BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA"

Transkripsi

1 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4. Hasil Pengumpulan Data Untuk dapat menganalisa kualitas yang ada di PT. UNITED Kingland, peneliti memerlukan data-data yang akurat dari pihak perusahaan. Berikut datadata yang diperbolehkan perusahaan untuk diteliti dan dipublikasikan dalam skripsi yang dibuat peneliti: Tabel 4. Karakteristik CTQ No. Jenis Cacat Definisi Operasional. Pada ban terdapat kotoran/pasir, sehingga Cacat Kotoran angin yang didalam ban dapat keluar ( KT ) melalui celah kotoran tersebut. 2. Ketebalan dari ban tersebut tidak merata Tipis Bahan pada seluruh bagian, sehingga ban bila ( TPB ) ditiup bentuknya tidak sempurna. 3. Cacat yang terjadi disekitar sambungan, Cacat Sambungan akibat dari penyambungan yang kurang ( SB ) sempurna. 4. Jepit Panjang Panjang ban melebihi dari ukuran sehingga terjadi pelipatan pada saat vulkanisasi. ( JPJ ) 5. Lepas Pentil ( LP ) Perekatan, pemasangan pentil yang tidak sempurna.

2 49 No. Jenis Cacat Definisi Operasional 6. Terdapat gelembung / berongga pada ban, Kurang Matang akibat dari pemasakan yang tidak sesuai ( KM ) standar. 7. Jepit Pentil Pada bagian pentil terlipat, keriput. ( JP ) 8. Jepit Lebar Bahan ( JL ) Lebar ban melebihi ukuran sehingga ban terlipat. Tabel 4.2 Data Jumlah Produksi dan Kecacatan Motor Tanggal Jumlah Produksi KT TPB SB JPJ LP KM JP JL JUMLAH Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret April

3 50 Motor Tanggal Jumlah Produksi KT TPB SB JPJ LP KM JP JL JUMLAH 3 April April April April April April April April April April April April April April April April April April April Total Pengolahan Data dan Analisa Data Untuk memcahkan permasalahan kualitas yang diberikan oleh perusahaan maka diperlukan pengolahan data dan analisa terhadap data-data yang telah dikumpulkan. Data-data tersebut nantinya akan diolah dengan metode DMAIC, yang merupakan inti dari pengendalian kualitas six sigma khususnya untuk pemecahan masalah. Dalam tiap fase DMAIC terdapat beberapa alat uji statistika sederhana yang dapat digunakan untuk mengolah dan menganalisa data. Selanjutnya akan diuraikan fase-fase metode DMAIC dalam pemecahan masalah pengendalian kualitas.

4 Fase Define (Pendefinisian) Pada tahap pendefinisian ini terdapat beberapa langkah-langkah, yaitu: Menentukan dan mendefinisikan tujuan dari proyek six sigma. Membuat gambaran secara umum dari perusahaan baik SIPOC diagram dan peta Operation Process Chart Project Statement Pada pernyataan proyek ini terdapat beberapa komponen pendukung, antara lain:. Bussines Case (Latar Belakang Umum) Berkaca dari data yang ada dan dengan semakin ketatnya persaingan bisnis yang ada pada saat ini dan untuk tetap mempertahankan eksistensi perusahaan maka, PT. UNITED Kingland menginginkan agar produk yang dihasilkan adalah produk yang berkualitas dan sesuai dengan keinginan para konsumen. Oleh sebab itu PT. UNITED Kingland menginginkan menghasilkan suatu produk yang tanpa cacat dan untuk peningkatkan kualitas yang ada pada saat ini. 2. Problem Statement (Pernyataan Masalah) Pada tahap ini merupakan penjabaran dari latar belakang umum. Dengan berbagai pertimbangan dan masukan dari perusahaan, maka produk yang diizinkan untuk diteliti adalah

5 52 produk ban dalam motor secara keseluruhan. Perusahaan beralasan karena produk ini merupakan produk yang tingkat produksinya paling besar dan juga memberi kontirbusi yang besar bagi perusahaan 3. Project Scope (Ruang Lingkup Proyek) Ruang lingkup dibatasi pada jenis produk ban dalam motor saja tetapi secara proses peneliti meneliti secara keseluruhan, dikarenakan produk baru dapat terlihat cacat atau tidaknya setelah melewati seluruh tahapan proses produksi. 4. Goal Statement (Pernyataan Tujuan) Tujuan dari penelitian ini adalah agar aplikasi metode six sigma di harapkan dapat meningkatkan kualitas produk dan juga proses dengan cara mengurangi dan meminimalisasi jumlah produk cacat dan dapat meningkatkan kapabilitas proses yang ada, sehingga produk Kingland semakin dikenal dengan kualitasnya yang baik. 5. Milestone (Batas Waktu Proyek) Batas waktu proyek ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret sampai Juni 2007.

6 Determine Process Setiap proses pasti memiliki unsur-unsur utama yakni pemasok, input, output, pelanggan dan proses itu sendiri. Dalam metode six sigma proses seringkali dapat digambarkan dalam format SIPOC Diagram. Adapun SIPOC Diagram di PT. UNITED Kingland adalah seperti dibawah ini: Supplier Input Proses Output Customer Karet alam Carbon Storage Ban Dalam Motor: Pengguna akhir Calsium Oli Mixing Kapur Straining Zinc Oxide Parafin Wax Extruding Sulfur Talc Splicing Ban Dalam Heating Mobil: Finishing Warehouse PD Diagram 4. Diagram SIPOC

7 54 Dari diagam SIPOC diatas dapat diuraikan sebagai berikut:. Supplier, pemasok barang yang mendukung kegiatan perusahaan tidak dapat dipublikasikan karena tidak adanya izin dari pihak perusahaan. 2. Input, beberapa bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan ban: Karet alam, digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan ban. Carbon, digunakan sebagai pengeras karet ban. Oli, digunakan sebagai pelembut atau pelemas. Kapur, digunakan sebagai bahan pengisi karet. Kadar kapur dapat mempengaruhi kualitas dan harga. Zinc Oxide, digunakan sebagai pengaktiv komposisi-komposisi kimia yang telah dicampurkan agar saling mengikat. Parafin Wax, digunakan untuk mencegah oksidasi pada ban. Sulfur, digunakan sebagai media pematangan dalam proses heater atau vulkanisasi. 3. Proses, berikut adalah proses dari pembuatan ban dalam Kingland:

8 55 Gambar 4. Peta Proses Operasi Fase Measure (Pengukuran)

9 Fase Measure (Pengukuran) Measure merupakan langkah operasional kedua dalam rangka peningkatan kualitas dalam metode DMAIC. Pada tahap ini dilakukan pengukuran, mengenali dan menginventarisasi karakteristik kualitas kunci kualitas (CTQ). Tahap pengukuran ini sangat penting peranannya dalam meningkatkan kualitas, karena dapat diketahui keadaan perusahaan dari data yang ada sehingga menjadi patokan atau dasar untuk melakukan analisa dan perbaikan. dalam six sigma ada dua basis pengukuran yaitu konsep pengukuran kinerja produk dan konsep pengukuran kinerja proses. Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan pengukuran kinerja proses :. Menghitung batas-batas kendali pada proses yang memproduksi produk ban dalam motor dengan data-data produksi yang telah dikumpulkan pada bulan Maret - April Menghitung Kapabilitas Proses saat ini. Sehingga dapat diketahui apakah saat ini proses sudah cukup capable. Selanjutnya adalah langkah-langkah untuk melakukan pengukuran kinerja produk :. Menghitung DPU (Defect per Unit ), yaitu rata-rata cacat pada setiap unit.

10 57 2. Menghitung DPO (Defect per Opportunities), DPMO (Defet per Million Opportunities) dan Level Sigma dari produk yang di ukur. 3. Menghitung COPQ (Cost Of Poor Quality), yaitu biaya akibat rendahnya kualitas produk, namun pada penelitian ini peneliti tidak dapat menghitung COPQ dikarenakan terbatasnya data yang didapat dari perusahaan Identifikasi Karakteristik Kualitas Pada tahap ini dilakukan indentifikasi pada karakteristik kualitas yang merupakan bagian terpenting untuk memuaskan pelanggan. Terdapat delapan ukuran yang menjadi sumber karakteristik kualitas yang dapat dilihat pada tabel Pengukuran Kinerja Proses Perhitungan batas kendali dan peta kendali p Σcacat p = = ΣJumlah Pr oduksi CL = p = UCL = LCL = p + 3 p 3 p( p) ni p( p) ni = = = ( ) ni ( ) ni

11 58 Tabel 4.3 Hasil perhitungan UCL dan LCL untuk peta kendali p Produksi Pengamatan ke- Tanggal (ni) Cacat Persentase cacat Proporsi Cacat (p) UCL LCL Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret April April April April April April April April April April April April April April April

12 59 Pengamatan ke- Tanggal Produksi (ni) Cacat Persentase cacat p UCL LCL April April April April April Total Setelah menghitung batas kendali, maka dapat digambarkan peta kendali p. Adapun alasan penggunaan peta kendali ini adalah : Peta kontrol ini digunakan untuk menghitung proporsi produk yang cacat dengan penggunaan data-data atribut, serta membolehkan adanya ukuran contoh yang berbedabeda pada setiap pengamatan. Peta kontrol ini sangat sesuai untuk dapat mengukur kinerja proses dalam menghasilkan produk yang baik, serta untuk mengidentifikasi proporsi produk yang cacat. Sehingga pemanfaatannya lebih kepada pengukuran terhadap kinerja proses dengan perhitungan berbasiskan pada kecacatan (defective).

13 P Chart of Cacat Proportion Tests performed with unequal sample sizes Sample Grafik 4. Peta kendali p bulan Maret-April UCL= _ P= LCL= Dapat diketahui dari peta kendali p diatas bahwa proses produksi ban dalam motor dengan bermacam-macam ukuran dinyatakan belum stabil. Ini dikarenakan terdapat dua puluh titik yang melewati batas kendali statistik. Hal ini menunjukkan ada penyebab khusus variasi. Titik-titik tersebut adalah tanggal,7,8,9,3,4,5,6,23,28,30 Maret, dan 5,,2,6,8,23,24,27,30 April. Untuk mengetahui kapabilitas proses sudah cukup capable atau belum, maka kita harus menghilangkan titik-titik yang out of control. Setelah titiktitik tersebut dieliminasi maka perhitungan menjadi sebagai berikut :

14 6 Σcacat p = = ΣJumlah Pr oduksi CL = p = UCL = LCL = p + 3 p 3 p( p) ni p( p) ni = = = ( ) ni ( ) ni Tabel 4.4 Hasil perhitungan revisi UCL dan LCL untuk peta kendali p Produksi Pengamatan ke- Tanggal (ni) Cacat Persentase cacat Proporsi Cacat (P) UCL LCL 2 2 Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret April April April April April April April April April April April Total Dari data diatas maka didapatkan peta kendali p sebagai berikut:

15 P Chart of Cacat UCL= Proportion _ P= LCL= Sample Tests performed with unequal sample sizes Grafik 4.2 Peta kendali p bulan Maret-April 2007 Dari peta kendali p setelah revisi diatas, dapat dilihat bahwa seluruh data telah berada dalam batas kendali. Hal ini menunjukkan bahwa proses produksi ban dalam motor tersebut telah stabil Kapabilitas Proses Perhitungan kapabilitas proses bertujuan untuk mengetahui apakah proses produksi yang berjalan pada proses pembuatan ban dalam motor sudah cukup capable. Karena data pada peta kendali p diatas sudah berada dalam batas kendali maka dapat dihitung kapabilitas prosesnya.

