PENGUKURAN PEMINDAHAN TEKNOLOGI DI INDUSTRI MANUFAKTUR OTOMOTIF MELALUI PENDEKATAN DEA. Chairul Saleh 1 ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGUKURAN PEMINDAHAN TEKNOLOGI DI INDUSTRI MANUFAKTUR OTOMOTIF MELALUI PENDEKATAN DEA. Chairul Saleh 1 ABSTRAK"

Transkripsi

1 PENGUKURAN PEMINDAHAN TEKNOLOGI DI INDUSTRI MANUFAKTUR OTOMOTIF MELALUI PENDEKATAN DEA Charul Saleh 1 ABSTRAK Kemampuan menggunakan teknolog produks secara tepat adalah faktor yang mempengaruh kemampuan bersang ndustr. Pendekatan pemberdayaan terfokus pada kualtas manusa. Proses pembelajaran dharapkan dapat menghaslkan karyawan yang memlk pengetahuan dan kemahran dalam menggunakan, memperbak mengembangkan, dan menngkatkan teknolog dalam menunjang kegatan proses produks. Peneltan n mempunya tujuan mengetahu besarnya tngkat proses pembelajaran, kemampuan teknolog dan motvas kerja, mengetahu hubungan antara ntenstas pembelajaran terhadap kemampuan teknolog dan motvas kerja dan mengetahu besarnya nteraks/keterkatan antara proses pembelajaran sebaga nput mempengaruh kemampuan teknolog, dan motvas kerja sebaga output. Kajan n ddasarkan kepada pemahaman bahwa pemndahan teknolog yang efektf memerlukan kemampuan teknolog serta motvas kerja yang tngg sebaga hasl dar suatu proses pembelajaran. Peneltan dlakukan d ndustr manufaktur motomotf Daheyo dmana pada tngkat operator dperoleh bahwa kemampuan operasonal adalah cukup tngg, namun proses pembelajaran berada pada kategor sedang. Dengan kategor motvas kerja proses pembelajaran terhadap Supervs dan Pengembangan adalah cukup tngg, sedangkan kemampuan pengawasan dan pengembangan adalah rendah. Proses pembelajaran pada perawatan berada pada kategor cukup tngg. Melalu Data Envelopment Analyss (DEA) secara keseluruhan dapat dperoleh bahwa proses pembelajaran yang terjad d ndustr manufaktur otomotf Daheyo lebh dpengaruh kemampuan teknolog darpada motvas kerja, dengan tngkat pemndahan teknolog sebesar %. Kata Kunc : Pemndahan Teknolog, Tngkatan Tenaga Kerja, Data Envelopment Analyss PENDAHULUAN Menurut pendapat Organsas PBB untuk perkembangan ndustr (UNIDO), Indonesa menghadap masalah serus dalam upaya untuk menakkan produktvtas perusahaan. Hal n karena: rendahnya tngkat teknolog proses yang dgunakan, prospek yang terbatas untuk pertumbuhan dan perkembangan ndustr atau kemampuan yang terbatas untuk menerapkan teknolog baru (Kan, 1997). Salah satu alasan pentng mengapa pemndahan teknolog d Indonesa pada umumnya rendah adalah karena perusahaan tersebut cenderung hanya mempunya keteramplan tekns dan produks yang sempt. Tdak memadanya teknolog merupakan kendala utama bag para pengusaha untuk menyesuakan dr dengan cepat. Karena terbatasnya keteramplan tekns dan produks maka pada umumnya ndustr d Indonesa cenderung menjad penru dan bukan pembaharu (We,1994) Keteramplan tekns yang sempt, erat katannya dengan kemampuan manusa tu sendr dalam menyerap dan menggunakan teknolog. Sehngga pendekatannya terfokus pada kualtas manusa. Oleh karenanya perlu dlakukan suatu usaha pembelajaran yang terarah dan kontnyu untuk memperoleh kemampuan teknolog (capablty of technology). 1 Internatonal Program Department Industral Engneerng Faculty of Industral Technology, Unverstas Islam Indonesa Pengukuran Pemndahan Teknolog... (Charul Saleh) 1

2 Melalu proses pembelajaran dharapkan akan menghaslkan tenaga kerja yang memlk pengetahuan dan keteramplan dalam menggunakan, menyesuakan dan mencptakan teknolog. Usaha untuk memperoleh kemampuan teknolog tersebut perlu dlakukan dengan suatu proses yang dsebut pemndahan teknolog yatu suatu proses pemndahan pengetahuan teknk yang dmula dar aktvtas pengembangan sampa dengan tahap mplementas dan eksplotas suatu novas. Pada umumnya, teknolog terdapat d negara maju yang harus dpndahkan ke negara berkembang agar teknolog tersebut dapat dserap dan dmanfaatkan, melalu suatu agen pemndahan ( transfer agent ). Selan agen pemndahan ndustr tersebut perlu dber nformas yang cukup mengena plhan teknolog yang terseda dan sesua dengan kemampuannya (We, 1994). Keadaan n mendorong dlakukannya peneltan tentang pemndahan teknolog yang efektf. Pengukuran dlakukan untuk mengetahu sejauh mana keefektfan pemndahan teknolog tersebut dapat dcapa. Bentuk kajannya ddasar oleh pemahaman bahwa pemndahan teknolog yang efektf memerlukan kemampuan pemanfaatan teknolog. Hubungan yang terjad adalah proses penngkatan yatu berupa proses pembelajaran terhadap hasl penngkatan yang ngn dcapa yatu kemampuan teknolog dan motvas kerja. Laporan peneltan tentang pemndahan teknolog tdak banyak dtemukan. Beberapa peneltan tentang pemndahan teknolog yang pernah dlakukan sepert pemndahan teknolog dalam ndustr elektronk Malaysa (Samsudn dan Ibrahm, 1994), pemndahan teknolog kepada usaha kecl dan menengah beserta pengembangan rset dareah dlakukan oleh Pusat Peneltan Lembaga peneltan ITB (2002), Tngkat Pemndahan Teknolog d ndustr PT Batk Danar Had (2003), Tngkat Pemndahan Teknolog dengan analsa metode numerk (Mahardka, 2003) dan Tngkat Pemndahan Teknolog d ndustr PT Jamu Ar Mancur dengan pendekatan DEA (Indrawat, 2003). Peneltan yang dlakukan oleh Indrawat terdapat kekurangan dar metode DEA yang dgunakan karena tdak dlakukan analsa proposonal terlebh dahalu terhadap data hasl jawaban responden. Sehngga hasl yang dperoleh tdak sgnfkan. PENELITIAN Peneltan dlaksanakan d ndustr manufaktur otomotf Daheyo PT. Perwta Karya yang berlokas d Desa Kaltrto, Berbah Kabupaten Sleman, Jogjakarta, Indonesa. Hpotess yang dambl pada peneltan n adalah a). H1: penngkatan proses pembelajaran mempengaruh kemampuan teknolog dan b). H2: penngkatan proses pembelajaran mempengaruh motvas kerja. Alat test statstk yang dgunakan yang dgunakan adalah Lnkert Scale, Item Correlaton, Efek Spurous Overlaps, Valdty dan Relablty, Corelaton dan Sgnfcan, dan DEA. Sumber data yang dgunakan adalah data prmer menggunakan kuesoner pada tngkat pekerja operator, supervs, perawatan, pengembang, pengamatan langsung dan wawancara. Proses pembelajaran dlakukan melalu proses Understandng, State of the Problem, Plan, Do, Study, dan Acton.Sedangkan varbel yang dgunakan adalah 1). Motvas Kerja melput harapan, nla (value), dan pertautan (Instrumentalty). 2).Kemampuan Teknolog terdr dar a). Kemampuan pemanfaatan teknolog melput: operasonal, pengawasan, dan pemelharaan. b). Kemampuan komplas teknolog melput: pemesanan seluruh fasltas yang dperlukan. c). Kemampuan akuss teknolog melput: pencaran, pembelan, kerjasama dan negosas d). Kemampuan pencptaan teknolog melput: pengembangan produk dan proses serta mplementas novas. 2 Transstor Vol. 5, No. 1 Jul 2005 : 1-11

3 DATA RESPONDEN Proses Belajar (X1) =76, 65, 66, 68, 75, 77, 77, 75, 75, 72, 78, 80, 77, 78, 78 Motvas Kerja (Y21) = 103, 90, 97, 100, , 91, 86, 94, 99, 107, 103, 102, 99, 96 Kemampuan Operasonal (Y11) = 73, 68, 72, 79, 76, 70, 68, 76, 74, 82, 81, 84, 83, 80, 82 Gambar 1. Data Operator Motvas Kerja (Y22) = 95, 92, 98, 97, 103 Proses Belajar (X2) = 80, 78, 75, 79, 77 Proses Belajar (Y12) = 70, 73, 76, 78, 64 Gambar 2. Data Pengawas dan Peneltan dan Pengembangan Proses Belajar (X3) = 71, 68, 77, 79, 80 Motvas Kerja (Y23) = 97, 90, 93, 91, 98 Proses Belajar (Y13) = 63, 65, 73, 81, 81 Gambar 3. Perawatan dan Pemelharaan (Mantenance) UJI KORELASI ITEM TOTAL Koreks Terhadap Spurous Overlap Supaya memperoleh nformas yang lebh akurat mengena korelas antara tem dengan tes dperlukan suatu rumusan koreks terhadap efek Spurous Overlap. Karena semakn sedkt tem yang ada dalam tes akan semakn besar terjadnya overlap. Sebalknya semakn banyak jumlah tem dalam tes, maka akbat yang dtmbulkan oleh Spurous Overlap semakn kecl dan tdak sgnfkan. Bla jumlah tem dalam tes lebh dar 30 buah maka umumnya efek Spurous Overlap tdak begtu besar dan karenanya dapat dabakan sedangkan bla jumlah tem dalam tes kurang dar 30 buah maka pengaruhnya menjad substansal sehngga perlu dperhtungkan (Walpole, 1986; Saefuddn, 1992). Formula koreks terhadap efek Spurous Overlap adalah : Pengukuran Pemndahan Teknolog... (Charul Saleh) 3

