HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN KESEJAHTERAAN ANAK PADA KELUARGA PETANI AILA NADIYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN KESEJAHTERAAN ANAK PADA KELUARGA PETANI AILA NADIYA"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN KESEJAHTERAAN ANAK PADA KELUARGA PETANI AILA NADIYA DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan antara Kesejahteraan Keluarga dengan Kesejahteraan Anak pada Keluarga Petani adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Desember 2013 Aila Nadiya NIM I

4 ABSTRAK AILA NADIYA. Hubungan antara Kesejahteraan Keluarga dengan Kesejahteraan Anak pada Keluarga Petani. Dibimbing oleh ISTIQLALIYAH MUFLIKHATI. Kesejahteraan merupakan suatu keadaan yang relatif tercukupi. Kesejahteraan keluarga terkait dengan kesejahteraan anak, karena keluarga merupakan institusi pertama dan utama dalam menumbuh kembangkan anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kesejahteraan keluarga dan kesejahteraan anak pada keluarga petani. Contoh dalam penelitian ini adalah keluarga petani yang memiliki anak usia 6-12 tahun dan masih berstatus sekolah. Responden dipilih secara acak sebanyak 100 keluarga. Kesejahteraan keluarga diukur dengan menggunakan indikator secara objektif dan subjektif. Berdasarkan kesejahteraan objektif keluarga menurut BPS, hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 20 persen keluarga yang terkategori miskin. Kesejahteraan subjektif (ayah dan ibu), sebagian besar (75 dan 77 persen) terkategori rendah, sedangkan 57 persen anak memiliki kesejahteraan terkategori sedang. Berdasarkan hasil uji Pearson, terdapat hubungan negatif signifikan antara besar keluarga, pekerjaan ayah dan ibu dengan kesejahteraan keluarga. Terdapat hubungan positif signifikan antara pendidikan ayah, pendapatan dan pengeluaran keluarga, serta aset dengan kesejahteraan keluarga. Selanjutnya terdapat hubungan positif signifikan antara pendidikan ibu dan kesejahteraan subjektif ibu dengan kesejahteraan anak. Kata kunci: kesejahteraan anak, kesejahteraan objektif keluarga, kesejahteraan subjektif ayah, kesejahteraan subjektif ibu ABSTRACT AILA NADIYA. Correlation between Family Well-Being and Child Well-Being on Farm Families. Supervised by ISTIQLALIYAH MUFLIKHATI. Well-being is a situation that is relatively adequate. Family well-being is related to child welfare, because a family is the first and primarily foundation for children development. This study is aimed to analyze the relationship between family well-being with child well-being of farm families. Samples of this research were farm families whose children aged The samples consisting of 100 families were chosen randomly. Family well-being was observed based on objective and subjective view. Based on family objective well-being by BPS, the results showed that only 20 percent of family was categorized poor families. Almost all (75 & 77 percent) families subjective well-being (father and mother) was categorized low well-being. In addition, 57 percent of child had a medium well-being. Based on the Pearson Correlation test, there is negative significantly associated between family size, father s and mother occupation with family well-being. There is positive significantly associated between father s education, family income per month, expenditure per month, and assets. Futhermore, there is positive significantly associated between mother s education and mother s subjective well-being with child well-being. Keywords: child well-being, family objective well-being, father subjective well-being, mother subjective well-being

5 HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN KESEJAHTERAAN ANAK PADA KELUARGA PETANI AILA NADIYA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

6

7 Judul Skripsi: Hubungan antara kesejahteraan keluarga dengan kesejahteraan anak pada keluarga petani Nama : Aila Nadiya NIM : Disetujui oleh Dr. Ir. Istiglaliyah Muflikhati, M.Si Pembimbing Tanggal Lulus: 2 0 DEC 20 13

8 Judul Skripsi: Hubungan antara kesejahteraan keluarga dengan kesejahteraan anak pada keluarga petani Nama : Aila Nadiya NIM : I Disetujui oleh Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si Pembimbing Diketahui oleh Prof. Dr. Ir.Ujang Sumarwan, M.Sc Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Tanggal Lulus:

9

10 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penelitan yang berjudul Hubungan antara Kesejahteraan Keluarga dengan Kesejahteraan Anak pada Keluarga Petani. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyusun proposal penelitian ini. 2. Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, MS selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingannya selama penulis belajar di Ilmu Keluarga dan Konsumen. 3. Orang tua, papa (Ali Zainu ddin) dan mama (Rosmahayati) serta kedua kakak dan keluarga besar di Jakarta yang selalu memberikan dukungan dan doanya. 4. Dr. Ir. Diah Krisnatuti, MS dan Neti Herawati, SP. M.Si selaku dosen penguji sidang. 5. Bapak Rukmanta, selaku sekretaris Desa Ciaruteun Ilir serta Bapak Bastari dan keluarga yang telah memberikan ijin dan membantu selama pengambilan data. 6. Keluarga petani Desa Ciaruteun Ilir Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor yang telah bersedia menjadi responden penelitian. 7. Kepada teman-teman Nurhartanti, Noor Aspasia, Rahmi Maidah, Susanti Kartikasari, Novi, Ika, Dina, dan IKK 46 yang selalu membantu dan bersama-sama memberikan semangat serta motivasi. 8. Teman-teman, khususnya Rahmi Damayanti, Susanti, dan Nurul Aida, yang telah membantu mengoreksi penulisan dan memberikan semangat serta motivasi. 9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu atas segala kontribusinya dalam penelitian ini. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, walaupun demikian penulis tetap mengharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Bogor, Desember 2013 Aila Nadiya

11 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAMBAR xi DAFTAR LAMPIRAN xi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 2 Tujuan Penelitian 3 Manfaat Penelitian 3 KERANGKA PEMIKIRAN 3 METODE 5 Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 5 Jumlah dan Cara Pemilihan Responden 5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data 5 Pengukuran dan Penilaian Variabel Penelitian 6 Pengolahan dan Analisis Data 7 Definisi Operasional 8 HASIL DAN PEMBAHASAN 9 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 9 Karakteristik Keluarga dan Anak 9 Kesejahteraan Keluarga 10 Kesejahteraan Anak 14 Hubungan antar Variabel 15 Pembahasan 17 Keterbatasan Penelitian 21 SIMPULAN DAN SARAN 21 DAFTAR PUSTAKA 21 LAMPIRAN 24 RIWAYAT HIDUP 30

12 xi DAFTAR TABEL Tabel 1 Variabel, satuan, skala, dan responden 6 Tabel 2 Sebaran keluarga berdasarkan karakteristik keluarga dan karakteristik anak 9 Tabel 3 Sebaran keluarga berdasarkan kriteria BPS 10 Tabel 4 Sebaran keluarga berdasarkan kriteria SPSI 11 Tabel 5 Sebaran keluarga berdasarkan pertanyaan dalam indikator SPSI 12 Tabel 6 Sebaran kesejahteraan subjektif ayah dan ibu berdasarkan kelompok petani 13 Tabel 7 Rataan skor kesejahteraan subjektif berdasarkan dimensi 13 Tabel 8 Uji beda kesejahteraan subjektif ayah dan ibu 14 Tabel 9 Sebaran kesejahteraan anak berdasarkan kelompok petani 14 Tabel 10 Rataan skor kesejahteraan anak berdasarkan dimensi 14 Tabel 11 Sebaran kesejahteraan anak menurut kesejahteraan BPS 15 Tabel 12 Hasil uji korelasi Pearson karakteristik keluarga, karakteristik anak, kesejahteraan objektif keluarga, KSA, dan KSI 16 Tabel 13 Hasil uji korelasi Pearson karakteristik keluarga, karakteristik anak, dan kesejahteraan objektif keluarga dengan kesejahteraan anak 16 Tabel 14 Hasil uji korelasi Pearson antara kesejahteraan subjektif keluarga dengan kesejahteraan anak 17 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Kerangka pemikiran 4 Gambar 2 Teknik penarikan contoh 5 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Hubungan antar variabel 24 Lampiran 2 Jumlah per item kepuasan ayah dan ibu 26 Lampiran 3 Jumlah per item kesejahteraan anak 27 Lampiran 4 Skor a simple poverty scorecard for Indonesia 28 Lampiran 5 Kondisi rumah dan pertanian Desa Ciaruteun Ilir 29

13

14 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan persen dari total penduduknya bekerja di sektor pertanian dan paling banyak dilakukan oleh penduduk Indonesia (BPS 2013). Akan tetapi, penelitian Butar-Butar (2008) menunjukkan bahwa kepala keluarga yang bekerja di sektor pertanian tergolong miskin. Berdasarkan data BPS (2013), sebagian besar (63.21 persen) penduduk miskin di Indonesia tinggal di daerah perdesaan. Menurut teori struktural fungsional, keluarga merupakan sebuah sistem yang kehidupannya dipengaruhi dan memengaruhi sistem lainnya, sehingga keluarga harus mampu memelihara stabilitas agar keberlangsungan sistem tetap terjaga (Winton dalam Sunarti 2006). Salah satu contoh keluarga yang belum mampu menjaga keseimbangan sistem adalah keluarga miskin. Keluarga miskin ditandai dengan ketidakmampuannya dalam memenuhi kebutuhan dasar (Kuncoro dalam Butar-Butar 2008). Sementara itu, kebutuhan dasar merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk keberlangsungan hidup manusia seperti makan, rumah, pakaian, kesehatan, dan pendidikan (Butar-Butar 2008). Kemiskinan membawa dampak terhadap kehidupan keluarga, salah satunya kesejahteraan anak. Schor El dalam Pollard & Lee (2003) menyatakan bahwa children s health and well-being is directly related to their families ability to provide their essential physical, emotional, and social needs. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sunarti et al. (2005), bahwa semakin tinggi tekanan ekonomi keluarga, semakin rendah kualitas perkawinan, pengasuhan anak, kecerdasan emosi anak, dan prestasi belajar anak. Selanjutnya Puspitawati dan Sarma (2012) manyatakan ketika keluarga dapat menjalankan peran dan fungsinya secara maksimal dalam melindungi dan membina anak-anaknya, dapat dipastikan terbentuklah suatu masyarakat yang teratur, berbudaya, bermartabat, dan sejahtera. Menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979, kesejahteraan anak adalah suatu tatanan kehidupan dan penghidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar, baik secara rohani, jasmani, maupun sosial. Kesejahteraan anak memerlukan perhatian khusus, pertama karena masalah kesejahteraan anak tidak hanya berdampak pada saat sekarang saja, tetapi akan memiliki dampak pada masa depan anak-anak. Kedua, karena anak-anak merupakan salah satu kelompok yang paling menderita karena kemiskinan, dan yang ketiga karena masih kurangnya informasi langsung tentang kehidupan anakanak (Fernandes et al. 2010). Pada usia sekolah dasar, anak akan mengalami tahap penting dalam pembentukan karakter dan kepribadiannya. Jika anak merasa tidak mampu dalam mengembangkan dirinya, baik pada aspek akademik maupun non-akademik maka akan berkembang perasaan inferiority (Nurrohmaningtyas 2008). Hal tersebut akan berakibat pada kehidupan anak selanjutnya, anak akan selalu merasa bahwa dirinya tidak akan mampu dalam melakukan sesuatu. Hurlock (1980) juga mengatakan bahwa masa anak usia sekolah dasar, merupakan masa-masa penting karena kondisi-kondisi yang menimbulkan kebahagian pada masa ini akan terus memberikan kebahagian pada tahun-tahun berikutnya.

15 2 Di Indonesia sudah banyak dilakukan penelitian mengenai kesejahteraan keluarga, diantaranya mengaitkan karakteristik keluarga seperti, besar keluarga (Hartoyo & Aniri 2010; Muflikhati et al. 2010) serta pendidikan ayah dan ibu (Firdaus 2008; Kusumo 2009) dengan kesejahteraan keluarga. Selanjutnya penelitian Iskandar (2007) mengaitkan manajemen sumberdaya keluarga dengan kesejahteraan keluarga. Sebaliknya, penelitian yang mengaitkan antara kesejahteraan keluarga dengan kesejahteraan anak masih jarang dilakukan. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan penelitian mengenai hubungan antara kesejahteraan keluarga dengan kesejahteraan anak. Perumusan Masalah Salah satu penyebab keluarga tidak sejahtera adalah rendahnya pendapatan yang diterima. Pendapatan buruh tani pada Januari 2012 sebesar Rp28 582/hari 1. Dengan demikian pendapatan buruh tani selama satu bulan sekitar Rp Sehingga pendapatan perkapita buruh tani dengan kondisi sebagai keluarga kecil (besar keluarga sebanyak 4 orang) sebesar Rp Apabila dibandingkan dengan Garis Kemiskinan (GK) BPS untuk daerah perdesaan di Indonesia pada Maret 2013, yaitu sebesar Rp per kapita per bulan, maka petani bisa dikatakan termasuk ke dalam kategori miskin. Sejalan dengan hasil penelitian Iskandar (2007) bahwa semakin tinggi pendapatan dan aset keluarga, maka peluang untuk sejahtera juga lebih tinggi. Kesejahteraan keluarga tidak hanya diukur secara objektif, tapi juga secara subjektif. Pendekatan secara objektif diukur dengan menggunakan indikator yang relatif baku, sedangkan Rambe (2004) dan Simanjuntak (2010) mengatakan bahwa pendekatan subjektif dilihat berdasarkan pemahaman penduduk mengenai standar hidup mereka dan bagaimana mereka mengartikannya. Dengan demikian, penduduk mungkin mempunyai pandangan sendiri mengenai arti kesejahteraan yang mungkin bisa berbeda dengan pandangan objektif. Kesejahteraan keluarga akan memengaruhi kehidupan anak yang akan berdampak pada kesejahteraan anak. Seperti yang dinyatakan oleh Hastuti (2009) bahwa kualitas anak pada saat ini, merupakan produk dan hasil dari proses pembentukan yang terjadi selama berada dalam keluarganya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas anak sangat tergantung dengan kualitas keluarga. Hartoyo (1998) juga mengatakan bahwa anak yang berasal dari keluarga miskin akan memiliki kemungkinan mengalami hambatan perkembangan karena keterbatasan waktu dan finansial. Seperti yang dikatakan oleh Bapedda Jawa Barat dalam Simanjuntak (2010) bahwa banyak anak keluarga miskin yang putus sekolah atau tidak melanjutkan ke SMP/MTs yang menyebabkan kualitas generasi penerus dari keluarga miskin senantiasa rendah dan akhirnya terperangkap dalam lingkaran kemiskinan. Sama halnya dengan yang disampaikan Puspitawati dan Sarma (2012) bahwa dari 40 siswa yang putus sekolah, 75 persen diantaranya menyebutkan bahwa tidak mempunyai biaya sekolah untuk melanjutkan pendidikan. Faktor sosial ekonomi keluarga juga menjadi penyebab utama anak menjadi terlantar, karena ketidakmampuan ekonomi orang tua untuk memenuhi 1 Muspriyanto [diunduh pada 20 Maret :22]. Tersedia pada: Agraris.

