METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian"

Transkripsi

1 37 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian Survei deskriptif korelasional yaitu melihat pada suatu kelompok dengan aspek yang diteliti adalah hubungan antara peubah secara mendalam, mendetail dan komprehensif (Faisal 1982). Rakhmat (2005) menerangkan bahwa penelitian yang bersifat menerangkan bertujuan untuk menguji adanya hubungan antar berbagai peubah yang diteliti. Peubah penelitian yang diamati terdiri dari peubah bebas, peubah antara dan peubah tidak bebas. Peubah bebas yang diteliti yaitu indikator-indikator yang dimiliki oleh petani, baik ciri yang melekat ataupun pengetahuan dan pengalaman. Peubah bebas itu antara lain: karakteristik individu petani & pemandu, karakteristik inovasi dan peubah saluran komunikasi. Peubah antara adalah partisipasi komunikasi petani dalam SL-PTT Padi dan peubah terikat berupa efektivitas komunikasi di dalam SL-PTT Padi. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Cikarawang, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Pemilihan lokasi menggunakan metode purposive sampling. Sedangkan alasan penentuan lokasi tersebut adalah: (1) Kelurahan Cikarawang merupakan kelompok tani relatif baru dan berdekatan dengan kota, maka dapat diamati apakah lokasi pertanian yang berdekatan dengan kota (banyak sumber informasi) memberi pengaruh positif atau pengaruh negatif terhadap penerimaan petani dengan inovasi-inovasi pertanian, (2) secara metodologis, seluruh tahapan penelitian terpenuhi dan dapat dilakukan di Kelurahan Cikarawang dan (3) secara geografis dan ekonomis, lokasi penelitian mudah dijangkau oleh kendaraan dan tidak membutuhkan anggaran yang besar, mengakibatkan pengamatan dapat dilakukan secara intensif, seksama dan cepat. Pengumpulan data primer dan pengamatan di lapangan dilakukan selama dua bulan yaitu bulan Pebruari sampai Maret Waktu pelaksanaan penelitian diawali dengan tahapan pra-survei, dan pengumpulan data penelitian.

2 38 Populasi dan Sampel Penelitian Singarimbun dan Effendi (2006) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Menurut Rakhmat (2005), kumpulan obyek penelitian adalah populasi. Dalam penelitian ini populasi yang ditetapkan adalah petani di Kelurahan Cikarawang, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Agar penelitian ini menghasilkan data yang akurat dan obyektif, maka populasi penelitian ini ditetapkan yaitu petani yang telah menjadi atau pernah menjadi anggota SL-PTT Padi di lokasi tersebut. Di lokasi penelitian sebenarnya ada empat kelompok tani, yaitu: kelompok tani Suka Makmur, Tani Maju, Tani Makmur dan kelompok tani Urip. Namun demikian, hasil survei awal menunjukkan bahwa baru satu kelompok yang mengikuti program SL-PTT padi, yakni kelompok tani Suka Makmur. Oleh karena itu keseluruhan sampel (responden) dalam penelitian ini diambil dari kelompok tersebut, dimana jumlah anggotanya hanya 30 (tiga puluh) orang. Data dan Instrumentasi Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari survei langsung dan data sekunder diperoleh dari deks study di perpustakaan dan instansi terkait, misalnya Dinas Pertanian Kota Bogor. Teknik pengumpulan data primer dengan mengunakan alat instrumentasi yaitu kuesioner dan wawancara mendalam yang juga telah dipersiapkan secara terstruktur. Penyusunan wawancara dalam kuesioner dilakukan secara tertutup yaitu jawaban dari pertanyaan dalam kuesioner tersedia dalam pilihan, sedangkan pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang tidak mencantumkan jawaban. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan penelitian dalam mengukur suatu peubah atau memanipulasinya (Kerlinger 2004). Menurut Kerlinger, definisi operasional meletakkan arti dalam suatu konstruk dari suatu peubah yang diamati dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakantindakan yang perlu untuk mengukur peubah itu. Menurut Sumardjo (1999) pengukuran peubah sangat penting dilakukan untuk memberikan kesempatan pada

3 39 peneliti menggunakan gejalah sosial yang diteliti dalam menyusun hipotesis, sehingga dapat menentukan tingkat hubungan dengan peubah-peubah yang lain. Berdasarkan definisi operasional dan pengukuran peubah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Karakteristik Pemandu Lapang yaitu ciri-ciri pemandu lapang yang dapat menggambarkan kemampuannya dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai pemandu SL-PTT padi. Peubah ini diukur berdasarkan penilaian petani dan hasilnya digolongkan ke dalam beberapa kategori, yaitu: rendah, sedang dan tinggi. Pengukuran karakteristik pemandu lapang menggunakan tiga indikator berikut: a) Tingkat penguasaan materi SL-PTT Padi adalah kemampuan pemandu lapang mengatasi permasalahan yang bersifat teknis yang terjadi di lahan garapan petani dan menjawab setiap pertanyaan yang dipertanyakan petani kepada dirinya, selama melakukan kegiatan SL-PTT Padi. b) Pengalaman pemandu lapang adalah lamanya waktu seorang pemandu lapang mulai pertama kali bertugas melakukan penyuluhan pertanian sampai penelitian ini dilakukan. c) Kemampuan berkomunikasi adalah pendapat responden tentang kemampuan pemandu lapang dalam melakukan komunikasi dengan petani dalam kegiatan SL-PTT Padi. 2) Inovasi Teknologi adalah keragaan inovasi yang diajarkan di dalam SL-PTT padi dan diukur berdasarkan penilaian petani terhadap ciri-ciri inovasi yang dapat menggambarkan peluangnya untuk diadopsi. Ciri-ciri inovasi adalah karakteristik perubahan dan pembaharuan yang melekat pada teknik/teknologi yang mempengaruhi tingkat kecepatan adopsi suatu inovasi teknologi. Ciriciri inovasi adopsi teknologi terdiri dari lima macam yakni: keuntungan relatif, kesesuaian, kerumitan, kemudahan dicoba dan kemudahan diamati (Rogers 2003) a) Keuntungan relatif Keuntungan relatif adalah tingkat keuntungan (nilai tambah) ekonomi penggunaan cara baru dalam paket komponen dasar dan komponen pilihan

4 40 dirasakan lebih menguntungkan dibandingkan dengan penggunaan cara lama. Derajat keuntungan tersebut dapat diukur secara ekonomis tetapi faktor prestise sosial, kenyamanan dan kepuasan juga merupakan faktor penting, dengan mengkomparasikan keuntungan antara kedua jenis sarana produksi tersebut. Tingkat keuntungan ini diukur dengan kategori (1) kurang menguntungkan, (2) sama saja dan, (3). menguntungkan b) Tingkat Kesesuaian Tingkat kesesuaian adalah derajat dimana praktek dengan menggunakan sarana dalam SL-PTT padi dirasakan sebagai sesuatu yang konsisten dengan nilai nilai yang berlaku, pengalaman-pengalaman terakhir dan kebutuhan petani. Tingkat kesesuaian ini diukur dengan menggunakan angka ordinal, yaitu (1) rendah, (2) sedang dan, (3) tinggi c) Kerumitan Tingkat kerumitan adalah tinkat dimana suatu inovasi dianggap relatif sulit untuk dimengerti dan digunakan, makin rumit suatu inovasi bagi seseorang maka akan makin lambat pengadopsiannya. Kriteria pengukuran dilakukan berdasarkan nilai tingkat kerumitan dengan kriteria pengukuran adalah (1). sederhana, (2) sedang dan (3) rumit. d) Dapat Dicoba Tingkat kemudahan untuk dicoba adalah derajat kemudahan pemanfaatan benih, pupuk dan pestisida untuk dicoba pada keadaan sumberdaya yang terbatas. Suatu inovasi dapat dicoba dengan skala kecil, makin rumit suatu inovasi makin lambat pengadopsiannya dengan kriteria pengukuran yang digunakan adalah (1) mudah digunakan, (2) sedang dan (3) sulit digunakan. e) Mudah Diamati Tingkat kemudahan adalah derajat kemudahan hasil-hasil inovasi dapat dilihat dan disaksikan hasilnya oleh orang lain, sehingga mudah dikomunikasikan pada lingkungan sistem sosial masyarakat. Pengukuran dilakukan berdasarkan kriteria (1) mudah diamati, (2) Sedang dan (3) sulit diamati.

5 41 3) Karakteristik Petani Karakteristik petani adalah ciri-ciri yang melekat pada diri petani dan ditetapkan dengan sebanyak lima karakteristik, yaitu umur petani, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, luas lahan garapan, dan status petani yang, masing-masing dapat diuraikan berikut ini: a) Umur adalah lama hidup responden dihitung sejak tahun kelahiran sampai waktu penelitian dilakukan, diukur dalam satuan tahun dengan pembulatan keulang tahun terdekat. b) Tingkat pendidikan adalah jenjang sekolah formal yang pernah diikuti responden sampai dengan penelitian dilakukan dalam satuan tahun. c) Pengalaman usahatani adalah lamanya responden berusahatani padi dalam satuan tahun, sejak mulai berusaha sampai saat penelitian ini. d) Status petani adalah posisi petani terhadap lahan usahatani padinya, diukur dengan menggunakan skala nominal dan dikategorikan sebagai petani (1) pemilik, (2) penggarap dan (3) buruhtani dan penggarap e) Luas lahan garapan adalah luas area yang digarap petani untuk berusaha tani padi dalam satuan hektar. 4) Saluran Komunikasi Saluran komunikasi dilihat dari beberapa indikator diantaranya adalah: jenis media waktu dan tempat pelaksanaan: (a) Jenis media Jenis media adalah media yang digunakan dalam SL-PTT Padi yang terdiri dari media tercetak, elektronik dan tatap muka langsung (brosur, majalah, buku panduan, dan praktek lapang). Tingkat kemudahan petani dalam menerima informasi berdasarkan jenis media komunikasi yang digunakan dalam proses komunikasi SL-PTT padi diukur berdasarkan kategori: (1) sulit dipahami, (2) dapat dipahami, dan (3) mudah dipahami. (b) Waktu Pelaksanaan Waktu pelaksanaan yang dimaksudkan di sini adalah waktu dimana proses komunikasi tersebut berlangsung. Mengingat kegiatan harian petani

6 42 peserta SL-PTT padi telah terjadwalkan, sehingga kegiatan yang sarat komunikasi, seperti pertemuan, diskusi dan temu lapang juga telah ditentukan. Kesesuaian waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan dimaksud sangat mempengaruhi daya serap petani peserta terhadap permasalahan yang dibicarakan dan atau didiskusikan. Untuk mengukur tingkat kesesuaian waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut, maka dibuat beberapa kategori, yaitu: (1) kurang sesuai, (2) sesuai, dan (3) sangat sesuai. c). Tempat Pelaksanaaan Tempat pelaksanaaan adalah tempat petani peserta SL-PTT melakukan suatu kegiatan rutin seperti pertemuan, diskusi, temu lapang dan praktek lapang. Kesesuaian tempat pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut sangat mempengaruhi tingkat kehadiran serta kemampuan memahami permasalahan yang dibicarakan atau didiskusikan. Untuk mengukur tingkat kesesuaian tempat pelaksanaan kegiatan dimaksud, dibuat beberapa kategori, meliputi: (1) kurang sesuai, (2) sesuai, dan (3) sangat sesuai. 5) Keefektivan Komunikasi Keefektivan komunikasi dalam SL-PTT Padi adalah perubahan perilaku yang terjadi pada diri seorang petani setelah menerima suatu informasi melalui partisipasinya dalam SL-PTT Padi yang diukur dengan skala ordinal. Pengukuran menggunakan tiga indikator perilaku mencakup perubahan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif). dan tindakan (konatif). a) Aspek kognitif adalah tingkat pengetahuan responden tentang teknologi inovatif yang didiseminasikan dalam sekolah lapang SL-PTT padi sebagai pesan. Dikategorikan dalam ukuran (1) rendah, (2) sedang, (3) tinggi. b) Aspek afektif adalah sikap responden terhadap teknologi inovatif yang dikomunikasikan dalam sekolah lapang SL PTT Padi, dikategorikan dengan ukuran (1) rendah, (2) sedang, dan (3) tinggi. c) Aspek konatif adalah tindakan responden untuk menggunakan teknologi inovatif yang diberikan. Tindakan diukur berdasarkan dilaksanakan atau

7 43 tidak teknologi inovatif dalam sekolah lapang SL-PTT Padi, dikategorikan dalam ukuran (1) rendah, (2) sedang, dan (3) tinggi. 6) Partisipasi Komunikasi petani dalam SL-PTT Padi Partisipasi komunikasi petani dalam hal ini berkaitan dengan semua kegiatan dimana terjadi proses komunikasi antara petani peserta SL-PTT (sebagai penerima inovasi) dengan pihak-pihak terkait (aparat desa dan kecamatan, pemandu lapang, penyuluh pertanian, KCD serta POPT (pengamat organisme pengganggu tanaman). Kegiatan-kegiatan dimaksud meliputi: a) Participatory Rural Appraisal (PRA) Agar komponen teknologi yang dipilih sesuai dengan kebutuhan setempat, maka proses pemilihan atau perakitannya didasarkan pada hasil analisis potensi, kendala dan peluang atau dikenal dengan PRA. Dari hasil PRA teridentifikasi masalah yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi. Untuk memecahkan masalah yang ada dipilih teknologi yang diintroduksikan, baik dari komponen teknologi dasar maupun pilihan. Komponen teknologi pilihan dapat menjadi komponen teknologi dasar, jika hasil PRA memprioritaskan penerapan komponen teknologi tersebut untuk pemecahan masalah utama di wilayah setempat. Secara singkat alur perakitan komponen teknologi PTT dapat digambarkan sebagai berikut: PRA Identifikasi masalah Pemilihan komponen teknologi PTT (Rakitan teknologi spesifik lokasi) Gambar 6. Bagan pelaksanaan PRA Dalam penelitian ini, tingkat partisipasi petani dalam proses komunikasi SL-PTT dikelompokkan dalam beberapa tingkatan, yaitu: (1) hadir pasif, (2) hadir aktif bertanya, (3) aktif bertanya dan memberikan masukan/ saran.

8 44 a. Pertemuan Pertemuan yang dilakukan dalam SL-PTT padi adalah pertemuan rutin dan pertemuan khusus. Pertemuan rutin adalah pertemuan yang dilaksanakan pada persiapan pelaksaann SL-PTT padi. Pertemuan segera melaksakan SL- PTT. Pertemuan persiapan dilakukan di tingkat desa, di tingkat kecamatan, dan pertemuan di tingkat kelompok tani, di mana pertemuan ini membahas tentang persiapan pelaksanaan SL-PTT, yaitu di tingkat desa membahas tentang pemilihan desa untuk dijadikan Desa penyelenggara SL-PTT padi, pemilihan lahan 25 hektar, satu ha LL (laboratorium lapang), bahan dan alat belajar. Pertemuan dilakukan di tingkat desa karena diperlukan dukungan dari aparat desa dan pejabat kecamatan, pertemuan di kecamatan mengikutsertakan Camat, KCD (kantor cabang dinas), POPT (pengamat organisme pengganggu tanaman) dan penyuluh. Pertemuan di tingkat desa mengikutsertakan perangkat desa, tokoh masyarakat, penyuluh pertanian, POPT, ketua Gapoktan, ketua kelompok tani, ketua P3K, dan tokoh wanita. Pertemuan di tingkat desa dan kecamatan dilakukan empat atau lima minggu sebelum SL-PTT padi dimulai. Selain itu ada pula pertemuan pelaksanaan, yang diamati adalah umur tanaman, aktivitas pengelolaan hama dan penyakit tanaman padi dan kemungkinan terjadinya anomali iklim. Pertemuan di tingkat kelompok tani adalah pembagian kelompok menjadi sub kelompok yang terdiri dari petani. Pertemuan ini dilaksanakan dua atau tiga minggu sebelum SL-PTT padi dimulai. Selain pertemuan pada tahap persiapan juga dilaksanakan pertemuan sebagai pelaksanaaan SL-PTT padi. Karena pada pelaksanaan sudah melakukan proes belajar maka yang dilakukan dalam pertemuan ini adalah melakukan PRA untuk melihat potensi, kendala, dan peluang. Pertemuan berikutnya pada saat pengolahan tanah, pembuatan persemaian, pemupukan, pengairan, dan pada saat tanaman padi dalam fase anakan maksimum, promordia, bunting, berbunga, pengisian bulir, panen, dan pascapanen. Pertemuan khusus dilakukan apabilah terjadi sesuatu yang mendesak misalnya ada kerusakan saluran irigasi dan adanya seranan hama pada tanaman padi. Proses belajar setiap harinya adalah enam jam.

9 45 Tingkat partisipasi komunikasi petani dalam pertemuan-pertemuan diukur berdasarkan beberapa kategori, yaitu: (1) hadir pasif, (2) hadir aktif bertanya, dan (3) hadir aktif bertanya dan memberi saran. b. Praktek Lapang Praktek lapang dalam program SL-PTT padi dilaksanakan di petak laboratorium lapang (LL) dan petak sekolah lapang (SL). Kegiatan di LL adalah berupa percontohan dari komponen teknologi yang dianjurkan untuk dapat diterapkan oleh petani. Semua kegiatan LL dipandu oleh pemandu lapang. Aplikasi terhadap pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh di LL dilaksanakan oleh setiap petani peserta di lahan garapan mereka masing-masing dalam lingkup area sekolah lapang (SL). Semua anggota kelompok tani diwajibkan melakukan pengamatan terhadap kondisi lahan sawah dan pertumbuhan tanamannya. Aspek yang diamati adalah kondisi cuaca, keadaan air, populasi hama dan musuh alaminya, tingkat kerusakan tanaman, tingkat kehijauan warna daun padi dengan BWD, jumlah anakan, dan tinggi tanaman. Jumlah rumpun yang diamati disarankan paling sedikit 20 rumpun. Pencatatan dimaksudkan untuk merekam perubahan yang terjadi akibat penerapan teknologi yang sementara diterapkan. Tingkat partisipasi petani dalam praktek lapang diukur dengan kategori (1) tidk melakukan, (2) melakukan tetapi tidak memahami, (3) melakukan dan memahami. c. Diskusi Setiap hari petani peserta SL-PTT padi melakukan diskusi sub kelompok dan diskusi pleno, masing-masing waktunya satu jam. Diskusi sub kelompok adalah proses analisis terhadap hasil pengamatan lapangan dari setiap subkelompok yang kemudian dipresentasikan (diplenokan) atas sub-kelompok. Partisipasi petani dalam diskusi diukur berdasarkan kategori berikut: (1) hadir pasif, (2) hadir aktif bertanya, (3) aktif bertanya dan membeir saran.

10 46 d. Temu Lapang Petani Temu lapang petani adalah media komunikasi antara petani peserta SL-PTT dengan aparat dari instansi terkait, petani non-sl-ptt dan masyarakat tani pada umumnya. Kegiatan ini dilakukan untuk memperkenalkan PTT dan alih teknologi kepada masyarakat di sekitar lokasi SL-PTT. Dalam kegiatan ini, petani peserta SL-PTT memperkenalkan proses pelaksanaan SL-PTT, hasil kajian, analisis agroekosistem, organisasi kelompok taninya dan mengupayakan terjadinya diskusi dilapangan. Tingkat partisipasi komunikasi petani dalam kegiatan ini diukur berdasarkan beberapa kategori, yaitu: (1) hadir pasif, (2) hadir aktif bertanya, dan (3) hadir aktif bertanya dan memberi penjelasan dan pemahaman. Validitas dan Reliabilitas Instrumentasi Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun & Effendi 2006). Cara yang digunakan untuk menguji validitas alat ukur dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan validitas konstrak, yaitu menyusun tolok ukur operasional dari suatu kerangka konsep dan teori. Materi kuesioner disesuaikan dengan konsep dan teori yang dikemukakan oleh para ahli, selain itu melakukan konsultasi intensif dengan berbagai narasumber yang dinilai menguasai materi yang ada dalam kuesioner tersebut. Titik berat dari uji validitas adalah validitas isi, yang dapat ditentukan berdasarkan: (1) apakah instrumen tersebut telah mampu mengukur apa yang telah diukur tersebut, (2) apakah informasi yang dikumpulkan telah sesuai dengan konsep yang digunakan ( Kerlinger 2004). Singarimbun dan Effendi (2006) menyatakan bahwa agar kuesioner memiliki uji validitas yang tinggi, maka daftar pertanyaan harus disusun dengan cara: (1) mendefinisikan secara operasional berbagai konsep yang diukur, telah ditulis oleh para ahli dan literatur, (2) melakukan uji coba alat pengukur atau kuesioner tersebut pada sejumlah responden, (3) mempersiapkan tabel tabulasi jawaban dan (4) menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi (product moment Pearson).

11 47 Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel (Singarimbun & Effendi 2006). Makin kecil kesalahan pengukuran, makin reliabel alat pengukur. Sebaliknya makin besar kesalahan pengukuran, makin tidak reliabel alat pengukur tersebut. Besar kecilnya suatu pengukuran dapat diketahui dari indeks korelasi antara hasil pengukuran pertama dan hasil pengukuran yang kedua. Arikunto (1998) menyatakan bahwa reliabilitas instrumen menunjukkan tingkat keterpercayaan suatu alat mengumpulkan data karena instrumen tersebut sudah baik. Suatu instrumen dikatakan baik, apabila instrumen tersebut tidak akan bersifat tendensius, dan tidak mengarahkan responden untuk memilih jawabanjawaban tertentu. Untuk mencapai reliabilitas alat ukur yang maksimal dilakukan penyempurnaan instrumen melalui pengujian terhadap 30 responden dengan menggunakan rumus split-half reliability test atau uji reliabilitas teknik belah dua, yakni dengan membagi butir pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner tersebut menjadi dua belahan. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut: nndimana : R tot = 2(r.tt)/1+r.tt R.tot adalah angka koefisien reliabilitas keseluruhan item r.tt adalah angka korelasi belahan pertama dan belahan ke dua Berdasarkan hasil analisis terhadap instrument yang digunakan dengan menggunakan SPSS 16 terhadap seluruh instrument, dapat di simpulkan bahwa sebagian besar item instrument valid karena memiliki nilai total corrected item lebih besar dari r tabel (0.632). Instrument yang memiliki nilai validitas yang rendah dilakukan berbaikan terhadap redaksional dan konten dari instrument tersebut. Uji realibilitas terhadap insrument yang digunakan menunjukan bahwa semua item instrument memiliki koefisien alpha dari Cronbach yang tinggi. Dari

12 48 hasil analisis terhadap instrument ini maka dapat disimpulkan kuesioner ini reliable atau layak untuk digunakan dalam penelitian. Hasil uji dari reliabilitas terhadap kuesioner adalah sebagai berikut: Tabel 1 Koefisien Cronbach alhpa hasil uji coba kuesioner Peubah Penelitian Koefisien Cronbach Alfa Penguasaan Materi 0,842 Pengalaman 0,902 Kemampuan Berkomunikasi 0,925 Keuntungan Relatif 0,944 Kesesuaian 0,890 Kerumitan 0,909 Dapat Dicoba 0,845 Dapat Diamati 0,966 Waktu Pelaksanaan 0,893 Tempat Pelaksanaan 0,861 Jenis Media 0,950 Partisipasi 0,951 Kognitif 0,943 Afektif 0,940 Konatif 0,943 Pengolahan dan Analisis Data Analisis data penelitian adalah bertujuan menjawab masalah dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan, dilakukan dengan menggunakan teknik analisis sebagai berikut: 1) Mendeskripsikan peubah (sebagian besar karakteristik internal dan eksternal) dikategorikan menjadi tiga kategori berdasarkan sebaran nilai responden dengan menggunakan sebaran normal. 2) Untuk mendeskripsikan sebagian karakteristik internal, karakteristik eksternal, sikap dan tingkat partisipasi responden terhadap penerimaan kelompok dalam kegiatan SL-PTT Padi: (Oppenheim 1992), ini dikategorikan: (a). rendah, (b). sedang, (c). tinggi. Data yang terkumpul ditabulasikan dengan distribusi frekuensi dan analisis secara deskriptif. Sedangkan untuk mengetahui hubungan antar peubah dilakukan

13 49 analisis inferensial, berupa analisis hubungan dengan koefisien korelasi τ - Kendal. τ = A - B N (N-1) 2 Keterangan: τ = Koefisien korelasi Tau Kendal yang besarnya (-1 < 0 < 1) A = Jumlah rangking atas B = Jumlah rangking bawah N = Jumlah sampel

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi dari peubah-peubah yang diteliti

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 36 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini di desain sebagai penelitian survey deskriptif korelasional yaitu melihat hubungan antara peubah secara mendalam. Peubah penelitian yang diamati

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran 31 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi merupakan salah satu program pemerintah (dalam hal ini Kementrian Pertanian) untuk meningkatkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2008 di Desa Jono Oge dan Desa Tondo Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey yang bersifat explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 41 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei. Terdapat dua peubah yaitu peubah bebas (X) dan peubah tidak bebas (Y). Peubah bebas (independen) yaitu

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini di desain sebagai suatu penelitian survai yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) penelitian survai adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan desain survei deskriptif korelasional. Penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 25 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Pasirmulya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, karena desa ini merupakan binaan Yayasan Damandiri yang paling aktif dalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah explanatory (penjelasan) dengan analisis korelasional untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Fokus penelitian diarahkan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi 41 METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian berbentuk survei deskriptif korelasional, yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antar gejala (peubah) serta menganalisis hubungan antara peubah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel 38 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2009 pada dua basis pemeliharaan yang berbeda yakni: basis lahan sawah dan lahan persawahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survai deskriptif dan korelasionel yang terkait dengan Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus. Menurut Singarimbun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan desain penelitian survei, yaitu mengambil contoh dari suatu