4 r x x r x s x s 2 s 2 2r s s s x x dmana r (x-) = Koefsen korelas tem total setelah dkoreks dar efek Spurous Overlap r x = Koefsen korelas skor tem-total sebelum dkoreks s = Devas standar skor suatu tem s x = Devas standar skor tes Dar pengolahan data ddapatkan bahwa (1) Varabel Motvas Kerja : Terdapat korelas cukup tngg pada tem 16 (0.611**), tem 21 (0.601**), tem 22 (0.624**), tem 24 (0.622**), tem 24 (0.622**), dan tem 28 (0.628**). Terdapat korelas agak rendah pada tem 7 (0.431*), tem 9 (0.459*), tem 11 (0.457*), tem 14 (0.592**), tem 15 (0.487*), tem 18 (0.508**), tem 20 (0.529**), dan tem 26 (0.439*). Terdapat korelas rendah pada tem 1 (0.273), tem 2 (0.364), tem 3 (0.303), tem 6 (0.201), tem 8 (0.285), tem 12 (0.342), tem 13 (0.362), tem 17 (0.327), atem 19 (0.384), tem 23 (0.326), dan tem 27 (0.309). Terdapat korelas sangat rendah (tdak berkorelas) pada tem 4 ( 0.002), tem 5 (0.198), dan tem 10 (0.014). (2)Varabel Proses Pembelajaran :Terdapat korelas cukup tngg pada tem 1 (0.675**), tem 2 (0.690**), tem 7 (0.740**), tem 10 (0.791**), tem 11 (0.698**), tem 12 ( 0.710**), tem 14 (0.671 **), dan tem 16 (0.604 **). Terdapat korelas agak rendah pada tem 3 (0.568**), tem 5 (0.413*), tem 6 (0.437*), tem 8 (0.503*), tem 9 (0.523*), dan tem 19 (0.593 **). Terdapat korelas rendah pada tem 4 (0.331), tem 13 (0.391), tem 17 (0.319), dan tem 20 (0.263).Terdapat korelas sangat rendah (tdak berkorelas) pada tem 15 (0.009), dan tem 18 (0.070). (3) Varabel Kemampuan Operasonal : Terdapat korelas cukup tngg pada tem 6 (0.729**), tem 9 (0.625**), dan tem 18 (0.707**). Terdapat korelas agak rendah pada tem 1 (0.424*), tem 4 (0.401*), tem 5 (0.416*), tem 7 (0.477*), tem 8 (0.454*), tem 10 (0.490*), tem 12 (0.586**), tem 15 (0.528**), tem 17 (0.595 **), tem 20 (0.431*), tem 21 (0.457*). Terdapat korelas rendah pada tem 2 (0.352), tem 3 (0.215), tem 11 (0.338), tem 13 (0.387), tem 14 (0.281), tem 16 (0.343), tem 19 (0.356). Terdapat korelas sangat rendah (tdak berkorelas) pada tem 22 (0.185). {Tanda (*) menunjukkan korelas pada sgnfkans 0.05, tanda (**) menunjukkan korelas pada sgnfkans 0.01}. Pengujan Valdtas dan Relabltas Pengujan valdtas dan relabltas kuesoner yang dgunakan untuk pengamblan data. adalah uj valdtas s dan valdtas konstruks (construct) menggunakan produk moment.adapun untuk menguj relabltas dgunakan teknk konsstens nternal. Konsstens nternal dlakukan dengan memfokuskan dr pada unsur-unsur nternal nstrumen, yatu butrbutr pertanyaan atau soal. Jad, estmas cukup dlakukan berdasarkan kekuatan tap-tap butr pertanyaan yang secara keseluruhan membentuk N soal (Saefuddn, 1992). Teknk konsstens nternal yang dgunakan adalah teknk Alpha Cronbach. Adapun hasl pengolahannya uj valdtas motvas kerja sampa pada teras ke tga adalah vald, kemampuan pembelajaran pada teras ke 2, dan kemampuan teknolog pada teras ke 3. Butr-butr pertanyaan untuk varabel motvas kerja vald dan relabel 64.28%, varabel proses pembelajaran vald dan relabel atau 75% dan varabel kemampuan teknolog vald dan relabel atau 54.54%. 4 Transstor Vol. 5, No. 1 Jul 2005 : 1-11

5 Uj Korelas Dan Sgnfkans Metode yang dgunakan untuk menganalss uj korelas tata jenjang dengan rumus Spearman. Uj n merupakan uj korelas antara dua kelompok data yang menunjukkan urutan tata jenjang, atau merupakan data yang berskala ordnal. Hasl yang dperoleh adalah untuk (1). Operator: terdapat korelas agak rendah antara proses pembelajaran dengan kemampuan operasonal sebesar korelas agak rendah antara motvas kerja dengan kemampuan operasonal sebesar dan terdapat korelas agak rendah antara kemampuan operasonal dengan kemampuan pembelajaran dan motvas kerja masng-masng adalah sebesar dan (2). Pengawas dan Pengembangan : tdak terdapat hubungan antara pembelajaran, motvas kerja dan kemampuan pengawasan dan pengembangan. (3). Perawatan: terdapat korelas agak rendah antara pembelajaran dengan motvas kerja yatu sebesar 0.600, terdapat korelas cukup tngg antara motvas kerja dengan kemampuan perawatan sebesar dar hasl tes korelas n menunjukkan bahwa semua varabel berkorelas sgnfkan. Uj Kategorsas Analsa n dlakukan untuk melhat secara deskrptf hasl skor jawaban responden terhadap tem-tem pertanyaan setap varabel yang dtelt (Saefuddn, 1992). Pembagan kategor data hpotetk adalah (1). Motvas kerja:tngkat ntenstas motvas dar operator, supervs, penelt dan pengembangan, serta perawatan dan pemelharaan berdasarkan prosentase terbesar adalah operator berada pada kategor agak rendah, kategor rendah untuk tngkat supervs, pengembang dan perawatan. Hal n terbukt dengan prosentase untuk operator sebesar 26.7%, Supervs serta peneltan dan pengembangan sebesar 40% dan perawatan sebesar 60%. (2). Proses Pembelajaran : Tngkat ntenstas Proses pembelajaran berdasarkan prosentase terbesar dar operator, supervs, peneltan dan pengembangan, serta perawatan berada pada kategor tngg. Dengan masng-masng prosentase sebesar 40%, 60%, dan 40% dan (3). Kemampuan Teknolog :Tngkat Kemampuan Teknolog dar Operator, supervs, pengembang dan perawatan berdasarkan prosentase terbesarnya operator berada pada kategor cukup tngg, untuk bagan supervs terbag menjad dua yatu pada kategor rendah dan sedang, demkan pula untuk bagan perawatan terbag menjad dua kategor yatu sangat rendah dan cukup tngg. MODEL DEA (Data Envelopment Analyss) DEA dgunakan untuk mengetahu seberapa besar keterkatan antara proses pembelajaran (nput) terhadap kemampuan teknolog dan motvas kerja (output) yang telah ddentfkaskan/dkategorkan. DEA dperlukan karena faktor-faktor yang akan danalss berdr sendr namun membentuk sebuah kesatuan. Item data pada suatu faktor lebh dar satu sehngga dperlukan pengelompokan (envelopment) sebelum dlakukan danalss lebh lanjut. Adapun langkah-langkah dan prnsp DEA yang dpaka adalah sebaga berkut (; Nugroho, 1995; Weber, 1996; Stepand, 1999; Nyoman, 2002) : 1. Sebuah output akan dpengaruh oleh keseluruhan nput, sehngga total bobot nput akan sama dengan 1. Dengan menggunakan fungs produks, dbentuk model sebaga berkut : max e j o n 1 m 1 w o x Dmana : W = Bobot O = Output X = Input Pengukuran Pemndahan Teknolog... (Charul Saleh) 5

6 skor nput vs skor output 2. Nla fungs produks tdak akan melebh 1, sehngga dgunakan model pembatas sebaga berkut : n 1 m 1 w o Sebelum analsa menggunakan kadah DEA dlaksanakan, terlebh dahulu dlakukan propors terhadap hasl jawaban responden. Rumus yang dgunakan sebaga berkut: ((Skor X1- Skor X1 mn)/(skor maks X1-Skor mn X1)) ((Skor Y1-Skor mn Y1)/(Skor maksy1- Skor mn Y1)) ((Skor Y2-Skor mn Y2)/(Skor maks Y2- Skor mn Y2)) (Y1'/(Y1'+Y2'))*X1' (Y2'/(Y1'+Y2'))*X1 x Hasl pengolahan korelas varabel dengan metode DEA yang dperoleh lebh jelas sepert (1) Operator : proses pembelajaran yang terjad pada operator lebh besar mempengaruh kemampuan operasonal dar pada motvas kerja. Hal n dbuktkan oleh bobot kemampuan operasonal yang dhaslkan adalah sebesar sedangkan bobot motvas kerja adalah sebesar Output pembelajaran/tngkat transfer pada operator yang terjad adalah sebesar dar total nput atau sebesar 49.69% data ke skor nput skor output Gambar 1. Grafk Keterkatan Input Terhadap Output Terbobot Operator 6 Transstor Vol. 5, No. 1 Jul 2005 : 1-11

