initial report. Tenth Conference on Retroviruses and Opportunistic Infections, Boston, abstract 549a, URL: newsdisplay2.asp?newsid=1906 TB dan HIV: Sebuah Kombinasi Gawat di Negara Berkembang Oleh Brian Boyle, 14 Mei 2003 Tuberkulosis (TB) tetap menjadi masalah kesehatan yang penting di negara berkembang. Walaupun upaya untuk mencegah dan mengobati pasien terinfeksi TB, penyakit ini tetap penyebab kesakitan dan kematian yang penting. Infeksi HIV, yang juga terjadi dengan angka yang tinggi di negara berkembang, sudah ditunjukkan mengakibatkan angka TB aktif yang meningkat, melalui peningkatan pada resiko menjadikannya aktif kembali, atau perjalanan TB yang dipercepat. Pada penelitian yang diterbitkan di jurnal Archives of Internal Medicine, peneliti menilai hubungan antara TB dan HIV, dan peningkatan dalam besarnya masalah TB di negara berkembang. Untuk melakukannya, mereka meninjau kembali data tentang kasus TB yang baru, hasil pengobatan pada kelompok penelitian, survei terhadap infeksi TB, dan prevalensi HIV pada pasien dengan TB dan subkelompok lain. Para peneliti menemukan bahwa diperkirakan ada 8,3 juta kasus TB yang baru pada Angka TB keseluruhan, dan angka peningkatan tahunan pada jumlah kasus adalah tertinggi di Wilayah WHO Afrika: 290/ orang per tahun dan 6 persen, berturut-turut. Dari kasus TB yang baru pada orang dewasa, 9 persen diakibatkan infeksi HIV, tetapi ini berbeda-beda secara berarti antara wilayah, dengan angka 31 persen di Wilayah WHO Afrika. Diperkirakan ada 1,8 juta kematian akibat TB pada 2000, 12 persen di antaranya diakibatkan HIV. TB adalah penyebab kematian pada 11 persen dari semua kematian akibat AIDS pada orang dewasa. Para penulis menyimpulkan, Analisis ini melewati penelitian tentang beban TB sebelumnya dengan menggambarkan kecenderungan utama dalam kejadian TB dan dengan mengukur dampak HIV. Di Wilayah WHO Afrika (sebagian besar Afrika sub- Sahara), dampak HIV begitu muncul sehingga angka kejadian TB berhubungan sangat erat dengan prevalensi HIV di antara orang dewasa. Kami menghitung bahwa 31 persen kasus TB pada orang dewasa diakibatkan HIV di seluruh Wilayah WHO Afrika pada Sebagian besar keberhasilan baru dalam penanggulangan TB adalah di negara dengan angka infeksi HIV yang rendah misalnya Cina, Peru, dan Vietnam. Namun TB pada pasien terinfeksi HIV dapat diobati dan dicegah. Mencapai penanggulangan TB dalam populasi dengan prevalensi HIV yang tinggi membutuhkan lebih dari pelaksanaan strategi DOTS secara luas. Ada keperluan mendesak untuk melaksanakan sebuah strategi dengan lingkup lebih luas, dengan menyertakan penemuan kasus TB dan pengobatannya yang ditingkatkan, pencegahan HIV, dan identifikasi dan pengobatan TB yang laten pada orang yang terinfeksi bersama dengan HIV dan TB. Referensi: E Corbett and others. The Growing Burden of Tuberculosis Global Trends and Interactions With the HIV Epidemic. Arch Intern Med. 2003;163: URL: f.html Anak dengan HIV Lebih Kecil dan Ringan daripada Anak Tidak Terinfeksi dari Ibu HIV-positif Oleh Michael Carter, 3 Januari 2003 Anak HIV-positif ternyata lebih pendek dan ringan secara bermakna dibandingkan anak yang tidak terinfeksi dari ibu HIV-positif. Ini menurut penelitian besar Eropa yang diterbitkan di jurnal Pediatrics edisi 1 Januari Ini penelitian pertama yang memantau pola pertumbuhan anak yang HIV-positif dan - negatif dari ibu yang HIV-positif selama jangka waktu yang lama. Penemuan kunci lain penelitian termasuk: anak yang tidak terinfeksi dari ibu HIV-positif tumbuh dengan angka yang serupa dengan anak dari ibu yang sehat, dan terapi antiretroviral (ART) mendorong pertumbuhan anak yang HIV-positif. 4 Sahabat Senandika No. 6

5 European Collaborative Study berjalan sejak 1987, dan pada Oktober 2001 melibatkan anak, 187 di antaranya HIV-positif, di 11 pusat di delapan negara. Para peneliti mengamati pola tinggi dan berat badan pada anak terinfeksi dan tidak terinfeksi dari ibu HIV-positif hingga usia sepuluh tahun, dan menyelidiki faktor termasuk penyakit terkait HIV dan ART untuk menilai maknanya. Tinggi dan berat badan diukur waktu lahir, pada usia tiga dan enam bulan, dan seterusnya setiap tiga bulan hingga usia 18 bulan, kemudian setiap enam bulan. Hasil dibandingkan antara anak terinfeksi dan tidak, dan hasil untuk anak tidak terinfeksi juga dibandingkan dengan standar pertumbuhan Inggris Para peneliti menemukan bahwa, waktu lahir anak yang terinfeksi dan tidak, mempunyai tinggi dan berat badan yang serupa. Namun, dalam tahun pertama perbedaan muncul dalam angka pertumbuhan anak terinfeksi dan tidak. Antara enam dan 12 bulan, anak yang tidak terinfeksi tumbuh 1,6 persen (tinggi) dan 6,2 persen (berat) lebih cepat dibandingkan anak yang terinfeksi. Pada usia tiga dan empat tahun, perbedaan ini meningkat menjadi 10,7 persen dan 10,8 persen, dengan peningkatan yang bahkan lebih jelas antara delapan dan sepuluh tahun, menjadi perbedaan 16 persen pada tingginya dan 44 persen pada berat badan. Pada usia sepuluh tahun, anak yang tidak terinfeksi rata-rata 7,5cm lebih tinggi dan 7kg lebih berat dibandingkan sebayanya yang HIVpositif. Lagi pula, anak yang tidak terinfeksi mempunyai tinggi dan berat badan serupa dengan anak dari ibu yang HIV-negatif. Penggunaan obat profilaksis secara berhasil untuk mencegah penularan dari ibu-ke-bayi tampaknya tidak berdampak pada angka pertumbuhan anak yang tidak terinfeksi. Para peneliti juga menemukan bahwa anak yang sakit karena HIV tumbuh dengan angka yang paling rendah. Karena ini, mereka mencatat infeksi HIV mempengaruhi pertumbuhan, terutama dalam keadaan AIDS. Pengobatan dengan ART memperbaiki baik tinggi maupun berat badan pada anak HIV-positif, dengan perbaikan yang paling jelas pada anak yang sakit parah. Namun, jumlah peserta dalam hal ini kecil. Dalam pembahasan tentang penelitiannya, para peneliti mengesankan bahwa, dengan perbedaan yang begitu jelas pada pertumbuhan antara anak yang terinfeksi dan tidak pada usia sepuluh tahun, anak HIV-positif kemungkinan akan menjadi matang secara seksual lebih telat, dan kemungkinan ini sebaiknya diteliti lebih lanjut. Peneliti memperkirakan bahwa viral load HIV yang tinggi, mungkin meramalkan pertumbuhan yang terkebelakang, dengan penggandaan diri HIV mempengaruhi metabolisme dan memperlambat pertumbuhan. Lagi pula, penyakit disebabkan HIV juga mungkin mempengaruhi pertumbuhan. Walaupun penelitian menemukan hubungan antara pertumbuhan yang lebih baik dan penggunaan ART, para peneliti mencatat bahwa jumlah anak yang diobati dengan obat anti-hiv dalam penelitiannya kecil. Mereka menyimpulkan, penelitian lebih lanjut dengan lebih banyak anak yang memakai terapi akan membantu menjelaskan hubungan antara terapi kombinasi dan waktu terbaik untuk mulai terapi untuk mengoptimalkan pertumbuhan anak yang terinfeksi HIV. Referensi: Newell ML et al. Height, weight, and growth in children born to mothers with HIV-1 infection in Europe. Pediatrics 111: 52-60, URL: newsdisplay2.asp?newsid=1823 Lembaran Informasi Baru Pada Mei 2003, Yayasan Spiritia telah memperbaharui tujuh lembaran informasi untuk Odha, sbb: Informasi Dasar Lembaran Informasi 001 Daftar Lembaran Informasi Terapi Antiretroviral Lembaran Informasi 422 ddi Lembaran Informasi 423 d4t Lembaran Informasi 424 3TC Lembaran Informasi 431 Nevirapine Lembaran Informasi 444 Nelfinavir Infeksi Oportunistik Lembaran Informasi 504 Demensia & Masalah Saraf Untuk memperoleh lembaran baru/revisi ini atau seri Lembaran Informasi komplet, silakan hubungi Yayasan Spiritia dengan alamat di halaman belakang. Anggota milis WartaAIDS dapat akses file ini dengan browse ke: < groups.yahoo.com/group/wartaaids/files/ Lembaran%20Informasi/> Mei

6 Tanya-Jawab Apa Artinya HAART? T: Mohon maaf, dapatkah Anda menjelaskan sedikit tentang HAART? J: HAART merupakan kependekan dari Highly Active Antiretroviral Therapy, atau terapi antiretroviral yang sangat manjur. Terapi ini dapat menekankan pengembangbiakan atau penggandaan HIV dan perjalanan menuju AIDS. Regimen HAART menggabungkan tiga atau lebih obat antiretroviral dalam kombinasi, biasanya terdiri dari dua analog nukleosida dan satu analog non-nukleosida (NNRTI) dan/atau satu atau lebih protease inhibitor. Terapi ini dibuktikan mengurangi jumlah virus dalam darah menjadi tingkat yang tidak dapat dideteksi, untuk jangka waktu yang cukup lama. Terapi antiretroviral dengan hanya dua obat tidak dianggap HAART. Untuk informasi lebih lanjut mengenai terapi antiretroviral (ART), lihat Lembaran Informasi Yayasan Spiritia 410 dan buku kecil Yayasan Spiritia Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai? Laporan Keuangan Positive Fund Periode Mei 2003 Saldo awal 1 Mei ,279,213 Penerimaan di bulan Mei ,516,250 Total penerimaan 9,795,463 Pengeluaran selama bulan Mei: Item Jumlah Pengobatan 559,539 Transportasi 63,000 Komunikasi - Peralatan / Pemeliharaan 33,800 Modal Usaha - Total pengeluaran 656,339 Saldo akhir Positive Fund per 31 Mei 9,139,124 Tips untuk Orang dengan HIV no.17 Semua Odha di Indonesia, terutama yang terinfeksi HIV melalui penggunaan narkoba suntikan, sebaiknya melakukan tes untuk mengetahui apakah dirinya juga terinfeksi hepatitis. Hepatitis A, B dan C dapat menular dengan cara sama dengan HIV. Tetapi tidak tentu kita terinfeksi, dan sudah ada vaksin terhadap hepatitis A dan B, yang dapat melindungi kita dari infeksi. Sahabat Senandika Diterbitkan sekali sebulan oleh Yayasan Spiritia dengan dukungan THE FORD FOUNDATION Kantor Redaksi: Jl Radio IV/10 Kebayoran Baru Jakarta Telp: (021) Fax: (021) yayasan_spiritia@yahoo.com Copyright 2002 Yayasan Spiritia. Izin dikeluarkan bukan untuk diperdagangkan, sehingga bila mengutip isinya Anda harus mencantumkan sumber (termasuk alamat dan nomor telepon). Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi 6 Sahabat Senandika No. 6

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 5, April 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Pidato Suzana Murni pada 6th ICAAP Melbourne Memecah Penghalang Pada Oktober 2001, Suzana Murni memberi

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 27, Februari 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha se-jawa Oleh Siradj Okta Yayasan Spiritia baru saja menyelenggarakan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 24, November 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Kunjungan ke Afrika Selatan (bagian II) Oleh Babe Kunjungan ke MSF Khayelitsha Pada

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 21, Agustus 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Pengalaman... Laporan Program ARV di Afrika Selatan Oleh Keith Alcorn, 27 April 2004 Para peneliti

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 33, Agustus 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan menjadi Fasilitator perempuan positif se-asia Tenggara Jakarta, 14-20 Agustus

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 16, Maret 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan UNOHCHR Expert Meeting di Bangkok Oleh Frika Tanggal 23-24 Maret 2004, UNOHCHR (United

