BAB III TINJAUAN KASUS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III TINJAUAN KASUS"

Transkripsi

1 BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas 1. Pasien Nama Umur Jenis kelamin Agama Pendidikan : Nn. K : 17 tahun : Perempuan : Islam : SMA Pekerjaan : - Alamat Suku bangsa : Karangawen, Demak : Jawa, Indonesia No. RM : Diagnosa medis : Skizofrenia Tanggal masuk : 5 Tanggal pengkajian : Penanggung Jawab Nama Umur Pekerjaan Hubungan dengan Pasien Alamat : Tn. R : 55 tahun : Tani : Orangtua : Karangawen, Demak 21

2 B. Riwayat Keperawatan 1. Alasan masuk Nn. K di bawa ke rumah sakit karena mau mencoba bunuh diri dengan mau memotong nadi ditangannya dan minum obat dari warung (bd) dengan sprate. 2. Faktor predisposisi Satu bulan yang lalu pasien mencoba bunuh diri dengan mau memotong nadi tangannya dan minum obat yang dibeli di warung (bd) dan sprate, itu di lakukan berulang kali kurang lebih lima kali, namun selalu di ketahui oleh keluarga dan keluarga mencoba menghentikannya. Kejadian itu terjadi setelah Nn. K di putus pacarnya. Didalam keluarga mengatakan tidak ada mengalami penyakit yang sama. Klien mengatakan mempunyai banyak teman, klien mengatakan mempunyai teman dekat saat di sekolah yaitu Nn. M dan Nn. R biasanya kalau da masalah klien menceritakan kepada mereka berdua. 3. Faktor Presipitasi 2 hari yang lalu sebelum masuk rumsh ke RSJ Nn. K mencoba melakukan bunuh diri dengan memotong nadinya dan minum obat (bd) yang di beli dari warung dan minum sprate. Klien mengatakan ingin sekali balikan dengan mantannya karena dia begitu sayank dengan mantannya. Klien mengatakan kalau dia tidak bisa balikan dengan mantan pacarnya lebih baik mati. Klien tidak bisa terima karena di putus secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. 22

3 C. Pemeriksaan Fisik Dilakukan pada tanggal 24 pada pukul WIB di ruang II (Brotojoyo) RSJD Dr. Amini Gondohutomo Semarang. 1. Tanda-tanda vital: Td: 120/80 mmhg, Nadi: 88 x/menit, Suhu: C, RR 20 x/menit. 2. Ukur: TB: 155 cm, BB: 50 kg 3. Keadaan fisik:m Kepala: Mesochepal, Rambut: Bersih dan rapi, eksprei bagian wajah tegang, Mata: Konjungtiva: Anemis, Sklera: Ikhterik, pandangan tajam, Hidung: Simetris, bersih dan tidak ada polip, Telinga: Simetris, bersih, Bibir: Kering dan tidak ada bau mulut, Leher: Tidak ada pembesaran tyroid, tidak terdapat distensi vena jagularis, kulit: Kering, Warna: Sawo matang, Turgor kulit: Baik, Ekstermitas baik tidak ada edema. D. Psikososial Nn. K, 17 tahun 23

4 Keterangan : : Laki-laki : Perempuan : Menikah : Garis keturunan : Orang terdekat : Pasien : Meninggal : Tinggal satu rumah Nn. K tinggal satu rumah dengan kedua orangtuanya dan kakak-kakaknya. Didalam keluarga tidak ada yang menderita gangguan jiwa. Klien adalah seorang perempuan, Nn. K anak ke 3 dari tiga bersaudara. Nn. K lebih dekat dengan ayahnya, di dalam keluarga yang mengambil keputusan adalah kepala keluarga yaitu Tn. R. Komunikasi di dalam keluarga kurang baik karena Nn. K lubih suka diem dan tidak mau menceritakan kepada keluarga saat ada masalah. E. Konsep diri 1. Citra tubuh: Nn. K dapat menerima dan menyukai semua anggota tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki. 24

5 2. Identitas diri: Nn. K adalah anak ke 3 dari tiga bersaudara, jenis kelamin perempuan, klien dapat menrima identitas dirinya layaknya seorang perempuan. 3. N.n K adalah anak ketiga, klien belum menikahdan masih sekolah duduk di bangku SMA kelas dua, biasanya untuk memenuhi kebutuhan Nn. K masih minta orangtuanya karena klien belum bekerja. 4. Ideal diri: Nn. K ingin cepat pulang dan berkumpul dengan keluarga, temantemannya dan manta pacarnya. 5. Nn. K mengatakan merasa tidak berhargadan tidak ada gunanya lagi hidup di dunia ini setelah putus dengan pacarnya. F. Hubungan sosial Nn. K mengatakan mempunyai banyak teman dan sering berkumpul dengan teman-temannya. Hubungan klien dengan klien lain selama di RSJ baik dan akrab dengan teman-temannya. Orang yang paling terdekat dengan klien selama di rawat adalah perawat dan temannnya yang bernama ny. W karena klien sudah percaya, oleh karena itu klien bisa menceritakan semuanya. G. Spiritual Nn. K beragama Islam, Nn. K mengatakan sebelum masuk di RSJ Nn. K jarang beribadah (sholat). Selam di rawat di RSJ nn. K rajin sholat dengan bimbingan perawat dan teman-temannya. 25

6 H. Status Mental 1. Penampilan Nn. K menggunakan seragam rumah sakit yang bersihdan tidak kusut. Rambut Nn. K panjang dan rapi, Nn. K melakukan perawatan diri secara mandiri. Nn. K mandi sehari 2 kali setiap pagi dan sore hari. 2. Pembicaraan Selama interaksi Nn. K berbicara jelas dengan nada suara pelan dan lamban, mulut tidak bau. Terkadang Nn. K tersenyum karena malu menatap wajah perawat. 3. Aktivitas sosial Nn. K sering berkumpul dengan teman-temannya. 4. Alam perasaan Nn. K sering sedih kalau ingat masa lalu dengan mantan pacarnya. 5. Afek Saat pengkajian kondisi klien labil, dan mau terbuka menceritakan masa lalunya. 6. Interaksi saat wawancara Selama interaksi kontak mata kurang, sering tersenyum, wajah tenang dan kooperatif. 7. Persepsi pola pikir Persepsi klien dengan perawat baik karena Nn. K yakin perawat bisa membantu dirinya dan dengan perawat klien bisa mengungkapkan semuanya. 26

7 8. Proses pikir Nn. K berbicara secara baik dan kooperatif, antara satu kalimat dengan kalimat yang lain ada keterkaitan. 9. Isi pikir Isi pikirannnya realistis, Klien mampu berpiikir dan menjawab ketika di picu berapa saudaranya, rumahnya di mana dan kelas berapa. 10. Tingkat keseadaran Nn. K sadar bahwa dirinya sedang di rawat di RSJ Semarang dan klien masih ingat bahwa kurang lebih 2 minggu yang lalu dia di rawat di RSJ. 11. Memori Nn. K masih ingat bahwa habis di putus pacarnya dan dia berulang kali telah mencoba bunuh diri. 12. Tingkat konsentrasi dan berhitung Nn. K ddapat berkonsentrasi saat di ajak interaksi, Nn. K dapat berhitung hari dengan baik dan Nn. K masih ingat hari apa dia masuk di RSJ. 13. Kemampuan penilaian Nn. K mampu mengambil keputusan sederhana tanpa bantuan orang lain. Nn. K tahu apa yang di lakukan setelah makan yaitu mencuci piring, mencuci tangan dan membereskan peralatan makanan. 14. Daya tilik diri Nn. K beranggapan keluarga mengajak dirinya ntuk sementara waktu ke rumah sakit agar dirinya tenang. Nn. K mengatakan pendapat setiap orang di keluarganya berbeda-beda. 27

8 I. Kebutuhan persiapan pulang 1. Makan Nn. K makan 3 kali sehari sesuai porsi yang di lakukan di rumah sakit. Nn. K mengatakan suka dengan pola makannya, Nn. K mampu menyiapkan dan membersihkan sendiri alat-alat makan. 2. Eliminasi Nn. K mengtakan biasa BAB sehari 2 kali yaitu pagi dan sore hari selam di rumah sakit maupun di rumah, BAK 5 kali sehari. Nn. K biasa BAB dan BAK di kamr mandi. Nn. K mampu membersihkan dan merapikan dirinya. 3. Mandi Nn. K mandi 2 kali sehari yaitum pagi dan sore hari, Nn. K rajin gosok gigi, mencuci rambut 2 hari sekali, menggunting kuku bila panjang. Nn. K terlihat bersih dan tidak bau. 4. Berpakaian Nn. K mampu mengganti pakaiannya secara mandiri, Dan Nn. K mampu berpakaian yang sesuai dan pakian yang di pakai tidak kusut. 5. Istirahat tidur Dalam sehari Nn. K mengatakan bisa tidur 10 jam, 8 jam pada malam hari dan 2 jam di siang hari. Nn. K tidak terbiasa menggosok gigi sebelum tidur, tetapi selalu mencuci kaki sebelum tidur. 28

9 6. Penggunaan obat Selam adi RSJ Nn. K mendapat terapi obat chlorpromazin 2x100 mg, haloperidol 2x5 mg, trihexypenidile 3x2 mg. Cara pemberiannya secara oral waktunya pagi dan sore. 7. Pemeriksaan obat Untuk memelihara kesehatnnya Nn. K sering minum obat di rumah sakit maupun di rumah saat pulang nanti. Untuk perawatan diri Nn. K rajin mandi. 8. Aktivitasdi rumah dan di luar Aktivitas di dalam rumah: klien biasanya nonton Tv dan belajr sedangkan di luar rumah pergi sekolah dan kumpul sama temannya. J. Mekanisme koping Nn. K mengatakan sering melakukan percobaan bunuh diri apabila ingat dengan mantan pacarnya. K. Terapi medis Chlorpromazin 2x100 mg Haloperidol 2x25 mg Trihexypenidile 3x2 mg Diagnosa medis: Skizofrenia 29

10 L. Analisa Data NO Tanggal Data fokus Problem 24 Ds: Harga diri rendah, WIB - Klien mengatakan merasa tidak berharga dan tidak ada gunanya lagi hidup di dunia ini. Do: - Klien mau menceritakan semuanya dengan januari WIB WIB perawat. Ds: - Klien mengatakan bahwa dirinya sering melakukan percobaan bunuh diri apabila ingat dengan mantan pacarnya. - Klien mengatakan mau melakukan percobaan bunuh diri dengan memotong nadi tangannya dan membeli obat (bd) di warung dan di campur dengan sprate untuk di minum. Do: - Klien bercerita dengan nada pelan kontak mata kurang dan tersenyum sendiri Ds: - Klien mengatakan dari pada saya tidak bisa kembali dengan mantan pacar saya lebih baik saya mati. Do: - Klien tampak melamun dan pandangan mata tibatiba kosong. - Beberapa menit kemudian klien menagis lagi. Resiko bunuh diri Koping yang tidak efektif 30

11 M. Pohon Masalah Resiko bunuh diri Core problem Harga diri rendah Koping tidak efektif N. Diagnosa Keperawatan 1. Harga diri rendah. 2. Resiko bunuh diri. 3. Koping yang tak efektif berhubungan dengan ingin bunuh diri sebagai pemecahan masalah. O. Rencana tindakan keperawatan No Tgl Diagnosa keperawatan WIB Resiko bunuh diri Perencanaan Perencanaan Intervensi Tujuan Klien tidak menciderai diri. 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya. Kriteria hasil 1.1 Klien mau membalas salam, mau berjabat tangan, menyebut nama, tersenyum, ada kontak mata, mengetahui nama perawat, menyediakan waktu kontrak, ekspresi wajah bersahabat Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nin verbal Perkenalkan dengan sopan Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien Jelaskan tujuan pertemuan Tunjukkan sifat empati dan menerima klien apa adanya Beri perhatian dan perhatikan 31

12 1. Klien dapat mengidentifikasi dari aspek positif yang dimiliki. 2. Klien dapat mengidentifikasa tanda-tanda resiko bunuh diri. 1.1 Klien dapat mengidentifikas i dari aspek positif yang dimiliki. Kemampuan yang dimiliki Aspek positif keluarga. Aspek positif lingkungan yang dimiliki 2.1 Klien dapat mengungkapka n perasaan saat mau melakukan percobaan bunuh diri. kebutuhan dasar klien Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya Bantu klien mengungkapkan perasaan kesal Anjurkan klien mengungkapkan perasaaan jengkel Observasi tandatanda perilaku resiko bunuh diri Simpulkan bersama klien tanda-tanda perilaku bunuh diri yang dialami klien 3. Klien dapat mengidentifikasi perilaku bunuh diri. 4. Klien dapat mengidentifikasi akibat resiko bunuh diri. 2.2 Klien dapat menyimpulkan tanda-tanda perilaku bunuh diri. 4.1 Klien dapat mengungkapka n resiko bunuh diri yang dilakukan. 4.1 Klien dapat menjelaskan akibat cara yang dilakukan 4.2 Klien dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang biasa yaitu dengan musyawarah dengan Anjurkan klien mengungkapkan percobaan bunuh diriyang biasa dilakukan Bicarakan dengan klien apakah cara klien lakukan masalah teratasi Bersama klien menyimpulkan akibat cara yang digunakan Tanyakan pada klien apakah klien ingin mempelajari cara yang benar dan sehat. 32

13 5. Klien dapat mengidentifikasi kan cara berespon terhadap tindakan bunuh diri. keluarga. 5.1 Klien melakukan cara berespon terhadap tindakan bunuh diri secara konstruktif dengan cara tarik nafas dalam dan dikeluarkan pelan-pelan Tanyakan pada klien apakah klien mau mempelajari cara yang baru dan sehat Berikan pujian jika klien mengetahui cra yang lain dan sehat Diskusikan dengan klien cara yang lain dan sehat: Secara tarik nafas dalam. 6. Klien dapat mendemonstrasik an cara mengontrol tindakan bunuh diri sosial asertif. 7. Klien dapat melakukan cara mengontrol tindakan bunuh diri dengan cara spiritual. 6.1 Klien dapat mengontrol tindakan bunuh diri: Secara sosial: Lakukan kelompok caracara marahmarah yang sehat. Verbal: Mengatakan secara langsung bahwa anda sedang jengkel. 7.1 Diskusikan dengan klien cara mengontrol dengan berdo a/ sholat Bantu klien menyimpulkan akibat cara yang digunakan Bantu klien memilih manfaat yang telah dipilih Anjurkan klien untuk berdo a sholat saat terjadi tindakan mau melakukan bunuh diri. 8. Klien dapat menggunakan obat secara benar (sesuai program pengobatan). 8.1 Klien dapat menyebutkan obat-obat yang diminum dan kegunaannya (jenis, waktu, dosis dan efek) Jelaskan jenis obat yang diminum Diskusikan manfa at minum obat (baca nama tertera pada tempat, obat, dosis obat, waktu dan cara minum) Jelaska manfa at minum obat dan efek yang perlu diperhatikan Anjurkan klien minta obat dan minum obat tepat 33

14 waktu Anjurkan klien melaporkan pada perawat/ dokter jika merasakan efek yang tidak menyenangkan. 9. Klien mendapat dukungan dalam mengontrol tindakan bunuh diri. 11. Klien mendapatkan perlindungan dari lingkungan untuk mengontrol tindakan bunuh diri. 9.1 Klien dapat minum obat sesuai program Keluarga klien: menyebutkan cara merawat 10.2 Mengungkapk an rasa puas dalam merat Identifikasa kemampuan keluarga merawat Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat klien Jelaskan cara merawat klien: a. Terkait dengan perilaku tindakan bunuh diri. b. Sikap tenang bicara jelas. c. Membantu klien mengenal penyebab perilaku tindakan bunuh diri Bantu keluarga dalam mendemonstrasik an cara merawat Bantu keluarga mengungkapkan perasaan setelah demonstrasi Bicara tenang, gerakan tidak terburu-buru nada suara rendah, tunjuk kepedulian Lindungi klien agar klien tidak melakukan tindakan bunuh 34

15 diri WIB Harga diri rendah. Harga diri klien bisa meningkat secara optimal. 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya 2. Kien dapat mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki. 3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan. 1.1 Klien mau membalas salam, mau berjabat tangan, menyebut nama, tersenyum, ada komtak mata dengan perawat, menyediakan waktu kontrak 2.1 Klien mengidentifikas i dari aspek positif yang dimiliki. Kemampuan yang dimiliki lien. Aspek positif keluarga. Aspek lingkungan yang dimiliki klien 3.1 Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal Perkenalkan dengan sopan Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai Tunjukkan sifat empati dan menerima klien apa adanya Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Setiap bertemu klien hindari memberi nilai negatif Utamakan memberi pujian yang realistis Diskusikan dengan klien kemampuan yang digunakan selama sakit. 4. Klien dapat merencanakan (menetapkan) kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. 4.1 Klien membuat rencana kegiatan harian Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaan Rencanakan bersama aktifitas klien yang dapat dilakukan stiap hari. Kegiatan sendiri. Kegiatan dengan 35

16 WIB Koping yang tidak efektif 5. Klien dapat melakukan kegiatannya sesuai kondisi sakit dan kemampuannya. 6. Klien dapat meningkatkan sistem pendukung yang ada. 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya. 5.1 Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya. 6.1 Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada. 1.1 Klien mau membalas salam, mau berjabat tangan, menyebut nama, tersenyum, ada kontak mata, mengetahui nama perawat, menyediakan waktu kontrak, ekspresi wajah bersahabat. bantuan sebagian. Kegiatan yang membutuhkan bantuan total Tingkatkan yang sesuai toleransi kondisi Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan Berikan kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan Beri pujian atas keberhasilan Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah Beri pendidikan pada keluarga tentang perawatan cara merawat klien dengan harga diri rendah Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nin verbal Perkenalkan dengan sopan Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai Jelaskan tujuan pertemuan Tunjukkan sifat empati dan menerima klien apa adanya Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar 36

17 2. Kien dapat mengidentifikasi penyebab resiko bunuh diri. 3. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda resiko bunuh diri. 4. Klien dapat mengidentifikasi resiko bunuh diri yang biasa dilakukan. 2.1 Klien mengungkapka n perasaannya. 2.2 Klien dapat mengungkapka n penyebab dari tindakan yang akan dilakukan (resiko bunuh diri) dari diri sendiri lingkungan maupun orang lain. 3.1 Klien dapat mengungkapka n perasaan saat mau melakukan percobaan bunuh diri. 3.2 Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan. 4.1 Klien dapat mengungkapka n resiko bunuh diri yang biasa dilakukan Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan kesal Anjurkan klien mengungkapkan perasaan saat dia merasa jengkel Observasi tanda perilaku bunuh diri Simpulkan bersama klien tanda-tanda perilaku bunuh diri yang dialami Anjurkan klien mengungkapkan percobaan bunuh diri yang biasa dilakukan. 5. Klien dapat mengidentifikasi akibat resiko bunuh diri. 4.2 Klien dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang biasa yaitu dengan musyawarah dengan keluarga. 5.1 Klien dapat menjelaskan akibat cara yang dilakukan 5.2 Klien dapat Bicarakan dengan klien, apakah cara klien lakukan masalah teratasi Bicarakan akibat/ kerugian. cara yang di gunakan Bersama klien menyimpulkan akibat cara yang 37

18 menyelesaikan masalah dengan cara yang biasa yaitu dengan musyawarah dengan keluarga. digunakan klien Tanyakan pada klien apakah klien ingin mempelajari cara yangbenar dan sehat. 6. Klien dapat mendemonstras ikan cara mengontrol tindakan bunuh diri sosial asertif 6.1 Klien dapat mengontrol tindakan bunuh diri: Secara sosial: Lakukan dalam kelompok cara-cara marah yang sehat Verbal: mengatakan secara langsung bahwa anda sedang jengkel Bantu klien memilih cara yang paling tepat untuk Bantu klien mengientifikasi manfaat yang telah diipilih 7. Klien dapat melakukan cara mengontrol tindakan bunuh diri dengan cara spiritual. 8. Klien dapat menggunakan obat secara benar sesuai program pengobatan). 7.1 Diskusikan dengan klien cara mengontrol dengan berdo a/ sholat. 8.1 Klien dapat menyebutkan obat-obat yang diminum dan kegunaannya (jenis, waktu, dosis dan efek) Anjurkan klien untuk berdo a/ sholat saat terjadi tindakan mau bunuh diri Jelaskan jenis obat yang diminum Diskusikan. manfa at minum obat (baca nama tertera pada tempat, obat, dosis obat, waktu dan cara minum) Jelaskan manfa at minum obat dan efek obat yang perlu diperhatikan Anjurkan klien minta obat dan minum obat tepat waktu Anjurkan klien melaporkan pada perawat/ dokter 38

