MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 49/PUU-X/2012

Transkripsi

1

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 49/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris [Pasal 66 ayat ( 1)] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON Tomson Situmeang, dkk. ACARA Perbaikan Permohonan (II) Jumat, 22 Juni 2012, Pukul WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Hamdan Zoelva (Ketua) 2) Ahmad Fadlil Sumadi (Anggota) 3) Achmad Sodiki (Anggota) Ida Ria Tambunan Panitera Pengganti

3 Pihak yang Hadir: A. Kuasa Hukum Pemohon: 1. Tomson Situmeang 2. Jefrianto Purba 3. Charles Hutagalung

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. KETUA: HAMDAN ZOELVA Sidang Panel Perkara Nomor 49/PUU-X/2012 saya buka dan dinyatakan terbuka untuk umum. Saudara Pemohon, ya saya kira kemarin sudah memperkenalkan diri, sudah. Sama ya? Orangnya sama ya? 2. KUASA HUKUM PEMOHON: TOMSON SITUMEANG Siap, Yang Mulia. 3. KETUA: HAMDAN ZOELVA KETUK PALU 3X Sama. Hari ini sidang perbaikan, perbaikan? Saudara sudah masukkan 4. KUASA HUKUM PEMOHON: TOMSON SITUMEANG Sudah, Yang Mulia. 5. KETUA: HAMDAN ZOELVA Sudah, baik. Tadi ada sidang di atas, jadi kita agak terlambat hari ini, setengah jam ya. Apa-apa poin yang Saudara sudah perbaiki? Silakan, poin-poin pokoknya saja! 6. KUASA HUKUM PEMOHON: TOMSON SITUMEANG Terima kasih, Yang Mulia. Ada beberapa bagian yang kami perbaiki, yaitu pada bagian setiap penyebutan Pasal 66 ayat (1) Undang-Undang Jabatan Notaris, kami perbaiki dengan penambahan sepanjang frasa atau kalimat dengan persetujuan Majelis Pengawas Daerah. Selanjutanya, seperti saran Yang Mulia pada persidangan sebelumnya, pada bagian permohonan atau petitum, kami juga sudah perbaiki penyebutan Majelis Hakim Konstitusi menjadi Mahkamah Konstitusi. Kemudian juga, tentang poin permohonan sudah kami perbaiki juga (suara tidak terdengar jelas) hanya 4 poin.