16 3 hak anak seperti pangan, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan yang layak (Hastuti 2009). Jumlah anak terlantar di Kabupaten Bogor pada tahun 2012 sebanyak jiwa dan menduduki peringkat kedua se-jawa Barat dan jumlah gizi buruk balita di Kabupaten Bogor pada tahun 2011 sebanyak jiwa (BPS Provinsi Jawa Barat 2013). Permasalahan tersebut merupakan beberapa contoh yang ditimbulkan akibat rendahnya kesejahteraan keluarga yang berdampak kepada anak. Untuk dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dan anak maka diperlukan kajian mengenai kesejahteraan keluarga dan kesejahteraan anak. Berdasarkan hal tersebut, maka masalah yang akan diteliti yaitu: 1. Bagaimana kesejahteraan keluarga petani baik secara objektif maupun subjektif? 2. Bagaimana kesejahteraan anak pada keluarga petani? 3. Apa saja faktor yang berhubungan dengan kesejahteraan keluarga petani baik secara objektif maupun subjektif? 4. Bagaimana hubungan karakteristik keluarga dan anak dengan kesejahteraan anak pada keluarga petani? 5. Bagaimana hubungan antara kesejahteraan keluarga (objektif dan subjektif) dengan kesejahteraan anak pada keluarga petani? Tujuan Penelitian Tujuan Umum Mengetahui kesejahteraan keluarga dan kesejahteraan anak pada keluarga petani. Tujuan Khusus 1. Menganalisis kesejahteraan keluarga pada keluarga petani baik secara objektif maupun subjektif 2. Menganalisis kesejahteraan anak pada keluarga petani 3. Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kesejahteraan keluarga petani baik secara objektif maupun subjektif 4. Menganalisis hubungan karakteristik keluarga dan anak dengan kesejahteraan anak pada keluarga petani 5. Menganalisis hubungan antara kesejahteraan keluarga (objektif dan subjektif) dengan kesejahteraan anak pada keluarga petani Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemerintah, yang hasilnya dapat dijadikan acuan dan masukan dalam membuat program untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan kesejahteraan anak. Bagi instansi pendidikan, diharapkan dapat memperkaya literatur khususnya kesejahteraan keluarga dan kesejahteraan anak. KERANGKA PEMIKIRAN Kesejahteraan anak merupakan suatu kondisi ketika pertumbuhan dan perkembangan anak secara rohani, jasmani, maupun sosial berjalan dengan baik. Upaya untuk menciptakan kesejahteraan anak, perlu memerhatikan faktor-faktor

17 4 yang dapat memengaruhinya. Faktor tersebut bisa berasal dari dalam diri anak sendiri, seperti usia, jenis kelamin, urutan kelahiran, dan tingkat pendidikan. Faktor lainnya berasal dari luar diri anak. Teori ekologi Bronfenbrenner mengatakan salah satu faktor luar berasal dari lingkungan keluarga. Hal tersebut karena anak dikelilingi oleh berbagai unsur lingkungan. Keluarga merupakan salah satu lingkungan terdekat bagi anak, sehingga dapat dikatakan bahwa keluarga menjadi salah satu bagian penting untuk menciptakan kesejahteraan anak. Contoh lingkungan keluarga seperti karakteristik keluarga dan kesejahteraan keluarga baik itu objektif maupun subjektif. Keluarga yang sejahtera secara objektif maka keluarga tersebut akan mampu memenuhi kebutuhan setiap anggota keluarganya sehingga dapat menciptakan kesejahteraan bagi anggota keluarga, salah satunya anak. Kesejahteraan subjektif dilihat dari dua sisi, yaitu ayah dan ibu. Berdasarkan fungsi keluarga Rice and Tucker (1995) dalam Hastuti (2009) membagi fungsi keluarga menjadi dua, yaitu fungsi instrumental dan ekspresif. Fungsi instrumental merupakan fungsi yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan biologis dan fisik yang biasanya dilakukan oleh ayah. Fungsi ekspresif merupakan fungsi yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan psikologis, sosial, dan emosi yang biasanya dilakukan oleh ibu. Dengan demikian, baik ayah maupun ibu sama-sama memiliki peran yang penting dalam memengaruhi kesejahteraan anak. Hal ini juga didukung dengan hasil penelitian Clair 2012 dan Hoy et al mengatakan bahwa terdapat hubungan antara kepuasan hidup orang tua dengan kepuasan hidup anak. Menciptakan kesejahteraan keluarga perlu memerhatikan faktor-faktor yang dapat memengaruhinya. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, kesejahteraan keluarga berhubungan dengan beberapa faktor seperti usia ayah dan ibu (Elmanora 2011), besar keluarga (Hartoyo & Aniri 2010), pendidikan ayah dan ibu (Butar-Butar 2008), pekerjaan ayah dan ibu (Butar-Butar 2008), pendapatan (Elmanora 2012), pengeluaran (Firdaus 2008), dan aset (Iskandar 2007) serta karakteristik anak dapat memengaruhi kesejahteraan keluarga. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini menghasilkan hipotesis 1) karakteristik keluarga berhubungan dengan kesejahteraan keluarga (objektif dan subjektif) dan anak, 2) karakteristik anak berhubungan dengan kesejahteraan subjektif keluarga dan kesejahteraan anak, serta 3) kesejahteraan keluarga (objektif dan subjektif) berhubungan dengan kesejahteraan anak (Gambar 1). Karakteristik Keluarga - Usia ayah dan ibu - Besar keluarga - Pendidikan ayah dan ibu - Pekerjaan ayah dan ibu - Pendapatan keluarga - Pengeluaran keluarga - Aset Karakteristik Anak - Usia - Jenis kelamin - Tingkat pendidikan Kesejahteraan Objektif Keluarga - BPS - A Simple Poverty Scorecard for Indonesia Kesejahteraan Subjektif Keluarga - Ayah - Ibu Kesejahteraan Anak Gambar 1 Kerangka pemikiran

18 5 METODE Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung dengan topik kesejahteraan keluarga petani. Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study yang dilakukan di Kampung Ciaruteun Ilir dan Kampung Wangunjaya, Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Pemilihan kampung dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan bahwa jumlah penduduk di kedua kampung merupakan jumlah penduduk terbanyak di Desa Ciaruteun Ilir. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai Oktober 2013 yang terdiri dari penyusunan proposal, pengambilan data, analisis data, dan penulisan penelitian dengan pengambilan data dilakukan pada bulan Juni sampai Juli Jumlah dan Cara Pemilihan Responden Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah keluarga petani lengkap yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang masih berstatus sebagai siswa sekolah dasar berusia 6-12 tahun. Responden terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang berjumlah 100 contoh yang dihitung menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 9 persen. Secara ringkas teknik penarikan contoh dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Kabupaten Bogor Purposive berdasarkan jumlah penduduk miskin terbanyak Kecamatan Cibungbulang Desa Ciaruteun Ilir (N= 351) Purposive Purposive berdasarkan produktivitas pertanian yang cukup tinggi dan jumlah penduduk cukup banyak Kp Ciaruteun Ilir N= 81 Kp Wangunjaya N= 41 Purposive berdasarkan jumlah penduduk terbanyak n= 66 n= 34 Proporsional n= 100 Simple random sampling Gambar 2 Teknik penarikan contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari BPS dan pemerintah setempat mengenai gambaran umum dan sosiodemografi lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan menggunakan alat bantu kuesioner yang terdiri dari data karakteristik keluarga, karakteristik anak, kesejahteraan keluarga yang dilihat secara objektif dan subjektif, dan

19 6 kesejahteraan anak. Secara rinci variabel, satuan, skala, dan responden disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Variabel, satuan, skala, dan responden Variabel Satuan Skala Responden Karakteristik keluarga - Usia Tahun Rasio - Besar keluarga Orang Rasio - Lama pendidikan Tahun Rasio - Pekerjaan ayah [1]Petani pemilik, [2]Petani Ordinal bukan pemilik - Pekerjaan ibu [1]Bekerja, [2]Tidak bekerja Ordinal - Pendapatan Rupiah/bulan Rasio - Pengeluaran Rupiah/bulan Rasio - Aset Rupiah Rasio Karakteristik anak - Usia Tahun Rasio - Jenis kelamin [1]Laki-laki, [2]Perempuan Nominal - Urutan kelahiran - Ordinal - Tingkat pendidikan - Ordinal Kesejahteraan objektif keluarga - Indikator BPS Kapita/bulan Ordinal - Indikator a simple poverty scorecard for Indonesia Skor Rasio Ayah atau Ibu Ibu atau Anak Ayah atau Ibu Kesejahteraan subjektif Skor Rasio Ayah dan Ibu Kesejahteraan anak Skor Rasio Ibu dan Anak Pengukuran dan Penilaian Variabel Penelitian Sebelum melakukan pengolahan maka diperlukan cara untuk mengukur dan menilai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Pengukuran dan penilian variabel penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Kesejahteraan Keluarga Kesejahteraan keluarga diukur melalui dua sisi, yaitu objektif dan subjektif. Kesejahteraan objektif menggunakan indikator BPS dan a simple poverty scorecard for Indonesia (Chen & Schreiner 2009). Kesejahteraan subjektif menggunakan kuesioner yang dimodifikasi oleh peneliti. Pengukuran kesejahteraan objektif berdasarkan indikator BPS, yaitu dengan cara membandingkan pendapatan per kapita keluarga dengan garis kemiskinan perdesaan untuk daerah Indonesia pada bulan Maret 2013, yaitu sebesar Rp Jika pendapatan per kapita Rp maka keluarga tersebut termasuk kategori miskin. Jika pendapatan per kapita Rp sampai Rp maka keluarga tersebut termasuk kategori hampir tidak miskin. Jika pendapatan per kapita Rp maka keluarga tersebut termasuk kategori tidak miskin. Indikator a simple poverty scorecard for Indonesia menggunakan 10 item pertanyaan dengan masing-masing pertanyaan memiliki bobot nilai yang berbeda (Lampiran 4). Jika total nilai yang diperoleh mendekati nol maka keluarga tersebut memiliki kemungkinan besar berada di bawah garis kemiskinan, sedangkan jika total nilai yang diperoleh mendakati 100 maka kecil kemungkinan keluarga tersebut berada di bawah garis kemiskinan (Chen & Schreiner 2009).

20 7 Kesejahteraan subjektif keluarga menggunakan kuesioner dengan jumlah pernyataan sebanyak 40 item yang dimodifikasi dari Iskandar (2007), Puspitawati (2009), dan Fistianty (2012). Kesejahteraan subjektif terbagi menjadi 5 dimen si, yaitu fisik (6 pernyataan), ekonomi (15 pernyataan), sosial (9 pernyataan), psikologis (5 pernyataan), dan spiritual (5 pernyataan). Masing-masing pernyataan disediakan 5 jawaban dengan skor 1 untuk jawaban sangat tidak puas, skor 2 untuk jawaban tidak puas, skor 3 untuk jawaban biasa saja, skor 4 untuk jawaban puas, dan skor 5 untuk jawaban sangat puas. Kesejahteraan subjektif diambil dari dua sisi, yaitu ayah dan ibu yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan Cronbach s alpha untuk kesejahteraan ayah sebesar sedangkan untuk kesejahteraan ibu sebesar Skor yang diperoleh akan ditransformasikan ke dalam bentuk indeks dan kemudian dikelompokkan menjadi 3, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. b. Kesejahteraan Anak Kesejahteraan anak diperoleh menggunakan kuesioner Microdata Child Well-Being Index (Moore et al. 2008) dan dimodifikasi oleh peneliti. Indikator ini menggunakan dimensi fisik (9 pertanyaan), psikologis (6 pertanyaan), sosial (11 pertanyaan), dan pendidikan/intelektual (6 pertanyaan). Sehingga jumlah pertanyaan sebanyak 32 pertanyaan. Masing-masing pertanyaan disediakan dua jawaban dengan skor 1 untuk jawaban tidak dan 2 untuk jawaban ya. Sehingga diperoleh nilai minimum sebesar 32 dan maksimum sebesar 64. Nilai Cronbach s alpha kesejahteraan anak sebesar Pertanyaan dimensi fisik nomor 3, 4, dan 5, dimensi psikologis nomor 4, dimensi sosial nomor 9, 10, dan 11, serta dimensi pendidikan nomor 1, 2, dan 3 skornya dikonversi. Selanjutnya skor yang diperoleh dijumlahkan, sehingga akan didapatkan total skor. Skor yang diperoleh akan ditransformasikan ke dalam bentuk indeks dan kemudian dikelompokkan menjadi 3, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Berikut ini cut off yang digunakan untuk mengelompokkan kesejahteraan subjektif keluarga dan anak berdasarkan Khomsan (2000), yaitu: a. Rendah : 0% - 59% b. Sedang : 60% - 80% c. Tinggi : 81% - 100% Pengolahan dan Analisis Data Data yang terkumpul akan dianalisis secara deskriptif dan inferensia melalui proses editing, coding, entrying, scoring, dan cleaning data. Selanjutnya data dianalisis sesuai dengan tujuan dari penelitian. Berikut ini analisis yang digunakan: a. Analisis deskriptif. Analisis ini digunakan untuk menjelaskan karakteristik keluarga (besar keluarga, usia ayah dan ibu, lama pendidikan ayah dan ibu, pekerjaan ayah dan ibu, pendapatan dan pengeluaran keluarga, serta aset), karakteristik anak (usia, jenis kelamin, urutan kelahiran, dan tingkat pendidikan), kesejahteraan keluarga, dan kesejahteraan anak. b. Uji beda Independent Sample T-Test. Uji ini digunakan untuk melihat perbedaaan kesejahteraan keluarga pada keluarga petani pemilik dan petani bukan pemilik.

21 8 c. Uji beda Paired Sample T-Test. Uji ini digunakan untuk melihat perbedaan kesejahteraan subjektif ayah dan ibu. d. Uji korelasi Pearson. Uji ini digunakan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik keluarga dan anak dengan kesejahteraan objektif keluarga, kesejahteraan subjektif ayah dan ibu, dan kesejahteraan anak. Definisi Operasional Karakteristik keluarga adalah gambaran mengenai keluarga yang terdiri dari besar keluarga, usia ayah dan ibu, lama pendidikan ayah dan ibu, pendapatan dan pengeluaran keluarga, pekerjaan ayah dan ibu, serta aset. Usia ayah dan ibu adalah satuan waktu yang dihitung berdasarkan tanggal lahir dan dinyatakan dalam tahun. Besar keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Lama pendidikan ayah dan ibu adalah lamanya ayah dan ibu menempuh pendidikan formal yang dinyatakan dalam tahun. Pekerjaan ayah dan ibu adalah jenis kegiatan yang dilakukan oleh ayah dan ibu yang dapat menambah pemasukan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pendapatan keluarga adalah jumlah pendapatan yang diterima keluarga baik itu dari ayah, ibu, maupun anggota keluarga lainnya, serta dinyatakan dalam rupiah per bulan. Pengeluaran keluarga adalah jumlah pengeluaran makanan dan non-makanan yang dikeluarkan oleh keluarga tidak termasuk konsumsi untuk usaha dan untuk pemberian yang dinyatakan dalam rupiah per bulan. Aset adalah barang-barang yang dimiliki keluarga yang dapat ditukarkan dengan uang ketika dibutuhkan yang terdiri dari kendaraan, ternak, alat elektonik, alat rumah tangga, dan mebel serta dinyatakan dalam rupiah. Karakteristik anak adalah gambaran mengenai diri anak yang terdiri dari usia, jenis kelamin, urutan kelahiran, dan tingkat pendidikan anak. Usia anak adalah satuan waktu dihitung berdasarkan tanggal lahir anak serta masih berstatus sebagai siswa di sekolah dasar. Jenis kelamin anak adalah status anak yang dikelompokkan menjadi laki-laki dan perempuan. Urutan kelahiran anak adalah status ketika anak lahir menjadi anggota keluarga sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah, atau anak bungsu. Tingkat pendidikan anak adalah lamanya anak telah menempuh pendidikan formal. Kesejahteraan objektif keluarga adalah kondisi ketika keluarga dapat memenuhi kebutuhannya yang diukur dengan membandingkan jumlah pendapatan keluarga per kapita dengan garis kemiskinan BPS yang dinyatakan dalam kapita per bulan dan menggunakan indikator a simple poverty scorecard for Indonesia. Kesejahteraan subjektif keluarga adalah kondisi ketika keluarga merasakan kepuasan dalam dimensi fisik, ekonomi, sosial, psikologis, dan spiritual. Kesejahteraan anak adalah kesejahteraan yang menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan dari segi fisik, psikologis, sosial, dan pendidikan anak.

22 9 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Cibungbulang merupakan salah satu kecamatan di Wilayah Kabupaten Bogor yang memiliki luas sekitar Km 2 dan berada pada ketinggian tanah ±300 meter di atas permukaan laut. Desa Ciaruteun Ilir merupakan salah satu dari 15 desa yang terdapat di Kecamatan Cibungbulang. Desa Ciaruteun Ilir memiliki 4 dusun yang terbagi ke dalam 10 Rukun Warga (RW), yaitu Kampung Pabuaran, Tegal Salam, Ciaruteun Ilir, Tutul, Munjul, Muara Jaya, Wangun Jaya, Cikarang, Padati Mondok, dan Bubulak. Sepuluh RW tersebut dibagi menjadi 35 Rukun Tetangga (RT) dengan j umlah penduduk sebanyak orang serta jumlah petani sebanyak orang. Karakteristik Keluarga dan Anak Karakteristik keluarga Rata-rata usia ayah adalah tahun dan ibu adalah tahun (Tabel 2). Berdasarkan kategori usia menurut Papalia et al. (2009), maka rata -rata usia ayah berada ditahap dewasa madya (41-65 tahun) dan rata-rata usia ibu berada ditahap dewasa muda (20-40 tahun). Rata-rata lama pendidikan ayah 5.48 tahun dan ibu 5.64 tahun (Tabel 2), lebih dari separuh ibu (53 persen) dan 45 persen ayah memiliki pendidikan tamat SD. Rata-rata besar keluarga adalah 5 orang dengan jumlah minimum dalam satu keluarga sebanyak 3 orang dan maksimum sebanyak 9 orang, sebanyak 54 persen keluarga memiliki besar keluarga sebanyak 4 orang. Berdasarkan kriteria BKKBN, maka termasuk kategori keluarga kecil. Tabel 2 Sebaran keluarga berdasarkan karakteristik keluarga dan karakteristik anak Variabel Minimum Maksimum Rataan ± SD Karakteristik keluarga - Usia ayah (tahun) ± Usia ibu (tahun) ± Lama pendidikan ayah (tahun) ± Lama pendidikan ibu (tahun) ± Besar keluarga (orang) ± Pendapatan per bulan (Rp) ± Pendapatan per kapita (Rp) ± Pengeluaran per bulan (Rp) ± Pengeluaran per kapita (Rp) ± Aset (Rp) ± Karakteristik anak - Usia anak (tahun) ± Lama pendidikan anak (tahun) ± Sebanyak 55 persen ayah bekerja sebagai petani pemilik, 40 persen bekerja sebagai petani penggarap, dan 5 persen bekerja sebagai buruh. Hampir satu per tiga ibu (30 persen) tidak bekerja. Sisanya (70 persen) ibu memiliki pekerjaan di luar rumah yang terbagi menjadi dua bidang, bidang pertanian dan non-pertanian. Jenis pekerjaan yang dilakukan ibu di bidang pertanian seperti mengikat sayur dan membantu ayah bekerja di kebun sebanyak 54 persen, sedangkan ibu yang bekerja di bidang non-pertanian seperti pedagang, karyawan, guru, membantu kelahiran, pembantu rumah tangga, kader posyandu, dan memberikan kredit sebanyak 16

23 10 persen. Lebih dari separuh ayah (57 persen) memiliki pekerjaan tambahan seperti pedagang, buruh bangunan, ojek, supir, peternak, dan mengontrakkan lahan. Pendapatan rata-rata keluarga selama satu bulan sebesar ±Rp dengan rata-rata pengeluaran keluarga selama satu bulan sebesar ±Rp Rata-rata aset (tidak termasuk tabungan dan kepemilikan lahan) yang dimiliki sebesar ±Rp (Tabel 2). Karakteristik anak Karakteristik anak terdiri dari usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian, Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata usia anak adalah 9.79 tahun dan 27 persen anak berusia 11 tahun. Sebanyak 53 persen anak berjenis kelamin laki-laki dan 47 persen berjenis kelamin perempuan. Sebanyak 27 persen anak berada ditingkat kelas 5 SD. Kesejahteraan Keluarga Kesejahteraan Objektif Kesejahteraan objektif dapat dilihat dengan menggunakan standar tertentu yang relatif baku, seperti pendapatan per kapita dengan mengasumsikan terhadap tingkat kebutuhan fisik untuk hidup layak (Sunarti 2006). Penelitian ini melihat kesejahteraan objektif dengan menggunakan indikator BPS dan indikator a simple poverty scorecard for Indonesia. a. Indikator BPS BPS menetapkan kriteria dalam menentukan status kemiskinan, yaitu dengan menggunakan garis kemiskinan. Keluarga dikatakan miskin, jika pendapatan per kapita yang diperoleh berada di bawah garis kemiskinan. Garis Kemiskinan (GK) yang digunakan merupakan GK Indonesia p ada Maret 2013 yaitu sebesar Rp Berdasarkan Tabel 2, pendapatan per kapita minimum sebesar ±Rp dan maksimum sebesar ±Rp Tabel 3 Sebaran keluarga berdasarkan kriteria BPS Kategori Petani pemilik Petani bukan pemilik Total n % n % n % Miskin ( Rp ) Hampir miskin (Rp Rp ) Tidak miskin ( Rp ) Total Rata-rata (Rp/bln/kap) p-value ** ket : *)signifikan pada p<0.05; **)signifikan pada p<0.01 Pada penelitian ini, keluarga dengan pendapatan per kapita di bawah GK sebanyak 20 persen. Artinya bahwa, sebanyak 1 dari 5 keluarga termasuk ke dalam kategori miskin. Berdasarkan uji beda, terdapat perbedaan yang signifikan pada pendapatan per kapita antara petani pemilik dan keluarga petani bukan pemilik. Rata-rata skor pendapatan per kapita petani pemilik (Rp ) lebih tinggi dibandingkan petani bukan pemilik (Rp ). K elompok petani bukan pemilik memiliki persentase jumlah lebih banyak yang tergolong kategori miskin (Tabel 3).

24 11 b. Indikator A Simple Poverty Scorecard for Indonesia (SPSI) SPSI digunakan untuk memperkirakan tingkat kemiskinan dengan melihat skor yang diperoleh keluarga (Chen & Schreiner 2009). Semakin kecil total skor (mendekati nol) yang diperoleh mengindikasikan bahwa keluarga tersebut memiliki kemungkinan besar untuk mengalami masalah kemiskinan. Berdasarkan hasil uji beda, terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata skor SPSI antara petani pemilik dengan petani bukan pemilik. Rata-rata skor SPSI petani pemilik lebih tinggi (44.44) dari pada petani bukan pemilik (38.76) (Tabel 4). Sebanyak persen kelompok petani pemilik memiliki skor di atas 50, sedangkan pada kelompok petani bukan pemilik hanya persen. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah kelompok keluarga petani pemilik memiliki kemungkinan mengalami masalah kemiskinan lebih kecil dibandingkan kelompok keluarga petani bukan pemilik. Perbedaan antara petani pemilik dan petani bukan pemilik terlihat dari beberapa indikator yang berada di dalam SPSI. Indikator SPSI memiliki skor yang berbeda dan beberapa item pertanyaan memiliki skor yang cukup tinggi (Lampiran 4). Tabel 4 Sebaran keluarga berdasarkan kriteria SPSI Skor Petani pemilik Petani bukan pemilik Total n % n % n % Total Rata-rata (Skor) p-value * ket : *)signifikan pada p<0.05; **)signifikan pada p<0.01 Pada kelompok petani pemilik, sebanyak 32.8 persen dalam satu keluarga memiliki 3 atau lebih anggota keluarga yang memiliki pekerjaan, sedangkan pada petani bukan pemilik hanya sebanyak 22.2 persen. Semakin banyak jumlah anggota keluarga yang bekerja akan menaikkan skor dan pertanyaan ini memiliki skor yang cukup tinggi. Selanjutnya pertanyaan yang memiliki skor yang cukup tinggi yaitu mengenai lantai rumah. Pada kelompok petani pemilik, seluruhnya sudah menggunakan lantai yang bukan tanah, sebaliknya pada kelompok petani bukan pemilik masih ada yang menggunakan lantai berupa tanah. Begitu juga dengan kepemilikan kulkas dan kendaraan bermotor, akan memberikan kontribusi skor yang cukup tinggi. Pada kelompok petani pemilik hampir setengah memiliki kulkas (43.6 persen) dan kendaraan bermotor (49.1 persen). Sedangkan pada kelompok petani bukan pemilik hanya 24 persen dan 26.7 persen yang memiliki kulkas dan kendaraan bermotor (Tabel 5). Kesejahteraan Subjektif Kesejahteraan subjektif keluarga dilihat berdasarkan dua sisi, yaitu ayah (KSA) dan ibu (KSI). Nilai minimum KSA sebesar 38 dan nilai maksimum sebesar 74. Berdasarkan uji beda tidak terdapat perbedaan antara KSA dan KSI (Tabel 6). Rata-rata KSA (54.59) dan KSI (53.90). Nilai minimum KSI sebesar 34

25 12 dan nilai maksimum sebesar 69. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar ayah dan ibu (75 dan 77 persen) merasa kurang sejahtera (Tabel 6). Tabel 5 Sebaran keluarga berdasarkan pertanyaan dalam indikator SPSI No Indikator Petani pemilik Petani bukan pemilik n % n % 1 Jumlah anggota keluarga - 6 orang orang orang orang Jumlah anggota keluarga yang masih sekolah - Tidak semua/tidak ada anak usia 5-18 tahun Semua Jumlah anggota keluarga yang memiliki pekerjaan - Satu atau dua Tiga Empat atau lebih Sumber air minum - Sungai Sumur PAM/PDAM Kepemilikan toilet - Tidak ada Ada, toilet jongkok Lantai rumah - Tanah Bukan tanah Langit-langit rumah - Bambu/tidak ada Beton, kayu, gips, asbes Kepemilikan kulkas - Tidak ada Ada Kepemilikan kendaraan bermotor - Tidak ada Ada Kepemilikan televisi - Tidak ada Ada Berdasarkan Tabel 7 rata-rata skor yang diperoleh pada masing-masing dimensi berada di bawah skor 60, sehingga menyebabkan banyaknya ayah dan ibu yang merasa kurang sejahtera. Jika dilihat berdasarkan indikator masing-masing dimensi, baik ayah maupun ibu masih banyak yang merasa kurang puas dengan beberapa indikator yang menyebabkan perolehan skor kesejahteraan subjektif menjadi rendah. Pada dimensi fisik, ayah dan ibu kurang puas dengan fasilitas dan kebersihan lingkungan rumah. Pada dimensi ekonomi, ayah dan ibu kurang puas dengan harga barang saat ini karena mahal. Pada dimensi sosial ayah merasa kurang puas dengan komunikasi dengan keluarga luas dan ibu merasa kurang puas dengan keterlibatan dalam kegiatan dilingkungan tempat tinggal. Pada dimensi psikologis, ayah merasa kurang puas dengan pekerjaan yang dilakukannya saat ini dan ibu merasa kurang puas dengan pengelolaan alokasi waktu. Pada dimensi spiritual, baik ayah dan ibu merasa kurang puas dengan kondisi masa depan.

26 13 Tabel 6 Sebaran kesejahteraan subjektif ayah dan ibu berdasarkan kelompok petani Petani Petani bukan Kesejahteraan Total Kategori pemilik pemilik Subjektif n % n % n % Ayah Rendah (<60) Sedang (60-80) Tinggi (>80) Total Rata-rata (Skor) p-value Ibu Rendah (<60) Sedang (60-80) Tinggi (>80) Total Rata-rata (Skor) p-value * ket : *)signifikan pada p<0.05; **)signifikan pada p<0.01 p-value Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada KSA antara keluarga petani pemilik dengan keluarga petani bukan pemilik (Tabel 6) dengan rata -rata skor KSA pada kelompok petani pemilik (55.92) dan kelompok petani bukan pemilik ( 52.97). Sebaliknya, terdapat perbedaan yang signifikan pada KSI antara kelompok petani pemilik dengan kelompok petani bukan pemilik. Rata-rata skor KSI pada kelompok petani pemilik lebih tinggi (55.33) dari pada kelompok petani bukan pemilik (52.15). Tabel 7 Rataan skor kesejahteraan subjektif berdasarkan dimensi Dimensi Pemilik Bukan pemilik Total Min-max Rataan Min-max Rataan Min-max Rataan Ayah -Fisik Ekonomi Sosial Psikologis Spiritual Ibu -Fisik Ekonomi Sosial Psikologis Spiritual ket : *)signifikan pada p<0.05; **)signifikan pada p<0.01 Berdasarkan hasil uji sebelumnya (Tabel 6), tidak terdapat perbedaan kesejahteraan subjektif ayah dan ibu. Hal tersebut disebabkan hanya satu dimensi saja yang berbeda antara ayah dan ibu, yaitu dimensi fisik (Tabel 8) Perbedaan tersebut dapat dilihat dari indikator yang berada pada dimensi fisik. Hanya 14 persen ibu yang mengaku puas dengan fasilitas rumah yang dimiliki keluarga, sedangkan 28 persen ayah mengaku puas. Selanjutnya, hanya 13 persen ibu mengaku puas dengan kondisi kebersihan lingkungan rumah, sedangkan 27 persen ayah mengaku puas.

27 14 Tabel 8 Uji beda kesejahteraan subjektif ayah dan ibu Dimensi P-value Fisik * Ekonomi * Sosial * Psikologis * Spiritual * Kesejahteraan Anak Kesejahteraan anak merupakan suatu kondisi dimana pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani, maupun sosial anak dapat berjalan secara optimal. Capaian kondisi tersebut tidak hanya dari usaha anak sendiri, namun terdapat faktor eksternal yang juga memengaruhinya, yakni keluarga, termasuk pekerjaan orang tua. Rata-rata nilai kesejahteraan anak sebesar dengan nilai minimum sebesar 53 dan nilai maksimum sebesar 93. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah (57 persen) responden anak, kesejahteraannya termasuk kategori sedang (Tabel 9). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kesejahteraan anak keluarga petani pemilik dan anak keluarga petani bukan pemilik (Tabel 9). Tabel 9 Sebaran kesejahteraan anak berdasarkan kelompok petani Kategori Petani pemilik Petani bukan pemilik Total n % n % n % Rendah (<60) Sedang (60-80) Tinggi (>80) Total Rata-rata (Skor) p-value ket : *)signifikan pada p<0.05; **)signifikan pada p<0.01 Cukup banyaknya anak yang memiliki kesejahteraan dengan kategori sedang karena ada beberapa indikator yang tidak dapat dipenuhi oleh anak, yang menyebabkan perolehan skor kesejahteraan menjadi rendah. Pada Tabel 10 terlihat bahwa rataan kesejahteraan anak dimensi pendidikan memiliki rataan terendah. Jika dilihat secara keseluruhan maka indikator mengenai kesulitan belajar pada dimensi pendidikan memiliki persentase terendah, yang artinya sebanyak 90 persen anak mengaku mengalami kesulitan belajar pada beberapa mata pelajaran. Pada dimensi fisik persentase terendahnya terdapat pada indikator anak mau makan berbagai jenis makanan sehat, yaitu sebanyak 82 persen. Pada dimensi psikologis, sebanyak 75 persen anak mengaku sudah mampu mengutarakan perasaan yang dirasakannya. Pada dimensi sosial, sebanyak 63 persen anak mengaku suka mengejek temannya. Tabel 10 Rataan skor kesejahteraan anak berdasarkan dimensi Dimensi Pemilik Bukan pemilik Total Min-max Rataan Min-max Rataan Min-max Rataan P-value Fisik ** Psikologis ** Sosial ** Pendidikan ** Tabel 11 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada kesejahteraan anak antara keluarga miskin dengan tidak miskin. Baik pada

28 15 keluarga miskin (60 persen) dan tidak miskin (56.2 persen), persentase terbanyak kesejahteraan anak terkategori sedang. Baik pada anak keluarga petani pemilik dan keluarga tidak miskin terdapat anak yang kesejahteraannya terkategori rendah. Hal tersebut karena anak tidak mampu memenuhi indikator kesejahteraan seperti, anak menggosok gigi kurang dari dua kali sehari, anak memiliki penyakit menahun (kulit), anak tidak mau makan berbagai jenis makanan yang sehat, anak kurang percaya diri, anak kurang mampu bergaul dengan teman sebayanya, anak pernah tinggal kelas (karena sakit), anak mengalami kesulitan belajar, dan orang tua kurang membantu anak dalam mengatasi kesulitan belajar. Tabel 11 Sebaran kesejahteraan anak menurut kesejahteraan BPS BPS Kesejahteraan anak Miskin Tidak Miskin Total n % n % n % Rendah (<60) Sedang (60-80) Tinggi (>80) Total p-value ket : *)signifikan pada p<0.05; **)signifikan pada p<0.01 Hubungan antar Variabel Faktor-faktor yang berhubungan dengan kesejahteraan keluarga a. Objektif (indikator a simple poverty scorecard for Indonesia) Berdasarkan Tabel 12, besar keluarga dan pekerjaan ayah berhubungan negatif signifikan dengan kesejahteraan objektif. Hal tersebut menunjukkan bahwa kesejahteraan objektif akan semakin meningkat ketika besar keluarga yang dimiliki sedikit dan ayah bekerja sebagai petani pemilik, sedangkan pendidikan ayah, pendapatan dan pengeluaran keluarga, serta aset berhubungan positif signifikan dengan kesejahteraan objektif. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingginya pendidikan ayah, pendapatan dan pengeluaran keluarga, serta aset yang dimiliki akan meningkatkan kesejahteraan objektif. b. Subjektif Berdasarkan Tabel 12, pendapatan dan pengeluaran keluarga, aset, serta kesejahteraan objektif berhubungan positif signifikan dengan KSA. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingginya pendapatan dan pengeluaran keluarga, aset, dan kesejahteraan objektif yang dimiliki akan meningkatkan KSA. Tabel 12 juga menjelaskan bahwa, pekerjaan ayah dan ibu berhubungan negatif signifikan dengan KSI. Hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi ayah yang bekerja sebagai petani pemilik dan ibu tidak bekerja, akan meningkatkan KSI. Sebaliknya, pekerjaan ibu berhubungan positif tapi tidak signifikan dengan KSA. Terdapat juga hubungan positif signifikan antara pendapatan dan pengeluaran keluarga dengan KSI. Artinya, pendapatan dan pengeluaran yang tinggi akan meningkatkan KSI.

29 16 Tabel 12 Hasil uji korelasi Pearson karakteristik keluarga, karakteristik anak, kesejahteraan objektif keluarga, KSA, dan KSI Variabel Kesejahteraan objektif KSA Karakteristik keluarga - Usia ayah (tahun) ** ** ** - Usia ibu (tahun) ** ** ** - Besar keluarga (orang) ** ** ** - Lama pendidikan ayah (tahun) ** ** ** - Lama pendidikan ibu (tahun) ** ** ** - Pekerjaan ayah (0: pemilik, 1: bukan pemilik) ** ** ** - Pekerjaan ibu (0: tidak bekerja,1: bekerja) ** ** ** - Pekerjaan tambahan ayah (0: tidak ada, 1: ada) ** ** ** - Pendapatan keluarga (Rp/bln) ** ** ** - Pengeluaran keluarga (Rp/bln) ** ** ** - Aset (Rp) ** ** ** Karakteristik anak - Usia (tahun) ** ** - Jenis kelamin (0: laki-laki; 1: perempuan) ** ** - Lama pendidikan (tahun) ** ** Kesejahteraan objektif - Indikator BPS (Rp/bln/kap) ** ** - Indikator SPSI (skor) ** ** ket : *)signifikan pada p<0.05; **)signifikan pada p<0.01 Hubungan antara karakteristik keluarga dan anak dengan kesejahteraan anak Berdasarkan Tabel 13, lama pendidikan ibu berhubungan positif signifikan dengan kesejahteraan anak. Hal tersebut menunjukkan bahwa ibu yang memiliki pendidikan tinggi akan meningkatkan kesejahteraan anak. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pekerjaan ibu dan usia anak berhubungan negatif tidak signifikan dengan kesejahteraan anak. Selanjutnya jenis kelamin anak berhubungan positif tapi tidak signifikan dengan kesejahteraan anak. Tabel 13 Hasil uji korelasi Pearson karakteristik keluarga, karakteristik anak, dan kesejahteraan objektif keluarga dengan kesejahteraan anak Variabel Kesejahteraan anak Karakteristik keluarga - Usia ibu (tahun) ** - Besar keluarga (orang) ** - Lama pendidikan ayah (tahun) ** - Lama pendidikan ibu (tahun) ** - Pekerjaan ayah (0: pemilik, 1: bukan pemilik) ** - Pekerjaan ibu (0: tidak bekerja,1: bekerja) ** - Pendapatan keluarga (Rp/bln) ** - Aset (Rp) ** Karakteristik anak - Usia (tahun) ** - Jenis kelamin (0: laki-laki; 1: perempuan) ** - Lama pendidikan (tahun) ** Kesejahteraan objektif - Indikator BPS ** - Indikator SPSI ** ket : *)signifikan pada p<0.05; **)signifikan pada p<0.01 KSI

30 17 Hubungan antara kesejahteraan keluarga dengan kesejahteraan anak Berdasarkan Tabel 13, baik kesejahteraan objektif indikator BPS maupun indikator SPSI, berhubungan positif tapi tidak signifikan dengan kesejahteraan anak. Berbeda dengan kesejahteraan subjektif keluarga, Tabel 14 menunjukkan bahwa KSA berhubungan tapi tidak signifikan dengan kesejahteraan anak. Hal tersebut karena hanya ada satu dimensi saja yang berhubungan signifikan dengan kesejahteraan anak, yaitu KSA dimensi ekonomi dengan dimensi psikologis anak. Selanjutnya KSI berhubungan positif signifikan dengan kesejahteraan anak pada dimensi ekonomi, sosial dan spiritual. Artinya, bahwa anak akan semakin sejahtera ketika kesejahteraan ibu pada dimensi ekonomi, sosial, dan spiritual meningkat. Tabel 14 Hasil uji korelasi Pearson antara kesejahteraan subjektif keluarga dengan kesejahteraan anak Kesejahteraan Kesejahteraan anak Subjektif Fisik Psikologis Sosial Pendidikan Total Ayah ** ** ** ** ** - Fisik ** ** ** ** ** - Ekonomi ** ** ** ** ** - Sosial ** ** ** ** ** - Psikologis ** ** ** ** ** - Spiritual ** ** ** ** ** Ibu ** ** ** ** ** - Fisik ** ** ** ** ** - Ekonomi ** ** ** ** ** - Sosial ** ** ** ** ** - Psikologis ** ** ** * ** Spiritual ** ** ** * ** ket : *)signifikan pada p<0.05; **)signifikan pada p<0.01 Pembahasan Kesejahteraan dapat menggambarkan kepuasan seseorang karena mengonsumsi pendapatan yang telah diperoleh (Ibrahim 2007 ). Penelitian ini mengukur kesejahteraan secara objektif dan subjektif. Pengukuran kesejahteraan objektif menggunakan indikator BPS dan a simple poverty scorecard for Indonesia (SPSI). BPS menggunakan konsep kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar untuk mengukur kemiskinan. Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach) (BPS 2013). Keluarga dikatakan miskin apabila pendapatan per kapita yang diperoleh berada di bawah garis kemiskinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan indikator BPS, sebagian besar keluarga telah memiliki pendapatan di atas garis kemiskinan. Adanya anggota keluarga lain yang turut membantu bekerja di sektor publik seperti ibu, dapat membantu keluarga menambah pendapatan. Hal ini sesuai dengan SPSI, semakin banyak anggota keluarga yang bekerja maka akan mengurangi kemungkinan keluarga tersebut untuk mengalami masalah kemiskinan. Selain itu, ayah juga memiliki pekerjaan tambahan selain di sektor pertanian. Hasil penelitian ini tidak seperti yang dikatakan Witrianto (2005) bahwa secara umum petani yang bertempat tinggal di perdesaan dan di daerah-daerah yang padat penduduk akan hidup di bawah garis kemiskinan.

31 18 Sebaliknya, berdasarkan indikator SPSI menunjukkan sebagian besar keluarga memiliki kemungkinan besar mengalami masalah kemiskinan. Adanya perbedaan tersebut karena indikator BPS melihat status kemiskinan berdasarkan pendapatan yang diperoleh dan besar keluarga, sedangkan indikator SPSI dengan melihat kondisi keluarga, tempat tinggal, dan kepemilikan aset (seperti motor dan televisi). Iskandar (2007) mengungkap kan bahwa perumahan dan lingkungan dapat dijadikan indikator kesejahteraan rakyat karena semakin baik fasilitas yang dimiliki maka dapat diasumsikan bahwa rumah tangga yang menempatinya akan semakin sejahtera. Hal tersebut karena aset merupakan salah satu sumber daya atau kekayaan yang dapat dijadikan alat pemuas kebutuhan. Pernyataan tersebut didukung dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa aset berhubungan positif signifikan dengan kesejahteraan objektif keluarga. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kesejahteraan objektif keluarga berdasarkan indikator SPSI berhubungan negatif dengan besar keluarga dan pekerjaan ayah. Keluarga akan lebih sejahtera ketika jumlah anggota keluarga yang dimiliki sedikit. Hasil ini sejalan dengan penelitian Elmanora (2011); Hartoyo & Aniri (2010); Muflikhati et al. (2010) yang menyatakan bahwa jumlah anggota keluarga yang lebih banyak akan memiliki beban kebutuhan yang lebih besar (Hartoyo & Aniri 2010). Ayah yang bekerja sebagai petani pemilik juga akan lebih sejahtera. Berdasarkan hasil penelitian, petani pemilik memiliki pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan petani bukan pemilik, sehingga petani pemilik akan lebih sejahtera dibandingkan petani bukan pemilik. Pendapatan yang tinggi memungkinkan keluarga untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara pendapatan keluarga dengan kesejahteraan objektif keluarga. Lama pendidikan ayah berhubungan positif signifikan dengan kesejahteraan objektif keluarga. Hal tersebut menunjukkan bahwa keluarga akan semakin sejahtera secara objektif ketika pendidikan ayah semakin tinggi. Hal ini karena ayah lebih mampu dalam mengelola sumber daya yang dimiliki keluarga dan memiliki kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan dengan tingkat pendapatan yang lebih baik (Firdaus 200 8; Kusumo 2009). Sesuai dengan hasil penelitian Puspitasari (2012), penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengeluaran keluarga per bulan berhubungan positif signifikan dengan kesejahteraan objektif keluarga. Hal tersebut menunjukkan bahwa keluarga akan lebih sejahtera ketika pengeluaran keluarga tinggi. Pendapatan yang tinggi cenderung memiliki pengeluaran yang tinggi pula. Porsi pengeluaran dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan suatu masyarakat (Mangkuprawira 2009 dalam Firdaus 2008). Selain diukur secara objektif, kesejahteraan dapat diukur secara subjektif. Kesejahteraan subjektif adalah kepuasan yang dirasakan seseorang terhadap semua materi atau perilaku yang dilakukannya untuk mencapai tujuan hidup (Puspitawati 2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesejahteraan subjektif ayah ( KSA) berhubungan positif dengan pendapatan dan pengeluaran keluarga serta aset. Ayah akan merasa lebih sejahtera ketika pendapatan dan pengeluarannya tinggi. Ketika pendapatan yang diperoleh tinggi, maka beban ayah dalam memenuhi kebutuhan keluarganya berkurang, karena ayah merupakan pencari nafkah utama dalam keluarga. Selanjutnya, ayah akan merasa lebih sejahtera ketika aset yang dimiliki banyak. Hal tersebut karena aset dapat

32 19 dijadikan sebagai alat pemuas kebutuhan. Didukung dengan hasil penelitian, bahwa banyak ayah yang merasa kurang puas dengan fasilitas rumah. Hal tersebut juga menjadi salah satu yang menyebabkan skor KSA menjadi rendah. Selanjutnya, ayah akan merasa sejahtera ketika secara objektif keluarga tergolong kategori sejahtera atau tidak miskin. Keluarga yang sejahtera secara objektif menunjukkan bahwa keluarga tersebut memiliki kemungkinan kecil mengalami masalah kemiskinan dan memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarganya, sehingga beban yang dirasakan ayah dalam memenuhi kebutuhan keluarganya berkurang. Kesejahteraan subjektif ibu (KSI) berhubungan negatif signifikan dengan pekerjaan ibu. Ibu akan merasa lebih sejahtera ketika ibu sebagai ibu rumah tangga. Hal tersebut diduga karena ibu ingin lebih memfokuskan waktunya untuk keluarga dan mengurus rumah tangga. Ibu yang bekerja akan mengurangi waktunya untuk mengurus keluarga yang dapat menimbulkan kurangnya interaksi dengan keluarga. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian bahwa sebagian besar ibu yang bekerja mengaku tidak puas dengan hubungan yang harmonis antar anggota keluarga, komunikasi dengan pasangan, dan komunikasi dengan anak. Ibu yang bekerja akan memiliki tuntutan melebihi kapasitas dalam menanganinya, karena adanya keterbatasan waktu dalam sehari untuk melakukan semua aktivitas yang cenderung tidak terbatas. Selain itu, adanya tumpang tindih antara pekerjaan di luar rumah dengan pekerjaan di rumah (Puspitawati 2009). Berbeda dengan KSA, ibu yang bekerja dapat secara tidak langsung meningkatkan KSA. Hal tersebut dikarenakan ibu yang bekerja dapat menambah pendapatan keluarga, sehingga dapat mengurangi beban ayah dalam memenuhi kebutuhan anggota keluarga. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ketika ayah bekerja sebagai petani pemilik, pendapatan dan pengeluaran keluarga tinggi akan meningkatkan KSI. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian bahwa keluarga petani pemilik memiliki pendapatan yang lebih tinggi dan sebagian besar ibu yang berasal dari petani pemilik puas dengan pendapatan yang diperoleh. Pada penelitian ini, anak dikatakan sejahtera apabila skor yang diperoleh >80 persen, hampir setengah anak memiliki kesejahteraan dengan kategori sedang. Banyaknya anak yang terkategori sedang karena ada beberapa indikator yang tidak dipenuhi oleh anak. Indikator tersebut seperti anak tidak mau makan berbagai jenis makanan sehat seperti sayur. Sementara itu, anak pada usia sekolah dasar merupakan masa pertumbuhan yang membutuhkan asupan gizi yang cukup. Salah satu sumber asupan gizi berasal dari sayur. Sayuran merupakan salah satu makanan yang mudah didapatkan di daerah tersebut, karena komoditi utama pada daerah tersebut adalah sayur. Indikator selanjutnya adalah banyak anak yang merasa kesulitan dalam belajar. Berdasarkan tugas perkembangan Erik erikson, pada tahap ini anak sedang memasuki tahap perkembangan industry versus inferiority. Pada tahap ini, ketika anak tidak mampu mengembangkan diri baik dalam bidang akademik maupun non-akademik, maka akan muncul perasaan inferiority (rendah diri). Terdapat banyak faktor yang memengaruhi kesejahteraan anak, diantaranya faktor internal dan eksternal. Berdasarkan teori ekologi Bronfenbenner, lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor yang berperan dalam kehidupan anak. Contoh lingkungan keluarga seperti usia ayah dan ibu, pendidikan ayah dan ibu, pekerjaan ayah dan ibu, pendapatan dan pengeluaran keluarga, serta aset yang

33 20 dimiliki. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kesejahteraan anak berhubungan positif signifikan dengan lama pendidikan ibu. Hal tersebut menunjukkan bahwa anak akan lebih sejahtera ketika memiliki ibu dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Perempuan adalah aktor pencetak sumber manusia, aktor utama dalam pendidikan karakter anak, dan pelaksana sosialisasi kemandirian anak (Puspitawati 2013). Oleh karena itu pendidikan perempuan sangat penting agar dapat melaksanakan tugas-tugas tersebut. Philips (2002) menyatakan bahwa pendidikan orang tua berpengaruh terhadap outcome anak. Anak yang berasal dari orang tua yang memiliki pendidikan lebih tinggi biasanya akan memiliki kualitas dan kesejahteraan yang lebih tinggi dibandingkan anak yang berasal dari orang tua yang berpendidikan rendah. Sejalan dengan penelitian Clair (2010), hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa KSI berhubungan positif signifikan terhadap kesejahteraan anak. Hal tersebut menunjukkan bahwa anak akan lebih sejahtera ketika memiliki ibu dengan kesejahteraan subjektif yang tinggi. Hal ini karena seorang anak dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan sosial secara langsung, salah satunya adalah orang tua (Hastuti 2009). Selain itu, anak lebih sering berinteraksi dengan ibu dibandingkan dengan ayah. Seringnya berinterkasi dengan ibu karena berdasarkan fungsi keluarga, peran mengasuh anak dominan dilakukan oleh ibu. Kesejahteraan anak baik pada kelompok miskin dan tidak miskin sebagian besar terkategori sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa bukan hanya ekonomi yang menjadi faktor penentu kesejahteraan anak tapi terdapat faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, seperti alokasi waktu pengasuhan (Engel et al. dalam Hastuti 2009). Selain itu disebutkan juga bahwa konflik keluarga, lemahnya ikatan emosi kepada orang tua, disorganisasi atau perpecahan keluarga, dan kelemahan berkomunikasi antar keluarga akan menentukan bagaimana kualitas anak akan terbentuk (Hastuti 2009). Hasil penelitian Asih (2012) menunjukkan bahwa anak perempuan memiliki kesejahteraan lebih tinggi, karena anak perempuan lebih bisa mengembangkan komponen kesejahteraannya lebih baik pada usia ini. Pada penelitian ini hanya menunjukkan adanya hubungan yang positif tapi tidak signifikan antara jenis kelamin dengan kesejahteraan anak. Semakin bertambahnya usia maka tugas perkembangan yang harus dipenuhi semakin banyak. Sehingga untuk mencapai kesejahteraan akan semakin sulit. Pada penelitian ini, hanya menunjukkan adanya hubungan yang negatif tapi tidak signifikan antara usia anak dengan kesejahteraan anak. Selanjutnya, anak akan lebih sejahtera ketika ibu tidak bekerja. Hal tersebut disebabkan ibu yang bekerja akan memiliki kegiatan yang tumpang tindih antara pekerjaan di luar rumah dengan pekerjaan di rumah. Dengan demikian, waktu ibu untuk mengasuh dan berinteraksi dengan anak akan berkurang. Penelitian Asih (2012) menunjukkan bahwa interaksi antara orang tua dan anak akan membantu meningkatkan kesejahteraan anak. Interaksi antara orang tua dan anak akan mewujudkan hubungan diadik yang merupakan dasar dari kualitas hubungan antar anggota keluarga yang membuat setiap anggota keluarga merasa puas dan bahagia dalam hidupnya.

34 21 Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian ini mengukur kesejahteraan anak pada usia 6-12 tahun, namun rentang tersebut terlalu jauh. Sedangkan Hurlock membagi masa sekolah dasar menjadi dua fase, yaitu masa kelas rendah (6 atau 7 tahun sampai 9 atau 10 tahun), dan masa kelas tinggi (9 atau 10 tahun sampai kira-kira 13 tahun), serta memiliki tugas perkembangan yang berbeda. 2. Pengukuran kesejahteraan anak sebaiknya ditanyakan ke anak saja, agar benarbenar menggambarkan kesejahteraan anak. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan indikator BPS, sebagian besar keluarga petani terkategori tidak miskin. Lain halnya dengan hasil a simple poverty scorecard for Indonesia yang menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga memiliki kemungkinan mengalami masalah kemiskinan. Kesejahteraan subjektif ayah dan ibu sebagian besar terkategori rendah, sedangkan sebagian besar kesejahteraan anak terkategori sedang. Kesejahteraan objektif keluarga akan semakin baik ketika jumlah anggota keluarga yang dimiliki sedikit, ayah bekerja sebagai petani pemilik, ayah memiliki pendidikan yang tinggi, pendapatan dan pengeluaran keluarga yang tinggi, serta aset yang dimiliki semakin tinggi. Ayah akan merasa lebih sejahtera ketika pendapatan dan pengeluaran keluarga tinggi, aset yang dimiliki semakin tinggi serta sejahtera secara objektif. Ibu akan merasa lebih sejahtera ketika ayah bekerja sebagai petani pemilik, ibu tidak bekerja, serta pendapatan dan pengeluaran keluarga semakin tinggi. Sebaliknya, anak akan lebih sejahtera ketika ibu memiliki pendidikan yang tinggi dan ketika ibu merasa lebih sejahtera. Orang tua sangat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan anak, khususnya ibu. Pemerintah melalui organisasi setempat seperti PKK dan posyandu, dapat membantu keluarga meningkatkan kesejahteraan anak dengan memberikan penyuluhan. Penyuluhan mengenai manajemen waktu ibu dalam mengasuh, mengurus rumah tangga, dan bekerja. Selanjutnya mengenai cara mengatasi kesulitan belajar anak dan meningkatkan nafsu makan anak. Untuk penelitian kesejahteraan anak selanjutnya, sebaiknya memisahkan usia anak pada masa sekolah dasar menjadi 2 fase dan ditanyakan langsung kepada anak. DAFTAR PUSTAKA Asih RDSCI Pengaruh interaksi orang tua dan anak terhadap kesejahteraan anak pada keluarga nelayan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor BPS Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi. Jakarta (ID):BPS. [BPS Jawa Barat] Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Barat Jawa Barat Dalam Angka Jawa Barat: BPS Butar-Butar D Analisis sosial ekonomi rumah tangga kaitannya dengan kemiskinan di perdesaan (studi kasus di Kabupaten Tapanuli Tengah). Jurnal Perencanaan & pembangunan Wilayah. 4(1): Chen S, Schreiner M A Simple Poverty Scorecard for Indonesia [internet]. [diunduh 2013 Maret 12].

35 22 Clair A The relationship between parent s subjective well-being and the life satisfaction of their children in Britain. Journal Child Ind Res. 5: Elmanora Kesejahteraan keluarga, gaya pengasuhan, dan perkembangan sosial emosi anak usia sekolah pada keluarga petani kayu manis di Tamia, Kerinci, Jambi [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Fernandes L, Mendes A, Teixeira AAC FEP Working Papers: A Review Essay On Child Well-being Measurement: Uncovering The Paths For Future Research. Porto (PT): Universidade De Porto. Firdaus Hubungan antara tekanan ekonomi, manajemen keuangan, dan mekanisme koping dengan kesejahteraan keluarga wanita pemetik teh [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Fistianty S Kesejahteraan keluarga dan keterampilan hidup anak usia 2-6 tahun pada keluarga Suku Tengger [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Hartoyo Investing in children: study of rural families in Indonesia [disertasi]. Blacksburg: Virginia tech university. Hartoyo, Aniri NB Analisis tingkat kesejahteraan keluarga pembudidaya ikan dan nonpembudidaya ikan di Kabupaten Bogor. JIKK. 3(1): Hastuti D Pengasuhan: Teori Dan Prinsip Serta Aplikasinya Di Indonesia. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Hoy BD, Suldo SM, Mendez LR Links between parent s and children s level of gratitude, life satisfaction, and hope. Journal Happiness Study. DOI /s Hurlock EB Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Tentang Kehidupan. Istiwidayanti & Soedjarwo, penerjemah; Ridwan Max Sijabat, editor. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Developmental Psychology: A Life-Span Approach. Ed ke-5. Ibrahim H Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kesejahteraan keluarga di Kabupaten Lembata, NTT [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Iskandar A Analisis praktek manajemen sumberdaya keluarga dan dampaknya terhadap kesejahteraan keluarga di Kabupaten Bogor [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Khomsan A Teknik Pengukuran Gizi. Bogor: Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Kusumo RAB Peran gender dalam strategi koping dan pengambilan keputusan serta hubungannya dengan kesejahteraan keluarga petani padi dan hortikultura di daerah pinggiran kota. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Moore KA, Theokas C, Lippman L, Bloch M, Vandivere S, O hare W A microdata child well-being index: conceptualization, creation, and findings. J Child Ind Res. 1: Muflikhati I, Hartoyo, Sumarwan U, Fahrudin A, Puspitawati H Kondisi sosial ekonomi dan tingkat kesejahteraan keluarga: kasus di wilayah pesisir Jawa Barat. JIKK. 3(1) Nurrohmaningtyas S Pengaruh gaya pengasuhan dan model sekolah terhadap kecerdasan emosional dan motivasi belajar siswa sekolah dasar [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

36 23 Papalia DE, Olds SW, Feldman RD Perkembangan Manusia. Marswendy B, penerjemah; Widyaningrum R, editor. Jakarta (ID): Salemba Humanika. Terjemahan dari: Human Development. Ed ke-10. Pemerintah Republik Indonesia Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak. Jakarta (ID): Sekretariat Negara. Philips KR Parent Work and Child Well-Being in Low-Income Families, Urban Institute. [internet]. [Diunduh 3 Oktober 2013]. Tersedia pada Pollard EL, Lee PD Child well-being: a systematic review of the literature. Journal Social Indicators Research. 61: Puspitasari N Peran gender, kontribusi ekonomi perempuan dan kesejahteraan keluarga petani hortikultura [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Puspitawati H Pengaruh strategi penyeimbangan antara aktivitas pekerjaan dan keluarga terhadap kesejahteraan keluarga subjektif pada perempuan bekerja di Bogor: analisis Structural Equation Modelling. JIKK. 2(2): Pengantar Studi Keluarga. Bogor: IPB Press. Puspitawati H, Sarma M Sinergisme Keluarga Dan Sekolah. Bogor (ID): IPB Press. Rambe A Alokasi pengeluaran rumah tangga dan tingkat kesejahteraan (kasus di Kecamatan Medan Kota, Sumatera Utara) [tesis]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Santrock J Perkembangan Masa Hidup. Benedictine Widyasinta, penerjemah, Novietha I. Sallama, editor. Jakarta Erlangga. Terjemahan dari: Life Span Development. Ed ke-13. Simanjuntak M Faktor-faktor yang memengaruhi kesejahteraan keluarga dan prestasi belajar anak pada keluarga penerima program keluarga harapan (PKH) [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sunarti E, Tati, Atats SN, Noorhaisma R, Lembayung DP Pengaruh tekanan ekonomi keluarga, dukungan sosial, kualitas perkawinan, pengasuhan, dan kecerdasan emosi anak terhadap prestasi belajar anak. J Media Gizi & Keluarga. 29 (1): Sunarti E Indikator Keluarga sejahtera: sejarah pengembangan, evaluasi, dan keberlanjutannya [naskah akademik]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor. Witrianto Hubungan Saling Ketergantungan antar Petani dan Pedagang Perantara di Perdesaan Minangkabau. Makalah: Antropologi Ekonomi. Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

37 24 Lampiran 1 Hubungan antar variabel LAMPIRAN a. Hubungan karakteristik keluarga dengan karakteristik keluarga dan kesejahteraann objektif umur ayah usia ibu lama pendidikan ayah lama pendidikan ibu pekerjaan ayah pekerjaan ibu pekerjaan tambahan ayah besar keluarga pendapatan /bl pendapatan /kap kesejahteraan BPS pengeluaran pangan pengeluaran non pangan usia ibu.794 ** 1 lama pendidikan ** ** 1 ayah lama pendidikan ibu * ** 1 pekerjaan ayah ** ** pekerjaan ibu * pekerjaan tambahan ** ayah besar keluarga Pendapatan/bl ** pendapatan/kapita ** *.938 ** 1 kategori * **.483 ** 1 pendapatan/kapita pengeluaran pangan * *.590 **.495 **.236 * 1 pengeluaran non ** *.658 **.549 **.275 **.582 ** 1 pangan pengeluaran/bl.210 *.202 * ** **.714 **.603 **.298 **.850 **.916 ** 1 pengeluaran/kapita ** **.632 **.739 **.402 **.668 **.688 **.773 ** 1 aset * * **.207 * *.383 **.349 **.223 * 1 simple poverty scorecard for Indonesia * * **.256 *.436 **.376 ** **.269 **.615 **.223 * 1 b. Hubungan karakteristik anak dengan karakteristik keluarga dan kesejahteraan objektif keluarga umur ayah usia ibu lama pendidikan ayah lama pendidika n ibu pekerja an ayah pekerja an ibu pekerjaan tambahan ayah besar keluarg a pendapata n/bl pendapata n/kapita pengeluaran pangan pengeluaran non pangan pengeluaran /bl pengeluaran /kapita jenis kelamin anak umur anak.235 *.240 * urutan kelahiran.468 **.441 ** * *.398 ** *.247 *.098 kelas anak * pengelua ran/bl aset pengelua ran/kap SPSI aset SPSI

38 25 c. Hubungan karakteristik keluarga dan kesejahteraan objektif keluarga dengan kesejahteraan subjektif orang tua dan kesejahteraan anak umur lama pendidikan lama pekerjaa pekerjaa pekerjaan besar pendapata pendapata pengeluaran pengeluaran pengeluaran pengeluaran usia ibu ayah ayah pendidikan ibu n ayah n ibu tambahan ayah keluarga n/bl n/kapita pangan non pangan /bl /kapita aset SPSI ksa_fisik *.262 **.255 *.298 **.251 *.333 ** ksa_ekonomi ** *.288 **.251 *.349 **.342 **.421 **.290 **.449 ** ksa_sosial.231 * * *.200 *.236 * ksa_psikologis * *.209 *.266 ** ** ksa_spiritual ** ksa_total *.269 ** **.300 **.378 **.228 *.435 ** ksi_fisik ksi_ekonomi * *.205 * **.287 **.221 * * ksi_sosial * * ksi_psikologis ksi_spiritual * * ksi_total * * *.219 * *.197 * ka_fisik * ka_psikologis * ka_sosial.200 * ka_pendidikan * * ka_total * d. Hubungan karakteristik anak dengan kesejahteraan subjektif orang tua ksa_fisik ksa_ekonomi ksa_sosial ksa_psikologis ksa_spritual ksa_total ksi_fisik ksi_ekonomi ksi_sosial ksi_psikologis ksi_spiritual ksi_tota l jenis kelamin anak * umur anak urutan kelahiran kelas anak * e. Hubungan karakteristik anak dengan kesejahteraan anak ka_fisik ka_psikologis ka_sosial Ka_pendidikan ka_total jenis kelamin anak umur anak * urutan kelahiran kelas anak *

39 26 Lampiran 2 Jumlah per item kepuasan ayah dan ibu Ayah Ibu Pernyataan P B T P B T n % n % n % n % n % n % Dimensi Fisik Kondisi rumah Fasilitas rumah yang dimiliki Pakaian yang diperoleh keluarga Kesehatan masing-masing anggota keluarga Kondisi kebersihan lingkungan rumah Kemudahan dalam mengakes pelayanan KB Dimensi Ekonomi Pendapatan yang diperoleh saat ini Konsumsi makanan yang diperoleh selama ini Kemampuan membiayai kesehatan Kemampuan membiayai pendidikan anak-anak Pemenuhan fasilitas pendidikan anggota keluarga Bantuan dalam membiayai pendidikan anak Pemenuhan biaya hidup anak Pemenuhan kebutuhan sehari-hari Bantuan dalam membiayai kebutuhan makan Harga barang-barang saat ini Perbandingan jumlah anggota keluarga dengan pemenuhan kebutuhan hidup Kemampuan memberikan bantuan pada fakir miskin/anak terlantar/orang jompo Kemampuan untuk membelikan pakaian baru bagi anggota keluarga minimal 1 tahun sekali Kemampuan untuk membeli peralatan rumah tangga ketika diperlukan Kepemilikan alat bantu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan Dimensi Sosial Hubungan yang harmonis antar anggota keluarga Komunikasi dengan pasangan Komunikasi dengan anak Komunikasi dengan keluarga luas Kondisi jumlah anak yang dimiliki sekarang Pembagian tugas antar anggota keluarga Dukungan pasangan dalam menjalankan tugas masing-masing Hubungan dengan tetangga Keterlibatan dalam kegiatan dilingkungan tempat tinggal Dimensi Psikologis Perasaan aman dari gangguan kejahatan seperti penodongan, perampokan, pemerasan Perasaan mengenai pekerjaan yang sekarang dilakukan Perasaan mengenai pengelolaan alokasi waktu untuk bekerja, mengurus rumah, rekreasi, dll Keadaan mental responden Keadaan mental keluarga Dimensi Spiritual Menjalankan ibadah sesuai dengan agama masingmasing Kitab suci yang dimiliki Keamanan dalam menjalankan ibadah Suasana hari raya dalam keluarga Kondisi masa depan P: petani pemilik, B: Petani bukan pemilik, T: Total

40 27 Lampiran 3 Jumlah per item kesejahteraan anak Petani bukan Petani pemilik Indikator pemilik Total n % n % n % Dimensi Fisik Anak minimal menggosok gigi 2 kali sehari Anak melakukan kontrol kesehatan mulut 6 bulan sekali Anak memiliki keterbatasan fisik (alat gerak dan mental) Anak memiliki penyakit menahun (contoh asma dan diabetes) Anak memiliki keterbatasan panca indra Anak mau makan berbagai jenis makanan sehat Anak tidur 8 jam dalam sehari Anak melakukan olahraga minimal 1 minggu sekali Anak menonton maksimal 3 jam dalam sehari Dimensi Psikologis Anak terlihat tidak depresi Orang tua mengetahui ketika anak sedang merasa depresi atau gelisah Anak mampu mengutarakan perasaan yang dirasakannya Anak menunjukkan emosi yang dirasakan dengan perbuatan Anak percaya diri akan kemampuan yang dimilikinya Orang tua mendukung anak mengembangkan kemampuannya Dimensi Sosial Anak memiliki hubungan yang dekat dengan orang tua Anak mudah berkomunikasi dengan orang tua Anak mampu bekerja sama dalam kegiatan berkelompok Anak meminta izin kepada orang tua ketika pergi atau pulang Anak mau membantu orang tua Anak bisa bergaul dengan anak seusianya Anak mengetahui ketika orang tua atau temannya sedang sedih Anak mampu menyelesaikan secara mandiri mengenai masalahnya dengan orang lain Anak tidak suka mengejek temannya Anak tidak suka mengganggu temannya Anak mudah untuk diajak berdiskusi Dimensi Pendidikan Orang tua tidak pernah dipanggil ke sekolah karena perilaku bermasalah anak Anak tidak pernah tinggal kelas Anak tidak mengalami kesulitan belajar Orang tua membantu anak dalam mengatasi kesulitan belajar Dalam sehari anak meluangkan waktu untuk membaca Orang tua mendukung anak untuk berprestasi

41 28 Lampiran 4 Skor a simple poverty scorecard for Indonesia Pertanyaan Jawaban Nilai jawaban 1. Jumlah anggota keluarga a. Enam orang atau lebih 0 b. Lima orang 7 c. Empat orang 13 d. Tiga orang 21 e. Dua orang Jumlah anggota keluarga yang berusia 5-18 tahun dan masih sekolah 3. Minggu lalu, jumlah anggota keluarga yang berusia 11 tahun atau lebih yang bekerja f. Satu orang 37 a. Tidak semua, atau tidak ada 0 anak usia 5-18 tahun b. Semua 3 a. Tidak ada 0 b. Satu atau dua orang 6 c. Tiga orang 7 d. Empat orang atau lebih Sumber air minum keluarga a. Sumber air minum umum, 0 sungai, air hujan, dan lainnya b. Fasilitas umum, pipa, atau sumur bor 4 c. Perusahaan Air Minum 9 (PAM) 5. Tipe toilet yang dimiliki keluarga a. Toilet jongkok dan tidak ada 0 di rumah b. Toilet jongkok dan ada di 1 rumah c. Toilet duduk 5 6. Lantai rumah a. Tanah 0 b. Bukan tanah 6 7. Langit-langit/loteng rumah a. Bambu, lainnya, atau tidak 0 ada loteng b. Beton, kayu, gips, atau asbes 4 8. Kepemilikan kulkas a. Tidak ada 0 b. Ada Kepemilikan kendaraan bermotor a. Tidak ada 0 b. Ada Kepemilikan televisi a. Tidak ada 0 b. Ada 5

42 29 Lampiran 5 Kondisi rumah dan pertanian Desa Ciaruteun Ilir Kondisi atap rumah responden Kondisi rumah responden Kondisi pertanian Desa Ciaruteun Ilir Salah satu sekolah di Desa Ciaruteun Ilir

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu tertentu. Lokasi penelitian adalah Desa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study, artinya data penelitian dikumpulkan pada satu periode waktu tertentu. Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran

Lebih terperinci

PENGARUH KESEJAHTERAAN KELUARGA TERHADAP INVESTASI ANAK PADA KELUARGA PETANI NURHARTANTI

PENGARUH KESEJAHTERAAN KELUARGA TERHADAP INVESTASI ANAK PADA KELUARGA PETANI NURHARTANTI PENGARUH KESEJAHTERAAN KELUARGA TERHADAP INVESTASI ANAK PADA KELUARGA PETANI NURHARTANTI DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu. Pemillihan tempat dilakukan dengan cara pupossive, yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan 18 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian interaksi keluarga yang memfokuskan pada interaksi antara ibu dengan anak. Desain yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA REMAJA TERHADAP PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA. Lia Nurjanah

PENGARUH PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA REMAJA TERHADAP PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA. Lia Nurjanah PENGARUH PEMENUHAN TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA REMAJA TERHADAP PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA Lia Nurjanah DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT

Lebih terperinci

HUBUNGAN ALOKASI WAKTU PENGASUHAN ORANG TUA DAN POLA ASUH IBU DENGAN KESEJAHTERAAN ANAK USIA SEKOLAH PADA KELUARGA PETANI RAHMI MAIDAH

HUBUNGAN ALOKASI WAKTU PENGASUHAN ORANG TUA DAN POLA ASUH IBU DENGAN KESEJAHTERAAN ANAK USIA SEKOLAH PADA KELUARGA PETANI RAHMI MAIDAH HUBUNGAN ALOKASI WAKTU PENGASUHAN ORANG TUA DAN POLA ASUH IBU DENGAN KESEJAHTERAAN ANAK USIA SEKOLAH PADA KELUARGA PETANI RAHMI MAIDAH DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT

Lebih terperinci

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain Cross Sectional Study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran karakteristik contoh

Lebih terperinci

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output 34 KERANGKA PEMIKIRAN Kemiskinan yang melanda bangsa Indonesia selama bertahun-tahun menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah meningkatnya harga kebutuhan pokok yang mengakibatkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak 25 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi antara cross sectional study, yaitu penelitian yang hanya dilakukan pada satu waktu

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR i ANALISIS MANAJEMEN KEUANGAN, TEKANAN EKONOMI, STRATEGI KOPING DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA NELAYAN DI DESA CIKAHURIPAN, KECAMATAN CISOLOK, KABUPATEN SUKABUMI HIDAYAT SYARIFUDDIN DEPARTEMEN ILMU

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494)

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494) 19 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional karena pengumpulan data hanya dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan, serta retrospektif karena

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Data dikumpulkan untuk meneliti suatu fenomena dalam satu kurun waktu tertentu (Umar 2006).

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 31 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data utama.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 2 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study, yaitu suatu penelitian dengan teknik pengambilan data melalui survei lapang dalam satu titik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Cara Pemilihan Contoh 25 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study dan restrospective. Cross sectional study yaitu penelitian yang dilakukan hanya pada satu waktu tertentu, desain

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Teknik Pemilihan Responden

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Teknik Pemilihan Responden 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari objek dalam satu waktu tertentu, tidak berkesinambungan

Lebih terperinci

diketahui masalah fungsional utama yang merupakan proses yang terjadi dalam keluarga nelayan. Pada gilirannya, maka dapat diukur output keluarga

diketahui masalah fungsional utama yang merupakan proses yang terjadi dalam keluarga nelayan. Pada gilirannya, maka dapat diukur output keluarga KERANGKA PEMIKIRAN Kesejahteraan merupakan suatu hal yang bersifat subjektif, sehingga setiap keluarga atau individu di dalamnya yang memiliki pedoman, tujuan, dan cara hidup yang berbeda akan memberikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik dan Cara Pemilihan Sampel

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik dan Cara Pemilihan Sampel 15 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional study yaitu suatu teknik pengambilan data yang dilakukan melalui survey lapang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 19 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Disain penelitian adalah cross sectional study, yakni data dikumpulkan pada satu waktu (Singarimbun & Effendi 1995. Penelitian berlokasi di Kota

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini berjudul Konsep Diri, Kecerdasan Emosional, Tingkat Stres, dan Strategi Koping Remaja pada Berbagai Model Pembelajaran di SMA. Disain penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 32 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian interaksi keluarga yang memfokuskan pada interaksi suami istri. Variabel yang diteliti pada penelitian interaksi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan menggunakan metode survei. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 Hak Cipta

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Disain eksperimental penelitian Motivasi Pesan Faktor. positif dan dengan cara penyajian tanpa penjelasan.

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Disain eksperimental penelitian Motivasi Pesan Faktor. positif dan dengan cara penyajian tanpa penjelasan. 23 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Disain eksperimental yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktorial 2x2 dengan pre test dan post test. Disain penelitian ini melibatkan dua

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain retrospektif dan cross sectional karena data yang diambil berkenaan dengan pengalaman masa lalu yaitu saat keluarga

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh 20 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, karena data dikumpulkan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan dengan sampel yang dipilih khusus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian 39 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian Desain dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta 44 KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu ciri yang paling sering muncul pada remaja untuk menjalani penanganan psikologisnya adalah stres. Stres pada remaja yang duduk dibangku sekolah dapat dilanda ketika mereka

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan metode survey di Kelurahan Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Pemilihan

Lebih terperinci

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG dilakukan melalui pembagian paket LPG kg beserta tabung, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada keluarga miskin yang jumlahnya mencapai.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Keluarga petani yang merupakan anggota Kelompok Tani Padajaya. RW 4 = 7 orang. RW 5 = 23 orang. Gambar 2 Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Keluarga petani yang merupakan anggota Kelompok Tani Padajaya. RW 4 = 7 orang. RW 5 = 23 orang. Gambar 2 Teknik Pengambilan Contoh 24 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yaitu suatu penelitian dengan teknik pengambilan data dalam satu titik dan waktu tertentu.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 1 N

METODE PENELITIAN 1 N 32 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini merupakan bagian dari data baseline pada kajian Studi Ketahanan Pangan dan Coping Mechanism Rumah Tangga di Daerah Kumuh yang dilakukan Departemen

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA NADIYA MAWADDAH PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 17 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pengaruh pola penggunaan jejaring sosial terhadap motivasi dan alokasi waktu belajar siswa SMPN 1 Dramaga, menggunakan desain

Lebih terperinci

NILAI ANAK, STIMULASI PSIKOSOSIAL, DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA 2-5 TAHUN PADA KELUARGA RAWAN PANGAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA, JAWA TENGAH

NILAI ANAK, STIMULASI PSIKOSOSIAL, DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA 2-5 TAHUN PADA KELUARGA RAWAN PANGAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA, JAWA TENGAH NILAI ANAK, STIMULASI PSIKOSOSIAL, DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA 2-5 TAHUN PADA KELUARGA RAWAN PANGAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA, JAWA TENGAH CHANDRIYANI I24051735 DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

Lebih terperinci

Karakteristik TKW Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Lama menjadi TKW. Kualitas Perkawinan Kebahagiaan perkawinan Kepuasan Perkawinan

Karakteristik TKW Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Lama menjadi TKW. Kualitas Perkawinan Kebahagiaan perkawinan Kepuasan Perkawinan 46 KERANGKA PEMIKIRAN Keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) merupakan keluarga yang mengalami perpisahan dengan istri dalam jangka waktu yang relatif lama. Ketiadaan istri dalam keluarga menjadi tantangan

Lebih terperinci

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita 22 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi yang baik, terutama pada anak merupakan salah satu aset penting untuk pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. = = 95,34 ~ 96 orang

METODE PENELITIAN. = = 95,34 ~ 96 orang METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crosssectional karena data dikumpulkan dan diteliti pada satu waktu dan tidak berkelanjutan. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TEKANAN EKONOMI, MANAJEMEN KEUANGAN, DAN MEKANISME KOPING, DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA WANITA PEMETIK TEH FIRDAUS

HUBUNGAN ANTARA TEKANAN EKONOMI, MANAJEMEN KEUANGAN, DAN MEKANISME KOPING, DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA WANITA PEMETIK TEH FIRDAUS HUBUNGAN ANTARA TEKANAN EKONOMI, MANAJEMEN KEUANGAN, DAN MEKANISME KOPING, DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA WANITA PEMETIK TEH FIRDAUS PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

Kerangka pemikiran oprasional analisis self-esteem, self-efficacy, motivasi belajar dan prestasi akademik siswa disajikan pada gambar 1.

Kerangka pemikiran oprasional analisis self-esteem, self-efficacy, motivasi belajar dan prestasi akademik siswa disajikan pada gambar 1. 20 KERANGKA PEMIKIRAN Menurut seorang pakar ekologi keluarga yaitu Bronfenbrener menyatakan bahwa anak adalah salah sebuah unsur dalam lingkungan. Hal tersebut ditinjau dari sudut pandang dalam perpsektif

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI DAN GAYA HIDUP TERHADAP PREFERENSI DAN PERILAKU PEMBELIAN BUAH-BUAHAN IMPOR ASTARI SUKMANINGTYAS

PENGARUH NILAI DAN GAYA HIDUP TERHADAP PREFERENSI DAN PERILAKU PEMBELIAN BUAH-BUAHAN IMPOR ASTARI SUKMANINGTYAS 1 PENGARUH NILAI DAN GAYA HIDUP TERHADAP PREFERENSI DAN PERILAKU PEMBELIAN BUAH-BUAHAN IMPOR ASTARI SUKMANINGTYAS DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 19 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah menengah atas yaitu Sekolah Menengah Atas Negeri

Lebih terperinci

Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian. Keterangan: 1. Kecamatan Batang Merangin

Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian. Keterangan: 1. Kecamatan Batang Merangin LAMPIRAN 75 76 Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian 1 Keterangan: 1. Kecamatan Batang Merangin 77 Lampiran 2 Kriteria keluarga sejahtera BKKBN A. Keluarga Prasejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPATUHAN DAN KEMANDIRIAN SANTRI REMAJA DI PONDOK PESANTREN ASSHIDDIQIYAH NURLAILI RAHMAH DINI

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPATUHAN DAN KEMANDIRIAN SANTRI REMAJA DI PONDOK PESANTREN ASSHIDDIQIYAH NURLAILI RAHMAH DINI 1 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPATUHAN DAN KEMANDIRIAN SANTRI REMAJA DI PONDOK PESANTREN ASSHIDDIQIYAH NURLAILI RAHMAH DINI DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi, Contoh, dan Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi, Contoh, dan Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian dilakukan di 6 sekolah yang terdiri dari SMA dan SMK negeri dan swasta di Kota Bogor.

Lebih terperinci

GAYA PENGASUHAN, INTERAKSI AYAH-REMAJA, KELEKATAN, DAN KEPUASAN AYAH

GAYA PENGASUHAN, INTERAKSI AYAH-REMAJA, KELEKATAN, DAN KEPUASAN AYAH GAYA PENGASUHAN, INTERAKSI AYAH-REMAJA, KELEKATAN, DAN KEPUASAN AYAH HUSFANI ADHARIANI PUTRI DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 ABSTRACT Husfani

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP TERHADAP PERAN GENDER PADA MAHASISWA FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR NI NYOMAN SUSI RATNA DEWANTI

ANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP TERHADAP PERAN GENDER PADA MAHASISWA FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR NI NYOMAN SUSI RATNA DEWANTI ANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP TERHADAP PERAN GENDER PADA MAHASISWA FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh: NI NYOMAN SUSI RATNA DEWANTI PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi cross sectional, karena data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan (Singarimbun dan Efendi 1995). Penelitian

Lebih terperinci

KONDISI LINGKUNGAN, PERILAKU HIDUP SEHAT, DAN STATUS KESEHATAN KELUARGA WANITA PEMETIK TEH DI PTPN VIII PENGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

KONDISI LINGKUNGAN, PERILAKU HIDUP SEHAT, DAN STATUS KESEHATAN KELUARGA WANITA PEMETIK TEH DI PTPN VIII PENGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT KONDISI LINGKUNGAN, PERILAKU HIDUP SEHAT, DAN STATUS KESEHATAN KELUARGA WANITA PEMETIK TEH DI PTPN VIII PENGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT YULI FITRIYANI PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR MELALUI PENDEKATAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR MELALUI PENDEKATAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR MELALUI PENDEKATAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR ELIS TRISNAWATI DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian. Karakteristik anak 1. jenis kelamin 2. usia. Status Gizi

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian. Karakteristik anak 1. jenis kelamin 2. usia. Status Gizi KERANGKA PEMIKIRAN Perkembangan kognitif merupakan suatu proses psikologis yang terjadi dalam bentuk pengenalan, pengertian, dan pemahaman dengan menggunakan pengamatan, pendengaran, dan pemikiran (Baraja

Lebih terperinci

PERAN GENDER DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA KELUARGA USIA PENSIUN SRI WAHYUNI MUHSIN

PERAN GENDER DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA KELUARGA USIA PENSIUN SRI WAHYUNI MUHSIN PERAN GENDER DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA KELUARGA USIA PENSIUN SRI WAHYUNI MUHSIN DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS AKSES PANGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN PADA KELUARGA NELAYAN IDA HILDAWATI A

ANALISIS AKSES PANGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN PADA KELUARGA NELAYAN IDA HILDAWATI A ANALISIS AKSES PANGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN PADA KELUARGA NELAYAN IDA HILDAWATI A54104039 PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

MASALAH DAN KONFLIK KERJA-KELUARGA SERTA STRATEGI PENYEIMBANGAN PADA KELUARGA DENGAN SUAMI ISTERI BEKERJA RISDA RIZKILLAH

MASALAH DAN KONFLIK KERJA-KELUARGA SERTA STRATEGI PENYEIMBANGAN PADA KELUARGA DENGAN SUAMI ISTERI BEKERJA RISDA RIZKILLAH MASALAH DAN KONFLIK KERJA-KELUARGA SERTA STRATEGI PENYEIMBANGAN PADA KELUARGA DENGAN SUAMI ISTERI BEKERJA RISDA RIZKILLAH DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Keterangan : n = jumlah mahasiswa yang diambil N = jumlah populasi mahasiswa program sarjana e = batas kesalahan pengambilan contoh

METODE PENELITIAN. Keterangan : n = jumlah mahasiswa yang diambil N = jumlah populasi mahasiswa program sarjana e = batas kesalahan pengambilan contoh 21 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu atau periode tertentu. Lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung berjudul Dampak Program Warung Anak Sehat (WAS) terhadap Perilaku Hygiene-Sanitasi Ibu WAS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU MEMBELI BUKU BAJAKAN PADA MAHASISWA IPB PUSPA WIDYA UTAMI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU MEMBELI BUKU BAJAKAN PADA MAHASISWA IPB PUSPA WIDYA UTAMI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU MEMBELI BUKU BAJAKAN PADA MAHASISWA IPB PUSPA WIDYA UTAMI DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR PENGARUH STIMULASI PSIKOSOSIAL, PERKEMBANGAN KOGNITIF, DAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH DI KABUPATEN BOGOR GIYARTI PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI

ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI ANALISIS BIAYA KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, SERTA TINGKAT KECUKUPAN GIZI SISWI SMA DI PESANTREN LA TANSA, BANTEN SYIFA PUJIANTI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Penelitian mengenai hubungan antara kepatuhan konsumsi biskuit yang diperkaya protein tepung ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dengan status gizi dan morbiditas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian mengenai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) biskuit yang disubstitusi tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada balita gizi kurang dan gizi buruk

Lebih terperinci

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor 12 KERANGKA PEMIKIRAN Preferensi terhadap makanan didefinisikan sebagai derajat kesukaan atau ketidaksukaan terhadap makanan dan preferensi akan berpengaruh terhadap konsumsi pangan (Suhardjo 1989). Preferensi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi antara cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan hanya pada satu waktu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian 8 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah disain cross sectional study. Disain ini dipilih karena ingin mendapatkan data pada saat yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian 46 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini merupakan studi cross-sectional karena data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan (Singarimbun dan Effendi 1991). Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH INTERAKSI DAN POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA TERHADAP KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF KELUARGA SUAMI-ISTRI BEKERJA YENNI RAMBE I

PENGARUH INTERAKSI DAN POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA TERHADAP KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF KELUARGA SUAMI-ISTRI BEKERJA YENNI RAMBE I PENGARUH INTERAKSI DAN POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA TERHADAP KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF KELUARGA SUAMI-ISTRI BEKERJA YENNI RAMBE I24100002 DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGGUNAAN BIOGAS DI DESA HAURNGOMBONG, KECAMATAN PAMULIHAN, KABUPATEN SUMEDANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGGUNAAN BIOGAS DI DESA HAURNGOMBONG, KECAMATAN PAMULIHAN, KABUPATEN SUMEDANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGGUNAAN BIOGAS DI DESA HAURNGOMBONG, KECAMATAN PAMULIHAN, KABUPATEN SUMEDANG RANI MAULANASARI DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Tehnik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Tehnik Pengambilan Contoh 29 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini menggunakan cross sectional study yaitu suatu penelitian yang dilakukan pada saat dan waktu tertentu. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

ILMU KELUARGA DAN PERKEMBANGAN ANAK

ILMU KELUARGA DAN PERKEMBANGAN ANAK Meraih masa depan berkualitas bersama Sekolah Pascasarjana IPB ILMU KELUARGA DAN PERKEMBANGAN ANAK Ketua Program Studi/Koordinator Mayor: Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.Sc Staf Pengajar: Prof. Dr.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pemilihan Pondok Pesantren Modern Purposive. Santri telah tinggal 1 tahun di pondok pesantren. Laki-laki. Perempuan.

METODE PENELITIAN. Pemilihan Pondok Pesantren Modern Purposive. Santri telah tinggal 1 tahun di pondok pesantren. Laki-laki. Perempuan. 27 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study yaitu penelitian yang dilakukan dalam satu waktu. Pemilihan tempat dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256. ABSTRACT ERNY ELVIANY SABARUDDIN. Study on Positive Deviance of Stunting Problems among Under five Children from Poor Family in Bogor City. Under direction of IKEU TANZIHA and YAYAT HERYATNO. The objectives

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian 36 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study dengan metode survey. Penelitian dengan desain Cross Sectional Study yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Cross sectional study dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain retrospektif dan cross sectional study. Penelitian dilakukan di dua lokasi yaitu Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INVESTASI DAN KUALITAS ANAK USIA SEKOLAH PADA KELUARGA PETANI

HUBUNGAN ANTARA INVESTASI DAN KUALITAS ANAK USIA SEKOLAH PADA KELUARGA PETANI Jur. Ilm. Kel. & Kons., September 2013, p : 154-162 Vol. 6, No. 3 ISSN : 1907-6037 HUBUNGAN ANTARA INVESTASI DAN KUALITAS ANAK USIA SEKOLAH PADA KELUARGA PETANI Tri Sari Asih Rahmiati 1, Herien Puspitawati

Lebih terperinci

tingkat kepentingan dan kepuasan sasaran serta keluaran atribut yang harus ditingkatkan pemerintah dan instansi terkait dalam pelaksanaan program

tingkat kepentingan dan kepuasan sasaran serta keluaran atribut yang harus ditingkatkan pemerintah dan instansi terkait dalam pelaksanaan program 22 KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG yang dilakukan sejak tahun 2007 telah mengubah pola perilaku keluarga dari menggunakan minyak tanah menjadi menggunakan LPG. Sebagai suatu kebijakan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Cross-Sectional Study yaitu penelitian yang dilakukan dengan cepat, lengkap serta dalam satu waktu dan tidak berkelanjutan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kota (n=20) Kabupaten (n=27) Purposive. Gambar 2 Cara Penarikan Contoh Penelitian. SDN Akreditasi A Penjaja (n=11)

METODE PENELITIAN. Kota (n=20) Kabupaten (n=27) Purposive. Gambar 2 Cara Penarikan Contoh Penelitian. SDN Akreditasi A Penjaja (n=11) METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini desain Cross Sectional Study yaitu mengumpulkan informasi dengan satu kali survei yang dilakukan di empat sekolah dasar dengan karakteristik mutu

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN PADA MAHASISWA GIZI INSTITUT PERTANIAN BOGOR PUTRI SWASTANTI PANE

ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN PADA MAHASISWA GIZI INSTITUT PERTANIAN BOGOR PUTRI SWASTANTI PANE ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN MEMBACA LABEL PANGAN PADA MAHASISWA GIZI INSTITUT PERTANIAN BOGOR PUTRI SWASTANTI PANE DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini desain population survey, yaitu dengan mensurvei sebagian dari populasi balita yang ada di lokasi penelitian selama periode waktu tertentu.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. N Ne = 780. n = 780( = 106, N = Jumlah populasi mahasiswa S1 FEMA IPB Tahun e = error (9%)

METODE PENELITIAN. N Ne = 780. n = 780( = 106, N = Jumlah populasi mahasiswa S1 FEMA IPB Tahun e = error (9%) 19 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Desain Penelitian ini adalah cross sectional study, karena data yang dikumpulkan hanya pada satu waktu dan tidak berkelanjutan (Nazir 2009). Lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang berjudul Analisis Konsumsi Beras Merah (Oryza nivara) dengan Pendekatan Theory of Planned Behavior (TPB).

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERANAN AYAH TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF YULIA NOVIKA JUHERMAN

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERANAN AYAH TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF YULIA NOVIKA JUHERMAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERANAN AYAH TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF YULIA NOVIKA JUHERMAN PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

Lebih terperinci

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 37 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study yaitu data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan untuk memperoleh karakteristik

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA PENGASUHAN DAN POLA ASUH AKADEMIK TERHADAP PRESTASI SISWA SMP PADA DAERAH PANTAI DAN PEGUNUNGAN DI KABUPATEN FAKFAK PAPUA BARAT

PENGARUH GAYA PENGASUHAN DAN POLA ASUH AKADEMIK TERHADAP PRESTASI SISWA SMP PADA DAERAH PANTAI DAN PEGUNUNGAN DI KABUPATEN FAKFAK PAPUA BARAT PENGARUH GAYA PENGASUHAN DAN POLA ASUH AKADEMIK TERHADAP PRESTASI SISWA SMP PADA DAERAH PANTAI DAN PEGUNUNGAN DI KABUPATEN FAKFAK PAPUA BARAT ULFAH MUSHLIHA ADHANI PUARADA DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4257 = 97, (0.1 )

METODE PENELITIAN 4257 = 97, (0.1 ) METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yakni cara mempelajari objek riset dalam suatu waktu tertentu saja atau tidak berkesinambungan dalam jangka

Lebih terperinci

METODE Desain, Lokasi dan Waktu Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

METODE Desain, Lokasi dan Waktu Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 29 METODE Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan di dua Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Bogor, terdiri dari tiga

Lebih terperinci

PERILAKU INVESTASI PADA ANAK DAN CAPAIAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-5 TAHUN SITI ULFAH HASANAH

PERILAKU INVESTASI PADA ANAK DAN CAPAIAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-5 TAHUN SITI ULFAH HASANAH PERILAKU INVESTASI PADA ANAK DAN CAPAIAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-5 TAHUN SITI ULFAH HASANAH DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Lokasi penelitian di Desa Paberasan Kabupaten Sumenep. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) 58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani

Lebih terperinci

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI 1 KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI Oleh: FRISKA AMELIA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Contoh dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Contoh dan Cara Pengambilan Contoh 35 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor untuk mewakili wilayah perkotaan dan Kabupaten Bogor untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan dan Jumlah Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan dan Jumlah Contoh 27 METODE PENELITIAN Disain, Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di dalam lingkungan SMA, yaitu dari SMA Negeri 10 sebagai SMA negeri dan SMA Kesatuan sebagai SMA swasta yang ada di Kota Bogor, Jawa

Lebih terperinci

Konsumsi Pangan. Preferensi Pangan. Karakteristik Makanan:

Konsumsi Pangan. Preferensi Pangan. Karakteristik Makanan: 23 KERANGKA PEMIKIRAN Menurut Suhardjo (1989), latar belakang sosial budaya mempengaruhi pemilihan jenis pangan melalui dua cara yaitu informasi mengenai gizi dan preferensi berdasarkan konteks dua karakteristik

Lebih terperinci

PENGARUH PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KESEJAHTERAAN KELUARGA DI SEKITAR TAMBANG

PENGARUH PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KESEJAHTERAAN KELUARGA DI SEKITAR TAMBANG Jur. Ilm. Kel. & Kons., Januari 2014, p : 19-29 Vol. 7, No. 1 ISSN : 1907-6037 PENGARUH PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY () TERHADAP KESEJAHTERAAN KELUARGA DI SEKITAR TAMBANG Gilar Cahya Nirmaya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian dilakukan dalam dua tahapan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian lanjutan. Desain penelitian pendahuluan adalah cross sectional study menggunakan

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian evaluasi dengan studi cross sectional. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara purposive yakni Desa Ciparigi

Lebih terperinci