Pembagian kelompok tersebut didasarkan pada kehadiran balita,ke Posyandu yanq

Transkripsi

1 CIR1 -ClRl ANAK BAblTA BAN KELUARGANYA DAWl WILAYAH POSYANBU DESA SINDANGBARAMG DAN DESA BUBULAK KECAMATAN CIOMAS, KABUPATEN B060R, PROPINSI JAWA BARAT Oleh INTI KRlSNAWATl JURUSAN GIZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANlAAl BOGOR 1992

2 INTI KRISNAWATI. Ciri-ciri Balita dan Keluarganya di Wilayah Posyandu Desa Sindangbarang dan Desa Bubulak, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor (di bawah bimbingan Muhilal dan Emmy Karsin). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta melihat perbedaan ciri-ciri balita dan keluarqanya pada kelompok yang aktif ke Posyandu, yang tidak aktif ke Posyandu dan yang tidak pernah ke Posyandu di wilayah Posyandu Desa Sindangbarang yanq letaknya dekat dengan Puskesmas Sindangbarang dan di wilayah Posyandu Desa Bubulak yang letaknya jauh dari Puskesmas Sindanqbarang. Data yanq dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari identitas keluarga, penqetahuan qizi ibu, pengeluaran keluarqa, status qizi balita, status imunisasi dan keadaan kesehatan balita. Data sekunder meliputi jumlah penduduk, mata pencaharian, tinglcat pendidikan serta sarana sosial yanq ada di Desa Sindangbaranq dan Desa Bubulak. Secara acak diambil 70 persen balita yang datang aktif ke Posyandu (Kelompok I), 70 persen balita yang tidak aktif ke Posyandu (Kelompok 11), dan 90 persen balita yang tidak datanq ke Posyandu (Kelompok 111). Pembagian kelompok tersebut didasarkan pada kehadiran balita,ke Posyandu yanq

3 Hasil penelitian memperlihatkan bahwa di Desa Sindangbarang yang dekat dengan Puskesmas Sindangbarang, pemanfaatan Posyandu sebagai pelayanan kesehatan di Desa Sindangbarang belum menyebar ke seluruh lapisan masyarakat. Keluarga-keluarga dengan tingkat pendidikan kepala keluarga dan ibu bisa baca tulis (BBT), dengan pekerjaan utama kepala keluarga.sebagai buruh, ibu tidak bekerja di luar rumah, dan dengan rata-rata tingkat pengeluaran sekitar Rp ,- (Kelompok I) atau Rp ,- (Kelompok 11) merupakan kelompok yang cenderung memanfaatkan Posyandu sebagai tempat pelayanan kesehatan, baik secara aktif maupun tidak aktif. Umumnya balita yang aktif dibawa ke Posyandu di Desa Sindangbarang ini, memiliki status gizi dan status imunisasi yang paling baik bila dibandingkan dengan kedua kelompok lainnya. Keluarga-keluarga yang tingkat pendidikan kepala keluarganya SLA dan Akademi! PT, dengan pekerjaan sebagai Pegawai Negeri! ABRI, ibu bekerja di luar rumah, dan yang rata-rata pengeluarannya sebesar Rp ,- cenderung tidak membawa anaknya ke Posyandu. Umumnya balita dari kelompok ini status imunisasinya paling buruk bila dibandingkan dengan kedua kelompok lainnya. Di Desa Bubulak yang letaknya jauh dari Puskesmas Sindangbarang, penggunaan Posyandu cenderung menyebar di seluruh lapisan masyarakat. Kemungkinan ha1 ini dipengaruhi oleh status sosial ekonomi masyarakat yang

4 tidak terlalu banyak perbedaannya. Kemunqkinan lain, Posyandu ini merupakan tempat pelayanan kesehatan terdekat yang bisa dicapai masyarakat. Umumnya kepala keluarqa dan ibu, pada ketiga kelompok tersebut berpendidikan BBT, pekerjaan kepala keluarga kebanyakan sebaqai buruh, ibu sebagai ibu rumah tangqa dan dengan rata-rata penqeluaran keluarga perkapita sebesar Rp ,-. Ciri yang membedakan ketiga kelompok balita tersebut hanyalah status imunisasinya, dimana semakin tinqgi frekuensi kehadiran balita ke Posyandu semakin baik pula status imunisasinya. Tingkat pengetahuan gizi ibu merupakan ciri lain yang membedakan ketiqa kelompok tersebut. Semakin rendah frekuensi kehadiran ke Posyandu, semakin rendah pula pengetahuan gizi ibunya. Akan tetapi berbeda denqan di Desa Sindangbaranq dimana frekuensi kehadiran ke Posyandu berpengaruh pada status qizi balita, di Desa Bubulak frekuensi kehadiran ke Posyandu tidak berpengaruh pada status qizi balita. Pengetahuan qizi ibu yang didapat dari Posyandu rupanya belum mampu diterapkan oleh ibu-ibu di Bubulak. Baik di Desa Sindangbaranq maupun di Desa Bubulak, besar keluarga tidak berpenqaruh nyata terhadap frekuensi kehadiran ke Posyandu. Selain itu frekuensi kehadiran ke Posyandupun tidak berpenqaruh nyata terhadap keadaan kesehatan balita.

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 7 April 1967 di kota Salatiga, Sebagai anak ke dua dari enam bersaudara dalam keluarga Bapak Soekamto dan ibu Sundarsih. Penulis memulai pendidikan formal di SD Salatiga IV hingga tamat pada tahun Kemudian melanjutkan ke Proyek Perintis Sekolah Pembangunan Unit I1 Salatiga dan tamat tahun Selanjutnya penulis melanjutkan ke SMA I Salatiga dan tamat pada tahun Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama di Institut Pertanian Bogor. Tahun berikutnya penulis tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86