III. METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Kerangka Pemikiran Berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan HTR dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu (1) karakterisik sosial ekonomi masyarakat dan (2) persepsi masyarakat sendiri terhadap kegiatan HTR yang banyak dipengaruhi oleh karakteristik individu sendiri maupun lingkungan tempat masyarakat tersebut tinggal. Karakteristik sosial ekonomi yang diduga berpengaruh adalah umur, tingkat pendidikan (formal dan informal), pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, kepemilikan lahan, pengalaman bertani, dan kekosmopolitan (Neupane 2002; Zbinden & Lee 2005; Susiatik 1998; Yuwono 2006). Adapun persepsi masyarakat yang diduga berpengaruh dalam keputusan yang diambil masyarakat untuk memilih suatu program atau kegiatan antara lain persepsi mereka terhadap ketentuan yang berlaku dalam program tersebut, manfaat yang mereka peroleh, keterlibatan masyarakat lokal dalam kegiatan perencanaan dan evaluasi, konflik serta dukungan pemerintah terhadap suatu program (Salam et al. 2005; Neupane et al. 2002; Zbinden & Lee 2005). Dalam penelitian ini faktor persepsi yang diduga berpengaruh dalam keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan HTR adalah persepsi masyarakat terhadap beberapa ketentuan pelaksanaan HTR seperti alokasi lahan, kegiatan dan pola HTR, jenis tanaman, persyaratan dan proses perijinan, jangka waktu dan luas pengusahaan, pewarisan ijin, hak dan kewajiban peserta HTR, kesiapan pasar, kelembagaan kelompok serta kegiatan sosialisasi. Sebagai kebijakan yang bersifat top down, ketentuan-ketentuan dalam kebijakan HTR ditetapkan oleh pemerintah pusat namun sebagian besar tanggung jawab pelaksanaan kegiatan HTR diserahkan kepada pemerintah daerah dalam hal ini adalah kabupaten dan desa. Dengan demikian selain persepsi masyarakat lokal sebagai pelaku utama kebijakan HTR, perlu diketahui pula persepsi para pelaksana kebijakan lainnya terhadap ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan HTR tersebut. Pelaksana kebijakan di daerah yang dimaksud dalam penelitian ini

2 28 adalah pemerintah daerah Kabupaten Sarolangun, pemerintah daerah Propinsi Jambi, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kehutanan di Propinsi Jambi, aparatur desa, tokoh masyarakat serta para pendamping atau penyuluh kehutanan. Persepsi mereka dapat digunakan sebagai pembanding agar diperoleh gambaran menyeluruh dan tidak bias dari ketentuan-ketentuan pelaksanaan kegiatan HTR. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa persepsi seseorang akan mempengaruhi perilaku dan partisipasinya. Jika persepsi seseorang terhadap program HTR positif maka ia akan bersedia berpartisipasi dalam program tersebut dan sebaliknya. Seberapa besar tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR dapat dilihat dari bentuk partisipasi yang diberikan serta seberapa sering masyarakat berperan dalam beberapa kegiatan partisipasi. Sebagai suatu program pemberdayaan masyarakat maka dalam pengelolaan HTR diharapkan agar masyarakat dapat terlibat dalam seluruh kegiatan partisipasi mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hingga pemeliharaan/evaluasi. Seberapa besar tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR di Kabupaten Sarolangun selain dipengaruhi oleh persepsi masyarakat juga diduga dipengaruhi pula oleh karakteristik sosial ekonomi masyarakat. Skema hubungan yang menjadi kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Karakteristik sosial ekonomi masyarakat dan persepsi berpengaruh nyata terhadap keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan HTR di Kabupaten Sarolangun, Jambi 2. Terdapat hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dan persepsi masyarakat dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR di Kabupaten Sarolangun, Jambi.

3 29 Program Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Pelaksana kebijakan di daerah Masyarakat Karakteristik Sosial Ekonomi (X1) - Umur (X1.1) - Pendidikan formal (X1.2) - Pendidikan informal (X1.3) - kepemilikan lahan HTR (X1.4) - luas lahan (X1.5) - Jarak ke lokasi HTR (X1.6) - Pendapatan (X1.7) - Jumlah tanggungan (X1.8) - Pengalaman bertani (X.1.9) - Kekosmopolitan (X1.10) Keputusan untuk ikut serta dalam HTR (Y1) Deskriptif kualitatif Regresi Logistik Berganda Deskriptif kualitatif Persepsi (X2) - Manfaat (X2.1) - Alokasi lahan (X2.2) - Pola mandiri (X2.3) - Pola kemitraan (X2.4) - Jenis tanaman (X2.5) - Persyaratan Perijinan (X2.6) - Proses perijinan (X2.7) - Jangka waktu dan luas pengusahaan (X2.8) - Pewarisan ijin (X2.9) - Hak dan kewajiban (X2.10) - Pasar (X2.11) - Kelembagaan (X.2.12) - Sosialisasi (X2.13) - Tenaga pendamping (X2.14) - Dukungan (X2.15) Tingkat Partisipasi (Y2) Deskriptif; korelasi Spearman Keterangan : : proses : metode analisis - Perencanaan (Y2.1.1) - Pelaksanaan (Y2.1.2) - Pemanfaatan (Y2.1.3) - Pemeliharaan dan Evaluasi (Y2.1.4) Implikasi kebijakan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Deskriptif; korelasi Spearman Gambar 5 Skema kerangka pemikiran penelitian.

4 30 Gambar 6 Lokasi penelitian berdasarkan peta pencadangan areal HTR di Kabupaten Sarolangun.

5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di tiga desa yang terletak di sekitar areal pencadangan HTR yaitu Desa Taman Bandung, Desa Lamban Sigatal dan Desa Seko Besar yang berada di Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun, Jambi (Gambar 6). Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut terletak dekat dengan areal pencadangan HTR dan di antaranya bahkan telah memiliki ijin pemanfaatan HTR (IUPHHK-HTR) perorangan sejak tahun 2009 sehingga program HTR telah dapat dilaksanakan. Ijin HTR di wilayah ini termasuk yang pertama kali keluar di propinsi Jambi. Hal ini menunjukkan bahwa ada inisiatif dan potensi ketertarikan yang cukup dari masyarakat untuk ikut serta dalam program HTR. Pengumpulan data primer dan sekunder pada penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari Bulan Juni hingga Juli Metode Penelitian Menurut Nazir (2003) penelitian ini digolongkan kedalam penelitian deskriptif karena meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey yaitu berusaha untuk mencari fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau daerah. Penelitian dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit baik secara sensus maupun menggunakan sampel (Nazir 2003). Sedangkan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan : 1. Pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan kegiatan HTR di lapangan tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut 2. Interview atau wawancara yaitu informasi atau keterangan diperoleh secara langsung dari responden, tokoh masyarakat atau informan dengan cara

6 32 bertatap muka dan bercakap-cakap dengan menggunakan alat bantu interview guide (panduan wawancara) dan kuesioner yang telah disusun sebelumnya 3. Pencatatan dan pengumpulan data sekunder dari berbagai sumber/instansi dan hasil penelitian terdahulu. 3.4 Populasi dan Contoh Populasi penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang tinggal di lokasi penelitian baik yang sudah mendapatkan ijin HTR maupun yang belum. Dari populasi tersebut dipilih contoh secara acak sebanyak 81 responden. Distribusi contoh yang diambil dapat dilihat pada Tabel 4. Responden yang dipilih adalah kepala keluarga yang tinggal di lokasi penelitian, mampu mengambil keputusan secara mandiri dan mampu berpikir logis dalam setiap tindakan yang dilakukannya. Dengan demikian diharapkan responden akan memahami dan mampu menjawab setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya. Sebagian besar penduduk menghabiskan waktunya sehari-hari di kebun atau ladang di dalam hutan dan baru kembali ke rumah satu minggu sekali sehingga sulit ditemui di desa. Dengan kondisi seperti itu maka pewawancara mendatangi rumah-rumah penduduk yang sedang berada di tempat pada siang hari atau mengundang mereka ke rumah kepala desa atau tokoh masyarakat pada malam hari atau hari libur mereka. Tabel 4 Distrubusi contoh penelitian pada setiap desa Desa Populasi (N) Jumlah Rumah Intensitas Tangga Contoh (n) Sampling (%) Seko Besar ,42 Lamban Sigatal ,26 Taman Bandung ,11 Selain kepala keluarga di desa, dipilih pula beberapa informan kunci sebagai pembanding untuk mengetahui perbedaan persepsi antar pelaksana kebijakan HTR di daerah. Informan yang dipilih mewakili Dinas Kehutanan Propinsi Jambi, Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sarolangun (Disbunhut Sarolangun), Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah IV Jambi (BP2HP Jambi), pendamping/penyuluh, perangkat desa, anggota DPRD, tokoh masyarakat desa, HTI PT. Samhutani (wilayahnya berbatasan dengan areal

