I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang"

Hamdani Kusuma
6 tahun lalu
Tontonan:

1 I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pengelolaan usahatani di Indonesia umumnya dilakukan secara turun temurun oleh keluarga di daerah pedesaan. Kita sering beranggapan bahwa pendapatan keluarga di pedesaan hanya berasal dari lahan pertanian. Hal ini dikaitkan luas lahan yang dimiliki dengan besarnya pendapatan rumah tangga petani. Pendapatan rumah tangga petani di pedesaan sebenarnya tidak hanya berasal dari satu sumber, melainkan berasal dari dua atau lebih sumber pendapatan. Ragam sumber pendapatan tersebut diduga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan itu sendiri. Pendapatan yang relatif rendah mengharuskan anggota rumah tangga untuk lebih giat bekerja. Bagi sebagian rumah tangga, upaya tersebut tidak hanya menambah curahan jam kerja tetapi juga melakukan kegiatan-kegiatan lainnya untuk dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga (Supardi, 2012). Pendapatan usahatani yang relatif rendah mengharuskan anggota rumah tangga mencari tambahan pendapatan luar usahatani agar bisa memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Hasil Sensus Pertanian tahun 2013 pada gambar 1.1. dapat diketahui bahwa rumah tangga petani pengguna lahan mendominasi rumah tangga petani di Kabupaten Gunungkidul. Sebanyak rumah tangga petani di Kabupaten Gunungkidul, sebesar 99,96 persen merupakan rumah tangga petani pengguna lahan ( rumah tangga). Rumah tangga petani bukan pengguna lahan hanya sebesar 0,04 persen atau sebanyak 67 rumah tangga. Rumah tangga petani pengguna lahan yang jumlahnya sebesar 99,96 persen, dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar. Kelompok tersebut adalah rumah tangga petani gurem (rumah tangga petani pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,5 hektar) sebesar 75,43 persen atau sebesar rumah tangga dan rumah tangga petani bukan petani gurem (rumah tangga petani pengguna lahan yang menguasai lahan 0,5 hektar atau lebih) yaitu sebesar 24,57 persen atau sebanyak rumah tangga. 1

2 Gambar 1.1. Perbandingan Rumah Tangga Petani Pengguna Lahan dan Petani Gurem di Kabupaten Gunungkidul Sumber: Sensus Pertanian, 2013 Banyaknya petani gurem di Kabupaten Gunungkidul menyebabkan pendapatan rumah tangga petani juga sedikit. Berdasarkan hasil sensus pertanian tahun 2013 (tabel 1.1) dapat diketahui bahwa pendapatan rumah tangga petani di Kabupaten Gunungkidul sebesar Rp ,00 per tahun. Pendapatan rumah tangga petani tersebut didominasi oleh pendapatan luar usahatani. Pendapatan luar usahatani lebih besar dibandingkan pendapatan usahatani. Tabel 1.1. Rerata Pendapatan Per Rumah Tangga Petani Menurut Sumber Pendapatan di Kabupaten Gunungkidul No. Sumber Pendapatan Rerata Pendapatan (Rp) Persentase (%) 1. Usahatani ,00 36,91 2. Luar Usahatani ,00 63,09 Total ,00 100,00 Sumber : Sensus Pertanian, 2013 Berdasarkan tabel 1.1. dapat diketahui bahwa pendapatan rumah tangga petani yang berasal dari usahatani menyumbang 36,91 persen pada pendapatan rumah tangga petani dan pendapatan luar usahatani menyumbang 63,09 persen. Pendapatan luar usahatani penting untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga petani. Dua masalah besar yang umumnya dihadapi oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia adalah kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi 2

3 pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat berpendapatan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah orang berada di bawah garis kemiskinan (poverty line) (Tambunan dan Tulus, 2001). Kemiskinan merupakan suatu permasalahan yang banyak dihadapi oleh negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia. Kemiskinan menyangkut suatu kondisi kekurangan dari sebuah tuntutan kehidupan yang paling minimum, khususnya dari aspek konsumsi, pendapatan dan kebutuhan sosial. Kekurangan dalam aspek konsumsi mencakup kekurangan pangan sehari-hari, sandang, perumahan dan pelayanan kesehatan. Kekurangan dalam aspek kebutuhan sosial adalah ketergantungan dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat termasuk dalam bidang pendidikan dan informasi (Lindiasari,2008). Pemerintah telah bertekad dan berupaya untuk melaksanakan pembangunan yang inklusif dan berkeadilan, yaitu pembangunan ekonomi yang menjamin pemerataan (growth with equity) yang menyaratkan stabilitas dan dukungan negara yang kuat. Upaya ini diwujudkan dengan menerapkan four track strategy pembangunan, yang terdiri atas pro-growth, pro-poor dan pro-job dilengkapi dengan pro-environment untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim yang dilaksanakan secara terintegrasi dan saling bersinergi secara seimbang dan konsisten dengan melibatkan masyarakat serta mengedepankan aspek pemerataan (Bappenas, 2013). Pemerataan menjadi isu penting dalam pelaksanaan pembangunan guna mengatasi melebarnya ketimpangan baik antar penduduk maupun antar wilayah, karena pembangunan tidak hanya bertujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi semata, namun juga untuk menyejahterakan masyarakat. Besar kecilnya pendapatan yang diterima tentu sangat mempengaruhi pola kehidupan masyarakat, hal inilah yang sangat dirasakan oleh sebagian besar penduduk di Desa Umbulrejo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul dengan berbedanya pendapatan yang diterima maka berbeda pula jumlah pengeluaran yang dikeluarkan. Indikator ini juga akan menjadi pijakan dalam mempertimbangkan ketimpangan distribusi pendapatan sebagai pertimbangan dalam strategi pembangunan dan memprioritaskan kebijakan penanggulangan kemiskinan. 3

4 2. Rumusan Masalah Petani padi di Desa Umbulrejo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul sebagian besar bersifat subsisten, yaitu memproduksi padi untuk dikonsumsi sendiri dan tidak melakukan pencatatan atau untung rugi terhadap usahataninya. Hal tersebut menyebabkan keuntungan dan pendapatan dari usahatani tidak diketahui secara jelas sehingga pendapatan rumah tangga petani tidak diketahui secara pasti dan akan berdampak pada kondisi ekonomi rumah tangga. Rumah tangga petani juga mengalokasikan waktunya di luar usahatani mengingat bahwa pada musim kemarau lahan tidak memerlukan waktu dan perhatian petani. Kegiatan di luar usahatani tersebut tentu akan berdampak pula pada kondisi ekonomi rumah tangga petani. Berdasarkan hal tersebut, timbul pertanyaan: 1. Apa saja sumber pendapatan dan bagaimana kemiskinan serta kesejahteraan Gunungkidul? 2. Berapa kontribusi pendapatan luar usahatani pada pendapatan rumah tangga petani di Desa Umbulrejo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul? 3. Bagaimana peran kontribusi pendapatan luar usahatani pada pemerataan pendapatan rumah tangga petani di Desa Umbulrejo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul? 4. Bagaimana peran pendapatan luar usahatani terhadap pengentasan kemiskinan Gunungkidul? 5. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan luar usahatani di Desa Umbulrejo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut diadakan penelitian sehingga perlu suatu kajian: (1) kontribusi pendapatan luar usahatani, (2) kemiskinan dan (3) sejauh mana tingkat ketimpangan yang terjadi pada rumah tangga petani di Desa Umbulrejo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. 4

5 3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui keadaan ekonomi rumah tangga petani di Desa Umbulrejo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul ditinjau dari: sumber pendapatan, kemiskinan dan kesejahteraan. 2. Menghitung kontribusi pendapatan luar usahatani pada pendapatan rumah tangga petani di Desa Umbulrejo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. 3. Mengetahui peran kontribusi pendapatan luar usahatani pada pemerataan pendapatan rumah tangga petani di Desa Umbulrejo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. 4. Mengetahui kontribusi pendapatan luar usahatani pada pengentasan kemiskinan Gunungkidul. 5. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan luar usahatani di Desa Umbulrejo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. 4. Kegunaan Penelitian Kegunaan dan manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti berguna untuk mempraktekkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh derajat Sarjana Strata Satu (S1) di Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. 2. Bagi pemerintah, hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 3. Sebagai tambahan ilmu dan informasi bagi pihak-pihak yang berminat. 5

dokumen-dokumen yang mirip

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Mereka menggantungkan hidupnya dari hasil bercocok tanam atau