Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha"

Transkripsi

1 Yayasan Spiritia No. 9, Agustus 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Jalan-jalan Kunjungan ke Lampung Oleh Babe Dalam rangka kunjungan penguatan daerah, sebuah tim Spiritia mengunjungi Bandar Lampung 4-8 Agustus Tim terdiri dari empat orang, di antaranya Odha. PKBI Lampung, dipimpin oleh Ir Herdi Mansyah, bersedia sebagai tuan rumah dan koordinator kunjungan. Sayangnya, walaupun PKBI membuat janji bertemu dengan KPAD dan DPRD beberapa minggu sebelumnya, ternyata sampai kami tiba, semua anggota kedua organisasi tersebut berangkat ke luar provinsi untuk studi banding. Lagi pula, karena ada masalah dengan pemilihan gubernur hingga sulit bertemu dengan pihak dari Pemda. Jadi, kami hampir tidak sempat bertemu para pembuat kebijakan dan keputusan. Untungnya, salah satu anggota KPAD yang penting kembali pada hari terahkir kami di Lampung, dan ikut sebentar pada pertemuan dengan LSM. Keadaan terkait HIV/AIDS di Lampung cukup memprihatinkan. Ada semua faktor risiko, dengan sangat banyak disko dan bar, satu lokalisasi yang tidak lagi resmi, penggunaan narkoba yang marak, dan cukup banyak waria. Surveilans menunjukkan ada kasus HIV di empat lapas dalam provinsi Lampung. Kami mengunjungi lapas yang terbesar, Raja Basa. Walaupun kapasitas lapas itu hanya 600 orang, ada hampir napi yang tertampung di situ. Risiko pada kesehatan dapat dibayangkan! Kami diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan pimpinan rumah sakit umum. RS tersebut pernah merawat satu pasien dengan HIV, tetapi RS menganggap siap menerima pasien dengan AIDS. Ternyata, malam berikut, salah satu anggota tim kami jatuh sakit dan harus dirawat satu malam di RS itu. Untungnya, kami dibantu oleh satu dokter dari Dinkes Lampung, dan semua berjalan sangat lancar. Namum akibat pengalaman itu, pihak RS mengaku kesiapannya masih harus ditingkatakan walaupun ini bukan uji coba secara sengaja, memang ada manfaat. Untung, anggota tim cepat pulih kembali, dan bisa ikut kegiatan selanjutnya. Selain PKBI, belum ada LSM yang bekerja di bidang AIDS di Lampung, dan justru PKBI pun terbatas dengan kegiatan terkait kesehatan reproduksi, bukan khusus HIV. Saat ini, VCT bisa dibilang tidak jalan, dan karena itu ketakutan tentang kerahasiaan, sebagian besar orang yang ingin dites HIV lari ke Jakarta. Jadi walaupun ada statistik kasus dari surveilans, hanya ada sedikit laporan kasus melalui VCT. Karena itu, kami tidak berhasil bertemu dengan anggota baru, walaupun kami sempat bertemu dengan dua teman lama. Sekembalinya dari Lampung kami jadi sangat prihatin terhadap masalah HIV di sana. Belum ada LSM yang terfokus pada HIV, pemerintah bisa dibilang tidak efektif karena masalah gubernur, dan tidak ada lembaga donor yang mendukung provinsi itu. Sebaliknya, karena dekat sekali dengan Jakarta, dan faktor risiko tinggi, kami yakin jumlah kasus akan meningkat tajam. Daftar Isi Jalan-jalan 1 Kunjungan ke Lampung 1 Kunjungan Penguatan Daerah ke Batam, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Pinang dan Pekanbaru 2 Pengalamanku 3 Jangan Ragu Untuk Mulai!!! 3 Pengetahuan adalah Kekuatan 4 Siapa sebaiknya menerima pengobatan AIDS? 4 Terbitan ulang buku kecil Spiritia Pasien Berdaya dan Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai? 6 Pojok Info 6 Lembaran Informasi Baru 6 Tugas Foto: Hidup dengan AIDS 7 Pengalaman di seputar HIV/AIDS 7 Tanya-Jawab 7 Berperan dalam Pengobatan Diri Sendiri 7 Tips... 8 Tips untuk Orang dengan HIV 8 Positif Fund 8 Laporan Keuangan Positif Fund 8 Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.

2 Kunjungan Penguatan Daerah ke Batam, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Pinang dan Pekanbaru tgl Agustus 2003 didukung IHPCP, ASA & Ford Foundation. Oleh Daniel Kunjungan kami terdiri dari Daniel, Bayu, Sulasi dan Penny serta 3 teman dari Batam. Kami dibantu oleh Candra dari ASA yang selalu mendampingi disetiap kunjungan. Batam Sebagian besar anggota kelompok dukungan sebaya Point Plus keluar dan membentuk Kelompok Dukungan Sebaya HIV positif baru bernama Batam Spirit Support (BSS) dengan beranggotakan 10 odha dan ohidha. Sementara ini teman teman akan memulai dari awal lagi dengan menguatkan kembali para anggota BSS dengan dukungan moril, informasi, sekaligus mulai menggali kebutuhan yang perlu difasilitasi oleh kelompok ini. Tanjung Balai Karimun Team kami bertambah 1 orang dari Batam. Kabupaten Tanjung Balai Karimun dengan jumlah penduduk keseluruhan sekitar 180,000 dan di kota sekitar 100, tahun terakhir setidaknya ditemukan 11 kasus AIDS. Salah seorang dokter telah menangani pasien HIV positif maupun AIDS. walaupun hanya dokter umum tetapi banyak belajar tentang HIV/ AIDS. Di klinik tersebut tersedia alat tes HIV dengan Determine. Rencananya akan menyediakan rawat inap untuk beberapa kamar. Semua pasien yang di tes sudah menggunakan lembar persetujuan. Kami berdiskusi dengan 4 lsm yang bergerak di bidang penyebaran informasi dan penyuluhan HIV/AIDS di kalangan pekerja seks dan klien yang di dukung oleh ASA. Keempat lsm ini sangat kompak dan saling mendukung satu sama lain dalam melaksanakan pekerjaannya. Hanya sayangnya sampai saat ini keempat lsm tersebut belum siap melaksanakan VCT dengan alasan belum ada tenaga konselor. Di Karimun ada 2 lokalisasi ; Villa dengan 409 pekerja seks dan Payahlabuh 300 pekerja seks dan sekitar 1500 klien dari Singapura dan Malaysia yang datang setiap minggunya. Prevalensi HIV/ AIDS diperkirakan sampai sebesar 8,6%. Menurut Yayasan Kasehpuan, Lokalisasi Payahlabuh yang 2 didampinginya hampir 100% pekerja seks-nya pernah mangalami IMS. Dari 2 lokalisasi dan lapas yang berjumlah 250 orang yang kami berikan penyuluhan 80% nya berminat untuk di tes. Kelihatan sekali kebutuhan VCT semakin penting tetapi layanan VCT masih belum siap karena lsm selama ini masih konsentrasi di bidang pencegahan saja. KPAD di Karimuan cukup menarik, karena pelaksana hariannya secara full time dilaksanakan oleh orang orang lsm. Bekerja sudah berdasarkan renstra sehingga dampaknya terlihat cepat walaupun baru saja terbentuk. Sudah disetujui dana sebesar 40 juta dan akan ditambah 100 juta. Model KPAD disini cukup menarik Karena anggota lainnya menjadi tim teknis yang terdiri dari berbagai pihak. Diskusi kami dengan 7 pihak DPRD dari komisi E, Anggaran, wakil KPAD dan lsm, mampu membuka pikiran pihak parlemen. Setuju untuk mendukung lebih besar dana untuk HIV/AIDS. Termasuk usulan kami agar mendanai 3 sampai 5 odha pakai ARV. Saat ini salah satu lsm akan bekerjasama dengan ASA membuat materi KIE dalam 3 bahasa yaitu Indonesia, Inggris dan China untuk diberikan kepada tamu asing. Tantangan lain adalah sebahagian besar klien adalah tamu tua apekapek dari Singapore, yang pada umumnya berusia sekitar 50 tahun keatas. Seringkali tamu tersebut mengatakan tak mau pakai kondom dengan alasan kalaupun saya kena HIV sebelum masuk pada masa AIDS saya sudah mati duluan. Tanjung Pinang Kunjungan kami ke Tanjung Pinang menjadi 7 orang, karena 2 teman lain dari BSS ingin bergabung dengan dana sendiri. Dalam pertemuan dengan KPAD Kota Pinang yang dipimpin oleh Wakil Walikota Bapak Wan Izhar dan dihadiri oleh para anggota KPAD, Ketua DPRD, Komisi E, LSM. Fungsi KPAD belum kelihatan karena baru saja dibentuk dan sedang dalam tahap pembenahan. Saat ini KPAD sudah didukung dana sekitar 90 juta. Komisi E membuka peluang dalam memberikan dana yang lebih besar untuk epidemi ini. Surveylans yang dilakukan oleh dinkes dalam 4 tahun ini ditemukan sekitar 35 kasus. Dinkes punya keterbatasan dana dalam memenuhi kebutuhan universal precaution. Hal ini terlihat dari diskusi kami dengan wakil 11 puskesmas sekitar 55 orang termasuk dokter umum, dokter gigi dan perawat dan bidan. Sebahagian mengatakan jarum suntik belum 1 jarum 1 pasien, kebutuhan sarung tangan dan masker tidak Sahabat Senandika No. 9

