BAB I PENDAHULUAN. mana tanaman dan bunga-bunga tersebut dapat tumbuh dan hidup. Jepang juga disebut
|
|
- Susanti Hermawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah Negara kepulauan yang indah, didukung dengan empat musim yang bergantian secara teratur dan berkala menjadikan alam Jepang ditumbuhi dengan tanaman dan bunga-bunga yang bermekaran dengan indahnya sesuai dengan musim di mana tanaman dan bunga-bunga tersebut dapat tumbuh dan hidup. Jepang juga disebut sebagai surga bagi pencinta bunga, dari selatan Okinawa sampai utara Hokkaido ditumbuhi dengan bermacam-macam bunga yang berwarna-warni dan sangat unik, karena alam Jepang merupakan perpaduan antara alam subtropics dan alam subarctic. Pada abad ke-19, orang-orang yang berkunjung ke negara Jepang mengatakan bahwa Jepang adalah: The land of flowers atau Tempat tinggal bagi bunga-bunga. Orang Jepang sangat mencintai bunga, khususnya bunga sakura atau bunga cherry blossom, dan bunga sakura ini menjadi simbol negara Jepang dan bunga ini melambangkan perdamaian. Dalam segi kehidupan dan budaya, orang Jepang hampir tidak bisa lepas dari bunga dan alam. Salah satunya adalah adanya budaya yang disebut hanami atau melihat bunga. Juga ada budaya yang disebut momiji kayou atau melihat gugurnya daun-daun, yang menandakan akan datangnya musim dingin di kepulauan Jepang (Sugiura, 1993:263). Hampir seluruh manusia memandang dan berfikir bahwa bunga itu selalu indah. Kecintaan akan bunga dapat ditemui di belahan dunia manapun. Dan bunga dianugrahkan Allah SWT untuk manusia agar dapat digunakan untuk mewakili perasaan manusia, dan setiap orang mempunyai gaya sendiri dalam mengapresiasikan keindahan 1
2 2 bunga. Setiap orang pasti menyukai keindahan dan keindahan itu sendiri dapat dinikmati dan diwujudkan melalui karya seni dan budaya yang memiliki nilai estetis tersendiri. Karya seni merupakan perwujudan dari kreatifitas manusia. Karya seni termasuk dalam kebutuhan integrative, yaitu suatu kebutuhan yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Kesenian adalah milik setiap golongan masyarakat kapan saja dan di mana saja kesenian itu berada dan hadir dalam bentuk karya seni yang mengacu pada nilai estetis, nilai agama maupun norma-norma yang ada dalam tingkah laku manusia dalam berbagai bidang termasuk dalam karya seni atau kesenian. Seni merupakan bagian budaya manusia yang telah berusia amat panjang. Sepanjang sejarahnya, seni telah mengalami banyak pergeseran. Pergeseran ini terjadi karena masyarakat pendukungnya pun telah mengalami perubahan yang dinamis. Sekularisasi yang terjadi dalam masyarakat mengakibatkan perubahan fungsi yang akhirnya berwujud menjadi media ekspresi kreatif dan melahirkan bentuk seni yang baru, unik dan orisinil. Karena memiliki sifat dasar yang bebas dan orisinil akhirnya karya seni pun menjadi bersifat individualistis. Kekuatan seni bersifat universal dan mampu menembus batasan negara, bahasa, bangsa dan negara. Karya seni dapat menjadi media komunikasi yang bisa langsung dirasakan, baik dari sudut daya estetikanya, daya kreasi tekhnisnya, maupun daya gugah makna di dalamnya. Seni diciptakan untuk mengekspresikan bentuk keindahan. Prinsip orang Jepang dalam bidang kesenian adalah memanfaatkan kekayaan alam sebagai bahan dasar untuk karya seni, misalnya batu, pohon, dan bunga. Kemudian diolah dengan keterampilan dan keahlian khusus sehingga menjadi suatu karya seni yang halus dan indah, yang dapat dinikmati keindahannya oleh semua orang hanya dengan memandanginya. Bangsa Jepang adalah bangsa yang kaya akan budaya yang memiliki
3 3 keunikan tersendiri dalam menikmati kehidupannya sehari-hari dengan menambahkan unsur seni di dalamnya. Salah satu karya seninya adalah seni merangkai bunga atau disebut kadou atau lebih dikenal dengan Ikebana. Ikebana berasal dari kata ike ( 生け ) artinya hidup atau membuat hidup dan hana atau bana ( 花 ) artinya bunga. Jadi secara harfiah Ikebana adalah bunga hidup atau membuat bunga menjadi hidup. Sedangkan kadou berasal dari kata ka ( 華 ) artinya bunga dan dou ( 道 ) artinya cara. Jadi secara harfiah kadou adalah cara untuk merangkai bunga. Untuk merangkai Ikebana pertama-tama melihat obyek keindahan bunga-bunga kemudian menyusunnya menjadi suatu seni dan keterampilan. Seni marangkai bunga Ikebana ini berasal dari seni menyajikan bunga untuk upacara keagamaan orang Jepang pada masa lalu. Seiring masuknya agama Budha ke Jepang sekitar abad ke-6-7, bunga digunakan dalam persembahan untuk Budha yang disebut kuge ( 供花 ). Tiga unsur penting dalam sesajian atau yang disebut dengan mitsugusoku yang diletakkan dihadapan patung Budha yang terdiri dari anglo pembakaran kemenyan dengan tempat pemasangan lilin dan jambangan bunga yang mengapitnya. Dalam catatan zaman Kamakura ( ), terdapat pernyataan bahwa rangkaian bunga digunakan untuk festival Tanabata, yaitu festival yang dilaksanakan pada bulan Juli. Ini membuktikan bahwa ada budaya perangkaian bunga yang merupakan awal tumbuhnya seni merangkai bunga yaitu seni Ikebana. Ikebana gaya formal tradisional dikatakan tumbuh pada zaman Muromachi ( ) dan menyebar luas serta mengalami persaingan di kalangan penguasa feodal. Perangkaian bunga tidak saja untuk acara Budha tetapi mulai direalisasikan dengan pemahaman seni yang tumbuh dari jiwa bangsa Jepang. Tatebana atau bunga berdiri merupakan gaya merangkai bunga modern dan berkembang pesat yang kemudian gaya ini lebih dikenal dengan
4 4 nama gaya Rikka. Gaya ini khusus dan dikembangkan oleh keluarga kaisar. Pada waktu itu, orang-orang dengan cepat menjadikan persaingan merangkai bunga dan lebih terkenal di kalangan para bangsawan, yang diletakan di dalam ruangan yang disebut tokonoma. Tokonoma adalah sebuah ruangan yang sangat penting dari rumah orang Jepang, bentuknya seperti rak buku yang besar tanpa papan rak (Richie, 1985:18). Kemudian dipersembahkan juga dalam upacara minum teh atau Chanoyu, dan gaya lainpun kemudian bermunculan. Rangkaian bunga untuk upacara Chanoyu diciptakan oleh ahli teh Sen no rikyu yaitu gaya Nageire yang mempesonakan dan gaya ini lebih dikenal dengan Chabana atau bunga teh. Setelah itu pada akhir zaman Edo berkembanglah suatu gaya Ikebana yang melambangkan pemikiran tentang alam yang terdiri dari tiga unsur, yaitu ten 天 langit, chi 地 bumi, dan jin 人 manusia,yang komposisinya seimbang dengan menekankan pada ketelitian dan kesederhanaan dari bentuk dan tujuan yang melambangkan bermacam aspek dari bunga dan alam. Setelah zaman Meiji ( ) kira-kira abad ke-19, Ohara Unshin ( ) memperkenalkan gaya moribana yaitu rangkaian bunga yang menggunakan wadah atau vas bunga yang bermulut besar atau lebar. Kemudian muncul juga gaya modern yaitu gaya jiyuuka atau gaya bebas. Setelah perang dunia ke-2, bahan-bahan Ikebana mengalami perombakan yang dapat diterima oleh masyarakat luas yaitu dalam perangkaiannya tidak hanya mengandalkan bunga hidup tetapi mulai menggunakan bahan yang terbuat dari kuningan, plastik, dan gypsum, dengan gaya yang melambangkan keabstrakan dan artistic (The Japan Book, 2002: 135). Perkembangan gaya rangkaian bunga yang berbeda-beda terus bermunculan dengan bentuk artistik yang sangat dalam sesuai dengan orang Jepang yang mencintai
5 5 keindahan dan kealamiahan. Perangkaian bunga Ikebana tidak hanya menjadi suatu seni tetapi lebih dari itu karena mempunyai suatu filosofi tentang kehidupan dan keindahan yang sangat berharga bagi bangsa Jepang. Sekarang di Jepang, kira-kira ada lebih dari 3000 sekolah Ikebana. Tiga aliran yang terkenal adalah Ikenobo, Ohara, dan Sougetsu (Your Guide To Japan, 2003: 30). Yang mencolok dari seni Ikebana ini adalah pemilihan jenis tanamannya, tempat bunganya, cabang-cabang penempatannya, dan hubungan antara cabang-cabangnya dengan vas bunga dan sekeliling penempatannya. Hal ini disesuaikan dengan musim yang terjadi pada saat itu. Seni Ikebana ini secara sekilas dari bentuk luarnya, tidak lebih dari rangkaian bunga yang sederhana, menarik, dan indah di dalam vas bunga atau wadah lainnya. Sebagian orang beranggapan seperti itu, bagaimanapun juga untuk memperpanjang keindahan bunga hidup yang berlalu dengan cepat selalu berhubungan dengan perubahan hati dari sang perangkai bunga tersebut. Alam dan perangkai bunga menjadi satu kesatuan yang menggambarkan keharmonisan antara langit, bumi, dan manusia (Pictorial Encyclopedia of Japan Culture, 1987: 58). Hal yang bisa dipelajari manusia dari bunga adalah tentang kehidupan, yaitu adanya kesenangan, kesulitan, dan kematian. Bagi orang Jepang bunga adalah sebagai penghubung antara hati dengan alam. Dan yang menarik dari bunga adalah tidak terbatas dari macam warnanya saja, walaupun bentuknya sederhana dengan perangkaian biasa, namun bila dipilih dengan teliti, rahasia keindahannya dan kealamiahannya akan terlihat. Mata kita akan melihat keindahan yang sesungguhnya. Seperti dalam perayaan Chanoyu, semua teh dihubungkan dengan keindahan dan etika yang diekspresikan melalui Chabana. Chabana memberikan karakter keindahan dari satu bunga dan satu daun. Tujuan dari kesederhanaannya adalah untuk menampilkan sifat natural dari bunga
6 6 tersebut, dan agar terciptanya tata krama yang halus dalam Chanoyu karena itu diperlukan gaya Chabana atau yang dikenal dengan Nageire. Nageire adalah gaya rangkaian bunga sederhana dengan vas bunga yang tinggi dengan warna yang lembut disesuaikan dengan lukisan pada porselen atau cangkir teh, vas bunga yang digunakan terbuat dari bambu yang disesuaikan dengan tempat teh (Kawase, 2000: 133). Pelaksanaan Chanoyu itu sendiri merupakan seni estetika bangsa Jepang dari masa lalu yang mempunyai keistimewaan-keistimewaan dalam menghidangkan dan minum bersama-sama dari bubuk teh hijau. Chanoyu dilihat dari karakter huruf kanjinya terdiri dari huruf-huruf sebagai berikut: cha ( 茶 ) artinya teh, no ( の ) sebagai partikel penghubung, dan yu ( 湯 ) air hangat atau air panas. Jadi secara harfiah Chanoyu adalah air hangat untuk teh. Dalam pelaksanaanya Chanoyu merupaka ritual dengan bermacammacam hubungan, diantaranya hubungan agama, kesusastraan dan filosofi dari seni dan keahlian. Chanoyu juga dikenal dengan konsep Chadou yaitu cara atau filosofi dari ritual minum teh. Gibran (2003:28) mengemukakan bahwa filosofi itu adalah suatu keinginan yang jauh di dalam jiwa, yang menuntun manusia dari yang nampak menuju yang tak nampak, menuju filsafat dan ketuhanan. Chanoyu juga merupakan sebuah perayaan dengan simbol-simbol. Simbolsimbol tersebut berhubungan dengan ritualistik, kesopanan, dan pengaruh fisik dari upacara ini diantaranya taman, rumah teh dan alat-alatnya. Semua ini adalah keahlian yang berpadu dengan estetika dan spiritual maupun ritual kesopansantunan yang merupakan filosofi dari Chanoyu itu sendiri. Seni dan budaya Chanoyu ini berasal dari China pada abad ke-9, dan Chanoyu ini kemudian berkembang dan sekarang Chanoyu populer dan dilaksanakan bangsa Jepang dengan bermacam-macam kelas sosial. Tidak hanya itu saja Chanoyu juga terkenal dalam wilayah kemasyarakatan dan fakultas-
7 7 fakultas di universitas Jepang. Sekolah Chanoyu yang terkenal adalah sekolah Urasenke. Chanoyu berasal dari kebudayaan tradisional dan mempengaruhi kebudayaan modern Jepang, diantaranya seni tembikar, keramik, kaligrafi atau shoudo, masakan, Ikebana, dansa dan drama ( Ikebana dan chanoyu saling berhubungan dan sama-sama dikembangkan oleh Sen no rikyu yaitu ahli teh pada masa Momoyama. Pada dasarnya Ikebana dan Chanoyu adalah pengekspresian alam, juga kreasi dan jiwa dari senimannya yang menampilkan keindahan, kesederhanaan, keharmonisan, dan keseimbangan dengan alam dan relasi antara sesama manusia (Your Guide to Japan, 2003: 30). 1.2 Rumusan Permasalahan Dalam penulisan skripsi ini penulis akan membahas mengenai makna kesederhanaan dalam rangkaian Ikebana untuk Chanoyu. Penulis akan meninjaunya dari sudut kultur Jepang dengan pemahaman akan makna bunga dan teh bagi bangsa Jepang, serta makna yang terkandung dalam seni Ikebana dan Chanoyu. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Dalam penulisan skripsi ini penulis akan membatasi ruang lingkup permasalahan, yaitu makna kesederhanaan rangkaian Ikebana dalam Chanoyu, yaitu gaya Chabana atau Nageire.
