P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Transkripsi

1 P U T U S A N Nomor 1171/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara cerai talak antara : PEMOHON KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI, umur 19 tahun, agama islam, pendidikan terakhir SMK, pekerjaan sopir truk, bertempat tinggal di Kabupaten Pasuruan, disebut sebagai Pemohon Konvensi / Tergugat Rekonvensi ; M e l a w a n TERMOHON KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI, umur 23 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SD, pekerjaan tidak bekerja, bertempat tinggal di Kabupaten Pasuruan, disebut sebagai Termohon Konvensi / Penggugat Rekonvensi ; Pengadilan Agama tersebut ; Telah mempelajari surat surat yang berkaitan dengan perkara ini ; Telah mendengarkan keterangan kedua belah pihak ; Telah memeriksa alat alat bukti di muka sidang ; DUDUK PERKARA Menimbang, bahwa Pemohon dalam surat permohonannya tanggal 23 Juni 2015 telah mengajukan permohonan cerai talak yang telah di daftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Pasuruan, dengan Nomor 1171/Pdt.G/ 2015/PA.Pas. tanggal 23 Juni 2015 dengan dalil - dalil sebagai berikut : 1. Bahwa Pemohon telah melangsungkan perkawinan dengan Termohon pada tanggal 05 Juni 2015 sebagaimana tercantum dalam Kutipan Akta Nikah Nomor: XXXXXX, tanggal 05 Juni 2015 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kabupaten Pasuruan; Hal. 1 dari 18 hal. Putusan No. 1171/Pdt.G/2015/PA.Pas.

2 2. Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon membina rumah tangga sebagai suami istri bertempat tinggal di rumah orangtua Pemohon selama 1 bulan, sebelumnya telah menikah secara sirri, dan dikaruniai 1 orang anak bernama : a. ANAK, lahir Mei 2015; 3. Bahwa semula kehidupan rumah tangga Pemohon dan Termohon harmonis dan bahagia, namun sejak bulan Juli 2015 keadaannya mulai tidak harmonis dan sering terjadi perselisihan dan pertengkaran; 4. Bahwa terjadinya perselisihan dan pertengkaran tersebut disebabkan Termohon sangat berani kepada Pemohon dan orang tua Pemohon, setiap Pemohon menasehati Termohon agar dapat menjaga sikapnya, Termohon malah marah-marah kepada Pemohon; 5. Bahwa akibat perselisihan dan pertengkaran tersebut, Termohon meninggalkan tempat tinggal bersama sehingga antara Pemohon dan Termohon berpisah tempat tinggal sejak Juli 2015 ; 6. Bahwa selama berpisah tersebut antara Pemohon dan Termohon sudah tidak melakukan hubungan layaknya suami istri lagi 7. Bahwa melihat keadaan rumah tangga Pemohon yang demikian ini, Pemohon sudah tidak sanggup lagi untuk mempertahankannya dan jalan yang terbaik adalah bercerai dengan Termohon; 8. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Pemohon mohon agar Ketua Pengadilan Agama Pasuruan c.q. Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk memanggil para pihak, memeriksa, mengadili dan menjatuhkan putusan yang amarnya sebagai berikut: PRIMER: 1. Mengabulkan permohonan Pemohon ; 2. Memberi izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj i kepada Termohon ; 3. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara menurut hukum ; SUBSIDER: Mohon putusan yang seadil - adilnya ; Hal. 2 dari 18 hal. Putusan No. 1171/Pdt.G/2015/PA.Pas.

3 Bahwa pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan, Pemohon dan Termohon telah hadir sendiri, dan Majelis Hakim telah perdamaikan Pemohon dan Termohon akan tetapi tidak berhasil ; Bahwa Pemohon dan Termohon telah menempuh proses mediasi dengan mediator H. ABDUL KHALIK, dan sebgaimana laporannya mediator tanggal 28 September 2015, rumah tangga Pemohon dengan Termohon tidak berhasil dirukunkan kembali ; Bahwa selanjutnya Majelis Hakim membacakan surat permohonan Pemohon yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon dengan tidak ada perubahan maupun tambahan dalam surat permohonan ; Bahwa, atas permohonan Pemohon tersebut, Termohon memberikan jawaban secara lisan pada pokoknya sebagai berikut : 1. Bahwa, apa yang disampaikan Pemohon dalam permohonannya Termohon membenarkan akan tetapi ada yang tidak benar; 2. Bahwa, benar antara Pemohon dengan Termohon sering terjadi perselisihan dan pertengkaran; 3. Bahwa tidak benar Termohon berani / melawan orang tua Pemohon, yang benar adalah karena orang tua Pemohon tidak senang dengan Termohon dan benar Termohon hamil sebelum menikah dengan Pemohon dan menikah setelah anak lahir; 4. Bahwa Termohon keberatan dicerai oleh Pemohon; 5. Bahwa apabila terjadi perceraian Termohon menuntut kepada Pemohon berupa: 1. Nafkah iddah sejumlah Rp ,- (tiga juta rupiah); 2. Mut ah sejumlah Rp ,- (satu juta rupiah); 3. Nafkah 1 orang anak setiap bulannya sejumlah Rp ,- (satu juta rupiah); 6. Pemohon bekerja sebagai sopir truk dan penghasilan setiap harinya sebesar Rp ,- (tujuh puluh ribu rupiah); Bahwa Pemohon menyampaikan replik secara lesan yang pada pokoknya sebagai berikut : 1. Bahwa, Pemohon tetap dengan permohonan semula; Hal. 3 dari 18 hal. Putusan No. 1171/Pdt.G/2015/PA.Pas.

4 2. Bahwa, terhadap tuntutan Termohon tersebut Pemohon sanggup memberikan kepada Termohon : a. Nafkah Iddah sejumlah Rp ,- (tiga ratus ribu rupiah); b. Mut ah sejumlah Rp ,- (dua ratus ribu rupiah); c. Nafkah seorang anak setiap bulan sejumlah Rp ,- (seratus ribu rupiah); 3. Bahwa, Pemohon membenarkan bekerja sebagai sopir truk milik orang lain dengan penghasilan per-hari sebesar Rp ,- (tujuh puluh ribu rupiah); Bahwa, Termohon menyampikan duplik secara lisan yang pokoknya tetap sebagaimana jawaban semula ; Bahwa untuk membuktikan dalil-dalilnya, Pemohon telah mengajukan alat-alat bukti berupa fotokopi Kutipan Akta Nikah yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kabupaten Pasuruan Nomor XXXXXX, tanggal 05 Juni 2015, bermeterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, diberi tanda (P) ; Bahwa, disamping bukti surat tersebut, Pemohon juga menghadirkan 2 (dua) orang saksi masing masing bernama : 1. SAKSI 1, umur 31 tahun, agama Islam, pekerjaan Tidak bekerja, tempat kediaman di Kabupaten Pasuruan, di bawah sumpahnya saksi tersebut memberikan keterangan sebagai berikut : Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena saksi adalah Kakak ipar Pemohon ; Bahwa saksi mengetahui Pemohon dengan Termohon adalah suami isteri; Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon hidup tinggal di rumah orang tua Pemohon selama 1 bulan, sebelumnya telah nikah secara siri dan telah dikaruniai 1 orang anak yang bernama ANAK; Bahwa sekarang Pemohon dengan Termohon sudah tidak harmonis lagi, sejak awal pernikahan sudah sering terjadi perselisihan dan pertengkaran, saksi melihat sendiri pertengkaran mereka ; Bahwa penyebab perselisihan dan pertengkaran tersebut karena Termohon berani kepada Pemohon dan orang tua Pemohon; Hal. 4 dari 18 hal. Putusan No. 1171/Pdt.G/2015/PA.Pas.

5 Bahwa akibat perselisihan dan pertengkaran tersebut, Pemohon dan Termohon pisah tempat tinggal sejak bulan Juli 2015, karena Termohon meninggalkan Pemohon; Bahwa saksi sudah berusaha untuk merukunkan rumah tangga Pemohon, akan tetapi tidak berhasil; Bahwa Pemohon bekerja sebagai sopir namun saksi tidak mengetahui berapa penghasilannya; Bahwa, setelah diberi kesempatan baik Pemohon maupun Termohon tidak mengajukan pertanyaan kepada saksi tersebut; 2. SAKSI 2, umur 36 tahun, agama Islam, pekerjaan Tidak bekerja, tempat kediaman di Kabupaten Pasuruan. Di bawah sumpahnya saksi tersebut memberikan keterangan sebagai berikut : Bahwa, saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon dan saksi sebagai tetangga Pemohon; Bahwa, saksi mengetahui antara Pemohon dan Termohon adalah suami isteri; Bahwa, setelah menikah Pemohon dan Termohon hidup tinggal dirumah orang tua Pemohon dan telah dikaruniai 1 orang anak ; Bahwa, rumah tangga Pemohon dengan Termohon sudah tidak harmonis, sejak awal pernikahan sudah sering berselisih dan bertengkar, saksi sering melihat sendiri pertengkaran mereka; Bahwa, penyebab perselisihan dan pertengkaran tersebut karena Termohon berani kepada Pemohon kalau dinasehati suka melawan dan marah-marah; Bahwa akibat perselisihan dan pertengkaran tersebut, Pemohon dan Termohon pisah tempat tinggal sejak bulan Juli 2015, karena Termohon pulang ke rumah orang taunya dan tidak pernah rukun kembali; Bahwa pihak keluarga sudah berusaha mendamaikan, namun tidak berhasil; Hal. 5 dari 18 hal. Putusan No. 1171/Pdt.G/2015/PA.Pas.

6 Bahwa, setelah diberi kesempatan baik Pemohon maupun Termohon tidak mengajukan pertanyaan kepada saksi tersebut; Bahwa, Termohon juga menghadirkan seorang saksi yang bernama SAKSI 3, umur 60 tahun, agama Islam, keperjaan Tani, tempat tinggal di Kabupaten Pasuruan. Di bawah sumpahnya saksi tersebut memberikan keterangan sebagai berikut : Bahwa, saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena saksi adalah ayah kandung Termohon ; Bahwa, Pemohon dengan Termohon suami isteri, menikah pada bulan Juni 2015, sebelumnya sudah menikah secara sirri terlebih dahulu ; Bahwa, setelah menikah Pemohon dan Termohon hidup tinggal dirumah orang tua Pemohon selama 1 bulan, selama berumah tangga telah dikaruniai 1 orang anak ; Bahwa sekarang Pemohon dengan Termohon sudah tidak harmonis lagi, menurut keterangan Termohon sering berselisih dan bertengkar ; Bahwa penyebab perselisihan dan pertengkaran tersebut karena orang tua Pemohon tidak suka terhadap Termohon ; Bahwa akibat perselisihan dan pertengkaran tersebut, sejak bulan Juli 2015 Termohon pulang ke rumah saksi dan tidak pernah rukun kembali sampai sekarang; Bahwa, setelah diberi kesempatan baik Pemohon maupun Termohon tidak mengajukan pertanyaan kepada saksi tersebut; Bahwa selanjutnya Pemohon dan Termohon menyatakan cukup dengan keterangan masing-masing serta tidak ada lagi bukti-bukti yang hendak diajukan di depan sidang dan mohon kepada Majelis Hakim untuk menjatuhkan putusan; Bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini ditunjuk hal-hal sebagaimana terurai dalam berita acara persidangan perkara ini yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari putusan ini ; Hal. 6 dari 18 hal. Putusan No. 1171/Pdt.G/2015/PA.Pas.

7 PERTIMBANGAN HUKUM Dalam Konvensi : Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah sebagaimana diuraikan tersebut di atas ; Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan, Pemohon dan Termohon telah datang menghadap secara pribadi dalam persidangan ; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan para pihak yang berperkara, akan tetapi tidak berhasil, dan berdasarkan PERMA No. 1 Tahun 2008 Tentang Mediasi di Pengadilan, atas kesepakatan kedua belah pihak, Majelis Hakim menetapkan Drs. H. ABDUL KHALIK (Hakim pada Pengadilan Agama Pasuruan) sebagai Mediator dan berdasarkan laporannya tanggal 2 September 2015, mediator berusaha merukunkan rumah tangga Pemohon dengan Termohon, akan tetapi tidak berhasil ; Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 49 huruf (a) dan Pasal 66 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, sebagaimana telah di ubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka perkara ini merupakan wewenang Pengadilan Agama Pasuruan untuk memeriksa dan mengadilinya perkara ini; Menimbang, bahwa Pemohon dalam surat permohonannya, Pemohon mendalilkan bahwa antara Pemohon dengan termohon suami isteri sah yang menikah pada tanggal 05 Juni 2015 dan telah dikaruniai 1 orang anak, namun sejak bulan Juli 2015 sudah tidak harmonis sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan karena Termohon berani dengan Pemohon dan orang tua Pemohon, dan telah terjadi pisah tempat tinggal sejak bulan Juli 2015 hingga sekarang sudah tidak rukun lagi ; Menimbang, bahwa terhadap dalil permohonan Pemohon tersebut, Termohon telah memberikan pengakuan berklausul, yang membenarkan telah terjadi pertengkaran akan tetapi sebabnya bukan karena Termohon berani dengan Pemohon dan orang tua Pemohon, menurut Termohon yang benar adalah karena orang tua Pemohon tidak suka dengan Termohon ; Hal. 7 dari 18 hal. Putusan No. 1171/Pdt.G/2015/PA.Pas.

