BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Dalam enulisan ini akan memberikan gambaran hasil enelitian yang dilakukan dalam menyelesaikan masalah okok yang di bahas, yakni menjelaskan kinerja reksa dana saham keada ara investor. Selain itu, enelitian ini juga untuk mengetahui aakah terdaat konsistensi dengan menggunakan metode Raw return, Share, Treynor, Jensen dan Sortino ada eriode tahun Dari enelitian ini juga daat diketahui reksa dana mana yang dinyatakan unggul menurut metode Raw return, Share, Treynor, Jensen dan Sortino serta akan dibuat eringkat reksa dana saham dari yang terbaik samai yang terburuk. Secara Skematis Kerangka ikir daat digambarkan sebagai berikut :

2 Gambar 3.1 Kerangka Pikir 33

3 Metode Penelitian Metode enelitian yang digunakan adalah : a. Metode enelitian keustakaan Dilakukan dengan membaca serta mengambil data-data dari bukubuku dan artikel-artikel yang menunjang untuk keentinagn landasan teori dalam mendukung analisis yang dilakukan b. Metode analisis Analisis data meruakan hal yang enting untuk dilakukan dalam melakukan sebuah enelitian. Dengan melakukan analisis yang teat maka data daat menjadi berarti dan bermanfaat untuk memecahkan masalah yang dihadai. Analisis dilakukan dua taha, yaitu : 1. Pengumulan data NAB dari reksa dana saham ada eriode tahun 31 Desember 2001 samai dengan 31 desember Mengelolah data NAB dengan menggunakan metode Raw return, Share, Treynor, Jensen dan Sortino

4 Poulasi dan Teknik Pengambilan Samel Poulasi adalah keseluruhan unsur yang menjadi subyek suatu enelitian (Aritonang, 1998, 101). Poulasi dalam enelitian ini adalah seluruh reksa dana yang berada di asar. Metode elaksanaan samling dibedakan menjadi metode acak (random) dan tidak acak. Pada metode acak, emilihan unsur samel dilakukan sedemikian rua sehingga semua unsur yang terdaat ada oulasi memiliki eluang yang sama untuk terilih menjadi samel. (Aritonang R.1998, 105) Metode engambilan samel yang digunakan adalah Teknik Pemilihan Samel Tak Acak Purosive. Teknik Purosive (bertujuan) ini disebut juga teknik Judgemental. Pada teknik ini unsur oulasi yang ditentukan menjadi samel didasarkan ada tujuan enelitian. Samel yang diilih adalah reksa dana yang memunyai syarat-syarat seerti di bawah ini : 1) Reksa dana yang dijadikan samel adalah reksa dana saham. 2) Reksa dana saham minimal telah beroerasi ada 31 Desember 2002 (6 tahun). Dari 23 reksa dana saham yang hadir di asar ada saat enelitian ini dilakukan, hanya 16 reksa dana yang telah berumur enam tahun.

5 36 Tabel 3.1 Reksa Dana Saham No Nama Reksa Dana 1 ABN AMRO IND. DANA SAHAM 2 BAHANA DANA PRIMA 3 BIG NUSANTARA 4 BIG PALAPA 5 BNI BERKEMBANG 6 DANAREKSA MAWAR 7 FORTIS EKUITAS 8 FORTIS PESONA 9 MASTER DINAMIS 10 NIKKO SAHAM NUSANTARA 11 PANIN DANA MAKSIMA 12 PHINISI DANA SAHAM 13 RENCANA CERDAS 14 SCHRODER PRESTASI PLUS 15 SIDANA SAHAM 16 TRIM KAPITAL 3.4 Teknik Pengumulan Data Teknik engumulan data dilakukan dengan studi keustakaan dan engumulan data historis. Semua data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang telah tersedia, dimana data-data tersebut dieroleh dari berbagai sumber, yaitu : 1) Nilai Aktiva Bersih (NAB) er unit satu bulanan eriode tahun 31 Desember 2001 samai dengan 31 Desember 2007 dieroleh dari Pusat Informasi Reksa dana dan melalui situs internet

6 37 2) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) satu bulanan eriode tahun 31 Desember 2001 samai dengan 31 Desember 2007 dieroleh dari Bursa Efek Indonesia melalui situs internet 3) Suku bunga SBI satu bulanan eriode tahun 31 Desember 2001 samai dengan 31 Desember 2007 dieroleh dari Bank Indonesia melalui situs internet Teknik Pengolahan Data Pengolahan data untuk setia reksa dana saham dilakukan untuk mengetahui kinerja reksa dana yang bersangkutan, berdasarkan : Raw Return Nilai reksa dana ditentukan dengan aa yang disebut Net Asset Value / NAV atau Nilai Aktiva Bersih / NAB. NAB er unit adalah menunjukkan nilai suatu lembar saham di dalam ortofolio reksadana. NAB meruakan harga asar dari ortofolio dikurangi dengan kewajiban dan kemudian dibagi dengan unit enyertaan yang dimiliki oleh semua investor reksa dana tersebut. Perhitungan NAB dilakukan aling sedikit satu kali sehari dan NAB dihitung dengan rumus :

7 38 NAB t MAV LIAB t t = (1) NSO t NAB t = Nilai Aktiva Bersih er unit ada waktu t MAV t = Nilai asar semua sekuritas yang dikelola erusahaan reksa dana ada waktu t LIAB t = Kewajiban erusahaan engelola dana ada waktu t NSO t = Jumlah saham yang ada ada waktu t Dengan raw return, kinerja reksa dana hanya didasarkan atas erubahan NAB/unit tana memerhitungkan faktor risiko. [( NAB ) ( )] t NABt 1 Raw return (rt ) = (2) NAB t 1 r t = Raw return ada bulan t NAB t = Nilai Aktiva Bersih ada bulan t NAB t-1 = Nilai Aktiva Bersih ada bulan t-1 Rata-rata return daat dihitung dengan menggunakan banyak metode, tai yang aling sering digunakan adalah : 1) Rata-rata Aritmatik / Arithmetic Average Rate of Return The Arithmetic Average Rate of Return is an unweighted average rate of return achieved during a series of such measurement intervals. (Fabozzi & Modigliani 2003, 124) Rata-rata aritmatik dihitung dengan rumus : R A RP 1 + RP RPn = (3) n R A = rata-rata aritmatik R P1 = return ortofolio eriode tahun ke-1 R P2 = return ortofolio eriode tahun ke-2

8 39 R Pn = return ortofolio eriode tahun ke-n n = jumlah interval dalam eriode tahun evaluasi 2) Rata-rata Geometrik / Geometric Rate of Return / Time-Weighted Rate of Return The Time-Weighted Rate of Return measures the comounded rate of growth of the initial ortfolio during the erformance evaluation eriod, assuming that all cash distributions are reinvested in the ortfolio. It also commonly referred as the geometric rate of return. (Fabozzi & Modigliani 2003, 125) Rata-rata geometrik dihitung dengan rumus : R T = [(1 + R P1 ) (1 + R P2 ) (1 + R Pn )] 1 / n 1 (4) R T = rata-rata geometrik R P1 = return ortofolio eriode tahun ke-1 R P2 = return ortofolio eriode tahun ke-2 R Pn = return ortofolio eriode tahun ke-n n = jumlah interval dalam eriode tahun evaluasi In general, the arithmetic and time-weighted average returns do not rovide the same answers, because comutation of the arithmetic average assumes the initial amount invested to be maintained (through additions or withdrawals) at its initial ortfolio value. The time-weighted return, on the other hand, is the return on a ortfolio that varies in size because of the assumtion that all roceeds are reinvested. (Fabozzi & Modigliani 2003, 125) If we accet the ast as rologue, which average should we use to estimate a future year s exected return? The best estimate of a future year s return based on a random distribution of the rior years return is the arithmetic average (Financial Analyst Journal May-June 1993) Dikatakan bahwa jika ingin mengestimasikan return yang akan datang maka sebaiknya menggunakan rata-rata aritmatik. If we wish to estimate the ending value of an investment over a multiyear horizon conditional on ast exerience, however, we should use the geometric return (Financial Analyst Journal May-June 1993)

9 40 Tetai jika ingin mengestimasikan beraa nilai akhir suatu investasi dengan menggunakan data historis maka sebaiknya menggunakan rata-rata geometrik. Oleh karena itu enulisan menggunakan rata-rata geometrik untuk menghitung rata-rata return. Kinerja reksa dana daat diukur dengan hanya menghitung berdasarkan laba total saja (total return) seerti telah dijelaskan diatas, tetai yang lebih baik lagi adalah dengan melibatkan juga engukuran risiko. Pengukuran kinerja dengan melibatkan faktor risiko akan memberikan informasi yang lebih mendalam bagi investor. Investor daat mengetahui sejauh mana kinerja yang diberikan oleh Manajer Investasi dikaitkan dengan risiko yang diambil untuk mencaai kinerja tersebut. Ada tiga metode engukuran kinerja reksa dana dengan memasukkan unsur risiko yang sering digunakan yakni dengan Share, Treynor, Jensen Share ( ) Pengukuran dengan metode didasarkan atas aa yang disebut remium atas risiko atau risk remium. Risk remium adalah erbedaan atau selisih antara rata-rata kinerja investasi yang bebas risiko (risk free asset). Dalam enulisan ini investasi tana

10 41 risiko diasumsikan meruakan tingkat bunga rata-rata dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Share memerkenalkan suatu rasio yang disebut dengan reward to variability ratio (RVAR). Rasio ini menyatakan besarnya return yang dieroleh oleh reksa dana dari setia unit risiko yang ditanggung. Pengukuran Share diformulasikan sebagai berikut : RVAR = ( R Rf ) / σ (5) R RVAR = reward to variability ratio R = return ortofolio R f = tingkat suku bunga bebas risiko = suku bunga SBI σ R = standar deviasi ortofolio Return ortofolio ( R ) dihitung dengan rumus sebagai berikut : V1 V0 + R D = (6) V 0 R = return ortofolio V 1 = nilai ortofolio ada akhir eriode tahun V 0 = nilai ortofolio ada awal eriode tahun D = enerimaan kas yang diterima investor selama eriode tahun evaluasi The standard deviation is defined as the square root of the variance. (Fabozzi & Modigliani 2003, 130).

11 42 Standar deviasi ortofolio diformulasikan sebagai berikut : n j= 1 ( R j E( R j )) 2 σ ( R) = (7) n 1 σ(r ) = standar deviasi ortofolio R j = return ortofolio E = average return ortofolio ( ) R j n = jumlah data dalam observasi Dengan membagi risk remium dengan standar deviasi, Share, mengukur risk remium yang dihasilkan er unit risiko yang diambil. Pengertiannya sebagai berikut : investasi ada SBI tidak mengandung risiko dengan kinerja investasi tertentu. Investasi ada reksa dana mengandung risiko, sehingga diharakan memberikan hasil yang lebih besar dariada kinerja investasi bebas risiko. Share ratio mengukur seberaa besar enambahan hasil investasi yang dieroleh untuk tia unit risiko yang diambil. Makin tinggi Share makin baik kinerja reksa dana Treynor (1965) Pengukuran dengan metode Treynor juga didasarkan atas risk remium, seerti halnya yang dilakukan. Perbedaan yang mendasar dalam metode Treynor adalah beta (β) yang digunakan sebagai faktor embagi. Beta meruakan risiko fluktuasi relatif terhada risiko asar.

