BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa"

Transkripsi

1 BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondhohutomo Semarang. 1. Biodata. a. Identitas Klien. Nama Tn. St, umur: 51 tahun, jenis kelamin: laki-laki, agama: Islam, suku/bangsa: Jawa/Indonesia, Alamat: Ds. Mojo Rt.01/08 Ulujami Pemalang, Pekerjaan: tani, status: duda, tanggal masuk: 08 Juni 2005 jam WIB. b. Identitas penanggung jawab. 1). Nama: Tn. N, pekerjaan: Swasta, hubungan dengan klien: Adik Ipar, Alamat: Ds. Mojo Rt. 01/08 Ulujami Pemalang. 2. Alasan Masuk Klien datang ke Rumah Sakit Jiwa dr. Amino Gondhohutomo Semarang diantar keluarga tanggal 08 Juni 2005 Jam WIB dengan keluhan sering bicara sendiri, kalau diajak bicara jawabannya kacau, suka datang sendiri, mandi dan makan bisa sendiri, ganti pakaian harus disuruh, waktu luang digunakan untuk melamun dan keluyuran. 3. Faktor predisposisi Klien mengalami gangguan jiwa sejak 5 tahun yang lalu, selama itu klien sering bicara, suka datang sendiri, kalau diajak bicara jawabannya kacau, makan dan

2 minum sendiri, mandi dan ganti baju masih dilakukan sendiri, waktu luang digunakan untuk melamun dan keluyuran. Kemudian keluarga membawa ke dokter spesialis jiwa langsung disuruh mondok ke rumah sakit jiwa semarang. Klien tidak mengalami penganiayaan fisik maupun sexual, tidak mengalami kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal. Klien pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan karena bercerai dengan istrinya. 4. Pemeriksaan fisik a. Keadaam umum : klien dalam keadaan sadar b. Tanda tanda vital TD 130 / 80 mmhg, suhu 37 0 c, nadi 80 x /menit, respiratori rate 24 x/menit c. Ukur BB : 45 kg TB : 155 cm d. Keadaan fisik Kesadaran : komposmentis Kulit : sawo matang, turgor baik, tidak ada luka Kepala : rambut agak beruban, kotor tidak tersisir Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, ada kelainan pada mata sebelah kiri Hidung : simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret. Telinga: bersih, tidak ada sekret. Mulut dan gigi: mukosa bibir kering, gigi agak kuning tidak ada caries. Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

3 Dada: bersih, tidak ada luka. Abdomen: tidak ada msa, tidak ada benjolan. 5. Pemeriksaan penunjang tanggal 08 Juni 2005 a. Hematologi. LED 1 jam 2mm/jam LED 2 jam 2mm/jam Lk : 0-15 mm/jam. P : 0-20 mm/jam b. Kimia klinik. Glukosa sewaktu : 80 mg/100 ml. Normal Ureum : 31,6 mg/100 ml Creatinin : 0,81 Normal 0,6 0,11 Cholesterol total : Trigliserid : 88 s.d 150 Protein total : 6,70 6,3 8,0 SGOT : 4,05 S.D 37 SGPT : 16 Unit/L s.d 42 Uric acid : 4,90 mg/100 ml 5,5 7,0 N : Psikososial a. Genogram

4 Keterangan Laki-laki Perempuan Klien/penderita Tinggal satu rumah Bercerai Klien adalah anak keempat dari 6 bersaudara, hubungan dengan keluarga baik. Klien mempunyai 5 orang anak, anak yang 1 perembuan sudah menikah punya anak 2 perempuan semua, anak yang ke 2 kaki-laki mempunyai 2 orang anak laki-laki, anak yang ke 3 sampai ke 5 ikut bersama ibunya karena klien sudah bercerai sehingga klien ikut dengan adiknya yang terakhir. Bahasa yang digunakan dalam keluarga adalah bahasa Jawa klien tidak ada yang menderita penyakit seperti ini klien bercerai dengan istrinya sudah 5 tahun yang lalu. Masalah keperawatan: koping individu tidak efektif. b. Konsep diri 1). Gambaran diri Klien mengatakan dia menyukai semua anggota tubuhnya kecuali bagian matanya karena ada gangguan penglihatan pada mata sebelah kanan, klien menerima keadaan dirinya apa adanya. 2). Identitas diri

5 Klien sudah berkeluarga namun sudah bercerai dan mempunyuai 2 anak perempuan dan 3 orang anak laki-laki, klien menerima dirinya sebagai seorang laki-laki. Dalam kelompok/masyarakat klien mengatakan kurang diterima dan klien merasa malu bila berkumpul dengan tetangga. 3). Peran diri Sebelum sakit klien mampu menjalankan tugasnya sebagai seorang ayah dari anak-anaknya. Setelah sakit klien tidak bisa menjalankan perannya sebagai seorang ayah. Klien tidak ikut dalam organisasi kemasyarakatan dan tidak mempunyai peranan penting dalam masyarakat, klien tidak bisa menjalankan peranannya karena sedang sakit. 4). Ideal diri. Klien mengharapkan kalau keluarga lebih memperhatikan dirinya. Klien juga ingin kembali kemasyarakatan dan diterima oleh keluarga serta dapat berkumpul kembali dengan keluarga. 5). Harga diri Kurang lebih satu minggu sebelum klien mondok, penderita mulai mengamuk tanpa sebab, memukul anak dan istrinya, bicara kacau, suka keluyuran, sulit tidur, waktu luang digunakan untuk melamun. Makan dan minum mulai dapat dilakukan sendiri, penderita tidak mau lagi membantu adiknya disawah. Klien mengatakan kurang percaya diri