8 Menimbang, bahwa meskipun Termohon telah mengakui dan membenarkan secara berklausul terhadap dalil-dalil permohonan Pemohon, akan tetapi dalam perkara perceraian Majelis Hakim mencari kebenaran materiil dan bukan kebenaran formil, sehingga berlaku ketentuan hukum acara yang bersifat khusus, maka berdasarkan azas lex specialis derogat lex generalis, Majelis Hakim berpendapat bahwa pengakuan Termohon sebagaimana tersebut di atas tidaklah dianggap sebagai bukti yang memiliki kekuatan pembuktian sempurna (volledig) dan mengikat (bindend) melainkan masih harus didukung oleh bukti - bukti lain sehingga Pemohon tetap dibebani wajib bukti, begitu pula sebaliknya terhadap hal-hal yang dibantah oleh Termohon dan Termohon juga wajib membuktikan dalil bantahannya ; Menimbang, bahwa terhadap bukti surat (P) yang merupakan akta otentik dan telah bermeterai cukup dan cocok dengan aslinya, dimana bukti tersebut menjelaskan mengenai Pemohon dan Termohon telah melangsungkan perkawinan pada tanggal 05 Juni 2015 tercatat di Kantor Urusan Agama, Kabupaten Pasuruan, bukti tersebut tidak dibantah oleh Termohon, sehingga bukti tersebut telah memenuhi syarat formil dan materiil, serta mempunyai kekuatan yang sempurna dan mengikat, sehingga terbukti bahwa Pemohon dan Termohon sebagai suami istri sah belum pernah bercerai, maka kedua belah pihak memiliki legal standing dalam perkara ini ; Menimbang, bahwa Pemohon telah menghadirkan 2 orang saksi masing-masing bernama SAKSI 1 dan SAKSI 2, sedang Termohon juga menghadirkan seorang saksi yaitu SAKSI 3, dimana saksi saksi yang diajukan oleh Pemohon dan Termohon tersebut sudah dewasa dan sudah disumpah, sehingga memenuhi syarat formil sebagaimana yang diatur dalam Pasal 145 ayat 1 angka 3e HIR ; Menimbang, bahwa saksi-saksi yang diajukan oleh Pemohon dibawah sumpahnya menerangkan bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak harmonis sering berselisih dan bertengkar dan telah berpisah tempat tinggal sejak bulan Juli 2015 hingga sekarang tidak rukun lagi dan telah diupayakan damai oleh keluarga namun tidak berhasil ; Menimbang, bahwa keterangan saksi-saksi Pemohon mengenai perselisihan dan pertengkaran Pemohon dengan Termohon adalah fakta yang Hal. 8 dari 18 hal. Putusan No. 1171/Pdt.G/2015/PA.Pas.

9 dilihat sendiri / didengar sendiri / dialami sendiri dan relevan serta bersesuaian antara satu dengan yang lainnya, oleh karena itu keterangan saksi saksi Pemohon dan saksi Termohon tersebut telah memenuhi syarat materiil sebagaimana telah diatur dalam Pasal 171 ayat (1) dan Pasal 172 HIR, maka keterangan saksi-saksi tersebut memiliki kekuatan pembuktian dan dapat diterima sebagai alat bukti ; Menimbang, bahwa saksi yang diajukan oleh Termohon dibawah sumpanya memberikan keterangan bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak harmonis sering berselisih dan bertengkar namun hanya mendengar laporan dari Termohon dan telah berpisah tempat tinggal sejak bulan Juli 2015 karena Termohon pulang ke rumah orang tua (saksi), hingga sekarang tidak rukun lagi dan telah diupayakan damai oleh keluarga namun tidak berhasil ; Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Pemohon dan Termohon yang dihubungkan dengan keterangan para saksi, maka ditemukan fakta yang dapat dijadikan sebagai fakta hukum sebagai berikut : Bahwa rumah tangga Pemohon dengan Termohon sudah retak dan tidak harmonis lagi, telah terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus ; Bahwa akibat perselisihan dan pertengkaran tersebut, antara Pemohon dan Termohon telah berpisah tempat tinggal sejak bulan Juli 2015, karena Termohon pergi meninggalkan Pemohon pulang ke rumah orang tuanya ; Bahwa dari pihak keluarga telah berupaya merukunkan namun tidak berhasil, serta orang dekat dengan Pemohon sudah tidak sanggup untuk merukunkan mereka lagi ; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta fakta tersebut di atas Majelis berpendapat rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah sulit diharapkan rukun kembali dan sulit diharapkan mencapai tujuan perkawinan membentuk keluarga bahagia dan sejahtera berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, atau membentuk keluarga sakinah yang dilandasi rasa mawadah wa rahmah (cinta dan kasih), oleh karena itu Majelis Hakim berpendapat perceraian lebih maslahat dan memberikan kepastian hukum daripada meneruskan perkawinan ; Hal. 9 dari 18 hal. Putusan No. 1171/Pdt.G/2015/PA.Pas.

10 Menimbang, bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas terbukti bahwa permohonan Pemohon telah memenuhi alasan yang diatur dalam Pasal Pasal 39 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan Jo Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemereintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam serta memperhatikan pula Firman Allah SWT surat Al- Baqoroh ayat ayat 227 sebagai berikut : وان عزمواالطال ق فان هللا سميع عليم ; Artinya : "Jika kamu telah bertetap hati untuk menalak (istri kamu) (karena tidak sanggup mewujudkan rumah tangga yang bahagia) sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui " ; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka permohonan Pemohon telah beralasan dan dapat dikabulkan ; Menimbang, bahwa antara Pemohon dan Termohon selama dalam perkawinannya telah berhubungan sebagaimana layaknya suami isteri (ba'dad dukhul) dan belum pernah bercerai, sesuai Pasal 118 Kompilasi Hukum Islam talak yang diijinkan untuk dijatuhkan oleh Pemohon terhadap Termohon adalah talak satu roj'i, maka Majelis Hakim dapat memberi izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu roj i terhadap Termohon di depan sidang Pengadilan Agama Pasuruan ; Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 84 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang- Undang Nomor 50 Tahun 2009, Majelis Hakim memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Pasuruan untuk mengirim salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat kediaman Pemohon dan Termohon dan atau di tempat perkawinan dilangsungkan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; Menimbang, bahwa oleh karena tempat perkawinan Pemohon dengan Termohon dilaksanakan dan tempat domisili Pemohon serta tempat domisili Termohon sama - sama berada di wilayah Kantor Urusan Agama Kabupaten Pasuruan, maka Majelis Hakim memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Pasuruan untuk mengirim salinan penetapan ikrar talak kepada Hal. 10 dari 18 hal. Putusan No. 1171/Pdt.G/2015/PA.Pas.

11 Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kabupaten Pasuruan, untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu ; Dalam Rekonvensi : Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat Rekonvensi adalah sebagaimana terurai di atas ; Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Rekonpensi ini berkaitan langsung dengan permohonan cerai talak dalam konpensi, maka pertimbangan dalam konpensi dinyatakan sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan pertimbangan Rekonpensi ini, untuk itu apa yang telah dipertimbangkan dalam konpensi dipandang telah termasuk dalam pertimbangan Rekonpensi ; Menimbang, bahwa Penggugat Rekonvensi telah mengajukan gugatan rekonvensi berupa : 1. Nafkah iddah sejumlah Rp ,- (tiga juta rupiah) ; 2. Mut ah sejumlah Rp ,- (satu juta rupiah) ; 3. Nafkah seorang anak setiap bulannya sejumlah sejumlah Rp ,- (satu juta rupiah) ; Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat Rekonpensi tersebut, Tergugat Rekonpensi dalam jawaban secara lisan menyatakan tidak sanggup untuk memenuhi jumlah nominal gugatan Penggugat rekonvensi dan Tergugat Rekonpensi hanya sanggup memberikan kepada Penggugat Rekonpensi : 1. Nafkah iddah sejumlah Rp ,- (tiga ratus ribu rupiah) ; 2. Mut ah sejumlah Rp ,- (dua ratus ribu rupiah) ; 3. Nafkah seorang anak setiap bulannya sejumlah sejumlah Rp ,- (seratus ribu rupiah) ; Menimbang, bahwa oleh karena tidak ada kesepakatan atas gugatan rekonvensi Penggugat, maka Majelis Hakim harus mempertimbangkan sebagai berikut : Menimbang, bahwa dalam perkara a quo Tergugat Rekonvensi mendalilkan penyebab terjadi perselisihan karena Penggugat Rekonvensi karena Penggugat Rekonpensi berani dengan Tergugat Rekonpensi dan orang tua Tergugat Rekonvensi, sedangkan menurut Penggugat Rekonvensi penyebab pertengkaran karena orang tua Tergugat Rekonpensi tidak senang Hal. 11 dari 18 hal. Putusan No. 1171/Pdt.G/2015/PA.Pas.

12 dengan Penggugat Rekonpensi, akhirnya Penggugat Rekonpensi pulang ke rumah orang tuanya dengan pamit Tergugat Rekonpensi; Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan kedua belah pihak, maka Majelis Hakim terlebih dahulu harus melihat apakah Penggugat Rekonvensi (pihak isteri) sebagai isteri yang nusyuz atau bukan ; Menimbang, bahwa sebagaimana pendapat para ulama yang diambil alih sebagai pendapat Majelis Hakim bahwa yang dimaksud dengan nusyuz yaitu : 1. Kitab Fathul Wahab juz II halaman 63 : Yang artinya :... Siapa yang keluar dari mentaati suaminya, seperti ia keluar dari rumahnya tanpa izin suaminya atau ia tidak mau membukakan pintu bagi suaminya, atau ia tidak mau menyerahkan dirinya, maka ia tidak berhak mendapat giliran sebagaimana ia tidak berhak mendapat nafkah, dan kalau ia taat kembali kepada suaminya, ia tidak berlaku qadla untuk hal tersebut ; 2. Kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman 272 : Yang artinya : Tidak mau diajak pindah oleh suaminya ke tempat yang layak baginya, adalah nusyuz ; 3. Kitab Al Mughni, Ibnu Qudamah juz VI halaman 295 : yang artinya : Nusyuz, yaitu jika seorang perempuan menolak di ajak berhubungan suami isteri dengan suaminya atau keluar dari rumahnya tanpa seizin suaminya ; Menimbang, berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa Penggugat Rekonvensi bukan isteri yang nusyuz, sehingga mempunyai hak untuk mendapatkan nafkah iddah dan mut ah dari Tergugat Rekonvensi ; Menimbang, bahwa oleh karena antara Penggugat Rekonvensi dan Tergugat Rekonvensi tidak ada kesepakatan mengenai gugatan Penggugat Rekonpensi tersebut, maka Majelis Hakim akan mempertimbangkan dan menentukan jumlah nominal nafkah yang diminta oleh Penggugat Rekonvensi yang layak dan pantas bagi kedua belah pihak ; ا Hal. 12 dari 18 hal. Putusan No. 1171/Pdt.G/2015/PA.Pas.

13 Menimbang, bahwa dalam hal terjadi perceraian karena talak, maka pihak suami berkewajian untuk memberi kepada pihak isteri nafkah iddah dan mut ah berdasarkan Firman Allah SWT., dalam Al-Qur an surat Ath-Tholaq ayat 7, yang artinya : Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memberikan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan ; Menimbang, bahwa nafkah iddah merupakan nafkah yang harus dibayar oleh suami apabila dia mentalak isterinya, karena nafkah iddah merupakan hak isteri, sebagaimana Hadits Rasulullah saw. dalam Kitab Al Bajuri Juz II halaman 145 yang artinya : Talak itu di tangan laki-laki (suami) dan iddah itu di pihak perempuan ; Dan pendapat para fuqoha dalam kitab Al Muhadzdzab, juz II, halaman 176 yang diambil alih menjadi pendapat Majelis yang artinya : Apabila suami mencerai isteri sesudah dukhul dengan talak raj i, maka isteri berhak mendapat tempat tinggal dan nafkah semasa iddah ; Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 41 (huruf (c) Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Jo pasal 39 huruf (b) Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 jo. pasal 149 huruf (b) dan pasal 152 dan 153 ayat (2) huruf (b) Kompilasi Hukum Islam bahwa ketentuan masa iddah yang harus dijalani adalah 90 (sembilan puluh) hari ; Menimbang, bahwa Penggugat Rekonvensi menuntut nafkah iddah sejumlah Rp ,- (tiga juta rupiah), sementara Tergugat Rekonvensi tidak sanggup memenuhi tuntutan Penggugat Rekonvensi tersebut dan hanya sanggup sejumlah Rp ,- (tiga ratus ribu rupiah), dan berdasarkan pengahsilan Tergugat Rekonvensi sebesar Rp ,- (tujuh puluh ribu) perhari, maka Majelis Hakim memandang layak dan patut apabila Tergugat Rekonvensi dihukum untuk membayar nafkah iddah kepada Penggugat Rekonvensi sejumlah Rp ,- (sembilan ratus ribu rupiah) ; Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat Rekonpensi Hal. 13 dari 18 hal. Putusan No. 1171/Pdt.G/2015/PA.Pas.