12 43 Beta dalam konse Caital Asset Pricing Model (CAPM) meruakan risiko sistematik dimana meruakan jenis risiko yang tidak bisa terdiversifikasi melalui embentukan ortofolio. Rasio yang diergunakan oleh Treynor untuk mengukur kinerja suatu reksa dana adalah reward to volatility ratio (RVOL). Rasio ini mengukur besarnya return yang dieroleh oleh reksa dana dari setia unit risiko sistematis yang ditanggung. Pengukuran Treynor diformulasikan sebagai berikut : RVOL = ( R R f ) β (8) RVOL = reward to volatility ratio = return ortofolio R R f β = tingkat suku bunga bebas risiko = suku bunga SBI = beta ortofolio Beta adalah ukuran dari risiko sistematis atau risiko asar. Beta daat dieroleh dengan rumus : β im ( R ) β = cov Var (9) = beta ortofolio cov im = kovarian antara aset i dengan asar Var R ) = varian market atau asar ( m m

13 44 Beta besarnya bervariasi, bisa ositif atau negatif. Beta yang ositif artinya return aset bergerak searah dengan return asar, sedangkan beta yang negatif artinya return aset bergerak berlawanan dengan return asar. Covariance / kovarian adalah sejauh mana dua variabel bergerak bersamaan di sekitar nilai rata-rata masing-masing. Kovarian dua aset i dan market adalah : {[ Ri E( Ri )][ Rm E( Rm )]} cov im = (10) n cov im = covariance aset i dan market R i = exected return aset i E(R i ) = average return aset i R m = exected return market E(R m ) = average return market n = jumlah data dalam observasi Kovarian ositif menyatakan bahwa rate of return dari kedua aset bergerak ke arah yang bersamaan. Sebaliknya, kovarian negatif menyatakan bahwa rate of return dari kedua aset bergerak ke arah yang berlawanan / berbeda. Varian dari asar atau var ( R m ) daat dihitung sebagai berikut : n 2 [ R j E( R j )] j= 1 Var( Rm ) = n 1 (11) Var ( R m ) = varian market atau asar = exected return market E ( R j ) = average return market n = jumlah data dalam observasi R j

14 45 Sama halnya seerti Raw return, Share, Treynor, Jensen dan Sortino, semakin tinggi Treynor ratio, makin baik kinerja reksa dana Jensen ( ) Sama halnya dengan metode Treynor, Jensen juga menggunakan faktor beta dalam mengukur kinerja investasi suatu ortofolio. Jensen mengemukakan hasil enelitiannya terhada 115 reksa dana dalam kurun waktu Penelitian ini ingin melihat sejauh mana reksa dana daat memberikan return diatas return asar. Hasil yang dieroleh adalah hanya 33.9% reksa dana yang mamu memberikan return ositif terhada return asar. Pengukuran dengan metode Jensen menilai seberaa baik Manajer Investasi mamu memberikan kinerja diatas kinerja asar sesuai risiko yang dimilikinya. Kelebihan inilah yang disebut dengan erotongan Jensen (Jensen s intercet) atau lebih dikenal dengan Jensen s alha. Besarnya alha daat dihitung dengan rumus sebagai berikut : α = Jensen s alha R = return ortofolio ( R R ) ( R R ) α = β (12) f m f

15 46 R f = tingkat suku bunga bebas risiko = suku bunga SBI β = beta ortofolio R m = exected return market Semakin tinggi nilai alha ositif, makin baik kinerja reksa dana. Dari ketiga metode diatas daat dikatakan bahwa informasi mengenai kinerja yang disertai engukuran risiko akan lebih bermanfaat bagi investor. Ini dikarenakan setia investor memiliki toleransi risiko yang berbeda-beda sehingga dalam memilih reksa dana investor daat menyesuaikan dengan tingkat risiko yang dimilikinya. Ketiga metode engukuran diatas Share, Treynor, Jensen dan dikembangkan ada akhir tahun 1960 dan sering disebut dengan nama three-one arameter yang digunakan untuk mengukur kinerja reksa dana. Sejalan dengan erkembangan ilmu engetahuan, banyak sekali rasio-rasio yang muncul, Sortino ratio adalah salah satunya yang banyak mendaat erhatian ublik Sortino Pada awal tahun 1980, DR. Frank A Sortino memerkenalkan suatu rasio baru. Rasio ini menghitung excess return ortofolio dari Minimum Accetable Return (MAR) untuk setia downside deviation. Rasio ini kemudian dikenal dengan nama Sortino ratio.

16 47 Menguti dari jurnal yang ditulis oleh Frank A. Sortino dan Lee N. Price di tahun 1994 dikatakan bahwa : If there is a minimum return that must be earned to accomlish some goal (the minimal accetable return / MAR), then any returns below the MAR will roduce unfavorable outcomes and any returns greater will roduce good outcomes. The MAR searates the good volatility (above the MAR) from the bad volatility (below the MAR). (The Journal of Investing Fall 1994, 3) Tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia digunakan sebagai tingkat suku bunga bebas risiko. Besarnya Minimal Accetable Return (MAR) adalah tingkat suku bunga minimum yang diharakan sebagai return oleh setia investor dari investasi yang dilakukannya. Namun karena enelitian ini dilakukan terhada reksa dana secara umum, bukan untuk suatu investor tertentu, maka tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia digunakan sebagai MAR. Return yang berada dibawah MAR maka akan diangga sebagai return yang tidak menguntungkan atau risiko dan return yang lebih besar dari MAR akan dikatakan sebagai return yang menguntungkan. We argue that the roer measurement of risk should deal only with the returns that could have been below the MAR. Returns above the MAR should be viewed as a reward. (The Journal of Investing Fall 1994, 3) Because standard deviation measures risk as disersion on either side of the mean, it cannot distinguish between good volatility and bad volatility. Downside deviations measures the deviations below the MAR. (The Journal of Investing Fall 1994, 6) Jadi daat disimulkan bahwa risiko sesungguhnya yang akan ditanggung oleh seorang investor adalah yang berada dibawah tingkat return minimum yang diharakan oleh setia investor.

17 48 Pengukuran risiko dengan menggunakan standar deviasi tidak bisa memisahkan erubahan / ergerakan yang baik dan yang buruk, oleh karena itu Sortino ratio menggunakan downside deviation dalam erhitungannya. Sortino ratio diformulasikan sebagai berikut : SR R SR = ( R MAR ) dd (13) = Sortino ratio = return ortofolio MAR = Minimal Accetable Return = tingkat suku bunga SBI dd = downside deviation Downside deviation (dd) dihitung dengan rumus sebagai berikut : Downside deviation [min R MAR,0] ( dd) = n 1 2 (14) dimana: dd R = downside deviation = return ortofolio MAR = Minimal Accetable Return = tingkat suku bunga SBI n = jumlah observasi dengan syarat : jika ( R MAR) negatif, maka digunakan ( R MAR) jika ( R MAR) ositif, maka digunakan angka Metode Analisis Data Setelah mengetahui kelima metode yang akan digunakan, dilakukan erbandingan antara kinerja reksa dana. Ada beberaa ersyaratan yang harus

18 49 dienuhi dalam melakukan erbandingan untuk selanjutnya dilakukan emeringakatan. Yang ertama adalah eriode tahun engukuran yang sama. Reksa dana yang akan dierbandingkan harus memunyai jangka waktu engukuran yang sama. Mengingat reksa dana yang sudah beredar di Indonesia memunyai tanggal enawaran yang berbeda-beda, maka erbandingan tidak daat dilakukan sejak tanggal enawaran erdana. Pada enelitian ini enulis menggunakan eriode tahun engukuran selama enam tahun (31 Desember 2001 samai dengan 31 Desember 2007). Yang kedua adalah sebaiknya membandingkan reksa dana sejenis. Dalam artian, memunyai karakteristik ortofolio, rofil risk dan return yang sama. Hal ini akan memudahkan investor dalam menentukan ilihan. Penelitian ini membandingkan antara reksa dana saham di Indonesia. Yang terakhir adalah erhitungan yang dilakukan harus dengan formulasi yang benar dan seragam. Metode yang digunakan, Raw return, Share, Treynor, Treynor, Jensen dan Sortino saling selaras atau tidak saling kontroversial satu sama lain. Ini berarti reksa dana yang dinyatakan baik baik menurut raw return juga akan dinyatakan baik menurut Raw return, Share, Treynor, Jensen dan Sortino dan metode yang lain.

19 Menggolongkan reksa dana sebagai Suerior atau Inferior? Analisis dimulai dengan menggolongkan reksa dana sebagai suerior atau inferior. Suerior diartikan sebagai unggul, lebih tinggi, lebih diatas atau lebih baik. Reksa dana yang suerior adalah reksa dana yang memunyai kinerja lebih unggul dibandingkan dengan reksa dana lainnya. Sedangkan inferior diartikan sebagai lebih rendah, kurang atau dibawah. Reksa dana yang inferior adalah reksa dana yang memunyai kinerja lebih rendah dibandingkan dengan reksa dana lainnya. Cara untuk menentukan suatu reksa dana suerior atau inferior adalah dengan mengurutkan osisi reksa dana terhada rata-rata kinerja sesuai dengan metode yang digunakan. Posisi diatas rata-rata adalah suerior, sedangkan osisi dibawah rata-rata dinyatakan sebagai inferior. Beberaa reksa dana ada eriode tahun enelitian tertentu menghasilkan kinerja yang buruk sehingga return dan ratio-rationya negatif. Reksa dana yang memiliki kinerja negatif tersebut dinyatakan sebagai inferior walauun kinerjanya berada diatas rata-rata Analisis konsistensi kinerja reksa dana

20 51 Setelah menggolongkan semua reksa dana yang ada ke dalam osisi suerior atau inferior, dilakukan uji konsistensi terhada kinerja reksa dana. Konsisten diartikan sebagai terus-menerus, teta atau selalu. Konsistensi ada kinerja reksa dana diartikan sebagai berikut : aakah reksa dana yang dinyatakan suerior ada tahun ini juga akan dinyatakan suerior ada tahun yang akan datang, begitu ula untuk reksa dana yang inferior. Uji konsistensi ini dimaksudkan untuk mengetahui aakah terdaat konsistensi kinerja reksa dana dari tahun ke tahun. Jika terdaat konsistensi, maka kinerja historis daat dijadikan salah satu dasar ertimbangan bagi investor untuk memilih reksa dana. Analisis terhada konsistensi kinerja reksa dana dilakukan dengan beberaa metode sebagai berikut : 1) Metode Probabilita Probabilita terjadinya konsistensi yaitu suerior eriode tahun sebelumnya juga menjadi suerior eriode tahun selanjutnya dan inferior eriode tahun sebelumnya juga menjadi inferior eriode tahun selanjutnya. n(ss) + n(ii) Probabilita konsistensi = (15) n(ss) + n(si) + n(is) + n(ii) n(ss) = reksa dana yang menjadi suerior ada eriode tahun sebelumnya juga menjadi suerior eriode tahun berikutnya. n(si) = reksa dana yang menjadi suerior ada eriode tahun sebelumnya tetai menjadi inferior ada eriode tahun berikutnya.

