RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 28/PUU-V/2007

Transkripsi

1 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 28/PUU-V/2007 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945 ACARA PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (I) J A K A R T A SENIN, 3 DESEMBER 2007

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 28/PUU-V/2007 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Republik Indonesia 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan terhadap Undang-Undang Dasar 1945 PEMOHON Ny. Nuraini. ACARA Pemeriksaan Pendahuluan (I) Senin, 3 Desember 2007 Pukul WIB Ruang Sidang Panel Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN (1) H. Achmad Roestandi, S.H. K e t u a (2) Prof. H. Abdul Mukthie Fadjar, S.H.,MS. Anggota (3) I Dewa Gede Palguna, S.H., M.H. Anggota Alfius Ngatrin, S.H. Panitera Pengganti 1

3 Pihak yang Hadir: Kuasa Hukum Pemohon: Ahmad Bay Lubis, S.H. A.H Wakil Kamal, S.H. Yanrino H.B. Siboe, S.H. 2

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. KETUA : H. ACHMAD ROESTANDI, S.H. Sidang Panel Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa Perkara Nomor 28/PUU-V/2007 dengan ini saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum. KETUK PALU 1X Sebagaimana biasa kami akan persilakan dulu kepada Saudara Pemohon untuk memperkenalkan diri, silakan. 2. KUASA HUKUM PEMOHON : AHMAD BAY LUBIS, S.H. Terima kasih Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi yang mulia. Saya Kuasa Hukum Pemohon, Ahmad Bay Lubis, S.H., advokat. Kemudian di sebelah kiri saya Saudara Ahmad Wakil Kamal, S.H, advokat dan sebelah kanan saya Saudara Yanrino H.B. Sibue, S.H., advokat. Terima kasih. 3. KETUA : H. ACHMAD ROESTANDI, S.H. Selanjutnya diteruskan saja dengan menyampaikan pokok-pokok permohonan dari para Pemohon, silakan. 4. KUASA HUKUM PEMOHON : AHMAD BAY LUBIS, S.H. Terima kasih Yang Mulia. Yang Mulia, berdasarkan kuasa yang diberikan kepada kami tertanggal 5 November 2007 oleh seorang warga negara perorangan, Warga Negara Indonesia bernama Nyonya A. Nuraini. Nyonya A. Nuraini ini adalah sebagai istri dari Saudara Mayjen TNI (Purn) Subardamidjaya, dimana Mayjen TNI (Purn) Subarda ini selanjutnya kami sebuat Bapak Subarda sedang menjalani proses penahanan, proses hukum oleh Kejaksaan Agung yang dimulai dari dilakukannya penyidikan oleh Kejaksaan Agung. Padahal sesungguhnya pada tahun 2004 yang bersangkutan sudah disidik oleh Kepolisian dan sudah dihentikan penyidikannya berdasarkan surat perintah penghentian penyidikan yang kami juga sudah jadikan sebagai bukti. Lalu tahun 2007 Kejaksaan Agung kembali menyidik ulang dan sekarang ini melakukan penahanan dan sampai tingkat penuntutan oleh Kejaksaan. 3

5 Yang menjadi pokok permohonan kami, kedudukan hukum Nyonya Nuraini ini tentunya menurut pendapat kami berkepentingan dan memiliki hak sebagaimana yagn diatur di dalam Undang-Undang Mahkamah Konstitusi, karena dengan adanya penahanan terhadap suaminya dengan adanya penyidikan oleh Kejaksaan itu yang sebenarnya sudah dilakukan Kepolisian dan dihentikan, ada hak konstitusional Ibu Nuraini menurut pendapat kami yang telah dilanggar dalam proses hukum itu. Sehingga memang kedudukan beliau, martabat sebagai pribadi, sebagai keluarga, dan sebagainya itu telah terlanggar dengan adanya proses penyidikan tersebut. Karena yang kami ketahui penyidikan oleh Kejaksaan itu adalah berdasarkan kepada Pasal 30 ayat (1) huruf D Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 yang seyogianya menurut pendapat kami pasal tersebut sudah bertentangan dengan Undang Undang Dasar 1945 yang tentunya nanti tergantung dari hasil pemeriksaan Majelis Hakim tentunya. Kami hanya bisa menyampaikan itu, dengan harapan, dengan permohonan kiranya pasal tersebut bisa dinyatakan tidak berkekuatan hukum mengikat di kemudian hari. Terima kasih Yang Mulia. 5. KETUA : H. ACHMAD ROESTANDI, S.H. Baiklah, jadi ini adalah Pemeriksaan Pendahuluan, dimana dalam Pemeriksaan Pendahuluan ini Saudara Pemohon menyampaikan pokokpokok permohonannya, kemudian nanti dari para hakim ada tugas atau kewajiban untuk meminta penjelasan-penjelasan yang lebih jelas agar supaya permohonannya nanti jelas juga. Kemudian juga para Bapak Hakim ini akan juga memberikan nasihat-nasihat kepada Saudara- Saudara, barangkali nanti oleh Saudara akan diterima untuk bahan perbaikan permohonan Saudara. Jadi kami persilakan kepada para hakim untuk menyampaikan. 6. HAKIM KONSTITUSI : I DEWA GEDE PALGUNA, S.H., M.H. Terima kasih Bapak Ketua. Saudara Pemohon atau Kuasa Pemohon, sesuai dengan ketentuan Pasal 39 ayat (2) Undang-undang Mahkamah Konstitusi sebagaimana disinggung oleh Bapak Ketua tadi, bahwa kami di dalam Pemeriksaan Pendahuluan ini diwajibkan memberikan nasihat kepada Saudara dan oleh karena itu saya ingin menyampaikan beberapa hal. Yang pertama, menyangkut mungkin bisa disebut sebagai sistematika permohonan atau kemudahan supaya permohonan mudah dibaca. Sudah benar di sini disebutkan di awal bahwa Pemohon bermaksud mengajukan pengujian, permohonan pengujian Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan, dalam hal ini khususnya Pasal 30 ayat (1). Tentu supaya orang tidak bertanya-tanya langsung saja dikutip bunyi pasal itu bagaimana bunyinya, karena 4

6 Saudara nanti di belakangnya akan mendalilkan ada kerugian yang diakibatkan oleh rumusan bunyi pasal itu, sebutkan saja bunyinya di situ. Baru nanti kemudian Saudara menjelaskan seperti yang sudah Saudara tulis di dalam permohonan. Bagaimana itu duduk perkaranya sampai Saudara merasa dirugikan, termasuk juga persoalan legal standing dari Pemohon yang Saudara wakili. Berkenaan dengan soal legal standing ini, inikan menyangkut peristiwa pidana. Artinya kalau dalam perkara pidana itu sifatnyakan individual/perorangan. Oleh karena itu sesungguhnya yang paling dirugikan kalau sesuai dengan dalil Saudara itu adalah yang bersangkutan. Kalau pun misalnya sebagai istri dia menderita kerugian tentu berbeda halnya dengan kerugian yang langsung diderita oleh orang yang terkena rumusan pasal itu. Sebab di sini yang Saudara jelaskan di sini yang diperiksa itu Mayjen TNI (Purn) Subardamidjaya itukan, dia yang langsung terkena oleh ketentuan inikan. Jadi yang sebenarnya terkena kerugian langsung kalau menurut dalil Saudara ini adalah yang bersangkutan, tidak ada masalahnya kalau kemudian walaupun misalnya beliau sedang ditahan atau bagaimana beliau memberikan kuasa sama saja, memberikan kuasa kepada Saudara karena dia sebagai ini. Karena Pasal 51 ayat (1) huruf A dari Undang- Undang Mahkamah Konstitusi itu mengatakan bahwa Pemohon itu adalah pihak yang merasa hak dan atau kewenangan konstitusional dirugikan oleh berlakunya undang-undang. Di sini siapa pihak itu? Pihak itu tentu yang pihak yang merasa paling terkena langsung oleh akibat rumusan dari suatu undang-undang yang kemudian oleh yang bersangkutan dianggap telah merugikan hak-hak konstitusional. Bahwa sebagai istri dalam hal ini yang Saudara wakili Nyonya Nuraini yang Saudara wakili sebagai istri dari Mayjen TNI (Purn) Subardamidjaya ini mungkin benar barangkali seperti yang Saudara sampaikan di situ, mungkin merasa tertekan secara psikologis, mungkin merasa malu dan sebagainya. Tetapi tentu dasar hak konstitusional yang akan digunakan sebagai dalil untuk mengajukan permohonan akan berbeda dari yang mengalami sendiri, karena ini menyangkut peristiwa pidana. Jadi oleh karena itu, kalau saran saya Pak Ketua, mungkin memang seharusnya adalah yang terkena langsung oleh perumusan ini. Karena ini hak perorangan langsung warga negara yang ditunjuk oleh Pasal 51 ayat (1) huruf A dari Undang-Undang Mahkamah Konstitusi itu, kalau yang didalilkan adalah perorangan Warga Negara Indonesia, tentu akan berbeda halnya kalau masyarakat hukum adat, kalau lembaga negara, kalau badan hukum apalagi tentu lain-lain itu hak konstitusionalnya yang dianggap dirugikan oleh berlakunya suatu undang-undang. Oleh karena itu maka saran saya adalah seperti itu, sebab kalau istri mungkin bukan dilarang tetapi dia tidak langsung terkena oleh ketentuan ini. Dengan demikian landasan argumentasi untuk mendalilkan bahwa dia menderita kerugian konstitusional akan berbeda dengan 5

7 orang yang mengalami sendiri akibat langsung dari ketentuan itu, sementara dari saya demikian Pak Ketua. 7. KETUA : H. ACHMAD ROESTANDI, S.H. Terima kasih Pak Palguna. Kami persilakan Bapak Prof. Mukthie. 8. HAKIM KONSTITUSI: Prof. ABDUL MUKTHIE FADJAR, S.H., M.S. Terima kasih Bapak Ketua. Saudara Kuasa Pemohon ada dua hal, pertama saya mau memperkuat apa yang dikemukakan Bapak Hakim Palguna. Jadi sebaiknya yang bersangkutan suami Nyonya Nuraini ini diikutkan sebagai Pemohon di dalam permohonan. Yang kedua, yang Pemohon minta diuji adalah Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang Kejaksaan. Pasal 30 ayat (1) itu isinya itu lima butir berkaitan dengan kewenangan Kejaksaan di bidang pidana. Padahal sebetulnya yang ingin Saudara minta adalah kewenangan yang terkait dengan penyidikan. Sebab kalau itu diminta untuk dicabut, seandainya pun permohonan Saudara dikabulkan, ini berarti Kejaksaan akan kehilangan kewenangan seluruh bunyi Pasal 30 ayat (1). Karena petitum Anda minta Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang Kejaksaan dinyatakan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. Oleh karena itu apa itu yang memang Anda inginkan dari seluruh bunyi Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang Kejaksaan ataukah sepanjang yang berkaitan dengan Pasal 31 ayat (1) huruf D, yaitu melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang? Ini perlu diperhatikan dan selain dirumuskan saya kira undang-undangnya sendiri perlu dilampirkan sebagai barang bukti karena di situ juga akan memuat misalnya penjelasannya dan sebagainya. Jadi apakah memang seluruh Pasal 30 ayat (1) itu akan dimintakan berarti akan mencakup huruf A sampai E ataukah sebetulnya hanya yang terkait dengan penyidikan? Ini mohon untuk diklarifikasi dari permohonan ini. Terima kasih. 9. KETUA : H. ACHMAD ROESTANDI, S.H. Terima kasih. Yang pertama dijawab dulu, permintaan klarifikasi dari Hakim Profesor Mukthie oleh Pemohon, silakan. 10. KUASA HUKUM PEMOHON : AHMAD BAY LUBIS, S.H. Terima kasih Majelis yang mulia. 6

8 Sebenarnya yang kami mohonkan itu adalah Pasal 30 ayat (1) huruf D khususnya yang berkaitan dimana jaksa berwenang melakukan penyidikan, hanya sebatas itu. Kemudian kami ingin mengklarifikasi beberapa waktu setelah kami melakukan pendaftaran, sistematika dari permohonan ini sudah kami coba termasuk juga alasan-alasan dan sedikit ada tambahan bukti sebenarnya sudah kami coba untuk diperbaiki dari sejak awal sebelum dilangsungkannya Panel ini. Namun oleh karena petugas yang menerima itu menyarankan agar supaya disampaikan saja nanti di Panel dan memang kami lebih tepat kami mengikuti Sidang Panelnya dulu, tetapi tetap kami akan melakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan saran-saran dan petunjuk-petunjuk dari Majelis Hakim yang mulia. 11. KETUA : H. ACHMAD ROESTANDI, S.H. Jadi yang dimintakan itu adalah khusus Pasal 30 ayat (1) huruf D saja yang berkaitan dengan kewenangan Kejaksaan untuk melakukan penyidikan terhadap perkara tertentu, itu saja? Baik, kemudian dari kami sendiri tadi hanya memperkuat saja, pertama, memang jadi sistematika dari permohonan itu seharusnya Anda membahas mengenai pertamatama legal standing dari Pemohon. Kemudian kewenangan Mahkamah, ini belum diuraikan kalaupun itu sederhana, tetapi untuk kelengkapan dari permohonan Saudara diceritakan bahwa Mahkamah memang berwenang untuk memeriksa ini. Barangkali ini belum ada ini, nanti dimasukkan saja. Terus seperti tidak penting tetapi kalau seandainya itu dilalaikan saya takut nanti justru permohonan tidak dapat diterima, karena Anda tidak menguraikan mengenai kewenangan Mahkamah. Yang kedua legal standing itu tadi, coba dipikirkan karena kalau istri itu memang tidak langsung begitu, tetapi kalau Pak Subarda-nya sendiri, dia itu akan mudah membuktikannya bahwa dia mempunyai legal standing, karena dia yang bersangkutan. Karena di dalam pasal mengenai legal standing disebutkan bahwa Pemohon itu adalah warga negara yang menganggap kepentingannya atau hak konstitusionalnya, nya itu berarti dia sendiri bukan? Nya yang dirugikan oleh berlakunya suatu undang-undang. Oleh karena itu barangkali bisa diusulkan oleh kedua hakim yang lain, bahwa barangkali bukan hanya ditambahkan, tetapi yang menjadi pokok malah Pak Subarda-nya nanti, istrinya kalau mau ya disertakan begitu ya! Memang istrinya juga mungkin ada kepentingan, tetapi Saudara nanti untuk kepentingan untuk itu saja untuk membuktikan legal standing akan panjang, perpanjang saja membuat suatu ini. Tetapi kalau Pak Subarda-nya sendiri sudah jelas sekali, jadi tolong dipikirkan nanti apakah perlu itu atau tidak. Jadi yang satu lagi tadi kewenangan legal standing kemudian dipikirkan bagaimana apakah perlu Pak Subarda langsung. Dan yang ketiga, mengenai permohonan saya kira kalau mau dipertajam, 7

