BAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 januari 2010, pukul WIB di
|
|
- Irwan Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 januari 2010, pukul WIB di ruang Larasati Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondho Hutomo Semarang, dengan diagnosa medis Skizofrenia Paranoid. Pasien bernama Ny.S, dengan nomor Register , umur 56 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan terakhir SLTA, suku bangsa Jawa Indonesia, agama Islam, status pernikahan menikah. Pasien tinggal di Pati. Pasien di bawa masuk ke Rumah Sakit Jiwa oleh keluarganya pada tanggal 9 desember Selama di rawat di Rumah Sakit yang bertanggung jawab atas pasien yaitu Tn. T, umur 57 tahun, agama Islam, jenis kelamin lakilaki, pekerjaan PNS, hubungan dengan pasien yaitu sebagai suami. a. Alasan masuk Pasien Ny. S dibawa oleh keluarganya (suami) ke RSJD Dr. Amino Godohutomo Semarang pada tanggal 9 Desember 2009 dengan alasan ± 2 hari yang lalu pasien diam, sedih, dan menangis, makan, minum dan mandi harus disuruh, waktu luang digunakan untuk tiduran di kamar, melamun dan suka menyendiri. Hubungan dengan keluarga dan tetangga renggang.
2 b. Alasan masuk Pasien Ny. S dibawa oleh keluarganya (suami) ke RSJD Dr. Amino Godohutomo Semarang pada tanggal 9 Desember 2009 dengan alasan ± 2 hari yang lalu pasien diam, sedih, dan menangis, makan, minum dan mandi harus disuruh, waktu luang digunakan untuk tiduran di kamar, melamun dan suka menyendiri. Hubungan dengan keluarga dan tetangga renggang. 2. Faktor Predisposisi a. Riwayat penyakit Pasien Ny.S sudah pernah mengalami penyakit seperti ini sejak tahun yang lalu dan pasien rajin kontrol ke RSJD Dr. AGH dan pada tanggal 9 Desember 2009, Ny.S masuk ke RSJD Dr. AGH dengan keluhan ± 2 hari yang lalu pasien diam, sedih, dan menangis, makan, minum dan mandi disuruh, waktu luang digunakan untuk tiduran dikamar, melamun dan suka menyendiri. Padahal ± 5 hari sebelum pasien masuk RSJ baru saja kontrol dari RSJ dalam keadaan baik, sepulang kontrol dapat kabar kalau temennya meninggal pasien langsung sedih, menangis, diam terus, makan, minum dan mandi harus disuruh, waktu luang digunakan untuk tiduran dikamar. Hubungan dengan keluarga dan tetangga renggang.
3 b. Pasien tidak pernah mengalami aniaya fisik, seksual, kekerasan dalam rumah tangga dan tindakan kriminal. c. Dalam keluarga Ny. S tidak ada yang mengalami penyakit seperti ini. d. Saat di kaji pada tanggal 11 januari 2010 Ny. S mengatakan merasa bersalah dengan keluarganya, tidak suka bergaul dengan orang lain, pasien juga mengatakan suka minder dengan orang lain. e. Klien mengatakan selama sakit kadang sholat kadang tidak f. Klien mengatakan tidak ada pertentangan pengobatan yang di lakukan sekarang dengan budaya atau keyakinan yang di anut oleh klien. 3. Faktor Presipitasi Ketika wawancara dengan keluarganya yaitu anaknya pada saat membesuk Ny. S mengatakan sepulang kontrol dari RSJ dapat kabar bahwa teman akrabnya meninggal pasien sedih dan menangis, makan, minum hams disuruh,waktu luang digunakan untuk berdiam diri dikamar dan tiduran, sulit konsentrasi. a. Pemeriksaan Fisik 1) Tanda - tanda vital TD RR N : 120/90mmHg : 24 kali / menit : 80 kali / menit S : 3 6 C BB TB : 62 kg : 160 cm
4 b. Keadaan Fisik 1) Kesadaran : Komposmetis 2) Kulit : Sawo matang, turgor baik, tidak ada luka. 3) Kepata : Bersih tidak ada ketombe 4) Mata : Sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis. 5) Hidung : Simetris tidak ada polip 6) Telinga : Tidak ada serumen, tidak ada nyeri tekan. 7) Mulut dan gigi : Mukosa bibir lembab, tidak terdapat karang pada gigi 8) Leher : Tidak ada pembesaran thyroid 9) Dada : Bersih tidak terdapat luka 10) Abdomen : Tidak ada massa dan tidak terdapat benjolan 2) Psikologi a. Genogram
5 Keterangan : Laki laki : Perempuan : Pasien : Tinggal satu rumah : Laki-laki minanggal : Perempuan meninggal Penjelasan: pasien seorang ibu dari 4 anaknya. Pasien tinggal dengan suami dan anak terakhirnya. Pengambilan keputusan di lakukan secara musyawarah dalam keluarga, pola komunikasi antar keluarga baik, keluarga sangat memiliki solidaritas yang tinggi hanya spasien berdiam diri dan sering tiduran di dalam kamar. 1. Konsep Diri a. Gambaran diri Pasien mengatakan menyukai seluruh tubuhnya, tidak ada kecacatan pada anggota tubuhnya. b. Identitas diri Pasien menerima dirinya sebagai perempuan, seorang istri untuk suaminya, seorang ibu bagi anak-anaknya, seorang nenek bagi cucucucunya, pasien tinggal bersama anaknya yang terakhir
6 c. Peran diri Pasien dirumah sebagai seorang ibu, sebelum masuk ke RSJ dalam masyarakat pasien ikut serta kegiatan PKK dan pengajian setiap minggu sekali. d. Ideal diri Pasien mengatakan ingin cepat sembuh, ingin cepat pulang dan dapat kumpul lagi bersama keluarganya. Pasien berharap sesampai dirumah nanti dapat beraktivitas seperti semula. e. Harga diri Pasien kurang percaya diri, pasien juga pemalu. 2. Hubungan sosial a. Orang yang berarti Orang yang berarti bagi pasien adalah suami, anak dan cucu-cucunya. b. Peran serta dalam kegiatan kelompok dan masyarakat 1) Pasien mengikuti kegiatan PKKdan pengajian setiap satu minggu sekali ketika pasien tidak kambuh. 2) Saat di RSJ pasien mengikuti kegiatan yang ada di ruangan seperti TAK, senam dan jalan-jalan setiap pagi. 3) Pasien banyak berdiam diri dikamar, tiduran, jarang berinteraksi dengan pasien yang lain.
7 3. Spiritual Ny. S beragama islam kegiatan ibadah seperti sholat dilakukan sebelum dan selama masuk RSJ sholat lima waktu. Pandangan pasien terhadap penyakitnya adalah sebuah ujian dari Allah SWT Ny.S menyikapinya dengan sabar dan ikhlas. 4. Status mental a. Penampilan Kebersihan dan kerapian pasien baik, rambut rapi, penggunaan pakaian sesuai dengan fungsinya. b. Pembicaraan Kualitas dan kuantitas pembicaraan pasien kurang baik, pasien berbicara kurang jelas dan kurang kooperatif, kontak mata kurang. c. Aktivitas motorik Pasien termasuk pasien yang kurang kooperatif, suka menyendiri dan tidur dikamar. d. Alam perasan Pasien mengatakan malu dan minder dengan orang lain. e. Afek Afek tumpul (saat dilakukan wawancara pasien tidak menunjukkan perubahan ekspresi wajah). f. Interaksi selama wawancara Pasien kurang kooperatif ketika diajak berbicara, pasien menjawab pertanyaan yang diajukan akan tetapi kontak mata kurang.
8 g. Persepsi Pasien mengatakan tidak mendengar atau melihat sesuatu yang kenyataannya tidak ada tetapi pasien kadang tertawa, tersenyum dan bicara sendiri. h. Proses pikir Proses pikir pasien pada saat wawancara klien cenderung diam, kontak mata kurang klien hanya menjawab pertanyaan seperlunya saja. i. Isi pikir Isi pikir pasien depersonalisasi karena pasien kadang merasa asing terhadap lingkungan dan dirinya sendiri. j. Tingkat kesadaran Pasien masih tampak bingung tetapi pasien masih ingat tempat, waktu dan orang. k. Memori Pasien dapat mengingat dalam jangka panjang karena dapat mengingat hal-hal dimasa lalu atau sekarang. 1. Tingkat konsentrasi dan berhitung Konsentrasi pasien kurang baik tetapi pasien masih dapat berhitung dengan baik.
9 m. Kemampuan penilaian Pasien tidak mengalami gangguan kemampuan penilaian bermakna sehingga pasien mampu mengambil keputusan tetapi dengan bantuan orang lain. n. Daya tilik diri Pasien merasa bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa. o. Kebutuhan persiapan pulang 1) Makan Pasien mampu menyiapkan makanan, membersihkan alat-alat makan, mengambil minum dan menempatkan alat makan dan minum secara mandiri. 2) BAK/BAB Pasien mampu mengontrol untuk BAK/BAB ditempatkan serta membersihkan WC, dan membersihkan diri. 3) Mandi Pasien dapat mandi, sikat gigi, keramas, gunting kuku sacara mandiri. 4) Berpakaian Pasien mampu memakai pakaian secara mandiri 5) Istirahat dan tidur Pasien suka menyendiri waktu luang di gunakan untuk tidur, sebelum tidur pasien selalu membaca doa. Bangun tidur pasien bersih-bersih mengikuti kegiatan sesuai ruangan.
10 6) Penggunaan obat Pasien minum obat sesuai petunjuk dokter secara rutin dengan pengawasan perawat. 5. Mekanisme koping Pasien mengatakan apabila pasien mempunyai masalah pasien banyak diam, tapi terkadang bercerita dengan anaknya yang terakhir yang tinggal bersamanya. 6. Aspek medis a. Diagnosa medis Skizofrenia paranoid b. Terapi medik 1). Program terapi yang di berikan: Zofredal Thriehexyphenydyl Simvas Captopril : 2 x 2mg : 2 x 2 mg : 1 x 1 mg : 2 x 12,5 mg
11 2). Pemeriksaan hasil laboratorium Tanggal 10 desember 2009 Pemeriksaan Hasil Normal Satuan Glukosa sewaktu Mg/Dl Cholesterol Mg/Dl Creatinin ,40 U/L SGOT 34,6 0,0-33,0 U/L SGPT 35,8 0,0-46,0 U/L Triglycerides Mg/dL Ureum Mg/Dl Netrium 142, mmol/l Kalium 4,41 3,5-5,5 Mmol/L Cholida 106, Mg/Dl
12 B. Analisa Data Tanggal no Data Masalah keperawata 11 Januari Januari Januari Ds : - klien mengatakan susah bergauldengan orang lain. - Klien mengatakan apabila ada masalah selalu diam, tetapi kadang-kadang mau bercerita dengan anaknya yang terakhir yang tinggal bersamanya - Ny. S sudah berinteraksi denngan orang lain, enggan bergaul dengan orang lain. - Ny. S ekspresi wajah tidak berseri dan sering menyendiri. 2 Ds : - Do : - Pasien terkadang tersenyum tertawa dan bicara sendiri. - Pasien menyendiri dikamar dan sering melamun. 3 Ds : - Pasien mengatan merasa malu dan minder dengan orang lain. - Pasien mengatakan merasa bersalah kepada keluarganya. Isolasi sosial : menarik diri Perubahan persepsi sensori: halusinasi Gangguan konsep diri: harga diri rendah
13 Do : - Pasien kurang percaya diri - Pasien menarik diri - Kontak mata kurang - Ekspresi wajah tidak berseri c. Masalah Keperawatan 1. Isolasi sosial: menarik diri. 2. Gangguan perubahan persepsi sensori: halusmasi. 3. Gangguan konsep diri: harga diri rendah. d. Pohon Masalah Gangguan persepsi sensori : halusinasi Isolasi sosial: menarik diri core problem Gangguan konsep diri: harga diri rendah
14 e. Diagnosa Keperawatan 1. Isolasi sosial: menarik diri 2. Gangguan perubahan persepsi sensori: halusinasi 3. Gangguan konsep diri: harga diri rendah.
15 f. Intervensi Nama Klien : Ny. S No.CM : Dx Medis : Skizofenia Paranoid Ruang : Larasati No Tgl. DX DX. KEPERAWATAAN PERENCANAAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI 1 Isolasi sosial : menarik Pasien dapat diri berinteraksi dengan orang lain 1.1. Setelah lx interaksi pasien Bina hubungan saling percaya dengan 1. Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda : membina percaya terhadap perawat. a. Beri salam setiap berinteraksi hubungan saling a. Wajah cerah, tersenyum. b. Perkenalkan nama, nama percaya. b. Mau berkenalan. panggilan perawat dan tujuan c. Ada kontak mata. perawat berkenalan. d. Bersedia menceritakan c. Tanyakan nama dan perasaannya. panggilan nama kesukaan e. Bersedia mengungkapkan pasien. perasaan. d. Tunjukkansikapjujurdan
16 menepati janji setiap kali berinteraksi. e. Tanyakan perasaan pasie dan masalah yang dihadapi pasien. f. Buat kontak interaksi yang jelas. g. Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan pasien. 2. Pasien mampu menyebutkan penyebab menarik diri 2.1. Setelah 2x berinteraksi pasien dapat menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri a. Diri Sendiri b. Orang lain c. Lingkungan Tanyakan pada pasien tentang: a. Orang yang tinggal serumah atau sekamar dengan pasien. b. Orang yang paling dekat dengan pasien dirumah atau di niang perawatan. c. Apa yang membuat pasien dekat dengan oiang tersebut.
17 d. Orang yang tidak dekat dengan pasien dirumah atau diruang perawatan e. Apa yang membuat oaring tidak dekat dengan oarng tersebut f. Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain 3. Pasien mampu menyebutkan keuntungan bersosialisasi dan kerugian 3.1. Setelah interaksi 3x dengan pasien dapat menyebutkan keuntungan bersosialisasi, misalnya: a. Banyak teman Biskusikan dengan pasien tentang penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul dengan orang lain Beri pujian terhadap klien mengungkapkan perasaannya Tanyakan pada pasien tentang: a. Manfaat hubungan soslal b. Kerugian menarik diri Diskusikan bersama pasien tentang manfaat bersosialisasi dan
18 menarik diri 4. Pasien dapat bersosialisasi secara bertahap b. Tidak kesepian c. Bisa diskusi d. Saling menolong Dan kerugian menarik diri misalnya: a. Sendiri b. Kesepian tidak bisa diskusi 4.1. SeteM 4x interaksi pasien dapat bersosialisasi secara bertahap dengan: a. Perawat b. Perawat lain c. Pasien lain d. Kelompok kerugian menarik diri Beri pujian terhadap kemampuan pasien mengungkapkan perasaannya Observasi perilaku pasien saat bersosialisasi Beri motivasi dan bantu pasien untuk berkenalan dengan: a. Perawat lain b. Pasien lain c. kelompok Libatkan pa&ien dalam terapi aktiviitas kelompok sosialisasi Diskusikan jadwal harian yang dapat diliakukan untuk meningkatkan
19 5. Pasien mampu menjelaskan perasaannya setelah bersosialisasi. 6. Pasien dapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial kemampuan pasien bersosialisasi Beri nioti vasi pasien untuk melakukan kegiatan sisuai dengan jadwal yang telah di buat Beri pujian terhadap kemampuan pasien memperluas pergaulannya melahiai aktivitas yang dilaksanakan 5.1. Setelah 5 x interaksi pasien Diskusikan dengan pasien tentang dapat menjelaskan perasaannya setelah bersosialisasi atau berkenalan dengan: a. Orang lain b. Kelompok perasaanya setelah bersosialisasi atau berkenalan dengan: a. Orang lain b. Kelompok Beri pijian terhadap kemampuan pasien mengungkapkan perasaannya 6.1. Setelah 6 x pertemuan Diskusikan tentang pentingnya peran keluarga dapat menjelaskan keluiarga sebagai pendukung untuk tentang : mengatasi perilaku menarik diri. a. Pengertia Menarik diri Diskusikan potensi keluarga untuk b. Tanda dan gejela menarik membantu pasien mengatasi perilaku
20 7. Pasien dapat memanfaatkan obat dengan baik diri c. Penyebab dan akibat menarik diri d. Cara merawat pasien menarik diri 6.2. Setelah 6x pertemuan keluarga dapat mempraktekkam cara merawat pasien menarik diri Setelah 7x interaksi pasien dapat menyebutkan : a. Manfaat minum obat b. Kerugian tidak minum obat. menarikdiri Jelaskan pada keluarga tentang: a. Pengertian menarik diri b. Tanda dan gejala menairik diri. c. penyebab dan akibat menarik diri. d. cara merawat pasien menarik diri Latih keluarga cara merawat pasien menarik diri Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang di latihkan Beri motivasi keluarga agar membantu pasien untuk bersosialsasi Beri pujian kepada keluarga atas keterlibatannyai merawat pasien di rumah sakit Diskusikan dengan pasien tentang manfaat minum obat dan kerugian tidak minum obat tanpa konsultasi dokter dan mengetahuii warna, nama,
21 c. Nama, wama, dosis, efek terapi dosis, cara, efek terapi dan efek dan efek samping obat samping penggunaan obat Setelah 7x interaksi pasien Pantau pasien saat penggunaan obat mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar, dam dapat menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter.
22 g. Implementasi Keperawatan Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan Nama Pasien : Ny. S NO. CM : Usia : 56 TH Ruang : Larasati No Hari/Tgl Dx Keperawatan Implementasi Respon Pasien Paraf 1 11 /1/2010 Isolasi sosial: menarik diri SplP 1. Membina hubungan saling percaya dengan cara: a. Mmberikan salam setiap kali interaksi. b. memperkenalkan diri c. menanyakan nama dan nama panggilan klien d. menjelaskan tujuan interaksi e. menanyakan perasaan pasien dan masalah yang dihadapi pasien. f. mendengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan pasien S : Klien mengatakan Nama saya Ny. S suka dipanggil Ny. S, rumah saya Pati, Ny. S mengatakan dibawa keluarga kesini karena dirumah diam terus, makan, mandi dan yang lainnya harus disuruh, Ny. S mengatakan diam terus karena teman dekatnya meninggal dunia oleh karena itu klien sedih.ny. S mengatakan mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain. Ny. S mengatakan sekarang sudah mengerti cara berkenalan dengan orang lain dan sudah mempraktekkan keteman sekamar.klien mengatakan belum faham untuk masalah memasukkan kedalam jadwal harian. 0 : Ny. S mau berjabat tangan, menyebutkan nama dan alamat rumahnya, pasien tahu dan mau
23 g. membuat kontrak yang jelas (waktu, topik, tempat) 2. Mengidentivikasi penyebab isolasi sosial: menarik diri klien. 3. Menanyakan kepada pasien tentang: a. keuntungan interaksi dengan orang lain. b. Kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain. 4. Mendiskusikan bersama pasien tentang: a. keuntungan berinteraksi dengan orang lain b. kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain. 5. Melatih pasien untuk berkenalan dengan satu orang, 6. Membimbing pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian. menyebutkan penyebab ia menarik diri, pasien mau menyebutkan keuntungan berinteraksi dengan orang lain,dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain, klien mau diajari cara berinteaksi dengan orang lain. Akan tetapi masih perlu bimbingan untuk memasukan kegiatannya dalam jadwal kegiatan sehari-hari. A : Ny. S sudah dapat menyebutkan penyebab ia menarik diri. Pasien Ny. S dapat memahami keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain. Ny. S sudah bisa mempraktikkan cara berinteraksi atau berkenalan dengan orang lain akan tetapi belum begitu faham tentang cara memasukkan kegiatan dalam jadwal kegiatan harian. P : - K : - Meminta klien mengingat keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain. - Meminta klien untuk mengingat cara berkenalan dengan orang lain. - P :
24 - Ulangi SPIp yang belum teratasi, yaitu membimbing pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian. 2 12/1/ 2010 Isolasi sosial : menarik diri SPIp 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya. 2. Melatih kembali kepada pasien cara berkenalan dengan orang lain. 3. Membimbing pasien memasukkan kejadwal kegiatan harian. S: Ny. S mengatakan masih mengingat keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain, Ny. S juga mengatakan masih mengingat cara berkenalan dan sudah mempraktekkannya dan klien sudah bisa memasukkan kedalam jadwal harian. O : Klien tampak kooperatif, akan tetapi kurang bersemangat, klien sudah dapat memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian. A : Ny. S masih mengingat keuntungan interaksi dengan orang lain dankerugian tidak berinteraksi dengan orang lain, Ny. S sudah bisa mempraktekkan berkenalan dengan teman sekamarnya. P : Melanjutkan SPIIp K : Mengingat penyebab Pasien manarik diri, keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.
25 3 14 /1/2010 Isolasi sosial : menarik diri Sp2p: 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya. 2. Melatih pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih 3. Membimbing pasien memasukkan jadwal kegiatan harian. Mengingat cara berkenalan dengan orang lain S : Klien mengatakan masih mengingat cara berkenalah dan bisa mempraktekkan langsung dengan teman sekamarnya.klien mengatakan sudah bisa memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian. O: Klien tampak kooperatif, dapat mempertahankan kontak mata, sudah bisa berkenalan dengan dua orang atau lebih, dan sudah bisa memasukkan kegiatan kejadwal kegiatan harian. A: Ny. S sudah bisa berkenalan dengan dua orang bahkan lebih, Ny. S juga sudah dapat memasukkan kegiatan kedalam jadwal kegiatan harian. P : Perawat dapat melanjutkan SP3p yaitu melatih pasien berinteraksi dengan kelompok K: Pasien mengingat cara berinteraksi dengan orang lain, mempraktekkan kembali cara cara berkenalan dengan orang lain /1/ 2010 Isolasi sosial : menarik diri Sp3p 1. Memvalidasi masalah sebelumnya. 2. Melatih pasien berinteraksi S: Ny. S mengatakan senang sudah bisa berinteraksi atau berkenalan dengan kelompok, klien juga mengatakan senang karena banyak teman dan bisa bercerita.
26 bersama kelompok. 3. Membimbing pasien Memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian. O: Klien tampak kooperatif, klien kelihatan semangat dan mau berinteraksi atau berkenalan dengan kelompok, ekspresi wajah bersahabat. Dan Ny.S sudah bisa memasukkan jadwal kegiatan harian. A : Ny. S sudah dapat berkenalan dengan kelompok, dan sudah dapat memasukkan kegiatan kedalam jadwal kegiatan harian. P : Perawat melanjutkan SP keluarga agar pasien selalu mendapatkan dukungan dari keluarga. K : Pasien mengingat cara berkenalan dengan kelompok dan mempertahankan untuk tetap sering berinteraksi dengan orang lain. 5 11/1/ 2010 Gangguan persepsi sensori: halusinasi SPIp 1. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien 2. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien 3. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien 4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien S: Ny. S mengatakan mendengar suara-suara lucu dan kadang suara itu membuat klien sedih. Ny. S mengatakan ketika mendengar suara itu Ny. S menuruti suara yang menyuruhnya. O: Klien tampak kebingungan, bicara sendiri dan senyum- senyum sendiri, ekspresi wajah tampak sedih. A: Ny. S dapat mengetahui jenis dan isi halusinasi.
27 5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi 6. Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi 7. Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan menghardik 8. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian P : K- meminta klien mngingat waktu frekwensi dan situasi yang mnimbulkan halusinasi. P ulangi SPIp yang belum teratasi. 6 13/1/ 2010 Gangguan persepsi sensori: halusinasi SPIp 1. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien 2. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien 3. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi 4. Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi 5. Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan menghardik 6. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal S : Klien mengatakan mendengar suara- suara itu ketika sendirian dan melamun. Ny. S tidak tahu suara itu muncul berapa kali dalam sehari, dan Ny. S juga pernah mengusir suara itu dengan cara membaca istighfar tapi suara-suara itu masih bermunculan terus. Klien mengatakan senang karena telah di ajari cara menghilangkan suara-suara itu dengan cara yang pertama yaitu dengan menghardik apabila suara-suara itu datang. Dan klien juga bisa memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian. O: Klien tampak kooperatif, dapat mempertahankan kontak mata, klien mau melakukan cara yang telah diajarkan dan klien juga sudah bisa memasukkan
28 kegiatan harian kedalam jadwal kegiatan harian. A : Klien tampak sudah bisa mempraktekkan cara yang pertama yaitu dengan menghardik ketika suarasuara itu datang dan sudah bisa memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. P : Perawat dapat melanjutkan SPIIp. 7 14/1/ 2010 Gangguan persepsi sensori: halusinasi SP2p 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih pasien cara mengontrol halusinasi dengan berbincangbincang dengan orang lain. 3. Memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian. S : Ny. S mengatakan senang karena telah diajari cara mengontrol halusinasi dan sekarang sudah bisa mempraktekkan cara yang pertama yaitu dengan cara menghardik dan cara yang kedua yaitu dengan cara berbincang-bincang dengan orang lain ketika suara-suara itu datang. Selain itu klien mengatakan juga sudah memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian. O: Klien tampak kooperatif, ekspresi wajah cerah dapat mempertahankan kontak mata, tampak mempraktekkan cara yang telah diajarkan. A : Ny. S dapat mengontrol halusinasi dengan cara yang pertama yaitu dengan menghardik dan cara yang kedua yaitu dengan berbincang-bincang dengan orang lain.
29 8 11 /1/2010 Harga diri rendah SPIp 1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien 2. Membantu klien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan 3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien 4. Melatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuannya 5. Memberi pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien 6. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan klien. P : perawat dapat melanjutkan SPIIIp. K : Ny. S mengingat cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik dan berbincang-bincang dengan orang lain dan mempraktekkan. S : Ny. S mengatakan sebelum masuk ke rumah sakit aktivitas sehari-hari yang di lakukan dirumah yaitu menyapu rumah, halaman, mencuci pakaian, mencuci piring, dan masak untuk keluarga dan selama dirawat di rumah sakit Ny. S mengatakan hanya mencuci gelas dan sendok setelah makan dan Ny. S mengatakan setelah itu sholat mandi langsung tiduran dikamar. O : Klien tampak kurang semangat, kontak mata kurang, Ny. S mau memilih kegiata yang sesuai dengan kemampuannya. Klien mampu memasukkan kegiatan kedalam jadwal kegiatan harian. A : Ny. S mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki, dan mau memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan klien. P : Perawat dapat melanjutkan SP2p K : Ny. S mengingat aspek posotif yang dimiliki klien dan melakukan kegiatan yang telah dipilih.
30 9 15/1/ 2010 Harga diri rendah Sp2p 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih kegiatan kedua (atau selanjutnya yang dipilih sesuai kemampuan klien) 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian S : Ny. S mengatakan setelah makan langsung mencuci piring, gelas dan menyapu bersama temantemannya. Dan klien juga sudah memasukkan setiap kegiatannya kedalam buku jadwal kegiatan harian. Ny. S mengatakan mau menambah kigiatan yaitu dengan merapikan tempat tidur setelah bangun dari tidur dan memasukkan setiap kegiatan kedalam jadwal kegiatan harian. O : Klien tampak lebih kooperatif, klien lebih semangat dari biasanya dan klien juga sudah bisa memasukkan kedalam kegiatan harian. A : Ny. S sudah melakukan kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuannya dan mau menambah kegiatan yang klien bisa. P : Perawat dapat meneruskan SP keluarga. K : Ny. S mempraktekkan semua kegiatan yang dipilih sesuai kemampuannya dan memasukkan kegiatan kdalam jadwal kegiatan harian.
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 desember 2010, pukul 09.00 WIB di ruang Gatot Koco Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondhohutomo Semarang, dengan diagnosa
Lebih terperinciBAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 19 Januari 2009, jam 10.00 WIB, di Ruang VIII Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondhohutomo Semarang. 1. Biodata a. Identitas klien
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 18-12-2008 di Ruang ketergantungan obat Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondho Hutomo Semarang, dengan diagnosa medis skizofrenia
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Inisial klien : Tn W Umur : 38 Th Jenis Kelamin : Laki-Laki Suku : Jawa Alamat : Desa terban RT 008 / 001 penawangan, Grobogan Tanggal pengkajian
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Nama Umur Pendidikan Alamat Agama : Tn.G : 30 th : tamat SMA : Blora : Islam Tanggal masuk : 06/12/2009 Tgl pengkajian : 06/12/2009 No.cm : 06 80
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Desember 2009 jam 10.00 wib A. Pengkajian Tanggal masuk Rumah Sakit : 05-11-2009 Bangsal di rawat : Gatotkoco/ruang VI No Rekam Medis : 067714
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 5 Januari 2008 diruang II Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan Skizofrenia berkelanjutan.
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. paranoid. Klien bernama Tn.ES, umur 33 th, laki-laki, pendidikan terakrih
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian di lakukan pada tanggal 27 Desember 2010 diruang 5 Rumah Sakit Jiwa Daerah Semarang Dr.Amino Gondhohutomo Semarang, dengan skizofrenia paranoid. Klien bernama
Lebih terperinciBAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register
14 BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2004 1. Identitas a. Identitas pasien Nama klien Ny. K, umur 30 tahun, agama Kristen, pendidikan SD, suku/bangsa
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien 1. Nama : Ny. S 2. Umur : 34 tahun 3. Jenis kelamin : Perempuan 4. Alamat : Singorojo Kendal 5. Agama : Islam 6. Pendidikan : SLTA 7. Pekerjaan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 26 Desember 2007 di ruang III (Graha Citro Anggono) Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondho Utomo Semarang, dengan diagnosa
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Keperawatan Jiwa 1. Biodata Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 27 Desember 2010 di ruang Gatotkoco RSJD Dr. amino Gondohutomo Semarang a. Identitas klien Nama :
Lebih terperinciBAB III. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. D DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG KRESNA ( X ) RSJD dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Desember 20010 pukul 10.00
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 Desember 2008 diruang III Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan Skizofrenia paranoid.
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggl 6 Januari 2008, di ruang IV
BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Pengkajian dilakukan pada tanggl 6 Januari 2008, di ruang IV (Dewaruci) Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Aminogondho Hutomo Semarang, dengan diagnosa medis Skizophrenia Katatonik.
Lebih terperinciKoping individu tidak efektif
LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI I. PROSES TERJADINYA MASALAH Isolasi social merupakan upaya klien untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. : Jawa, Indonesia. : 10 Januari 2011 pukul WIB. Semarang
BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Suku Agama Status Perkawinan Pendidikan : Tn.S : 33 tahun : Laki-laki : Ungaran : Jawa, Indonesia : Islam : Kawin : SD Nomor Register
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. dr. Aminogondhohutomo, data diperoleh dari hasil wawancara dengan klien
BAB III TINJAUAN KASUS I. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 Januari 2008 di ruang XII RSJD dr. Aminogondhohutomo, data diperoleh dari hasil wawancara dengan klien dan data dari catatan medik
Lebih terperinciBAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)
BAB II TUNJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993) Menarik diri merupakan suatu keadaan
Lebih terperinciFORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014
Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan : Tn. M : Laki-laki : 34 thn : Sudah Menikah : Islam
Lebih terperinciIII. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.
Asuhan Keperawatan kasus I. PENGKAJIAN Nama/Inisial : Tn. S Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 28 tahun Status perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : - Alamat :Jl. Dusun I
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas 1. Pasien Nama : Tn. S Umur : 30 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Tani Alamat : Grobogan Suku Bangsa : Jawa, Indonesia No.
Lebih terperinciPROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE)
1 PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISITE) A. Identitas Klien Inisial Klien Usia Agama Pendidikan : Ny. F : 42 Tahun : Islam : SMA Nomor Register : 02. 14. 77 Masuk RSJSH : 27/03/2012 Nama Keluarga Alamat
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. laki - laki, pendidikan pasien STM, dan tidak bekerja, pasien tinggal di
37 BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 Desember 2008 diruang VI Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan Skizofrenia paranoid.
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 5-7-2010 di Ruang larasati Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondho Hutomo Semarang diagnosa medis skizofrenia paranoid. Pasien
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal Desenber Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM ,
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 27 29 Desenber 2004. I. Identitas a. Identitas Nama Sdr. S, umur 15 tahun, agama islam, pendidikan SLTP, No CM 038164, Alamat Tayu
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2005 di Ruang VII Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondhohutomo Semarang. 1. Biodata. a. Identitas Klien. Nama Tn. St, umur:
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Diruang : VIII (Graha Irawan) Tanggal : 16 januari 2008 1. Identitas a. Identitas klien Nama : Sdr.P, Umur :31 tahun, Jenis kelamin : Laki-laki, Suku : Jawa, Agama
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEORI
BAB III TINJAUAN TEORI Tanggal Pengkajian : 12 Januari 2009 A. Identitas Pasien Nama Umur Jenis Kelamin Agama Suku / Bangsa Pendidikan Pekerjaan Status Alamat : Sdr. A : 25 Tahun : Laki-laki : Islam :
Lebih terperinciRENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI Nama Klien : Diagnosa Medis : No MR : Ruangan : Tgl No Dx Diagnosa Keperawatan Perencanaan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN SP DENGAN HALUSINASI DI RUANG PERKASA RSJD DR.RM.SOEDARMADJI KLATEN Di susun dan di ajukan untuk memenuhi tugas keperawatan jiwa
Lebih terperinciPENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RS JIWA RUANGAN RAWAT : TANGGAL DIRAWAT : I. IDENTITAS KLIEN Inisial : ( L
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh
PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh Afandi 1), Y.Susilowati 2) 1) Alumni Akademi Keperawatan Krida Husada,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolation (isolasi) merupakan mekanisme pertahanan dimana emosi diasingkan dari muatan impuls kesakitan atau memori (Cervone, 2011). Pikiran isolasi sosial ( social
Lebih terperinciI. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan
Lebih terperinciLAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Selasa, 18 Halusinasi 8. Mengidentifikasi jenis halusinasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial
BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS PENGKAJIAN Tanggal masuk :30 Desember 2008 Bangsal Keperawatan :XII(Madrim) No RM :062302 Tanggal Pengkajian :01 Januari 2009 A. IDENTITAS Pasien bernama Ny. N, bertempat tinggal
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL
LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL A. Pengertian Isolasi social adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VII (Hudowo) RSJ
BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 9-01-2008 di ruang VII (Hudowo) RSJ Amino Gondohutomo Semarang, dengan diagnosa medik : skizofrenia tak terinci. Pasien bernama
Lebih terperinciFORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA Ruang rawat :... Tanggal dirawat:... A. IDENTITAS KLIEN Nama :... L/P) Umur :... tahun No. CM :... Tanggal masuk :... B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI......
Lebih terperinciFORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA A. IDENTITAS KLIEN Nama :... L/P) Umur :... tahun No. CM :... Tanggal masuk :... B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI...... C. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Pernah mengalami
Lebih terperinciFORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS
Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan
Lebih terperinciA. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri
A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Gangguan hubungan sosial merupakan suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel dan menimbulkan perilaku maladaptif
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat Mendapatkkan gelar ahli madya keperawatan Disusun
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Klien masuk RSJD Dr. Aminogondoutomo pada tanggal 14 Januari 2009.
BAB III TINJAUAN KASUS A PENGKAJIAN Klien masuk RSJD Dr. Aminogondoutomo pada tanggal 14 Januari 2009. Klien di rawat di ruang XI Larasati dengan nomor RM 063245. Perawat melakukan pengkajian pada tanggal
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal di ruang VI (Gatot Kaca) RSJ Amino
BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Pasien Tanggal masuk RSJ : 27-12-2007 Pengkajian dilakukan pada tanggal 30-12-2007 di ruang VI (Gatot Kaca) RSJ Amino Gondohutomo Semarang, dengan diagnosa medik : Skizofrenia
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Januari 2008 di Ruang 2 di RSJD Amino Gondo
BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Januari 2008 di Ruang 2 di RSJD Amino Gondo Hutomo, Semarang dengan diagnosa medik halusinasi dengar. Klien bernama Nn. S Umur 22 Tahun,Perempuan,
Lebih terperinciPROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA
PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) PADA KELUARGA NY. A DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN HARGA DIRI RENDAH DAN WAHAM CURIGA Disusun Oleh: DESI SUCI ANGRAENI SRI WAHYUNINGSIH PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. Pembahasan Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan antara konsep dasar teori dan kasus nyata Sdr. D diruang Dewa Ruci RSJD Amino Gondohutomo
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG.
PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG GATHOTKOCO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh R.Purwasih 1), Y. Susilowati 2), 1) Alumni Akademi Keperawatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial
BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan
BAB IV PEMBAHASAN Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan diagnosa keperawatan isolasi sosial di ruang P3 (Wisma Drupada) di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang, maka penulis
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KONSEP
BAB II TINJAUAN KONSEP A. Pengertian Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi
Lebih terperinciperawatmasadepanku@blogspot.com Join With Us : Email : hendritriyulianto@gmail.com Facebook : Hendri Ty Kunjungi dan D a p a t k a n!!! K u m p u l a n A s k e p L e n g k a p H a n y a D i : perawatmasadepanku@blogspot.com
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien
BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post Sectio Caesaria dengan indikasi Preeklamsia di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung pada tanggal
Lebih terperinciTINJAUAN KASUS. 1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. S. 2. Usia : 43 tahun. 4. Pekerjaan : Buruh Pabrik ( LIK )
TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Keluarga I. Data Umum 1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. S 2. Usia : 43 tahun 3. Pendidikan : SD 4. Pekerjaan : Buruh Pabrik ( LIK ) 5. Alamat : RT. 05 / RW I Bangetayu Kulon,
Lebih terperinciLAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK
LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK Oleh: Frentya Maya Anggi W, S.Ked NIM. 042010101005 Pembimbing: dr. Justina Evy Tyaswati Sp. KJ FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2009 1 LAPORAN KASUS PSIKIATRI
Lebih terperinciMODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE
Lampiran 8 MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE 2009.33.032 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA TN
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA TN. D DENGAN HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DI SUSUN OLEH: CATUR WULANDARI NIM. P.09010
Lebih terperinciNURSING CARE PLAN (NCP)
NURSING CARE PLAN (NCP) 1. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN Nama Klien : DiagnosaMedis : No CM : Ruangan : Tgl No. Dx Diagnosa Keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan Perencanaan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ILMIAH
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. Z DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SEMBADRA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DisusunOleh : HILYATUN NISA J 200 090
Lebih terperinciMAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit. Sebagai pemberian pelayanan kesehatan yang komplek, mutu
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Isolasi sosial sering terlihat pada klien skizofrenia. Hal ini sebagian akibat tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan kehilangan batasan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian pada Ny. S dilakukan pada tanggal 11 Mei 2007 sedangkan pasien masuk RSU Dr. Kariadi tanggal 8 Mei 2007 1. Biodata Biodata pasien Ny. S, 25 tahun, jenis
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien
BAB II KONSEP DASAR A. Pengetian Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun, kurang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. b. Usia : 51 tahun. d. Pekerjaan KK : Buruh lepas (sablonan) e. Alamat : Sambiroto 11 RT 05 RW 07
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian (30 juni 2010) 1. Data Umum a. Nama KK : Tn. S b. Usia : 51 tahun c. Pendidikan : SD d. Pekerjaan KK : Buruh lepas (sablonan) e. Alamat : Sambiroto 11 RT 05 RW 07 f.
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas 1. Pasien Nama Umur Jenis kelamin Agama Pendidikan : Nn. K : 17 tahun : Perempuan : Islam : SMA Pekerjaan : - Alamat Suku bangsa : Karangawen, Demak : Jawa, Indonesia
Lebih terperincid. Sosial Universitas Sumatera Utara
BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar 1. Defenisi Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHANKEPERAWATAN PADA Nn. M DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDI RSJD SURAKARTA
STUDI KASUS ASUHANKEPERAWATAN PADA Nn. M DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SRIKANDI RSJD SURAKARTA DISUSUN OLEH : DEVI ANGGRAINI NIM. P.10013 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
Lebih terperinciFORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELUARGA TN. S
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELUARGA TN. S I. Data umum 1. Nama Kepala Keluarga : Tn. Setyo 2. Alamat dan telpon : Rt 03/ 16, Dukuh Ngawen 3. Komposisi Keluarga : 4 orang NO Nama Jenis Kelamin Hubungan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan
BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post partum spontan di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung Semarang pada tanggal 14 sampai dengan
Lebih terperinciBAB III RESUME KEPERAWATAN
BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Asuhan Keperawatn Keluarga dilakukan pada tanggal 20 Juni 2010 pada keluarga Tn. L (45 th), dengan alamat Sambiroto kecamatan Tembalang, Semarang. Keluarga ini
Lebih terperinciSTUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. P DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENGLIHATAN DI RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. P DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENGLIHATAN DI RUANG ABIMANYU RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. BIODATA 1. Identitas Pasien. Nama Umur Jenis kelamin Suku/Bangsa Agama : An. F : 3 tahun : Perempuan : Jawa / Indonesia : Islam Status pernikahan : - Pekerjaan : - Alamat : Kedung
Lebih terperinciBAGIAN PSIKIATRI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA JL. Tali Air no. 21 Medan PERNYATAAN KESEDIAAN BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN
Lampiran 1. BAGIAN PSIKIATRI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA JL. Tali Air no. 21 Medan PERNYATAAN KESEDIAAN BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Umur
Lebih terperinciBAB III RESUME KASUS
BAB III RESUME KASUS A. Pengkajian 1. Data identitas Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada tanggal 25 januari 2009 sampai dengan06 febuari 2009 pada keluarga Tn. M yang tinggal di kelurahan Tlogosari
Lebih terperinciPROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT) TENTANG GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN KELUARGA Ny.
PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT) TENTANG GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN DENGAN KELUARGA Ny. V DI TANGGERANG DI SUSUN OLEH MARIA FRANSISKA 1410721043 PROGRAM STUDI PROVESI NERS FAKULTAS
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI A. Konsep Dasar Teori 1. Definisi Isolasi sosial merupakan kondisi ketika individu atau kelompok mengalami,
Lebih terperinciANGKET UJI COBA PENELITIAN. 1. Identitas Siswa Nama : Kelas : Jenis Kelamin : Alamat :...
69 ANGKET UJI COBA PENELITIAN 1. Identitas Siswa Nama : Kelas : Jenis Kelamin : Alamat :... 2. Petunjuk Pengisian 1. Bacalah baik-baik butir pernyataan dan setiap alternatif jawaban! 2. Pilih alternatif
Lebih terperinciTUGAS SISTEM INTEGUMEN
TUGAS SISTEM INTEGUMEN PENGKAJIAN PADA PASIEN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS TINEA KRURIS Oleh : MUHAMMAD FAHRI NIM: 108 STYC 15 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciLampiran 1. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Pengaruh Pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan Halusinasi Terhadap Kemampuan Kognitif dan Psikmotor Pasien Dalam Mengontrol Halusinasi Di Ruangan
Lebih terperinciRENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENATALAKSANAAN REGIMENT TERAPEUTIK INEFEKTIF
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENATALAKSANAAN REGIMENT TERAPEUTIK INEFEKTIF Tgl Nama Klien : Medis : No MR : Ruangan : Penatalaksanaan regiment terapeutik inefektif TUM: merawat yang mengalami
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari
BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April 2010 A. PENGKAJIAN 1. Identitas Pasien a. Biodata Pasien Nama : An. A Tanggal lahir : 21 Agustus 2009 Umur Jenis kelamin Suku Bangsa Agama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
Lebih terperinciBAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN Pada bab ini penulis melakukan pengkajian pada tanggal 14 Mei 2007 jam 09.00 WIB dan memperoleh data 3 dari catatan keperawatan dan catatan medis, serta wawancara dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan C. Manfaat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menurut Gail W. Stuart, Waham adalah keyakinan yang salah dan kuat dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realitas sosial. Waham
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Data Umum Tanggal pengkajian : 27 Januari 2009 a. Nama Kepala Keluarga : Tn. M b. Alamat Kepala Keluarga : Ngablak Muktiharjo Kidul Rt 10 / Rw 08 c. Pekerjaan Kepala
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti Personal yang artinya perorangan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah suatu tindakan memelihara kesehatan
Lebih terperinciSTRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN Masalah : Isolasi sosial Pertemuan : I (satu)
CONTOH KASUS Setiap lansia pada akhirnya akan mengalami penurunan fungsi organ, Hal ini timbul karena penyebab organik ataupun emosional (fungsional) dan yang menunjukkan gangguan kemampuan berpikir, bereakasi
Lebih terperinci2.1.2Faktor Penyebab Harga Diri Rendah 1. Faktor Predisposisi a). Perkembangan individu yang meliputi : 1). Adanya penolakan dari orang tua.
BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Aktualisasi Diri 2.1.1 Pengertian Harga Diri Stuart dan Sundeen (1991), mendeskripsikan harga diri (self esteem)
Lebih terperinciBAB III RESUME KEPERAWATAN. Asuhan keperawatan Keluarga di Lakukan pada tanggal 23 juni 2010 pada
BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Data Umum Asuhan keperawatan Keluarga di Lakukan pada tanggal 23 juni 2010 pada keluarga Tn A alamat Jl kunir Rt 08 Rw 8 kelurahan sambiroto kecamatan tembalang.
Lebih terperinci