8 8 1.4 Tujuan dan Manfaat Penulisan Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui makna yang terkandung dalam perangkaian bunga Ikebana khususnya rangkaian Ikebana yang digunakan dalam upacara minum teh atau Chanoyu yaitu gaya Chabana atau Nageire. Manfaat yang bisa diambil dari penulisan skripsi ini adalah agar pembaca dapat mengenal lebih dalam lagi seni Ikebana dan Chanoyu, terutama mengenai makna kesederhanaan rangkaian Ikebana dalam Chanoyu yaitu gaya Chabana atau Nageire. 1.5 Metode Penelitian Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode kepustakaan dan deskriptif analitis, yaitu mendeskripsikan data-data yang diperoleh kemudian menganalisanya. Penulis juga memanfaatkan sumber bacaan dari koleksi perpustakaan Japan Foundation, perpustakaan Universitas Darma Persada, perpustakaan Universitas Indonesia, dan koleksi penulis sendiri. 1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab. Dengan susunan: Bab 1 pendahuluan, bab 2 adalah landasan teori, bab 3 adalah analisis data, bab 4 adalah simpulan dan saran, dan bab 5 adalah ringkasan skripsi.
9 9 Bab 1, Pendahuluan memuat uraian latar belakang, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab 2, Landasan Teori, menguraikan teori-teori yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu teori kebudayaan, teori keindahan, teori kebebasan, teori kesederhanaan, dan teori Zen- Budha. Bab 3, Analisis Data, menguraikan analisis tentang konsep keindahan alam dalam perspektif kultur Jepang pada bunga dan teh, analisis hubungan Ikebana dan Zen, analisis makna Ikebana sehubungan dengan prinsip keindahan bagi masyarakat Jepang, analisis perkembangan Ikebana dalam hubungan dengan hubungan Zen- Budha, analisis makna Chanoyu yang berhubungan dengan pemikiran masyarakat Jepang tentang konsep keindahan, analisis perkembangan Chanoyu dalam hubungan dengan Zen Budha, analisis rangkaian Chabana dalam hubungan dengan pemikiran masyarakat Jepang tentang konsep keindahan, analisis perbedaan antara kesederhanaan Chabana dengan kemewahan Tatehana, dan analisis makna estetik dalam konsep kesederhanaan rangkaian Ikebana gaya Chabana. Bab 4, Simpulan dan Saran, yang berisi kesimpulan dari semua bab dan saran dari penulis. Bab 5, Ringkasan Skripsi, yang merupakan ringkasan dari skripsi ini.
UCAPAN TERIMA KASIH. nikmat dan karunianya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
ABSTRAKSI Seni merangkai bunga Ikebana dan seni upacara minum teh Chanoyu adalah merupakan seni estetik Jepang yang saling berhubungan. Di dalam kedua seni ini menggambarkan kecintaan bangsa Jepang akan
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. menyajikan teh untuk tamu. Chanoyu dilihat dari karakter huruf kanjinya terdiri dari
Bab 5 Ringkasan Upacara minum teh atau chanoyu ( 茶の湯 ) adalah ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh untuk tamu. Chanoyu dilihat dari karakter huruf kanjinya terdiri dari huruf-huruf sebagai berikut
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar), persembahan (boneka
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang memiliki berbagai macam budaya yang orisinil dan unik seperti dalam seni (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar), persembahan (boneka
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Sadō merupakan salah satu kesenian yang masih menjadi tradisi dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika tradisional dalam menyajikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaankebudayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Jepang merupakan negara yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaankebudayaan tersebut sampai sekarang masih berlaku dalam masyarakat Jepang. Dalam kebudayaan Jepang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengaruh kuat dari Negara Cina baik dari segi pengetahuan, pemerintahan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul Jepang adalah sebuah Negara di bagian Asia Timur yang memiliki keunikan diantara Negara-negara lainnya. Dalam perkembangan sejarahnya, Jepang mendapat pengaruh
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Jepang atau disebut juga dengan 日本 (Nippon/Nihon) adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Meskipun peradaban Jepang kuno sebagian dibangun diatas budayabudaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang merupakan salah satu negara yang mempunyai bermacam-macam kebudayaan. Meskipun peradaban Jepang kuno sebagian dibangun diatas budayabudaya yang diperkenalkan
Lebih terperinciIV. ANALISIS KARYA. di kota Surakarta. Penulis tertarik memvisualisasikan tradisi upacara minum teh
IV. ANALISIS KARYA Pada Bab ini, penulis menampilkan hasil karya beserta deskripsi dari masing-masing judul karya. Karya-karya ini terinspirasi dari upacara minum teh Jepang yang sering dijumpai pada festival