5 Selanjutnya, kami juga pada bagian pokok permohonan, di antara angka 17 dengan angka 18, kami tambah 1 poin kami tambah beberapa poin, yaitu poin 17 sampai dengan poin 17N. Yang pada pokoknya, kami menyoroti seperti apa yang diberikan oleh Yang Mulia, nasihat pada persidangan sebelumnya, kami di sini menyampaikan poin-poin apa sih yang menjadi alasan kami bahwa sesungguhnya persetujuan Majelis Pengawas Daerah itu tidak diperlukan atau tidak begitu relevan dalam proses peradilan dalam sebuah tindak pidana. Pada pokoknya, kami... di poin 17A sampai dengan poin 17N ini, menyatakan bahwa pesatnya perkembangan hukum atau lalu lintas hukum di Indonesia, itu telah membuat akta autentik atau akta notaris itu sebagai suatu bukti yang memang bukti mutlak, yang sifatnya mutlak. Sehingga pada perkembangannya, akta autentik, yaitu akta yang dibuat notaris ini sangat dibutuhkan dalam pembuktian, dalam sebuah proses hukum. Sehingga, apabila dalam pembuatan akta autentik atau akta notaris ini ada indikasi tindak pidana, maka menurut kami, notaris yang membuat itu harus mempertanggungjawabkan, apakah memang akta itu... proses pembuatan, penerbitannya ada tindak pidana, yang bisa ini terungkap hanya harus dengan adanya pemeriksaan notaris yang membuat ataupun dari protokolernya. Dan selanjutnya, kami juga menyoroti bahwa pemanggilan notaris itu, pada perkembangannya saat ini, bukan lagi hanya sekadar sebagai saksi atau ahli, tapi pada perkembangannya, jika memang benar-benar terlibat dalam sebuah pidana, dia akan diproses untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, itu yang kami jadikan di sini. Dan kemudian juga, banyaknya juga pengaturan-pengaturan ataupun larangan-larangan yang menyangkut tindak pidana yang terkait dengan jabatan notaris ataupun pembuatan (suara tidak terdengar jelas) yang diatur dalam pengatur (suara tidak terdengar jelas) tindak pidana, bebarapa di poin 17H itu kami disebutkan. Dan selanjutnya, kami juga menyoroti bahwa memang setiap profesi itu perlu dilindungi dan kami melihat bahwa di Undang-Undang Jabatan Notaris sendiri, sebenarnya sudah ada yang menjaga profesi notaris ini, yaitu di Pasal 16 ayat (1) huruf e Undang -Undang Jabatan Notaris yang berbunyi, Dalam menjalankan jabatannya, notaris berkewajiban merahasiakan segala sesuatu mengenai apa yang dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta, sesuai dengan sumpah atau janji jabatan, kecuali undang-undang menentukan lain. Sehingga menurut kami, melihat beberapa profesi yang lain juga, hanya dibatasi untuk merahasiakan, tapi bukan untuk dibatasi tidak boleh diperiksa dalam proses hukum. Dan inilah yang menjadi alasan kami bahwa terhadap notaris itu sebenarnya perlindungannya sudah ada dalam Pasal 16 ayat (1) huruf e. Sehingga, untuk proses penegakkan hukum, pemanggilan, atau pemeriksaan notaris itu, menurut kami tidak terlalu ada urgensinya harus dengan persetujuan Majelis Pengawas Daerah atau Majelis Pengawas Notaris, cukup dengan melalui organisasi atau Majelis Pengawas dari notaris itu

6 sendiri, seperti juga halnya kepada pengacara, panggilan kepada pengacara itu dilakukan melalui organisasi pengacara. 7. KUASA HUKUM PEMOHON: TOMSON SITUMEANG Terima kasih, Yang Mulia. 8. KETUA: HAMDAN ZOELVA Baik, terima kasih. Saya kira cukup. Nanti toh akan di apa akan dipelajari kembali nanti dalam sidang-sidang selanjutnya. Jadi, sebelumnya saya mau sahkan dulu buktinya ya. Bukti yang Saudara ajukan bukti P-1 sampai dengan P-12. Fotokopi, ya? 9. KUASA HUKUM PEMOHON: TOMSON SITUMEANG Siap, Yang Mulia. 10. KETUA: HAMDAN ZOELVA Sudah dinasegelkan? 11. KUASA HUKUM PEMOHON: TOMSON SITUMEANG Sudah, Yang Mulia. 12. KETUA: HAMDAN ZOELVA Sudah. Baik, bukti P-1 sampai dengan P-12 saya sahkan. Jadi gini, hasil sidang ini akan dibawa kepada RPH Pleno Hakim, yang akan menentukan apakah perlu dibawa ke Sidang Pleno mendengarkan keterangan pemerintah, dan DPR, dan saksi-saksi pengajuan saksi-saksi, atau ahli, nanti diputuskan dalam RPH Hakim. Karena itu, untuk kelanjutan perkara ini Saudara tinggal menunggu pemberitahuan Mahkamah atau pemanggilan dari Mahkamah. 13. KUASA HUKUM PEMOHON: TOMSON SITUMEANG Terima kasih, Yang Mulia. KETUK PALU 1X

7 14. KETUA: HAMDAN ZOELVA Saya kira demikian. Dengan demikian, sidang ini saya nyatakan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB Jakarta, 22 Juni 2012 Kepala Sub Bagian Pelayanan Risalah, t.t.d Paiyo NIP Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya.