BAB IV ANALISIS. Laboratorium Pengawasan Mutu mempunyai fungsi yang sangat vital dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS. Laboratorium Pengawasan Mutu mempunyai fungsi yang sangat vital dalam"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Proses Bisnis Lama Laboratorium Pengawasan Mutu mempunyai fungsi yang sangat vital dalam sebuah industri farmasi (dalam hal ini PT. SFF) yakni berperan dalam penentuan kualitas mulai dari bahan baku (bahan mentah dan bahan kemas) hingga menjadi suatu produk yang siap dipasarkan. Adapun proses bisnis di PT. SFF dimulai dengan Bagian Marketing yang mengirimkan informasi mengenai kebutuhan produk untuk dipasarkan kepada Bagian PPIC dimana bagian ini yang akan menentukan jumlah yang akan diproduksi guna memenuhi permintaan Bagian Marketing. Bagian PPIC akan membuat permintaan produksi kepada Bagian Produksi untuk memproduksi sejumlah obat yang telah ditentukan dan direncanakan guna memenuhi target penjualan. Bagian Produksi akan mengambil bahan baku dan bahan kemas sebagai bahan utama dan bahan penunjang pembuatan obat dari gudang. Bahan-bahan yang dipesan ke gudang harus telah lulus uji oleh Bagian Pengawasan Mutu. Demikian pula selama dan sesudah proses produksi, Bagian Pengawasan Mutu masih terus

2 melakukan pengawasan dan pengujian terhadap proses produksi dan produk yang dihasilkan. Proses pengawasan mutu ini seharusnya dilaksanakan dengan cepat namun memerlukan ketelitian dan ketepatan yang tinggi, karena walaupun cepat namun tidak sempurna akan berdampak besar pada jiwa manusia. Proses yang teliti dan tepat namun lambat juga akan berpengaruh terhadap kecepatan pemasaran memenuhi kebutuhan pelanggan. Pada Gambar 4.1 di bawah ini dapat dilihat proses umum bisnis PT. SFF dengan Proses Pengawasan Mutu menjadi fokus rekayasa ulang. Perumusan Kebutuhan Pemasaran Produksi Obat Pengawasan Mutu pada Gudang - Produksi Rekayasa Ulang Proses Bisnis Produk Siap Dipasarkan Produk Lulus Uji Pengawasan Mutu pada Produksi - Pengemasan Gambar 4.1 Proses Bisnis Umum pada PT. SFF

3 Dengan mengoptimalkan kinerja proses pengawasan mutu, maka secara langsung akan mengurangi waktu yang diperlukan untuk produksi barang. Di bawah ini dapat dilihat Model Proses Pengawasan Mutu pada Fungsi Gudang Produksi Lama. Start Produksi Laboratorium Gudang Buat Permintaan Permintaan Buat Produk Antara Produk Antara Yes Buat Penentuan Status No Buat Reject Produk Antara Reject Produk Antara Produk Antara Buat Hasil Hasil Buat Hasil Produk Antara Hasil Buat Penentuan Status Order Produksi Buat Order Produksi Reject Bahan Baku / Kemas Buat Reject Bahan Baku / Kemas No Yes Buat Bahan Baku / Kemas Bahan Baku / Kemas A Gambar 4.2 Model Proses Pengawasan Mutu pada Fungsi Gudang Produksi Lama

4 Dan selanjutnya dapat dilihat Model Proses Pengawasan Mutu pada Fungsi Produksi Pengemasan Lama. A Pengemasan Laboratorium Produksi Buat Permintaan Produk Permintaan Produk Buat Stop Yes Buat Penentuan Status No Buat Reject Reject Barang Jadi Produk Produk Buat Hasil Hasil Pengecekan Buat Hasil Pengecekan Hasil Pengecekan Hasil Proses Pengecekan Penentuan Status Permintaan Kontrol Buat Permintaan Kontrol Reject Produk Buat Reject Produk No Yes Buat Produk Produk Gambar 4.3 Model Proses Pengawasan Mutu pada Fungsi Produksi Pengemasan Lama

5 Dari kedua model proses bisnis lama ini, maka dapat dibagi lagi menjadi rincian sub proses seperti pada tabel 4.1 pada halaman berikut.

6 Tabel 4.1 Rincian Sub Proses Lama PROSES PENGAWASAN MUTU Waktu rata-rata SDM Sub Proses di Fungsi Gudang 200 menit 18 1 Pembuatan Permintaan Bahan Baku/Kemas 10 menit 2 2 Pembuatan Bahan Baku/Kemas 10 menit 2 3 Proses Bahan Baku/Kemas 30 menit 1 4 Proses Bahan Baku/Kemas 60 menit 2 5 Pembuatan Hasil Bahan Baku/Kemas 20 menit 2 6 Penentuan Status Bahan Baku/Kemas 30 menit 3 7 Pembuatan Reject Bahan Baku/Kemas 20 menit 3 8 Pembuatan Bahan Baku/Kemas 20 menit 3 Sub Proses di Fungsi Produksi 400 menit 36 1 Pembuatan Order Produksi 10 menit 2 2 Pembuatan Produk Antara 10 menit 2 3 Proses Produk Antara 30 menit 1 4 Proses Produk Antara 60 menit 2 5 Pembuatan Hasil Produk Antara 20 menit 2 6 Penentuan Status Produk Antara 30 menit 3 7 Pembuatan Reject Produk Antara 20 menit 3 8 Pembuatan Produk Antara 20 menit 3 9 Pembuatan Permintaan Produk 10 menit 2 10 Pembuatan Produk 10 menit 2 11 Proses Produk 30 menit 1 12 Proses Produk 60 menit 2 13 Pembuatan Hasil Produk 20 menit 2 14 Penentuan Status Produk 30 menit 3 15 Pembuatan Reject Produk 20 menit 3 16 Pembuatan Produk 20 menit 3 Sub Proses di Fungsi Pengemasan 100 menit 15 1 Pembuatan Permintaan Kontrol 10 menit 2 2 Proses Pengecekan 20 menit 2 3 Pembuatan Hasil Pengecekan 20 menit 2 4 Penentuan Status 10 menit 3 5 Pembuatan Reject 20 menit 3 6 Pembuatan 20 menit 3

7 4.2 Pembahasan Proses Bisnis Lama Rincian Proses Bisnis Lama Sub Proses di Fungsi Gudang terdiri dari : 1. Pembuatan permintaan analisa bahan baku/kemas. Bagian Gudang yang membuat dan mengirimkan Permintaan terhadap setiap bahan baku ataupun bahan kemas yang baru masuk untuk dianalisa kepada Bagian Pengawasan Mutu dengan waktu rata-rata 10 menit untuk penulisan permintaan dan penyampaiannya ke Bagian Pengawasan Mutu. 2. Pembuatan permohonan sampling bahan baku/kemas. Bagian Pengawasan Mutu akan membuat permohonan sampling di gudang setelah menerima permintaan dari Bagian Gudang atau menemukan data untuk melakukan reanalisa terhadap bahan baku yang sesuai sifatnya memerlukan analisa ulang. Untuk itu diperlukan waktu rata-rata 10 menit dalam penulisan dan penyampaiannya ke Bagian Gudang. 3. Proses sampling bahan baku/kemas. Bagian Pengawasan Mutu akan melakukan sampling di gudang terhadap bahan baku atau bahan kemas berdasarkan Permintaan dan setelah mengirimkan permohoanan sampling ke Bagian Gudang. Dengan menggunakan metode sampling n + 1, maka diambil sebagian dari bahan baku atau bahan kemas yang baru datang termasuk bahan baku yang sudah saatnya direanalisa, dibawa ke laboratorium untuk dianalisa memakan waktu rata-rata 30 menit.

8 4. Proses analisa bahan baku/kemas. Proses analisa dilakukan oleh dua orang analis dari Bagian Pengawasan Mutu di laboratorium. Proses ini memakan waktu yang cukup lama sekitar satu jam (60 menit) karena memerlukan ketelitian dan ketepatan serta berbagai percobaan untuk menganalisa kelayakan bahan baku obat dan bahan kemasnya. 5. Pembuatan laporan hasil analisa bahan baku/kemas. Setelah analisa dilakukan, maka akan didapatkan hasilnya yang akan dituangkan ke dalam laporan hasil analisa yang memakan waktu rata-rata 20 menit. 6. Penentuan status bahan baku/kemas. Berdasarkan laporan hasil analisa tersebut, maka dapat ditentukan status dari bahan baku atau bahan kemas tersebut apakah release (lolos uji) atau reject (ditolak). Ini memerlukan waktu rata-rata 30 menit karena harus dibandingkan dengan standar atau mutu yang telah ditetapkan oleh Badan POM (Pengawasan Obat dan Makanan) selanjutnya disingkat Badan POM saja. Penentuan ini juga memerlukan persetujuan dari Asisten Manager QC. 7. Pembuatan laporan reject bahan baku/kemas. Bila tidak memenuhi persyratan yang telah ditentukan, maka dibuatlah laporan reject terhadap bahan baku/kemas yang bersangkutan dan akan dikirimkan ke Bagian Gudang dimana memerlukan waktu rata-rata 20 menit. Kalau proses ini memerlukan otorisasi Manager QC.

9 Untuk bahan baku yang di-reject, dikembalikan ke Pemasok sedangkan bahan kemas yang sudah berlogo SFF harus dimusnahkan serta dibuatkan Berita Acara yang akan dikirimkan ke Pemasok. 8. Pembuatan laporan release bahan baku/kemas. release diterbitkan bila bahan baku/kemas telah lolos uji dan sesuai persyaratan yang telah ditentukan, untuk laporan ini dikirimkan ke Bagian Produksi, untuk dilakukan proses produksi terhadap bahan baku tersebut. Proses ini memakan waktu rata-rata 20 menit dan juga memerlukan persetujuan Manager QC. Sub Proses di Fungsi Produksi terdiri dari : 1. Pembuatan order produksi. Tahap selanjutnya, Bagian Produksi membuat order produksi, sesuai permintaan produksi dari Bagian PPIC dan setelah menerima Bahan Baku dari Bagian Pengawasan Mutu. Dimana proses ini memerlukan waktu rata-rata 10 menit, termasuk pengirimannya ke Bagian Pengawasan Mutu. Setelah itu Bagian Produksi akan meminta Bahan Baku ke Bagian Gudang untuk diproduksi, dimana hasil produksi bahan baku ini menghasilkan Produk Antara (berbagai bahan baku yang telah dicampur dan masih berupa bubuk tepung). 2. Pembuatan permohonan sampling produk antara. Berdasarkan order produksi yang masuk ke Bagian Pengawasan Mutu, maka dibuatlah permohonan sampling produk antara yang telah diproduksi dan

10 dikirimkan kembali ke Bagian Produksi sebagai ijin. Proses ini memakan waktu kira-kira 10 menit. 3. Proses sampling produk antara. Bagian Pengawasan Mutu akan melakukan sampling terhadap Produk Antara di Bagian Produksi. Dengan menggunakan metode sampling: atas-tengah-bawah, kemudian sample akan dibawa ke laboratorium untuk dianalisa. Proses ini memerlukan waktu sekitar 30 menit. 4. Proses analisa produk antara. Proses analisa dilakukan oleh dua orang analis dari Bagian Pengawasan Mutu di laboratorium; hampir sama dengan proses analisa pada sub proses di Fungsi Gudang, proses ini memakan waktu yang cukup lama sekitar satu jam (60 menit) karena memerlukan ketelitian dan ketepatan serta berbagai percobaan untuk menganalisa kelayakan produk ini. 5. Pembuatan laporan hasil analisa produk antara. Setelah analisa dilakukan, maka akan didapatkan hasilnya yang akan dituangkan ke dalam laporan hasil analisa yang memakan waktu rata-rata 20 menit. 6. Penentuan status produk antara. Berdasarkan laporan hasil analisa tersebut, maka dapat ditentukan status dari Produk Antara tersebut apakah release (lolos uji) atau reject (ditolak). Ini memerlukan waktu rata-rata 30 menit karena harus sesuai dengan persyaratan mutu yang telah ditetapkan oleh Badan POM serta otorisasi dari Asisten Manager QC. 7. Pembuatan laporan reject produk antara.

11 yang dibuat sama pada sub proses sebelumnya yaitu laporan reject Produk Antara yang memakan waktu 20 menit serta sepengetahuan Manager QC. Dokumen ini kemudian dikirimkan ke Bagian Produksi untuk tidak boleh dilanjutkan, karena akan diproses ulang (rework) atau dimusnahkan. 8. Pembuatan laporan release produk antara. Bila produk antara telah mendapatkan status release, maka dibuatlah laporan release produk antara yang ditujukan ke Bagian Produksi untuk melanjutkan ke tahap produksi berikutnya. Proses ini memerlukan waktu rata-rata 20 menit. Hasil proses produksi Produk Antara yang dihasilkan berupa Produk (yang sudah berupa tablet obat) akan dianalisa lagi oleh Bagian Pengawasan Mutu. 9. Pembuatan permintaan analisa produk ruahan. Produk ruahan ini juga memerlukan analisa Bagian Pengawasan Mutu. Oleh karena itu dibuatlah permintaan analisa oleh Bagian Produksi, dimana proses penulisan dan penyampaiannya memerlukan waktu 10 menit. 10. Pembuatan permohonan sampling produk ruahan. Setelah menerima permintaan analisa, maka Bagian Pengawasan Mutu membuat permohonan sampling terhadap produk ruahan sebagai ijin masuk ruang produksi. Proses ini membutuhkan waktu 10 menit sampai penyampaiannya. 11. Proses sampling produk ruahan.

12 Bagian Pengawasan Mutu akan melakukan sampling terhadap Produk di Bagian Produksi. Dengan menggunakan metode sampling: atas-tengah-bawah, kemudian sample akan dibawa ke laboratorium untuk dianalisa. Proses ini memerlukan waktu sekitar 30 menit. 12. Proses analisa produk ruahan. Proses analisa dilakukan oleh dua orang analis dari Bagian Pengawasan Mutu di laboratorium; hampir sama dengan proses analisa pada proses sebelumnya, proses ini memakan 60 menit karena memerlukan ketelitian dan ketepatan serta berbagai percobaan untuk menganalisa kelayakan produk ini. 13. Pembuatan laporan hasil analisa produk ruahan. Setelah analisa dilakukan, maka akan didapatkan hasilnya yang akan dituangkan ke dalam laporan hasil analisa yang memakan waktu rata-rata 20 menit. 14. Penentuan status produk ruahan. Berdasarkan laporan hasil analisa tersebut, maka dapat ditentukan status dari Produk tersebut apakah release (lolos uji) atau reject (ditolak). Ini memerlukan waktu rata-rata 30 menit karena harus sesuai dengan persyaratan mutu yang telah ditetapkan oleh Badan POM dan mengetahui Asisten Manager QC. 15. Pembuatan laporan reject produk ruahan. reject Produk dibuat memakan waktu rata-rata 20 menit serta diperlukan persetujuan Manager QC dan dikirimkan ke Bagian Produksi untuk tidak lagi meneruskan proses produksi terhadap produk yang ditolak ini karena akan dimusnahkan tetapi bila memungkinkan akan diproses ulang. 16. Pembuatan laporan release produk ruahan.

13 release Produk akan disetujui oleh Manager QC setelah diterbitkan dan dikirimkan ke Bagian Pengemasan serta memerlukan waktu ratarata 20 menit. Bagian Pengemasan akan mulai melakukan pengemasan terhadap produk ruahan dengan status release tersebut untuk selanjutnya disebut. Sub Proses di Fungsi Pengemasan terdiri dari : 1. Pembuatan permintaan kontrol produk jadi. Produk jadi masih belum dapat dipasarkan bila belum melalui proses pengawasan mutu oleh bagian yang bersangkutan. Maka dibuatlah permintaan kontrol produk jadi oleh Bagian Pengemasan ditujukan ke Bagian Pengawasan Mutu dan memakan waktu rata-rata 10 menit. 2. Proses pengecekan produk jadi. Berdasarkan permintaan tersebut, Bagian Pengawasan Mutu akan mengirimkan orang ke Bagian Pengemasan untuk langsung melakukan pengecekan terhadap produk jadi di sana. Proses pengecekan ini membutuhkan waktu 20 menit meliputi pengecekan terhadap tampak luar (visual) dan beratnya apakah sudah sesuai atau tidak. 3. Pembuatan laporan hasil pengecekan produk jadi.

14 Berdasarkan hasil pengecekan tadi, dibuatlah laporan hasil pengecekan produk jadi tersebut selama 20 menit. 4. Penentuan status produk jadi. Dari laporan hasil pengecekan produk jadi barulah dapat ditentukan apakah produk ini release (lolos uji) dan reject (ditolak). Penentuan ini hanya memerlukan waktu 10 menit dan perlu persetujuan Asisten Manager QC. 5. Pembuatan laporan reject produk jadi. Bila status yang diperoleh reject, maka dibuatlah laporan reject produk jadi yang ditujukan kepada Bagian Pengemasan dan mengetahui Manager QC. Proses ini membutuhkan waktu rata-rata 20 menit. Kemasan yang di-reject akan dibuka kembali dan dikemas ulang. 6. Pembuatan laporan release produk jadi. Penerbitan laporan release produk jadi sampai disetujui Manager QC memakan waktu rata-rata 20 dan selanjutnya produk siap untuk dipasarkan Permasalahan yang Dihadapi Pada sub proses di Bagian Gudang, bahan baku obat yang telah dianalisa dan lulus uji oleh Bagian Pengawasan Mutu dan belum terpakai disimpan di gudang. Dalam waktu satu tahun atau kurang sesuai sifatnya masing-masing bahan baku tersebut memerlukan analisa kembali guna menguji kelayakan bahan baku tersebut. Dalam menentukan bahan baku mana yang harus direanalisa, terjadi proses yang yang memakan waktu yang cukup lama karena jumlah bahan baku obat yang

15 banyak dan masih ada kemungkinan yang terlewat karena proses masih dilakukan dengan diperiksa satu per satu. Pada sub proses baik yang di Bagian Gudang dan Bagian Produksi, semua proses dilakukan secara manual, kecuali dalam proses pembuatan laporan sudah menggunakan komputer namun hanya bersifat personal komputer, dimana belum terintegrasinya sistem antara Bagian Pengawasan Mutu dengan bagian-bagian lain seperti Bagian Gudang, Bagian Produksi dan Bagian Pengemasan sehingga menyebabkan kurang cepat dalam proses produksi dan distribusi secara keseluruhan. 4.3 Usulan Proses Bisnis Dengan memperhatikan proses bisnis yang berlangsung di PT. SFF selama ini, dimana masih menggunakan sistem manual sehingga memakan waktu yang cukup lama dalam melakukan proses bisnisnya. Pertama, PT. SFF harus memiliki infrastruktur jaringan komputer dan sistem data base yang baik. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang terintegerasi sebagai solusi dalam proses rekayasa ulang yang akan diterapkan. Sistem tersebut memerlukan suata perangkat lunak (seperti Lotus Notes atau Visual Basic) yang menunjang penerapan sistem teknologi jaringan yang menjadikan terintegerasinya bagian-bagian yang terkait. Dengan jaringan komputer dan sistem data base yang baik, maka masalah reanalisa

16 dapat terjawab, karena melalui sistem data base dapat diketahui bahan baku mana yang memerlukan analisa ulang setelah waktu yang telah ditentukan. Pada sub proses di Bagian Gudang, permintaan analisa yang dibuat oleh Bagian Gudang dikirimkan secara elektronik dengan attachment dokumen yang sesuai, sehingga hanya memerlukan waktu rata-rata 5 menit untuk pembuatan dan pengiriman secara elektronik, tanpa harus mencetak dan mengirimkannya secara manual. Di Bagian Pengawasan Mutu, setelah melakukan proses sampling dan analisa, maka didapatkanlah status release/reject yang akan dituangkan ke sebuah laporan yang akan dikirimkan ke Bagian Gudang. Pembuatan dan pengiriman laporan ini dapat dikirimkan secara elektronik ke Bagian Gudang sehingga hanya memakan waktu rata-rata 5 menit. Pada sub proses di Bagian Produksi, pencetakan order produksi untuk permintaan bahan baku dan bahan kemas untuk diproduksi dilakukan secara elektronik ke Bagian Gudang dan sebagai data bagi Bagian Pengawasan Mutu untuk mencetak permohonan sampling memerlukan waktu rata-rata 5 menit. Di Bagian Pengawasan Mutu, setelah melakukan proses sampling dan analisa, maka didapatkanlah status release/reject atas Produk Antara yang akan dituangkan ke sebuah laporan yang akan dikirimkan ke Bagian Produksi. Pengiriman laporan ini dapat dikirimkan secara elektronik ke Bagian Gudang sehingga hanya memakan waktu rata-rata 5 menit. Demikian pula halnya terhadap pengiriman laporan mengenai status release/reject untuk Produk dengan waktu rata-rata 5 menit.

17 Pada Sub Proses di Fungsi Pengemasan, pembuatan permintaan kontrol produk jadi hanya memerlukan waktu rata-rata 5 menit termasuk pengiriman attachment dokumen secara elektronik ke Bagian Pengawasan Mutu. 4.4 Rincian Proses Bisnis yang Diusulkan Model proses yang diusulkan adalah sebagaimana tampak pada Gambar 4.3 Model Proses Pengawasan Mutu pada Fungsi Gudang Produksi yang diusulkan dan Gambar 4.4 Model Proses Pengawasan Mutu pada Fungsi Produksi Pengemasan yang Diusulkan berikut ini :

18 Start Produksi Laboratorium Gudang Entry Data Bahan Baku/Kemas Masuk Permintaan Cetak Produk Produk Yes Cetak Penentuan Status No Cetak Reject Produk Reject Produk Cetak Produk Penentuan Status Order Produksi Cetak Order Produksi Reject Bahan Baku / Kemas Cetak Reject Bahan Baku / Kemas No Yes Cetak Bahan Baku / Kemas Bahan Baku / Kemas A Gambar 4.3 Model Proses Pengawasan Mutu pada Fungsi Gudang Produksi yang Diusulkan

19 A Pengemasan Laboratorium Produksi Entry Data Produksi Produk Permintaan Produk Buat Stop Yes Cetak Penentuan Status No Buat Reject Reject Produk Produk Pengecekan Penentuan Status Permintaan Kontrol Cetak Permintaan Kontrol Reject Produk Cetak Reject Produk No Yes Cetak Produk Produk Gambar 4.4 Model Proses Pengawasan Mutu pada Fungsi Produksi Pengemasan yang Diusulkan Perubahan yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 4.2 Rincian Sub Proses Bisnis yang Diusulkan pada halaman berikut ini :

20 Tabel 4.2 Rincian Sub Proses Bisnis yang Diusulkan PROSES PENGAWASAN MUTU Waktu rata-rata SDM Sub Proses di Fungsi Gudang 110 menit 9 1 Entry Data Bahan Baku/Kemas yang Masuk 5 menit 1 2 Pencetakan Bahan Baku/Kemas 5 menit 1 3 Proses Bahan Baku/Kemas 30 menit 1 4 Proses Bahan Baku/Kemas 60 menit 2 5 Penentuan Status Bahan Baku/Kemas 5 menit 2 6 Pencetakan Reject/ Bahan Baku/Kemas 5 menit 2 Sub Proses di Fungsi Produksi 220 menit 18 1 Pencetakan Order Produksi 5 menit 1 2 Pencetakan Produk Antara 5 menit 1 3 Proses Produk Antara 30 menit 1 4 Proses Produk Antara 60 menit 2 5 Penentuan Status Produk Antara 5 menit 2 6 Pencetakan Reject/ Produk Antara 5 menit 2 7 Entry Data Produksi Produk 5 menit 1 8 Pencetakan Produk 5 menit 1 9 Proses Produk 30 menit 1 10 Proses Produk 60 menit 2 11 Penentuan Status Produk 5 menit 2 12 Pencetakan Reject/ Produk 5 menit 2 Sub Proses di Fungsi Pengemasan 35 menit 6 1 Pencetakan Permintaan Kontrol 5 menit 1 2 Proses Pengecekan 20 menit 1 3 Penentuan Status 5 menit 2 4 Pembuatan Reject 5 menit 2

21 4.5 Perbandingan Proses Bisnis Lama dengan Proses Bisnis yang Diusulkan Hasil simulasi yang dilakukan pada proses bisnis lama dan proses bisnis yang diusulkan dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini : Tabel 4.3 Perbandingan Proses Bisnis Lama dengan Proses Bisnis yang Diusulkan No. Tahapan Proses Proses Berjalan Proses Diusulkan Peningkatan Pengawasan Mutu Waktu SDM Waktu SDM Waktu SDM pada (menit) (orang) (menit) (orang) (%) (%) 1 Fungsi Gudang Fungsi Produksi Fungsi Pengemasan

Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Proses Penjualan Barang yang Sedang Berjalan Dalam menentukan proses penjualan barang yang baru, terlebih dahulu harus dilakukan analisis mengenai proses yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERENCANAAN

BAB IV ANALISIS DAN PERENCANAAN BAB IV ANALISIS DAN PERENCANAAN 4.1 Analisis Proses Bisnis Lama PTGI adalah sebuah divisi yang mempunyai otoritas penuh dalam mengelola usahanya di PGN yang mempunyai bisnis inti membuat jaringan pipa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Proses Bisnis Pengadaan Barang Yang Sedang Berjalan Pada bab ini akan dibahas bagaimana PT.A didalam melakukan proses pengadaan barang. Didalam melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, diperlukan bagian yang disebut Procurement. Tugas utama bagian

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, diperlukan bagian yang disebut Procurement. Tugas utama bagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentu memiliki kebutuhan akan suatu barang atau alat tertentu agar operasinya dapat berjalan dengan baik. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Tabel 3.1 Tabel isi wawancara. menggunakan perhitungan manual memang waktu yang diperlukan

LAMPIRAN. Tabel 3.1 Tabel isi wawancara. menggunakan perhitungan manual memang waktu yang diperlukan L1 LAMPIRAN 1. Tabel Wawancara Tabel 3.1 Tabel isi wawancara No Pertanyaan Jawaban 1. Apakah menurut Bapak proses Tergantung dari banyaknya order perencanaan produksi pada PT. yang masuk serta batas waktu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV AALISA DA PEMBAHASA 4.1 Proses yang sedang berjalan 4.1.1 Gambaran umum proses yang sedang berjalan Untuk merancang sistem baru yang lebih baik, perlu dilakukan anlisa proses-proses yang sudah berjalan.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab V Simpulan dan Saran BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, penulis menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Penerapan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Proses Bisnis Yang Sedang Berjalan Sebelum menentukan proses bisnis yang baru, proses yang sedang berjalan harus dianalisa terlebih dahulu berikut masalah

Lebih terperinci

Penggunaan terbesar herbal. Fitofarmaka. supplement. kosmetik

Penggunaan terbesar herbal. Fitofarmaka. supplement. kosmetik Penggunaan terbesar herbal Fitofarmaka supplement kosmetik Pasar herbal Pasar dunia 10 M USD Nilai export indonesia 100 Triliun Kualitas Produksi herbal GAP GMP GDP GAP ON FARM Iklim Tanah Ketinggian bibit

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. BATANGHARI TEBING PRATAMA adalah anak perusahaan dari PT. BATANGHARI & GROUP yang beralamat di Menara Kuningan

Lebih terperinci

Tugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu

Tugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu Tugas Individu Farmasi Industri Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu Disusun Oleh : Eka Wahyu Lestari 14340004 Dosen : Drs. Kosasih, M.Sc., Apt. Program Profesi Apoteker

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi telah menjadi kebutuhan penting dalam perusahaan untuk mendukung

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi telah menjadi kebutuhan penting dalam perusahaan untuk mendukung 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya perkembangan sistem informasi pada era teknologi saat ini, berdampak pada kemajuan dalam perkembangan usaha setiap organisasi. Informasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Lama Melihat model bisnis dari PT XYZ maka kita dapat melakukan pembagian atas setiap proses bisnis yang ada didalam perusahaan. Adapun proses-proses bisnis tersebut

Lebih terperinci

MENTERI KESEHATAN NOMOR : 918/MENKES/PER/X/1993 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI

MENTERI KESEHATAN NOMOR : 918/MENKES/PER/X/1993 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 1191/MENKES/SK/IX/2002 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 918/MENKES/PER/X/1993 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI MENTERI KESEHATAN Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

BAB 3. Analisa Kebutuhan Basisdata

BAB 3. Analisa Kebutuhan Basisdata 68 BAB 3 Analisa Kebutuhan Basisdata 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan CV. Mitratama Uniplast merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang mendaur ulang biji plastik, lalu menjualnya.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. Ismail dan bapak Karim Johan pada tahun Pada mulanya perusahaan ini bernama

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. Ismail dan bapak Karim Johan pada tahun Pada mulanya perusahaan ini bernama BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Metiska Farma berdiri atas prakarsa bapak Memet Tanuwidjaja, bapak Ismail dan bapak Karim Johan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana cara kerja sistem pengendalian kualitas yang dilakukan pada saat paling awal yaitu mulai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses produksi suatu perusahaan. Apabila persediaan bahan baku tidak mencukupi, maka proses

Lebih terperinci

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA DENGAN PERUSAHAAN. Tanya (T) : Aplikasi seperti apa yang dibutuhkan oleh PT. Yola Grafika?

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA DENGAN PERUSAHAAN. Tanya (T) : Aplikasi seperti apa yang dibutuhkan oleh PT. Yola Grafika? L1 LAMPIRAN HASIL WAWANCARA DENGAN PERUSAHAAN Tanya (T) : Aplikasi seperti apa yang dibutuhkan oleh PT. Yola Grafika? Jawab (J) : Kami membutuhkan aplikasi untuk kegiatan pembelian, produksi, inventory,

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi

Perancangan Sistem Informasi Perancangan Sistem Informasi Manager toko Serba Ada ingin memperbaiki sistem informasi yang ada pada tokonya. Untuk itu dia mulai menganalisis sistem informasi yang ada dimulai dari bagian order penjualan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4. 1 Gambaran Umum Proses Yang Sedang Berjalan. Pada Gambar 4.1 dibawah dapat dilihat gambar alur proses yang sedang berlangsung. Pada gambar tersebut terdapat proses-proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahapan tersebut diperlukan suatu pengendalian terhadap kualitas.

BAB I PENDAHULUAN. tahapan tersebut diperlukan suatu pengendalian terhadap kualitas. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas merupakan suatu bahasa komunikasi antara produsen dan konsumen. Kualitas menjadi suatu pertaruhan agar tercipta kepuasan. Artinya perusahaan akan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknis pada dinas kesehatan, Balai Laboratorium Kesehatan merupakan. maupun masyarakat secara keseluruhan yang memperhatikan mutu

BAB I PENDAHULUAN. teknis pada dinas kesehatan, Balai Laboratorium Kesehatan merupakan. maupun masyarakat secara keseluruhan yang memperhatikan mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No.45 Tahun 2008 tentang rincian tugas dan fungsi dinas dan unit pelaksana teknis pada dinas kesehatan, Balai Laboratorium

Lebih terperinci

PERSONALIA

PERSONALIA PERSONALIA 1. Persyaratan Umum Jumlah dan Pengetahuan: Memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sesuai dengan tugasnya. Mempunyai sikap dan kesadaran yang tinggi untuk melaksanakan Cara Pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 57 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Inkoasku merupakan salah satu perusahaan industri otomotif yang bergerak dalam bidang Wheel Rim Manufakturing.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas dan obat jadi yang belum didistribusikan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG

BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG Instalasi Farmasi Rumah Sakit Myria Palembang merupakan Bagian Pelayanan Instalasi

Lebih terperinci

Manual Prosedur Pengadaan Barang Inventaris

Manual Prosedur Pengadaan Barang Inventaris Manual Prosedur Pengadaan Barang Inventaris Unit Jaminan Mutu Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang 2013 i Manual Prosedur Pengadaan Barang Inventaris

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan untuk memperoleh data yang akurat pada sistem informasi persediaan, perusahaan membutuhkan pencatatan yang lengkap dan benar untuk memperoleh data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dan canggih. Teknologi yang dibutuhkan bukan saja berupa perangkat keras

BAB I PENDAHULUAN. baik dan canggih. Teknologi yang dibutuhkan bukan saja berupa perangkat keras BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi dan informasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam perkembangannya. Untuk mengelola informasi dibutuhkan teknologi yang baik dan canggih.

Lebih terperinci

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang BAB III Objek Penelitian III.1. Sejarah singkat Perusahaan PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang furniture / meubel. Kegiatan utama dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS 4.1 Metode Pencatatan Persediaan pada PT Bio Farma (Persero) 1. Kegiatan pengadaan bahan baku Bon Permintaan Barang

BAB IV ANALISIS 4.1 Metode Pencatatan Persediaan pada PT Bio Farma (Persero) 1. Kegiatan pengadaan bahan baku Bon Permintaan Barang BAB IV ANALISIS 4.1 Metode Pencatatan Persediaan pada PT Bio Farma (Persero) PT Bio Farma (Persero) merupakan satu-satunya perusahaan BUMN yang bergerak di bidang memproduksi vaksin dan antisera. Untuk

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Latar belakang perusahaan PT. Mitra Eka Persada, merupakan perusahaan dagang yang bergerak di bidang penjualan kertas. Awal mulanya PT. Mitra Eka Persada hanyalah

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Duta Indah Sejahtera merupakan salah satu perusahaan swasta yang memproduksi tissue. Kegiatan utama dari perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum CV. AWAM ELEKTRONIK. CV. AWAM ELEKTRONIK yang terletak di Jl Raya Babad 230,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum CV. AWAM ELEKTRONIK. CV. AWAM ELEKTRONIK yang terletak di Jl Raya Babad 230, BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum CV. AWAM ELEKTRONIK CV. AWAM ELEKTRONIK yang terletak di Jl Raya Babad 230, Lamongan adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan barang elektronik.

Lebih terperinci

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan CV. Kurnia Agung adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan alat alat tulis untuk digunakan oleh konsumen akhir. CV. Kurnia Agung

Lebih terperinci

PENILAIAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) ISO 9001 : 2000

PENILAIAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) ISO 9001 : 2000 PENILAIAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) ISO 9001 : 2000 MANAJEMEN UMUM Manajemen umum adalah manajemen puncak yang terdiri dari direksi dan wakil manajemen/quality Management Representative (QMR). Direksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya jaman, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Adanya persaingan ini menuntut perusahaan untuk melakukan berbagai upaya agar bertahan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Model Proses Pengadaan Bahan Baku Pada gambar 4.1 diperlihatkan alur Proses Pengadaan Bahan Baku yang sedang berlangsung. Pada gambar diperlihatkan proses yang

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah membantu sektor manufaktur dalam memproduksi barang mulai dari bahan mentah menjadi barang jadi yang siap dipasarkan.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar

BAB IV PEMBAHASAN. dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survei Pendahuluan Evaluasi Sistem Pengendalian Internal pada PT Bondor Indonesia diawali dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar belakang perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang belum didistribusikan.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. bahan baku Herbal dan Tea Extract yang didirikan pada tahun Saat ini CV. Dwi

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. bahan baku Herbal dan Tea Extract yang didirikan pada tahun Saat ini CV. Dwi BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Profil perusahaan CV. Dwi Sarana Mandiri adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang bahan baku Herbal dan Tea Extract yang didirikan pada tahun 1999. Saat ini CV.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Pada PT Arwana Citramulia, Tbk Untuk mengetahui tentang prosedur pembelian pada PT Arwana Citramulia, Tbk, maka penerapan prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat diperoleh semaksimal mungkin. yang terjadi pada ketersediaan barang dagangan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat diperoleh semaksimal mungkin. yang terjadi pada ketersediaan barang dagangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjualan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, baik itu perusahaan dagang, manufaktur atau jasa. Karena melalui penjualanlah perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan Berikut adalah gambaran tentang PT. Phanovindo Suksestama meliputi sejarah perusahaan, struktur, pembagian tugas dan tanggung jawab di

Lebih terperinci

BAB 3 DAN PEN ERIMAAN KAS PADA S IS TEM YANG BERJALAN. di Bandung. PT Gemilang Elektrik Indonesia telah mendapat Surat Keputusan

BAB 3 DAN PEN ERIMAAN KAS PADA S IS TEM YANG BERJALAN. di Bandung. PT Gemilang Elektrik Indonesia telah mendapat Surat Keputusan 52 BAB 3 ANALIS IS S IS TEM INFORMAS I AKUNTANS I PENJUALAN JAS A, PIUTANG DAN PEN ERIMAAN KAS PADA S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT Gemilang Elektrik Indonesia didirikan pada tahun 2000

Lebih terperinci

A. Prosedur Pemesanan dan

A. Prosedur Pemesanan dan L1 Kuesioner Evaluasi Pengendalian Internal atas Persediaan dan Fungsi Penjualan PT. Tunas Dunia Kertasindo A. Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang NO. PERTANYAAN YA TIDAK KETERANGAN 1. Apakah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang digunakan dalam proses produksi. Bahan baku yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang digunakan dalam proses produksi. Bahan baku yang digunakan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum tujuan perusahaan dalam memproduksi barang adalah untuk mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan harus dapat membuat perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjualan membuat sales order berdasarkan purchase order dan menyerahkan

BAB I PENDAHULUAN. penjualan membuat sales order berdasarkan purchase order dan menyerahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Bahtera Citra Abadi merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan jasa untuk keperluan dan penjualan produk IT. Produk IT itu berupa produk

Lebih terperinci

Kegiatan komunikasi antar personal merupakan kegiatan sehari-hari yang. waktu yang digunakan adalah untuk berkomunikasi dengan manusia lain.

Kegiatan komunikasi antar personal merupakan kegiatan sehari-hari yang. waktu yang digunakan adalah untuk berkomunikasi dengan manusia lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan komunikasi antar personal merupakan kegiatan sehari-hari yang paling banyak dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sebagian besar waktu yang digunakan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Prosedur Operasional Standar (POS) Aktivitas Pembelian

Lampiran 1 Prosedur Operasional Standar (POS) Aktivitas Pembelian Lampiran 1 Prosedur Operasional Standar (POS) Aktivitas Pembelian CV AGRO CHAMP PERKASA PEMBELIAN BAHAN BAKU No. Dokumen Tanggal Terbit 0 1 dari 7 1. TUJUAN Tujuan dari Prosedur Operasional Standar (POS)

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari PT Galamedia Bandung Perkasa maka penulis dapat mengambil kesimpulan : Pengolahan data elektronik penjualan memberikan

Lebih terperinci

IV. Pemecahan masalah. Analisa tehadap pemahaman kegiatan dalam proses pendaftaran NPWP. Secara skema dapat digambarkan sebagai berikut:

IV. Pemecahan masalah. Analisa tehadap pemahaman kegiatan dalam proses pendaftaran NPWP. Secara skema dapat digambarkan sebagai berikut: IV. Pemecahan masalah Analisa tehadap pemahaman kegiatan dalam proses pendaftaran NPWP. Secara skema dapat digambarkan sebagai berikut: Kondisi saat ini Proses dalam NPWP Simulasi rekayasa ulang (Igraft

Lebih terperinci

1. Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System) Sistem Informasi Eksekutif merupakan suatu sistem yang khusus dirancang untuk manajer

1. Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System) Sistem Informasi Eksekutif merupakan suatu sistem yang khusus dirancang untuk manajer 1. Sistem Eksekutif (Executive Information System) Sistem Eksekutif merupakan suatu sistem yang khusus dirancang untuk manajer pada tingkat perencanaan strategis (manajemen tingkat atas). Suatu mode sistem

Lebih terperinci

Manual Prosedur Pemakaian Laboratorium di Luar Jam Kerja untuk Penelitian

Manual Prosedur Pemakaian Laboratorium di Luar Jam Kerja untuk Penelitian Manual Prosedur Pemakaian di Luar Jam Kerja untuk Penelitian JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013 1. Tujuan Menjamin bahwa kegiatan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat. 36 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT Prima Plastik Internusa (PPI) adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang packaging atau produksi kemasan. PT PPI didirikan tahun

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. Timbangan baik mekanik maupun elektronik.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. Timbangan baik mekanik maupun elektronik. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi 3.1.1 Perkembangan Organisasi Perusahaan PT. Indah Sakti terbentuk pada Januari tahun 2004 atas prakarsa dan tujuan serta gagasan, misi yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan sesuai dengan tingkat kebutuhan pemakai. Informasi yang dimaksud disini

BAB I PENDAHULUAN. berjalan sesuai dengan tingkat kebutuhan pemakai. Informasi yang dimaksud disini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran Sistem Informasi dalam perusahaan sangatlah penting. Terutama untuk menunjang perusahaan tersebut agar lebih maju dan berkembang. Sistem informasi berjalan

Lebih terperinci

KUESIONER I UNTUK VARIABEL INDEPENDEN "SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBELIAN BAHAN BAKU" No. Pertanyaan SS S R TS STS 1

KUESIONER I UNTUK VARIABEL INDEPENDEN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBELIAN BAHAN BAKU No. Pertanyaan SS S R TS STS 1 KUESIONER I UNTUK VARIABEL INDEPENDEN "SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBELIAN BAHAN BAKU" No. Pertanyaan SS S R TS STS 1 2 3 Fungsi pembelian terpisah dengan fungsi penerimaan Fungsi pembelian terpisah dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia bisnis mendorong perusahaan untuk melakukan perubahan agar perusahaan tersebut dapat terus berada dan dikenal oleh masyarakat luas. Apabila sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini sangat pesat sehingga. persaingan pun demikian ketatnya. Disamping itu perkembangan ilmu dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini sangat pesat sehingga. persaingan pun demikian ketatnya. Disamping itu perkembangan ilmu dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan dunia usaha dewasa ini sangat pesat sehingga persaingan pun demikian ketatnya. Disamping itu perkembangan ilmu dan teknologi terutama dibidang

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN PEMBAYARAN PRODUK PADA TOKO BUNGA ALL NICE

EVALUASI ATAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN PEMBAYARAN PRODUK PADA TOKO BUNGA ALL NICE EVALUASI ATAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN PEMBAYARAN PRODUK PADA TOKO BUNGA ALL NICE Nama : Catrine Christin NPM : 59 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Sri Sapto Darmawati, SE., MMSI.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan Berikut ini adalah informasi tentang perusahaan dan sistem yang berjalan di dalamnya : 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. XYZ adalah sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mekanikal, peralatan elektrikal, peralatan keselamatan kerja.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mekanikal, peralatan elektrikal, peralatan keselamatan kerja. 35 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Perumusan Objek Penelitian 3.1.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Delta Suplindo Internusa adalah sebuah perusahaan distributor yang bergerak di bidang perdagangan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Sari Enesis Indah atau dikenal juga dengan nama Enesis Group merupakan perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas. Perusahaan ini didirikan pada tahun

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PEMBELIAN, PEMBAYARAN, PENERIMAAN BARANG, DAN PRODUKSI TERHADAP KETERSEDIAAN BAHAN BAKU (STUDI KASUS PADA PT. LUNA NEGRA) Jakarta, 2 Agustus 2015

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis tidak pernah berhenti mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Terutama di era globalisasi saat ini, perkembangan yang terjadi semakin cepat.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan urutan langkah-langkah yang dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang jelas dan mudah untuk menyelesaikan permasalahan. Tiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi penggunaan teknologi informasi sangat berguna untuk perusahaan, yang digunakan untuk mempercepat dan mempermudah setiap kegiatan yang dilakukan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang terdepan, suatu industri harus mampu mengoptimalkan produksinya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. yang terdepan, suatu industri harus mampu mengoptimalkan produksinya dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, dengan semakin banyaknya industri baru yang muncul menjadikan persaingan antar industri semakin ketat. Sehingga, untuk menjadi yang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN diimplementasikannya jaringan komputer berskala WAN, proses pengecekan barang di gudang yang biasanya harus melalui prosedur pada bagian Logistics dapat dilakukan pula oleh seorang Marketingman sehingga

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG BERJALAN 54 BAB 3 SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT Saputra adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industri yang menghaslkan produk roti. Perusahaan ini berlokasi di Jl.Tomang Rawa Kepa 5

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi, 49 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1. Tentang Perusahaan Pada bab tiga, akan diuraikan lebih banyak mengenai perusahaan yaitu gambaran sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis

Lebih terperinci

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA DENGAN PERUSAHAAN. Tanya(T) : Seperti apa aplikasi yang dibutuhkan oleh PT. ENERGITAMA MULTIGUNA SOLUSI?

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA DENGAN PERUSAHAAN. Tanya(T) : Seperti apa aplikasi yang dibutuhkan oleh PT. ENERGITAMA MULTIGUNA SOLUSI? L1 LAMPIRAN HASIL WAWANCARA DENGAN PERUSAHAAN Tanya(T) : Seperti apa aplikasi yang dibutuhkan oleh PT. ENERGITAMA MULTIGUNA SOLUSI? Jawab(J) : Kami membutuhkan aplikasi untuk kegiatan perusahaan yang mencakup

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tahun 2003 sebagai perusahaan joint venture antara Indonesia Belanda.

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tahun 2003 sebagai perusahaan joint venture antara Indonesia Belanda. BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah berdirinya PT Cosmar merupakan perusahaan manufaktur kosmetik yang beralamat di Jl Pulo Buaran III No.1 Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur, berdiri pada

Lebih terperinci

L2

L2 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 Wawancara 1. Bergerak dibidang apakah PT. Inti Berkah Chemindo dan kapan didirikannya? PT. Inti Berkah Chemindo bergerak dibidang chemical, khususnya pada pembuatan aroma untuk

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR PADA CV. MEGA DESIGN PALEMBANG

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR PADA CV. MEGA DESIGN PALEMBANG STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2011/2012 SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR PADA CV. MEGA DESIGN PALEMBANG Fiani Chandra 2006240060 Ferriyanto 2006240105

Lebih terperinci

Flow chart Deskripsi 1. Data order/ permintaan konsumen. Bagian order kain

Flow chart Deskripsi 1. Data order/ permintaan konsumen. Bagian order kain Bagian order kain Flow chart 1. Data order/ permintaan konsumen 2. Cek stock inventory kain bila ada maka akan dilanjutkan ke proses. namun bila tidak ada akan di lanjutkan ke langkah selanjutnya 3. Mencatat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengelolaan supplier dan pemilihan supplier :

BAB V PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengelolaan supplier dan pemilihan supplier : BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengelolaan supplier dan pemilihan supplier : Dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dunia teknologi informasi yang semakin cepat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dunia teknologi informasi yang semakin cepat dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia teknologi informasi yang semakin cepat dan terkini, maka keberadaan suatu sistem informasi akan mengikuti perubahan tersebut. Hal

Lebih terperinci

BAB IV Hasil Dan Pembahasan

BAB IV Hasil Dan Pembahasan BAB IV Hasil Dan Pembahasan 4.1 Proses yang sedang berjalan Proses pemenuhan order pelanggan dan distribusi diawali dengan datangnya order dari pelanggan. PT. TAC memiliki 3 jenis pelanggan, pertama adalah

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR PENGADAAN DAN PENGELOLAAN INVENTARIS

MANUAL PROSEDUR PENGADAAN DAN PENGELOLAAN INVENTARIS MANUAL PROSEDUR PENGADAAN DAN PENGELOLAAN INVENTARIS PROGRAM SARJANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 MANUAL PROSEDUR PENGADAAN DAN PENGELOLAAN INVENTARIS PROGRAM SARJANA TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bidang teknik informatika saat ini memungkinkan semua bidang kehidupan manusia dapat semakin ringan dikerjakan dengan bantuan komputer. Demikian halnya

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari 59 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari tiga BUMN Niaga yaitu PT. Dharma Niaga, PT. Pantja Niaga dan PT.

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Metiska Farma PT. Metiska Farma didirikan pada tahun 1970, atas prakarsa Bapak Memet Tanuwijaya, Bapak Ismail dan Bapak Karim Johan, yang pada

Lebih terperinci

Tgl. Pembuatan : Disetujui oleh Paraf. Tgl. Revisi : 9 hal

Tgl. Pembuatan : Disetujui oleh Paraf. Tgl. Revisi : 9 hal Hal 1 dari 10 SOP/UJM-F/LK/001 LABORATORIUM KOMPUTER Dibuat oleh Paraf Direvisi oleh Paraf : : : : FAKULTAS Tgl. Pembuatan : 6 05-2013 Disetujui oleh Paraf : Rektor : Tgl. Revisi : 9 hal Tujuan disusunnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN UMUM. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Industri Farmasi Industri farmasi adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri farmasi sebagai industri penghasil obat, dituntut untuk dapat menghasilkan obat

Lebih terperinci

NAMA : DWI HARYANTO NPM : FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI

NAMA : DWI HARYANTO NPM : FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN (STUDI KASUS PADA PT. INDAH KIAT PULP & PAPER CABANG TANGERANG) NAMA : DWI HARYANTO NPM : 22212284 KELAS : 3EB27 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI LATAR

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara. 1. Bergerak pada bidang apakah PT HARRISMA AGUNG JAYA?

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara. 1. Bergerak pada bidang apakah PT HARRISMA AGUNG JAYA? LAMPIRAN-LAMPIRAN Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara 1. Bergerak pada bidang apakah PT HARRISMA AGUNG JAYA? Bergerak dibidang penjualan produk-produk HP dan Fuji Xerox dan juga pelayanan service

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT Dan Liris merupakan industri yang bergerak di bidang textile yang memproduksi benang, kain dan juga pakaian jadi. Pada bagian textile khususnya divisi Weaving

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran umum perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Abad Dua Satu Makmur didirikan oleh Lie Maryo Rusdi Hamid, yang sekarang menjabat sebagai Direktur

Lebih terperinci

LAMPIRAN Perusahaan ini sudah berjalan berapa lama? 2. Perusahaan ini bergerak di bidang apa?

LAMPIRAN Perusahaan ini sudah berjalan berapa lama? 2. Perusahaan ini bergerak di bidang apa? L-1 LAMPIRAN 1 Lampiran hasil wawancara dengan manajer operasional perusahaan untuk mendapatkan kebutuhan informasi : 1. Perusahaan ini sudah berjalan berapa lama? Perusahaan ini berdiri di pertengahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Pada PT.Modern Putra Indonesia. Berikut ini sistem penjualan perusahaan yang akan dibahas oleh penulis adalah mengenai

Lebih terperinci