METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi"

Transkripsi

1 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian berbentuk survei deskriptif korelasional, yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antar gejala (peubah) serta menganalisis hubungan antara peubah melalui pengujian hipotesis. Peubah yang diamati meliputi peubah bebas yang terdiri atas faktor internal responden yang meliputi umur, pendidikan formal, pendidikan nonformal, pengalaman berusahatani jagung hibrida, jumlah anggota keluarga, luas lahan garapan, akses informasi, keaktivan dalam kelompok; dan peubah bebas faktor eksternal yang meliputi ketersediaan sarana dan prasarana, akses terhadap modal keuangan, intensitas penyuluhan, akses terhadap pasar, dan sifat inovasi. Sedangkan peubah tidak bebas terdiri dari tingkat adopsi teknologi jagung hibrida dan kinerja petani. Sesuai dengan tujuan penelitian, metode yang dikumpulkan dalam pengumpulan data adalah survei dengan menggunakan paradigma kuantitatif. Untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin dapat dilakukan melalui pengumpulan dokumen-dokumen sekunder, pengamatan dan wawancara mendalam. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian adalah Kecamatan Insana Barat Kabupaten Timor Tengah Utara. Lokasi ini dipilih karena daerah tersebut sebagai salah satu daerah sasaran program pertama dalam pengembangan teknologi jagung hibrida. Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan, dimulai pada bulan Pebruari sampai dengan bulan Mei 2011 di Kabupaten Timor Tengah Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Populasi penelitian adalah seluruh masyarakat yang berprofesi sebagai petani yang terlibat dalam program pengembangan teknologi jagung hibrida di lahan kering Kabupaten Timor Tengah Utara. Dalam penelitian ini, pemilihan lokasi penelitian pada Kecamatan Insana Barat dengan pertimbangan, karena (1) Kecamatan Insana

2 Barat sebagai daerah target program pengembangan teknologi jagung hibrida pertama, (2) lahan usaha jagung hibrida adalah lahan kering, (3) petani di Kecamatan Insana Barat umumnya sudah membudidayakan tanaman jagung hibrida untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Jumlah petani peserta program pengembangan teknologi jagung hibrida dari keempat desa/kelurahan dimaksud sebesar 904 orang (dalam Tabel 2). Sampel Penentuan sampel dilakukan secara purposive sampling atau penarikan sampel bertujuan memilih empat desa/kelurahan yakni Desa Subun, Desa Lapeon, Desa Letneo, dan Kelurahan Atmen yang merupakan sasaran program pengembangan teknologi jagung hibrida di lahan kering. Adapun penentuan petani responden dilakukan secara simple random sampling atau penarikan sampel acak sederhana. Pengambilan jumlah petani contoh (responden) dari keempat desa/kelurahan tersebut sebanyak 133 orang menggunakan rumus Slovin yang tersaji berikut ini: N n = (1 + Ne 2 ) Ni n i = N x n n = (0,08) 2 = 133 orang dimana : n = Jumlah sampel N = Populasi e = Standar error ni = Ukuran sampel strata i Ni = Ukuran populasi strata i Berdasarkan penggunaan rumus Slovin tersebut, dengan tingkat error yang diharapkan dalam pengambilan jumlah petani contoh (responden) dari ke empat desa tersebut adalah delapan persen (Sevilla et al., 1993). Nama desa, jumlah peserta program jagung hibrida dan jumlah sampel dapat dilihat pada Tabel 2.

3 Tabel 2 Nama kelurahan/desa, luas panen, populasi dalam teknologi jagung hibrida dan jumlah sampel di Kabupaten Timor Tengah Utara Nama desa/ Luas panen jagung Populasi Sampel kelurahan hibrida (ha) (orang) (orang) Desa Subun 69, Desa Lapeon 91, Desa Let neo Kel. At men 182, JUMLAH 484, Sumber: Distanbun Kabupaten TTU, 2010 Data Data dan Instrumentasi Penelitian Berdasarkan sumbernya data yang dikumpulkan, meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang berkaitan dengan faktor internal dan eksternal responden pada teknologi jagung hibrida. Selain itu dapat dikumpulkan data dari hasil wawancara mendalam terhadap responden dan informan dengan menggunakan kuesioner dan observasi lapangan untuk memperoleh gambaran wilayah, situasi dan lokasi penelitian. Data sekunder meliputi kondisi umum wilayah penelitian dan data yang relevan dengan penelitian ini. Data tersebut diperoleh dari kantor desa atau kecamatan di lokasi penelitian, Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan, Kantor BPTP Naibonat, termasuk juga data yang dihimpun dalam studi literatur. Instrumentasi Instrumen atau alat ukur merupakan hal yang sangat penting dalam melaksanakan penelitian, karena dengan instrumen yang baik diperoleh data atau informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Instrumen yang digunakan dalam mengukur atau mengumpulkan data penelitian peubah tingkat adopsi petani di lahan kering terhadap teknologi jagung hibrida di Kabupaten Timor Tengah Utara adalah instrumen dalam bentuk kuesioner atau bentuk angket tertutup (telah tersedia alternatif jawaban pada setiap butir angket) yang harus dijawab oleh responden. Kuesioner yang digunakan terdiri dari pertanyaan mengenai karakteristik personal responden, karakteristik eksternal atau lingkungan, pertanyaan mengenai penerapan