7 skor nput vs skor output skor nput vs skor output data ke skor nput skor output Gambar 2. Grafk Keterkatan Input terhadap Output Pengawas dan Pengembangan skor output skor nput data ke Gambar.3. Grafk Keterkatan Input Terhadap Output Mantenance (2). Pengawas, Peneltan Dan Pengembangan (Supervsor, R and D) : tngkat kemampuan operasonal lebh mempengaruh darpada tngkat motvas kerja dengan bobot sebesar 0.99 dar pada motvas kerja yang hanya dengan bobot sebesar Output pembelajaran/tngkat transfer pada operator yang terjad adalah sebesar dar total nput atau sebesar 48.23%. (3) Perawatan Dan Pemelharaan (Mantenance) : tngkat kemampuan operasonal lebh mempengaruh darpada tngkat motvas kerja dengan bobot sebesar 0.99 dar motvas kerja yang hanya dengan bobot sebesar Output pembelajaran/tngkat transfer pada mantenance yang terjad adalah sebesar dar total nput sebesar atau sebesar %. Selanjutnya hasl n dapat drepresentaskan pada gambar 1 s/d 3. DISKUSI Tngkat Proses Pembelajaran, Kemampuan Teknolog, dan Motvas Kerja (1) Operator sebaga pekerja yang bertugas mengoperaskan berbaga peralatan dan mesn, melaksanakan pemelharaan atas sarana dan prasarana peraktan, melakukan uj kelayakan bahan baku dan bertanggung jawab atas pencapaan target peraktan produks dar mula raw materal sampa proses fnshng. Jumlah karyawan pada kajan n adalah 15 orang. Hasl olahan data secara statstk ddapat bahwa responden memlk ntenstas motvas kerja Pengukuran Pemndahan Teknolog... (Charul Saleh) 7

8 terbesar pada kategor agak rendah, prosentase terbesar proses pembelajaran berada pada kategor sedang dan prosentase terbesar untuk kemampuan operasonal berada pada kategor cukup tngg. Hal n menunjukkan bahwa operator memaham pentngnya proses pembelajaran, motvas kerja yang tngg dan ddukung oleh kemampuan operasonal yang tngg pula, untuk dapat menyelesakan tugasnya dengan bak. (2) Supervs, Peneltan Dan Pengembangan (Supervsor, R and D) : mempunya tugas yang sama untuk melakukan pengawasan atas berjalannya proses produks agar dapat dcapa suatu target yang telah dtentukan, membuat analsa dan evaluas atas hasl produks, dan melakukan perencanaan serta mengambl tndakan dan langkah yang danggap perlu apabla terjad gangguan dan kekurangan atas hasl produks. Jumlah karyawan pada kajan n adalah 5 orang. Hasl olahan data secara statstk ddapat bahwa responden memlk prosentase terbesar motvas kerja berada pada kategor rendah, kemampuan pengawasan dan pengembangan memlk prosentase terbesar pada kategor rendah dan sedang, dan prosentase terbesar kemampuan pembelajaran berada pada kategor sangat rendah dan cukup tngg. (3) Perawatan Dan Pemelharaan (Mantenance) : sebaga pekerja yang bertugas untuk melaksanakan kegatan perencanaan, pelayanaan, perawatan dan pemelharaan sarana dan prasarana kerja dlngkungan pabrk. Jumlah karyawan pada kajan n adalah 5 orang. Hasl olahan data secara statstk ddapat bahwa responden memlk prosentase terbesar motvas kerja berada pada kategor rendah, prosentase terbesar kemampuan perawatan dan pemelharaan pada kategor sangat rendah dan cukup tngg, sedangkan prosentase terbesar pada proses pembelajaran berada pada kategor cukup tngg. Hubungan antara Tngkat Pembelajaran terhadap Kemampuan Teknolog dan Motvas Kerja Hubungan antara tngkat pembelajaran terhadap kemampuan teknolog dan motvas kerja pada dvs peraktan sepeda motor merek Daheyo adalah sebaga berkut : (1) Operator :Hubungan yang terjad pada tngkat operator antara proses pembelajaran terhadap kemampuan teknolog dan motvas kerja adalah agak rendah. (2) Supervs dan Pengembang (Supervsor dan R and D): Berdasarkan pengolahan yang telah dlakukan tdak terdapat hubungan antara proses pembelajaran, kemampuan pengawasan dan pengembangan dan motvas kerja. Hal n dapat dsebabkan oleh beberapa kemungknan, yang pertama adalah sedktnya jumlah responden dan kemungknan yang kedua adalah tdak semua butr pertanyaan dalam kuesoner vald. (3) Perawatan dan Pemelharaan (Mantenance) : Hubungan yang terjad antara tngkat pembelajaran terhadap motvas kerja adalah agak rendah, sedangkan hubungan antara motvas kerja dengan kemampuan perawatan adalah cukup tngg. Hal n menunjukkan bahwa apabla tngkat proses pembelajaran menngkat maka belum tentu akan menakkan tngkat motvas kerja dan kemampuan teknolog, demkan pula sebalknya. Sedangkan apabla tngkat motvas kerja tngg maka tngkat kemampuan perawatan akan semakn menngkat, demkan pula sebalknya. Analsa antara Tngkat dan Hubungan Proses Pembelajaran, Kemampuan Teknolog dan Motvas Kerja (1) Operator Prosentase terbesar tngkat kemampuan operasonal pada operator adalah cukup tngg, namun pada proses pembelajaran prosentase terbesar pada kategor sedang. Hal n dtunjukkan dengan hubungan antara proses pembelajaran terhadap kemampuan operasonal adalah agak rendah, dan hubungan antara motvas kerja dan kemampuan operasonal agak rendah. Sehngga prosentase terbesar motvas kerja karyawannya berada pada kategor agak rendah. Keadaan n menunjukkan bahwa kurangnya proses pembelajaran dan motvas kerja yang terjad pada tngkat operator. Sehngga apabla proses pembelajaran dan motvas kerja 8 Transstor Vol. 5, No. 1 Jul 2005 : 1-11