19 9. Klien mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol tindakan bunuh diri 10. Klien mendapatkan perlindungan dari lingkungan untuk mengontrol tindakan bunuh diri 8.2 Klien dapat minum obat sesuai program pengobatan 9.1 Keluarga klien: menyebutkan cara merawt klien jika merasakan efek yang tidak menyenangkan Identifikasi kemampuan keluarga merawat klien Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat klien Jelaskan cara-cara merawat klien: a. Terkait dengan perilaku tindakan bunuh diri b. Sikap tenang bicara jelas c. Membantu klien mengenal penyebab perilaku tindakan bunuh diri Bantu keluarga dalam mendemonstrasika n cara merawat klien Bicara tenang, gerakan tidak terburu-buru nada suara rrendah, tunjuk kepudulian Lindungi klien agar klien tidak melakukan tindakan bunuh diri 39

20 Tanggal /jam WIB P. Implementasi dan evaluasi Diagnosa keperawatan Resiko bunuh diri TUK Implementasi Evaluasi Sp1p a. Membina hubungan saling percaya dengan pasien. b. Mengidentifikasi penyebab bunuh diri. c. Mengidentifikasi tanda-tanda perilaku bunuh diri. d. Mengidentifikasi perilaku yang biasa digunakan. e. Mengidentifikasi akibat perilaku bunuh diri. f. Memberikan reinforcement positif. g. Membantu memasukkan apa yang diajarkan kedalam kegiatan harian pasien Nama saya K, suka dipanggil K. Saya mau melakukan percobaan bunuh diri karena diputus pacar saya tanpa alasan yang jelas. Saya tidak terima dengan keputusan pacar saya. Apabila ingat dengan mantan pacar saya, rasanya ingin mengakhiri hidup ini karena saya hidup didunia ini tak berari tanpa dia. Klien mengatakan saya mau mencoba bunuh diri dengan memotong nadi dan minum obat (bd) yang dibeli diwarung dengan sparte. O: A: Klien mau berjabat tangan. Kontak mata kurang. Nada suara pelan. Ekspresi wajah tegang. Tenang, kooperatif. Klien dapat membina hubungan saling percaya. Klien dapat menyebutkan perilaku tindakan resiko bunuh diri. Klien dapat menyebutkan tandatanda perilaku resiko bunuh diri. Klien dapat menyebutkan perilaku yang biasa dilakukan Klien dapat menyebutkan akibat perilaku bunuh diri. 40

21 WIB WIB Sp2p a. Mengevaluasi masalah dan latihan sebelumnya. b. Melatih cara melakukan sholat/ ibadah. c. Memberikan reinforcement positif kepada d. Membantu memasukkan kedalam kegiatan harian pasien. Sp3p a. Mengevaluasi masalah dan latihan sebelumnya. b. Melatih cara mengontrol tindakan bunh diri dengan verbal. c. Memberikan reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan. d. Membantu memasukkan apa yang P: O: A: P: O: Klien diberi PR untuk berlatih sendiri dan mengingat kembali cara yang diajarkan. Ya mbak saya mau melakukan itu, apabila bisa mengurangi emosi saya untuk bunuh diri. Mbak, yang tarik nafas dalam kemarn saya sudah bisa melakukannya. Klien tenang dan kooperatif. Klien sudah bisa mempertahankan kontak mata. Bicara dengan nada agak keras. Klien sudah mau mempraktikkannya apabila pasien mau melakukan tindakan bunuh diri. Perawat melanjutkan ke Sp3p cara mengontrol tindakan bunuh diri dengan mengungkapkannya dengan verbal. Klien disarankan untuk melakukan cara spiritual, dengan sholat/ibadah apabila tiba-tiba muncul keinginan untuk bunuh diri. Klien mengatakan sudah berlatih sholat/ berdo a. Klien mengatakan senang selam disini. Klien tenang dan kooperatif. Klien memperhatikan dengan baik. Muka tidak tegang. Tersenyum. 41

22 diajarkan kedalam jadwal harian pasien. Klien mendemonstrasikan mengungkapkan dengan verbal. A: Pasien bisa melakukannya apa yang diajarkan. P: Perawat melanjutkan ke Sp1K WIB Sp1k a. Mengidentifikasi keluarga dalam merawat pasien. b. Menjelaskan peran serta keluarga dalam merawat c. Menjelaskan cara merawat pasien dirumah dengan mengajarkan cara spiritual berdo a/ sholat. d. Mendemostrasikan keluarga cara merawat e. Memberikan reinforcement positif kepada keluarga. O: A: P: Keluarga klien mengatakan saya belum bisa merawat dirumah mbak. Keluarga klien mengatakan saya mau diajarin. Ayah klien mengatakan saya R, saya suka dipanggil R. Ayah klien mengatakan bahwa klien jarang sholat. Ayah klien mengatakan terimakasih mbak, saya sudah diajarin. Ayah klien mau berjabat tangan. Bisa mempertahankan kontak mata. Wajah serius memperhatikan. Keluarga mampu menyebutkan 3 cara untuk mengontrol tindakan bunuh diri yaitu tarik nafas dalam dan dengan car spiritual yaitu dengan sholat dan berdo a dan minim obat teratur. Keluarga sudah bisa merawat klien dengan cara spiritual dan minum obat teratur. Keluarga bisa mempraktikkan cara yang diajarkan. Perawat mengingatkan kembali bahwa dukungan keluarga itu sangat penting untuk kesembuhan 42

23 WIB Sp4p a. Mengevaluasi masalah dan latihan sebelumnya. b. Melatih cara mengontrol tindakan bunuh diri dengan cara spiritual. c. Memberikan reinforcement positif kepada O: A: Perawat mengingatkan kepada keluarga apabila klien mau melakukan tindakan bunuh diri bapak bisa menganjurkan cara yang telah diajarkan. Iya mbak saya mengerti apa yang diajarkan. Saya akan berwudhu dan berdo a apabila keinginan untuk bunuh diri muncul lagi. Klien mendengarkan apa yang diajarkan. Klien tenag dan kooperatif. Klien bisa melakukan sholat dan berdo a. P: Perawat melanjutkan ke Sp5p cara mengontrol tindakan bunuh diri dengan minum obat. Klien diberi PR untuk memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian WIB Sp5p a. Mengevaluasi masalah dan latihan sebelumya. b. Melatih cara mengontrol tindakan bunuh diri dengan minum obat secara teratur. O: Klien mengatakan sudah mengerti apa yang telah dijelaskan. Klien mengatakan saya masih ingat obat yang warnanya pink haloperidol, orange, chlorpromazine yang putih nanyan THP dan minum sehari 2 kali. Klien mendengarkan serius apa yang telah dijelaskan. Klien tenang dan kooperatif. Klien bisa mempertahankan kontak mata. 43