Lebih terperinci

HIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi

HIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi Prakata Dengan semakin banyak perempuan di Indonesia yang terinfeksi HIV, semakin banyak anak juga terlahir dengan HIV. Walaupun ada cara untuk mencegah penularan HIV dari ibu-ke-bayi (PMTCT), intervensi

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 4, Maret 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Kunjungan ke Papua Maret ini, Yuni sama saya diminta oleh proyek AusAID untuk melanjutkan survei tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi sel-sel dari sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsinya. Selama infeksi berlangsung,

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 14, Januari 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Mengikuti Konferensi Internasional Oleh Siradj Okta Salah satu program

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 9, Agustus 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Jalan-jalan Kunjungan ke Lampung Oleh Babe Dalam rangka kunjungan penguatan daerah, sebuah tim Spiritia

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 17, April 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Workshop on HIV Treatment Access: Building Policy & Advocacy Capacity in Southeast

Lebih terperinci

Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas. Update pengobatan HIV. Penyembuhan. Perkembangan obat. Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas

Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas. Update pengobatan HIV. Penyembuhan. Perkembangan obat. Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas Update tentang Pengobatan HIV 1. Perkenalkan diri serta pengalaman Anda. Perkenalkan sesi ini sebagai ringkasan yang sangat singkat mengenai perkembangan dalam perawatan,

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 18, Mei 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Akreditasi Fasilitas Layanan Kesehatan Oleh Babe Saya mengikuti WHO Consultation on Accreditation

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 28, Maret 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Pendidik Pengobatan Lampung, 14 20 Maret 2005 Oleh Odon Bayu Pradjanto Pertengahan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 37, Desember 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Partisipasi Spiritia dalam workshop PMI Oleh: O. Baju. Bradjanto Pada tanggal 12

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus). Kasus HIV dan AIDS pertama kali

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 38, Januari 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Laporan Singkat: Simposium Bangkok Pengobatan HIV ke-9 (1) Oleh Babe, 22 Januari

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 15, Februari 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan dengan Perusahaan Obat di San Francisco Oleh Babe Saya mengikuti pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular menjadi masalah dalam kesehatan masyarakat di Indonesia dan hal ini sering timbul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang menyebabkan kematian penderitanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome. (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus

BAB I PENDAHULUAN. penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome. (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir dekade ini telah di jumpai berbagai macam penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 12, November 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Bangkitnya kepemimpinan positif baru Konferensi Internasional ke-11 untuk Odha dan

Lebih terperinci

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia SERI BUKU KECIL HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan Buku ini adalah terjemahan dan penyesuaian dari HIV, Pregnancy

Lebih terperinci

BAB II PENDAHULUANN. Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di

BAB II PENDAHULUANN. Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di 1 BAB II PENDAHULUANN 1.1 Latar Belakangg Humann Immunodeficiencyy Viruss (HIV) / Acquired Immuno Deficiency Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di dunia, dimana jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan AIDS adalah suatu penyakit yang fatal. Penyakit ini disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem kekebalan

Lebih terperinci

Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang. Bagaimana HIV menular?

Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang. Bagaimana HIV menular? Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang HIV berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Ini adalah retrovirus, yang berarti virus yang mengunakan sel tubuhnya sendiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggitingginya.

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 19, Juni 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Laporan Penguatan Daerah ke Jambi Oleh: Hertin Setyowati Tim dalam kunjungan ini adalah

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 29, April 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Peningkatan Pemahaman HIV/AIDS Se- Sumatera Oleh: Siradj Okta Pada bulan

Lebih terperinci

Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai?

Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? Spiritia seri buku kecil hiv-aids 2016 Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? HEALTH Spiritia seri buku kecil hiv-aids 2016 Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? Chris W Green Spiritia Jl. Kemiri No.10, Gondangdia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, menyebabkan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 8, Juli 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Pelatihan Keterampilan Tentang Berbicara di Depan Umum Ke-2 Bandung, 3-7 Juli 2003 Oleh Hertin S Yayasan

Lebih terperinci

Pelatihan Pendidik Pengobatan

Pelatihan Pendidik Pengobatan Yayasan Spiritia Pelatihan Pendidik Pengobatan Latar Belakang Kami di Spiritia sering diminta menjadi penyelenggara pelatihan Pendidik Pengobatan untuk kelompok dukungan sebaya atau organisasi lain. Walaupun

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AIDS (Accquired Immunodeficiency Syndrom) adalah stadium akhir pada serangkaian abnormalitas imunologis dan klinis yang dikenal sebagai spektrum infeksi Human Immunodificiency

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan kematian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit menular masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan kematian penderitanya. Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama sel T CD-4

BAB I PENDAHULUAN. menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama sel T CD-4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama sel T CD-4 positif, makrofag, dan komponen komponen

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 26, Januari 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Diseminasi Hasil Proyek Dokumentasi Pelanggaran HAM terhadap Odha Fase 2 Jakarta,

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No.10, September 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Jalan-jalan Kunjungan ke Thailand Bangkok, Thailand, 13-16 September 2003 Oleh Hertin Setelah selesai

Lebih terperinci

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan SERI BUKU KECIL HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Johar Baru, Jakarta 10560 Telp: (021) 422 5163, 422 5168, Fax: (021) 4287 1866, E-mail: info@spiritia.or.id, Situs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada Millenium Development Goals (MDGs), memiliki 5 pondasi yaitu manusia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Tidak ada negara yang terbebas dari HIV/AIDS. (1) Saat ini

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 54, Mei 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha Wilayah Jawa II. Salatiga, 6-10 Mei 2007 Oleh: Dhayan Dirgantara Pertemuan

Lebih terperinci

Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai?

Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai? SERI BUKU KECIL Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai? Oleh Chris W. Green Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Johar Baru, Jakarta 10560 Telp: (021) 422 5163, 422 5168, Fax: (021) 4287 1866, E-mail: info@spiritia.or.id,

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 43, Juni 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan United Nations General Assembly Special Session on HIV/AIDS. New York, 31 Mei - 2 Juni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia dan merupakan penyebab kematian bagi penderitanya. Penyakit menular adalah penyakit

Lebih terperinci

Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak:

Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak: Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak: Menuju akses universal Oleh: WHO, 10 Juni 2010 Ringkasan eksekutif usulan. Versi awal untuk perencanaan program, 2010 Ringkasan eksekutif Ada

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 40, Maret 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha Wilayah Jawa (2006) Oleh: Siradj Okta Pada pertengahan bulan Maret tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Infeksi Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang menimbulkan masalah besar di dunia.tb menjadi penyebab utama kematian

Lebih terperinci

XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV

XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV Tuberkulosis (TB) mewakili ancaman yang bermakna pada kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemi Human Immunodeficiency Virus (HIV) secara global masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan masalah kesehatan di dunia sejak tahun 1981, penyakit ini berkembang secara pandemik.

Lebih terperinci

X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi

X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi Kepatuhan yang kurang, tingkat obat yang tidak cukup, resistansi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Imunnodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Imunne Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Imunnodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Imunne Deficiency BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Imunnodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Imunne Deficiency Syndrome (AIDS) adalah masalah besar yang mengancam banyak negara di seluruh dunia. Tidak ada negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun 2008-2009. Menurut data per 31 Desember 2008 dari Komisi Penanggulangan AIDS Pusat, di 10 Propinsi jumlah kasus

Lebih terperinci

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Edy Bachrun (Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Kepatuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) semakin nyata menjadi masalah kesehatan utama di seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN HIV (Human Immunodeficiency Virus) virus ini adalah virus yang diketahui sebagai penyebab AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). HIV merusak sistem ketahanan tubuh,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. Acquired

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kemenkes, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kemenkes, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang merupakan penyebab dari timbulnya Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), masih menjadi masalah kesehatan utama secara

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit epidemik di

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit epidemik di BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit epidemik di dunia, dimana penderita HIV terbanyak berada di benua Afrika dan Asia. Menurut World Health Organization

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Veneral Disease ini adalah Sifilis, Gonore, Ulkus Mole, Limfogranuloma Venerum

BAB 1 PENDAHULUAN. Veneral Disease ini adalah Sifilis, Gonore, Ulkus Mole, Limfogranuloma Venerum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kelamin sudah lama dikenal dan sering disebut sebagai Veneral Disease (VD) yang berasal dari kata Venus (dewi cinta) dan yang termasuk ke dalam Veneral Disease

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 48, November 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Konsultasi untuk Perpaduan Layanan Pencegahan dan Pengelolaan Infeksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari infeksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari infeksi yang disebabkan oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Menular Seksual merupakan penyakit infeksi yang ditularkan melalui aktivitas seksual dengan pasangan penderita infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri,

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG PUSKESMAS LAYANAN SATU ATAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome atau yang kita kenal dengan HIV/AIDS saat ini merupakan global health issue. HIV/AIDS telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) semakin nyata menjadi masalah kesehatan utama diseluruh dunia (Yasin

Lebih terperinci

H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT. Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT. Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok LATAR BELAKANG Psikologi memiliki peran penting pada penyakit kronis: Mulai mengidap Adaptasi terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Sydrome) merupakan masalah kesehatan di dunia sejak tahun 1981, penyakit ini berkembang secara pandemi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. tertinggi dia Asia sejumlah kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. tertinggi dia Asia sejumlah kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKAA 2.1 Epidemiologi HIV/AIDS Secara global Indonesia menduduki peringkat ketiga dengan kasusa HIV tertinggi dia Asia sejumlah 380.000 kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa situasi Tuberkulosis (TB) dunia semakin memburuk, dimana jumlah kasus TB meningkat dan banyak yang tidak berhasil disembuhkan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit yang datang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus tersebut merusak sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan masalah kesehatan global yang menjadi perbincangan masyarakat di seluruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV atau Human Immunodeficiency Virus merupakan suatu jenis virus yang menyerang sel darah putih sehingga menyebabkan kekebalan tubuh manusia menurun. AIDS atau Acquired

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari kemungkinan untuk mengalami kecelakan dalam pekerjaannya. Perilaku dan kesadaran yang baik yang

Lebih terperinci

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014 LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014 1. Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tahun, dengan puncak peringatan pada tanggal 1 Desember. 2. Panitia peringatan Hari AIDS

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 20, Juli 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan International AIDS Conference Bangkok 11-16 July 2004 Oleh Frika Konferensi AIDS International

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Human Immuno-deficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang menyerang system kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit yang

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 45, Agustus 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Konferensi AIDS Internasional XVI, Toronto, 13-18 Agustus 2006 Oleh: Siradj Okta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan retrovirus yang menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsi. Selama infeksi berlangsung,

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 30, Mei 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Peningkatan Pemahaman HIV/AIDS Se- Sulawesi & Maluku Oleh: Siradj Okta Setelah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV dapat menyebabkan penderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit menular yang belum dapat diselesaikan dan termasuk iceberg phenomenon atau fenomena

Lebih terperinci

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus). AIDS (Aquired Immune Deficiency Sindrome) adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh. Penyebab AIDS adalah virus yang mengurangi kekebalan tubuh secara perlahan-lahan.

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 2, Januari 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Workshop Di Hotel Wisata Oleh Hertin Pada tanggal 6 januari 2003 ada workshop penyusunan penanggulangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan pada peningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan permasalahan penyakit menular seksual termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan kualitatif. HIV merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa dimana seorang anak mengalami pubertas dan mulai mencari jati diri mereka ingin menempuh jalan sendiri dan diperlakukan secara khusus. Disinilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Menurut Center

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang dapat merusak sistem pertahanan tubuh manusia. Sejalan dengan berkembangnya proses infeksi, mekanisme pertahanan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha. Daftar Isi

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha. Daftar Isi Yayasan Spiritia No. 32, Juli 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Keterampilan Kelompok Dukungan Sebaya Oleh: Siradj Okta Pada tanggal 14 sampai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan Masyarakat. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. HIV dan AIDS merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. HIV dan AIDS merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV dan AIDS merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual dan penggunaan jarum suntik yang sering dikaitkan dengan kesehatan reproduksi terutama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah gejala atau

I. PENDAHULUAN. Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah gejala atau I. PENDAHULUAN Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah gejala atau infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusiaakibat infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis dan menular yang erat kaitannya dengan keadaan lingkungan dan perilaku masyarakat. TB disebabkan oleh mycobacterium

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit yang mudah menular dimana dalam tahun-tahun terakhir memperlihatkan peningkatan dalam jumlah kasus baru maupun jumlah angka

Lebih terperinci