3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian Rancangan penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian Rancangan penelitian"

Transkripsi

1 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian ini adalah Kabupaten Subang. Alasan penetapannya karena di kabupaten ini terdapat dua pelabuhan perikanan pantai (PPP) yang dilengkapi oleh tempat pelelangan ikan (TPI) yang dikelola oleh koperasi unit desa (KUD) bidang bahari (Mina) yang sudah maju yaitu KUD Mandiri Inti Fajar Sidik yang mengelola TPI di Desa Blanakan dan KUD Mandiri Mina Bahari yang mengelola TPI di Desa Muara Ciasem, keduanya terletak di Kecamatan Blanakan (lihat Lampiran 1). Penelitian lapangan dilakukan dalam rentang waktu 8 (delapan) bulan, mulai pada bulan Januari 2006 hingga Agustus Kegiatan penelitian lapangan ini meliputi pengumpulan data primer dan sekunder. 3.2 Metode Penelitian Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang digabungkan dengan penelitian kuantitatif. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam dan observasi serta diperkuat dengan kuesioner (Moleong 1994; Singarimbun 1989). Subyek dari penelitian ini adalah pelaku di bidang perikanan pantai, baik lelaki dan perempuan. Desain penelitian ini adalah desain penelitian analitis. Menurut Nazir (1999), tujuan studi analitis untuk menguji hipotesis dan mengadakan interpretasi yang lebih mendalam tentang hubungan atau proses. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dan in-depth study (studi mendalam). Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan alat pengumpulan data kuesioner dan wawancara (Singarimbun 1989; Vredenbregt 1984). Tujuan penelitian survei ini adalah untuk mencari data seluas mungkin dalam rangka mempelajari kondisi sosial dari suatu kelompok manusia, hubungan antar-manusia, dan juga pola kelakuan manusia (Vredenbregt 1984; Faisal 2003). In-depth study digunakan untuk memperdalam informasi dari data yang diperoleh dari metode survei dan in-depth interview (wawancara mendalam).

2 Alat pengumpulan data adalah dengan menggunakan kuesioner dan pedoman wawancara yang digunakan untuk memperoleh data primer. Kuesioner memuat pertanyaan yang bersifat tertutup dan terbuka. Kuesioner ditujukan ke responden masyarakat perikanan pantai, lelaki dan perempuan. Pedoman wawancara digunakan untuk mewawancarai informan. Informan yang terkait dengan kehidupan masyarakat pesisir di Kecamatan Blanakan ini adalah guru, pemuka agama, pamong desa dan pegawai Puskesmas. Menurut Koentjaraningrat (1989), informasi mengenai profil masyarakat pesisir dapat diperoleh melalui wawancara dengan informan. Teknik pengumpulan data adalah dengan wawancara, observasi dan Focus Group Discussion (FGD). Metode wawancara digunakan untuk mengumpulkan informasi yang terkait dengan data pribadi, sikap dan pengetahuan tentang kondisi sosial setempat. Metode observasi digunakan untuk memperoleh data mengenai gejala nyata di lapangan. FGD (DENR et al. 2001) adalah diskusi kecil mengenai isu tertentu yang digunakan untuk memperoleh informasi, menjernihkan persepsi dan membangun konsensus. Topik FGD dalam penelitian ini adalah peran dan partisipasi perempuan dalam perikanan pantai serta relasi gender dalam masyarakat setempat. Unit penelitiannya adalah pengambil keputusan (decision-makers) dan pelaku di bidang perikanan pantai. Responden dibagi menjadi dua tingkatan yaitu tingkat instansi beserta penunjang perikanan dan tingkat rumahtangga: responden di tingkat instansi dan penunjangnya yang terkait kebijakan dan program adalah pejabat Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Kabupaten Subang, pejabat Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Kabupaten Subang yang membidangi urusan pemberdayaan perempuan, pengurus Koperasi Unit Desa (KUD) Mina; responden di tingkat rumahtangga masyarakat pesisir adalah nelayan, pengolah ikan serta pedagang (Bakul) ikan, lelaki dan perempuan. Jika yang terlibat dalam usaha perikanan tersebut adalah suami-istri, keduanya menjadi obyek penelitian ini. Menurut Hubeis (2001), pada umumnya perempuan (istri) berkedudukan sebagai pengelola di usaha keluarga tersebut. Penentuan responden dilakukan secara purposive sampling. Menurut Nasution (1982) dan Lynn (2002), purposive sampling merupakan teknik 35

3 pengambilan sampel dengan cara sampel dipilih oleh peneliti sehingga relevan dengan desain penelitian. Responden diambil dari Desa Blanakan dan Desa Muara Ciasem di Kecamatan Blanakan dengan alasan pelabuhan perikanan pantai (PPP) Kabupaten Subang terletak di dua desa ini. Secara spesifik, responden dipilih dari mereka yang memiliki matapencaharian di bidang perikanan yaitu nelayan, pengolah ikan dan Bakul Ikan. Responden diambil sebanyak 60 orang yang terdiri dari 30 orang lelaki dan 30 orang perempuan Pelaksanaan penelitian (1) Data primer Data primer dikumpulkan dengan kuesioner, wawancara mendalam, FGD dan observasi. Data yang menyangkut kebijakan dan program dikumpulkan dengan wawancara mendalam untuk menjawab tujuan tentang pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan di Kabupaten Subang sudah responsif gender atau belum. Data yang dikumpulkan adalah: i. Pelaksanaan pengarusutamaan gender (PUG) di Kabupaten Subang yang mencakup kegiatan yang dilaksanakan, struktur organisasi, hambatan, anggaran dan pembinaan yang dilakukan. ii. Pelaksanaan Perikanan Pantai di Kabupaten Subang yang mencakup tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) serta rencana strategis (Renstra) Dislutkan. Data primer yang menyangkut rumahtangga yang merupakan kombinasi data kualitatif dan kuantitatif dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, wawancara mendalam dan observasi. Data ini untuk mencari profil gender di dalam rumahtangga dan pengetahuan tentang lingkungan di sekitar rumahtangga. Cakupan data yang menyangkut profil rumahtangga sebagai berikut: i. Profil sosial-ekonomi-budaya keluarga mencakup: data karakteristik sosial ekonomi keluarga yang meliputi umur, jumlah anggota keluarga, status pernikahan, pekerjaan pokok dan sampingan, pendapatan dan belanja keluarga, dan kegiatan yang dilakukan sehari-hari, dan 36

4 data karakteristik sosial budaya yang meliputi asal suku, agama yang dianut, adat istiadat yang masih dilakukan, pendidikan dan penyuluhan yang pernah diikuti. ii. Analisis gender di lingkungan tempat kerja dan rumahtangga meliputi akses, kontrol, partisipasi, manfaat yang diterima, pengambilan keputusan, pembagian kerja dan alokasi waktu (lihat Sayogyo 1981, Hubeis 1985). iii. Pengetahuan responden tentang pemanfaatan sumberdaya perikanan pantai dan lingkungan hidup mencakup: kualitas keseluruhan dari sumberdaya pesisir saat ini, kepatuhan terhadap peraturan sumberdaya pesisir dan perikanan, penyelesaian konflik komunitas pada isu-isu yang berhubungan dengan sumberdaya pesisir dan perikanan, keterlibatan masyarakat dalam kegiatan perikanan, dan masalah lingkungan hidup setempat seperti pendangkalan sungai, pengalihan fungsi kawasan hutan menjadi kawasan budidaya, pencemaran lingkungan. Data primer tentang sikap pelaku perikanan terhadap kesetaraan gender dalam perikanan pantai dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dengan skala Likert. Data ini untuk menjawab pertanyaan tentang sikap masyarakat terhadap kesetaraan gender dalam perikanan pantai. Jawabannya tersusun atas lima kategori (Azwar 1988, 2003) yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), antara setuju dan tidak (N), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Focus Group Discussion (FGD) digunakan untuk memperoleh informasi dan menyamakan persepsi tentang peran dan partisipasi perempuan di bidang perikanan pantai dan relasi gender dalam masyarakat setempat. Peserta FGD adalah aparat Pemda (Dislutkan dan BPMD), pegawai KUD Mina, nelayan dan perempuan nelayan. FGD di kalangan masyarakat dilaksanakan secara terpisah antara lelaki dan perempuan. Data primer yang menyangkut profil masyarakat pesisir dikumpulkan dengan melakukan wawancara terhadap tokoh masyarakat, antara lain guru, 37

