Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha"

Transkripsi

1 Yayasan Spiritia No. 11, Oktober 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Ketrampilan Pendidikan/Konseling Sebaya Batam, 1-5 Oktober 2003 Oleh : J. O. Baju Pradjanto Pelatihan ketrampilan ini diadakan atas permintaan teman-teman di berbagai daerah, mengingat dibutuhkannya ketrampilan sebagai pendidik sebaya, maka di awal oktober kemarin diadakanlah pelatihan ketrampilan ini di Batam. Pesertanya berjumlah 15 orang dari berbagai daerah antara lain Jakarta, Karawang, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Jayapura, Makasar, Pontianak, Banjarmasin, Tanjung Pinang, Medan serta Batam sendiri sebagai tuan rumah. Batam Spirit Support (BSS) sebagai kelompok dukungan sebaya sangat membantu pelatihan ketrampilan ini, dan dibantu pula oleh teman-teman dari YPAB serta dokter Francisca Tanzil yang mendukung terselenggaranya pelatihan ketrampilan ini. Kami tiga orang dari Spiritia; Daniel, Oki dan Bayu serta Kustin dari Yayasan Pelita Ilmu menjadi fasilitator dalam pelatihan ini, sebahagian dari peserta sudah mengenal satu sama lain tetapi ada juga yang sama sekali belum, akan tetapi dari hari ke hari selama pelatihan sudah terlihat kemajuan dari peserta yang baru pertama kali ikut, yang bisa dilihat dari keakraban selama pelatihan berlangsung. Tujuan diadakannya pelatihan ini adalah diharapkan peserta dapat menjadi pendidik sebaya setelah mengikuti pelatihan ini, bukan menjadi seorang konselor karena untuk menjadi seorang konselor dibutuhkan lebih banyak waktu lagi, sedangkan pelatihan ketrampilan kali ini hanya berlangsung empat hari, sehingga modul yang diberikan lebih pada pendidikan dasar menjadi seorang pendidik sebaya. Diawal pelatihan diberikan penyamaan persepsi tentang HIV/AIDS serta tukar pikiran tentang HIV/AIDS, juga ada berbagi pengalaman dari teman-teman yang sudah menggunakan ARV, sehingga diharapkan sebelum pelatihan pendidikan/konseling sebaya ini dilaksanakan peserta sudah mengetahui dasar-dasar HIV/AIDS. Modul yang kita berikan adalah modul tentang konseling dasar antara lain adalah pengenalan diri sendiri lewat kepekaan, prinsip dasar konseling, praktek konseling serta rujukan. Dalam pelatihan ini banyak dilakukan praktek-praktek tentang bagaimana menghadapi berbagai masalah di dalam konseling, juga banyak dilakukan permainanpermainan (Ice Breaking) yang dapat menjalin keakraban satu sama lain, karena pelatihan ini cukup membuat peserta penat. Daftar Isi Laporan Kegiatan 1 Pelatihan Ketrampilan Pendidikan/Konseling Sebaya 1 Program Kelompok Dukungan Sebaya 2 Pengalamanku 3 Proses Pengurusan JOY menjadi ber-badan Hukum 3 Pengetahuan adalah Kekuatan 4 Tentang Nevirapine 4 Prednison Tidak Mengurangi Risiko Ruam Nevirapine 6 Sikap adalah Kunci dalam Kepatuhan pada Pengobatan Penelitian Mengesankan Sikap Apakah yang Sebaiknya Diamati 6 Pojok Info 7 Buku laporan kunjungan penguatan daerah 7 Tips 7 Tips 7 Konsultasi 8 Tanya jawab 8 Positive Fund 8 Laporan Keuangan Positif Fund 8 Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.

2 Di malam terakhir, BSS menjamu kita semua dalam acara malam keakraban, di situ semua peserta dapat bertemu dengan seluruh anggota BSS, serta dengan dr Cisca juga dengan dr Johan dari Tanjung Pinang, kita juga bertemu dengan teman baru yang sedang dirawat di rumah sakit Budi Kemuliaan, acara malam keakraban itu memang diadakan di RS Budi Kemuliaan, kita juga melihat kantor baru BSS yang disediakan oleh pihak rumah sakit. Kami berharap setelah pelatihan ini, seluruh peserta dapat menerapkan di daerahnya masingmasing atau di kelompok dukungan sebaya. Program Kelompok Dukungan Sebaya Oleh: Christin wahyuni Spirita selalu mendorong terbentuknya KDS (kelompok dukungan sebaya) bagi orang HIV positif dimana saja, agar sesama orang HIV positif punya wadah yang nyaman untuk berbagi rasa dan saling menguatkan. Kebutuhan akan adanya kelompok dukungan sebaya ini begitu jelas nampak terutama untuk didaerah luar Jakarta, karena semakin meningkatnya kasus HIV, dukungan yang diperoleh masih belum maksimal, baik dari layanan medis maupun masyarakatnya, bahkan masih minimnya akses informasi tentang hidup dengan HIV. Kebutuhan kelompok dukungan sebaya ini jelas kelihatan menjadi kebutuhan yang utama bagi Odha dan ini tergali ketika Spiritia melakukan kunjungan penguatan daerah di 36 kota di 20 propinsi di Indonesia. Seringnya kita melihat odha merasa sendiri dan tidak pernah mengetahui orang yang punya masalah yang sama, sehingga merasa tidak mengerti harus berbuat apa.? Walaupun sudah ada organisasi layanan AIDS di daerah, namun odha merasa lebih nyaman berbagi rasa dengan sesama odha. Maka untuk itu Spiritia selalu mendorong odha untuk mulai malakukan kontak dengan sesama odha, baik melalui perorangan maupun melalui lembaga yang mendampingi agar dapat saling mendukung dan tidak merasa sendiri lagi. Pada dasarnya kami selalu menekankan, tidak harus menunggu sampai pada jumlah yang besar, tetapi dengan memulai dua orang yang saling mendukung bisa menjadi embrio untuk membentuk kelompok dukungan sebaya dan berharap akan menjadi berkembang di kemudian 2 hari, seiring berjalannya sang waktu. Dengan terbentuknya kelompok embrio ini, mereka dapat menawarkan diri sebagai rujukan kepada organisasi yang menyediakan VCT atau dokter yang menangani kasus di rumah sakit. Dengan cara seperti ini kelompok dukungan akan menjadi berkembang dan dapat memainkan peranan yang nyata. Sampai saat ini, kurang lebih 15 kelompok dukungan sebaya sudah mulai berdiri, bahkan beberapa diantaranya sudah mempunyai nama dan stuktur organisasi yang jelas dan sudah mendapatkan funding untuk menjalankan programnya. Namun bagaimanapun juga KDS mempunyai kendala terutama pada pada kelompok yang belum belum bisa mendapatkan funding. Tantangan yang dihadapi pada kelompok ini sering kali sangat kekurangan dana dan anggotanya tidak mempunyai cukup uang untuk berkomunikasi dan bertemu. Mungkin tantangan yang ada kelihatanya sangat sederhana, namun ini sangat mempengaruhi berjalannya kelompok itu sendiri bahkan karena masalah ini, sering kali KDS tidak dapat berjalan baik. Pada Program Penguatan Kelompok Dukungan Sebaya yang dilaksanakan oleh Spiritia dan dikoordinasi oleh Yuni, mempunyai tujuan agar kelompok itu dapat bertahan berjalan terus dan berkembang. Spiritia akan membantu menfasilitasi kebutuhan-kebutuhan utama kelompok tersebut yang belum dapat terpenuhi dan dianggap sebagai kendala. Namun pada intinya KDS ini bersifat independent dan tidak harus di bawah naungan Spiritia, karena pada dasarnya Spiritia tidak akan pernah membuka cabang dimanapun. Selain itu juga Spiritia tidak mau dianggap mengambil alih atau melakukan intervensi pada kelompok tersebut tetapi Spiritia hanya menfasilitasi agar KDS dapat berjalan dan mengatasi kendala yang ada. Saat ini Spiritia menawarkan bantuan dana untuk 10 KDS, namun dana yang ditawarkan nilainya sangat minim sekali dan jangka waktunya hanya sampai pada Agustus 2004 dan Spiritia akan mengirimkan dana yang diajukan oleh KDS setiap bulan. Dan sekali lagi jangan menganggap Spiritia mengambil alih atau mungkin menjadi donatur, Spiritia hanya membantu mencarikan dana karena saat ini sebagian besar KDS belum berbadan hukum sehingga belum bisa mendapatkan funding, dan kita berharap nantinya KDS bisa berbadan hukum dan tidak menutup kemungkinan bisa mencari dana sendiri. Beberapa kelompok telah melaksanakan Sahabat Senandika No. 11

3 penilaian kebutuhan diantara mereka. Walau ini merupakan pendekatan yang berharga namun kelompok itu harus bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Dan dari hasil diskusi dengan KDS yg baru saja dilaksanakan yaitu di Bali, Surabaya, Jogja, Pontianak, Batam dan Medan, dapat diambil kesimpulan bahwa masingmasih daerah berbeda masalahnya dan berbeda pula kebutuhannya. Namun meskipun begitu Spiritia akan bersifat flexible(dapat disesuaikan) dan mengikuti apa yang menjadi kebutuhan masing-masing kelompok itu sendiri. Saat ini beberapa kelompok sudah mengajukan anggaran dan sudah disetujui dan segera dimulai bulan November. Pengalamanku Proses Pengurusan JOY menjadi ber-badan Hukum Oleh Ayi-JOY 1. Sebelum mensahkan sebuah kelompok dukungan untuk menjadi berbadan hukum, perlu sekali untuk dipertimbangkan apa tujuannya diresmikan secara hukum. Banyak yang harus dipersiapkan untuk sebuah lembaga sebelum memutuskan untuk mensahkan diri secara hukum, misalnya siapa orang-orang yang akan menjalankan organisasi ini nanti dan apa tujuan serta program kelompok. Setelah mempertimbangkan banyak hal termasuk kemudahan untuk mendapat funding dan memutuskan untuk mensahkan diri secara hukum, maka langkah kedua adalah: 2. Mendatangi NOTARIS yang ada dikota kita untuk hanya berdiskusi dulu. Ceritakan bahwa ada sebuah kelompok dukungan untuk orang dengan HIV/AIDS yang mempunyai program sebagai berikut, ingin mensahkan kelompok secara hukum, maka dokumen kelengkapan apa saja yang dibutuhkan dan berapa biayanya. Sangat dianjurkan agar teman-teman mendatangi paling sedikit 3 notaris untuk membandingkan prosedur maupun biaya. JOY sempat mendatangi beberapa notaris dan biasanya mereka kasih harga Rp ,- untuk lembaga dan Rp ,- untuk yayasan, kemudian akhirnya JOY menemukan ada notaris yang mau mengerjakan hanya dengan Oktober 2003 Rp ,- akhirnya JOY ambil kesempatan ini. Inilah salah satu kegunaan mengapa kita harus membandingkan satu notaris dengan notaris lainnya. 3. Ada banyak bentuk organisasi berbadan hukum, yang mencari keuntungan sering kita kenal dengan PT, CV, atau lainnya, sementara yang berorientasi sosial biasanya Yayasan, Lembaga, Asosiasi, Perkumpulandan lain-lainnya. Tanyakan kepada notaris di kota teman teman apa beda dari masing-masing bentuk organisasi tersebut. Dulu yang paling populer adalah Yayasan. Tetapi baru-baru ini ada undangundang baru tentang Yayasan yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan banyak aturan baru di dalamnya. Tetapi undangundang baru ini belum diterapkan dalam proses. Ini menyulitkan sekali jika temanteman ingin membentuk Yayasan karena berkas-berkas kelompok harus dikirim dulu ke Departemen Kehakiman Jakarta untuk dilihat dan diperiksa apakah sudah ada nama yayasan seperti ini atau belum di Indonesia (yang jadi masalah adalah belum ada sistem komputer yang langsung sambung ke seluruh Indonesia untuk mendata berapa yayasan dan apa saja namanya, jadi coba bayangkan perlu menunggu berapa lama sebelum berkas kita diproses) apalagi dengan birokrasi di Indonesia yang luar biasa menjengkelkan dan harus selalu ada suap dimana-mana, hal ini akan jadi sangat menyulitkan dan lama. Semua notaris di Yogya tidak ada yang mau mengurus akte yayasan untuk setidaknya sampai UU baru betul-betul berlaku yang kita juga tidak tahu kapan berlakunya. Alternatifnya adalah pilihan-pilihan tadi, coba diskusikan dengan notaris mana bentuk yang paling cocok dengan kelompok yang sudah teman-teman bangun. 4. Setelah menentukan bentuk mana yang kita pilih, biasanya notaris minta agar kita menyiapkan siapa saja nama orang-orang yang nanti akan tercantum sebagai pendiri organisasi dan KTP mereka. Perhatikan dengan cermat masalah nama pendiri organisasi karena dalam hal ini posisi pendiri sangat menentukan terhadap keberlangsungan organisasi. Banyak kebijakan dan keputusan yang hanya bisa dirubah secara hukum dengan kesepakatan para pendiri. Pastikan teman-teman percaya penuh dengan pendiri itu dan bisa 3

4 dipertanggung jawabkan. Antisipasi bisa dilakukan misalnya tidak hanya satu nama pendiri tapi 2 atau 3 orang. 5. Kemudian teman teman harus menyiapkan berkas yang berisi apa tujuan organisasi teman teman, apa program/kegiatan yang akan teman teman lakukan, siapa pengurusnya, bagaimana sistem monitoring dan evaluasi serta tentang laporan keuangan. Kita menyebut ini dengan anggaran dasar/ anggaran rumah tangga (AD/ART). Ajaklah notaris untuk sama sama merumuskan ini. (ada beberapa notaris yang memberikan AD/ART yang sudah jadi, sehingga teman teman hanya perlu meng edit beberapa bagian) 6. Setelah itu notaris biasanya akan membuatkan draft/ konsep kasar tentang akte yang akan dibuat. Perhatikan dengan cermat isinya, kalau perlu minta saran dari organisasi lain yang lebih senior untuk membantu mengedit draft akte ini. Jangan sepelekan ini karena ini akan menjadi hal yang sangat penting jika suatu hari ada masalah secara hukum. 7. Setelah draft disetujui oleh semua anggota maka notaris akan membuat draft baru hasil koreksi teman-teman dan menunjukkan sekali lagi kepada teman-teman, jika setuju, notaris akan memanggil semua nama pendiri untuk berkumpul di kantor notaris, disertai dengan 2 orang saksi dari kantor notaris lalu bersama-sama menandatangani akte yang asli. 8. Kemudian notaris membuatkan dua akte turunan untuk disimpan oleh organisasi teman-teman. Akte yang asli akan didaftarkan pada Departemen Kehakiman di daerah asal teman teman dan akan disimpan sebagai arsip. 9. Selesailah sudah proses mendaftarkan organisasi teman teman secara hukum Langkah ini tidak sulit, sangat mudah! yang sulit adalah tetap berkesinambungan menjalankan program yang sudah ada dengan berpegang teguh pada maksud dan tujuan kita. Berikut ini kami lampirkan contoh akte notaris JOY. Semoga sedikit keterangan ini berguna buat teman teman. Note: Ketika proses ini selesai, otomatis organisasi teman teman sudah berbentuk badan hukum. Langkah berikutnya jika kita akan meminta dana dari lembaga donor, biasanya mereka 4 minta nama rekening adalah nama organisasi kita. Untuk ini yang agak rumit dan mahal. Pihak bank biasanya minta NPWP agar nama yang tercantum adalah nama organisasi kita bukan nama perorangan. Kita harus mendaftarkan organisasi kita di departemen pajak (dikenal dengan NPWP) yang otomatis kita harus membayar pajak setiap bulannya. Selain itu kita juga harus mengurus ijin HO, yang berupa surat ijin dari tetangga tetangga sekitar kantor kita, ketua RT, RW, kecamatan dan kelurahan, bahwa disitu akan ada sebuah kantor organisasi. Pengurusan ini semua bila dilakukan sendiri akan sangat murah hanya saja harus bersedia repot kesana kemari. Tapi bisa minta diuruskan sekalian oleh notaris atau biro jasa setempat. Ongkosnya memang agak mahal, bervariasi antara Rp ,- -Rp ,- (di Yogya). Sebaiknya kalau memang belum membutuhkan ini tidak perlu diurus dulu. Atau kalau memang ada funding yang mau mendanai coba mintakan sekalian dana untuk mengurus ini. Alternatif lain jika funding tidak keberatan adalah rekening dengan memakai dua tanda tangan pengurus organisasi (coba tanya ke bank untuk masalah ini). Hindari pemakaian nama tunggal untuk mencegah penyalahgunaan keuangan. Ataupun jika memakai rekening perorangan maka orang yang mengambil dan yang mencatat keluar masuk uang harus orang yang berbeda. Pengetahuan adalah Kekuatan Tentang Nevirapine Oleh dr. Budiarto Nevirapine adalah salah satu jenis obat anti viral yang digunakan untuk pengobatan HIV. Obat ini termasuk dalam golongan nonnucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI). Cara kerja dari obat ini adalah dengan memblok enzyme reverse transcriptase, suatu enzyme yang dibutuhkan oleh virus untuk replikasi diri. Waktu paruh dari Nevirapine adalah jam, hal ini berarti nevirapine dapat diberikan 2 kali sehari. Nevirapin sebagian besar diekskresikan melalui urin dan sebagian kecil dikeluarkan melalui faeces (10%) Sahabat Senandika No. 11

5 Dalam penggunaannya nevirapine digunakan bersama dengan antiviral dari golongan NRTI. Selain digunakan sebagai pengobatan HIV dengan dikombinasikan dengan 2 jenis NRTI, virapine juga dapat digunakan sebagai prophylaksis untuk mencegahan penularan virus HIV dari ibu ke anak. Mutasi dari virus HIV akibat penggunaan nevirapine saja sangat mudah terjadi sehingga penggunaan nevirapine sebagai obat tunggal tidak direkomendasikan. Sebaiknya nevirapine digunakan bersama dengan zidovudine untuk pencegahan transmisi dari ibu ke anak. Nevirapine tidak digunakan untuk Post exposure prophylaxis, yaitu suatu pencegahan setelah mendapat luka dari bekas alat medis yang terkontaminasi. Salah satu permasalahan yang cukup mendapat perhatian adalah efek samping dari nevirapine, beberapa efek samping yang sering timbul adalah kemerahan (rash), gatal, bintik bintik merah seperti penyakit campak, kelainan pada kulit dapat pula disertai dengan demam. Efek samping pada kulit ini biasanya timbul setelah 1-3 minggu dari awal pengobatan. Steven Johnson syndrome dan toxic epidermolitic necrotic adalah salah satu efek samping yang berbahaya yang dapat timbul, walau dilaporkan hanya sekitar 0,5 % hal ini harus diperhatikan. Pernah dilaporkan juga adanya hepatitis. Bagaimana mekanisme timbulnya reaksi hypersensitive ini masih tidak diketahui dengan jelas diduga hal ini diakibatkan oleh derajat dari immunodefisiensi (gangguan atau kerusakan dari sistem kekebalan tubuh) itu sendiri, kadar nevirapine dalam darah yang tinggi. Pengobatan untuk reaksi hypersensitive masih kontroversial. Salah satu pertimbangan penyebab timbulnya efek samping pada kulit adalah reaksi alergi, dimana pada reaksi alergi tubuh kita akan mengeluarkan histamine dan histamine ini yang bertanggung jawab untuk timbulnya kemerahan, rasa gatal, demam. Tetapi hal ini juga masih menjadi tanda tanya karena penggunaan anti histamine itu sendiri ternyata tidak dapat menghilangkan total efek samping yang terjadi dan tidak dapat digunakan untuk pencegahan sehingga efek samping tidak terjadi. Penggunaan anti histamine dan obat penurun panas seperti paracetamol dapat digunakan untuk mengurangi gejala dari efek samping yang timbul tetapi tidak dapat digunakan untuk pencegahan dan juga pengobatan dalam arti dapat menghilangkan secara total. Salah satu strategi untuk mengurangi kemungkinan efek samping adalah dengan metode Oktober 2003 dessensitasi, dimana pasien diberikan nevirapine dengan dosis 200 mg/hari selama 2 minggu dan dosis penuh untuk selanjutnya sambil dievaluasi untuk setiap efek samping yang timbul. Beberapa ahli tidak menganjurkan hal ini karena hal ini dapat memicu timbulnya resistance terhadap nevirapine dengan mudah dan cepat jika konsentrasi dalam darah rendah. Penggunaan steroid untuk pencegahan tidak ada gunanya! Andrew Carr dan David Cooper dalam penelitian mereka melaporkan bahwa penggunaan antihistamine, steroid dan teknik desensitasi masih tetap dapat menyebabkan timbulnya kemerahan. Standard (n=166) AntiH (n=93) p Prednisone (n=93) p Desens (n=107) p Rash 18 7% 8 8% % % 0 09 Withdrawal 8 5% 5 3% % % 0 2 AntiH= AntiHistaminics; Desens = Desensitisation Incidence of nevirapine rash with different interventions Pengobatan harus dihentikan jika rash semakin memburuk dan jika terjadi efek samping pada hati (hepatitis), Steven Johnson syndrome, Toxic Epidermolytic Necrosis. Figure 1: Drug hypersensitivity reaction Panel 1: Clinical features of HIV-associated drug hypersensitivity Principal features Figure 2 : Stevens Johnson syndrom Referensi Carr A, Cooper DA. Adverse effects of antiretroviral therapy. Lancet 2000; 356: Pablo Barreiro, *Vincent Soriano, Juan González-Lahoz. Prevention of nevirapine associated rash, Lancet 2001; 357: The Stanford Guide To HIV/AIDS Therapy Warren KJ, Boxwell DE, Kim NY, et al. Nevirapineassociated Stevens-Johnson syndrome. Lancet 1998; 351: 567 5

6 Prednison Tidak Mengurangi Risiko Ruam Nevirapine Oleh Brian Boyle, MD, 14 Mei 2003 Nevirapine, sebuah analog non-nukleosida mempunyai dua toksisitas utama: toksisitas pada hati, dan ruam kulit. Pada beberapa pasien, toksisitas ini dapat parah, bahkan gawat. Pada penelitian internasional open-label, prospektif, serta secara acak yang berlangsung selama 24 minggu, dan diterbitkan pada Journal of Acquired Immune Deficiency Syndromes, para peneliti yang dipimpin oleh Julio Montaner menyelidiki apakah prednison yang diberi selama dua minggu dapat mengurangi risiko ruam terkait nevirapine. Dalam penelitian, 138 pasien yang memulai terapi antiretroviral yang mengandung nevirapine dibagi secara acak untuk menerima nevirapine dan prednison open-label (40mg sekali sehari selama 14 hari) atau nevirapine sendiri. Sesuai dengan aturan, nevirapine diberikan dengan dosis awal 200mg sekali sehari selama dua minggu pertama, kemudian ditingkatkan menjadi 200mg dua kali sehari. Para peneliti menemukan bahwa selama enam minggu pertama pengobatan, kejadian ruam tidak berkurang pada pasien yang menerima prednison bersama dengan nevirapine. Kejadian ruam untuk kelompok prednison dan adalah 23 dari 69 (33 persen) dan untuk kelompok non-prednison 13 dari 69 (19 persen) (p=0,984). Lagi pula, ada kecenderungan mengalami ruam yang lebih parah (7 persen dibandingkan 1 persen berturut-turut) dan lebih banyak penghentian terapi akibat ruam (16 persen dibandingkan 9 persen berturut-turut) pada kelompok-kelompok penerima prednison. Faktor risiko untuk ruam terkait nevirapine termasuk jumlah CD4 yang lebih tinggi sebelum terapi, viral load yang lebih rendah, jenis kelamin perempuan, dan kepekatan nevirapine yang lebih tinggi pada lambung. Berdasarkan data ini, para penulis menyimpulkan, Penelitian ini menunjukkan bahwa terapi dua minggu berturut-turut dengan prednison tidak mengurangi kejadian ruam terkait nevirapine. Penggunaan prednison tidak diusulkan untuk mencegah ruam pada pasien yang menerima nevirapine. Referensi: J Montaner and others. Randomized, Controlled Study of the Effects of a Short Course of Prednisone on the Incidence of Rash Associated With Nevirapine in Patients Infected With HIV-1. Journal of Acquired Immune Deficiency Syndromes 2003;33: d.h tml 6 Sikap adalah Kunci dalam Kepatuhan pada Pengobatan Penelitian Mengesankan Sikap Apakah yang Sebaiknya Diamati Dari AIDS Alert, 1 Maret 2003 Sebuah penelitian yang kecil di Chicago, AS, mengesankan bahwa sikap tentang HIV/AIDS di antara orang terinfeksi HIV dapat diuraikan dalam tipe yang meramalkan hasilnya pasien dalam kepatuhan pada pengobatan. Orang yang akan berhasil jangka waktu yang panjang adalah berbeda dengan mereka yang tidak begitu berhasil, terutama terkait dengan kemampuan untuk patuh pada pengobatan. Ini menurut Dr. John Flaherty, lektor kedokteran di Northwestern University, AS. Saya rasa kami meluangkan sebagian besar waktu kami di klinik menghadapi masalah ini. Tujuh puluh dua pasien HIV diberi 34 pernyataan, dan diminta mengurutkannya berdasarkan apakah mereka setuju atau tidak setuju. Bagian pertama angket mengenai demografik, obat-obatan yang dipakai oleh pasien, dan penyakitnya. Bagian kedua mencakup mengurutkan berbagai pernyataan sikap. Kepatuhan pada pengobatannya ditentukan melalui angket laporan sendiri, ditambah dengan hasil dari tes viral load dan tes resistansi. Analisis mengungkapkan lima macam sikap pasien yang berbeda, seperti berikut: * Diberdaya: Pasien yang berpengetahuan tentang HIV/AIDS, dan mengapa penting memakai obat antiretroviral. Kepatuhan pada pasien dalam kelompok ini tertinggi, kata dr. Farheen Ali, penulis bersama dan dosen penyakit menular di Universitas Chicago. * Tergantung: Pasien yang dapat digambarkan sebagai depresi. Mereka mengaku dirinya sangat tergantung pada dukungan dari dokter dan keluarga, menurut Ali. Mereka tidak mengerti mengapa mereka harus memakai obat, tetapi hanya memakainya karena diperintah. * Malu: Kelompok ini terutama mengungkapkan rasa malu dan kesalahan tentang penyakitnya, kata Ali. Mereka merasa dirinya bertanggung jawab atas terinfeksi HIV. Kelompok ini cenderung lebih patuh. * Optimis: Pasien HIV yang dapat digambarkan sebagai sangat optimis, yang menganggap dirinya baik, dan yang merencanakan untuk terus memakai obat, kata Ali. Walaupun mereka Sahabat Senandika No. 11

7 cenderung tidak tahu begitu banyak atau memahami tentang penyakitnya, mereka tampaknya patuh. * Penyangkal: Pasien HIV yang terutama menyatakan bahwa mereka yakin jangka waktu kehidupannya tidak akan terpotong. Pasien ini membutuhkan banyak dukungan akibat harapan dan anggapan yang tidak realistis, kata Ali. Pasien ini semua mempunyai alasan mengapa kelupaan pengobatan, misalnya tertidur atau tidak di rumah. Maka tampaknya mereka merasa semuanya akan beres, tetapi mereka enggan menghadapi pengobatannya. Kelompok penyangkal juga melaporkan bahwa mereka belum menerima semua informasi yang mereka butuhkan dari dokter, dan tampaknya tidak percaya penuh dengan petugas layanan kesehatan, Ali tambahkan. Karena kelompok yang diteliti kecil, perbedaan tidak bermakna secara statistik, dan penelitian lanjutan dibutuhkan untuk mengkonfirmasikan penemuan, kata Flaherty. Adalah sangat penting agar dokter dapat merujuk pasien pada pekerja sosial, psikiater, dan yang lain yang dapat membantunya dengan masalah jiwa yang berdampak pada kepatuhan, kata Flaherty. Tips Tips Bulan Ramadhan, bulan yang ditunggu oleh umat Muslim untuk mendapatkan amalan yang lebih besar daripada bulan-bulan lainnya. Umat Muslim semuanya pasti ingin menunaikan ibadah puasa tapi bagaimana yang sudah minum Antiretroviral yang dituntut kepatuhannya? Odha Muslim yang sudah menjalankan ART memang tidak bisa puasa karena ARV harus diminum per- 12 jam sedangkan puasa memerlukan waktu 14 jam. Alternatifnya harus bayar Fidyah. Odha yang CD4-nya diatas 200 dan belum memulai ART jika merasa mampu berpuasa, diperbolehkan tapi kalau tidak, sebaiknya jangan dipaksakan. Pojok Info Buku laporan kunjungan penguatan daerah Sudah diinformasikan pada Sahabat Senandika bulan lalu, bahwa tanggal 16 September 2003, Spiritia mengadakan diseminasi kunjungan penguatan daerah di ruang rapat Menko Kesra. Untuk yang berminat memiliki buku laporan kunjungan penguatan daerah silakan menghubungi Yayasan Spiritia via telepon fax atau yayasan_spiritia@yahoo.com. Kami akan mengirimkan secara cuma-cuma. Oktober

8 Konsultasi Tanya jawab T: Saya memakai obat ARV dengan kombinasi tiga obat -AZT, 3TC dan NVP. Setelah sepuluh hari saya mengalami demam, mual, muntah, ruam dan gatal di seluruh tubuh. Dokter saya menganjurkan untuk berhenti memakai NVP dan menggantinya dengan EFV. Akan tetapi EFV dapat menggangu janin jika saya ingin hamil. Yang menjadi pertanyaan saya bolehkah saya memakai ARV dengan kombinasi dua obat saja? J: memakai obat ARV dengan dua kombinasi bisa efektif hanya untuk sementara, kebayakan kurang dari empat bulan dan tidak hanya akan mengalami kegagalan dalam terapi tapi juga mengakibatkan resistant (kebal) terhadap dua kombinasi yang anda minum dan kemungkinan obat dari keluarga yang sama. Misalnya; anda minum AZT dan 3TC, setelah beberapa waktu, risiko yang paling besar adalah resistant tidak hanya terhadap AZT dan 3TC tapi juga d4t dan ddi. Jadi, sebaiknya anda memulai lagi dengan 3 kombinasi secepatnya. Ruam karena NVP adalah hal yang biasa: sampai dengan 20% tapi kebanyakan pasien bisa bertahan. 2% mengalami demam juga dan mereka harus berhenti. Jika terjadi demam lebih baik diganti dengan EFV. Tapi mengganti dengan EFV tidak selalu baik seperti kasus anda. Secara resmi, saya tidak bisa merekomendasikan untuk memulai NVP lagi tapi anda harus mempertimbangkan untuk memulai anti-histamin (obat untuk alergi, mis; CTM, Incidal dll). Jangan lupa untuk memulai NVP dengan dosis setengah selama 2 minggu. Jika demam lagi, anda harus menghentikan dan jangan pernah memulai lagi. Positive Fund Laporan Keuangan Positif Fund Periode Oktober 2003 Saldo awal 1 Oktober ,687,200 Penerimaan di bulan Oktober ,000 Total penerimaan 12,187,200 Pengeluaran selama bulan Oktober: Item Jumlah Pengobatan 150,000 Transportasi 300,000 Komunikasi - Peralatan / Pemeliharaan 192,775 Modal Usaha - Total pengeluaran 642,775 Saldo akhir Positive Fund per 30 Okt 11,544,425 Sahabat Senandika Diterbitkan sekali sebulan oleh Yayasan Spiritia dengan dukungan THE FORD FOUNDATION Kantor Redaksi: Jl Radio IV/10 Kebayoran Baru Jakarta Telp: (021) Fax: (021) yayasan_spiritia@yahoo.com Editor: Hertin Setyowati Copyright 2002 Yayasan Spiritia. Izin dikeluarkan bukan untuk diperdagangkan, sehingga bila mengutip isinya Anda harus mencantumkan sumber (termasuk alamat dan nomor telepon). Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. 8 Sahabat Senandika No. 11

Pemberian ARV pada PMTCT. Dr. Janto G. Lingga,SpP

Pemberian ARV pada PMTCT. Dr. Janto G. Lingga,SpP Pemberian ARV pada PMTCT Dr. Janto G. Lingga,SpP Terapi & Profilaksis ARV Terapi ARV Penggunaan obat antiretroviral jangka panjang untuk mengobati perempuan hamil HIV positif dan mencegah MTCT Profilaksis

Lebih terperinci

HIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi

HIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi Prakata Dengan semakin banyak perempuan di Indonesia yang terinfeksi HIV, semakin banyak anak juga terlahir dengan HIV. Walaupun ada cara untuk mencegah penularan HIV dari ibu-ke-bayi (PMTCT), intervensi

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 14, Januari 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Mengikuti Konferensi Internasional Oleh Siradj Okta Salah satu program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem kekebalan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AIDS (Accquired Immunodeficiency Syndrom) adalah stadium akhir pada serangkaian abnormalitas imunologis dan klinis yang dikenal sebagai spektrum infeksi Human Immunodificiency

Lebih terperinci

Pemutakhiran Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Ba

Pemutakhiran Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Ba Pemutakhiran Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Ba Dr. Muh. Ilhamy, SpOG Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas, Depkes RI Pertemuan Update Pedoman Nasional PMTCT Bogor, 4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah HIV merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS dan menyebabkan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT) LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan ODHA Dalam Menjalani Terapi Antiretroviral di Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan Tahun 2012

Lebih terperinci

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia SERI BUKU KECIL HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan Buku ini adalah terjemahan dan penyesuaian dari HIV, Pregnancy

Lebih terperinci

BAB II PENDAHULUANN. Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di

BAB II PENDAHULUANN. Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di 1 BAB II PENDAHULUANN 1.1 Latar Belakangg Humann Immunodeficiencyy Viruss (HIV) / Acquired Immuno Deficiency Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di dunia, dimana jumlah

Lebih terperinci

XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV

XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV Tuberkulosis (TB) mewakili ancaman yang bermakna pada kesehatan

Lebih terperinci

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Edy Bachrun (Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Kepatuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan permasalahan penyakit menular seksual termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan kualitatif. HIV merupakan

Lebih terperinci

Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai?

Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? Spiritia seri buku kecil hiv-aids 2016 Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? HEALTH Spiritia seri buku kecil hiv-aids 2016 Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? Chris W Green Spiritia Jl. Kemiri No.10, Gondangdia,

Lebih terperinci

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN DAN PERSEPSI PENDERITA HIV/AIDS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG TENTANG PENYAKIT AIDS DAN KLINIK VCT TERHADAP TINGKAT PEMANFAATAN

Lebih terperinci

Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS

Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR072010031 Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS Asuhan Keperawatan Wanita Dan Anak Dengan HIV/AIDS 1. Pencegahan Penularan HIV pada Wanita dan

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. dikaitkan dengan tujuan penelitian maupun penelitian terdahulu.

BAB VI PEMBAHASAN. dikaitkan dengan tujuan penelitian maupun penelitian terdahulu. BAB VI PEMBAHASAN Pada bab ini menguraikan tentang pembahasan hasil penelitian yang dikaitkan dengan tujuan penelitian maupun penelitian terdahulu. 6.1 Gambaran pengetahuan dan karakteristik responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) pertamakali ditemukan di propinsi Bali, Indonesia pada tahun 1987 (Pusat Data dan Informasi

Lebih terperinci

Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang. Bagaimana HIV menular?

Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang. Bagaimana HIV menular? Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang HIV berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Ini adalah retrovirus, yang berarti virus yang mengunakan sel tubuhnya sendiri

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 28, Maret 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Pendidik Pengobatan Lampung, 14 20 Maret 2005 Oleh Odon Bayu Pradjanto Pertengahan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 21, Agustus 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Pengalaman... Laporan Program ARV di Afrika Selatan Oleh Keith Alcorn, 27 April 2004 Para peneliti

Lebih terperinci

Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak:

Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak: Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak: Menuju akses universal Oleh: WHO, 10 Juni 2010 Ringkasan eksekutif usulan. Versi awal untuk perencanaan program, 2010 Ringkasan eksekutif Ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan retrovirus yang menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsi. Selama infeksi berlangsung,

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 27, Februari 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha se-jawa Oleh Siradj Okta Yayasan Spiritia baru saja menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan masalah kesehatan global yang menjadi perbincangan masyarakat di seluruh

Lebih terperinci

Pelatihan Pendidik Pengobatan

Pelatihan Pendidik Pengobatan Yayasan Spiritia Pelatihan Pendidik Pengobatan Latar Belakang Kami di Spiritia sering diminta menjadi penyelenggara pelatihan Pendidik Pengobatan untuk kelompok dukungan sebaya atau organisasi lain. Walaupun

Lebih terperinci

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) Kementerian Kesehatan RI (4),

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) Kementerian Kesehatan RI (4), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi dari virus HIV (Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER. kesukarelaan dan bersedia mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya.

LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER. kesukarelaan dan bersedia mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya. LAMPIRAN 1 KUESIONER LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER Saya bertandatangan di bawah ini: Nama : Umur : Setelah membaca penjelasan di atas, maka dengan ini menyatakan saya bersedia ikut berpatisipasi

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome atau yang kita kenal dengan HIV/AIDS saat ini merupakan global health issue. HIV/AIDS telah

Lebih terperinci

X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi

X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi Kepatuhan yang kurang, tingkat obat yang tidak cukup, resistansi

Lebih terperinci

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan SERI BUKU KECIL HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Johar Baru, Jakarta 10560 Telp: (021) 422 5163, 422 5168, Fax: (021) 4287 1866, E-mail: info@spiritia.or.id, Situs

Lebih terperinci

Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai?

Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai? SERI BUKU KECIL Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai? Oleh Chris W. Green Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Johar Baru, Jakarta 10560 Telp: (021) 422 5163, 422 5168, Fax: (021) 4287 1866, E-mail: info@spiritia.or.id,

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 54, Mei 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha Wilayah Jawa II. Salatiga, 6-10 Mei 2007 Oleh: Dhayan Dirgantara Pertemuan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 18, Mei 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Akreditasi Fasilitas Layanan Kesehatan Oleh Babe Saya mengikuti WHO Consultation on Accreditation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai infeksi disebut dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

BAB I PENDAHULUAN. berbagai infeksi disebut dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) telah dikenal sejak tahun 1983 dan termasuk dalam golongan retrovirus. HIV menyerang sistem imun yang secara bertahap akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human immunodeficiency virus (HIV) adalah suatu jenis retrovirus yang memiliki envelope, yang mengandung RNA dan mengakibatkan gangguan sistem imun karena menginfeksi

Lebih terperinci

VI. Mulai dengan apa rejimen lini pertama yang diusulkan untuk bayi dan anak

VI. Mulai dengan apa rejimen lini pertama yang diusulkan untuk bayi dan anak ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) VI. Mulai dengan apa rejimen lini pertama yang diusulkan untuk bayi dan anak Pertimbangan untuk pengobatan dengan pendekatan

Lebih terperinci

Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV

Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) IV. Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV Bagian ini merangkum usulan WHO untuk menentukan adanya infeksi HIV (i) agar memastikan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 43, Juni 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan United Nations General Assembly Special Session on HIV/AIDS. New York, 31 Mei - 2 Juni

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. tertinggi dia Asia sejumlah kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. tertinggi dia Asia sejumlah kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKAA 2.1 Epidemiologi HIV/AIDS Secara global Indonesia menduduki peringkat ketiga dengan kasusa HIV tertinggi dia Asia sejumlah 380.000 kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah untuk menampung orang-orang yang melanggar

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah untuk menampung orang-orang yang melanggar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Pemasyarakatan (LP) merupakan suatu lembaga yang berada di bawah naungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Lembaga tersebut disediakan oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah gejala atau

I. PENDAHULUAN. Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah gejala atau I. PENDAHULUAN Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah gejala atau infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusiaakibat infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

PROFIL Kelompok Penggagas Kasih Plus Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS Kediri - Jawa Timur

PROFIL Kelompok Penggagas Kasih Plus Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS Kediri - Jawa Timur PROFIL Kelompok Penggagas Kasih Plus Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS Kediri - Jawa Timur Kasih Plus... Merupakan sebuah Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS yang menjadi Penggagas untuk Kelompok Dukungan

Lebih terperinci

SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mencapai gelar Sarjana Farmasi ( S1 )

SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mencapai gelar Sarjana Farmasi ( S1 ) STUDI PENGGUNAAN ANTIRETROVIRAL PADA PENDERITA HIV(Human Immunodeficiency Virus) POSITIF DI KLINIK VOLUNTARY CONSELING AND TESTING RSUD dr. SOEBANDI JEMBER Periode 1 Agustus 2007-30 September 2008 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh BNN dan Puslitkes UI pada 10 kota besar di Indonesia

Lebih terperinci

Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas. Update pengobatan HIV. Penyembuhan. Perkembangan obat. Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas

Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas. Update pengobatan HIV. Penyembuhan. Perkembangan obat. Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas Update tentang Pengobatan HIV 1. Perkenalkan diri serta pengalaman Anda. Perkenalkan sesi ini sebagai ringkasan yang sangat singkat mengenai perkembangan dalam perawatan,

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 24, November 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Kunjungan ke Afrika Selatan (bagian II) Oleh Babe Kunjungan ke MSF Khayelitsha Pada

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 45, Agustus 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Konferensi AIDS Internasional XVI, Toronto, 13-18 Agustus 2006 Oleh: Siradj Okta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) semakin nyata menjadi masalah kesehatan utama diseluruh dunia (Yasin

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain Penelitian yang dipilih adalah rancangan studi potong lintang (Cross Sectional). Pengambilan data dilakukan secara retrospektif terhadap data

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 37, Desember 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Partisipasi Spiritia dalam workshop PMI Oleh: O. Baju. Bradjanto Pada tanggal 12

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Joint United National Program on

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Joint United National Program on BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) saat ini merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia. Berdasarkan data yang

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 33, Agustus 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan menjadi Fasilitator perempuan positif se-asia Tenggara Jakarta, 14-20 Agustus

Lebih terperinci

INFORMASI TENTANG HIV/ AIDS. Divisi Tropik Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU

INFORMASI TENTANG HIV/ AIDS. Divisi Tropik Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU INFORMASI TENTANG HIV/ AIDS TAMBAR KEMBAREN Divisi Tropik Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU 1 PENGENALAN HIV(Human Immunodeficiency Virus) ad alah virus yang menyerang SISTEM KEKEBALAN tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 5, April 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Pidato Suzana Murni pada 6th ICAAP Melbourne Memecah Penghalang Pada Oktober 2001, Suzana Murni memberi

Lebih terperinci

Oleh: Logan Cochrane

Oleh: Logan Cochrane Oleh: Logan Cochrane Pengenalan P. Kepanjangan dari apakah HIV itu? J.Human Immuno-deficiency Virus P. Kepanjangan dari apakah AIDS? J. Acquired Immune Deficiency Syndrome Keduanya memiliki hubungan sebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired

Lebih terperinci

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS INFORMASI TENTANG HIV/AIDS Ints.PKRS ( Promosi Kesehatan Rumah Sakit ) RSUP H.ADAM MALIK MEDAN & TIM PUSYANSUS HIV/AIDS? HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 54 BAB IV HASIL PENELITIAN Bab ini membahas hasil penelitian pada setiap variabel yang sudah direncanakan. Proses pengambilan data dilakukan di RSUD Tidar kota Magelang dari 30 Desember 2015 sampai 7 Januari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV di Indonesia masih menjadi masalah yang serius dan komplek serta menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di Indonesia juga masih tinggi,

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan untuk Responden. Respon Keluarga Terhadap Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) Perempuan Dampingan Rumah Singgah Caritas

Daftar Pertanyaan untuk Responden. Respon Keluarga Terhadap Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) Perempuan Dampingan Rumah Singgah Caritas Daftar Pertanyaan untuk Responden Respon Keluarga Terhadap Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) Perempuan Dampingan Rumah Singgah Caritas Pengembangan Sosial Ekonomi Medan DAFTAR KUESIONER Petunjuk Pengisian:

Lebih terperinci

Ⅱ-1 Berobat (Menggunakan Fasilitas Pengobatan )

Ⅱ-1 Berobat (Menggunakan Fasilitas Pengobatan ) Ⅱ-1 Berobat (Menggunakan Fasilitas Pengobatan ) 1. Pengobatan di Jepang Teknologi Kedokteran Jepang mempunyai tingkat teknologi yang tinggi, akan tetapi pada umumnya dokter tidak menjelaskan secara rinci

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Penelitian Bukti dari adanya epidemi AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) ditemukan pada pertengahan antara musim semi dan musim dingin di tahun 1980. Antara

Lebih terperinci

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala. oleh adanya infeksi oleh virus yang disebut Human Immuno-deficiency Virus

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala. oleh adanya infeksi oleh virus yang disebut Human Immuno-deficiency Virus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh adanya infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) merupakan salah satu penyakit infeksi menular seksual yang bersifat kronis. Menurut Direktorat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masing-masing. Pelayanan publik dilakukan oleh pemerintah baik di tingkat

I. PENDAHULUAN. masing-masing. Pelayanan publik dilakukan oleh pemerintah baik di tingkat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan tanggung jawab Negara dan pemerintah yang kemudian dilaksanakan oleh instansi pemerintah sesuai dengan bidangnya masing-masing. Pelayanan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha. Daftar Isi

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha. Daftar Isi Yayasan Spiritia No. 32, Juli 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Keterampilan Kelompok Dukungan Sebaya Oleh: Siradj Okta Pada tanggal 14 sampai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV atau Human Immunodeficiency Virus merupakan suatu jenis virus yang menyerang sel darah putih sehingga menyebabkan kekebalan tubuh manusia menurun. AIDS atau Acquired

Lebih terperinci

PENELITIAN TENTANG PENGETAHUAN HIV&AIDS DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN BERISIKO HIV&AIDS

PENELITIAN TENTANG PENGETAHUAN HIV&AIDS DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN BERISIKO HIV&AIDS Lampiran 1 PENELITIAN TENTANG PENGETAHUAN HIV&AIDS DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN BERISIKO HIV&AIDS Daftar pertanyaan ini bertujuan untuk mengumpulkan data tentang hubungan pengetahuan HIV&AIDS dengan perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan epidemi HIV (Human Immunodefisiency virus) dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan epidemi HIV (Human Immunodefisiency virus) dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan epidemi HIV (Human Immunodefisiency virus) dan AIDS (Acquired Immunodefisiency Syndrom) merupakan krisis global dan tantangan yang berat bagi pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Infeksi Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang menimbulkan masalah besar di dunia.tb menjadi penyebab utama kematian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus ribonucleic acid (RNA) yang termasuk family retroviridae dan genus lentivirus yang menyebabkan penurunan imunitas tubuh.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Indonesia, berbeda dengan Indonesia

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 29, April 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Peningkatan Pemahaman HIV/AIDS Se- Sumatera Oleh: Siradj Okta Pada bulan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG Menimbang: a. bahwa HIV merupakan virus perusak sistem kekebalan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan

I. PENDAHULUAN. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal mendasar dan tidak dapat dielakkan dalam kehidupan. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan dengan berkomunikasilah

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No.10, September 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Jalan-jalan Kunjungan ke Thailand Bangkok, Thailand, 13-16 September 2003 Oleh Hertin Setelah selesai

Lebih terperinci

HIV AIDS, Penyakit yang Belum Teratasi Namun Bisa Dicegah

HIV AIDS, Penyakit yang Belum Teratasi Namun Bisa Dicegah HIV AIDS, Penyakit yang Belum Teratasi Namun Bisa Dicegah Oleh : H. Deddy Ismail, MM Pengelola Program HIV-AIDS dan IMS Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Apa yang terpikir dalam benak Anda sewaktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada Millenium Development Goals (MDGs), memiliki 5 pondasi yaitu manusia,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. imuno kompromis infeksius yang berbahaya, dikenal sejak tahun Pada

I. PENDAHULUAN. imuno kompromis infeksius yang berbahaya, dikenal sejak tahun Pada 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu penyakit imuno kompromis infeksius yang berbahaya, dikenal sejak tahun 1981. Pada tahun 1983, agen penyebab

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Tidak ada negara yang terbebas dari HIV/AIDS. (1) Saat ini

Lebih terperinci

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti Ragu? Jangan cuma Ikut VCT, hidup lebih pasti Sudahkah anda mengetahui manfaat VCT* atau Konseling dan Testing HIV Sukarela? *VCT: Voluntary Counselling and Testing 1 VCT atau Konseling dan testing HIV

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini masih terdapat banyak penyakit di dunia yang belum dapat diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan kesehatan yang sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia dan merupakan penyebab kematian bagi penderitanya. Penyakit menular adalah penyakit

Lebih terperinci

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Disampaikan pada Lecture Series Pusat Penelitian HIV/AIDS UNIKA ATMAJAYA: Peranan Bidan dalam Mendukung

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 4, Maret 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Kunjungan ke Papua Maret ini, Yuni sama saya diminta oleh proyek AusAID untuk melanjutkan survei tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) berarti kumpulan gejala dan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) berarti kumpulan gejala dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sel darah putih bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia dan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERDANG BEDAGAI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis Apakah hepatitis? Hepatitis adalah peradangan hati. Ini mungkin disebabkan oleh obat-obatan, penggunaan alkohol, atau kondisi medis tertentu. Tetapi dalam banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi masalah yang serius bagi dunia kesehatan. Menurut data World Health

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 9, Agustus 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Jalan-jalan Kunjungan ke Lampung Oleh Babe Dalam rangka kunjungan penguatan daerah, sebuah tim Spiritia

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 26, Januari 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Diseminasi Hasil Proyek Dokumentasi Pelanggaran HAM terhadap Odha Fase 2 Jakarta,

Lebih terperinci

Dampak Perpaduan Obat ARV pada Pasien HIV/AIDS ditinjau dari Kenaikan Jumlah Limfosit CD4 + di RSUD Dok II Kota Jayapura

Dampak Perpaduan Obat ARV pada Pasien HIV/AIDS ditinjau dari Kenaikan Jumlah Limfosit CD4 + di RSUD Dok II Kota Jayapura PLASMA, Vol. 1, No. 2, 2015 : 53-58 Dampak Perpaduan Obat ARV pada Pasien HIV/AIDS ditinjau dari Kenaikan Jumlah Limfosit CD4 + di RSUD Dok II Kota Jayapura Comparison of the Efficacy of ARV Combination

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga berpengaruh terhadap keadaan sosioekonomi meskipun berbagai upaya. penyakit ini (Price & Wilson, 2006; Depkes RI 2006).

BAB I PENDAHULUAN. juga berpengaruh terhadap keadaan sosioekonomi meskipun berbagai upaya. penyakit ini (Price & Wilson, 2006; Depkes RI 2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV/AIDS telah menjadi pandemi yang mengkhawatirkan dan salah satu tantangan kesehatan masyarakat yang paling signifikan di dunia (WHO, 2015), karena disamping belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah berkembangnya Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Masalah HIV/AIDS yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah berkembangnya Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Masalah HIV/AIDS yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya pembangunan fisik dan pertambahan penduduk di suatu kota dan perubahan sosial budaya yang tidak sesuai dan selaras, menimbulkan berbagai masalah antara

Lebih terperinci

INSIDENSI HEPATITIS B PADA PASIEN HIV- AIDS DI KLINIK VCT PUSYANSUS RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN DARI JANUARI TAHUN DESEMBER TAHUN 2012

INSIDENSI HEPATITIS B PADA PASIEN HIV- AIDS DI KLINIK VCT PUSYANSUS RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN DARI JANUARI TAHUN DESEMBER TAHUN 2012 INSIDENSI HEPATITIS B PADA PASIEN HIV- AIDS DI KLINIK VCT PUSYANSUS RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN DARI JANUARI TAHUN 2010- DESEMBER TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH Oleh: THILAKAM KANTHASAMY 100 100 415 FAKULTAS

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 16, Maret 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan UNOHCHR Expert Meeting di Bangkok Oleh Frika Tanggal 23-24 Maret 2004, UNOHCHR (United

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Menurut Center

Lebih terperinci