METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Tehnik Pengambilan Contoh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Tehnik Pengambilan Contoh"

Transkripsi

1 29 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini menggunakan cross sectional study yaitu suatu penelitian yang dilakukan pada saat dan waktu tertentu. Penelitian dilakukan di dua Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Bogor yaitu satu Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN), dan satu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Bogor (SMKN). Waktu pelaksanaan antara bulan Maret sampai Mei Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian Hibah Kompetensi yang berjudul Analisis Gender terhadap Pengasuhan, Proses Pembelajaran terhadap Keadaan mental / Emosional pada Siswa di Kota Bogor- Indonesia yang diketuai oleh Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc.,M.Sc pada tahun Tehnik Pengambilan Contoh Populasi pada penelitian ini adalah anak remaja yang duduk di kelas XI Sekolah Menengah Atas di Kota Bogor. Pengambilan contoh sekolah dilakukan secara purposive berdasar data dari Diknas Kota Bogor dengan kriteria SMU dan SMK sehingga terpilih satu SMUN sebagai contoh dari Sekolah Menengah Umum dan satu SMKN sebagai contoh dari Sekolah Kejuruan. Masing-masing sekolah tersebut diambil siswa kelas XI dengan pertimbangan siswa tersebut sudah dapat beradaptasi, baik dengan lingkungan sekolah maupun dengan sistem pembelajaran dibandingkan dengan kelas X serta tidak disibukkan dengan persiapan Ujian Nasional seperti kelas XII. Penarikan sampel dilakukan secara klaster acak sederhana (Cluster Random Sampling) yaitu penentuan sampel dengan memperhatikan cluster yang ada pada populasi yaitu cluster laki-laki dan perempuan. Urutan yang digunakan adalah terlebih dahulu membuat daftar siswa jumlah keseluruhan dengan membedakan jenis kelamin laki-laki dan perempuan kelas XI di masing-masing sekolah, kemudian dengan menggunakan kertas kocok dengan syarat nama siswa yang keluar tidak dimasukkan dalam alternatif pilihan kembali sehingga populasi contoh memiliki peluang yang sama untuk menjadi contoh serta untuk menghindari bias penelitian, sehingga terpilih masing-masing

2 30 contoh sekolah dengan jumlah 35 laki-laki dan 35 perempuan sehingga jumlah keseluruhan 70 siswa untuk masing-masing sekolah sehingga keseluruhan contoh pada penelitian ini adalah 140 siswa. Secara lengkap kerangka penarikan contoh disajikan dalam Gambar 2. Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Bogor SMUN Secara purposive SMKN Secara purposive Kelas XI Secara Cluster Random Sampling Kelas XI Secara Cluster RandomSampling L= 35 P= 35 L = 35 P = 35 n = 140 Gambar 2: Skema penarikan contoh konseptual pola asuh sosial-emosi, kecerdasan emosional, keterikatan teman sebaya dan perilaku bullying.

3 31 Rumus yang digunakan pada pengambilan sampel ini adalah dengan menggunakan rumus Slovin dalam Riduan (2005) yaitu : N = n / N (d) Keterangan: n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 90% atau sig. = 0.1 Jadi sampel yang diambil untuk mewakili SMU dan SMK adalah sebesar: 765 = n / 765 (0.1) n = 765/765 (0.01) + 1 n = 88,44 atau dibulatkan 88 Ketentuan minimal sampel pada penelitian ini adalah 88 siswa kelas XI dan seperti dijelaskan di atas bahwa jumlah sampel pada penelitian ini adalah 140 siswa sehingga sudah sesuai dengan ketentuan dari rumus di atas. Jenis Dan Tehnik Pengambilan data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer meliputi karakteristik keluarga (usia orangtua, pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua dan pendapatan total keluarga), karakteristik contoh (usia, jenis kelamin dan urutan kelahiran), karakteristik teman (jumlah teman, usia teman, pendidikan teman dan alasan pertemanan), pola asuh sosial-emosi, kecerdasan emosional (mengenal emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri, empati dan kemampuan membina hubungan), keterikatan teman sebaya dan perilaku bullying (verbal, fisik, sosial dan elektronik). Keseluruhan data primer tersebut dikumpulkan dengan alat bantu kuesioner. Data sekunder meliputi karakteristik sekolah ( jenis sekolah, jumlah guru dan siswa, fasilitas sekolah, peraturan sekolah serta pembimbingan dan penilaian wali kelas/ guru). Secara lengkap jenis dan cara pengambilan data dapat dilihat pada Tabel 2

4 32 Tabel 2: Jenis, cara pengumpulan data dan pengukuran variabel Variabel Jenis Data Respon den Alat Bantu Konsep Karakteristik Contoh Primer Siswa Kuesionr -Usia Dan -Jenis kelamin Wawancar -Urutan kelahiran a Karakteristik Primer Siswa kuesioner Orang Tua: -Usia -Pendidikan -Pekerjaan -Pendapatan Total Karakteristik Teman: Primer Siswa kuesioner -Jumlah -Usia -Pendidikan -Alasan pertemanan Karakteristik Sekolah: -Jenis Sekolah -Jumlah guru dan siswa -Fasilitas sekolah -Peraturan sekolah -Penilaian wali kelas/ guru Pola Asuh Sosial Emosi Keterikatan Sebaya Teman Kecerdasan Emosional -Mengenal emosi diri -Mengelola emosi diri -Motivasi diri -Empati -Membina hubungan Sekunder Guru, Kepala Sekolah dan TU kuesioner Primer Siswa kuesioner Merujuk pada Rohner 1986 dikembangkan oleh Lamria 2007 Primer Siswa kuesioner Merujuk pada Parker dan Gottman (1988) dikembang kan oleh Priatini 2006 Primer Siswa kuesioner Merujuk pada Golleman 2001 dikembangkan oleh Puspitawati 2011 Skala Nominal Nominal Interval Interval Interval Interval Interval Nominal Nominal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Perilaku Perundungan: -Verbal -Fisik -Sosial -Elektronik Primer Siswa kuesioner Merujuk pada Olweus 1994 dikembangkan oleh Coloroso 2006 Ordinal Menentukan kualitas data dalam penelitian perlu dilakukan uji reliabilitas. Kontrol kualitas data dilakukan dengan uji kuesioner dan uji reliabilitas untuk alat ukur pola asuh sosial-emosi, kecerdasan emosional, keterikatan teman sebaya dan

5 33 perilaku bullying dengan metode Cronbach s Alpha. disajikan dalam Tabel 3. Hasil uji reliabilitas Tabel 3: Hasil uji reliabilitas alat ukur variabel (nilai alpha cronbach) dengan n = 140 No Variabel Jumlah Pertanyaan ( item ) Nilai Alpha Cronbach Skala Likert 1. Pola Asuh Sosial-Emosi 10 item 0,710 1= tidak pernah 2= jarang 3= cukup sering 4= sering 2. Keterikatan Teman Sebaya 32 item 0,757 1= tidak setuju 2= kurang setuju 3= cukup setuju 4= setuju 3. Kecerdasan Emosional: -Mengenal emosi -Mengelola Emosi -Motivasi diri -Empati -Membina hubungan -Total Kecerdasan Emosional 4 Perilaku Bullying -Verbal -Fisik -Sosial -Elektronik -Total Perilaku Bullying 13 item 13 item 10 item 10 item 18 item 64 item 7 item 7 item 6 item 8 item 28 item 0,661 0,690 0,732 0,623 0,685 0,838 0,746 0,778 0,749 0,763 0,827 1= tidak pernah 2= jarang 3= cukup sering 4= sering 1= sering 2= cukup sering 3= kadang-kadang 4= tidak pernah Pengukuran, Pengolahan dan Analisis data Data yang diperoleh diolah melalui proses editing, coding, scooring, entry data dan cleaning data. Data selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif dan statistik inferensial. Data yang dianalisis secara statistik deskriptif meliputi: 1. Data karakteristik contoh meliputi usia, jenis kelamin dan urutan kelahiran pada contoh. Data tentang karakteristik contoh diukur dengan satuan tahun pada usia anak dan keterangan laki-laki atau perempuan pada jenis kelamin. Urutan kelahiran diukur dengan keterangan mengenai urutan kelahiran dalam keluarga. 2. Data karakteristik orang tua meliputi usia, pendidikan dan pekerjaan orangtua serta total pendapatan keluarga. Data karakteristik orangtua dikategorikan berdasarkan usia orangtua yang diukur dengan satuan tahun, kemudian

6 34 dikelompokkan menjadi; (1) tahun; (2) tahun dan (3) tahun. Pendidikan dikatagorikan menjadi (1) Lulus SD/Sederajat (6 tahun); (2) Lulus SMP/sederajat (9 tahun); (3) Lulus SMA/sederajat (12 tahun); (4) Lulus Diploma III (15 tahun); (5) Lulus Sarjana Strata 1(16 tahun); (6) Lulus Sarjana Strata 2(18 tahun) dan (7) Lulus Sarjana Strata 3 (21 tahun). Pekerjaan dikatagorikan menjadi: (1) PNS, (2) Swasta; (3) wiraswasta/dagang, (4) buruh/supir, (5) BUMN, (6) pensiunan, (7) TNI/Polri dan (8) IRT/Tidak Bekerja. Sementara pendapatan dikategorikan menjadi (1) < Rp ; (2) Rp Rp ; (3) Rp Rp ; (4) Rp Rp ; (5) Rp Rp ; (6) Rp Rp ; (7) Rp Rp dan (8) > Rp Data karakteristik teman meliputi jumlah teman, usia teman, pendidikan teman dan alasan pertemanan. Data karakteristik teman meliputi jumlah teman yang dikatagorikan menjadi (1) < 3 orang, (2) 4-7 orang, (3) 8-15 orang dan (4) > 16 orang. Usia teman dibedakan menjadi (1) < 14 tahun, (2) tahun, (3) tahun dan (4) > 23 tahun. Pendidikan teman yang dibedakan atas (1) SD- SMA, (2) SMP-SMA, (3) SMA-Perguruan Tinggi. Alasan pertemanan diukur dengan dikategorikan jawabannya kedalam (1) kesamaan hobi, (2) kesamaan cita-cita, (3) kesamaan kegiatan/aktifitas dan (4) dan lain-lain (tuliskan alasannya). 4. Data karakteristik sekolah meliputi jenis sekolah, jumlah guru dan siswa, fasilitas sekolah, peraturan sekolah dan pembimbingan atau penilaian guru/ wali kelas diukur. Data tentang karakteristik sekolah diukur dalam satuan angka yang meliputi jenis sekolah (0= SMUN X dan 1= SMKN Y), jumlah guru dan siswa. Fasilitas sekolah diukur dengan pengamatan secara langsung dan pemberian skor (1) tidak ada/tidak baik/tidak pernah, (2) sebagian ada/kurang baik/sedang dan (3) ada lengkap/baik sekali/tinggi. Peraturan sekolah diukur dengan pengamatan dan pemberian skor (1) tidak ada, (2) ada, tapi sedikit dan (3) ada dan banyak. Pembimbingan dan Penilaian guru/ wali kelas diukur dengan mengukur perilaku sosial siswa dalam bentuk kuesioner.

7 35 Skor yang diberikan adalah (1) sangat setuju, (2) cukup setuju, (3) kurang setuju dan (4) tidak setuju. Data yang dianalisis berdasarkan pengolahan variabel adalah sebagai berikut: 1. Data tentang pola asuh sosial-emosi berdasarkan perceived. Pernyataan dirangkum dalam item-item yang berjumlah 10 butir. Data tersebut diskoring. Untuk jawaban sering diberi skor 4, jawaban cukup sering diberi skor 3, jawaban jarang diberi skor 2 dan jawaban tidak pernah diberi skor 1. Data dikategorikan menjadi tinggi (3), sedang (2) dan rendah (1). Asumsi dari skor tersebut adalah bahwa semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi pola asuh sosial-emosi yang diterima oleh anak. Konsep kuesioner yang digunakan merujuk pada Rohner (1986) yang dikembangkan oleh Lamria (2007). 2. Data keterikatan teman sebaya diukur berdasarkan perceived anak yang dirangkum dalam pernyataan berjumlah 32 butir. Data tersebut diskoring. Untuk jawaban setuju diberi skor 4, jawaban cukup setuju diberi skor 3, jawaban kurang setuju diberi skor 2 dan jawaban tidak setuju diberi skor 1. Data dikategorikan menjadi tinggi (3), sedang (2) dan rendah (1). Asumsi dari skor tersebut adalah bahwa semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi keterikatan dengan teman sebaya. Konsep kuesioner yang digunakan merujuk pada Parker & Gottman (1988) yang dikembangkan oleh Priatini (2006). 3. Data kecerdasan emosional diukur berdasarkan perceived anak dan terdiri dari 5 aspek yaitu: mengenal emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan membina hubungan. Data tersebut diskoring. Jumlah total pernyataan adalah penjumlahan nilai skor dari pernyataan mengenal emosi (13 pernyataan), mengelola emosi (13 pernyataan), memotivasi diri ( 10 pernyataan), empati diri (10 pernyataan) dan kemampuan membina hubungan (18 pernyataan). Untuk jawaban sering diberi skor 4, jawaban cukup sering diberi skor 3, jawaban jarang diberi skor 2 dan jawaban tidak pernah diberi skor 1. Data dikategorikan menjadi tinggi (3), sedang (2) dan rendah (1). Asumsi dari skor tersebut adalah bahwa semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan tingkat kecerdasan emosional yang semakin baik yang dimiliki oleh anak.

8 36 Konsep kuesioner yang digunakan merujuk pada Golleman (2001) yang dikembangkan oleh Puspitawati (2011). 4. Data Perilaku bullying diukur berdasarkan perceived anak dan terdiri dari empat aspek yaitu: verbal (7 pernyataan), fisik (7 pernyataan), sosial (6 pernyataan dan elektronik (8 pernyataan). Data tersebut diskoring. Untuk jawaban sering diberi skor 4, jawaban cukup sering diberi skor 3, jawaban jarang diberi skor 2 dan jawaban tidak pernah diberi skor 1. Kemudian data dikategorikan menjadi tinggi (3), sedang (2) dan rendah (1). Asumsi dari skor tersebut adalah bahwa semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi perilaku bullying anak. Konsep kuesioner yang digunakan merujuk pada Olweus (1994) yang dikembangkan oleh Coloroso (2006). Tabel 4: Kategori pola asuh sosial-emosi, kecerdasan emosional, keterikatan teman sebaya dan perilaku bullying. No Variabel Kategori Rendah * Sedang * Tinggi * 1. Pola asuh sosial-emosi (10 20) (21 30) (31 40) 2. Keterikatan teman sebaya (32 64) (65 96) (97 128) 3. Kecerdasan emosional (64 128) ( ) ( ) Mengenal emosi (13 26) (27 39) (40 52) Mengelola emosi (13 26) (27 39) (40 52) Memotivasi diri (10 20) (21 30) (31 40) empati (10 20) (21 30) (31 40) Membina hubungan (18 36) (37 54) (55 72) 4. Perilaku bullying (total) (28 56) (57 84) (85 112) Verbal (7 14) (15 21) (22 28) Fisik (7 14) (15 21) (22 28) Sosial (6 12) (13 18) (19 24) elektronik (8 16) (17 24) (25 32) 5. Usia orang tua (33 45) (46 57) (58 70) Keterangan: * didasarkan pada nilai skor komposit Pada saat melakukan pengolahan data variabel pola asuh sosial-emosi, keterikatan teman sebaya, kecerdasan emosional dan perilaku bullying diubah ke dalam bentuk rasio dengan cara menjumlahkan setiap jawaban hingga

9 37 mendapatkan skor hasil komposit. Setelah mendapatkan skor setiap variabel, selanjutnya skor dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi (Tabel 4). Selanjutnya perlu dicari interval kelas (Slamet 1993), dengan menggunakan rumus : Interval Kelas = (Skor Maksimum Skor minimum) Jumlah Kategori Statistik inferensial digunakan untuk menggeneralisasikan hasil penelitian dari data sampel, yaitu: 1. Uji Beda Independent sample T-Test digunakan untuk menganalisis perbedaan jenis kelamin pada contoh mengenai karakteristik contoh, karakteristik keluarga, karakteristik teman, karakteristik sekolah, variabel pola asuh sosial-emosi, keterikatan teman sebaya, kecerdasan emosional dan perilaku bullying. 2. Uji Korelasi Pearson digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel jenis kelamin, jenis sekolah, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pendapatan total keluarga, pola asuh sosial-emosi, keterikatan teman sebaya, kecerdasan emosional dan perilaku bullying. 3. Uji Regresi Linier Berganda digunakan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional dan perilaku bullying. Model regresi adalah sebagai berikut: Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + ε Keterangan : Y = Perilaku bullying α = Konstanta β 1-3 X1 X2 X3 ε = Koefisien regresi = Pola asuh sosial-emosi = Keterikatan teman sebaya = Kecerdasan emosional = Galat

10 38 Definisi Operasional Keluarga adalah rumah tangga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak serta anggota keluarga yang lain yang tinggal bersama dan hidupnya tergantung dari pengelolaan sumber daya keluarga yang sama. Pendekatan Teori Struktural Fungsional adalah suatu pendekatan teori sosiologi yang diterapkan dalam institusi keluarga dan mempunyai prinsip-prinsip serupa yang terdapat dalam kehidupan sosial masyarakat. Remaja adalah anak berusia tahun yang duduk dibangku kelas XI. Pada masa ini remaja berada pada masa transisi, pencarian jati diri dan mengalami perubahan fisik, kognitif serta sosial. Pola Asuh Sosial merupakan suatu pola asuh yang mengacu pada pengasuhan dari orangtua agar anak memiliki kemampuan berhubungan sosial dan menjalin hubungan dengan orang lain serta memahami perasaan orang lain di sekitarnya. Pola Asuh Emosi adalah suatu pola asuh yang menggambarkan interaksi dan stimulasi yang diberikan orangtua untuk mencapai perkembangan sosial emosi yang sehat sehingga dapat menjadi individu yang peduli pada orang lain di sekitarnya. Teman Sebaya adalah teman yang tingkat umur dan kedewasaan yang kurang lebih sama dan memegang peranan unik dalam perkembangannya. Keterikatan Teman Sebaya adalah keadaan remaja yang saling pengaruh mempengaruhi terhadap teman sebaya. Kecerdasan Emosional adalah kemampuan individu dalam mengenal emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, berempati serta kemapuan dalam membina hubungan dengan orang lain. Kemampuan Mengenal Emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi dirinya. Kemampuan Mengelola Emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengelola emosinya agar dapat diungkapkan dengan tepat. Kemampuan Motivasi Diri adalah kemampuan seseorang dalam menata emosi untuk mencapai tujuan dengan memotivasi diri dan menguasai diri sendiri.

11 39 Kemampuan Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada posisi orang lain, sehingga dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain. Kemampuan Membina Hubungan adalah kemampuan seseorang untuk membina hubungan dengan orang lain yang mendukung dalam pergaulan dengan orang lain. Bullying adalah suatu bentuk kekerasan pada teman sebaya yang biasa dialami oleh anak-anak dan remaja di sekolah maupun di lingkungannya. Bullying Verbal adalah menyakiti orang lain dengan kata-kata, seperti memanggil dengan nama yang bukan namanya yang bersifat menghina, mengolok, menghina, mempermalukan atau mengancam. Bullying Fisik adalah menyakiti orang lain secara fisik, seperti memukul, menampar, menendang, mencubit, menonjok dan lain-lain. Bullying Sosial adalah mengucilkan seseorang dari kelompok, menyebarkan isu, rumor atau gosip tentang seseorang atau membuat seseorang kelihatan bodoh di depan orang lain. Bullying Elektronik adalah menggunakan internet atau telepon genggam untuk mengancam atau menyakiti perasaan orang lain, menyebarkan isu tak sedap atau menyebarkan rahasia pribadi orang lain.

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan 60 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Bogor, Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian dilakukan secara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. N 1+ Ne 2. n =

METODE PENELITIAN. N 1+ Ne 2. n = 27 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan metode survei. Penelitian cross-sectional adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini berjudul Konsep Diri, Kecerdasan Emosional, Tingkat Stres, dan Strategi Koping Remaja pada Berbagai Model Pembelajaran di SMA. Disain penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi, Contoh, dan Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi, Contoh, dan Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian dilakukan di 6 sekolah yang terdiri dari SMA dan SMK negeri dan swasta di Kota Bogor.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 19 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Disain penelitian adalah cross sectional study, yakni data dikumpulkan pada satu waktu (Singarimbun & Effendi 1995. Penelitian berlokasi di Kota

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan 18 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian interaksi keluarga yang memfokuskan pada interaksi antara ibu dengan anak. Desain yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494)

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494) 19 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional karena pengumpulan data hanya dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan, serta retrospektif karena

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yakni data yang dikumpulkan pada suatu waktu dan tidak berkelanjutan (Singarimbun & Efendi 1995). Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan Contoh 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross-sectional study yaitu penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Lokasi penelitian dipilih secara purposive dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rumus dan margin error 0,1 diperoleh jumlah contoh sebagai berikut:

METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rumus dan margin error 0,1 diperoleh jumlah contoh sebagai berikut: METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study dengan metode survei. Penelitian dengan desain cross sectional study adalah penelitian yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pemilihan Pondok Pesantren Modern Purposive. Santri telah tinggal 1 tahun di pondok pesantren. Laki-laki. Perempuan.

METODE PENELITIAN. Pemilihan Pondok Pesantren Modern Purposive. Santri telah tinggal 1 tahun di pondok pesantren. Laki-laki. Perempuan. 27 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study yaitu penelitian yang dilakukan dalam satu waktu. Pemilihan tempat dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 17 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pengaruh pola penggunaan jejaring sosial terhadap motivasi dan alokasi waktu belajar siswa SMPN 1 Dramaga, menggunakan desain

Lebih terperinci

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 37 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study yaitu data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan untuk memperoleh karakteristik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan metode survey di Kelurahan Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Pemilihan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik dan Cara Pemilihan Sampel

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik dan Cara Pemilihan Sampel 15 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional study yaitu suatu teknik pengambilan data yang dilakukan melalui survey lapang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu tertentu. Lokasi penelitian adalah Desa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 19 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah menengah atas yaitu Sekolah Menengah Atas Negeri

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 32 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian interaksi keluarga yang memfokuskan pada interaksi suami istri. Variabel yang diteliti pada penelitian interaksi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan menggunakan metode survei. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Data dikumpulkan untuk meneliti suatu fenomena dalam satu kurun waktu tertentu (Umar 2006).

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu. Pemillihan tempat dilakukan dengan cara pupossive, yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. = = 95,34 ~ 96 orang

METODE PENELITIAN. = = 95,34 ~ 96 orang METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crosssectional karena data dikumpulkan dan diteliti pada satu waktu dan tidak berkelanjutan. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang berjudul Analisis Konsumsi Beras Merah (Oryza nivara) dengan Pendekatan Theory of Planned Behavior (TPB).

Lebih terperinci

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta 44 KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu ciri yang paling sering muncul pada remaja untuk menjalani penanganan psikologisnya adalah stres. Stres pada remaja yang duduk dibangku sekolah dapat dilanda ketika mereka

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh 20 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, karena data dikumpulkan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan dengan sampel yang dipilih khusus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan dan Jumlah Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan dan Jumlah Contoh 27 METODE PENELITIAN Disain, Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di dalam lingkungan SMA, yaitu dari SMA Negeri 10 sebagai SMA negeri dan SMA Kesatuan sebagai SMA swasta yang ada di Kota Bogor, Jawa

Lebih terperinci

Kerangka pemikiran oprasional analisis self-esteem, self-efficacy, motivasi belajar dan prestasi akademik siswa disajikan pada gambar 1.

Kerangka pemikiran oprasional analisis self-esteem, self-efficacy, motivasi belajar dan prestasi akademik siswa disajikan pada gambar 1. 20 KERANGKA PEMIKIRAN Menurut seorang pakar ekologi keluarga yaitu Bronfenbrener menyatakan bahwa anak adalah salah sebuah unsur dalam lingkungan. Hal tersebut ditinjau dari sudut pandang dalam perpsektif

Lebih terperinci

METODE Desain, Lokasi dan Waktu Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

METODE Desain, Lokasi dan Waktu Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 29 METODE Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan di dua Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Bogor, terdiri dari tiga

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak 25 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi antara cross sectional study, yaitu penelitian yang hanya dilakukan pada satu waktu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain retrospektif dan cross sectional karena data yang diambil berkenaan dengan pengalaman masa lalu yaitu saat keluarga

Lebih terperinci

Karakteristik TKW Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Lama menjadi TKW. Kualitas Perkawinan Kebahagiaan perkawinan Kepuasan Perkawinan

Karakteristik TKW Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Lama menjadi TKW. Kualitas Perkawinan Kebahagiaan perkawinan Kepuasan Perkawinan 46 KERANGKA PEMIKIRAN Keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) merupakan keluarga yang mengalami perpisahan dengan istri dalam jangka waktu yang relatif lama. Ketiadaan istri dalam keluarga menjadi tantangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Keterangan : n = jumlah mahasiswa yang diambil N = jumlah populasi mahasiswa program sarjana e = batas kesalahan pengambilan contoh

METODE PENELITIAN. Keterangan : n = jumlah mahasiswa yang diambil N = jumlah populasi mahasiswa program sarjana e = batas kesalahan pengambilan contoh 21 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu atau periode tertentu. Lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian 39 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian Desain dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Teknik Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study, artinya data penelitian dikumpulkan pada satu periode waktu tertentu. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi cross sectional, karena data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan (Singarimbun dan Efendi 1995). Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Contoh dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Contoh dan Cara Pengambilan Contoh 35 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor untuk mewakili wilayah perkotaan dan Kabupaten Bogor untuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Contoh dan Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Contoh dan Teknik Penarikan Contoh 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah crosss sectional study. Desain cross sectional study adalah salah satu caraa pengumpulan data

Lebih terperinci

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output 34 KERANGKA PEMIKIRAN Kemiskinan yang melanda bangsa Indonesia selama bertahun-tahun menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah meningkatnya harga kebutuhan pokok yang mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Cross-Sectional Study yaitu penelitian yang dilakukan dengan cepat, lengkap serta dalam satu waktu dan tidak berkelanjutan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplanasi yang memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh peubah-peubah prediktor (independent variable), yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Cara Pemilihan Contoh 25 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study dan restrospective. Cross sectional study yaitu penelitian yang dilakukan hanya pada satu waktu tertentu, desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang menghubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross-sectional study. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kebon Kopi 2 Bogor. Penentuan lokasi SDN Kebon Kopi

Lebih terperinci

Gaya Hidup - aktivitas - minat - opini

Gaya Hidup - aktivitas - minat - opini 15 KERANGKA PEMIKIRAN Gaya hidup merupakan aktivitas, minat, dan pendapat individu dalam kehidupan sehari-hari yang diukur menggunakan teknik psikografik. Berbagai faktor dapat memengaruhi terbentuknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif. Penelitian komparatif untuk mencari perbandingan antara dua sampel atau dua uji

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 2 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study, yaitu suatu penelitian dengan teknik pengambilan data melalui survei lapang dalam satu titik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Cara Pemilihan Contoh 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini menggunakan cross sectional study yakni data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran karakteristik contoh.

Lebih terperinci

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain Cross Sectional Study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran karakteristik contoh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 31 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data utama.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Disain eksperimental penelitian Motivasi Pesan Faktor. positif dan dengan cara penyajian tanpa penjelasan.

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Disain eksperimental penelitian Motivasi Pesan Faktor. positif dan dengan cara penyajian tanpa penjelasan. 23 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Disain eksperimental yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktorial 2x2 dengan pre test dan post test. Disain penelitian ini melibatkan dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. N Ne = 780. n = 780( = 106, N = Jumlah populasi mahasiswa S1 FEMA IPB Tahun e = error (9%)

METODE PENELITIAN. N Ne = 780. n = 780( = 106, N = Jumlah populasi mahasiswa S1 FEMA IPB Tahun e = error (9%) 19 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Desain Penelitian ini adalah cross sectional study, karena data yang dikumpulkan hanya pada satu waktu dan tidak berkelanjutan (Nazir 2009). Lokasi penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1 Cara pengukuran variabel Tujuan Hidup dan Cita-cita : Variabel ini terdiri dari 10 butir pertanyaan dengan skala likert 1-5.

Lampiran 1 Cara pengukuran variabel Tujuan Hidup dan Cita-cita : Variabel ini terdiri dari 10 butir pertanyaan dengan skala likert 1-5. LAMPIRAN 97 98 Lampiran 1 Cara pengukuran variabel Tujuan Hidup dan Cita-cita : Variabel ini terdiri dari 10 butir pertanyaan dengan skala likert 1-5. Pertanyaan berupa keinginan meneruskan ke perguruan

Lebih terperinci

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA NUR IKHSANIFA Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda INTISARI Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi antara cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan hanya pada satu waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian Non Experimental (Nazir, 1999). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG dilakukan melalui pembagian paket LPG kg beserta tabung, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada keluarga miskin yang jumlahnya mencapai.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis hubungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Butik Kharisma Indonesia yang berlokasi di Jalan Gajahmada No. 134, Semarang. Obyek penelitian ini adalah karyawan

Lebih terperinci

Konsumsi Pangan. Preferensi Pangan. Karakteristik Makanan:

Konsumsi Pangan. Preferensi Pangan. Karakteristik Makanan: 23 KERANGKA PEMIKIRAN Menurut Suhardjo (1989), latar belakang sosial budaya mempengaruhi pemilihan jenis pangan melalui dua cara yaitu informasi mengenai gizi dan preferensi berdasarkan konteks dua karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian korelasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 1 N

METODE PENELITIAN 1 N 32 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini merupakan bagian dari data baseline pada kajian Studi Ketahanan Pangan dan Coping Mechanism Rumah Tangga di Daerah Kumuh yang dilakukan Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independent dan dependent, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek 72 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan jenis desain penelitian korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif antara variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode penelitian kuantitatif dan desain penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kepatuhan penderita kanker dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan literatur, yang terkait dengan tema yang diajukannya sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan literatur, yang terkait dengan tema yang diajukannya sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengam paradigm positivistik untuk melihat fenomena yang ada, kemudian dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam 6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (006:118), objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah bentuk konseptual yang menggambarkan proses interaksi dari beberapa variabel yang diteliti sehingga akan memberikan hubungan sebab

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Teknik Pemilihan Responden

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Teknik Pemilihan Responden 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari objek dalam satu waktu tertentu, tidak berkesinambungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian 8 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah disain cross sectional study. Disain ini dipilih karena ingin mendapatkan data pada saat yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN Desain, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel 15 METODE PENELITIAN Desain, dan Waktu Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross sectional study yaitu mengumpulkan informasi dengan satu kali survei. Penelitian ini mengkaji pengetahuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA Febry Heldayasari Prabandari *, Tri Budi Rahayu Program Studi D3 Kebidanan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Jumlah Guru dan Siswa

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Jumlah Guru dan Siswa 41 HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Data penelitian ini dikumpulkan dari dua SMA di Kota Bogor yaitu SMU Negeri Bogor, mewakili sekolah umum dan SMK Negeri Bogor, mewakili sekolah kejuruan.

Lebih terperinci

pengetahuan, dan sikap akan berhubungan dengan perilaku pembelian buku bajakan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

pengetahuan, dan sikap akan berhubungan dengan perilaku pembelian buku bajakan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3. 17 KERANGKA PEMIKIRAN Perguruan tinggi merupakan komunitas yang terdiri dari orang-orang intelektual dalam berbagai aktivitas akademis. Perguruan tinggi memiliki peran strategis dan sangat penting sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan 29 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KONSUMEN, DAYA TARIK IKLAN, DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE ANDROID SAMSUNG DI KOTA TANGERANG

PENGARUH MOTIVASI KONSUMEN, DAYA TARIK IKLAN, DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE ANDROID SAMSUNG DI KOTA TANGERANG PENGARUH MOTIVASI KONSUMEN, DAYA TARIK IKLAN, DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE ANDROID SAMSUNG DI KOTA TANGERANG BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kota (n=20) Kabupaten (n=27) Purposive. Gambar 2 Cara Penarikan Contoh Penelitian. SDN Akreditasi A Penjaja (n=11)

METODE PENELITIAN. Kota (n=20) Kabupaten (n=27) Purposive. Gambar 2 Cara Penarikan Contoh Penelitian. SDN Akreditasi A Penjaja (n=11) METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini desain Cross Sectional Study yaitu mengumpulkan informasi dengan satu kali survei yang dilakukan di empat sekolah dasar dengan karakteristik mutu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah hubungan kontrol diri dan perilaku bullying. Untuk membuktikan secara empiris hipotesis tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian 31 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendahuluan Bab berikut akan menjelaskan mengenai tempat dan waktu penelitian, strategi penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian, analisa data serta populasi

Lebih terperinci

konsumsi merupakan salahsatu indikator pengukuran tingkat ketahanan pangan. Dengan demikian, bila tingkat konsumsi rumahtangga sudah terpenuhi maka

konsumsi merupakan salahsatu indikator pengukuran tingkat ketahanan pangan. Dengan demikian, bila tingkat konsumsi rumahtangga sudah terpenuhi maka 21 KERANGKA PEMIKIRAN Ketahanan pangan rumahtangga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah karakteristik rumahtangga (meliputi ukuran rumahtangga, pendidikan kepala dan ibu rumahtangga, dan

Lebih terperinci

Gambar 2. Kerangka berpikir mengenai perilaku penggunaan pembalut pada mahasiswi

Gambar 2. Kerangka berpikir mengenai perilaku penggunaan pembalut pada mahasiswi 16 KERANGKA PEMIKIRAN Menstruasi merupakan keadaan yang dialami oleh seorang perempuan normal setiap bulan. Agar cairan menstruasi yang keluar dari dinding rahim tidak menodai pakaian yang dipakai maka

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Disain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua bagian penelitian, penelitian pertama tentang pengembangan alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independent dan dependent, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian yang menekankan pada pengukuran data variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. dengan pendekatan crosssectional study (studi potong lintang) yang

BAB III METODOLOGI. dengan pendekatan crosssectional study (studi potong lintang) yang BAB III METODOLOGI 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik korelatif dengan pendekatan crosssectional study (studi potong lintang) yang bertujuan

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh self-esteem terhadap penyesuaian diri pada peraturan sekolah pada siswa kelas I SMA X Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Tempat dan waktu 1. Tempat : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. Pendekatan ini merupakan rancangan penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi. a. Jenis penelitian: asosiatif, yaitu suatu pertanyaan penelitian yang bersifat

BAB III. Metodologi. a. Jenis penelitian: asosiatif, yaitu suatu pertanyaan penelitian yang bersifat BAB III Metodologi 3.1 Jenis dan Desain Penelitian a. Jenis penelitian: asosiatif, yaitu suatu pertanyaan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Bentuk hubungan asosiatif

Lebih terperinci

4 METODE. Desain, Tempat dan Waktu. Teknik Penarikan Contoh

4 METODE. Desain, Tempat dan Waktu. Teknik Penarikan Contoh 15 4 METODE Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian yang digunakan cross sectional. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian Pengembangan Model Pendidikan Makanan Jajanan Sehat Berbasis Sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlation dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan data kuantitatif. Pendekatan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif analitik yaitu dengan mengunakan pendekatan cross sectional dimana data

Lebih terperinci