BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian untuk pemecahan masalah dimana setiap pembahasan diuraikan dalam bentuk tahapan terstruktur. Tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar Identifikasi Awal Penelitian Pada tahap ini dilakukan identifikasi awal penelitian melalui penguraian dalam bentuk langkah-langah yang sistematis seperti latar belakang permasalahan, perumusan masalah, perumusan tujuan penelitian serta tinjauan pustaka yang dilakukan untuk mendapatkan informasi terhadap studi lapangan yang dilakukan Latar Belakang Masalah Latar belakang masalah pada penelitian ini dilakukan pada dua hal utama, yaitu identifikasi pada tempat penelitian beserta permasalahan yang terjadi serta penentuan tema penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Pada langkah awal ini dilakukan identifikasi masalah yang terjadi di PT United Can Co Ltd. Identifikasi ini dimaksudkan untuk mengetahui permasalahan 64

2 65 apa yang sebenarnya terjadi di perusahaan. Pemilihan tempat penelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa pabrik kemasan kaleng berbahan dasar Alumunium plate merupakan kebutuhan yang cukup penting dewasa ini. Dengan teknologi dalam bidang ini yang hampir stagnan, maka sistem perbaikan manajemen kualitas sangat diperlukan agar perusahaan terus survive dalam persaingan pasar. Gambar 3.1 menunjukkan tahapan penelitian Perumusan Masalah Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini diambil berdasarkan kondisi yang terjadi pada line body 330 ml (line 2) departemen Two Piece Can PT United Can Co Ltd. Rumusan masalah disini ingin memperjelas apa Critical to Quality (CTQ) prioritas can body 330 ml, bagaimankah stabilitas, kapabilitas proses serta level sigma CTQ prioritas, apa saja kegagalan yang sering terjadi serta akibatnya pada proses produksi line body 330 ml, faktor-faktor apa saja yang secara signifikan mempengaruhi terjadinya kecacatan can body 330 ml serta bagaimana memperbaiki dan mengendalikan kualitas proses produksi line body 330 ml departemen Two Piece Can Penetapan Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian merupakan penjabaran dari perumusan masalah. Tujuan penelitian juga merupakan ouput yang ingin dicapai atau dilakukan dalam sebuah penelitian. Pada penelitian ini, tujuan difokuskan pada langkah-langkah yang dilakukan untuk dapat menjawab perumusan masalah, yaitu mengetahui karakteristik yang penting bagi kualitas (CTQ) prioritas can body 330 ml,

3 66 menganalisa stabilitas proses, kapabilitas proses dan level sigma CTQ prioritas serta mengidentifikasi faktor-faktor yang secara signifikan menyebabkan terjadinya kecacatan CTQ prioritas di line body 330 ml, menganalisa modus kegagalan yang terjadi berikut akibatnya pada proses produksi serta memberikan usulan perbaikan dan pengendalian proses terhadap masalah yang ditemukan Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang dilakukan meliputi gambaran umum produk kaleng kemasan ukuran 330 ml, pengertian perbaikan kualitas, sistem pengendalian kualitas, konsep dasar six sigma, penelitian-penelitian six sigma sebelumnya dan lain-lain. Tinjauan pustaka mempunyai fungsi yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai panduan untuk mendapatkan informasi terhadap studi lapangan yang dilakukan. Studi literatur juga dilakukan dengan tujuan agar diperoleh gambaran yang jelas pada masalah yang dibahas dalam penelitian ini, melalui informasi-informasi yang berupa referensi, arsip perusahaan, laporan penelitian, buku pedoman six sigma, informasi melalui situs internet mengenai konsep six sigma dan jurnal-jurnal serta artikel terkait yang berhubungan dengan topik yang diambil. 3.2 Pengumpulan dan Pengolahan Data Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan pengolahan data. Jenis data yang digunakan dalam pengumpulan data pada umumnya terdiri dari data primer dan data sekunder, dimana metode pencarian data-data tersebut dipaparkan sebagai berikut :

4 67 1. Data Primer (Jenis dan Jumlah Defect) a. Wawancara (interview) dan Brainstorming Pengumpulan data diperleh secara langsung dengan jalan studi kasus yang digunakan adalah open-ended, dimana penliti dapat bertanya kepada responden kunci yang berfungsi sebagai informan tentang fakta suatu peristiwa disamping opini mengenai peristiwa yang ada. Pada penelitian ini wawancara dilakukan kepada staff dan karyawan perusahaan untuk mengetahui proses produksi yang terjadi serta masalah-masalah yang dihadapi. Adapun untuk daftar pertanyaan pada proses wawancara disajukan pada lampiran 8. b. Kuesioner Kuesioner yaitu metode pengumpulan data dengan jalan melakukan penyebaran angket kuesioner terhadap responden pada PT Coca Cola Botling Indonesia yang beralamat di Jalan Raya Teuku Umar Km 46 Cibitung-Bekasi yang merupakan salah satu customer PT United Can Co Ltd dimana hasilnya akan digunakan dalam penentuan CTQ. Daftar responden wawancara dan kuesioner selanjutnya disajikan pada Tabel 3.1 berikut ini. Tabel 3.1 Responden Wawancara dan Kuesioner NO Responden Jumlah (org) 1 QA Manager 1 2 Incoming 2 3 Production Supervisor 2

5 68 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data-data yang diperoleh secara tidak langsung. Data ini diperoleh dari data historis perusahaan, studi literatur, penelitian kepustakaan, dokumen-dokumen maupun arsip yang berhubungan dengan penelitian yang diambil. Adapun data yang diambil ialah data laporan kualitas bulan Januari sampai Agustus tahun 2013 juga data-data yang berhubungan dengan perusahaan tempat penelitian. Adapun data-data perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini selanjutnya disajikan pada Tabel 3.2 berikut ini : Tabel 3.2 Data-Data Perusahaan NO Jenis Data Data Yang Diperoleh Tujuan Data 1 Tingkat kepuasan konsumen Mengetahui tingkat kepuasan konsumen Suara 2 Tingkat kepentingan kualitas Mengetahui rating kepentingan kualitas konsumen 3 langsung Data karakteristik kualitas Menentukan CTQ prioritas 4 Suara pelanggan internal Mengetahui suara konsumen 5 Frekuensi kecacatan produk Mengetahui jumlah kecacatan produk 6 Pengukuran Mengetahui apakah proses yang Kemampuan proses berjalan masih mampu 7 Mesin Waktu maintenance Mengetahui kapan waktu perawatan kembali 8 Bahan baku Data bahan baku Data bahan baku yang digunakan 9 Supplier Wilayah atau daerah supplier Salah satu elemen dalam pemetaan proses dengan diagram SIPOC Setelah metode pengumpulan data dilakukan, selanjutnya dilakukan pengolahan data meliputi kelima tahapan DMAIC meliputi tahap pendefinisian (Define), pengukuran (Measure), analisis (Analyze), perbaikan (Improve) serta pengendalian (Control).

6 69 Penetapan Tujuan Penelitian Identifikasi Awal Penelitian Tinjauan Pustaka Metode D-M-A-I-C DEFINE Pemetaan Proses Identifikasi kebutuhan pelanggan Perancangan dan Penyebaran Kuesioner I Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Pendefinisian CTQ prioritas MEASURE Pengumpulan Data CTQ Prioritas Pengukuran Level Sigma Pengumpulan dan Pengolahan Data Pengukuran Stabilitas Proses Pengukuran Kapabilitas Proses ANALYZE Penulusuran Akar Penyebab Masalah Perancangan dan Penyebaran Kuesioner 2 Analisis Pengaruh Potensial Kegagalan Sumber-Sumber Variasi IMPROVE & CONTROL Usulan Rencana Perbaikan Usulan Pengendalian Kualitas Proses Analisa dan Interpretasi Hasil Kesimpulan dan Saran Analisa dan Interpretasi Hasil Kesimpulan dan Saran Gambar 3.1 Tahapan Penelitian

7 Tahap Pendefinisan (Define) Pada tahap pendefinisian (Define) ini dilakukan pemetaan proses, identifikasi kebutuhan pelanggan, perancangan dan penyebaran kuesioner serta pendefinisan Critical to Quality (CTQ) prioritas. A. Pemetaan Proses Pemetaan proses bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi proses produksi can body 330 ml secara umum. Hal ini sangat penting mengingat penelitian ini sangat erat kaitannya dengan proses produksi yang berlangsung, khususnya di line body 330 ml (line 2). Untuk mengidentifikasi tahapan ini, dilakukan wawancara dan brainstorming terhadap para responden pada Tabel 3.1 di atas. Untuk interpretasinya digunakan tool diagram alir (Flow Chart) dengan membuat Operation Process Control dan diagram SIPOC. B. Identifikasi Kebutuhan Pelanggan Pelanggan yang disurvei merupakan pelanggan internal dimana di dalamnya hanya terdapat pelanggan langsung yaitu orang-orang yang bekerja pada line body 330 ml. Setelah proses produksi selesai dan sudah melewati beberapa tahapan inspeksi yang dilakukan oleh bagian quality control, finished good langsung menuju gudang untuk disimpan atau bahkan langsung dikirim ke customer (pelanggan eksternal). Pada penelitian ini pelanggan yang disurvei dan dimaksudkan difokuskan pada beberapa tingkatan karyawan sampai production manager yang berhubungan dengan produksi pada line body 330 ml yang dianggap lebih mengetahui secara teknis karakteristik serta kecacatan yang sering terjadi pada can body 330 ml sehingga hasil wawancara dan kuesioner lebih valid.

8 71 Data dalam penelitian ini berasal dari hasil kuesioner dan wawancara dengan pihak perusahaan, studi atas data historis berupa inspection report serta observasi di lantai produksi. Responden wawancara dan kuesioner pada line body 330 ml departemen Two Piece Can dapat dilihat pada Tabel 3.1. C. Penentuan CTQ Prioritas Penentuan CTQ prioritas didasarkan pada data sekunder, yaitu laporan jumlah cacat yang terjadi pada line body 330 ml. Ada beberapa jenis cacat yang sering muncul dalam memproduksi can body 330 ml, untuk itu dari beberapa jenis cacat tersebut ditentukan yang memiliki nilai paling besar dan paling berpengaruh terhadap jumlah produksinya. D. Perancangan dan Penyebaran Kuesioner 1 Kuesioner pertama ini digunakan untuk mencari tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan terhadap karakteristik kebutuhan yang telah teridentifikasi. Responden dari kuesioner ini berjumlah 11 orang yang terdiri dari para manager, supervisor, leader dan karyawan line body 330 ml yang mengerti secara detail proses serta karakteristik kebutuhan body 330 ml tersebut. Berdasarkan identifikasi, terdapat 2 orang manger, 3 orang supervisr, 2 orang production leader dan 4 orang karyawan yang memenuhi kriteria di atas. Penyebaran kuesioner dilakukan melalui 2 tahap yaitu tahap pertama untuk mendapatkan rating kepentingan dan tahap kedua untuk mendapatkan rating kepuasan yang secara langsung dilakukan dengan mendatangi ke-11 orang yang menjadi responden, agar persepsi yang dikemukakan dalam kuesioner sesuai dengan persepsi yang diterima oleh responden. Dengan hal ini, maka diharapkan

9 72 hasil kuesioner manjadi lebih akurat. Bentuk kuesioner dan hasil pengumpulan kuesioner akan disajikan dalam Lampiran 3 dan 4. E. Uji Validitas dan Reliabilias Kuesioner Pengujian validitas dan reliablitas diakukan untuk mengetahui kevalidan dan keandalan data yang terkumpul pada kuesioner di lampiran 4. Pengujian dilakukan menggunakan software SPSS versi Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Adapun rumus matematisnya adalah sebagai berikut : r =... (3.1) dimana : r = angka korelasi n = jumlah responden X = skor pertanyaan no 1 Y = skor total Suatu pertanyaan dianggap valid jika nilai korelasi berada di atas angka kritis (α = 0,005 berdasarkan R tabel). Uji reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Teknik pengukuran reliabilitas yang digunakan adalah teknik Cronbach s Alpha. Teknik ini mencari reliabilitas alat ukur dengan skor nilai berupa rentangan antara beberapa nilai. Rumus yang digunakan adalah : =... (3.2) Dimana : = reliabilitas alat ukur

10 73 k = banyaknya butir pertanyaan = variansi total Σ = jumlah variansi batir Rumus varian yang digunakan adalah : σ =... (3.3) dimana : n = jumlah sample X = nilai skor yang dipilih Reliabilitas dicapai jika nilai lebih besar dari angka kritis (α = 0,05 berdasarkan R tabel) Adapun untuk hasil pengujian validitas dan reliabilitas serta Tabel R akan disajikan dalam Lampiran 5 dan Tahap Pengukuran (Measure) Pada tahap pengukuran (measure) dilakukan pengukuran level sigma yang dilakukan dengan mengkonversikan hasil jumlah kecacatan dalam Defect per Million Opportunities (DPMO) ke dalam level sigma. Data yang digunakan ialah data atribut sampling kecacatan CTQ prioritas pada proses produksi line body 330 ml pada bulan Januari sampai Agustus Pada tahap ini dilakukan pula pengukuran kapabilitas proses dengan menggunakan indeks kapabilitas yaitu apabila proses yang telah diukur kapabilitasnya selanjutnya dikonversikan ke dalam tabel konversi sigma dimana selanjutnya akan diketahui apakah proses dapat dikatakan baik dan mampu serta sebaliknya dengan menggunakan rule of thumb. Aktivitas pada tahap ini dijabarkan secara detail sebagai berikut.

11 74 A. Pengumpulan Data CTQ Prioritas Pengukuran CTQ yang diprioritaskan terdapat dalam bagian ini. Data yang dikumpukan merupakan jenis data sekunder dimana data diambil setelah karyawan QA (Quality Assurance) melakukan sampling. Data ini akan digunakan dalam perhitungan level sigma, stabilitas serta kapabilitas proses. B. Pengukuran Level Sigma Salah satu parameter kunci keberhasilan penerapan konsep six sigma dapat dilihat dari hasil perhitungan level sigma pada output proses yang merupakan ukuran pencapaian target menuju tingkat kegagalan nol (zero defect) dimana semakin tinggi level sigma akan membuat tngkat kecacatan yang diproduksi per satu juta kesempatan (DPMO) semakin rendah, sehingga produk tersebut akan semakin memenuhi ekspektasi dari pelanggan. Langkah-langkah dalam mengukur level sigma ialah sebagai berikut : 1. Menghtung jumlah kecacatan tiap unit produk Defect per unit =... (3.4) Dimana : D = Unit yang cacat U = Unit yang diinspeksi 2. Menghitung total peluang kecacatan Total Opportunities = U x OP... (3.5) Dimana : U = Unit yang diinspeksi OP = Opportunities 3. Menghitung jumlah kecacatan tiap peluang kecacatan Defect Per Opportunities (DPO) =... (3.6)

12 75 a) Mengukur jumlah kecacatan tiap satu juta peluang terjadinya kecacatan. Rumus DPMO terdapat pada persamaan (2.1) b) Mengukur level sigma yang dilakukan dengan mengkonversikan tingkat kecacatan yang diproduksi per satu juta kesempatan (DPMO) yang dapat dilihat pada tabel di lampiran 7. Perhitungan level sigma ini menggunakan konsep dari six sigma Motorola dimana pada prosesnya mengizinkan bergesernya nilai target rata-rata (mean) setiap CTQ individual dari proses sebesar ± 1,5 sigma. C. Pengukuran Stabilitas Proses Pada bagian ini dilakukan stabilitas proses dimana proses ini menggambarkan kondisi proses untuk menghasilkan suatu produk yang nilainya stabil (tidak mudah berubah) dari waktu ke waktu. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah suatu proses telah stabil dimana stabilitas ini merupakan syarat untuk perhitungan kapabilitas proses. Tools yang digunakan untuk mengidentifikasi stabilitas proses adalah menggunakan peta kendali proses. Penelitian ini menggunakan peta kendali p dimana peta ini digunakan untuk mengukur proporsi jumlh unit cacat. Peta kendali p dapat digunakan apabila ukuran contoh (n) adalah konstan. Langkahlangkah pembuatan peta kendali p : 1. Menentukan ukuran contoh/subgrup (k) yang cukup besar (n>30) 2. Mengumpulkan banyaknya subgrup (k) sedikitnya subgrup 3. Menghitung proporsi total cacat (p) untuk setiap subgrup 4. Menghitung rata-rata dari p yaitu p

13 76 5. Menghitung batas kendali untuk peta kendali p : Rumus dalam perhitungan UCL mengacu pada persamaan (2.4) Rumus dalam penghitungan LCL mengacu pada persamaan (2.5) 6. Plot datadari setiap subgrup yang diperiksa dan amati apakah data tersebut berada dalam pengendalian atau tidak. D. Pengukuran Kapabilitas Proses Kapabilitas proses merupakan parameter six sigma yang dilihat dari sudut pandang proses itu sendiri. Kapabilitas proses menunjukkan kemampuan dari proses untuk dapat memenuhi spesifikasi yang diinginkan, baik spesifikasi target maupun batas-batas toleransi. Pada pengukuran kapabilitas proses data atribut, terdapat dua jenis penghitungan yaitu kapabilitas proses yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan proses berdasarkan output rata-rata kecacatan proses yang dihasilkan ( ) serta indeks kapabilitas proses yang digunakan untuk mengukur kemampuan proses bersaing secara kompetitif di pasar global berdasarkan batas-batas level sigma ( ). Adapun langkah-langkah dalam mengukur kapabilitas proses ialah sebagai berikut : 1. Mengukur Kapabilitas Proses Output Rata-Rata Proses Penelitian ini menggunakan data atribut dengan menggunakan kapabilitas proses output rata-rata proses berikut : Rumus dalam pengukuran kapabilitas proses terdapat pada persamaan (2.6). 2. Mengukur Indeks Kapabilitas Proses

14 77 Indeks kapabilitas proses dilakukan dengan cara mengkonversi level sigma yang didapatkan dari tahap pengukuran level sigma sebelumnya dengan cara interpolasi dari Tabel 3.3 berikut ini : Tabel 3.3 Konversi Level Sigma, Indeks Kapabilitas Proses dan DPMO Level Sigma Pergeseran Proses ± 1,5 σ DPMO 3 0, , , ,5 3,4 Sumber : Mc Fadden, 1993 Perlu diketahui pula bahwa pengukuran kapabilitas proses hanya dapat dilakukan apabila proses berada dalam kondisi yang terkendali pada tahap stabilitas proses. Jika proses sudah stabil, maka pengukuran kemampuan proses dapat dilakukan, namun jika proses belum stabil maka proses harus dstabilkan terlebih dahulu dengan membuang data yang keluar batas spesifikasi Tahap Analisis (Analyze) Pada tahap ini dilakukan analisis akar penyebab masalah serta menganalisis pengaruh potensial kegagalan sumber-sumber variasi penyebab permasalahan dengan menganalisa Failure Modes Effect Analysis (FMEA) dimana data didapatkan dari hasil kuesioner terhadap pihak karyawan perusahaan.

15 78 A. Penelusuran Akar Penyebab Masalah Pada tahap ini akan dianalisis dan ditelusuri akar variasi penyebab masalah yang menyebabkan penyimpangan pada proses produksi dimana fokus six sigma ialah mengurangi variasi karena setiap individu atau organisasi yang menjadi pelanggan perusahaan akan merasakan variasi itu, bukan merasakan rata-rata. Analisis akar penyebab permasalahan dalam penelitian ini ialah dengan Root Cause Analysis (RCA) menggunakan alat bantu kualitas Fishbone Diagram melalui langkah-langkah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi permasalahan 2. Mengumpulkan data dan informasi diman pada penelitian ini menggunakan metode observasi langsung, wawancara serta brainstorming dengan pihak perusahaan 3. Menyeleksi penyebab yang menggangu kualitas proses dimana dalam penelitian ini akan menggunakan tool diagram Fishbone dengan 6M yaitu Manpower (manusia), Method (Metode), Measurement (pengukuran), Material (bahan baku), Machine (mesin) dan Mother nature (lingkungan) 4. Spesifik dalam menentukan permasalahan dan penyebabnya 5. Mengidentifikasi apa saja yang menjadi penyebab yang mengakibatkan defect terseleksi 6. Menganalisa secara detil keseluruhan hasil dari diagram Fishbone yang telah diidentifikasi. B. Perancangan dan Penyebaran Kuesioner 2 Kuesioner ke-2 ini digunakan untuk mencari nilai Severity, Occurence dan Detection yang akan digunakan pada tahap Failure Modes and Effect Analyze

16 79 (FMEA). FMEA dalam penelitian ini membahas khusus pada bagian mesin dan peralatan dikarenakan FMEA lebih optimal apabila diterapkan pada permasalahan hardware, seperti mesin dan peralatan. Responden dari kuesioner ini berjumlah 15 orang, terdiri dari para pimpinan dan karyawan produksi line body 330 ml yang mengerti secara detil proses produksi can body 330 ml tersebut dimana dilakukan wawancara dan pengisian kuesioner secara langsung dengan mendatangi responden, agar persepsi yang dikemukakan dalam kuesioner sesuai dengan persepsi yang diterima oleh responden. Adapun bentuk kuesioner dan hasil pengumpulan kuesioner akan disajikan dalam lampiran 8. C. Analisis Pengaruh Potensial Kegagalan Sumber-Sumber Variasi Pada tahap ini dilakukan analisis dan perhitungan secara detail setiap sumber variasi penyebab masalah dan menentukan prioritas penanganan perbaikan permasalahan yang disebabkan oleh faktor penyebab yang telah diidentifikasi sebelumnya dengan menggunakan tools FMEA. Rumus dalam perhitungan FMEA terdapat pada persamaan (2.7). Nilai severity, Occurrence dan Detection diperoleh berdasarkan hasil kuesioner dengan production leader line body 330 ml, karyawan yang bekerja di line body 330 ml, maintenance supervisor, production supervisor, QA manager dan production manager yang memahami karakteristik can body 330 ml lebih mendalam. Adapun hasil wawancara tersebut disajikan dalam lampiran 8. Langkah-langkah dalam penggunaan tools FMEA untuk mendapatkan nilai RPN (Risk Priority Number) tertinggi menurut Stamatis (1995) yaitu sebagai berikut :

17 80 1. Identifikasi Sistem (System Function) Tahap awal dalam menganalisa FMEA adalah dengan menidentifikasi sistemnya terlebih dahulu. 2. Identifikasi Kegagalan Potensial (Potential Failure Mode) Langkah selanjutnya menidentfikasi masalah-masalah atau kegagalan potensial yang menyebabkan sistem tidak memenuhi atau tidak mencapai fungsi utamanya. 3. Identifikasi Akibat Kegagalan (Potential Effect Of Failure) Pada langkah ketiga ini dilakukan analisis akibat atau dampak yang timbul pada masing-masing masalah kegagalan yang telah diidentifikasi pada potential failure mode. 4. Analisis Tingkat Keseriusan Kegagalan (Severity Of Effect) Langkah selanjutnya dilakukan analisis seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh kegagalan-kegagalan yang muncul pada sistem. 5. Identifikasi Sebab-Sebab Kegagalan (Potential Causes Of Failure) Pada tahap ini dilakukan identifikasi sebab-sebab apa saja yang menyebabkan kegagalan pada proses produksi can body 330 ml, misalnya dengan menggunakan tool Fishbone diagram. 6. Analisis Frekuensi Kegagalan (Occurrence) Langkah keenam ini dilakukan analisis terhadap seberapa sering kegagalan terjadi. 7. Metode Deteksi Kegagalan (Detection Methode) Pada tahap ini dilakukan identifikasi metode untuk mendeteksi kegagalan (failure mode) sistem mencapai performansinya.

18 81 8. Analisis Tingkat Pendeteksian (Detection) Pada langkah kedelapan ini dilakukan analisis tingkat keyakinan dan kesulitan metode deteksi. Analisis dilakukan terhadap semua metode deteksi yang telah dirumuskan pada detection method. 9. Penghitungan Risk Priority Number (RPN) Pada tahap ini dilakukan perhitungan RPN untuk mengidentifikasi failure mode yang perlu diprioritaskan untuk dianalisis dan ditindak lanjuti, karena dianggap menjadi sumber kegagalan utama sistem. Penghitungan RPN yaitu dengan cara mengalikan tingkat severity dengan tingkat occurrence dan dengan tingkat detection Tahap Perbaikan (Improve) dan Pengendalian (Control) Pada tahap ini diberikan usulan perbaikan dan pengendalian yang didapatkan dari interpretasi hasil. Tahap perbaikan dilakukan untuk segi manajerial dan teknis berdasarkan hasil yang didapatkan pada tahap sebelumnya. Tahap pengendalian dilakukan agar proses selalu dapat berjalan dalam kondisi baik dan menjamin bahwa perbaikan yang ada dijalankan sehingga cacat serta kegagalan pada proses produksi can body 330 ml tidak terulang kembali. A. Usulan Perbaikan (Improve) Usulan perbaikan diberikan berkaitan dengan pentuan dan implementasi solusi-solusi berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan sebelumnya pada fase analyze. Rencana-rencana tindakan perbaikan perlu dibuat suatu rencana tindakan yang disusun dalam suatu tabel dengan menggunakan metode 5W+2H, dimana dijelaskan tujuan utama (What), alasan perbaikan (Why), tempat perbaikan

19 82 (Where), waktu pelaksanaa (When), orang yang mengerjakan (Who) dan metode yang dipakai (How), namun analisa How much tidak dilakukan mengingat penelitian ini tidak memperhitungkan biaya. Dari hasil analisa sumber-sumber variasi penyebab masalah melalui metode FMEA pada tahap sebelumnya, maka pertama akan diberikan usulan perbaikan untuk nilai RPN (Risk Priority Number) tertinggi. Proyek peningkatan kualitas six sigma dilakukan dengan melakukan tindakan perbaikan terhadap proses dan komunikasinya yang dilakukan secara menyeluruh. Usulan perbaikan berikutnya berkaitan sangat erat terhadap hasil langkah penentuan Critical to Quality (CTQ). Selain itu juga dilakukan Action planning for Failure Modes yang menyangkut usulan rencana perbaikan pada proses yang secara umum bertujuan untuk menghilangkan sumber variasi khusus (special-causes variation) agar mampu menungkatkan pengendalian dan kapabilitas proses menuju tingkat kinerja 6-sigma (zero defect). Dengan memperhatikan hal tersebut di atas, maka perbaikan pada suatu karakteristik teknis tertentu akan dapat berdampak positif pada peningkatan kualitas karakteristik teknis lainnya serta dapat mengakomodasi keinginan pelanggan di beberapa aspek kebutuhan. Usulan perbaikan diberikan jika dalam hasil pengukuran pengendalian dan kapabilitas prosesnya mempunyai permasalahan pada proses yang berkaitan erat dengan kualitas produk. B. Usulan Pengendalian (Control) Usulan pengendalian diberikan berkaitan dengan penentuan dan implemntasi solusi-solusi berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan sebelumnya pada fase analyze dan fase control. Usulan pengendalian yang

20 83 diberikan lebih dititikberatkan pada pengendalian terhadap kualitas prosesnya dalam pencapaian tingkat 6-sigma. Usulan pengendalian juga harus melihat usulan perbaikan sebelumnya agar proses selalu dapat berjalan dalam kondisi yang baik dan menjamin bahwa perbaikan yang ada dijalankan sehngga cacat serta kegagalan di tempat yang sama tidak terulang kembali sehingga target pencapaian menuju zero defect diharapkan dapat tercapai. 3.3 Analisa dan Interpretasi Hasil Pada tahap ini dilakukan analisa dan interpretasi hasil dari penelitian yang dilakukan. Bagian ini terdiri dari analisa dan interpretasi hasil terhadap kelima tahap dalam six sigma DMAIC yaitu Define, Measure, Analyze, Improve dan Control. Secara jelas akan dianalisa CTQ prioritas yang didapatkan, pengukuran stabilitas, kapabilitas proses dan level sigma, menganalisa penyebab kecacatan dan menganalisa tabel FMEA serta menganalisa usulan perbaikan dan pengendalian proses yang diberikan kepada perusahaan. Pada tahap ini dapat diketahui dan dianalisis apakah perusahaan mampu dalam menjalankan prosesnya, pada tingkat sigma berapa perusahaan berproduksi, apakah sebelumnya telah dilakukan upaya-upaya perbaikan, semuanya akan dianalisis pada tahap ini. Akan tetapi untuk melakukan analisa dan interpretasi terhadap proyek six sigma yang sudah dilakukan dibutuhkan waktu yang tidak sedikit, oleh karenanya untuk tahap analisa dan interpretasi hasil tidak akan diberikan pada pembuatan laporan penelitian ini.

21 Kesimpulan dan Saran Tahap ini merupakan tahapan terakhir dari penelitian yang di dalamnya berisi kesimpulan penelitian yang dikemukakan dari hasil analisa penelitian dan pemecahan persoalan serta saran-saran perbaikan yang dikemukakan dari hasil analisa penelitian yang dilengkapi juga dengan saran-saran perbaikan untuk penelitian serupa yang mungkin akan dilakukan di masa mendatang.

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Istilah quality improvement muncul dikarenakan persaingan telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Istilah quality improvement muncul dikarenakan persaingan telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah quality improvement muncul dikarenakan persaingan telah menuntut semua organisasi dan perusahaan untuk semakin inovatif dalam memenuhi keinginan pelanggan.

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah quality improvement muncul dikarenakan persaingan telah menuntut semua organisasi dan perusahaan untuk semakin inovatif dalam memenuhi keinginan pelanggan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu 48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan

Lebih terperinci

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Start Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : -Data Data Pengolahan Data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Abdi Juang Investama bergerak di bidang pembuatan Trolly Shopping Cart berdiri pada tahun 2014. PT Abdi Juang Investama ini sudah mengembangkan bisnisnya

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 39 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan gambaran dari langkahlangkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Melalui pembuatan flowchart penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini menggambarkan langkah-langkah atau kerangka pikir yang akan dijalankan pada penelitian ini. Tujuan dari pembuatan metodologi penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici Topik Khusus ~ Pengantar Six Sigma ~ ekop2003@yahoo.com Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Participative

Lebih terperinci

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 57 BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data: Mula i Observasilapangan / studi awal Studipusta ka Identifikasi dan perumusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : III-1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : 3.1 Studi Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian lebih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian start Studi Pendahuluan - Survey ke Perusahaan Konsultasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka - Literatur - Jurnal - Buku - Website - dll Tujuan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas ABSTRAK Peningkatan kualitas produk ataupun jasa yang dihasilkan merupakan sesuatu yang mutlak perlu dilakukan oleh setiap perusahaan untuk dapat bertahan di era yang semakin kompetitif ini. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 55 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 56 3.2 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa kegiatan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI 4.1 Tahap Perancangan Sistem Terintegrasi Setelah dilakukan brainstorming dan studi pustaka, maka langkah selanjutnya adalah membuat sistem terintegrasi dari metode

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian di bawah ini: Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir penelitian Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif (descriptif research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, diperlukan adanya desain atau skema langkah penelitian sebagai acuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK..... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di wilayah lokal saja, akan tetapi sudah meluas sampai kawasan nasional bahkan internasional.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur 1 IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Adanya persaingan antar produk yang semakin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penentuan Sampel dan Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang Plant, dan difokuskan pada jumlah cacat produk yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI 56 BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI Pada Bab ini dibahas tahap Analyze (A), Improve (I), dan Control (C) dalam pengendalian kualitas terus menerus DMAIC sebagai langkah lanjutan dari kedua tahap sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha, Bandung adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan Parts Manufacturing. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini adalah Dies mesin tablet untuk pharmaceutical

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metode Pemecahan Masalah Flow Chart metodologi pemecahan masalah merupakan diagram alir yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pendekatan Six Sigma yang digunakan dalam peningkatan produktivitas terdiri dari 5 (lima) fase yang disebut DMAIC (Define, Measure, Analize, Improve

Lebih terperinci

2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma...

2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma... ABSTRAK Persaingan dunia industri semakin ketat, mendorong para pelaku industri untuk makin giat melakukan berbagai hal untuk tetap bertahan. Salah satu yang terpenting adalah kualitas produk yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. PIMS Indonesia, Jl. Ciputat Raya No. 5, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240, Indonesia.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI ABSTRAK PT Kandakawana Sakti bergerak pada bidang pengecatan yang berspesialisasi pada pengecatan body motor Honda. Penelitian ini diawali dengan masalah tingginya produk cacat yang dihasilkan dan kegagalan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian menggambarkan proses atau tahap tahap penelitian yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga

Lebih terperinci

3.1 Persiapan Penelitian

3.1 Persiapan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-angkah perancangan yang jelas agar tujuan dari Tugas Akhir ini dapat tercapai. Pada bab ini akan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Tugas Akhir Sarjana Semester Ganjil tahun 2006/2007 USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC UNTUK MENGURANGI CACAT PADA CONTAINER AKI MOBIL TYPE N-70 PADA PT.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 62 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan masalah Metodologi pemecahan masalah merupakan tahapan-tahapan yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 52 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian

Lebih terperinci

PENGUKURAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KACACATAN PRODUK DI CV. TIGA PUTRA MALANG SKRIPSI OLEH :

PENGUKURAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KACACATAN PRODUK DI CV. TIGA PUTRA MALANG SKRIPSI OLEH : PENGUKURAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KACACATAN PRODUK DI CV. TIGA PUTRA MALANG SKRIPSI OLEH : SOLYKHUL ANWAR 0532015018 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010

Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010 ANALISIS TINGKAT KECACATAN (DEFECT) PADA PRODUK BENANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT SEGORO ECOMULYO TEXTIL, DRIYOREJO GERSIK SKRIPSI Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W 0432010174 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PROSES PACKING SEMEN UNTUK MENGURANGI JUMLAH CACAT KANTONG PECAH DENGAN METODE SIX SIGMA DMAIC

UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PROSES PACKING SEMEN UNTUK MENGURANGI JUMLAH CACAT KANTONG PECAH DENGAN METODE SIX SIGMA DMAIC Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer UPAYA PERBAIKAN KUALITAS PROSES PACKING SEMEN UNTUK MENGURANGI JUMLAH CACAT KANTONG PECAH DENGAN METODE SIX SIGMA DMAIC PROCESS QUALITY IMPROVEMENT EFFORTS TO REDUCE THE

Lebih terperinci

Bab III. Metodologi Penelitian. digunakan dalam penyelesaian masalah pada PT. Calvin Metal Products.

Bab III. Metodologi Penelitian. digunakan dalam penyelesaian masalah pada PT. Calvin Metal Products. 40 Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka berpikir adalah rangkaian urutan-urutan langkah yang disusun secara sistematis dan dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian, berikut

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 33 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Secara umum, metodologi penelitan diartika sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Yang dimaksud sebagai cara ilmiah

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc

PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc Perusahaan Kualitas Six Sigma Mengurangi Resiko Produk Gagal DMAIC Berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Disusun oleh : SHEILA SELVIONA

TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Disusun oleh : SHEILA SELVIONA PEMETAAN DAN EVALUASI KEPUASAN PELANGGAN MENGGUNAKAN METODE KANO BERDASARKAN DIMENSI SERVQUAL DALAM UPAYA MENDUKUNG KUALITAS PRODUK DI PT. SARASWANTI ANUGERAH MAKMUR TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. setiap ahli memiliki teori sendiri-sendiri mengenai hal ini. Menurut (Davis, 1994)

BAB II LANDASAN TEORI. setiap ahli memiliki teori sendiri-sendiri mengenai hal ini. Menurut (Davis, 1994) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian kualitas Kualitas memiliki kaitan yang sangat erat dengan dunia perindustrian, baik industri barang maupun jasa. Definisi dari kualitas sendiri bermacam-macam, karena

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian. Dengan metodologi penelitian, dapat dijelaskan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil benang jahit. Saat ini perusahaan memiliki permasalahan kualitas benang jahit pada bagian twisting, di mana diketahui terjadi cacat benang.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai sigma untuk data atribut produk wajan super ukuran 20 sebesar 3,53. 5.1.1 Menganalisis CTQ (Critical to Quality)

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PRODUK NIGHT STAND (PROGRESSIVE 1416) DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. IGA ABADI - PASURUAN

ANALISIS KUALITAS PRODUK NIGHT STAND (PROGRESSIVE 1416) DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. IGA ABADI - PASURUAN ANALISIS KUALITAS PRODUK NIGHT STAND (PROGRESSIVE 1416) DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. IGA ABADI - PASURUAN SKRIPSI Oleh : YONATHAN KURNIAWAN 0532015003 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada: Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.

KATA PENGANTAR. mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada: Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. KATA PENGANTAR Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan InayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan mempermudah proses

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang metodologi penelitian dari langkahlangkah penelitian, penelitian pendahuluan, identifikasi masalah, studi pustaka yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Ganjil 2005/2006 USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN METODE DMAIC UNTUK MENGURANGI CACAT HANGER TIPE TAC 6212 PADA PROSES INJECTION

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia automotive di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Menurut harian Bisnis Indonesia pada 29 Maret 2012, peningkatan penjualan kendaraan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian merupakan suatu investigasi (inquiry) yang terorganisasi (organized), sistematis, berbasis data, kritis dan ilmiah, yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian Metode Penelitian merupakan deskripsi dari seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama proses penelitian dilaksanakan yakni

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec, BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define Aktivitas proses produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Semarang Plant Central java ini dianalisis menggunakan diagram SIPOC (Supplier-Input-Proccess-Output- Customer).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara yang tepat. Kemudian, penelitian merupakan kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Langkah langkah

Lebih terperinci

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA Decky Antony Kifta Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam Email:

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan data Observasi dilakukan pada lantai Produksi dan dikhususkan pada proses pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan buku,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Pada tahun 2001 terjadi krisis moneter yang menyebabkan Perusahaan Salim Indoplantation melepaskan sahamnya kepada perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data 30 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Tunamerupakan komoditas komersial tinggi dalam perdagangan internasional. Salah satu bentuk olahan tuna adalah tuna loin, tuna steak, dan tuna saku. Tuna loin merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan 3.1.1. Studi Lapangan Pada tahap awal ini yang dilakukan adalah pengamatan langsung terhadap perusahaan dan juga untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan landasan atau acuan agar proses penelitian berjalann secara sistematis, terstruktur, dan terarah. Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB II KAJIAN LITERATUR BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 PENGENDALIAN KUALITAS 2.1.1 Pengertian Kualitas Keistimewaan atau keunggulan suatu produk dapat diukur melalui tingkat kepuasan pelanggan. Salah satunya dapat dilihat dari sisi

Lebih terperinci

Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d.

Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d. Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d. Langkah Tindakan Persamaan Hasil 1 Proses apa yang ingin diketahui? Produk kacang garing 2 Berapa jumlah Standart inventory (safety stock )?

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Mutu 2.2. Pengertian Pengendalian Mutu 2.3. Konsep dan Tujuan Pengendalian Mutu

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Mutu 2.2. Pengertian Pengendalian Mutu 2.3. Konsep dan Tujuan Pengendalian Mutu Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Mutu Definisi mutu atau kualitas menurut para ahli dikemukakan secara berbeda akan tetapi memiliki maksud yang sama yang berarti mutu atau kualitas adalah tingkat baik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control. ABSTRAK Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin signifikan, membuat banyak bermunculan industri-industri baru yang sejenis dengan industri yang sudah ada sebelumnya. Hal ini tentunya merupakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kualitas produk textile merupakan suatu hal yang sangat penting yang mampu membuat perusahaan semakin berkembang dan unggul di pasar komoditi textile ini. Perusahaan yang memiliki kualitas produk

Lebih terperinci

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1)

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1) USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PENYANGGA AKI MOTOR HONDA VARIO TECHNO PART STAY D ECCU MENGGUNAKAN METODE DMAIC PADA PT. ADHI WIJAYACITRA Nama : Muhammad Robiesa Npm : 30409301 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Strata 1- semester genap 2006/2007 USULAN PERBAIKAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI WALL PANEL STANDART (118X315)

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh IVAN HERBETH H. SIBURIAN

TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh IVAN HERBETH H. SIBURIAN USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FAILURE MODE AND EFFECT (FMEA) PADA PRODUK RIBBED SMOKE SHEET DI PABRIK KARET PTPN. II KEBUN BATANG SERANGAN TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart Mulai Survey Perusahaan Identifikasi Maslah Rumuskan Masalah Menetapkan Tujuan Pengumpulan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT KHI Pipe Industry bergerak pada produksi pipa. Penelitian ini diawali dengan bahwa masih terdapat keterlambatan pengiriman pada pelanggan yang mencapai 15% dari total pengiriman yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini, penulis akan menjabarkan hasil yang di dapat dari pengumpulan dan pengolahan data, serta melakukan analisis terhadap masing-masing hasil tersebut. 5.1. Tahap Define

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang penyediaan permesinan dan sparepart untuk industri farmasi. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini

Lebih terperinci

Tabel 4.29 Cara Memperkirakan DPMO dan Kapabilitas Sigma Variabel L. Pergelangan.. 90 Tabel 5.1 Kapabilitas Proses produksi Sarung Tangan Golf...

Tabel 4.29 Cara Memperkirakan DPMO dan Kapabilitas Sigma Variabel L. Pergelangan.. 90 Tabel 5.1 Kapabilitas Proses produksi Sarung Tangan Golf... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii SURAT KETERANGAN SELESAI... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO... vii

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Ganjil 2007/2008 ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE DMAIC UNTUK MENGURANGI CACAT PADA PART CRANK CASE L TIPE KVL PROSES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. bisnis dituntut untuk mampu menghasilkan output baik barang maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. bisnis dituntut untuk mampu menghasilkan output baik barang maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Untuk dapat unggul dalam persaingan bisnis global, setiap organisasi bisnis dituntut untuk mampu menghasilkan output baik barang maupun jasa yang berkualitas

Lebih terperinci