BAB V STATUS GIZI BALITA DAN LINGKUNGAN RENTAN GIZI DI DESA PECUK. A. Gambaran Status Gizi Baik Balita di Desa Pecuk
|
|
- Yuliani Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V STATUS GIZI BALITA DAN LINGKUNGAN RENTAN GIZI DI DESA PECUK A. Gambaran Status Baik Balita di Desa Pecuk Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi, yang dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik dan lebih (Sunita 2003). Anak balita merupakan kelompok usia pertumbuhan badan yang pesat, dimana merupakan kelompok yang rentan gizi dan mudah menderita kelainan gizi. Zat-zat gizi yang diperlukan oleh anak balita jumlahnya relatif besar dan asupan makanan yang didapat akan tergambar pada status gizi balita tersebut (Djaeni 1999). Menurut UNICEF (1990), determinan dasar (akar masalah) yang mempengaruhi status gizi adalah faktor politik, ekonomi, budaya dan sosial. Faktor ini berpengaruh terhadap pemanfaatan potensi sumber daya yang ada dan bagaimana mereka diubah menjadi sumber daya bagi keamanan pangan, perawatan dan lingkungan serta layanan kesehatan. Determinan dasar tersebut secara keseluruhan dapat dikatakan berupa faktor lingkungan. Kualitas lingkungan akan menentukan proses patofisiologis seseorang, yang kemudian menentukan keadaan kesehatan sesorang maupun masyarakat, yang berarti dapat pula menentukan status gizi seseorang, yang dalam penelitian ini adalah status gizi balita (Basset 1992). Jumlah balita pada saat pengambilan data penelitian, yaitu pada bulan Mei - Agustus tahun 2009 di Desa Pecuk setiap bulannya selalu mengalami perubahan (seperti terlihat dalam Gambar 5.1). Hal ini terjadi oleh karena adanya kelahiran baru, bertambahnya umur balita sehingga telah melampaui masa 117
2 balitanya dan adanya perpindahan balita bersama orang tuanya baik perpindahan yang bersifat sementara maupun menetap ke daerah lainnya. Jumlah balita terbanyak berada di Dusun Pecuk. Gambar 5.1: Grafik jumlah balita bulan Mei - Agustus tahun 2009 di Desa Pecuk, Kecamatan Mijen Kabupaten Demak Sumber: Puskesmas Mijen II Sedangkan untuk gambaran status gizi balita di Desa Pecuk pada bulan Agustus tahun 2009, yang ditentukan berdasarkan pengukuran berat badan per tinggi badan, didapatkan terbanyak adalah balita dengan gizi baik, yaitu sebesar 84,21% ( 64 orang) dan tidak didapatkan balita dengan status gizi buruk (lihat Gambar 5.1), yang berarti diatas rata-rata status gizi baik di wilayah kabupatennya (Kabupaten Demak) yaitu sebesar 82,48%. 118
3 Gambar 5.2: Grafik status gizi balita Desa Pecuk, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak, bulan Agustus 2009 Sumber: Posyandu Desa Pecuk Data status gizi balita bulan Mei - Agustus 2009 yang didapat dari balita yang berkunjung ke posyandu dengan penimbangan menggunakan timbangan dacin yang kemudian dicatat di buku KMS (kartu menuju sehat) dan buku besar posyandu atau yang ditentukan berdasarkan pengukuran berat badan per umur, maka didapatkan data sebagai berikut: 119
4 Tabel 5.1: Data status gizi balita bulan Mei - Agustus tahun 2009 yang berkunjung ke posyandu di Desa Pecuk,Kec. Mijen, Kab. Demak (berdasarkan gizi buruk, kurang, baik dan lebih) Umur (bulan) Buruk Kurang Baik Lebih Mei Juni Juli Agus Mei Juni Juli Agus Mei Juni Juli Agus Mei Juni Juli Agus Jumlah % ,6 7,6 14,6 12,9 90,7 88,1 83,6 85,9 0,7 4,3 1,8 1.2 Sumber: Posyandu Desa Pecuk
5 Berdasarkan data tersebut, maka pada bulan Mei - Agustus 2009 tidak ditemukan adanya balita dengan kategori status gizi buruk di Desa Pecuk, sedangkan status gizi kurang menyebar pada berbagai kelompok umur. Kejadian status gizi kurang tersebut cenderung meninggi pada umur balita bulan (lihat Gambar 5.1). Gambaran status gizi yang baik juga dapat dipantau dari hasil penimbangan berat badan balita yang berkunjung ke posyandu pada saat penelitian berlangsung, yang dinilai berdasarkan BB (berat badan) naik, BGM (bawah garis merah) dan BGT (bawah garis titik-titik), dengan hasil data yang dapat dilihat pada Tabel
6 Tabel 5.2: Data status gizi balita bulan Mei - Agustus tahun 2009 yang berkunjung ke posyandu di Desa Pecuk, Kec. Mijen, Kab. Demak (Berdasarkan BB Naik, BGM, BGT) Umur (bulan) BB Naik BGM BGT Mei Juni Juli Agustus Mei Juni Juli Agustus Mei Juni Juli Agustus Jumlah % , Sumber: Posyandu Desa Pecuk Keterangan : BB naik : Berat badan naik, BGM : Bawah garis merah, BGT : bawah garis titik-titik
7 Pada Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa kenaikan BB banyak terjadi pada balita umur 0 12 bulan dan setelah balita berumur lebih dari satu tahun, cenderung terjadi berat badan yang tetap atau bahkan penurunan berat badan. Hal ini dimungkinkan terjadi oleh karena kebutuhan nutrisi anak semakin banyak dari segi kuantitas maupun kualitas, yang tidak hanya dapat dipenuhi dari ASI saja, tetapi lebih bergantung pada makanan yang diberikan orang tuanya, dimana sebagai makanan pokok anak usia diatas satu tahun di Desa Pecuk adalah nasi dengan lauk pauknya. Prosentase BB naik dari balita yang berkunjung ke posyandu pada bulan Mei - Agustus 2009, tertinggi terdapat pada bulan Mei 2009, dengan rata-rata BB naik setiap bulannya sebesar 91,2%. Hal ini menunjukan bahwa hampir semua balita mendapatkan pola asuh gizi yang memadai dari orang tuanya yang tercermin pada peningkatan BB balita setiap bulannya. Prosentase balita yang berada di BGM dari balita yang berkunjung ke posyandu pada bulan Mei - Agustus 2009, terbanyak terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 11,6%, dengan penyebaran umur balita yang secara pengamatan kasar dapat dikatakan tidak dapat dibedakan atau tidak terdapat ketergantungan umur (lihat Tabel 5.2). Prosentase balita yang berada di BGT dari balita yang berkunjung ke posyandu pada bulan Mei - Agustus 2009, terbanyak terdapat pada bulan Juli 2009, yaitu sebesar 2,7%. Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa balita dengan hasil penimbangan pada kelompok BGM dan BGT yang juga menggambarkan status gizi kurang, merupakan balita yang relatif sama dari bulan ke bulan, kebanyakan adalah balita dengan komplikasi penyakit yang menyertainya (misalnya dengan penyakit TBC anak, berat badan lahir rendah atau BBLR). Hal tersebut dapat diamati pada gambaran balita dengan BGM pada bulan Agustus terjadi peningkatan yang merupakan perpindahan status dari balita dengan BGT sehingga gambaran 123
8 yang terjadi adalah kebalikan dari gambaran balita dengan BGM yaitu penurunan di bulan Agustus. Gambar 5.3: Gambaran Balita dengan status gizi baik di Desa Pecuk, Kec. Mijen, Kabupaten Demak Sumber: Data primer Gambaran status gizi balita di Desa Pecuk ini juga didukung dari hasil observasi, dimana gambaran status gizi secara 124
9 proporsional bentuk tubuh, balita di Desa Pecuk rata-rata mempunyai status gizi baik. Pada pengamatan tidak ditemukan balita dengan status gizi buruk. B. Lingkungan Rentan di Desa Pecuk Lingkungan rentan gizi adalah segala sesuatu yang ada disekitar masyarakat atau dalam hal ini disekitar keluarga balita, baik berupa benda mati, benda hidup termasuk manusia lainnya, serta suasana yang terbentuk oleh karena interaksi masing-masing elemen yang secara teoritis tidak mendukung terbentuknya status gizi baik pada balita. Berdasarkan gambaran status gizi yang relatif baik di Desa Pecuk tersebut tidak sesuai dengan kenyataan berupa lingkungan rentan gizi yang ada di daerah tersebut. Lingkungan rentan tersebut adalah tingkat pendidikan, pendapatan dan lingkungan rumah tangga sehat. 1. Tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah. Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.3. Hampir 80% penduduk dengan tingkat pendidikan sampai dengan tamat SD atau sederajat. Gambaran khusus pendidikan ibu balita di Desa Pecuk, sebagian besar (83,94%) berpendidikan SD (Sekolah Dasar) sampai dengan tingkat SLTP (sekolah lanjutan tingkat pertama), seperti yang tergambar pada Tabel
10 Tabel 5.3: Data pendidikan Ibu Balita di Desa Pecuk, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak bulan Mei tahun 2009 Pendidikan Ibu Buruk Kurang SD 10 0 (4,58%) SLTP 12 0 (5,50%) SLTA 4 0 (1,83%) DIPLOMA 0 0 S1 0 0 Jumlah 26 0 (11,92%) Sumber: Data primer Baik Lebih Total 65 (29,81%) 94 (43,11%) 25 (11,46%) 3 (1,37%) 3 (1,37%) 190 (87,15%) 1 (0,45%) 1 (0,45%) (0,91%) 76 (34,86%) 107 (49,08%) 29 (13,32%) 3 (1,37%) 3 (1,37%) 218 (100%) 2. Tingkat pendapatan keluarga. Mata pencaharian masyarakat Desa Pecuk, sebagian besar sebagai buruh, baik sebagai buruh tani maupun buruh swasta seperti pekerja pabrik rokok, pabrik mebel, supir dan buruh bengkel. Gambaran ini dapat mencerminkan bagaimana tingkat pendapatan keluarga. Sebagian besar keluarga balita di Desa Pecuk (52,29%) mempunyai pendapatan berkisar antara lebih dari Rp ,- sampai dengan Rp ,- perbulan, sesuai dengan gambaran pada Tabel
11 Tabel 5.4: Data rata-rata pendapatan keluarga balita per bulan di Desa Pecuk, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak bulan Mei tahun 2009 Pendapatan keluarga (ribuan Rp) Buruk Kurang Baik Lebih Total < (0,45%) 12 (5,50%) 0 13 (5,96%) (7,33%) 36 (16,51%) 2 (0,91%) 54 (24,77%) > (4,12%) 105 (48,16%) (52,29%) > (16,97%) 0 37 (16,97%) Jumlah 0 26 (11,92%) 190 (87,15%) 2 (0,91%) 218 (100%) Sumber: Data primer Sedangkan pendapatan perkapita terbanyak berkisar antara lebih dari Rp ,- sampai dengan Rp ,- per bulan, yaitu 40,82%. Masih ditemukan pendapatan perkapita kurang dari Rp ,- perbulan atau sebaliknya keluarga yang mempunyai pendapatan perkapita tertinggi didaerahnya yaitu lebih dari Rp ,- sampai dengan Rp ,- per bulan, walaupun jumlahnya tidak lebih dari 3%, seperti yang terlihat pada Tabel 5.5. Gambaran tingkat pendapatan keluarga ini juga dapat menggambarkan jumlah keluarga miskin yang terdapat di Desa Pecuk, yang terlihat pada gambaran jumlah keluarga prasejahtera terlihat cukup tinggi, yaitu sebesar 43,69% atau 269 keluarga, seperti yang terlihat pada Gambar
12 Tabel 5.5: Pendapatan keluarga balita per kapita per bulan di Desa Pecuk, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak bulan Mei tahun Pendapatan Keluarga Perkapita ( ribuan Rp ) Buruk Kurang Baik Lebih Total Prosentase ( % ) < > > > > > > > > Jumlah Sumber: Data primer Desa Pecuk merupakan daerah pedesaan yang mempunyai lingkungan rentan gizi, yaitu dengan pendidikan, pendapatan keluarga yang tidak mendukung terjadinya status gizi masyarakat yang baik. Desa Pecuk ini seperti juga gambaran kebanyakan desa-desa yang ada di Indonesia, dimana potensi sumber daya alamnya terutama berupa lahan persawahan yaitu sebesar 74,44% atau 192 Ha (Gambar 4.2). Pekerjaan dan mata pencahariannya sebagian besar adalah sebagai petani dan buruh tani. Hal ini memungkinkan konsumsi makanan keluarga tergantung dari hasil panennya. Hasil panen ini dipergunakan langsung untuk konsumsi makanan keluarga atau melalui transaksi
13 keuangan/perdagangan terlebih dahulu kemudian baru dipergunakan untuk biaya konsumsi makanan keluarga. 3. Lingkungan rumah tangga sehat. Keadaan lingkungan yang dinilai berdasarkan indikator prosentase keluarga yang memiliki persediaan air minum sehat, prosentase keluarga yang memiliki akses terhadap jamban sehat, prosentase keluarga yang mengelola sampah dengan aman, prosentase keluarga yang mengelola air limbahnya dengan aman, laju pertumbuhan penduduk, dan prevalensi akseptor KB. Disimpulkan bahwa di Desa pecuk yang termasuk dalam wilayah Puskesmas Mijen II belum memenuhi syarat sehat sesuai dengan yang diharapkan, seperti yang tergambar pada BAB IV (Profil Kesehatan Desa Pecuk). Gambar 5.4: Contoh gambar lingkungan yang mengindikasikan rentan gizi berupa pendapatan rendah, lingkungan fisik tidak sehat di Desa Pecuk Kecamatan Mijen,Kabupaten Demak Sumber: Data primer 129
14 Gambar 5.5: Gambar yang mengindikasikan status gizi baik di lingkungan rentan gizi berupa pendapatan yang rendah di Desa Pecuk Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak (yang dapat dilihat dari bentuk dan keadaan rumah) Sumber: Data primer Lingkungan rentan gizi di Desa Pecuk juga tergambar dari hasil observasi, yang berupa: 1. Kebanyakan halaman rumah tidak tertata rapi dan kurang bersih, dengan binatang piaraan terutama ayam atau bebek yang berkeliaran. Pemanfaatan pekarangan untuk keperluan ketersediaan pangan keluarga, misalnya menanaman sayur-sayuran tak banyak terlihat. 130
15 2. Rata-rata tempat pembuangan sampah terkumpul disudut rumah dengan sistem penggalian lubang, atau hanya dikumpulkan untuk kemudian dibakar. 3. Saluran pembuangan limbah hanya berupa galian tanah berbentuk saluran (berupa saluran tanpa betonisasi) yang terlihat tanpa genangan air. 4. Rata-rata sudah mempunyai kamar mandi dan jamban sendiri-sendiri, dengan air yang berasal dari sumur. 5. Sirkulasi udara dan pencahayaan didalam rumah rata-rata sudah cukup memadai. 6. Lingkungan status ekonomi keluarga di amati atau dinilai dari kondisi bangunan rumah yang ratarata berupa rumah semi permanen dengan lantai plesteran dan sebagian tanah, dinding tembok tanpa plesteran atau dengan dinding kayu tanpa cat atau dinding anyaman bambu. Hal ini menunjukan status ekonomi/pendapatan keluarga rata-rata termasuk kalangan menengah kebawah. Berdasarkan data tentang status gizi balita dan lingkungan rentan gizi di Desa Pecuk, maka dapat disimpulkan bahwa gambaran terbanyak adalah balita dengan gizi baik (84,21%) dan tidak didapatkan balita dengan gizi buruk, yang berarti diatas rata-rata status gizi baik di wilayah kabupatennya (Kabupaten Demak) yang sebesar 82,48%, atau dapat dikatakan bahwa status gizi balita di Desa Pecuk relativ baik. Hal tersebut tidak sesuai dengan kenyataan berupa lingkungan rentan gizi yang ada di daerah tersebut yang berupa: 1) tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah, dengan jumlah terbanyak 131
16 sampai dengan tamat SD (79,58%) dan dengan pendidikan ibu balita terbanyak pada tingkat SLTP (49,08%), 2) tingkat pendapatan yang rendah atau kemiskinan yang digambarkan pada jumlah keluarga prasejahtera terlihat cukup tinggi (43,69%), serta 3) lingkungan rumah tangga yang belum memenuhi syarat sehat. 132
KUESIONER PERAN IBU. Lampiran:
Lampiran: KUESIONER PERAN IBU Petunjuk Pengisian 1. Untuk pertanyaan A, B, C, D diharapkan mengisi jawaban sesuai kolom yang tersedia dan memilih satu jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban
Lebih terperinciGRAFIK CAKUPAN TEMPAT BEROBAT BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT
DESA CIGELAM GRAFIK CAKUPAN TEMPAT BEROBAT BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT 6 5 4 3 2 1 59,77 4,22 Puskesmas TenKes dan RS Tradisional Berobat sendiri Dari grafik diatas terlihat sebagian besar masyarakat memilih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan
2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan pelayanan medis dan pelayanan kesehatan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung berjudul Dampak Program Warung Anak Sehat (WAS) terhadap Perilaku Hygiene-Sanitasi Ibu WAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam siklus hidup manusia gizi memegang peranan penting. Kekurangan gizi pada anak balita akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di negara berkembang dan negara maju. Hal ini disebabkan karena masih tingginya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jangka Menengah untuk pencapaian program perbaikan gizi 20%, maupun target
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia prevalensi balita gizi buruk adalah 4,9% dan gizi kurang sebesar 13,0% atau secara nasional prevalensi balita gizi buruk dan gizi kurang adalah sebesar
Lebih terperinciBAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)
58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani
Lebih terperinciBAB. III PROSES DAN METODE PENELITIAN. A. Dasar Pemilihan Desa Pecuk Sebagai daerah Penelitian
BAB. III PROSES DAN METODE PENELITIAN A. Dasar Pemilihan Desa Pecuk Sebagai daerah Penelitian Pernyataan ini adalah awal dari rangkaian penelitian yang akan dilakukan, mengingat lokasi penelitian sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat pula menyebabkan
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUWANGI
1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. utama, pertama asupan makanan dan utilisasi biologik zat gizi (Savitri, 2005).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status gizi merupakan hasil keseimbangan antara konsumsi zat-zat gizi dengan kebutuhan gizi untuk berbagai proses biologis dari organisme tersebut. Apabila dalam keseimbangan
Lebih terperinciKUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA
94 KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA KARAKTERISTIK KELUARGA Nomor Responden : Nama Responden (Inisial)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan SDM yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi adalah masalah kesehatan yang penanggulangannya tidak hanya dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi disamping merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya status gizi
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL
DAFTAR ISI PERNYATAAN... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih dihadapkan pada berbagai masalah diantaranya masih banyaknya balita
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terpenuhinya gizi balita merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) dimasa depan, namun pada pencapaiannya masih dihadapkan
Lebih terperinciKMS = Kartu Menuju Sehat Sebagai alat bantu pengukuran dan pemantauan STATUS GIZI balita Masih ditemukan tingginya kesalahan pada saat pengisian KMS
copyright@saricipta KMS = Kartu Menuju Sehat Sebagai alat bantu pengukuran dan pemantauan STATUS GIZI balita Masih ditemukan tingginya kesalahan pada saat pengisian KMS Keadaan keseimbangan antara ASUPAN
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. karantina, para penderita penyakit tersebut berangsur angsur sembuh. Mengingat banyaknya
33 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kelurahan Bumi Waras Pada mulanya wilayah Kelurahan Bumi Waras adalah tempat untuk mengkarantina penderita penyakit menular seperti cacar, kolera,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang bermutu. Menurut data United Nations Development Program
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Titik berat dari pembangunan Bangsa Indonesia adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja. Salah satu
Lebih terperinciKUESIONER GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008
Lampiran 1 KUESIONER GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008 IDENTITAS RESPONDEN 1. Umur Responden : a). < 20 tahun b).
Lebih terperinciKUESIONER SURVEY MAWAS DIRI
I. IDENTITAS RESPONDEN Nama Responden : Alamat : Tanggal Wawancara : KUESIONER SURVEY MAWAS DIRI II. DATA KELUARGA 1. Nama KK :... 2. Umur :... 3. Jenis Kelamin : L / P 4. Agama : 5. Pendidikan :... 6.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penting yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Peningkatan kualitas SDM perlu
Lebih terperinciVII. ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN. 7.1 Pengaruh TMR terhadap Terciptanya Lapangan Usaha
VII. ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN 7. Pengaruh TMR terhadap Terciptanya Lapangan Usaha Keberadaan pariwisata memberikan dampak postif bagi pengelola, pengunjung, pedagang,
Lebih terperinciBerapa penghasilan rata-rata keluarga perbulan? a. < Rp b. Rp Rp c. > Rp
LAMPIRAN 1 LEMBAR PERTANYAAN ANALISIS PENILAIAN RUMAH SEHAT DAN RIWAYAT PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA BALITA DI DESA SIHONONGAN KECAMATAN PARANGINAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2016 I. Identitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan pangan. Banyak kasus kurang gizi disebabkan karena rendahnya pemahaman pola konsumsi yang sehat
Lebih terperinciKarakteristik sosial-ekonomi keluarga: Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Besarnya keluarga. Pengetahuan, sikap, dan praktik ibu contoh.
22 Karakteristik sosial-ekonomi keluarga: Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Besarnya keluarga Ketersediaan Pangan Pengetahuan, sikap, dan praktik ibu contoh Kondisi Lingkungan Pola Asuh Tingkat kepatuhan
Lebih terperinciTabel 1.1 Profil keluarga Dampingan No Nama Stataus Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan 1 I Nyoman Suami & 62 Tidak Buruh Pekerja
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN 1.1 Profil Keluarga Dampingan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN RM) merupakan bentuk pendidikan yang berbasis kemasyarakatan dengan tujuan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA ANGKA KEJADIAN ISPA DI RW. 03 KELURAHAN SUKAWARNA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN
64 LAMPIRAN Arie Wahyudi 0410034 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA ANGKA KEJADIAN ISPA DI RW. 03 KELURAHAN SUKAWARNA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 2007 IDENTIRTAS RESPONDEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan memiliki peranan penting dalam tumbuh kembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan memiliki peranan penting dalam tumbuh kembang anak karena anak sedang dalam masa tumbuh sehingga segala kebutuhan anak berbeda dengan kebutuhan orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses tumbuh kembang balita. Balita pendek memiliki dampak negatif yang akan berlangsung dalam kehidupan selanjutnya.
Lebih terperinciDaftar pertanyaan yang diambil dari Quesioner Riskesdas No Kode Quesioner Pertanyaan
68 Lampiran Daftar pertanyaan yang diambil dari Quesioner Riskesdas 2007 No Kode Quesioner Pertanyaan Karakteristik Keluarga. RKD07.RT Blok I No.5 Klasifikasi desa/ kelurahan. Perkotaan 2. Pedesaan 2.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia. Jumlah penderita kurang gizi di dunia mencapai 104 juta anak dan keadaan kurang gizi merupakan
Lebih terperinciTABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun
TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012-2017 NO ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa yang membutuhkan perhatian lebih dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa balita adalah masa yang membutuhkan perhatian lebih dari orang tua. Perhatian harus diberikan pada pertumbuhan dan perkembangan balita, status gizi sampai pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN atau 45% dari total jumlah kematian balita (WHO, 2013). UNICEF
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. Gizi merupakan penentu kualitas sumber daya manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stunting adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan populasi yang menjadi referensi internasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sering menderita kekurangan gizi, juga merupakan salah satu masalah gizi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dibawah 5 tahun adalah masa kritis dengan pertumbuhan cepat baik pertumbuhan fisik dan otak yang merupakan kelompok paling sering menderita kekurangan gizi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Kekurangan gizi belum dapat diselesaikan, prevalensi masalah gizi lebih dan obesitas
Lebih terperinciBAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) merupakan bentuk pendidikan yang berbasis kemasyarakatan dengan tujuan untuk melatih mahasiswa untuk
Lebih terperinciKalimantan Selatan. Pasar Terapung Muara Kuin
418 Penghitungan Indeks Indonesia 2012-2014 Kalimantan Selatan Pasar Terapung Muara Kuin Pasar Terapung Muara [Sungai] Kuin atau Pasar Terapung Sungai Barito adalah pasar terapung tradisional yang berada
Lebih terperincidibawah usia 5 tahun (Anonim, Kompas, Mei 2005). Hal ini juga golongan masyarakat rentan gizi (Sediaoetama,1999).
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Secara umum masalah gizi di Indonesia terutama Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan salah satu masalah kesehatan anak yang menjadi problem khusus. Angka kejadian tertinggi
Lebih terperinciNo Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat merupakan salah satu perwujudan dari pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat.salah
Lebih terperinci14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang.
14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang. 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan. 3. Jenis dinding tempat
Lebih terperinciKUISIONER SURVEY MAWAS DIRI
KUISIONER SURVEY MAWAS DIRI Survey Mawas Diri adalah survey yang dilakukan secara rutin untuk mengetahui permasalahan kesehatan di masyarakat. Informasi yang didapatkan melalui survey ini sangat berguna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah gizi buruk dan gizi kurang nampaknya belum bisa teratasi dengan baik dalam skala internasional maupun nasional, tercatat 101 juta anak di dunia berusia di
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Penelitian mengenai hubungan antara kepatuhan konsumsi biskuit yang diperkaya protein tepung ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dengan status gizi dan morbiditas
Lebih terperinciANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI
ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI Kuliah Pembekalan KKP 2012 DR. Ikeu Tanziha Pengertian Pengertian analisis situasi pangan dan gizi adalah kegiatan pengamatan terhadap kondisi pangan dan gizi masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anak balita merupakan salah satu golongan penduduk yang rawan terhadap masalah gizi. Mereka mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai
Lebih terperinciPROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL
PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL Kepada Yth. Ibu Balita Di Tempat Kabanjahe, Juli 2015 Saya mahasiswa Jurusan Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul. Dalam hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak balita merupakan salah satu golongan penduduk yang rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi penyakit yang menyerang pada balita yang terjadi di saluran napas dan kebanyakan merupakan infeksi virus.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia meningkat dengan pesat dalam 4 dekade
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia meningkat dengan pesat dalam 4 dekade terakhir ditandai dengan perbaikan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Pada tahun 2010, pendapatan
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 25 TAHUN 2012 TATA CARA PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN JEMBRANA
BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi. Puskesmas Kadudampit Puskesmas Cikidang Puskesmas Citarik. Peserta program pemberian makanan biskuit fungsional
37 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Penelitian ini merupakan penelitian survey yang dilakukan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Lokasi penelitian ini terdiri dari 3 Puskesmas yaitu Kadudampit,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Status Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan. terjangkau dan aman dikonsumsi bagi setiap warga untuk menopang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumberdaya manusia suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas
Lebih terperinciANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI
ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI Kuliah Pembekalan KKP 2012 DR. Ikeu Tanziha Pengertian Pengertian analisis situasi pangan dan gizi adalah kegiatan pengamatan terhadap
Lebih terperinciMangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/
PROFIL USAHA ISTRI NELAYAN MANGGOPOH PALAK GADANG PADANG PARIAMAN Oleh: Hasan Basri Nasution Peneliti Pusat Kajian Mangrove dan Kawasan Pesisir Universitas Bung Hatta Jl. Sumatera Ulak Karang Padang Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan makanan dan penggunaan zat gizi. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT
Lampiran KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT I. Karakteristik Responden. Nama :. Jenis Kelamin :. Pekerjaan : 4. Pendidikan : II. Pengetahuan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Balita merupakan kelompok masyarakat yang rentan gizi. Kelompok
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Balita merupakan kelompok masyarakat yang rentan gizi. Kelompok tersebut mengalami siklus pertumbuhan dan perkembangan yang membutuhkan zat-zat gizi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAAN. Masa balita adalah masa kehidupan yang sangat penting dan perlu
BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah Masa balita adalah masa kehidupan yang sangat penting dan perlu perhatian yang serius. Pada masa ini berlangsung proses tumbuh kembang yang sangat pesat yaitu
Lebih terperinciHUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA
HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
71 Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI SEKOLAH DASAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 1. Pilihlah
Lebih terperinciBAB IX PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB IX PENUTUP A. Kesimpulan Desa Pecuk, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah dengan lingkungan rentan giz, karena pendapatan masyarakatnya yang relatif rendah, pendidikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.. Keadaan Umum Tempat Penelitian Palabuhanratu merupakan salah satu kecamatan di daerah pesisir Teluk Palabuhanratu yang juga merupakan ibu kota Kabupaten Sukabumi, Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian dari membangun manusia seutuhnya yang diawali dengan pembinaan kesehatan anak mulai sejak dini. Pembinaan kesehatan anak sejak awal
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam melakukan kegiatan sehingga juga akan mempengaruhi banyaknya
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Responden 1. Umur Umur merupakan suatu ukuran lamanya hidup seseorang dalam satuan tahun. Umur akan berhubungan dengan kemampuan dan aktivitas seseorang dalam melakukan
Lebih terperinciPROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS
PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, karena merupakan kelompok yang rawan terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak balita merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Oleh karena itu, kelompok usia balita perlu mendapat perhatian, karena
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67
RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS 2015 Dalam kaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan, meningkatnya derajat kesehatan penduduk di suatu wilayah, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas
Lebih terperinciLampiran 1 Tingkat ketahanan pangan di berbagai wilayah di Provinsi Jawa Tengah
LAMPIRAN 67 68 Lampiran 1 Tingkat ketahanan pangan di berbagai wilayah di Provinsi Jawa Tengah 68 69 68 Lampiran 2 Sebaran rumah tangga berdasarkan keragaan akses ibu terhadap informasi dan pelayanan gizi
Lebih terperinciDAFTAR TABEL. Daftar Tabel. Tabel Jumlah Partai Politik, Lsm Dan Ormas Di Tingkat Kabupaten 21 GAMBARAN UMUM
DAFTAR TABEL GAMBARAN UMUM Kondisi Geografis Tabel 1.1.1. Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Ketinggian Tempat Di Kabupaten Subang, 6 Tabel 1.1.2. Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Kemiringan Lereng Di Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme termasuk common cold, faringitis (radang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia.ispa menyebabkan hampir 4 juta orang meninggal setiap
Lebih terperinciDIAGNOSIS & INTERVENSI KOMUNITAS DI DESA TANJUNG PASIR KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOM BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DIAGNOSIS & INTERVENSI KOMUNITAS DI DESA TANJUNG PASIR KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 1. Periode 23 Mei sd 24 Juni 2011 No Jumlah
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Masalah Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah yang mengenai parenkim paru. Menurut anatomi, pneumonia pada anak dibedakan menjadi pneumonia
Lebih terperinci1. Pendidikan ibu : 1. Tidak sekolah 2. Tamat SD 3. Tamat SLTP 4. Tamat SLTA 5. Tamat Akademi/Perguruan Tinggi
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN IBU DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP PENCEGAHAN GIZI BURUK PADA BALITA DI DESA SIKALONDANG KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2011 I. Identitas Responden Nama Ibu : Jumlah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penduduknya berasal dari berbagai kecamatan, yaitu kecamatan Batudaa, Tibawa,
46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Terbentuknya Desa Pilomonu Desa Pilomonu merupakan pemekaran Desa Diloniyohu yang penduduknya berasal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya menjaga kesehatan bagi masyarakat adalah hal mutlak. Karena dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat terus produktif.
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM POTENSI DAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA PECUK
BAB IV GAMBARAN UMUM POTENSI DAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA PECUK A. Sejarah Singkat Desa Pecuk Menurut H. Abdullah Mukti yang merupakan juru kunci makam pendiri Desa Pecuk (Makam Mbah Suradi) dan sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu terciptanya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Bodgan & Tylor (dalam Moleong, 2010) mengonsepkan prosedur penelitian kualitatif sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat pula menyebabkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sosial yang ada di masyarakat umum di luar rumah. Seorang anak TK
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa Taman Kanak-Kanak merupakan awal dari pengenalan anak dengan suatu lingkungan sosial yang ada di masyarakat umum di luar rumah. Seorang anak TK sedang mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagian negara berkembang di dunia termasuk Indonesia menjadi salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian negara berkembang di dunia termasuk Indonesia menjadi salah satu negara yang belum memperlihatkan kemajuan signifikan dalam mencapai tujuan Milenium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disekelilingnya khususnya bagi mereka yang termasuk ke dalam kelompok rentan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok adalah salah satu perilaku hidup yang tidak sehat yang dapat merugikan dan sangat mengganggu bagi diri sendiri maupun orang lain disekelilingnya khususnya bagi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan
METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan prospective study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2003 (antara musim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik manusia yang mempengaruhi atau mungkin dipengaruhi, sehingga merugikan perkembangan fisik,
Lebih terperinciGAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA PENDERITA GIZI BURUK DI KABUPATEN BENGKULU SELATAN TAHUN 2014
GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA PENDERITA GIZI BURUK DI KABUPATEN BENGKULU SELATAN TAHUN 2014 Yuliarti Akademi Kebidanan Manna Abstrak: Dampak gizi buruk apabila tidak diatasi akan menyebabkan infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan. tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Kadang gizi dikatakan baik bila terdapat keseimbangan dan keserasian antara
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016
STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016 ISSN : No. Publikasi : 3211.1608 Katalog BPS : 1102001.3211050 Ukuran Buku : 17,6 cm 25 cm Jumlah Halaman
Lebih terperinciJumlah dan Teknik Pemilihan Sampel
Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian ini menggunakan desain case control bersifat Retrospective bertujuan menilai hubungan paparan penyakit cara menentukan sekelompok kasus
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurang Energi Protein (KEP) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Keadaan ini banyak diderita oleh kelompok balita yang merupakan generasi penerus bangsa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peradaban masyarakat untuk memenuhi kualitas hidup semakin dituntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan manusia sehingga ketersediaan pangan bagi masyarakat harus selalu terjamin. Manusia dengan segala kemampuannya selalu berusaha mencukupi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mengalami masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurang persediaan pangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kualitas tinggi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Balita merupakan kelompok masyarakat yang rentan gizi. Balita dengan berat badan BGM menjadi indikator awal bahwa balita tersebut mengalami masalah gizi. Balita merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan wahana pemberdayaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas
Lebih terperinci