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini negara Jepang termasuk dalam urutan-urutan negara dengan moderenisasi terata.walaupun Jepang merupakan negara dengan teknologi yang
Lebih terperinciBab 3. Analisis Data. Dalam melaksanakan chanoyu dibutuhkan sebuah persipan-persiapan kecil baik dari
Bab 3 Analisis Data 3.1 Tahap Persiapan Sebelum Melaksanakan Chanoyu Dalam melaksanakan chanoyu dibutuhkan sebuah persipan-persiapan kecil baik dari tuan rumah itu sendiri maupun tamu yang akan mengikuti
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Jepang memiliki berbagai keunikan dalam kehidupan mereka,
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bangsa Jepang memiliki berbagai keunikan dalam kehidupan mereka, khususnya dalam kebudayaan. Festival, makanan, tarian, drama dan upacara adatnya memiliki makna dan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG 2.1. Klasifikasi Keramik Sifat yang paling umum dan mudah dilihat secara fisik pada keramik adalah rapuh (britle) seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah,
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang memiliki kekayaan teknologi yang berkembang pesat dikarenakan adanya sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG OSHIBANA. musim gugur, dan musim dingin. Di Jepang orang-orang sangat menyukai bunga
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG OSHIBANA 2.1 Pengertian Oshibana Negara Jepang mengenal empat musim, yaitu musim panas, musim semi, musim gugur, dan musim dingin. Di Jepang orang-orang sangat menyukai bunga
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan bangsanya. Hal ini dapat dilihat pada sejarah, tabiat dan watak bangsa tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Kagoshima pada tahun 1549, menjadikan banyak warga Jepang memeluk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedatangan seorang misionaris asal Portugis bernama Fransiskus Xaverius di Kagoshima pada tahun 1549, menjadikan banyak warga Jepang memeluk agama Kristen dan jumlahnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu, tanda pengenal yang tetap (menyatakan sifat dan keadaan).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata bunga merupakan kata yang tidak asing di telinga kita. Ketika mendengar seseorang mengucapkan kata bunga maka, sebagian besar orang akan berpikir tentang keindahan
Lebih terperinciSeminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya
PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai
Lebih terperinciBayanaka Canggu. tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1
Bayanaka Canggu tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1 Sebuah harmoni dalam karya arsitektur tercipta ketika seluruh unsur dalam bangunan termasuk konsep arsitektur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Gambaran kehidupan masyarakat Indonesia yang beragam menjadikan kesenian sebagai salah satu perwujudan jati diri bangsa Indonesia yang memiliki ciri khas. Kesenian
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Oshougatsu atau lebih dikenal dengan shougatsu adalah perayaan tahun baru masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis dekorasi-dekorasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu yang paling populer ialah seni minum teh.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni sebagai suatu bentuk ekspresi seniman. Ada berbagai jenis kesenian yang dapat dijumpai seperti seni musik, seni tari, seni lukis, dan sebaginya. Salah satu yang
Lebih terperinci3. Karakteristik tari
3. Karakteristik tari Pada sub bab satu telah dijelaskan jenis tari dan sub bab dua dijelaskan tentang fungsi tari. Berdasarkan penjelasan dari dua sub bab tersebut, Anda tentunya telah memperoleh gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makan adalah kebutuhan dasar manusia agar dapat tetap hidup. Di seluruh dunia, ada banyak tempat dengan jenis makanan, cara makan, dan suasana. Selain dari segi makanan,
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. dicintai oleh masyarakat Jepang. Ada istilah dalam bahasa Jepang yang mengatakan
Bab 5 Ringkasan Bunga sakura merupakan bunga nasional negara Jepang dan bunga yang sangat dicintai oleh masyarakat Jepang. Ada istilah dalam bahasa Jepang yang mengatakan hana to ieba, sakura no koto,
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. apakah perbedaan penyebutan sadō dan chanoyu. Arti kata chanoyu. secara harafiah yaitu air panas untuk teh. Chanoyu mempunyai nama
II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan Istilah sadō atau chanoyu mengundang banyak pertanyaan seperti apakah perbedaan penyebutan sadō dan chanoyu. Arti kata chanoyu secara harafiah yaitu air
Lebih terperinciAbstraksi. Kata kunci : chanoyu,chashitsu dan Zen.