9 dtngkatkan maka prosentase kemampuan operasonal yang berada pada kategor cukup tngg sebesar 33,3% dapat dapat dnakkan lag prosentasenya. (2). Supervs, Peneltan Dan Pengembangan : Kategor terbesar proses pembelajaran pada objek kajan n berada pada kategor cukup tngg, sedangkan prosentase terbesar motvas kerja dan kemampuan pengawasan dan pengembangannya berada pada kategor rendah sebesar 40%. Dengan prosentase sebesar 40% tersebut menunjukkan bahwa pada tngkat pekerja n tdak terjad hubungan antara proses pembelajaran terhadap kemampuan pengawasan dan pengembangan serta motvas kerja yang bak. Hal n dtunjukkan dengan uj korelas yang menghaslkan tdak adanya hubungan tersebut. Apabla prosentase motvas kerja karyawan yang berada pada kategor rendah dapat dkurang sehngga nak pada kategor yang lebh bak, maka kemampuan operasonal yang berada pada kategor rendah sebesar 40% juga dapat dkurang. (3). Perawatan : Karyawan pada tngkat n memlk prosentase terbesar proses pembelajaran pada kategor cukup tngg dengan nla 40%. Namun hal n tdak ddukung oleh motvas kerja yang berada pada kategor rendah dengan prosentase sebesar 60%. Sehngga pada tngkat kemampuan perawatan sebesar 40% karyawan berada pada kategor sangat rendah, dan 40%nya lag berada pada kategor cukup tngg. Hal n dsebabkan karena hubungan antara proses pembelajaran dan motvas kerja tergolong agak rendah. Besarnya Keterkatan antara Proses Pembelajaran (Input) Mempengaruh Kemampuan Teknolog dan Motvas Kerja (Output) (1) Operator : Pada tngkat operator tngkat transfer/pembelajaran yang terjad adalah sebesar %. Proses pembelajaran yang terjad pada operator lebh besar mempengaruh kemampuan operasonal darpada motvas kerja. Grafk 4.1. menggambarkan bahwa hubungan antara proses pembelajaran, kemampuan operasonal dan motvas kerja terjad secara tdak lner. (2). Supervs, Peneltan Dan Pengembangan (Supervsor dan R and D) :Pada tngkat Supervs, Peneltan Dan Pengembangan (Supervsor dan R and D) tngkat transfer/pembelajaran yang terjad adalah sebesar %. Proses pembelajaran yang terjad pada operator lebh besar mempengaruh kemampuan operasonal darpada motvas kerja.(3). Perawatan dan Pemelharaan (Mantenance) : Pada tngkat mantenance tngkat transfer/pembelajaran yang terjad adalah sebesar %. Proses pembelajaran yang terjad pada operator lebh besar mempengaruh kemampuan operasonal darpada motvas kerja. Grafk 4.3. menggambarkan bahwa hubungan antara proses pembelajaran, kemampuan operasonal dan motvas kerja terjad secara tdak lner. Besarnya Keterkatan antara Proses Pembelajaran (Input) Mempengaruh Kemampuan Teknolog dan Motvas Kerja (Output) Secara Keseluruhan Pengolahan secara keseluruhan menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang terjad pada objek peneltan secara keseluruhan lebh besar mempengaruh kemampuan teknolog darpada motvas kerja. Sehngga tngkat transfer teknolog yang terjad adalah sebesar dar total nput atau sebesar %. Grafk 4.4. menggambarkan hubungan antara proses pembelajaran terhadap kemampuan teknolog dan motvas kerja tdak terjad secara lner. PENUTUP Dar hasl kajan tentang pengukuran pemndahan teknolog yang terjad d bagan ndustr manufaktor otomotf Daheyo, dapat dkesmpulkan sebaga berkut : Pada stud kasus yang telah dlakukan terdapat tngkat pembelajaran/transfer teknolog yang berbeda-beda terhadap tga objek peneltan. Prosentase terbesar pada proses pembelajaran pada operator, supervs, peneltan dan pengembangan serta perawatan berada pada pada kategor tngg. Masng- Pengukuran Pemndahan Teknolog... (Charul Saleh) 9

10 masng sebesar 26.7%, 33.3%, dan 26,7%. Namun prosentase yang tngg n belum dapat menunjukkan bahwa transfer teknolog telah terjad secara menyeluruh. 1 Dalam tekns pelaksanaan transfer teknolog dperlukan suatu motvas dan kemampuan teknolog. Prosentase terbesar pada motvas kerja tngkat operator adalah agak rendah sebesar 26.7%, supervs, pengembangan dan perawatan prosentase terbesar pada kategor rendah sebesar 40% dan 60%. Prosentase terbesar pada kemampuan teknolog untuk operator adalah sebesar 33.13% dan berada pada kategor cukup tngg, supervs, pengembang prosentase terbesar pada kategor rendah dan sedang masng-masng sebesar 40%. Bagan perawatan memlk prosentase terbesar pada kategor sangat rendah dan cukup tngg dengan nla masng-masng sebesar 40%. 2 Terdapat hubungan agak rendah antara proses pembelajaran dengan kemampuan operasonal pada objek peneltan operator dan perawatan, hubungan agak rendah antara kemampuan pembelajaran dengan motvas kerja pada objek peneltan operator, dan hubungan yang cukup tngg antara kemampuan perawatan dengan motvas kerja pada objek peneltan perawatan. 3 Pembelajaran/tngkat transfer yang terjad terhadap keempat objek peneltan adalah sebesar 49,686% untuk operator, 48,464% untuk pengawas dan pengembang, dan 27,428% untuk bagan perawatan. Pembelajaran yang terjad pada tngkat operator, pengembang, supervs dan perawatan lebh mempengaruh kemampuan operasonal darpada motvas kerja. 4 Dar keempat objek peneltan, pembelajaran yang terjad secara keseluruhan adalah sebesar %, dmana pembelajaran n lebh mempengaruh kemampuan teknolog darpada motvas kerja. 5 Pemndahan teknolog sangat dperlukan untuk memajukan masyarakat pekerja d Indonesa. Informas yang tepat tentang pemndahan teknolog yang dlakukan khususnya oleh para nvestor asng yang mempunya ndustr serta membawa teknolog baru d Indonesa sangat dperlukan. Dengan demkan peneltan n perlu dlanjutkan supaya dapat dketahu tngkat pemndahan teknolog terhadap masyarakata pekerja d Indonesa khususnya d ndustr tempat bekerja. DAFTAR PUSTAKA Indrawat, E, 2003; Pengukuran Transfer Teknolog Pada bagan Produks PT. Jamu Ar Mancur Dengan Pendekatan Model Data Envelop Analss, Skrps/Tugas Akhr Jurusan Teknk Dan Manajemen Industr Unverstas Islam Indonesa, Yogjakarta. Kan, T.W, 1997; Pengembangan Kemampuan Teknolog Industr D Indonesa, UI- Press. Jakarta. Mahardka, R, (2003), Pengukuran Tngkat Pemndahan Teknolog Dengan Pendekatan Metode Nmerk, Tugas Akhr/ Skrps Jurusan Teknk Dan Manajemen Industr UII, Jogjakarta. Murdanngrum, E, (2003), Tngkat Transfer Teknolog Pada Bagan Produks D PT. Batk Danar Had, Tugas Akhr/ Skrps Jurusan Teknk Dan Manajemen Industr UII, Jogjakarta. Nugroho,S.S, Analsa DEA dan Pengukuran Efsens Merek, Kelola, No 8/IV/ Transstor Vol. 5, No. 1 Jul 2005 : 1-11