4 teknologi jagung hibrida. Di samping itu dilakukan wawancara dan pencatatan, serta pengamatan langsung di lokasi penelitian. Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu peubah atau konstruk dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasionalisasi yang diperlukan dalam mengukur peubah tersebut. Definisi operasional dapat dibuat dalam bentuk definisi operasional terukur yaitu memberikan gambaran bagaimana peubah tersebut dapat diukur (Nazir, 2005). Definisi operasional menjelaskan cara yang dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan peubah, sehingga memungkinkan bagi peneliti lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mencoba untuk mengembangkan cara pengukuran peubah yang lebih baik. Guna memperoleh keseragaman persepsi terhadap konsep yang diteliti dan dapat melakukan pengukuran terhadap peubah dengan jelas maka perlu menetapkan konsep tersebut ke dalam definisi operasional sebagai berikut : Faktor Internal Petani 1. Umur adalah lamanya (tahun) hidup responden, diukur sejak responden dilahirkan sampai dengan wawancara dilakukan. Termasuk jenis data kuantitatif dan tergolong skala rasio. 2. Pendidikan formal adalah lamanya (tahun) responden mengeyam pendidikan formal, diukur berdasarkan lamanya responden menempuh pendidikan sekolah hingga wawancara dilakukan. Termasuk jenis data kuantitatif dan tergolong skala rasio. 3. Pendidikan nonformal adalah banyaknya pendidikan nonformal (pelatihan, sekolah lapang, dan kursus) yang pernah diikuti oleh responden satu tahun terakhir hingga wawancara dilakukan. Termasuk jenis data kualitatif dan tergolong skala ordinal. 4. Pengalaman usahatani jagung hibrida adalah lamanya (tahun) responden menekuni usahatani jagung hibrida sampai wawancara dilakukan. Termasuk jenis data kuantitatif dan tergolong skala rasio.

5 5. Jumlah anggota keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang menjadi tanggungan petani responden. Termasuk jenis data kuantitatif dan tergolong skala rasio. 6. Luas lahan garapan adalah penguasaan lahan garapan petani diukur berdasarkan luas lahan garapan, dan status kepemilikan sebagai lahan usahatani jagung hibrida yang dikelola oleh petani.termasuk jenis data kuantitatif dan tergolong skala rasio. 7. Akses terhadap informasi adalah banyaknya sumber informasi yang dimanfaatkan untuk akses informasi teknologi jagung hibrida selama enam bulan terakhir sampai wawancara ini dilakukan. Termasuk jenis data kuantitatif dan tergolong skala rasio. 8. Keaktivan dalam kelompok adalah tingkat partisipasi responden dalam pertemuan atau kegiatan-kegiatan kelompok yang diikuti dalam enam bulan terakhir sampai wawancara ini dilakukan. Termasuk jenis data kualitatif dan tergolong skala ordinal. Pengukuran peubah dilakukan dengan cara mengukur sejumlah indikator yang terdapat pada masing-masing peubah. Peubah, indikator dan kategori pengukuran faktor internal petani usahatani jagung hibrida tersaji dalam Tabel 3. Tabel 3 Peubah, indikator dan kategori pengukuran faktor internal petani usahatani jagung hibrida Peubah Indikator Kategori pengukuran Umur (X 1. 1 ) Lamanya hidup (thn) Muda dewasa, tua Pendidikan formal (X 1. 2 ) Pendidikan nonformal (X 1. 3 ) Tingkat pendidikan formal yang telah diikuti petani (thn) Jumlah pendidikan nonformal yang pernah diikuti oleh responden selama satu tahun terakhir (kali)