Abstraksi Negara Jepang memiliki berbagai macam kebudayaan salah satunya yang sangat terkenal dan menjadi tradisi adalah upacara minum teh atau chanoyu. Chanoyu adalah ritual tradisional Jepang dalam menyajikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rahmat Hidayat, 2015 Origami Maya Hirai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni pada dasarnya adalah suatu bahasa komunikasi yang disampaikan melalui suatu media. Seniman sebagai sumber komunikasi, sedangkan karya seni sebagai media
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Kebudayaan Jepang merupakan kebudayaan yang sangat erat dengan alam.
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Jepang merupakan kebudayaan yang sangat erat dengan alam. Kebudayaan tersebut diaplikasikan secara langung melalui karya seni. Kebudayaan yang dihasilkan
Lebih terperinciARTIKEL TENTANG SENI TARI
NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG. Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG 2.1 Pengertian Religi Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada yang melakukan secara sungguh-sungguh, namun tidak orang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Kebudayaan Jepang dipengaruhi oleh karakteristik geografis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Jepang adalah sebuah bangsa yang menyimpan keunikan pada hal kebudayaan. Kebudayaan Jepang dipengaruhi oleh karakteristik geografis negaranya serta adanya pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Negara Jepang yang terletak di daerah curah hujan yang tinggi, memiliki empat
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang yang terletak di daerah curah hujan yang tinggi, memiliki empat musim, yaitu: musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Yang dalam jangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: ). Barisan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang yang oleh penduduknya sendiri disebut Nippon atau Nihon merupakan negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: 649-658). Barisan pulau-pulau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak orang Indonesia yang tertarik akan kebudayaan Jepang. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Banyak orang Indonesia yang tertarik akan kebudayaan Jepang. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya acara-acara yang bertemakan Jepang di Indonesia (http://japanesia.org/).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Jepang terdapat bermacam-macam budaya, salah satunya adalah olahraga. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu olahraga.
Lebih terperinciBAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan
1 BAB I DEFINISI OPERASIONAL A. LATAR BELAKANG MASALAH Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia, karya seni merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seorang manusia sebagai bagian dari sebuah komunitas yang. bernama masyarakat, senantiasa terlibat dengan berbagai aktifitas sosial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang manusia sebagai bagian dari sebuah komunitas yang bernama masyarakat, senantiasa terlibat dengan berbagai aktifitas sosial yang berlaku dan berlangsung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG. Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG 2.1. Sejarah Kimono di Jepang Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa digunakan di pengadilan Cina. Kemudian berevolusi
Lebih terperinciAbstraksi. Kata kunci : roji, chaniwa, chanoyu, dan Zen.
Abstraksi Roji memiliki peranan penting dalam pelaksanaan upacara minum teh atau chanoyu. Roji merupakan istilah untuk taman teh atau chaniwa. Dikatakan memiliki peranan penting dalam chanoyu, karena roji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan penampilannya hampir sama dengan kenyataan (Aristoteles via Mudji, memenuhi kebutuhan manusia akan keindahan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni adalah hasil dari peniruan alam yang bentuk pengungkapan dan penampilannya hampir sama dengan kenyataan (Aristoteles via Mudji, 1993: 8). Seni merupakan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Obyek Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.500 pulau dan dihuni 931 kelompok etnik, mulai dari Aceh di Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu. Namun mereka menyebutnya dengan istilah gerabah atau tembikar. Terbukti dengan ditemukannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. Perkembangan Jepang yang begitu pesat dalam berbagai bidang, salah satunya bidang fashion,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang lahir dari hasil budi daya manusia dengan segala keindahan, dan kebebasan berekspresi dari manusia sendiri. Seiring dengan
Lebih terperinciFungsi Seni kerajinan Ukir Batu Padas Sukawati II. Oleh Drs. I Wayan Suardana, M.Sn
Fungsi Seni kerajinan Ukir Batu Padas Sukawati II Oleh Drs. I Wayan Suardana, M.Sn Pengaruh Kolektif Seni Kerajinan Batu Padas Seni kerajinan berkembang dan dilakukan melalui tradisi sosial suatu masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap Negara pasti memiliki kebudayaan yang diwariskan secara. turun-temurun dan menjadi suatu tradisi yang menarik untuk diikuti.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap Negara pasti memiliki kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun dan menjadi suatu tradisi yang menarik untuk diikuti. Jepang sebagai salah satu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI
BAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI 2.1 PENGERTIAN PASAR KERAJINAN DAN SENI Pasar dalam arti sempit adalah tempat dimana permintaan dan penawaran bertemu ( http://id.wikipedia.org/ : 7/9/2009
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tradisi Jepang ada satu tradisi yang dapat mengangkat pamor pariwisata negeri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia dan kaya akan kebudayaan. Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat dan kemajuan media informasi,
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Temari adalah simbol perfeksionisme di Jepang. Temari kerap diberikan sebagai
Bab 5 Ringkasan Temari adalah simbol perfeksionisme di Jepang. Temari kerap diberikan sebagai hadiah yang diberikan saat berbahagia. Dahulu temari juga dikenal sebagai bola kesayangan para ibu. Di sekitar
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN
BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN 2.1 Uraina Tentang Seni Kata seni berasal dari kata "SANI" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Menurut kajian ilmu di eropa
Lebih terperinci2. Fungsi tari. a. Fungsi tari primitif
2. Fungsi tari Tumbuh dan berkembangnya berbagai jenis tari dalam kategori tari tradisional dan tari non trasional disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara kita terdiri dari bermacam-macam suku bangsa yang terbentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara kita terdiri dari bermacam-macam suku bangsa yang terbentang mulai dari ujung barat sampai timur. Setiap wilayah mempunyai kebudayaan yang khas sebagai lambang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang mempunyai berbagai macam kebutuhan, antara lain sandang, pangan, dan papan. Sandang merupakan kebutuhan primer yang digunakan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang ada di alam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tumbuhan merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang ada di alam semesta. Dari beberapa sumber jurnal yang didapat oleh penulis dari internet, defenisi tumbuhan
Lebih terperinciUniversitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Indonesia sebagai Negara Kepulauan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang kulit purwa. Kesenian wayang kulit purwa hampir terdapat di seluruh Pulau Jawa.