11 Nyoman, I.N, 2002; Pengalokasan Anggaran Dengan mempertmbangkan Mult Input/Output menggunakan DEA, UK Petra, 30-31/08/2002. Pusat Peneltan Lembaga Peneltan Insttut Teknolog Bandung,(2002); Stud Transfer Teknolog Kepada Usaha Kecl Menengah Beserta Pengembangan Rset Daerah, Insttut Teknolog Bandung. Safuddn, Azwar, 1992; Relabltas dan Valdtas, PT. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Samsudn, A, Srat, M, Ibrahm, K, 1994; Pemndahan Teknolog Dalam Industr Elektronk Malaysa, Dewan Bahasa Dan Pustaka Malaysa. Stepand, D, 1999; Tutoral In Data Envelopment Analyss, com/dea/deas 13.htm. Walpole, R.H.M, 1986; Ilmu Peluang Dan Statstka Untuk Insnyur Dan Ilmuwan, ITB- Bandung. Weber, Charles S, A Data Envelopment Analyss Approach to Measure Vendor Performance, Supply Chan Management I (1), We T.K, 1998; Industralsas d Indonesa, Beberapa Kajan, PT. Pustaka LP3ES Indonesa, anggota IKAPI. Pengukuran Pemndahan Teknolog... (Charul Saleh) 11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Indomaret yang berada di Jalan Tubagus Ismail

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Indomaret yang berada di Jalan Tubagus Ismail BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 1.1 Objek Peneltan Peneltan n dlakukan d Indomaret yang berada d Jalan Tubagus Ismal Raya No. 18 bandung dengan menelt keragaman produk sebaga varabel bebas (ndependen)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat, Subek, Waktu dan Jens Peneltan Pada bagan n akan dbahas tentang tempat peneltan, waktu peneltan dar perencanaan sampa penulsan hasl peneltan, serta ens peneltan n.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu pendekatan yang dlakukan untuk mendapatkan data yang dperlukan sehngga mendapatkan hasl yang optmal (Suharsm Arkunto : 1998). Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu korelasional dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu korelasional dan 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desan Peneltan Jens peneltan yang dlakukan oleh penuls yatu korelasonal dan verfkatf yatu suatu metode yang dgunakan untuk menentukan apakah terdapat hubungan antara dua

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan atau bisa disebut dengan kata field research yakni dengan

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan atau bisa disebut dengan kata field research yakni dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang dlakukan secara langsung d lapangan atau bsa dsebut dengan kata feld research yakn dengan melakukan peneltan dan pengamblan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode berasal dar kata Yunan yatu methodos yang beraal dar kata meta yang berart jalan atau cara. Jad metode adalah cara kerja yang dlakukan untuk mencapa

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian dari pengaruh aplikasi otomatisasi kantor terhadap

BAB III DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian dari pengaruh aplikasi otomatisasi kantor terhadap 43 BAB III DESAIN PENELITIAN A. Objek Peneltan Objek peneltan dar pengaruh aplkas otomatsas kantor terhadap efektvtas kerja karyawan pada Dvs Manajemen Sumber Daya Manusa PT. INTI (PERSERO) Bandung adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal dperlukan agar tdak terjad salah pengertan dan penafsran terhadap stlah-stlah yang terkandung d dalam judul peneltan n. Istlah-stlah yang

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (2003:64) Suyadi Prawirosentono (2004:2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (2003:64) Suyadi Prawirosentono (2004:2) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peneltan Guna dapat bersang dalam era perdagangan bebas yang ddukung oleh teknolog nformas dan komunkas yang tumbuh pesat, perusahaan dharuskan berusaha untuk menngkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pemodelan Persamaan Struktural Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equaton Modelng (SEM) merupakan analss multvarat yang dapat menganalss hubungan varabel secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan 1. Tempat Peneltan Peneltan n dlakukan pada sswa kelas X tahun ajaran 013/014 yang bertempat d SMA N 1Sambungmacan Sragen.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah, pengembangan karier (X) dan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah, pengembangan karier (X) dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneltan Objek yang dtelt dalam peneltan n adalah, pengembangan karer (X) dan kepuasan kerja (Y) pada Hotel Cpaku Indah. Responden dalam peneltan n adalah seluruh karyawan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pizza Hut Garden 6 - Jakarta Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014 Juni 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pizza Hut Garden 6 - Jakarta Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014 Juni 2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan 1. Tempat dan peneltan dlakukan Peneltan n dlaksanakan d Pzza Hut Garden 6 - Jakarta Barat 2. Waktu Pengumpulan data Peneltan dlakukan pada bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau sedang mengkonsumsi produk Kalimilk Susu Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. atau sedang mengkonsumsi produk Kalimilk Susu Yogyakarta. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan dan Unt Analss Peneltan n dlakukan d wlayah Yogyakarta pada konsumen yang sudah pernah atau sedang mengkonsums produk Kalmlk Susu Yogyakarta. 3.2 Unt Analss

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN STUDI KASUS PADA PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) CABANG SEMARANG SKRIPSI Dajukan sebaga salah satu syarat Untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal merupakan penjelasan maksud dar stlah yang menjelaskan secara operasonal mengena peneltan yang akan dlaksanakan. Defns operasonal n

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. bulan September - November 2010 di SMP Negeri 1 Kalianda Kabupaten III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan pada semester ganjl tahun ajaran 010/011 antara bulan September - November 010 d SMP Neger 1 Kalanda Kabupaten Lampung Selatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci