KESEfAHTERAAN RUMAHTANGGA PETANI PAD! SAWAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KESEfAHTERAAN RUMAHTANGGA PETANI PAD! SAWAH"

Transkripsi

1 - ~ PERANAN WANITA DALAM USAHA MENINGKATKAN KESEfAHTERAAN RUMAHTANGGA PETANI PAD! SAWAH ( Kasus di Desa Parakan Kecamatan /Leuwimunding Kabupaten Majalengka Jawa Barat) 0 leh RENNi INDAHYANl A ~ JURUSAN ILMU-ILMU - ~-~~~ -~. ~~~~ SOSIAL EKONOMI PEIITAPIIAN FAXULTAS PERTAWiAN 1NSTlTUT PiRTl.21A31 BOGOR 1994

2 RINGKASAN RENNI INDAHYANI. Peranan Wanita dalam Usaha Mening- katkan Kesejahteraan Rumahtangga Petani Padi Sawah (diba- wah bimbingan Dra. Winati Wigna, HDS) Tujuan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mempelaj ari keadaan umum dan prof il rumahtangga petani padi sawah, melihat pola kerja (pengalokasian waktu) pria dan wanita dalam kegiatan rumshtangga, mencari nafkah, dan kegiatan sosial, mengetahui dan menganalisa dampak dari alokasi waktu terhadap tingkat pendapatan dan pengeluaran rumahtangga, dan melihat pola pengambilan keputusan antara pria dan wanita, yang kesemuanya tidak terlepas dari hubungannya dengan tingkat kesejahteraan rumahtangga. Penelitian ini dilakukan di Desa Parakan, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Metodolo- gi penelitian survei dengan rumahtangga sebagai unit analisa. Pengambilan sampel dilakukan secara acak berda- sarkan luas penguasaan lahan yang mewakili tiga stratum yang diperoleh berdasarkan hasil sensus kecil. Stratum I penguasaan lahan lebih dari 0.5 ha, stratum I1 bila pengua- saan lahan ha, dan stratum tiga penguasaan lahan kurang dari 0.25 ha. ~- -~- -~ -- ~- Pola pertanian yang dominan di Desa Parakan adalah pertanian monokultur padi sawah. Tenaga kerja di bidang pertanian mencapai 77 persen dari tenaga kerja yang ada.

3 Jumlah rata-rata anggota rumahtangga petani responden 3 orang, dan anggota yang berumur di atas 10 tahun ratarata lebih dari 80 persen. Tingkat pendidikan pria umumnya lebih tinggi dari pada wanita pada setiap stratum. Peranan wanita dalam pekerj aan rumahtangga sama pen- tingnya bagi semua stratum. Tetapi ada kecenderungan semakin luas penguasan lahan, semakin besar curahan waktu wanita untuk pekerjaan rumahtangga, berkisar antara jam/orang/hari. Selain itu dijumpai bahwa pada semua stratum pria terlibat dalam pekerjaan rumahtangga, dengan curahan waktu jam/orang/hari. Hal ini menun- jukkan bahwa pekerjaan rumahtangga tidaklah mutlak merupa- kan pekerjaan wanita. Selain itu keterlibatan pria telah memberikan kesempatan pada wanita untuk melakukan kegiatan lain dan ikut mengurangi beban kerja wanita. Analisa curahan tenaga kerja sehari dalam pekerjaan nafkah menunjukkan bahwa semakin luas penguasaan lahan semakin kecil curahan waktu wanita ( jam/hari/crang) dan sebeliknye pada pria sema.kin luas penguasaan lahan semakin besar waktu yang dicurahkan ( jam/hari/orang). Ada kecenderungan curahan waktu yang diberikan wanita untuk kedua jenis pekerjaan dalam sehari secara total lebih besar dari pada pria. Kecende ~- ~- ~- -~ ~- ~-~~~~~ - ~- ~- ~~- ~-~~ rungan ini menunjukkan adanya beban kerja yang cukup berat bagi wanita pedesaan.

4 Analisa curahan waktu sebulan memperlihatkan bahwa untuk kegiatan sosial curahan waktu yang diberikan wanita semakin besar dengan semakin tingginya stratum. Tetapi untuk kegiatan mencari nafkah curahan waktu wanita stratum I dan stratum 111 hampir berimbang. Hal ini karena wanita stratum I lebih banyak mencurahkan waktunya untuk kegiatan yang curahan waktunya relatif stabil sepanjang waktu seperti perdagangan, sedangkan wanita stratum I11 banyak terlibat pada kegiatan pertanian yang curahan waktunya cenderung berf luktuasi berdasarkan tahapan pekerjaan. Untuk pengaruh tingkat pendidikan terlihat bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan semakin besar waktu yang dicurahkan wanita untuk kegiatan nafkah maupun kegiatan sosial. Sumber pendapatan terbesar rumahtangga dari setiap stratum diperoleh dari bidang pertanian. Persen tase pendapatan dari bidang ini cenderung meningkat dengan semakin tingginya stratum. Lebih lanjut ditemukan bahwa semakin luas penguasaan lahan semakin tinggi tingkzt pendapatan. Terlihat sumbangan wanita secara perorangan semakin besar dengan semakin rendahnya tingkat pendapatan. Pengeluaran untuk kebutuhan pokok merupakan pengelu- aran terbesar bagi semua stratum. Persentase pengeluaran ~-- --~ ini semakin menurun dengan semakin tingginya tingkat pendapatan, dan semakin tinggi tingkat pendapatan jumlah

5 total pengeluaran rumahtangga semakin besar tetapi persentase pengeluarannya semakin menurun. Berdasarkan kriteria pengeluaran per kapita sebulan untuk daerah pedesaan Jawa Barat menurut Biro. Pusat Statistik (1990) suatu rumahtangga dikatakan miskin bila pengeluaran per kapita sebulan rumahtangga tersebut lebih kecil atau sama dengan Rp , dan Rp pada tahun 1993 (Anonim &dam Kompas, 1994). Berdasarkan kriteria ini jumlah rata-rata pengeluaran rumahtangga semua stratum berada jauh di atas batas tersebut. Dari kenyataan ini dapat dikatakan bahwa rata-rata rumahtangga responden tidak miskin. Keadaan ini tidak terlepas dari peranan wanita yang cukup besar dalam pengambilan keputusan, terutama dalam bidang pengeluaran rumahtangga. Wanita lebih dominan dalam pengambilan keputusan dalam bidang pengeluaran rumahtangga, karena urusan rumah- tangga merupakan tanggung j awab utama wanita. Sedangkan untuk bidang produksi keputusan pria lebih dominan, sesuai dengan anggapan bahwa pria lebih mengerti dan lebih banyak terlibat dalam bidang ini. Untuk bidang pembentukan ke- luarga dan kegiatan sosial pengambilan keputusan cenderung dilakukan secara bersama. Tingkat pengambilan keputusan wanlta cenderung - -~ ~- ~ ~ sema- kin baik dengan semakin tingginya tingkat pendidikan. Tetapi tidak ada pola tertentu yang menggambarkan hubungan

PERANAN WANlTA DI USAHATANI LAHAN KERINC (Kasus Desa Petimbe, Kec. Sigi Biromaru, Kab. Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah)

PERANAN WANlTA DI USAHATANI LAHAN KERINC (Kasus Desa Petimbe, Kec. Sigi Biromaru, Kab. Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah) PERANAN WANlTA DI USAHATANI LAHAN KERINC (Kasus Desa Petimbe, Kec. Sigi Biromaru, Kab. Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah) TIRTA MURLINA HAMID A28.0262 P.S. PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN JURUSAN

Lebih terperinci

PENGARUN SEKTOR INFORMAL TERHADAP STATUS SOSlAE WANlTA 4 K~JUS Wanita Pekerja Di Desa Tarikolot. Kec. Citeureup

PENGARUN SEKTOR INFORMAL TERHADAP STATUS SOSlAE WANlTA 4 K~JUS Wanita Pekerja Di Desa Tarikolot. Kec. Citeureup PENGARUN SEKTOR INFORMAL TERHADAP STATUS SOSlAE WANlTA 4 K~JUS Wanita Pekerja Di Desa Tarikolot. Kec. Citeureup Kab. Bogor. Propinsi Jawa Barat ) O l e h SITTI BULKIS FAKULTAS PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERANAN WANlTA DESA DALAM KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN MASYARAKAT

PERANAN WANlTA DESA DALAM KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN MASYARAKAT PERANAN WANlTA DESA DALAM KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN MASYARAKAT (Suatu Studi di Desa Kumelembuai, Kec. Motoling Kabupaten Nlinahasa, ~roiinsi Sulawesi Utara) Oleh B. F. J. SONDAKH FAKULTAS PASCA SARJANA

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT LOKAL DESA GOROWONG. 5.1 Strategi Nafkah Kampung Ater dan Kampung Ciawian

BAB V STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT LOKAL DESA GOROWONG. 5.1 Strategi Nafkah Kampung Ater dan Kampung Ciawian 28 BAB V STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT LOKAL DESA GOROWONG 5.1 Strategi Nafkah Kampung Ater dan Kampung Ciawian Strategi nafkah dalam kehidupan sehari-hari direprensentasikan oleh keterlibatan individu-individu

Lebih terperinci

ili desa Bejiharjo, Karangmojo, D.I. Yogyakarta)

ili desa Bejiharjo, Karangmojo, D.I. Yogyakarta) PENGARUH SIRKULASI SUAM! TERHADAP STRUKTUR DAN FUNGSI KELUARGA (Suatu Analisis Gender Terhadap Keluarga Sirkulator ili desa Bejiharjo, Karangmojo, D.I. Yogyakarta) OIeh TUTY HANDAYANI SAJIHARJO FAKULTAS

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir, sebelah Selatan berbatasan dengan

Lebih terperinci

PERANAN WANlTA DALAM INDUSTRI KEG ll PENGOLAHAN PANGAN

PERANAN WANlTA DALAM INDUSTRI KEG ll PENGOLAHAN PANGAN PERANAN WANlTA DALAM INDUSTRI KEG ll PENGOLAHAN PANGAN Studi Kasus Industti Kecil Kue Simping di Kelorahaa Cipaisan, Kecarnatan Purwakarte, Kabupaten DT 11 Purwakarta, Jawa Barat Olch BUD1 UTAMl A 22 0332

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA 1.1. Pertumbuhan Ekonomi PDRB Kabupaten Majalengka pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai angka Rp 10,157 triliun, sementara pada tahun

Lebih terperinci

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) KONTRIBUSI PENDAPATAN BURUH TANI PEREMPUAN TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA BABAKANMULYA KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2017 No. 39/07/72/Th. XX, 17 Juli 2017 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2017 RINGKASAN Perkembangan penduduk miskin di Sulawesi Tengah selama periode 2013 2017 meskipun secara absolut terlihat meningkat,

Lebih terperinci

di Desa Karangjaya, Kecamatan Cikampek

di Desa Karangjaya, Kecamatan Cikampek ., l 4/l[c, p r" " 6;:"g /(?a2 11.p,,.& -.... :.ti* is;, ALOKASI WAKTU KERJA WANITA PEDESAAN DAN PENDAPATAN KELUAXGA PETAIUI PESERTA SUPRA INSUS: Studi Kasus di Desa Karangjaya, Kecamatan Cikampek Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasal 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)

Lebih terperinci

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 59 VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 6.1. Curahan Tenaga Kerja Rumahtangga Petani Lahan Sawah Alokasi waktu kerja dalam kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011) PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian mempunyai peranan yang strategis dalam penyerapan tenaga kerja yang ada di Indonesia, yaitu dengan tingginya penyerapan tenaga kerja sekitar 44 persen dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah terjadi sejak dahulu kala. Kemiskinan sangat terkait dengan kepemilikan modal, kepemilikan lahan,

Lebih terperinci

WANITA PENGUSAHA PADA MASYARAKAT MATRILINEAL DAN PERANANNYA DALAM KEHlDUPAN KELUARGA DAN MASYARAKAT LUAS

WANITA PENGUSAHA PADA MASYARAKAT MATRILINEAL DAN PERANANNYA DALAM KEHlDUPAN KELUARGA DAN MASYARAKAT LUAS WANITA PENGUSAHA PADA MASYARAKAT MATRILINEAL DAN PERANANNYA DALAM KEHlDUPAN KELUARGA DAN MASYARAKAT LUAS ( Studi Kasus Wan~ta Pengusaha Konfeksi dl Desa Pasir Kecarnatan 1V Angkat Candung, Kabupaten Agam

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) 58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2016 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2016 RINGKASAN 05/01/Th.XII, 03 JANUARI 2017 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Sulawesi Tenggara pada bulan September

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia adalah masalah kependudukan, Indonesia memiliki penduduk yang begitu besar dari tahun ke tahun, begitu

Lebih terperinci

Ada 5 (lima) macam ukuran yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam pembangunan yaitu:

Ada 5 (lima) macam ukuran yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam pembangunan yaitu: Ada 5 (lima) macam ukuran yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam pembangunan yaitu: 1. Kekayaan rata-rata 2. Pemerataan pendapatan 3. Kualitas kehidupan 4. Kerusakan lingkungan 5. Keadilan

Lebih terperinci

TINGKAT PENCURAHAN KERJA RUMAS TANGGA DI PEDESAAN

TINGKAT PENCURAHAN KERJA RUMAS TANGGA DI PEDESAAN TINGKAT PENCURAHAN KERJA RUMAS TANGGA DI PEDESAAN Studi Kasus di Empat Desa Kabupaten Kudus dan Klaten, Jawa Tengah. Oleh : Tahlim Sudaryanto, Handewi Purwati Saliem dan Sahat Pasaribu *) Abstrak Petielitian-penelitian

Lebih terperinci

KONDISI KETENAG PADA SEI(TOR INDUSTRI

KONDISI KETENAG PADA SEI(TOR INDUSTRI KONDISI KETENAG PADA SEI(TOR INDUSTRI (Studi b us di Desa DAN TINGKtaT Oleh RUDI MUUANA DJNAWINATA A25.0258 RINGKASAN RUDI MULJANA DJAJAWINATA. KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN TINGKAT PENDAPATAN PADA SEKTOR

Lebih terperinci

KONDISI KETENAG PADA SEI(TOR INDUSTRI

KONDISI KETENAG PADA SEI(TOR INDUSTRI KONDISI KETENAG PADA SEI(TOR INDUSTRI (Studi b us di Desa DAN TINGKtaT Oleh RUDI MUUANA DJNAWINATA A25.0258 RINGKASAN RUDI MULJANA DJAJAWINATA. KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN TINGKAT PENDAPATAN PADA SEKTOR

Lebih terperinci

KECUKUPAX ENERGI DAW PROTEIN SERTA KETERSEDIAAN PANGAH PADA AKHIR PELITA Ill DAN PERKEMBANGAWNYA DAkAM PELlTA IV Dl PROPINSI JAMB1

KECUKUPAX ENERGI DAW PROTEIN SERTA KETERSEDIAAN PANGAH PADA AKHIR PELITA Ill DAN PERKEMBANGAWNYA DAkAM PELlTA IV Dl PROPINSI JAMB1 KECUKUPAX ENERGI DAW PROTEIN SERTA KETERSEDIAAN PANGAH PADA AKHIR PELITA Ill DAN PERKEMBANGAWNYA DAkAM PELlTA IV Dl PROPINSI JAMB1 -.,,- e i Oleh T E G U H JURUSAN GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

EVALUASl PROGRAM BERBASlS GENDER:

EVALUASl PROGRAM BERBASlS GENDER: zoo 6 Oq9 EVALUASl PROGRAM BERBASlS GENDER: Kasus Program Pemanfaatan Tanah Pekarangan (PTP) di Desa Cikondang, Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat Oleh: SIT1 SALAMAH A14202073

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu isu yang muncul menjelang berakhirnya abad ke-20 adalah persoalan gender. Isu tentang gender ini telah menjadi bahasan yang memasuki setiap analisis sosial. Gender

Lebih terperinci

PERANAN WANlTA DALAM INDUSTRI KEG ll PENGOLAHAN PANGAN

PERANAN WANlTA DALAM INDUSTRI KEG ll PENGOLAHAN PANGAN PERANAN WANlTA DALAM INDUSTRI KEG ll PENGOLAHAN PANGAN Studi Kasus Industti Kecil Kue Simping di Kelorahaa Cipaisan, Kecarnatan Purwakarte, Kabupaten DT 11 Purwakarta, Jawa Barat Olch BUD1 UTAMl A 22 0332

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2016 No. 40/07/72/Th. XIX, 18 Juli 2016 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2016 RINGKASAN Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah selama periode 2012 2016 cenderung mengalami

Lebih terperinci

LAHAN PERTANIAN, TENAGA KERJA DAN SUMBER PENDAPATAN DI BEBERAPA PEDESAAN JAWA BARAT

LAHAN PERTANIAN, TENAGA KERJA DAN SUMBER PENDAPATAN DI BEBERAPA PEDESAAN JAWA BARAT LAHAN PERTANIAN, TENAGA KERJA DAN SUMBER PENDAPATAN DI BEBERAPA PEDESAAN JAWA BARAT Oleh: Memed Gunawan dan Ikin Sadikin Abstrak Belakangan ini struktur perekonomian masyarakat pedesaan Jawa Barat telah

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum responden beras organik SAE diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 ANALISIS PENGEMBANGAN MULTI USAHA RUMAH TANGGA PERTANIAN PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 ANALISIS PENGEMBANGAN MULTI USAHA RUMAH TANGGA PERTANIAN PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 ANALISIS PENGEMBANGAN MULTI USAHA RUMAH TANGGA PERTANIAN PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM Oleh : Dewa K. S. Swastika Herman Supriadi Kurnia Suci Indraningsih Juni Hestina Roosgandha

Lebih terperinci

RELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA

RELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA RELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA (Kasus pada Rumahtangga Petani Desa Cipeuteuy Kecamatan Kabandungan Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat) Oleh FEBRI SATIVIANI PUTRI CANTIKA

Lebih terperinci

Dl WILAVAN KOTA DAN DESA, SUkWWESI BENGGARA

Dl WILAVAN KOTA DAN DESA, SUkWWESI BENGGARA KARWKFERlSTlK RBJMAHTANGGA AHAK BALlTA KBJWANG ENERGl PROTEIN (KEP) Dl WILAVAN KOTA DAN DESA, SUkWWESI BENGGARA OIeh MANGAPUL BANJARNAHOR JURUSAN GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

Dl WILAVAN KOTA DAN DESA, SUkWWESI BENGGARA

Dl WILAVAN KOTA DAN DESA, SUkWWESI BENGGARA KARWKFERlSTlK RBJMAHTANGGA AHAK BALlTA KBJWANG ENERGl PROTEIN (KEP) Dl WILAVAN KOTA DAN DESA, SUkWWESI BENGGARA OIeh MANGAPUL BANJARNAHOR JURUSAN GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

KETERKAITAN JENIS SUMBERDAYA LAHAN DENGAN BESAR DAN JENIS PENGELUARAN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN LAMPUNG

KETERKAITAN JENIS SUMBERDAYA LAHAN DENGAN BESAR DAN JENIS PENGELUARAN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN LAMPUNG KETERKAITAN JENIS SUMBERDAYA LAHAN DENGAN BESAR DAN JENIS PENGELUARAN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN LAMPUNG Aladin Nasution*) Abstrak Secara umum tingkat pendapatan dapat mempengaruhi pola konsumsi suatu rumah

Lebih terperinci

KINERJA DAN PERSPEKTIF KEGIATAN NON-PERTANIAN DALAM EKONOMI PEDESAAN *

KINERJA DAN PERSPEKTIF KEGIATAN NON-PERTANIAN DALAM EKONOMI PEDESAAN * KINERJA DAN PERSPEKTIF KEGIATAN NON-PERTANIAN DALAM EKONOMI PEDESAAN * Oleh: Kecuk Suhariyanto, Badan Pusat Statistik Email: kecuk@mailhost.bps.go.id 1. PENDAHULUAN Menjelang berakhirnya tahun 2007, 52

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang diandalkan, karena sektor

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2015 No. 54/09/72/Th. XVIII, 15 September 2015 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2015 RINGKASAN Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah selama periode 2011 2015 terus

Lebih terperinci

Siapakah Yang Disebut Petani itu

Siapakah Yang Disebut Petani itu Siapakah Yang Disebut Petani itu Oleh: Erizal Jamal Peneliti Utama pada Kelti Ekonomi Pertanian dan Manajemen Agribisnis, PSE-KP Deptan, Bogor (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penduduk Laki Laki dan Wanita Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, (ribu orang)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penduduk Laki Laki dan Wanita Usia 15 Tahun Ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, (ribu orang) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk dapat merupakan potensi yang besar untuk peningkatan produksi nasional. Produksi nasional bisa meningkat jika penduduk merupakan tenaga kerja yang produktif,

Lebih terperinci

VIII. RINGKASAN DAN SINTESIS

VIII. RINGKASAN DAN SINTESIS VIII. RINGKASAN DAN SINTESIS Pada bagian ini akan dikemukakan beberapa ringkasan hasil dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya. Selanjutnya akan dikemukakan sintesis dari keseluruhan

Lebih terperinci

PERAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAWADA KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA BARAT. Oleh : Nur Rahmah dan Erni Wati ABSTRAK PENDAHULUAN

PERAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAWADA KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA BARAT. Oleh : Nur Rahmah dan Erni Wati ABSTRAK PENDAHULUAN PERAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAWADA KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA BARAT Oleh : Nur Rahmah dan Erni Wati ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dan alokasi waktu

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DI PEDESAAN SUMATERA BARAT

STRUKTUR DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DI PEDESAAN SUMATERA BARAT STRUKTUR DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DI PEDESAAN SUMATERA BARAT Oleh: Mewa Arifin dan Yuni Marisa') Abstrak Membicarakan masalah kemiskinan, baik langsung maupun tidak langsung, berarti membicarakan distribusi

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2011

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2011 No. 05/01/72/Th. XV, 02 Januari 2012 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER RINGKASAN Perkembangan selama lima tahun terakhir yaitu periode 2007- jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi

Lebih terperinci

VI. PERILAKU PRODUKSI RUMAHTANGGA PETANI PADI DI SULAWESI TENGGARA

VI. PERILAKU PRODUKSI RUMAHTANGGA PETANI PADI DI SULAWESI TENGGARA VI. PERILAKU PRODUKSI RUMAHTANGGA PETANI PADI DI SULAWESI TENGGARA Penelitian ini membagi responden berdasarkan jenis lahan, yaitu lahan sawah irigasi dan tadah hujan, serta keikutsertaan petani dalam

Lebih terperinci

DISTRIBUSI PEMILIKAN DAN PENGUSAHAAN TANAH DI SUMATERA BARAT *

DISTRIBUSI PEMILIKAN DAN PENGUSAHAAN TANAH DI SUMATERA BARAT * DISTRIBUSI PEMILIKAN DAN PENGUSAHAAN TANAH DI SUMATERA BARAT * Oleh : Aladin Nasution DISTRIBUSI PEMILIKAN TANAH PERTANIAN Pemilikan tanah mempunyai arti penting bagi masyarakat pedesaan karena merupakan

Lebih terperinci

ANALISA PENYEBAB MASALAH KEMISKINAN DI KABUPATEN TAPANULI UTARA (Studi Kasus : Dua Desa di Kec. Sipoholon dan Dua Desa di Kec.

ANALISA PENYEBAB MASALAH KEMISKINAN DI KABUPATEN TAPANULI UTARA (Studi Kasus : Dua Desa di Kec. Sipoholon dan Dua Desa di Kec. ANALISA PENYEBAB MASALAH KEMISKINAN DI KABUPATEN TAPANULI UTARA (Studi Kasus : Dua Desa di Kec. Sipoholon dan Dua Desa di Kec. Tarutung) Oleh : Toga P. Sihotang, SE NRP : 933103024 PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA Rosalina Berliani, Dyah Mardiningsih, Siwi Gayatri Program Studi

Lebih terperinci

TINGKAT KEBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN

TINGKAT KEBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN 65 VII. TINGKAT KEBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN 7.1 Akses dan Kontrol Peserta Perempuan Program Terhadap Sumberdaya Tingkat keberdayaan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan program PNPM Mandiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dari pertanian. Kebutuhan sektor pertanian akan tenaga kerja juga begitu

BAB I PENDAHULUAN. hidup dari pertanian. Kebutuhan sektor pertanian akan tenaga kerja juga begitu BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari pertanian. Kebutuhan sektor pertanian akan tenaga kerja juga begitu tinggi. Ketika secara

Lebih terperinci

BAB V PERAN USAHA KAYU RAKYAT DALAM STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA PETANI

BAB V PERAN USAHA KAYU RAKYAT DALAM STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA PETANI BAB V PERAN USAHA KAYU RAKYAT DALAM STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA PETANI 5.1 Strategi Nafkah Petani Petani di Desa Curug melakukan pilihan terhadap strategi nafkah yang berbeda-beda untuk menghidupi keluarganya.

Lebih terperinci

RINGKASAN. sistem kekerabatan dan segala aspek yang berkenaan dengan relasi gender dalam. pemilikan dan penguasaan sumberdaya agraria.

RINGKASAN. sistem kekerabatan dan segala aspek yang berkenaan dengan relasi gender dalam. pemilikan dan penguasaan sumberdaya agraria. RINGKASAN FEBRI SASTIVIANI PUTRI CANTIKA. RELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA. Kasus pada Rumahtangga Petani Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi

Lebih terperinci

KESEMPATAN KERJA DI PEDESAAN SULAWESI SELATAN*

KESEMPATAN KERJA DI PEDESAAN SULAWESI SELATAN* KESEMPATAN KERJA DI PEDESAAN SULAWESI SELATAN* Oleh : Chaerul Saleh Dalam tulisan ini pengukuran jenis dan besarnya kapasitas penyerapan tenaga per jenis kegiatan dicoba didekati dengan data jumlah tenaga

Lebih terperinci

PENGARUH KONTRIBUSI EKONOMI DAN SUMBERDAYA PRIBADI PEREMPUAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAHTANGGA

PENGARUH KONTRIBUSI EKONOMI DAN SUMBERDAYA PRIBADI PEREMPUAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAHTANGGA PENGARUH KONTRIBUSI EKONOMI DAN SUMBERDAYA PRIBADI PEREMPUAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAHTANGGA (Dusun Jatisari, Desa Sawahan, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

VII. KEMISKINAN DI TINGKAT RUMAHTANGGA

VII. KEMISKINAN DI TINGKAT RUMAHTANGGA VII. KEMISKINAN DI TINGKAT RUMAHTANGGA Sensus kemiskinan rumahtangga di wilayah desa merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota setempat atas dasar kebutuhan dan desakan

Lebih terperinci

KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PENGHASIL BERAS ORGANIK (Kasus di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya)

KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PENGHASIL BERAS ORGANIK (Kasus di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya) 1 KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI PENGHASIL BERAS ORGANIK (Kasus di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya) Hepi Hapsari 1, Endah Djuwendah 1, Eliana Wulandari 1 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan pengalaman dalam usahatani.

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan pengalaman dalam usahatani. BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Petani Sampel Berdasarkan data primer yang diperoleh dari 84 orang petani sampel, maka dapat dikemukakan karakteristik petani sampel, khususnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pengelolaan usahatani di Indonesia umumnya dilakukan secara turun temurun oleh keluarga di daerah pedesaan. Kita sering beranggapan bahwa pendapatan keluarga di pedesaan

Lebih terperinci

CIRI-CIRI RUMAH TANGGA DEFISIT ENERGI DI PEDESAAN JAWA TENGAH

CIRI-CIRI RUMAH TANGGA DEFISIT ENERGI DI PEDESAAN JAWA TENGAH CIRI-CIRI RUMAH TANGGA DEFISIT ENERGI DI PEDESAAN JAWA TENGAH Oleh: Achmad Djauhari dan Supena Friyatno*) Abstrak Kelompok rumah tangga adalah sasaran utama dalam program peningkatan dan perbaikan tingkat

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan salah satu alternatif terbaik yang dapat dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidup masyarakat.

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2016 No. 04/01/72/Th. XX, 03 Januari 2017 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER RINGKASAN Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah selama periode 2012 cenderung mengalami

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT 41 BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT Responden dalam penelitian ini adalah petani anggota Gapoktan Jaya Tani yang berasal dari tiga kelompok tani

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE

ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Kementerian Pertanian Februari 2011 ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka.

IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka. IV. METODOLOGI 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Sukahaji merupakan salah satu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis.

PENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis. 1 PENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis. Meskipun perekonomian Indonesia mengalami peningkatan, tetapi

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2015 No. 05/01/72/Th. XIX, 04 Januari 2016 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2015 RINGKASAN Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah selama periode 2011 2015 terus

Lebih terperinci

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2014 No. 05/01/72/Th. XVIII, 02 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER RINGKASAN Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah selama periode 2010 terus mengalami

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PENELITIAN

ANALISIS HASIL PENELITIAN 69 VI. ANALISIS HASIL PENELITIAN Bab ini membahas hubungan antara realisasi target pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah terhadap ketimpangan gender di pasar tenaga kerja Indonesia. Pertama, dilakukan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG KALIMANTAN BARAT ANGKA SEMENTARA TAHUN 2012

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG KALIMANTAN BARAT ANGKA SEMENTARA TAHUN 2012 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No.17/3/61/Th. XVI, 1 Maret 213 PRODUKSI PADI DAN JAGUNG KALIMANTAN BARAT ANGKA SEMENTARA TAHUN 212 A. PADI Produksi padi Kalimantan Barat berdasarkan Angka Sementara (ASEM)

Lebih terperinci

Katalog : 3201023 Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Katalog : 3201023 Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2014 POLA PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2009

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2009 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 26/07/31/Th XI, 1 Juli 2009 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2009 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di DKI Jakarta pada bulan Maret

Lebih terperinci

BAB VIII AKSES DAN KONTROL RMKL DAN RMKP TERHADAP P2KP

BAB VIII AKSES DAN KONTROL RMKL DAN RMKP TERHADAP P2KP BAB VIII AKSES DAN KONTROL RMKL DAN RMKP TERHADAP P2KP Dengan mempertimbangkan bahwa pelaksanaan P2KP harus dilandasi oleh nilai kesetaraan gender, maka untuk mengetahui keberhasilan P2KP dilihat tingkat

Lebih terperinci

KEMISKINAN SUMATERA UTARA MARET 2017

KEMISKINAN SUMATERA UTARA MARET 2017 BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 40/07/12/Th. XX, 17 Juli 2017 KEMISKINAN SUMATERA UTARA MARET 2017 PENDUDUK MISKIN SUMATERA UTARA MARET 2017 SEBANYAK 1.453.870 ORANG (10,22%) Jumlah penduduk miskin di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian menjadi dasar dalam pemenuhan kebutuhan pokok nasional. Disamping produk pangan, produk pertanian lainnya seperti produk komoditas sayuran, sayuran, perikanan,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Geografis Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118 50 km 2 atau 0.27 persen dari luas propinsi Jawa barat. Secara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT-106

Lebih terperinci

Oleh PATRIONO *I. *) Mahasiswa Fakultas Kehutanan IPB dibawah Birnbingan 'Dr Ir Junus Kartasubrata dan Ir Sudaryanto,

Oleh PATRIONO *I. *) Mahasiswa Fakultas Kehutanan IPB dibawah Birnbingan 'Dr Ir Junus Kartasubrata dan Ir Sudaryanto, STUDI PENGARUN REGIATAN AGROPORESTRP TUMPANGSARI TERHADAP KESEJANTERAAN PESANGGEM MELALUI PROGRAM PERBUTANASN SOSIAL DI PETAK 27 RPN TANGEN BKPN TANGEN, KPN SURAKARTA Oleh PATRIONO *I Indonesia pada tahun

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Gambaran Umum Desa Ciaruten Ilir Desa Ciaruten Ilir merupakan bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa ini merupakan daerah

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI 7.1. Produktivitas Usahatani Produktivitas merupakan salah satu cara untuk mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya yang ada (lahan) untuk menghasilkan keluaran

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 36 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Pembangunan sebagai upaya terencana untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan penduduk khususnya di negara-negara berkembang senantiasa mencurahkan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis deskriptif, karena penelitian ini

III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis deskriptif, karena penelitian ini 24 III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis deskriptif, karena penelitian ini bermaksud menggambarkan secara sistematis tentang bagaimana gambaran pendapatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Selain itu juga Indonesia merupakan negara agraris

Lebih terperinci

VIII. ANALISA PENDAPATAN USAHATANI PADI

VIII. ANALISA PENDAPATAN USAHATANI PADI VIII. ANALISA PENDAPATAN USAHATANI PADI 8.1. Rata Rata Produksi Padi Petani (return to land) Berdasarkan Gambar 8, diperoleh informasi bahwa rata-rata total produksi padi di lokasi penelitian adalah sebesar

Lebih terperinci

Tu.iuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : perubahan tingkat pengetahuan dan persepsi masyarakat.

Tu.iuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : perubahan tingkat pengetahuan dan persepsi masyarakat. ANALISIS SOSIAL EKONBMI RUMAWTANGGA PESERTA DAN BUKAN PESERTA TUMPANGSARI DAN MEBERNASILAN REBOISASI DALAM RANGKA PROPEK PERNUTANAN SOSIAL DI RPN GLANDANG KPW PEMALANG KABUPATEN PEMALANG JAWA TENGAW Latar

Lebih terperinci

2014 PERILAKU KONSUMEN MAHASISWA

2014 PERILAKU KONSUMEN MAHASISWA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keinginan masyarakat Indonesia dalam era kehidupan yang modern sekarang ini, terutama untuk mengkonsumsi suatu barang nampaknya telah kehilangan hubungan dengan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian, rumah tangga yang aktif bekerja di sarana wisata Gua Pindul memiliki pendapatan perkapita antara Rp329.250,- sampai dengan Rp1.443.750,-

Lebih terperinci

ANALISA h411aya DAM PHNBIAPATAW BJSAHATANI

ANALISA h411aya DAM PHNBIAPATAW BJSAHATANI ANALISA h411aya DAM PHNBIAPATAW BJSAHATANI PAD! DAN PAlPaWlJA (Studi Kasus Desa Buniwangi Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi) JURUSAN ILMU-ILMU SOSlAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTlTUT PERTANlAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga berjarak 10

Lebih terperinci

Analisis Penyebab Kenaikan Harga Beras

Analisis Penyebab Kenaikan Harga Beras Analisis Kebijakan 1 Analisis Penyebab Kenaikan Harga Beras Analisis Penyebab Kenaikan Harga Beras Ada dua pendapat mengenai faktor penyebab kenaikan harga beras akhirakhir ini yaitu : (1) stok beras berkurang;

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan pada umumnya identik dengan tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan pada umumnya identik dengan tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada umumnya identik dengan tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan bersumber pada Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali

Lebih terperinci

POLA PENGASUHAN, STATUS GIZI, KEMAMPUAN MENOLONG DlRl SENDlRl DAN SOSlALlSASl AMAK BALITA PADA KELUARGA IBU PEKERJA DAN IBU BUKAN PEKERJA

POLA PENGASUHAN, STATUS GIZI, KEMAMPUAN MENOLONG DlRl SENDlRl DAN SOSlALlSASl AMAK BALITA PADA KELUARGA IBU PEKERJA DAN IBU BUKAN PEKERJA POLA PENGASUHAN, STATUS GIZI, KEMAMPUAN MENOLONG DlRl SENDlRl DAN SOSlALlSASl AMAK BALITA PADA KELUARGA IBU PEKERJA DAN IBU BUKAN PEKERJA (Studi kasus pada TK TUNF.S SEJAHTERA di Kecamatan Ciomas, Kabupaten

Lebih terperinci

POLA PENGASUHAN, STATUS GIZI, KEMAMPUAN MENOLONG DlRl SENDlRl DAN SOSlALlSASl AMAK BALITA PADA KELUARGA IBU PEKERJA DAN IBU BUKAN PEKERJA

POLA PENGASUHAN, STATUS GIZI, KEMAMPUAN MENOLONG DlRl SENDlRl DAN SOSlALlSASl AMAK BALITA PADA KELUARGA IBU PEKERJA DAN IBU BUKAN PEKERJA POLA PENGASUHAN, STATUS GIZI, KEMAMPUAN MENOLONG DlRl SENDlRl DAN SOSlALlSASl AMAK BALITA PADA KELUARGA IBU PEKERJA DAN IBU BUKAN PEKERJA (Studi kasus pada TK TUNF.S SEJAHTERA di Kecamatan Ciomas, Kabupaten

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode dasar dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis

METODE PENELITIAN. Metode dasar dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis III. METODE PENELITIAN A. Teknik Pengambilan Sampel Metode dasar dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis yaitu dengan memusatkan pada pemecahan masalah-masalah aktual sebagaimana adanya,

Lebih terperinci