BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Pada tahun 2001 terjadi krisis moneter yang menyebabkan Perusahaan Salim Indoplantation melepaskan sahamnya kepada perusahaan BUMN Malaysia yaitu Guthrie Berhard Plantation. Pada tahun 2009, Guthrie Berhard Plantation berubah menjadi Sime Darby Group sampai dengan sekarang dengan holding company PT. Minamas Gemilang yang merupakan salah satu pemain besar dalam industri kelapa sawit di Indonesia. Perkebunan kelapa sawit PT. Minamas Gemilang tersebar dari Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi dengan total luas perkebunannya mencapai kurang lebih hektare. PT. Laguna Mandiri merupakan salah satu anak perusahaan PT. Minamas Gemilang yang pengolahan kelapa sawit berada di wilayah Kalimantan Selatan terletak di Kota Baru. Rantau Factory PT. Laguna Mandiri berada diatas tanah seluas hektare dengan daerah perkebunan seluas 9000 hektare. 2. Jenis Usaha Jenis usaha dari PT. Minamas Gemilang yaitu perkebunan kelapa sawit. Tandan buah segar yang diolah setiap harinya mencapai 750 Ton/Hari. Pengolahan kelapa sawit dilakukan hingga menghasilkan Minyak Kelapa Sawit dan Inti Kernel 42

2 43 Sawit yang kemudian akan dijual untuk kebutuhan pasar domestik dan internasional. 3. Visi dan Misi 1) Visi Menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit dunia yang terkemuka dengan nilai tambah produk dan layanan terbaik, teknologi yang inovatif dan karyawan yang handal 2) Misi Berkomitmen untuk mengembangkan masa depan yang berkelanjutan dan mengadopsi praktek lingkungan hidup terbaik untuk menjamin kelestarian lingkungan dalam seluruh operasinya. B. Analisis Deskriptif Data yang yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah data hasil produksi kelapa sawit yang dihasilkan oleh PT. Laguna Mandiri. Minyak kelapa sawit yang dihasilkan oleh PT. Laguna Mandiri selama bulan Januari sampai dengan Desember 2015 sebanyak MT. Pada Hasil produksi tersebut terdapat kecacatan mutu minyak kelapa sawit. Berikut data presentase kecacatan yang tidak sesuai dengan target perusahaan berdasarkan hasil produksi kelapa sawit bulan Januari Desember 2015.

3 44 Tabel 4.1 Data Presentase Tingkat Asam Lemak Bebas Sumber: Hasil Pengolahan Data Dengan berpedoman pada target perusahaan, pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa data presentase tingkat kecacatan asam lemak bebas pada produksi kelapa sawit tahun 2015 melebihi target maksimal perusahaan yaitu 3.50%. Tabel 4.2 Data Presentase Tingkat Kadar Air Sumber: Hasil Pengolahan Data

4 45 Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa data presentase tingkat kecacatan kadar air pada produksi kelapa sawit tahun 2015 melebihi target maksimal perusahaan yaitu 0.20%. Tabel 4.3 Data Presentase Tingkat Kadar Kotoran Sumber: Hasil Pengolahan Data Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa data presentase tingkat kecacatan kadar kotoran pada produksi kelapa sawit tahun 2015 melebihi target maksimal perusahaan yaitu 0.020%. C. Uji Asumsi dan Kualitas Instrumen Penelitian Berdasarkan data produksi PT. Laguna Mandiri bulan Januari Desember 2015, terdapat kualitas produk yang tidak sesuai dengan target perusahaan. Hal ini akan sangat berpengaruh pada kelangsungan bisnis di masa depan. Kualitas merupakan elemen terpenting dalam persaingan bisnis sekarang ini. Agar mempu bersaing dan bertahan maka perusahaan harus memiliki proses bisnis yang berkualitas tinggi agar mampu memenuhi keinginan pelanggan dan

5 46 tercapainya target perusahaan. Salah satu metode yang dapat meningkatkan kualitas adalah metode Six Sigma. Six Sigma merupakan konsep peningkatan kualitas yang berfokus kepada pemenuhan kritis pelanggan dengan cara mengurangi tingkat cacat. Perusahaanperusahaan kelas dunia menjadikan Six Sigma sebagai suatu standar karena kemampuannya untuk mencapai 3,4 cacat per juta peluang. Six Sigma memiliki 5 fase untuk mencapai tingkat kegagalan nol, yaitu Define-Measure-Analyze- Improve-Control (DMAIC). D. Pengolahan Data Setelah semua data yang diperlukan sudah terkumpul, selanjutnya dapat dilakukan pengolahan data. Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan mendefinisikan, mengukur dan menganalisa permasalahan yang sedang dihadapi oleh PT. Laguna Mandiri. 1. Fase Define Tahap Define merupakan tahap identifikasi awal dalam melakukan analisa Six Sigma, yaitu mengidentifikasi hal-hal yang dianggap penting dalam proses produksi (critiqal to quality/ CTQ). Langkah-langkah dalam fase define pada penelitian ini adalah : 1) Menentukan proporsi per jenis kecacatan minyak kelapa sawit dengan pareto chart. Dalam penelitian ini data yang diambil dari pihak Quality Control yaitu data hasil produksi bulan Januari Desember 2015 adalah sebagai berikut

6 47 Tabel 4.4 Data Hasil Produksi Kelapa Sawit Bulan Januari Desember 2015 Sumber : Hasil pengolahan data Untuk lebih memudahkan dalam melihat kecacatan pada mutu minyak kelapa sawit digunakan metode diagram pareto guna membantu memusatkan perhatian untuk upaya penyelesaian masalahnya. Gambar 4.1 Diagram Pareto untuk Jenis Kecacatan Sumber : Hasil pengolahan data Gambar 4.1 dapat terlihat bahwa kecacatan pada asam lemak bebas memiliki persentase kecacatan paling tinggi yaitu sebesar 63,49% kemudian pada kadar

7 48 kotoran memiliki persentase kecacatan sebesar 21,20% selanjutnya pada kadar air memiliki persentase kecacatan sebesar 15,30%. 2) Membuat Diagram SIPOC Dalam manajemen dan perbaikan proses, SIPOC merupakan diagram yang digunakan untik menampilkan sekumpulan aktivitas fungsional dalam satu diagram tunggal sederhana, menggunakan kerangka kerja yang dapat diterapkan pada proses, serta menyajikan tampilan sekilas dari aliran proses. SIPOC terdiri dari Supplier (pemasok), Input (masukan), Processes (proses), Outputs (keluaran), Customers (pelanggan). Pada PT. Laguna Mandiri proses produksi dapat digambarkan sebagai berikut : Suppliers Inputs Processes Outputs Customers Petani Perkebun Kelapa Sawit dan Kebun Inti Tandan Buah Segar Penimbangan Penyortiran Perebusan Minyak Kelapa Sawit & Inti Kernel Sawit Pemipilan Pengepresan Pemurnian Minyak Pengolahan Biji Gambar 4.2 Diagram SIPOC Produksi Kelapa Sawit Sumber : Hasil diskusi dengan Head QC

8 49 2. Fase Measure Setelah dilakukan pendefinisian masalah yang akan dianalisis, pada tahap measure ini dilakukan pengukuran terhadap kualitas produk. Pada tahap measure ini dilakukan pengukuran baseline kinerja dengan parameter DPMO dan pengukuran kapabilitas proses dalam perusahaan adalah sebagai berikut : 1) Pengukuran Baseline Kinerja dengan Parameter DPMO dan Level SIGMA Dalam penelitian ini, pengukuran baseline kinerja perusahaan dilakukan dengan menggunakan parameter DPMO dan nilai Sigma. Hasil perhitungan DPMO dan nilai Sigma dari tiap-tiap kecacatan dapat dilihat dalam tabel 4.5, 4.6 dan 4,7. Berikut contoh perhitungannya : Pada Asam Lemak Bebas Diketahui Tabel 4.5 Pengukuran Defect per Million Opportunities dan Nilai Sigma dari Proses Produksi Sumber : Hasil Pengolahan Data Pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai DPMO dari proses produksi masih tinggi nilainya dan nilai sigma nya relative kecil. Hal ini menunjukan bahwa baseline kinerja perusahaan kurang baik dan perlu dilakukan perbaikan kualitas.

9 50 2) Pengukuran Kapabilitas Proses Untuk mengetahui kapabilitas proses pada produksi PT. Laguna Mandiri, terlebih dahulu dilakukan analisis proses produksi kelapa sawit dengan menggunakan diagram x-bar chart. Analisa jenis kegagalan proses produksi tersebut adalah : a) Analisis tingkat asam lemak bebas Berikut data hasil proses produksi kelapa sawit pada tingkat asam lemak bebas yang didapat dari Dept. Quality Control pada PT. Laguna Mandiri selama bulan Jul Des Tabel 4.6 Data Hasil Proses Produksi pada Tingkat Asam Lemak Bebas PT. Laguna Mandiri Bulan Jul - Des 2015 Sumber : Hasil Pengolahan Data Tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa rata-rata proses produksi kelapa sawit pada tingkat asam lemak bebas yaitu 4.22% dengan standar deviasi Dari

10 51 Dept. QC di dapat batas toleransi tingkat asam lemak bebas sebesar 3.50%. Berdasarkan data pada tabel 4.6, dapat digambarkan dalam bagan kendali x- bar untuk memudahkan menganalisis tingkat asam lemak bebas tersebut sebagai berikut : Gambar 4.3 X-Bar Chart Pada Tingkat Asam Lemak Bebas Sumber : Hasil Pengolahan Data Pada gambar 4.3 bahwa proses produksi kelapa sawit pada tingkat asam lemak bebas yang diperoleh seluruhnya berada diluar batas toleransi yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukan bahwa proses produksi kelapa sawit tidak terkendali dan PT. Laguna Mandiri memerlukan adanya perbaikan pengendalian kualitas.

11 52 b) Analisis Tingkat Kadar Air Berikut data proses produksi pada tingkat kadar air yang didapat dari Dept. QC pada PT. Laguna Mandiri selama bulan Jul Des Tabel 4.7 Data Hasil Proses Produksi pada Tingkat Kadar Air PT. Laguna Mandiri Bulan Jul Des 2015 Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa rata-rata proses produksi kelapa sawit pada tingkat kadar air yaitu 0.17% dengan standar deviasi 0.01%. Dari Dept. QC di dapat batas toleransi tingkat kadar air sebesar 0.20%. Berdasarkan data pada tabel 4.7, dapat digambarkan dalam bagan kendali x-bar untuk memudahkan menganalisis tingkat kadar air sebagai berikut :

12 53 Gambar 4.4 X-Bar Chart pada Tingkat Kadar Air Sumber : Hasil Pengolahan Data Gambar 4.4 dapat disimpulkan bahwa proses produksi kelapa sawit pada tingkat kadar air berada dalam batas toleransi yaitu dibawah 0.20%. Berarti sudah sesuai dengan batas toleransi yang diinginkan perusahaan. Hal ini harus dipertahankan oleh PT. Laguna Mandiri. c) Tingkat Kadar Kotoran Berikut data proses produksi pada tingkat kadar kotoran yang didapat dari Dept. QC pada PT. Laguna Mandiri selama bulan Jul Des 2015

13 54 Tabel 4.8 Data Hasil Proses Produksi pada Tingkat Kadar Kotoran PT. Laguna Mandiri Bulan Jul Des 2015 Sumber : Hasil Pengolahan Data Tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa rata-rata jumlah kecacatan tingkat kadar kotoran yaitu 0.017% dengan standar deviasi Dari Dept. QC di dapat batas toleransi tingkat asam lemak bebas sebesar 0.020%. Berdasarkan data pada tabel 4.8, dapat digambarkan dalam bagan kendali x-bar untuk memudahkan menganalisis tingkat kadar kotoran tersebut sebagai berikut :

14 55 Gambar 4.5 X-Bar pada Tingkat Kadar Kotoran Sumber : Hasil Pengolahan Data Gamber 4.5 dapat disimpulkan bahwa rata-rata proses produksi kelapa sawit pada tingkat kadar kotoran berada dalam batas toleransi, yaitu dibawah 0.020%. Berarti sudah sesuai dengan batas toleransi yang diinginkan perusahaan. Hal ini harus dipertahankan oleh PT. Laguna Mandiri. Selanjutnya, dilakukan analisis kapabilitas proses produksi pada pengolahan kelapa sawit. Tujuannya adalah untuk mengetahui proses tersebut memiliki kapabilitas atau tidak. Berikut analisis tingkat asam lemak bebas, kadar air dan kotoran adalah : 1). Tingkat asam lemak bebas Batas Kendali Atas = 3.5

15 56 Batas Kendali Bawah = 3 Rata-rata = 4.22 Standar Deviasi = 0.43 Batas Kendali Atas x Maka, Cpk = Min(, 3 x Batas Kendali Bawah 3 ) = Min( (0.43), (0.43) ) = Min( , ) = Min ( 0.56, 0.95) = 0 Dengan Cpk = 0 < nilai kritis 1, maka proses produksi pada tingkat asam lemak bebas dinyatakan tidak kapabel. Sehingga perusahaan mencari cara untuk membuat rata-rata kegagalan mendekati nilai yang ditargetkan perusahaan. 2). Tingkat pada kadar air Batas Kendali Atas = 0.20 Batas Kendali Bawah = 0.15 Rata-rata = 0.17 Standar Deviasi = 0.01 Batas Kendali Atas x Maka, Cpk = Min(, 3 x Batas Kendali Bawah 3 ) = Min( , ) 3(0.01) 3(0.01)

16 57 = Min( , ) = Min (1, 0.66) = 1 Dengan Cpk = 1, maka proses produksi pada tingkat kadar air bertepatan dengan batas ±3σ berarti proses berada antara mampu dan tidak mampu, sehingga perlu peningkatan proses agar sesuai dengan target perusahaan. 3). Jenis kecacatan pada kadar kotoran Batas Kendali Atas = Batas Kendali Bawah = Rata-rata = Standar Deviasi = Batas Kendali Atas x Maka, Cpk = Min(, 3 x Batas Kendali Bawah 3 ) = Min( (0.001), ) 3(0.001) = Min( 0, , ) = Min (1, 0.66) = 1 Dengan Cpk = 1, maka proses produksi pada tingkat kadar kotoran bertepatan dengan batas ±3σ berarti proses berada antara mampu dan tidak mampu, sehingga perlu peningkatan proses agar sesuai dengan target perusahaan.

17 58 3. Fase Analyze Pada tahap analyze merupakan langkah ketiga dalam proses six sigma, tujuan dari tahap ini adalah menganalisis sebab-sebab utama yang menyebabkan kegagalan pada proses produksi. Pada penelitian ini sebab-sebab utama permasalahan tersebut akan dianalisis menggunakan diagram sebab-akibat (fishbone chart) dan FMEA. Informasi tentang hal-hal yang menyebabkan permasalahan tersebut diperoleh dari hasil wawancara dengan Head Quality Control dan staf Departemen Operasional Perkebunan PT. Laguna Mandiri. 1) Diagram sebab akibat Diagram sebab akibat dapat memperlihatkan hubungan antara permasalahan yang dihadapi perusahaan dengan kemungkinan penyebab serta faktor-faktor yang mempengaruhi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dan menjadi penyebab kecacatan mutu minyak kelapa sawit secara umum adalah manusia, mesin material, metode, media/sarana.

18 59 Tidak ada Rotasi Manusia Kurang Motivasi Kurang Terampil Jenuh Kurangnya Pelatihan Kurangnya pengawasan Mesin Kurang disiplin Kesalahan pengaturan mesin Kurangnya pengawasan Perebusan dan pelumatan terlalu lama Mesin tidak beroperasi maksimal Belum optimalnya sistem perawatan Posisi Pekerjaan Kurang Tepat Buah terlambat dipanen Kualitas bahan baku buruk Kurangnya pengawasan Buah terlambat diangkut Belum optimalnya sistem perawatan Buah lama menumpuk Jumlah armada yang belum maksimal Jalan rusak Infrastruktur tidak baik Belum optimalnya sistem perawatan Cacat Asam Lemak Bebas Supervisi kurang konsisten Penerapan SOP kurang konsisten Material Media/Sarana Metode Gambar 4.6 Fish Bone Chart Proses Produksi Kelapa Sawit Pada Tingkat Asam Lemak Bebas Sumber : Hasil Pengolahan Data

19 60 Tidak ada Rotasi Manusia Kurang Motivasi Kurang Terampil Jenuh Kurangnya Pelatihan Kurangnya pengawasan Mesin Kurang disiplin Kesalahan pengaturan mesin Kurangnya pengawasan Kesalahan pengaturan mesin sterilizer, oil purifier, dan vacuum dryer Mesin tidak beroperasi masimal Belum optimalnya sistem perawatan Posisi Pekerjaan Kurang Tepat Buah terlambat dipanen Kualitas bahan baku buruk Kurangnya pengawasan Buah terlambat diangkut Belum optimalnya sistem perawatan Buah lama menumpuk Jumlah armada yang belum memadai Jalan rusak Infrastruktur tidak baik Belum optimalnya sistem perawatan Cacat Kadar Air Supervisi kurang konsisten Penerapan SOP kurang konsisten Material Media/Sarana Metode Gambar 4.7 Fish Bone Chart Poses Produksi Kelapa Sawit Pada Tingkat Kadar Air Sumber : Hasil Pengolahan Data

20 61 Tidak ada Rotasi Manusia Kurang Motivasi Kurang Terampil Jenuh Kurangnya Pelatihan Kurangnya pengawasan Mesin Kurang disiplin Kesalahan pengaturan mesin Kurangnya pengawasan Kesalahan pengaturan mesin sand trap tank dan vibrating screen Mesin tidak beroperasi masimal Belum optimalnya sistem perawatan Posisi Pekerjaan Kurang Tepat Buah terlambat dipanen Kualitas bahan baku buruk Kurangnya pengawasan Buah terlambat diangkut Belum optimalnya sistem perawatan Buah lama menumpuk Jumlah armada yang belum memadai Jalan rusak Infrastruktur tidak baik Belum optimalnya sistem perawatan Cacat Kadar Kotoran Penerapan SOP kurang konsisten Supervisi kurang konsisten Material Media/Sarana Metode Gambar 4.8 Fish Bone Chart Proses Produksi Kelapa Sawit pada Tingkat Kadar Kotoran Sumber : Hasil Pengolahan Data

21 62 2) FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) Setelah diketahui penyebab-penyebab dari masalah proses produksi kelapa sawit PT. Laguna Mandiri, maka dilakukan analisis penyebab utama dari permasalahan tersebut. Analisis FMEA dilakukan dengan menggunakan spreadsheet FMEA. Setiap masalah dari permasalahan dicari nilai RPN-nya kemudian nilai RPN tersebut disusun dari nilai yang paling besar sampai yang paling terkecil. Penyebab yang mempunyai nilai RPN yang paling besar inilah yang merupakan penyebab utama dari permasalahan yang dihadapi. Nilai RPN merupakan hasil perkalian dari nilai severity, occurance, dan detection dari tiap-tiap penyebab masalah. Pengisian spreadsheet FMEA dilakukan dengan menggunakan brainstorming dengan pihak Quality Control Dept. dan Plantation Operation Dept. Brainstorming tersebut dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh tiap-tiap penyebab, menentukan severity, occurance, dan detection besarnya Antara 1-10, pemberian nilai ini berdasarkan pertimbangan dan acuan yang ada dalam referensi. Tabel 4.9 Spreadsheet FMEA Pada Masalah Kecacatan Minyak Kelapa Sawit Akibat Penyebab Cacat Occ Sevv Det RPN Rank (1-10) (1-10) (1-10) Kecacatan Kurangnya pelatihan Minyak Tidak ada rotasi Kelapa Sawit Kurangnya pengawasan Belum optimalnya sistem perawatan Penerapan SOP kurang konsisten Sumber : Hasil Pengolahan Data

22 63 Berdasarkan tabel spreadsheet tabel 4.9 diatas, diketahui bahwa penyebab yang memiliki nilai RPN yang paling tinggi dari proses produksi kelapa sawit yaitu faktor Man (karyawan), nilai occurance sebesar 10; masalahnya sering terjadi,nilai severity sebesar 8; hal tersebut masalahnya sangat berpengaruh dan kritis, nilai detection 6; masalahnya kemungkinan kecil dapat diatasi. Sehingga setelah ketiga nilai ini dikalikan (10x8x6) diperoleh nilai RPN 480. Dalam hal ini berarti bahwa penyebab cacat mutu minyak kelapa sawit adalah faktor manusia. Setelah diketahui penyebab utamanya, selanjutnya dibuat tabel action failure mode untuk menentukan tindakan yang menentukan tindakan yang sesuai untuk mengatasi masalah-masalah yang ada. Pengisian tabel ini juga merupakan hasil brainstorming pihak Plantation Operation. Untuk lebih jelasnya hasil brainstorming dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini. Tabel 4.10 Table Action for Failure Mode Kecacatan Minyak Kelapa Sawit Prioritas Perbaikan RPN 1 Memaksimalkan pengawasan : 1. Meningkatkan pengawasan secara menyeluruh pada saat panen dan merawat tanaman 2. Melakukan pengawasan secara lebih ketat terhadap pengaturan mesin-mesin yang sedang mengolah 2 Memberikan pemahaman dan penerapan mengenai standar kerja yang sudah ditetapkan agar aktivitas pekerja dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan perusahaan 3 Mengoptimalkan perawatan 1. Mesin : Jadwal perawatan mesin yang digunakan harus dilakukan secara rutin setiap bulan dan melakukan perencanaan yang matang untuk pembelian sparepart mesin 2. Jalan : Perawatan jalan dan jembatan dilakukan secara rutin dan kontrol lebih intens apabila musim penghujan

23 64 Prioritas Perbaikan RPN 1 Memaksimalkan pengawasan : 1. Meningkatkan pengawasan secara menyeluruh pada saat panen dan merawat tanaman 2. Melakukan pengawasan secara lebih ketat terhadap pengaturan mesin-mesin yang sedang mengolah 4 Pelatihan dan refreshment dilakukan secara berkala sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawab karyawan 5 Melakukan evaluasi terhadap kinerja dan apabila diperlukan perusahaan dapat melakukan rotasi atau mutasi karyawan Sumber : Hasil pengolahan data 4. Fase Improve Setelah mengetahui akar penyebab untuk setiap jenis kegagalan, langkah selanjutnya adalah menentukan usulan perbaikan untuk setiap penyebab kegagalan yang ada. Pada tahap improve ini akan dilakukan usulan perbaikan proses produksi kelapa sawit agar sesuai dengan target yang diharapkan perusahaan. Adapun usulan perbaikan tersebut dapat dilakukan analisis dengan menggunakan metode 5W+1H. Metode ini terdiri dari what (apa), why (mengapa), when (kapan), who (siapa), how (bagaimana). Berikut tahapan-tahapan metode 5W+1H untuk proses produksi kelapa sawit adalah :

24 65 Tabel 4.11 Metode 5W+1H Untuk Proses Produksi Kelapa Sawit Jenis 5W+1H Deskripsi Tindakan Tujuan Utama Alasan Kegunaan Lokasi What (apa) Why (mengapa) Where (dimana) Apa target utama dari perbaikan proses produksi? Mengapa rencana tindakan itu diperlukan? Dimana rencana perbaikan itu dilakukan? Sekuens When (kapan) Kapan rencana (kegunaan) tindakan itu dilaksanakan? Orang Who(siapa) Siapa yang akan mengerjakan aktivitas rencana tindakan itu? Mtode How (bagaimana) Sumber : Hasil pengolahan data Bagaimana mengerjakan aktivitas rencana tindakan itu? 1. Meningkatkan pengawasan pada saat kegiatan panen dan merawat tanaman 2. Meningkatkan pengawasan pengaturan mesin pada saat sedang mengolah 1. Agar buah yang dipanen sudah memenuhi persyaratan 2. Agar pengaturan mesin pengolahan sesuai dengan standar operasional prosedur yang ditetapkan 1. Dilaksanakan di kebun PT. Laguna Mandiri 2. Dilaksanakan di pabrik PT. Laguna Mandiri Rencana tindakan perbaikan sebaiknya dilakukan pada awal tahun 2017 Aktivitas pengawasan kegiatan produksi dilakukan oleh masingmasing supervisi kebun dan pabrik yang dimonitor oleh manager kebun dan pabrik 1. Memberikan petunjuk yang jelas saat lingkaran pagi mengenai kegiatan yang harus dilakukan dan memastikan bahwa peralatan yang digunakan sudah tepat. 2. Asisten pabrik harus mengawasi mesin-mesin yang sedang beroperasi maksimal dua jam sekali untuk memastikan bahwa mesin yang sedang mengolah sesuai dengan buku pedoman Engineering.

25 66 5. Fase Control Pada tahap Control merupakan tahapan yang terakhir dari level sigma, yang menekankan pada pendokumentasian dan penyebarluasan dari tindakan yang harus dilakukan, walaupun tahap ini hanya sebatas pada rencana saja, meliputi : 1) Melakukan pengawasan secara efektif agar aktivitas produksi dilakukan secara tepat sesuai dengan standar kerja yang ditetapkan dan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sumber daya manusia yang terkait 2) Memberikan pelatihan secara berkala kepada karyawan a) Pelatihan mengenai proses kerja yang ditujukan kepada pekerja baru sebagai langkah penyesuaian terhadap bentuk aktifitas baru b) Pelatihan dan pengembangan diri kepada karyawan lama untuk menambah wawasan dan mencegah kejenuhan dalam bekerja c) Pelatihan atau refreshment mengenai pemahaman standar operasional prosedur (SOP) dan tata cara menggunakan sarana yang tepat dan benar 3) Memeriksa kelayakan sarana dan prasarana yang digunakan secara berkala agar tidak menghambat jalannya proses produksi 4) Menerapkan reward and punishment terhadap karyawan. Hal ini dilakukan agar karyawan memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaannya. 5) Peningkatan proses produksi harus dilakukan secara terus-menerus, perusahaan dapat melakukan dengan analisis six sigma (DMAIC) dengan cara menghitung jumlah kecacatan mutu minyak kelapas sawit selama beberapa periode dan menghitung nilai sigma, kemudian mencari tingkat kapabilitas pada hasil proses produksi kelapa sawit, sebaiknya dilakukan setiap tiga bulan sekali.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam

Lebih terperinci

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Start Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : -Data Data Pengolahan Data

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di wilayah lokal saja, akan tetapi sudah meluas sampai kawasan nasional bahkan internasional.

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas ABSTRAK Peningkatan kualitas produk ataupun jasa yang dihasilkan merupakan sesuatu yang mutlak perlu dilakukan oleh setiap perusahaan untuk dapat bertahan di era yang semakin kompetitif ini. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : III-1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : 3.1 Studi Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian lebih

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metode Pemecahan Masalah Flow Chart metodologi pemecahan masalah merupakan diagram alir yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, diperlukan adanya desain atau skema langkah penelitian sebagai acuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK..... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu 48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI 56 BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI Pada Bab ini dibahas tahap Analyze (A), Improve (I), dan Control (C) dalam pengendalian kualitas terus menerus DMAIC sebagai langkah lanjutan dari kedua tahap sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 39 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan gambaran dari langkahlangkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Melalui pembuatan flowchart penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian di bawah ini: Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir penelitian Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif (descriptif research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan terhadap

Lebih terperinci

3.1 Persiapan Penelitian

3.1 Persiapan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-angkah perancangan yang jelas agar tujuan dari Tugas Akhir ini dapat tercapai. Pada bab ini akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Abdi Juang Investama bergerak di bidang pembuatan Trolly Shopping Cart berdiri pada tahun 2014. PT Abdi Juang Investama ini sudah mengembangkan bisnisnya

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur 1 IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Adanya persaingan antar produk yang semakin

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 62 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan masalah Metodologi pemecahan masalah merupakan tahapan-tahapan yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini, penulis akan menjabarkan hasil yang di dapat dari pengumpulan dan pengolahan data, serta melakukan analisis terhadap masing-masing hasil tersebut. 5.1. Tahap Define

Lebih terperinci

Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010

Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010 ANALISIS TINGKAT KECACATAN (DEFECT) PADA PRODUK BENANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT SEGORO ECOMULYO TEXTIL, DRIYOREJO GERSIK SKRIPSI Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W 0432010174 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Tugas Akhir Sarjana Semester Ganjil tahun 2006/2007 USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC UNTUK MENGURANGI CACAT PADA CONTAINER AKI MOBIL TYPE N-70 PADA PT.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha, Bandung adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan Parts Manufacturing. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini adalah Dies mesin tablet untuk pharmaceutical

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 1.1 Tahap Analyze 1.1.1 Diagram Pareto Pada tahapan Analyse diagram pareto berguna untuk membantu mengurutkan prioritas penyelesaian masalah yang harus dilakukan. Yaitu melakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian menggambarkan proses atau tahap tahap penelitian yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pendekatan Six Sigma yang digunakan dalam peningkatan produktivitas terdiri dari 5 (lima) fase yang disebut DMAIC (Define, Measure, Analize, Improve

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh. Penelitian

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC)

PENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC) PENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC) Nama : Gangsar Novianto NPM : 32410950 Jurusan : Teknik Industri Fakultas : Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penentuan Sampel dan Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang Plant, dan difokuskan pada jumlah cacat produk yang

Lebih terperinci

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici Topik Khusus ~ Pengantar Six Sigma ~ ekop2003@yahoo.com Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Participative

Lebih terperinci

xiii BAB VI PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

xiii BAB VI PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv SURAT KETERANGAN PENELITIAN... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO... vii KATA

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT KHI Pipe Industry bergerak pada produksi pipa. Penelitian ini diawali dengan bahwa masih terdapat keterlambatan pengiriman pada pelanggan yang mencapai 15% dari total pengiriman yang dilakukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah.

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii HALAMAN PERSEMBAHAN...iv HALAMAN MOTTO.. v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI..... viii DAFTAR TABEL xiv DAFTAR

Lebih terperinci

PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENJUALAN ALAT ALAT LISTRIK DENGAN METODE SIX SIGMA ( Studi kasus pada PT. X )

PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENJUALAN ALAT ALAT LISTRIK DENGAN METODE SIX SIGMA ( Studi kasus pada PT. X ) PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENJUALAN ALAT ALAT LISTRIK DENGAN METODE SIX SIGMA ( Studi kasus pada PT. X ) Oleh : CHANDRA SARIPUTTRA 0732015003 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil benang jahit. Saat ini perusahaan memiliki permasalahan kualitas benang jahit pada bagian twisting, di mana diketahui terjadi cacat benang.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini menggambarkan langkah-langkah atau kerangka pikir yang akan dijalankan pada penelitian ini. Tujuan dari pembuatan metodologi penelitian ini adalah

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Multi Strada Arah Sarana (MSA) adalah perusahaan ban penumpang (Passenger Car) radial dan truk ringan (Light Truck) radial yang memiliki tiga merek yaitu Achilles, Corsa dan Strada. Namun dalam

Lebih terperinci

PENGUKURAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KACACATAN PRODUK DI CV. TIGA PUTRA MALANG SKRIPSI OLEH :

PENGUKURAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KACACATAN PRODUK DI CV. TIGA PUTRA MALANG SKRIPSI OLEH : PENGUKURAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KACACATAN PRODUK DI CV. TIGA PUTRA MALANG SKRIPSI OLEH : SOLYKHUL ANWAR 0532015018 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Ganjil 2007/2008 ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE DMAIC UNTUK MENGURANGI CACAT PADA PART CRANK CASE L TIPE KVL PROSES

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian untuk pemecahan masalah dimana setiap pembahasan diuraikan dalam bentuk tahapan terstruktur. Tahapan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada: Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.

KATA PENGANTAR. mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada: Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. KATA PENGANTAR Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan InayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisa

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis /Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI 4.1 Tahap Perancangan Sistem Terintegrasi Setelah dilakukan brainstorming dan studi pustaka, maka langkah selanjutnya adalah membuat sistem terintegrasi dari metode

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI ABSTRAK PT Kandakawana Sakti bergerak pada bidang pengecatan yang berspesialisasi pada pengecatan body motor Honda. Penelitian ini diawali dengan masalah tingginya produk cacat yang dihasilkan dan kegagalan

Lebih terperinci

2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma...

2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma... ABSTRAK Persaingan dunia industri semakin ketat, mendorong para pelaku industri untuk makin giat melakukan berbagai hal untuk tetap bertahan. Salah satu yang terpenting adalah kualitas produk yang merupakan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai sigma untuk data atribut produk wajan super ukuran 20 sebesar 3,53. 5.1.1 Menganalisis CTQ (Critical to Quality)

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENGENDALIAN KUALITAS PANEL STRAHL TYPE 600x400 PADA BAGIAN PAINTING DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. XYZ Umi Marfuah 1*, Andi Diani 2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiah Jakarta HP. 08161852358

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian. Dengan metodologi penelitian, dapat dijelaskan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 52 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh IVAN HERBETH H. SIBURIAN

TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh IVAN HERBETH H. SIBURIAN USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FAILURE MODE AND EFFECT (FMEA) PADA PRODUK RIBBED SMOKE SHEET DI PABRIK KARET PTPN. II KEBUN BATANG SERANGAN TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 6.1. AnalisisTahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. PIMS Indonesia, Jl. Ciputat Raya No. 5, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240, Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD.

METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD. III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD. Ngudi Lestari 1 Kecamatan Kebasen, Banyumas) ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

Lebih terperinci

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1)

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1) USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PENYANGGA AKI MOTOR HONDA VARIO TECHNO PART STAY D ECCU MENGGUNAKAN METODE DMAIC PADA PT. ADHI WIJAYACITRA Nama : Muhammad Robiesa Npm : 30409301 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI ALUMINIUM PROFIL 4404 MENGGUNAKAN METODE DMAIC

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI ALUMINIUM PROFIL 4404 MENGGUNAKAN METODE DMAIC USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI ALUMINIUM PROFIL 4404 MENGGUNAKAN METODE DMAIC Disusun Oleh Nama : Afriza Prihadi NPM : 30412313 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing 1 : Dr. Ina Siti Hasanah,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 55 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 56 3.2 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa kegiatan untuk dapat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA XYZ. Wendy Christian.

IMPLEMENTASI PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA XYZ. Wendy Christian. IMPLEMENTASI PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA XYZ Wendy Christian Jurusan Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya Wendy.3092007@gmail.com Abstrak - PT XYZ merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama dalam perusahaan agar tetap survive. Buruknya kualitas ataupun penurunan kualitas akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara yang tepat. Kemudian, penelitian merupakan kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Langkah langkah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data: Mula i Observasilapangan / studi awal Studipusta ka Identifikasi dan perumusan

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control. ABSTRAK Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin signifikan, membuat banyak bermunculan industri-industri baru yang sejenis dengan industri yang sudah ada sebelumnya. Hal ini tentunya merupakan

Lebih terperinci

Oleh : Miftakhusani

Oleh : Miftakhusani USULAN MINIMASI CACAT PRODUK PERALATAN MAKANAN GARPU ART 401 DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. INDOMETAL SEDJATI ENT. LTD. JAKARTA Oleh : Miftakhusani 2010-21-012 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 40 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan National Garment merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri pembuatan barang fashion seperti kaos,kemeja,celana,jaket

Lebih terperinci

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 34 BAB III SIX SIGMA 3.1 Sejarah Six Sigma Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 1980-an oleh seorang engineer bernama Bill Smith. Hal ini dilatarbelakangi oleh hilangnya

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PRODUK NIGHT STAND (PROGRESSIVE 1416) DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. IGA ABADI - PASURUAN

ANALISIS KUALITAS PRODUK NIGHT STAND (PROGRESSIVE 1416) DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. IGA ABADI - PASURUAN ANALISIS KUALITAS PRODUK NIGHT STAND (PROGRESSIVE 1416) DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. IGA ABADI - PASURUAN SKRIPSI Oleh : YONATHAN KURNIAWAN 0532015003 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

USULAN ALAT BANTU UNTUK MEMINIMASI DEFECT PADA PROSES ASSEMBLY PINTU DEPAN KOMODO MBDA DI DEPARTEMEN FABRIKASI PT.

USULAN ALAT BANTU UNTUK MEMINIMASI DEFECT PADA PROSES ASSEMBLY PINTU DEPAN KOMODO MBDA DI DEPARTEMEN FABRIKASI PT. 132 USULAN ALAT BANTU UNTUK MEMINIMASI DEFECT PADA PROSES ASSEMBLY PINTU DEPAN KOMODO MBDA DI DEPARTEMEN FABRIKASI PT. PINDAD (PERSERO) Dewi, Octavia Ratna, Jurusan Teknik Industri, Telkom University Jl.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define 5.2 Tahap Measure Jenis Cacat Jumlah Cacat jumlah

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define 5.2 Tahap Measure Jenis Cacat Jumlah Cacat jumlah 59 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define National Garmen merupakan sebuah industri pembuatan baju kemeja, kaos polo, kaos oblong dan jaket. Sistem produksi pada National Garmen berdasarkan make by order yaitu

Lebih terperinci

SKRIPSI. Hak Cipta milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI. Hak Cipta milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PENYEBAB KECACATAN (DEFECT) PADA PRODUK VELG MOBIL JENIS DAVINO DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PT. PRIMA ALLOY STELL SIDOARJO SKRIPSI Oleh : ABDUL HAMID 0532010040 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA Decky Antony Kifta Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam Email:

Lebih terperinci

ANALISA KUALITAS PRODUK SEPEDA PHOENIX DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KECACATAN PRODUK DI PT RODA LANCAR ABADI - SIDOARJO SKRIPSI.

ANALISA KUALITAS PRODUK SEPEDA PHOENIX DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KECACATAN PRODUK DI PT RODA LANCAR ABADI - SIDOARJO SKRIPSI. ANALISA KUALITAS PRODUK SEPEDA PHOENIX DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KECACATAN PRODUK DI PT RODA LANCAR ABADI - SIDOARJO SKRIPSI Oleh : EVI MARINA P 0832010023 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Ganjil 2005/2006 USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN METODE DMAIC UNTUK MENGURANGI CACAT HANGER TIPE TAC 6212 PADA PROSES INJECTION

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Six Sigma, DMAIC, FMEA

ABSTRACT. Keywords: Six Sigma, DMAIC, FMEA Title Name Supervisor : Penerapan Metode Six Sigma Dalam Analisi Kualitas Produk (Studi Kasus Produk Batik Handprint Pada PT X di Bali) : Tri Alit Tresna Putra : 1. Ir. I Komang Gde Sukarsa, M.Si. 2. I

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian Metode Penelitian merupakan deskripsi dari seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama proses penelitian dilaksanakan yakni

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang BAB V ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Tempat Penelitian dilakukan di PT. Torabika Eka Semesta Jalan Raya Serang KM 12.5 Cikupa Tangerang di Divisi Instant

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Pada bab ini, penulis akan membahas mengenai tinjauan pustaka dan dasar teori yang digunakan sebagai pendekatan metode yang terkait dalam penelitian. 2.1. Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gilirannya akan mengakibatkan meningkatnyapersaingan di pasair internasional. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. gilirannya akan mengakibatkan meningkatnyapersaingan di pasair internasional. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, setiap perusahaan dihadapkan pada suatu persaingan yang semakin ketat. Hal ini dikarenakan munculnya pasar bebas dunia yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian start Studi Pendahuluan - Survey ke Perusahaan Konsultasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka - Literatur - Jurnal - Buku - Website - dll Tujuan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK KAIN GREY DENGAN METODE SIX SIGMA PADA PROSES WEAVING DI PT. TIGA MANUNGGAL SYNTHETIC INDUSTRIES Naniek Utami Handayani 1*, Tirsa Roza Triyanni 2 1,2 Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. setiap ahli memiliki teori sendiri-sendiri mengenai hal ini. Menurut (Davis, 1994)

BAB II LANDASAN TEORI. setiap ahli memiliki teori sendiri-sendiri mengenai hal ini. Menurut (Davis, 1994) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian kualitas Kualitas memiliki kaitan yang sangat erat dengan dunia perindustrian, baik industri barang maupun jasa. Definisi dari kualitas sendiri bermacam-macam, karena

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang penyediaan permesinan dan sparepart untuk industri farmasi. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

Tabel 4.29 Cara Memperkirakan DPMO dan Kapabilitas Sigma Variabel L. Pergelangan.. 90 Tabel 5.1 Kapabilitas Proses produksi Sarung Tangan Golf...

Tabel 4.29 Cara Memperkirakan DPMO dan Kapabilitas Sigma Variabel L. Pergelangan.. 90 Tabel 5.1 Kapabilitas Proses produksi Sarung Tangan Golf... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii SURAT KETERANGAN SELESAI... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO... vii

Lebih terperinci

REDUCING DEFECTS AND COSTS OF POOR QUALITY OF WW GRAY ROYAL ROOF USING DMAIC AND FMEAP (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PROCESS)

REDUCING DEFECTS AND COSTS OF POOR QUALITY OF WW GRAY ROYAL ROOF USING DMAIC AND FMEAP (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PROCESS) TUGAS AKHIR RI 1592 MENGURANGI JUMLAH CACAT DAN BIAYA KERUGIAN PADA PRODUK GENTENG WW ROYAL ABU-ABU DENGAN PENDEKATAN DMAIC DAN FMEAP (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PROCESS) NOVEMIA PRANING H NRP 2502

Lebih terperinci