METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian"

Transkripsi

1 42 METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ditentukan dan dibatasi di dua kabupaten mengingat keterbatasan waktu dan dana, yaitu di wilayah Proinsi Jawa Barat, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur. Dari masing-masing kabupaten dipilih kecamatan dimana petaninya mempunyai usahatani sayuran organik. Di Kabupaten Bogor terpilih Kecamatan Megamendung dan di Kabupaten Cianjur terpilih Kecamatan Pacet. Pemilihan lokasi dengan sengaja (purposie) sesuai tujuan penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa di daerah tersebut: (1) terdapat petani dengan usahatani sayuran organik (2) sudah berusahatani sayuran organik minimal tiga tahun (3) lokasi tersebut berpotensi untuk mengembangkan berbagai komoditas sayuran organik yang bernilai komersial karena dekat dengan sentra-sentra konsumen di kawasan Bogor, Jakarta, Bekasi. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dapat berupa lembaga, indiidu/orang, kelompok, dokumen atau konsep, kata-kata dan kalimat (Kriyantono 2008; Singarimbun dan Effendi 2006). Populasi penelitian adalah petani sayuran organik di Kabupaten Bogor serta Kabupaten Cianjur dan bertempat tinggal di Proinsi Jawa Barat pada saat penelitian. Lokasi penelitian ditentukan secara purposif sesuai tujuan penelitian yaitu lokasi dimana terdapat petani yang berusahatani sayuran organik. Dari hasil pra surei dan informasi penyuluh setempat, peneliti menentukan dua kecamatan yaitu Kecamatan Megamendung dan Kecamatan Pacet. Kedua kecamatan terletak di dataran tinggi dan penghasil sayuran termasuk sayuran organik. Dari dua kecamatan tersebut dipilih desa penelitian yang diketahui terdapat petani dengan usahatani sayuran organik. Penelitian ini menggunakan rancangan sampel probabilitas, artinya penarikan sampel didasarkan atas pemikiran bahwa keseluruhan unit populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel (Bungin 2006; Kerlinger dan Lee 2000). Unit analisis yang diteliti adalah indiidu petani laki-laki dan perempuan yang berusahatani sayuran organik. Melalui identifikasi di lokasi penelitian jumlah petani yang berusahatani sayuran organik memang belum banyak dibandingkan dengan yang berusahatani secara

2 43 konensional. Di Kecamatan Megamendung terdapat 200 petani sayuran organik lakilaki dan perempuan. Di Kecamatan Pacet terdapat sekitar 246 petani sayuran organik laki-laki dan perempuan. Prosedur pemilihan sampel dilakukan dengan teknik sampling berstrata (stratified sampling). Dalam teknik ini, populasi dikelompokkan ke dalam kelompok atau kategori yaitu strata. Dalam Kerlinger dan Lee (2000) dinyatakan bahwa pada stratified sampling, populasi akan dibagi dalam strata seperti laki-laki dan perempuan, kulit hitam dan putih dan banyak lagi. Strata dalam penelitian ini adalah gender yang terbagi antara petani laki-laki dan perempuan. Petani laki-laki dan perempuan yang adalah pelaku utama pada usahatani sayuran organik. Menurut Neuman (2006), melalui 30 persen dari populasi dengan jumlah dibawah 1000 adalah memadai untuk tingkat akurasi. Berdasarkan hal tersebut ditentukan pada penelitian ini 30 persen secara acak dari populasi di dua lokasi penelitian. Diperoleh 74 rumah tangga petani sampel dengan usahatani sayuran organik dari Kecamatan Pacet dan 60 rumah tangga petani sampel dengan usahatani sayuran organik dari Kecamatan Megamendung. Unit analisis adalah indiidu petani laki-laki dan perempuan. Melalui teknik stratified disproposionate random sampling diperoleh dari Kecamatan Pacet 37 petani laki-laki dan 37 petani perempuan. Untuk Kecamatan Megamendung adalah 30 petani laki-laki dan 30 petani perempuan. Penelitian ini tidak menganalisis untuk melihat perbedaan dua lokasi tersebut, namun menganalisis dengan melihat perbedaan gender laki-laki dan perempuan yaitu 67 petani laki-laki dan 67 petani perempuan yang berusahatani sayuran organik. Menurut Saito dan Spurling (1992) petani perempuan ialah pekerja di rumah tangga dan membawa pekerjaan di lahan ke rumah. Mempunyai aktiitas ekonomi dan non ekonomi. Petani perempuan dengan usahatani sayuran organik yang adalah sampel dalam penelitian ini, mempunyai pekerjaan usahatani utama sebagai petani sayuran organik. Sementara suami yang juga petani mempunyai pekerjaan sampingan, antara lain sebagai pengemudi, penjual ikan basah, pedagang sayuran segar, satpam dan pegawai perkebunan teh. Adapun petani laki-laki yang berusahatani sayuran organik adalah petani dengan pekerjaan utama sebagai petani sayuran organik dan saat penelitian dilakukan tidak mempunyai pekerjaan sampingan lain. Istri atau pasangannya membantu bekerja di