14 mengajukan tuntutan terhadap Tergugat Rekonpensi tentang mut ah, maka Majelis mempertimbangkan sebagai berikut : Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 149 huruf (a) Kompilasi Hukum Islam, apabila seorang suami mentalak isterinya sedangkan si isteri telah menyerahkan dirinya terhadap suaminya, maka suami tersebut harus memberikan kenang-kenangan untuk menyenangkan hati si isteri (muth ah) yang layak sesuai dengan kemampuan suami baik berupa uang atau benda. Sebagaimana Firman Allah dalam surat al Baqarah ayat 241 yang artinya : Kepada wanita-wanita yang diceraikan (hendaklah diberikan oleh suaminya) mut ah (pemberian) menurut yang ma ruf ; Dan Firman Allah dalam surat al Ahzab ayat 49 yang artinya : Senangkanlah olehmu hati mereka dengan pemberian dan lepaslah mereka secara baik ; Menimbang, bahwa Penggugat Rekonpensi menuntut mut ah Terhadap Tergugat Rekonpensi sejumlah Rp ,- (tiga juta rupiah), sementara Tergugat rekonvensi tidak sanggup memenuhi tuntutan Penggugat Rekonvensi tersebut dan hanya sanggup sejumlah Rp ,- (dua ratus ribu rupiah), dan berdasarkan pengahsilan Tergugat Rekonvensi tersebut di atas sebesar Rp ,- (tujuh puluh ribu) per-hari, maka Majelis Hakim memandang layak dan patut apabila Tergugat Rekonvensi dihukum untuk membayar mut ah kepada Penggugat Rekonvensi sejumlah Rp ,- (lima ratus ribu rupiah) ; Menimbang, bahwa Penggugat Rekonpensi juga menuntut nafkah seorang anak kepada Tergugat Rekonpensi yang bernama ANAK, lahir Mei 2015 kepada Tergugat Rekonpensi, maka Majelis akan mempertimbangkannya sebagai berikut : Menimbang, bahwa Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi telah dikaruniai 1 orang anak yang bernama ANAK, lahir Mei 2015; Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 98 ayat (1) dan 149 huruf (d) Kompilasi Hukum Islam bahwa anak yang mampu berdiri sendiri atau dewasa adalah umur 21 tahun, dan karena anak Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi yang bernama ANAK yang lahir pada bulan Mei 2015 masih balita dan sekarang dibawah asuhan Penggugat Rekonpensi, maka Majelis Hakim berpendapat Tergugat Rekonvensi mempunyai kewajiban untuk ditetapkan Hal. 14 dari 18 hal. Putusan No. 1171/Pdt.G/2015/PA.Pas.

15 sebagai penanggung jawab terhadap kebutuhan sehari-harinya anak tersebut ; Menimbang, bahwa sebagaimana Hadits Rasulullah saw. dalam Kitab I anatut thalibin juz IV, halaman 99 yang artinya : Anak yang masih punya ayah dan ibu, maka ayahnya yang wajib memberikan nafkah ; Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat Rekonvensi tentang nafkah anak sejumlah Rp ,- (satu juta rupiah), Tergugat Rekonvensi menyatakan tidak sanggup untuk memenuhi keseluruhan dan hanya sanggup membayar sejumlah Rp ,- (seratus ribu rupiah), maka untuk menjamin kesejahteraan dan masa depan anak tersebut, Majelis Hakim akan menetapkan biaya hadhanah untuk anak tersebut kepada Tergugat Rekonvensi ; Menimbang, bahwa berdasarkan pengasilan Tergugat Rekonvensi yang bekerja sebagai sopir truk yang saat ini pernghasilannya setiap hari sebesar Rp ,- (tujuh puluh ribu rupiah), maka Majelis Hakim memandang layak dan patut apabila Tergugat Rekonvensi dihukum untuk membayar nafkah 1 orang anak bernama ANAK, lahir Mei 2015 setiap bulan minimal sejumlah Rp ,- (tiga ratus ribu rupiah) sampai anak tersebut dewasa; Menimbang, bahwa sebagaimana pertimbangan tersebut di atas, maka gugatan Penggugat telah beralasan dan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh Pasal 41 huruf (c) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Jo. Pasal 24 ayat (2) huruf (b), Pasal 39 huruf (b) Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975, jo. Pasal 80, 149 huruf (b dan d) 152 dan 153 ayat (2) huruf (b), Pasal 156 huruf (a, b, d dan f), Pasal 158 dan Pasal 160 Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, maka gugatan Penggugat Rekonvensi dikabulkan sebagian dan tidak dapat diterima untuk selain dan selebihnya ; Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Renggugat Rekonvensi dikabulkan, maka selanjutnya Majelis Hakim harus menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar kepada Penggugat Rekonvensi berupa : 1. Nafkah iddah sejumlah Rp ,- (sembilan ratus ribu rupiah) ; 2. Mut ah sejumlah Rp ,- (lima ratus ribu rupiah) ; 3. Nafkah nafkah 1 orang anak yang bernama ANAK, lahir Mei 2015 setiap bulan minimal sejumlah Rp ,- (tiga ratus ribu rupiah) sampai anak tersebut dewasa; Hal. 15 dari 18 hal. Putusan No. 1171/Pdt.G/2015/PA.Pas.

16 Dalam Konvensi dan Rekonvensi : Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya perkara ini dibebankan kepada Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi; Mengingat pasal-pasal perundang-undangan dan ketentuan hukum lain yang bersangkutan dengan perkara ini ; M E N G A D I L I Dalam Konvensi : 1. Mengabulkan permohonan Pemohon ; 2. Memberi izin kepada Pemohon (PEMOHON KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI) untuk menjatuhkan talak satu raj i terhadap Termohon (TERMOHON KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI) di depan sidang Pengadilan Agama Pasuruan; 3. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Pasuruan untuk mengirim salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kabupaten Pasuruan, untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu ; Dalam Rekonvensi : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi sebagian ; 2. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk membayar kepada Penggugat Rekonvensi berupa : 2.1. Nafkah iddah sejumlah Rp ,- (sembilan ratus ribu rupiah) ; 2.2. Mut ah sejumlah Rp ,- (lima ratus ribu rupiah) ; 2.3. Nafkah nafkah 1 orang anak yang bernama ANAK, lahir Mei 2015 setiap bulan minimal sejumlah Rp ,- (tiga ratus ribu rupiah) sampai anak tersebut dewasa; 3. Menyatakan gugatan Penggugat Rekonvensi tidak dapat diterima untuk selain dan selebihnya ; Dalam Konvensi dan Rekonvensi : Membebankan kepada Pemohon Konvensi / Tergugat Rekonvensi untuk Hal. 16 dari 18 hal. Putusan No. 1171/Pdt.G/2015/PA.Pas.

17 membayar biaya perkara ini sebesar Rp ,- (tiga ratus enam belas ribu rupiah) ; Demikian putusan ini dijatuhkan pada hari Senin, tanggal 02 Nopember 2015 Masehi, bertepatan dengan tanggal 20 Muharram 1437 Hijriyah, oleh oleh Drs. H. MUCHIDIN, MA. yang ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Agama tersebut sebagai Ketua Majelis, SLAMET, S.Ag., S.H. dan Drs. MOH. HOSEN, S.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis di dampingi Hakim-Hakim Anggota dan dibantu Hj. IRDARIYAH, S.H. sebagai Panitera Pengganti dengan dihadiri Pemohon dan Termohon; Hakim Anggota, Ketua Majelis, SLAMET, S.Ag., S.H. Drs. H. MUCHIDIN, M.A. Hakim Anggota, Drs. MOH. HOSEN, S.H. Panitera Pengganti, Perincian Biaya Perkara : Hj. IRDARIYAH, S.H. 1. Biaya Pendaftaran Rp ,00 2. Biaya Proses Rp ,00 3. Biaya Panggilan Rp ,00 4. Redaksi Rp 5.000,00 5. Biaya Meterai Rp 6.000,00 J u m l a h Rp ,00 Hal. 17 dari 18 hal. Putusan No. 1171/Pdt.G/2015/PA.Pas.