21 52 n(is) = reksa dana yang menjadi inferior ada eriode tahun sebelumnya tetai menjadi suerior ada eriode tahun berikutnya. n(ii) = reksa dana yang menjadi inferior ada eriode tahun sebelumnya juga menjadi suerior ada eriode tahun berikutnya. Metode robabilita daat memberikan informasi seberaa besar / signifikan tingkat konsistensi kinerja reksa dana dari tahun ke tahun. Probabilita konsistensi < 50% berarti kinerja reksa dana memunyai tingkat konsistensi yang rendah atau tidak signifikan, sedangkan robabilita konsistensi 50% berarti kinerja reksa dana memunyai tingkat konsistensi yang tinggi atau signifikan. 2) Uji chi squared Prosedur uji statistik chi squared dilakukan dengan tahaan sebagai berikut : a) Menentukan formulasi hiotesis H 0 : Tidak terdaat konsistensi antara kinerja reksa dana H 1 : Terdaat konsistensi antara kinerja reksa dana b) Menentukan taraf nyata (α) dan χ 2 tabel Taraf nyata yang digunakan adalah 5% atau 0,05. Nilai χ 2 memiliki derajat bebas (db) = 1. Jadi χ 2 5%(1) = 3,481. c) Menentukan kriteria engujian H 0 diterima (H 1 ditolak) aabila χ 2 0 χ 2 5%(1). H 1 diterima (H 0 ditolak) aabila χ 2 0 > χ 2 5%(1). d) Menentukan nilai uji statistik (nilai χ 2 0 )

22 n( ad bc n) 2 χ 2 0 = (16) ( a + b)( a + c)( b + d)( c + d) Tabel 3.2 Chi Squared Table Tahun t + 1 Tahun t Suerior Inferior Jumlah Suerior a b a + b Inferior c d c + d Jumlah a + c b + d n Sumber : Iqbal Hasan 2007, 131 e) Membuat kesimulan Menyimulkan H 0 diterima atau ditolak Peringkat Reksa Dana Reksa dana unggulan adalah reksa dana yang menemati osisi suerior minimal ada tiga metode yang digunakan. Setelah mengetahui reksa dana mana yang unggul berdasarkan raw return, Raw return, Share, Treynor, Jensen dan Sortino, Treynor, Jensen dan Sortino dibuat eringkat reksa dana dari yang terbaik samai yang terburuk.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dimulai dengan adanya ermasalahan yang ditemukan oleh enulis yakni mengenai validitas CAPM di dalam engalikasiannya terhada engukuran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.. Kerangka Pikir Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aakah terdaat engaruh dan hubungan antara total nilai aset reksa dana dengan risiko asar reksa dana (beta), standar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Model dan Metode Analisis Model penelitian pada tesis ini adalah secara deskriftif yaitu dengan menampilkan diagram, tabel dan grafik, disertai dengan penjelasan.dan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe,

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe, BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Perhitungan Return Pengembalian Bebas Risiko Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen, digunakan suatu tingkat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran dan Evaluasi Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Keseluruhan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data historis, sehingga tidak ada suatu kepastian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sample Adapun kriteria yang digunakan dalam memilih sample adalah sebagai berikut: 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham 2. Reksa dana tersebut

Lebih terperinci

Simforianus 1 ; Yanthi Hutagaol 2 ABSTRACT

Simforianus 1 ; Yanthi Hutagaol 2 ABSTRACT ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE RAW RETURN, SHARPE, TREYNOR, JENSEN DAN SORTINO Simforianus 1 ; Yanthi Hutagaol 2 ABSTRACT Mutual Fund (Reksa Dana) can be used as one of the investment

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan menggunakan tipe sampel yang berbasis pada kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada 21 Mei 2013 Bursa Efek Indonesia mengalami peristiwa penting dimana IHSG mencapai level 5.251,296 dimana level tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada pasar modal merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan dengan cepat. Investasi pada aktiva keuangan (financial assets)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah pendapatan tetap yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan. Reksa dana yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari perhitungan dan analisis yang dilakukan di bab 4, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain: 1. Tidak terdapat hubungan yang signifikan

Lebih terperinci

BAB IV METODE RISET. penelitian adalah tahun 2006 s.d maka reksadana saham yang dijadikan

BAB IV METODE RISET. penelitian adalah tahun 2006 s.d maka reksadana saham yang dijadikan BAB IV METODE RISET 4.1. Objek Penelitian Dari berbagai jenis reksadana sebagaimana telah diuraikan pada Bab III, yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah reksadana saham. Karena periode penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran umum Reksa Dana Fortis Ekuitas Reksa Dana Fortis Ekuitas mulai efektif pada tanggal 16 Januari 2001, selaku manajer investasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Metode Penelitian Menurut Hilway(1956) penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan sesorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap

Lebih terperinci

ABSTRAK Dalam beberapa tahun ini, perkembangan instrumen investasi di Indonesia cukup pesat terutama perkembangan instrumen investasi reksa dana. Reks

ABSTRAK Dalam beberapa tahun ini, perkembangan instrumen investasi di Indonesia cukup pesat terutama perkembangan instrumen investasi reksa dana. Reks KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat serta karunia-nya yang telah diberikan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini yang merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa

III. METODE PENELITIAN. yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah suatu entitas yang akan diteliti, dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa dana

Lebih terperinci

Program Peringkat Reksa Dana 2009

Program Peringkat Reksa Dana 2009 Program Peringkat Reksa Dana 2009 Oleh: Prof. Dr. Adler H. Manurung, S.H., M.E., M.Comm., ChFC., RFC (Ketua Tim Ahli) Dr. Ferdinand D. Saragih Dr. Akino W. Azzaro Reza Priyambada Gunawan Parningotan J.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN malang. Untuk mencari sampel dan populasi Reksadana Saham sebagai bahan penelitian,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TIJAUA PUSTAKA Portofolio Saham Portofolio berarti sekumulan investasi, untuk kasus saham, berarti sekumulan investasi dalam bentuk saham. Proses embentukan orfolio saham terdiri dari mengidentifikasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana 29 III. METODE PENELITIAN 3.1 Teknik dan Pengambilan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Pendapatan Tetap yang terdaftar di Badan Pengawas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis membahas mengenai pengolahan data-data yang berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data tersebut akan menghasilkan hasil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Risiko Dan Tingkat Imbal Hasil (Return) Dalam melakukan segala hal, kita selalu dihadapkan pada risiko (risk). Objek penelitian tesis ini adalah NAB pada sebuah reksadana

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi

METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi kelayakan investasi reksadana saham syariah dengan reksadana saham konvensional dimana

Lebih terperinci

PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN. NPM : Jurusan : Akuntansi

PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN. NPM : Jurusan : Akuntansi ANALISIS KINERJA REKSA DANA PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN Nama : Pricilia Meidy Sapulete NPM : 28211722 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE., MM. Latar Belakang

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAKSI Dalam berinvestasi, investor memiliki berbagai pilihan, baik investasi di sektor riil, pasar uang ataupun pasar modal. Salah satu bentuk investasi di pasar modal adalah dengan membeli saham,

Lebih terperinci

Biaya Modal (Cost of Capital)

Biaya Modal (Cost of Capital) Bahan Ajar : Manajemen Keuangan II Digunakan untuk melengkai buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Biaya Modal (Cost of Caital) Caital Budgeting dan Cost of Caital (CoC) meruakan dua konse yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Investasi Teori investasi menjelaskan bahwa keputusan investasi selalu menyangkut dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat BAB IV PEMBAHAS AN IV.1 Analisis Kinerja Portofolio Melihat kinerja portofolio perlu dilakukan sebelum melakukan keputusan investasi. Dengan membandingkan kinerja antar reksa dana, maka investor mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEOI 2.1 Sejarah eksa Dana di Indonesia eksa dana mulai dierkenalkan ke asar Indonesia sejak tahun 1995, namun kurang berkembang akibat krisis moneter yang dialami Indonesia ada tahun 1998-1999.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Investasi adalah kegiatan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4. HASIL dan ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Perhitungan Return Pengembalian Bebas Risiko Dalam pengukuran kinerja reksa dana pendapatan tetap dengan menggunakan metode Sharpe, metode Treynor, dan metode Jensen,

Lebih terperinci

ANALYSIS PERFORMANCE OF EQUITY MUTUAL FUNDS AT INDONESIANS CAPITAL MARKET ACCORDING TO SHARPE, TREYNOR AND JENSEN METHODS

ANALYSIS PERFORMANCE OF EQUITY MUTUAL FUNDS AT INDONESIANS CAPITAL MARKET ACCORDING TO SHARPE, TREYNOR AND JENSEN METHODS ANALYSIS ERFORMANCE OF EQUITY MUTUAL FUNDS AT INDONESIANS CAITAL MARKET ACCORDING TO SHARE, TREYNOR AND JENSEN METHODS Catur Fatchu Ukhriyawati Dosen Tetap rogram Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang lebih besar pada masa mendatang. Investasi merupakan penanaman dana yang bertujuan untuk mendapat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian/Design Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian lebih bersifat deskriptif analitis untuk menggambarkan sekuritas-sekuritas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan Pendapatan Tetap Untuk menghitung tingkat pengembalian investasi Reksa dana. Dibutuhkan data berupa nilai

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Teori 3.1.1. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perhitungan Dan Pembahasan 4.1.1 Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan Independent T-test return. Perhitungan tingkat pengembalian reksa dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu alternatif bagi para pemodal untuk berinvestasi. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai peranan yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE SOFIKA AZIZIA SASANTI

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE SOFIKA AZIZIA SASANTI ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE 2008-2012 SOFIKA AZIZIA SASANTI DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

REVIEW REKSADANA SAHAM TAHUN 2014

REVIEW REKSADANA SAHAM TAHUN 2014 REVIEW REKSADANA SAHAM TAHUN 2014 Edisi No.2, Tahun 2015, Tanggal: 2 Maret 2015 Definisi Reksadana Campuran : Reksadana campuran adalah reksadana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas dan efek hutang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 997 negara-negara di Kawasan Asia mengalami krisis ekonomi, seerti Korea Selatan, Thailand, Filiina, Malaysia, Singaura, Indonesia. Penyebaran krisis di kawasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi obyek penelitian, desain penelitian, variabel dan skala pengukuran, metode pengumpulan data, jenis data, dan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti yaitu bagaimanakah perbedaan kinerja

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 59 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran data yang diolah dalam penelitian. Beberapa ukuran yang digunakan dalam memberikan deskripsi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini sendiri merupakan jenis penelitian komparatif yakni

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini sendiri merupakan jenis penelitian komparatif yakni BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini sendiri merupakan jenis penelitian komparatif yakni menjelaskan perbandingan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran. 3.2 Tempat dan

Lebih terperinci

BAB III MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC IN MEAN (EGARCH-M)

BAB III MODEL EXPONENTIAL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC IN MEAN (EGARCH-M) 30 BAB III MODEL EXPOETIAL GEERALIZED AUTOREGRESSIVE CODITIOAL HETEROSCEDASTIC I MEA (EGARCH-M) 3.1 Proses EGARCH Exonential GARCH (EGARCH) diajukan elson ada tahun 1991 untuk menutui kelemahan model ARCH/GARCH

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang terdaftar dalam situs BAPEPAM dan IDX, perusahaan reksa dana ini menawarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, yang terbentuk pada bulan Desember 2004. Sebagai bagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund Makinta Growth Fund merupakan reksa dana yang dikelola oleh Makinta Securities. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini tersedia berbagai pilihan instrumen untuk berinvestasi, salah satunya adalah reksadana. Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 8 tentang Pasar Modal, reksadana

Lebih terperinci

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Portofolio Efisien PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Portofolio efisien diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari rentang waktu Januari 2013 sampai dengan Desember 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. dari rentang waktu Januari 2013 sampai dengan Desember 2015. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2017. Sedangkan tempat yang menjadi objek penelitian adalah situs resmi OJK

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT. Bank Central Asia, Tbk merupakan salah satu bank go public di Indonesia, yang secara periodik wajib menyampaikan laporan keuangannya. Pengukuran kinerja

Lebih terperinci

REVIEW REKSADANA CAMPURAN TAHUN 2014

REVIEW REKSADANA CAMPURAN TAHUN 2014 REVIEW REKSADANA CAMPURAN TAHUN 2014 Edisi.1, Tahun 2015, Tanggal: 10 Februari 2015 Definisi Reksadana Campuran : Reksadana campuran adalah reksadana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas dan efek

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN Fitaning Intan Pradani R. Rustam Hidayat Topowijono Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Investasi adalah hal yang dilakukan oleh masyarakat agar mendapatkan tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau kekayaaan yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian terhadap sejumlah perusahaan reksadana di Indonesia yang aktif terdaftar di Bapepam-LK,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA. Rofiqah Wahdah Joko Hartanto

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA. Rofiqah Wahdah Joko Hartanto APRIL 2012, VOLUME 13 NOMOR 1 Rofiqah Wahdah Joko Hartanto Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banjarmasin Jalan Brigjend H. Hasan Basry No. 9-11 Kayu Tangi Banjarmasin Abstract:

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Reksa Dana Saham Di Indonesia Menurut Metode Sharpe, Treynor dan Jensen

Evaluasi Kinerja Reksa Dana Saham Di Indonesia Menurut Metode Sharpe, Treynor dan Jensen Evaluasi Kinerja Reksa Dana Saham Di Indonesia Menurut Metode Sharpe, Treynor dan Jensen Serta Perbandingan Return Reksa Dana Saham Dengan LQ45 Periode Januari 2009 Juni 2010 Akromul Ibad Adrianus Adhidarma

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat explanatory research terhadap sampel yang telah ditentukan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat explanatory research terhadap sampel yang telah ditentukan 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat explanatory research terhadap sampel yang telah ditentukan dalam penelitian selama bulan Januari 2011 sampai Desember 2013, mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial adalah kondisi ketika kita hidup berkecukupan, mempunyai pendapatan yang lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Reksa dana yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah reksa dana yang dikelola oleh PT. Manulife Aset Manajemen Indonesia. Dari 15 reksa dana yang dikelola

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja reksadana saham, reksadana terproteksi, dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja reksadana saham, reksadana terproteksi, dan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja reksadana saham, reksadana terproteksi, dan reksadana pendapatan tetap menggunakan metode Indeks Sharpe,

Lebih terperinci

Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014

Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014 Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE RISK-ADJUSTED RETURN DI BURSA EFEK INDONESIAPERIODE TAHUN 2011-2013 Datu Pinastiko Adi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 67 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa dana Populasi penelitian yang dipilih oleh penulis adalah reksa dana jenis pendapatan tetap periode Januari 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada april 2009 menjadi Rp 1,857 triliun pada September 2009.

BAB I PENDAHULUAN. pada april 2009 menjadi Rp 1,857 triliun pada September 2009. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Masyarakat Indonesia adalah masyarakat penabung. Hal tersebut dapat dilihat dari data jumlah dana pihak ketiga yang parkir di bank-bank sangatlah besar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi. Mereka berharap dengan melakukan investasi dapat memperoleh keuntungan di waktu mendatang. Sesuai

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA 14 REKSA DANA SAHAM TERBAIK PERIODE 2010

ANALISIS KINERJA 14 REKSA DANA SAHAM TERBAIK PERIODE 2010 ANALISIS KINERJA 14 REKSA DANA SAHAM TERBAIK PERIODE 2010 Yen Sun Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Bina Nusantara University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN Abdul Rofiq abdulrofiq.sulaiman@gmail.com Bambang Hadi Santoso Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya Abstract

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan I. Latar Belakang Masalah Dalam beberaa tahun terakhir ini, roses emonitoran kestabilan barisan matriks korelasi mendaatkan erhatian yang amat serius dalam literatur, terutama dalam literatur

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PORTFOLIO

EVALUASI KINERJA PORTFOLIO MATERI 14 EVALUASI KINERJA PORTFOLIO Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/27 Bab ini membahas tahapan penting dalam proses investasi, yaitu tahap evaluasi kinerja portofolio. Dalam tahap ini

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB III KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Pustaka 3.1.1.Teori Portofolio Teori portofolio modern berkembang sejak ditemukan cara berinvestasi yang efisien dan optimal oleh Harry

Lebih terperinci

Security Market Line & Capital Asset Pricing Model

Security Market Line & Capital Asset Pricing Model Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Systematic Risk & Beta Security Market Line & Capital Asset Pricing Model Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang, dengan tujuan menyebarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang, dengan tujuan menyebarkan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Portofolio Teori investasi lebih menganjurkan investor untuk membentuk portofolio dalam berinvestasi saham. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Prosedur Pengumulan Data 3.. Sumber Data Data yang digunakan dalam enelitian ini meruakan data sekunder yang diambil dari Deartemen Keuangan, BAPEPAM, dan IAPI. Data-data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan jalur terendek (Shortest Path) meruakan suatu jaringan engarahan erjalanan dimana seseorang engarah jalan ingin menentukan jalur terendek antara dua kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan data-data keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Objek penelitian dalam penulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara pihak yang memerlukan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pihak yang memerlukan dana menjual

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE SHARPE, JENSEN, TREYNOR, M² DAN INFORMATION RATIO DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE SHARPE, JENSEN, TREYNOR, M² DAN INFORMATION RATIO DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Pengukuran Kinerja...(Nita Nurjanah) 604 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE SHARPE, JENSEN, TREYNOR, M² DAN INFORMATION RATIO DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh : Nita Nurjanah

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA KETIKA PASAR NAIK DAN TURUN TAHUN Handrich Kongdro 1 Universitas Tarumanegara

PENILAIAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA KETIKA PASAR NAIK DAN TURUN TAHUN Handrich Kongdro 1 Universitas Tarumanegara PENILAIAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA KETIKA PASAR NAIK DAN TURUN TAHUN 2007 2009 Handrich Kongdro 1 Universitas Tarumanegara Sarwo Edy Handoyo 2 Universitas Tarumanegara ABSTRACT Mutual funds

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meskipun sejak tahun 2008 perekonomian dunia sedang mengalami perlambatan dikarenakan krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pembahasan pada bab-bab berikutnya, yaitu varians dan kovarians, distribusi normal,

BAB II LANDASAN TEORI. pembahasan pada bab-bab berikutnya, yaitu varians dan kovarians, distribusi normal, BAB II LANDASAN TEORI ada bab ini dibahas tentang materi dasar yang digunakan untuk mendukung embahasan ada bab-bab berikutnya, yaitu varians dan kovarians, distribusi normal, matriks, investasi, ortofolio,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 71 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan studi deskriptif, karena tujuan penelitian

Lebih terperinci

Analisis Stabilitas dan Prediktabilitas Beta (β) sebagai Komponen Penting dalam Pengambilan Keputusan Investasi pada Portopolio Reksadana Saham

Analisis Stabilitas dan Prediktabilitas Beta (β) sebagai Komponen Penting dalam Pengambilan Keputusan Investasi pada Portopolio Reksadana Saham Prosiding SNaPP2011: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 Analisis Stabilitas dan Prediktabilitas Beta (β) sebagai Komponen Penting dalam Pengambilan Keputusan Investasi pada Portopolio Reksadana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penulisan karya akhir ini menggunakan metode studi kepustakaan, dimana data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dianalisis, buku-buku, internet, surat kabar, dan

Lebih terperinci

Jakarta, 17 Maret Penulis

Jakarta, 17 Maret Penulis KATA PE GA TAR Dengan menghaturkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat anugrah dan kasih-nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul Analisis Kinerja Reksa Dana Saham

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. berbagai macam cara menginvestasikan sejumlah dana pada real aset seperti

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. berbagai macam cara menginvestasikan sejumlah dana pada real aset seperti BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Investasi bisa berkaitan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN METODE SHARPE DAN METODE TREYNOR (Studi Pada Reksa Dana Saham Periode Tahun )

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN METODE SHARPE DAN METODE TREYNOR (Studi Pada Reksa Dana Saham Periode Tahun ) DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 1 ISSN (Online): 2337-3792 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN METODE SHARPE

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sekilas PT SAMUEL SEKURITAS INDONESIA Samuel Sekuritas Indonesia (SSI) adalah perusahaan jasa investasi. SSI memiliki beberapa divisi yang menyediakan jasa-jasa keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya kegiatan investasi membuat pemerintah selalu bertekad untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting di bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin menurunnya tingkat suku bunga perbankan saat ini, tidak membuat banyak dana deposan yang disimpan di bank semakin hari semakin mengalami peningkatan. Dana

Lebih terperinci

DETEKSI RISIKO DINI SAHAM GABUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE at RISK

DETEKSI RISIKO DINI SAHAM GABUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE at RISK Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 01 DETEKSI RISIKO DINI SAHAM GABUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE at RISK Haryono, Muhammad Sjahid Akbar dan Sony Sunaryo Statistics, Seuluh Noember Institute of Technology

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ekonomi nasional di Indonesia, sedangkan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ekonomi nasional di Indonesia, sedangkan bagi masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal mempunyai peranan yang penting bagi kemajuan ekonomi nasional di Indonesia, sedangkan bagi masyarakat pemodal kehadiran pasar modal merupakan

Lebih terperinci

BAPPENAS, 2010 : 53 Tahun Investasi BAPPENAS, 2010 : 28

BAPPENAS, 2010 : 53 Tahun Investasi BAPPENAS, 2010 : 28 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan di bidang ekonomi ditujukan untuk menjawab berbagai permasalahan dan tantangan di berbagai bidang yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sejarah Bursa Efek Indonesia Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan

Lebih terperinci

keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Berdasarkan definisi

keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Berdasarkan definisi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan akumulasi dana yang diarahkan, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengarahan dana

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN masukan kedalam kriteria daftar indeks kompas 100. Analisis teknikal ini menggunakan pendekatan Simple Moving Average dan Moving Average Envelopes, karena dengan memakai dua indikator ini akan memberikan

Lebih terperinci