Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha"

Transkripsi

1 Yayasan Spiritia No. 43, Juni 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan United Nations General Assembly Special Session on HIV/AIDS. New York, 31 Mei - 2 Juni 2006 Oleh: Caroline Thomas Pada tanggal 31 Mei-2 Juni 2006, telah diselenggarakan di New York, Pertemuan Tingkat Tinggi dan Kajian Komprehensif mengenai Kemajuan Dalam Memenuhi Target Deklarasi Komitmen Mengenai HIV/AIDS dimana Indonesia mengirimkan satu delegasi untuk berpartisipasi dalam pertemuan tersebut. Delegasi Indonesia yang ikut dalam pertemuan tersebut adalah: Dr. Nafsiah Mboi sebagai utusan khusus Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, dr. Rosmini Day (Direktur P2ML, Ditjen PP&PL Depkes RI), dr. Vonny Silfanus (Manajer Global Fund), Aisyah Wahid Badawi (Anggota Komisi VIII, DPR RI), Nursyahbani Katjasungkana (Anggota Komisi III, DPR RI), Ninuk Sumaryani Widyantoro (Yayasan Kesehatan Perempuan), Esthi Susanti (Direktur Hotline Surabaya), Sardjono Sigit (Direktur GAYa Nusantara), Caroline Thomas (Staf Profesional Yayasan Spiritia), Sekar Wulan Sari (Direktur Yayasan Stigma), dan Rico Gustav (Direktur Yayasan PITA). Seperti yang terlihat dari daftar delegasi Indonesia tahun ini, jumlah delegasi dari komunitas dan dari pemerintah hampir sama banyaknya. Hal ini merupakan langkah yang baik bagi keterlibatan komunitas dalam proses deklarasi internasional untuk HIV/AIDS. Pertemuan ini pada umumnya mengkaji kembali kemajuan komitmen yang telah dibuat pada tahun 2001 dan untuk membuat komitmen yang baru terhadap pencegahan dan penanggulangan HIV/ AIDS. Sorotan yang terpenting dari hasil deklarasi politis yang dibuat ini adalah: Bagian pertama dari Deklarasi ini menyorot tentang Keprihatinan. Bagian ini menyatakan bahwa adanya keprihatinan di berbagai sektor seperti sektor sumber dana yang meningkat namun juga adanya peningkatan yang signifikan dari jumlah Odha di seluruh dunia. Selain itu, program pencegahan dianggap gagal karena kelompok rentan kurang diperhatikan dan banyak masalah seperti pencegahan transmisi HIV dikalangan pengguna napza suntik, kurangnya kondom untuk wanita, belum adanya microbisida yang efektif, kurangnya program pencegahan transmisi HIV dari ibu ke anak, dan kurangnya obat-obatan ARV untuk anak. Selain itu, manajemen program dan dana masih kurang efektif. Bagian kedua dari Deklarasi ini menyorot tentang pengakuan bahwa kita sebenarnya sadar dan tahu apa yang harus kita lakukan. Bagian ketiga dari Deklarasi ini menyorot tentang pembaharuan komitmen untuk bekerja bersama dalam program pencegahan dan penanggulan HIV secara global. Sebagai implementasi deklarasi politis di Indonesia yang merupakan tanggung jawab semua pihak, kita sepakat untuk: Daftar Isi Laporan Kegiatan 1 United Nations General Assembly Special Session on HIV/AIDS. New York, 31 Mei-2 Juni Pelatihan Keterampilan Pembentukan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) 2 Pengetahuan adalah kekuatan 3 Usulan AS tentang TDF/ddI/NNRTI & LPV/r 3 Terapi Berdenyut: Penelitian FOTO 4 Ralat 4 Pojok Info 5 Situs Web Yayasan Spiritia 5 Tips untuk Odha 5 Tanya Jawab 6 Positive Fund 6 Laporan Keuangan Positive Fund 6 Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.

2 1. Membuat strategi nasional, rencana strategi dan rencana tahunan yang transparan, akuntabel, dan efektif. 2. Peningkatan upaya perawatan, dukungan dan pengobatan sehingga mencapai Universal Access. 3. Peningkatan usaha di bidang hak asasi manusia sehingga stigma dan diskriminasi dapat berkurang dan jika bisa dihilangkan. 4. Peningkatan peraturan perundangan yang pada akhirnya dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk seluruh program pencegahan, perawatan, dukungan dan pengobatan. 5. Peningkatan kemitraan lokal, nasional, regional dan internasional dalam hal sumber dana, sumber daya dan teknologi. 6. Peningkatan penelitian dan studi untuk meningkatkan efektifitas pencegahan, pengobatan lini kedua, dll sehingga mutu hidup Odha bisa meningkat. 7. Peningkatan sistem pemantauan dan evaluasi. Evaluasi yang didapat dari keseluruhan proses Pertemuan Tingkat Tinggi UNGASS ini adalah beberapa dari anggota delegasi merasa tidak dilibatkan secara penuh dalam proses ini. Selain itu, persiapan pertemuan ini tidak cukup maksimal sehingga beberapa kesulitan dihadapi oleh beberapa anggota delegasi. Banyak hal yang direkomendasikan untuk pelaksanaan proses deklarasi yang akan datang namun yang terpenting adalah adanya persiapan yang matang dan baik dari semua pihak. Pelatihan Keterampilan Pembentukan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Oleh: Siradj Okta Odha (orang terinfeksi HIV) maupun Ohidha (orang terpengaruh oleh HIV) memiliki kebutuhan unik. Berbeda dengan orang yang hidup dengan virus atau infeksi lain, Odha ataupun orang terdekatnya (Ohidha) harus menghadapi stigma/ cap buruk dan perlakuan diskriminatif dari masyarakat karena sebagian masyarakat belum paham betul tentang HIV/AIDS. Adanya stigma dan diskriminasi itu membuat orang yang baru mengetahui dirinya HIV positif merasa terkucilkan dan memutus harapan-harapan dan rasa percaya dirinya. Sekaligus memunculkan kebutuhankebutuhan yang tidak dapat dipenuhi sendiri sebagai individu, misalnya kebutuhan akan teman curhat, informasi pengobatan, dukungan spiritual, dukungan kepatuhan minum obat, pelayanan kesehatan, aktualisasi diri, dll. Oleh karena itu dukungan moril dan informasi dari sesama Odha sangat bermanfaat. Pengalaman dari Odha lain mengenai bagaimana menghadapi permasalahan diri sebagai Odha menjadi sumber motivasi bagi sesama. Unsur kenyamanan dalam berbagi juga terjaga jika ada unsur kesamaan atau kesebayaan, juga kenyamanan dalam hal saling menjaga kerahasiaan. Kegiatan saling mendukung satu sama lain sesama Odha dapat menjadi awal terbentuknya sebuah kelompok yang dalam perkembangannya dapat memberikan manfaat kepada lebih banyak Odha, dan menjadi wadah keterlibatan Odha dalam penanggulangan AIDS yang lebih besar. Pertemuan awal seorang Odha dengan Odha lain biasanya dapat dibantu oleh perantaraan konselor, dokter, LSM ataupun aktivis yang peduli berdasarkan permintaan dan keinginan dari si Odha sehingga tidak ada unsur paksaan atau pembocoran kerahasiaan. Pembentukan dan pengembangan sebuah kelompok dukungan sebaya dapat terdorong maju dengan adanya pusat layanan konseling dan tes HIV sukarela (lebih dikenal dengan VCT:Voluntary Counselling and Testing) yang dapat langsung melakukan rujukan-rujukan. 2 Sahabat Senandika No. 43

3 Sekarang sudah terbentuk 66 kelompok dukungan sebaya Odha maupun Ohidha di 24 provinsi di Indonesia. Kelompok-kelompok tersebut terbentuk dengan keragamannya sendiri, ada kelompok khusus Odha pecandu, kelompok Odha waria, kelompok orang tua yang anaknya Odha, kelompok yang anggotanya Odha saja, kelompok yang campur Odha dengan Ohidha, kelompok yang mendukung kelompok lain, dsb. Semuanya terbentuk sesuai kebutuhan dan tantangan di masing-masing daerah dan anggotanya. Akan tetapi, itu belum cukup, masih dibutuhkan lebih banyak kelompok terutama di tingkat kabupaten ataupun di daerah yang belum ada kelompok Odha-nya. Tentu saja perbedaan situasi di setiap daerah menjadi sumber pengalaman yang terbaik. Untuk mendorong itu, Spiritia telah menyelenggarakan Pelatihan Keterampilan tentang Pembentukan Kelompok Dukungan Sebaya yang membahas mengenai bagaiman membentuk sebuah kelompok dukungan sebaya Odha, bagaimana tantangannya, dinamika berkelompok, menghargai perbedaan, dsb, yang dikemas dalam tiga setengah hari di awal Juni Pelatihan yang diadakan di Lombok, Nusa Tenggara Barat itu diikuti oleh 20 peserta yang sebagian besar adalah Odha dari 20 kabupaten di 14 provinsi. Dalam penyelenggaraan, Spiritia bekerja sama dengan kelompok dukungan sebaya lokal NTB-Plus, dan didukung oleh P2P Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pada akhir kegiatan, telah diadakan juga ramah tamah dengan pihak-pihak terkait di Kota Mataram. Pengetahuan adalah kekuatan Usulan AS tentang TDF/ddI/ NNRTI & LPV/r Panel yang menyusun pedoman pengobatan HIV di AS baru mengeluarkan usulan tambahan seperti berikut: 1. Rejimen yang mengandung tenofovir (TDF) + ddi + NNRTI sebaiknya tidak dipakai sebagai rejimen awal pada pasien yang belum pernah memakai terapi ARV (ART). 2. Lopinavir/ritonavir (LPV/r, Kaletra) boleh diberikan sekali sehari (6 kapsul atau 800mg lopinavir/200mg ritonavir) pada pasien yang belum pernah memakai ART. Dosis sekali sehari tidak diusulkan pada pasien yang pernah memakai ART atau pada pasien yang juga memakai efavirenz, nevirapine, amprenavir, atau nelfinavir. Pengumuman komplet dapat didownload dalam versi PDF dari < guidelines/adult/ AA_040705_onePageUpdate.pdf> Berhubungan dengan pengumuman ini, Dr. Sabine Flessenkaemper, WHO Indonesia, mengeluarkan pernyataan berikut: Saya ingin menarik perhatian pada fakta bahwa perubahan ini TIDAK langsung mempengaruhi keadaan di Indonesia, karena: a) pedoman nasional TIDAK mengusulkan penggunaan ddi dan TDF dalam kombinasi dengan NNRTI (misalnya efavirenz, nevirapine), tetapi sebagai terapi lini kedua dalam kombinasi dengan protease inhibitor (ddi + TDF + LPV/r). b) pembahasan sebelumnya di sini berfokus kepada kombinasi tiga NRTI (analog nukleosida) yang mengandung ddi dan TDF, yang juga tidak diusulkan. c) di Indonesia LPV/r hanya diusulkan sebagai terapi lini kedua, yang berarti bahwa semua pasien yang menerima LPV/r pernah memakai ART dan oleh karena itu mereka tidak boleh diberikan satu kali sehari. Juni

4 Terapi Berdenyut: Penelitian FOTO Penelitian FOTO: Penelitian percobaan terhadap pengobatan yang dihentikan sementara dengan siklus pendek (short-cycle treatment interruption), memakai obat antiretroviral (ARV) untuk lima hari pakai, dua hari tidak pakai (five days on, two days off/foto), untuk mereka dengan viral load yang tertekan oleh rejimen berdasarkan protease inhibitor (PI) atau efavirenz (EFV). Oleh C J Cohen dkk, CRI New England, Boston, AS Latar belakang: Penelitian terhadap pemberhentian jangka pendek menunjukkan hasil yang beraneka ragam dalam menahan tekanan pada virus. Tujuan kami adalah untuk menilai kendalian virologis, jumlah CD4, dan pilihan pasien pada orang yang sudah menekan virusnya secara terusmenerus, yang mengganti terapi antiretroviral (ART) dari harian menjadi jadwal pengobatan 5- hari pakai/2-hari tidak pakai (5/2). Jadwal ini dipilih untuk meminimalkan risiko lolos virus dengan penghentian singkat, sementara memaksimalkan kepatuhan dengan meniru jadwal minggu kerja 5-hari diikuti liburan akhir pekan 2 hari. Pendekatan ini juga mengurangi pajanan pada ARV dan biaya 28 persen. Metode: Penelitian tidak-acak, open-label yang masih diteruskan. Dua puluh peserta HIV-positif dilibatkan: viral load di bawah 75 selama sedikitnya tiga bulan, jumlah CD4 di atas 200, yang memakai rejimen berdasarkan PI (n=10) atau EFV (N=10). Semuanya menganti jadwalnya menjadi 5/2 pada awal penelitian. Hasil: Demografik: 16/20 laki-laki; usia rata-rata 41 tahun (31-59); jumlah CD4 rata-rata 502 ( ). Rejimen EFV: EFV plus 2 (n=8) atau 3 (n=2) analog nukleosida. Rejimen PI: lopinavir/ ritonavir (Kaletra, LPV/r) +/- PI kedua +/- analog nukleosida (n=8); nelfinavir (NFV) (n=2). Pemantauan rata-rata 42 minggu untuk kedua kelompok (8-48 minggu). Selama intervensi 5/2, 10/10 yang memakai EFV tetap menekan virus (di bawah 400), sementara 8/10 yang memakai PI tetap menekan virus. Dua pasien dengan viral load kembali di atas 400 dua-duanya memakai LPV/r; hal ini terjadi pada minggu ke-24. Pada kedua kelompok, jumlah CD4 rata-rata dan kolesterol total pada minggu 24 tidak berbeda dengan angka awal. Tidak satu pun peserta melaporkan efek kerugian dari jadwal 5/2; tidak dilaporkan efek samping terkait EFV dengan berhentu/mulai kembali. 19/20 pasien mengisi survei mutu hidup dan semuanya melaporkan paling menyukai jadwal 5/2 dibandingkan terapi harian terus-menerus. Kesimpulan: Pasien yang memakai rejimen penekanan virus yang mengandung EFV kemungkinan besar akan tetap menekan virus dengan memakai ARV lima dari tujuh hari per minggu. Pasien yang memakai PI sebaiknya ditelitikan lebih lanjut untuk menilai risiko peningkatan kembali pada viral load dengan pendekatan ini. Masih dilakukan pekerjaan untuk menentukan ketahanan dan hasil tambahan pada mutu hidup, pilihan pasien, dan kepatuhan serta juga efek samping terkait dengan pajanan jangka panjang pada obat. [Catatan: Dalam wawancara dengan John James dilaporkan pada AIDS Treatment News #407, 31 Desember 2004, Dr. Cal Cohen melaporkan bahwa penelitian lanjutan juga melibatkan sepuluh orang yang memakai ART dengan nevirapine. Hanya tujuh sudah dipantau sampai 24 minggu, tetapi semua tujuh ini tetap mempunyai viral load di bawah 50. Lagi pula, dimulai penelitian di Afrika dengan pendekatan 5/2 ini. Namun dia mengingatkan bahwa penelitian ini baru melibatkan sedikit orang untuk jangka waktu yang masih pendek. Dikatakan, Kami belum siap menyarankan pendekatan ini di luar rangka penelitian sebelum ada lebih banyak data. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Terapi Berdenyut, lihat Lembaran Informasi Spiritia 417] Sumber: Kongres Internasional AIDS Bangkok Juli 2004, Poster Abstract Number: TuPeB4575 URL: show.asp?abstract_id= Ralat: Terjadi kesalahan pada edisi Sahabat Senandika bulan lalu. Edisi sebenarnya adalah: Edisi No. 42 bulan Mei sedangkan edisi yang tertera adalah Edisi No.40 bulan Maret. Atas kelalaian ini, kami ucapkan maaf yang sebesar-besarnya. 4 Sahabat Senandika No. 43

5 Pojok Info Situs Web Yayasan Spiritia Oleh: Chris W. Green (Babé) Akhirnya, situs web Spiritia bangkit kembali. Coba browse ke < Upaya ini dipermudah dengan dukungan dari Ford Foundation, IHPCP, dan diskon 50 persen pada biaya layanan dari Radnet. Kami juga berterima kasih pada The AIDS Infonet atas dukungan teknisnya. Situs ini masih sedang dikembangkan, dengan beberapa halaman masih belum terisi. Tetapi di antara fitur yang saat ini tersedia adalah akses pada berbagai dokumen Spiritia (termasuk semua Lembaran Informasi), statistik Depkes dari 1998, dan informasi mengenai kelompok dukungan sebaya dalam jaringan Indonesia. Juga tersedia link pada situs web mitra kami. Juga ada beberapa halaman dalam bahasa Inggris, yang memberi akses pada dokumen dan informasi mengenai keadaan di Indonesia dalam bahasa tersebut. Semoga halaman ini akan membantu para stakeholder internasional. Kami berupaya untuk membuat situs ini sesederhana mungkin, dengan menghindari grafik dan fitur lain yang memperlambat akses di daerah dengan hubungan internet yang kurang baik. Kami minta masukkan dari teman-teman mengenai isinya, fitur lain yang dapat berguna dan laporan mengenai link putus. Kami juga minta teman-teman meneruskan pengumuman ini pada pihak lain yang mungkin tertarik. Tips untuk Odha Tips Menghadapi Media Massa Tidak seorang pun sebaiknya mengungkapkan status HIV-nya ke media massa kecuali ada dukungan kuat dan mereka sendiri memutuskan untuk terbuka. Melakukan wawancara dnegan media sangat berbeda dengan bicara langsung pada sekelompok orang. Pengalaman berbicara langsung memberikan kesempatan orang-orang untuk mengaitkan diri secara pribadi dengan lebih akrab pada si pembicara. Dampak negatif dari pembeberan oleh media jauh lebih besar dibanding dengan berbicara secara pribadi, bertatap muka, atau di depan hadirin. Juni 2006 Teman-teman Ohda/Ohidha dapat menggunakan tips-tips berikut untuk menghadapi media massa: Pilih media (elektronik atau cetak) yang kita ingin pakai dengan hati-hati. Jelaskan persyaratan kita. Tentukan apakah kita akan memakai nama benar atau nama samaran. Tentukan apakah kita siap dipotret atau direkam/divideo. Hanya memberi wawancara jika kita yakin pewawancara mempunyai pendapat yang peduli. Tentukan bahwa kebijakan dan gaya media akan memungkinkan pengkajian kita yang benar. Jangan pernah memberikan wawancara pada media yang akan menjadikan AIDS sebagai berita sensasional atau menggambarkan Odha sebagai korban atau penderita, atau menganggap Odha sebagai salah. Waktu pertam akita membahas wawancara, tentukan pertanyaan macam apa yang akan ditanyakan. Sebelumnya, tulis tiga masalah utama yang ingin kita bahas. Jika pewawancara menanyakan pertanyaan yang sulit atau belum disetujui, katakan saja, Saya memilih untuk tidak membicarakan hal tersebut, kemudian langsung berlaih dan bicarakan permasalahan lain yang penting bagi kita. Tidka diluar kemungkinan ada pertanyaan yang menjebak dan mendadak yang diberikan oleh pewawancara yang tidak etis. Kendalikan wawancara sejak awal. Adalah keputusan kita untuk melakukan wawancara tersebut, jadi putuskan apa yang ingin kita bicarakan. Jika suatu saat kita ingin menghentikan wawancara, kita boleh melakukan hal itu. Kita punya hak untuk menolak melakukan wawancara jika kita tidak sepenuhnya nyaman dengan kemungkinan hasilnya. 5

6 Tanya Jawab T: Mengapa hepatitis C berbeda untuk Odha? J: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa HIV dapat berdampak negatif pada penyakit HCV. Pertama, jumlah orang dengan HIV yang akan berlanjut menjadi HCV kronis adalah persen, dibanding dengan persen orang HIV-negatif. Lagipula, HIV dapat meningkatkan kemungkinan orang dengan HCV kronis akan menjadi sirosis hati orang dari 75 orang dengan HCV kronis akan menajdi sirosis dalam 20 tahun bila sistem kekebalan tubuhnya sehat. Tetapi dari Odha dengan HCV kronis kemungkinan akan menjadi sirosis. Infeksi HIV juga dapat mempercepat perjalanan infeksi HCV menjadi sirosis. Pada satu penelitian, orang terinfeksi HIV dan HCV bersama dua kali lipat lebih mungkin menjadi sirosis setelah 13 tahun dibandingkan dengan orang yang hanya terinfeksi HCV (15 persen versus 6 persen). Hasil serupa ditemukan pada penelitian lain. Orang dengan HIV dan HCV bersama juga lebih mungkin mengalami kegagalan hati-yang sering menjadi gawat bila tidak dilakukan pencangkokan hati-dibandingkan dengan orang yang hanya terinfeksi HCV. Pada satu penelitian, orang dengan hemofilia yang terinfeksi dengan kedua virus ternyata 21 kali lipat lebih mungkin meninggal karena kegagalan hati dibandingkan yang hanya terinfeksi HCV. Satu masalah yang harus dipertimbangkan adalah fungsi hati dan ARV. Banyak ARV, termasuk protease inhibitor dan NNRTI (misalnya nevirapine dan efavirenz) dikeluarkan melalui hati. Hal ini dapat menyebabkan masalah untuk orang dengan HIV dan HCV bersamaan. Pertama, hati kita harus sehat untuk mengeluarkan sisa obat tersebut secara efisien. Jika HCV merusak kati kita, mungkin kita tidak dapat memakai ARV. Lagi pula, beberapa obat yang dipakai untuk mengobati HIV juga dapat menyebabkan kerusakan pada hati, bahkan pada orang yang tidak terinfeksi HCV. Sebaliknya, beberapa ARV dapat memperburuk atau mempercepat penyakit hati akibat HCV. Positive Fund Laporan Keuangan Positive Fund Yayasan Spiritia Periode Juni 2006 Saldo awal 1 Juni ,191,975 Penerimaan di bulan Juni ,000+ Total penerimaan 11,491,975 Pengeluaran selama bulan Mei : Item Jumlah Pengobatan 500,000 Transportasi 0 Komunikasi 0 Peralatan / Pemeliharaan 0 Modal Usaha 0+ Total pengeluaran 500,000- Saldo akhir Positive Fund per 30 Juni ,991,975 Sahabat Senandika Diterbitkan sekali sebulan oleh Yayasan Spiritia dengan dukungan THE FORD FOUNDATION Kantor Redaksi: Jl. Johar Baru Utara V No 17 Jakarta Pusat Telp: (021) dan (021) Fax: (021) yayasan_spiritia@yahoo.com Editor: Caroline Thomas Copyright 2002 Yayasan Spiritia. Izin dikeluarkan bukan untuk diperdagangkan, sehingga bila mengutip isinya Anda harus mencantumkan sumber (termasuk alamat dan nomor telepon). Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. 6 Sahabat Senandika No. 43

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS.

Lebih terperinci

HIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi

HIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi Prakata Dengan semakin banyak perempuan di Indonesia yang terinfeksi HIV, semakin banyak anak juga terlahir dengan HIV. Walaupun ada cara untuk mencegah penularan HIV dari ibu-ke-bayi (PMTCT), intervensi

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 27, Februari 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha se-jawa Oleh Siradj Okta Yayasan Spiritia baru saja menyelenggarakan

Lebih terperinci

Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak:

Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak: Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak: Menuju akses universal Oleh: WHO, 10 Juni 2010 Ringkasan eksekutif usulan. Versi awal untuk perencanaan program, 2010 Ringkasan eksekutif Ada

Lebih terperinci

Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas. Update pengobatan HIV. Penyembuhan. Perkembangan obat. Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas

Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas. Update pengobatan HIV. Penyembuhan. Perkembangan obat. Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas Update tentang Pengobatan HIV 1. Perkenalkan diri serta pengalaman Anda. Perkenalkan sesi ini sebagai ringkasan yang sangat singkat mengenai perkembangan dalam perawatan,

Lebih terperinci

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Edy Bachrun (Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Kepatuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem kekebalan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 45, Agustus 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Konferensi AIDS Internasional XVI, Toronto, 13-18 Agustus 2006 Oleh: Siradj Okta

Lebih terperinci

XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV

XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV Tuberkulosis (TB) mewakili ancaman yang bermakna pada kesehatan

Lebih terperinci

Pelatihan Pendidik Pengobatan

Pelatihan Pendidik Pengobatan Yayasan Spiritia Pelatihan Pendidik Pengobatan Latar Belakang Kami di Spiritia sering diminta menjadi penyelenggara pelatihan Pendidik Pengobatan untuk kelompok dukungan sebaya atau organisasi lain. Walaupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan masalah kesehatan global yang menjadi perbincangan masyarakat di seluruh

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 14, Januari 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Mengikuti Konferensi Internasional Oleh Siradj Okta Salah satu program

Lebih terperinci

Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai?

Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai? SERI BUKU KECIL Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai? Oleh Chris W. Green Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Johar Baru, Jakarta 10560 Telp: (021) 422 5163, 422 5168, Fax: (021) 4287 1866, E-mail: info@spiritia.or.id,

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 38, Januari 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Laporan Singkat: Simposium Bangkok Pengobatan HIV ke-9 (1) Oleh Babe, 22 Januari

Lebih terperinci

Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai?

Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? Spiritia seri buku kecil hiv-aids 2016 Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? HEALTH Spiritia seri buku kecil hiv-aids 2016 Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? Chris W Green Spiritia Jl. Kemiri No.10, Gondangdia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 59, Oktober 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Evaluasi tahunan Yayasan Spiritia 22-25 Oktober 2007 Oleh: Caroline Thomas Pada tahun

Lebih terperinci

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia SERI BUKU KECIL HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan Buku ini adalah terjemahan dan penyesuaian dari HIV, Pregnancy

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 56, Juli 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Advokasi Oleh: Siradj Okta Pada bulan Mei 2007, Yayasan Spiritia menyelenggarakan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 48, November 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Konsultasi untuk Perpaduan Layanan Pencegahan dan Pengelolaan Infeksi

Lebih terperinci

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan SERI BUKU KECIL HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Johar Baru, Jakarta 10560 Telp: (021) 422 5163, 422 5168, Fax: (021) 4287 1866, E-mail: info@spiritia.or.id, Situs

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 21, Agustus 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Pengalaman... Laporan Program ARV di Afrika Selatan Oleh Keith Alcorn, 27 April 2004 Para peneliti

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 37, Desember 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Partisipasi Spiritia dalam workshop PMI Oleh: O. Baju. Bradjanto Pada tanggal 12

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 54, Mei 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha Wilayah Jawa II. Salatiga, 6-10 Mei 2007 Oleh: Dhayan Dirgantara Pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada Millenium Development Goals (MDGs), memiliki 5 pondasi yaitu manusia,

Lebih terperinci

PROFIL Kelompok Penggagas Kasih Plus Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS Kediri - Jawa Timur

PROFIL Kelompok Penggagas Kasih Plus Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS Kediri - Jawa Timur PROFIL Kelompok Penggagas Kasih Plus Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS Kediri - Jawa Timur Kasih Plus... Merupakan sebuah Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS yang menjadi Penggagas untuk Kelompok Dukungan

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO TAHUN 2013 DAFTAR ISI Daftar Isi... 2 Pendahuluan... 3 Kegiatan

Lebih terperinci

Pemberian ARV pada PMTCT. Dr. Janto G. Lingga,SpP

Pemberian ARV pada PMTCT. Dr. Janto G. Lingga,SpP Pemberian ARV pada PMTCT Dr. Janto G. Lingga,SpP Terapi & Profilaksis ARV Terapi ARV Penggunaan obat antiretroviral jangka panjang untuk mengobati perempuan hamil HIV positif dan mencegah MTCT Profilaksis

Lebih terperinci

VI. Mulai dengan apa rejimen lini pertama yang diusulkan untuk bayi dan anak

VI. Mulai dengan apa rejimen lini pertama yang diusulkan untuk bayi dan anak ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) VI. Mulai dengan apa rejimen lini pertama yang diusulkan untuk bayi dan anak Pertimbangan untuk pengobatan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah HIV merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS dan menyebabkan

Lebih terperinci

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti Ragu? Jangan cuma Ikut VCT, hidup lebih pasti Sudahkah anda mengetahui manfaat VCT* atau Konseling dan Testing HIV Sukarela? *VCT: Voluntary Counselling and Testing 1 VCT atau Konseling dan testing HIV

Lebih terperinci

Latar belakang, Skema & Implementasi SUFA (Strategic Use of Antiretroviral) di Indonesia

Latar belakang, Skema & Implementasi SUFA (Strategic Use of Antiretroviral) di Indonesia Lecture Series Inisiasi Dini Terapi Antiretroviral untuk Pencegahan dan Pengobatan Oleh Pusat Penelitian HIV & AIDS Atma Jaya Jakarta, 25 Februari 2014 Pembicara: 1) Yudi (Kotex, perwakilan komunitas)

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AIDS (Accquired Immunodeficiency Syndrom) adalah stadium akhir pada serangkaian abnormalitas imunologis dan klinis yang dikenal sebagai spektrum infeksi Human Immunodificiency

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Tidak ada negara yang terbebas dari HIV/AIDS. (1) Saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome. (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus

BAB I PENDAHULUAN. penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome. (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir dekade ini telah di jumpai berbagai macam penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Peningkatan harga diri penderita HIV/AIDS dapat dilakukan dengan memberi pelatihan. Oleh karenannya, seorang penderita HIV/AIDS atau ODHA sangat perlu diberi terapi psikis dalam bentuk

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 36, November 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Evaluasi Tahunan Yayasan Spiritia dan Bedah Buku HIV dan TB Jakarta, 20-23 November

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome atau yang kita kenal dengan HIV/AIDS saat ini merupakan global health issue. HIV/AIDS telah

Lebih terperinci

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru Artikel 1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya Tidak dapat dipungkiri, epidemi HIV/AIDS telah berkembang begitu pesat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Kasus ini paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara di Asia dengan epidemi HIV (human immunodeficiancy virus) yang berkembang paling cepat menurut data UNAIDS (United Nations

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena dari tahun ke tahun terus meningkat. Dalam sepuluh tahun terakhir, peningkatan AIDS sungguh mengejutkan.

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 25 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN PROBOLINGGO

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 25 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN PROBOLINGGO SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 25 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

Lebih terperinci

Laporan Singkat: Simposium Bangkok Pengobatan HIV ke-9

Laporan Singkat: Simposium Bangkok Pengobatan HIV ke-9 Saya menghadiri 9th Bangkok Symposium on HIV Medicine (Simposium Bangkok Pengobatan HIV ke-9), dilaksanakan oleh HIV-NAT 18-20 Januari, didanai oleh IHPCP. Pertemuan ini terutama membidik profesional medis

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 28, Maret 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Pendidik Pengobatan Lampung, 14 20 Maret 2005 Oleh Odon Bayu Pradjanto Pertengahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Menular Seksual merupakan penyakit infeksi yang ditularkan melalui aktivitas seksual dengan pasangan penderita infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga berpengaruh terhadap keadaan sosioekonomi meskipun berbagai upaya. penyakit ini (Price & Wilson, 2006; Depkes RI 2006).

BAB I PENDAHULUAN. juga berpengaruh terhadap keadaan sosioekonomi meskipun berbagai upaya. penyakit ini (Price & Wilson, 2006; Depkes RI 2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV/AIDS telah menjadi pandemi yang mengkhawatirkan dan salah satu tantangan kesehatan masyarakat yang paling signifikan di dunia (WHO, 2015), karena disamping belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. abad ini, dan menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. abad ini, dan menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi. Pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius di abad ini, dan menimbulkan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 39, Februari 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha Wilayah se-kalimantan 12-15 Februari 2006 Oleh: Siradj Okta Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human immunodeficiency virus (HIV) adalah suatu jenis retrovirus yang memiliki envelope, yang mengandung RNA dan mengakibatkan gangguan sistem imun karena menginfeksi

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT) LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan ODHA Dalam Menjalani Terapi Antiretroviral di Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan Tahun 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Joint United National Program on

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Joint United National Program on BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) saat ini merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia. Berdasarkan data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah dunia karena melanda di seluruh negara di dunia (Widoyono, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. masalah dunia karena melanda di seluruh negara di dunia (Widoyono, 2005). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang mengkhawatirkan masyarakat karena disamping belum ditemukan obat dan vaksin untuk pencegahan, penyakit ini juga memiliki

Lebih terperinci

Sambutan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

Sambutan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional 0 Sambutan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional Assalamualaikum Warahmatullahi wabarokatuh, Salam Sejahtera bagi kita semua. Peningkatan mutu hidup Odha dan mitigasi dampak sosioekonomi pada

Lebih terperinci

PROFIL YAYASAN SPIRITIA

PROFIL YAYASAN SPIRITIA PROFIL YAYASAN SPIRITIA Berdayakan Diri Menghadapi HIV/AIDS 2 Profil: Yayasan Spiritia Profil: Yayasan Spiritia 3 Setiap angka dalam statistik adalah kami: manusia Sejak pertama kali ditemukan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemi Human Immunodeficiency Virus (HIV) secara global masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV AIDS merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang sampai saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkannya (CDC, 2016). WHO (2016) menunjukkan bahwa terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, menyebabkan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan permasalahan penyakit menular seksual termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan kualitatif. HIV merupakan

Lebih terperinci

HIV AIDS, Penyakit yang Belum Teratasi Namun Bisa Dicegah

HIV AIDS, Penyakit yang Belum Teratasi Namun Bisa Dicegah HIV AIDS, Penyakit yang Belum Teratasi Namun Bisa Dicegah Oleh : H. Deddy Ismail, MM Pengelola Program HIV-AIDS dan IMS Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Apa yang terpikir dalam benak Anda sewaktu

Lebih terperinci

Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS

Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR072010031 Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS Asuhan Keperawatan Wanita Dan Anak Dengan HIV/AIDS 1. Pencegahan Penularan HIV pada Wanita dan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 33, Agustus 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan menjadi Fasilitator perempuan positif se-asia Tenggara Jakarta, 14-20 Agustus

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN. penderita dengan HIV/AIDS (ODHA). Dalam pelaksanaannya, KDS Metacom

KESIMPULAN DAN SARAN. penderita dengan HIV/AIDS (ODHA). Dalam pelaksanaannya, KDS Metacom dan Saran BAB VII Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan KDS Metacom merupakan kelompok dukungan sebaya yang dibentuk pada pertengahan tahun 2006 dan bergerak dalam memberikan dukungan pada penderita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai penanggulangannya, merupakan masalah yang sangat kompleks. Penularan HIV- AIDS saat ini tidak hanya terbatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan AIDS adalah suatu penyakit yang fatal. Penyakit ini disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus atau

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 65, April 2008 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha Propinsi Kalimantan Barat II Pontianak, 17-19 Mei 2008 Oleh: Fransisca

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus tersebut merusak sistem

Lebih terperinci

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014 LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014 1. Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tahun, dengan puncak peringatan pada tanggal 1 Desember. 2. Panitia peringatan Hari AIDS

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 44, Juli 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Inter-country Consultation Meeting ASEAN Task Force on HIV/AIDS (ATFOA) Singapore, 25-26

Lebih terperinci

X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi

X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi Kepatuhan yang kurang, tingkat obat yang tidak cukup, resistansi

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 18, Mei 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Akreditasi Fasilitas Layanan Kesehatan Oleh Babe Saya mengikuti WHO Consultation on Accreditation

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. tertinggi dia Asia sejumlah kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. tertinggi dia Asia sejumlah kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKAA 2.1 Epidemiologi HIV/AIDS Secara global Indonesia menduduki peringkat ketiga dengan kasusa HIV tertinggi dia Asia sejumlah 380.000 kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan pada tahun

Lebih terperinci

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN DAN PERSEPSI PENDERITA HIV/AIDS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG TENTANG PENYAKIT AIDS DAN KLINIK VCT TERHADAP TINGKAT PEMANFAATAN

Lebih terperinci

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2 Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 201 Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2 1 Puskesmas Bulupoddo, 2 Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai, Sulawesi

Lebih terperinci

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) Kementerian Kesehatan RI (4),

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) Kementerian Kesehatan RI (4), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi dari virus HIV (Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit epidemik di

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit epidemik di BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit epidemik di dunia, dimana penderita HIV terbanyak berada di benua Afrika dan Asia. Menurut World Health Organization

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang/ menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan kekebalan tubuh manusia menurun, dan jika selanjutnya

Lebih terperinci

PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA

PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA Epidemiologi Dasar RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT ANDREAS W. SUKUR PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA Website: https://andreaswoitilasukur.wordpress.com/ Email : andreaswoitila@gmail.com Riwayat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV atau Human Immunodeficiency Virus merupakan suatu jenis virus yang menyerang sel darah putih sehingga menyebabkan kekebalan tubuh manusia menurun. AIDS atau Acquired

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang VCT adalah kegiatan konseling yang menyediakan dukungan psikologis, informasi dan pengetahuan HIV/AIDS, mencegah penularan HIV/AIDS, mempromosikan perubahan perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kasus-kasus baru yang muncul. Acquired Immuno Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kasus-kasus baru yang muncul. Acquired Immuno Deficiency digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kasus HIV/AIDS di Indonesia saat ini tergolong tinggi. Banyak ditemukan kasus-kasus baru yang muncul. Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS)

Lebih terperinci

Yayasan Spiritia Laporan Kegiatan 2004/2005

Yayasan Spiritia Laporan Kegiatan 2004/2005 Yayasan Spiritia Laporan Kegiatan 2004/2005 Periode Laporan: 1 Juni 2004 31 Oktober 2005 Manajer Program/Koordinator: Daniel Marguari Disusun: 31 November 2005 Daftar Isi Daftar Isi...2 Akronim dan Singkatan...3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus HIV ditemukan

Lebih terperinci

Pemutakhiran Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Ba

Pemutakhiran Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Ba Pemutakhiran Pedoman Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Ba Dr. Muh. Ilhamy, SpOG Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Kesmas, Depkes RI Pertemuan Update Pedoman Nasional PMTCT Bogor, 4

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. imuno kompromis infeksius yang berbahaya, dikenal sejak tahun Pada

I. PENDAHULUAN. imuno kompromis infeksius yang berbahaya, dikenal sejak tahun Pada 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu penyakit imuno kompromis infeksius yang berbahaya, dikenal sejak tahun 1981. Pada tahun 1983, agen penyebab

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 49, Desember 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Pendidik Pengobatan Jogjakarta, 3-9 Desember 2006 Oleh: Caroline Thomas

Lebih terperinci

BAB II PENDAHULUANN. Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di

BAB II PENDAHULUANN. Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di 1 BAB II PENDAHULUANN 1.1 Latar Belakangg Humann Immunodeficiencyy Viruss (HIV) / Acquired Immuno Deficiency Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di dunia, dimana jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Indonesia, berbeda dengan Indonesia

Lebih terperinci

Yayasan Spiritia Laporan Kegiatan 2005/2006

Yayasan Spiritia Laporan Kegiatan 2005/2006 Yayasan Spiritia Laporan Kegiatan 2005/2006 Periode Laporan: 1 November 2005 31 Oktober 2006 Manajer Program/Koordinator: Daniel Marguari Disusun: 30 November 2006 Daftar Isi Daftar Isi...2 Akronim dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) semakin nyata menjadi masalah kesehatan utama diseluruh dunia (Yasin

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 16, Maret 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan UNOHCHR Expert Meeting di Bangkok Oleh Frika Tanggal 23-24 Maret 2004, UNOHCHR (United

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune. rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV 1.

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune. rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi sel-sel dari sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsinya. Selama infeksi berlangsung,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERDANG BEDAGAI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 50, Febuari 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Laporan Kegiatan Pertemuan Nasional HIV/AIDS, 3-8 Febuari 2007 Sambutan oleh Aktivis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) menjadi agenda penting baik dikalangan kedokteran maupun dikalangan politisi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: KEP. 68/MEN/IV/2004

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: KEP. 68/MEN/IV/2004 KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: KEP. 68/MEN/IV/2004 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/ AIDS DI TEMPAT KERJA Tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS

Lebih terperinci

Untuk komunitas dari komunitas: Jangan hanya di puskesmas dan rumah sakit!

Untuk komunitas dari komunitas: Jangan hanya di puskesmas dan rumah sakit! Policy Brief Untuk komunitas dari komunitas: Jangan hanya di puskesmas dan rumah sakit! Pesan Pokok Perluasan cakupan perawatan HIV hingga saat ini masih terbatas karena adanya berbagai hambatan baik dari

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 9, Agustus 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Jalan-jalan Kunjungan ke Lampung Oleh Babe Dalam rangka kunjungan penguatan daerah, sebuah tim Spiritia

Lebih terperinci

PERAN KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA (KDS) DAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA ODHA

PERAN KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA (KDS) DAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA ODHA JURNAL PENDIDIKAN KESEHATAN, VOLUME 4, NO. 1, APRIL 2015: 64-69 PERAN KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA (KDS) DAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA ODHA Tri Johan Agus Yuswanto, Tavip Dwi Wahyuni, Joko Pitoyo Poltekkes

Lebih terperinci

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala. oleh adanya infeksi oleh virus yang disebut Human Immuno-deficiency Virus

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala. oleh adanya infeksi oleh virus yang disebut Human Immuno-deficiency Virus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh adanya infeksi

Lebih terperinci