Lebih terperinciDESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn
DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2017 DESKRIPSI KARYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jepang merupakan salah satu negara yang mempunyai kebudayaan dan tradisi yang cukup dikenal oleh negara lain. Kebudayaan Jepang berhasil disebarkan ke berbagai negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa, tarian dan adat istiadat yang dimiliki oleh setiap suku bangsa juga sangat beragam. Keanekaragaman
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. tertentu. Seperti halnya tanabata (festival bintang), hinamatsuri (festival anak
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Di Jepang banyak terdapat perayaan, festival, maupun ritual-ritual yang dilakukan setiap tahunnya. Biasanya setiap perayaan tersebut memiliki suatu makna tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Suryohadiprojo (1982: ), rakyat Jepang pada dasarnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah bangsa yang menyimpan keunikan pada hal kebudayaan. Kebudayaan Jepang dipengaruhi oleh karakteristik geografis negaranya serta mempunyai pengaruh
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada dasarnya manusia hidup di dunia harus memenuhi lima kebutuhan pokok untuk bertahan hidup, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial,
Lebih terperinciSEJARAH ARSITEKTUR JEPANG
SEJARAH ARSITEKTUR JEPANG RUMAH TRADISIONAL JEPANG Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur GEOGRAFIS NEGARA JEPANG Jepang terletak di zona gunung berapi yang di atas Lilitan Gunung Berapi Pasifik (Pasifik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi tersebut pendidik atau guru, mendidik peserta didik untuk menuju perkembangan peserta didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan semantik adalah sebagai berikut:
Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini saya akan memperkenalkan teori-teori yang akan digunakan untuk menganalisis bab 3. 2.1 Semantik 意味論 Dalam menganalisis lagu, tidak dapat terlepas dari semantik. Keraf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perspektif teoritik, pendidikan seringkali diartikan dan dimaknai orang secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang dipegangnya.
Lebih terperinciRINGKASAN SUSHI. dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah
RINGKASAN SUSHI Salah satu makanan Jepang yang sangat digemari oleh banyak orang baik dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Sejarah Cafe Lawangwangi Cafe Lawangwangi Creative Space merupakan salah satu tempat dimana para seniman dapat memamerkan sekaligus menjual hasil
Lebih terperinciREVIEW PROGRAM. Student Workshop and Short Course Culture
REVIEW PROGRAM Student Workshop and Short Course Culture (SWSC JAPAN 2015) 17-20 September 2015 Student Workshop and Short Course Culture Program kursus budaya yang diselenggarakan oleh Gotravindo bekerja
Lebih terperinciKESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG
KESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG Fajria Noviana Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang FIB Universitas Diponegoro Email: fajria_noviana@yahoo.com ABSTRACT The Japanese tea ceremony
Lebih terperinciKESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG
KESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG KESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG Fajria Noviana Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang FIB Universitas Diponegoro Email: fajria_noviana@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni pertunjukan yang ada di Indonesia sangat beragam bentuk dan jenisnya. Seni pertunjukan yang berada dalam suatu lingkungan masyarakat Indonesia tidak terlepas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kaligrafi ialah suatu corak atau bentuk seni menulis secara indah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Kaligrafi ialah suatu corak atau bentuk seni menulis secara indah (Situmorang, 1993:67). Secara harfiah, kata kaligrafi berasal dari kata kalligraphia, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seni budaya merupakan penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya, yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh orang banyak dalam rentang perjalanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi. Pendidikan Seni Budaya diharapkan mampu mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Seni Budaya merupakan satu mata pelajaran yang dituntut oleh kurikulum untuk diajarkan atau diberikan kepada peserta didik mulai tingkat TK sampai dengan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. kesenian yang khas. Konsep akan yang indah (beauty) itu sendiri seiring waktu
BAB VI KESIMPULAN A. Simpulan Keindahan dalam beragam pemaknaannya melahirkan ekspresi-ekspresi kesenian yang khas. Konsep akan yang indah (beauty) itu sendiri seiring waktu bertransformasi secara ideal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kerajinan anyam di Indonesia sudah banyak digemari oleh para turis dalam dan luar negeri. Karena kerajinan anyam ini sudah berkembang, bentuk kerajinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan rasa estetik dan artistik sehingga terbentuk sikap kritis, apresiatif dan kreatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang cukup unik. Uniknya kebudayaan-kebudayaan yang ada di Jepang biasanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki banyak kebudayaan yang cukup unik. Uniknya kebudayaan-kebudayaan yang ada di Jepang biasanya dipengaruhi pula
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DONBURI. dihidangkan didalam mangkuk besar yang juga disebut Donburi. Kuah untuk
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DONBURI 2.1 Pengertian Donburi Donburi adalah makanan Jepang berupa nasi putih dengan berbagai macam lauk diatasnya seperti ikan, daging, dan sayur-sayuran berkuah yang dihidangkan
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
1.1. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbesar dengan kedudukan geopolitis yang strategis dikarunia Tuhan keanekaragaman kekayaan alam dan budaya yang istimewa, yang menjadi sumber
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi
Bab 1 Pendahuluan 1.1 latar belakang Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi kedisiplinan dalam tatanan hidup umat manusia sebagai makhluk sosial secara menyeluruh.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu hal dalam adat istiadat yang menjadi kebiasaan turun temurun yang erat hubungannya dengan masyarakat di setiap negara. Dengan adanya keanekaragaman
Lebih terperinciTaman tradisional Jepang Artbanu Wishnu Aji
Taman Cahya Pustaka tradisional Jepang Artbanu Wishnu Aji Artbanu Wishnu Aji I 2016 Artbanu Wishnu Aji ISBN 978-602-73640-1-1 Foto Sampul : Komposisi batu segitiga di Taman Daisen-in oleh : Artbanu Wishnu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang beraneka ragam, salah satu hasil budaya tersebut adalah batik. Batik merupakan warisan
Lebih terperinci80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)
80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seni kaligrafi Islam atau biasa dikenal dengan khat sebenarnya. mengungkapkan perasaan melalui bentuk-bentuk artistik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni kaligrafi Islam atau biasa dikenal dengan khat sebenarnya merupakan media komunikasi visual. Alasannya selain memberi pesan, nasehat, juga bercerita tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok, kemudian dikembangkan menjadi suatu kebiasaan aktifitas turun-temurun.
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Budaya merupakan ciptaan masyarakat yang berkembang dan dimiliki suatu kelompok, kemudian dikembangkan menjadi suatu kebiasaan aktifitas turun-temurun. Kebudayaan oleh
Lebih terperinciBEELAJAR MENCIPTAKAN RUANG MELALUI GAMBAR ANAK-ANAK Oleh: Taswadi. Abstrak
BEELAJAR MENCIPTAKAN RUANG MELALUI GAMBAR ANAK-ANAK Oleh: Taswadi Abstrak Anak-anak memiliki dunianya sendiri yang berbeda dengan dunia orang dewasa. Usia anak-anak sering disebut dengan masa bermain.
Lebih terperinciPASAR SENI DI DJOGDJAKARTA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PASAR SENI DI DJOGDJAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : Rr.Ratri Cipto Hening
Lebih terperinciABSTRAK. empat di Jepang, setelah Yokohama, Osaka, dan Nagoya. Kota Sapporo kota yang
ABSTRAK Kota Sapporo adalah ibu kota Prefektur Hokkaido, Jepang. Kota ini berada di Sub prefektur Ishikari, Hokkaido, dan merupakan kota berpenduduk terbanyak nomor empat di Jepang, setelah Yokohama, Osaka,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki beragam norma, 1 moral, 2 dan etika 3 yang menjadi pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang berbeda-beda
Lebih terperinciLAMPIRAN. Gambar 1. Teru teru bozu ningyou. Gambar 2. Peralatan Membuat Teru teru bozu ningyou. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Gambar 1. Teru teru bozu ningyou Gambar 2. Peralatan Membuat Teru teru bozu ningyou Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Mock Joya, Volume IV, Quaint Customs and Manners of Japan https://id.wikipedia.org/wiki/teru_teru_b%c5%8dzu
Lebih terperinci