WANITA PENGUSAHA PADA MASYARAKAT MATRILINEAL DAN PERANANNYA DALAM KEHlDUPAN KELUARGA DAN MASYARAKAT LUAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "WANITA PENGUSAHA PADA MASYARAKAT MATRILINEAL DAN PERANANNYA DALAM KEHlDUPAN KELUARGA DAN MASYARAKAT LUAS"

Transkripsi

1 WANITA PENGUSAHA PADA MASYARAKAT MATRILINEAL DAN PERANANNYA DALAM KEHlDUPAN KELUARGA DAN MASYARAKAT LUAS ( Studi Kasus Wan~ta Pengusaha Konfeksi dl Desa Pasir Kecarnatan 1V Angkat Candung, Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat ) Oleh TAMRIN KAMAL FAKULTAS PASCASARJANA INSTITUT PERTAN1.G BOGOR 1991

2 Tamrin Kamal, NRP Wanita Eengusaha Eada Nasyara- kat Patrilineal Dan Eeranannya Dalam Kehidupan Keluarga Dan Pasyarakat Luas, Studi Kasus Wanita Iengusaha Konfeksi di De- sa Easir, Kecamatan IV Angkat Candung, Kabupaten Agam, Sumate - ra Barat; dibawah bimbingan dari Prof.Dr. Ir. hdjiwati Sajogyo sebagai ketua, dan Dra. Winati Wigna, MDS sebagai anggota. Eenelitian ini berusaha memahami tentang kehidupan wani- ta pada masyarakat matrilineal(masyarakat Kinangkabau) yang bekerja sebagai pengusaha konfeksi dan dikaitkan dengan pera- nan mereka dalam kehidupan keluarga dan masyarakat luas, ser- ta dicoba menganalisa berdasarkan sejumlah pemikiran. Eertama, dalam situasi ketenagakerjaan menjadi problema saat ini di Indonesia, dimana tidak berimbangnya antara penawaran dengan tenagakerja yang ada, dari jenis kelamin ternyata wanita lebih kecil terserap ke lapngan kerja dibanding pria, ditambah lagi kecilnya peluang bagi wanita untuk menjadi pengusaha(entrepreneurship). Beragam asumsi dapat dikembangkan, bahwa wanita yang bekerja naf kah atau menjadi pengusaha, dilatarbelakangi oleh beragam f aktor. Kahn-Hut Daniels dan Colvard(ed. 1982) telah dengan jelas mengatakan bahwa pe- luang bekerja bagi wanita sangat dipngaruhi oleh norma yang berlaku, aspek budaya, dan tekanan-tekanan sosial lingkungan. Akibatnya, TEAK wanita akan berbeda dari masa ke masa, dan a! tara daerah yang satu dengan daerah lainnya. Dalam ha1 ini wanita Ninangkabau, tampaknya mempunyai peluang untuk menja-

3 d i pengusaha, khususnya pengusaha konf e ksi. Eengusaha disini diartikr? bahwa wanita itulah sendiri yang ~engorgar?isir dan mengelola usaha yang bersifat komersial itu, dengan mernikul resiko sendiri. Berpeluangnya wanita menjadi pengusaha ini, yang dimung- kinkan selain oleh faktor-faktor sosial, terutama juga oleh dorongan budaya yang bila dipahami menurut pemikiran Redfield (1 982 ), kebudayaan tersebut dilihat sebagai adat ist iadat dan lembaga-lembaga dalam suatu pola kehidupan yang khas. Dalam penelitian ini budaya masyarakat Minangkabau dilihat dari as- pek : kekerabatan (matrilineal), tradisi merantau, dan struk- tur keluargan ya. Sedangkan f aktor penun jang lainnya, berupa faktor ekonomi, sumber daya pribadi wanita (pendidikan, penga- laman, ketrampilan, kekayaan, dsb. ), dan kemajuan pembangunan Kedua keterlibatan wanita dalam usaha naf kah. Dalarn -9 ha1 ini wanita disamping sebagai isteri, anak, ibu, warga de- sa, juga sebagai pencari nafkah, yang menunjuk pada seperang- kat j umlah peranan wanita. Untuk menelaah perangkat peranan tersebut, perlu kiranya memahami konsep dan pola "kerja", se- kaligus memperlihatkan dampak (posit if dan negatif ) yang mun- cul bagi wanita karena ia bekerja sebagai seorang pengusaha. Konsep "kerja" dalam ha1 ini dipakai pemikiran Eud jiwati Sa jogyo (1983) yang mendef inisikan "kerja" sebagai berikut : (a) para pelaku mengeluarkan energi, (b) para pelaku terjalin dalam interaksi sosial dan mendapat status, (c) para pelaku

4 (d) para pelaku mendapatkan penghasilan - cash dan natura, iii dan (e) sra pelaku mendapatkan hasil yang memplmyai nilri walrtu- Dari ha1 pola "kerja", dalam setiap masyarakat manapun dikenal adanya pola pembagian kerja antara pria-wanita, artinya beberapa tugas atau kegiatan diserahkan sepenuhnya kepada wanita, beberapa yang lain kepada pria, dan ada yang dikerjakan baik oleh pria maupun wanita. Dengan demikian berarti penting untuk menelaah fungsi keluarga. Dalam menganalisa pola kerja wanita pengusaha dipakai pemikiran Levy(1971 ) dengan teori struktur fungsionalnya yang menelaah keluarga sebagai unit dan sistem sosial yang mempunyai berbagai fungsi, dimana f ungsi-f ungsi tersebut bekerja sendiri-sendiri, tetapi terkait dan terkoordinasi, demi kelangsungan hidup keluarga /rumah- tangga. Analisa fungsional tersebut didukung oleh analisa hs bungan gender dengan memperhat ikan aspek-aspek : (a ) dif ere!! siasi peranan, dianalisa dengan memakai ukuran banyaknya tens ga yang dicurahkan (alokasi waktu ), sehingga nyata peranan wa- nita dan pria dalam pekerjaan rumahtangga dan pekerjaan men- cari nafkah. (b) alokasi ekonomi, dianalisa dengan mengukur pendapatan individu dm rumahtangga serta pengeluaran rumah- tangga, sehingga nampak sumbangan individu baik pria maupun wanita, (c ) alokasi kekuasaan, yang diukur dengan jumlah ke- putusan yang dibuat oleh suami dan isteri dengan dilihat me- lalui lima pola pengambilan keputusan yaitu : isteri sendiri, bersama dengan pengaruh isteri lebih besar, bersama setara suami-isteri, bersama dengan pengaruh suami lebih besar, dan oleh suami sendiri. f erbedaan dalam jumlah pengambilan kepu-

5 tusan akan mencerminkan d istribusi kekuasaan dalam keluarga, (d) alokzsi solidaritas yaiig iiienunjuk pada ma'ma hubungan yang ada dalam keluarga, dianalisa dengan melihat unsur-unsur so- lidaritas, seperti keintiman, kasih sayang, rasa iri, pilih kasih, dan konflik, (e) alokasi integrasi dan ekspresi, dia- nalisa melalui keharmonisan peranan, keaktifan anggota dalam mewujudkan keutuhan keluarga dan bagaimana nilai sosial itu disosialisasikan antara anggota keluarga dan kondisi ekspresi - nya. I(etiga, untuk mengetahui pengaruh usaha konfeksi terhadap peranan wanita dalam kehidupan masyarakat luas, diukur me - lalui tenagakerja yang terserap atau pemberian peluang kerja kepada warga masyarakat sekitar, dan peningkatan status yang mereka peroleh dengan berpindahnya mereka ke dalam stratifi- kasi sosial tertentu, karena bekerja bagi orang Minangkabau berarti pula berjuang untuk merubah nasib, dan secara sosio- logis dapat diartikan berusaha merebut status sosial yang le- bih baik, paling tidak agar mereka dapat "duduk sama rendah tegak sama t inggi" dengan rnasyarakat sekampung. l~asil penelitian ini menun jukkan, bahwa bila ditin jau dari sistem kekerabatan matrilineal, dimana garis keturunan ditarik dari pihak ibu, menjadikan wanita sebagai tokoh kun- ci dalam keluarga. Bila perceraian terjadi, si anak akan te- tap bersama ibunya. Dalarn keluarga yang bersifat keluarga lu- as ini, cukup memberi peluang bagi wanita untuk menjadi pe- ngusaha, karena sebagian pekerjaan runahtangga dapat diganti- kan oleh anggota rumahtangga lainnya.

6

7

8

9

10

PENGARUN SEKTOR INFORMAL TERHADAP STATUS SOSlAE WANlTA 4 K~JUS Wanita Pekerja Di Desa Tarikolot. Kec. Citeureup

PENGARUN SEKTOR INFORMAL TERHADAP STATUS SOSlAE WANlTA 4 K~JUS Wanita Pekerja Di Desa Tarikolot. Kec. Citeureup PENGARUN SEKTOR INFORMAL TERHADAP STATUS SOSlAE WANlTA 4 K~JUS Wanita Pekerja Di Desa Tarikolot. Kec. Citeureup Kab. Bogor. Propinsi Jawa Barat ) O l e h SITTI BULKIS FAKULTAS PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERANAN WANlTA DESA DALAM KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN MASYARAKAT

PERANAN WANlTA DESA DALAM KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN MASYARAKAT PERANAN WANlTA DESA DALAM KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN MASYARAKAT (Suatu Studi di Desa Kumelembuai, Kec. Motoling Kabupaten Nlinahasa, ~roiinsi Sulawesi Utara) Oleh B. F. J. SONDAKH FAKULTAS PASCA SARJANA

Lebih terperinci

ili desa Bejiharjo, Karangmojo, D.I. Yogyakarta)

ili desa Bejiharjo, Karangmojo, D.I. Yogyakarta) PENGARUH SIRKULASI SUAM! TERHADAP STRUKTUR DAN FUNGSI KELUARGA (Suatu Analisis Gender Terhadap Keluarga Sirkulator ili desa Bejiharjo, Karangmojo, D.I. Yogyakarta) OIeh TUTY HANDAYANI SAJIHARJO FAKULTAS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Keluarga dan Pendekatan Teori. Definisi Keluarga

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Keluarga dan Pendekatan Teori. Definisi Keluarga 7 Definisi Keluarga TINJAUAN PUSTAKA Definisi Keluarga dan Pendekatan Teori Menurut Undang-Undang nomor 10 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 10, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami,

Lebih terperinci

KESEfAHTERAAN RUMAHTANGGA PETANI PAD! SAWAH

KESEfAHTERAAN RUMAHTANGGA PETANI PAD! SAWAH - ~ PERANAN WANITA DALAM USAHA MENINGKATKAN KESEfAHTERAAN RUMAHTANGGA PETANI PAD! SAWAH ( Kasus di Desa Parakan Kecamatan /Leuwimunding Kabupaten Majalengka Jawa Barat) 0 leh RENNi INDAHYANl A23 0584.

Lebih terperinci

(Studi di Desa Kebon Pedes, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat)

(Studi di Desa Kebon Pedes, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat) BENTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA TIPE-TIPE KELUARGA TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI (Studi di Desa Kebon Pedes, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat) Syaiful Basyri A 27.0677

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. satu suku di Indonesia yang bertempat tinggal di ujung selatan Pulau Sumatera.

I. PENDAHULUAN. satu suku di Indonesia yang bertempat tinggal di ujung selatan Pulau Sumatera. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Indonesia sangat luas, juga mempunyai puluhan bahkan ratusan adat budaya. Begitu juga dengan sistem kekerabatan yang dianut, berbeda sukunya maka berbeda pula

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka membangkitkan semangat kebersamaan persatuan dan

Lebih terperinci

(Studi di Desa Kebon Pedes, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat)

(Studi di Desa Kebon Pedes, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat) BENTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA TIPE-TIPE KELUARGA TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI (Studi di Desa Kebon Pedes, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat) Syaiful Basyri A 27.0677

Lebih terperinci

BAB VIII KELUARGA 8.1 Pengantar 8.2 Pengertian Keluarga

BAB VIII KELUARGA 8.1 Pengantar  8.2 Pengertian Keluarga BAB VIII KELUARGA 8.1 Pengantar keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat dan merupakan gejala yang universal. Dewasa ini, lembaga keluarga banyak mengalami perubahan baik dalam struktur maupun

Lebih terperinci

PERANAN WANlTA DI USAHATANI LAHAN KERINC (Kasus Desa Petimbe, Kec. Sigi Biromaru, Kab. Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah)

PERANAN WANlTA DI USAHATANI LAHAN KERINC (Kasus Desa Petimbe, Kec. Sigi Biromaru, Kab. Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah) PERANAN WANlTA DI USAHATANI LAHAN KERINC (Kasus Desa Petimbe, Kec. Sigi Biromaru, Kab. Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah) TIRTA MURLINA HAMID A28.0262 P.S. PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN JURUSAN

Lebih terperinci

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan BAB I PENDAHULUAN Perkawinan merupakan suatu perbuatan hukum. Perkawinan menimbulkan hak dan kewajiban kepada para pihak yang mengikatkan diri pada suatu perkawinan. Hak dan kewajiban tersebut harus dipenuhi

Lebih terperinci

SISTEM KEPIEMIMPINAN DALAM PEMBANCUNAN MASYARAKAT Dl PEDIESAAN

SISTEM KEPIEMIMPINAN DALAM PEMBANCUNAN MASYARAKAT Dl PEDIESAAN SISTEM KEPIEMIMPINAN DALAM PEMBANCUNAN MASYARAKAT Dl PEDIESAAN STUD1 KASUS Dl DESA DURIAN DAUN, KEGAMATAN SUNGAI LIMAU, KABUVATEM PADANG PARIAMAN, PROPlNSl SUMATERA BARAT Oleh D U M A S A R I JURUSAN ILMU

Lebih terperinci

SISTEM KEPIEMIMPINAN DALAM PEMBANCUNAN MASYARAKAT Dl PEDIESAAN

SISTEM KEPIEMIMPINAN DALAM PEMBANCUNAN MASYARAKAT Dl PEDIESAAN SISTEM KEPIEMIMPINAN DALAM PEMBANCUNAN MASYARAKAT Dl PEDIESAAN STUD1 KASUS Dl DESA DURIAN DAUN, KEGAMATAN SUNGAI LIMAU, KABUVATEM PADANG PARIAMAN, PROPlNSl SUMATERA BARAT Oleh D U M A S A R I JURUSAN ILMU

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat. Keluarga terdiri dari kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi menciptakan

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebudayaan dalam arti luas adalah perilaku yang tertanam, ia merupakan totalitas dari sesuatu yang dipelajari manusia, akumulasi dari pengalaman yang dialihkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Perempuan merupakan kaum yang sering di nomor duakan di kehidupan sehari-hari. Perempuan seringkali mendapat perlakuan yang kurang adil di dalam kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

#/ PERANAH ELlT INFORMAL DESA DAbAM PROSES

#/ PERANAH ELlT INFORMAL DESA DAbAM PROSES #/ PERANAH ELlT INFORMAL DESA DAbAM PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN PEkiBAMGUWAN DESA (Studi Kasus di Kecamatan Beji, Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat) FAKULTAS PASCA SARJANA INSTITUT PERTAMIAN BOGOR 19

Lebih terperinci

PENGARUH BEBERAPA FAKTOR PEMBANGUNAN TERHAOAP STATUS WAHITA ; KASUS PEMBAG~AH WARIS'AN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAH DALAM RUMAH TANGGA

PENGARUH BEBERAPA FAKTOR PEMBANGUNAN TERHAOAP STATUS WAHITA ; KASUS PEMBAG~AH WARIS'AN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAH DALAM RUMAH TANGGA PENGARUH BEBERAPA FAKTOR PEMBANGUNAN TERHAOAP STATUS WAHITA ; KASUS PEMBAG~AH WARIS'AN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAH DALAM RUMAH TANGGA di Desa Jatirejo, Kscarnatan Suruh Kabupaten Semarang Oleh W I D I A

Lebih terperinci

PENGARUH BEBERAPA FAKTOR PEMBANGUNAN TERHAOAP STATUS WAHITA ; KASUS PEMBAG~AH WARIS'AN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAH DALAM RUMAH TANGGA

PENGARUH BEBERAPA FAKTOR PEMBANGUNAN TERHAOAP STATUS WAHITA ; KASUS PEMBAG~AH WARIS'AN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAH DALAM RUMAH TANGGA PENGARUH BEBERAPA FAKTOR PEMBANGUNAN TERHAOAP STATUS WAHITA ; KASUS PEMBAG~AH WARIS'AN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAH DALAM RUMAH TANGGA di Desa Jatirejo, Kscarnatan Suruh Kabupaten Semarang Oleh W I D I A

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG AKSARA KA GA NGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG AKSARA KA GA NGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG AKSARA KA GA NGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG, Menimbang : a. bahwa Budaya masyarakat Adat Rejang merupakan kekayaan material

Lebih terperinci

PERANAN WANITA DALAM PEMBANGUNAN BERWAWASAN GENDER

PERANAN WANITA DALAM PEMBANGUNAN BERWAWASAN GENDER PERANAN WANITA DALAM PEMBANGUNAN BERWAWASAN GENDER OLEH WAYAN SUDARTA Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Udayana Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk mengungkapkan peranan (hak

Lebih terperinci

PENDAYAGUNAAN KELEMBAGAAN USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL (UKS) DALAM UPAYA MENSEJAHTERAKAN KELUARGA MISKIN

PENDAYAGUNAAN KELEMBAGAAN USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL (UKS) DALAM UPAYA MENSEJAHTERAKAN KELUARGA MISKIN PENDAYAGUNAAN KELEMBAGAAN USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL (UKS) DALAM UPAYA MENSEJAHTERAKAN KELUARGA MISKIN (Kasus di Kelurahan Cigadung Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung) ERNA SUSANTY SEKOLAH PASCA SARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adat istiadat merupakan salah satu perekat sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Adat istiadat merupakan salah satu perekat sosial dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adat istiadat merupakan salah satu perekat sosial dalam kehidupan berbangsa, khususnya dalam kehidupan masyarakat heterogen, seperti Indonesia yang merupakan negara

Lebih terperinci

Oleh. ENDANG SUSlLOWATI

Oleh. ENDANG SUSlLOWATI PERANAN ISTERI DAM ANGGOTA RUMAHTANGGA LAINNYA DALAM EKONOMI RUMAHTANGGA NELAYAN PANDEGA DAN HUBUNGANNYA DENGAN I(0NSUMSI ENERGI DAN PROTEIN SERTA STATUS GlZl BALITA Dl OESA SIRNOBOYO, KEGAMATAN PACITAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan agraris, dimana terdiri dari banyak pulau dan sebagian besar mata pencaharian penduduknya bercocok tanam atau petani. Pertanian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berbagai macam karakter masyarakat di Yogyakarta mampu memecah jaringan sosial yang dimiliki oleh kelompok masyarakat termasuk kelompok pengusaha asal Kuningan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Suatu pengkajian tentang wanita dan kerja perlu dihubungkan dengan keadaan masyarakat pada umumnya.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Peran Keluarga Teori Struktural-Fungsional

TINJAUAN PUSTAKA Peran Keluarga Teori Struktural-Fungsional 5 TINJAUAN PUSTAKA Peran Keluarga Teori Struktural-Fungsional Para sosiolog ternama seperti William F. Ogburn dan Talcott Parsons mengembangkan pendekatan struktural-fungsional dalam kehidupan keluarga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, dan penuh dengan keberagaman, salah satu istilah tersebut adalah

Lebih terperinci

KECUKUPAX ENERGI DAW PROTEIN SERTA KETERSEDIAAN PANGAH PADA AKHIR PELITA Ill DAN PERKEMBANGAWNYA DAkAM PELlTA IV Dl PROPINSI JAMB1

KECUKUPAX ENERGI DAW PROTEIN SERTA KETERSEDIAAN PANGAH PADA AKHIR PELITA Ill DAN PERKEMBANGAWNYA DAkAM PELlTA IV Dl PROPINSI JAMB1 KECUKUPAX ENERGI DAW PROTEIN SERTA KETERSEDIAAN PANGAH PADA AKHIR PELITA Ill DAN PERKEMBANGAWNYA DAkAM PELlTA IV Dl PROPINSI JAMB1 -.,,- e i Oleh T E G U H JURUSAN GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

KEPALA DESA PASIRMADANG KECAMATAN SUKAJAYA KABUPATEN BOGOR PERATURAN DESA PASIRMADANG NOMOR: 10 TAHUN 2001 TENTANG

KEPALA DESA PASIRMADANG KECAMATAN SUKAJAYA KABUPATEN BOGOR PERATURAN DESA PASIRMADANG NOMOR: 10 TAHUN 2001 TENTANG KEPALA DESA PASIRMADANG KECAMATAN SUKAJAYA KABUPATEN BOGOR PERATURAN DESA PASIRMADANG NOMOR: 10 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PIHAK KETIGA DAN PINJAMAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Oleh. ENDANG SUSlLOWATI

Oleh. ENDANG SUSlLOWATI PERANAN ISTERI DAM ANGGOTA RUMAHTANGGA LAINNYA DALAM EKONOMI RUMAHTANGGA NELAYAN PANDEGA DAN HUBUNGANNYA DENGAN I(0NSUMSI ENERGI DAN PROTEIN SERTA STATUS GlZl BALITA Dl OESA SIRNOBOYO, KEGAMATAN PACITAN,

Lebih terperinci

KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM KEWARISAN

KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM KEWARISAN KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM KEWARISAN Oleh Drs. Bakti Ritonga, SH.,MH. 1 Assalmu alaikum wr.wb. Salam sejahtera untuk kita semua Yang Terhormat; Bapak dan Ibu Pembina, jajaran pengurus, dan seluruh pesrta

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN BENCANA BERBASIS KOMUNITAS M. SAFII NASUTION

PENANGGULANGAN BENCANA BERBASIS KOMUNITAS M. SAFII NASUTION PENANGGULANGAN BENCANA BERBASIS KOMUNITAS (STUDI KASUS KESIAPSIAGAAN BENCANA BERBASIS KOMUNITAS DAERAH RAWAN BENCANA ALAM TANAH LONGSOR DI DESA KIDANGPANANJUNG KECAMATAN CILILIN KABUPATEN BANDUNG PROPINSI

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 36 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Pembangunan sebagai upaya terencana untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan penduduk khususnya di negara-negara berkembang senantiasa mencurahkan

Lebih terperinci

WANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI

WANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI WANITA DAN STRUKTUR SOSIAL ( Suatu Analisa Tentang Peran Ganda Wanita Indonesia) Dra. LINA SUDARWATI Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Masyarakat dunia pada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh suatu negara. Berdasarkan data BPS tahun 2010, persentase kemiskinan saat ini mencapai 13,3 persen. Kemiskinan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberi nama. Meski demikian, Indonesia memiliki lima pulau besar yaitu

BAB I PENDAHULUAN. diberi nama. Meski demikian, Indonesia memiliki lima pulau besar yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Wilayah Indonesia terdiri atas gugusan pulau-pulau besar maupun kecil yang tersebar di seluruh wilayah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjaun Pustaka Mempelajari peranan wanita pada dasarnya adalah menganalisis tentang dua peranan dari wanita itu. Pertama,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Provinsi Sumatera Barat yang identik dengan Minangkabau merupakan satu-satunya daerah di Indonesia yang menganut sistem matrilineal. Masyarakat Minangkabau ini pun merupakan

Lebih terperinci

STUDI GENDER DALAM PROGRAM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) BAGI RUMAHTANGGA MISKIN

STUDI GENDER DALAM PROGRAM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) BAGI RUMAHTANGGA MISKIN STUDI GENDER DALAM PROGRAM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) BAGI RUMAHTANGGA MISKIN (Kasus di Desa Cinta Mekar, Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat) Oleh: ERNA SAFITRI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 12 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi. Menurut Bintarto dalam Budiyono (2003:3) geografi ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Dl KABUPATEN JAYAWIJAYA - lrlan JAYA

Dl KABUPATEN JAYAWIJAYA - lrlan JAYA ANALISIS CURAHAN KERJA WANITA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP. PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI Dl KABUPATEN JAYAWIJAYA - lrlan JAYA Oleh JOlCE KATERINA ONGGE PROGRAM PASCASARJANA INSTlTUT PERTANIAN BOGOR 2001

Lebih terperinci

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENGEMBANGAN PASAR KERJA DAN PERLUASAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Perempuan Dalam Pengelolaan Sumberdaya Hutan Hutan memiliki kedekatan hubungan dengan masyarakat disekitarnya terkait dengan faktor ekonomi, budaya dan lingkungan. Hutan

Lebih terperinci

KONDISI KERJA KARYAWAN PEREMPUAN PERKEBUNAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

KONDISI KERJA KARYAWAN PEREMPUAN PERKEBUNAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA KONDISI KERJA KARYAWAN PEREMPUAN PERKEBUNAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (Kasus pada PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VI Kebun Kayu Aro, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi)