6 Peubah Indikator Kategori pengukuran Pengalaman usahatani Akumulasi waktu dalam melakukan jagung hibrida (X 1. 4 ) usahatani jagung hibrida di lahan kering (thn) Jumlah anggota keluarga (X 1. 5 ) Luas lahan garapan (X 1. 6 ) Akses terhadap informasi (X 1. 7 ) Keaktivan dalam kelompoktani (X 1. 8 ) Jumlah anggota keluarga yang menjadi beban tanggungan keluarga. Diukur berdasarkan banyaknya tanggungan keluarga (jiwa) Luasnya lahan garapan yang dikelola petani responden untuk usahatani jagung hibrida (ha) Sumber-sumber informasi yang digunakan untuk mengakses informasi baru bagi usahatani jagung hibrida enam bulan terakhir (kali) Frekuensi pertemuan dan jumlah kegiatan yang diikuti responden dalam hubungannya dengan usahatani jagung hibrida enam bualn terakhir (kali) Sempit, luas Faktor eksternal petani 1. Ketersediaan sarana dan prasarana adalah tingkat ketersediaan dan terjangkaunya bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam berusahatani jagung hibrida seperti bibit, pupuk, obat-obatan, sarana transportasi dan prasarana jalan. Termasuk jenis data kualitatif dan tergolong skala ordinal. 2. Akses terhadap modal keuangan adalah adanya modal dan keterjangkauannya dari berbagai sumber (Bank, swasta dan bantuan pemerintah) yang digunakan responden dalam berusahatani jagung hibrida selama satu tahun terakhir. Termasuk jenis data kualitatif dan tergolong skala ordinal. 3. Intensitas penyuluhan adalah banyaknya kehadiran atau pertemuan petani dengan penyuluh yang membicarakan usahatani jagung hibrida selama enam bulan terakhir sampai wawancara ini dilakukan. Tingkat interaksi petani, kesesuaian materi dan pemahaman terhadap materi yang dibicarakan termasuk jenis data kualitatif dan tergolong skala ordinal.

7 4. Akses terhadap pasar adalah tersedianya pembeli hasil jagung hibrida. Termasuk data kuantitatif dan tergolong skala rasio. 5. Sifat inovasi: a. Keuntungan relatif adalah tingkatan di mana suatu ide baru dianggap sebagai sesuatu yang lebih baik daripada ide-ide yang ada sebelumnya. Termasuk data kualitatif dan tergolong skala ordinal. b. Kompatibilitas adalah sejauh mana suatu inovasi dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang ada, pengalaman masa lalu dan kebutuhan penerima. Termasuk data kualitatif dan tergolong skala ordinal. c. Tingkat kemudahan (less complexity) adalah tingkat di mana suatu inovasi dapat dianggap mudah untuk dimengerti atau digunakan yang meliputi pemahaman dan kemudahan responden menerapkannya. Termasuk data kualitatif dan tergolong skala ordinal. d. Trialibilitas adalah suatu tingkat di mana suatu inovasi dapat dicoba dengan skala kecil. Ide baru yang dapat dicoba biasanya diadopsi lebih cepat daripada inovasi yang tidak dapat dicoba lebih dulu. Termasuk data kualitatif dan tergolong skala ordinal. e. Observabilitas adalah tingkat di mana hasil-hasil suatu inovasi dapat dilihat oleh orang lain. Termasuk data kualitatif dan tergolong skala ordinal. Pengukuran peubah dilakukan dengan cara mengukur sejumlah indikator yang terdapat pada masing-masing peubah. Peubah, indikator dan kategori pengukuran faktor eksternal petani usahatani jagung hibrida tersaji dalam Tabel 4.

8 Tabel 4 Peubah, indikator dan kategori pengukuran faktor eksternal petani usahatani jagung hibrida Peubah Indikator Kategori pengukuran Ketersediaan sarana dan prasarana (X 2. 1 ) Ketersediaan benih unggul jagung hibrida Akses terhadap modal keuangan (X 2. 2 ) Ketersediaan sarana pupuk Ketersediaan obat-obatan pengendalian HPT Keterjangkauan harga sarana dan prasarana transportasi Ketersediaan sarana toko penyedia (buah) Ketersediaan sarana transportasi (buah) Kondisi keberadaan jalan Tingkat kemampuan petani mengakses dan memanfaatkan modal usaha dari berbagai sumber dalam satu tahun terakhir (buah) Tingkat prosedur meminjam modal yang digunakan responden berdasarkan sumbernya Tingkat kemudahan mengembalikan modal pinjaman yang telah digunakan responden Tanah, sirtu, beraspal Sulit, mudah Sulit, mudah