3 terpenuhi dan peralatan gigi yang hanya ada 1 atau 2 set saja tanpa sterilisasi yang cukup. Dalam kunjungan kami ke Rumah Sakit Angkatan Laut dan Rumah Sakit Umum (RSU), keduanya mengatakan punya pengalaman merawat pasien AIDS. Mereka mengakui universal precaution belum jalan. Yang menarik beberapa perawat RSU mengatakan bahwa dokter dan perawat sungkan memakai sarung tangan walau melakukan tindakan beresiko karena takut para pasien merasa direndahkan atau tersinggung, seolah olah pasien diperlakukan secara tidak wajar. Kami berdiskusi dengan seorang dokter umum yang telah menangani 18 pasien HIV positif maupun AIDS. Dokter yang sangat kooperatif tersebut melakukan konseling kepada semua pasien yang akan di tes HIV. Penyuluhan yang kami lakukan di lapas dengan dihuni sekitar 500 orang dan lokalisasi 24 kelihatan sekali kebutuhan akan informasi kesehatan cukup tinggi dan sekitar 80% ingin di fasilitasi tes HIV.Tamu asing yang berkunjung tidak sebanyak di Tanjung Balai Karimun. Hanya ada 1 lsm yaitu Yayasan AIDS yang bergerak di bidang HIV/ AIDS di Tanjung Pinang. Ada sekitar 7 lsm lain mulai terdorong untuk melakukan penanggulangan HIV/AIDS di Tanjung Pinang, tetapi kelihatannya keterbatasan dibidang sdm/ dana dan pengalaman yang menjadi hambatan lsm lsm tersebut untuk mulai terlibat. Pekanbaru Team kami kembali menjadi 4 orang. Sulasi pulang ke Malang karena bapak mertuanya meninggal, sehingga diganti dengan Hertin dari Jakarta Pekanbaru dengan jumlah penduduk sekitar 500 ribu dan jumlah penduduk Riau diperkirakan sekitar 5 juta orang. Kepulauan Riau dalam waktu dekat akan menjadi propinsi baru sehingga berpisah dari propinsi Riau. Berarti Batam, Tanjung Pinang dan Tanjung Balai Karimun yang saat ini sangat potensial sebagai daerah beresiko tinggi akan masuk ke dalam propinsi kepulauan Riau. Menurut P2M data tahun 2002 ditemukan 42 kasus HIV positif dan 14 AIDS. Pihak dinkes propinsi mengakui punya keterbatasan dana sehingga universal precaution belum berjalan khususnya di berbagai daerah kepulauan. Begitu juga diskusi kami dengan dinkes kota. Kadinkes mengatakan sudah 3 tahun ini tidak dilaksanakan surveylans di Pekanbaru, sehingga menurut kami prevalensi yang dianggap 1% di Pekanbaru sulit untuk bisa dipercaya. Dalam Agustus 2003 diskusi kami dengan 14 kepala puskesmas untuk jarum suntik hampir semua mengatakan sudah menggunakan yang dispossible tetapi sarung tangan dan peralatan cabut gigi sangat terbatas dan diakui oleh Kadinkes karena anggaran dananya memang kecil sekali. Dalam diskusi kami dengan manajeman, dokter dan perawat dari 2 rumah sakit swasta yang keduanya sudah pernah menangani pasien AIDS. Kedua RS ini sudah melakukan universal precaution dengan baik, kerahasiaan pasien dan pelayanan yang wajar kelihatannya sudah dilaksanakan. Salah satu RS sudah mempunyai Tim Inti AIDS semacam Kelompok Kerja (Pokja) AIDS sudah ada Kami berdiskusi 5 lsm, 2 dokter dan DKT. Saat ini hanya Yayasan Utama yang melakukan kegiatan penanggulangan HIV/AIDS di Pekanbaru dengan menjangkau remaja sekolah dan lokalisasi yang didanai oleh ASA. Sementara yang lain masih dalam wacana, Yayasan Siklus mulai melakukan maping untuk IDU dan akan menentukan program kerja segera. Kami juga melakukan penyuluhan di Lapas dan melakukan dialog interaktif di 3 radio swasta dan Riau TV. Salah satu penelpon ternyata seorang odha yang berani membuka diri dan bertanya kepada kami. 2 orang penelpon lainnya menghubungi kami ingin di tes karena beresiko tinggi. Hal ini menjadi tantangan buat Yayasan Utama dan pihak pihak di Pekanbaru karena sebagaian besar pekerja seks, penghuni lapas, pendengar radio dan penonton Riau TV berminat untuk di tes. Pengalamanku Jangan Ragu Untuk Mulai!!! Oleh JOY JOY (Jaringan Odha Yogyakarta) adalah sebuah kelompok dukungan sebaya untuk odha yang ada di Yogyakarta. JOY dibentuk pada bulan Desember Kami ingin membagi pengalaman seputar bekerja sama dengan AFAO (Australian Federation of AIDS Organization) sebagai lembaga donor yang telah mendanai program JOY. Sebelum AFAO mendanai JOY, program kami tetap berjalan hanya kami memprioritaskan program yang tidak membutuhkan dana banyak ataupun kalau bisa menekan dana seminim mungkin. Kegiatan yang didanai AFAO untuk JOY meliputi 3

4 kebutuhan rutin administrasi JOY seperti: gaji staf, biaya listrik-telpon-internet-air, alat tulis kantor. Program yang didanai yaitu pertemuan rutin tertutup untuk odha seminggu sekali, dalam hal ini AFAO mendanai transport untuk odha yang kurang mampu. AFAO juga mendanai program penyediaan buah-buahan segar untuk teman-teman odha seminggu sekali mengingat kebanyakan teman-teman tidak mampu untuk membeli buah-buahan yang merupakan sumber vitamin. Selain itu juga ada pengayaan untuk teman-teman odha, biasanya kita mengundang dokter atau pihak luar untuk berbicara dalam pertemuan ini. AFAO mendanai honor pembicara dan snack pertemuan. Semua yang dilakukan JOY hanya programprogram kecil tapi sesuai dengan kebutuhan temanteman. Untuk awalnya sebaiknya kita membuat program-program yang sederhana dulu. Tidak usah muluk-muluk mengajukan program yang besar tapi sdm kita belum siap untuk melaksanakannya. Alokasi dana untuk masing-masing pos pun jumlahnya realistis. Tidak ada mark up dalam jumlahnya. Ini penting untuk membangun kepercayaan dengan lembaga donor. Bekerja dengan AFAO sangatlah mudah. Kita tidak harus mengajukan proposal yang rumit, hanya rincian kegiatan berupa tujuan, bentuk kegiatan, output dan indikator. Setiap bulan kita mengirim laporan kepada AFAO. Formatnya pun sederhana sekali. Tidak lebih dari 5 halaman! Dengan bahasa inggris yang seadanya AFAO bisa menerima laporan tsb. Laporan keuangannya bahkan lebih mudah lagi. Hanya perlu melaporkan pengeluaran per bulan yang biasanya tercatat di buku kas serta bukti pengeluaran. Jangan lupa dalam membuat rencana anggaran sebaiknya mencatumkan pos untuk biaya pengiriman laporan kegiatan dan laporan keuangan beserta bukti transaksi, yang jumlahnya cukup besar untuk sekali pengiriman. Dan ada baiknya juga teman-teman menanyakan terlebih dahulu ke courier service di daerah masing-masing. Lebih bagus lagi kalau menyertakan foto-foto kegiatan walaupun mereka tidak memintanya. Kesimpulannya, TIDAK PERLU TAKUT UNTUK MEMULAI!! Karena tidak dituntut harus berbadan hukum atau membuat laporan-laporan yang rumit dalam bahasa inggris, juga tidak dituntut membuat program-program besar, hanya yang kecil sederhana tetapi berkesinambungan. Mengenai kendala bahasa, kita bisa minta tolong Babe yang selalu siap menjadi penghubung yang baik Kepada kelompok-kelompok dukungan yang baru akan mulai membuat program, ini kesempatan yang baik berhubungan dengan lembaga donor yang luar biasa pengertian. Selamat mencoba semoga sukses! 4 Pengetahuan adalah Kekuatan Siapa sebaiknya menerima pengobatan AIDS? Dari aidsmap.com, 25 Oktober 2002 Prioritas berdasarkan kebutuhan Ada beberapa kelompok orang dewasa yang harus diberi pengobatan AIDS di rangkaian sumber daya terbatas, selain mereka yang sudah membiayainya secara pribadi (termasuk yang dibiayai oleh majikan). Pertama, orang yang sakit dengan kerusakan parah pada sistem kekebalan tubuhnya. Ada cukup banyak orang dengan AIDS yang belum dapat diobati, jadi tidak ada alasan yang baik dalam sebagian besar rangkaian untuk menawarkan pengobatan kepada yang belum bergejala hanya berdasarkan kadar CD4-nya, walaupun ini dianjurkan pada pedoman pengobatan yang berlaku, Orang yang mengetahui mereka menghadapi kematian dini mempunyai semangat terbesar untuk menghadapi stigma sekitar HIV/ AIDS dan pengobatannya. Sebetulnya, bisa dibilang, hanya jika orang yang sakit parah terlihat akan menjadi pulih jika stigma benar-benar berkurang. WHO mengusulkan bahwa jika pengobatan dimulai hanya berdasarkan tes laboratorium, ambangnya seharusnya kadar CD4 di bawah 200, dan tidak lebih tinggi. Dengan satu pengecualian yang mungkin (di bawah), adalah sulit memberikan pengobatan orang dengan kadar CD4 lebih tinggi sewaktu sakitnya parah. Kedua, sebagai peluasan strategi untuk mencegah penularan dari ibu-ke-bayi, pada perempuan selama kehamilan dan waktu menyusui. Jika pasangan lelakinya sakit, jadi kemungkinan harus mengobati dia juga, untuk menentukan bahwa si perempuan benar-benar menerima pengobatan. Ini adalah untuk menyakinkan bahwa si perempuan dapat bertahan hidup untuk menumbuhkan bayinya. Setelah si bayi diberhentikan dari ASI, mungkin harus dipertimbangkan apakah pengobatan sebaiknya diteruskan atau tidak, tergantung pada kadar CD4 si ibu yang terendah sebelum dia mulai terapi. Jika dia memenuhi persyaratan untuk diobati, walaupun dia tidak hamil, maka terapi sebaiknya diteruskan. Sebaliknya, mungkin masuk akal untuk berhenti terapi dengan maksud untuk mulainya kembali Sahabat Senandika No. 9

5 jika kesehatannya memburuk. Ketiga, dalam bentuk terapi jangka pendek sebagai profilaksis pascapajanan, mungkin terbaiknya dibatasi pada empat minggu terapi dua obat dengan AZT/3TC, untuk petugas perawatan kesehatan yang terpajan dalam pekerjaan, dan pada perempuan dan anak-anak yang terpajan melalui perkosaan atau kekerasan seksual. Satu implikasi adalah bahwa petugas perawatan kesehatan harus melakukan tes, dan beberapa akan mengetahui bahwa dirinya sudah HIV-positif. Mereka, lambat laun akan membutuhkan terapi. Satu implikasi lagi adalah bahwa pelayanan dukungan untuk korban penganiayaan dan penyalahgunaan seksual harus dibentuk saat ini, seperti di banyak negara. Memprioritaskan berdasarkan kemampuan untuk memakai pengobatan Beberapa program akses pengobatan, misalnya satu dilaksanakan oleh Medecins Sans Frontieres di kota Khayelitsha di Afrika Selatan, memakai kriteria yang mencoba meramalkan kemampuan menjadi patuh terhadap pengobatan oleh pasien. Terutama, penyelesaian pengobatan TB secara berhasil dan khususnya profilaksis enam bulan dengan isoniazid dapat dianggap bukti kuat tentang kesiapan untuk memakai obat antiretroviral (ARV) Satu faktor kunci lain, yang dapat ditentukan melalui kunjungan ke rumah atau melalui konseling yang mencakup anggota keluarga lain, adalah tingkat keterbukaan status HIV di dalam keluarga, dan berdasarkan ini tingkat dukungan sehari-hari yang akan diberi pada orang waktu memakai obatnya. Walaupun berbahaya dan mungkin juga tidak adil untuk menilai kemampuan orang untuk menjadi patuh pada pengobatan, berdasarkan faktor seperti pendidikan atau cara mereka menjadi terinfeksi, bukti dari pengobatan yang berhasil pada masa lalu dan dukungan sosial saat ini adalah dasar yang masuk akal untuk memberi prioritas. Kapan mulai terapi Debat tentang kapan mulai terapi antiretroviral belum ditetapkan pada negara terkaya. Tetapi selama tiga tahun terakhir ada pengarahan kuat pada menunda terapi sehingga kadar CD4 turun di bawah 350, dan di Inggris saat ini mengusulkan bahwa pedoman terapi dapat ditunda hingga kadar CD4 menjelang 200, kecuali pada orang dengan kadar CD4 yang merosot cepat dan/atau viral load yang sangat tinggi. Pedoman ini berkembang sebagai hasil dari bukti penelitian kelompok yang menunjukkan tidak ada manfaat tambahan jika mulai pengobatan sebelum titik ini. Agustus 2003 Pada rangkaian yang terbatas sumber daya, debat tentang kapan mulai dirumitkan oleh beberapa faktor: Sumber daya terbatas memaksakan pemerintah, LSM dan majikan untuk memberi prioritas pada pasien yang paling sakit Sebagian besar Odha baru mengetahui dirinya terinfeksi HIV waktu mereka mulai mengalami gejala Pemantauan kadar CD4 dan viral load belum tersedia luas Jika orang harus menyumbang pada biaya terapi, mereka dengan sumber daya terbatas kemungkinan akan menunda terapi akibat biaya, jika semua masalah lain adalah sama Pedoman terapi antiretroviral pada rangkaian terbatas sumber daya yang diterbitkan oleh WHO baru ini mengusulkan pengobatan untuk siapa pun yang didiagnosis dengan AIDS, dan untuk Odha dengan kadar CD4 di bawah 200 (di bawah tingkat ini infeksi oportunistik lebih mungkin berkembang). Jika tes CD4 tidak tersedia, Odha dengan gejala kerusakan pada sistem kekebalan tubuh tetapi belum mengalami penyakit yang mendefinisikan AIDS harus juga menerima terapi jika kadar limfosit totalnya di bawah Pantai Gading melaporkan penggunaan HAART pada 1998 dengan bantuan dari UNAIDS, mengikuti pedoman AS tentang pengobatan mulai pada kadar CD4 di bawah 500. Sekarang ada banyak pendapat yang berbeda di antara dokter yang meresepkan ARV mengenai masalah seperti kapan sebaiknya mulai. Tampaknya selain pelatihan untuk dokter, penting agar menyesuaikan pedoman internasional untuk keadaan lokal, dan tentukan pedoman tersebut tetap up-to-date, untuk menghindari perbedaan besar dalam praktek klinis dan standar pengobatan (standards of care) (Souville). Keterlibatan komunitas dalam pengambilan keputusan Pada beberapa negara Afrika dan di Thailand, diterima bahwa keterlibatan komunitas dalam proses mengintroduksi pengobatan ARV secara keseluruhan adalah penting agar diterima terusmenerus, terutama selama pengobatan ini tetap sumber daya yang sangat terbatas. Penyeleksian Odha di Thailand Utara untuk menerima ARV dan tes CD4 secara gratis dikelola dengan bantuan dari badan penasihat komunitas. Badan ini dibentuk untuk menjamin keterlibatan dan kepemilikan dalam proses, termasuk Odha, LSM dan organisasi bertumpuk komunitas. 54 rumah sakit dari 71 di enam provinsi utara terlibat dalam program, dengan 774 pasien diberi HAART 5

6 pada tahap pertama. Pendaftaran disetujui berdasarkan peninjauan secara anonim terhadap catatan medis oleh panel terdiri dari empat petugas perawatan kesehatan dan empat wakil komunitas, dengan kriteria termasuk belum pernah memakai ARV, kadar CD4 di bawah 200 dan penyakit HIV bergejala. Ini juga memberi dasarnya untuk keterlibatan komunitas dalam mendukung kepatuhan terhadap pengobatan dan pemantauan program sebagaiamana menjadi lebih besar (Srithanaviboonchai). Referensi Dhaliwal M et al. Improving access to HIV-related treatment - a practical resource for NGOs, CBOs and PLHA groups. XIV International AIDS Conference, Barcelona, abstract TuPeG5645, Dhaliwal M et al. Involving PLHA to improve access to HIVrelated treatment. XIV International AIDS Conference, Barcelona, abstract MoOrG1081, Souville M et al. Physicians attitudes toward HIV treatment in the context of the UNAIDS drug access initiative in Ivory Coast. XIV International AIDS Conference, Barcelona, abstract ThPeE7925, Srithanaviboonchai K et al. Community participation in a pilot project on Highly Active Antiretroviral Therapy (HAART) in northern Thailand. XIV International AIDS Conference, Barcelona, abstract MoOrG1079, A-DCCA-453A EEA7DA1302B.htm Pojok Info Terbitan ulang buku kecil Spiritia Pasien Berdaya dan Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai? Oleh Hertin Salah satu program Spiritia adalah menerbitkan buku-buku kecil yang ditujukan untuk orang-orang HIV positif dan keluarga serta para pendampingnya, tetapi juga bermanfaat untuk lembaga penyedia layanan AIDS dan masyarakat umum. Diantara seri buku kecil tersebut terdapat buku yang berjudul Pasien Berdaya yang bentuknya buku saku dan kini direvisi ukurannya menjadi lebih besar dan informasinya lebih lengkap. Begitu pula dengan buku Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai?, buku ini diterbitkan dengan cover tipis warna biru. Sekarang diterbitkan ulang dengan sampul yang tebal dan isi buku yang informasinya lebih terkini. Buku ini berisi tentang terapi Antiretroviral lengkap dengan manfaat hingga efek samping dan jenis-jenis obat Antiretroviral. Buku-buku ini akan dibagikan kepada semua penerima Sahabat Senandika. Dan kami menantikan komentar dari pembaca mengenai buku ini. 6 Lembaran Informasi Baru Pada Agustus 2003, Yayasan Spiritia telah menerbit empat lagi lembaran informasi untuk Odha, sbb: Terapi Antiretroviral Lembaran Informasi 469 Hidroksiurea Lembaran Informasi 470 Pemulihan Kekebalan Advokasi Lembaran Informasi 802 Kriteria Seleksi Penerima ARV Lembaran Informasi 803 Pernyataan Penerima ARV Dengan ini, sudah diterbitkan 75 lembaran informasi dalam seri ini. Juga ada 12 lembaran informasi yang direvisi: Informasi Dasar Lembaran Informasi 001 Daftar Lembaran Informasi Lembaran Informasi 106 Hitung Darah Lengkap Lembaran Informasi 107 Tes Kimia Darah Lembaran Informasi 108 Gula & Lemak Darah Pencegahan Penularan HIV Lembaran Informasi 154 Profilaksis Pascapajanan Terapi Antiretroviral Lembaran Informasi 400 Penggunaan Obat Antiretroviral Lembaran Informasi 401 Nama Obat Antiretroviral Lembaran Informasi 414 Resistansi terhadap Obat Infeksi Oportunistik Lembaran Informasi 500 Infeksi Oportunistik Lembaran Informasi 512 PCP (Pneumonia Pneumocystis) Lembaran Informasi 517 Toksoplasmosis Advokasi Lembaran Informasi 801 Bantuan Pengobatan untuk AIDS Untuk memperoleh lembaran baru/revisi ini atau seri Lembaran Informasi komplet, silakan hubungi Yayasan Spiritia dengan alamat di halaman belakang. Anggota milis WartaAIDS dapat akses file ini dengan browse ke: < groups.yahoo.com/group/wartaaids/files/ Lembaran%20Informasi/> Sahabat Senandika No. 9

7 Tugas Foto: Hidup dengan AIDS Tugas Foto (Photo Assignment) adalah program baru dari BBC yang memberi Anda kesempatan untuk menceritakan cerita Anda dalam gambar. Sebagai bagian dari kegiatan untuk Hari AIDS Sedunia 1 Desember 2003, BBC ingin lihat cerita Anda dalam foto, yang menggambarkan apa artinya hidup dengan HIV/AIDS. Mungkin Anda sendiri hidup dengan HIV atau AIDS dan ingin menyampaikan ceritanya. Mungkin Anda pendamping/perawat, atau mungkin Anda telah kehilangan sanak saudara atau teman karena AIDS, dan ingin menyampaikan cerita dia dengan memakai gambar dari kehidupannya. BBC akan menerbitan cerita foto yang terbaik pada BBC News Online dalam minggu-minggu menjelang Hari AIDS Sedunia. Cerita gambar akan mengandung tidak lebih dari 10 foto, walaupun lebih boleh dikirim untuk dipilih oleh BBC. Batas waktu kirimnya adalah 1 November Untuk informasi lebih lanjut baca-baca ke < /news.bbc.co.uk/2/hi/talking_point/ stm> atau hubungi Babe di Spiritia. Pengalaman di seputar HIV/ AIDS Undangan dari BBC Siaran Indonesia Di Indonesia, HIV/AIDS masih sering dianggap stigma. Banyak orang yang tidak ingin membicarakan masalah HIV/AIDS secara terbuka. Ada yang masih melihat HIV/AIDS lebih sebagai aib atau penyakit mematikan yang tidak bisa diatasi. HIV/AIDS merupakan salah satu keprihatinan dunia. Yang berkepentingan dengan AIDS bukan hanya orang yang terkena atau para dokter yang merawat mereka. Masyarakat perlu memahami lebih dalam tentang HIV/AIDS sebagaimana mereka perlu memahami penyakit-penyakit lain yang ada di dunia. Bulan November, BBC Siaran Indonesia akan menggelar Bulan AIDS. Kami undang anda untuk menceritakan pengalaman anda yang berkaitan dengan HIV/AIDS. Kami ingin mendengar pengalaman para dokter yang merawat Odha (Orang dengan HIV/AIDS), mereka yang merawat anggota keluarga yang terkena HIV/AIDS, para aktivis atau bila anda sendiri Agustus 2003 memiliki pengalaman langsung terinfeksi HIV/ AIDS. Tuliskan pengalaman itu dalam dua halaman folio dan kirimkan ke BBC Siaran Indonesia untuk disiarkan pada Bulan November. Dan jika anda ingin membacakan langsung pengalaman tersebut, kirimkan nomor telepon anda ke BBC Siaran Indonesia. Jangan lupa tulis nama anda, dan mohon sebutkan bila nama anda tidak ingin dicantumkan. Kirim pengalaman anda Surat : Kotak Pos 2023, Jakarta Fax : indonesian@bbc.co.uk Sumber: BBC Indonesia.com, Rabu, 20 Agustus, 2003, 17:12 GMT URL: Tanya-Jawab Berperan dalam Pengobatan Diri Sendiri Oleh Michael Shernoff, MS T: Saya seorang HIV-positif dan merasa sangat sulit mengontrol pengobatan saya. Bila saya membaca materi mengenai pengobatan, saya jadi muak. Sepertinya semua efek samping akan saya alami. Semakin banyak saya baca, saya jadi semakin takut. Jadi meskipun saya hanya setengah hati, saya tetap merasa bahwa secara psikologis saya tidak dapat menghadapi rincian pengobatan itu cukup berat untuk menghadapi kenyataan bahwa saya mengalami penyakit ini dan bahwa pada suatu saat saya akan mendapat infeksi oportunistik. Saya tidak dapat membantu dokter saya sehubungan dengan pengobatan saya sendiri. Saya memilah beberapa materi dan mengutamakan untuk hidup dan makan dengan baik serta hidup secara positif. Dan rasanya sulit untuk menjelaskan pada orang lain yang berpikiran bahwa saya seharusnya menjadi seperti ahli dalam bidang HIV. Saya tidak bisa melakukannya. Memang ini persoalan penyakit saya sendiri, tapi rasanya semakin sedikit yang saya tahu maka semakin mudah menjalani hari-hari saya sendiri. Saya ikuti perintah dokter dan merasakan kenyamanan ini. Apakah saya luar biasa dalam hal ini? J: Bagi banyak orang yang hidup dengan HIV, pengetahuan adalah kekuatan. Bagi banyak orang, menjadi mitra yang aktif dalam pengobatan terasa berlebihan. Yang penting kita tidak berkecil hati dalam menangani penyakit kita sendiri. Jika kita memiliki seorang dokter yang dipercaya, seperti 7

8 yang agaknya Anda alami sekarang, kemudian kita mengikuti apa yang dianjurkannya, merupakan tindakan yang baik sepanjang kita tidak merasa berkecil hati dalam melaksanakannya. Merupakan hal yang biasa bagi sebagian orang yang merasa lebih baik menjalani pengobatan dengan memasrahkan pengobatan tersebut pada dokter yang dipercayainya. Pemberdayaan diri sebenarnya berarti kita mencari tahu apa yang terbaik bagi diri kita sendiri. Tidak ada satu cara baku yang harus diikuti oleh setiap orang dengan HIV atau AIDS. Sepanjang kita merasa mendapat standar pengobatan yang terbaik bagi diri kita, maka kita boleh teruskan hubungan dengan dokter yang membuat kita nyaman dalam menjalani pengobatan. Tips... Tips untuk Orang dengan HIV Catatan Redaksi: Ada beberapa tips yang pernah diterbitkan di Senandika pada tahun sebelumnya. Dengan peningkatan pada jumlah pembaca yang terjangkau melalui Sahabat Senandika, kami merasa ada manfaat jika beberapa tips yang penting diterbitkan kembali dalam newsletter ini. SANGAT PENTING! Jika jumlah CD4 kita di bawah 200, limfosit total kita di bawah 1.200, atau kita mengalami gejala AIDS apa pun (seperti jamur dalam mulut atau vagina), minta dokternya meresepkan kotrimoksazol setiap hari. Pengobatan ini dapat mencegah beberapa penyakit, termasuk suatu jenis pneumonia (radang paru) yang disebut PCP, dan toksoplasmosis yang dapat mempengaruhi otak. Penyakit ini dapat mematikan. Obat tersebut sangat murah, bahkan seharusnya tersedia gratis di Puskesmas. Positif Fund Laporan Keuangan Positif Fund Periode Agustus 2003 Periode Agustus 2003 Saldo awal 1 Agustus ,467,500 Penerimaan di bulan Agustus ,314,000 Total penerimaan 11,781,500 Pengeluaran selama bulan Juli: Item Jumlah Pengobatan 300,000 Transportasi 75,000 Komunikasi - Peralatan / Pemeliharaan 518,400 Modal Usaha - Total pengeluaran 893,400 Saldo akhir Positive Fund per 31 Juli 10,888,100 Sahabat Senandika Diterbitkan sekali sebulan oleh Yayasan Spiritia dengan dukungan THE FORD FOUNDATION Kantor Redaksi: Jl Radio IV/10 Kebayoran Baru Jakarta Telp: (021) Fax: (021) yayasan_spiritia@yahoo.com Editor: Hertin Setyowati Copyright 2002 Yayasan Spiritia. Izin dikeluarkan bukan untuk diperdagangkan, sehingga bila mengutip isinya Anda harus mencantumkan sumber (termasuk alamat dan nomor telepon). Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. 8 Sahabat Senandika No. 9

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome atau yang kita kenal dengan HIV/AIDS saat ini merupakan global health issue. HIV/AIDS telah

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 27, Februari 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha se-jawa Oleh Siradj Okta Yayasan Spiritia baru saja menyelenggarakan

Lebih terperinci

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti Ragu? Jangan cuma Ikut VCT, hidup lebih pasti Sudahkah anda mengetahui manfaat VCT* atau Konseling dan Testing HIV Sukarela? *VCT: Voluntary Counselling and Testing 1 VCT atau Konseling dan testing HIV

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem kekebalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS.

Lebih terperinci

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN DAN PERSEPSI PENDERITA HIV/AIDS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG TENTANG PENYAKIT AIDS DAN KLINIK VCT TERHADAP TINGKAT PEMANFAATAN

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 8, Juli 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Pelatihan Keterampilan Tentang Berbicara di Depan Umum Ke-2 Bandung, 3-7 Juli 2003 Oleh Hertin S Yayasan

Lebih terperinci

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Disampaikan pada Lecture Series Pusat Penelitian HIV/AIDS UNIKA ATMAJAYA: Peranan Bidan dalam Mendukung

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 45, Agustus 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Konferensi AIDS Internasional XVI, Toronto, 13-18 Agustus 2006 Oleh: Siradj Okta

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 19, Juni 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Laporan Penguatan Daerah ke Jambi Oleh: Hertin Setyowati Tim dalam kunjungan ini adalah

Lebih terperinci

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS DAN ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

dan kesejahteraan keluarga; d. kegiatan terintegrasi dengan program pembangunan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota; e.

dan kesejahteraan keluarga; d. kegiatan terintegrasi dengan program pembangunan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota; e. Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 18, Mei 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Akreditasi Fasilitas Layanan Kesehatan Oleh Babe Saya mengikuti WHO Consultation on Accreditation

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) DAN ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME (AIDS) DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang

Lebih terperinci

TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 48 TAHUN 2004 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS

Lebih terperinci

X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi

X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi Kepatuhan yang kurang, tingkat obat yang tidak cukup, resistansi

Lebih terperinci

HIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi

HIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi Prakata Dengan semakin banyak perempuan di Indonesia yang terinfeksi HIV, semakin banyak anak juga terlahir dengan HIV. Walaupun ada cara untuk mencegah penularan HIV dari ibu-ke-bayi (PMTCT), intervensi

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 25 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN PROBOLINGGO

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 25 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN PROBOLINGGO SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 25 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 28, Maret 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Pendidik Pengobatan Lampung, 14 20 Maret 2005 Oleh Odon Bayu Pradjanto Pertengahan

Lebih terperinci

HIV The Health System in Australia (Language: Indonesian)

HIV The Health System in Australia (Language: Indonesian) HIV The Health System in Australia (Language: Indonesian) HIV Sistem Kesehatan Di Australia 7.1 Pengenalan 7.2 Dokter-dokter Umum 7.3 Pelayanan Kesehatan Seksual 7.4 Rumah sakit - Rumah sakit 7.5 Pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan permasalahan penyakit menular seksual termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan kualitatif. HIV merupakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) ,

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) , PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) 322460, Email : kpakabmimika@.yahoo.co.id LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM HIV/AIDS DAN IMS PERIODE JULI S/D SEPTEMBER

Lebih terperinci

V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak

V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak Proses pengambilan keputusan untuk mulai ART pada bayi dan anak

Lebih terperinci

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Edy Bachrun (Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Kepatuhan

Lebih terperinci

SITUASI PENDANAAN PROGRAM HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA. Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta 2013

SITUASI PENDANAAN PROGRAM HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA. Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta 2013 SITUASI PENDANAAN PROGRAM HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta 2013 LATAR BELAKANG DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan angka HIVdanAIDS

Lebih terperinci

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2 Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 201 Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2 1 Puskesmas Bulupoddo, 2 Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai, Sulawesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) termasuk salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) termasuk salah satu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) termasuk salah satu penyakit menular yang merupakan kumpulan gejala penyakit yang terjadi karena sistem kekebalan tubuh

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara :

ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara : KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PROVINSI DKI JAKARTA Disampaikan Pada Acara : FORUM NASIONAL VI JARINGAN KEBIJAKAN KESEHATAN Padang, 24-27 Agustus

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO TAHUN 2013 DAFTAR ISI Daftar Isi... 2 Pendahuluan... 3 Kegiatan

Lebih terperinci

PROSEDUR WAWANCARA PERAN KOMISI PENANGGULANGAN AIDS DALAM PELAKSANAAN PERDA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA SEMARANG

PROSEDUR WAWANCARA PERAN KOMISI PENANGGULANGAN AIDS DALAM PELAKSANAAN PERDA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA SEMARANG LAMPIRAN PROSEDUR WAWANCARA PERAN KOMISI PENANGGULANGAN AIDS DALAM PELAKSANAAN PERDA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA SEMARANG A. Pembukaan 1. Peneliti mengucapkan salam dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus HIV ditemukan

Lebih terperinci

Laporan Kunjungan Penguatan Daerah November 2001 Agustus Yayasan Spiritia

Laporan Kunjungan Penguatan Daerah November 2001 Agustus Yayasan Spiritia November 2001 Agustus 2003 11 September 2003 Akronim dan Singkatan AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome ART Terapi Antiretroviral (Antiretroviral Therapy) ARV (Obat) Antiretroviral ASA Aksi Stop AIDS,

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KERANGKA ACUAN KEGIATAN PRGRAM HIV AIDS DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL I. PENDAHULUAN Dalam rangka mengamankan jalannya pembangunan nasional, demi terciptanya kwalitas manusia yang diharapkan, perlu peningkatan

Lebih terperinci

Latar belakang, Skema & Implementasi SUFA (Strategic Use of Antiretroviral) di Indonesia

Latar belakang, Skema & Implementasi SUFA (Strategic Use of Antiretroviral) di Indonesia Lecture Series Inisiasi Dini Terapi Antiretroviral untuk Pencegahan dan Pengobatan Oleh Pusat Penelitian HIV & AIDS Atma Jaya Jakarta, 25 Februari 2014 Pembicara: 1) Yudi (Kotex, perwakilan komunitas)

Lebih terperinci

Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV

Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) IV. Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV Bagian ini merangkum usulan WHO untuk menentukan adanya infeksi HIV (i) agar memastikan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini berjudul Proses Pendampingan Wanita Pekerja Seks Sebagai Upaya Pencegahan HIV/AIDS di Lokalisasi Tanjung Elmo Sentani Oleh Perkumpulan Keluarga

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG Menimbang: a. bahwa HIV merupakan virus perusak sistem kekebalan

Lebih terperinci

Pelatihan Pendidik Pengobatan

Pelatihan Pendidik Pengobatan Yayasan Spiritia Pelatihan Pendidik Pengobatan Latar Belakang Kami di Spiritia sering diminta menjadi penyelenggara pelatihan Pendidik Pengobatan untuk kelompok dukungan sebaya atau organisasi lain. Walaupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AIDS (Accquired Immunodeficiency Syndrom) adalah stadium akhir pada serangkaian abnormalitas imunologis dan klinis yang dikenal sebagai spektrum infeksi Human Immunodificiency

Lebih terperinci

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR, WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR, Menimbang: a. b. c. bahwa dalam upaya untuk memantau penularan

Lebih terperinci

SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015

SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015 SITUASI EPIDEMI HIV DAN AIDS SERTA PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI DKI JAKARTA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA 2015 LATAR BELAKANG DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia

Lebih terperinci

Program Peningkatan Cakupan Tes HIV, Inisiasi Dini ART dan Kelangsungan ODHA Minum ARV pada Populasi Berisiko Tinggi di Kota Denpasar,

Program Peningkatan Cakupan Tes HIV, Inisiasi Dini ART dan Kelangsungan ODHA Minum ARV pada Populasi Berisiko Tinggi di Kota Denpasar, Program Peningkatan Cakupan Tes HIV, Inisiasi Dini ART dan Kelangsungan ODHA Minum ARV pada Populasi Berisiko Tinggi di Kota Denpasar, 2014-2015 Sang Gede Purnama, Partha Muliawan, Dewa Wirawan A. Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit yang datang.

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI KONSELOR VCT DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BEROBAT PADA PASIEN HIV DI RSUD KABUPATEN KARAWANG

STRATEGI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI KONSELOR VCT DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BEROBAT PADA PASIEN HIV DI RSUD KABUPATEN KARAWANG STRATEGI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI KONSELOR VCT DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BEROBAT PADA PASIEN HIV DI RSUD KABUPATEN KARAWANG Studi Kasus Mengenai Strategi Komunikasi Antar Pribadi Konselor VCT Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Peningkatan harga diri penderita HIV/AIDS dapat dilakukan dengan memberi pelatihan. Oleh karenannya, seorang penderita HIV/AIDS atau ODHA sangat perlu diberi terapi psikis dalam bentuk

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 37, Desember 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Partisipasi Spiritia dalam workshop PMI Oleh: O. Baju. Bradjanto Pada tanggal 12

Lebih terperinci

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala. oleh adanya infeksi oleh virus yang disebut Human Immuno-deficiency Virus

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala. oleh adanya infeksi oleh virus yang disebut Human Immuno-deficiency Virus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh adanya infeksi

Lebih terperinci

Satiti Retno Pudjiati. Departemen Dermatologi dan Venereologi. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Satiti Retno Pudjiati. Departemen Dermatologi dan Venereologi. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Satiti Retno Pudjiati Departemen Dermatologi dan Venereologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Layanan HIV PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 06 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN NUNUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NUNUKAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Tidak ada negara yang terbebas dari HIV/AIDS. (1) Saat ini

Lebih terperinci

XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV

XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV Tuberkulosis (TB) mewakili ancaman yang bermakna pada kesehatan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 21.A 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21.A TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG PENCEGAHAN DAN

Lebih terperinci

PROFIL Kelompok Penggagas Kasih Plus Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS Kediri - Jawa Timur

PROFIL Kelompok Penggagas Kasih Plus Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS Kediri - Jawa Timur PROFIL Kelompok Penggagas Kasih Plus Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS Kediri - Jawa Timur Kasih Plus... Merupakan sebuah Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS yang menjadi Penggagas untuk Kelompok Dukungan

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN MALANG

PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa HIV merupakan virus perusak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan masalah kesehatan global yang menjadi perbincangan masyarakat di seluruh

Lebih terperinci

Sambutan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

Sambutan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional 0 Sambutan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional Assalamualaikum Warahmatullahi wabarokatuh, Salam Sejahtera bagi kita semua. Peningkatan mutu hidup Odha dan mitigasi dampak sosioekonomi pada

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 30, Mei 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Peningkatan Pemahaman HIV/AIDS Se- Sulawesi & Maluku Oleh: Siradj Okta Setelah

Lebih terperinci

KULONPROGO BANGKIT TANGGULANGI AIDS

KULONPROGO BANGKIT TANGGULANGI AIDS Artikel Kerjasama BPMPDP dan KB Kulonprogo dan KR KULONPROGO BANGKIT TANGGULANGI AIDS Mardiya & Esti Sutari Pasca peringatan Hari AIDS Se-Dunia (HAS) 2010, Rabu (1/12) lalu, dapat dipastikan banyak warga

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 24, November 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Kunjungan ke Afrika Selatan (bagian II) Oleh Babe Kunjungan ke MSF Khayelitsha Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV AIDS merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang sampai saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkannya (CDC, 2016). WHO (2016) menunjukkan bahwa terdapat

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 7, Juni 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Konsultasi Internasional Pemimpin Islam dalam HIV/ AIDS ke-2 Oleh ST Konsultasi Internasional Pemimpin

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) menjadi agenda penting baik dikalangan kedokteran maupun dikalangan politisi

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 4, Maret 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Kunjungan ke Papua Maret ini, Yuni sama saya diminta oleh proyek AusAID untuk melanjutkan survei tentang

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT) LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan ODHA Dalam Menjalani Terapi Antiretroviral di Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan Tahun 2012

Lebih terperinci

PROFIL. PendidiKAn dan KeSEHatan PeremPUAN Woman s Health and Education

PROFIL. PendidiKAn dan KeSEHatan PeremPUAN Woman s Health and Education PROFIL PendidiKAn dan KeSEHatan PeremPUAN Woman s Health and Education Nama Organisasi : YAYASAN KASEH PUAN Alamat Pos : Jln. Wonosari No. 37 RT 02 RW 09 Kelurahan Baran Kecamatan Meral Tanjung Balai Karimun

Lebih terperinci

Untuk komunitas dari komunitas: Jangan hanya di puskesmas dan rumah sakit!

Untuk komunitas dari komunitas: Jangan hanya di puskesmas dan rumah sakit! Policy Brief Untuk komunitas dari komunitas: Jangan hanya di puskesmas dan rumah sakit! Pesan Pokok Perluasan cakupan perawatan HIV hingga saat ini masih terbatas karena adanya berbagai hambatan baik dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan AIDS adalah suatu penyakit yang fatal. Penyakit ini disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus atau

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 48, November 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Konsultasi untuk Perpaduan Layanan Pencegahan dan Pengelolaan Infeksi

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 14, Januari 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Mengikuti Konferensi Internasional Oleh Siradj Okta Salah satu program

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN PENGARUH STIGMA DAN DISKRIMINASI ODHA TERHADAP PEMANFAATAN VCT DI DISTRIK SORONG TIMUR KOTA SORONG Sariana Pangaribuan (STIKes Papua, Sorong) E-mail: sarianapangaribuan@yahoo.co.id ABSTRAK Voluntary Counselling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human immunodeficiency virus (HIV) adalah suatu jenis retrovirus yang memiliki envelope, yang mengandung RNA dan mengakibatkan gangguan sistem imun karena menginfeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada Millenium Development Goals (MDGs), memiliki 5 pondasi yaitu manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV/AIDS merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan perhatian sangat serius. Hal ini karena jumlah kasus AIDS yang dilaporkan setiap tahunnya

Lebih terperinci

Oleh: Logan Cochrane

Oleh: Logan Cochrane Oleh: Logan Cochrane Pengenalan P. Kepanjangan dari apakah HIV itu? J.Human Immuno-deficiency Virus P. Kepanjangan dari apakah AIDS? J. Acquired Immune Deficiency Syndrome Keduanya memiliki hubungan sebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemi Human Immunodeficiency Virus (HIV) secara global masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah kesehatan yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Informed Consent. Penjelasan prosedur

Lampiran 1. Informed Consent. Penjelasan prosedur Lampiran 1 Penjelasan prosedur Informed Consent Anda diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian yang yang akan dilakukan oleh Gaby Gabriela Langi, SKM, mahasiswa Minat Utama Epidemiologi Lapangan Program

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG PUSKESMAS LAYANAN SATU ATAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan global. Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan secara global

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan global. Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan secara global 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Epidemi HIV/AIDS sejak pertama kali ditemukan hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan global. Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan secara global 34 juta, jumlah

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 5, April 2003 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Pidato Suzana Murni pada 6th ICAAP Melbourne Memecah Penghalang Pada Oktober 2001, Suzana Murni memberi

Lebih terperinci

ASK Laporan Analisis Kebijakan

ASK Laporan Analisis Kebijakan A. Informasi Wawancara Laporan Analisis Kebijakan Provinsi Kota/Kabupaten Jenis Kelamin Informan Nama Informan Nama Lembaga Nama Pewawancara 1. DKI Jakarta 2. DI Yogyakarta 3. Jawa Timur Surabaya 1. Laki-laki

Lebih terperinci

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014 LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014 1. Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tahun, dengan puncak peringatan pada tanggal 1 Desember. 2. Panitia peringatan Hari AIDS

Lebih terperinci

Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak:

Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak: Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak: Menuju akses universal Oleh: WHO, 10 Juni 2010 Ringkasan eksekutif usulan. Versi awal untuk perencanaan program, 2010 Ringkasan eksekutif Ada

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 26, Januari 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Diseminasi Hasil Proyek Dokumentasi Pelanggaran HAM terhadap Odha Fase 2 Jakarta,

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN NOMOR : KEP- 75 /DJ-PPK / IX /2010 TENTANG

LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN NOMOR : KEP- 75 /DJ-PPK / IX /2010 TENTANG LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN NOMOR : KEP- 75 /DJ-PPK / IX /2010 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV dan AIDS DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena dari tahun ke tahun terus meningkat. Dalam sepuluh tahun terakhir, peningkatan AIDS sungguh mengejutkan.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang: a. bahwa HIV merupakan virus perusak sistem kekebalan tubuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA sudah mencapai tahap terkonsentrasi pada beberapa sub-populasi berisiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA sudah mencapai tahap terkonsentrasi pada beberapa sub-populasi berisiko BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Epidemi HIV/AIDS di Indonesia Epidemi HIV di Indonesia telah berlangsung selama 25 tahun dan sejak tahun 2000 sudah mencapai tahap terkonsentrasi pada beberapa sub-populasi

Lebih terperinci

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan SERI BUKU KECIL HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Johar Baru, Jakarta 10560 Telp: (021) 422 5163, 422 5168, Fax: (021) 4287 1866, E-mail: info@spiritia.or.id, Situs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Indonesia terhitung mulai tanggal 1 Januari 2013 sampai dengan 30 Desember

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masing-masing. Pelayanan publik dilakukan oleh pemerintah baik di tingkat

I. PENDAHULUAN. masing-masing. Pelayanan publik dilakukan oleh pemerintah baik di tingkat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan tanggung jawab Negara dan pemerintah yang kemudian dilaksanakan oleh instansi pemerintah sesuai dengan bidangnya masing-masing. Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2004), pelacuran bukan saja masalah kualitas moral, melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN. (2004), pelacuran bukan saja masalah kualitas moral, melainkan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah kasus infeksi HIV khususnya pada kelompok Wanita Penjaja Seks (WPS) di Indonesia pada saat ini, akan menyebabkan tingginya risiko penyebaran infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. commit to user. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan salah satu penyebab masalah kesehatan, sosial dan ekonomi di banyak negara serta merupakan salah satu pintu masuk HIV. Keberadaan

Lebih terperinci

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia SERI BUKU KECIL HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan Buku ini adalah terjemahan dan penyesuaian dari HIV, Pregnancy

Lebih terperinci

NOMOR : 6 TAHUN 2013 TENTANG

NOMOR : 6 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS/ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME (HIV/AIDS) DAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DI KABUPATEN

Lebih terperinci