6 dalam bergaul dengan tetangga, malu, minder sehingga klien jarang keluar rumah, apalagi setelah mengalami sakit sekitar 5 tahun yang lalu. Klien merasa orang disekitar membenci dan mengejek dia. Klien mengatakan tidak mempunyai kelebihan, ketika ditanya kelebihannya apa. Masalah keperawatan: gangguan konsep diri Harga diri rendah. c. Hubungan sosial 1). Klien merasa dekat dengan keluarganya, setiap ada masalah dia selalu menceritakannya pada adiknya dan mencari jalan keluarnya dengan cara musyawarah. 2). Klien tidak ikut dalam organisasi kemasyarakata, klien mengalami hambatan dalam bermasyarakat karena dia merasa malu dan minder bila berkumpul dengan orang banyak,. Sakit di rumah sakit jiwa klien juga jarang bicaa dengan pasein lain, klien lebih sering menyendiri (duduk) dan tidur, klien tidak mau berkumpul dengan teman saat makan, klien kadang terlibat dalam aktifitas ruangan jika disuruh seperti membersihkan lantai, meja, mencuci gelas dan sendok, mencuci lap pel. Ketika ditanya alasanya, klien menjawab tidak boleh perawat. Masalah keperawatan: Isolasi sosial: menarik diri. d. Spiritual Klien menganggap sakit yang dialami saat ini merupakan cobaan dari Allah SWt, selama klien dirumah sakit klein tidak pernah menjalankan sholat, klien mengatakan juga tidak pernah berdoa. 7. Status mental.

7 a. Penampilan. Penampilan klien kurang rapi, rambut acak-acakan, wajah tampak kusust, klien mau menyisir rambut jika disuruh oleh perawata. Pakaian yang dipakai sesuai dan tidak terbalik. b. Pembicaraan. Klien bicaa dengan suara pelan dan halus tapi jelas. Pembicaraan inkoherent, inisiatif untuk memulai pembicaraan kurang namun sudah sesuai dengan topik pembicaraan. Klien kurang mampu mempertahankan kontak mata. c. Aktifitas motorik. Klien wajahnya tampak kusut, murung. Klien lebih banyak duduk dan diam, bicara kalau ditanya, klien sering keluar masuk kamar, klien kurang melakukan aktivitas ringan dan berat. Masalah keperawatan: Isolasi aktivitas. d. Alam perasaan. Klien menunjukkan alam perasaan sedih dan putus asa karena dianggap menderita gangguan jiwa. Sikap klien pemalu, klien menunjukkan raut muka sedih saat menyendiri dan menunjukkan raut muka senang saat diajak bicara dan ditemani. e. Afek Klien dapat menyesuaikan keadaan, apabila situasi klien menyenangkan, klien gembira, klien merasa sedih saat dia tahu dibawa ke rumah sakit jiwa. f. Interaksi selama wawancara.

8 Selama wawancara respon klien kooperatif, ada minat dan perhatian. Ketika klien diberi pertanyaan, kontak mata klien saat diajak berkomunikasi kurang, klien lebih suka menatap kearah lain dan kadang-kadang menunduk. g. Persepsi. Persepsi klien terhadap realita baik, tidak terjadi halusinasi atau ilusi. h. Proses pikir. Klien bisa menjawab pertanyaan yang diajukan dengan baik tetapi kadangkadang malu untuk menjawabnya. Pembicaraansesuai dengan topik yang dibicarakan. i. Isi pikir klien. Klien tidak mengalami waham apapun maupun gangguan isi pikir, seperti obesesi, phobia dan sebagainya. j. Tingkai kesadaran Kesadaran klien composmentis dan klien sadar bahwa dirinya berada di RSJ Semarang, orientasi klien terhadap nama, hari waktu dan tempat benar. k. Memori. 1). Daya ingat jangka panjang baik, klien mengatakan sayadulu lahir di Pemalang. 2). Daya ingat jangka pendek baik, klien mengatakan kalau selama disini belum pernah dijenguk sama anak dan saudaranya. 3). Daya ingat sesaat baik, klien masih ingat nama perawat setelah 10 menit pengkajian. l. Tingkat konsentrasi dan berhitung.

9 Konsentrasi: klien dapat berkonsentrasi dengan baik pernyataan dan pembicaraan yang diajukan oleh perawat walaupun hanya sesaat. Berhitung: klien mampu mengingat tanggal, waktu dan umur klien. m. Kemampuan penilaian. Klien klurang mampu mengambil keputusan yang sederhana tanpa bantuan perawat. Misal: klien mandi kadang-kadang masih disuruh, minum obat masih disuruh. n. Daya titik diri Klien tidak mengingkari penyakit yang diderita dan tidak menyalahkan orang lain atau lingkungan yang menyebabkan kondisi saat ini. 8. Kebutuhan persiapan pulang. a. Makan. Klien makan 3x sehari, klien tidak alergi terhadap makanan tertentu dan tidak ada pantangan makan, klien tidak mau makan bersama pasien lain, klien sudah mau membersihkan alat makannya sendiri namun klien tidak kpernah membantu menyiapkan alat makan. b. Buang akir kecil/buang air besar. Klien dapat Buang air kecil/buang air besar sehari-hari di WC, tidak ada kelainan pada sistem eliminasi, pola, frekuensi maupun konsistensi. c. Mandi

10 Klien mandi 2 x sehari tanpa memakai sabun, mencuci rambut 2 x seminggu pakai shampo cara mandi tidak bersih dan mandi kadang-kadang masih disuruh, klien agak bau. d. Perpakaian. Klien mengenakan pakaian tetapi tidak bisa rapi, klien nampak agak kusut dan pakaian agak bau, klien tidk memakai sandal. e. Istirahat dan tidur Frekuensi: klien tidak ada masalah dalam istirahat dan tidur. Siang hari klien tidur 2-3 jam, malam tidur 8-9 jam, sebelum tidur klien tidak menggosok gigi, tidak cuci kaki dan juga tidak memakai sandal. f. Penggunaan obat. Klien tidak menggunakan obat lain selaian resep dokter, klien minum obat secara teratur baik jumlah, jenis, dosis dan waktu. Klien merasa tenang sesudah minum obat dan ingin tidur. g. Pemeliharaan kesehatan. Klien mengatakan bila sudah keluar dari rumah sakit ia akan memeriksakan dirinya secara rutin dan minum obat sesuai anjuran dokter. h. Aktivitas di dalam rumah. Sebelum sakit klien bekerja sebagai tani. Aktivitas diluar rumah klien jarang mengikuti perkumpulan di kampungnya. 9. Motivasi koping. Dalam mengatasi masalahnya klien lebih sering berespon mal adaptif, klien sering menyendiri, diam, mudah tersinggung.

11 10. Masalah psikososial dan lingkungan. a. Selama dirawat di rumah sakit klien mempunyai masalah dalam hubungan sesama pasien, klien kadang menyendiri sambil merokok atau tiduran, melalum, tapi klien masih dapat menuruti perintah perawat seperti makan, minum obat atau mandi. 11. Pengetahuan. Klien kurang mengerti tentang penyakit jiwa yang diderita dan kurang bisa menggunakan kopingnya. 12. Aspek medik. Diagnosis medis: skizofernia tak terinci. Terapi: a. Chlorpomazin 1 x 100 mg. b. Haloperidol 2 x 5 mg. c. Thihexipenidil 2 x 2 mg. 13. Data Fokus dan Analisa Data Data Fokus a. Klien sering tiduran b. Klien sering duduk-duduk sendiri. c. Klien makan terpisah dari temannya. d. Klien banyak berdiam diri. e. Klien sering melamun.

12 Pengelompokan data. DS: - DO: Klien sering tiduran. Klien sering duduk-duduk sendiri. Klien makan terpisah dari temannya. Klien banyak berdiam diri Klien sering melamun. Analisa Data. Pengkajian tanggal 23 Juni 2005 jam WIB. a. S : - O: Klien sering duduk-duduk sendiri Klien sering tiduran Klien makan terpisah dari teman-teman. P: Isolasi sosial: menarik diri. b. S: - O: Klien banyak berdiam sendiri. Klien suka melamun. P: Gangguan konsep diri: harga diri rendah. Data Fokus a. Badan klien agak bau b. Pakaian tampak kusut. c. Rambut acak-acakan.

13 Pengelompokan data: DS: - DO: Badan klien agak bau. Pakaian tampak kusust Rambut acak-acakan. Analisa Data. Pengkajian tanggal 24 Juni 2005 jam WIB S: - O: Badan klien agak bau Pakaian tampak kusust. Rambut acak-acakan. P: Defisit Perawatan diri. 14. Daftar masalah keperawatan. a. Isolasi sosial: menarik diri. b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah. c. Defisit perawatan diri. d. Penurunan kemampuan dan motivasi perawatan diri. e. Koping individu tidak efektif. 15. Pohon masalah.

14 Defisit perawatan diri Penurunan kemampuan dan motivasi perawatan diri. Isolasi sosial: Menarik diri. Gangguan konsep diri: harga diri Rendah Core ploblem Berduka disfungsional B. Diagnosa Keperawatan. 1. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah. 2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional. 3. Defisit perawatan diri: kebersihan diri dan berpakaian/berhias berhubungan dengan penurunan kemampuan dan motivasi perawatan diri. C. Fokus Intervensi Keperawatan. 1. Diagnosa keperawatan 1 a. Tujuan Umum: Klien dapat membina hubungan dengan orang lain secara optimal. b. Tujuan Khusus: 1). Klien dapat membina hubungan saling percaya. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal. Perkenalkan diri dengan sopan.