16 63 Dari perhitungan sebelumnya yaitu pada perhitungan peta kendali p revisi didapat p = maka perhitungan kapabilitas prosesnya sebagai berikut: Cp = - p Cp = = atau 99.0 % Persentase sebesar 99.0% berarti kemampuan proses dalam menghasilkan produk cacat sekitar %. Keadaan ini sudah cukup baik, tetapi dengan tingkat kapabilitas ini proses masih belum dapat untuk menghasilkan kualitas produk yang bebas cacat atau zero defect, karena masih ada % dari produk yang mengalami kegagalan dalam proses dan setidaknya perusahaan ingin menekan tingkat produk cacat yang dihasilkan. Mengingat keinginan perusahaan untuk tetap dapat bersaing dalam kualitas dan dapat merebut pangsa pasar yang ada Pengukuran Kinerja Produk Pengukuran kinerja produk dengan menggunakan perhitungan DPMO (Defect Per Million Opportunities). DPMO merupakan ukuran kegagalan dalam metode DMAIC, yang menunjukkan kegagalan per sejuta kesempatan. Tahapan-tahapan perhitungannya adalah sebagai berikut:

17 64 Unit (U) Merupakan jumlah produksi ban dalam motor yang diproduksi selama bulan Maret April 2007, yaitu sebanyak pcs. Opportunities (OP) Merupakan karakteristik kualitas yang berpotensi untuk menurunkan kualitas karena terdapat cacat pada produk ban dalam motor, atau disebut CTQ (Critical To Quality). Dalam penelitian ini CTQ berjumlah 8 karakteristik. Defect (D) Merupakan cacat yang timbul pada produk Kingland berdasarkan CTQ selama bulan Maret April Jumlah produk ban dalam motor yang cacat selama bulan Maret April 2007 berjumlah 5046 pcs. Defect per Unit DPU = D U = = Total Opportunities (TOP) TOP = U * OP = * 8 = Defect per Opportunities (DOP) DOP D = TOP = = Defect per Million Opportunities

18 65 DPMO = DOP * DPMO = * = 236 Level Sigma DPMO sebesar 236 berada diantara 300 dan X 4.5 = X X = 336 X X = 808 X = 4.52 Hasil perhitungan sigma yang didapat dari konversi diatas maka didapatkan nilai sebesar 4.52σ. Jika dilihat dari pencapaian level sigma tersebut, maka dapat di katakan tingkat pencapaian kualitas dalam memproduksi ban dalam motor sudah dapat dikatakan cukup baik. Tetapi perusahaan menginginkan untuk terus menekan tingkat kecacatan yang ada pada saat ini agar produk yang dijual tersebut lebih berkualitas dan dapat berkompetisi dalam merebut pangsa pasar, maka angka level diatas masih harus ditingkatkan hingga mendekati level kesempurnaan 6σ.

19 Fase Analyze (Analisa) Setelah menyelesaikan tahap pengukuran maka kita masuk kedalam tahap analisa. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:. Mengidentifikasi dan membuat prioritas jenis cacat yang terjadi selama bulan Maret April 2007 yang memberi kontribusi dominan terhadap menurunnya kualitas produksi. 2. Menginventarisasi dan menganalisa akar penyebab beberapa jenis cacat dominan yang dilihat dari segi man, machine, environment, method, and material. 3. Mencari penyebab yang paling dominan dari daftar akar penyebab masalah diatas Identifikasi Jenis Cacat Dominan Langkah pada tahap ini adalah dengan mencoba mengenali jenis-jenis cacat yang dominan terjadi dalam waktu penelitian dilakukan, selama bulan Maret April 2007, berikut data cacat yang disertai dengan diagram pareto yang menunjukkan cacat yang paling dominan terjadi.

20 67 Tabel 4.5 Data Jenis dan Jumlah Cacat Bulan Maret April No. Jenis Cacat Jumlah Cacat F F k Kotoran Kurang Matang Sambungan Tipis Bahan Lepas Pentil Jepit Lebar Jepit Pentil Jepit Panjang Total 5046 Dari data diatas maka dibuat diagram pareto untuk menentukan jenis cacat penyebab turunnya kualitas pada produk ban dalam motor yang memerlukan prioritas penanganan sehingga dapat dibuat penyelesaian masalahnya. Dari diagram pareto ini akan terlihat jelas cacat yang paling sering terjadi selama bulan Maret April Diagram Pareto Jenis Cacat Maret - April Count Percent Jenis Cacat Count Percent Cum % Kotoran Kurang Matang Sambungan Tipis Bahan Lepas Pentil Jepit Lebar Other 0 Grafik 4.3 Diagran pareto cacat

21 68 Pada grafik 4.3 diketahui bahwa jenis kecacatan yang dominan tejadi selama penelitian adalah jenis cacat kotoran, kurang matang, sambungan dengan nilai persentase masing-masing adalah 28.8%, 26.9% dan 7.8%. Ketiga jenis cacat ini menjadi prioritas utama bagi peneliti untuk memberikan usulan perbaikan kualitas bagi perusahaan disamping cacat-cacat yang lainnya Pembuatan Diagram Fishbone Metode Target Produksi Material Kualitas karet buruk Supplier Kotor Skill Jorok Kerajinan Cetakan Berkarat Penyaringan tidak sempurna Cacat kotoran Lingkungan Manusia Mesin Diagram 4.2 Fishbone untuk Cacat Kotoran Berdasarkan wawancara dan pengamatan langsung, maka dapat diurut permasalahan yang dapat menyebabkan cacat karena kotoran pada produk ban dalam motor, yaitu:

22 69 Material, dari segi material cacat ini disebabkan kualitas karet yang buruk atau banyak terdapat kotoran. Metode, dengan penerapan target produksi membuat pekerja bekerja secara terburu-buru sehingga kurang teliti dalam bekerja. Mesin, karat yang terdapat pada cetakan dapat membekas pada ban pada saat divulkanisasi, proses penyaringan bahan yang tidak sempurna juga dapat menjadi penyebab cacat kotoran karena pasir dapat menyebabkan kebocoran pada ban. Manusia, faktor manusia merupakan faktor yang paling besar dalam menghasilkan produk cacat ini. Skill pekerja yang rendah, pekerja yang jorok, pekerja yang malas membuat kotoran / pasir menyatu pada produk yang belum divulkanisasi, karena kurang mempehatikan kebersihan dari rak peletakkan sementara.

23 70 Metode Target Produksi Material Kualitas karet buruk Terlalu tebal Komposisi kimia tidak pas Malas Skill Kurang pengalaman Manusia Mold kurang panas Tekanan Hot air kurang Mesin Otomatis open mold rusak Cacat Kurang Matang Diagram 4.3 Fishbone untuk Cacat Kurang Matang Akar penyebab dari terjadinya cacat kurang matang yang dapat ditangkap oleh peneliti dan dengan hasil wawaancara, yaitu: Mesin, mesin merupakan factor penyebab utama dalam cacat ini. Semua pemanasan dengan menggunakan uap dari mesin boiler, sehingga mesin boiler disini merupakan alat yang vital. Kemungkina kedua dari sistem otomatis mold itu sendiri, mold otomatis terbuka apabila sudah mencapai waktu yg diatur.

24 7 Material, penggunaan material yang kurang bagus serta komposisi kimia yang tidak tepat dapat membuat produk berpeluang kurang matang. Manusia, kondisi semangat kerja dan kemampuan karyawan juga berpengaruh untuk menghasilkan produk cacat jenis ini. Metode, metode kerja dengan target yang tinggi membuat masalah ini tetap dapat menjadi peluang menghasilkan produk cacat jenis ini. Metode Target Produksi Material Kualitas karet buruk Kotor Tipis Skill Kurang pengalaman Peletakkan ban tidak pas Tekanan mesin kurang Tekanan udara kurang Penjepit ban tidak simetris Cacat Sambungan Malas Manusia Mesin Diagram 4.4 Fishbone untuk Cacat Sambungan

25 72 Untuk jenis cacat ini faktor manusia merupakan faktor yang paling berpeluang untuk menghasilkan cacatan. Tetapi juga ada penyebab dari faktor lain seperti: Manusia, meletakkan ban yang akan disambung tidak tepat pada posisi yang diajurkan, skill yang rendah serta semangat kerja pegawai yang rendah. Mesin, faktor yang jadi peluang cacat: tekanan mesin pada saat penyambungan kurang, udara yang menggerakan mesin kurang, penjepit ban dari dua sisi sudah tidak simetris. Material, faktor penyebabnya: kualitas karet yang buruk, bagian yang akan disambung kotor sehingga tidak melekat sempurna, bagian yang akan disambung terlalu tipis, sehingga kurang kuat pada saat disatukan Fase Improve (Perbaikan) Tahapan berikutnya setelah tahapan analisa dalam metodologi six sigma adalah tahapan perbaikan atau improve. Usaha perbaikan kualitas dan proses pada tahapan ini dilakukan dengan cara menghitung skor prioritas (RPN) dengan memberi bobot setiap tipe modus kegagalan potensial yang dapat menimbulkan produk cacat berdasarkan Tingkat Keparahan (Severity Rate), Tingkat Kejadian (Occurrence Rate) dan

26 73 Kemampuan Deteksi (Detectability) sebagai solusi potensial untuk tindakan perbaikan paling awal FMEA untuk Cacat Kotoran Tabel 4.6 FMEA untuk Jenis Cacat Kotoran Modus kegagalan Potensial Efek Potensial Modus Kegagalan Nilai O S D RPN Sebab Potensial Modus Kegagalan Pengendalian Membuat Bahan baku Kurang telitinya standar Kualitas mengandung pihak QC dalam inspeksi dan bahan baku banyak kotoran, melakukan menempatkan buruk seperti pasir halus inspeksi pegawai yang bertanggung jawab tinggi Karet yang Penyaringan disaring untuk Kerusakan yang Perawatan karet tidak dijadikan ban dialami mesin mesin dengan sempurna masih terdapat strainer teratur kotoran Kerjanya sembarangan / jorok dan terburu-buru Karet ban yang akan divulkanisir terkena pasir halus Penetapan target produksi yang tinggi Penyesuaian target dan penataan ulang cara kerja

27 74 Lingkunganny a kotor Kotoran akan terbawa dan menempel pada ban Kurangnya staff kebersihan Mendidik pekerja untuk selalu menjaga kebersihan Mold Karat pada mold Kurangnya Membersihka vulkanisir akan menempel pengawasan dan n karat dan berkarat pada ban perawatan merawat mold Pada tabel FMEA untuk cacat kotoran diatas dapat dilihat bahwa faktor manusia yang kerja sembarangan merupaka faktor yang dominan dalam penghasil kecacatan jenis ini, dikarenakan memiliki angka RPN yang paling besar dengan angka 280. dengan faktor kerja yang demikian maka kotorankotoran berupa pasir halus dapat mencemari produk sehingga nantinya akan menyebabkan kebocoran pada ban. Usulan Perbaikan untuk cacat kotoran Karena jenis ini merupakan jenis kegagalan yang paling dominan terjadi pada produk ban dalam motor maka pihak perusahaan dihimbau untuk mengadakan briefing-briefing pekerjaan yang dapat memotivasi pekerja untuk dapat lebih teliti dan menjaga kebersihan dalam menjalankan pekerjaannya. Sehingga nantinya perusahaan diharapkan dapat menekan tingkat kecacatan dari jenis ini.

28 FMEA untuk Cacat Kurang Matang Tabel 4.7 FMEA untuk Jenis Cacat Kurang Matang Modus kegagalan Potensial Efek Potensial Modus Kegagalan Nilai O S D RPN Sebab Potensial Modus Kegagalan Pengendalian Bahan ban terlalu Kurang akuratnya Membuat tebal, pematangan ukuran ketebalan standar dan Ban terlalu tebal memakan waktu yang lama dan mahalnya biaya pada saat penyetelan mesin extruder ukuran ketebalan, diadakan produksi pelatihan berkala Otomatis open mold rusak Mold terbuka tidak tepat waktu, ban kematangan / kurang matang Kerusakan pada timer mesin heater Preventive maintenance secara ketat Komposisi kimia tidak tepat Ban terlalu cepat matang / lama matang Perubahan komposisi kimia maupun supplier pemasok Penakaran komposisi kimia secara ketat Mold kurang panas Ban terlalu lama matang sehingga pada saat mold terbuka ban belum matang Turunnya tekanan uap panas yang berasal mesin Boiler. Perawatan mesin secara berkala dan pengawasan tekanan uap

29 76 Untuk jenis cacat kedua terbesar yang terjadi pada produk ban dalam motor adalah yang disebabkan kurang panasnya mold sebagai tempat proses vulkanisasi ban, yang merupakan divisi yang sangat vital dalam proses pembuatan ban dalam. Dikatakan demikian karena mode kecacatn ini memiliki angka RPN yang paling besar dengan angka 80, dari mode kecacatan yang lainnya untuk jenis cacat ini. Usulan perbaikan untuk cacat kurang matang Setelah mengetahui mode kegagalan yang dominan sebagai penyebab cacat dan juga tahu akan akar penyebab dari modus kegagalan ini maka perusahaan harus segera mengambil tindakan responsif agar tingkat kecacatan pada jenis ini dapat ditekan. Karena faktor mesin boiler memiliki peranan yang sangat penting dalam perusahaan maka perusahaan harus merawat mesin boiler dengan lebih insentif agar permasalahan tidak sampai timbul. Tindakan preventive maintenance untuk mesin ini sangatlah dianjurkan.

30 FMEA untuk Cacat Sambungan Tabel 4.8 FMEA untuk Jenis Cacat Sambungan Modus kegagalan Potensial Efek Potensial Modus Kegagalan Nilai O S D RPN Sebab Potensial Modus Kegagalan Pengendalian Dalam Kerja dengan Penyesuaian Kerja nya terburu-buru dan kurang pengalaman penyambungan peletakkannya kurang pas sehingga tidak merekat tuntutan target yang lebih tinggi dari kemampuan kerja normal. target dan penataan ulang cara kerja sempurna Penjepit ban tidak simetris Sambungan tidak sempurna menyatu Kedudukan penjepit bergeser / aus Preventive maintenance secara ketat Sambungan tipis Ketebalan pada bagian ban yang disambung terlalu tipis Ketebalan extruder yang kurang pas Penyetelan ulang mesin extruder Mesin press Sambungan Alat pneumatic Preventive lemah kurang menyatu nya rusak maintenance secara ketat Faktor penyebab kecacatan sambungan yang paling besar adalah faktor tanaga kerja yang terburu-buru dan kurang pengalaman dalam

31 78 melakukan tugasnya, hal ini dapat dilihat dengan besaran angka RPN nya yang paling besar dibanding dengan mode kecacatan lainnya. Hal ini harus menjadi perhatian bagi perusahaan mengingat sudah adanya dua jenis kecacatan yang penyebab utamanya adalah faktor manusia. Usulan perbaikan untuk cacat sambungan Peusahaan harus lebih giat lagi untuk meningkatkan kualitas SDM nya, dimana sudah ada dua jenis cacat yang dominan terjadi disebabkan oleh faktor SDM nya terutama yang bekrja pada divisi splicing yang merupakan inti dari kecacatan pada sambungan ini. Ada baiknya apabila perusahaan secara berkala memberikan pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kualitas SDM yang dimilikinya pada saat ini Fase Control (Pengawasan) Fase ini merupakan tahapan yang terakhir dalam pemecahan masalah dengan metode DMAIC. Dalam fase ini seluruh usaha peningkata kualitas dikendalikan atau dicapai secara teknis didokumentasikan dan disebarluaskan keseluruh karyawan. Hal yang akan dilakukan pada tahapan ini adalah: mendokumentasikan dan mensosialisasikan seluruh usaha-usaha perbaikan yang telah dibuat agar tingkat kecacatan yang selama ini ada semakin berkurang.

32 79 Mengakhiri seluruh proyek six sigma sebagai suatu metode dalam menganalisa dan memecahkan permasalahan yang ada di perusahaan Simulasi Perbaikan Kualitas Secara Teknis Tabel 4.9 Simulasi Hasil Peningkatan Kinerja No. Jenis Cacat Jumlah Defect 0% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% Kotoran Kurang Matang Sambungan Tipis Bahan Lepas Pentil Jepit Lebar Jepit Pentil Jepit Panjang Total Cacat DPMO Level Sigma Apabila perusahaan terus menerus mengadakan perbaikan maka total cacat akan berkurang, begitu juga DPMO nya akan berkurang pula. Seiring dengan berkurangnya DPMO maka level sigma yang didapat akan semakin besar. Pada tabel ini dapat dilihat tingkat tertinggi sigma yang dapat diperoleh adalah 5,27 σ dengan produk cacat sebesar 23,6 tiap sejuta peluang Dokumentasi dan Sosialisasi Proyek Six Sigma Langkah terakhir dalam fase control adalah dokumentasi dan sosialisasi proyek six sigma sebagai usaha-usaha perbaikan kepada seluruh karyawan. Pada tahap dokumentasi seluruh cataan proyek six

33 80 sigma dirangkum dan hasil-hasil yang dicapai diebarluaskan melalui cara-cara: Mencatat pihak-pihak yang berperan atau berkontribusi secara langsung terhadap proyek sebagai dasar pemberian award terhadap achievement yang telah di capai. Membuat prosedur-prosedur baru yang sesuai dengan perbaikan yang telah di capai. Menetapkan standar-standar pencapaian kualitas produk yang baru atau lebih tinggi dari standar yang ada sebelumnya. Dokumentasi evaluasi secara umum terhadap pencapaian tujuan proyek yang telah di sebutkan. Pencatatan terhadap seluruh aktivitas proyek secara garis besar. Setelah itu dilakukan langkah-langkah sosialisasi dengan cara: Menyamakan visi, misi dan tujuan seluruh pihak dalam perusahan. Pelatihan kepada seluruh karyawan perihal proyek perbaikan yang telah di implementasikan. Seminar dan workshop untuk menambah pengetahuan para karyawan. Di berlakukannya sistem reward and punishment kepada seluruh karyawan.

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu 48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 54 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya masalah, data untuk mengukur kinerja saat ini (saat pengamatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian di bawah ini: Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir penelitian Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 39 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan gambaran dari langkahlangkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Melalui pembuatan flowchart penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,

Lebih terperinci

3.1 Persiapan Penelitian

3.1 Persiapan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-angkah perancangan yang jelas agar tujuan dari Tugas Akhir ini dapat tercapai. Pada bab ini akan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 69 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang didapat selama masa observasi pada PT.Isopanel Dunia. yang berkenaan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 03 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pengumpulan Data Pada tahap pengumpulan data ini, akan disampaikan informasi-informasi mengenai situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan selama kegiatan proses pengemasan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC Edy Susanto Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data. Data-data yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer ini bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 57 BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI 56 BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI Pada Bab ini dibahas tahap Analyze (A), Improve (I), dan Control (C) dalam pengendalian kualitas terus menerus DMAIC sebagai langkah lanjutan dari kedua tahap sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 45 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk menunjang pengolahan data yang dilakukan. Data yang digunakan adalah data jumlah cacat untuk setiap karakteristik

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Tugas Akhir Sarjana Semester Ganjil tahun 2006/2007 USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC UNTUK MENGURANGI CACAT PADA CONTAINER AKI MOBIL TYPE N-70 PADA PT.

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan data Observasi dilakukan pada lantai Produksi dan dikhususkan pada proses pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan buku,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici Topik Khusus ~ Pengantar Six Sigma ~ ekop2003@yahoo.com Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Participative

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 70 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam melakukan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer ini bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma...

2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma... ABSTRAK Persaingan dunia industri semakin ketat, mendorong para pelaku industri untuk makin giat melakukan berbagai hal untuk tetap bertahan. Salah satu yang terpenting adalah kualitas produk yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 62 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan masalah Metodologi pemecahan masalah merupakan tahapan-tahapan yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metode Pemecahan Masalah Flow Chart metodologi pemecahan masalah merupakan diagram alir yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian menggambarkan proses atau tahap tahap penelitian yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian untuk pemecahan masalah dimana setiap pembahasan diuraikan dalam bentuk tahapan terstruktur. Tahapan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK..... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

PERBAIKAN PROSES STRIPING DENGAN METODE DMAIC PADA PT SIP

PERBAIKAN PROSES STRIPING DENGAN METODE DMAIC PADA PT SIP PERBAIKAN PROSES STRIPING DENGAN METODE DMAIC PADA PT SIP Iemel Faranila Staf Quality Departemen, Manufacture Industry, Jakarta iemelfaranila@yahoo.com ABSTRACT Production quality is a very critical element

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE LEAN SIX SIGMA PADA PROSES PRODUKSI BAN DALAM MOBIL (Studi Kasus Pada PT. United Kingland)

PENERAPAN METODE LEAN SIX SIGMA PADA PROSES PRODUKSI BAN DALAM MOBIL (Studi Kasus Pada PT. United Kingland) PENERAPAN METODE LEAN SIX SIGMA PADA PROSES PRODUKSI BAN DALAM MOBIL (Studi Kasus Pada PT. United Kingland) Rahmi Maulidya, Andri Bagio Satrio dan Rico Susanto Jurusan Teknik Industri, Universitas Trisakti

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DATA

BAB III PENGUMPULAN DATA BAB III PENGUMPULAN DATA 3. FASE PENDEFINISIAN 3.. Sekilas tentang Perusahaan PT Batman Kencana merupakan perusahaan manufaktur nasional yang bergerak di bidang produksi balon dan permen. Jenis produk

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Start Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : -Data Data Pengolahan Data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara yang tepat. Kemudian, penelitian merupakan kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Langkah langkah

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN SIMULASI FAKTOR PENYEBAB CACAT PRODUK BOTOL KONTAINER DENGAN METODE SIX SIGMA PADA PT INDOVASI PLASTIK LESTARI