9 Peubah Indikator Kategori pengukuran Frekuensi responden menemui penyuluh membicarakan usaha jagung hibrida Intensitas penyuluhan (X 2. 3 ) Akses terhadap pasar (X 2. 4 ) Kesesuaian materi yang dibicarakan dengan kebutuhan responden Ketersediaan perorangan yang mampu membeli hasil produksi Keberadaan lembaga yang dapat membeli hasil produksi Sifat inovasi (X 2. 5 ) Hasil yang diperoleh responden setelah menerapkan teknologi jagung hibrida berupa jumlah dan mutu produk Meliputi kesesuaian teknologi jagung hibrida dengan kebiasaan masyarakat setempat, keterampilan responden dan kebutuhan responden Kemudahan responden dalam memahami teknologi jagung hibrida sehingga menerapkannya Dapat dicobakan teknologi jagung hibrida dalam skala kecil dan pernah tidaknya responden sudah mencoba di lahan miliknya Dapat diamati dengan melihat bukti mengenai teknologi jagung hibrida oleh responden, dan pernah tidaknya diberi contoh oleh penyuluh Tingkat adopsi pada teknologi jagung hibrida - Pemilihan varietas unggul jagung hibrida adalah upaya petani responden dalam memilih benih bermutu. Termasuk data kualitatif dan tergolong skala ordinal.

10 - Pengolahan lahan adalah respons petani dalam cara olah lahan, mulai persiapan, pembukaan lahan sampai pembuatan bedengan. Termasuk data kualitatif dan tergolong skala ordinal. - Cara penanaman adalah respons petani dalam menerapkan penanaman jagung hibrida. Termasuk data kualitatif dan tergolong skala ordinal. - Pemupukan adalah respons petani melakukan pemupukan sesuai kebutuhan tanaman jagung hibrida. Termasuk data kualitatif dan tergolong skala ordinal. - Penyiangan adalah respons petani dalam melakukan penyiangan tanaman jagung hibrida sesuai kebutuhan. Termasuk data kualitatif dan tergolong skala ordinal. - Pengairan adalah respons petani dalam melakukan pengairan terhadap tanaman jagung hibrida. Termasuk data kualitatif dan tergolong skala ordinal. - Pengendalian HPT adalah respons petani melakukan pengendalian terhadap gejala yang timbul dan cara pengendaliannya sesuai kebutuhannya pada tanaman jagung hibrida. Termasuk data kualitatif dan tergolong skala ordinal. - Panen adalah respons petani dalam melakukan pemanenan yang tepat sesuai kebutuhan tanaman jagung hibrida. Termasuk data kualitatif dan tergolong skala ordinal. - Pascapanen adalah respons petani dalam melakukan kegiatan lanjutan setelah pemanenan. Termasuk data kualitatif dan tergolong skala ordinal. Pengukuran peubah dilakukan dengan cara mengukur sejumlah indikator yang terdapat pada masing-masing peubah. Peubah, indikator dan kategori pengukuran tingkat adopsi petani pada teknologi jagung hibrida tersaji dalam Tabel 5. Tabel 5 Peubah, indikator dan kategori pengukuran tingkat adopsi petani pada teknologi jagung hibrida Peubah Indikator Kategori pengukuran Pemilihan varietas unggul jagung hibrida Penggunaan benih unggul, perlakuan benih, populasi tanaman jagung hibrida yang optimal Pengolahan lahan Tanah di olah dengan gembur, dihaluskan dan dibuat bedengan

11 Peubah Indikator Kategori pengukuran Cara penanaman Cara tanam dengan penentuan jarak tanam, pembuatan lubang tanam, penentuan jumlah benih Pemupukan Pemupukan berimbang, meliputi jenis, dosis dan waktu pemberian pupuk yang tepat Penyiangan Penyiangan, penjarangan tanaman, dan penyulaman secara tepat, Pengairan Pengairan dapat dilakukan dengan penyiraman, pembuatan parit Pengendalian HPT Pengendalian hama penyakit yang ramah lingkungan dengan melihat gejala hama/ penyakit, penyebabnya serta cara pengendaliannya Panen Panen dengan memperhatikan waktu panen yang tepat, ciri panen dan cara panen Pascapanen Pascapanen meliputi pengupasan, pengikatan, penyortiran, penyimpanan hasil, pengeringan, pemipilan, Kinerja petani Kinerja petani adalah hasil kerja atau keberhasilan usahatani jagung hibrida menghasilkan produk yang berkualitas sehingga diterima oleh konsumen dan dapat memberikan keuntungan yang maksimal kepada petani. Kinerja petani diukur berdasarkan tingkat pencapaian produksi usahatani jagung hibrida yaitu hasil pipilan kering yang diperoleh dalam satuan luas panen tanaman jagung hibrida dalam satu kali musim panen. Selain itu, kinerja petani juga dapat diukur berdasarkan pendapatan usahatani jagung hibrida itu sendiri yakni sejumlah pendapatan petani

12 dari usahatani jagung hibrida yang diperoleh dari satu musim tanam yang diukur dalam satuan rupiah. Termasuk data kualitatif dan tergolong skala ordinal. Pengukuran peubah dilakukan dengan cara mengukur sejumlah indikator yang terdapat pada masing-masing peubah. Peubah, indikator dan kategori pengukuran kinerja petani tersaji dalam Tabel 6. Tabel 6 Peubah, indikator dan kategori pengukuran kinerja petani Peubah Indikator Kategori pengukuran Produktivitas usahatani jagung hibrida Jumlah produksi/ panen tanaman jagung per hektar lahan petani, diukur dalam satuan ton per hektar Penerimaan usahatani jagung hibrida Jumlah keuntungan dalam satu musim tanam (Rp) sama dengan pendapatan dikurangi dengan total biaya produksi, diukur dalam satuan rupiah (Rp) Kesahihan dan Keterandalan Instrumen Kesahihan Instrumen Uji Kesahihan (validity test) atau ketepatan alat ukur ditujukan untuk mengukur kesahihan instrumen yang digunakan mengukur apa yang ingin diukur sesuai dengan isi, konstruksi dan kriterianya (Suryabrata, 2006). Menurut Ancok (1989) teknik uji kesahihan alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kesahihan konstruk, yaitu menyusun tolok ukur operasional dari kerangka konsep peubah yang digunakan. Langkah-langkah uji kesahihan instrumen yang dilakukan adalah: (a) mendefinisikan secara operasional konsep peubah yang akan diukur berdasarkan referensi literatur dan konsultasi dengan pakar atau dosen komisi pembimbing, (b) melakukan uji coba instrumen pada 30 responden yang memiliki karakteristik relatif sama dengan calon responden penelitian, (c) mempersiapkan tabel tabulasi jawaban, (d) menghitung korelasi antar setiap butir pertanyaan/pernyataan dengan skor total dengan menggunakan teknik korelasi product moment Pearson, yang rumusnya sebagai berikut:

13 r = N( XY) ( X Y) [ N X 2 - ( X) 2 ] [N Y2 ( Y) 2 ] dimana : r = Angka korelasi N = Jumlah responden X = Skor setiap butir pertanyaan/pernyataan Y = Skor total seluruh butir pertanyaan/pernyataan dan (e) membandingkan angka korelasi dengan angka kritik pada tabel korelasi nilai r pada taraf tertentu (1% atau 5%). Apabila angka korelasi tersebut lebih besar daripada angka dinyatakan sahih/valid. pada tabel nilai r, maka butir pertanyaan/pernyataan tersebut Hasil uji korelasi product moment Pearson terhadap 30 orang petani jagung hibrida di Desa Usapinonot yang bukan termasuk dalam petani sampel menunjukkan nilai kesahihan seperti yang tercantum di Lampiran 1. Pernyataan untuk peubah faktor-faktor eksternal dan tingkat adopsi petani pada teknologi jagung hibrida secara umum nilai kesahihan pada taraf nyata 5 persen menunjukkan nilai yang lebih besar dari nilai kritis tabel korelasi (r tabel) = Hasil hitungan uji kesahihan terhadap setiap butir pernyataan maupun pertanyaan menunjukkan masing-masing ada dua butir pertanyaan dan pernyataan yang tidak valid pada peubah tingkat adopsi petani pada teknologi jagung hibrida di lahan kering (Y1) karena koefisien validitasnya berada pada angka kritis sehingga butir-butir tersebut dapat direvisi dengan memperbaiki kata-katanya serta dipecah menjadi beberapa butir agar menjadi kesamaan pengertian. Keterandalan Instrumen Uji keterandalan (reliable test) adalah tingkat konsistensi suatu alat ukur yang menunjukkan sejauh mana alat ukur tersebut dapat dipercaya atau diandalkan bila dipakai berulang-ulang (Suryabrata, 2006). Alat ukur yang reliabel akan memberikan hasil yang relative konsisten dari pemakaian yang berulang-ulang. Teknik uji keterandalan yang digunakan adalah uji koefisien reliabilitas cronbach alpha dengan rumus:

14 n Vi 2 α = 1 - n-1 Vt 2 dimana : α = Koefisien reliabilitas cronbach alpha n = Jumlah butir pertanyaan Vi 2 = Varian butir ke-i Vt 2 = Varian total Uji keterandalan instrumen dilakukan berdasarkan data hasil pretes atau uji coba kuesioner terhadap 30 responden di Desa Usapinonot Kecamatan Insana Barat Kabupaten Timor Tengah Utara. Alat ukur dinilai cukup reliabel jika nilai α 0,6 hingga mencapai angka 1,0 (Arikunto, 2006). Hasil uji keterandalan menggunakan teknik cronbach alpha, disajikan juga dalam Lampiran 1. Pernyataan dan pertanyaan faktor eksternal menunjukkan nilai keterandalan Artinya, pernyataan maupun pertanyaan yang digunakan pada instrumen penelitian memiliki tingkat kebenaran 60,4 persen dapat dipercaya atau terandal. Tingkat adopsi petani pada teknologi jagung hibrida menunjukkan nilai Hal ini berarti pernyataan maupun pertanyaan yang digunakan pada instrumen penelitian memiliki tingkat kebenaran 71,8 persen sudah signifikan dan masuk dalam kategori data terandal (dapat dipercaya). Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian karena validasi data dapat ditingkatkan jika kualitas pengambilan data juga cukup valid. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data sebagai suatu proses yang dilakukan secara sistematis dan standar untuk pengadaan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan metode angket (kuesioner) yang dikirim secara tidak langsung kepada responden melalui tenaga enumerator yang dilakukan atas panduan beberapa pertanyaan dalam kuesioner tersebut.

15 Data sekunder adalah data pelengkap yang dikumpulkan dengan cara mencatat segala informasi yang relevan dengan penelitian dengan mendatangi sumber informasi seperti tokoh masyarakat, kantor pemerintahan daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (dinas pertanian dan perkebunan, BPTP Naibonat), daerah Kabupaten Timor Tengah Utara (dinas pertanian dan perkebunan, kantor statistik, kantor kecamatan, kantor desa/kelurahan dan instansi terkait lainnya) serta laporan hasil penelitian yang relevan. Analisis Data Data yang diperoleh dari lapangan diolah melalui tahapan editing, coding, dan tabulasi dengan interval yang dihasilkan pada masing-masing hasil pengukuran. Analisis data dengan menggunakan teknik statistik non-parametrik karena indikatorindikator yang digunakan dalam mewakili peubah diukur dalam skala ordinal. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006), analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini pengolahan data menggunakan program SPSS (Statistical Package for the Social Science) dimana data yang dikumpulkan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data ini bertujuan: (1) untuk mendiskripsikan tingkat adopsi petani pada teknologi jagung hibrida di lahan kering menggunakan statistik deskriptif dengan menampilkan distribusi frekuensi, persentase, rataan skor dan total rataan skor, dan (2) untuk mengukur keeratan hubungan antara peubah independen terhadap peubah dependen menggunakan uji statistik inferensial, berupa uji korelasi rank Spearman (r s ) dengan rumus: 6 d 2 i r s = 1 - n(n 2 1) dimana : r s = Koefisien korelasi rank Spearman n = Banyaknya ukuran sampel 2 d i = Selisih ranking antara dua variabel setelah itu dilakukan uji signifikansi untuk menguji hipotesis penelitian pada taraf α = 0,1 atau α = 0,05 (Siegel, 1997)

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2008 di Desa Jono Oge dan Desa Tondo Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel 38 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2009 pada dua basis pemeliharaan yang berbeda yakni: basis lahan sawah dan lahan persawahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 41 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei. Terdapat dua peubah yaitu peubah bebas (X) dan peubah tidak bebas (Y). Peubah bebas (independen) yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi petani terhadap kompetensi penyuluh pertanian. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut rancangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. METODE PENELITIAN Populasi Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penyuluh yang ada di Kota

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, yaitu sejak Juni 2008 sampai September 2008 dilakukan di daerah tujuan wisata Jakarta Timur. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 34 III. METODE PENELITIAN Metoda penelitian ini meliputi unsur-unsur: (1) populasi, sampel, dan responden, (2) desain penelitian, (3) data dan instrumentasi, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 29 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional. Menurut Rakhmat (2007) metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk 35 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang selanjutnya akan dianalisis dan di uji sesuai dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah explanatory (penjelasan) dengan analisis korelasional untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Fokus penelitian diarahkan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi dari peubah-peubah yang diteliti

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian 36 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah populasi yang homogen yaitu pembudidaya ikan patin yang berada di Desa Tangkit Baru, Kec. Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidakaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah (Lampiran 1). Lokasi penelitian ditentukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Umur responden merupakan usia responden dari awal kelahiran. sampai pada saat penelitian ini dilakukan.

III. METODE PENELITIAN. Umur responden merupakan usia responden dari awal kelahiran. sampai pada saat penelitian ini dilakukan. 26 III. METODE PENELITIAN A. dan 1. Umur Umur merupakan usia dari awal kelahiran sampai pada saat penelitian ini dilakukan. Umur diukur dalam satuan tahun. Umur diklasifikasikan menjadi tiga kelas sesuai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi 41 METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini di desain sebagai suatu penelitian survai yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) penelitian survai adalah penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survai deskriptif dan korelasionel yang terkait dengan Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus. Menurut Singarimbun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif dan korelasional. Pemilihan pendekatan kuantitatif digunakan untuk lebih memahami fakta

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan desain survei deskriptif korelasional. Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey yang bersifat explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan METODE PENELITIAN Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian adalah Desa Pulosari dan Desa Warnasari Kecamatan Pangalengan yang termasuk dalam wilayah kerja BKPH Pangalengan, KPH Bandung

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Dasar Metode penelitian adalah suatu cara yang harus di tempuh dalam suatu penelitian untuk mencapai tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan 37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1.Variabel (X) Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diuraikan beberapa batasan, dan ukuran dari variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Metode

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Metode 46 III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei. Metode survei adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mengkonsumsi produk minuman Teh Botol Sosro.

BAB III METODE PENELITIAN. yang mengkonsumsi produk minuman Teh Botol Sosro. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah semua nelayan yang seluruh atau sebagian besar aktivitasnya melakukan usaha penangkapan ikan demersal di Kecamatan Wangi-Wangi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani karet dengan perilaku menabung

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian METODOLOGI Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik survei dalam bentuk penelitian deskriptif korelasional. Penelitian ini berusaha menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. = λ 14 X 2 + δ. X2.6 = λ 15 X 2 + δ 15

METODE PENELITIAN. = λ 14 X 2 + δ. X2.6 = λ 15 X 2 + δ 15 68 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah ex post facto, yaitu bentuk penelitian yang menilai peristiwa yang telah terjadi atau penilaian kondisi faktual di lapangan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai metode survei yang menurut Singarimbun dan Effendi (2011) adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi 27 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei yang yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89.

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89. BAB III METODE PENELITIAN Penelitian hubungan ketersediaan fasilitas perpustakaan dengan minat kunjung siswa ke perpustakaan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Butik Kharisma Indonesia yang berlokasi di Jalan Gajahmada No. 134, Semarang. Obyek penelitian ini adalah karyawan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang dalam bentuk correlation research yang bertujuan menjelaskan pola hubungan antar peubah melalui pengujian hipotesis. Di dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual English First Bogor adalah lembaga kursus bahasa Inggris yang menggunakan tenaga pengajar penutur asli bahasa Inggris, memiliki jadwal kursus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Menurut Sugiyono (008 : ), Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain survei deskriptif

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Populasi

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Populasi METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi Populasi penelitian adalah seluruh petani sayuran di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. Petani sayuran di Kabupaten Bondowoso

Lebih terperinci

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 37 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study yaitu data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan untuk memperoleh karakteristik

Lebih terperinci

3 METODE Rancangan Penelitian

3 METODE Rancangan Penelitian Peningkatan kesadaran perusahaan terhadap perlunya perilaku tanggung jawab sosial terjadi secara global. Para pengambil kebijakan di perusahaan semakin menyadari bahwa tujuan tanggung jawab sosial adalah

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 1.1. Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti. Objek penelitian merupakan sesuatu yang kita ukur tetapi apa yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian 37 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian Survei deskriptif korelasional yaitu melihat pada suatu kelompok dengan aspek yang diteliti adalah hubungan antara peubah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi 3.1.1 Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2009 di PT. Samawood Utama Works Industries, Medan-Sumatera Utara. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah level of explanation yaitu penelitian deskriptif dan asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Siregar (2013, p.15)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam rangka menghadapi tantangan persaingan yang semakin tinggi dan meningkat, setiap perusahaan berusaha untuk tetap bertahan dengan cara meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang model adopsi internet oleh guru SMA Negeri. Karena itu, tipe penelitian ini termasuk pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan desain penelitian survei, yaitu mengambil contoh dari suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian lapangan dilaksanakan Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian lapangan dilaksanakan Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman, III. METODE PENELITIAN Penelitian lapangan dilaksanakan Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman, Propinsi DIY. Penelitian ini berlangsung pada bulan April sampai dengan Mei 2017. Kecamatan Sayegan berada pada

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 30 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Program Kejar Paket B memiliki sasaran untuk memberikan pendidikan bagi siswa lulus SD dan sederajat yang tidak melanjutkan ke SLTP, serta siswa putus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu:

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu: A. Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Rumus deskriptif persentase digunakan untuk menampilkan datadata kualitatif (angka) ke dalam kalimat. Dalam angket penelitian, untuk menggambarkan implementasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian 26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan desain deskriptif korelasional untuk mendeskripsikan semua peubah yang diteliti. Kemudian dilanjutkan dengan menghubungkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Gorontalo Kecamatan Kota Timur Kelurahaan Ipilo dan Heledulaa Utara selama 2 bulan yaitu bulan Mei sampai Juni tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti yang melakukan penelitian sebelumnya harus menentukan metode penelitian yang akan digunakan pada penelitiannya, karena hal tersebut akan membantu

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. metode penelitian yang meneliti hubungan antara variabel-variabel yang ada.

BAB II METODE PENELITIAN. metode penelitian yang meneliti hubungan antara variabel-variabel yang ada. BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian. Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Adapun metode korelasional adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian survey verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa : Penelitian survey yaitu suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif studi korelasi (Correlation Study) dengan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan 44 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran Definisi opersional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai bagaimana variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

PROSEDUR PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Desain Penelitian

PROSEDUR PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Desain Penelitian PROSEDUR PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Bogor. Pemilihan lokasi penelitian ini adalah berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian korelasional, yaitu penelitian yang mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel atau lebih

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian. data melalui wawancara untuk menjelaskan hubungan yang mungkin tejadi diantara.

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian. data melalui wawancara untuk menjelaskan hubungan yang mungkin tejadi diantara. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat explanatory (penjelasan) dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara untuk menjelaskan hubungan yang mungkin tejadi diantara variabel-variabel

Lebih terperinci

KERA GKA PEMIKIRA DA HIPOTESIS

KERA GKA PEMIKIRA DA HIPOTESIS 21 KERA GKA PEMIKIRA DA HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Hasil penelitian Marwan (2008) dan Sooknanan et al. (2002) menunjukkan bahwa dosen perguruan tinggi merupakan aktor (pengambil keputusan) utama yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka suatu penelitian memerlukan suatu metode penelitian. Menurut Sugiyono (2008:2) Metode penelitan pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI. hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: KETEKUNAN KEMAMPUAN

BAB III. METODOLOGI. hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: KETEKUNAN KEMAMPUAN BAB III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Sebagai penuntun dalam alur berfikir dan menjadi dasar dalam perumusan hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: BUDAYA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah jalan yang menyatukan secara logis segala upaya untuk sampai kepada penemuan, pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu yang dituju atau diarah secara tepat. Setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel yaitu mengubah konsep-konsep yang masih berupa abstrak dengan kata-kata yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar variabel dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan pendekatan retrospektif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan pendekatan retrospektif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan pendekatan retrospektif yaitu penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini mendeskripsikan variabel tunjangan kinerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan pendekatan kuantitatif karena data-data yang diperoleh berupa angka-angka dan analisis yang digunakan adalah dalam bentuk analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai tujuannya. Desain

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai tujuannya. Desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang menggunakan data yang sama dimana peneliti menjelaskan hubungan

III. METODE PENELITIAN. yang menggunakan data yang sama dimana peneliti menjelaskan hubungan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji dua variabel sehingga menggunakan tipe penelitian kuantitatif dengan metode eksplanatori, yang artinya penelitian yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah preferensi konsumen smartphone merek Blackberry. Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini, yaitu konsumen smartphone

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 21 Bandung bertempat di Jl. Rancasawo Ciwastra Bandung 40286

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November. mengetahui pengaruh antar variabel yang ada. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji

III. METODE PENELITIAN. kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah kuantitatif eksplanatoris, yaitu untuk memperoleh kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan dan menguji hubungan

Lebih terperinci

METODE. Desain, Tempat dan Waktu

METODE. Desain, Tempat dan Waktu 25 METODE Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini merupakan metode sensus menggunakan kuesioner dengan lokasi penelitian di STPP Bogor. Alasan pemilihan lokasi dikarenakan STPP Bogor adalah lembaga

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 25 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Pasirmulya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, karena desa ini merupakan binaan Yayasan Damandiri yang paling aktif dalam

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. bebas (X) dengan variabel terikat (Y) yang menggunakan rumus statistik. Dengan

BAB II METODE PENELITIAN. bebas (X) dengan variabel terikat (Y) yang menggunakan rumus statistik. Dengan BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan analisis data kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel bebas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2012:2), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditentukan, dibuktikan, dan dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha restoran saat ini dinilai sebagai bisnis yang berprospek tinggi. Perkembangan usaha restoran di Kota Bogor telah menimbulkan persaingan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan signifikan keharmonisan keluarga Islami dengan penyesuaian diri pada peserta didik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Nasir (1999:64), menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif, dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif, dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif, dengan teknik pengambilan data yaitu kuesioner untuk mengukur data variabel x (kegiatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analisis hubungan (analitik korelasional)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analisis hubungan (analitik korelasional) 27 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis hubungan (analitik korelasional) dengan pendekatan kuantitatif yang menitikberatkan pada penelitian eksplanatif (penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Objek penelitian ini adalah Hubungan Sistem Informasi Kepegawaian dengan Promosi Jabatan di Biro Sumber Daya Manusia, Hukum dan Tata Kelola Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci