Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha"

Transkripsi

1 Yayasan Spiritia No. 27, Februari 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha se-jawa Oleh Siradj Okta Yayasan Spiritia baru saja menyelenggarakan Pertemuan Nasional Odha se-jawa. Pertemuan tiga setengah hari tersebut diikuti oleh 24 peserta dari 16 kabupaten/kota di 6 provinsi yang ada di Jawa (Surabaya, Sidoarjo, Kediri, Pasuruan, Semarang, Jepara, Demak, Temanggung, Yogyakarta, Bandung, Sukabumi, Indramayu, Tasikmalaya, Tangerang, Bogor dan Jakarta). Tujuan utama pertemuan adalah untuk menciptakan suasana yang nyaman dan terjaga kerahasiaannya khususnya untuk orang-orang HIV positif dan orang-orang terdekatnya se-jawa untuk berkumpul, berbagi pengalaman, dan mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi seputar hidup dengan HIV/AIDS. Pertemuan odha wilayah Jawa ini merupakan kelanjutan dari program Spiritia yaitu Pertemuan Nasional Odha. Spiritia sudah melakukan Pertemuan Nasional Odha empat kali sejak tahun Namun melihat semakin banyak orang yang mengetahui dirinya HIV positif, kelihatannya pertemuan yang sifatnya nasional tidak lagi dapat memenuhi tujuan dari sebuah pertemuan Odha, karena hanya dapat mewadahi sedikit orang saja. Oleh karena itu pertemuan Odha nasional dipersempit menjadi tingkat wilayah agar dapat lebih banyak orang HIV positif yang terlibat dan menghadiri pertemuan tersebut. Pada pertemuan ini diberikan sesi-sesi yang mendasar antara lain tentang HIV/AIDS, dukungan, perawatan, pengobatan, stigma, diskriminasi, dan berjejaring. Untuk beberapa sesi, Spiritia mengundang narasumber-narasumber untuk membagi informasi kepada peserta, untuk Terapi Tradisional diberikan penyajian dan praktek oleh Bapak Putu Oka Sukanta, kemudian untuk sesi Pengobatan Antiretroviral diobawakan oleh dr. Yanri. Yang menarik adalah bahwa lebih dari separuh peserta sudah memulai terapi antiretroviral. Hal ini menunjukkan akses obat yang sudah terbuka cukup baik, namun hal ini juga berarti tantangan dalam pemberian dan pengadaan antiretroviral tersebut, karena ternyata masih ada masalah-masalah yang dihadapi teman-teman pengguna antiretroviral dalam hal kesiapan informasi yang dimiliki beberapa dokter, kurangnya informasi cara pemakaian yang benar, serta pemberian terapi yang tidak pada waktunya. Dari pertemuan ini terlihat sudah waktunya terbentuk kelompok dukungan dan informasi untuk sesama pengguna terapi antiretroviral untuk mempertahankan kepatuhan dan sumber informasi praktis. Disamping itu, yang terutama adalah adanya kesempatan untuk berbagi pengalaman. Lebih terutama lagi keakraban dan pertemanan yang baik satu sama lain sehingga menumbuhkan harapan-harapan baru dan semangat yang lebih kuat. Pada akhirnya, pertemuan ini diharapkan akan menghasilkan saran atau arahan untuk programprogram AIDS nasional atau lokal yang lebih sesuai dengan kebutuhan orang HIV positif sendiri dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Selain itu, diharapkan jaringan orang HIV positif yang ada saat ini bisa diperkuat dan diperluas sebagai hasil dari pertemuan. Daftar Isi Laporan Kegiatan 1 Pertemuan Odha se-jawa 1 Dilema VCT untuk Bayi 2 Pengetahuan adalah Kekuatan 2 Kebanyakan Anak Berkembang Terus setelah Empat Tahun Penggunaan ART 2 Pedoman Mengenai Etika dan Akses yang Adil pada Pengobatan dan Perawatan untuk HIV 3 Pojok Info 5 Lembaran Informasi Baru 5 Konsultasi 5 Tanya jawab 5 Tips... 6 Tips untuk orang dengan HIV 6 Positif Fund 6 Laporan Keuangan Positif Fund 6 Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.

2 Pengetahuan adalah Kekuatan Dilema VCT untuk Bayi Oleh Babe Coba saya menggambarkan suatu skenario: Seorang bayi berusia tiga bulan sering sakitsakitan dengan gejala yang dapat menunjukkan AIDS. Setelah ditanya oleh dokter, tampaknya ibu si bayi itu pernah pacaran dengan seorang pengguna narkoba suntikan (IDU), namun sekarang dia sudah menikah dengan seorang usahawan. Dokter menjelaskan mengenai HIV pada ibu itu dan menawarkan tes HIV untuk ibu dan bayi. Si ibu menolak, karena takut tanggapan suaminya. Jadi dokter menawarkan tes untuk bayi saja, tetapi ibu itu paham bahwa, bila ternyata bayinya positif, pasti itu berarti dia sendiri terinfeksi HIV, walaupun belum tentu apakah anak sendiri terinfeksi. Pertanyaan: Apakah dokter boleh mengetes bayi tanpa persetujuan ibu atau ayahnya? Setahun yang lalu, jawaban terhadap pertanyaan itu pasti tidak dan masih begitu secara hukum. Alasan adalah bahwa penyakit yang dialami bayi itu dapat diobati secara baik, tanpa harus ada diagnosis HIV. Lagi pula bayi dengan gejala AIDS pada usia beberapa bulan kemungkinan hanya akan bertahan hidup selama tidak lebih dari dua tahun. Jadi tidak ada manfaat melakukan tes. Namun ada dua perkembangan baru-baru ini yang mengubah keadaan, sedikitnya dari sisi moral. Perkembangan pertama adalah ketersediaan terapi antiretroviral (ART) untuk bayi walaupun di Indonesia belum sempurna, sedikitnya ada jenis ART yang dapat diberikan. Dan dengan obat ini, bayi yang sudah timbul gejala, walaupun pada usia dini, mempunyai harapan hidup jauh lebih lama, mungkin dapat berkembang hingga usianya tua! Namun ART hanya boleh dimulai pada orang yang terbukti terinfeksi HIV. Seperti kita ketahui, hasil positif terhadap tes antibodi HIV oleh bayi berusia di bawah 18 bulan tidak berarti anak tersebut terinfeksi HIV semua bayi yang terlahir oleh ibu HIV-positif mempunyai antibodi dari ibu sehingga berusia bulan. Perkembangan kedua adalah bahwa alat PCR (untuk tes viral load) mulai tersedia lebih luas di Indonesia, dan harga tes tersebut, walaupun masih mahal, akan menjadi lebih terjangkau. Dengan alat ini, status HIV bayi dapat ditentukan pada waktu dia baru berusia empat bulan. Jadi hasil tes PCR ini yang positif berarti anak memang terinfeksi HIV, dan ART dapat segera dimulai sesuai pedoman. Tetapi tes ini terhadap bayi masih membutuhkan persetujuan oleh orang tua atau wali. Dan seperti tes antibodi, hasil tes PCR yang positif berarti ibu pasti positif. Jadi, pada skenario di atas, kemungkinan ibu akan tetap menolak, dengan hasilnya anak tidak dapat diobati dan diselamatkan. Keadaan seperti ini jelas akan menimbulkan dilema untuk dokter dan konselor. Bila kita dihadapi keadaan seperti ini, apa yang akan kita lakukan? Kebanyakan Anak Berkembang Terus setelah Empat Tahun Penggunaan ART Oleh Edwin J. Bernard, 7 February 2005 Setelah empat tahun penggunaan terapi antiretroviral (ART), kebanyakan anak Belanda dalam suatu kelompok kecil berkembang terusmenerus, dengan sebagian besar mencapai dan menahan penekanan virus serta peningkatan pada jumlah CD4. Namun, berbeda dengan penelitian pediatrik lain, para peneliti menemukan bahwa, sebagaimana anak menjadi semakin tua, tanggapan terhadap virus memburuk, mungkin diakibatkan oleh efek dari masalah kepatuhan terkait pubertas yang mempengaruhi. Hasil penelitian ini diterbitkan pada jurnal Clinical Infectious Diseases edisi 15 Februari Antara Januari 1997 dan Januari 2004, 31 anak HIV-positif, dengan usia rata-rata 5,1 tahun (0,2-16,4), mulai ART pada Rumah Sakit Anak di Rotterdam. Lima belas adalah perempuan, 27 tidak berkulit putih, 22 terinfeksi dari ibu-ke-bayi, empat melalui produk darah, dan lima faktor risiko tidak diketahui. Lima belas belum pernah memakai obat antiretroviral, dan sisanya, 16 belum memakai protease inhibitor atau NNRTI. Dua puluh delapan anak mulai dengan ART yang mengandung indinavir, sementara tiga memakai nelfinavir. Namun, selama waktu penelitian, rejimen 2 Sahabat Senandika No. 27

3 ART diubah 38 kali untuk 28 anak, dan rata-rata dua (1-5) rejimen dipakai. Ada berbagai alasan untuk mengganti rejimen, termasuk 13 (41 persen) menggantinya akibat kegagalan virologis. Tujuh anak mengganti indinavir akibat toksisitas, kebanyakan karena toksisitas ginjal, dan satu anak mengalami ruam kulit. Selama empat tahun tersebut, enam anak hilang dari pemantauan, termasuk satu yang meninggal akibat infeksi oportunistik invasif yang berat satu tahun setelah mulai ART. Dari sisa 25, penyakit akibat HIV pada tiga anak melanjut menurut tahap klasifikasi CDC, namun tidak satu pun menjadi sakit berat. Sisanya tetap sehat, dan peningkatan yang bermakna pada pertumbuhan diamati setelah mulai ART. Lagi pula, jumlah CD4 membaik dan tetap stabil; baik jumlah rata-rata dibandingkan dengan jumlah normal (p = 0,01) dan jumlah mutlak (p = 0,025) adalah lebih tinggi secara bermakna setelah empat tahun dibandingkan dengan jumlah pada awal. Setelah empat tahun, pada analisis intention-totreat 65 persen anak mempunyai viral load di bawah 500 dan 61 persen di bawah 50. Angka ini meningkat menjadi 80 persen dan 76 persen berutut-turut pada analisis as-treated. Tujuh dari 25 anak yang masih memakai ART setelah empat tahun mempunyai viral load di bawah 500 setelah 12 minggu, dan menahan penekanan virus selama waktu pemantauan penuh; semua anak ini dianggap sangat patuh terhadap terapi. Sebelas dari 18 anak yang tidak mencapai penekanan virus secara total selama pemantauan dianggap tidak patuh sedikitnya satu kali. Pada analisis lain, ditemukan bahwa tidak ada kaitan antara viral load pada awal dengan tanggapan terhadap ART; namun para peneliti menemukan hubungan negatif yang bermakna antara usia dan angka tanggapan pada terapi (p = 0,04). Mereka mencurigai bahwa masalah terkait pubertas yang mengganggu kepatuhan pada ART lebih mungkin terjadi pada penelitian ini, karena masa pemantauan yang lebih lama. Efek samping sering terjadi, tetapi biasanya ringan dan pada perut-usus. Beberapa peristiwa buruk laboratorium skala 3 dan 4 terlihat, termasuk trombositopenia pada tiga anak, peningkatan pada tingkat amilase pada dua anak, dan peningkatan pada tingkat gamma-glutamil transpeptidase pada satu anak. Tidak ada satu pun peristiwa tersebut yang mengakibatkan perubahan terapi. Lipoatrofi (kehilangan lemak) dicurigai pada dua anak, dua-duanya pakai d4t, tetapi dengan protease inhibitor lain. Tingkat trigliserida dan kolesterol setelah puasa diambil dari 17 dari ke-25 anak yang memakai ART; empat mempunyai tingkat triglieserida di atas batas atas normal (ULN), dan satu anak mempunyai tingkat kolesterol di atas ULN. Para penulis menyimpulkan bahwa tanggapan yang sangat baik pada ART diamati, pada penelitian kecil ini. Proporsi anak yang tinggi mempunyai viral load yang tidak terdeteksi. Jumlah CD4 dan fungsi sel-t pulih dan tetap stabil selama waktu pemantauan dan walaupun efek samping sering terjadi, kebanyakannya ringan. Referensi: Fraaij PLA et al. Sustained viral suppression and immune recovery in HIV type 1-infected children after 4 years of Highly Active Antiretroviral Therapy. Clin Inf Dis 40; 604-8, URL: Pedoman Mengenai Etika dan Akses yang Adil pada Pengobatan dan Perawatan untuk HIV Pada akhir 2004, WHO dan UNAIDS menerbitkan dokumen berjudul Guidance on Ethics and Equitable Access to HIV Treatment and Care (Pedoman mengenai Etika dan Akses yang Adil pada Pengobatan dan Perawatan untuk HIV) (50 halaman, yang dapat didownload dalam bentuk PDF (493KB) dari < hiv/pub/advocacy/en/guidanceethics_en.pdf>). Berikut adalah rekomendasi dari dokumen tersebut. Rekomendasi Keadilan dalam akses ke pengobatan dan perawatan untuk HIV, serta layanan kesehatan dan sosial lain, sudah lama menjadi masalah penting untuk WHO dan UNAIDS. Pada Januari 2004, WHO dan UNAIDS melakukan sidang konsultasi bersama tentang etika dan akses ke pengobatan dan perawatan untuk HIV/AIDS yang adil dan sama rata, yang memberikan pemahaman dan nasihat untuk dokumen penuntun ini. Karena keadilan kadang kala dapat dianggap konsep yang kurang nyata, WHO dan UNAIDS sudah mengenal beberapa tindakan konkret yang dapat dilakukan di negara dan komunitas untuk mendorong keadilan Februari

4 dalam peningkatan pengobatan untuk HIV, terutama terapi antiretroviral (ART) dan layanan terkait. WHO dan UNAIDS menyarankan bahwa pembuat kebijakan nasional, pemimpin program, wakil masyarakat dan mitra lain pada tingkat nasional dan lokal menjanjikan melakukan tindakan berikut untuk mendorong keadilan dalam distribusi pengobatan untuk HIV di rangkaian yang terbatas sumber daya. 1. Segera gerakkan serangkaian mitra yang sangat luas dalam upaya peningkatan pengobatan dan perawatan untuk HIV. Peningkatan ini bukan hanya prioritas kesehatan masyarakat dan perkembangan yang mendesak, tetapi juga keharusan etika dan hak asasi manusia dalam rangka tanggapan komprehensif terhadap AIDS. 2. Bentuk badan penasihat etika yang mewakli secara luas (termasuk orang yang hidup dengan HIV/AIDS atau Odha) yang dikaitkan dengan komisi AIDS nasional untuk merencanakan, mendorong, dan memantau keadilan dalam peningkatan dan distribusi layanan pengobatan dan perawatan untuk HIV. Keanggotaan badan penasihat ini, dan terutama pemimpinnya, harus sangat dihargai untuk sifat keadilan, keterbukaan, dan integritas pribadi dan profesional. 3. Ciptakan peluang untuk dialog publik tentang akses pada perawatan dan pengobatan untuk HIV yang adil dan sama rata. Peluang ini dapat termasuk peristiwa dan komunikasi untuk media massa, temu dengar pendapat publik, dan pertemuan nasional dan komunitas yang sesuai dengan keadaan. Peristiwa ini seharusnya bertujuan untuk memungkinkan serangkaian stakeholder yang luas untuk menyampaikan pendapat dan keahliannya serta terlibat dalam perencanaan dan menentukan prioritas untuk peningkatan pengobatan untuk HIV secara adil dan sama rata. 4. Kembangkan kebijakan untuk peningkatan pengobatan untuk HIV yang didasari secara kuat pada asas hak asasi manusia dan etika. Peranan utama badan penasihat etika adalah untuk meyakinkan bahwa pembuat kebijakan dan pelaksana program menyeimbangkan tujuan efisiensi dan utilitas dengan perhatian yang layak pada keadilan. Bila tidak ada kebijakan yang jelas, ada risiko besar bahwa akses pada perawatan oleh Odha akan didasari kriteria yang sewenang-wenang, dan akan tidak menguntungkan orang tertentu, terutama anggota kelompok rentan, dengan pelanggaran norma hak asasi manusia. 5. Kenalkan kelompok yang rentan, marjinal, atau yang lain yang kurang dilayani. Tergantung pada keadaan setempat, kelompok ini dapat termasuk perempuan, anak-anak, orang miskin, penduduk pedesaan, pekerja seks, pengguna narkoba suntikan, pria yang berhbungan seks dengan pria, pengungsi, dan migran. 6. Pertimbangkan kebutuhan akan kebijakan dan program penjangkauan khusus untuk memberi prioritas pada kelompok tersebut dan menghadapi hambatan terhadap akses kepada perawatan. Dasar pemikiran untuk pemberian prioritas ini harus dinyatakan secara jelas dan tindakan untuk memudahkan akses untuk kelompok ini harus diumumkan. 7. Badan etika harus membantu untuk meyakinkan bahwa sebuah proses yang adil dibentuk untuk menentukan prioritas dalam distribusi pengobatan untuk HIV. Proses ini harus termasuk unsur penting yang berikut: mekansime publik untuk menentukan prioritas yang transparan, melibatkan semua stakeholder, dan mempunyai asas, prosedur, dan prioritas yang disebarluaskan pada stakeholder dan masyarakat umum; alasan, asas, bukti dan informasi yang terkait, yang dipandang secara luas oleh stakeholder agar sesuai dan layak pada pembuatan keputusan yang adil mengenai kebijakan dan prioritas; mekanisme banding yang memungkinkan tinjauan kembali dan perubahan pada keputusan dan prioritas berhubungan dengan peningkatan pada layanan pengobatan HIV secara adil; mekanisme penegakan yang memakai kriteria yang konsisten untuk memantau peningkatan dan menegakkan ketaatan pada asas terkait keadilan. Mekanisme penegakan ini harus meyakinkan bahwa proses adil ini adalah terbuka pada publik dan melibatkan semua pihak, mempunyai proses banding, dan unsur atau persyaratan lain yang dianggap penting oleh badan etika. 8. Definisikan atau menerima serangkaian lima sampai tujuh indikator untuk memantau keadilan terkait peningkatan pada pengobatan 4 Sahabat Senandika No. 27

5 untuk HIV pada tingkat nasional dena komunitas. Sistem pemantauan dan evaluasi yang sudah ada sebaiknya disesuaikan untuk mengumpulkan informasi terkait. Indikator ini harus memungkinkan pemantauan bukan hanya terhadap kebijakan yyang ditentukan, tetapi juga proses yang dipakai untuk merancang kebijakan dan menerapkan program. Pemantauan sistem layanan kesehatan yang umum akan mengungkapkan sampai tingkat mana peningkatan pada program HIV mempunyai dampak pada prasarana kesehatan, mutasi personel, pendanaan layanan kesehatan, dan pemberian layanan kesehatan secara umum. Sedikitnya satu atau dua indikator harus meyakinkan pemantauan pada akses oleh kelompok rentan, marjinal, atau yang kemungkinan kurang dilayani, termasuk perempuan. 9. Petugas yang bertanggung jawab, serta juga badan penasihat etika, harus memakai data pemantauan dan evaluasi untuk meyakinkan bahwa program HIV mencapai hasil yang adil. Data ini juga harus tersedia secara umum agar semua stakeholder dapat menyumbang pada keputusan berhubungan dengan perubahan yang dibutuhkan pada kebijakan dan program HIV. Pojok Info Lembaran Informasi Baru Pada Februari 2005, Yayasan Spiritia telah menerbitkan dua lagi lembaran informasi untuk Odha, sbb: Topik Khusus Lembaran Informasi 613 Diagnosis HIV pada Bayi Lembaran Informasi 670 Metadon Dengan ini, sudah diterbitkan 106 lembaran informasi dalam seri ini. Juga ada lima lembaran informasi yang direvisi: Informasi Dasar Lembaran Informasi 001 Daftar Lembaran Informasi Lembaran Informasi 105 Hasil Tes Lab Normal Terapi Antiretroviral Lembaran Informasi 423 d4t Lembaran Informasi 431 Nevirapine Infeksi Oportunistik Lembaran Informasi 516 Kandidiasis (Thrush) Untuk memperoleh lembaran baru/revisi ini atau seri Lembaran Informasi komplet, silakan hubungi Yayasan Spiritia dengan alamat di halaman belakang. Anggota milis WartaAIDS dapat akses file ini dengan browse ke: < groups.yahoo.com/group/wartaaids/files/ Lembaran%20Informasi/> Konsultasi Tanya jawab T: Tes saya menunjukkan bahwa saya juga terkena tuberculosis (TB). Bolehkah saya memakai ART? J: Ini keadaan yang cukup sering terjadi. Jika TBnya aktif, maka sebagian besar dokter akan mengobati TB-nya dahulu. Gejala TB sering serupa dengan gejala infeksi oportunistik lain dn satu dampak TB adalah untuk menekankan jumlah CD4. Setelah TB diobati, jumlah CD4 dapat naik lagi, sehingga belum waktunya HIV diobati. Namun jika TB harus diobati bersama dengan HIV, dokter harus hati-hati memilih obat karena obat yang sering dipakai untuk TB dapat berinteraksi dengan obat antiretroviral. Untuk menghindari masalah ini, jika ART tidak mendesak, tahap pertama terapi TB (dua atau tiga bulan) akan dilakukan sendiri dan ART baru dimulai setelah pengobatan TB diubah menjadi lebih ringan. Jika TB tidak aktif, ada obat murah yang dapat mengurangi kemungkinan TB-nya akan menjadi aktif, tetapi jangka terapinya agak lama-enam atau sembilan bulan. Februari

6 Tips... Tips untuk orang dengan HIV Sepuluh tips untuk memakai ART 1. Carilah dokter yang kita anggap paling cocok. Berusaha menjalin hubungan saling percaya dengan dokter dan stafnya. Bersikaplah jujur dengan dokter dan jika ada masalah dengan obat atau kepatuhan, maka kita sebaiknya membicarakan permasalahan secara terus terang. 2. Memeriksakan diri ke dokter sedikitnya satu kali dalam sebulan. Bisa lebih sering jika ada masalah atau kita mengalami efek samping dari pengobatan. 3. Belajar mengenai HIV dan pengobatannya. Jika kita mengerti dasar-dasar tentang HIV dan aspek terapinya, kita bisa lebih terlibat dengan kesehatan kita sendiri. Kita juga akan lebih memahami apa yang dibicarakan oleh dokter. 4. Meminum obat sesuai dengan jadwal harian. Jangan mengurangi dosis dengan alasan ada efek samping tanpa konsultasi dokter. Meminum obat tepat pada waktunya. Jika kita tidak sanggup berdisiplin, maka sebaiknya kita berhenti minum semua obat dan mulai lagi setelah siap. 5. Memperoleh kotak pil dengan tujuh ruang kecil: satu ruang untuk satu hari dalam satu minggu. Mengisi kotak ini setiap hari minggu malam untuk minggu berikutnya. 6. Minta bantuan dari seseorang dalam keluarga atau teman dekat agar mengingatkan kita waktu harus minum obat. 7. Jangan sampai kehabisan obat. Jaga agar selalu ada persediaan obat untuk sedikitnya satu minggu. Hubungi dokter secepatnya jika hanya tinggal cukup untuk satu minggu. 8. Selalu membawa persediaan obat secukupnya waktu bepergian. Jangan memasukkan obat ke dalam koper jika naik pesawat karena ada kemungkinan bagasi salah kirim atau hilang. 9. Sebelum meminum obat apa pun, baik obat resep maupun tanpa resep, pastikan bahwa obat tersebut tidak berinteraksi dengan obat antiretroviral. 10. Ingat: Tidak ada harapan tanpa perjuangan. Positif Fund Laporan Keuangan Positive Fund Yayasan Spiritia Periode Februari 2005 Saldo awal 1 Februari ,631,800 Penerimaan di bulan Januari ,000 + Total penerimaan 7,931,800 Pengeluaran selama bulan Februari : Item Jumlah Pengobatan 110,000 Transportasi 0 Komunikasi 0 Peralatan / Pemeliharaan 0 Modal Usaha 0 + Total pengeluaran 110,000 - Saldo akhir Positive Fund per 28 Februari ,821,800 Sahabat Senandika Diterbitkan sekali sebulan oleh Yayasan Spiritia dengan dukungan THE FORD FOUNDATION Kantor Redaksi: Jl Radio IV/10 Kebayoran Baru Jakarta Telp: (021) Fax: (021) yayasan_spiritia@yahoo.com Editor: Hertin Setyowati Copyright 2002 Yayasan Spiritia. Izin dikeluarkan bukan untuk diperdagangkan, sehingga bila mengutip isinya Anda harus mencantumkan sumber (termasuk alamat dan nomor telepon). Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. 6 Sahabat Senandika No. 27

HIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi

HIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi Prakata Dengan semakin banyak perempuan di Indonesia yang terinfeksi HIV, semakin banyak anak juga terlahir dengan HIV. Walaupun ada cara untuk mencegah penularan HIV dari ibu-ke-bayi (PMTCT), intervensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem kekebalan

Lebih terperinci

X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi

X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi Kepatuhan yang kurang, tingkat obat yang tidak cukup, resistansi

Lebih terperinci

V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak

V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak Proses pengambilan keputusan untuk mulai ART pada bayi dan anak

Lebih terperinci

Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV

Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) IV. Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV Bagian ini merangkum usulan WHO untuk menentukan adanya infeksi HIV (i) agar memastikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS.

Lebih terperinci

Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas. Update pengobatan HIV. Penyembuhan. Perkembangan obat. Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas

Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas. Update pengobatan HIV. Penyembuhan. Perkembangan obat. Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas Update tentang Pengobatan HIV 1. Perkenalkan diri serta pengalaman Anda. Perkenalkan sesi ini sebagai ringkasan yang sangat singkat mengenai perkembangan dalam perawatan,

Lebih terperinci

Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai?

Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? Spiritia seri buku kecil hiv-aids 2016 Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? HEALTH Spiritia seri buku kecil hiv-aids 2016 Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? Chris W Green Spiritia Jl. Kemiri No.10, Gondangdia,

Lebih terperinci

XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV

XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV Tuberkulosis (TB) mewakili ancaman yang bermakna pada kesehatan

Lebih terperinci

Pelatihan Pendidik Pengobatan

Pelatihan Pendidik Pengobatan Yayasan Spiritia Pelatihan Pendidik Pengobatan Latar Belakang Kami di Spiritia sering diminta menjadi penyelenggara pelatihan Pendidik Pengobatan untuk kelompok dukungan sebaya atau organisasi lain. Walaupun

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 14, Januari 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Mengikuti Konferensi Internasional Oleh Siradj Okta Salah satu program

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 38, Januari 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Laporan Singkat: Simposium Bangkok Pengobatan HIV ke-9 (1) Oleh Babe, 22 Januari

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 18, Mei 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Akreditasi Fasilitas Layanan Kesehatan Oleh Babe Saya mengikuti WHO Consultation on Accreditation

Lebih terperinci

Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai?

Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai? SERI BUKU KECIL Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai? Oleh Chris W. Green Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Johar Baru, Jakarta 10560 Telp: (021) 422 5163, 422 5168, Fax: (021) 4287 1866, E-mail: info@spiritia.or.id,

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 45, Agustus 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Konferensi AIDS Internasional XVI, Toronto, 13-18 Agustus 2006 Oleh: Siradj Okta

Lebih terperinci

Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak:

Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak: Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak: Menuju akses universal Oleh: WHO, 10 Juni 2010 Ringkasan eksekutif usulan. Versi awal untuk perencanaan program, 2010 Ringkasan eksekutif Ada

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 21, Agustus 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Pengalaman... Laporan Program ARV di Afrika Selatan Oleh Keith Alcorn, 27 April 2004 Para peneliti

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 26, Januari 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Diseminasi Hasil Proyek Dokumentasi Pelanggaran HAM terhadap Odha Fase 2 Jakarta,

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome atau yang kita kenal dengan HIV/AIDS saat ini merupakan global health issue. HIV/AIDS telah

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 43, Juni 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan United Nations General Assembly Special Session on HIV/AIDS. New York, 31 Mei - 2 Juni

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AIDS (Accquired Immunodeficiency Syndrom) adalah stadium akhir pada serangkaian abnormalitas imunologis dan klinis yang dikenal sebagai spektrum infeksi Human Immunodificiency

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT) LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan ODHA Dalam Menjalani Terapi Antiretroviral di Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan Tahun 2012

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 16, Maret 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan UNOHCHR Expert Meeting di Bangkok Oleh Frika Tanggal 23-24 Maret 2004, UNOHCHR (United

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 40, Maret 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha Wilayah Jawa (2006) Oleh: Siradj Okta Pada pertengahan bulan Maret tahun

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 28, Maret 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Pendidik Pengobatan Lampung, 14 20 Maret 2005 Oleh Odon Bayu Pradjanto Pertengahan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 37, Desember 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Partisipasi Spiritia dalam workshop PMI Oleh: O. Baju. Bradjanto Pada tanggal 12

Lebih terperinci

Latar belakang, Skema & Implementasi SUFA (Strategic Use of Antiretroviral) di Indonesia

Latar belakang, Skema & Implementasi SUFA (Strategic Use of Antiretroviral) di Indonesia Lecture Series Inisiasi Dini Terapi Antiretroviral untuk Pencegahan dan Pengobatan Oleh Pusat Penelitian HIV & AIDS Atma Jaya Jakarta, 25 Februari 2014 Pembicara: 1) Yudi (Kotex, perwakilan komunitas)

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 33, Agustus 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan menjadi Fasilitator perempuan positif se-asia Tenggara Jakarta, 14-20 Agustus

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 24, November 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Kunjungan ke Afrika Selatan (bagian II) Oleh Babe Kunjungan ke MSF Khayelitsha Pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan permasalahan penyakit menular seksual termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan kualitatif. HIV merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah HIV merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS dan menyebabkan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 20, Juli 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan International AIDS Conference Bangkok 11-16 July 2004 Oleh Frika Konferensi AIDS International

Lebih terperinci

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia SERI BUKU KECIL HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan Buku ini adalah terjemahan dan penyesuaian dari HIV, Pregnancy

Lebih terperinci

Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS

Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR072010031 Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS Asuhan Keperawatan Wanita Dan Anak Dengan HIV/AIDS 1. Pencegahan Penularan HIV pada Wanita dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemi Human Immunodeficiency Virus (HIV) secara global masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah kesehatan yang

Lebih terperinci

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti Ragu? Jangan cuma Ikut VCT, hidup lebih pasti Sudahkah anda mengetahui manfaat VCT* atau Konseling dan Testing HIV Sukarela? *VCT: Voluntary Counselling and Testing 1 VCT atau Konseling dan testing HIV

Lebih terperinci

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN DAN PERSEPSI PENDERITA HIV/AIDS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG TENTANG PENYAKIT AIDS DAN KLINIK VCT TERHADAP TINGKAT PEMANFAATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan masalah kesehatan global yang menjadi perbincangan masyarakat di seluruh

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 9, Agustus 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Jalan-jalan Kunjungan ke Lampung Oleh Babe Dalam rangka kunjungan penguatan daerah, sebuah tim Spiritia

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 59, Oktober 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Evaluasi tahunan Yayasan Spiritia 22-25 Oktober 2007 Oleh: Caroline Thomas Pada tahun

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 54, Mei 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha Wilayah Jawa II. Salatiga, 6-10 Mei 2007 Oleh: Dhayan Dirgantara Pertemuan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 5, April 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Pidato Suzana Murni pada 6th ICAAP Melbourne Memecah Penghalang Pada Oktober 2001, Suzana Murni memberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan global. Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan secara global

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan global. Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan secara global 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Epidemi HIV/AIDS sejak pertama kali ditemukan hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan global. Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan secara global 34 juta, jumlah

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 19, Juni 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Laporan Penguatan Daerah ke Jambi Oleh: Hertin Setyowati Tim dalam kunjungan ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human immunodeficiency virus (HIV) adalah suatu jenis retrovirus yang memiliki envelope, yang mengandung RNA dan mengakibatkan gangguan sistem imun karena menginfeksi

Lebih terperinci

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan SERI BUKU KECIL HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Johar Baru, Jakarta 10560 Telp: (021) 422 5163, 422 5168, Fax: (021) 4287 1866, E-mail: info@spiritia.or.id, Situs

Lebih terperinci

Pemberian ARV pada PMTCT. Dr. Janto G. Lingga,SpP

Pemberian ARV pada PMTCT. Dr. Janto G. Lingga,SpP Pemberian ARV pada PMTCT Dr. Janto G. Lingga,SpP Terapi & Profilaksis ARV Terapi ARV Penggunaan obat antiretroviral jangka panjang untuk mengobati perempuan hamil HIV positif dan mencegah MTCT Profilaksis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Infeksi Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang menimbulkan masalah besar di dunia.tb menjadi penyebab utama kematian

Lebih terperinci

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Edy Bachrun (Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Kepatuhan

Lebih terperinci

sebuah tinjauan strategi dr. Abednego Dani N Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul PROGRAM PENGENDALIAN HIV&AIDS KABUPATEN BANTUL

sebuah tinjauan strategi dr. Abednego Dani N Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul PROGRAM PENGENDALIAN HIV&AIDS KABUPATEN BANTUL PROGRAM PENGENDALIAN HIV&AIDS KABUPATEN BANTUL sebuah tinjauan strategi dr. Abednego Dani N Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Disampaikan di hadapan: Workshop P2 HIV&AIDS di Kabupaten Bantul 30 Mei 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kemenkes, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kemenkes, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang merupakan penyebab dari timbulnya Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), masih menjadi masalah kesehatan utama secara

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 56, Juli 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Advokasi Oleh: Siradj Okta Pada bulan Mei 2007, Yayasan Spiritia menyelenggarakan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 29, April 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Peningkatan Pemahaman HIV/AIDS Se- Sumatera Oleh: Siradj Okta Pada bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai lapisan masyarakat dan ke berbagai bagian dunia. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai lapisan masyarakat dan ke berbagai bagian dunia. Di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kasus HIV/AIDS bermunculan semakin banyak dan menyebar ke berbagai lapisan masyarakat dan ke berbagai bagian dunia. Di Indonesia, dilaporkan bahwa epidemi HIV dan AIDS

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Minum ARV di Indonesia

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Minum ARV di Indonesia Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Minum ARV di Indonesia LATAR BELAKANG Menurunkan risiko kematian Mengurangi angka kesakitan Mengurangi jumlah virus Meningkatkan daya tahan tubuh METODE

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 55, Juni 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Pendidik Pengobatan Pontianak, 3-7 Juni 2007 Oleh: Caroline Thomas Pelatihan

Lebih terperinci

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang No.307, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Keperawatan. Pelayanan. Praktik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia dan merupakan penyebab kematian bagi penderitanya. Penyakit menular adalah penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV atau Human Immunodeficiency Virus merupakan suatu jenis virus yang menyerang sel darah putih sehingga menyebabkan kekebalan tubuh manusia menurun. AIDS atau Acquired

Lebih terperinci

PROFIL YAYASAN SPIRITIA

PROFIL YAYASAN SPIRITIA PROFIL YAYASAN SPIRITIA Berdayakan Diri Menghadapi HIV/AIDS 2 Profil: Yayasan Spiritia Profil: Yayasan Spiritia 3 Setiap angka dalam statistik adalah kami: manusia Sejak pertama kali ditemukan di Indonesia

Lebih terperinci

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS DAN ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB II PENDAHULUANN. Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di

BAB II PENDAHULUANN. Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di 1 BAB II PENDAHULUANN 1.1 Latar Belakangg Humann Immunodeficiencyy Viruss (HIV) / Acquired Immuno Deficiency Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di dunia, dimana jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Tidak ada negara yang terbebas dari HIV/AIDS. (1) Saat ini

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 39, Februari 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha Wilayah se-kalimantan 12-15 Februari 2006 Oleh: Siradj Okta Pada

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 8, Juli 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Pelatihan Keterampilan Tentang Berbicara di Depan Umum Ke-2 Bandung, 3-7 Juli 2003 Oleh Hertin S Yayasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 12, November 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Bangkitnya kepemimpinan positif baru Konferensi Internasional ke-11 untuk Odha dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan retrovirus yang menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsi. Selama infeksi berlangsung,

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha. Daftar Isi

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha. Daftar Isi Yayasan Spiritia No. 32, Juli 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Keterampilan Kelompok Dukungan Sebaya Oleh: Siradj Okta Pada tanggal 14 sampai

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 48, November 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Konsultasi untuk Perpaduan Layanan Pencegahan dan Pengelolaan Infeksi

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 4, Maret 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Kunjungan ke Papua Maret ini, Yuni sama saya diminta oleh proyek AusAID untuk melanjutkan survei tentang

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 6, Mei 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Kunjungan Penguatan Daerah Semarang Oleh Daniel Yayasan Spiritia melakukan Kunjungan Penguatan Daerah selama

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG Menimbang: a. bahwa HIV merupakan virus perusak sistem kekebalan

Lebih terperinci

komisi penanggulangan aids nasional

komisi penanggulangan aids nasional 1 komisi penanggulangan aids nasional Pendahuluan: Isi strategi dan rencana aksi nasional penanggulangan HIV dan AIDS ini telah mengacu ke arah kebijakan yang terdapat dalam RPJMN 2010-2014. Strategi dan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 30, Mei 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Peningkatan Pemahaman HIV/AIDS Se- Sulawesi & Maluku Oleh: Siradj Okta Setelah

Lebih terperinci

Pemutakhiran Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Ba

Pemutakhiran Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Ba Pemutakhiran Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Ba Dr. Muh. Ilhamy, SpOG Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas, Depkes RI Pertemuan Update Pedoman Nasional PMTCT Bogor, 4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah untuk menampung orang-orang yang melanggar

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah untuk menampung orang-orang yang melanggar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Pemasyarakatan (LP) merupakan suatu lembaga yang berada di bawah naungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Lembaga tersebut disediakan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi wabah internasional atau bencana dunia sejak pertama kehadirannya adalah HIV/AIDS.Sejak pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) semakin nyata menjadi masalah kesehatan utama di seluruh

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 44, Juli 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Inter-country Consultation Meeting ASEAN Task Force on HIV/AIDS (ATFOA) Singapore, 25-26

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Joint United National Program on

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Joint United National Program on BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) saat ini merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia. Berdasarkan data yang

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 15, Februari 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan dengan Perusahaan Obat di San Francisco Oleh Babe Saya mengikuti pertemuan

Lebih terperinci

Penjangkauan dalam penggulangan AIDS di kelompok Penasun

Penjangkauan dalam penggulangan AIDS di kelompok Penasun Catatan Kebijakan # 3 Penjangkauan dalam penggulangan AIDS di kelompok Penasun Stigma terhadap penggunaan narkoba di masyarakat selama ini telah membatasi para pengguna narkoba untuk memanfaatkan layananlayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai penanggulangannya, merupakan masalah yang sangat kompleks. Penularan HIV- AIDS saat ini tidak hanya terbatas

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg No.122, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMKES. TB. Penanggulangan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular menjadi masalah dalam kesehatan masyarakat di Indonesia dan hal ini sering timbul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang menyebabkan kematian penderitanya.

Lebih terperinci

Silabus Mata Kuliah Kesehatan Seksual dan HIV/AIDS Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana

Silabus Mata Kuliah Kesehatan Seksual dan HIV/AIDS Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Silabus Mata Kuliah Kesehatan Seksual dan HIV/AIDS Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Kompetensi (Competency Statement) Mampu merencanakan, mengambil keputusan, mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Nilai - nilai yang ada di Indonesiapun sarat dengan nilai-nilai Islam. Perkembangan zaman

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) menjadi agenda penting baik dikalangan kedokteran maupun dikalangan politisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. tertinggi dia Asia sejumlah kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. tertinggi dia Asia sejumlah kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKAA 2.1 Epidemiologi HIV/AIDS Secara global Indonesia menduduki peringkat ketiga dengan kasusa HIV tertinggi dia Asia sejumlah 380.000 kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan pada tahun

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) semakin menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia.

Lebih terperinci

2 2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1607); MEMUTU

2 2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1607); MEMUTU No.547, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DPR-RI. Kode Etik. PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang: a. bahwa HIV merupakan virus perusak sistem kekebalan tubuh

Lebih terperinci

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala. oleh adanya infeksi oleh virus yang disebut Human Immuno-deficiency Virus

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala. oleh adanya infeksi oleh virus yang disebut Human Immuno-deficiency Virus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh adanya infeksi

Lebih terperinci

PrEP: HIV Pre exposure Prophylaxis

PrEP: HIV Pre exposure Prophylaxis PrEP: HIV Pre exposure Prophylaxis Yuda Hananta 29 mei 2017 Tujuan Memahami rekomendasi terbaru tentang PrEP Mengidentifikasi kelompok yang cocok mendapatkan PrEP Mempelajari bagaimana pengelolaan program

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI KONSELOR VCT DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BEROBAT PADA PASIEN HIV DI RSUD KABUPATEN KARAWANG

STRATEGI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI KONSELOR VCT DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BEROBAT PADA PASIEN HIV DI RSUD KABUPATEN KARAWANG STRATEGI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI KONSELOR VCT DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BEROBAT PADA PASIEN HIV DI RSUD KABUPATEN KARAWANG Studi Kasus Mengenai Strategi Komunikasi Antar Pribadi Konselor VCT Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada Millenium Development Goals (MDGs), memiliki 5 pondasi yaitu manusia,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 93 Tahun 2016 Seri E Nomor 45 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 93 Tahun 2016 Seri E Nomor 45 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 93 Tahun 2016 Seri E Nomor 45 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER MANDIRI Diundangkan dalam Berita Daerah Kota Bogor Nomor

Lebih terperinci

Satiti Retno Pudjiati. Departemen Dermatologi dan Venereologi. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Satiti Retno Pudjiati. Departemen Dermatologi dan Venereologi. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Satiti Retno Pudjiati Departemen Dermatologi dan Venereologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Layanan HIV PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang

BAB I PENDAHULUAN. HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. AIDS atau Acquired

Lebih terperinci