BAB IV METODE PENELITIAN
|
|
- Siska Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan menggunakan tipe sampel yang berbasis pada kemungkinan teori matematis/non probability sampling (Neuman, 2000:195) Variabel Penelitian Variabel-variabel penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari: Return Reksa Dana Saham, Return Benchmark, Risk Free, Metode Sharpe, Metode Treynor, Metode Jensen, metode M² dan Metode Information Ratio. Masing-masing variabel penelitian secara operasional dapat didefinisikan sebagai berikut: 1) Return Reksa Dana Return reksa dana saham adalah suatu ukuran kemampuan kerja atau prestasi yang dicapai oleh Manajer Investasi yang diperhitungkan dari NAB per unit yang merupakan data pengamatan. 2) Return Benchmark Return benchmark merupakan suatu kumpulan kemampuan kerja atau prestasi yang dicapai oleh pembandingnya (benchmark) yang diperlihatkan dari 33
2 34 return pasar (market performance) sesuai dengan jenis reksa dana yang diamati yakni Return IHSG. Return IHSG adalah benchmark reksadana saham yang merupakan nilai return pasar saham sub periode tertentu yang diperoleh dari nilai tukar Indeks Harga Saham Gabungan akhir bulan dikurangi dengan nilai akhir bulan sebelumnya Indeks Harga Saham Gabungan kemudian hasilnya dibagi dengan nilai akhir bulan sebelumnya Indeks Harga Saham Gabungan. 3) Risk Free Risk Free (investasi tanpa risiko) diasumsikan merupakan tingkat suku bunga rata-rata dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 4) Metode Sharpe (RVAR) RVAR yaitu Risk Adjusted Measures of Portfolio Performance oleh Sharpe, diukur dengan rasio excess portfolio return terhadap standard deviasinya. Metode Sharpe mengukur risk premium yang dihasilkan setiap unit risiko yang diambil. Dalam hal portofolio reksadana, maka risk premium yang dimaksud adalah selisih antara rata-rata imbal hasil (average return) reksadana dengan ratarata tingkat pengembalian aset bebas risiko. Semakin tinggi nilai indeks Sharpe maka semakin baik kinerja reksadana. Pengukuran indeks Sharpe merupakan pengukuran portofolio sepanjang periode waktu yang telah ditentukan. Perhitungan indeks Sharpe menggunakan standar deviasi sebagai tingkat risiko suatu reksadana. Indeks ini merupakan metode pengukuran yang sesuai untuk penilaian kinerja portofolio secara keseluruhan, khususnya bila satu portofolio dibandingkan dengan portofolio lain
3 35 atas suatu nilai indeks pasar. Penggunaan indeks Sharpe lebih tepat digunakan dalam mengevaluasi well-diversified portfolio karena indeks ini menggunakan total risiko sebagai salah satu komponen perhitungan. Metode Sharpe tepat digunakan jika investor meletakkan sebagian besar atau seluruh asetnya dalam satu keranjang portofolio. Hal ini disebabkan karena Sharpe Ratio juga menghitung total pengembalian dari portofolio terhadap total risikonya, 5) Metode Treynor RVOL yaitu Risk Adjusted Measures of Portfolio Performance oleh Treynor, diukur dengan rasio excess portfolio return terhadap beta atau risiko sistematiknya. Beta menunjukkan volatilitas atau kepekaan return portofolio terhadap return pasar. Asumsi yang digunakan dalam Treynor Index adalah bahwa portofolio telah terdiversifikasi dengan baik, sehingga non systematic risk diabaikan pada pengukuran kinerja. Indeks ini cocok digunakan jika portofolio hanya sebagian kecil dari total aset yang dimiliki investor. 6) Metode Jensen Alpha (α) yaitu Risk Adjusted Measures of Portfolio Performance oleh Jensen, diukur dengan selisih return portfolio dengan risk-free dikurangi beta dikali selisih tingkat pengembalian benchmark dengan tingkat pengembalian riskfree. Metode ini digunakan sebagai pelengkap Rasio Sharpe dan Rasio Treynor, di mana alpha dari indeks diperiksa sebagai pembanding dari tolak ukur pasar. Pada dasarnya alpha mengukur kemampuan aktif manajemen dalam meningkatkan pengembalian yang sejalan dengan risiko pasar. Nilai alpha yang
4 36 bertanda positif mengisyaratkan bahwa indeks terdiri atas saham-saham yang outperforming. Sedangkan nilai alpha yang bertanda negatif mengindikasikan bahwa indeks terdiri dari saham yang underperforming. 7) Metode M² Metode ini dikenal juga dengan nama M-squared atau M². Metode ini tepat digunakan jika investor meletakkan seluruh dananya dalam 1 portfolio. M- squared mengidentifikasi portofolio yang dikombinasikan dengan R yang memiliki risk adjusted return tertinggi pada tingkat risiko apapun. Output indeks ini tersaji dalam bentuk persentase yang lebih mudah dipahami. 8) Metode Information Ratio Metode Information Ratio yaitu Risk Adjusted Measures of Portfolio Performance yang merupakan rasio antara alpha dan risiko unik portofolio atau risiko non-sistematik portofolio yang disebut tracking error dari industri. Berikut ini dalam tabel 4.1 akan disajikan variabel penelitian, definisi operasional dan pengukuran variabel secara ringkas. Tabel 4.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel No Variabel Definisi Operasional Pengukuran 1) Return Reksa Dana Saham Selisih return reksadana akhir bulan (NAB ) dan return reksadana akhir bulan sebelumnya (NAB ) dibagi dengan return reksadana akhir bulan sebelumnya (NAB ) K = NAB NAB NAB
5 37 2) Return Benchmark / Return IHSG Perbedaan (selisih) antara return IHSG akhir bulan (IHSG ) dan return IHSG akhir bulan sebelumnya(ihsg ) dibagi dengan return IHSG akhir bulan sebelumnya (IHSG ) K = IHSG IHSG IHSG 3) Risk Free Investasi tanpa risiko diasumsikan merupakan tingkat suku bunga rata-rata dari Sertifikat Bank Indonesia 4) Metode Sharpe (RVAR) 5) Metode Treynor (RVOL) 6) Metode Jensen Risk Adjusted Measures of Portfolio Performance oleh Sharpe, diukur dengan rasio excess portfolio return (R R ) terhadap standard deviasinya(σ ) RVOL yaitu Risk Adjusted Measures of Portfolio Performance oleh Treynor, diukur dengan rasio excess portfolio (R R )return terhadap beta atau risiko sistematiknya (β ). Risk Adjusted Measures of Portfolio Performance oleh Jensen, diukur dengan selisih return portfolio dengan risk-free (R R )dikurangi beta dikali selisih tingkat pengembalian benchmark dengan tingkat pengembalian risk-free (β(r R )) 7) Metode M Risk Adjusted Measures of Portfolio Performance oleh Franco Modigliani, diukur dengan risk free ditambah hasil kali dari RVAR R = R + R + R n RVAR = R R σ RVOL = R R β α = (R R ) (β (R R )) M = R + R R σ σ
6 38 dengan standart deviasi benchmark. 8) Metode Information Ratio Rasio antara alpha dan risiko unik portofolio atau risiko non-sistematik portofolio yang disebut tracking error dari industri. IR diperoleh dari menghitung return reksadana dikurang dengan return benchmark. Kemudian dibagi dengan perbedaan standar deviasi dari return Sumber: data diolah (2015) IR = R R σ 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah semua reksadana yang telah memiliki ijin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan terdaftar di BEI pada Januari 2011 sampai Desember 2014, yakni sejumlah 1162 reksadana. Penelitian ini menggunakan non probability sampling dengan purposive sampling-judgement sampling. Non probability sampling adalah pengambilan sampel dimana menetapkan ukuran sampel dari populasi yang tidak diketahui jumlahnya dengan pasti (Neuman, 2000). Cooper (2011: ) menjelaskan bahwa terdapat beberapa metode pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling, antara lain; sampel mudah (convenience samples), sampel bertujuan (purposive sampling), dan bola salju (snowball sampling). Kemudian sampel bertujuan (purposive sampling) dibagi menjadi 2 bagian, yaitu pengambilan sampel keputusan (judgement sampling) dan sampel kuota (quota sampling). Sehingga, pengambilan sampel keputusan (judgement sampling) yaitu pengambilan sampel
7 39 yang dilakukan dengan mengambil sampel melalui kriteria pertimbangan tertentu. Maka sampel penelitian ini adalah seluruh produk reksadana yang aktif dijual pada tahun dengan kriteria: 1) Reksadana bersifat terbuka dan berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) 2) Reksadana merupakan jenis reksadana konvensional. 3) Jenis reksadana: reksadana saham dengan mata uang Rupiah. 4) Reksadana yang aktif dan telah memiliki ijin dari Badan Pengawas Pasar Modal dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari awal tahun 2011 hingga Desember ) Reksadana yang dikelola oleh manajer investasi dengan dana kelolaan diatas 20 triliun rupiah (RDS berkapitalisasi besar) pada akhir Dana kelolaan yang besar menjadi salah satu indikator dalam menunjukan soliditas suatu reksadana dalam menghadapi penarikan dalam jumlah besar serta menunjukkan kepercayaan investor terhadap produk reksadana tersebut. (Hendrayana, 2013) Berikut akan dijelaskan tahapan diperolehnya sampel penelitian: 1) Pada kriteria pertama, terdapat 996 reksadana yang bersifat terbuka dan berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) 2) Pada kriteria kedua, ada 527 reksadana yang merupakan jenis reksadana konvensional. 3) Pada kriteria ketiga terdapat 154 reksadana saham.
8 40 4) Pada kriteria keempat, Reksadana yang dikelola oleh manajer investasi dengan dana kelolaan diatas 20 triliun rupiah pada akhir 2014 yakni reksadana yang dikelola oleh PT BNP Paribas Investment Partners, PT Schroder Investment Management Indonesia, dan PT Mandiri Manajemen Investasi yang terdiri dari 25 Reksadana Saham. 5) Pada Kriteria kelima, reksadana yang aktif dan telah memiliki ijin dari Badan Pengawas Pasar Modal dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari awal tahun 2011 hingga Desember 2014 terdiri dari 12 reksadana saham Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data yang dikumpulkan sesuai dengan periode penelitian, yaitu sejak Januari 2011 hingga Desember Data yang dikumpulkan mencakup: 1) Nilai Aktiva Bersih (NAB) NAB yang digunakan adalah NAB per unit penyertaan reksadana saham yang menjadi objek penelitian. Data NAB diperoleh melalui akses situs dan pusat data Kontan Online. 2) Sertifikat Bank Indonesia (SBI) SBI adalah surat berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek. Data SBI diperoleh melalu akses situs Bank Indonesia ( SBI digunakan sebagai benchmark tingkat pengembalian bebas resiko karena tingkat pengembaliannya sudah dipastikan di awal investasi dengan tidak ada
9 41 kemungkinan gagal bayar karena diselenggarakan dan dijamin oleh bank sentral Indonesia yakni BI. Apabila reksadana memiliki rata-rata return yang lebih tinggi dibandingkan dengan risk free rate dan bernilai positif, maka reksa dana tersebut memiliki kinerja lebih baik (Topowijono, 2012). 3) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indeks Harga Saham Gabungan merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). IHSG digunakan untuk melihat perubahan harga saham secara keseluruhan di pasar Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan jenis data yang diperlukan yaitu data sekunder dan teknik sampling yang digunakan, maka metode pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi. Data diperoleh dengan cara mencatat data yang tercantum pada OJK yaitu dan pusat Data Kontan Online. Selain itu, data juga diperoleh melalui media internet. Untuk data Nilai Aktiva Bersih (NAB) bulanan periode pengamatan , mencatat data Indeks Harga Saham Gabungan Bulanan dari sumber periode pengamatan , data IGBX berasal dari situs yahoo finance. Data yang diperoleh kemudian diolah kembali dan dihitung secara tahunan, untuk melihat kinerja reksadana yang secara konsisten outperform setiap tahunnya (Merdekawati, 2015).
10 Teknik Analisis Data Untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini, maka metode analisis dilakukan melalui beberapa tahap yakni menyeleksi reksadana saham berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Menganalisis perbedaan return reksadana saham dengan return Benchmark-nya (IHSG) dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Mencari return masing-masing reksadana perbulan. Return reksadana dihitung dengan rumus: K = Return Reksa Dana NAB = NAB per unit akhir bulan K = NAB NAB NAB NAB = NAB per unit akhir bulan sebelumnya (2) Mencari rata-rata return reksadana perbulan dari masing-masing reksadana. Rata-rata return reksadana perbulan dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel melalui fungsi average dari masing-masing reksadana. (3) Mencari return benchmark dari masing-masing reksadana per bulan. Return IHSG yang merupakan benchmark reksadana saham dihitung dengan rumus: K = IHSG IHSG IHSG K = Return IHSG
11 43 IHSG = Return IHSG akhir bulan IHSG = Return IHSG akhir bulan sebelumnya (4) Mencari rata-rata return benchmark dari masing-masing reksadana per bulan. Rata-rata return benchmark per bulan dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel melalui fungsi average dari masing-masing reksadana. (5) Mencari return risk free SBI menggunakan rumus: R = Return investasi bebas risiko R = R + R + R n R, R, R = Suku bunga SBI periode t n= jumlah periode pengamatan (6) Mencari kinerja masing-masing reksadana dan benchmark dengan metode Treynor menggunakan rumus: RVOL = R R β RVOL= nilai rasio Treynor R = rata-rata tingkat pengembalian portfolio R = rata-rata risk free rate R R = excess return portfolio terhadap risk free rate β =beta atau risiko sistematik suatu portfolio
12 44 Treynor (1965) merupakan yang pertama kali mengembangkan pengukuran kinerja portofolio yang melibatkan resiko. Treynor membagi komponen resiko menjadi dua bagian yaitu: (1) risiko yang berasal dari fluktuasi pasar secara umum (systematic risk) dan (2) risiko yang berasal dari fluktuasi yang berada pada portofolio tersebut (unsystematic risk). untuk melihat risiko yang terkait dengan pasar diukur dengan beta atau portofolio relatif volatility of market yaitu slope antara kenaikan return portofolio dengan kenaikan return pasar. Makin besar nilai beta portofolio, return portofolio makin sensitif terhadap perubahan return pasar sehingga memiliki resiko yang relatif lebih tinggi. Pengukuran Treynor hanya melihat resiko yang ada di pasar saja (systematic risk). (7) Mencari kinerja masing-masing reksadana dan benchmark dengan metode Sharpe. Sharpe s measure (1966) hampir serupa dengan Treynor namun Sharpe mengukur resiko portofolio secara total (systematic dan unsystematic risk) yaitu standar deviasi return portofolio daripada hanya risiko pasar (beta). Investor yang rasional dan risk averse akan menyukai nilai RVAR yang relatif tinggi. Karena numerator (pembilang dalam persamaan ini adalah nilai risk premium dan denumerator-nya (penyebut) adalah tingkat risiko total portofolio (standar deviasi) maka persamaan tersebut merupakan risk premium return per unit total risiko. Jika nilai ini lebih besar dari nilai pasar dengan perhitungan yang sama, maka portofolio tersebut memiliki kinerja yang lebih baik dari pasar.
13 45 Untuk menghitung kinerja reksadana dan benchmark dengan metode Sharpe menggunakan rumus: RVAR = R R σ RVAR= nilai rasio Sharpe R = rata-rata tingkat pengembalian portfolio R = rata-rata risk free rate R R = excess return portfolio terhadap risk free rate σ = total risiko atau standart deviasi portfolio (8) Mencari kinerja masing-masing reksadana dan benchmark dengan metode Jensen. Jensen (1968) melihat kinerja suatu portofolio dilihat dari nilai α (alpha) atau intercept hasil regresi expected return portofolio dengan expected return yang dihasilkan dari persamaan CAPM. Nilai alpha menjelaskan berapa besar expected return portofolio terkait dengan kemampuan investor dalam menghasilkan risk adjusted return diatas rata-rata. Makin besar nilai positif alpha mengindikasikan kemampuan investor dalam memperkirakan return (predicting return). Nilai alpha diperoleh dengan melakukan regresi antara return yang dihasilkan portofolio dengan return yang dihasilkan dari persamaan CAPM. Persamaan CAPM adalah sebagai berikut: E(r) = r + β (r r )
14 46 Untuk menghitung kinerja reksadana dan benchmark dengan metode Jensen menggunakan rumus: α = (R R ) (β (R R )) α= nilai rasio Jensen R = rata-rata tingkat pengembalian portfolio R = rata-rata risk free rate R R = excess return portfolio terhadap risk free rate β =beta atau risiko sistematik suatu portofolio Beta merupakan pengukur volatilitas atau risiko sistematik dari sebuah sekuritas atau portofolio dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan. Secara definisi, pasar mempunyai beta 1,0. Sekuritas individual dan nilai portofolio diukur sesuai dengan bagaimana mereka terdeviasi dari pasar. Beta 1,0 mengidentifikasikan bahwa harga investasi akan bergerak mengikuti pasar. Beta <1,0 mengindikasikan bahwa volatilitas investasi akan lebih rendah dari pasar. Berkaitan dengan itu, beta >1,0 mengindikasikan bahwa volatilitas harga investasi akan lebih besar dibanding pasar. (9) Mencari kinerja masing-masing reksadana dan benchmark dengan metode M Untuk menghitung kinerja reksadana dan benchmark dengan metode M menggunakan rumus: M = R + R R σ σ
15 47 M = nilai rasio M R = rata-rata tingkat pengembalian portfolio R = rata-rata risk free rate σ = standart deviasi pasar σ = standart deviasi portfolio (10) Mencari kinerja masing-masing reksadana dan benchmark dengan metode Information Ratio atau dikenal sebagai Appraisal Ratio. Metode ini digunakan untuk melihat kemampuan investor dalam memanfaatkan kemampuan dan informasi yang dimiliki untuk menciptakan return portofolio yang berbeda dari benchmark-nya. Untuk menghitung kinerja reksadana dan benchmark dengan metode IR menggunakan rumus: IR= nilai information ratio IR = R R σ R = rata-rata tingkat pengembalian portfolio R = return benchmark = α α σ = perbedaan standar deviasi dari return α = alpha portofolio α = risiko unik portofolio
16 48 Nilai alpha dan risiko unik portofolio (standard error of regression) didapat dari hasil regresi yang dilakukan pada perhitungan ukuran kinerja Jensen. Persamaan IR diatas dapat disetahunkan dengan persamaan sebagai berikut: Annualize IR = T IR Annualize IR = nilai Information Ratio yang disetahunkan T= jumlah periode dalam satu tahun (bulanan=12) Grinold dan Kahn (2000) menyatakan bahwa portofolio yang baik adalah portofolio yang memiliki IR diatas 0,5. (11) Mengurutkan peringkat pertama hingga terkahir dari nilai indeks Treynor, Sharpe, Jensen, M, dan Information ratio untuk mendapatkan reksadana yang optimal dari reksadana saham yang menjadi objek penelitian. Pemeringkatan dilakukan untuk melihat reksadana yang mampu secara konsisten outperform terhadap benchmarknya (Merdekawati, 2015). (12) Perbedaan return reksa dana dengan return Benchmark dapat diperoleh dengan cara: Perhitungan return reksadana diperoleh dari nilai akhir NAB per unit dikurangi dengan nilai akhir bulan sebelumnya NAB per unit, kemudian hasilnya dibagi dengan nilai akhir bulan sebelumnya NAB per unit dari masing-masing reksadana. Sedangkan perhitungan return benchmark (pasar) dapat diperoleh dari nilai akhir return pasar dikurangi nilai akhir bulan sebelumnya return pasar, kemudian hasilnya dibagi dengan nilai
17 49 akhir bulan sebelumnya return pasar. Kemudian membandingkan keduanya. Apabila return reksadana lebih kecil dari return benchmark, maka dapat dikatakan reksadana mempunyai keuntungan lebih kecil dari pasar, demikian pula sebaliknya apabila return reksadana lebih besar dibandingkan dengan return pasar, maka reksadana lebih menguntungkan daripada pasar.
BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah
30 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah pendapatan tetap yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan. Reksa dana yang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana
29 III. METODE PENELITIAN 3.1 Teknik dan Pengambilan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Pendapatan Tetap yang terdaftar di Badan Pengawas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sample Adapun kriteria yang digunakan dalam memilih sample adalah sebagai berikut: 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham 2. Reksa dana tersebut
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi
III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi kelayakan investasi reksadana saham syariah dengan reksadana saham konvensional dimana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meskipun sejak tahun 2008 perekonomian dunia sedang mengalami perlambatan dikarenakan krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan
Lebih terperincikarena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis tertutup (close-ended). Kemudian setelah disahkan Undang Undang No. 8 tahun 1995 yang mengatur
Perbandingan Kinerja Reksadana saham Konvensional dan Reksadana Syariah di Indonesia dengan Metode Sharpe, Treynor, Jensen, Rasio Informasi dan Roy Safety First Ratio Oleh : Siti Listiana T (11510032)
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis membahas mengenai pengolahan data-data yang berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data tersebut akan menghasilkan hasil
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat explanatory research terhadap sampel yang telah ditentukan
40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat explanatory research terhadap sampel yang telah ditentukan dalam penelitian selama bulan Januari 2011 sampai Desember 2013, mengenai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN malang. Untuk mencari sampel dan populasi Reksadana Saham sebagai bahan penelitian,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dari rentang waktu Januari 2013 sampai dengan Desember 2015.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2017. Sedangkan tempat yang menjadi objek penelitian adalah situs resmi OJK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Reksa dana yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah reksa dana yang dikelola oleh PT. Manulife Aset Manajemen Indonesia. Dari 15 reksa dana yang dikelola
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti yaitu bagaimanakah perbedaan kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia memerlukan dana investasi yang sangat besar agar mampu menciptakan kesempatan kerja baru dan meningkatkan tingkat pertumbuhan Produk Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu alternatif bagi para pemodal untuk berinvestasi. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai peranan yang penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa
37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah suatu entitas yang akan diteliti, dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa dana
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... IV DAFTAR GAMBAR... VI DAFTAR TABEL... VIII DAFTAR LAMPIRAN... X
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... IV DAFTAR GAMBAR... VI DAFTAR TABEL... VIII DAFTAR LAMPIRAN... X I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 5 1.3. Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciDAFTAR TABEL. kelas aset investasi
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL XVIII DAFTAR GAMBAR XX DAFTAR LAMPIRAN XXI DAFTAR PERSAMAAN XXI DAFTAR ISTILAH XXII 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 7 Manfaat Penelitian 7
Lebih terperinciProsiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Ferikawita Magdalena Sembiring
Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 ANALISIS PERFORMANCE DAN SYSTEMATIC RISK PORTOFOLIO INDEKS LQ-45 BERDASARKAN JENSEN MODEL Ferikawita Magdalena Sembiring Jurusan Manajemen,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana tertentu yang ditanamkan pada periode waktu tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan pembayaran di kemudian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. untuk secara langsung menjelaskan hubungan sebab akibat (non causality
32 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis serta menganalisis dan tidak untuk secara langsung menjelaskan hubungan sebab akibat (non causality relationship),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial adalah kondisi ketika kita hidup berkecukupan, mempunyai pendapatan yang lebih
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran dan Evaluasi Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Keseluruhan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data historis, sehingga tidak ada suatu kepastian
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat
BAB IV PEMBAHAS AN IV.1 Analisis Kinerja Portofolio Melihat kinerja portofolio perlu dilakukan sebelum melakukan keputusan investasi. Dengan membandingkan kinerja antar reksa dana, maka investor mendapatkan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe,
BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Perhitungan Return Pengembalian Bebas Risiko Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen, digunakan suatu tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nilai investasi yang diserahkan oleh investor sedangkan risiko adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam teori investasi dikatakan bahwa setiap sekuritas akan menghasilkan return dan risiko. Return merupakan tingkat pengembalian dari nilai investasi yang diserahkan
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN
EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN Fitaning Intan Pradani R. Rustam Hidayat Topowijono Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Investasi Teori investasi menjelaskan bahwa keputusan investasi selalu menyangkut dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
67 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa dana Populasi penelitian yang dipilih oleh penulis adalah reksa dana jenis pendapatan tetap periode Januari 2008
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada pasar modal merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan dengan cepat. Investasi pada aktiva keuangan (financial assets)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, yang terbentuk pada bulan Desember 2004. Sebagai bagian dari
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang
15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang lebih besar pada masa mendatang. Investasi merupakan penanaman dana yang bertujuan untuk mendapat
Lebih terperinciBAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Teori 3.1.1. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau
Lebih terperinciANALISIS KINERJA INVESTASI DALAM REKSADANA SAHAM (EQUITY FUNDS) DENGAN METODE SHARPE DAN TREYNOR
ANALISIS KINERJA INVESTASI DALAM REKSADANA SAHAM (EQUITY FUNDS) DENGAN METODE SHARPE DAN TREYNOR Cana Paranita Moch. Dzulkirom, AR. Raden Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisikan latar belakang permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah serta sistematika penulisan dalam pembuatan laporan tugas akhir. 1.1 Latar
Lebih terperinciTEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO. MATERI 15 dan 16.
TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 15 dan 16 KERANGKA PIKIR UNTUK EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO Evaluasi Kinerja portofolio akan terkait dua isu utama : 1. Mengevaluasi apakah return portofolio yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesadaran investasi masyarakat Indonesia semakin meningkat dari tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesadaran investasi masyarakat Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan kesadaran tersebut dapat dilihat pada beberapa indikator, antara lain:
Lebih terperinciPORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL
Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Portofolio Efisien PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Portofolio efisien diartikan sebagai
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Mengacu pada pendapat Supranto (2009) penelitian yang dalam pengumpulan data dan pengungkapan hasilnya menggunakan angka, maka penelitian tersebut dinamakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Reksadana Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) disebutkan bahwa Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana masyarakat
Lebih terperinciBAB IV METODE RISET. penelitian adalah tahun 2006 s.d maka reksadana saham yang dijadikan
BAB IV METODE RISET 4.1. Objek Penelitian Dari berbagai jenis reksadana sebagaimana telah diuraikan pada Bab III, yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah reksadana saham. Karena periode penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund Makinta Growth Fund merupakan reksa dana yang dikelola oleh Makinta Securities. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi. Mereka berharap dengan melakukan investasi dapat memperoleh keuntungan di waktu mendatang. Sesuai
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA PORTFOLIO
MATERI 14 EVALUASI KINERJA PORTFOLIO Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/27 Bab ini membahas tahapan penting dalam proses investasi, yaitu tahap evaluasi kinerja portofolio. Dalam tahap ini
Lebih terperinciANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN ABSTRAK
ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja dari beberapa reksa dana saham. Penulis melakukan penelitian pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada 21 Mei 2013 Bursa Efek Indonesia mengalami peristiwa penting dimana IHSG mencapai level 5.251,296 dimana level tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah
Lebih terperinciANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE SHARPE, JENSEN, TREYNOR, M² DAN INFORMATION RATIO DI BURSA EFEK INDONESIA
Analisis Pengukuran Kinerja...(Nita Nurjanah) 604 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE SHARPE, JENSEN, TREYNOR, M² DAN INFORMATION RATIO DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh : Nita Nurjanah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dalam pemecahan masalah penelitian dan perumusan hipotesis.
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Tinjauan teoretis menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan pokok masalah yang akan dibahas di dalam penelitian ini. Tinjauan teoretis
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. reksa dana saham sampel periode Januari 2013 Desember 2015
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja masing-masing reksa dana saham sampel periode Januari 2013 Desember 2015 berdasarkan Risk-Adjusted Return dengan metode Indeks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Single Index Model Pada dasarnya Single Index Model menyederhanakan masalah portofolio dengan mengkaitkan hubungan antara setiap saham dalam portofolio
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang terdaftar dalam situs BAPEPAM dan IDX, perusahaan reksa dana ini menawarkan
Lebih terperinciREVIEW REKSADANA SAHAM TAHUN 2014
REVIEW REKSADANA SAHAM TAHUN 2014 Edisi No.2, Tahun 2015, Tanggal: 2 Maret 2015 Definisi Reksadana Campuran : Reksadana campuran adalah reksadana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas dan efek hutang
Lebih terperinciANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE SOFIKA AZIZIA SASANTI
ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE 2008-2012 SOFIKA AZIZIA SASANTI DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia investasi di Indonesia saat ini semakin pesat. Semakin banyak masyarakat yang tertarik dan masuk ke bursa untuk melakukan investasi. Hal ini membuktikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat menarik bagi seorang investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan mengharapkan return
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian/Design Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian lebih bersifat deskriptif analitis untuk menggambarkan sekuritas-sekuritas
Lebih terperinciMATERI 14 EVALUASI KINERJA PORTFOLIO. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.
MATERI 14 EVALUASI KINERJA PORTFOLIO Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/27 Bab ini membahas tahapan penting dalam proses investasi, yaitu tahap evaluasi kinerja portofolio. Dalam tahap ini
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perhitungan Dan Pembahasan 4.1.1 Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan Independent T-test return. Perhitungan tingkat pengembalian reksa dana
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA REKSADANA SAHAM INDONESIA PERIODE
Jurnal INTEKNA (Edisi Khusus), Tahun XIII, No. 3, Desember 2013 : 227-234 EVALUASI KINERJA REKSADANA SAHAM INDONESIA PERIODE 2007 2011 Phaureula Artha Wulandari (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Akuntansi
Lebih terperinciABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAKSI Dalam berinvestasi, investor memiliki berbagai pilihan, baik investasi di sektor riil, pasar uang ataupun pasar modal. Salah satu bentuk investasi di pasar modal adalah dengan membeli saham,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Model dan Metode Analisis Model penelitian pada tesis ini adalah secara deskriftif yaitu dengan menampilkan diagram, tabel dan grafik, disertai dengan penjelasan.dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Reksadana 2.1.1 Definisi Reksadana Undang-undang nomor 8 tahun 1995 pasal 1 ayat 27 tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa reksadana merupakan kumpulan dana dari masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskripsif adalah kegiatan pengumpulan data sekunder dan analisis data dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh keuntungan tertentu. Investasi memiliki 2 bentuk yaitu investasi pada real asset produktif seperti
Lebih terperinciBAB III KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB III KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Pustaka 3.1.1.Teori Portofolio Teori portofolio modern berkembang sejak ditemukan cara berinvestasi yang efisien dan optimal oleh Harry
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Metode Penelitian Menurut Hilway(1956) penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan sesorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap
Lebih terperinciDAFTAR ISI JUDUL BAGIAN DALAM LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK
DAFTAR ISI JUDUL BAGIAN DALAM LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR GAMBAR... xix DAFTAR LAMPIRAN... xx BAB
Lebih terperinciPADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN. NPM : Jurusan : Akuntansi
ANALISIS KINERJA REKSA DANA PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN Nama : Pricilia Meidy Sapulete NPM : 28211722 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE., MM. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi obyek penelitian, desain penelitian, variabel dan skala pengukuran, metode pengumpulan data, jenis data, dan metode
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh
BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Pengertian Reksa Dana Syariah Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh berbeda, namun secara fundamental terdapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Investasi adalah kegiatan penempatan uang atau dana dengan harapan untuk
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah kegiatan penempatan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh keuntungan tertentu atau dana tersebut dimasa yang akan datang. Saat ini banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan para calon investor di Indonesia yang mayoritas beragama Islam untuk mendapatkan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya kegiatan investasi membuat pemerintah selalu bertekad untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting di bidang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997 mengakibatkan kondisi perekonomian Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara ekonomi terkuat di dunia menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai salah satu negara ekonomi terkuat di dunia menjadi tujuan lahan investasi yang diminati oleh masyarakat di dalam negeri maupun luar negeri.
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan indeks yang
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian JII (Jakarta Islamic Indeks) pertama kali diluncurkan oleh BEI (pada saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta) bekerjasama dengan PT Danareksa Investment
Lebih terperinciABSTRAK Dalam beberapa tahun ini, perkembangan instrumen investasi di Indonesia cukup pesat terutama perkembangan instrumen investasi reksa dana. Reks
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat serta karunia-nya yang telah diberikan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini yang merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini sendiri merupakan jenis penelitian komparatif yakni
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini sendiri merupakan jenis penelitian komparatif yakni menjelaskan perbandingan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran. 3.2 Tempat dan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei terhadap objek penelitian. Cooper dan Schindler dalam Salamah (2011) menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dasar dari pengembangan perumusan Capital Assets Pricing Model (CAPM)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dasar dari pengembangan perumusan Capital Assets Pricing Model (CAPM) mula-mula adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Markowitz (1952). Secara sederhana,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya
I. PENDAHULUAN I.1 latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2005 hingga 2007 mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya surplus neraca pembayaran serta membaiknya
Lebih terperinciANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN
ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN Abdul Rofiq abdulrofiq.sulaiman@gmail.com Bambang Hadi Santoso Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya Abstract
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di pasar dengan cara membeli
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Hillway (1956) penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Untuk melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 214,48%, begitu pula dengan Nilai Kapitalisasi BEI sebesar 274,16% (Kementrian Keuangan RI Bapepam-LK,2012).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dunia investasi khususnya investasi pada aset finansial mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dibuktikan oleh semakin variatifnya instrumen
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM
58 BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM A. Saham-saham yang membentuk portofolio optimal Portofolio optimal merupakan portofolio yang terdiri atas saham-saham yang memiliki kombinasi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas teori dasar portofolio dan teori kinerja portofolio. Secara spesifik teori kinerja portofolio ini akan digunakan pada bab bab selanjutnya untuk mengevaluasi kinerja
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan Pendapatan Tetap Untuk menghitung tingkat pengembalian investasi Reksa dana. Dibutuhkan data berupa nilai
Lebih terperinciJurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014
Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE RISK-ADJUSTED RETURN DI BURSA EFEK INDONESIAPERIODE TAHUN 2011-2013 Datu Pinastiko Adi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel
57 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Data Dengan data historis yang telah tersedia pada instrumen investasi saham LQ 45 dan deposito dalam periode tahun 2013 sampai dengan 2015 kemudian dilakukan
Lebih terperinciSecurity Market Line & Capital Asset Pricing Model
Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Systematic Risk & Beta Security Market Line & Capital Asset Pricing Model Sebagaimana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) merupakan indeks saham yang mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI),
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Reksa dana Secara umum Reksa dana adalah wadah dan pola pengelolaan dana bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen
Lebih terperinciANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM INDEKS KOMPAS 100 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL
ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM INDEKS KOMPAS 100 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL Nama : Nuri Eka Wahyumiati NPM : 15212498 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Peni Sawitri,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis penilaian kinerja saham-saham BUMN dan portofolio BUMN dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio Sharpe dan rasio Treynor untuk mengukur tingkat return-nya
Lebih terperinci