BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
|
|
- Harjanti Sudjarwadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Lembaga Pendidikan Akademi Kepolisian (Lemdik Akpol) merupakan salah satu lembaga pendidikan kedinasan di bawah Lembaga Pendidikan Mabes Polri yang berkedudukan di Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah. Visi Lemdik Akpol adalah terwujudnya lembaga pendidikan pembentukan perwira Polri yang berkualitas, lahirnya akademisi dan praktisi sebagai kader pemimpin Polri masa depan sesuai strata kepangkatan dan struktur organisasi yang tergelar jujur, bersih, profesional, bermoral, modern dan dipercaya masyarakat. Misi Lemdik Akpol adalah (Buku Pedoman Evaluasi Pendidikan Output S1-STIK bagi Taruna Akpol, 2011: 2): (a) Menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, pelatihan dan pengasuhan yang berkualitas dalam rangka membentuk perwira pertama Polri yang berkemampuan sebagai first line supervisor yang cerdas secara spiritual, intelektual, emosional, sehat jasmani, tangguh, berjiwa pemimpin dan unggul berdasarkan jati diri Bhayangkara; (b) Meningkatkan mutu latihan kerja Taruna dalam rangka pengabdian masyarakat sesuai pelaksanaan 47
2 tugas pokok Polri; (c) Mengadakan penelitian dan pengembangan yang berhubungan dengan peningkatan belajar mengajar dan pelatihan Taruna; (d) Meningkatkan kuantitas dan kualitas 10 komponen pendidikan Akademi Kepolisian; (e) Menyelenggarakan manajemen sumber daya Akademi Kepolisian secara bersih, transparan dan akuntabel; (f) Menjalin kerjasama secara berkelanjutan dengan Akademi TNI, Perguruan Tinggi dan Lembaga Pendidikan Kepolisian di dalam negeri maupun luar negeri. Adapun tujuan pendidikan Lemdik Akpol adalah menciptakan lulusan Akademi Kepolisian untuk menjadi pimpinan Polri masa depan dengan kriteria sebagai berikut (Informasi Pendidikan Akademi Kepolisian, 2010): (a) Sebagai abdi negara dan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, arif, profesional, patuh hukum, bersikap/berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat; (b) Menjunjung tinggi kebenaran, keadilan dan kejujuran sesuai dengan etika profesi kepolisian; (c) Mahir dalam melaksanakan tugas-tugas Kepolisian secara proporsional; (d) Memiliki kemampuan melaksanakan tugas-tugas dan fungsi kepolisian di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat, serta penegak hukum; (e) Mampu memangku jabatan pada organisasi kepolisian di lini terdepan. Cikal bakal Akademi Kepolisian didirikan tanggal 17 Juni 1946 yaitu dengan berdirinya Sekolah Polisi Bagian Tinggi di Mertoyudan yang kemudian berkembang menjadi Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di Jakarta. Kemudian mulai tanggal 1 Oktober 1965 diresmikan dengan berdirinya Akademi Angkatan 48
3 Kepolisian (AAK) di Sukabumi dan selanjutnya menjadi tanggal kelahiran Akademi Kepolisian. Tanggal 16 Desember 1966 Akademi Angkatan Kepolisian (AAK) berubah menjadi AKABRI bagian Kepolisian. Pada tanggal 9 April 1999 nama AKABRI bagian Kepolisian berubah menjadi Akademi Kepolisian dan selanjutnya secara administrasi dipindahkan dari Markas Komando (Mako) Akademi TNI menjadi Akpol mandiri. Sejak tanggal 14 September 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Organisasi pada Tingkat Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia Akpol berada di bawah Kepala Lembaga Pendidikan Mabes Polri sehingga namanya berubah menjadi Lemdik Akpol. Setiap tahun Akademi Kepolisian menerima peserta didik berkisar antara orang dari sumber SMU (Sekolah Menengah Umum) sederajat dengan + 10% di antaranya adalah peseta didik perempuan (Taruni). Kebijakan jenis kelamin peserta didik dari tahun ke tahun tidak selalu sama. Jumlah peserta didik (Taruna) di Lemdik Akpol pada tahun 2011/2012 sebesar 1005 orang yang terdiri dari peserta didik laki-laki (Taruna 870 orang) dan perempuan (Taruni 135 orang). Untuk mendukung jalannya proses belajar mengajar di Lemdik Akpol jumlah keseluruhan Gadik 217 orang, termasuk di dalamnya Gadik Fungsi Teknis sebanyak 46 orang. 49
4 Tahun Akademik 2010/2011 Lemdik Akpol mengalami perubahan pada sistem pendidikannya, yang semula meluluskan akademi (D3) berubah menjadi Sarjana (S1) dengan waktu tempuh 4 tahun. Beban sistem kredit semester (SKS) yang harus ditempuh semula D3 sebesar 110 sks berubah menjadi 155 sks untuk S1. 1. Pedoman Evaluasi Hasil Pembelajaran di Lemdik Akpol Untuk mengukur penyelenggaraan proses pembelajaran, pelatihan dan pengasuhan terhadap kegiatan dan kemajuan belajar peserta didik di Lemdik Akpol menggunakan pedoman evaluasi, meliputi: tujuan evaluasi, fungsi evaluasi, sasaran evaluasi, waktu evaluasi, pendekatan evaluasi, komponen evaluasi dan rumusan evaluasi. a. Tujuan Evaluasi Untuk mengukur tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan didasarkan atas pencapaian kompetensi peserta didik pada mata kuliah, kelompok mata kuliah dan atau kompetensi lulusan Lemdik Akpol, yang mencakup aspek sikap perilaku, aspek pengetahuan dan ketrampilan serta aspek jasmani. Tujuan evaluasi pada tahap Pendidikan Dasar Bhayangkara yaitu untuk mendapatkan data tentang hasil pembentukan sikap perilaku calon peserta didik 50
5 yang berjiwa pancasila dan beretika Kepolisian, mendapatkan data tentang hasil pembentukan kemampuan kesamaptaan jasmani yang prima, mendapatkan data hasil pembentukan kemampuan di bidang pengetahuan dan keterampilan dasar profesi Kepolisian. Evaluasi pendidikan pada tahap Dikdas Bhara, prioritas penilaiannya secara berurutan pada aspek sikap perilaku, aspek kesamaptaan jasmani dan aspek kemampuan di bidang pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu: (1) evaluasi pada aspek sikap perilaku dan aspek jasmani merupakan prioritas utama; (2) kemudian bobot evaluasi untuk kesamaptaan jasmani lebih tinggi dibandingkan dengan aspek pengetahuan dan keterampilan dasar profesi Kepolisian. Tujuan evaluasi pendidikan pada tahap pembelajaran tingkat II, III dan IV dimaksudkan untuk mendapatkan data tentang keserasian perkembangan kemampuan/kualitas sikap perilaku peserta didik selama mengikuti pendidikan dalam rangka menunjang proses belajar mengajar dan berlatih di Lemdik Akpol, mendapatkan data tentang pencapaian tingkat kualifikasi pengembangan kemampuan peserta didik di bidang pengetahuan dan keterampilan selama mengikuti pendidikan, mendapatkan data tentang pencapaian tingkat kualifikasi kemampuan peserta didik di bidang kesamaptaan jasmani selama mengikuti pendidikan. 51
6 Dengan demikian, maka evaluasi pendidikan pada peserta didik tingkat II merupakan tahap pembentukan yang bersifat indoktriner, yang berisi upaya untuk memberikan landasan dasar tentang profesi Kepolisian dan pengantar mata kuliah keilmuan sebagai insan Bhayangkara, di samping masih dituntut untuk memiliki kesamaptaan yang prima. Oleh karena itu: (1) evaluasi pada aspek sikap perilaku masih tetap menjadi prioritas utama, (2) sedangkan evaluasi pada aspek pengetahuan dan keterampilan serta jasmani memiliki bobot yang sama. Untuk peserta didik tingkat III dan IV merupakan tahap pendewasaan sikap perilaku serta tahap pengembangan dan pemantapan berpikir serta pemeliharaan kemampuan jasmani. Oleh karena itu (1) evaluasi pendidikan ditekankan pada aspek pengetahuan dan keterampilan, (2) sedangkan bobot evaluasi pada aspek sikap perilaku tetap lebih tinggi dibandingkan aspek kesamaptaan jasmani. b. Fungsi Evaluasi Fungsi evaluasi digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi hasil belajar peserta didik sebagai dasar dalam menentukan kelulusan peserta didik sesuai mata kuliah yang sudah ditetapkan. Di samping itu juga untuk menentukan: bentuk perbaikan (remedial) baik dalam pembelajaran, pelatihan atau pengasuhan yang dapat dilakukan oleh Gadik; keberhasilan peserta didik dalam rangka kenaikan 52
7 tingkat dan kelulusan peserta didik, peringkat/ ranking dan kelulusan peserta didik; peserta didik yang berhak mendapatkan penghargaan; peserta didik yang berkewajiban untuk perbaikan (her); serta menentukan peserta didik turun tingkat/tinggal tingkat atau dikeluarkan dari pendidikan di Lemdik Akpol; dan sebagai pedoman bagi Gadik untuk meningkatkan motivasi atau kemauan belajar dan berlatih peserta didik, perbaikan penyelenggaraan proses pendidikan berikutnya (umpan balik/validasi). c. Sasaran Evaluasi Untuk mengukur hasil atau prestasi perkembangan ketiga potensi dasar meliputi sikap perilaku, pengetahuan dan keterampilan serta jasmani selama masa pendidikan dalam rangka penentuan kelulusan suatu mata kuliah atau kelompok mata kuliah, kenaikan tingkat dan pangkat, lulus pendidikan atau lulus perwira. d. Waktu Evaluasi Waktu yang dipergunakan dalam melaksanakan evaluasi adalah: (1) tahap Dikdas Bhara (tingkat 1), (2) tahap pembelajaran pada setiap semester tiap-tiap tingkat (tingkat II, III, dan IV), (3) kenaikan tingkat dan pangkat, (4) kelulusan akhir. 53
8 e. Sistem Pendekatan Evaluasi Sistem pendekatan evaluasi pendidikan yang digunakan di Lemdik Akpol meliputi dua pendekatan yaitu: (1) Pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau pendekatan mutlak, maka penilaian didasarkan pada kriteria atau patokan yang telah ditentukan sebelumnya, (2) Pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN) atau pendekatan relatif, maka penilaian dilakukan dengan cara membandingkan hasil belajar seseorang terhadap hasil belajar orang lain dalam kelompoknya. Pada dasarnya pedoman evaluasi di Lemdik Akpol mengutamakan penerapan PAP, sedangkan penerapan PAN sepenuhnya menjadi kewenangan Dewan Lemdik Akpol dengan tetap memperhatikan batas-batas yang wajar agar mutu hasil didik tetap terpelihara. f. Komponen Evaluasi Kegiatan evaluasi diarahkan terhadap komponen-komponen yang terurai pada aspek sikap perilaku, aspek pengetahuan keterampilan, serta aspek jasmani dan kesehatan. Mata kuliah fungsi teknis merupakan mata kuliah inti atau utama di Lemdik Akpol yang meliputi pembelajaran teori dan praktik sehingga sistem evaluasinya juga menggunakan evaluasi teori dan praktik. 54
9 Materi penilaian yang diajarkan dalam aspek pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perangkat kendali pendidikan (Katdaldik) Lemdik Akpol. Alat evaluasi yang digunakan dalam penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan di Lemdik Akpol meliputi: (1) Tes atau ujian tertulis, pelaksanaan ujian dilakukan pada tengah semester berjalan yang diselenggarakan oleh Lembaga dan atau ujian mandiri oleh pendidik pengampu berupa penugasan dan lain-lain, yang dilakukan oleh Lembaga pada akhir semester; ujian susulan yang dilakukan oleh Lembaga kepada peserta didik yang belum mengikuti ujian karena dinas berdasarkan perintah Gubernur Lemdik Akpol atau karena sakit (dinyatakan dengan surat keterangan dokter); ujian ulang yaitu ujian yang dilaksanakan lembaga karena adanya kesalahan atau kekeliruan di dalam pelaksanaan ujian; ujian remedial atau her adalah ujian yang dilaksanakan oleh Lembaga bagi peserta didik yang belum memenuhi persyaratan kenaikan tingkat atau kelulusan atau memperoleh nilai yang diharuskan untuk diperbaiki, (2) Praktik lapangan atau laboratorium, pelaksanaannya dengan melakukan pengamatan terhadap peserta didik tentang penguasaan materi, sikap atau tingkah laku dan keseriusan serta hasil kerja. Tahap pembelajaran di Lemdik Akpol untuk aspek pengetahuan keterampilan meliputi penilaian pengetahuan (NP), dan penilaian keterampilan (NK). 55
10 Jenis penilaian pengetahuan yang digunakan sumatif, guna mengukur keberhasilan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan dalam setiap mata pelajaran atau sub mata pelajaran yang ada dalam Rangka Pelajaran Pokok (RPP). Materi ujian meliputi pengetahuan (knowledge), terapan (aplikasi), dan uraian (analisis). Sedangkan soal ujian dapat berupa soal benar salah (true false), soal pilihan ganda (multiple choice), soal menjodohkan (matching), soal uraian terbuka (essay). Lama waktu yang digunakan untuk ujian mata kuliah 1 SKS dengan waktu ujian 60 menit, sedangkan mata kuliah 2 sampai dengan 3 sks atau lebih dengan waktu pelaksanaan ujian 90 menit. Skor penilaian dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini: TAHAP DAN TINGKAT Tabel 4.1 Skor Penilaian SKOR NILAI Soal Benar Salah, Pilihan Ganda dan Menjodohkan Soal Essay Tahap pembentukan yang bersifat indoktriner, yaitu memberikan landasan dasar tentang profesi Kepolisian dan pengantar mata kuliah keilmuan sebagai insan Bhayangkara, disamping dituntut juga memiliki kesamaptaan yang prima (tingkat II) Tahap pendewasaan sikap perilaku, pengembangan dan pemantapan berpikir serta pemeliharaan kemampuan jasmani (tingkat III dan tingkat IV) Sumber: Buku Pedoman Evaluasi Pendidikan Out Put S1-STIK Lemdik Akpol,
11 Untuk mata kuliah dan sub mata kuliah yang dalam RPP tidak dicantumkan adanya praktik, maka nilainya sama dengan nilai pengetahuan (NP). Nilai sumatif bergerak dari 0 sampai dengan 100. Penilaian ketrampilan dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik dalam mempraktikkan pengetahuan teori yang diterima dalam mata kuliah atau sub mata kuliah yang dalam RPP jelas dicantumkan adanya praktik, sedangkan yang dinilai adalah proses kegiatan dan hasilnya. Nilai keterampilan adalah nilai yang diberikan kepada peserta didik berdasarkan penilaian terhadap latihan maupun praktik atau penugasan yang diberikan para Gadik. Nilai bergerak dari 0 sampai dengan 100. Bobot Nilai Pengetahuan (NP) = 6 dan Nilai Keterampilan (NK) = 4. Sedangkan Nilai Intelek (NI) adalah penjumlahan antara Nilai Pengetahuan (NP) kali bobot dan Nilai Ketrampilan (NK) kali bobot dibagi jumlah bobot. g. Rumusan Evaluasi Penilaian aspek pengetahuan dan keterampilan pada tahap pembelajaran dengan membandingkan hasil belajar (melalui tes atau ujian) yang berwujud kemampuan intelektual terhadap tingkat penguasaan kemampuan minimal yang ditentukan sebagai batas kelulusan atau naik tingkat atau naik pangkat. 57
12 Nilai yang diberikan berdasarkan derajad klasifikasi penguasaan akademis dalam rentang adalah nampak pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Derajad Klasifikasi Akademis No Tingkat Penguasaan Kategori Bobot A ,99 B + 3, ,99 B 3, ,99 C + 2, ,99 C 2,4 6 52,50-59,99 D ,49 D ,99 E 0 Sumber: Buku Pedoman Evaluasi Pendidikan Out Put S1-STIK Lemdik Akpol, 2011 Rumusan penilaian evaluasi aspek pengetahuan dan ketrampilan adalah sebagai berikut: 1) Nilai Teori Nilai setiap mata pelajaran yang didapat dari ujian teori yang dilaksanakan pada waktu tengah semester (mandiri) maupun semester (terjadwal) selama proses belajar mengajar. Dengan demikian nilai akhir mata pelajaran dari teori adalah: 58
13 NAMP = ( NAS x 6 ) + ( NTS x 4 ) 10 Keterangan: NAMP NAS NTS : Nilai Akhir Mata Pelajaran : Nilai Akhir Semester : Nilai Tengah Semester 2) Nilai Praktik Penilaian yang dilakukan berdasarkan aspek praktik atau demonstrasi oleh Gadik terhadap peserta didik dalam proses pembelajaran mata kuliah dalam kurun waktu semester. Rumus yang digunakan sebagai berikut: ( NOB x 5 ) + ( NPd x 3 ) + ( NK x 2) NPr = 10 Keterangan: NPr : Nilai Praktik Mata Pelajaran NOB : Nilai Cara Bertindak NPd : Nilai Produk NK : Nilai Keaktifan Penilaian skala 60 sampai dengan
14 3) Nilai Teori dan praktik dalam satu mata kuliah bobot rumusnya sebagai berikut: NAMP = ( NAS x 6 ) + ( NTS x 4 ) 6 x + ( NPr x 4 ) Keterangan: NAMP : Nilai Akhir Mata Pelajaran/Kuliah NAS : Nilai Akhir Semester NTS : Nilai Tengah Semester NPr : Nilai Praktik Nilai untuk ujian perbaikan (her) dari para Gadik bergerak dari 0 sampai dengan 100, namun dalam kompulasi nilai untuk penghitungan Indeks Prestasi (IP) maksimal adalah 60 (bobot C terendah). Meskipun dalam her peserta didik yang bersangkutan memperoleh skor diatas 60 sampai dengan maksimal nilai yang diberikan tetap passing grade. Tetapi jika nilai her tetap dibawah nilai passing grade maka peserta didik tersebut tetap tidak lulus. 2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Dari 46 alat ukur instrumen yang disebarkan kepada Gadik mata kuliah fungsi teknis (responden), yang kembali hanya 35 saja. Sedangkan yang tidak kembali sejumlah 11, sehingga uji validitas dan reliabilitas alat ukur instrumen didasarkan pada 35 60
15 responden yang sekaligus menjadi responden penelitian. Uji instrumen meliputi validitas dan reliabilitas. a. Uji Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan Gadik Tentang Evaluasi Hasil Pembelajaran Instrumen untuk mengukur pengetahuan gadik tentang evaluasi terdiri dari 20 item yang disusun berdasarkan 5 komponen yaitu prinsip evaluasi, jenis evaluasi, alat evaluasi, aspek evaluasi, dan sistem penilaian. Hasil pengukuran validitas dan reliabilitas dapat dilihat seperti pada Tabel 4.3 berikut ini. 61
16 Tabel 4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan Gadik tentang Evaluasi Hasil Pembelajaran Sebelum Item Dibuang Satu No No Item Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted 1 VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR α : 0,872. Sumber: Data diolah dengan program SPSS versi 15 for window. Berdasarkan pada Tabel 4.3 nampak bahwa terdapat 1 item yang tidak valid karena koefisien korelasi item total (r it ) lebih kecil dari koefisien korelasi yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 0,25 (Azwar, 2011:65). Item tersebut adalah nomor 11 yang koefisien korelasi 62
17 item totalnya sebesar -0,088. Dengan demikian masih terdapat 19 item yang valid karena koefisien korelasi item total bergerak dari 0,323 sampai dengan 0,676. Selanjutnya dari 19 item itu diolah kembali validitas dan reliabilitasnya. Hasilnya dapat dilihat seperti pada Tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan Gadik Tentang Evaluasi Hasil Pembelajaran Setelah Item Dibuang Satu No No Item Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted 1 VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR α : 0,884. Sumber: Data diolah dengan program SPSS versi 15 for window. 63
18 Berdasarkan pada Tabel 4.4 nampak bila semua item teruji mempunyai koefisien korelasi item total (r it ) berada di atas 0,250 dan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,884. Koefisien reliabilitas (α) dinyatakan reliabel bila sama dengan atau lebih besar dari 0,700 (Sudijono, 1996: 209). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa instrumen pengetahuan Gadik tentang evaluasi hasil pembelajaran yang menyajikan 19 item memiliki reliabilitas yang tinggi (jauh lebih besar dari 0,700). Dengan demikian instrumen pengetahuan tentang evaluasi adalah valid dan reliabel karena disusun dalam item-item yang valid dan koefisien reliabilitasnya sebesar 0,884 (berkategori baik). b. Uji Validitas dan Reliabilitas Penyelenggaraan Evaluasi Hasil Pembelajaran oleh Gadik Instrumen untuk mengukur kegiatan penyelenggaraan evaluasi oleh gadik terdiri dari 26 item yang disusun berdasarkan 3 komponen yaitu perencanaan evaluasi, pelaksanaan evaluasi dan analisis evaluasi. Hasil pengukuran validitas dan reliabilitas dapat dilihat seperti pada Tabel 4.5 berikut ini. 64
19 No Tabel 4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Penyelenggaraan Evaluasi Hasil Pembelajaran oleh Gadik Sebelum Item Dibuang Dua No Item Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted 1 VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR α : 0,829. Sumber: Data diolah dengan program SPSS versi 15 for window 65
20 Berdasarkan pada Tabel 4.5 nampak bahwa terdapat 2 item yang tidak valid karena koefisien korelasi item total (r it ) lebih kecil dari koefisien korelasi yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 0,25 (Azwar, 2011: 65). Item tersebut adalah nomor 4 yang koefisien korelasi item totalnya sebesar-0,064 dan nomor 20 yang koefisien korelasi item totalnya sebesar 0,027. Dengan demikian masih terdapat 24 item yang valid karena koefisien korelasi item total bergerak dari 0,319 sampai dengan 0,755. Selanjutnya dari 24 item itu diolah kembali validitas dan reliabilitasnya, dan hasilnya dapat dilihat seperti pada Tabel 4.6 berikut ini. 66
21 No Tabel 4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Penyelenggaraan Evaluasi Hasil Pembelajaran oleh Gadik Setelah Item Dibuang Dua No Item Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted 1 VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR α : 0,829. Sumber: Data diolah dengan program SPSS versi 15 for window 67
22 Berdasarkan pada Tabel 4.6 nampak bila semua item teruji mempunyai koefisien korelasi item total (r it ) di atas 0,250 dan koefisien korelasi sebesar 0,829. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa instrumen penyelenggaraan evaluasi oleh Gadik yang terdiri dari 24 item reliabel dan valid, karena disusun oleh itemitem yang valid dengan koefisien sebesar 0,829 (berkategori baik). 4.2 Deskripsi Hasil Pengukuran Deskripsi Hasil Pengukuran Pengetahuan Gadik terhadap Evaluasi Hasil pengukuran pengetahuan Gadik tentang evaluasi hasil pembelajaran dibagi menjadi tiga kategori yaitu kategori kurang, cukup dan baik. Kategorikategori tersebut didasarkan pada jumlah item yang diberikan kepada responden. Karena jumlah item ada 19 dan pilihan jawaban 0 atau 1 maka kemungkinan sebaran jawaban responden terendah 0 dan tertinggi 19. Oleh karena dibuat tiga kategori maka lebar interval (i): 68
23 i = i = Skor tertinggi skor terendah banyaknya kategori i = 6,33 Dengan demikian batas-batas kategori yang digunakan adalah sebagai berikut: Kategori kurang : 0,00 X < 6,33 Kategori cukup : 6,33 X < 12,67 Kategori baik : 12,67 X 19,00 Berdasarkan kategori tersebut, hasil pengukuran atas jawaban Gadik nampak seperti pada Tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Diskriptif Pengetahuan Evaluasi oleh Gadik No Kategori Skor (X) (f) (%) 1 Baik 12,67 X 19, ,86 Rerata (X) Sd 2 Cukup 6,33 X < 12, ,29 11,63 5,34 3 Kurang 0,00 X < 6, ,86 Jumlah ,00 69
24 Berdasarkan Tabel 4.7 nampak bahwa Gadik yang mempunyai pengetahuan baik tentang evaluasi sebesar 42,86%. Selanjutnya terdapat 34,29% Gadik yang pengetahuan evaluasinya berkategori cukup saja, dan terdapat 22,86% Gadik yang pengetahuan evaluasinya berkategori masih kurang. Secara keseluruhan rata-rata Gadik mempunyai pengetahuan berkategori cukup, karena rata-rata skor sebesar 11,63 yang berada pada kategori cukup yang bervariasi dengan simpangan baku (sd) sebesar 5,34. Prosentase jawaban pada masing-masing item dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini. 70
25 No Tabel 4.8 Persentase Masing-masing Item Pengetahuan Gadik tentang Evaluasi Jml Responden Persentase (%) Rerata (%) Urut Item 1 0 Total 1 0 Total 1 0 Total 1 VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pada rata-rata pengetahuan yang benar dari Gadik tentang evaluasi sebesar 61,20%, dan masih terdapat 38,80% dari Gadik yang pengetahuan tentang evaluasi belum baik. 71
26 Di antara 19 item yang ada terdapat 1 item yang belum dipahami secara benar oleh Gadik. Kegiatan tersebut adalah item nomor 2 tentang pengetahuan prinsip evaluasi yaitu, evaluasi yang komprehensif bagi seorang peserta didik meliputi tes akhir semester saja. Persentase pengetahuan prinsip evaluasi yang benar dari Gadik sebesar 54,29%, dan masih terdapat 45,71% dari Gadik yang pengetahuan tentang prinsip evaluasi belum baik. Persentase item terendah terdapat pada nomor urut 2 (item 04), sebesar 54,29%. Persentase masingmasing item pengetahuan gadik tentang evaluasi apabila digambarkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada grafik 1 berikut ini Deskripsi Hasil Pengukuran Penyelenggaraan Evaluasi oleh Gadik Hasil pengukuran penyelenggaraan evaluasi oleh Gadik dibagi menjadi tiga kategori yaitu kategori 72
27 kurang, cukup dan baik. Kategori-kategori tersebut didasarkan pada jumlah item yang diberikan oleh responden. Karena jumlah item ada 24, dan pilihan jawaban 0 atau 1 maka kemungkinan sebaran jawaban yang terendah adalah 0 dan tertinggi 24. Karena hasil pengukuran dibagi dalam tiga kategori, maka lebar interval (i) pada masing-masing kategori adalah sebagai berikut: i = i = Skor tertinggi skor terendah banyaknya kategori i = 8,00 Dengan demikian batas-batas kategori interval yang digunakan adalah sebagai berikut: Kategori kurang : 0,00 X < 8,00 Kategori cukup : 8,00 X < 16,00 Kategori baik : 16,00 X 24,00 Berdasarkan kategori tersebut, hasil pengukuran atas jawaban Gadik adalah nampak seperti pada Tabel 4.9 berikut. 73
28 Tabel 4.9 Hasil Pengukuran Deskriptif Penyelenggaraan Evaluasi Oleh Gadik No Kategori Skor (X) (f) (%) 1 Baik 16,00 X 24, ,00 2 Cukup 8,00 X < 16, ,00 3 Kurang 0,00 X < 8,00 0 0,00 Jumlah ,00 Rerata (X) 19,06 Sd 2,974 Berdasarkan Tabel 4.9 nampak bahwa Gadik yang dapat menyelenggarakan evaluasi berkategori baik sebanyak 80,00%. Selanjutnya terdapat 20,00% Gadik yang belum menyelenggarakan evaluasi secara baik berkategori cukup, dan tidak terdapat (0,00%) Gadik dalam menyelenggarakan evaluasi berkategori kurang. Secara keseluruhan rata-rata Gadik dapat menyelenggarakan evaluasi secara benar, karena ratarata skor sebesar 19,06 yang masuk dalam kategori baik dan bervariasi dengan simpangan baku (sd) sebesar 2,974. Untuk mengetahui persentase masing-masing item dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini. 74
29 Tabel 4.10 Prosentase Masing-masing Item Penyelenggaraan Evaluasi oleh Gadik Komp No Frekuensi Persentase (%) Rerata (%) Urut Item 1 0 Total 1 0 Total 1 0 Total Perencanaan Pelaksanaan Analisis
30 Berdasarkan Tabel 4.10 rata-rata Gadik yang dapat menyelenggarakan perencanaan evaluasi secara benar sebesar 79,18% dan masih terdapat 20,82% dari Gadik yang belum secara baik menyelenggarakan perencanaan evaluasi. Di antara 7 item dalam perencanaan terdapat 1 item yang belum diselenggarakan secara baik oleh Gadik. Kegiatan tersebut adalah item nomor 7 tentang penyusunan kisi-kisi yaitu, saya menyusun kisi-kisi di awal tahun pembelajaran (awal semester). Prosentase dari Gadik yang benar dalam menyusun kisi-kisi sebesar 68,57% dan masih terdapat 31,43% dari Gadik belum merencanakan kisi-kisi secara baik. Selanjutnya dari komponen pelaksanaan evaluasi sebagian besar Gadik yaitu 78,90% dapat melaksanakan evaluasi secara benar, hanya sebagian kecil 21,10% yang belum dapat melaksanakan evaluasi dengan benar. Di antara 13 item yang ada terdapat 1 item yang belum diselenggarakan secara benar oleh Gadik. Kegiatan tersebut adalah item nomor 10 tentang wewenang pendidik yaitu, menurut saya saat ini pendidik belum diberi wewenang penuh dalam penentuan nilai akhir Peserta didik. Prosentase wewenang Gadik dalam melaksanakan evaluasi yang benar sebesar 57,14% dan masih terdapat 42,86% dari Gadik yang melaksanakan wewenang evaluasi belum baik. 76
31 Selanjutnya dari komponen analisis evaluasi sebagian besar Gadik yaitu 81,43% dapat menyelenggarakan evaluasi secara benar, dan sebagian kecil 18,57% yang belum dapat menyelenggarakan evaluasi dengan benar. Di antara 4 item yang ada terdapat 1 item yang belum diselenggarakan secara benar oleh Gadik. Kegiatan tersebut adalah item nomor 21 tentang pemberian nilai yaitu, masih banyak nilai yang diberikan kepada peserta didik belum disertai dengan rincian perhitungannya Prosentase penyelenggaraan analisis evaluasi tentang pemberian nilai secara terperinci yang benar dari Gadik sebesar 71,43%, dan masih terdapat 28,57% dari Gadik yang menyelenggarakan analisis evaluasi belum baik. Prosentase masing-masing komponen penyelenggaraan evaluasi oleh Gadik apabila digambarkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada grafik 2, 3 dan 4 berikut ini. 77
32 4.3 Pembahasan Pengetahuan Gadik tentang Evaluasi Pengetahuan Gadik tentang evaluasi evaluasi hasil pembelajaran secara umum tergolong baik. Hal ini terlihat dari jawaban responden terhadap indikatorindikator pengetahuan yang menunjukkan bahwa 61,2% responden telah memahami dengan baik pengetahuan evaluasi. Di samping itu komponenkomponen pengetahuan evaluasi yang terdiri dari prinsip evaluasi, jenis evaluasi, aspek evaluasi, bentuk 78
33 evaluasi dan sistem evaluasi secara rata-rata juga dikuasai dengan cukup baik. Prinsip evaluasi tercermin dari evaluasi yang komperehensif, keterbukaan antara pendidik dan siswa, keselarasan tujuan dan pengalaman belajar. Berdasar jawaban responden prinsip-prinsip evaluasi telah dijalankan dengan cukup baik oleh sebagian besar Gadik, kecuali evaluasi yang komperehensif. Keterbukaan antara Gadik dan siswa telah dijalankan dengan cukup baik oleh para Gadik. Umumnya para Gadik pada awal semester selalu menjelaskan bagaimana penilaian akan diberikan pada akhir semester. Dari data yang didapat terdapat 