5 tenaga medis, pemuka agama, dan pamong desa. Data tersebut meliputi pendidikan, kesehatan, kondisi religius, kehidupan sehari-hari dan perekonomian. (2) Data sekunder Sumber data sekunder adalah laporan, hasil penelitian, data statistik institusi dan literatur. Data sekunder yang dikumpulkan dari dokumentasi dan arsip berupa fotokopi dan file komputer, antara lain adalah sebagai berikut. i. Kebijakan dan program PUG di Kabupaten Subang. ii. Kebijakan dan program perikanan pantai di Kabupaten Subang. iii. Data statistik perikanan tangkap dari TPI setempat sebagai berikut: jumlah dan jenis kapal atau perahu yang berlabuh, jumlah dan jenis ikan yang dilabuhkan, jumlah nelayan pemilik perahu dan nelayan buruh, jumlah peserta lelang di TPI, jumlah dan kondisi sarana-prasarana perikanan yang tersedia, penyaluran kredit perikanan, dan pemasaran hasil. iv. Data statistik pengolahan hasil perikanan sebagai berikut: jumlah pengolah hasil perikanan, jenis produk pengolahan, teknologi yang digunakan, dan pemasaran hasil. v. Data profil masyarakat yang diambil sebagai berikut: struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, matapencaharian, pendidikan, agama, tingkat kepadatan serta pertumbuhan penduduk (tingkat kelahiran dan kematian), ketenagakerjaan, perekonomian lokal meliputi sarana perekonomian, kegiatan ekonomi, kesehatan masyarakat meliputi sarana layanan kesehatan, pengobatan dan status gizi balita, pendidikan meliputi tingkat partisipasi sekolah, angka buta huruf, pendidikan tertinggi yang ditamatkan, dan 38

6 perkawinan dan perceraian. Metode pengumpulan data, data yang dibutuhkan dan analisis data yang disesuaikan dengan tujuan penelitian direkapitulasi pada Tabel 1. Tabel 1 Metode penelitian untuk pengumpulan data dan analisis data sesuai tujuan penelitian di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang, tahun 2006 Data yang Metode No Tujuan penelitian Responden Analisis data dibutuhkan pengumpulan data Analisis responsif Kebijakan Analisis gender terhadap tentang Wawancara, data Dislutkan, BPMD dokumen, pelaksanaan perikanan pantai sekunder GAP 1 program dan PUG pembangunan Profil relasi Wawancara dan Komunitas kelautan dan gender dalam Analisis Moser kuesioner, FGD pesisir perikanan masyarakat 2 3 Analisis sikap terhadap kesetaraan gender di perikanan pantai Penyusunan program yang responsif gender Pemrioritasan pelaksanaan program 3.3 Analisis Data Sikap masyarakat terhadap kesetaraan gender Kondisi internal dan eksternal pelaksanaan perikanan pantai Program yang responsif gender Kuesioner skala Likert Data sekunder, FGD Hasil SWOT Komunitas pesisir Aparat Pemda Aparat Pemda, KUD Mina, nelayan Skor T SWOT Data yang diperoleh diolah dengan bantuan analisis statistik dan analisis deskriptif. Analisis statistik merupakan bentuk analisis kuantitatif. Data yang dikumpulkan dengan kuesioner dianalisis dengan tabulasi silang. Selanjutnya, dilakukan pengujian hipotesis yang telah disusun dengan menggunakan uji korelasi untuk mencari hubungan antara skor sikap dan aspek pendidikan formal, jenis pekerjaan, pendapatan dan status pekerja. Analisis deskriptif merupakan penganalisisan secara kualitatif dimana semua data yang tersedia dari berbagai sumber ditelaah dan kemudian dilakukan reduksi data, sesuai dengan tujuan penelitian. Langkah selanjutnya adalah menyusun dalam satuan yang kemudian dikategorisasi sambil membuat koding. Tahap akhir adalah pemeriksaan keabsahan data, setelah itu dilakukan tahap penafsiran data (Moleong 1994). Data kualitatif hasil wawancara mendalam dianalisis secara deskriptif. Hasil perhitungan dari kuesioner skala Likert merupakan skor mentah, oleh karena itu perlu penginterpretasian skor lebih lanjut. Menurut Azwar (1988), suatu AHP 39

7 cara untuk memberi interpretasi terhadap skoring individual adalah dengan membandingkannya dengan harga rataan (mean) skor kelompok dimana subyek itu termasuk. Hasil dari perbandingan ini merupakan interpretasi skor individual sebagai lebih atau kurang favorable (mendukung) dibandingkan dengan rataan kelompoknya. Skor standar dalam skala model Likert adalah skor-t, yaitu: dimana T = [ X X ] s X = skor individual yang diperoleh dari skor total pada skala sikap, X = mean skor kelompok, dan s = deviasi standar skor kelompok Analisis gender Teknik analisis gender adalah satu teknik yang dapat memberikan gambaran tentang adanya perbedaan maupun saling ketergantungan antara lelaki dan perempuan dalam proses pembangunan, serta adanya perbedaan tingkat manfaat yang diperoleh lelaki dan perempuan dari hasil pembangunan. Sebagai suatu alat, analisis gender ini tidak hanya melihat peran, aktivitas, tetapi juga hubungan yang meliputi: siapa yang membuat keputusan, siapa yang memperoleh keuntungan, siapa yang menggunakan sumberdaya pembangunan (seperti tanah, kredit), siapa yang menguasai sumberdaya pembangunan, faktor-faktor apa (hukum, ekonomi atau sosial) yang mempengaruhi hubungan tersebut (Handayani dan Sugiarti 2002). Dalam penelitian ini analisis gender yang digunakan adalah Gender Analysis Pathway (GAP) dan Moser. (1) Gender Analysis Pathway (GAP) GAP digunakan untuk menganalisis data tentang tingkat responsif gender di program kelautan dan perikanan saat ini dengan responden dari instansi di bidang perikanan yaitu Dinas Perikanan dan Kelautan (Dislutkan) Kabupaten Subang. GAP terdiri dari tiga tahap, yaitu: tahap pertama, adalah menganalisis kebijakan kelautan dan perikanan apakah sudah responsif gender atau belum; tahap kedua, yaitu merumuskan kembali atau reformulasi kebijakan tersebut hingga responsif gender; tahap ketiga, adalah menyusun rencana kegiatan yang sudah responsif gender (KPP 2003). Alur kerja GAP (KPP 2002d) sebagai berikut. 40

8 i. Identifikasi tujuan umum dari kebijakan dan program yang ada, apakah sudah terformulasi bahwa hasilnya bermanfaat bagi lelaki dan perempuan. ii. Penyajian data kualitatif dan kuantitatif yang diuraikan menurut jenis kelamin sebagai pembuka wawasan guna mengungkap dampak perbedaan kebijakan dan program terhadap perempuan dan lelaki. iii. Menganalisis faktor penyebab terjadinya kesenjangan gender. iv. Merumuskan isu gender yang terjadi pada langkah ketiga. v. Merumuskan kembali langkah program atau kegiatan sehingga menghasilkan rumusan program dan kegiatan yang responsif gender. vi. Mengidentifikasi indikator gender dari hasil rumusan langkah kelima. vii. Menyusun rencana aksi yang dapat mengatasi kesenjangan antara perempuan dan lelaki. viii. Identifikasi sasaran program atau kegiatan. (2) Analisis Moser Analisis gender di tingkat rumahtangga masyarakat nelayan dilakukan dengan menggunakan analisis Moser. Dalam penelitian ini yang dianalisis menggunakan teknik Moser yaitu identifikasi peran gender, pengambilan keputusan dan penilaian kebutuhan gender. Pengidentifikasian peran gender dilakukan dengan penyusunan pembagian kerja gender atau pemetaan kegiatan atau pembagian tugas lelaki dan perempuan dalam rumahtangga selama 24 jam (KPP 2003). Metode yang digunakan untuk keperluan ini adalah dengan wawancara mendalam. Metode yang digunakan adalah dengan recall period method. Metode recall pendek digunakan untuk mengetahui kegiatan rutin sehari-hari, sedangkan recall panjang untuk mengetahui kegiatan insidentil responden satu bulan terakhir (Handayani dan Sugiarti 2002). Analisis pengambilan keputusan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pola pengambilan keputusan dalam keluarga, antara suami dan istri, dan dalam kehidupan sehari-hari. Analisis ini menggunakan pembagian yang telah dilakukan oleh Sayogyo (1981), yaitu keputusan istri atau suami sendiri, dan keputusan 41

9 bersama (dengan posisi istri atau suami dominan, dan setara antara suami-istri). Metode yang digunakan adalah dengan melakukan wawancara mendalam. Penilaian kebutuhan gender dibedakan menjadi kebutuhan praktis dan strategis gender. Kebutuhan praktis gender (KPG) menyangkut kebutuhan untuk memperbaiki kondisi perempuan, sedangkan kebutuhan strategis gender (KSG) menyangkut kebutuhan untuk memperbaiki posisi perempuan (KPP 2003). Penilaian kebutuhan gender dilakukan dengan wawancara mendalam Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats (SWOT) Teknik SWOT merupakan suatu analisis manajemen dengan cara mengidentifikasi secara internal mengenai kekuatan dan kelemahan dan secara eksternal mengenai peluang dan ancaman. Aspek internal dan eksternal ini dipertimbangkan dalam rangka menyusun program aksi, tindakan untuk mencapai sasaran dan tujuan kebijakan atau kegiatan (Rangkuti 1999). Analisis SWOT ini dilaksanakan setelah analisis data lainnya selesai dilakukan dengan tujuan mencari alternatif strategi pembangunan perikanan pantai yang responsif gender. Langkah SWOT yang dilakukan (Rangkuti 1999; KPP 2003) sebagai berikut: i. mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan (internal), ii. mengidentifikasi peluang dan ancaman (eksternal), iii. analisis keterhubungan kunci internal dan eksternal, dan iv. menyusun rencana aksi yang responsif gender. Pembobotan dan penetapan peringkat dalam analisis dilakukan setelah berdiskusi dengan para pemangku kepentingan perikanan laut dan pantai. Jumlah total semua bobot adalah 1, dimana rentangnya adalah bobot 1 (sangat penting) hingga bobot 0 (tidak penting). Nilai peringkat peluang dan kekuatan yang tertinggi adalah 4, sedangkan yang terendah adalah 1; sebaliknya, ancaman dan kelemahan yang terbesar diberi nilai -1, sedangkan yang terkecil adalah -4. Evaluasi lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan untuk melaksanakan pembangunan perikanan pantai yang responsif gender. Evaluasi internal tersebut disusun dalam matriks IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary). Evaluasi lingkungan eksternal dilakukan untuk mengetahui berbagai kemungkinan peluang dan ancaman dalam melaksanakan pembangunan perikanan pantai yang responsif gender. Evaluasi disusun dalam 42

10 matriks EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary). Dari hasil IFAS dan EFAS dapat diketahui posisi pembangunan perikanan pantai saat ini Pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP) AHP merupakan suatu pendekatan untuk pengambilan keputusan dengan menstruktur masalah dalam bentuk hirarki dan memasukkan berbagai pertimbangan untuk menghasilkan skala prioritas relatif (Saaty 1991; Saaty and Vargas 1994). AHP dilakukan setelah diperoleh hasil analisis SWOT yaitu untuk membuat urutan prioritas program pembangunan perikanan pantai yang responsif gender dengan bantuan program komputer Super Decisions. Respondennya adalah adalah pejabat Dislutkan, pejabat BPMD, pengurus KUD Mina serta ketua kelompok nelayan. Prinsip kerja AHP (Marimin 2004) sebagai berikut. i. Penyusunan hirarki yang terdiri dari unsur kriteria dan alternatif. ii. Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan (pairwise comparation). iii. Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif. iv. Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. 3.4 Definisi Operasional 1) Data pembuka wawasan adalah data yang terpilah menurut jenis kelamin yang bertujuan untuk mengungkapkan apakah terdapat perbedaan yang cukup berarti antara lelaki dan perempuan dalam program atau kegiatan pembangunan. Data ini terdiri dari data kuantitatif dan kualitatif. 2) Identifikasi peran gender adalah mengidentifikasi kegiatan yang dilakukan oleh individu lelaki dan perempuan dalam rumahtangga dalam 24 jam. Kegiatan tersebut meliputi: pekerjaan produktif (pekerjaan yang menghasilkan uang atau barang), pekerjaan reproduktif (untuk kelangsungan hidup individu dan keluarga, seperti mengasuh anak, memasak, mencuci, membersihkan rumah), waktu luang atau bersantai (termasuk bertandang ke rumah tetangga menonton televisi, melakukan kegiatan kemasyarakatan) dan tidur. 3) Isu gender adalah suatu kondisi yang menunjukkan kesenjangan laki-laki dan perempuan atau ketimpangan gender, yaitu adanya kesenjangan antara kondisi 43

11 sebagaimana yang dicita-citakan (kondisi normatif) dengan kondisi gender sebagaimana adanya (kondisi obyektif). 4) Kesenjangan gender mengidentifikasikan suatu ketidaksamaan dalam hubungan antara lelaki dan perempuan dalam proses pembangunan. Kesenjangan gender didasarkan pada empat faktor yaitu akses, kontrol, partisipasi dan manfaat yang dirasakan oleh lelaki dan perempuan. 5) Pembagian tugas dalam keluarga adalah pembagian tugas dalam keluarga baik di lingkungan rumah maupun di luar rumah oleh individu lelaki dan perempuan. Pembagian tersebut meliputi: kegiatan produktif (kegiatan yang menyumbang pendapatan keluarga dalam bentuk uang atau barang), kegiatan reproduktif (kegiatan yang menjamin kelangsungan hidup manusia dan keluarga), dan kegiatan sosial kemasyarakatan (kegiatan yang menyangkut masyarakat). 6) Responsif gender adalah memberikan perhatian yang konsisten dan sistematis terhadap perbedaan-perbedaan antara perempuan dan lelaki dalam masyarakat dengan suatu pandangan yang ditujukan kepada keterbatasan-keterbatasan dari keadilan. 44

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dewasa ini masyarakat mulai memberi perhatian lebih besar pada kualitas makanan termasuk sayuran yang mereka konsumsi. Masyarakat menghendaki produk sayuran yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 1) Miskin sekali: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun lebih rendah 75% dari total pengeluaran 9 bahan pokok 2) Miskin: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun berkisar antara 75-125%

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terbesar di dunia. Hal itu dikarenakan Indonesia memiliki sekitar 17.500 pulau besar dan kecil, dengan garis panjang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif karena menggambarkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di SMAK St. Petrus Comoro

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus 39 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Indikator Pengukuran Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus Penelitian, untuk memahami beberapa istilah tersebut, berikut

Lebih terperinci

METODE KAJIAN Sifat dan Tipe Kajian Komunitas Lokasi dan Waktu

METODE KAJIAN Sifat dan Tipe Kajian Komunitas Lokasi dan Waktu METODE KAJIAN Sifat dan Tipe Kajian Komunitas Rancangan penelitian yang dilakukan dalam melakukan kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2005) penelitian kualitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut (HLGL) Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian berlangsung selama 3 bulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Jenis Kajian Ditinjau dari aspek tujuan penelitian, kajian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG 21 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualititatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menggambarkan atau

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Pulau Pahawang Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini berlokasi pada obyek wisata alam Pantai Siung yang ada di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan terhadap kualitas perpustakaan SDN Turitempel merupakan penelitian deskriptif dengan meggunakan pendekatan kualitatif, yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Kecamatan Labuan, Kabupaten

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Kecamatan Labuan, Kabupaten IV. METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive),

Lebih terperinci

Gender Analysis Pathway (GAP) (Alur Kerja Analisis Gender (AKAG)

Gender Analysis Pathway (GAP) (Alur Kerja Analisis Gender (AKAG) Modul: Gender Analysis Pathway (GAP) (Alur Kerja Analisis Gender (AKAG) Oleh : Suyatno, Ir. M.Kes Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP Semarang Tujuan pembelajaran: 1. Menjelaskan pengertian analisis gender

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu penelitian dimulai pada bulan April 2013 sampai bulan Juni 2013. B.

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pendekatan Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pendekatan Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pendekatan Penelitian Besarnya potensi sumberdaya laut Kabupaten Halmahera Utara dan masih tingginya tingkat kemiskinan masyarakat pesisir terutama nelayan menjadi alasan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian METODE PENELITIAN Penelitian ini akan memberikan gambaran secara menyeluruh dan mendalam terhadap fenomena strategi nafkah rumah tangga miskin dan pilihan strategi nafkah yang akan dijalankannya. Penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi empat kabupaten yaitu : Kabupaten Takalar, Bone, Soppeng, dan Wajo. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, 98 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, 35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2005 sampai Juli 2006. Lokasi penelitian meliputi empat wilayah kecamatan di Kabupaten Karanganyar, yaitu

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL), yang telah dilaksanakan sejak tahun 2003, dalam penerapannya dijumpai berbagai kendala dan hambatan.

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. research) menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. research) menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research) menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1. Metode dan Strategi Kajian Metode kajian adalah kualitatif dalam bentuk studi kasus instrumental, yaitu studi yang memperlakukan kasus sebagai instrumen untuk masalah tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang di dukung dengan

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang di dukung dengan 33 BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang di dukung dengan metode dengan informan, dan observasi. Data tentang karakteristik masyarakat lokal, tingkat,

Lebih terperinci

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 9 Salatiga yang berada di Jalan Pemuda 7-9 Salatiga. Penelitian berlangsung pada tanggal 18 Mei 2012

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 29 III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lokasi pencadangan pembangunan HTR di Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang yang secara administratif terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL P ada dasarnya setiap penelitian memerlukan metode penelitian. Penelitian pariwisata maupun penelitian-penelitian bidang keilmuan sosial humaniora lainnya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu di Desa Tangkil dan Hambalang di Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Penelitian di kedua desa ini adalah

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Strategi Kajian Batas-Batas Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Strategi Kajian Batas-Batas Kajian III. METODE KAJIAN 3.1. Strategi Kajian 3.1.1. Batas-Batas Kajian Kajian pengembangan aktifitas usaha kecil ini adalah dengan memberdayakan kekuatan sumber daya lokal sebagai potensi dalam proses pengembangan

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi unit usaha pembenihan ikan nila Kelompok Tani Gemah Parahiyangan yang terletak di Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 119 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 119 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 119 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KESETARAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN PERIKANAN PANTAI: KASUS KABUPATEN SUBANG, JAWA BARAT SRI MURNI SOENARNO

KESETARAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN PERIKANAN PANTAI: KASUS KABUPATEN SUBANG, JAWA BARAT SRI MURNI SOENARNO KESETARAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN PERIKANAN PANTAI: KASUS KABUPATEN SUBANG, JAWA BARAT SRI MURNI SOENARNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek/ Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah UMKM Kipas Bambu yang terletak di Desa Jipangan Bangunjiwo Kasihan Bantul. Kemudian subjek dari penelitian ini

Lebih terperinci

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki potensi alam di sektor perikanan yang melimpah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakatnya. Salah satu sumber

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2015 sampai 03 Maret 2016, bertempat di Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar.

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pendekatan Konsep yang diajukan dalam penelitian ini adalah konsep pengelolaan wilayah pesisir terpadu secara partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholders yang

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif. Pendekatan kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam dan alur sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Sebuah perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Perubahan yang

Lebih terperinci

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR 45 Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh armada pancing di perairan Puger adalah jenis yellowfin tuna. Seluruh hasil tangkapan tuna yang didaratkan tidak memenuhi kriteria untuk produk ekspor dengan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) Propinsi Riau dan Propinsi Jambi, dimulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Mei

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER (PPRG)

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER (PPRG) BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER (PPRG) BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengintegrasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan bisnis di Indonesia semakin lama semakin pesat. Secara otomatis, tingkat persaingan dalam berbisnis akan semakin tajam pula. Adanya persaingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alur Penelitian Alur penelitian dimulai dari kondisi sanitasi saat ini di Kota Bima. Kemudian permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program Sanitasi Lingkungan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) wilayah Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan. Kelompok sasaran

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN 1.1 Alasan Menggunakan Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Alasan peneliti menggunkan penelitian deskriptif

Lebih terperinci

III..METODOLOGI. A. Lokasi dan Waktu Kajian

III..METODOLOGI. A. Lokasi dan Waktu Kajian 31 III..METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kajian 1. Lokasi Kajian Kajian ini dilaksanakan di Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Lembaga yang menjadi subyek kajian ialah Unit Pelaksana Kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif dilakukan untuk menelusuri lebih jauh alur sejarah desa, pola pemanfaatan

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISIS GENDER. Oleh: Dr. Nahiyah Jaidi Faraz, M.Pd

TEKNIK ANALISIS GENDER. Oleh: Dr. Nahiyah Jaidi Faraz, M.Pd TEKNIK ANALISIS GENDER Oleh: Dr. Nahiyah Jaidi Faraz, M.Pd FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 MAKALAH TEKNIK ANALISIS GENDER Dr. Nahiyah Jaidi Faraz M.Pd nahiyah@uny.ac.id Pengertian Analisis

Lebih terperinci

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Temanggung ) RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan

Lebih terperinci

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37 Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37 Penyusunan Master Plan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur meliputi beberapa tahapan kegiatan utama, yaitu : 1) Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2010 di DAS

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2010 di DAS 22 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 200 - Juni 200 di DAS Cisadane Hulu, di lima Kecamatan yaitu Kecamatan Tamansari, Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif (survey). Pendekatan kualitatif menekankan pada proses-proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran.

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran. 37 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Strategi Pengembangan Pariwisata di Pulau Pasaran dan juga untuk mengetahu apa saja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011, mulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011, mulai 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011, mulai dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyusunan. Penelitian

Lebih terperinci

4 METODOLOGI PENELITIAN

4 METODOLOGI PENELITIAN 24 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2011. Adapun tempat pelaksanaan penelitian yaitu Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Muara Angke. 4.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal, Bogor yang merupakan kawasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data-data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan gabungan antara data primer dan data sekunder. Data primer mencakup hasil penggalian pendapat atau

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 25 BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kampung Saporkren, Distrik Waigeo Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat (lampiran satu). Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS GENDER. SUYATNO, Ir. MKes FKM UNDIP SEMARANG, 2009

ANALISIS GENDER. SUYATNO, Ir. MKes FKM UNDIP SEMARANG, 2009 ANALISIS GENDER SUYATNO, Ir. MKes FKM UNDIP SEMARANG, 2009 Analisa Gender Adalah proses yang dibangun secara sistematis untuk mengidentifikasi dan memahami: pembagian kerja/peran laki-laki dan perempuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SABANG, Menimbang : a. bahwa dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi

Lebih terperinci

METODE KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

METODE KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian III. METODE KAJIAN 3.1. Tipe Kajian Tipe kajian yang digunakan dalam kajian ini adalah tipologi Kajian Deskripsi. Menurut Sitorus dan Agusta (2004) kajian deskripsi merupakan kajian yang mendokumentasikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pantai Tanjung Bara Sangatta, Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimanan Timur selama 3 (tiga) bulan, mulai bulan Januari

Lebih terperinci

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN RENCANA KERJA SATUAN KERJA PEMERINTAH DAERAH BERPERSPEKTIF GENDER KOTA PAREPARE WALIKOTA PAREPARE

Lebih terperinci

POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN GENDER PADA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) PENGOLAH HASIL PERTANIAN DI KOTA BENGKULU

POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN GENDER PADA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) PENGOLAH HASIL PERTANIAN DI KOTA BENGKULU POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN GENDER PADA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) PENGOLAH HASIL PERTANIAN DI KOTA BENGKULU Umi Pudji Astuti, Andi Ishak dan Eddy Makruf Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 22 Februari sampai dengan 21 Maret 2016 di wilayah Kecamatan Arjasa, Kecamatan Mangaran dan Kecamatan Besuki,

Lebih terperinci

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kajian Usaha pengolahan pindang ikan dipengaruhi 2 (dua) faktor penting yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi aspek produksi, manajerial,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Kampung Wisata Ekologis (KWE) Puspa Jagad yang berada di Desa Semen, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar pada

Lebih terperinci

D. Bambang Setiono Adi, Alfan Jauhari. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

D. Bambang Setiono Adi, Alfan Jauhari. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Studi Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi Kabupaten Trenggalek dengan Menggunakan Metode SWOT (Strenghts Weakness Opportunity Threats) dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) D.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pandangan dari masyarakat, wisatawan, dan pemirintah tentang persepsi

BAB III METODE PENELITIAN. pandangan dari masyarakat, wisatawan, dan pemirintah tentang persepsi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini dibuat berdasarkan permasalahan penelitian yaitu untuk mengidentifikasi potensi ekowisata yang ada di Desa Aik Berik yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan framework penyusunan laporan secara keseluruhan. Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran. Selain itu dibahas pula ruang lingkupnya yang

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 42 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Pemikiran Pemerintah daerah Sumatera Barat dalam rangka desentralisasi dan otonomi daerah melakukan upaya memperbaiki perekonomian dengan menfokuskan pengembangan

Lebih terperinci

IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan satuan kasus adalah sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Kendal. Studi kasus adalah metode

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan. Program : Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan Judul RPI : Agroforestry Koordinator : Ir. Budiman Achmad, M.For.Sc. Judul Kegiatan : Paket Analisis Sosial, Ekonomi, Finansial, dan Kebijakan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013

Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013 PENENTUAN STRATEGI SUSTAINABILITY USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DENGAN METODE SWOT AHP (STUDI KASUS DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT) RA-18 Ivonne R.G Kaya *1, S Hutabarat 2, I.B Hendrarto 2 1 Mahasiswa Magister

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa

BAB III METODE PENELITIAN. subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan metodologi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Desa Kusu Lokasi Penelitian John R Pattiasina C452070304 Lampiran 2 Gambar Alur Proses Penelitian Observasi Wawancara STUDI Teridentifikasi : Faktor-faktor SWOT Kondisi

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN Industri farmasi merupakan salah satu industri besar dan berpengaruh di Indonesia, karena Indonesia merupakan pasar obat potensial (Pharos, 2008) Hingga saat

Lebih terperinci