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian METODOLOGI Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik survei dalam bentuk penelitian deskriptif korelasional. Penelitian ini berusaha menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk 35 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang selanjutnya akan dianalisis dan di uji sesuai dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidakaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah (Lampiran 1). Lokasi penelitian ditentukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 29 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional. Menurut Rakhmat (2007) metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kluting Jaya Kecamatan Weda Selatan, yang merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam remote area lingkaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 30 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Program Kejar Paket B memiliki sasaran untuk memberikan pendidikan bagi siswa lulus SD dan sederajat yang tidak melanjutkan ke SLTP, serta siswa putus

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG 17 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu desa penerima Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yaitu Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai metode survei yang menurut Singarimbun dan Effendi (2011) adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyuluhan pertanian mempunyai peranan strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (petani) sebagai pelaku utama usahatani. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif dan korelasional. Pemilihan pendekatan kuantitatif digunakan untuk lebih memahami fakta

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi 27 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei yang yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 39 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di wilayah pertanian hortikulutra di Desa Cipendawa dan Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang model adopsi internet oleh guru SMA Negeri. Karena itu, tipe penelitian ini termasuk pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian. data melalui wawancara untuk menjelaskan hubungan yang mungkin tejadi diantara.

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian. data melalui wawancara untuk menjelaskan hubungan yang mungkin tejadi diantara. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat explanatory (penjelasan) dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara untuk menjelaskan hubungan yang mungkin tejadi diantara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 3.2 Teknik Pengumpulan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian 36 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah populasi yang homogen yaitu pembudidaya ikan patin yang berada di Desa Tangkit Baru, Kec. Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Butik Kharisma Indonesia yang berlokasi di Jalan Gajahmada No. 134, Semarang. Obyek penelitian ini adalah karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian korelasional yaitu bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Hypermart Kota Gorontalo, dengan waktu penelitian selama 3 bulan dari bulan September-November Tahun 2013. B.

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. bebas (X) dengan variabel terikat (Y) yang menggunakan rumus statistik. Dengan

BAB II METODE PENELITIAN. bebas (X) dengan variabel terikat (Y) yang menggunakan rumus statistik. Dengan BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan analisis data kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel bebas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. METODE PENELITIAN Populasi Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penyuluh yang ada di Kota

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif, yang dipakai untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif, yang dipakai untuk III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif, yang dipakai untuk memecahkan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan 27 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti, untuk menjelaskan hubungan antara minat mahasiswa dalam membaca buku

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 22 3. Terdapat hubungan nyata positif antara karakteristik personal, karakteristik lingkungan sosial, dan tingkat pengelolaan program dengan tingkat penghargaan masyarakat terhadap PDPT. 4. Terdapat hubungan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti setelah kejadian. Peneliti menyelidiki permasalahan dengan mempelajari peubahpeubah.

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di gedung stasiun televisi Trans TV. Pemilihan lokasi adalah secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa acara musik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik,

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011:7), metode penelitian kuantitatif diartikan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin Rahmat (000:4), Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian 26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan desain deskriptif korelasional untuk mendeskripsikan semua peubah yang diteliti. Kemudian dilanjutkan dengan menghubungkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah preferensi konsumen smartphone merek Blackberry. Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini, yaitu konsumen smartphone

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu. Jenis penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu. Jenis penelitian ini 38 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu. Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Pemilihan tempat pada penelitian ini dilakukan secara purposive didasarkan pada cakupan wilayah siaran (coverage area) RRI Bogor Pro 1 FM 93,75 MHz yakni

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sebagai penelitian deskriptif korelasional dengan melakukan analisis terhadap semua peubah dan hubungan antar peubah. Penelitian ini terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

KERA GKA PEMIKIRA DA HIPOTESIS

KERA GKA PEMIKIRA DA HIPOTESIS 21 KERA GKA PEMIKIRA DA HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Hasil penelitian Marwan (2008) dan Sooknanan et al. (2002) menunjukkan bahwa dosen perguruan tinggi merupakan aktor (pengambil keputusan) utama yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penyuluhan Pertanian bertujuan untuk mengembangkan kemampuan petani dan kelompok tani, mengubah perilakunya dalam usaha taninya sehingga mampu menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. yaitu untuk menganalisa hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

BAB III METODA PENELITIAN. yaitu untuk menganalisa hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah model penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk menganalisa hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Adapun pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu. Di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu. Di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang. BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti harus menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan penyebaran kuisioner

III. METODE PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan penyebaran kuisioner III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan penyebaran kuisioner kepada petani di kecamatan penerima Bantuan Langsung Benih Unggul. Tujuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian terpaan pesan pencegahan bahaya demam berdarah dan sikap ibu-ibu rumah tangga dilakukan di Kelurahan Rangkapan Jaya Baru yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel X yakni keunggulan asosiasi merek,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, maka permasalahan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, maka permasalahan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Desain penelitian menggunakan metode kuantitatif yang dibuat ke dalam pendekatan penelitian korelasional, melalui pendekatan yang dilakukan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tumbihe. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan September sampai bulan November tahun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 75 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan untuk menjawab persoalan yang dihadapi. Statistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Gorontalo Kecamatan Kota Timur Kelurahaan Ipilo dan Heledulaa Utara selama 2 bulan yaitu bulan Mei sampai Juni tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan descriptive correlational, yang bertujuan untuk mengungkapkan korelasi antara

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Pada bab metodologi penelitian ini, didalamnya mencakup cara dan prosedur yang digunakan untuk melakukan penelitian. Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting karena hal ini menentukan berhasil atau tidaknya hasil penelitian. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian 32 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan 1. Study literatur atau studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen

Lebih terperinci

pelaksanaan dalam penyaluran KKP di pedesaan. Penelitian ini melibatkan

pelaksanaan dalam penyaluran KKP di pedesaan. Penelitian ini melibatkan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini ingin mengetahui faktor yang mempengaruhi pola pelaksanaan dalam penyaluran KKP di pedesaan. Penelitian ini melibatkan karakteristik petani,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Survey Analitik yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Dalam penelitian ini, Survey

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah jalan yang menyatukan secara logis segala upaya untuk sampai kepada penemuan, pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu yang dituju atau diarah secara tepat. Setiap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang menggunakan data yang sama dimana peneliti menjelaskan hubungan

III. METODE PENELITIAN. yang menggunakan data yang sama dimana peneliti menjelaskan hubungan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji dua variabel sehingga menggunakan tipe penelitian kuantitatif dengan metode eksplanatori, yang artinya penelitian yang menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan METODE PENELITIAN Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian adalah Desa Pulosari dan Desa Warnasari Kecamatan Pangalengan yang termasuk dalam wilayah kerja BKPH Pangalengan, KPH Bandung

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, yaitu sejak Juni 2008 sampai September 2008 dilakukan di daerah tujuan wisata Jakarta Timur. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe explanatory reaserch.

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe explanatory reaserch. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe explanatory reaserch. Singarimbun dan Effendi (006:4) menjelaskan explanatory reaserch yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif yang bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

Lebih terperinci

METODE. Desain, Tempat dan Waktu

METODE. Desain, Tempat dan Waktu 25 METODE Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini merupakan metode sensus menggunakan kuesioner dengan lokasi penelitian di STPP Bogor. Alasan pemilihan lokasi dikarenakan STPP Bogor adalah lembaga

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi petani terhadap kompetensi penyuluh pertanian. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut rancangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan suatu jenis penelitian di mana periset menghubungkan atau mencari

METODE PENELITIAN. merupakan suatu jenis penelitian di mana periset menghubungkan atau mencari 33 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah eksplanatif. Tipe penelitian eksplanatif merupakan suatu jenis penelitian di mana periset menghubungkan atau mencari sebab

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 04 Kelurahan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, di mana menekankan pada empat hal yang dicari dari hubungan-hubugan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 34 III. METODE PENELITIAN Metoda penelitian ini meliputi unsur-unsur: (1) populasi, sampel, dan responden, (2) desain penelitian, (3) data dan instrumentasi, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data.

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian Hubungan penggunaan mesin kantor dengan efektivitas

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian Hubungan penggunaan mesin kantor dengan efektivitas 47 BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian Hubungan penggunaan mesin kantor dengan efektivitas kerja pegawai pada Sub Kepegawaian dan Umum Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.7 Desain Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner sebagai alat pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Tempat dan waktu 1. Tempat : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 7 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai Desember 2010 bertempat di 5 Desa (Jorong) di Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat, yaitu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT. Coca Cola Botling, Co adalah salah satu perusahaaan yang telah menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini menunujukkan bahwa PT.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2012:2), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditentukan, dibuktikan, dan dikembangkan

Lebih terperinci