ACARA PEMERIKSAAN PERBAIKAN PERMOHONAN (II)

Transkripsi

1 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 10/PUU-VIII/2010 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN, UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 JO.UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2004, JO. UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DAN UNDANG- UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA PEMERIKSAAN PERBAIKAN PERMOHONAN (II) J A K A R T A SELASA, 6 APRIL 2010

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 10/PUU-VIII/2010 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Jo. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004, Jo. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Mahkamah Agung dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON - Muh. Burhanuddin, S.H., dkk. ACARA Pemeriksaan Perbaikan Permohonan (II) Selasa, 6 April 2010, Pukul WIB Ruang Sidang Panel Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Hamdan Zoelva, S.H., M.H. (Ketua) 2) Dr. Muhammad Alim, S.H., M.Hum. (Anggota) 3) Drs. Ahmad Fadlil Sumadi, S.H., M.Hum. (Anggota) Ida Ria Tambunan, S.H. Panitera Pengganti 1

3 Pihak yang Hadir: Pemohon: - Muh. Burhanuddin, S.H. - Rachmat Jaya, S.H., M.H. Kuasa Hukum Pemohon: - M. Farhat Abbas, S.H., M.H. - Asisten Advokat (Advokat Magang) 2

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB. 1. KETUA : HAMDAN ZOELVA, S.H., M.H. Sidang Pendahuluan Perkara Nomor 10/PUU-VIII/2010 saya buka dan dinyatakan terbuka untuk umum. KETUK PALU 3 X Assalamualaikum wr. wb. Pertama sekali saya minta untuk para Pemohon memperkenalkan diri terlebih dahulu, silakan. 2. KUASA HUKUM PEMOHON : M. FARHAT ABBAS, S.H., M.H. Yang Mulia Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi. Kami memperkenalkan yang hadir pada persidangan ini saya Farhat Abbas sebagai Kuasa dari pada Pemohon adalah advokat dari Kantor Hukum Farhat Abbas & Rekan. Kemudian di samping kiri saya adalah Bapak Rachmat Jaya dan Bapak Burhanuddin yang merupakan Pemohon dalam perkara ini. Yang di belakang kami ini adalah advokatadvokat magang dari Kantor Hukum Farhat Abbas. Demikian, Yang Mulia Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi. Terima kasih. 3. KETUA : HAMDAN ZOELVA, S.H., M.H. Terima kasih. Pada sidang yang lalu sudah ada nasihat-nasihat yang diberikan oleh Majelis Hakim atas permohonan Saudara. Sekarang coba Saudara terangkan, apakah sudah ada perbaikan-perbaikan itu atau tetap pada pendiriannya sesuai dengan permohonannya yang sudah diajukan? Saya persilakan. 4. KUASA HUKUM PEMOHON : M. FARHAT ABBAS, S.H., M.H. Baik, Yang Mulia. Karena dalam perbaikan ini ada batas waktu 14 hari, jadi pada keesokan harinya setelah mendapat nasihat dari Yang Mulia, kami langsung mendaftarkan perbaikan tersebut di Kepaniteraan, tapi mungkin karena waktunya juga sampai sekarang sudah hampir 1 bulan Yang Mulia, jadi mungkin apa masih mungkin diperbaiki lagi atau tetap seperti ini karena dalam kaitan perkara lain yang juga diajukan oleh klien kami PT. Harangganjang, sebelum masa ini habis kami mendapat masukan-masukan yang sangat bagus sekali dan diantaranya itu untuk Pasal 263 KUHAP. Tapi dalam Pemohonnya ini adalah mewakili 3

5 advokat-advokat, kami tidak masukkan, jadi mungkin sekiranya tidak ada perubahan lagi, kami tetap permohonan ini, hanya mungkin kami tidak masukkan Pasal 56 KUHAP untuk ancaman hukuman di atas 5 tahun wajib didampingi Penasihat Hukum. Mungkin itu saja yang menjadi catatan kami, Yang Mulia. Dan pada intinya kami meminta agar Peninjauan Kembali ini, pasal tersebut dapat dinyatakan inkonstitusional, kemudian atau setidak-tidaknya PK itu dapat berkali-kali. Dalam halaman 13 di sini ada sedikit catatan, Yang Mulia, agar Peninjauan Kembali yang kedua bersifat final dan mengikat tidak dapat diajukan Peninjauan Kembali untuk yang ketiga kalinya. Hanya itu saja yang kami rubah sedikit, Yang Mulia, agar Peninjauan Kembali itu dapat dilakukan lebih dari 1 kali selama hal-hal dari argumentasi kami dapat kami buktikan. Mungkin diantaranya adanya putusan yang bertentangan, adanya kekhilafan Hakim dan lain sebagainya seperti yang ada di dalam petitum kami, Yang Mulia. Demikian, terima kasih. 5. KETUA : HAMDAN ZOELVA, S.H., M.H. Terima kasih. Jadi yang kliennya langsung itu juga mengajukan permohonan ya kemarin, ya? 6. KUASA HUKUM PEMOHON : M. FARHAT ABBAS, S.H., M.H. Ya, sudah, terakhir sidang tanggal 30 kemarin, perbaikannya mungkin hari ini juga. Masalah legal standing mudah-mudahan kami serahkan kepada Yang Mulia, nanti tetap penyempurnaannya karena sudah tidak lagi dimungkinkan. Paling yang menjadi catatan kami itu hanya poin pada halaman 14 tadi, Yang Mulia, bahwa sedikit ada perbaikan yang terlewati ( ) 7. KETUA : HAMDAN ZOELVA, S.H., M.H. Halaman 14, yang mana itu? 8. KUASA HUKUM PEMOHON : M. FARHAT ABBAS, S.H., M.H. Halaman 13, Yang terakhir, harus diubah memperbolehkan PK boleh dari sekali dengan perlakuan khusus, atau dengan alasan, atau pertimbangan demi keadilan dan kepastian hukum, dan putusan peninjauan kembali yang kedua bersifat final dan mengikat, serta tidak dapat diajukan peninjauan kembali untuk yang ketiga dan seterusnya. Kata-kata ini yang kami minta dihilangkan. Tidak dapat untuk yang ketiga. Artinya, kalau memang PK kedua masih khilaf majelisnya atau ada yang tidak dipertimbangkan sampai kapanpun dapat saja dilakukan peninjauan kembali untuk keadilan, Yang Mulia. 4

6 9. KETUA : HAMDAN ZOELVA, S.H., M.H. Jadi Saudara minta maksimum 2 kali? 10. KUASA HUKUM PEMOHON : M. FARHAT ABBAS, S.H., M.H. Artinya, boleh lebih sekali, 3 kali, tetapi tidak dibatasi lebih dari 2 kali. Tidak dibatasi 2 kali juga. Karena Yang Mulia, ada beberapa juga yang masuk sebagai pihak terkait dimana argumentasinya yang kita akan ulas di situ termasuk dalam peninjauan kembali hukum perkara peninjauan kembali terhadap perkara pidana yang mana ada beberapa yang memasukkan bahwa mereka diputus hukuman mati, tapi mengajukan PK berkali-kali dengan alasan sudah menjalani 2 kali hukuman penjara juga yang mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan bagi yang sudah pernah dihukum. Mungkin menjalani hukuman 10 tahun, bahkan ada yang sampai 15 tahun. Sehingga ini, PK-PK berkalikali ini merupakan satu harapan mereka agar bisa hidup lagi. Khusus dalam perkara pidana, Yang Mulia. 11. KETUA : HAMDAN ZOELVA, S.H., M.H. Saudara Pemohon, Saudara mengajukan bukti-bukti? Ya, jadi buktinya bukti P-1 sampai dengan P KUASA HUKUM PEMOHON : M. FARHAT ABBAS, S.H., M.H. 26, Yang Mulia. 13. KETUA : HAMDAN ZOELVA, S.H., M.H. Sampai 26, ya? Sampai 26, kita sahkan buktinya satu persatu ya? P-1, fotokopi Undang-Undang Nomor 48/2009 tentang Kekuasaan Kehakiman sekaligus, ya? P-2, Undang-Undang 14 Tahun 1975 tentang Mahkamah Agung. P-3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung Perubahan. P-4, Undang-Undang Nomor 3/2009 perubahan Kedua tentang Mahkamah Agung. P-5, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. P-6, fotokopi Undang-Undang 18 Tahun 2003 tentang Advokat. P-7, Surat Edaran Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pengajuan Permohonan Peninjauan Kembali. P-8, fotokopi proses hukum kepemilikan tanah PT. Harangajang revisi. P-9, fotokopi sengketa pembebasan tanah. 5

7 P-10, fotokopi surat badan koordinasi bantuan pemantapan stabilitas nasional daerah Jakarta raya dan sekitarnya Nomor R-41 Skada 7/1998 perihal laporan hasil penelitian data atas tanah kav.63. Bukti P-11, fotokopi surat Polri Daerah Metrojaya Direktorat Reserse Kriminal Umum Nomor Pol. B 8007/12/2009 Ditreskrim, perihal surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan. Bukti P-12, fotokopi gelar perkara atas nama Jurnal Effendi Siahaan dan kawan-kawan. P-13, fotokopi kronologis perkara. P-14, fotokopi jawaban terhadap memori Peninjauan Kembali atas Putusan PK Mahkamah Agung Nomor 169. Bukti P-15, fotokopi Memori Peninjauan Kembali Mahkamah Agung nomor 169. P-16, fotokopi salinan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 169 PK P-17, fotokopi Putusan Mahkamah Agung Nomor 1 PK PDT 2004, 31 Agustus P-18, fotokopi Putusan Mahkamah Agung Nomor 44 PK TUN P-19, fotokopi Putusan Mahkamah Agung Nomor 6 PK PIT 1998, 5 Maret P-20, fotokopi surat Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor perihal surat izin penunjukan penggunaan tanah seluas 535 meter. Bukti P-21, fotokopi pernyataan Muhammad Mahfud MD, Hakim jangan..., Bukti P-22, fotokopi Berita Acara Pemeriksaan Saksi Letnan Jenderal TNI Sutiyoso 30 November. Bukti P-23, fotokopi Berita Acara Pemeriksaan Saksi Ir. Wiriatmoko NT tanggal 16 Januari P-28, fotokopi Berita Acara Rapat PT Graha Mertopolitan Nuansa 28 Juli P-25, fotokopi Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor , ya 550 ya? tentang Pemberian HGB. P-26, fotokopi informasi perkara peninjauan kembali Mahkamah Agung Republik Indonesia. Ya, semua bukti ini kita sahkan. KETUK PALU 1X Saudara Pemohon, sidang pendahuluan ini sudah yang kedua kali. Karena ini sidang pendahuluan yang terakhir. Untuk sidang selanjutnya, untuk pleno akan diberitahukan kemudian oleh Mahkamah. Untuk itu Saudara nantinya di pemberitahuan itu akan disampaikan juga apa-apa yang harus Saudara penuhi. Mungkin Saudara membawa saksi-saksi, 6

8 atau ahli, atau mungkin pihak terkait. Nanti tergantung hasil pembahasan dalam rapat permusyawaratan hakim mengenai kelanjutan pleno untuk perkara ini. Saya kira demikian, apa ada lagi yang perlu disampaikan? 14. KUASA HUKUM PEMOHON : M. FARHAT ABBAS, S.H., M.H. Baik Yang Mulia, kalau saksi dan keterangan ahli tidak perlu ditetapkan Yang Mulia? Kedua, apakah dalam proses uji materiil ini, itu wajib dimasukan sebagai Termohon Pemerintah, atau Presiden, ataupun DPR, atau cukup seperti ini kemudian Pihak Terkait ditentukan oleh Mahkamah Konstitusi, Yang Mulia? 15. KETUA : HAMDAN ZOELVA, S.H., M.H. Kalau mengenai Pemerintah dan DPR itu Mahkamah nanti yang memanggil bukan sebagai pihak..., bukan termohon. Tapi, dimintai keterangan, dimintai kejelasan tentang undang-undang ini jadi bukan termohon dan pihak terkait kalau memang itu kepentingan Saudara, ya silakan, tapi nanti kalau memang pada saat persidangan pleno Mahkamah memerlukan, bisa juga diminta oleh Mahkamah. Tapi kalau memang itu kepentingan Saudara merasa sangat perlu dimajukan pihak terkait, ya silakan saja. 16. KUASA HUKUM PEMOHON : M. FARHAT ABBAS, S.H., M.H. Yang Mulia, sekiranya ada beberapa klien kami yang ingin menjadi pihak terkait, kita ajukan kepada kepada Ketua Mahkamah Konstitusi atau kepada Majelis karena dalam perkara pengujian ini kan ada dua perkara yaitu PT. Harangganjang, satu yang juga kami tangani kemudian yang mewakili advokat, kemudian dalam pengembangan perkara ini yang dalam perbaikan PT. Harangganjang masuk Pasal 263 itu mungkin diulas atau dikaji lagi tentang kaitannya dengan yang mengajukan PK 2 kali untuk perkara pidana. Yang satu itu yang rencana masuk itu adalah sudah dimasukkan satu adalah terhukum mati dalam perkara narkotika yang satu lagi terhukum mati juga tapi merupakan warga negara asing, yaitu warga negara Pakistan yang mungkin kami harapkan mudah-mudahan bisa menjadi pertimbangan Majelis untuk dimasukan untuk dapat diuji kepentingan atau kerugian konstitusional dari mereka Yang Mulia. 17. KETUA : HAMDAN ZOELVA, S.H., M.H. Bisa saja mengajukan itu sebagai saksi yang merasa dirugikan oleh pasal ini. Maksudnya menjadi korban pasal ini ya silakan saja. Saya kira bisa jadi saksi dan dengan perkara yang Pemohonnya yang PT. 7

9 Harangganjang, mungkin nanti diperiksa, kita lihat nanti kalau undangundang dan pasalnya sama itu biasanya nanti rapat RPH akan diperiksa, digabungkan. Jadi nanti kita lihat perkembangan tetapi biasanya untuk., kita lihat nanti materinya dan pasal-pasal undang-undang yang diuji, kalau sama itu biasanya kita sidang gabung dalam pleno. Saya kira itu. 18. HAKIM ANGGOTA : DR. MUHAMMAD ALIM, S.H., M.HUM. Saudara Pemohon, kalau Saudara mengajukan pihak yang pernah dirugikan itu menjadi terkait, itu mengurangi pembuktian Saudara. Kalau Saudara mengajukan bukti Saksi itu lebih memperkuat Saudara mempunyai permohonan. Karena dia menjadi Pihak Terkait mungkin dia membela dirinya sendiri dan yang lain-lain, tetapi kalau Saudara menjadikan Saksi, bukti buat Saudara, ya. Tetapi terserah kepada Saudara. Terima kasih, Pak Ketua. 19. KUASA HUKUM PEMOHON : M. FARHAT ABBAS, S.H., M.H. Baik, Yang Mulia. Seandainya posisi mereka itu berada di Nusakambangan, kemudian satu berada di LP Tangerang, apakah sebagai Saksi mereka harus dihadirkan juga di Mahkamah Konstitusi ini, Yang Mulia. 20. KETUA : HAMDAN ZOELVA, S.H., M.H. Ya, kalau Saksi harus kita dengarkan langsung, karena harus disumpah. Masih ada lagi? 21. KUASA HUKUM PEMOHON : M. FARHAT ABBAS, S.H., M.H. Baik, saya rasa cukup, Yang Mulia. Terima kasih. 22. KETUA : HAMDAN ZOELVA, S.H., M.H. Baik, dengan demikian sidang hari ini akan kita tutup dan sidang selanjutnya akan diberitahukan kemudian oleh Mahkamah. Dengan demikian sidang ini saya tutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB 8

10 9