9 dipertajam itu artinya begini, coba didengarkan Saudara-Saudara ya! Jadi maksudnya di dalam permohonan itu dipertajam, misalnya pasal ini bertentangan dengan hak konstitusional dari Pemohon yang bermuara dari atau bersumber dari pasal sekian, diuraikan oleh Saudara. Ini bertentangan dengan pasal sekian dari Undang-Undang Dasar, berikan argumentasi. Itu barangkali lebih mudah nanti bagi hakim untuk menilainya. Ada lagi dari Saudara barangkali yang ingin disampaikan? 12. KUASA HUKUM PEMOHON : AHMAD BAY LUBIS, S.H. Sudah cukup Majelis, kami sangat puas dengan pengarahan ini Majelis. 13. KETUA : H. ACHMAD ROESTANDI, S.H. Baiklah, ini akan diperbaiki bukan? Jadi kami beri waktu empat belas hari kerja, jadi artinya selambat-lambatnya empat belas hari kerja, jadi seandainya dua, tiga hari sudah selesai silakan nanti. Empat belas hari, bukan kerja ya! Empat belas hari, jadi termasuk hari Minggu dan hari Sabtu, dan hari frei ya, empat belas hari. Kalau nanti misalnya dua hari sudah selesai, ya silakan nanti disampaikan kepada Panitera. Nanti kita ( ) 14. KUASA HUKUM PEMOHON :A.H. WAKIL KAMAL, S.H. Terima kasih Yang Mulia. Sesungguhnya sistematika dan alasan-alasan argumentasi berkaitan dengan norma-norma itu kami telah memperbaiki, tetapi setelah tiga hari, setelah pendaftaran, kami datang ke sini sekali menyerahkan barang bukti nanti setelah Panel saja. Sesungguhnya argumentasi sistematika sudah selesai. Kemudian yang paling penting tadi dalam berkaitan dengan legal standing, saya teringat ketika kita beracara dari tahun ke tahun tidak harus yang bersangkutan yang memberikan kuasa. Dalam tindak pidana biasanya kita mendampingi, tidak harus yang kena itu yang memberikan kuasa. Tetapi bisa istrinya, bisa suaminya yang memberikan. Inilah mungkin perlu diberikan nasihat kepada kami, sesungguhnya bagaimana hubungan? Karena keluarga itu adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Apa yang menimpa suami tidak bisa dipisahkan dengan istri, karena pasti ada implikasi langsung berkaitan dengan hak-hak konstitusional yang dirugikan, sehingga ketika suami diadili dengan proses yang tidak ada kepastian hukum, ini tentunya ada implikasi ketidakadilan dan juga kepada Pak Subarda, juga kepada istrinya, ini salah satu kesatuan. 8

10 Saya kira mungkin supaya kami tidak ragu apakah kami harus kemudian minta harus tegas juga kepada Majelis Hakim yang berkaitan dengan legal standing. Terima kasih. 15. KETUA : H. ACHMAD ROESTANDI, S.H. Baiklah (...) 16. HAKIM KONSTITUSI : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H.,M.S. Jadi, saya mengingatkan bahwa semua yang tadinya terkait kasus pidana, di sini sendiri bukan peradilan pidana tentu saja, ini peradilan konstitusional tetapi ini akan berkaitan dengan kepentingan langsung dari Pemohon. Baik itu perkaranya Pak Eggy Sudjana, perkaranya Abilio Soares, perkaranya Gueterres, perkaranya narkotika, itu semuanya adalah yang bersangkutan. Tetapi itu nasihat kami, kalau Anda tidak mau (turuti) juga tidak apa-apa juga, silakan saja. Tetapi itu sebetulnya nasihat kami adalah untuk memudahkan Anda membuktikan bahwa Pemohonnya memang berkepentingan secara langsung. Ini silakan itu kalau (...) 17. KETUA : H. ACHMAD ROESTANDI, S.H. Jadi ini bukan apa-apa, kalau istri walaupun sama-sama mempunyai kepentingan, tetapi nanti pembuktian oleh Anda argumerntasinya agak berbelit begitu. Karena lain dari Pak Subarda dengan istrinya itu lain kepentingannya. Oleh karena itu ini hanya sekedar nasihat dan apa sulitnya, barangkali ya sama saja mudahnya, tinggal minta surat kuasa dari Pak Subarda. Ya silakan. 18. HAKIM KONSTITUSI : I DEWA GEDE PALGUNA, S.H.,M.S. Mungkin untuk lebih jelasnya begini Saudara, coba disingkirkan dulu bahwa Saudara ada proses peradilan pidana yang sedang dihadapi. Di sini kita adalah pengujian norma undang-undang ya, misalnya sekarang ada ketentuan di dalam Undang-Undang Dasar. Setiap orang berhak misalnya untuk diperlakukan sama di hadapan hukum. Diperlakukan sama di hadapan hukum atau hak untuk diperiksa atau hak untuk dianggap tidak bersalah sampai ada putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap yang menyatakan dia bersalah, apakah itu dapat diwakilkan? Kalau misalnya dalilnya adalah itu, pasti yang bersangkutan, pasti yang bersangkutan. Bahwa sebagai akibat dari itu ada ini, ini, dalilnya tentu lain, bukan dalil itu yang terkena. Misalnya orang berhak atas rasa aman, mungkin begitu atau rasa ini, tetapi itukan 9

11 berbeda kasusnya kalau Saudara misalnya mendalilkan dengan pihak yang terkena langsung. Misalnya ternyata selama pemeriksaan dia tidak didampingi oleh penasihat hukum umpamanya. Padahal untuk lima tahun ke atas menurut KUHAP dia wajib didampingi begitu. Tidak mungkin istrinya yang mendalilkan itu, pasti yang bersangkutan langsung umpamanya begitu. Itu lain, lain sekali. Jadi karena di sini ada normanya, tetapi sekali lagi ini adalah sebuah nasihat, sebuah nasihat yang tidak mengikat tentu saja. Kalau Saudara menganggap ini bahwa istrinya akan lebih mempunyai itu, ya terserah. Nanti persoalannya nanti Mahkamah ini yang akan mempertimbangkan, apakah orang yang bersangkutan mempunyai legal standing untuk mempersoalkan orang lain misalnya dalam-dalam kasus itu. Tentu akan berbeda misalnya yang berkaitan dengan hak perdata, menyangkut pewaris umpamanya, karena itu bisa diwariskan bukan? Itukan namanya hak-hak keperdataan, hak milik misalnya. Lain kasusnya itu. Ini menyangkut dengan norma. Tetapi sekali lagi ini nasihat, karena kenapa ini diberikan kepada Saudara? Karena kami diwajibkan oleh undang-undang Pasal 39 ayat (2). Jadi sekarang terserah kepada pertimbangan dan kejernihan penalaran dari Saudara untuk menerima nasihat dari Majelis, dari Mahkamah. Apakah ini akan digunakan ataupun tidak tetapi yang pasti yang hendak kami berikan di sini adalah pengertian hak konstitusional itu, itu adalah constitutional citizen right, jadi hak konstitusional warga negara, itulah yang dimaksud oleh Pasal 51 ayat (1) huruf A sepanjang kalau yang Saudara dalilkan itu adalah perorangan Warga Negara Indonesia. Dan itu berarti orang yang terkena langsung oleh rumusan atau berlakunya suatu rumusan undang-undang, itu pengertiannya. Tetapi, ya kembali lagi itu nasihat dari Majelis dan kemudian sebenarnya seperti yang disampaikan oleh Pak Ketua tadi, kalau misalnya itu melanggar satu atau beberapa hak konstitusional, tentu Saudara akan kutip rumusannya pasal ini, mungkin Saudara buat pernyataan pasal ini bertentangan dengan misalnya pasal berapa dari ketentuan Undang- Undang Dasar, karena apa? Pasal dari Pasal 30 ayat (1) huruf A Undang- Undang Kejaksaan yang bunyinya begini, begini bertentangan dengan pasal sekian Undang-Undang Dasar 1945 yang bunyinya begini, begini. Argumentasinya di bawahnya mengapa itu bertentangan, itu terserah. Itulah yang harus Saudara uraikan nanti di dalam perbaikan. Jadi itu yang bisa saya tambahkan sebagai kewajiban yang diharuskan oleh undang-undang dalam pemeriksaan pendahuluan ini. Terima kasih Pak Ketua. 19. KETUA : H. ACHMAD ROESTANDI, S.H. Terima kasih. Masih ada? Cukup saya kira ya? Karena inikan nanti tidak usah dijadikan wacana untuk sampai kepada, inikan nanti ini boleh saja 10

12 Saudara menyampaikan itu dan lain-lain silakan ini hanya nasihat saja, belum tentu Saudara yang katakan itu lebih tepat atau dari kami telah tepat, belum tentu. Oleh karena itu silakan, tetapi hanya kami sarankan agar supaya nanti argumentasinya tidak terlalu berat bagaimana kalau yang bersangkutan, karena ada kata nya itu yang menganggap hak konstitusionalnya, kata nya itu jadi yang bersangkutan. Demikianlah kalau tidak ada lagi kita atau kami akan menutup Sidang Panel ini. Dengan demikian maka Sidang Panel untuk memeriksa perkara, tadi sudah disampaikan ya! Jadi Saudara itu bisa memperbaiki dalam tempo empat belas hari. Dengan demikian, maka Sidang Panel untuk memeriksa Perkara Nomor 28/PUU-V/2007 dengan ini saya nyatakan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB 11

13 12