24 Harga diri rendah Sp1p a. Membina hubungan saling percaya. b. Mengidentifikasi aspek yang dimiliki. c. Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan. d. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilakukan pasien. e. Melatih pasien kegiatan yang dipilih (menata tempat tidur dan mencuci piring). f. Memberikan reinforcement positif. g. Membantu pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian. A: Klien mampu menyebutkan efek samping obat. Klin mampu menyebutkan nama obat, cara pemberian dan waktu pemberian. P: Klien diberi PR menyelesaikan jadwal selanjutnya. O: A: P: Pasien mengatakan nama saya K, suka dipanggil K. Alamat karangawen demak. Kegiatan yang dilakukan dirumah yaitu sekolah, ngumpul bersama teman dan nonoton TV. Pasien mengatakan kegiatan yang biasa dilakukan di RSJ yaitu senam pagi, jalan-jalan mencuci sendok dan gelas, menata tempat tidur. Klien sering menduduk, berbicara sambil tertawa, kontak mata kurang mempertahankan, klien mendemonstrasikan tempat tidur. Nn. K mampu mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki. Nn. K mampu menilai kemampuan yang masih dapat digunakan. Nn. K mampu memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai kemampuan. Nn. K mau belajar membuat dan mengisi jadwal harian. Perawat mengajarkan kegiatan yang lain yang dipilih pasien. 44

25 WIB WIB Koping yang tidak efektif Sp2p Sp1p a. Mengevaluasi masalah dan latihan sebelumnya. b. Menanyakan kegiatan yang lain yang masih dilakukan dirumah. c. Melatih kegiatan kedua yang telah dipilih pasien. d. Memberikan reinforcement positif pada pasien. e. Membantu pasien memasukkan kedalam kegiatan harian pasien. a. Membina hubungan saling percaya dengan pasien. b. Mengidentifikasi penyebab bunuh diri. c. Mengidentifikasi tandatanda perilaku bunuh diri. d. Mengidentifikasi perilaku yang biasa digunakan. e. Mengidentifikasi akibat perilaku bunuh diri. f. Melatih cara mengontrol O: A: P: Perawat menganjurkan pasien untuk menata tempat tidur setelah bangun. Pasien mengatakan sudah menata tempat tidur tadi pagi. Pasien mengatakan tadi pagi senam terus jalanjalan. Klien mengatakan mencuci gelas dan sendok setelah tadi makan. Pasien mengatakan memilih nyapu untuk dilatih. Kontak mata sudah bisa mulai mempertahankan, pembicaraan pelan, tempat tidur, pasien kooperatif, pasien mendemonstrasikan menyapu. Pasien sudah melakukan merapikan tempat tidur. Pasien mencoba apa yang diajarkan dan mau melakukannya. Perawat mampu mengoptimalkan kegiatan yang sudah dilatih. Perawat menganjurkan pasien melakukan kegiatan yang sudah dilatih. Nama saya K, suka dipanggil K. Saya mau melakukan percobaan bunuh diri karena diputus pacar saya tanpa alasan yang jelas. Saya tidak terima dengan keputusan pacar saya. Apabila ingat dengan mantan pacar saya, rasanya ingin mengakhiri hidup ini karena saya 45

26 WIB Sp1p emosi untuk tidak melakukan tindakan bunuh diri dengan tarik nafas dalam. g. Memberikan reinforcement positif h. Membantu memasukkan apa yang diajarkan kedalam kegiatan harian a. Mengavaluasi masalah dan latihan sebelumnya. b. Memberikan reinforcement positif atas keberhasilan. c. Membantu apa yang diajarkan kedalam kegiatan harian O: A: P: O: A: hidup didunia ini tak ada artinya tanpa dia. Klien mengatakan saya mau mencoba bunuh diri dengan memotong nadi dan minum obat (bd) yang di beli diwarung dengan sprate. Klien mau berjabat tangan. Kontak mata kurang. Nada suara pelan. Ekspresi wajah tegang. Tenang, kooperatif. Klien dapat membina hubungan saling percaya. Klien dapat menyebutkan perialku resiko tindakan bunuh diri. Klien dapat menyebutkan tandatanda perilaku bunh diri. Klien dapat menyebuutkan perilaku yang biasa dilakukan. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku bunuh diri. Klien diberi PR untuk berlatih sendiri dan mengingat kembali cara yang telah diajarkan. Klien mengatakan sudah bisa mnyebutkan perilaku tindakan bunuh diri Kontak mata sudah bisa sedikit bisa mempertahankan. Ekspresi wajah tidak tegang. Sudah mau tersenyum. Klien tenang dan kooperatif. Klien ada keinginan untuk mencoba saat ingat dengan mantan pacarnya. 46

27 WIB WIB Sp2p a. Mengevaluasi masalah dan latihan sebelumnya. b. Melatih cara melakukan ibadah/ sholat. c. Memberikan reinforcement positif kepada d. Membantu apa yang diajarkan kedalam kegiatan harian pasien. Sp3p a. Mengevaluasi masalah dan latihan sebelumnya. b. Melatih cara mengontrol tindakan bunuh diri dengan verbal. c. Memberikan reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan. d. Membantu memasukkan apa yang diajarkan kedalam jadawal harian P: O: A: P: O: Perawat melanjutkan ke Sp2p cara mengontrol tindakan bunuh diri dengan ibadah/ sholat. Klien diberi PR untuk memasukkan kegiatan kedalam jadawal kegiatan setiap klien mau melakukan tindakan bunuh diri. Ya mbak saya mau melakukan itu, apabila bisa mengurangi emosi saya melakukan bunuh diri. Klien tenamg dan kooperatif. Klien sudah bisa mempertahankan kontak mata. Bicara dengan nada agak keras. Klien sudah mau memprakteikannnya apabila klien mau melakukan tindakan bunuh diri. Perawat melnjutkan ke Sp3p cara mengontrol tindakan bunuh diri dan mengungkapannya dengan verbal. Klien disarankan untuk melakukan cara spiritual dengan sholat/ ibadah apabila muncul keinginan untuk bunuh diri. Klien mengatakan sudah berlatih sholat/ berdo a. Klien mengatakan senang diperhatikan selama disini. Klien tenang dan kooperatif. Klien memperhatikan dengan baik. 47

28 WIB Sp1k Muka tidak tegang. Klien tampak tersenyum. Klien mendemonstrasikan mengungkapkan denagn verbal. A: Klien bisa melakukan apa yang diajarkan. P: Perawat mengingatkan kepada keluarga apabila klien mau melakukan tindakan bunuh diri bapak bisa menganjurkan a. Mengidentifikasi keluarga dalam merawat b. Menjelaskan peran serta keluarga daalm merawat c. Menjelaskan cara merawat klien di rumah dengan mengajarkan cara spiritual berdo a/ sholat. d. Mendemonstrasikan keluarga cara merawat e. Memberikan reinforcement positif kepada keluarga. O: A: P: cara yang telah diajarkan. Keluarga klien mengatakan saya belum bisa merawat dirumah mbak!. Keluarga klien mengatakan saya mau di ajarin. Ayah klien mengatakan klien jarang melakukan sholat. Ayah klien mengatakan terimakasih mbak saya sudah diajarin Ayah klien berjabat tangan. Ayah klien bisa mempertahankan kontak mata. Wajah serius memperhatikan. Keluarga mampu menyebutkan 2 cara mengontrol tindakan bunuh diri yaitu dengan cara spiritual dengan sholat/ berdo a, minum obat. Keluarga sudah bisa merawat klien dengan spiritual, dan minum obat teratur. Keluarga bisa mempraktikkan cara yang diajarkan. Perawat mengingtkan kembali bahwa dukungan keluarga itu sangat penting untuk 48

29 WIB WIB Sp4p a. Mengevaluasi masalah dan latihan sebelumnya. b. Melatih cara mengontrol tindakan bunuh diri dengan cara spiritual. c. Memberikan reinforcement positif kepada Sp5p a. Mengavaluasi masalah dan latihan sebelumnya. b. Melatih cara mengontrol tindakan bunh diri dengan minum obat secara teratur. O: A: P: A: pertumbuhan pasien. Perawat mengingatkan kepada keluarga apabila klien mau melakukan tindakan bunuh diri bapak bisa menganjurkan cara yang telah di ajarkan. Iya mbak saya saya mengerti apa yang diajarkan. Klien mendengarkan apa yang telah diajarkan. Klien tenang dan kooperatif. Klien melakukannya dengan sholat dan berdo a. Perawat melanjutkan ke Sp5p untuk mengontrol tindakan bunuh dirr dengan minum obat. Klien mengatakan sudah agak mengerti apa yang telah dijelaskan. Klien mengatakan masih ingat obat-obat yang telah diberikan warna pink holaperidol, dan orange chlorpromazine, yang putih namanya THP dan diminum 2 kali sehari. Klien mendengarkan apa yang telah dijelaskan. Klien mampu menyebutkan nama obat dan cara pemberian obat. P: Klien diberi PR untuk menyelesaikan jadwal selanjutnya. 49

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas 1. Pasien Nama : Tn. S Umur : 30 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Tani Alamat : Grobogan Suku Bangsa : Jawa, Indonesia No.

Lebih terperinci

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Nama Umur Pendidikan Alamat Agama : Tn.G : 30 th : tamat SMA : Blora : Islam Tanggal masuk : 06/12/2009 Tgl pengkajian : 06/12/2009 No.cm : 06 80

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien 1. Nama : Ny. S 2. Umur : 34 tahun 3. Jenis kelamin : Perempuan 4. Alamat : Singorojo Kendal 5. Agama : Islam 6. Pendidikan : SLTA 7. Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 19 Januari 2009, jam 10.00 WIB, di Ruang VIII Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondhohutomo Semarang. 1. Biodata a. Identitas klien

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Desember 2009 jam 10.00 wib A. Pengkajian Tanggal masuk Rumah Sakit : 05-11-2009 Bangsal di rawat : Gatotkoco/ruang VI No Rekam Medis : 067714

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 5 Januari 2008 diruang II Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan Skizofrenia berkelanjutan.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 18-12-2008 di Ruang ketergantungan obat Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondho Hutomo Semarang, dengan diagnosa medis skizofrenia

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register 14 BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2004 1. Identitas a. Identitas pasien Nama klien Ny. K, umur 30 tahun, agama Kristen, pendidikan SD, suku/bangsa

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Keperawatan Jiwa 1. Biodata Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 27 Desember 2010 di ruang Gatotkoco RSJD Dr. amino Gondohutomo Semarang a. Identitas klien Nama :

Lebih terperinci

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A. Asuhan Keperawatan kasus I. PENGKAJIAN Nama/Inisial : Tn. S Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 28 tahun Status perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : - Alamat :Jl. Dusun I

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. dr. Aminogondhohutomo, data diperoleh dari hasil wawancara dengan klien

BAB III TINJAUAN KASUS. dr. Aminogondhohutomo, data diperoleh dari hasil wawancara dengan klien BAB III TINJAUAN KASUS I. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 Januari 2008 di ruang XII RSJD dr. Aminogondhohutomo, data diperoleh dari hasil wawancara dengan klien dan data dari catatan medik

Lebih terperinci

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Desember 20010 pukul 10.00

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 Desember 2008 diruang III Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan Skizofrenia paranoid.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 desember 2010, pukul 09.00 WIB di ruang Gatot Koco Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondhohutomo Semarang, dengan diagnosa

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Inisial klien : Tn W Umur : 38 Th Jenis Kelamin : Laki-Laki Suku : Jawa Alamat : Desa terban RT 008 / 001 penawangan, Grobogan Tanggal pengkajian

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Diruang : VIII (Graha Irawan) Tanggal : 16 januari 2008 1. Identitas a. Identitas klien Nama : Sdr.P, Umur :31 tahun, Jenis kelamin : Laki-laki, Suku : Jawa, Agama

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014 Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan : Tn. M : Laki-laki : 34 thn : Sudah Menikah : Islam

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal Desenber Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM ,

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal Desenber Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM , BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 29 Desenber 2004. I. Identitas a. Identitas Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM 038164, Alamat Tayu

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 26 Desember 2007 di ruang III (Graha Citro Anggono) Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondho Utomo Semarang, dengan diagnosa

Lebih terperinci

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI Nama Klien : Diagnosa Medis : No MR : Ruangan : Tgl No Dx Diagnosa Keperawatan Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. paranoid. Klien bernama Tn.ES, umur 33 th, laki-laki, pendidikan terakrih

BAB III TINJAUAN KASUS. paranoid. Klien bernama Tn.ES, umur 33 th, laki-laki, pendidikan terakrih BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian di lakukan pada tanggal 27 Desember 2010 diruang 5 Rumah Sakit Jiwa Daerah Semarang Dr.Amino Gondhohutomo Semarang, dengan skizofrenia paranoid. Klien bernama

Lebih terperinci

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah

Lebih terperinci

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VII (Hudowo) RSJ

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VII (Hudowo) RSJ BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 9-01-2008 di ruang VII (Hudowo) RSJ Amino Gondohutomo Semarang, dengan diagnosa medik : skizofrenia tak terinci. Pasien bernama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. : Jawa, Indonesia. : 10 Januari 2011 pukul WIB. Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. : Jawa, Indonesia. : 10 Januari 2011 pukul WIB. Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Suku Agama Status Perkawinan Pendidikan : Tn.S : 33 tahun : Laki-laki : Ungaran : Jawa, Indonesia : Islam : Kawin : SD Nomor Register

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. laki - laki, pendidikan pasien STM, dan tidak bekerja, pasien tinggal di

BAB III TINJAUAN KASUS. laki - laki, pendidikan pasien STM, dan tidak bekerja, pasien tinggal di 37 BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 Desember 2008 diruang VI Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan Skizofrenia paranoid.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI

BAB III TINJAUAN TEORI BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari 2009 A. Identitas Pasien Nama Umur Jenis Kelamin Agama Suku / Bangsa Pendidikan Pekerjaan Status Alamat : Sdr. A : 25 Tahun : Laki-laki : Islam :

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI DI RUANG PERKASA RSJD DR.RM.SOEDARMADJI KLATEN Di susun dan di ajukan untuk memenuhi tugas keperawatan jiwa

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA Ruang rawat :... Tanggal dirawat:... A. IDENTITAS KLIEN Nama :... L/P) Umur :... tahun No. CM :... Tanggal masuk :... B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI......

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA A. IDENTITAS KLIEN Nama :... L/P) Umur :... tahun No. CM :... Tanggal masuk :... B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI...... C. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Pernah mengalami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggl 6 Januari 2008, di ruang IV

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggl 6 Januari 2008, di ruang IV BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Pengkajian dilakukan pada tanggl 6 Januari 2008, di ruang IV (Dewaruci) Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Aminogondho Hutomo Semarang, dengan diagnosa medis Skizophrenia Katatonik.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.

Lebih terperinci

perawatmasadepanku@blogspot.com Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty Kunjungi dan D a p a t k a n!!! K u m p u l a n A s k e p L e n g k a p H a n y a D i : perawatmasadepanku@blogspot.com

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS PENGKAJIAN Tanggal masuk :30 Desember 2008 Bangsal Keperawatan :XII(Madrim) No RM :062302 Tanggal Pengkajian :01 Januari 2009 A. IDENTITAS Pasien bernama Ny. N, bertempat tinggal

Lebih terperinci

TUGAS SISTEM INTEGUMEN

TUGAS SISTEM INTEGUMEN TUGAS SISTEM INTEGUMEN PENGKAJIAN PADA PASIEN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS TINEA KRURIS Oleh : MUHAMMAD FAHRI NIM: 108 STYC 15 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK Oleh: Frentya Maya Anggi W, S.Ked NIM. 042010101005 Pembimbing: dr. Justina Evy Tyaswati Sp. KJ FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2009 1 LAPORAN KASUS PSIKIATRI

Lebih terperinci

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondhohutomo Semarang. 1. Biodata. a. Identitas Klien. Nama Tn. St, umur:

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA RUANGAN RAWAT : TANGGAL DIRAWAT : I. IDENTITAS KLIEN Inisial : ( L

Lebih terperinci

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE)

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE) 1 PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE) A. Identitas Klien Inisial Klien Usia Agama Pendidikan : Ny. F : 42 Tahun : Islam : SMA Nomor Register : 02. 14. 77 Masuk RSJSH : 27/03/2012 Nama Keluarga Alamat

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien BAB II KONSEP DASAR A. Pengetian Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun, kurang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Data Fokus Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Juni 2011 jam 16.00 WIB pada keluarga Tn.L (60th). Tn.L merupakan kepala keluarga dari Ny. N (51th) dan kedua anaknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah

Lebih terperinci

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA Disusun Oleh: DESI SUCI ANGRAENI SRI WAHYUNINGSIH PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi

Lebih terperinci

NURSING CARE PLAN (NCP)

NURSING CARE PLAN (NCP) NURSING CARE PLAN (NCP) 1. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN Nama Klien : DiagnosaMedis : No CM : Ruangan : Tgl No. Dx Diagnosa Keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA Identitas Pasien Nama : Tn.D Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 67 Tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

TINJAUAN KASUS. 1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. S. 2. Usia : 43 tahun. 4. Pekerjaan : Buruh Pabrik ( LIK )

TINJAUAN KASUS. 1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. S. 2. Usia : 43 tahun. 4. Pekerjaan : Buruh Pabrik ( LIK ) TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Keluarga I. Data Umum 1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. S 2. Usia : 43 tahun 3. Pendidikan : SD 4. Pekerjaan : Buruh Pabrik ( LIK ) 5. Alamat : RT. 05 / RW I Bangetayu Kulon,

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG.

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh R.Purwasih 1), Y. Susilowati 2), 1) Alumni Akademi Keperawatan

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh Afandi 1), Y.Susilowati 2) 1) Alumni Akademi Keperawatan Krida Husada,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB.

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB. BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam 10.30 WIB. 1. Biodata a. Identitas Pasien Nama Klien Ny. S, umur 35 tahun, jenis kelamin perempuan, alamat Kalisegoro

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA Pengkajian dilakukan pada hari selasa tanggal 10 Juni 2014 pukul 14.00 WIB.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasakan sebagai ancaman (Nurjannah dkk, 2004). keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasakan sebagai ancaman (Nurjannah dkk, 2004). keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perilaku kekerasan merupakan salah satu yang diekspresikan dengan melakukan ancaman, menciderai orang lain ataupun merusak lingkungan (Keliat dkk, 2011). Kemarahan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 januari 2010, pukul WIB di

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 januari 2010, pukul WIB di BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 januari 2010, pukul 10.00 WIB di ruang Larasati Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondho Hutomo Semarang, dengan diagnosa medis

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post Sectio Caesaria dengan indikasi Preeklamsia di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung pada tanggal

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh : AGUNG NUGROHO 462008041 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VI (Gatot Kaca) RSJ Amino

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VI (Gatot Kaca) RSJ Amino BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Pasien Tanggal masuk RSJ : 27-12-2007 Pengkajian dilakukan pada tanggal 30-12-2007 di ruang VI (Gatot Kaca) RSJ Amino Gondohutomo Semarang, dengan diagnosa medik : Skizofrenia

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Pengkajian dilakukan pada hari/ tanggal Selasa, 23 Juli 2012 pukul: 10.00 WIB dan Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. Pengkaji

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL A. Pengertian Isolasi social adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan

Lebih terperinci

Tindakan keperawatan (Implementasi)

Tindakan keperawatan (Implementasi) LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN No. Dx Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul tanggal 1 Senin / 02-06- 14.45 15.00 15.25 15.55 16.00 17.00 Tindakan keperawatan (Implementasi) Mengkaji kemampuan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998). BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 5-7-2010 di Ruang larasati Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondho Hutomo Semarang diagnosa medis skizofrenia paranoid. Pasien

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. : Hubungan Pelayanan Spiritual Yang Diberikan Perawat Dengan Kepuasan Pasien Diabetes melitus