7 33 pencadangan HTR dan memiliki industri pengolahan kayu), akademisi dari Universitas Jambi, serta beberapa pihak yang terlibat dalam kegiatan HTR di Kabupaten Sarolangun yaitu Lembaga Swadaya Masyarakat lokal (LP3D = Lembaga Penelitian Pengembangan Potensi Desa) dan perwakilan dari proyek FLEGT = Forest Law Enforcement, Governance and Trade di Indonesia. 3.5 Instrumen Penelitian Sebagai alat pengumpul data primer, instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini sebagian besar adalah kuisioner dengan pertanyaan tertutup dan alternatif jawaban menggunakan 3 poin skala Likert yaitu untuk pengukuran persepsi (1= tidak setuju, 2= kurang setuju dan 3= setuju) dan untuk pengukuran tingkat partisipasi (1= tidak pernah, 2= jarang dan 3= sering). Tipe pertanyaan ini disusun untuk mempermudah analisis dan interpretasi data (Robertson & Lawes 2005). Selain itu digunakan pula pertanyaan dengan alternatif jawaban semi terbuka dengan peubah kategorikal seperti pendidikan dan peubah numerik seperti umur dan pendapatan. Bentuk kuisioner yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 1. Kepada beberapa informan kunci (key informan) digunakan pertanyaan terbuka yang memungkinkan informan memiliki kebebasan penuh untuk menjawab pertanyaan. Pertanyaan ini disajikan dalam pedoman wawancara untuk kepentingan memperoleh informasi penjelas (eksplanasi) dan untuk kepentingan observasi (Lampiran 2). 3.6 Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas 2 jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan berupa data karakteristik sosial ekonomi responden, persepsi responden terhadap ketentuan dalam kegiatan HTR dan tingkat partisipasi responden dalam kegiatan HTR di lokasi penelitian. Data tersebut diperoleh dari kuisioner dan wawancara mendalam dengan berbagai pihak yang terlibat dalam program HTR serta observasi terhadap kegiatan HTR di lapangan. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.

8 34 Data sekunder yang dikumpulkan adalah data yang berkaitan dengan keadaan umum lokasi seperti kondisi geografis, demografi dan data perkembangan program HTR. Data ini dapat diperoleh dari dokumen monografi, catatan dan arsip desa, kecamatan, kabupaten dan propinsi, FLEGT, dan kelompok tani hutan. Tabel 5 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian No Tujuan Variabel Pengamatan 1 Mengkaji persepsi masyarakat terhadap ketentuan-ketentuan pelaksanaan HTR di Kabupaten Sarolangun, Jambi. 2 Mengidentifikasi dan menganalis faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan HTR. 3 Mengidentifikasi tingkat partisipasi masyarakat dalam setiap tahapan partisipasi dan bentuk partisipasi mereka dalam kegiatan HTR di Kabupaten Sarolangun, Jambi. 4 Mengukur dan menganalisis hubungan antara karakteristik sosial ekonomi masyarakat dan persepsinya dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR di Kabupaten Sarolangun, Jambi. Persepsi masyarakat terhadap ketentuan pelaksanaan kegiatan HTR (X2) - Karakteristik sosial ekonomi masyarakat (X1) - Persepsi masyarakat terhadap ketentuan pelaksanaan kegiatan HTR (X2) - Keputusan masyarakat (Y1) - Frekuensi keikutsertaan masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan - Karakteristik sosial ekonomi masyarakat (X1) - Persepsi masyarakat terhadap ketentuan pelaksanaan kegiatan HTR (X2) - Tingkat partisipasi (Y2) Unit Data - Rumah tangga - institusi Rumah tangga Rumah tangga Rumah tangga Sumber Data kuisioner wawancara kuisioner Kuisioner wawancara kuisioner Metode Analisis Analisis deskriptif kualitatif Analisis regresi logistik berganda Analisis deskriptif kualitatif Korelasi Spearman

9 Variabel Pengamatan Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah : 1. Karakteristik sosial ekonomi responden yang meliputi indikator: umur, pendidikan formal, pendidikan informal, pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan yang dimiliki dan digarap, kepemilikan lahan di areal HTR, jarak ke lahan areal HTR, pengalaman bertani, dan sifat kekosmopolitan. 2. Persepsi responden terhadap program HTR secara keseluruhan yang meliputi indikator utama: a. Persepsi responden terhadap manfaat HTR b. Persepsi responden terhadap alokasi lahan HTR c. Persepsi responden terhadap pola mandiri perorangan d. Persepsi responden terhadap mitra/investor e. Persepsi responden terhadap jenis tanaman f. Persepsi responden terhadap persyaratan perijinan g. Persepsi responden terhadap proses perijinan h. Persepsi responden terhadap jangka waktu dan luasan pengusahaan i. Persepsi responden terhadap ketentuan pewarisan ijin pengusahaan j. Persepsi responden terhadap hak dan kewajiban peserta HTR k. Persepsi responden terhadap kesiapan pasar hasil HTR l. Persepsi responden terhadap kelembagaan kelompok HTR m. Persepsi responden terhadap kegiatan sosialisasi HTR n. Persepsi responden terhadap tenaga pendamping dalam HTR o. Persepsi responden terhadap dukungan pemerintah daerah dan LSM terhadap kegiatan HTR Untuk mengukur variabel persepsi digunakan pertanyaan-pertanyaan dengan beberapa alternatif jawaban menggunakan 3 poin skala Likert yaitu 1 menunjukkan tidak setuju, 2 menunjukkan kurang setuju, dan 3 menunjukkan setuju. Semakin tinggi skor jawaban responden berarti responden semakin setuju dengan ketentuan pelaksanaan kegiatan HTR yang ada saat ini. 3. Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR yang meliputi : keterlibatan atau keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan HTR, mulai dari

10 36 (1) perencanaan, (2) pelaksanaan baik dalam hal penyiapan lahan, penanaman, maupun pembibitan, (3) pemanfaatan tanaman hasil kegiatan HTR dan (4) pemeliharaan/evaluasi hasil kegiatan yang telah dilaksanakan. Untuk mengukur variabel partisipasi digunakan pertanyaan-pertanyaan dengan beberapa alternatif jawaban menggunakan 3 poin skala Likert yaitu 1 menunjukkan tidak pernah, 2 menunjukkan jarang, dan 3 menunjukkan sering. Semakin tinggi skor jawaban responden berarti tingkat partisipasi responden dalam kegiatan HTR juga semakin tinggi. 3.8 Validitas dan Reliabilias Data memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena data menggambarkan variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Data penelitian tidak akan berguna jika instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut tidak memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data yang berkualitas adalah data yang valid dan reliabel. Validitas data penelitian ditentukan oleh akurasi pengukuran. Instrumen penelitian dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berkaitan dengan seberapa baik suatu konsep dapat didefinisikan oleh suatu ukuran (Sugiyono 2007). Reliabilitas data ditunjukkan oleh stabilitas dan konsistensi instrumen yang digunakan dalam mengukur suatu konsep. Pengukuran yang reliabel akan menunjukkan instrumen yang dapat dipercaya, yang diharapkan juga dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya. Cara pengukuran validitas instrumen penelitian dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan cara: (1) membangun validitas (construct validity), artinya peneliti menyusun tolak ukur berdasarkan kerangka konsep yang akan diukur, (2) validitas isi (content validity), artinya isi instrumen telah mewakili semua aspek yang dianggap ditemukan dalam kerangka konsep, dan (3) validitas eksternal (external validity), artinya instrumen yang digunakan tidak berbeda hasilnya dengan instrumen lama yang telah valid (Arikunto 1978, diacu dalam Susiatik 1998). Pengujian validitas instrumen penelitian ini dilakukan dengan teknik validitas isi yaitu menyesuaikan daftar pertanyaan dengan kerangka

11 37 konsep yang telah disusun sebelumnya dan difokuskan pada variabel-variabel yang akan diteliti. Reliabilitas instrumen akan dilakukan dengan uji coba instrumen terhadap 20 responden. Pendekatan yang akan digunakan untuk pengujian validitas instrumen penelitian adalah korelasi bivariat pearson correlation, dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pernyataan dengan total skor masing-masing variabel. Sedangkan pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitung cronbach alpha untuk menguji kelayakan konsistensi seluruh skala yang digunakan. Dengan ukuran ini, suatu instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki cronbach alpha lebih dari 0, Definisi Operasional Agar memudahkan dalam pengumpulan dan analisis data, maka perlu dibuat definisi operasional, parameter pengukuran serta kategori penilaian untuk setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang secara rinci disajikan pada Lampiran Pengolahan dan Analisis Data Karakteristik Sosial Ekonomi, Persepsi Masyarakat dan Tingkat Partisipasi Untuk mengetahui karakteristik sosial ekonomi masyarakat di tiap desa dilakukan perhitungan skor tiap-tiap variabel yang digunakan kemudian dilakukan pengelompokkan data sesuai variabel masing-masing. Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif kualitatif terhadap data tersebut untuk menggambarkan tingkat sosial ekonomi, kemampuan, dan potensi mereka dalam kegiatan HTR untuk masing-masing desa.. Untuk mendeskripsikan tingkat persepsi masyarakat dilakukan perhitungan skor dari setiap variabel dan total skor dari seluruh variabel menggunakan skala Likert dengan ketentuan semakin tinggi skor maka tingkat persepsi masyarakat juga semakin tinggi. Dari total skor tersebut, tingkat persepsi masyarakat dibagi menjadi 3 kelas yaitu (1) tingkat persepsi rendah, (2) tingkat persepsi sedang, dan (3) tingkat persepsi tinggi. Interval skor untuk setiap kelas dihitung dengan menggunakan rumus seperti pada Persamaan 1.

12 38. (1) Berdasarkan hasil kuisioner tersebut selanjutnya dilakukan analisis secara deskriptif kualitatif dan sintesa hasil yang mendalam untuk menggambarkan persepsi masyarakat terhadap setiap indikator ketentuan pelaksanaan HTR yang ada saat ini. Tingkat partisipasi responden terhadap kegiatan HTR juga dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan menjumlahkan skor setiap variabel dalam tiap tahap kegiatan menggunakan Skala Likert dengan ketentuan semakin tinggi skornya maka tingkat partisipasinya juga semakin tinggi. Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR dibagi menjadi 3 kelas yaitu (1) tingkat partisipasi rendah, (2) tingkat partisipasi sedang, dan (3) tingkat partisipasi tinggi. Interval skor untuk setiap kelas dihitung dengan menggunakan rumus seperti pada Persamaan Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi dan Persepsi Masyarakat dengan Keputusan Masyarakat untuk Ikut Serta dalam Program HTR Untuk mengetahui pengaruh variabel karakteristik sosial ekonomi dan persepsi masyarakat terhadap pengambilan keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan HTR (Y1) dilakukan menggunakan analisis regresi logistik berganda yaitu analisis regresi dengan peluang peubah hasil bersifat binari (dikothom) yang berarti memiliki 2 nilai meliputi ya (1) atau tidak (0) (Agresti & Finlay 1997; Hosmer & Lemeshow 2000). Rumus persamaan regresi logistik berganda yang digunakan seperti pada Persamaan 2 sedangkan Persamaan 3 adalah dugaan bentuk transformasi logit dari Persamaan 2 untuk memudahkan perhitungan. Peluang responden untuk ikut serta dalam kegiatan HTR (π (x)=1) dapat diduga dari fungsi antara koefisien regresi ( ) dan variabel bebasnya (Xj). (2) (3) Berdasarkan dugaan variabel yang berpengaruh terhadap keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan HTR, maka model tranformasi logit

13 39 yang dibangun dapat dilihat pada Persamaan 4 untuk melihat pengaruh karakteristik sosial ekonomi dan persepsi (25 parameter) secara bersama-sama terhadap keputusan masyarakat ikut HTR. Model persamaan serupa juga dibuat untuk mengetahui pengaruh variabel karakteristik sosial ekonomi (10 parameter) dan variabel persepsi (15 parameter) secara terpisah terhadap keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam HTR (Persamaan 5 dan 6) ) (4). (5). (6) Keterangan: = peluang responden ikut serta dalam program HTR (1 = responden ikut serta dalam program HTR; 0 = responden tidak ikut serta dalam program HTR,) = transformasi logit dari π (x) = persamaan logit dari pengaruh karakteristik sosial ekonomi dan persepsi = persamaan logit dari pengaruh karakteristik sosial ekonomi = persamaan logit dari pengaruh persepsi β 0 = intersep β i = koefisien regresi (i = 1,2,3.25) X 1.1 = umur responden (tahun) X 1.2 = skor pendidikan formal X 1.3 = skor pendidikan informal X 1.4 = skor status kepemilikan lahan di areal HTR X 1.5 = luas lahan (ha) X 1.6 = jarak dari tempat tinggal ke lahan HTR (km) X 1.7 = pendapatan per kapita (Rp/tahun) X 1.8 = jumlah tanggungan (orang) X 1.9 = skor pengalaman bertani kayu (dummy variabel) X 1.10 = skor kekosmopolitan X 2.1 = skor persepsi responden terhadap manfat HTR X 2.2 = skor persepsi responden terhadap alokasi lahan X 2.3 = skor persepsi responden terhadap pola mandiri perorangan X 2.4 = skor persepsi responden terhadap kemitraan X 2.5 = skor persepsi responden terhadap jenis tanaman X 2.6 = skor persepsi responden terhadap persyaratan perijinan X 2.7 = skor persepsi responden terhadap proses perijinan X 2.8 = skor persepsi responden terhadap jangka waktu dan luasan pengusahaan X 2.9 = skor persepsi responden terhadap pewarisan ijin X 2.10 = skor persepsi responden terhadap hak dan kewajiban

14 40 X 2.11 = skor persepsi responden terhadap kelembagaan X 2.12 = skor persepsi responden terhadap pasar X 2.13 = skor persepsi responden terhadap sosialisasi HTR X 2.14 = skor persepsi responden terhadap keberadaan tenaga pendamping X 2.15 = skor persepsi responden terhadap dukungan pemerintah daerah dan LSM Uji nyata model yang dihasilkan dilakukan menggunakan metode uji likelihood ratio (G), sedangkan untuk menguji pengaruh masing-masing peubah bebasnya digunakan uji Wald (W) (Agresti & Finlay 1997; Hosmer & Lemeshow 2000). Uji Nyata Model (G) : G = -2 (log likelihood tanpa peubah β i log likelihood dengan peubah β i )... (7) Hipotesis : Ho : β i = 0 H1 : paling sedikit terdapat satu β i 0 Kaidah keputusan : 1. Nilai p < α maka tolak Ho 2. Nilai p > α maka jangan tolak Ho Model terbaik dipilih berdasarkan kombinasi dari berbagai variabel yang digunakan di atas yang memberikan nilai log likelihood terbaik Uji Wald (W) Wj = βj / GB βj.. (8) Keterangan: Wj = uji Wald untuk nilai peubah ke-j Βj = nilai koefisien peubah ke-j GB = galat baku Hipotesis yang diajukan adalah Ho : β j = 0, H1 : β j 0 dengan kaidah keputusan jika nilai p < α maka tolak Ho dan jika nilai p > α maka jangan tolak Ho Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi dan Persepsi Masyarakat dengan Tingkat Partisipasi dalam Program HTR Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel karakteristik sosial ekonomi (X1) dan variabel persepsi masyarakat (X2) masing-masing

15 41 dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR (Y2) digunakan teknik analisis korelasi Spearman Rank dengan rumus sebagai berikut (Walpole 1992; Sugiyono 2007): - - Keterangan: r s = koefisien korelasi Spearman d i = selisih peringkat peubah X dan Y n = banyaknya sampel.. (9) Nilai berkisar antara -1 hingga 1. Nilai akan bernilai positif jika peringkat peubah X makin besar dan peringkat peubah Y juga makin besar, sebaliknya akan bernilai negatif jika peringkat peubah X makin besar sedangkan peringkat peubah Y makin kecil. Hipotesis yang diajukan adalah : Ho : X dan Y saling bebas H1 : X dan Y berhubungan langsung atau kebalikan. Kaidah keputusannya : 1. Jika > tabel Spearman untuk α(2)(n) atau < - tabel Spearman untuk α(2)(n) maka tolak Ho 2. Jika > tabel Spearman untuk α(1)(n) atau < - tabel Spearman untuk α(1)(n) maka tolak Ho.

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 29 III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lokasi pencadangan pembangunan HTR di Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang yang secara administratif terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini tergolong dalam dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deskriptif bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi

METODE PENELITIAN. deskriptif bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan 22 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang berisikan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mengumpulkan data dengan tujuan dapat menjawab masalah dalam penelitian. Melalui

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel

BAB III DESAIN PENELITIAN. emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel BAB III DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Variabel bebas (independent variabel) dalam penelitian ini yaitu kecerdasan emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel terikatnya

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks Perkantoran

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL), yang telah dilaksanakan sejak tahun 2003, dalam penerapannya dijumpai berbagai kendala dan hambatan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian Untuk membatasi permasalahan dan penelitian maka ditetapkan jenis dan lokasi penelitian yang akan dilakukan. 1. Jenis Penelitian Berdasarkan perumusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Secara umum metode penelian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2012) menyatakan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan 43 BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan pencegahan kecurangan. Penelitian dilakukan di PT. Bank Jabar Banten. Pemilihan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di enam kelurahan di Kota Depok, yaitu Kelurahan Pondok Petir, Kelurahan Curug, Kelurahan Tapos, Kelurahan Beji, Kelurahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsumen, khususnya konsumen yang membeli dan menggunakan handphone

METODE PENELITIAN. Konsumen, khususnya konsumen yang membeli dan menggunakan handphone METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup & Objek Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Manajemen Pemasaran dan Perilaku Konsumen, khususnya konsumen yang membeli dan menggunakan handphone merek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan Survei. Metode deskriptif menurut Moch. Nazir

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan Survei. Metode deskriptif menurut Moch. Nazir BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan Survei. Metode deskriptif menurut Moch. Nazir (2003: 54),

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini akan menguraikan dan memaparkan mengenai sikap konsumen terhadap atribut-atribut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Tenaga kerja merupakan salah satu asset perusahaan yang paling utama oleh karena itu perlu dibina secara baik. Pada setiap unit IUPHHK-HA PT. Ratah Timber

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek penelitian dalam hal ini adalah Mahasiswa, Dosen, dan Operator SIAT Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Nasir (1999:64), menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 1.1. Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti. Objek penelitian merupakan sesuatu yang kita ukur tetapi apa yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 23 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat selama dua bulan dari bulan Maret sampai dengan bulan April

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan 44 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah explanatory (penjelasan) dengan analisis korelasional untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Fokus penelitian diarahkan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan

Lebih terperinci

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Kota Bogor merupakan kota

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah pengguna sepatu Converse, dan lokasi dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. 3.2 Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. survai, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. survai, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh pendekatan kualitatif. Metode kuantitatif yang dilakukan adalah dengan metode survai,

Lebih terperinci

horizon penelitian ini yaitu cross sectional, di mana informasi yang didapat hanya

horizon penelitian ini yaitu cross sectional, di mana informasi yang didapat hanya BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2007, p.11) mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah preferensi konsumen smartphone merek Blackberry. Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini, yaitu konsumen smartphone

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Metode Penelitian Untuk memperoleh data dari sebuah penelitian, diperlukan suatu metode penelitian. Menurut Arikunto (2006, hlm. 26) Metode Penelitian adalah cara yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 37 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan tujuan untuk mendapatkan data dan informasi tentang faktor-faktor yang berpengaruh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian 36 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah populasi yang homogen yaitu pembudidaya ikan patin yang berada di Desa Tangkit Baru, Kec. Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 22 3. Terdapat hubungan nyata positif antara karakteristik personal, karakteristik lingkungan sosial, dan tingkat pengelolaan program dengan tingkat penghargaan masyarakat terhadap PDPT. 4. Terdapat hubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Populasi dan Sampel 9 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di tiga kampung yaitu: Kampung Legon Pakis da Kampung Cikawung Girang Desa Ujung Jaya serta Kampung Kopi Desa Kertajaya, Kecamatan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi dari peubah-peubah yang diteliti

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. METODE PENELITIAN Populasi Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penyuluh yang ada di Kota

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang menggambarkan, mendeskripsikan dan memaparkan fakta-fakta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk 35 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang selanjutnya akan dianalisis dan di uji sesuai dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi 27 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei yang yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Sidamulih, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis. Pengumpulan data dilakukan pada Bulan Desember 2011 dan Bulan

Lebih terperinci

3. PELAKSANAAN PENELITIAN

3. PELAKSANAAN PENELITIAN 3. PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Tani Margo Tani II di Desa Kembang, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah. Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2009 di PT. Samawood Utama Works Industries, Medan-Sumatera Utara. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian terdiri dari dua

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian terdiri dari dua BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Menurut Sugiyono (2008:59) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. nilai. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. nilai. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian disebut juga variabel penelitian. Menurut Moh. Nazir (2003:123) variabel penelitian adalah konsep yang mempunyai bermacammacam nilai.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan metode kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan metode kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan metode kuantitatif. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mengatasi masalah dan menghadapi tantangan lingkungan dimana. pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat.

III. METODE PENELITIAN. untuk mengatasi masalah dan menghadapi tantangan lingkungan dimana. pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat. III. METODE PENELITIAN Metode Penelitian memberikan pengetahuan dan keterampilan yang digunakan untuk mengatasi masalah dan menghadapi tantangan lingkungan dimana pengambilan keputusan harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 70 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis relevansi muatan lokal pengembangan potensi di. Analisis relevansi dilakukan terhadap relevansi eksternal antara tujuan muatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif yaitu penelitian untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok terdapat perbedaan

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2010 di DAS

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2010 di DAS 22 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 200 - Juni 200 di DAS Cisadane Hulu, di lima Kecamatan yaitu Kecamatan Tamansari, Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 5 Disain Penelitian.

METODE PENELITIAN. Gambar 5 Disain Penelitian. METODE PENELITIAN Disain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey bersifat explanatory, yaitu penelitian yang ditujukan untuk memperoleh kejelasan tentang sesuatu yang terjadi di masyarakat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif Sugiyono (2009:206) menyatakan bahwa statistik deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pegawai berpengaruh terhadap produktivitas kerja pada Kantor Camat Patilanggio

BAB III METODE PENELITIAN. pegawai berpengaruh terhadap produktivitas kerja pada Kantor Camat Patilanggio 26 BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian dan kerangka pemikiran yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka yang menjadi obyek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan teoritis pada Bab II, maka langkah berikutnya pada Bab III ini adalah menguji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu untuk memberi gambaran fenomenayang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pusat penelitian. Objek penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Kuantitatif Pendekatan merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu penelitian. Pendekatan yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran

III. METODE PENELITIAN. status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Moh. Nazir (2003: 54) metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed methods). Metode penelitian kombinasi adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti harus menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survai deskriptif dan korelasionel yang terkait dengan Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus. Menurut Singarimbun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2012:2), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditentukan, dibuktikan, dan dikembangkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 45 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian sensus, menurut Arikunto (1996: 115) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang dipakai merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Chooper (2005) menyatakan bahwa desain penelitian mengungkapkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Menurut Sugiyono (2012) Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Inhutani I Kantor Direksi Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif, melalui penyebaran kuesioner (angket) kepada responden. Teknik penggunaan angket adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Pabuaran, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan atas pertimbangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif, yang dipakai untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif, yang dipakai untuk III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif, yang dipakai untuk memecahkan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji suatu fenomena/gejala serta hubungannya terhadap variabel-variabel

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji suatu fenomena/gejala serta hubungannya terhadap variabel-variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitaian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar 27 BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Lingkup Penelitian Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar daerah operasi perusahaan yakni di daerah kampung Sakarum, Nasef, Malabam,

Lebih terperinci

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel- variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel- variabel yang menjadi perhatian BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan variabel- variabel yang menjadi perhatian penelitian (PPS 2008: 20). Obyek penelitian ini tergolong pada dua variabel yaitu

Lebih terperinci

Pengaruh brand image IM3terhadap keputusan pembelian simcard Gambar 7. Kerangka pemikiran

Pengaruh brand image IM3terhadap keputusan pembelian simcard Gambar 7. Kerangka pemikiran 22 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perusahaan memiliki strategi tertentu untuk memenangkan persaingan dalam pasar yang mereka hadapi. Perusahaan yang ketat dalam pasar operator seluler

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah suatu variabel yang dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 33 BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah di tiga desa binaan BP3K Kecamatan Dramaga diantaranya adalah Desa Parakan Kecamatan Ciomas dan Desa Purwasari Kecamatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk 44 III. METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dengan mengoperasionalkan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan obyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan mengenai pendekatan dan metode yang digunakan dalam penelitian : A. Obyek Penelitian Obyek penelitian tesis ini adalah satuan kerja pada Kementerian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tata cara tersebut dikenal sebagai metode penelitian. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tata cara tersebut dikenal sebagai metode penelitian. Metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian terdapat tata cara prosedur bertahap yang merupakan acuan peneliti dalam melakukan penelitian di

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Variabel Bebas Variabel bebas (X) dalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Definisi dan Pengukuran Variabel Definisi dan pengukuran variabel penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1.

METODE PENELITIAN Definisi dan Pengukuran Variabel Definisi dan pengukuran variabel penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1. III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada 11 Maret 2015 sampai 11 Mei 2015. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian di Kabupaten Karanganyar. Pemilihan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh 20 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, karena data dikumpulkan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan dengan sampel yang dipilih khusus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 29 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional. Menurut Rakhmat (2007) metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII SMP Negeri 3 Pesisir Utara Tahun Pelajaran 2012/2013. Untuk

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII SMP Negeri 3 Pesisir Utara Tahun Pelajaran 2012/2013. Untuk III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data yang empirik tentang pengaruh disiplin belajar dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sugiyono dalam buku metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D (2011, h. 6) metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN. Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Obyek Penelitian Didalam suatu penelitian, obyek penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk ditetapkan agar penelitian tersebut terarah pada sasaran yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain

III. METODOLOGI PENELITIAN. populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain III. METODOLOGI PENELITIAN Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai pendekatan penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain yang perlu juga dibahas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Motivasi kerja mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan kompetensi karyawan agar mau bekerjasama dan mewujudkan tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Butik Kharisma Indonesia yang berlokasi di Jalan Gajahmada No. 134, Semarang. Obyek penelitian ini adalah karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan memiliki metode penelitian yang jelas. Metode penelitian pada dasarnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan memiliki metode penelitian yang jelas. Metode penelitian pada dasarnya 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ilmiah adalah penelitian yang dilakukan dengan prosedur ilmiah dan memiliki metode penelitian yang jelas. Metode penelitian pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut ada empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. faktor yang mempengaruhinya adalah persepsi siswa mengenai proses belajar

BAB III METODE PENELITIAN. faktor yang mempengaruhinya adalah persepsi siswa mengenai proses belajar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan subjek penelitian Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Objek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa dengan faktor

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Pendekatan Penelitian Penelitian adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara sistematis, berencana dan mengikuti konsep ilmiah untuk mendapatkan sesuatu yang objektif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci