UNIVERSITAS INDONESIA DI APOTEK ARAFAH JL. ARAFAH I NO. F/8 VILLA ILHAMI ISLAMIC - TANGERANG LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA DI APOTEK ARAFAH JL. ARAFAH I NO. F/8 VILLA ILHAMI ISLAMIC - TANGERANG LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ARAFAH JL. ARAFAH I NO. F/8 VILLA ILHAMI ISLAMIC - TANGERANG LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER AISYAH, S.Far ANGKATAN LXXVII FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JANUARI 2014

2 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ARAFAH JL. ARAFAH I NO. F/8 VILLA ILHAMI ISLAMIC - TANGERANG LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker AISYAH, S.Far ANGKATAN LXXVII FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JANUARI 2014 ii

3 iii

4 iv

5 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan program Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Arafah yang telah dilaksanakan pada tanggal 09 September 18 Oktober Penulisan laporan praktek kerja profesi apoteker ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Indonesia. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Dr. Mahdi Jufri, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi ; 2. Ibu Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS., Apt. Sebagai Pejabat Sementara Dekan Fakultas Farmasi sampai dengan tanggal 20 Desember Bapak Dr. Harmita, Apt. selaku Ketua Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi, pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan selama penulis menempuh pendidikan di Farmasi dan selama melaksanakan PKPA; 4. Ibu Lily Komiarsih, S.Si., Apt., selaku pemilik sarana apotek yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melakukan PKPA di Apotek Arafah. 5. Ibu Netti Yuliani, S.Farm, Apt., selaku pembimbing dari Apotek Arafah yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama melaksanakan PKPA di Apotek Arafah. 6. Ibu Dra. Azizahwati, MS., Apt., selaku pembimbing di Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi UI yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama pelaksanaan dan penyusunan laporan PKPA di Apotek Arafah. 7. Seluruh staf Apotek Arafah yang telah memberikan arahan selama penulis melaksanakan PKPA di Apotek Arafah. v

6 8. Seluruh staf pengajar dan bagian Tata Usaha program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi, atas ilmu, dukungan, dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama ini. 9. Keluarga dan orang-orang terdekat penulis yang selama ini tidak pernah berhenti memberikan dukungan dan doa. 10. Seluruh rekan sesama Apoteker Angkatan 77 Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, atas kerja sama, dukungan, semangat, dan persahabatan yang telah terjalin selama menempuh pendidikan di program profesi apoteker. 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan laporan ini. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan di dalam laporan ini. Oleh karena itu, penulis terbuka untuk menerima saran dan kritik yang membangun untuk memperbaiki penulisan laporan penulis ke depannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat, baik bagi diri penulis maupun pihak lain yang terlibat dan membaca laporan ini. Penulis 2014 vi

7 vii

8 ABSTRAK Nama : Aisyah, S.Far. NPM : Program Studi : Profesi Apoteker Judul : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Arafah Jl. Arafah I No. F/8 Villa Ilhami Islamic - Tangerang Apotek adalah tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Pelayanan kefarmasian saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu kepada Pharmaceutical Care. Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien maupun tenaga kesehatan lain. Kegiatan PKPA dilaksanakan pada tanggal 09 September - 18 Oktober 2013 di Apotek Arafah dengan tujuan untuk mengenal dan memahami peran dan tanggung jawab seorang apoteker di apotek serta menambah pengetahuan dan meningkatkan keterampilan dalam pekerjaan kefarmasian. Sedangkan tujuan dari tugas khusus adalah untuk menyusun strategi pemasaran apotek berdasarkan faktor internal dan eksternal apotek dengan menggunakan analisis SWOT. Kata Kunci : Praktek Kerja Profesi Apoteker, Apotek Arafah, pekerjaan kefarmasian, Pharmaceutical Care, strategi pemasaran, analisis SWOT Tugas Umum : xiii+41 halaman : 4 gambar, 16 lampiran Tugas Khusus : iv + 17 halaman : 6 lampiran Daftar Acuan Tugas Umum : 11 ( ) Daftar Acuan Tugas Khusus : 4 ( ) viii

9 ABSTRACT Name : Aisyah, S. Far. NPM : Study Program : Pharmacist Title : Report of Pharmacist Internship Program in Arafah Pharmacy at Arafah I Street No. F/8 Villa Ilhami Islamic Tangerang Pharmacy is a place where do pharmacy work and distribution of pharmaceutical and other medical supplies to the public. Pharmaceutical services have now changed its orientation from the drug to patients who refer to Pharmaceutical Care. As a consequence of the change in orientation, pharmacists are required to improve the knowledge, skills and behaviors in order to carry out a direct interaction with patients and other health professionals. Pharmacists Internship Program (PIP) activities held on September 9 th to October 18 th, 2013 in the Arafah Pharmacy with the aim to recognize and understand the roles and responsibilities of a pharmacist in a pharmacy as well as increase knowledge and improve skills in pharmacy work. While the purpose of the special task is to arrange marketing strategy based on internal and external factors by using SWOT analysis. Kata Kunci Keywords : Praktek Kerja Profesi Apoteker, Apotek Arafah, pekerjaan kefarmasian, Pharmaceutical Care, strategi pemasaran, analisis SWOT : Pharmacist Internship Program, Arafah, Pharmacy, pharmaceutical services, Pharmaceutical Care, marketing strategy, SWOT analysis, General Assignment : xiii + 41 pages : 4 pictures, 16 appendixes Specific Assignment : iv + 17 pages : 6 appendixes Bibliography of General Assignment : 11 ( ) Bibliography of Specific Assignment: 4 ( ) ix

10 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... iv KATA PENGANTAR... v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... vii ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan... 2 BAB 2 TINJAUAN UMUM Definisi Apotek Landasan Hukum Apotek Tugas dan Fungsi Apotek Tata Cara Pemberian Izin Apotek Kelengkapan Apotek Tenaga Kerja Apotek Apoteker Pengelola Apotek Pengalihan Tanggung Jawab Apoteker Pencabutan Surat Izin Apotek Sediaan Farmasi Pelayanan Kefarmasian di Apotek Pengelolaan Narkotika Pengelolaan Psikotropika Pelaporan Narkotika dan Psikotropika BAB 3 TINJAUAN KHUSUS Lokasi Bangunan dan Tata Ruang Sumber Daya Manusia Kegiatan Apotek BAB 4 PEMBAHASAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran x

11 DAFTAR ACUAN LAMPIRAN xi

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Penandaan obat bebas Gambar 2.2 Penandaan obat bebas terbatas Gambar 2.3 Penandaan obat keras Gambar 2.4 Penandaan obat narkotika xii

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Contoh Formulir APT Lampiran 2. Contoh Formulir APT Lampiran 3. Contoh Formulir APT Lampiran 4. Contoh Formulir APT Lampiran 5. Contoh Formulir APT Lampiran 6. Contoh Formulir APT Lampiran 7. Contoh Formulir APT Lampiran 8. Denah Lokasi Apotek Arafah Lampiran 9. Foto Apotek Arafah Lampiran 10. Layout Ruang Apotek Arafah Lampiran 11. Surat Pemesanan Barang Lampiran 12. Kartu Stok Apotek Arafah Lampiran 13. Etiket Obat Apotek Arafah Lampiran 14. Kuitansi Apotek Arafah Lampiran 15. Salinan Resep Apotek Arafah Lampiran 16. Form Hasil Pemeriksaan Darah xiii

14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang dijamin oleh pemerintah adalah keterjangkauan masyarakat untuk mengakses perbekalan kesehatan dan sediaan farmasi melalui suatu sarana kesehatan yakni apotek. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1332/MENKES/SK/X/2002, Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Tugas dan fungsi apotek berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980 yaitu tempat pengabdian apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan, sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat dan sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat secara luas dan merata. Pelayanan kefarmasian saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu kepada Pharmaceutical Care. Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada penyediaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien. Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah melaksanakan pemberian informasi, konseling, monitoring penggunaan obat untuk mengetahui hasil pengobatan yang diharapkan dan terdokumentasi dengan baik. Apoteker harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) dalam proses pelayanan. Oleh sebab itu apoteker dalam menjalankan praktek harus sesuai standar. Apoteker harus mampu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menetapkan terapi untuk mendukung penggunaan obat yang rasional (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2004). Apoteker perlu dipersiapkan agar dapat menjalankan fungsinya dalam mengelola apotek. Pentingnya peranan apoteker dalam mengelola apotek maka 1

15 2 calon apoteker perlu dibekali dengan pengetahuan dan pemahaman sebagai pelatihan untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama perkuliahan serta dapat mempelajari segala kegiatan dan permasalahan yang ada di suatu apotek. Oleh karena itu, Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia bekerja sama dengan Apotek Arafah menyelenggarakan Praktek Kerja Profesi Apoteker. Kegiatan ini diharapkan dapat mempersiapkan para calon apoteker agar dapat mengenal dan memahami peran dan tanggung jawab seorang apoteker di apotek serta menambah pengetahuan dan meningkatkan keterampilan dalam pekerjaan kefarmasian. 1.2 Tujuan Tujuan dari Praktek Kerja Profesi Apoteker adalah : a. Memahami tugas dan tanggung jawab apoteker di apotek. b. Mengetahui dan memahami peranan apoteker dalam mengelola apotek dari kegiatan teknis kefarmasian maupun kegiatan nonteknis kefarmasian.

16 BAB 2 TINJAUAN UMUM 2.1 Definisi Apotek Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, apotek adalah tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, serta perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika, sedangkan perbekalan kesehatan adalah semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker. Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional. Pelayanan kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan tujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika. 2.2 Landasan Hukum Apotek Apotek memiliki landasan hukum yang diatur dalam : a. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. b. Keputusan Pemertintah Kesehatan RI No. 1027/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. c. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/MENKES/SK/X/2003 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RI No.922/MENKES/PER/X/ 1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. 3

17 4 d. Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. e. Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. f. Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/MENKES/PER/X/1993 tentang Kententuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. g. Undang-Undang Kesehatan RI No.39 tahun 2009 tentang Kesehatan. h. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. i. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980 tentang perubahan atas PP No.26 Tahun 1965 tentang Apotek. 2.3 Tugas dan Fungsi Apotek Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980, tugas dan fungsi apotek adalah sebagai berikut: a. Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan. b. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat. c. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat secara luas dan merata. 2.4 Tata Cara Pemberian Izin Apotek Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 922/MENKES/PER/X/1993, Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek adalah sebagai berikut : (1) Permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-1 (Lampiran 1). (2) Dengan menggunakan Formulir APT-2 (Lampiran 2) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah

18 5 menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala Balai POM untuk melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan apotek melakukan kegiatan. (3) Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambatlambatnya 6 (enam) hari kerja setelah permintaan bantuan teknis dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksaan setempat dengan menggunakan contoh Formulir APT-3 (Lampiran 3). (4) Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3) tidak dilaksanakan, Apoteker Pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas Propinsi dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-4 (Lampiran 4). (5) Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah diterima laporan pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat (3) atau pernyataan ayat (4) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan SIA dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-5 (Lampiran 5). (6) Dalam hal hasil pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM dimaksud ayat (3) masih belum memenuhi syarat, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja mengeluarkan Surat Penundaan dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-6 (Lampiran 6). (7) Terhadap surat penundaan, Apoteker diberi kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selambat-lambatnya dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal surat penundaan. (8) Terhadap permohonan izin apotek yang ternyata tidak memenuhi persyaratan, atau lokasi yang tidak sesuai dengan permohonan, maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam jangka waktu selambat-lambatnya 12 (dua belas) hari kerja wajib mengeluarkan surat penolakan disertai dengan alasannya dengan menggunakan formulir model APT-7 (Lampiran 7).

19 6 Bila Apoteker menggunakan sarana milik pihak lain dalam pendirian apotek, maka harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Penggunaan sarana apotek yang dimaksud, wajib didasarkan atas perjanjian kerja sama antara Apoteker dan pemilik sarana. b. Pemilik sarana yang dimaksud harus memenuhi persyaratan tidak pernah terlibat dalam pelanggaran peraturan perudang-undangan di bidang obat sebagaimana dinyatakan dalam surat pernyataan yang bersangkutan. 2.5 Kelengkapan Apotek Untuk mendapatkan izin apotek, seorang apoteker atau apoteker yang bekerja sama dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan, harus siap dengan tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan farmasi yang lain yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain. Beberapa kelengkapan yang harus diperhatikan dalam pendirian sebuah apotek adalah tempat atau lokasi, bangunan, perlengkapan apotek, tenaga kerja apotek, dan perbekalan farmasi (Umar, 2011) Lokasi Persyaratan jarak minimum antar apotek tidak dipermasalahkan lagi, akan tetapi ketentuan ini dapat berbeda, sesuai dengan kebijakan/peraturan daerah masing-masing. Lokasi apotek dapat dipilih dengan mempertimbangkan segi pemerataan dan pelayanan kesehatan, jumlah penduduk, jumlah praktek dokter, sarana dan pelayanan kesehatan lain, sanitasi dan faktor-faktor lainnya Bangunan Bangunan apotek yang baik hendaknya memiliki ruang tunggu pasien, ruang peracikan dan penyerahan obat, ruang administrasi, ruang kerja apoteker, tempat pencucian alat dan kamar kecil. Bangunan apotek sebaiknya juga memiliki sumber air yang memenuhi syarat kesehatan, sumber penerangan yang dapat memberikan penerangan yang memadai, alat pemadam kebakaran, serta ventilasi dan sanitasi yang baik. Papan nama apotek dipasang di depan bangunan dengan

20 7 ketentuan memenuhi ukuran minimal panjang 60 cm, lebar 40 cm dengan tulisan hitam diatas dasar putih, tinggi huruf minimal 5 cm, umumnya terbuat dari papan yang pada bagian mukanya memuat nama apotek, nama APA, nomor SIA, alamat apotek, nomor telepon Peralatan Apotek Suatu apotek baru yang ingin beroperasi harus memiliki peralatan apotek yang memadai agar dapat mendukung pelayanan kefarmasiannya. Peralatan apotek yang harus dimiliki antara lain : a. Peralatan pembuatan, pengolahan dan peracikan seperti timbangan, lumpang, alu,gelas ukur, dan lain-lain. b. Peralatan dan tempat penyimpanan alat perbekalan farmasi seperti lemari obat, lemari pendingin, dan lemari khusus untuk narkotika dan psikotropika. Lemari narkotik harus memenuhi persyaratan yang ada dalam Permenkes Republik Indonesia No.28 Tahun c. Wadah pengemas dan pembungkus seperti kertas perkamen, plastik klip, tube dan lain-lain. d. Perlengkapan administrasi seperti blanko pesanan, salinan resep, buku catatan penjualan, buku catatan pembelian, kartu stok obat, dan kuitansi. e. Buku-buku dan literatur standar yang diwajibkan, serta kumpulan perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan apotek. 2.6 Tenaga Kerja Apotek Tenaga kerja di setiap apotek dapat berbeda-beda jumlahnya, tergantung pada kebutuhan masing-masing apotek. Sumber daya manusia yang dapat bekerja di apotek selain Apoteker Pengelola Apotek yaitu Apoteker Pendamping dan Asisten Apoteker yang bertugas di bawah pengawasan Apoteker.

21 8 2.7 Apoteker Pengelola Apotek Permenkes RI No. 1322/MENKES/SK/X/2002 menjelaskan Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker. Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah Apoteker yang telah diberi surat Izin Apotek (SIA). Sebelum melaksanakan kegiatannya, seorang APA wajib memiliki Surat Izin Apotek (SIA) yang berlaku untuk seterusnya selama apotek masih aktif melakukan kegiatan dan APA dapat melakukan pekerjaannya serta masih memenuhi persyaratan. Seorang APA bertanggung jawab akan kelangsungan hidup apotek yang dipimpinnya, dan juga bertanggung jawab kepada pemilik modal apabila bekerja sama dengan pemilik modal. Apoteker yang akan menjalankan pekerjaan kefarmasian harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut : a. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Pasal 35: (1) Tenaga kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 harus memiliki keahlian dan kewenangan dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian. (2) Keahlian dan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilaksanakan dengan menerapkan Standar Profesi. (3) Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus didasarkan pada Standar Kefarmasian, dan Standar Prosedur Operasional yang berlaku sesuai fasilitas kesehatan dimana Pekerjaan Kefarmasian dilakukan. b. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Pasal 37: (1) Apoteker yang menjalankan Pekerjaan Kefarmasian harus memiliki sertifikat kompetensi profesi. (2) Bagi Apoteker yang baru lulus pendidikan profesi, dapat memperoleh sertifikat kompetensi profesi secara langsung setelah melakukan registrasi. (3) Sertifikat kompetensi profesi berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk setiap 5 (lima) tahun melalui uji kompetensi profesi apabila Apoteker tetap akan menjalankan Pekerjaan Kefarmasian.

22 9 c. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Pasal 52: (1) Setiap Tenaga Kefarmasian yang melaksanakan Pekerjaan Kefarmasian di Indonesia wajib memiliki surat izin sesuai tempat Tenaga Kefarmasian bekerja. (2) Surat izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: a. SIPA bagi Apoteker yang melakukan Pekerjaan Kefarmasian di Apotek, puskesmas atau instalasi farmasi rumah sakit; b. SIPA bagi Apoteker yang melakukan Pekerjaan Kefarmasian sebagai Apoteker pendamping; d. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Pasal 54: (1) Apoteker sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (2) huruf a hanya dapat melaksanakan praktik di 1 (satu) Apotik, atau puskesmas atau instalasi farmasi rumah sakit. (2) Apoteker pendamping sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (2) huruf b hanya dapat melaksanakan praktik paling banyak di 3 (tiga) Apotek, atau puskesmas atau instalasi farmasi rumah sakit. Surat Tanda Registrasi (STRA) merupakan bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri kepada Apoteker yang telah diregistrasi. STRA berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu lima tahun selama masih memenuhi persyaratan. Untuk memperoleh STRA, Apoteker harus memenuhi persyaratan (Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Pasal 40): a. Memiliki ijazah Apoteker. b. Memiliki sertifikat kompetensi profesi. c. Mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji Apoteker. d. Mempunyai surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki surat izin praktek, dan e. Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi. Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) adalah surat izin yang diberikan kepada Apoteker untuk dapat melaksanakan pekerjaan kefarmasian pada Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS). SIPA dikeluarkan oleh Kepala Dinas

23 10 Kesehatan Kabupaten/Kota tempat pekerjaan kefarmasian dilakukan. SIPA dapat dibatalkan demi hukum apabila pekerjaan kefarmasian dilakukan pada tempat yang tidak sesuai dengan yang tercantum dalam surat izin. Untuk mendapatkan SIPA, Apoteker harus memiliki (Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Pasal 55) : a. Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) b. Tempat atau ada tempat untuk melakukan pekerjaan kefarmasian atau fasilitas kesehatan yang memiliki izin. c. Rekomendasi dari organisasi profesi Tugas dan kewajiban apoteker di apotek adalah sebagai berikut : a. Memimpin seluruh kegiatan apotek, baik kegiatan teknis maupun non teknis kefarmasian sesuai dengan ketentuan maupun perundangan yang berlaku. b. Mengatur, melaksanakan, dan mengawasi administrasi. c. Mengusahakan agar apotek yang dipimpinnya dapat memberikan hasil yang optimal sesuai dengan rencana kerja dengan cara meningkatkan omset, mengadakan pembelian yang sah dan penekanan biaya serendah mungkin. d. Melakukan pengembangan usaha apotek Wewenang dan tanggung jawab APA meliputi (Umar, 2011): a. Menentukan arah terhadap seluruh kegiatan b. Menentukan sistem (peraturan) terhadap seluruh kegiatan c. Mengawasi pelaksanaan seluruh kegiatan d. Bertanggung jawab terhadap kinerja yang dicapai. 2.8 Pengalihan Tanggung Jawab Apoteker Pengalihan tanggung jawab apoteker diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/MenKes/SK/X/2002 (Pasal 19 dan 24) yaitu : a. Apabila Apoteker Pengelola Apotek (APA) berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka apotek, APA harus menunjuk apoteker pendamping.

24 11 b. Apabila APA dan Apoteker pendamping karena hal-hal tertentu berhalangan melakukan tugasnya, APA menunjuk apoteker pengganti. c. Apabila APA meninggal dunia, dalam jangka waktu dua kali dua puluh empat jam, ahli waris APA wajib melaporkan kejadian tersebut secara tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. d. Apabila pada apotek tersebut tidak terdapat Apoteker pendamping, pelaporan oleh ahli waris wajib disertai penyerahan resep, narkotika, psikotropika, obat keras, dan kunci tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika. e. Pada penyerahan resep, narkotika, psikotropika dan obat keras serta kunci tersebut, dibuat berita acara serah terima dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. 2.9 Pencabutan Surat Izin Apotek Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek Pasal 25 ayat 1, Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten dapat mencabut Surat Izin Apotek apabila: a. Apoteker tidak lagi memenuhi kewajibannya untuk menyediakan, menyimpan dan menyerahkan sediaan farmasi yang bermutu baik dan keabsahannya terjamin. b. Apoteker Pengelola Apotek berhalangan melakukan tugasnya lebih dari dua tahun secara terus menerus. c. Terjadi pelanggaran terhadap Undang-Undang tentang Narkotika, Undang- Undang Obat Keras, dan Undang-Undang tentang Kesehatan. d. Surat Izin Praktek Apoteker Pengelola Apotek dicabut. e. Apotek tidak dapat lagi memenuhi persyaratan mengenai kesiapan tempat pendirian apotek, serta kelengkapan sediaan farmasi dan perbekalan lainnya baik merupakan milik sendiri atau pihak lain.

25 12 Pelaksanaan pencabutan surat izin apotek dilaksanakan setelah dikeluarkan: a. Peringatan secara tertulis kepada APA sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 2(dua) bulan dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-12. b. Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-lamanya 6 (enam) bulan sejak dikeluarkannya penetapan pembekuan kegiatan Apotek dengan menggunakan Formulir Model APT-13. Pembekuan Izin Apotek sebagaimana dimaksud dalam huruf (b) di atas, dapat dicairkan kembali apabila apotek telah membuktikan memenuhi seluruh persyaratan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan ini dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-14. Pencairan Izin Apotek yang dimaksud dilakukan setelah menerima laporan pemeriksaan dari Tim Pemeriksaan Dinas KesehatanKabupaten/Kota setempat. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/MENKES/PER/X/1993, apabila Surat Izin Apotek dicabut, Apoteker Pengelola Apotek atau Apoteker Pengganti wajib mengamankan perbekalan farmasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengamanan yang dimaksud wajib mengikuti tata cara sebagai berikut (Peraturan Menteri Kesehatan No. 1332/MENKES/SK/X/2002): a. Dilakukan inventarisasi terhadap seluruh persediaan narkotika, obat keras tertentu, dan obat lain serta seluruh resep yang tersedia di apotek. b. Narkotika, psikotropika dan resep harus dimasukkan dalam tempat yang tertutup dan terkunci. c. Apoteker Pengelola Apotek wajib melaporkan secara tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, tentang penghentian kegiatan disertai laporan inventarisasi yang dimaksud dalam huruf (a) Sediaan Farmasi Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Untuk menjaga keamanan penggunaan obat oleh masyarakat, maka pemerintah

26 13 menggolongkan obat menjadi obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, serta narkotik dan psikotropik Obat bebas (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 2380/A/SK/VI/83) Obat bebas adalah obat tanpa peringatan, yang dapat diperoleh tanpa resep dokter. Tanda khusus yang terdapat pada obat bebas adalah lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis tepi hitam. Gambar 2.1 Penandaan obat bebas Obat bebas terbatas (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 2380/A/SK/VI/83) Obat bebas terbatas adalah obat dengan peringatan, yang dapat diperoleh tanpa resep dokter. Obat bebas terbatas memiliki tanda peringatan untuk aturan pemakaian, yaitu: a. P. No. 1. Awas obat keras! Baca aturan pemakaian. Contohnya Decolgen, Ultraflu dan Fatigon. b. P. No.2. Awas Obat keras! Hanya untuk kumur, jangan ditelan. Contohnya Betadine gargle dan Minosep. c. P. No.3. Awas Obat keras! Hanya untuk bagian luar dari badan. Contohnya Rivanol dan Canesten d. P. No.4. Awas Obat keras! Hanya untuk dibakar. Contohnya rokok asthma e. P. No.5. Awas Obat keras! Tidak boleh ditelan. Contohnya Dulcolax suppositoria f. P. No.6. Awas Obat keras! Obat wasir, jangan ditelan. Ambeven dan Anusol.

27 14 Tanda khusus yang terdapat obat bebas terbatas adalah lingkaran bulat berwarna biru dengan garis tepi hitam. Gambar 2.2 Penandaan obat bebas terbatas Obat keras daftar G (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2396/A/SK/VIII/86) Obat keras adalah obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Tanda pada obat keras berupa lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi hitam dengan huruf K yang menyentuh garis tepi. Gambar 2.3 Penandaan obat keras Narkotika (Undang-undang nomor 35 Tahun 2009) Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Tanda pada obat golongan narkotika adalah palang medali berwarna merah. Gambar 2.4 Penandaan obat narkotika Narkotika dibagi ke dalam tiga golongan, yaitu : a. Narkotika Golongan I Narkotika Golongan I adalah narkotika yang memiliki potensi sangat tinggi dalam mengakibatkan ketergantungan. Narkotika golongan ini dilarang digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan. Narkotika Golongan I dalam

28 15 jumlah terbatas hanya digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk reagensia diagnostik dan reagensia laboratorium setelah mendapatkan persetujuan Menteri atas rekomendasi dari Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. Contoh : Tanaman Papaver somniferum (kecuali bijinya), opium, kokain, heroin, psilosibin, amfetamin. b. Narkotika Golongan II Narkotika Golongan II adalah narkotika yang dapat digunakan sebagai pilihan terakhir dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi tinggi dalam mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Difenoksilat, metadon, morfin, petidin. c. Narkotika Golongan III Narkotika Golongan III adalah narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi yang ringan dalam mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Kodein, dihidrokodein, norkodein. Menurut Undang-undang nomor 5 Tahun 1997, psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika digolongkan menjadi empat golongan. 1) Psikotropika Golongan I Psikotropika Golongan I adalah psikotropika yang memiliki potensi dalam mengakibatkan sindroma ketergantungan. Psikotropika golongan ini hanya digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, contohnya psilosibin, dan lisergida. 2) Psikotropika Golongan II Psikotropika Golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat untukpengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan, contohnya amfetamin, deksamfetamin, metamfetamin, dan sekobarbital.

29 16 3) Psikotropika Golongan III Psikotropika Golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan, contohnya amobarbital, pentazosin, pentobarbital, dan siklobarbital. 4) Psikotropika Golongan IV Psikotropika Golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan, contohnya alobarbital, alprazolam, barbital, diazepam, dan fenobarbital Pelayanan Kefarmasian di Apotek Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical care) adalah bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu kepada pelayanan kefarmasian. Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi, sekarang menjadi pelayanan yang komprehensif dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien. Pelayanan kefarmasian di dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004, terdiri dari pelayanan resep, pemberian informasi obat, konseling, pemantauan penggunaan obat, promosi dan edukasi, serta Pelayanan Residensial (Home Care).

30 Pelayanan Resep a. Skrining resep Apoteker melakukan skrining resep meliputi persyaratan administratif (nama,sip dan alamat dokter, tanggal penulisan resep, tanda tangan/paraf dokter penulis resep, nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien), kesesuaian farmasetik (bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian), pertimbangan klinis (adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). b. Penyiapan obat Penyiapan obat terdiri dari peracikan, penulisan etiket, pengemasan, serta penyerahan obat. Peracikan merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas dan memberikan etiket pada wadah. Dalam melaksanakan peracikan obat harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan etiket yang benar. Penulisan etiket harus jelas dan dapat dibaca. Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok sehingga terjaga kualitasnya. Sebelum obat diserahkan pada pasien, harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien Pemberian Informasi Obat Apoteker harus memberikan informasi yang benar, mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi Konseling Konseling adalah suatu proses komunikasi dua arah yang sistematik antara apoteker dan pasien untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan obat dan pengobatan. Apoteker harus memberikan konseling

31 18 mengenai sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan salah sediaan farmasi atau perbekalan kesehatan lainnya. Untuk penderita penyakit tertentu seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya, apoteker harus memberikan konseling secara berkelanjutan Pemantauan Penggunaan Obat Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus melaksanakan pemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien tertentu seperti penyakit jantung, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya. Pemantauan dilakukan terhadap khasiat obat serta efek samping yang kemungkinan dapat terjadi Promosi dan Edukasi Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus berpartisipasi secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu diseminasi informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet / brosur, poster, penyuluhan, dan lain-lainnya Pelayanan Residensial (Home Care) Pelayanan residensial (Home care) adalah pelayanan apoteker sebagai care giver dalam pelayanan kefarmasian di rumah-rumah khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan terapi kronis lainnya. Apoteker sebagai care giver diharapkan juga dapat melakukan pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya. Untuk aktivitas ini apoteker harus membuat catatan berupa catatan pengobatan (medication record) Pengelolaan Narkotika Pengelolaan narkotika bertujuan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan. Menurut Undang-undang Nomor 22

32 19 tahun 1997 tentang Narkotika, pengaturan narkotika bertujuan untuk menjamin ketersediaan narkotika untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan. Apotek merupakan salah satu sarana kesehatan yang dapat melakukan penyerahan narkotika. Apotek dapat menyerahkan narkotika kepada rumah sakit, puskesmas, apotek lainnya, balai pengobatan, dokter dan pasien. Apotek hanya dapat menyerahkan narkotika kepada pasien berdasarkan resep dokter. Pengelolaan narkotika di apotek meliputi pemesanan, penyimpanan, pelayanan/penyerahan, pemusnahan, pencatatan dan pelaporan serta dokumentasi Pengadaan/Pemesanan Narkotika Apoteker hanya dapat memesan narkotika melalui Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang telah ditunjuk khusus oleh Menteri, yaitu PT. Kimia Farma dengan tujuan untuk memudahkan pengawasan peredaran narkotika. Pemesanan narkotika dilakukan dengan menggunakan surat pesanan narkotika asli yang ditandatangani oleh Apoteker Penanggungjawab Apotek yang dilengkapi dengan nama, nomor Surat Izin Apotek (SIA), nomor Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA), tanggal dan nomor surat, alamat lengkap dan stempel apotek. Satu surat pesanan hanya untuk satu jenis narkotika. Surat pesanan dibuat 4 rangkap, dengan ketentuan 3 rangkap (termasuk yang asli) diserahkan pada PBF dan 1 rangkap disimpan sebagai arsip di apotek Penyimpanan Narkotika Berdasarkan Permenkes Nomor 28/MENKES/PER/V/1978 tentang penyimpanan narkotika, apotek harus memiliki tempat khusus untuk penyimpanan narkotika yang memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat. b. Harus mempunyai kunci yang kuat. c. Dibagi dua masing-masing dengan kunci yang berlainan; bagian pertama dipergunakan untuk menyimpan morfina, petidina, dan garam-garamnya

33 20 serta persediaan narkotika, sedangkan bagian kedua dipergunakan untuk menyimpan narkotika lainnya yang dipakai sehari-hari. d. Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari berukuran kurang dari 40 x 80 x 100 cm, maka lemari tersebut harus dibaut pada tembok atau lantai. e. Lemari harus dikunci dengan baik. f. Lemari khusus tidak boleh dipergunakan untuk menyimpan barang lain selain narkotika. g. Anak kunci lemari khusus harus dikuasai oleh penanggung jawab atau pegawai lain yang dikuasakan. h. Lemari khusus harus ditaruh di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum Pelayanan/ penyerahan Narkotika Apotek dilarang mengulangi menyerahkan narkotika atas dasar resep yang sama dari seorang dokter atau atas dasar salinan resep dokter (Undang-Undang Nomor 9 tahun 1976 Pasal 7). Pada resep narkotika yang baru dilayani sebagian, apotek boleh membuat salinan resep tetapi salinan resep tersebut hanya boleh dilayani di apotek yang menyimpan resep asli Pemusnahan Narkotika Tujuan dilakukannya pemusnahan narkotika adalah untuk menghapus pertanggungjawaban apoteker terhadap pengelolaan narkotika, menjamin narkotika yang sudah tidak memenuhi persyaratan dikelola sesuai dengan standar yang berlaku, dan mencegah penyalahgunaan bahan narkotika serta mengurangi resiko terjadinya penggunaan obat yang substandar (Departemen Kesehatan RI, 2008). Berdasarkan Undang-undang nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika Pasal 60, pemusnahan narkotika dilakukan dalam hal diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku dan/atau tidak dapat digunakan dalam proses produksi, kadaluarsa, tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada

34 21 pelayanan kesehatan dan/atau berkaitan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, atau berkaitan dengan tindak pidana. Pemusnahan yang dilakukan oleh apotek dengan membuat berita acara pemusnahan narkotika dan dilaporkan kepada pihka-pihak yang terkait. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.28/MENKES/PER/I/1978 Tentang Penyimpanan Narkotika dan Undang- Undang nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika, berita acara pemusnahan memuat : a. Keterangan tempat, jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun pemusnahan. b. Nama pemegang izin khusus, apoteker pimpinan apotek dan dokter pemilik narkotika. c. Nama seorang saksi dari pemerintah dan seorang saksi dari perusahaan atau badan tersebut. d. Nama dan jumlah narkotika yang dimusnahkan. e. Cara pemusnahan. f. Tanda tangan penanggung jawab apotek/ pemegang izin khusus, serta saksi-saksi. Berita acara pemusnahan tersebut dikirimkan kepada dibuat rangkap empat untuk ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi, Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan, dan satu disimpan sebagai arsip di apotek Pengelolaan Psikotropika Menurut Undang-undang No. 5 tahun 1997 psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan atau ilmu pengetahuan. Tujuan pengaturan di bidang psikotropika adalah untuk menjamin ketersediaan psikotropika guna kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan,

35 22 mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika, serta memberantas peredaran gelap psikotropika Pemesanan Psikotropika Pemesanan psikotropika dilakukan dengan menggunakan Surat Pesanan Psikotropika yang ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nomor SIK. Surat pesanan tersebut dibuat rangkap tiga, dua rangkap (termasuk yang asli) diserahkan pada PBF, dan satu rangkap disimpan sebagai arsip. Setiap surat dapat digunakan untuk memesan beberapa jenis psikotropika Penyimpanan Psikotropika Penyimpanan psikotropika belum diatur di dalam perundang-undangan atau peraturan lainnya. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika maka sebaiknya obat golongan psikotropika disimpan pada rak atau lemari khusus. Penyerahan psikotropika oleh apotek hanya dapat dilakukan kepada apotek lain, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter dan pasien. Penyerahan psikotropika oleh apotek dilaksanakan berdasarkan resep dokter Pemusnahan Psikotropika Pada Undang-undang No. 5 tahun 1997 pasal 53 disebutkan bahwa pemusnahan psikotropika dilaksanakan dalam hal berhubungan dengan tindak pidana, diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku dan/atau tidak dapat digunakan dalam proses produksi psikotropika, kadaluwarsa, dan tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan dan/atau untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Setiap pemusnahan psikotropika, wajib dibuatkan berita acara Pelaporan Narkotika dan Psikotropika Berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, apotek wajib membuat, menyampaikan, dan menyimpan laporan berkala mengenai pemasukan dan/atau pengeluaran narkotika yang berada dalam

36 23 penguasaannya. Pelaporan penggunaan narkotika telah dikembangkan dalam bentuk perangkat lunak atau program Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika (SIPNAP) sejak tahun 2006 oleh Kementerian Kesehatan. Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika (SIPNAP) adalah sistem yang mengatur pelaporan penggunaan Narkotika dan Psikotropika dari Unit Layanan (Puskesmas, Rumah Sakit dan Apotek) ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan pelaporan elektronik, selanjutnya Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan ke Ditjen Binfar dan Alkes di Kementerian Kesehatan melalui mekanisme pelaporan online yang menggunakan fasilitas internet. Apotek berkewajiban menyusun dan mengirimkan laporan bulanan melalui perangkat lunak atau program Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika (SIPNAP) paling lambat tanggal 10 di setiap bulannya.

37 BAB 3 TINJAUAN KHUSUS APOTEK ARAFAH Apotek Arafah berdiri pada tahun 2011 dan dikelola oleh Ibu Lily Komiarsih, S.Si., Apt. selaku Pemilik Sarana Apotek (PSA) sekaligus Apoteker Pengelola Apotek (APA) dengan SIK No. KP Apotek Arafah mempunyai Apoteker Pendamping (APING) bernama Netti Yuliani, S.Farm., Apt. Apotek Arafah melayani penjualan obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras dan obat kontrasepsi. Selain itu, apotek juga menjual alat kesehatan, obat tradisional, suplemen, kosmetik, perbekalan kesehatan rumah tangga dan makanan. Namun hingga laporan ini disusun, apotek belum menyediakan pelayanan obat golongan narkotika dan psikotropika Lokasi Apotek Arafah terletak di Jalan Arafah I No.F/8 Villa Ilhami Islamic Tangerang yang berbatasan dengan Jalan Mina dan Jalan Qadr Raya. Ditinjau dari segi lokasi, letak apotek ini cukup strategis. Akan tetapi, belum terdapatnya apotek lain, menjadikan apotek ini sebagai apotek utama di dalam perumahan. Denah apotek dapat dilihat pada Lampiran 8 serta foto apotek dapat dilihat di Lampiran Bangunan dan Tata Ruang Apotek Arafah menempati bangunan dengan luas sebesar 2 meter x 3 meter. Di dalam area tersebut, terdapat tempat penyimpanan sediaan farmasi dan perbekalan lainnya, ruang tunggu, ruang pelayanan pelanggan dan penyerahan obat, dan kasir. Apotek dilengkapi dengan papan nama, penerangan yang memadai dan pendingin ruangan. Layout ruangan apotek dapat dilihat pada Lampiran 10. Ruang tunggu apotek terdapat etalase obat OTC padat, semi solid dan kosmetik. Ruang tersebut berada tepat di depan pintu masuk. Di ruang tunggu ini terdapat counter pelayanan pelanggan dan penyerahan obat. Di area tersebut, APA, APING ataupun asisten apoteker menerima resep, melakukan pemberian 24

38 25 informasi obat kepada pelanggan, dan melakukan penyerahan obat. Sedangkan kasir terletak di sebelah kiri ruang tunggu. 3.3 Sumber Daya Manusia Struktur Organisasi Apotek Arafah dipimpin oleh seorang apoteker yang sekaligus pemilik sarana apotek/psa. Dalam menjalankan kegiatannya dibantu oleh apoteker pendamping dan dua orang asisten apoteker. Mengingat volume penjualan apotek yang tidak terlalu besar, kegiatan non kefarmasian seperti administrasi dan keuangan juga dijalankan oleh kedua orang asisten apoteker. Selain itu terdapat satu orang tenaga sebagai pengantar untuk layanan delivery. Jumlah total karyawan di apotek adalah 5 orang yakni 1 orang Apoteker Pengelola Apotek, 1 Apoteker Pendamping, 2 orang Asisten Apoteker, dan 1 orang tenaga pembantu Tugas dan Fungsi Jabatan Apoteker Pengelola Apotek Tugas dan tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek Arafah adalah : a. Membuat visi, misi, strategi, tujuan, sasaran dan program kerja apotek. b. Membuat dan menetapkan peraturan atau SPO (standar prosedur operasional) pada setiap fungsi kegiatan di apotek. c. Mengusahakan agar kebijakan dan strategi usaha termasuk program kerja dan anggaran belanja. d. Mengawasi pengamanan hasil penjualan tunai harian Apoteker Pendamping Tugas dan tanggung jawab seorang Apoteker Pendamping adalah: a. Membuat laporan tentang perkembangan apotek. b. Mengawasi pelayanan resep, mutu obat yang dijual, dan pelaksanaan administrasi. c. Membuat laporan narkotika dan psikotropika setiap bulan.

39 26 d. Mengkoordinasikan dan mengawasi dinas kerja karyawan lainnya antara lain mengatur daftar giliran kerja, menetapkan pembagian beban kerja, dan tanggung jawab masing-masing karyawan. e. Secara aktif berusaha sesuai dengan bidang tugasnya untuk meningkatkan omset penjualan dan mengembangkan hasil usaha apotek dengan mempertimbangkan masukan dari karyawan lainnya untuk perbaikan pelayanan dan kemajuan apotek. f. Melayani permintaan obat bebas dan resep dokter, mulai dari penerimaan resep, menyiapkan obat, menulis etiket, mengemas, sampai dengan menyerahkan obat. g. Melakukan pengecekan terhadap obat-obat yang mempunyai kadaluarsa. h. Melakukan pengecekan terhadap buku defekta untuk pengelolaan persediaan obat. i. Memberikan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien untuk mendukung penggunaan obat yang rasional. j. Memberikan pelayanan cek tekanan darah, kadar kolesterol, asam urat dan gula darah. k. Melaksanakan pelayanan swamedikasi. l. Mengatur dan mengawasi pengamanan hasil penjualan tunai harian dan melaporkannya kepada Apoteker Pengelola Apotek Asisten Apoteker Tugas dan tanggung jawab seorang Apoteker Pengelola Apotek adalah: a. Mengatur dan menyusun penyimpanan obat dan perbekalan farmasi lainnya serta mencatat keluar masuknya barang di kartu stok. b. Menerima, memeriksa keabsahan dan kelengkapan, dan memberi harga resep, menyiapkan obat selanjutnya obat diserahkan ke pasien. c. Melakukan defekta setiap hari untuk persediaan obat yang minimum d. Melayani permintaan obat bebas dan resep dokter, mulai dari penerimaan resep, menyiapkan obat, menulis etiket, mengemas, sampai dengan menyerahkan obat.

40 27 e. Memberi harga untuk resep-resep yang masuk dan memeriksa kelengkapan resep. f. Memeriksa kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien meliputi bentuk sediaan obat, jumlah obat, nama obat, nomor resep, nama pasien kemudian menyerahkan obat kepada pasien dan memberikan informasi tentang penggunaan obat tersebut serta informasi tambahan lain yang diperlukan. g. Melakukan pengecekan terhadap obat-obat yang mempunyai kadaluarsa. h. Memberikan pelayanan cek tekanan darah, kadar kolesterol, asam urat dan gula darah. i. Menyusun daftar masuknya barang dan menandatangani faktur obat yang masuk setiap harinya. j. Melakukan fungsi keuangan dan administrasi apotek Tenaga Pembantu Tugas dan tanggung jawab tenaga pembantu adalah sebagai berikut: a. Menjaga kebersihan dan kerapian apotek termasuk sarana di dalamnya b. Mengantar obat dan sediaan farmasi untuk pelayanan pesan antar. 3.4 Kegiatan Apotek Apotek buka setiap hari dari jam Kegiatan di apotek dikelompokkan menjadi dua, yaitu kegiatan di bidang teknis kefarmasian dan kegiatan non teknis kefarmasian Kegiatan teknis kefarmasian Pengadaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Pengadaan sediaan farmasi dan perbekalan lainnya dibagi menjadi dua macam, yaitu mengadakan komoditas baru yang belum dijual di apotek serta mengadakan kembali komoditas yang sudah ada (existing) yang berada kondisi stok minimum. Pengadaan komoditas baru di apotek biasanya didasarkan pada obat atau barang yang hendak dibeli oleh pelanggan namun belum disediakan oleh apotek. Selain itu, komoditas baru juga dapat dijual di apotek berdasarkan epidemiologi

41 28 atau penyakit yang sedang banyak diderita oleh pasien dan produk-produk branded yang sedang digemari oleh masyarakat, promosi iklan yang sedang booming. Dilakukan pembelian terbatas terhadap komoditas baru tersebut karena belum dapat diperkirakan pola konsumsinya di masyarakat. Pengadaan kembali komoditas existing dilakukan jika barang telah berada dalam kondisi stok minimum. Hal tersebut dapat diketahui dari status jumlah stok yang tercatat dalam kartu stok. Pembaharuan data kartu stok (stok opname) dilakukan setiap sore hari, sehingga pengadaan kembali barang dengan persediaan yang minimum dapat dilakukan pada pagi keesokkan harinya. Jumlah barang yang dipesan disesuaikan dengan pola konsumsi obat tersebut, yakni tergolong sebagai obat fast moving atau slow moving, serta kondisi keuangan. A. Pemesanan Barang Obat dipesan kepada distributor (PBF) menggunakan surat pemesanan yang diisi oleh Asisten Apoteker dan ditandatangani oleh APA. Tiap pagi hari, asisten apoteker memberitahukan PBF melalui telepon bahwa apotek akan melakukan pemesanan barang. Salesman PBF akan tiba pada sore hari dan asisten apoteker menyerahkan surat pemesanan. Barang biasanya akan tiba sore hari di hari yang sama. Surat pemesanan barang dapat dilihat di Lampiran 11. Faktorfaktor yang harus diperhatikan dalam melakukan kerjasama dengan PBF adalah : 1. Ketepatan dan kecepatan dalam pelayanan 2. Bertanggung jawab terhadap barang pesanan apabila terjadi kerusakan 3. Memberikan jaminan terhadap barang pesanan 4. Ada kepastian memperoleh barang yang dipesan 5. Diskon yang diberikan 6. Lama waktu kredit Pemesanan barang kepada PBF dilakukan secara bergantian kepada PBF yang menjadi langganan apotek. Rotasi PBF merupakan salah satu bentuk harmonisasi antara apotek dengan PBF agar senantiasa berinteraksi untuk menjaga hubungan agar tetap baik dan menguntungkan apotek dalam melakukan pembelian.

42 29 B. Penerimaan Barang Barang yang diserahkan oleh salesman kepada apotek terlebih dulu diperiksa jumlah dan jenis barangnya sesuai dengan faktur, surat pesanan serta waktu kadaluarsa dari masing-masing barang. Barang yang ditemukan tidak dalam kondisi baik seperti bocor, kemasan rusak, atau mendekati waktu kadaluarsa dapat ditolak oleh pihak apotek dan dikembalikan kepada PBF untuk ditukar. Penukaran barang di data pada faktur pembelian untuk ditindaklanjuti oleh pihak PBF. Jika kondisi barang semuanya baik, pihak apotek menandatangani faktur pembelian serta menberi cap apotek sebagai bukti bahwa barang telah diterima. Faktur asli diambil oleh PBF dan faktur kopi diserahkan kepada pihak apotek untuk dilakukan tukar faktur. Pada faktur tersebut tertera waktu jatuh tempo pembayaran yang harus dilakukan oleh apotek kepada PBF. Pembayaran biasanya dilakukan secara kredit sesuai dengan waktu jatuh tempo yang disepakati, namun pada beberapa kondisi, pembayaran juga dapat secara Cash On Delivery (COD) yakni dilakukan ketika salesman PBF akan menyerahkan barang yang dipesan. Barang baru segera dilakukan pencatatan pada kartu stok dan diisi pada kolom penambahan jumlah barang dengan mencantumkan asal PBF. Pada faktur dilakukan pengecekan harga per barang terkini apakah terjadi kenaikan harga atau tidak. C. Penyimpanan Barang Barang yang telah diterima kemudian disimpan menggunakan sistem FIFO dan FEFO sesuai dengan jenisnya, yakni obat ethical, obat OTC, kosmetik, atau alat kesehatan. Di Apotek Arafah, etalase depan apotek digunakan untuk penempatan obat-obat bebas dan perbekalan kesehatan lainnya seperti verban, masker, pembersih telinga dan lain-lain. Obat-obat tersebut penyusunannya dilakukan sedemikian rupa serta penampilan gradasi warna yang menarik sehingga akan menarik perhatian pembeli atau pasien yang datang ke apotek dan obat dengan mudah diambil. Produk dengan iklan yang sangat menarik dan berkesan diletakkan pada bagian tengah etalase OTC agar mudah terlihat oleh pembeli. Di dalam apotek, terdapat kotak penyimpanan obat yang disediakan

43 30 dengan fungsi sebagai gudang kecil untuk menyimpan obat-obat bebas yang baru datang dan belum ditaruh di etalase depan. Gudang kecil tersebut terdapat di dalam kursi serbaguna yang digunakan sebagai ruang tunggu apotek. Seluruh barang yang diterima kemudian dicatat di dalam kartu stok. Pencatatan meliputi tanggal, jumlah barang masuk beserta sumbernya, jumlah barang keluar, saldo dan keterangan. Pencatatan dilakukan setiap ada barang yang datang dan barang terjual maupun expired. Untuk obat-obat ethical, kartu stok ditempatkan di samping dus obat tersebut. Sedangkan untuk obat-obat OTC, kartu stok ditempatkan di sebelah kanan masing-masing etalase. Hal tersebut memudahkan pencatatan serta pengecekan kesesuaian catatan dengan jumlah fisik obat. Kartu stok Apotek Arafah dapat dilihat di Lampiran Pelayanan Obat Resep Pelayanan atau penjualan dengan resep diberikan kepada pasien yang membeli obat dengan resep dokter secara tunai, proses pelayanan resepnya sebagai berikut : a. Resep dari pasien diterima oleh Asisten Apoteker atau Apoteker dan dilakukan skrining resep, kemudian dilakukan pengecekan ketersediaan obat di apotek dan diberi harga. b. Pasien diberi tahu tentang harga obat, setelah harga obat disetujui, maka dilakukan pembayaran obat pada kasir dan diminta menunggu selama obat disiapkan. Bila pasien merasa keberatan dengan harga obat, maka apoteker dapat menawarkan obat generik. c. Asisten Apoteker kemudian mengambil obat-obat sesuai dengan yang diresepkan. Obat yang telah selesai disiapkan kemudian dimasukkan ke dalam pembungkus, diberi etiket dan diperiksa oleh Apoteker baik bentuk sediaan, nama pasien, etiket, dan kesesuaian jumlah obat dengan resep. Contoh etiket Apotek Arafah dapat dilihat di lampiran 13. d. Penyerahan obat diberikan kepada pasien dengan pemberian informasi kemudian dicatat alamat dan nomor telepon pasien, jumlah dan harga resep ke dalam buku resep. e. Salinan resep atau kuitansi dapat dibuat atas permintaan pasien.

44 Swamedikasi Pelayanan swamedikasi yang diberikan oleh Apotek Arafah hanya dilakukan untuk kondisi-kondisi penyakit ringan tertentu seperti demam dan nyeri, gangguan saluran nafas dan tenggorokan (batuk dan pilek), gangguan saluran cerna (diare dan konstipasi), serta gangguan pada kulit. Obat yang diberikan adalah obat bebas, obat bebas terbatas dan obat wajib apotek. Apabila keadaan konsumen perlu untuk dirujuk ke dokter, maka APA atau APING akan merujuknya ke dokter terdekat. Dalam melakukan swamedikasi di Apotek Arafah, peran apoteker sangat terlihat dalam memilih obat yang sesuai, aman dan ekonomis serta ketepatan dosis obat yang diberikan Pelayanan Informasi Obat Di Apotek Arafah setiap penyerahan obat disertai dengan pemberian informasi obat (PIO) kepada pasien yang diberikan oleh apoteker atau asisten apoteker. PIO dilakukan baik pada pasien yang membeli obat maupun yang tidak membeli obat. Pertanyaan mengenai informasi obat yang biasa ditanyakan meliputi indikasi, cara pemakaian, efek samping obat, interaksi dengan obat lain dan makanan, serta hal yang harus dihindari selama menggunakan obat Pelayanan Pengukuran Tekanan Darah dan Pemeriksaan Glukosa Darah, Asam Urat, dan Kolesterol Apotek Arafah memberikan pelayanan pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kadar glukosa, asam urat, dan kolesterol bagi pasien yang menginginkannya tersedia dengan biaya yang terjangkau. Pemeriksaan dilakukan menggunakan alat digital khusus dan dilakukan oleh apoteker atau asisten apoteker. Setiap pasien yang melakukan pemeriksaan, dicatat pada buku pelayanan pemeriksaan dan diberikan kartu hasil pemeriksaan. Setelah itu, pasien dapat berkonsultasi dengan apoteker tentang hasil pemeriksaannya. Pelayanan pemeriksaan ini dilakukan dengan latar belakang kebutuhan masyarakat di sekitar apotek. APA melihat bahwa kebutuhan tersebut merupakan suatu peluang mengembangkan pelayanan apotek untuk masyarakat sekitar.

45 Kegiatan Teknis Non Kefarmasian a. Administrasi Personalia Apotek melakukan administrasi personalia yang berkaitan dengan semua hal mengenai urusan pegawai yang meliputi absensi, gaji, hak cuti, dan fasilitas lain yang berhubungan dengan pegawai. b. Administrasi Umum Apotek melakukan administrasi umum yang meliputi laporan penggunaan narkotika, laporan penggunaan psikotropika dan segala hal yang berhubungan dengan urusan administrasi. c. Administrasi Penjualan Apotek melakukan kegiatan administrasi penjualan dengan melakukan pencatatan terhadap semua penjualan resep ke dalam buku Pencatatan Penjualan Resep dan penjualan bebas secara tunai ke dalam buku Penjualan. Pelanggan dapat meminta kuitansi jika diperlukan. Contoh kuitansi Apotek Arafah dapat dilihat di lampiran 14. d. Administrasi Pembelian Apotek melakukan kegiatan administrasi pembelian dengan melakukan pencatatan terhadap semua pembelian sediaan farmasi dan perbekalan lainnya di buku pembelian dan pengumpulan faktur-faktur berdasarkan debitur. Data tersebut dirapikandan di buat dalam sebuah buku pembayaran yang terdiri dari periode pembayaran, nomor faktur, nama PBF, tanggal barang datang, tanggaljatuh tempo, tanggal pembayaran dan tanggal pelunasan. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan pengawasan terhadap pembayaran sehingga pembayaran dapat dilakukan sesuai dengan waktunya. e. Administrasi Penyimpanan Apotek melakukan administrasi penyimpanan dengan melakukan pencatatan pemasukan dan pengeluaran obat menggunakan kartu stok yang tersedia untuk setiap obat sehingga dapat diketahui sisa persediaan. Kartu stok memuat informasi nama barang, harga jual, tanggal masuk barang, jumlah barang masuk, tanggal kadaluarsa, nomor batch, tanggal keluar barang, jumlah barang keluar, dan sisa stok barang pada lemari.

46 Sistem Administrasi Apotek Arafah memiliki sistem administrasi yang dikelola dengan baik. Sistem administrasi tersebut meliputi perencanaan, pengadaan, pengelolaan dan pelaporan barang yang masuk dan keluar, pengelolaan ini dilakukan oleh asisten apoteker yang dibantu oleh karyawan non teknis. Kelengkapan administrasi di Apotek Arafah meliputi: a. Buku defekta Buku defekta digunakan untuk mencatat daftar nama obat atau sediaan yang habis atau yang harus segera dipesan untuk dapat memenuhi kebutuhan di apotek. Dengan adanya buku defekta, karyawan ataupun apoteker dapat mengetahui dengan pasti perbekalan farmasi yang harus dipesan dan menghindari pemesanan ganda di apotek sehingga pemesanan dapat dikontrol dengan baik. b. Surat pesanan (SP) Surat pesanan diberikan kepada PBF untuk melakukan pemesanan perbekalan farmasi. Surat pesanan terdiri dari 2 lembar yang harus ditandatangani oleh Apoteker pendamping atau karyawan non teknis apabila akan melakukan pemesanan barang, dimana lembar pertama untuk diberikan kepada PBF dan lembar terakhir untuk keperluan pengarsipan di apotek. Dalam surat pesanan terdapat tanggal pemesanan, nama PBF yang ditunjuk, nomor dan nama barang, jenis kemasan yang dipesan, jumlah pesanan, tanda tangan pemesanan dan stempel apotek.

47 /BAB 4 PEMBAHASAN Apotek merupakan tempat pengabdian profesi apoteker yang telah memenuhi syarat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) bertanggung jawab penuh terhadap keberhasilan atas pengelolaan apotek. Oleh karena itu, seorang APA harus mempunyai kemampuan baik dari segi kefarmasian maupun dari segi manajerial yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelayanan dan pengawasan. Hal tersebut diperlukan karena usaha perapotekan selain mempunyai fungsi pelayanan kepada masyarakat juga mempunyai fungsi bisnis demi kelangsungan hidup apotek maupun kesejahteraan karyawannya. Apotek Arafah merupakan sebuah apotek yang didirikan oleh Lily Komiarsih, S.Si, Apt. sebagai bentuk pengabdian profesinya sebagai seorang apoteker. Apotek ini berlokasi di dalam Perumahan Villa Ilhami, Islamic Tangerang yakni di Jalan Arafah I No. F/8. Dari segi lokasi, letak apotek arafah dapat dikatakan kurang strategis. Akan tetapi, belum tersedianya apotek pesaing dan keberadaannya di dalam perumahan menjadi salah satu keuntungan bagi apotek. Keberadaan apotek cukup mudah dikenali melalui sign box yang tergantung di depan apotek. Akan tetapi, sign box tersebut hanya dapat terlihat dari satu sisi saja di ujung Jl. Arafah I. Hal tersebut dapat merugikan apotek karena masyarakat sulit untuk dapat mengenali dan menemukan keberadaan apotek. Apotek Arafah menempati ruang bangunan yang cukup kecil jika dibandingkan dengan apotek pada umumnya, yaitu hanya sekitar 2 x 3m. Bangunan tersebut sebenarnya adalah bagian dari halaman rumah Pemilik Sarana Apotek. Apotek terdiri dari ruang tunggu, ruang penyimpanan obat dan sediaan, serta ruang pelayanan. Pemanfaatan kaca transparan pada sebagian besar dinding bangunan dimaksudkan untuk menampilkan desain interior apotek, sehingga orang yang melintas di depan apotek dapat melihat komoditas apotek. Penataan seperti itu tentu saja dapat menarik pelanggan untuk datang ke apotek tersebut. 34

48 35 Penataan etalase dan lemari pun cukup rapih dan dapat dimanfaatkan dengan baik untuk menampung komoditas apotek yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, kosmetik, perbekalan kesehatan rumah tangga dan produk pangan. Obat OTC yaitu obat bebas dan obat bebas terbatas dipajang di dalam dua buah etalase kaca yang menghadap jendela samping apotek sehingga dari luar apotek, pelanggan dapat melihat obat-obat tersebut. Obat OTC di lemari tersebut disusun berdasarkan bentuk sediaannya, yakni sediaan padat, cair dan sediaan semisolid, dan kemudian dikelompokkan lagi berdasarkan efek farmakologisnya. Penataan dengan sistem seperti ini memungkinkan pelanggan dan apoteker untuk memilih obat yang tepat ketika melakukan swamedikasi. Akan tetapi, penataan etalase yang menghadap jendela samping apotek membuat desain eksterior apotek terlihat kurang menarik sehingga masyarakat perumahan dan sekitar kurang memiliki hasrat untuk masuk ke dalam apotek. Ruang tunggu apotek terletak di sebelah kiri pintu masuk. Di ruang tersebut, terdapat sebuah bangku kayu panjang dengan kapasitas 2 (dua) orang dengan kotak penyimpanan di bawahnya sebagai gudang kecil apotek. Hal tersebut dimaksudkan untuk memanfaatkan ruang yang ada. Akan tetapi, penyimpanan di ruang tunggu akan mengganggu proses pelayanan dan beresiko terjadinya kehilangan. Untuk mencegah hal tersebut, sebaiknya kotak penyimpanan disimpan di dalam area counter. Di ruang tunggu apotek juga terdapat sebuah etalase kaca setinggi dada yaitu tempat menaruh obat OTC padat dan perbekalan kesehatan. Etalase tersebut tidak memiliki kaca di bagian depannya, sehingga pelanggan yang sedang duduk di ruang tunggu, dapat secara langsung mengambil sediaan yang hendak dibeli. Produk kosmetik dan produk pangan diletakkan di sebuah etalase kaca bagian kanan dari pintu masuk apotek. Komoditas tersebut diharapkan dapat menarik pandangan pelanggan. Obat OTC cair dan semi solid diletakkan pada etalase yang menempel pada dinding apotek pada posisi lebih tinggi dari etalase penempatan obat OTC padat, sehingga dapat terlihat oleh konsumen. Pada bagian bawah etalase tersebut terdapat sebuah lemari tempat menyimpan obat keras. Obat pada golongan tersebut dikelompokkan sesuai bentuk sediaan dan kemudian ditata sesuai abjadnya. Sementara itu, obat golongan kontrasepsi, diletakkan tersendiri di dalam sebuah rak. Obat yang

49 36 termolabil seperti suppositoria, diletakkan di dalam sebuah lemari pendingin. Di dalam ruang bangunan tersebut juga terdapat area kasir yang berada di dekat pintu samping apotek. Terdapat 3 pelayanan kefarmasian utama di Apotek Arafah, yakni pelayanan obat resep, swamedikasi, dan pelayanan pesan antar. Resep yang dibawa oleh pelanggan, akan diterima oleh Apoteker atau Asisten Apoteker untuk dikaji kesesuaian administrasi, farmasetik dan klinisnya. Setelah dinyatakan memenuhi kesesuaian, Asisten Apoteker akan mengambil obat sesuai dengan permintaan pada resep dan dikemas dalam kemasan yang sesuai dan membuat etiket. Apoteker melakukan pengecekan etiket pada obat dan menyerahkan kepada pasien dengan memberikan informasi penggunaan obat. Resep yang diterima kemudian direkapitulasi dalam buku resep dan lembar resep disimpan selama 3 tahun. Jika pelanggan membutuhkan salinan resep, maka asisten apoteker akan membuatkan salinannya dengan ditandatangani oleh apoteker. Pelayanan swamedikasi dapat diberikan baik oleh apoteker maupun oleh asisten apoteker. Mereka akan membantu pelanggan yang datang untuk memilihkan obat sesuai dengan gejala yang dideskripsikan. Pelayanan swamedikasi yang biasa dilakukan adalah untuk mengobati penyakit gangguan saluran nafas dan tenggorokan, demam dan nyeri, serta gangguan pencernaan. Dalam swamedikasi diberikan informasi mengenai cara pemakaian obat dan halhal yang harus diperhatikan selama pengobatan. Salah satu keunggulan Apotek Arafah adalah pelayanan pesan antar obat. Pemesanan obat OTC, alat kesehatan, suplemen, dan kosmetik dapat dilakukan melalui telepon atau melalui pesan singkat kepada apoteker. Apoteker kemudian menyiapkan barang pesanan, dan barang akan diatar menuju tempat tujuan oleh tenaga pembantu apotek. Manajemen pengelolaan persediaan obat merupakan hal kritis yang harus dilakukan dengan baik oleh sebuah apotek. Apotek Arafah selalu berusaha untuk menjaga agar persediaan sediaan berada dalam jumlah yang memadai setiap harinya. Untuk mencapai hal tersebut, setiap sore hari, Asisten Apoteker memeriksa dan memperbaharui jumlah stok sediaan sehingga dapat diketahui sediaan mana yang stoknya sudah minimum. Obat dan sediaan lain yang jumlah

50 37 stoknya sudah minimum akan dipesan keesokkan harinya menggunakan Surat Pesanan kepada PBF sehingga barang dapat diterima sore pada hari yang sama. Selain PBF, apotek juga melakukan pembelian kepada apotek lain secara cash. Jumlah obat yang dipesan disesuaikan dengan sifat barang, apakah bersifat slow moving atau fast moving, serta sesuai dengan keuangan apotek. Untuk melengkapi persediaan obat di apotek, apoteker secara bertahap memenuhi kebutuhan obat dengan cara melakukan sistem pesanan obat pada warga perumahan dan sekitarnya. Pembayaran sediaan yang dipesan oleh apotek disesuaikan dengan kesepakatan antara apotek dengan PBF tersebut. Sistem pembayaran yang sering digunakan adalah kredit dengan tempo 30 hari, namun tidak jarang juga apotek melakukan sistem pembayaran di tempat (Cash On Delivery). Pembayaran dengan kredit dilakukan setelah barang diterima dan Asisten Apoteker mendapatkan copy faktur pembelian dari PBF. Pada saat pembayaran, faktur tersebut akan ditukarkan dengan faktur yang asli dan seluruh transaksi direkapitulasi dalam Buku Pembelian Barang. Apotek selalu menjaga ketersediaan barang dari segi jumlah maupun kualitas. Oleh karena itu, setiap barang yang diantarkan oleh PBF akan diperiksa terlebih dahulu kondisinya sebelum diterima untuk dijual kembali di apotek. Pemeriksaan tersebut mencakup kondisi barang dan masa kadaluarsa serta kesesuiannya dengan Surat Pesanan serta Faktur Pesanan. Sediaan yang telah dinyatakan memiliki kondisi yang baik kemudian akan direkapitulasi di dalam kartu stok dan di dalam Buku Penerimaan Barang serta diberikan label harga. Apotek Arafah memberlakukan kebijakan bahwa harga obat yang ditawarkan di apotek harus lebih rendah dari HET agar pelanggan tidak memberikan keluhan terkait harga. Sediaan yang telah direkap di dalam kartu stok dan diberi label harga kemudian diletakkan pada tempat yang sesuai dengan menggunakan sistem FEFO FIFO. Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Arafah berlangsung selama 2 bulan. Selama melaksanakan program ini, mahasiswa mendapatkan pelajaran melalui pengamatan dan praktek langsung mengenai peran seorang apoteker di apotek dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian serta dalam melakukan

51 38 kegiatan managerial. Mahasiswa belajar banyak baik dari apoteker penanggung jawab apotek (APA), Apoteker Pendamping (APING) dan asisten apoteker.

52 39 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan a. Apoteker Pengelola Apotek Arafah telah melaksanakan pengelolaan apotek. Apoteker memiliki peran dan tanggung jawab yang penting sebagai pelaksana fungsi teknis dan fungsi non-teknis kefarmasian. b. Pengelolaan Apotek Arafah dalam kegiatan administrasi, manajemen keuangan, pengadaan, penyimpanan, dan penjualan perbekalan farmasi telah dilaksanakan dengan baik oleh Apoteker Pengelola Apotek, dengan dibantu Apoteker Pendamping, Asisten Apoteker, dan tenaga pembantu sesuai tanggung jawabnya masing-masing. 5.2 Saran a. Menggunakan sistem komputerisasi untuk administrasi keuangan dan pengelolaan barang untuk meminimalisasi kesalahan pencatatan data yang selama ini dilakukan secara manual. b. Untuk meningkatkan pendapatan dan pengembangan apotek, sebaiknya menjalin kerjasama dengan dokter yang membuka praktek dengan menyediakan obat apa saja yang diresepkan dokter untuk pasien. c. Melakukan evaluasi terhadap tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan dan kinerja apotek. d. Memperkenalkan apotek kepada masyarakat luas di sekitar perumahan melalui penyebaran brosur dan penyediaan papan penunjuk arah apotek.

53 40 DAFTAR ACUAN Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (1983). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2380/A/SK/VI/83 Tentang Tanda Khusus Untuk Obat Bebas Dan Obat Bebas Terbatas. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (1986). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2396/A/SK/VIII/86 Tentang Tanda Khusus Obat Keras Daftar G. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (1993). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2002). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1332/MenKes/SK/X/2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.922/MenKes/Per/X/1993 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Presiden Republik Indonesia. (1980). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1980 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1965 Tentang Apotik.

54 41 Presiden Republik Indonesia. (1997). Undang Undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika. Jakarta: : Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Presiden Republik Indonesia. (1997). Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika. Jakarta : Kementerian Negara Sekretaris Negara Republik Indonesia. Presiden Republik Indonesia. (2009). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Presiden Republik Indonesia. (2009). Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Umar, M. (2011). Manajemen Apotek Farmasi. Jakarta : Wira Putra Kencana.

55 42 Lampiran 1. Contoh Formulir APT-1

56 43 Lampiran 1. Contoh Formulir APT-1 (Lanjutan)

57 44 Lampiran 2. Contoh Formulir APT-2

58 45 Lampiran 3. Contoh Formulir APT-3

59 46 Lampiran 3. Contoh Formulir APT-3 (Lanjutan)

60 47 Lampiran 3. Contoh Formulir APT-3 (Lanjutan)

61 48 Lampiran 3. Contoh Formulir APT-3 (Lanjutan)

62 49 Lampiran 3. Contoh Formulir APT-3 (Lanjutan)

63 50 Lampiran 3. Contoh Formulir APT-3 (Lanjutan)

64 51 Lampiran 4. Contoh Formulir APT-4

65 52 Lampiran 5. Contoh Formulir APT-5

66 53 Lampiran 5. Contoh Formulir APT-5 (Lanjutan)

67 54 Lampiran 5. Contoh Formulir APT-5 (Lanjutan)

68 55 Lampiran 6. Contoh Formulir APT-6

69 56 Lampiran 7. Contoh Formulir APT-7

70 57 Lampiran 8. Denah Lokasi Apotek Arafah Lapangan Praktek Dokter Jl. Mina Apotek Arafah Gerbang Arafah I Gerbang Utama Jl. Arafah Jl. Qadr Raya

71 58 Lampiran 9. Foto Apotek Arafah a. Foto Apotek Tampak Depan b. Foto Apotek Tampak Samping

72 59 Lampiran 10. Layout Ruang Apotek Arafah Etalase III Etalase IV Etalase II Etalase I Keterangan : a. Etalase I : Etalase produk pangan dan perbekalan kesehatan rumah tangga b. Etalase II : Etalase OTC padat, semi padat dan kosmetik c. Etalase III : Etalase OTC liquid, kosmetika dan alat kesehatan d. Etalase IV : Etalase obat ethical

73 60 Lampiran 11. Surat Pesanan Barang Apotek Arafah Jl. Arafah I No. F/8 Villa Ilhami Islamic Tangerang Apoteker : Lily Komiarsih, S.Si.,Apt SIA : 449.1/kep.367/BPPT.KERSA.208/2011 SIK : KP Surat Pesanan No Nama Obat/Alkes Jumlah Satuan Tangerang,....

74 61 Lampiran 12. Kartu Stok Apotek Arafah Jl. Arafah I No. F/8 Villa Ilhami Islamic Tangerang KARTU STOK Nama Barang :... Pabrik :... Satuan :... Tgl Distrib. Masuk No. Jmlh Batch Keluar ED Jml Paraf Sisa

75 62 Lampiran 13. Etiket Apotek Arafah

76 63 Lampiran 14. Kuitansi Apotek Arafah

77 64 Lampiran 15. Salinan Resep Jl. Arafah I No. F/8 Villa Ilhami Islamic Tangerang Apoteker : Lily Komiarsih, S.Si.,Apt SIA : 449.1/kep.367/BPPT.KERSA.208/2011 SIK : KP COPY RESEP Nomor :.. Tanggal :... Nama Pasien :.. Umur :.. Nama Dokter :. R/ Tangerang, p.c.c

78 65 Lampiran 16. Form Hasil Pemeriksaan Darah HASIL PEMERIKSAAN Nama Pasien :... Alamat :... Umur / Tgl. Lahir :... Tgl. Periksa :... Glukosa PARAMETER NILAI NORMAL HASIL Gula Darah Puasa mg/dl mg/dl Gula Darah Sewaktu < 140 mg/dl mg/dl Gula Darah 2 jam Setelah Makan < 120 mg/dl mg/dl Asam Urat 3 7 mg/dl mg/dl Kolesterol Total < 200 mg/dl mg/dl Tekanan Darah 120 / 80 mmhg / mmhg Saran :

79 UNIVERSITAS INDONESIA STRATEGI PEMASARAN APOTEK ARAFAH TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER AISYAH, S.Far ANGKATAN LXXVII FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JANUARI 2014 i

80 UNIVERSITAS INDONESIA STRATEGI PEMASARAN APOTEK ARAFAH TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker AISYAH, S.Far ANGKATAN LXXVII FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JANUARI 2014 ii

81 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... iv BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan... 1 BAB 2 TINJAUAN UMUM Apotek Strategi Pemasaran Apotek Manajemen Strategi... 5 BAB 3 METODE PENGKAJIAN Waktu dan Lokasi Tahapan Pengambilan Data... 9 BAB 4 PEMBAHASAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR ACUAN LAMPIRAN iii

82 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Matriks Analisis SWOT Lampiran 2. Desain Brosur Apotek Arafah Lampiran 3. Desain Brosur Cek Darah Apotek Arafah Lampiran 4. Papan Penunjuk Arah Lampiran 5. Kuesioner Apotek Arafah Lampiran 6. Data Hasil Kuesioner iv

83 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apotek merupakan tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, serta perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2004). Pada perkembangannya, apotek tidak terbatas pada pekerjaaan kefarmasian melainkan pada pelayanan kefarmasian. Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan bahan obat, bahan obat dan obat tradisional (Presiden Republik Indonesia, 2009). Pelayanan kefarmasian yang dilakukan di apotek melingkupi keseluruhan kegiatan kefarmasian kepada masyarakat mulai dari penggunaan obat maupun pelayanan informasi obat yang diberikan. Peningkatan pelayanan terhadap konsumen menuntut apotek bekerja keras dalam pengelolaannya. Selain itu, pengelola apotek harus dapat menciptakan strategi-strategi dalam pemasaran apotek sehingga apotek dapat berkembang dan bersaing dengan apotek-apotek lainnya. Promosi apotek dapat dilakukan dengan melalui penyebaran brosur dan kuesioner. Penyebaran brosur sebagai media promosi apotek agar masyarakat semakin banyak yang mengenal dan mengetahui keberadaaan apotek dan penyebaran kuisoner untuk mengevaluasi kinerja apotek secara internal maupun eksternal dalam melakukan pelayanan kefarmasian. 1.2 Tujuan 1. Mengidentifikasi dan menganalisis kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman Apotek Arafah. 2. Merumuskan strategi pemasaran Apotek Arafah berdasarkan faktor internal dan eksternal apotek. 1

84 BAB 2 TINJAUAN UMUM 2.1 Apotek Apotek adalah tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, serta perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2004). Pada perkembangannya, apotek tidak terbatas pada pekerjaaan kefarmasian melainkan pada pelayanan kefarmasian. Pengertian pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan bahan obat, bahan obat dan obat tradisional (Presiden Republik Indonesia, 2009). Pelayanan kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien, oleh karena itu pengertian apotek sekarang adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 922/Menkes/Per/X/1993 dalam UU Kesehatan Tentang Ketentuan dan Tata cara Pemberian izin Apotek, menjelaskan bahwa pengertian tentang Apotek yaitu suatu tempat tertentu, tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980, tugas dan fungsi apotek adalah sebagai berikut: a. Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan. b. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat. c. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat secara luas dan merata. 2

85 3 Uraian pekerjaan apotek dalam kesehariannya yang harus dilakukan adalah : 1. Pembuatan, pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan, dan penyerahan obat atau bahan obat. 2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan penyerahan perbekalan farmasi lainnya. 3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi. Pelayanan informasi yang dimaksud yaitu : a. Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi lainnya yang diberikan baik kepada dokter dan tenaga kesehatan lainnya maupun kepada masyarakat. b. Pelayanan informasi mengenai khasiat, keamanan, bahaya, dan mutu obat serta perbekalan farmasi lainnya. Jenis pelayanan yang terdapat di Apotek yaitu : 1. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan. 2. Pelayanan resep tersebut sepenuhnya atas tanggung jawab apoteker yaitu orang yang mengelola Apotek. Dalam melakukan pelayanan resep tersebut setiap Apotek berkewajiban yaitu : a. Melayani resep sesuai dengan tanggung jawab. b. Apoteker tidak diizinkan mengganti obat generik yang ditulis dalam resep dengan obat paten. c. Jika pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis di dalam resep. Apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih tepat. 2.2 Strategi Pemasaran Apotek Definisi Strategi Kata Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu Strategos, yang berasal dari kata Stratos yang berarti militer dan Ag yang artinya memimpin. Strategi dalam konteks awalnya ini diartikan sebagai generalship atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan perang (Purnomo, dkk, 2007).

86 4 Strategi adalah rencana komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi. Secara umum, strategi yang disusun dengan baik meliputi tiga bidang yakni kompetensi unggulan, ruang lingkup dan alokasi sumber daya. Kompetensi unggulan (distinctive competence) adalah sesuatu yang dapat dilakukan dengan sangat baik oleh organisasi. Ruang lingkup (scope) dari suatu strategi merinci tentang pasar di mana suatu perusahaan/organisasi akan bersaing. Sebuah strategi seharusnya juga mencakup garis besar dari alokasi sumber daya (resource deployment) organisasi yang telah diproyeksikan tentang bagaimana perusahaan akan mendistribusikan sumber-sumber dayanya di antara bidang-bidang yang merupakan lahan persaingannya (Griffin, 2004) Manajemen Strategi Dalam pencapaian strategi harus dikelola dengan manajemen yang baik. Proses manajemen strategi terdiri dari rangkaian tahap-tahap berupa analisa lingkungan, menentukan dan menetapkan arah perusahaan, formulasi strategi, implemetasi strategi dan pengendalian strategi (Purnomo, dkk. 2007). 1. Analisis Lingkungan Analisis lingkungan adalah proses awal dalam manajemen strategi yang bertujuan untuk memantau lingkungan perusahaan yang mencakup semua faktor baik yang berada di dalam (internal) maupun di luar (eksternal) perusahaan yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan yang diinginkan. a) Lingkungan internal Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan khusus pada perusahaan. Lingkungan internal mencakup mengenai aktivitas perusahaan, sumber daya, kapabilitas serta kompetensi inti yang dimiliki. Sumber daya sering diartikan sebagai input yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk suatu proses produksi. Secara sederhana, sumber daya dikelompokkan menjadi tangible, intangible dan human resources. Tangible resources merupakan sumber daya yang lainnya terlihat dalam data akuntansi dan mudah sekali diidentifikasi dan dievaluasi. Contohnya yaitu sumber daya keuangan, sumber daya fisik dan organisasi. Intangible resources merupakan

87 5 sumber daya yang tidak terlihat dalam neraca keuangan misalnya teknologi inovasi dan reputasi. Sumber daya manusia (human resources) sifatnya spesifik, misalnya ketrampilan, pengetahuan dan kemampuan dalam mengambil keputusan. Kapabilitas adalah suatu kumpulan sumberdaya yang menampilkan suatu aktivitas tertentu secara integratif. Untuk menentukan kapabilitas didasarkan kepada dua pendekatan yaitu pendekatan fungsional dan pendekatan rantai nilai. Pendekatan fungsional menentukan kapabilitas perusahaan secara relatif terhadap fungsi-fungsi utama perusahaan seperti pemasaran, penjualan dan distribusi, keuangan dan akuntansi, sumberdaya manusia, produksi serta organisasi secara umum. Sedangkan pendekatan rantai nilai didasarkan pada serangkaian kegiatan yang berurutan yang merupakan sekumpulan aktivitas nilai yang dilakukan untuk mendesain, memproduksi, memasarkan, mengirim dan mendukung produk dan jasa. Kompetensi inti merupakan akar yang menumbuhkan pohon secara keseluruhan jika dianalogikan perusahaan sebagai pohon. Kompetensi inilah yang membuat perusahaan dapat memiliki daya saing yang terus berkelanjutan. Kompetensi ini bersumber dari kapabilitas dan sumberdaya perusahaan. Hasil dari analisis lingkungan akan memberikan gambaran tentang keadaan perusahaan yang biasanya disederhanakan dengan memotret SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats) yang dimiliki. Analisis eksternal akan memberikan gambaran tentang peluang dan ancaman (OT), sedangkan analisis internal akan memberikan tentang keunggulan dan kelemahan (SW) dari perusahaan. Setiap perusahaan bersifat unik dalam arti memiliki karasteristiknya sendiri yang khas dan berbeda dengan perusahaan lain. Perusahaan membangun strategi yang berhasil dan membuat perusahaan memperbesar kekuatan untuk mengatasi kelemahannya. Kekuatan merupakan kondisi internal positif yang memberikan keuntungan relatif dari pesaing kepada perusahaan. Sedangkan kelemahan adalah faktor-faktor internal negatif yang dapat menghambat atau menghalangi perusahaan untuk mencapai misi, sasaran dan tujuan perusahaan. Faktor-faktor yang berada di luar maupun di dalam organisasi yang dapat mempengaruhi kemajuan organisasi tersebut dalam mencapai tujuan yang telah

88 6 ditetapkan. Dengan demikian diharapkan manajemen dapat memberikan reaksi yang sesuai dan proporsional untuk mencapai keunggulan bersaing yang berkesinambungan. b) Lingkungan eksternal Lingkungan eksternal mencakup lingkungan umum. Lingkungan umum adalah suatu lingkungan dalam lingkungan eksternal organisasi yang menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas. Lingkungan ini hanya memiliki sedikit implikasi langsung bagi pengaturan suatu organisasi. Setelah mengetahui faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan apa saja yang dihadapi perusahaan tersebut. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang membawa dampak nyata bagi perusahaan, lingkungan kerja, dan yang tidak berhubungan langsung (lingkungan sosial). Peluang adalah kondisi sekarang atau masa depan lingkungan yang menguntungkan organisasi pada saat ini yang terdiri atas perubahan hukum yang mengurangi persaingan, peningkatan jumlah langganan, dan pengenalan teknologi baru sehingga memudahkan perusahaan untuk melakukan eksploitasi, dan mengembangkan hubungan dengan pemasok. Peluang ditentukan tidak hanya berdasarkan kondisi sekarang saja tetapi juga untuk jangka panjang. Sedangkan ancaman adalah kekuatan eksternal negatif yang menghalangi kemampuan perusahaan untuk mencapai visi, misi, sasaran, dan tujuan perusahaan. Ancaman tersebut yaitu seperti masuknya kekuatan pesaing pada pasar industri. 2. Menentukan dan Menetapkan Arah Organisasi Setelah melakukan analisis lingkungan eksternal dan internal, gambaran mengenai posisi dalam persaingan akan diperoleh. Berdasarkan informasi tersebut selanjutnya ditentukan dan ditetapkan ke arah mana perusahaan akan di arahkan. Untuk menentukan arah organisasi terdapat dua indikator utama yaitu misi dan tujuan dari perusahaan. Misi berfungsi sebagai raison d etre, menjelaskan mengapa organisasi tersebut ada, memberikan gambaran baik tentang pelanggan, filosofi, citra yang diinginkan masyarakat serta teknologi yang nantinya akan digunakan oleh perusahaan. Sedangkan tujuan dari perusahaan merefleksikan target yang akan dicapai oleh organisasi.

89 7 3. Formulasi Strategi Langkah selanjutnya yaitu memastikan bahwa organisasi akan mencapai misi dan tujuan yang telah ditetapkan tadi. Untuk itulah maka perlu diformulasikan berbagai strategi atau cara untuk mencapai arah yang diinginkan. Formulasi strategi dalam hal ini adalah proses merancang dan menyeleksi berbagai strategi yang pada akhirnya menuntun pada pencapaian misi dan tujuan organisasi. 4. Implementasi Strategi Setelah sebuah strategi diformulasikan, strategi tersebut harus dikembangkan secara logis dalam bentuk tindakan yang disebut dengan implementasi strategi. 5. Pengendalian Strategi Pengendalian strategi adalah suatu jenis khusus dari pengendalian organisasi yang berfokus pada pemantauan dan pengevaluasian proses manajemen strategi, dengan maksud untuk memperbaiki dan memastikan bahwa sistem tersebut berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam tahap ini akan coba dievaluasi apakah implementasi strategi benar-benar sesuai dengan formulasi strategi atau tidak. Tiga aktivitas dasar evaluasi strategi adalah meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur kinerja dan mengambil tindakan korektif. Penerapan manajemen strategi di dalam perusahaan mempunyai manfaat langsung maupun tidak langsung terhadap setiap aspek perusahaan, terutama ke dalam kinerja aspek keuangan dan bisnis. Secara umum manfaat yang diperoleh perusahaan dalam menerapkan manajemen strategi adalah sebagai berikut (Purnomo, dkk, 2007) : 1. Menentukan batasan usaha yang akan dilakukan 2. Membantu proses identifikasi, pemilihan prioritas dan eksploitasi kesempatan 3. Memberikan kerangka kerja untuk meningkatkan koordinasi dan pengendalian 4. Mengarahkan dan membentuk kultur perusahaan

90 8 5. Menjaga kebijakan yang taat asas dan sesuai 6. Mengintegrasikan perilaku individu ke dalam perilaku kolektif 7. Meminimalkan implikasi akibat adanya perubahan kondisi 8. Menciptakan kerangka kerja dalam komunikasi internal 9. Memberikan kedisiplinan dan formalitas manajemen.

91 BAB 3 METODE PENGKAJIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Pengambilan data dan penulisan dilakukan tanggal 09 Oktober sampai dengan 18 November 2013 yang bertempat di Apotek Arafah. Penyebaran kuisoner dan brosur dilakukan di wilayah sekitar perumahan dan wilayah di luar perumahan. 3.2 Tahapan Tahapan penyusunan tugas khusus ini adalah: 1. Melakukan penelusuran literatur dari berbagai pustaka mengenai strategi pemasaran apotek sesuai dengan analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat) 2. Merancang desain untuk pembuatan kuesioner Apotek Arafah untuk mengetahui SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat) melalui analisa dari konsumen 3. Menyusun strategi pemasaran sesuai dengan kondisi Apotek Arafah 4. Strategi pemasaran Apotek Arafah antara lain : a. Penyediaan alat untuk cek tekanan darah, kadar gula, kadar asam urat dan kadar kolesterol b. Penyebaran brosur dan pembuatan spanduk c. Pembuatan papan penunjuk arah 3.3 Pengambilan Data Jenis dan Metode Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian terdiri dari data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama yaitu hasil kuesioner. 9

92 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner untuk mendapatkan data primer. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

93 BAB 4 PEMBAHASAN Apotek Arafah merupakan tempat praktek kefarmasian seorang apoteker yang menyediakan pelayanan kefarmasian yang terletak di Jalan Arafah I No.F/8 Villa Ilhami Islamic Tangerang yang berbatasan dengan Jalan Mina dan Jalan Qadr Raya. Pelayanan kefarmasian yang dilakukan di apotek Arafah berupa pelayanan resep, pemberian informasi obat serta konseling, pelayanan pemeriksaan tekanan darah, kadar gula darah, kadar asam urat dan kadar kolesterol, penjualan obat-obat OTC dan alat kesehatan. Tumbuhnya apotek-apotek pesaing diantaranya Apotek dan Klinik Rinita dengan jarak ± 1,6 km dari Apotek Arafah dan Apotek Mart dengan jarak ± 2 km dari Apotek Arafah. Apotek dan Klinik Rinita memiliki kelebihan diantaranya papan nama apotek yang besar dan terlihat dengan jelas dari dua sisi, lokasi yang strategis karena terletak di pinggir jalan raya yang dilalui oleh transportasi dua arah dan terdapat praktek dokter kecantikan. Apotek Mart memiliki kelebihankelebihan berupa lokasi strategis karena terletak di pinggir jalan, dekat dengan pasar dan minimarket yang dilalui oleh transportasi dua arah, terdapat praktek dokter, desain interior terlihat menarik dengan mengacu pada model apotek swalayan dan terlihat sangat bersih. Setelah dibandingkan dengan apotek kompetitor, Apotek Arafah memiliki kelebihan berupa satu-satunya apotek yang terdapat di dalam perumahan dengan desain interior yang menarik dan terlihat bersih. Kelemahan yang dimiliki oleh Apotek Arafah antara lain papan nama apotek yang hanya dapat terlihat dari satu sisi, tidak terdapat praktek dokter dan lokasinya tidak di pinggir jalan raya. Kelemahan dan kelebihan apotek merupakan hal yang penting untuk melakukan pemasaran apotek. Selain itu, kelebihankelebihan yang dimiliki apotek pesaing dapat dijadikan sebagai acuan untuk peluang apotek. Peluang yang dapat dilakukan diantaranya dengan membuka praktek dokter di Apotek, kerja sama dengan apotek-apotek lain ataupun Rumah Sakit terdekat, penyediaan papan nama apotek yang dapat terlihat dengan jelas dari dua sisi serta pengadaan papan penunjuk arah untuk membantu mengetahui keberadaan Apotek Arafah yang terletak di dalam perumahan. Keberadaan apotek 11

94 12 pesaing menuntut apotek Arafah untuk bekerja lebih keras dalam pengelolaan apotek dan meningkatkan pelayanan kepada pasien agar apotek tetap berkembang sehingga dapat bersaing dengan apotek-apotek pesaing. Selain itu, diperlukan juga strategi-strategi dalam pemasaran apotek. Dalam menyusun strategi pemasaran apotek, diperlukan manajemen strategi yang dikelola dengan baik. Tahap yang dilakukan antara lain analisis lingkungan baik pada lingkungan internal dan eksternal. Analisis lingkungan dapat menggunakan matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat) yang dapat dilihat di lampiran 1. Analisis eksternal memberikan gambaran tentang peluang dan ancaman (Opportunity dan Threat), sedangkan analisis internal memberikan gambaran tentang keunggulan dan kelemahan (Strength dan Weakness) dari apotek. Dengan mengetahui setiap kekuatan dan kelemahan yang dimiliki memberikan gambaran internal pada apotek sehingga dapat dinilai perkembangan apotek dengan memperhatikan peluang apa saja yang dapat dilakukan dan ancaman apa saja yang harus dihindari. Analisis lingkungan sangat membantu dan mempengaruhi kemajuan apotek tersebut dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penetapan misi dan tujuan apotek dijadikan sebagai acuan dalam pemasaran apotek sehingga mengetahui arah yang akan dituju oleh apotek. Apotek Arafah memiliki misi yaitu menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang pelayanan dan penyediaan kebutuhan obat-obatan di lingkungan masyarakat meliputi, pemberian informasi mengenai obat, pelayanan sediaan farmasi, serta perbekalan kesehatan yang terkait untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan cepat dan tepat. Tujuan didirikannya Apotek Arafah adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar akan pelayanan dan ketersediaan obat-obatan. Untuk mencapai misi serta tujuan tersebut, apotek selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien. Beberapa strategi pemasaran Apotek Arafah yang dilakukan antara lain penyediaan pemeriksaan tekanan darah, kadar gula, kadar asam urat dan kadar kolesterol, pembuatan brosur dan penyebaran kuesioner. Penyediaan pemeriksaan tekanan darah, kadar gula, kadar asam urat dan kadar kolesterol merupakan salah satu pemasaran pelayanan yang diberikan oleh Apotek Arafah. Apotek

95 13 memberikan harga yang terjangkau untuk pemeriksaan tersebut. Pemeriksaan dilakukan menggunakan alat digital khusus dan dilakukan oleh apoteker. Setiap pasien yang melakukan pemeriksaan, dicatat pada buku pelayanan pemeriksaan dan diberikan kartu hasil pemeriksaan. Setelah itu, pasien dapat berkonsultasi dengan apoteker tentang hasil pemeriksaannya. Pelayanan pemeriksaan ini dilakukan dengan latar belakang kebutuhan masyarakat di sekitar apotek. Pembuatan brosur sebagai penyalur informasi kepada masyarakat sekitar perumahan dan di luar perumahan. Brosur yang dibuat terdiri dari brosur apotek dan brosur pengecekan tekanan darah, kadar gula, asam urat dan kolesterol, dapat dilihat pada lampiran 2 dan 3. Brosur-brosur tersebut disebar secara langsung atau door to door. Dengan adanya penyebaran brosur maka diharapkan informasi mengenai keberadaan apotek arafah semakin dikenal dan banyak diketahui oleh masyarakat sekitar. Media brosur dan selebaran dipilih karena mempunyai keunggulan yaitu waktu edar yang cepat dan biaya yang murah. Selain itu, strategi pemasaran yang dilakukan oleh Apotek Arafah berupa pembuatan papan penunjuk arah. Papan penunjuk arah ditujukan sebagai tanda atau penunjuk arah keberadaan apotek arafah. Dengan adanya papan penunjuk arah tersebut diharapkan dapat membantu mempermudah konsumen dalam menemukan apotek. Penunjuk arah dibuat dari bahan acrylic, bahan tersebut dipilih karena tahan terhadap segala cuaca baik panas maupun hujan. Penunjuk arah sebaiknya diletakkan pada tiang listrik di sekitar apotek sehingga memungkinkan konsumen dapat membaca atau mengetahui informasi keberadaan apotek dari kejauhan. Untuk mengevaluasi strategi yang dilakukan, apotek menggunakan media kuesioner. Kuesioner merupakan suatu komunikasi tidak langsung melalui sejumlah pertanyaan tertulis yang berguna untuk memperoleh informasi dari responden mengenai masalah yang diteliti. Kuesioner bertujuan untuk mengevaluasi faktor internal maupun eksternal di apotek. Kuesioner tersebut berisikan pertanyaan seputar apotek yang meliputi keberadaan apotek, produk yang tersedia serta pelayanan yang diberikan di apotek yang disebar langsung kepada masyarakat perumahan dan luar perumahan.

96 14 Berdasarkan hasil kuesioner (lampiran 6), dilihat dari segi keberadaan apotek, dapat dikatakan bahwa Apotek Arafah telah banyak dikenal oleh masyarakat baik perumahan maupun luar perumahan. Dengan lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar perumahan maupun luar perumahan menjadikan keberadaannya sangat membantu masyarakat dalam hal penyaluran obat-obatan. Aspek kebersihan sangat diperhatikan oleh apotek Arafah sehingga membuat pasien merasa nyaman pada saat berada di apotek. Penataan obat bagian dalam (desain interior) apotek dinyatakan menarik karena penyusunan obat-obat OTC serta kosmetik disusun sesuai dengan farmakologi dengan memperhatikan warna serta bentuk sediaan farmasi. Selain itu, obat disusun dengan tidak memberikan adanya ruang yang kosong agar memberikan kesan bahwa produk yang tersedia banyak dan lengkap. Dilihat dari produk yang tersedia, apotek Arafah menyediakan obat-obatan dengan harga yang standar atau sesuai dengan rata-rata. Sedangkan dalam hal pelayanan, petugas apotek arafah melayani dengan ramah, pelayanan informasi obat yang diberikan jelas dan petugas melayani dengan cepat dan tanggap. Penerangan apotek yang terang membuat pasien mudah mengenali dan menemukan keberadaan apotek terutama pada saat malam hari. Evaluasi yang harus dilakukan oleh apotek Arafah terkait dengan papan nama apotek, kelengkapan produk dan desain eksterior apotek. Hal tersebut diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner di masyarakat perumahan dan luar perumahan. Papan nama apotek yang kurang jelas karena terhalang oleh pohon sehingga hanya dapat dilihat dari sisi saja yakni di ujung Jalan Arafah I. Untuk mengatasi hal tersebut, sebaiknya dilakukan pemangkasan pada pohon tersebut agar papan nama terlihat dari dua sisi. Alternatif lain yang dapat membantu yakni dengan pemasangan papan penunjuk arah sehingga diharapkan dapat membantu keberadaan apotek arafah. Evaluasi selanjutnya yaitu kelengkapan produk di apotek. Produk yang tersedia di Apotek Arafah kurang lengkap maka untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya dilakukan studi untuk melengkapi produk secara bertahap disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat perumahan dan luar perumahan. Selanjutnya, desain eksterior Apotek Arafah terlihat kurang menarik dikarenakan etalase obat-obatan lebih banyak menghadap di jendela samping

97 15 apotek. Hal tersebut dapat menyebabkan konsumen tidak memiliki hasrat atau keinginan untuk masuk ke dalam apotek. Untuk mengatasi hal tersebut, disarankan agar perubahan penyusunan obat-obatan dengan semenarik mungkin agar tampak menarik dari luar dan menarik konsumen lebih banyak lagi.

98 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Analisis SWOT sangat membantu dan mempengaruhi kemajuan Apotek Arafah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2. Strategi pemasaran Apotek Arafah yang dilakukan berupa penyebaran kuesioner dan brosur kepada masyarakat sekitar perumahan dan di luar perumahan serta penyediaan papan penunjuk arah apotek. 3. Kuesioner ditujukan sebagai bentuk evaluasi terhadap faktor internal dan eksternal apotek. 5.2 Saran 1. Papan nama sebaiknya diletakkan di tempat yang dapat terlihat dengan jelas. 2. Pemasangan papan penunjuk arah untuk mempermudah dalam mencari keberadaan Apotek Arafah. 3. Melengkapi produk-produk di apotek sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar. 4. Merubah desain eksterior apotek sehingga terlihat lebih menarik sehingga dapat menarik konsumen lebih banyak lagi. 5. Untuk pengembangan berikutnya, diharapkan adanya studi mengenai itemitem obat yang dibutuhkan oleh konsumen Apotek Arafah. 16

99 DAFTAR ACUAN Griffin, Ricky Manajemen Jilid 1 Edisi 7. Jakarta : Erlangga Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Presiden Republik Indonesia. (2009). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Purnomo, Setiawan Hari dan Zulkieflimansyah. (2007). Manajemen Strategi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi 17

100 18 Lampiran 1. Matriks Analisis SWOT a. Apotek Arafah Kekuatan (Strength) - Satu-satunya apotek di dalam perumahan - Desain interior menarik - Jumlah produk tertata dengan rapi dan terlihat banyak - Adanya layanan pesan antar - Terdapat pengecekan tekanan darah, kadar gula darah, asam urat dan kolesterol - Konsultasi dengan apoteker langsung Kelemahan (Weakness ) - Papan nama apotek kurang besar dan kurang terlihat jelas dari dua sisi - Lokasi terletak di dalam perumahan dan jauh dari jalan raya utama - Tidak ada penunjuk arah apotek Peluang (Opportunity) - Kerja sama dengan membuat praktek dokter - Kerja sama dengan apotek lain serta Rumah Sakit terdekat Ancaman (Threat) - Lokasi yang terletak di dalam perumahan, maka jumlah pasien lebih sedikit dibanding dengan apotek kompetitor - Apotek kompetitor sudah bekerja sama dengan praktek-praktek dokter - Terdapat dokter yang melakukan dispensing (di sekitar perumahan)

101 19 Lampiran 1. Matriks Analisis SWOT (lanjutan) b. Apotek Pesaing Nama Apotek Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness) Apotek dan - Papan nama apotek besar - Desain interior tidak menarik Klinik Rinita - Lokasi strategis (di pinggir - Jumlah produk terlihat sedikit (Jarak ± 1,6 km jalan, dilalui oleh transportasi dari Apotek 2 arah) Arafah) - Ada praktek dokter kecantikan Apotek Mart (Jarak ± 2 km dari Apotek Arafah) - Lokasi strategis (di pinggir jalan, dekat dengan pasar, minimarket dan dilalui oleh transportasi 2 arah) - Ada praktek dokter umum - Desain interior menarik - Model apotek swalayan - Terlihat sangat bersih - Desain eksterior tidak menarik - Tidak terdapat papan nama apotek

102 20 Lampiran 2. Desain Brosur Apotek Arafah

103 21 Lampiran 3. Desain Brosur Cek Darah Apotek Arafah Jl. Arafah I No. F/8 Rt. 004 Rw. 10 Villa Ilhami Islamic Tangerang Telp. (021) , PIN BB : 24F4475E MELAYANI RESEP DAN NON RESEP KINI MENYEDIAKAN : o CEK GULA DARAH Rp ; o CEK ASAM URAT Rp ; o CEK KOLESTEROL Rp ; KONSULTASI DENGAN APOTEKER MULAI DARI JAM WIB

104 22 Lampiran 4. Papan Penunjuk Arah

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ARAFAH JL. ARAFAH I NO. F/8 VILLA ILHAMI ISLAMIC - TANGERANG

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ARAFAH JL. ARAFAH I NO. F/8 VILLA ILHAMI ISLAMIC - TANGERANG UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ARAFAH JL. ARAFAH I NO. F/8 VILLA ILHAMI ISLAMIC - TANGERANG LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER IMELDA PRIANA, S.Farm. 1206329713

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ARAFAH JL. ARAFAH I NO. F/8 VILLA ILHAMI ISLAMIC - TANGERANG PERIODE 8 APRIL 17 MEI 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ARAFAH JL. ARAFAH I NO. F/8 VILLA ILHAMI ISLAMIC - TANGERANG PERIODE 8 APRIL 17 MEI 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ARAFAH JL. ARAFAH I NO. F/8 VILLA ILHAMI ISLAMIC - TANGERANG PERIODE 8 APRIL 17 MEI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER SERUNI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER MANGGARAI JAKARTA SELATAN

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER MANGGARAI JAKARTA SELATAN UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KESELAMATAN JALAN KESELAMATAN NO. 27 MANGGARAI JAKARTA SELATAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER KARTIKA FEBIYANTI NORMAN, S.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KESELAMATAN JALAN KESELAMATAN NO.27 MANGGARAI JAKARTA SELATAN

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KESELAMATAN JALAN KESELAMATAN NO.27 MANGGARAI JAKARTA SELATAN UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KESELAMATAN JALAN KESELAMATAN NO.27 MANGGARAI JAKARTA SELATAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER YULIANA, S.Farm. 1106047511 ANGKATAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 55 JALAN KEBAYORAN LAMA NO. 50 JAKARTA BARAT PERIODE 2 APRIL 12 MEI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER AGATHA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 47 JALAN RADIO DALAM RAYA NO. 1-S, GANDARIA UTARA, KEBAYORAN BARU, JAKARTA SELATAN LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 50 JL. MERDEKA NO. 24 BOGOR PERIODE 2 APRIL 11 MEI 2012

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 50 JL. MERDEKA NO. 24 BOGOR PERIODE 2 APRIL 11 MEI 2012 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 50 JL. MERDEKA NO. 24 BOGOR PERIODE 2 APRIL 11 MEI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER ANNISA RAHMA HENDARSULA,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA MENIMBANG : bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

PERANAN APOTEKER DI RUMAH SAKIT

PERANAN APOTEKER DI RUMAH SAKIT PERANAN APOTEKER DI RUMAH SAKIT Peranan Apoteker Farmasi Rumah Sakit adalah : 1. Peranan Dalam Manajemen Farmasi Rumah Sakit Apoteker sebagai pimpinan Farmasi Rumah Sakit harus mampu mengelola Farmasi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 202 JL. KEJAYAAN RAYA BLOK XI NO. 2 DEPOK II TIMUR PERIODE 2 JANUARI 14 FEBRUARI 2014 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Apotek Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker. (Peraturan Pemerintah no 51 tahun 2009). Sesuai ketentuan perundangan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 49 JL. PAHLAWAN REVOLUSI NO. 53 PONDOK BAMBU JAKARTA TIMUR PERIODE 2 APRIL-11 MEI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER APOTEK KIMIA FARMA NO. 7, BOGOR PERIODE 2 APRIL 12 MEI 2012

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER APOTEK KIMIA FARMA NO. 7, BOGOR PERIODE 2 APRIL 12 MEI 2012 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER APOTEK KIMIA FARMA NO. 7, BOGOR PERIODE 2 APRIL 12 MEI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER ANITA AYU DWI AJIE SAPUTRI, S.Farm. 1106046673

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ARAFAH JL. ARAFAH I NO. F/8 VILLA ILHAMI ISLAMIC - TANGERANG PERIODE 20 FEBRUARI 28 MARET 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KESELAMATAN JALAN KESELAMATAN NO. 27 MANGGARAI JAKARTA SELATAN

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KESELAMATAN JALAN KESELAMATAN NO. 27 MANGGARAI JAKARTA SELATAN UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KESELAMATAN JALAN KESELAMATAN NO. 27 MANGGARAI JAKARTA SELATAN LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER CICILIA MARINA, S. Farm. 1306502333

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JALAN KARTINI RAYA NO.34A, JAKARTA PUSAT PERIODE 8 JANUARI 14 FEBRUARI 2014 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER RITA ZAHARA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak asasi manusia, setiap orang mempunyai hak untuk hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk di dalamnya mendapat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 47 JALAN RADIO DALAM RAYA NO. 1-S, GANDARIA UTARA KEBAYORAN BARU, JAKARTA SELATAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO.1 JL. GARUDA NO.47 JAKARTA PUSAT PERIODE 1 MEI 8 JUNI 2012

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO.1 JL. GARUDA NO.47 JAKARTA PUSAT PERIODE 1 MEI 8 JUNI 2012 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO.1 JL. GARUDA NO.47 JAKARTA PUSAT PERIODE 1 MEI 8 JUNI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER MUTIA ANGGRIANI,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KESELAMATAN JALAN KESELAMATAN NO.27 MANGGARAI JAKARTA SELATAN

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KESELAMATAN JALAN KESELAMATAN NO.27 MANGGARAI JAKARTA SELATAN UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KESELAMATAN JALAN KESELAMATAN NO.27 MANGGARAI JAKARTA SELATAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER LINDA JULI ASTUTI, S.Farm. 1206329770

Lebih terperinci

2017, No Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (

2017, No Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika ( No.276, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Apotek. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

MEHTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHAT AN REPUBLIK INDONESIA. Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 TENTANG

MEHTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHAT AN REPUBLIK INDONESIA. Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 TENTANG .. MEHTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHAT AN REPUBLIK INDONESIA Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN 01 APOTEK MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 7 JL. IR. H. JUANDA NO. 30, BOGOR LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

UNIVERSITAS INDONESIA DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 7 JL. IR. H. JUANDA NO. 30, BOGOR LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 7 JL. IR. H. JUANDA NO. 30, BOGOR LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER AYUN ERWINA ARIFIANTI, S.Farm. 1206312883

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 298 JL. BENDUNGAN HILIR RAYA NO. 41, JAKARTA PUSAT PERIODE 3 MARET 11 APRIL 2014

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 298 JL. BENDUNGAN HILIR RAYA NO. 41, JAKARTA PUSAT PERIODE 3 MARET 11 APRIL 2014 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 298 JL. BENDUNGAN HILIR RAYA NO. 41, JAKARTA PUSAT PERIODE 3 MARET 11 APRIL 2014 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER APOTEK KIMIA FARMA NO. 7 Jl. Ir. H. JUANDA NO. 30, BOGOR PERIODE 2 APRIL 12 MEI 2012

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER APOTEK KIMIA FARMA NO. 7 Jl. Ir. H. JUANDA NO. 30, BOGOR PERIODE 2 APRIL 12 MEI 2012 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER APOTEK KIMIA FARMA NO. 7 Jl. Ir. H. JUANDA NO. 30, BOGOR PERIODE 2 APRIL 12 MEI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER TYAS PAWESTRISIWI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan adalah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK RINI JALAN BALAI PUSTAKA TIMUR NO.11 RAWAMANGUN PERIODE 17 JUNI 12 JULI DAN 29 JULI 23 AGUSTUS 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA Jl. KARTINI RAYA NO. 34A, JAKARTA PUSAT PERIODE 26 SEPTEMBER 29 OKTOBER 2011 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER CYNTHIA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO.7 JALAN H. JUANDA NO. 30 BOGOR PERIODE 13 FEBRUARI 22 MARET 2012

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO.7 JALAN H. JUANDA NO. 30 BOGOR PERIODE 13 FEBRUARI 22 MARET 2012 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO.7 JALAN H. JUANDA NO. 30 BOGOR PERIODE 13 FEBRUARI 22 MARET 2012 LAPORAN PRAKTEK PROFESI APOTEKER DEWI NUR ANGGRAENI,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 6 JL. DANAU TONDANO NO.1 PEJOMPONGAN JAKARTA PUSAT PERIODE 2 MEI 8 JUNI 2012

UNIVERSITAS INDONESIA DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 6 JL. DANAU TONDANO NO.1 PEJOMPONGAN JAKARTA PUSAT PERIODE 2 MEI 8 JUNI 2012 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 6 JL. DANAU TONDANO NO.1 PEJOMPONGAN JAKARTA PUSAT PERIODE 2 MEI 8 JUNI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 2 JL. SENEN RAYA No. 66 JAKARTA PUSAT PERIODE 1 MEI 8 JUNI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER NENDEN PUSPITASARI,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ERRA MEDIKA JL. TOLE ISKANDAR No. 4-5 DEPOK PERIODE 17 JUNI 12 JULI DAN 29 JULI 16 AGUSTUS 2013 LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ENDEH JL. PANCORAN TIMUR NO. 37, JAKARTA SELATAN PERIODE 15 JULI 31 AGUSTUS 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER PERMITA SARI,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO.55 JALAN KEBAYORAN LAMA NO.34K JAKARTA SELATAN PERIODE 03 APRIL- 10 MEI 2014

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO.55 JALAN KEBAYORAN LAMA NO.34K JAKARTA SELATAN PERIODE 03 APRIL- 10 MEI 2014 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO.55 JALAN KEBAYORAN LAMA NO.34K JAKARTA SELATAN PERIODE 03 APRIL- 10 MEI 2014 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

Nomor : 1332/MENKES/SK/X/2002 TENTANG NOMOR. 922/MENKES/PER/X/1993

Nomor : 1332/MENKES/SK/X/2002 TENTANG NOMOR. 922/MENKES/PER/X/1993 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 1332/MENKES/SK/X/2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR. 922/MENKES/PER/X/1993 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN

Lebih terperinci

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit Puskesmas dan sebagai bahan masukan kepada Dinas Kesehatan Kota Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK MEDIKO FARMA JL. PINANG RAYA NO. 10 PONDOK LABU CILANDAK JAKARTA SELATAN

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK MEDIKO FARMA JL. PINANG RAYA NO. 10 PONDOK LABU CILANDAK JAKARTA SELATAN UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK MEDIKO FARMA JL. PINANG RAYA NO. 10 PONDOK LABU CILANDAK JAKARTA SELATAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER RAHMI RAMDANIS, S.Farm

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KESELAMATAN JALAN KESELAMATAN NO. 27 MANGGARAI, JAKARTA SELATAN

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KESELAMATAN JALAN KESELAMATAN NO. 27 MANGGARAI, JAKARTA SELATAN UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KESELAMATAN JALAN KESELAMATAN NO. 27 MANGGARAI, JAKARTA SELATAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER NUR HASMAWATI, S.Farm (1006753942)

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK MEDIKO FARMA JL. PINANG RAYA NO. 10 PONDOK LABU CILANDAK JAKARTA SELATAN PERIODE 18 FEBRUARI 28 MARET 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 284/MENKES/PER/III/2007 TENTANG APOTEK RAKYAT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 284/MENKES/PER/III/2007 TENTANG APOTEK RAKYAT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 284/MENKES/PER/III/2007 TENTANG APOTEK RAKYAT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan dan memperluas akses

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK SAMMARIE BASRA JL. BASUKI RACHMAT NO. 31 JAKARTA TIMUR PERIODE 16 SEPTEMBER 25 OKTOBER 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK SAMMARIE BASRA JL. BASUKI RACHMAT NO. 31 JAKARTA TIMUR PERIODE 19 JUNI 12 JULI 2013 DAN 29 JULI 19 AGUSTUS 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ARAFAH JL. ARAFAH I NO. F/8 VILLA ILHAMI ISLAMIC - TANGERANG PERIODE 20 FEBRUARI 28 MARET 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO.50 JL. MERDEKA NO.24 BOGOR PERIODE 2 APRIL - 12 MEI 2012

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO.50 JL. MERDEKA NO.24 BOGOR PERIODE 2 APRIL - 12 MEI 2012 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO.50 JL. MERDEKA NO.24 BOGOR PERIODE 2 APRIL - 12 MEI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DIAN RENI AGUSTINA,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER APOTEK ENDEH JL. PANCORAN TIMUR NO. 37, JAKARTA SELATAN PERIODE 15 JULI 31 AGUSTUS 2013

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER APOTEK ENDEH JL. PANCORAN TIMUR NO. 37, JAKARTA SELATAN PERIODE 15 JULI 31 AGUSTUS 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ENDEH JL. PANCORAN TIMUR NO. 37, JAKARTA SELATAN PERIODE 15 JULI 31 AGUSTUS 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DEVINA LIRETHA,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 115 JL. PAMULANG PERMAI RAYA D2/1A PERIODE 13 FEBRUARI 22 MARET 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER Laukha

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO.2 JL. SENEN RAYA NO. 66 JAKARTA PUSAT PERIODE 1 MEI 8 JUNI 2012

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO.2 JL. SENEN RAYA NO. 66 JAKARTA PUSAT PERIODE 1 MEI 8 JUNI 2012 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO.2 JL. SENEN RAYA NO. 66 JAKARTA PUSAT PERIODE 1 MEI 8 JUNI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER MAYA MASITHA,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 50 JALAN MERDEKA NO. 24 BOGOR PERIODE 1 SEPTEMBER 30 SEPTEMBER 2014 LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER HANUM PRAMITA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ENDEH JL. PANCORAN TIMUR NO. 37 JAKARTA SELATAN PERIODE 6 JUNI 1 JULI 2011 DAN 1 AGUSTUS - 12 AGUSTUS 2011 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JL. KARTINI RAYA NO. 34A, JAKARTA PUSAT PERIODE 7 APRIL 16 MEI 2014

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JL. KARTINI RAYA NO. 34A, JAKARTA PUSAT PERIODE 7 APRIL 16 MEI 2014 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JL. KARTINI RAYA NO. 34A, JAKARTA PUSAT PERIODE 7 APRIL 16 MEI 2014 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER RAFIKA FATHNI, S.Farm.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK MEDIKO FARMA JL. PINANG RAYA NO. 10 PONDOK LABU CILANDAK JAKARTA SELATAN PERIODE 17 JUNI-16 AGUSTUS 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 47 JALAN RADIO DALAM RAYA NO. 1-S, GANDARIA UTARA KEBAYORAN BARU, JAKARTA SELATAN PERIODE 13 FEBRUARI 22 MARET 2012

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK MITRASANA TAMAN HARAPAN BARU RUKO TAMAN HARAPAN BARU BLOK E7 NO. 9 BEKASI PERIODE JANUARI FEBRUARI 2014 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 284 JL. SILIWANGI NO.86A, BEKASI PERIODE 13 FEBRUARI - 22 MARET 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER Diajukan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ERRA MEDIKA JL. TOLE ISKANDAR No. 4-5 DEPOK LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ERRA MEDIKA JL. TOLE ISKANDAR No. 4-5 DEPOK LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ERRA MEDIKA JL. TOLE ISKANDAR No. 4-5 DEPOK LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER MELDA SILVIA SARI SILALAHI, S.Farm. 1206313343

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA DI APOTEK SAMMARIE BASRA JALAN BASUKI RACHMAT NO. 31 JAKARTA TIMUR PERIODE MARET 2014 DAN 21 APRIL 12 MEI 2014

UNIVERSITAS INDONESIA DI APOTEK SAMMARIE BASRA JALAN BASUKI RACHMAT NO. 31 JAKARTA TIMUR PERIODE MARET 2014 DAN 21 APRIL 12 MEI 2014 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK SAMMARIE BASRA JALAN BASUKI RACHMAT NO. 31 JAKARTA TIMUR PERIODE 10 29 MARET 2014 DAN 21 APRIL 12 MEI 2014 LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 5 JL. CIKINI RAYA NO. 121 JAKARTA PUSAT PERIODE 3 SEPTEMBER 6 OKTOBER 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

SURVEI KESALAHAN DALAM PENULISAN RESEP DAN ALUR PELAYANANNYA DI APOTEK KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI

SURVEI KESALAHAN DALAM PENULISAN RESEP DAN ALUR PELAYANANNYA DI APOTEK KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI SURVEI KESALAHAN DALAM PENULISAN RESEP DAN ALUR PELAYANANNYA DI APOTEK KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Oleh : DWI KURNIYAWATI K 100 040 126 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong masyarakat untuk semakin memperhatikan derajat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong masyarakat untuk semakin memperhatikan derajat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong masyarakat untuk semakin memperhatikan derajat kesehatan demi peningkatan kualitas hidup yang lebih

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA. LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 7 Jl. H. JUANDA NO. 30 BOGOR PERIODE 2 APRIL 11 MEI 2012

UNIVERSITAS INDONESIA. LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 7 Jl. H. JUANDA NO. 30 BOGOR PERIODE 2 APRIL 11 MEI 2012 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 7 Jl. H. JUANDA NO. 30 BOGOR PERIODE 2 APRIL 11 MEI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER GINARTI EKAWATI, S.Farm.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan aksesibilitas,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 922/MENKES/PER/X/1993 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN APOTIK MENTERI KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 922/MENKES/PER/X/1993 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN APOTIK MENTERI KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 922/MENKES/PER/X/1993 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN APOTIK MENTERI KESEHATAN Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pelayanan apotik harus diusahakan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menjadi prioritas utama program pemerintah menuju masyarakat yang sehat dan sejahtera. Untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK SAMMARIE BASRA JL. BASUKI RACHMAT NO. 31 JAKARTA TIMUR PERIODE 16 SEPTEMBER 25 OKTOBER 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK SAMMARIE BASRA JL. BASUKI RACHMAT NO. 31 JAKARTA TIMUR PERIODE 16 SEPTEMBER 25 OKTOBER 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK SAMMARIE BASRA JL. BASUKI RACHMAT NO. 31 JAKARTA TIMUR PERIODE 16 SEPTEMBER 25 OKTOBER 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN LAWEYAN KOTA SOLO TAHUN 2007 SKRIPSI

GAMBARAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN LAWEYAN KOTA SOLO TAHUN 2007 SKRIPSI GAMBARAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN LAWEYAN KOTA SOLO TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh: ROSY MELLISSA K.100.050.150 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ERRA MEDIKA JL. TOLE ISKANDAR, DEPOK LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ERRA MEDIKA JL. TOLE ISKANDAR, DEPOK LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ERRA MEDIKA JL. TOLE ISKANDAR, DEPOK LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER ANDI NURWINDA, S.Si. 1006835085 ANGKATAN LXXIII FAKULTAS

Lebih terperinci

Apoteker berperan dalam mengelola sarana dan prasarana di apotek. Selain itu, seorang apoteker juga harus menjamin bahwa:

Apoteker berperan dalam mengelola sarana dan prasarana di apotek. Selain itu, seorang apoteker juga harus menjamin bahwa: I.PENDAHULUAN Apotek adalah suatu tempat tertentu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian berupa penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat dan tempat dilakukannya praktik kefarmasian

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ERRA MEDIKA JALAN TOLE ISKANDAR No. 4 5 DEPOK PERIODE 7 JANUARI 15 FEBRUARI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER MIFTAHUL HUDA,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JALAN KARTINI RAYA NO. 34 A JAKARTA PUSAT PERIODE APRIL - MEI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JALAN KARTINI RAYA NO. 34 A JAKARTA PUSAT PERIODE APRIL - MEI 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JALAN KARTINI RAYA NO. 34 A JAKARTA PUSAT PERIODE APRIL - MEI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER WILLY HERMAWAN, S.Farm.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ERRA MEDIKA JL. TOLE ISKANDAR No. 4-5 DEPOK PERIODE 17 JUNI 12 JULI DAN 29 JULI 16 AGUSTUS 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

TINJAUAN ASPEK ADMINISTRASI PADA RESEP DI TIGA APOTEK DI KABUPATEN PEMALANG PERIODE JANUARI - JUNI 2008 SKRIPSI

TINJAUAN ASPEK ADMINISTRASI PADA RESEP DI TIGA APOTEK DI KABUPATEN PEMALANG PERIODE JANUARI - JUNI 2008 SKRIPSI TINJAUAN ASPEK ADMINISTRASI PADA RESEP DI TIGA APOTEK DI KABUPATEN PEMALANG PERIODE JANUARI - JUNI 2008 SKRIPSI Oleh : LINDA WIDYA RETNA NINGTYAS K 100 050 110 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 7 JL. IR. H. JUANDA NO. 30, BOGOR PERIODE 03 MARET 12 APRIL 2014

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 7 JL. IR. H. JUANDA NO. 30, BOGOR PERIODE 03 MARET 12 APRIL 2014 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 7 JL. IR. H. JUANDA NO. 30, BOGOR PERIODE 03 MARET 12 APRIL 2014 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER RANI WULANDARI,

Lebih terperinci

2015, No.74 2 Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 T

2015, No.74 2 Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 T BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.74, 2015 KEMENKES. Narkotika. Psikotropika. Prekursor Farmasi. Pelaporan. Pemusnahan. Penyimpanan. Peredaran. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK RINI JL. BALAI PUSTAKA TIMUR NO. 11 JAKARTA TIMUR PERIODE 4 APRIL - 4 JUNI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK RINI JL. BALAI PUSTAKA TIMUR NO. 11 JAKARTA TIMUR PERIODE 4 APRIL - 4 JUNI 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK RINI JL. BALAI PUSTAKA TIMUR NO. 11 JAKARTA TIMUR PERIODE 4 APRIL - 4 JUNI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER RIZA MARLYNE,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 2 JL. SENEN RAYA NO. 66, JAKARTA PUSAT

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 2 JL. SENEN RAYA NO. 66, JAKARTA PUSAT UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 2 JL. SENEN RAYA NO. 66, JAKARTA PUSAT LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER FURQON DWI CAHYO, S.Farm 1206313135

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JL. KARTINI RAYA NO. 34, JAKARTA PUSAT

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JL. KARTINI RAYA NO. 34, JAKARTA PUSAT UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JL. KARTINI RAYA NO. 34, JAKARTA PUSAT LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER Tri Setiawan, S.Farm. 1006754075 ANGKATAN LXXIII

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 278 RUKO VERSAILLES FB NO.15 SEKTOR 1.6 BSD SERPONG PERIODE 3 30 APRIL 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JALAN KARTINI RAYA NO. 34A JAKARTA PUSAT

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JALAN KARTINI RAYA NO. 34A JAKARTA PUSAT UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JALAN KARTINI RAYA NO. 34A JAKARTA PUSAT LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER ZETMI, S.Farm. 1206330261 ANGKATAN LXXVII FAKULTAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK MEDIKO FARMA JALAN PINANG RAYA NO. 10 PONDOK LABU, JAKARTA SELATAN PERIODE 16 SEPTEMBER 25 OKTOBER 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 96 JALAN S. PARMAN KAV G/12, JAKARTA BARAT PERIODE 1 MEI 2012-8 JUNI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER YENNY

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JALAN KARTINI RAYA NO. 34A JAKARTA PUSAT PERIODE 2 OKTOBER 7 NOVEMBER 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER BHATA BELLINDA,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JALAN KARTINI RAYA NO. 34 A JAKARTA PUSAT PERIODE 19 AGUSTUS 30 AGUSTUS 2013 DAN 30 SEPTEMBER 25 OKTOBER 2013 LAPORAN PRAKTEK

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA DI APOTEK RINI PERIODEE 16 SEPTEMBER - 25 OKTOBER 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER. ERLIMAS LUCKY WIJAYA, S. Farm.

UNIVERSITAS INDONESIA DI APOTEK RINI PERIODEE 16 SEPTEMBER - 25 OKTOBER 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER. ERLIMAS LUCKY WIJAYA, S. Farm. UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK RINI JL. BALAI PUSTAKA TIMUR NO. 11 JAKARTAA TIMUR PERIODEE 16 SEPTEMBER - 25 OKTOBER 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

a. bahwa apotek dan pedagang eceran obat merupakan pelayanan kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh swasta;

a. bahwa apotek dan pedagang eceran obat merupakan pelayanan kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh swasta; BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2006 NOMOR 10 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK DAN PEDAGANG ECERAN OBAT (TOKO OBAT) WALIKOTA BOGOR, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA DI APOTEK ATRIKA JALAN KARTINI RAYA 34A, JAKARTA PUSAT LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER

UNIVERSITAS INDONESIA DI APOTEK ATRIKA JALAN KARTINI RAYA 34A, JAKARTA PUSAT LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JALAN KARTINI RAYA 34A, JAKARTA PUSAT LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER GABRIELLA FREDERIKA PUNU, S.Farm. 1206329644 ANGKATAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JALAN KARTINI RAYA NO. 34 JAKARTA PUSAT PERIODE 1 APRIL 10 MEI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JALAN KARTINI RAYA NO. 34 JAKARTA PUSAT PERIODE 1 APRIL 10 MEI 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JALAN KARTINI RAYA NO. 34 JAKARTA PUSAT PERIODE 1 APRIL 10 MEI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER ILMA NAFIA, S.Farm.

Lebih terperinci

PENDIRIAN APOTEK. Heru Sasongko, S.Farm.,Apt.

PENDIRIAN APOTEK. Heru Sasongko, S.Farm.,Apt. PENDIRIAN APOTEK Heru Sasongko, S.Farm.,Apt. PENGERTIAN ISTILAH Apotek (kepmenkes 1027 standar pelayanan kefarmasian di apotek) adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JALAN KARTINI RAYA NO. 34A JAKARTA PUSAT

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JALAN KARTINI RAYA NO. 34A JAKARTA PUSAT UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JALAN KARTINI RAYA NO. 34A JAKARTA PUSAT LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER VETHREEANY SIMAMORA, S.Farm 1206330223 ANGKATAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTIK ATRIKA JL. KARTINI RAYA NO. 34A, JAKARTA PUSAT PERIODE 16 SEPTEMBER 25 OKTOBER 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTIK ATRIKA JL. KARTINI RAYA NO. 34A, JAKARTA PUSAT PERIODE 16 SEPTEMBER 25 OKTOBER 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTIK ATRIKA JL. KARTINI RAYA NO. 34A, JAKARTA PUSAT PERIODE 16 SEPTEMBER 25 OKTOBER 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER RISKA EKA

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JALAN KARTINI RAYA NO. 34 JAKARTA PUSAT PERIODE 19 JUNI 31 JULI 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JALAN KARTINI RAYA NO. 34 JAKARTA PUSAT PERIODE 19 JUNI 31 JULI 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ATRIKA JALAN KARTINI RAYA NO. 34 JAKARTA PUSAT PERIODE 19 JUNI 31 JULI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER OGI ANDYKA PUTRA,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ERRA MEDIKA JALAN TOLE ISKANDAR No. 4-5 DEPOK PERIODE 8 APRIL 17 MEI 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ERRA MEDIKA JALAN TOLE ISKANDAR No. 4-5 DEPOK PERIODE 8 APRIL 17 MEI 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ERRA MEDIKA JALAN TOLE ISKANDAR No. 4-5 DEPOK PERIODE 8 APRIL 17 MEI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER ROSHAMUR CAHYAN FORESTRANIA,

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 22 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 22 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 22 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA DI APOTEK RINI JL. BALAI PUSTAKA TIMUR NO. 11 JAKARTA TIMUR PERIODE 16 SEPTEMBER - 25 OKTOBER 2013

UNIVERSITAS INDONESIA DI APOTEK RINI JL. BALAI PUSTAKA TIMUR NO. 11 JAKARTA TIMUR PERIODE 16 SEPTEMBER - 25 OKTOBER 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK RINI JL. BALAI PUSTAKA TIMUR NO. 11 JAKARTA TIMUR PERIODE 16 SEPTEMBER - 25 OKTOBER 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER YULI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK ENDEH JALAN PANCORAN TIMUR NO. 37 JAKARTA SELATAN PERIODE 17 JUNI - 12 JULI, 29 JULI - I2 AGUSTUS, DAN 19-23 AGUSTUS 2013 LAPORAN

Lebih terperinci