MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 29/PUU-XIV/2016

Transkripsi

1 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 29/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA PERBAIKAN PERMOHONAN (II) J A K A R T A SELASA, 12 APRIL 2016

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 29/PUU-XIV/2016 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2014 tentang Kejaksaan Republik Indonesia [Pasal 35 huruf c beserta Penjelasannya] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON 1. Irwansyah Siregar 2. Dedi Nuryadi ACARA Perbaikan Permohonan (II) Selasa, 12 April 2016 Pukul WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Suhartoyo (Ketua) 2) Maria Farida Indrati (Anggota) 3) Wahiduddin Adams (Anggota) Cholidin Nasir Panitera Pengganti i

3 Pihak yang Hadir: A. Pemohon: 1. Sunggul Hamonangan Sirait 2. Ignasius Supriyadi 3. Sidik ii

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. KETUA: SUHARTOYO Kita mulai, ya, Pak, ya. Persidangan Perkara Permohonan Nomor 29/PUU-XIV/2016 dengan acara Perbaikan Permohonan dari Para Pemohon dibuka dan dengan ini persidangan dinyatakan terbuka untuk umum. KETUK PALU 3X Baik, selamat siang. Siapa yang hadir, supaya diperkenalkan. 2. KUASA HUKUM PEMOHON: SUNGGUL HAMONANGAN SIRAIT Terima kasih, Majelis Yang Mulia. Yang hadir pada kesempatan sore ini adalah di sebelah kanan saya Ignasius Supriyadi, dan di sebelah kiri saya Sidik, S.H.I., dan saya sendiri Sunggul Hamonangan Sirait. Terima kasih, Yang Mulia. 3. KETUA: SUHARTOYO Baik, ya. Jadi, supaya mempersingkat waktu, silakan disampaikan apa-apa yang menjadi materi perbaikan dari Para Pemohon. Siapa yang menyampaikan? 4. KUASA HUKUM PEMOHON: SUNGGUL HAMONANGAN SIRAIT Terima kasih, Yang Mulia. Terlebih dahulu kami akan sampaikan bahwa pada perbaikan kemarin kami memasukkan tambahan bukti dari P-26 sampai dengan P- 31. Kemudian yang kedua, beberapa pokok perbaikan yang kami sampaikan, yaitu isi dari posita kami lebih memperbanyak muatan untuk berisi norma, norma undang-undang yang akan diuji dengan Undang- Undang Dasar Kemudian potensi kerugian dari Pemohon, kemudian adanya pelanggaran HAM, kemudian kepentingan umum pengertian kepentingan umum penekanannya, kemudian pertentangannya dengan pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945, kemudian perbandingan dengan negara-negara lain. Berikutnya, penambahan itu dalam Lembaran Negara bukan berita negara. Kemudian, adanya situasi terbaru, dimana praperadilan di Pengadilan Negeri Bengkulu telah dikabulkan oleh pengadilan negeri, sehingga 1

5 potensi untuk Jaksa Agung mengeluarkan seponering atau deponering itu menjadi sangat terbuka. Sementara itu dari kami. Akan ditambahkan rekan kami, Yang Mulia. Terima kasih. 5. KUASA HUKUM PEMOHON: IGNASIUS SUPRIYADI Terima kasih, Yang Mulia. Kami ingin menambahkan bahwa dari saran dari Majelis waktu lalu, kami tetap memasukkan putusan provisi karena ada suatu kondisi yang sangat mendesak dan ibaratnya boleh dikatakan hak konstitusional klien kami sangat terancam karena dari berbagai media disebutkan bahwa Jaksa Agung membuka peluang untuk melakukan seponering atas perkara yang dikesampingkan atas perkara yang sudah dinyatakan SKP2-nya tidak sah oleh pengadilan. Sehingga ada kondisi yang sangat mendesak bagi klien kami untuk meminta putusan provisi. Oleh karena itu, putusan provisi tetap kami masukkan di dalam permohonan. Di sisi lain, kami juga menjelaskan lebih lanjut terkait dengan pertentangan antara Undang-Undang Kejaksaan dengan Undang-Undang Dasar 1945 terkait dengan kewenangan seponering yang merupakan asas oportunitas dari kejaksaan. Asas oportunitas ini sebagaimana kami jelaskan di dalam perbaikan permohonan, merupakan penyimpangan terhadap asas legalitas yang sebetulnya dikenal di dalam KUHAP, di mana hak penuntutan itu, kewenangan penuntutan ada di jaksa penuntut umum, yang apabila tidak ada alasan-alasan yang sah menurut KUHAP, harusnya harusnya sampai kepada pengadilan. Tetapi, Jaksa Agung diberi kewenangan khusus dalam Undang-Undang Kejaksaan untuk melakukan seponering. Nah, kami melihat seponering ini sangat berpotensi melanggar hak-hak konstitusional klien kami, terutama menyangkut mengenai persamaan di hadapan hukum, yakni equality before the law dan juga memberikan peluang untuk melakukan diskriminasi terhadap klien kami. Jadi, itu tadi yang kami tambahkan. Dan di sisi lain, tadi sudah disebutkan oleh rekan kami mengenai kepentingan umum. Nah, definisi kepentingan umum sudah dijelaskan di dalam Penjelasan Undang- Undang Kejaksaan, tetapi tetap menjadi kabur menurut kami karena tidak ada suatu batasan, hanya disebutkan mengenai bertentangan dengan kepentingan bangsa dan negara dan/atau masyarakat luas. Nah, siapa yang berhak menentukan ini, itu tidak diatur. Sehingga kami dalam permohonan ini juga sekiranya pasal itu tidak dinyatakan bertentangan secara total dengan Undang-Undang Dasar 1945, setidaktidaknya diberikan suatu konstitusional bersyarat bahwa yang sebelum mengeluarkan seponering, setidak-tidaknya Jaksa Agung meminta persetujuan DPR. Kenapa DPR? Karena DPR ini merepresentasikan kepentingan rakyat, sehingga ada yang lembaga yang memang 2

6 mengukur kepentingan bangsa dan negara dan masyarakat luas itu apa dan siapa. Sekiranya itu pun dirasa masih belum bisa diterima oleh Mahkamah, maka kami juga mengusulkan atau katakanlah memohon agar kiranya setidak-tidaknya juga diberikan batasan, siapa sebetulnya lembaga yang berwenang dan kejaksaan wajib untuk mengikuti atau memperhatikan saran dari lembaga yang diberi kewenangan untuk memberikan saran itu. Mungkin itu tambahan dari saya. Terima kasih, Yang Mulia. 6. KUASA HUKUM PEMOHON: SUNGGUL HAMONANGAN SIRAIT Terakhir, Yang Mulia, dari kami. Kami mohon waktu untuk membacakan petitum yang telah kami perbaiki, sesuai dengan saran dari Yang Mulia. Petitum. Berdasarkan seluruh uraian tersebut di atas adalah sah dan berdasarkan hukum, apabila Para Pemohon memohon kepada Mahkamah untuk menjatuhkan putusan sebagai berikut. Mengadili: A. Dalam provisi. 1. Mengabulkan permohonan putusan provisi Para Pemohon untuk seluruhnya. 2. Sebelum menjatuhkan putusan akhir, menyatakan menunda pelaksanaan berlakunya Pasal 35 huruf c Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 67 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4401, yakni tugas dan kewenangan Jaksa Agung untuk mengesampingkan perkara demi kepentingan umum sampai ada putusan akhir Mahkamah terhadap pokok permohonan a quo. B. Dalam pokok perkara. 1. Mengabulkan permohonan Para Pemohon untuk seluruhnya. 2. Primer: a. Menyatakan Pasal 35 huruf c berikut penjelasannya dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun b. Menyatakan Pasal 35 huruf c berikut penjelasannya dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksanaan Republik Indonesia tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. Subsider. a. Menyatakan bahwa anak kalimat setelah memperhatikan saran dan pendapat dari badan-badan kekuasaan negara yang 3

7 mempunyai hubungan dengan masalah tersebut, dalam Penjelasan Pasal 35 huruf c Undang-Undang Kejaksaan tersebut bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai setelah memperoleh persetujuan tertulis dari Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. b. Bahwa anak kalimat setelah memperhatikan saran dan pendapat dari badan-badan kekuasaan negara yang mempunyai hubungan dengan masalah tersebut, dalam penjelasan Pasal 35 huruf c Undang-Undang Kejaksaan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai setelah memperoleh persetujuan tertulis dari Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Lebih Subsider. a. Menyatakan kalimat mengesampingkan perkara sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini merupakan pelaksanaan asas oportunitas yang hanya dapat dilakukan oleh Jaksa Agung setelah memperhatikan saran dan pendapat dari badan-badan kekuasaan negara yang mempunyai hubungan dengan masalah tersebut, dalam penjelasan Pasal 35 huruf c Undang- Undang Kejaksaan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai untuk mengesampingkan perkara sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini, jaksa agung wajib memperhatikan dan mengikuti saran dan pendapat mayoritas dari badan-badan kekuasaan negara, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Mahkamah Agung, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Menyatakan kalimat mengesampingkan perkara sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini merupakan pelaksanaan asas oportunitas yang hanya dapat dilakukan oleh Jaksa Agung setelah memperhatikan saran dan pendapat dari badan-badan kekuasaan negara yang mempunyai hubungan dengan masalah tersebut, dalam penjelasan Pasal 35 huruf c Undang- Undang Kejaksaan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai untuk mengesampingkan perkara sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan ini Jaksa Agung wajib memperhatikan dan mengikuti saran dan pendapat mayoritas dari badan-badan kekuasaan negara, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Mahkamah Agung, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia. 3. Memerintahkan pemuatan Putusan Mahkamah Konstitusi ini dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. 4

8 Atau apabila Majelis Hakim Konstitusi Yang Mulia memandang perlu dan layak, kami mohon agar perkara a quo dapat diputuskan seadil-adilnya (ex aequo et bono). Demikian, Yang Mulia, perbaikan yang kami sampaikan. Terima kasih. 7. KETUA: SUHARTOYO Baik, terima kasih. Selanjutnya... baik, ya, jadi bagi Mahkamah juga sudah tidak ada kesempatan lagi untuk menanggapi atau memberi saran atau komentar, tapi hanya tinggal nanti selanjutnya akan kami laporkan ke Rapat Pleno Para Hakim secara keseluruhan yang ada di Mahkamah. Dan Mahkamah juga sudah menerima alat bukti yang berupa surat, ya, bertanda P-1 sampai dengan P-31 betul, ya? Tidak ada tambahan? Cukup ini? 8. KUASA HUKUM PEMOHON: SUNGGUL HAMONANGAN SIRAIT Cukup, Yang Mulia. 9. KETUA: SUHARTOYO Baik, kalau demikian, saya sahkan, ya. Dengan demikian P-1 sampai dengan P-31. Baik, ada lagi yang mau disampaikan? 10. KUASA HUKUM PEMOHON: SUNGGUL HAMONANGAN SIRAIT Cukup, Yang Mulia. 11. KETUA: SUHARTOYO Cukup, baik. KETUK PALU 1X 5

9 Dengan demikian, sidang dengan acara atau agenda menerima Perbaikan Permohonan dari Para Pemohon pada siang hari ini selesai dan dengan ini persidangan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB Jakarta, 12 April 2016 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d Rudy Heryanto NIP Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya. 6