Lebih terperinci

5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN

5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN 5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN TUJUAN PERKULIAHAN 1. Mahasiswa memahami struktur sosial di perdesaan 2. Mahasiswa mampu menganalisa struktur sosial perdesaan KONSEP DASAR STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT DAPAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para

BAB I PENDAHULUAN. dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Daerah Sumatera Barat beserta masyarakatnya, kebudayaannya, hukum adat dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para cendikiawan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wanita untuk bekerja adalah

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 1 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan tenaga kerja. Keterlibatan SDM dalam pembangunan tidak hanya, pada

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan tenaga kerja. Keterlibatan SDM dalam pembangunan tidak hanya, pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) saat ini diarahkan untuk mengubah SDM menjadi tenaga kerja yang profesional sehingga SDM dapat dimanfaatkan secara optimal dalam

Lebih terperinci

ANGKA AGREGAT PER KECAMATAN. HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 KOTA JAMBI Angka Agregat Per Kecamatan 1

ANGKA AGREGAT PER KECAMATAN. HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 KOTA JAMBI Angka Agregat Per Kecamatan 1 ANGKA AGREGAT PER KECAMATAN HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 KOTA JAMBI Angka Agregat Per Kecamatan 1 SEKAPUR SIRIH SP2010 merupakan kegiatan besar yang terdiri dari rangkaian tahapan kegiatan yang diawali dengan

Lebih terperinci

KEDUDUKAN WANITA BURUH INDUSTRI DAN KONTRIBUSINYA UNTUK KELUARGA

KEDUDUKAN WANITA BURUH INDUSTRI DAN KONTRIBUSINYA UNTUK KELUARGA KEDUDUKAN WANITA BURUH INDUSTRI DAN KONTRIBUSINYA UNTUK KELUARGA (Kasus Wanita Buruh lndustri di Desa Tarikolot, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh : SULASTRI A. 290454 JURUSAN ILMU-ILMU

Lebih terperinci

bagaimana pelaksanaan pengawasan terhadap pengelo hasil penelitian yang telah diuraikan dalam Bab IV,

bagaimana pelaksanaan pengawasan terhadap pengelo hasil penelitian yang telah diuraikan dalam Bab IV, BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI dilanjutkan dengan analisis secara kualitatif yang menafsirkan arti hasil pengolahan dan analisis data secara statistik. A. Kesimpulan Penelitian ini telah mencoba untuk

Lebih terperinci

B A B V P E N U T U P. Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan

B A B V P E N U T U P. Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan 5.1. Kesimpulan B A B V P E N U T U P Fakta-fakta dan analisis dalam tulisan ini, menuntun pada kesimpulan umum bahwa integrasi sosial dalam masyarakat Sumba di Kampung Waiwunga, merupakan konstruksi makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan single parent adalah perempuan yang telah bercerai dengan pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi, membimbing, dan merawat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan

BAB V PENUTUP. Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan BAB V PENUTUP Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan melakukan kesimpulan dan mengusulkan saran, sebagai berikut: A. KESIMPULAN Indonesia adalah sebuah kata yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Indonesia diarahkan untuk pembangunan manusia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya. Termasuk dalam proses pembangunan adalah usaha masyarakat untuk

Lebih terperinci

HUKUM KEKERABATAN A. PENDAHULUAN

HUKUM KEKERABATAN A. PENDAHULUAN HUKUM KEKERABATAN A. PENDAHULUAN Hukum adat kekerabatan adalah hukum adat yang mengatur tentang bagaimana kedudukan pribadi seseorang sebagai anggota kerabat, kedudukan anak terhadap orangtua dan sebaliknya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pernikahan adalah salah satu proses penting dalam kehidupan sosial manusia. Pernikahan merupakan kunci bagi individu untuk memasuki dunia keluarga, yang di dalamnya terdapat

Lebih terperinci

Pene1.it.ian ini bersifat studi kasus dengan menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara mendalam melalui

Pene1.it.ian ini bersifat studi kasus dengan menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara mendalam melalui RINGKASAN LILIS NURLINA (95.104/SPD). Analisis Kultural dan Struk- tural Program Penanggulangan Kemiskinan, Kasus Program IDT di Desa Barusari, Kabupaten Garut, Jawa Barat (di bawah bimbingan Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu budaya yang melekat pada diri seseorang karena telah diperkenalkan sejak lahir. Dengan kata lain,

Lebih terperinci

TELAAH SOSIAL EKONOMI TENAGA MERJA SKIPJACK POLE AND LINE Dl PERBJWI PERlKANl MALUKU

TELAAH SOSIAL EKONOMI TENAGA MERJA SKIPJACK POLE AND LINE Dl PERBJWI PERlKANl MALUKU TELAAH SOSIAL EKONOMI TENAGA MERJA SKIPJACK POLE AND LINE Dl PERBJWI PERlKANl MALUKU.... KARY~ ' I~MI~H..

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2006 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN REHABILITASI EKSPLOITASI SEKSUAL KOMERSIAL WALIKOTA SURAKARTA,

Lebih terperinci

BAB VI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGEMBANGAN EKOWISATA

BAB VI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGEMBANGAN EKOWISATA 49 BAB VI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGEMBANGAN EKOWISATA 6.1 Persepsi Masyarakat terhadap Pengembangan Kawasan Ekowisata Islami Curug Cigangsa Mulai tahun 2012, Curug Cigangsa telah dibuka menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk kerjasama kehidupan antara pria dan wanita di dalam masyarakat. Perkawinan betujuan untuk mengumumkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga mengikat janji dihadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga mengikat janji dihadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pernikahan atau perkawinan adalah suatu kejadian dimana dua orang yang saling mengikat janji, bukan hanya didepan keluarga dan lingkungan sosial melainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Suku ini banyak mendiami wilayah Provinsi Sumatera Utara,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Suku ini banyak mendiami wilayah Provinsi Sumatera Utara, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia. Suku ini banyak mendiami wilayah Provinsi Sumatera Utara, khususnya daerah di sekitar Danau

Lebih terperinci

U IVERSITAS AIRLA GGA

U IVERSITAS AIRLA GGA U IVERSITAS AIRLA GGA Kampus C Mulyorejo Surabaya 60115 Telp. (031) 5914042, 5914043, 5912546, 5912564 Fax (031) 5981841 Website : http://www.unair.ac.id ; e-mail : rektor@unair.ac.id SALI A PERATURA REKTOR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agroforestri Secara umum agroforestri adalah manajemen pemanfaatan lahan secara optimal dan lestari, dengan cara mengkombinasikan kegiatan kehutanan dan pertanian

Lebih terperinci

SISTEM KELEMBAGAAN HUBUIUGAN KERJA PERTANIAN PAD1 SAWAH DAN PERKEMBANGANNYA DIPEDESAAN KABUPATEN LUMAJANG PROPlNSl JAWA TlMUR

SISTEM KELEMBAGAAN HUBUIUGAN KERJA PERTANIAN PAD1 SAWAH DAN PERKEMBANGANNYA DIPEDESAAN KABUPATEN LUMAJANG PROPlNSl JAWA TlMUR SISTEM KELEMBAGAAN HUBUIUGAN KERJA PERTANIAN PAD1 SAWAH DAN PERKEMBANGANNYA DIPEDESAAN KABUPATEN LUMAJANG PROPlNSl JAWA TlMUR (Kasus Satu Desa ) Oleh MARYUNAIII NRP: 82087 FAKULTAS PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Karo dikenal sebagai masyarakat yang menganut stelsel

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Karo dikenal sebagai masyarakat yang menganut stelsel BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Karo dikenal sebagai masyarakat yang menganut stelsel kabapaan. Stelsel kebapaan ini yang dianut masyarakat Karo ini dapat dilihat dari kebudayaan yang

Lebih terperinci

Pilihan Strategi dalam Mencapai Tujuan Berdagang

Pilihan Strategi dalam Mencapai Tujuan Berdagang Bab Dua Kajian Pustaka Pengantar Pada bab ini akan dibicarakan beberapa konsep teoritis yang berhubungan dengan persoalan penelitian tentang fenomena kegiatan ekonomi pedagang mama-mama asli Papua pada

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Secara administratif Kota Yogyakarta berada di bawah pemerintahan Propinsi DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) yang merupakan propinsi terkecil setelah Propinsi

Lebih terperinci

EVALUASl PROGRAM BERBASlS GENDER:

EVALUASl PROGRAM BERBASlS GENDER: zoo 6 Oq9 EVALUASl PROGRAM BERBASlS GENDER: Kasus Program Pemanfaatan Tanah Pekarangan (PTP) di Desa Cikondang, Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat Oleh: SIT1 SALAMAH A14202073

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga dalam ikatan suatu perkawinan.ikatan perkawinan adalah ikatan lahir

BAB I PENDAHULUAN. keluarga dalam ikatan suatu perkawinan.ikatan perkawinan adalah ikatan lahir 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sudah menjadi kodrat alam, sejak dilahirkan kedunia manusia ditakdirkan untuk saling berpasang-pasangan agar hidup bersama untuk membentuk suatu keluarga

Lebih terperinci

CIRI-CIRI LEMBAGA SOSIAL A. Ciri utama lembaga sosial (J.B. Chitambar) Merupakan seperangkat pola perilaku yg diterima termasuk peranan-peranan dan

CIRI-CIRI LEMBAGA SOSIAL A. Ciri utama lembaga sosial (J.B. Chitambar) Merupakan seperangkat pola perilaku yg diterima termasuk peranan-peranan dan PENGERTIAN Sajogyo : Suatu kesatuan yg terdiri dari dua atau lebih dimana diantara mereka terjadi komunikasi dua arah dan di dalam interaksi (timbal-balik) satu sama lain. Soerjono : Himpunan atau kesatuan

Lebih terperinci

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR UNTUK KEBERLANJUTAN PELAYANAN AIR BERSIH

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR UNTUK KEBERLANJUTAN PELAYANAN AIR BERSIH 1 PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR UNTUK KEBERLANJUTAN PELAYANAN AIR BERSIH (Studi Di Kampung Jetisharjo, Kelurahan Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Pelaksanaan Adat Perkawinan Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki dan senantiasa menggunakan adat-istiadat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. KAJIAN TENTANG PERKAWINAN DI DUNIA

LAMPIRAN 1. KAJIAN TENTANG PERKAWINAN DI DUNIA 187 LAMPIRAN 1. KAJIAN TENTANG PERKAWINAN DI DUNIA No Nama Peneliti Tahun Bidang Judul Fokus Ilmu 1. J.P. Mclennan 1865 Antropologi Primitive Marriage Pada perkawinan rampas 2. Bachoffen 1880 Antropologi

Lebih terperinci

PKlW adalah partisipasi masyarakat ddam berbagai kegiatan program kesehatan

PKlW adalah partisipasi masyarakat ddam berbagai kegiatan program kesehatan Tujuan pembangunan nasional Indonesia mtara lain mengarah kepada peningkatan kualitas sumberdaya rnanusia. Untuk menunjang pencapaian tujuan tersebut Departemen Kesehatan menetapkan dalam Sistem Kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN GANDA DENGAN PENGEMBANGAN KARIER WANITA (Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

HUBUNGAN PERAN GANDA DENGAN PENGEMBANGAN KARIER WANITA (Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) HUBUNGAN PERAN GANDA DENGAN PENGEMBANGAN KARIER WANITA (Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat) PALUPI CIPTONINGRUM I34050807 SKRIPSI DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang mempunyai banyak pulau serta keragaman

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang mempunyai banyak pulau serta keragaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang mempunyai banyak pulau serta keragaman karakteristik, selain itu Indonesia juga merupakan Negara hukum, dimana didalamnya melekat peaturan-peraturan

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA KANTOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEREMPUAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia adalah masalah kependudukan, Indonesia memiliki penduduk yang begitu besar dari tahun ke tahun, begitu

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Ketika anak tumbuh didalam keluarga yang harmonis, ada satu perasaan yang

Bab 1. Pendahuluan. Ketika anak tumbuh didalam keluarga yang harmonis, ada satu perasaan yang Bab 1 Pendahuluan A. Latar belakang Ketika anak tumbuh didalam keluarga yang harmonis, ada satu perasaan yang timbul dalam diri anak bahwa kelak dia pun ingin memiliki keluarga yang harmonis seperti yang

Lebih terperinci

PEKERJA ANAK - ANAK Dl PEDESAAH

PEKERJA ANAK - ANAK Dl PEDESAAH PEKERJA ANAK - ANAK Dl PEDESAAH (Peranan dan Dampak Anak Bekerja pada Rumahtsngga lndustri Kecil Sandal : Studi Kasus di Desa Mekar Jays, Kecarnatan Ciornas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat3 Oleh EVE CHRISTINA

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. perkawinan yang pantang oleh adat. Di Kenagarian Sungai Talang yang menjadi

BAB V PENUTUP. perkawinan yang pantang oleh adat. Di Kenagarian Sungai Talang yang menjadi 1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pelanggaran kawin sasuku pada masyarakat Minangkabau dianggap sebagai perkawinan yang pantang oleh adat. Di Kenagarian Sungai Talang yang menjadi lokasi penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lembaga Kemasyarakatan Menurut Selo Soemarjan (1964), istilah lembaga kemasyarakatan sebagai terjemahan dari Social Institution, istilah lembaga kecuali menunjukkan kepada

Lebih terperinci

MIGRAN PEDAGANG MAKl LIMA

MIGRAN PEDAGANG MAKl LIMA MIGRAN PEDAGANG MAKl LIMA Dl KOTA BOGOR (Studi Perbandingan Pedagang Suku Jawa, Snnda dan Minang ) Oleh AGUS PRIYANTO A 22.0510 JURUSAN ILMU - ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Petani

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Petani TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Petani Keluarga petani ialah keluarga yang kepala keluarga atau anggota keluarganya bermatapencaharian sebagai petani. Keluarga petani mendapatkan penghasilan utama dari kegiatan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI EKONOMI PEREMPUAN. Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.Sc

KONTRIBUSI EKONOMI PEREMPUAN. Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.Sc KONTRIBUSI EKONOMI PEREMPUAN Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.Sc Tuntutan Kemiskinan terhadap Peran Ekonomi Perempuan Permasalahan keluarga yang ada saat ini didominasi oleh adanya masalah sosial ekonomi

Lebih terperinci

PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)

PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) 39 Peluang Bekerja dan Berusaha Wanita Kepala Rumah Tangga (WKRT) Peluang bekerja dan berusaha adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu

BAB I PENDAHULUAN. dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan totalitas latar belakang dari sistem nilai, lembaga dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam sebagai salah satu dari lima agama yang diakui di Indonesia, sangat menekankan tentang bagaimana seorang muslim seharusnya menjalankan pernikahan. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi reproduksi dan memberikan perlindungan kepada anggota keluarga dalam masyarakat. Keluarga

Lebih terperinci