BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHAS AN IV.1 Analisis Kinerja Portofolio Melihat kinerja portofolio perlu dilakukan sebelum melakukan keputusan investasi. Dengan membandingkan kinerja antar reksa dana, maka investor mendapatkan informasi reksa dana mana yang memiliki kinerja paling baik diantara reksa dana sejenisnya. Informasi mengenai kinerja reksa dana syariah masih jarang ditemukan. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat sepanjang tahun 2009 ada peningkatan NAB sebesar 161%. Melalui reksa dana syariah, investor berarti sudah meminimalkan risiko, karena untuk masuk dalam kategori syariah perlu melewati proses screening yang ketat. Keputusan investasi tidak hanya dapat dilihat dengan kenaikan NAB-nya saja, tetapi perlu mempertimbangkan faktor risiko. Kinerja portofolio dapat dilihat dari : a. Tingkat pengembalian / return b. Tingkat risiko c. Risk adjusted return yang ditunjukkan dengan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen Tahun 2009 dipilih karena pada periode ini merupakan kebangkitan dari reksa dana setelah tahun sebelumnya sempat terpuruk akibat krisis finansial global. Dengan melihat kinerja historis yang dihasilkan pada tahun 2009, diharapkan investor yang ingin 44

2 melakukan investasi di reksa dana saham syariah pada tahun 2010 tidak salah dalam memilih reksa dananya. Pada bab ini akan dilakukan pembahasan atas kinerja reksa dana saham syariah periode Januari 2009 Desember 2009 berdasarkan teori dalam bab II dan analisis sesuai dengan tahapan yang diurutkan dalam bab III. Terdapat 11 reksa dana saham syariah yang dinyatakan efektif oleh Bapepam-LK, namun 2 reksa dana tidak diiukutsertakan dalam pengukuran ini karena tidak sesuai dengan ruang lingkup yang ditetapkan. Reksa dana Manulife Syariah Sektoral Amanah tidak memiliki data yang lengkap selama periode penelitian karena baru diluncurkan pada awal 2009, sedangkan BNIS Saham Syariah tidak secara aktif dikelola oleh manajer investasinya. Nilai Aktiva Bersih reksa dana saham syariah pada tahun 2009, secara umum menunjukkan kenaikan. Perubahan NAB masing-masing reksa dana dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Perubahan Nilai Aktiva Bersih Tahun 2009 Perubahan Produk NAB Si Dana Saham Syariah 103,08% Fortis Pesona Amanah 91,65% Batasa Equity Syariah 87,98% Cipta Syariah Equity 85,05% PNM Ekuitas Syariah 81,08% CIMB-Principal Islamic Equity Growth Syariah 76,79% Mandiri Investa Atraktif Syariah 75,46% Trim Syariah Saham 68,90% Mega Dana Saham Syariah 61,99% Rata-rata 81,33% Sumber : data yang diolah 45

3 Hasil yang disajikan dalam tabel secara keseluruhan menunjukkan kenaikan NAB yang positif. Artinya, nilai aktiva bersih pada akhir periode lebih tinggi dari awal periode. Kenaikan ini bisa dipengaruhi dari naiknya nilai aset yang dikelola ataupun dari pertumbuhan unit penyertaan. Membaiknya perekonomian di tahun 2009 yang berdampak pada naiknya harga-harga saham di bursa. Naiknya harga saham di bursa tentunya akan mempengaruhi nilai aset yang dikelola reksa dana sehingga nilai aktiva bersih per unitnya menjadi meningkat. Sebagai contoh, Si Dana Saham Syariah pada awal tahun 2009 tercatat NAB sebesar Rp. 593,94 dan pada akhir tahun Rp ,15. Maka perubahan NAB-nya mencapai 1,0308 atau 103,08%. Selain melihat perubahan NAB dari reksa dana agar dapat dibandingkan, maka diperlukan pengukuran terhadap benchmark atau tolak ukur pada periode yang sama. Reksa dana saham syariah sebagai objek penelitian, maka Jakarta Islamic Index digunakan sebagai tolak ukurnya. Tabel 4.2 menggambarkan perubahan JII pada awal dan akhir periode. Tabel 4.2 Perubahan Jakarta Islamic Index Tahun 2009 Perubahan Produk NAB Jakarta Islamic Index 78,38% Sumber: data yang diolah Jika perubahan NAB reksa dana dibandingkan dengan perubahan JII, ternyata perubahan JII lebih rendah daripada perubahan NAB 5 reksa dana. JII pada awal tahun 2009 berada pada level 233,874 dan meningkat 0,7838 atau 78,38% ke level 417,

4 IV.1.1 Analisis Kinerja berdasarkan Tingkat Pengembalian atau Return Return total yang dihasilkan masing-masing reksa dana dan return pasar untuk periode 1 tahun dapat dilihat pada tabel 4.3. Hasil return telah diperingkat sesuai dengan reksa dana yang menghasilkan return total dan return hariannya terbesar hingga terkecil, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Sebagai contoh, untuk periode 1 tahun (5 Januari Desember 2009) return total dari Si Dana Saham Syariah sebesar 76,13% dengan rata-rata harian sebesar 0, Hal ini dapat diartikan, apabila seorang investor melakukan investasi selama 1 tahun selama 2009, maka investor tersebut dapat memperoleh keuntungan hingga 76,13%. Tabel 4.3 Return Total dan Return Rata-rata Reksa Dana Tahun 2009 Return Produk 1 Tahun Rata-rata harian Si Dana Saham Syariah 76,13% 0,00317 Batasa Equity Syariah 72,83% 0,00303 Fortis Pesona Amanah 69,25% 0,00289 Cipta Syariah Equity 66,51% 0,00277 PNM Ekuitas Syariah 65,24% 0,00272 Jakarta Islamic Index 61,57% 0,00257 CIMB-Principal Islamic Equity Growth Syariah 61,18% 0,00255 Mandiri Investa Atraktif Syariah 59,04% 0,00246 Trim Syariah Saham 57,96% 0,00241 Mega Dana Saham Syariah 52,19% 0,00217 Sumber : data yang diolah Pada tabel 4.3. terdapat 5 (enam) reksa dana yang mampu menghasilkan return di atas return pasar (outperformed). Jakarta Islamic Index pada tahun 2009 hanya 47

5 mampu menghasilkan return total sebesar 0,61566 atau 61,57%. Lima reksa dana yang menghasilkan return di atas return pasar diantaranya: Si Dana Saham Syariah (76,13%), Batasa Equity Syariah (72,83%), Fortis Pesona Amanah (69,25%), Cipta Syariah Equity (66,51%), PNM Ekuitas Syariah (65,24%). Sedangkan return 4 reksa dana lainnya masih kalah dengan return pasar atau, yaitu : CIMB-Principal Islamic Equity Growth Syariah (61,18%), Mandiri Investa Atraktif Syariah (59,04%), Trim Syariah Saham (57,96%), Mega Dana Saham Syariah (52,19%). Gambar 4.1 di bawah ini menggambarkan return yang dapat dihasilkan masingmasing reksa dana dibandingkan dengan return pasar (JII) dan tingkat bunga investasi bebas risiko (risk-free asset) selama Grafik perbandingan ini, akan memudahkan untuk melihat waktu dimana reksa dana menghasilkan return lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan return pasar dan investasi bebas risiko. Gambar 4.1 Grafik Return Total Reksa Dana terhadap Return JII dan Risk-free 48

6 49

7 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa sebagian besar reksa dana mengalami kenaikan return yang mulai terjadi pada dari bulan Januari terjadi dan melonjak hingga mencapai return tertinggi sekitar bulan Maret-April. Pada periode ini reksa dana mampu menghasilkan return yang jauh lebih tinggi dari return pasar maupun return investasi bebas risiko. Triwulan pertama kenaikan pasar dipengaruhi oleh laporan tahunan emiten yang memberikan optimisme bahwa tahun 2009 emiten akan mengahasilkan kinerja yang baik sehingga mendorong masuknya kembali investor asing di lantai bursa. Return JII sebenarnya juga mengalami kenaikan namun masih berada di bawah return beberapa reksa dana. Hal ini mengindikasikan bahwa keadaan pasar pada saat itu sedang berada pada kondisi bullish, sehingga reksa dana dengan komposisi saham mengalami kinerja yang lebih baik. Setelah mencapai titik tertinggi, return reksa dana perlahan turun hingga berada di bawah return investasi bebas risiko. Padahal diketahui bahwa return investasi bebas risiko yang diasumsikan dengan tingkat suku bunga BI semakin menurun. Fluktuasi perubahan JII setelah bulan Juli memang agak sedikit lambat dibandingkan semester pertama tahun Artinya, saham-saham yang membentuk JII pada periode ini belum 50

8 mampu menghasilkan return yang lebih baik dari bulan-bulan sebelumnya. Menurunnya return reksa dana dipengaruhi oleh semakin menurunnya unit penyertaan pada reksa dana saham. Banyak investor yang melakukan penarikan unit penyertaannya (redemption) karena kekhawatiran investasi di pasar modal dikarenakan kasus Century pada saat itu. Hasil return total yang disajikan di atas belum mempertimbangkan faktor risiko yang terdiri dari risiko pasar dan risiko sistematis. IV.1.2 Analisis Kinerja berdasarkan Tingkat Risiko Dalam setiap instrumen investasi pasti ada faktor risiko yang melekat. Ukuran risiko yang digunakan dalam suatu instrumen investasi yaitu risiko nonsistematis (unsystematic risk) dan risiko sistematis (systematic risk). Risiko nonsistematis atau risiko total merupakan risiko dapat hilang dengan cara melakukan diversifikasi dan ditunjukkan dengan standar deviasi. Sementara itu, risiko sistematis ditunjukkan dengan beta. Beta digunakan untuk mengukur sensitivitas sekuritas terhadap pasar. Tabel 4.4. menyajikan standar deviasi dan beta dari masing-masing reksa dana dan juga JII sebagai tolak ukur. 51

9 Tabel 4.4 Standar Deviasi dan Beta Reksa Dana - JII Tahun 2009 Produk Standar Deviasi Beta Batasa Equity Syariah 0, ,33018 CIMB-Principal Islamic Equity Growth Syariah 0, ,02074 Cipta Syariah Equity 0, ,08246 Fortis Pesona Amanah 0, ,01393 Mandiri Investa Atraktif Syariah 0, ,81577 Mega Dana Saham Syariah 0, ,89554 PNM Ekuitas Syariah 0, ,94915 Si Dana Saham Syariah 0, ,09169 Trim Syariah Saham 0, ,08505 Jakarta Islamic Index 0, ,00000 Sumber: data yang diolah Standar deviasi menggambarkan penyimpangan yang mungkin terjadi dari ratarata kinerja yang dihasilkan. Dari hasil perhitungan, risiko penyimpangan terbesar terdapat pada reksa dana Batasa Equity Syariah (0,02848). Hal ini sesuai dengan prinsip investasi, semakin besar pengembalian maka akan semakin besar pula risiko (higher return,higher risk). Reksa dana tersebut mampu menghasilkan return yang besar, maka risiko untuk menyimpang pun akan lebih luas range-nya. Untuk risiko penyimpangan terkecil dimiliki oleh reksa dana Mandiri Investa Atraktif Syariah (0,01522) Sementara itu, beberapa reksa dana memiliki beta lebih besar dari 1. Jika fluktuasi perubahan reksa dana dan JII tepat sama, maka beta akan sama dengan 1. Jika ternyata reksa dana mengalami perubahan tingkat pengembalian yang lebih besar dibandingkan tingkat tingkat pengembalian pasar, beta akan lebih besar daripada 1, dan begitu pula sebaliknya. Pada tabel 4.4. terdapat enam reksa dana yang memiliki beta lebih besar dari 1. Beta tertinggi dihasilkan oleh reksa dana Batasa Equity Syariah 52

10 (1,33018) sedangkan yang terkecil pada reksa dana Mandiri Investa Atraktif Syariah (0,81577). Analisis tingkat risiko untuk masing-masing reksa dana adalah sebagai berikut: a. Batasa Equity Syariah Menghasilkan return satu tahun sebesar 0,72827 atau 72,83% dengan tingkat penyimpangan sebesar 0, Artinya, reksa dana ini memiliki risiko untuk naik menjadi 0,75675 (0, ,02848) ataupun turun menjadi 0,69979 (0, ,02848). Sementara itu, beta reksa dana ini sebesar 1,33018 lebih besar dari beta pasar yang sama dengan 1. Artinya, perubahan tingkat pengembalian reksa dana ini cenderung lebih besar dan lebih fluktuatif dibandingkan dengan JII. Komposisi portofolio reksa dana ini kemungkinan terdiri dari saham-saham yang bergerak mengikuti indeks atau saham-saham dalam JII. b. CIMB-Principal Islamic Equity Growth Syariah Menghasilkan return satu tahun sebesar 0,61177 atau 61,18% dengan tingkat penyimpangan (standar deviasi) sebesar 0,01864 Artinya, reksa dana ini memiliki risiko untuk naik menjadi 0,63041 (0, ,01864) ataupun turun menjadi 0,59313 (0, ,01864). Sementara itu beta reksa dana ini sebesar 1,02074, lebih besar dari beta pasar yang sama dengan 1. Artinya, perubahan tingkat pengembalian reksa dana ini cenderung lebih besar dan lebih fluktuatif 53

11 dibandingkan dengan JII. Komposisi portofolio kemungkinan diletakkan pada saham-saham yang membangun indeks JII. c. Cipta Syariah Equity Menghasilkan return satu tahun sebesar 0,66508 atau 66,51% dengan tingkat penyimpangan sebesar 0, Artinya, reksa dana ini memiliki risiko untuk naik menjadi 0,68533 (0, ,02025) ataupun turun menjadi 0,64483 (0, ,02025). Sementara itu, beta reksa dana ini sebesar 1,08246 lebih besar dari beta pasar yang sama dengan 1. Artinya, perubahan tingkat pengembalian reksa dana ini cenderung lebih besar dan lebih fluktuatif dibandingkan dengan JII. Komposisi portofolio diletakkan pada saham-saham yang menggerakkan indeks JII. d. Fortis Pesona Amanah Menghasilkan return satu tahun sebesar 0,69249 atau 69,25% dengan tingkat penyimpangan sebesar 0, Artinya, reksa dana ini memiliki risiko untuk naik menjadi 0,71108 (0, ,01859) ataupun turun menjadi 0,67390 (0,6925 0,01859). Beta reksa dana ini sebesar 1,01393 atau lebih besar daripada pasar (beta > 1). Artinya, perubahan tingkat pengembalian reksa dana ini lebih besar dan fluktuatif dibandingkan dengan tingkat pengembalian pasar. Reksa dana ini kemungkinan tediri saham-saham yang berada dalam JII, sehingga pergerakannya cukup sensitif dengan pergerakan pasar. 54

12 e. Mandiri Investa Atraktif Syariah Menghasilkan return satu tahun sebesar 0,59044 atau 59,04% dengan tingkat penyimpangan sebesar 0, Artinya, reksa dana ini memiliki risiko untuk naik menjadi 0,60566 (0, ,01522) ataupun turun menjadi 0,57522 (0, ,01522). Beta reksa dana ini sebesar 0,81577 atau lebih kecil daripada pasar (beta < 1). Artinya, perubahan tingkat pengembalian reksa dana ini lebih kecil dan kurang fluktuatif dibandingkan dengan tingkat pengembalian pasar. Komposisi portofolio dari reksa dana ini kemungkinan terdiri atas saham yang bergerak lebih lambat dibandingkan pasar, hal ini manajer investasi dilakukan untuk memperkecil risiko. f. Mega Dana Saham Syariah Menghasilkan return satu tahun sebesar 0,52187 atau 52,19% dengan tingkat penyimpangan sebesar 0, Artinya, reksa dana ini memiliki risiko untuk naik menjadi 0,54000 (0, ,01813) ataupun turun menjadi 0,50374 (0, ,01813). Beta reksa dana ini tercatat sebesar 0,89554 lebih kecil daripada pasar (beta < 1). Artinya, perubahan tingkat pengembalian reksa dana ini lebih kecil dan kurang fluktuatif dibandingkan dengan tingkat pengembalian pasar. Komposisinya portofolionya kemungkinan mengkombinasikan saham yang ada pada JII namun diimbangi dengan saham yang tidak terlalu sensitif dengan pasar. 55

13 g. PNM Ekuitas Syariah Menghasilkan return satu tahun sebesar 0,65239 atau 65,24% dengan tingkat penyimpangan sebesar 0, Artinya, reksa dana ini memiliki risiko untuk naik menjadi 0,67440 (0, ,02201) ataupun turun menjadi 0,63038 (0, ,02201). Beta reksa dana ini sebesar 0,94915 atau lebih kecil daripada pasar (beta < 1). Artinya, perubahan tingkat pengembalian reksa dana ini lebih kecil dan kurang fluktuatif dibandingkan dengan tingkat pengembalian pasar. Beta reksa dana yang hampir mendekati 1, kemungkinan komposisi portofolionya sebagian besar terletak pada saham-saham yang berada dalam JII, namun untuk sedikit menekan risiko, manajer investasi juga memilih saham yang tidak terlalu sensitif dengan pergerakan pasar. h. Si Dana Saham Syariah Menghasilkan return satu tahun sebesar 0,76129 atau 76,13% dengan tingkat penyimpangan sebesar 0, Artinya, reksa dana ini memiliki risiko untuk naik menjadi 0,78218 (0, ,02089) ataupun turun menjadi 0,74040 (0, ,02089). Sementara itu, beta reksa dana ini sebesar 1,09169 lebih besar dari beta pasar yang sama dengan 1. Artinya, perubahan tingkat pengembalian reksa dana ini cenderung lebih besar dan lebih fluktuatif dibandingkan dengan JII. Komposisi portofolio dalam reksa dana ini kemungkinan diletakkan pada saham-saham yang ada dalam JII. 56

14 i. Trim Syariah Saham Menghasilkan return satu tahun sebesar 0,57957 atau 57,96% dengan tingkat penyimpangan sebesar 0, Artinya, reksa dana ini memiliki risiko untuk naik menjadi 0,60101 (0, ,02144) ataupun turun menjadi 0,55813 (0, ,02144). Beta reksa dana ini tercatat sebesar 1,0805 lebih besar dari beta pasar yang sama dengan 1. Artinya, perubahan tingkat pengembalian reksa dana ini cenderung lebih besar dan lebih fluktuatif dibandingkan dengan JII. Komposisi portofolio dalam reksa dana ini kemungkinan diletakkan pada sahamsaham yang ada dalam JII. IV.2 Analisis Kinerja berdasarkan Metode Risk Adjusted Return Analisis dengan memasukkan unsur risiko dilakukan dengan 3 metode pengukuran, yaitu : metode Sharpe, Treynor, dan Jansen. Untuk menghitung tiga metode ini diperlukan data risk free rate atau investasi dengan bebas risiko, dalam hal diasumsikan dengan tingkat bunga Bank Indonesia yang mejadi acuan dalam menetukan tingkat bunga SBI. Investasi pada SBI tidak mengandung risiko dengan kinerja investasi tertentu, sementara itu investasi pada reksa dana mengandung risiko sehingga diharapkan memberikan hasil investasi yang yang lebih besar. Sepanjang tahun 2009, terjadi penurunan terhadap suku bunga acuan yang ditetapkan pemerintah (lampiran 4). Untuk itu, perhitungan ini menggunakan rata-rata investasi bebas risiko (risk free) harian, yaitu sebesar 0,

15 Return rata-rata harian reksa dana yang lebih besar atau kecil dibandingkan ratarata risk free-rate akan mempengaruhi lambang positif atau negatif pada rasio Sharpe dan Treynor. Dalam tabel 4.3, menunjukkan hampir seluruh reksa dana yang mampu menghasilkan rata-rata return harian melebihi rata-rata investasi bebas risiko (risk free) harian. IV.2.1 Analisis Kinerja berdasarkan Metode Sharpe Rasio Sharpe diperoleh dengan mengurangi return rata-rata reksa dana dengan return investasi bebas risiko yang akan menghasilkan risk premium. Risk premium kemudian dibagi dengan standar deviasi dari portofolio selama periode pengukuran. Perhitungan kinerja reksa dana saham dengan metode Sharpe dapat dilihat pada tabel 4.5. Sharpe ratio mengukur penambahan hasil investasi (risk premium) yang diperoleh untuk setiap risiko yang diambil. Sehingga dapat diartikan, untuk setiap satu penambahan risiko yang diambil maka risk premium reksa dana Batasa Equity Syariah akan bertambah 0,

16 Tabel 4.5 Perhitungan Rasio Sharpe Reksa Dana Tahun 2009 Produk Average Ri Average Rf Standar Deviasi Rasio Sharpe Batasa Equity Syariah 0, , , ,02282 CIMB-Principal Islamic Equity Growth Syariah 0, , , ,00912 Cipta Syariah Equity 0, , , ,01926 Fortis Pesona Amanah 0, , , ,02743 Mandiri Investa Atraktif Syariah 0, , , ,00526 Mega Dana Saham Syariah 0, , , ,01158 PNM Ekuitas Syariah 0, , , ,01545 Si Dana Saham Syariah 0, , , ,03782 Trim Syariah Saham 0, , , ,00140 Jakarta Islamic Index 0, , , ,01089 Sumber : data yang diolah Setelah Sharpe ratio dari masing-masing diketahui, maka hasilnya diurutkan dari yang terbesar hingga terkecil. Semakin besar nilai Sharpe ratio suatu reksa dana, menunjukkan bahwa kinerjanya semakin baik. Peringkat Sharpe ratio dapat dilihat pada tabel

17 Tabel 4.6 Peringkat Kinerja Reksa Dana Tahun 2009 (Rasio Sharpe) Peringkat Produk Rasio Sharpe 1 Si Dana Saham Syariah 0, Fortis Pesona Amanah 0, Batasa Equity Syariah 0, Cipta Syariah Equity 0, PNM Ekuitas Syariah 0, Jakarta Islamic Index 0, CIMB-Principal Islamic Equity Growth Syariah 0, Mandiri Investa Atraktif Syariah 0, Trim Syariah Saham 0, Mega Dana Saham Syariah -0,01158 Sumber : data yang diolah Rasio Sharpe untuk JII diketahui sebesar 0,01089, sehingga terdapat lima reksa dana yang kinerjanya lebih unggul dibandingkan JII (outperformed) dan empat reksa dana lainnya memiliki kinerja yang masih kalah unggul dibandingkan dengan JII (underperformed). Diantara sembilan reksa dana saham syariah yang dibandingkan, kinerja reksa dana Si Dana Saham Syariah memperoleh rasio Sharpe tertinggi, yaitu sebesar 0, Artinya, reksa dana ini merupakan reksa dana yang memiliki profil return terhadap total risiko terbaik selama periode ini. Rasio Sharpe positif dihasilkan hampir semua reksa dana, kecuali Mega Dana Saham Syariah yang memiliki rasio Sharpe terkecil dan negatif, yaitu sebesar -0, Artinya, reksa dana ini memiliki profil return terhadap total risiko paling buruk selama periode ini. 60

18 IV.2.2 Analisis Kinerja berdasarkan Metode Treynor Rasio Treynor diperoleh dengan mengurangi return rata-rata reksa dana dengan return investasi bebas risiko yang akan menghasilkan risk premium, kemudian dibagi dengan beta reksa dana tersebut. Perhitungan kinerja reksa dana saham dengan metode Treynor dapat dilihat pada tabel 4.7. Sama halnya dengan rasio Sharpe, semakin tinggi nilai yang dihasilkan rasio ini maka semakin baik kinerja reksa dana tersebut. Tabel 4.7 Perhitungan Rasio Treynor Reksa Dana Tahun 2009 Produk Average Ri Average Rf Beta Rasio Treynor Batasa Equity Syariah 0, , , ,00049 CIMB-Principal Islamic Equity Growth Syariah 0, , , ,00017 Cipta Syariah Equity 0, , , ,00036 Fortis Pesona Amanah 0, , , ,00051 Mandiri Investa Atraktif Syariah 0, , , ,00010 Mega Dana Saham Syariah 0, , , ,00023 PNM Ekuitas Syariah 0, , , ,00036 Si Dana Saham Syariah 0, , , ,00072 Trim Syariah Saham 0, , , ,00003 Jakarta Islamic Index 0, , , ,00019 Sumber : data yang diolah Pada pengukuran kinerja dengan metode Treynor hampir seluruh reksa dana menghasilkan nilai yang postif dan kinerja yang paling baik dihasilkan oleh Si Dana Saham Syariah sebesar 0, Untuk kinerja reksa dana paling rendah dan negatif dihasilkan Mega Dana Saham Syariah sebesar -0, Peringkat keseluruhan dapat dilihat pada tabel

19 Tabel 4.8 Peringkat Kinerja Reksa Dana Tahun 2009 (Rasio Treynor) Peringkat Produk Rasio Treynor 1 Si Dana Saham Syariah 0, Fortis Pesona Amanah 0, Batasa Equity Syariah 0, Cipta Syariah Equity 0, PNM Ekuitas Syariah 0, Jakarta Islamic Index 0, CIMB-Principal Islamic Equity Growth Syariah 0, Mandiri Investa Atraktif Syariah 0, Trim Syariah Saham 0, Mega Dana Saham Syariah -0,00023 Sumber : data yang diolah Jika dibandingkan dengan hasil rasio Sharpe pada tabel 4.5, tampak bahwa peringkat reksa dana seluruh reksa dana tidak mengalami perubahan. Peringkat yang tidak berubah pada pengukuran Sharpe dan Treynor menunjukkan bahwa seluruh reksa dana saham syariah telah terdiversifikasi dengan baik. Apabila terdapat reksa dana yang memiliki peringkat berbeda untuk dua pengukuran ini, berarti reksa dana tersebut tidak dapat meminimalkan risiko non sistematisnya. Diversifikasi dapat dilakukan dengan menyusun portofolio yang terdiri dari saham-saham yang berbeda sektor. Sehingga ketika salah satu sektor memiliki kinerja yang buruk, maka sektor lain yang memiliki kinerja baik diharapkan dapat mengecilkan risiko. Pengukuran kinerja dengan metode Sharpe dan Treynor merupakan komplemen (pelengkap) satu sama lainnya karena memberikan informasi yang berbeda. Portofolio reksa dana yang tidak terdiversifikasi akan mendapat peringkat yang tinggi untuk 62

20 Treynor namun peringkatnya lebih rendah untuk pengukuran Sharpe. Portofolio reksa dana yang terdiversifikasi dengan baik akan mempunyai ranking yang sama untuk kedua jenis pengukuran. Perbedaan peringkat pada kedua pengukuran di atas menunjukkan perbedaan baik buruknya diversifikasi portofolio tersebut relatif terhadap portofolio sejenis. (Pratomo: h ) IV.2.3 Analisis Kinerja berdasarkan Metode Jensen Pengukuran dengan metode Jensen menilai kinerja manajer investasi didasarkan atas seberapa besar manajer investasi tersebut mampu memberikan kinerja di atas kinerja pasar sesuai risiko yang dimilikinya Dalam pengukuran ini jika alpha positif, berarti kinerja reksa dana tersebut lebih baik dibandingkan kinerja pasarnya. Begitu pula sebaliknya, jika alpha negatif artinya kinerja reksa dana masih kalah dengan kinerja pasar. Sehingga, semakin tinggi nilai alpha positif semakin baik kinerja reksa dana tersebut. Perhitungan kinerja berdasarkan metode ini dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Perhitungan Rasio Jensen (Alpha) Reksa Dana Tahun 2009 Average Average Average Produk Ri Rf Beta Rm Alpha Batasa Equity Syariah 0, , , , ,00040 CIMB-P rincipal Islamic Equity Growth Syariah 0, , , , ,00002 Cipta Syariah Equity 0, , , , ,00018 Fortis Pesona Amanah 0, , , , ,00032 Mandiri Investa Atraktif Syariah 0, , , , ,00007 Mega Dana Saham Syariah 0, , , , ,00038 PNM Ekuitas Syariah 0, , , , ,00016 Si Dana Saham Syariah 0, , , , ,00058 Trim Syariah Saham 0, , , , ,00018 Sumber : data yang diolah 63

21 Alpha menggambarkan rata-rata peningkatan return portofolio per waktu yang berasal dari kemampuan manajer investasi dalm memprediksi harga sekuritas.. Metode Jensen mengukur nilai alpha reksa dana terhadap return pasarnya (JII), maka nilai Jensen untuk JII sama dengan nol. Hasil pengukuran alpha Jensen dari yang tertinggi hingga terendah dapat dilihat pada tabel 4.10 Tabel 4.10 Peringkat Kinerja Reksa Dana Tahun 2009 (Alpha Jensen) Peringkat Produk Alfa Jensen 1 Si Dana Saham Syariah 0, Batasa Equity Syariah 0, Fortis Pesona Amanah 0, Cipta Syariah Equity 0, PNM Ekuitas Syariah 0, CIMB-Principal Islamic Equity Growth Syariah -0, Mandiri Investa Atraktif Syariah -0, Trim Syariah Saham -0, Mega Dana Saham Syariah -0,00038 Sumber : data yang diolah Dari perhitungan tampak bahwa lima reksa dana menghasilkan alpha positif (outperformed) sedangkan empat reksa dana lainnya menghasilkan alpha negatif (underperformed). Empat reksa dana yang menghasilkan alpha negatif adalah CIMB- Principal Islamic Equity Growth, Mandiri Investa Atraktif Syariah, Trim Syariah Saham, dan Mega Dana Saham Syariah. Manajer investasi empat reksa dana ini masih kurang menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam pengelolaan portofolio untuk memberikan tingkat return yang lebih tinggi dari return pasarnya. 64

22 Si Dana Saham Syariah berada di peringkat pertama dengan nilai alpha positif sebesar 0,00058, artinya manajer investasinya telah menggunakan kemampuan yang lebih yang dimiliki dalam mengelola portofolionya dibandingkan manajer investasi lain. Sementara itu, alpha terendah dihasilkan oleh reksa dana Mega Dana Saham Syariah dengan alpha -0, IV.3 Peringkat Kinerja Reksa Dana Terbaik Setelah mengetahui besar return yang dihasilkan, tingkat risiko yang dimiliki, dan kinerja berdasarkan metode Sharpe,Treynor, dan Jensen masing-masing, maka reksa dana saham syariah terbaik pada periode ini sudah dapat ditentukan. Tabel 4.11 di bawah ini, merupakan ringkasan reksa dana yang menghasilkan return dan risiko terbesar. Tabel 4.12 menampilkan kinerja reksa dana yang baik berdasarkan risk adjusted return. Tabel 4.11 Reksa Dana dengan Return dan Risiko Terbesar Risiko Return Standar deviasi Beta Si Dana Saham Syariah Batasa Equity Syariah Batasa Equity Syariah Batasa Equity Syariah PNM Ekuitas Syariah Si Dana Saham Syariah Fortis Pesona Amanah Trim Syariah Saham Trim Syariah Saham Cipta Syariah Equity Si Dana Saham Syariah Cipta Syariah Equity PNM Ekuitas Syariah Cipta Syariah Equity CIMB-Principal Islamic Equity Growth Syariah 65

23 Tabel 4.12 Reksa Dana dengan Kinerja Terbaik berdasarkan Risk Adjusted Return Risk Adjusted Performace Sharpe Treynor Jensen Si Dana Saham Syariah Si Dana Saham Syariah Si Dana Saham Syariah Fortis Pesona Amanah Fortis Pesona Amanah Batasa Equity Syariah Batasa Equity Syariah Batasa Equity Syariah Fortis Pesona Amanah Cipta Syariah Equity Cipta Syariah Equity Cipta Syariah Equity PNM Ekuitas Syariah PNM Ekuitas Syariah PNM Ekuitas Syariah Dengan melihat ringkasan dari perhitungan kinerja, maka kinerja terbaik dihasilkan oleh Si Dana Saham Syariah. Si Dana Saham Syariah menghasilkan return tertinggi dibandingkan dengan reksa dana lainnya, yaitu sebesar 76,13% dan mengalami kenaikan NAB selama 2009 sebesar 103,08%. Reksa dana ini memiliki tingkat penyimpangannya yang masih lebih rendah dibandingkan tiga reksa dana lainnya, sebesar 0,02089 dan risiko beta masih lebih rendah dari Batasa Equity Syariah. Kemampuan manajer investasi dalam menyusun komposisi portofolio efek dan alokasi dana untuk meminimalkan return dengan tingkat risiko yang dimiliki merupakan penggerak dalam kinerja reksa dana ini. Lima komposisi portofolio efek terbesar yang membentuk Si Dana Saham Syariah terdiri dari: Telekomunikasi Indonesia (10,87%), Unilever Indonesia (10,48%), Indo Tambaraya Megah (10,12%), Astra Agro lestari (9,56%), Bumi Resources (9,22%). Net asset value pada awal 2009 tercatat sebesar Rp 3,03 triliun dan meningkat pada akhir 2009 menjadi Rp. 5,28 triliun. Si Dana Saham Syariah juga menempati peringkat pertama untuk rasio Sharpe,Treynor, dan Jensen. 66

24 Untuk Fortis Pesona Amanah, memiliki return yang masih cukup baik diantara reksa dana saham syariah lainnya namun risikonya tergolong kecil. Meskipun manajer investasi memilih untuk menyusun portofolio dengan saham-saham yang cukup sensitif dengan pergerakan pasar, namun risiko non-sistematis sudah dapat dikurangi melalui diversifikasi yang dilakukan dengan baik. Sehingga risiko yang lebih besar muncul hanya dari risiko sistematis. Reksa dana ini menempati peringkat kedua untuk rasio Sharpe,Treynor, dan peringkat ketiga untuk rasio Jensen. Batasa Equity Syariah yang menempati peringkat ketiga untuk rasio Sharpe,Treynor, dan peringkat kedua untuk rasio Jensen. Reksa dana ini memiliki risiko paling besar diantara seluruh reksa dana, baik risiko total maupun sistematis. Strategi diversifikasi masih perlu dievaluasi agar risiko total dapat lebih rendah. Alternatif lainnya, investor dapat memilih Cipta Syariah Equity dan PNM Ekuitas Syariah. Namun dari sisi kinerja secara keseluruhan, kedua reksa dana ini tidak lebih baik dari Si Dana Saham Syariah, Fortis Pesona Amanah, dan Batasa Equity Syariah. 67

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 67 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa dana Populasi penelitian yang dipilih oleh penulis adalah reksa dana jenis pendapatan tetap periode Januari 2008

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis membahas mengenai pengolahan data-data yang berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data tersebut akan menghasilkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari rentang waktu Januari 2013 sampai dengan Desember 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. dari rentang waktu Januari 2013 sampai dengan Desember 2015. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2017. Sedangkan tempat yang menjadi objek penelitian adalah situs resmi OJK

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang terdaftar dalam situs BAPEPAM dan IDX, perusahaan reksa dana ini menawarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sample Adapun kriteria yang digunakan dalam memilih sample adalah sebagai berikut: 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham 2. Reksa dana tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah pendapatan tetap yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan. Reksa dana yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe,

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe, BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Perhitungan Return Pengembalian Bebas Risiko Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen, digunakan suatu tingkat

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM SYARIAH PERIODE JANUARI 2009-DESEMBER 2009

ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM SYARIAH PERIODE JANUARI 2009-DESEMBER 2009 ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM SYARIAH PERIODE JANUARI 2009-DESEMBER 2009 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk mendapatkan gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund Makinta Growth Fund merupakan reksa dana yang dikelola oleh Makinta Securities. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran dan Evaluasi Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Keseluruhan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data historis, sehingga tidak ada suatu kepastian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perhitungan Dan Pembahasan 4.1.1 Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan Independent T-test return. Perhitungan tingkat pengembalian reksa dana

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. aktif diperdagangkan hingga penelitian ini dilakukan.

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. aktif diperdagangkan hingga penelitian ini dilakukan. BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam skripsi ini adalah reksa dana saham berbasis syariah yang aktif diperdagangkan hingga penelitian ini dilakukan. III.1.1

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JUDUL BAGIAN DALAM LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK

DAFTAR ISI JUDUL BAGIAN DALAM LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR ISI JUDUL BAGIAN DALAM LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR GAMBAR... xix DAFTAR LAMPIRAN... xx BAB

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4. HASIL dan ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Perhitungan Return Pengembalian Bebas Risiko Dalam pengukuran kinerja reksa dana pendapatan tetap dengan menggunakan metode Sharpe, metode Treynor, dan metode Jensen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal atau bursa efek merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market). Peran pasar modal sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu Negara.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi

METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi kelayakan investasi reksadana saham syariah dengan reksadana saham konvensional dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi pada pasar modal merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan dengan cepat. Investasi pada aktiva keuangan (financial assets)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya I. PENDAHULUAN I.1 latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2005 hingga 2007 mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya surplus neraca pembayaran serta membaiknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. ini menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar untuk bermacam instrumen keuangan jangka panjang. Peran pasar modal sangat besar dalam perekonomian karena pasar ini menjalankan dua fungsi,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan menggunakan tipe sampel yang berbasis pada kemungkinan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan Pendapatan Tetap Untuk menghitung tingkat pengembalian investasi Reksa dana. Dibutuhkan data berupa nilai

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN Fitaning Intan Pradani R. Rustam Hidayat Topowijono Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang lebih besar pada masa mendatang. Investasi merupakan penanaman dana yang bertujuan untuk mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya kegiatan investasi membuat pemerintah selalu bertekad untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting di bidang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Metode Penelitian Menurut Hilway(1956) penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan sesorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Pengertian Reksa Dana Syariah Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh berbeda, namun secara fundamental terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahunan rata-rata sebesar 5,6% (BPS 2015). Peningkatan pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. tahunan rata-rata sebesar 5,6% (BPS 2015). Peningkatan pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring pertumbuhan tingkat perekonomian Indonesia yang tinggi maka kesejahteraan masyarakat akan semakin meningkat. Berdasarkan data dari BPS pada tahun 2011 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 214,48%, begitu pula dengan Nilai Kapitalisasi BEI sebesar 274,16% (Kementrian Keuangan RI Bapepam-LK,2012).

BAB I PENDAHULUAN. 214,48%, begitu pula dengan Nilai Kapitalisasi BEI sebesar 274,16% (Kementrian Keuangan RI Bapepam-LK,2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dunia investasi khususnya investasi pada aset finansial mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dibuktikan oleh semakin variatifnya instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti yaitu bagaimanakah perbedaan kinerja

Lebih terperinci

BAB IV METODE RISET. penelitian adalah tahun 2006 s.d maka reksadana saham yang dijadikan

BAB IV METODE RISET. penelitian adalah tahun 2006 s.d maka reksadana saham yang dijadikan BAB IV METODE RISET 4.1. Objek Penelitian Dari berbagai jenis reksadana sebagaimana telah diuraikan pada Bab III, yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah reksadana saham. Karena periode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. kelas aset investasi

DAFTAR TABEL. kelas aset investasi DAFTAR ISI DAFTAR TABEL XVIII DAFTAR GAMBAR XX DAFTAR LAMPIRAN XXI DAFTAR PERSAMAAN XXI DAFTAR ISTILAH XXII 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 7 Manfaat Penelitian 7

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran investasi masyarakat Indonesia semakin meningkat dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran investasi masyarakat Indonesia semakin meningkat dari tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesadaran investasi masyarakat Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan kesadaran tersebut dapat dilihat pada beberapa indikator, antara lain:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara pihak yang memerlukan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pihak yang memerlukan dana menjual

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Teori 3.1.1. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, yang terbentuk pada bulan Desember 2004. Sebagai bagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia memerlukan dana investasi yang sangat besar agar mampu menciptakan kesempatan kerja baru dan meningkatkan tingkat pertumbuhan Produk Nasional

Lebih terperinci

REVIEW REKSADANA CAMPURAN TAHUN 2014

REVIEW REKSADANA CAMPURAN TAHUN 2014 REVIEW REKSADANA CAMPURAN TAHUN 2014 Edisi.1, Tahun 2015, Tanggal: 10 Februari 2015 Definisi Reksadana Campuran : Reksadana campuran adalah reksadana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas dan efek

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE SOFIKA AZIZIA SASANTI

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE SOFIKA AZIZIA SASANTI ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE 2008-2012 SOFIKA AZIZIA SASANTI DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada 21 Mei 2013 Bursa Efek Indonesia mengalami peristiwa penting dimana IHSG mencapai level 5.251,296 dimana level tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara ekonomi terkuat di dunia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara ekonomi terkuat di dunia menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai salah satu negara ekonomi terkuat di dunia menjadi tujuan lahan investasi yang diminati oleh masyarakat di dalam negeri maupun luar negeri.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana 29 III. METODE PENELITIAN 3.1 Teknik dan Pengambilan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Pendapatan Tetap yang terdaftar di Badan Pengawas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu alternatif bagi para pemodal untuk berinvestasi. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai peranan yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. institusi keuangan syariah yang saat ini sedang berkembang pesat adalah pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. institusi keuangan syariah yang saat ini sedang berkembang pesat adalah pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi syariah saat ini cukup dinamis. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya institusi atau lembaga-lembaga keuangan syariah yang bermunculan serta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN malang. Untuk mencari sampel dan populasi Reksadana Saham sebagai bahan penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Single Index Model Pada dasarnya Single Index Model menyederhanakan masalah portofolio dengan mengkaitkan hubungan antara setiap saham dalam portofolio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan para calon investor di Indonesia yang mayoritas beragama Islam untuk mendapatkan hasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meskipun sejak tahun 2008 perekonomian dunia sedang mengalami perlambatan dikarenakan krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat menarik bagi seorang investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan mengharapkan return

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk secara langsung menjelaskan hubungan sebab akibat (non causality

III. METODE PENELITIAN. untuk secara langsung menjelaskan hubungan sebab akibat (non causality 32 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis serta menganalisis dan tidak untuk secara langsung menjelaskan hubungan sebab akibat (non causality relationship),

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Pasar Modal Syariah Pasar modal syariah adalah pasar modal yang menerapkan prinsip prinsip syariah, yaitu larangan terhadap setiap transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada pasar modal merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan dengan cepat. Investasi pada aktiva keuangan (financial assets)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia investasi di Indonesia saat ini semakin pesat. Semakin banyak masyarakat yang tertarik dan masuk ke bursa untuk melakukan investasi. Hal ini membuktikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal dan sektor industri dari suatu negara. Seperti halnya

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal dan sektor industri dari suatu negara. Seperti halnya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perkembangan perekonomian secara keseluruhan dapat dilihat melalui perkembangan pasar modal dan sektor industri dari suatu negara. Seperti halnya pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Komposisi Investasi Komposisi Investasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Komposisi Investasi Komposisi Investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 PT. Trimegah Asset Management PT. Trimegah Asset Management merupakan anak perusahaan dari PT. Trimegah Securities Tbk, salah satu perusahaan sekuritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka hal yang perlu dilakukan oleh calon investor adalah menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. maka hal yang perlu dilakukan oleh calon investor adalah menilai kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penilaian kinerja suatu organisasi sangat perlu dilakukan untuk memperoleh informasi tentang bagus atau tidaknya kinerja suatu organisasi. Kinerja merupakan

Lebih terperinci

REVIEW REKSADANA SAHAM TAHUN 2014

REVIEW REKSADANA SAHAM TAHUN 2014 REVIEW REKSADANA SAHAM TAHUN 2014 Edisi No.2, Tahun 2015, Tanggal: 2 Maret 2015 Definisi Reksadana Campuran : Reksadana campuran adalah reksadana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas dan efek hutang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja reksadana saham, reksadana terproteksi, dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja reksadana saham, reksadana terproteksi, dan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja reksadana saham, reksadana terproteksi, dan reksadana pendapatan tetap menggunakan metode Indeks Sharpe,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil ini,

I. PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil ini, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam situasi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil ini, masyarakat dihadapkan pada berbagai pilihan mengenai cara menginvestasikan dana yang dimiliki agar dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Model dan Metode Analisis Model penelitian pada tesis ini adalah secara deskriftif yaitu dengan menampilkan diagram, tabel dan grafik, disertai dengan penjelasan.dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Investasi adalah hal yang dilakukan oleh masyarakat agar mendapatkan tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau kekayaaan yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin berkembang saat ini. Salah satu upaya menarik minat investor domestik di pasar modal dapat dilakukan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN REKSA DANA SYARIAH MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL SKRIPSI

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN REKSA DANA SYARIAH MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL SKRIPSI PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN REKSA DANA SYARIAH MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL SKRIPSI Oleh : Endik Hidayat 0712010043 / FE / EM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisikan latar belakang permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah serta sistematika penulisan dalam pembuatan laporan tugas akhir. 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin memudahkan para pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya terlebih bagi perusahaan yang telah go public. Dalam upaya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis penilaian kinerja saham-saham BUMN dan portofolio BUMN dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio Sharpe dan rasio Treynor untuk mengukur tingkat return-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial adalah kondisi ketika kita hidup berkecukupan, mempunyai pendapatan yang lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Reksa dana yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah reksa dana yang dikelola oleh PT. Manulife Aset Manajemen Indonesia. Dari 15 reksa dana yang dikelola

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA KONVENSIONAL DENGAN REKSA DANA SYARIAH DI INDONESIA. Jepryansyah Putra Syarief Fauzie Abstrack

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA KONVENSIONAL DENGAN REKSA DANA SYARIAH DI INDONESIA. Jepryansyah Putra Syarief Fauzie Abstrack ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA KONVENSIONAL DENGAN REKSA DANA SYARIAH DI INDONESIA Jepryansyah Putra Syarief Fauzie Abstrack This research aims to analyze how the performance between Conventional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investor dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang dimiliki untuk konsumsi saat ini atau di investasikan pada berbagai jenis pilihan instrumen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini,

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini, BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini, diukur dengan menggunakan rasio Sharpe yaitu diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian Indonesia, masyarakat dunia semakin menyadari kebutuhannya untuk berinvestasi. Hal ini

Lebih terperinci

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Portofolio Efisien PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Portofolio efisien diartikan sebagai

Lebih terperinci

COMPARATIVE ANALYSIS OF THE PERFORMANCE OF CONVENTIONAL EQUITY FUND AND SYARIAH EQUITY FUND USING SHARPE, TREYNOR, AND JENSEN METHOD IN 2014

COMPARATIVE ANALYSIS OF THE PERFORMANCE OF CONVENTIONAL EQUITY FUND AND SYARIAH EQUITY FUND USING SHARPE, TREYNOR, AND JENSEN METHOD IN 2014 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA SAHAM KONVENSIONAL DAN REKSA DANA SAHAM SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN PADA TAHUN 2014 COMPARATIVE ANALYSIS OF THE PERFORMANCE OF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana (investor). Investee akan menjual

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN METODE SHARPE DAN METODE TREYNOR (Studi Pada Reksa Dana Saham Periode Tahun )

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN METODE SHARPE DAN METODE TREYNOR (Studi Pada Reksa Dana Saham Periode Tahun ) DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 1 ISSN (Online): 2337-3792 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN METODE SHARPE

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Reksa Dana Saham Dengan Menggunakan Metode Sharpe Dan Jensen Untuk Periode

Analisis Kinerja Reksa Dana Saham Dengan Menggunakan Metode Sharpe Dan Jensen Untuk Periode Pujiarti, Dewi Ratna Analisis Kinerja Reksa Dana 97 Analisis Kinerja Reksa Dana Saham Dengan Menggunakan Metode Sharpe Dan Jensen Untuk Periode 2005 2009 Trisiwi Pujiarti Alumni Manajemen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi a. PT. Fortis Investment

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi a. PT. Fortis Investment BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi a. PT. Fortis Investment PT. Fortis Investments merupakan perusahaan manajemen investasi terkemuka di Indonesia yang telah mengelola portofolio investor sejak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin menurunnya tingkat suku bunga perbankan saat ini, tidak membuat banyak dana deposan yang disimpan di bank semakin hari semakin mengalami peningkatan. Dana

Lebih terperinci

JURNAL RISET AKUNTANSI & KEUANGAN

JURNAL RISET AKUNTANSI & KEUANGAN JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 4 (2), 2016, 1077-1086 Published every April, August and December JURNAL RISET AKUNTANSI & KEUANGAN ISSN:2541-061X (Online). ISSN:2338-1507(Print). http://ejournal.upi.edu/index.php/jrak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM

BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM 58 BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM A. Saham-saham yang membentuk portofolio optimal Portofolio optimal merupakan portofolio yang terdiri atas saham-saham yang memiliki kombinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir berkembang cukup dinamis. Kedinamisan tersebut salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir berkembang cukup dinamis. Kedinamisan tersebut salah satunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar Modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara tetangga, perekonomian Indonesia di tahun 2012 telah tumbuh sebesar

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara tetangga, perekonomian Indonesia di tahun 2012 telah tumbuh sebesar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan kekuatan ekonomi global di Asia. Dengan Produk Domestik Bruto (PDB) yang telah menembus angka US$ 1 trilyun

Lebih terperinci

karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis tertutup (close-ended). Kemudian setelah disahkan Undang Undang No. 8 tahun 1995 yang mengatur

karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis tertutup (close-ended). Kemudian setelah disahkan Undang Undang No. 8 tahun 1995 yang mengatur Perbandingan Kinerja Reksadana saham Konvensional dan Reksadana Syariah di Indonesia dengan Metode Sharpe, Treynor, Jensen, Rasio Informasi dan Roy Safety First Ratio Oleh : Siti Listiana T (11510032)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stabilitas dan kemajuan ekonomi merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh negara karena perkembangan ekonomi merupakan tonggak berhasil tidaknya pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN ABSTRAK

ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN ABSTRAK ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja dari beberapa reksa dana saham. Penulis melakukan penelitian pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia di masa yang akan datang dapat terjamin.

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia di masa yang akan datang dapat terjamin. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keinginan paling mendasar bagi manusia adalah keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya baik itu kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Untuk melakukan

Lebih terperinci

KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN KINERJA PASAR DENGAN METODE SHARPE DAN TREYNOR

KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN KINERJA PASAR DENGAN METODE SHARPE DAN TREYNOR ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN KINERJA PASAR DENGAN METODE SHARPE DAN TREYNOR SARI SYAHRIANI / 21208134 PEMBIMBING Dr. HARY W. ACHMAD ROMADHON CAECILIA WIDI PRATIWI, SE., MMSI PENDAHULUAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... IV DAFTAR GAMBAR... VI DAFTAR TABEL... VIII DAFTAR LAMPIRAN... X

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... IV DAFTAR GAMBAR... VI DAFTAR TABEL... VIII DAFTAR LAMPIRAN... X DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... IV DAFTAR GAMBAR... VI DAFTAR TABEL... VIII DAFTAR LAMPIRAN... X I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 5 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin berkembang saat ini. Salah satu upaya menarik minat investor domestik di pasar modal dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada hakikatnya memiliki tujuan untuk memperoleh suatu keuntungan tertentu. Tujuan mencari keuntungan merupakan hal yang membedakan kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana tertentu yang ditanamkan pada periode waktu tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan pembayaran di kemudian

Lebih terperinci

Bab I. Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan. jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi.

Bab I. Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan. jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi. Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi. Halim (2003:1) menyatakan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014

Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014 Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE RISK-ADJUSTED RETURN DI BURSA EFEK INDONESIAPERIODE TAHUN 2011-2013 Datu Pinastiko Adi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan

I. PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Masalah Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan alternatif kepada masyarakat untuk berinvestasi. Investasi sendiri sebenarnya terdiri

Lebih terperinci