3 44 lahan, dan ada yang juga mempunyai pekerjaan sampingan seperti membuka warung barang kelontong atau warung makanan. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian mulai dari surei pendahuluan (penjajakan lokasi), menyusun kuesioner, uji coba kuesioner, penyempurnaan atau perbaikan kuesioner, pengumpulan data primer, pengolahan data dan analisis dilaksanakan selama tujuh bulan yaitu dari bulan September 2009 sampai dengan Mei Rancangan Penelitian Menurut Neuman (2006) penelitian sosial dengan metode surei sudah berkembang pada penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam suatu komunitas. Penelitian pada komunitas petani laki-laki dan perempuan dengan usahatani sayuran organik di dua kecamatan ini mengkombinasikan aspek-aspek data kuantitatif dan wawancara tidak terstruktur untuk menggali informasi secara mendalam untuk data kualitatif. Analisis kualitatif sangat berguna untuk mendukung data kuantitatif (Neuman 2006). Neuman (2006) juga berpendapat banyak teknik kuantitatif merupakan data yang ringkas (data condenser). Teknik tersebut meringkas data guna melihat gambaran yang besar. Sebaliknya, teknik kualitatif dipahami sebagai data yang diperluas (data enhancer). Penelitian surei eksplanatif ini dalam pelaksanaannya menggunakan tipe-tipe penjelasan (explanatory), yaitu untuk menjelaskan mengenai petani laki-laki dan perempuan dalam aktiitas komunikasi mencari untuk memperoleh akses serta kontrol terhadap informasi dan kemampuan menggunakan informasi pertanian yang disesuaikan dengan tujuan dan hipotesis penelitian. Selanjutnya analisis kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam untuk menjelajahi atau menyelidiki (exploratory) dan memahami pengalaman informan petani dalam rangkaian aktiitas prosesnya saat mencari dan menggunakan informasi pertanian untuk usahatani sayuran organik yang selama ini dilakukannya. Tujuan wawancara mendalam untuk melengkapi berbagai hal dalam aspek komunikasi saat petani mencari untuk akses dan kontrol terhadap informasi pertanian yang belum terungkap melalui kuesioner atau instrumen penelitian. Alasan memilih rancangan penelitian dengan menggabungkan dua macam data semacam ini karena data kuantitatif melalui metode surei kuat dalam hal generalisasi,

4 45 namun lemah dalam kedalaman isu, sedangkan dukungan data kualitatif untuk analisis kuat dalam kedalaman isu. Kedudukan kedua macam data dalam penelitian ini setara dan digunakan untuk saling melengkapi satu sama lain (Neuman 2006; Sugiyono 2009; Kriyantono 2008). Data dan Instrumen Data Penelitian ini mengambil dua jenis data yaitu data primer serta data sekunder. Data primer terdiri dari: (a) Karakteristik responden meliputi tingkat pendidikan, umur, pengalaman berusahatani sayuran organik, luas lahan garapan, jumlah jenis sayuran yang ditanam. (b) Pola pembagian kerja meliputi aktiitas produktif langsung, aktiitas produktif tak langsung dan aktiitas sosial. (c) Relasi gender meliputi akses dan kontrol pada informasi pertanian sayuran organik. (d) Materi informasi pertanian meliputi aspek lingkungan, aspek produksi dan aspek penanganan panen, aspek penanganan pasca panen, aspek ekonomi, aspek penguatan sumberdaya manusia petani, aspek kelembagaan. (e) Saluran komunikasi meliputi saluran personal, kelompok, media massa. (f) Mutu informasi meliputi informasi yang relean, mudah dimengerti, dapat mengatasi masalah dan menguntungkan. (g) Mutu saluran komunikasi meliputi saluran komunikasi yang dapat dipercaya, kompeten, akrab, mempunyai daya tarik. (g) Penggunaan informasi terdiri dari memanfaatkan informasi untuk diri sendiri, membandingkan informasi, mempraktekkan, mendiskusikan, menyebarkan. Data primer dikumpulkan dari petani laki-laki dan perempuan menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam, pengambilan foto dan juga rekaman. Data dari analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats) dibutuhkan untuk menganalisis masalah-masalah yang diperlukan untuk merancang strategi komunikasi informasi pertanian berbasis gender melalui wawancara kepada penyuluh, aparat Dinas Pertanian, ketua kelompok tani, pendamping LSM. Pengambilan data untuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) dan AHP (Analitikal Hirarki Proses) adalah untuk menentukan urutan prioritas strategi. Untuk

5 46 keperluan data eksternal dari analisis ini dan kebutuhan faktor-faktor penunjang strategi dilakukan dengan mewawancara delapan responden yang terdiri dari dua orang aparat Dinas Pertanian, dua orang kordinator penyuluh, dua orang pendamping LSM, dua orang ketua kelompok tani yang juga adalah penyuluh swadaya. Data sekunder meliputi kondisi umum wilayah penelitian, data monografi desa, serta data yang relean dengan penelitian ini yang diperoleh dari kantor desa/kecamatan, BPP setempat dan kantor Dinas Pertanian. Dilakukan juga studi literatur, diskusi dan obserasi lapangan untuk memperoleh gambaran wilayah, situasi dan kondisi lokasi penelitian (misal jalan raya, infrastruktur komunikasi, lokasi lahan sayuran, lokasi penimbangan, pengemasan dan pemasaran sayuran). Instrumentasi Untuk keperluan pengumpulan data dipergunakan kuesioner dan pedoman wawancara untuk memperoleh data primer. Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk: (1) memperoleh informasi yang relean dengan tujuan penelitian dan (2) memperoleh informasi dengan aliditas dan reliabilitas setinggi mungkin. Pertanyaan dalam kuesioner disusun dengan pertanyaan yang langsung berkaitan dengan tujuan dan hipotesis penelitian ini. Beberapa pertanyaan diajukan dengan metode penggalian ke belakang agar responden dapat mengingat kembali (recall method) (Phipps dan Vernon 2008). Pertanyaan meminta responden untuk menggali kebelakang guna mengingat aktiitas komunikasinya saat mencari untuk akses dan kontrol, mempertimbangkan serta menggunakan informasi dengan referensi waktu berbeda untuk kegiatan yang berbeda. Format pertanyaan dalam skala ordinal dengan kategori respons yang disusun dalam bentuk matriks dan terdiri dari empat pilihan jawaban yaitu selalu, sering, jarang, tidak pernah (Neuman 2006). Penilaian atau skor setiap respon jawaban responden adalah: empat untuk pilihan jawaban selalu, tiga untuk pilihan jawaban sering, dua untuk pilihan jawaban jarang dan satu untuk pilihan jawaban tidak pernah. Kuesioner terdiri dari beberapa bagian, yang pertama yaitu karakteristik petani, pola pembagian kerja dan relasi gender, kedua yaitu faktor-faktor komunikasi terdiri dari materi informasi, saluran komunikasi, mutu informasi, mutu saluran komunikasi dan ketiga yaitu penggunaan informasi pertanian.

6 47 Bagian I (1) Identifikasi karakteristik petani yaitu pendidikan, umur, pengalaman bertani organik, luas lahan garapan, jenis sayuran yang ditanam. (2) Identifikasi pola pembagian kerja yaitu aktiitas produktif langsung, aktiitas produktif tak langsung, aktiitas sosial. (3) Identifikasi relasi gender pada akses dan kontrol terhadap informasi pertanian. Bagian II (1) Identifikasi materi informasi pertanian sayuran organik adalah pada aspek lingkungan, aspek produksi, aspek penanganan panen, aspek penanganan pasca panen, aspek ekonomi, aspek penguatan SDM petani, dan aspek kelembagaan. (2) Identifikasi saluran komunikasi yaitu saluran personal, saluran kelompok dan media massa. (3) Identifikasi mutu informasi yaitu relean, mudah dimengerti, dapat mengatasi masalah dan menguntungkan. (4) Identifikasi mutu saluran komunikasi yaitu dapat dipercaya, kompeten, akrab dan mempunyai daya tarik. Bagian III (1) Penggunaan informasi adalah memanfaatkan informasi untuk diri sendiri, membandingkan, mempraktekkan, mendiskusikan informasi, menyebarkan informasi.

7 48 Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu peubah dengan cara memberikan suatu pengertian operasional yang diperlukan untuk mengukur peubah tersebut (Bungin 2006). Proses mengubah konsep atau peubah mejadi indikator atau mengkonstruksi indikator-indikator untuk konsep atau peubah disebut operasionalisasi. Operasionalisasi peubah merupakan kegiatan mengurai peubah menjadi sejumlah peubah operasional yang menunjuk langsung pada hal-hal yang dapat diamati atau diukur (Silalahi 2009). Definisi operasional yang diukur adalah untuk menggambarkan bagaimana hal yang didefinisikan itu muncul. Definisi operasional menjadi dasar atau kunci dalam mentransformasi fenomena subyektif menjadi peubah yang dapat diobserasi atau diukur. Selanjutnya definisi operasional dikonstruksi untuk menghasilkan indikatorindikator yang dijadikan item-item kuesioner. Definisi operasional penelitian terdiri dari tiga bagian, dimana bagian pertama adalah uraian mengenai karakteristik petani, pola pembagian kerja, relasi gender; bagian kedua adalah faktor-faktor komunikasi informasi pertanian yang terdiri dari materi informasi pertanian sayuran organik, saluran komunikasi, mutu informasi, mutu saluran komunikasi; bagian ketiga adalah penggunaan informasi pertanian. Bagian pertama terdiri dari karakteristik petani, pola pembagian kerja dan relasi gender. Karakteristik petani yaitu ciri-ciri yang terdapat pada petani sayuran sebagai indiidu laki-laki dan perempuan. Karakteristik ini terdiri dari beberapa peubah, dimana setiap peubah terdiri dari sejumlah indikator dan parameter. Pola pembagian kerja terdiri dari aktiitas produktif langsung, aktiitas produktif tak langsung dan aktiitas sosial. Relasi gender terdiri dari akses dan kontrol petani laki-laki dan perempuan terhadap informasi pertanian. Pola pembagian kerja dan relasi gender terdiri dari beberapa peubah dimana setiap peubah terdiri dari sejumlah indikator dan parameter.

8 49 Tabel 2 Karakteristik petani sayuran organik laki-laki dan perempuan Peubah (1) Tingkat Pendidikan (X1) Jenjang sekolah formal terakhir yang pernah ditempuh Indikator (2) Pendidikan dasar Pendidikan menengah Pendidikan tinggi Parameter (3) SD atau tidak sekolah SMP, SMU Diploma, Sarjana Umur (X2) Usia responden dihitung sejak tahun kelahirannya sampai waktu penelitian dilakukan dalam satuan tahun, dikelompokkan dalam tiga kategori Umur muda Umur sedang Umur tua Umur dihitung dalam tahun, dengan skala interal. Pengalaman usahatani (X3) Pengalaman berusahatani adalah lamanya bekerja sebagai petani sayuran organik Luas lahan garapan (X4) Jumlah jenis sayuran (X5) Pengalaman berusahatani organik dihitung dalam tahun dari lama, sedang, baru. Luas lahan garapan dilihat dari luas, sedang, sempit Jenis sayuran yang ditanam Dilihat dari sedikit, sedang banyak Jumlah tahun mulai bertani sayuran organik sampai saat wawancara dilakukan, diukur dengan skala rasio. Luas lahan dalam hektar. Jumlah dari jenis sayuran organik yang ditanam Tabel 3 Pola pembagian kerja Peubah (1) Pola pembagian kerja (X6) Pola pembagian kerja adalah pembagian tugas dan tanggung jawab antara lakilaki dan perempuan yang terkonstruksi secara sosial budaya dan dapat berubah Indikator (2) Aktiitas produktif langsung (kegiatan yang dapat menghasilkan uang); Aktiitas produktif tak langsung (kegiatan domestik yang sifatnya merawat); Aktiitas sosial (kegiatan yang sifatnya menjalin kebersamaan, solidaritas antar masyarakat). Parameter (3) X6.1.membuat pupuk alami, menanam/menebar bibit sayuran, memberi pupuk, menyiram, memelihara,memotong,memetik, mencuci,menyortir,menimbang, menjual,mengolah, membuat pestisida nabati. X6.2.mencari kayu bakar, mengambil air,memasak, membersihkan rumah, mencuci,mengurus anak, belanja keperluan rumah tangga X6.3. pengajian, kelompok amal/pembangunan, gotong royong desa.

9 50 Tabel 4 Relasi gender Peubah (1) Relasi Gender (X7) Relasi Gender adalah relasi atau hubungan interaksi antara laki-laki dan perempuan Indikator (2) Akses pada informasi yaitu peluang untuk mendapat atau menggunakan informasi pertanian sayuran organik. Kontrol terhadap informasi yaitu kemampuan untuk menentukan kegunaan dan fungsi atas informasi pertanian sayuran organik Parameter (3) X7.1. akses pasif yaitu tidak khusus mencari tetapi menerima saja informasi yang ada, akses aktif yaitu sengaja mencari informasi, akses diskusi yaitu diskusi tentang berbagai masalah dalam usahatani sayuran organik. X7.2. menentukan sendiri, menentukan bersama. Bagian kedua adalah faktor-faktor komunikasi informasi pertanian yang terdiri dari materi informasi pertanian sayuran organik, saluran komunikasi yang menyampaikan informasi pertanian, mutu informasi pertanian dan mutu saluran komunikasi. Materi informasi mencakup aspek lingkungan, aspek produksi, aspek penanganan panen, aspek penanganan pasca panen, aspek ekonomi, aspek penguatan SDM petani, aspek kelembagaan. Saluran komunikasi terdiri dari saluran personal, kelompok dan media. Mutu informasi pertanian terdiri dari relean, mudah dimengerti, dapat mengatasi masalah dan menguntungkan. Mutu saluran komunikasi yaitu dapat dipercaya, kompeten, akrab, ada daya tarik. Faktor-faktor komunikasi informasi pertanian tersaji di Tabel 5. Tabel 5 Faktor-faktor komunikasi Peubah (1) Materi Informasi (X8) Materi informasi adalah segala sesuatu yang diacu oleh pesan Indikator (2) Aspek lingkungan, aspek produksi, aspek penanganan panen, aspek penanganan pasca panen, aspek ekonomi, aspek penguatan SDM petani, aspek kelembagaan Parameter (3) X8.1. tanah, air, jenis sayuran yang sesuai dengan permintaan konsumen dan lingkungan X8.2. menyemai, bahan pembuat pupuk alami, penyiraman, waktu tanam, jarak tanam, bahan pembuat pestisida nabati untuk mencegah serangga.

10 51 (1) (2) (3) X8.3. umur sayuran untuk dipanen, cara mencabut, cara memotong tangkai. X8.4 tempat yang bersih untuk sayuran hasil panen, sayuran organik tidak dicampur dengan sayuran konensional, pencucian, cara mengolah sayuran untuk dijual. X8.5. harga jual sayuran, jenis sayuran organik sesuai keinginan pasar, mata rantai pemasaran. X8.6. pelatihan demplot, magang, studi banding. X8.7. manfaat kelompok tani, manfaat pertemuan kelompok untuk mengambil keputusan, manfaat pertemuan kelompok untuk bertukar informasi, kegunaan koperasi. Saluran komunikasi (X9) Saluran yaitu indiidu atau institusi yang menghasilkan pesan. Pesan yang didapatkan sumber disampaikan kepada penerima melalui saluran. Hal ini menjadikan alasan bahwa dalam penelitian ini sumber informasi atau saluran komunikasi akan mempunyai akurasi yang sama Personal Kelompok Media massa X9.1. Personal: teman sesama petani, ketua kelompok tani, penyuluh, pedagang, LSM pendamping, keluarga. X9.2. Kelompok: kelompok tani, pengajian, kelompok amal/pembangunan, koperasi. X9.3. Media massa: koran, majalah, radio, teleisi, internet.

11 52 (1) (2) (3) Mutu informasi (X10) Pertimbangan petani lakilaki dan perempuan terhadap kualitas informasi Relean, mudah dimengerti, dapat mengatasi masalah, menguntungkan X10.1. Dapat mengembangkan usahatani, sesuai kebutuhan dan harapan petani, sesuai kebiasaan petani. X10.2. Kata-kata dan ucapan jelas, tulisan mudah dibaca dan dipahami, foto dan gambar mudah dipahami. X10.3. dapat memberi jalan keluar tentang hal-hal yang sedang dipertimbangkan, dapat memberi jalan keluar untuk memasarkan hasil panen. X10.4. informasi dapat menggambarkan keuntungan dari hasil menjual sayuran organik, dapat menggambarkan biaya yang dikeluarkan dalam satu kali produksi. Mutu saluran komunikasi (X11) Dapat dipercaya, kompeten, akrab, mempunyai daya tarik. X11.1. informasi selalu akurat, disampaikan tepat waktu, sesuai dengan kondisi petani. X11.2. dapat menguraikan tujuan bertani sayuran organik secara lengkap, dapat menjelaskan masalah yang ada dalam bertani sayuran organik. X11.3. bersedia melayani diskusi dengan petani, dapat menjelaskan dengan bahasa lokal/ sunda. X11.4. saluran radio dapat didengar sambil bekerja;

12 53 (1) (2) (3) teleisi ada suara, gerak dan warna; media cetak dapat menampilkan informasi dengan gambar atau foto yang menarik; gaya bicara sumber informasi yang ramah dan menarik. Bagian ketiga adalah penggunaan informasi pertanian dari petani sayuran organik laki-laki dan perempuan yang disajikan pada Tabel 6 berikut. Tabel 6 Penggunaan informasi pertanian Peubah (1) Penggunaan Informasi Pertanian (Y1) Efek dari informasi yang sudah diterima, diakses dan dikontrol oleh petani laki-laki dan perempuan. Indikator (2) Memanfaatkan untuk diri sendiri; Membandingkan; Mempraktekkan informasi; Mendiskusikan informasi; Menyebarkan informasi Parameter (3) Y1.1. menambah pengetahuan tentang pertanian organik, sebagai bahan ealuasi Y1.2.membandingkan dengan usahatani sayuran organik petani lain, masih ada rasa tidak puas, ingin merasa lebih pasti dalam bertani sayuran, ingin mencapai yang lebih baik dalam bertani sayuran organik. Y1.3.mempraktekkan di lahan, mempraktekkan dengan memberi contoh kepada teman petani lain. Y1.4. mendiskusikan dengan keluarga, sesama teman petani, ketua kelompok tani, pedagang, LSM pendamping, PPL. Y1.5. bercerita kepada teman, bercerita kepada keluarga, berceramah di lingkungan kelompok tani, menuliskan dan membagi ke sesama teman petani, menyiarkan di radio, wawancara di media.

13 54 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Validitas Instrumen Validitas Instrumen merupakan suatu tingkat keabsahan kuesioner sebagai alat ukur untuk menunjukkan sejauhmana instrumen tersebut benar-benar mengukur apa yang seharusnya ia ukur (Kerlinger 1986). Pengukuran aliditas instrumen untuk data diarahkan ke aliditas isi atau content alidity. Untuk mencapai aliditas instrumen, maka langkah yang biasa dilakukan adalah: 1 Menyesuaikan pertanyaan dengan pernyataan dari peubah peubah yang digunakan. 2 Menyesuaikan isi pertanyaan dengan kondisi responden. 3 Mempertimbangkan konsep dan teori yang mendukung serta kenyataan empiris dari hasil penelitian sebelumnya. 4 Mempertimbangkan saran para ahli / pakar terutama Komisi Pembimbing. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas lebih mudah dimengerti dengan memperhatikan tiga aspek dari suatu alat ukur, yakni unsur kemantapan, unsur ketepatan dan unsur error. Untuk memperoleh reliabilitas instrumen di lakukan uji coba kepada 28 petani yaitu 14 petani laki-laki dan 14 petani perempuan yang berusahatani sayuran organik di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur yang mempunyai ciri-ciri relatif sama dengan responden penelitian. Tahap selanjutnya menghitung hasil dengan menggunakan rumus split-half reliability test atau uji reliabilitas teknik belah dua (Riduan 2004). Keterangan: r.tot = 2 ( r.tt ) 1 + r.tt r.tot = Angka koefisien reliabilitas seluruh item r.tt = Angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua Hasil dari uji reliabilitas ialah 0,973 pada p< 0,01 dan instrumen penelitian adalah reliabel.

14 55 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan secara personal dan tatap muka antara peneliti dan responden yang dilakukan di lahan atau di rumah responden. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner terstruktur yang dibaca kemudian diisi oleh responden. Peneliti mendampingi responden untuk menjelaskan bagian yang tidak dimengerti oleh responden. Untuk menggali opini lebih mendalam dan detil, beberapa pertanyaan tertentu dilanjutkan peneliti secara lisan kepada responden yang juga merangkap sebagai informan. Pengumpulan data juga mengarahkan responden untuk mengingat pengalaman mereka di masa lalu atau pada situasi lampau yang terkait dengan cara mencari, mendapatkan, memproses dan mempertimbangkan informasi pertanian. Tabel 7 Metode pengumpulan data Jenis data yang dikumpulkan (1) 1 Karakteristik Petani -Tingkat pendidikan -Umur -Pengalaman bertani -Luas lahan usahatani -jumlah jenis sayuran Wawancara terstruktur (2) Probing (3) Recall Method (4) 2 Pola Pembagian Kerja -Aktiitas produktif langsung -Aktiitas produktif tak langsung -Aktiitas sosial Relasi Gender -Akses -Kontrol Materi Informasi -Aspek lingkungan -Aspek produksi -Aspek penanganan panen -Aspek penanganan pasca panen -Aspek ekonomi -Aspek penguatan SDM petani -Aspek kelembagaan

15 56 (1) (2) (3) (4) Saluran Komunikasi -Personal -Kelompok -Media massa Mutu Informasi -Relean -Mudah dimengerti -Dapat mengatasi masalah -Menguntungkan Mutu Saluran Komunikasi -Dapat dipercaya -Kompeten -Akrab -Mempunyai daya tarik 3 Penggunaan Informasi Pertanian -Memanfaatkan untuk diri sendiri -Membandingkan -Mempraktekkan -Mendiskusikan -Menyebarkan Peneliti menyadari hal ini tidak mudah, karena itu peneliti memberi waktu ekstra kepada responden informan untuk dapat berpikir guna mengingat dalam kerangka waktu tertentu. Untuk akurasi data, peneliti merekam langsung setiap jawaban yang diberikan oleh informan. Menurut Bungin (2006) dan Kriyantono (2006) pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Peneliti melakukan wawancara yang diulang-ulang diantara sampel yang ditentukan sebagai informan. Wawancara mendalam dilakukan sepanjang waktu penelitian selama tujuh bulan. Kuesioner penelitian terdiri dari sebelas halaman dan menurut Neuman (2006) kuesioner yang terdiri dari sepuluh sampai 15 halaman adalah memungkingkan untuk responden yang dapat membaca dan menulis atau berpendidikan. Saat wawancara, peneliti didampingi oleh dua orang penduduk lokal secara bergantian untuk menjelaskan lokasi rumah responden, lokasi lahan sayuran organik dan lokasi tempat pelatihan pertanian organik.

16 57 Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi, yaitu mengukur jarak antara obyek dari berbagai posisi. Melalui obserasi dari sudut pandang yang berbeda akan diperoleh keadaan yang sebenarnya dilokasi. Triangulasi digunakan dalam penelitian sosial kuantitatif dan kualitatif (Neuman 2006). Mengaplikasikan triangulasi dalam penelitian sosial akan lebih baik dan dapat meningkatkan akurasi karena melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang dan tidak dari satu sisi saja. Neuman (2006) mengemukakan tiga macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber, metode, penyidik dan teori. Melalui sumber yaitu membandingkan dan mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang didapat dari informan melalui waktu dan cara yang berbeda. Misalnya (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang dikatakan informan saat didampingi pasangan atau depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, (3) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang terkait. Melalui metode berarti melakukan pengecekan beberapa sumber data dengan metode yang sama seperti sudah dilakukan sebelumnya. Melalui penyidik atau pengamat lainnya yaitu memanfaatkan pengamat lain dalam penelitian ini misalnya enumerator yang membantu mengamati atau melakukan obserasi sehingga dapat mereduksi kesalahan dalam pengumpulan data. Melalui teori artinya dengan memperhatikan bukti empiris dari penelitian sebelumnya. Analisis Data Data eksplanatori penelitian dianalisis dengan menggunakan persentil, rataan skor peubah dan di sajikan dalam bentuk tabel. Data tersebut diinterpertasikan bersama dengan hasil pengamatan eksploratif di lapangan. Menurut Bungin (2006) untuk menganalisa hubungan antar peubah dari data skala ordinal, dapat menggunakan uji rho Spearman dan untuk uji beda menggunakan uji beda Wilcoxon. Rumus korelasi Rank Spearman digunakan untuk menganalisa hubungan antar peubah dari data skala ordinal dan interal (Siegel dan Castellan 1994) adalah sebagai berikut.

17 58 r s = 1 - n 6 Σ di i=1 2 N 2 - N Keterangan: r s n d = Koefisien korelasi rank Spearman = banyaknya pasangan data = jumlah selisih antara peringkat bagi xi dan yi. 1dan 6 = bilangan konstanta N = jumlah pasang antar peubah Untuk mendeskripsikan data yang ada, yaitu tanggapan sampel penelitian serta menentukan posisinya, maka nilai skor setiap peubah diberi kisaran satu sampai dengan empat yang menggambarkan posisi negatif ke positif dan menggunakan rumus berikut Keterangan: R (Bobot) Rs = Rentang skala Rs = R (Bobot) = Bobot terbesar dikurangi bobot M terkecil M = Banyaknya bobot Uji Wilcoxon digunakan untuk melihat perbedaan pada dua contoh dengan rumus berikut (Kriyantono 2006; Siegel dan Castellan 1994). Keterangan: N (N + 1) Z= Nilai beda T - T= Jumlah rangking bertanda kecil 4 N= Banyaknya pasangan yang tidak Z = sama nilainya N (N + 1) (2 N + 1) 24 Analisis data kuantitatif dilakukan dengan panduan SPSS 13, sedangkan analisis data kualitatif (eksploratif) dilakukan secara deskriptif, dimana semua data yang ada dari informan ditelaah dan di interpertasi kemudian dilakukan reduksi data, sesuai dengan tujuan penelitian. Analisis SWOT dilakukan setelah analisis data lainnya selesai dilakukan, dengan tujuan mencari alternatif strategi komunikasi untuk mendiseminasikan informasi pertanian organik yang berbasis gender.

18 59 Menurut Rangkuti (2008), langkah SWOT untuk menjaring data dilakukan sebagai berikut : -mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal -mengidenitifikasi peluang dan ancaman eksternal -analisis keterhubungan kunci internal dan eksternal -merancang rencana aksi untuk komunikasi informasi berbasis gender Pembobotan dan penetapan peringkat dalam analisis dilakukan setelah berdiskusi dengan informan yaitu kordinator penyuluh, aparat Dinas Pertanian setempat serta pihak dari Lembaga Swadaya Masyarakat dan ketua kelompok tani. Jumlah total semua bobot adalah 1, dimana rentangnya adalah bobot 1 (sangat penting) hingga bobot 0 (tidak penting). Nilai peringkat peluang dan kekuatan yang tertinggi adalah 4, sedangkan yang terendah adalah 1, sebaliknya ancaman dan kelemahan yang terbesar diberi nilai - 1 sedangkan yang terkecil adalah 4. Analisis SWOT dilakukan dari hasil analisis kondisi komunikasi informasi pertanian sayuran organik yang terjadi di lokasi penelitian melalui karakteristik petani, pola pembagian kerja dan relasi gender, selektiitas materi informasi pertanian dan saluran komunikasi, pertimbangan terhadap mutu informasi pertanian dan mutu saluran komunikasi serta penggunaan informasi pertanian. Analisis tersebut untuk menghasilkan sebuah rancangan strategi informasi pertanian berbasis gender. Untuk menentukan prioritas dari strategi yang dirancang dilakukan dengan AHP/ Proses Hirarki Analitik (Marimin 2008). Prinsip kerja AHP adalah (1) penyusunan hirarki. (2) Penilaian Kriteria dan alternatif. (3) Penentuan prioritas. (4) Konsistensi logis. AHP dipergunakan pada saat akan menentukan suatu keputusan yang kompleks dan melibatkan kriteria majemuk, dengan melakukan perbandingan berpasangan.

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2008 di Desa Jono Oge dan Desa Tondo Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi 41 METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini di desain sebagai suatu penelitian survai yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) penelitian survai adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidakaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah (Lampiran 1). Lokasi penelitian ditentukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dewasa ini masyarakat mulai memberi perhatian lebih besar pada kualitas makanan termasuk sayuran yang mereka konsumsi. Masyarakat menghendaki produk sayuran yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 29 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional. Menurut Rakhmat (2007) metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi dari peubah-peubah yang diteliti

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kluting Jaya Kecamatan Weda Selatan, yang merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam remote area lingkaran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 39 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di wilayah pertanian hortikulutra di Desa Cipendawa dan Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur dengan pertimbangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survai deskriptif dan korelasionel yang terkait dengan Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus. Menurut Singarimbun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel 38 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2009 pada dua basis pemeliharaan yang berbeda yakni: basis lahan sawah dan lahan persawahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 5 Disain Penelitian.

METODE PENELITIAN. Gambar 5 Disain Penelitian. METODE PENELITIAN Disain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey bersifat explanatory, yaitu penelitian yang ditujukan untuk memperoleh kejelasan tentang sesuatu yang terjadi di masyarakat,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif dan korelasional. Pemilihan pendekatan kuantitatif digunakan untuk lebih memahami fakta

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian berbentuk survei deskriptif korelasional, yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antar gejala (peubah) serta menganalisis hubungan antara peubah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi petani terhadap kompetensi penyuluh pertanian. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut rancangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai metode survei yang menurut Singarimbun dan Effendi (2011) adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah explanatory (penjelasan) dengan analisis korelasional untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Fokus penelitian diarahkan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi 27 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei yang yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian METODOLOGI Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik survei dalam bentuk penelitian deskriptif korelasional. Penelitian ini berusaha menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG 17 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu desa penerima Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yaitu Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan desain survei deskriptif korelasional. Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan METODE PENELITIAN Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian adalah Desa Pulosari dan Desa Warnasari Kecamatan Pangalengan yang termasuk dalam wilayah kerja BKPH Pangalengan, KPH Bandung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan 37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1.Variabel (X) Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diuraikan beberapa batasan, dan ukuran dari variabel

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 36 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini di desain sebagai penelitian survey deskriptif korelasional yaitu melihat hubungan antara peubah secara mendalam. Peubah penelitian yang diamati

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian 37 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian Survei deskriptif korelasional yaitu melihat pada suatu kelompok dengan aspek yang diteliti adalah hubungan antara peubah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian Hubungan Karakteristik Pemilih dan Terpaan Informasi Kampanye Politik dengan Perilaku Memilih dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Cianjur Tahun 2006,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 41 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei. Terdapat dua peubah yaitu peubah bebas (X) dan peubah tidak bebas (Y). Peubah bebas (independen) yaitu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang menggambarkan, mendeskripsikan dan memaparkan fakta-fakta

Lebih terperinci

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 37 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study yaitu data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan untuk memperoleh karakteristik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian 36 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah populasi yang homogen yaitu pembudidaya ikan patin yang berada di Desa Tangkit Baru, Kec. Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini akan menguraikan dan memaparkan mengenai sikap konsumen terhadap atribut-atribut

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Deskriptif - Kualitatif Individu Pelanggan Bengkel T-2 Deskriptif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. adalah metode deskriptif analisis. Metode deskripsi yaitu suatu penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. adalah metode deskriptif analisis. Metode deskripsi yaitu suatu penelitian yang III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode penelitian merupakan suatu cara yang harus ditempuh dalam suatu penelitian untuk mencapai tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sebagai penelitian deskriptif korelasional dengan melakukan analisis terhadap semua peubah dan hubungan antar peubah. Penelitian ini terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain survei deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan desain penelitian survei, yaitu mengambil contoh dari suatu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 22 3. Terdapat hubungan nyata positif antara karakteristik personal, karakteristik lingkungan sosial, dan tingkat pengelolaan program dengan tingkat penghargaan masyarakat terhadap PDPT. 4. Terdapat hubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. METODE PENELITIAN Populasi Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penyuluh yang ada di Kota

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian.

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, yaitu sejak Juni 2008 sampai September 2008 dilakukan di daerah tujuan wisata Jakarta Timur. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pada penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah survei dengan cara membagikan kuesioner kepada responden. Penelitian survei merupakan penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 17 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pengaruh pola penggunaan jejaring sosial terhadap motivasi dan alokasi waktu belajar siswa SMPN 1 Dramaga, menggunakan desain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metodologi penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan dengan tujuan dan kegunaan tertentu, Sugiyono (2013:01).

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT)

HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) (Suatu Kasus di Desa Wanareja Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) Oleh: Eni Edniyanti

Lebih terperinci

PROSEDUR PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Desain Penelitian

PROSEDUR PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Desain Penelitian PROSEDUR PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Bogor. Pemilihan lokasi penelitian ini adalah berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual English First Bogor adalah lembaga kursus bahasa Inggris yang menggunakan tenaga pengajar penutur asli bahasa Inggris, memiliki jadwal kursus

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB 3 METODOLOGI. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Inferensia. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis suatu sample dan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Nasir (1999:64), menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian Rancangan penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian Rancangan penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian ini adalah Kabupaten Subang. Alasan penetapannya karena di kabupaten ini terdapat dua pelabuhan perikanan pantai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed methods). Metode penelitian kombinasi adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode yang memusatkan diri dalam meneliti

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Desain Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian adalah 3 (tiga) desa yang memperoleh bantuan Program Raksa Desa tahap pertama Tahun 2003 di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, yakni: (1) Desa Bojong

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tujuannya, penelitian ini biasanya dipakai untuk menguji suatu teori, untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tujuannya, penelitian ini biasanya dipakai untuk menguji suatu teori, untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir dan Hipotesis Bencana gempa bumi yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya pada tanggal 27 Mei 2006 telah menyebabkan kerusakan infrastruktur dan psikologis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Setiap perusahaan mempunyai kebijakan-kebijakan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kebijakan-kebijakan tersebut di ambil dan dilaksanakan sesuai dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey yang bersifat explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 3.1.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian 46 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini merupakan studi cross-sectional karena data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan (Singarimbun dan Effendi 1991). Penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2010 di DAS

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2010 di DAS 22 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 200 - Juni 200 di DAS Cisadane Hulu, di lima Kecamatan yaitu Kecamatan Tamansari, Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL), yang telah dilaksanakan sejak tahun 2003, dalam penerapannya dijumpai berbagai kendala dan hambatan.

Lebih terperinci

METODE. Desain, Tempat dan Waktu

METODE. Desain, Tempat dan Waktu 25 METODE Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini merupakan metode sensus menggunakan kuesioner dengan lokasi penelitian di STPP Bogor. Alasan pemilihan lokasi dikarenakan STPP Bogor adalah lembaga

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh 20 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, karena data dikumpulkan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan dengan sampel yang dipilih khusus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Menurut Sugiyono (2012) Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jenis penelitian

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Dasar Metode penelitian adalah suatu cara yang harus di tempuh dalam suatu penelitian untuk mencapai tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Metode

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Metode 46 III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Metode survei adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan di dukung data-data kualitatif untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 31 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan yang semakin ketat, membuat setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan bersaing agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sampel Penentuan jumlah sampel PKB dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al., 1993: 161) sebagai berikut:

METODE PENELITIAN. Sampel Penentuan jumlah sampel PKB dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al., 1993: 161) sebagai berikut: 76 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi Penelitian ini dilaksanakan di tiga kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yakni Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kota Depok yang perilaku ber- KBnya

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 1) Miskin sekali: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun lebih rendah 75% dari total pengeluaran 9 bahan pokok 2) Miskin: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun berkisar antara 75-125%

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang keputusan pembelian konsumen di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang keputusan pembelian konsumen di 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengungkapkan tentang keputusan pembelian konsumen di Citra Sari Family Restaurant. Objek penelitian yang menjadi variabel bebas (independent

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 14 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei, yaitu penelitian yang titik beratnya diletakkan pada penelitian relasional: yakni mempelajari hubungan variabel-variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya 48 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya Lampung Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja). Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 51 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Ari Kunto (1998:15), variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, sedangkan tempat di mana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Penelitian kuantitatif dilaksanakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 19 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Disain penelitian adalah cross sectional study, yakni data dikumpulkan pada satu waktu (Singarimbun & Effendi 1995. Penelitian berlokasi di Kota

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2009 di PT. Samawood Utama Works Industries, Medan-Sumatera Utara. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan 25 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah peternak yang tergabung dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji suatu fenomena/gejala serta hubungannya terhadap variabel-variabel

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji suatu fenomena/gejala serta hubungannya terhadap variabel-variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitaian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penyuluhan Pertanian bertujuan untuk mengembangkan kemampuan petani dan kelompok tani, mengubah perilakunya dalam usaha taninya sehingga mampu menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya metode berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Definisi metode menurut Sugiyono (2008:2) yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya metode berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Definisi metode menurut Sugiyono (2008:2) yaitu: 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pada dasarnya metode berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Definisi metode menurut Sugiyono (2008:2) yaitu: Cara ilmiah untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sub DAS Keduang, daerah hulu DAS Bengawan Solo, dengan mengambil lokasi di sembilan Desa di Kabupaten Wonogiri yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh 49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti dalam mencapai tujuan penelitian. Metode dapat memberikan gambaran kepada peneliti

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 68 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 6.1 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Efek Komunikasi dalam Pemasaran Lanting Ubi Kayu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner penelitian bagi petani/kelompok tani

Lampiran 1. Kuesioner penelitian bagi petani/kelompok tani LAMPIRAN 69 69 Lampiran 1. Kuesioner penelitian bagi petani/kelompok tani Dengan hormat, Perkenalkan saya Andiyono, Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Program Studi Magister Profesional Industri Kecil Menengah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian mengenai hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan melalui penerapan program CSR terhadap kepuasan publik dan perilaku konflik didesain

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 33 BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah di tiga desa binaan BP3K Kecamatan Dramaga diantaranya adalah Desa Parakan Kecamatan Ciomas dan Desa Purwasari Kecamatan

Lebih terperinci