IDENTIFIKASI DAN SIMULASI FAKTOR PENYEBAB CACAT PRODUK BOTOL KONTAINER DENGAN METODE SIX SIGMA PADA PT INDOVASI PLASTIK LESTARI IDENTIFIKASI DAN SIMULASI FAKTOR PENYEBAB CACAT PRODUK BOTOL KONTAINER DENGAN METODE SIX SIGMA PADA PT INDOVASI PLASTIK LESTARI R. Phenter S. P. 1 ; Faisal Safa 2 ABSTRACT The purpose of quality control

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control. ABSTRAK Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin signifikan, membuat banyak bermunculan industri-industri baru yang sejenis dengan industri yang sudah ada sebelumnya. Hal ini tentunya merupakan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 68 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di awal yang kemudian diolah dan diproses untuk menjadi informasi yang berguna. Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, diperlukan adanya desain atau skema langkah penelitian sebagai acuan

Lebih terperinci

Perbaikan Produktivitas Perusahaan Rokok Melalui Pengendalian Kualitas Produk dengan Metode Six Sigma

Perbaikan Produktivitas Perusahaan Rokok Melalui Pengendalian Kualitas Produk dengan Metode Six Sigma Perbaikan Produktivitas Perusahaan Rokok Melalui Pengendalian Kualitas Produk dengan Metode Six Sigma Sri Widiyawati, Sebtian Assyahlafi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur 1 IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Adanya persaingan antar produk yang semakin

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha, Bandung adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan Parts Manufacturing. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini adalah Dies mesin tablet untuk pharmaceutical

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang penyediaan permesinan dan sparepart untuk industri farmasi. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Six Sigma. Ada banyak pengertian Six Sigma. Six Sigma diartikan sebagai teknologi canggih yang digunakan oleh para statiskawan dalam memperbaiki atau mengembangkan proses

Lebih terperinci

xiii BAB VI PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

xiii BAB VI PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv SURAT KETERANGAN PENELITIAN... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO... vii KATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di wilayah lokal saja, akan tetapi sudah meluas sampai kawasan nasional bahkan internasional.

Lebih terperinci

UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC

UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAIN KATUN TIPE 41166 PADA PROSES PENCELUPAN DI PT ARGO PANTES,TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC Disusun Oleh: Juli Evelina/33412985 Pembimbing: Dr. Ir. Rakhma Oktavina,

Lebih terperinci

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1)

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1) USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PENYANGGA AKI MOTOR HONDA VARIO TECHNO PART STAY D ECCU MENGGUNAKAN METODE DMAIC PADA PT. ADHI WIJAYACITRA Nama : Muhammad Robiesa Npm : 30409301 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai sigma untuk data atribut produk wajan super ukuran 20 sebesar 3,53. 5.1.1 Menganalisis CTQ (Critical to Quality)

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian start Studi Pendahuluan - Survey ke Perusahaan Konsultasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka - Literatur - Jurnal - Buku - Website - dll Tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimasa sekarang ini perindustrian di Indonesia sudah semakin berkembang kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin mutakhir, sehingga

Lebih terperinci

: defect, six sigma, DMAIC,

: defect, six sigma, DMAIC, ABSTRAK PD.Langgeng adalah perusahaan yang memproduksi berbagai macam part mesin seperti carbon brus. Untuk meningkatkan daya saing perusahaan maka perusahaan harus memiliki keunggulan. Salah satu faktor

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Strata 1- semester genap 2006/2007 USULAN PERBAIKAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI WALL PANEL STANDART (118X315)

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas ABSTRAK Peningkatan kualitas produk ataupun jasa yang dihasilkan merupakan sesuatu yang mutlak perlu dilakukan oleh setiap perusahaan untuk dapat bertahan di era yang semakin kompetitif ini. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Pada tahun 2001 terjadi krisis moneter yang menyebabkan Perusahaan Salim Indoplantation melepaskan sahamnya kepada perusahaan

Lebih terperinci

PERBAIKAN KUALITAS DUDUKAN JOK MOTOR DENGAN METODE ENAM SIGMA

PERBAIKAN KUALITAS DUDUKAN JOK MOTOR DENGAN METODE ENAM SIGMA PERBAIKAN KUALITAS DUDUKAN JOK MOTOR DENGAN METODE ENAM SIGMA Sukma Prayisno qtink_uma_sukma@yahoo.co.id (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK Pengendalian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT KHI Pipe Industry bergerak pada produksi pipa. Penelitian ini diawali dengan bahwa masih terdapat keterlambatan pengiriman pada pelanggan yang mencapai 15% dari total pengiriman yang dilakukan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN PENERAPAN METODE SIX SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN PENERAPAN METODE SIX SIGMA Jurnal Ilmiah Teknik Industri (203), Vol. No. 2, 9 USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN PENERAPAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) PADA PROSES PRODUKSI ROLLER CONVEYOR MBC DI PT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data: Mula i Observasilapangan / studi awal Studipusta ka Identifikasi dan perumusan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PROSES PRODUKSI WAFER ABON DENGAN METODE SIX SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PROSES PRODUKSI WAFER ABON DENGAN METODE SIX SIGMA ISSN: 979-720 Vol. 0, No., February 207 USULAN PERBAIKAN KUALITAS PROSES PRODUKSI WAFER ABON DENGAN METODE SIX SIGMA Riyan, Heksa Bekti Ariyono 2,2 Program Studi Teknik Industri, Universitas Bunda Mulia,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI ABSTRAK PT Kandakawana Sakti bergerak pada bidang pengecatan yang berspesialisasi pada pengecatan body motor Honda. Penelitian ini diawali dengan masalah tingginya produk cacat yang dihasilkan dan kegagalan

Lebih terperinci

Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010

Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010 ANALISIS TINGKAT KECACATAN (DEFECT) PADA PRODUK BENANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT SEGORO ECOMULYO TEXTIL, DRIYOREJO GERSIK SKRIPSI Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W 0432010174 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah.

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii HALAMAN PERSEMBAHAN...iv HALAMAN MOTTO.. v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI..... viii DAFTAR TABEL xiv DAFTAR

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 6.1. AnalisisTahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA Decky Antony Kifta Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam Email:

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC)

PENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC) PENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC) Nama : Gangsar Novianto NPM : 32410950 Jurusan : Teknik Industri Fakultas : Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Abdi Juang Investama bergerak di bidang pembuatan Trolly Shopping Cart berdiri pada tahun 2014. PT Abdi Juang Investama ini sudah mengembangkan bisnisnya

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Tepung Terigu dengan Pendekatan Six Sigma dan Cost of Poor Quality

Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Tepung Terigu dengan Pendekatan Six Sigma dan Cost of Poor Quality Petunjuk Sitasi: Mudiastuti, R. D., & Hermawan, A. (2017). Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Tepung Terigu dengan Pendekatan Six Sigma dan Cost of Poor Quality. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Kami menggunakan lima tahap utama dalam menerapkan konsep Six Sigma pada PT. Jaticy Jayasuba (JJ) yaitu Define, Measure, Analyze, Improve dan Control. Tahap - tahap utama

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GIFT BOX MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA (STUDI KASUS PT. SOLO MURNI) Pratiwi Putri, Susatyo N.W.

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GIFT BOX MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA (STUDI KASUS PT. SOLO MURNI) Pratiwi Putri, Susatyo N.W. ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GIFT BOX MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA (STUDI KASUS PT. SOLO MURNI) Pratiwi Putri, Susatyo N.W.P *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh. Penelitian

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENGENDALIAN KUALITAS PANEL STRAHL TYPE 600x400 PADA BAGIAN PAINTING DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. XYZ Umi Marfuah 1*, Andi Diani 2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiah Jakarta HP. 08161852358

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah siklus DMAIC telah diterapkan dan diperoleh hasilnya, tujuan dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah siklus DMAIC telah diterapkan dan diperoleh hasilnya, tujuan dari BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah siklus DMAIC telah diterapkan dan diperoleh hasilnya, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa hal tertentu yang dibagi menjadi tiga

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis /Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PRODUK NIGHT STAND (PROGRESSIVE 1416) DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. IGA ABADI - PASURUAN

ANALISIS KUALITAS PRODUK NIGHT STAND (PROGRESSIVE 1416) DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. IGA ABADI - PASURUAN ANALISIS KUALITAS PRODUK NIGHT STAND (PROGRESSIVE 1416) DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. IGA ABADI - PASURUAN SKRIPSI Oleh : YONATHAN KURNIAWAN 0532015003 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian. Dengan metodologi penelitian, dapat dijelaskan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2773

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2773 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2773 PENERAPAN METODE PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MEMINIMASI CACAT BAGIAN ATAS BERLUBANG PADA PROSES PRODUKSI TUTUP

Lebih terperinci

UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PROSES PACKING SEMEN UNTUK MENGURANGI JUMLAH CACAT KANTONG PECAH DENGAN METODE SIX SIGMA DMAIC

UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PROSES PACKING SEMEN UNTUK MENGURANGI JUMLAH CACAT KANTONG PECAH DENGAN METODE SIX SIGMA DMAIC Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PROSES PACKING SEMEN UNTUK MENGURANGI JUMLAH CACAT KANTONG PECAH DENGAN METODE SIX SIGMA DMAIC PROCESS QUALITY IMPROVEMENT EFFORTS TO REDUCE THE

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pendekatan Six Sigma yang digunakan dalam peningkatan produktivitas terdiri dari 5 (lima) fase yang disebut DMAIC (Define, Measure, Analize, Improve

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 64 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang telah dilakukan kemudian diolah menjadi informasi untuk mengetahui berapa besar jumlah produksi dan jumlah cacat. Ada berbagai

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec, BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define Aktivitas proses produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Semarang Plant Central java ini dianalisis menggunakan diagram SIPOC (Supplier-Input-Proccess-Output- Customer).

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 40 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan National Garment merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri pembuatan barang fashion seperti kaos,kemeja,celana,jaket

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC Nama : Ilham Maulana NPM : 33412606 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing 1 : Rossi Septy Wahyuni, ST., MT. Pembimbing

Lebih terperinci

PENGUKURAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KACACATAN PRODUK DI CV. TIGA PUTRA MALANG SKRIPSI OLEH :

PENGUKURAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KACACATAN PRODUK DI CV. TIGA PUTRA MALANG SKRIPSI OLEH : PENGUKURAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KACACATAN PRODUK DI CV. TIGA PUTRA MALANG SKRIPSI OLEH : SOLYKHUL ANWAR 0532015018 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah:

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah: BAB III. METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT.Dulmison Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang hardware energi yang memproduksi alat-alat berat dan aksesoris

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 23 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan Pertama berdirinya PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera di Tangerang adalah melalui tahapan yang begitu kecil. Dalam awal pendiriannya

Lebih terperinci

Implementasi Metode Six Sigma DMAIC untuk Mengurangi Paint Bucket Cacat di PT X

Implementasi Metode Six Sigma DMAIC untuk Mengurangi Paint Bucket Cacat di PT X Implementasi Metode Six Sigma DMAIC untuk Mengurangi Paint Cacat di PT X Hanky Fransiscus 1, Cynthia Prithadevi Juwono 2, Isabelle Sarah Astari 3 1,2,3) Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Multi Strada Arah Sarana (MSA) adalah perusahaan ban penumpang (Passenger Car) radial dan truk ringan (Light Truck) radial yang memiliki tiga merek yaitu Achilles, Corsa dan Strada. Namun dalam

Lebih terperinci