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. : Hubungan Pelayanan Spiritual Yang Diberikan Perawat Dengan Kepuasan Pasien Diabetes melitus LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Judul Penelitian : Hubungan Pelayanan Spiritual Yang Diberikan Perawat Dengan Kepuasan Pasien Diabetes melitus Nama Peneliti : Rina Rahmadani Sidabutar Nomor

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh Y. Susilowati 1), D.W.Ningsih 2) 1) Dosen Akademi Keperawatan Krida Husada,

Lebih terperinci

MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE

MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE Lampiran 8 MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE 2009.33.032 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. Z DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SEMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DisusunOleh : HILYATUN NISA J 200 090

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Januari 2008 di Ruang 2 di RSJD Amino Gondo

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Januari 2008 di Ruang 2 di RSJD Amino Gondo BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Januari 2008 di Ruang 2 di RSJD Amino Gondo Hutomo, Semarang dengan diagnosa medik halusinasi dengar. Klien bernama Nn. S Umur 22 Tahun,Perempuan,

Lebih terperinci

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO TINGGI KEKERASAN

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO TINGGI KEKERASAN SP 1 Resiko Perilaku Kekerasan STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO TINGGI KEKERASAN Pertemuan... Hari, TGL :... A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien : a. Data Subjektif

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN. pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN. pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. 1 BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. Pembahasan Pada bab ini penulis membahas dua kasus asuhan keperawatan pada klien defisit perawatan diri dengan penerapan pendidikan kesehatan personal hygiene di rumah

Lebih terperinci

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan BAB III TIJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada An. A dengan Gastroenteritis dehidrasi sedang di ruang luqman Rumah Sakit Roemani

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian pada Ny. S dilakukan pada tanggal 11 Mei 2007 sedangkan pasien masuk RSU Dr. Kariadi tanggal 8 Mei 2007 1. Biodata Biodata pasien Ny. S, 25 tahun, jenis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007) BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, baubauan, pengecapan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post partum spontan di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung Semarang pada tanggal 14 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April 2010 A. PENGKAJIAN 1. Identitas Pasien a. Biodata Pasien Nama : An. A Tanggal lahir : 21 Agustus 2009 Umur Jenis kelamin Suku Bangsa Agama

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Asuhan Keperawatn Keluarga dilakukan pada tanggal 01 Januari 2008

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Asuhan Keperawatn Keluarga dilakukan pada tanggal 01 Januari 2008 BAB III RESUME KEPERAWATAN Asuhan Keperawatn Keluarga dilakukan pada tanggal 01 Januari 2008 sampai dengan 06 Januari 2008 pada Tn. S (45 tahun), dengan alamat Parang Barong VIII, kelurahan Tlogosari kulon,

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Asuhan keperawatan Keluarga di Lakukan pada tanggal 23 juni 2010 pada

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Asuhan keperawatan Keluarga di Lakukan pada tanggal 23 juni 2010 pada BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Data Umum Asuhan keperawatan Keluarga di Lakukan pada tanggal 23 juni 2010 pada keluarga Tn A alamat Jl kunir Rt 08 Rw 8 kelurahan sambiroto kecamatan tembalang.

Lebih terperinci

BAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN. Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal

BAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN. Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal BAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal 19-01-2009 A. Data identitas Data yang diperoleh dari pasien adalah : Nama kepala keluarga Tn. G, pendidikan SD dan beliau

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN. 1. Masalah Utama Perilaku Kekerasan

LAPORAN PENDAHULUAN. 1. Masalah Utama Perilaku Kekerasan LAPORAN PENDAHULUAN 1. Masalah Utama Perilaku Kekerasan 2. Proses Terjadinya Masalah A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. Pembahasan Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan antara konsep dasar teori dan kasus nyata Sdr. D diruang Dewa Ruci RSJD Amino Gondohutomo

Lebih terperinci

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. D Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 83 tahun Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl.

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGGODANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGGODANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG PRINGGODANI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DI SUSUN OLEH: DEVI CHRISTINA PANCANINGTYAS NIM. P.10086 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit. Sebagai pemberian pelayanan kesehatan yang komplek, mutu

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL A. Pengertian Terapi murottal adalah rekaman suara Al-Qur an yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al-Qur an), lantunan Al-Qur an secara fisik mengandung

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Asuhan Keperawatn Keluarga dilakukan pada tanggal 20 Juni 2010 pada keluarga Tn. L (45 th), dengan alamat Sambiroto kecamatan Tembalang, Semarang. Keluarga ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolation (isolasi) merupakan mekanisme pertahanan dimana emosi diasingkan dari muatan impuls kesakitan atau memori (Cervone, 2011). Pikiran isolasi sosial ( social

Lebih terperinci

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELUARGA TN. S

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELUARGA TN. S FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELUARGA TN. S I. Data umum 1. Nama Kepala Keluarga : Tn. Setyo 2. Alamat dan telpon : Rt 03/ 16, Dukuh Ngawen 3. Komposisi Keluarga : 4 orang NO Nama Jenis Kelamin Hubungan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. b. Usia : 51 tahun. d. Pekerjaan KK : Buruh lepas (sablonan) e. Alamat : Sambiroto 11 RT 05 RW 07

BAB III TINJAUAN KASUS. b. Usia : 51 tahun. d. Pekerjaan KK : Buruh lepas (sablonan) e. Alamat : Sambiroto 11 RT 05 RW 07 BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian (30 juni 2010) 1. Data Umum a. Nama KK : Tn. S b. Usia : 51 tahun c. Pendidikan : SD d. Pekerjaan KK : Buruh lepas (sablonan) e. Alamat : Sambiroto 11 RT 05 RW 07 f.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Klien masuk RSJD Dr. Aminogondoutomo pada tanggal 14 Januari 2009.

BAB III TINJAUAN KASUS. Klien masuk RSJD Dr. Aminogondoutomo pada tanggal 14 Januari 2009. BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN Klien masuk RSJD Dr. Aminogondoutomo pada tanggal 14 Januari 2009. Klien di rawat di ruang XI Larasati dengan nomor RM 063245. Perawat melakukan pengkajian pada tanggal

Lebih terperinci

d. Sosial Universitas Sumatera Utara

d. Sosial Universitas Sumatera Utara BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar 1. Defenisi Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu

Lebih terperinci

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT) TENTANG GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN KELUARGA Ny.

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT) TENTANG GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN KELUARGA Ny. PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT) TENTANG GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN KELUARGA Ny. V DI TANGGERANG DI SUSUN OLEH MARIA FRANSISKA 1410721043 PROGRAM STUDI PROVESI NERS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Isolasi sosial sering terlihat pada klien skizofrenia. Hal ini sebagian akibat tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan kehilangan batasan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Data Umum Tanggal pengkajian : 27 Januari 2009 a. Nama Kepala Keluarga : Tn. M b. Alamat Kepala Keluarga : Ngablak Muktiharjo Kidul Rt 10 / Rw 08 c. Pekerjaan Kepala

Lebih terperinci