15 d). e). Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien. Jelaskan tujuan pertemuan. Jujur dan menepati janji. 2). Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki. d). Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien. Hindarkan memberi penilaian negatif terhadap klien. Utamakan memberi pujian yang realistik. Diskusikan dengan klien kemampuan. 3). Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit. 4). Klien dapat menetapkan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Rencanakan aktifitas yang dapat dilakukan setipa hari. Tingkatkan kegiatan sesuai kemampuan toleransi klien. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan. 5). Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan. Beri pujian atas keberhasilan klien. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.

16 6). Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah. Bantu keluarga dalam memberikan dukungan selama klien dirawat. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah. 2. Diagnosa Keperawatan 2. a. Tujuan Umum: Klien dapat meningkatkan harga diri. b. Tujuan Khusus: 1). Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki. d). e). f). Perkuat hubungan saling percaya. Diskusikan aspek positif klien. Setiap bertemu hindarilah penilaian negatif. Ciptakan lingkungan yang aman. Bantu klien untuk meningkatkan harga diri. Dorong klien untuk berhubungan dengan orang lain. 2). Klien dapat mengenali dan mengekspresikan emosinya. d). Tunjukkan respon emosional dan menerima klien. Gunakan tehnik komunikasi terapeutik. Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya. Dorong untuk menyatakan secara verbal perasaannya yang berhubungan dengan ketidakmampuan.

17 3). Klien dapat meyakini tentang manfaat mekanisme koping. Terima klien apa adanya dan jangan menentang keyakinannya. Kenalkan realitas yang berhubungan dengan mekanisme koping klien dan tidak memfokuskan pada masa cemas, takut dan keluhan fisik lainnya. Beri klien umpan balik tentang perilaku, sterssor, penilaian koping dan sumber koping. d). Kuatkan ide-ide bahwa kesehatan fisik berhubungan dengan kesehatan emosional. 4). Klien dapat melakukan kegiatan yang menarik dan aktifitas yang terjadwal. Beri klien aktivitas yang mendukung dan menguatkan perilaku sesuai yang produktifitas. Beri klien latihan fisik yang sesuai dengan bakatnya. Libatkan anggota keluarga dan sistem pendukung lainnya. 3. Diagnosa Keperawatan III a. Tujuan Umum: Klien meningkatkan minat atau motivasinya dan mempertahankan kebersihan diri. b. Tujuan Khusus: 1). Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri. Diskusikan bersama klien pentingnya perawatan diri dengan cara menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda-tanda bersih.

18 Dorong klien untuk menyebutkan tiga dari lima tanda kebersihan diri. Beri reinforcement positf setelah klien mampu mengungkapkan arti kebersihan diri. d). Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri. 2). Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat. Motivasi klien untuk mandi. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut. d). Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan diri sendiri seperti pasta gigi, sikat gigi, shampo, sabun, sandal dan lain-lain. 3). Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri. Monitor klien dalam melaksanakan kebersihan diri secara teratur. Ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gogok gigi, ganti baju dan pakai sandal. 4). Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri. Beri reinforcement positif jika klien berhasil melakukan kebersihan diri. 5). Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga kebersihan diri.

19 Diskusikan bersama keluarga tentang tindakan yang telah dilakukan klien selama di rumah sakit dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di rumah sakit. Jelaskan pada keluarga untuk mengetahui tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan diri. d). Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien menjaga kebersihan diri. D. Implementasi dan Evaluasi Tgl/Jam No. Dx TUK Implementasi Evaluasi TTD 1,2,3 1. Menyapa klien dengan ramah S: Klien mengatakan nama saya Bp. sambil berjabat tangan dan Senang dipanggil P, Saya asli menunjukkan sikap empati, Grobogan memperkenalkan diri dengan 1. Klien mengatakan saya itu malu, sopan. dan bosan kalau harus bergabung 2. Menanyakan nama lengkap dengan mereka dan nama panggilan yang 2. Klien mengatakan saya disini disukai klien. habis bangun tidur langsung mandi, 3. Menjelaskan tujuan pertemuan makan, menyapu, membersihkan 4. Memberi kesempatan pada sendok dan menata kursi klien untuk mengungkapkan O: Kontak mata klien kurang. perasaannya 1. Klien senang menyendiri. 5. Mendiskusikan dengan 2. Klien mau mengungkapkan keluarga kemampuan dan perasaannya aspek positif yang dimiliki 3. Klien malu dan gelisah. 6. Membantu klien mengenali A: Tujuan tercapai TUK 1& 2 kekurangan dan kelebihannya 1. Klien dapat membina hubungan 7. Mendiskusikan dengan klien saling percaya

20 kemampuan yang masih dapat dilakukan selama dirawat di RSJ. 8. Mendiskusikan dengan keluarga kemampuan yang masih dapat dilakukan setelah pulang nanti sesuai dengan kondisi sakit klien. 9. Menghindari penilaian yang bersifat negatif pada saat berbicara dengan klien 2. Klien dapat mengidentifi-kasi kemauan dan aspek positif yang dimiliki, TUK 3 belum tercapai. P: Lanjutkan intervensi K: Menganjurkan pada klien untk. Mengingat-ingat aspek positif yg dimiliki dan menilai ke mampuan yang dapat digunakan. P: Ulangi TUK Mendiskusikan dengan klien tentang kemampuan yang masih dapat dilakukan di RSJ. 1. Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang dapat digunakan setelah pulang nanti sesuai dengan kondisi sakit klien. 2. Menanyakan kembali PR daftar kegiatan yang telah dibuat ,5 1. Membantu klien mebuat rencana yang realistis 2. Merencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai dengan kemampuan kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagian/total. 3. meningkatkan kegiatan sesuai dengan kondisi klien. 4. Memberi contoh cara pelaksanaan yang boleh klien lakukan. 5. Memberikan kesempatan S: Klien mengatakan saya bisa menyapu, membersihkan gelas, dan sendok O: Klien mau membantu aktivitas ruangan (menyapu, mencuci alat makan dan minum sendiri, klien dapat mandi sendiri) A: Tujuan khusus 3 tercapai, klien dapat menilai kemampuan yang masih dapat digunakan. P: K: menganjurkan klien untuk membantu daftar kegiatan sehari-hari sesuai dengan kemampuan P: Lanjutkan intervensi berikutnya S: Klien mengatakan saya bisa menyapu, mencuci gelas/sendok saya, saya bisa mengambil makanan sendiri O: Klien sudah mampu membuat daftar ADL sesuai dengan kemampuannnya. 1. Klien bisa mencuci gelas dan sendok 2. Menyiapkan makanan sendiri 3. Klien tersenyum saat diberi pujian A: Tujuan khusus 4 dan 5 tercapai, klien dapat menetapkan/meren-

21 kepada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan 6. Mendiskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah 7. Memberikan pujian atas keberhasilan klien cankan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, klien dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan kemampuannya. P: K: Menganjurkan kepada klien untuk menerapkan rencana kegiatan yang telah dibuat bersama, menganjurkan pada pasien untuk mem-praktekkan kemampuan yang dimiliki di RSJ maupun dirumah setelah pulang. P: Lanjutkan intervensi

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 19 Januari 2009, jam 10.00 WIB, di Ruang VIII Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondhohutomo Semarang. 1. Biodata a. Identitas klien

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 18-12-2008 di Ruang ketergantungan obat Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondho Hutomo Semarang, dengan diagnosa medis skizofrenia

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Desember 2009 jam 10.00 wib A. Pengkajian Tanggal masuk Rumah Sakit : 05-11-2009 Bangsal di rawat : Gatotkoco/ruang VI No Rekam Medis : 067714

Lebih terperinci

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Nama Umur Pendidikan Alamat Agama : Tn.G : 30 th : tamat SMA : Blora : Islam Tanggal masuk : 06/12/2009 Tgl pengkajian : 06/12/2009 No.cm : 06 80

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 26 Desember 2007 di ruang III (Graha Citro Anggono) Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondho Utomo Semarang, dengan diagnosa

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register 14 BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2004 1. Identitas a. Identitas pasien Nama klien Ny. K, umur 30 tahun, agama Kristen, pendidikan SD, suku/bangsa

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis

BAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 5 Januari 2008 diruang II Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan Skizofrenia berkelanjutan.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Diruang : VIII (Graha Irawan) Tanggal : 16 januari 2008 1. Identitas a. Identitas klien Nama : Sdr.P, Umur :31 tahun, Jenis kelamin : Laki-laki, Suku : Jawa, Agama

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 desember 2010, pukul 09.00 WIB di ruang Gatot Koco Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondhohutomo Semarang, dengan diagnosa

Lebih terperinci

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014 Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan : Tn. M : Laki-laki : 34 thn : Sudah Menikah : Islam

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal Desenber Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM ,

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal Desenber Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM , BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 29 Desenber 2004. I. Identitas a. Identitas Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM 038164, Alamat Tayu

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggl 6 Januari 2008, di ruang IV

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggl 6 Januari 2008, di ruang IV BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Pengkajian dilakukan pada tanggl 6 Januari 2008, di ruang IV (Dewaruci) Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Aminogondho Hutomo Semarang, dengan diagnosa medis Skizophrenia Katatonik.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan

BAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 Desember 2008 diruang III Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan Skizofrenia paranoid.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Inisial klien : Tn W Umur : 38 Th Jenis Kelamin : Laki-Laki Suku : Jawa Alamat : Desa terban RT 008 / 001 penawangan, Grobogan Tanggal pengkajian

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. : Jawa, Indonesia. : 10 Januari 2011 pukul WIB. Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. : Jawa, Indonesia. : 10 Januari 2011 pukul WIB. Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Suku Agama Status Perkawinan Pendidikan : Tn.S : 33 tahun : Laki-laki : Ungaran : Jawa, Indonesia : Islam : Kawin : SD Nomor Register

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. dr. Aminogondhohutomo, data diperoleh dari hasil wawancara dengan klien

BAB III TINJAUAN KASUS. dr. Aminogondhohutomo, data diperoleh dari hasil wawancara dengan klien BAB III TINJAUAN KASUS I. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 Januari 2008 di ruang XII RSJD dr. Aminogondhohutomo, data diperoleh dari hasil wawancara dengan klien dan data dari catatan medik

Lebih terperinci

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A. Asuhan Keperawatan kasus I. PENGKAJIAN Nama/Inisial : Tn. S Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 28 tahun Status perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : - Alamat :Jl. Dusun I

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. paranoid. Klien bernama Tn.ES, umur 33 th, laki-laki, pendidikan terakrih

BAB III TINJAUAN KASUS. paranoid. Klien bernama Tn.ES, umur 33 th, laki-laki, pendidikan terakrih BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian di lakukan pada tanggal 27 Desember 2010 diruang 5 Rumah Sakit Jiwa Daerah Semarang Dr.Amino Gondhohutomo Semarang, dengan skizofrenia paranoid. Klien bernama

Lebih terperinci

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Desember 20010 pukul 10.00

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas 1. Pasien Nama : Tn. S Umur : 30 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Tani Alamat : Grobogan Suku Bangsa : Jawa, Indonesia No.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Keperawatan Jiwa 1. Biodata Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 27 Desember 2010 di ruang Gatotkoco RSJD Dr. amino Gondohutomo Semarang a. Identitas klien Nama :

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien 1. Nama : Ny. S 2. Umur : 34 tahun 3. Jenis kelamin : Perempuan 4. Alamat : Singorojo Kendal 5. Agama : Islam 6. Pendidikan : SLTA 7. Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VII (Hudowo) RSJ

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VII (Hudowo) RSJ BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 9-01-2008 di ruang VII (Hudowo) RSJ Amino Gondohutomo Semarang, dengan diagnosa medik : skizofrenia tak terinci. Pasien bernama

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Januari 2008 di Ruang 2 di RSJD Amino Gondo

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Januari 2008 di Ruang 2 di RSJD Amino Gondo BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Januari 2008 di Ruang 2 di RSJD Amino Gondo Hutomo, Semarang dengan diagnosa medik halusinasi dengar. Klien bernama Nn. S Umur 22 Tahun,Perempuan,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien BAB II KONSEP DASAR A. Pengetian Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun, kurang

Lebih terperinci

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA Ruang rawat :... Tanggal dirawat:... A. IDENTITAS KLIEN Nama :... L/P) Umur :... tahun No. CM :... Tanggal masuk :... B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI......

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA A. IDENTITAS KLIEN Nama :... L/P) Umur :... tahun No. CM :... Tanggal masuk :... B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI...... C. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Pernah mengalami

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN. pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN. pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. 1 BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. Pembahasan Pada bab ini penulis membahas dua kasus asuhan keperawatan pada klien defisit perawatan diri dengan penerapan pendidikan kesehatan personal hygiene di rumah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI

BAB III TINJAUAN TEORI BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari 2009 A. Identitas Pasien Nama Umur Jenis Kelamin Agama Suku / Bangsa Pendidikan Pekerjaan Status Alamat : Sdr. A : 25 Tahun : Laki-laki : Islam :

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA RUANGAN RAWAT : TANGGAL DIRAWAT : I. IDENTITAS KLIEN Inisial : ( L

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090

Lebih terperinci

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI Nama Klien : Diagnosa Medis : No MR : Ruangan : Tgl No Dx Diagnosa Keperawatan Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 januari 2010, pukul WIB di

BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 januari 2010, pukul WIB di BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 januari 2010, pukul 10.00 WIB di ruang Larasati Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondho Hutomo Semarang, dengan diagnosa medis

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB.

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB. BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam 10.30 WIB. 1. Biodata a. Identitas Pasien Nama Klien Ny. S, umur 35 tahun, jenis kelamin perempuan, alamat Kalisegoro

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK Oleh: Frentya Maya Anggi W, S.Ked NIM. 042010101005 Pembimbing: dr. Justina Evy Tyaswati Sp. KJ FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2009 1 LAPORAN KASUS PSIKIATRI

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI DI RUANG PERKASA RSJD DR.RM.SOEDARMADJI KLATEN Di susun dan di ajukan untuk memenuhi tugas keperawatan jiwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL A. Pengertian Isolasi social adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas 1. Pasien Nama Umur Jenis kelamin Agama Pendidikan : Nn. K : 17 tahun : Perempuan : Islam : SMA Pekerjaan : - Alamat Suku bangsa : Karangawen, Demak : Jawa, Indonesia

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post Sectio Caesaria dengan indikasi Preeklamsia di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung pada tanggal

Lebih terperinci

BAB III TINJUAN KASUS

BAB III TINJUAN KASUS BAB III TINJUAN KASUS A. Pengkajian 1. Identitas Pasien Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Alamat Agama Suku Bangsa : Ny. T : 44 tahun : SMA : Wiraswasta : Jl. Karonsi Timur IV No. 95 Semarang : Islam : Jawa,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang

Lebih terperinci

STASE KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI DUSUN SADANG TANJUNGHARJO, NANGGULAN KULON PROGO

STASE KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI DUSUN SADANG TANJUNGHARJO, NANGGULAN KULON PROGO STASE KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI DUSUN SADANG TANJUNGHARJO, NANGGULAN KULON PROGO Disusun Oleh : Diyah Nur Rahmawati NIM : 3213042 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. laki - laki, pendidikan pasien STM, dan tidak bekerja, pasien tinggal di

BAB III TINJAUAN KASUS. laki - laki, pendidikan pasien STM, dan tidak bekerja, pasien tinggal di 37 BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 Desember 2008 diruang VI Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan Skizofrenia paranoid.

Lebih terperinci

perawatmasadepanku@blogspot.com Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty Kunjungi dan D a p a t k a n!!! K u m p u l a n A s k e p L e n g k a p H a n y a D i : perawatmasadepanku@blogspot.com

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS PENGKAJIAN Tanggal masuk :30 Desember 2008 Bangsal Keperawatan :XII(Madrim) No RM :062302 Tanggal Pengkajian :01 Januari 2009 A. IDENTITAS Pasien bernama Ny. N, bertempat tinggal

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Data Fokus Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Juni 2011 jam 16.00 WIB pada keluarga Tn.L (60th). Tn.L merupakan kepala keluarga dari Ny. N (51th) dan kedua anaknya

Lebih terperinci

BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN Pada bab ini penulis melakukan pengkajian pada tanggal 14 Mei 2007 jam 09.00 WIB dan memperoleh data 3 dari catatan keperawatan dan catatan medis, serta wawancara dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri). 1 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Menarik diri adalah satu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri). (Depkes RI, 1983) Menarik

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April 2010 A. PENGKAJIAN 1. Identitas Pasien a. Biodata Pasien Nama : An. A Tanggal lahir : 21 Agustus 2009 Umur Jenis kelamin Suku Bangsa Agama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi

Lebih terperinci

Koping individu tidak efektif

Koping individu tidak efektif LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI I. PROSES TERJADINYA MASALAH Isolasi social merupakan upaya klien untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain

Lebih terperinci

TUGAS SISTEM INTEGUMEN

TUGAS SISTEM INTEGUMEN TUGAS SISTEM INTEGUMEN PENGKAJIAN PADA PASIEN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS TINEA KRURIS Oleh : MUHAMMAD FAHRI NIM: 108 STYC 15 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA

PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA Disusun Oleh: DESI SUCI ANGRAENI SRI WAHYUNINGSIH PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN No.Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) I Hari pertama Senin/17 Juni 09.00-10.30 1. Mengkaji kemampuan secara fungsional

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. Pembahasan Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan antara konsep dasar teori dan kasus nyata Sdr. D diruang Dewa Ruci RSJD Amino Gondohutomo

Lebih terperinci

NURSING CARE PLAN (NCP)

NURSING CARE PLAN (NCP) NURSING CARE PLAN (NCP) 1. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN Nama Klien : DiagnosaMedis : No CM : Ruangan : Tgl No. Dx Diagnosa Keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan Perencanaan

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG.

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh R.Purwasih 1), Y. Susilowati 2), 1) Alumni Akademi Keperawatan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat Mendapatkkan gelar ahli madya keperawatan Disusun

Lebih terperinci

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEP

BAB II TINJAUAN KONSEP BAB II TINJAUAN KONSEP A. Pengertian Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif

BAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VI (Gatot Kaca) RSJ Amino

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VI (Gatot Kaca) RSJ Amino BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Pasien Tanggal masuk RSJ : 27-12-2007 Pengkajian dilakukan pada tanggal 30-12-2007 di ruang VI (Gatot Kaca) RSJ Amino Gondohutomo Semarang, dengan diagnosa medik : Skizofrenia

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA TN

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA TN STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA TN. D DENGAN HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DI SUSUN OLEH: CATUR WULANDARI NIM. P.09010

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007)

BAB II TINJAUAN TEORI. pengecapan maupun perabaan (Yosep, 2011). Menurut Stuart (2007) BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Halusinasi didefinisikan sebagai seseorang yang merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada stimulus dari manapun, baik stimulus suara, bayangan, baubauan, pengecapan

Lebih terperinci

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL 1 STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI INTERAKSI PERTAMA/AWAL A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien : Senang menyendiri, tidak mau melakukan aktivitas, tampak murung, lebih banyak menunduk

Lebih terperinci

BAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu

BAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu BAB II KONSEP TEORI A. Pengertian Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang datang internal / eksternal (Carpenito,

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL A. Pengertian Terapi murottal adalah rekaman suara Al-Qur an yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al-Qur an), lantunan Al-Qur an secara fisik mengandung

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA Identitas Pasien Nama : Tn.D Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 67 Tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Pengkajian dilakukan pada hari/ tanggal Selasa, 23 Juli 2012 pukul: 10.00 WIB dan Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. Pengkaji

Lebih terperinci

ANGKET UJI COBA PENELITIAN. 1. Identitas Siswa Nama : Kelas : Jenis Kelamin : Alamat :...

ANGKET UJI COBA PENELITIAN. 1. Identitas Siswa Nama : Kelas : Jenis Kelamin : Alamat :... 69 ANGKET UJI COBA PENELITIAN 1. Identitas Siswa Nama : Kelas : Jenis Kelamin : Alamat :... 2. Petunjuk Pengisian 1. Bacalah baik-baik butir pernyataan dan setiap alternatif jawaban! 2. Pilih alternatif

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 5-7-2010 di Ruang larasati Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondho Hutomo Semarang diagnosa medis skizofrenia paranoid. Pasien

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. BIODATA 1. Identitas Pasien. Nama Umur Jenis kelamin Suku/Bangsa Agama : An. F : 3 tahun : Perempuan : Jawa / Indonesia : Islam Status pernikahan : - Pekerjaan : - Alamat : Kedung

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA Pengkajian dilakukan pada hari selasa tanggal 10 Juni 2014 pukul 14.00 WIB.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolation (isolasi) merupakan mekanisme pertahanan dimana emosi diasingkan dari muatan impuls kesakitan atau memori (Cervone, 2011). Pikiran isolasi sosial ( social

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti Personal yang artinya perorangan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kesehatan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri ( Stuart, 2006 ). Gangguan

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993) BAB II TUNJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993) Menarik diri merupakan suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Proses Penyembuhan Kesehatan Mental Klien Rumah Sakit Jiwa Tampan

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Proses Penyembuhan Kesehatan Mental Klien Rumah Sakit Jiwa Tampan BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab III ini merupakan data yang disajikan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHANKEPERAWATAN PADA Nn. M DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDI RSJD SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHANKEPERAWATAN PADA Nn. M DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDI RSJD SURAKARTA STUDI KASUS ASUHANKEPERAWATAN PADA Nn. M DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDI RSJD SURAKARTA DISUSUN OLEH : DEVI ANGGRAINI NIM. P.10013 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN. Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal

BAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN. Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal BAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal 19-01-2009 A. Data identitas Data yang diperoleh dari pasien adalah : Nama kepala keluarga Tn. G, pendidikan SD dan beliau

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Identitas Pasien Nama Umur Jenis kelamin Suku bangsa Agama Alamat : An. B : 6 tahun : lakilaki : Jawa/Indonesia : Islam : Gunung Pati, Semarang No. Register : 5526221

Lebih terperinci

2.1.2Faktor Penyebab Harga Diri Rendah 1. Faktor Predisposisi a). Perkembangan individu yang meliputi : 1). Adanya penolakan dari orang tua.

2.1.2Faktor Penyebab Harga Diri Rendah 1. Faktor Predisposisi a). Perkembangan individu yang meliputi : 1). Adanya penolakan dari orang tua. BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri 2.1.1 Pengertian Harga Diri Stuart dan Sundeen (1991), mendeskripsikan harga diri (self esteem)

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post BAB V PENUTUP Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post ovarektomi dextra atas indikasi kista ovarium yang merupakan hasil pengamatan langsung pada klien yang dirawat di ruang Bougenvile

Lebih terperinci

TINJAUAN KASUS. 1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. S. 2. Usia : 43 tahun. 4. Pekerjaan : Buruh Pabrik ( LIK )

TINJAUAN KASUS. 1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. S. 2. Usia : 43 tahun. 4. Pekerjaan : Buruh Pabrik ( LIK ) TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Keluarga I. Data Umum 1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. S 2. Usia : 43 tahun 3. Pendidikan : SD 4. Pekerjaan : Buruh Pabrik ( LIK ) 5. Alamat : RT. 05 / RW I Bangetayu Kulon,

Lebih terperinci

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELUARGA TN. S

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELUARGA TN. S FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELUARGA TN. S I. Data umum 1. Nama Kepala Keluarga : Tn. Setyo 2. Alamat dan telpon : Rt 03/ 16, Dukuh Ngawen 3. Komposisi Keluarga : 4 orang NO Nama Jenis Kelamin Hubungan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Data Umum Tanggal pengkajian : 27 Januari 2009 a. Nama Kepala Keluarga : Tn. M b. Alamat Kepala Keluarga : Ngablak Muktiharjo Kidul Rt 10 / Rw 08 c. Pekerjaan Kepala

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Keluarga Data Umum Pengkajian keluarga dilakukan pada hari Senin 13 Desember 2010 dirumah keluarga Tn. A. Rt 04 Rw 08 Tlumpak Tandang Semarang pada pukul 13.00 Wib

Lebih terperinci

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. S DENGAN DIABETES MELLITUS

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. S DENGAN DIABETES MELLITUS BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. S DENGAN DIABETES MELLITUS A. Pengkajian 1. Data umum 1. Nama Kepala Keluarga : Tn. K 2. Alamat : Kudu 03/H 3. Pekerjaan : Buruh 4. Pendidikan Keluarga : SD

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri

Asuhan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri Asuhan Keperawatan pada Pasien Defisit Perawatan Diri Pasien yang mengalami gangguan jiwa kronik sering kali tidak memdulikan perawatan diri. Hal ini yang menyebabkan pasien dikucilkan dalam keluarga dan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan memaparkan Asuhan keperawatan pada klien Tn. P dengan Fraktur Femur di ruang Bedah laki-laki (A 3 ) RSUP Dr. Kariadi Semarang. Adapun data diperoleh dari

Lebih terperinci

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA. No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA. No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Lampiran 1 STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA Nama klien : Ny. M Ruangan : Nakula No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien

Lebih terperinci