65,71% Gadik yang telah menjalankan proses ini. Gadik yang telah menjalankan proses ini umumnya beranggapan bahwa proses ini penting sebagai bentuk objektifitas pengajar dan agar para siswa dapat memperkirakan hasil akhir sesuai dengan kinerja mereka. Selain itu para Gadik juga selalu terbuka dalam hal penilaian hasil siswa. Hal ini tercermin dari pernyataan 65,71% Gadik yang menyatakan selalu membagikan hasil tes kepada siswa. Data yang didapat juga menunjukkan bahwa 65,71% Gadik berpendapat bahwa evaluasi yang baik harus memperhatikan tujuan dan pengalaman belajar. Hal ini menunjukkan bahwa para Gadik telah menjalankan evaluasi berdasar model kesenjangan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian 79
34 antara baku (standard) yang sudah ditentukan dalam program dengan kinerja (performance) sesungguhnya dari program tersebut. Sebagai tambahan lebih dari setengah Gadik yang dijadikan responden selalu menjadikan pengalaman belajar di kelas sebagai acuan evaluasi. Jumlah Gadik yang dijadikan responden selalu menjadikan pengalaman belajar di kelas sebagai acuan evaluasi sebesar 57,14%. Evaluasi yang komperehensif ternyata belum dipahami dengan benar oleh sebagian Gadik. Paling tidak terdapat 45,7% Gadik yang mengganggap bahwa evaluasi yang komperehensif hanya meliputi tes akhir saja. Ini tentunya bertentangan dengan prinsip evaluasi yang berpegang pada proses pembelajaran yang berkesinambungan. Dari wawancara terhadap beberapa orang Gadik selaku responden (R) tentang komprehensif dalam evaluasi mengatakan bahwa: R1 : Ya, Gadik dikumpulkan untuk menyesuaikan dengan materi R2 : R3 : Dengan membuat kisi-kisi, dan dari kisi-kisi dipilih yang sulit, mudah, sedang. Itu yang kalau saya lakukan Misalkan saya mengajar semester satu ini dari bab 1 sampai 4, yaitu yang saya berikan dengan dibuat soal karena hanjar dibuat satu paket dari tingkat satu sampai tingkat tiga. Hasil wawancara terhadap ketiga responden tersebut menguatkan hasil analisis di atas yang menun- 80
35 jukkan pengetahuan Gadik tentang prinsip evaluasi yang komprehensif belum optimal dipahami. Komprehensif merupakan salah satu prinsip dari evaluasi. Pengertian komprehensif menurut pendapat Zaenal (2011: 31), komprehensif adalah evaluasi hasil belajar mencakup berbagai aspek secara menyeluruh yang meliputi aspek proses berpikir (cognitive), aspek kejiwaan atau sikap (affective) dan aspek keterampilan (psychomotor). Dari data yang diperoleh lebih dari 60% Gadik menilai bahwa aspek kognitif, psikomotorik dan sikap merupakan instrumen penting dalam penilaian. Tetapi Gadik masih kesulitan dalam menuangkan catatan penilaian terhadap peserta didik yang berupa afektif dan psikomotor selama proses pembelajaran karena dalam ketentuan buku pedoman evaluasi tidak dirumuskan. Kesulitan ini terutama muncul akibat kompleksnya ketiga aspek tersebut. Untuk mengukur aspek kognitif yang dikembangkan Bloom saja para Gadik dituntut untuk bisa mengukur 5 komponen pribadi siswa yang meliputi ingatan, penerapan, analisis, sisntesis dan evaluasi. Belum lagi untuk mengukur aspek psikomotorik yang diukur meliputi gerak refleks, gerak dasar fundamen, keterampilan perseptual; diskriminasi kinestetik, diskriminasi visual, diskriminasi auditoris, diskriminasi taktis, keterampilan perseptual yang terkoordinasi, keterampilan fisik, gerakan 81
36 terampil, komunikasi non diskusi (tanpa bahasamelalui gerakan) meliputi gerakan ekspresif dan gerakan interpretatif. Untuk melakukan evaluasi yang komperehensif terhadap kedua aspek di atas tentu saja membutuhkan kemampuan dan pengamatan yang jeli dari seorang Gadik. Masih adanya Gadik yang belum memahami tentang pengetahuan evaluasi tersebut disebabkan karena belum semua hasil dari sosialisasi pedoman evaluasi sampai kepada anggota Gadik secara menyeluruh. Selain itu belum semua Gadik mempunyai Buku Pedoman Evaluasi yang telah dibagikan oleh Lembaga. Persoalan lain yang mengemuka terkait dengan proses evaluasi ini adalah terlalu cepatnya rotasi personil (Gadik) sehingga ada Gadik yang baru masuk, diperlukan waktu untuk penyesuaian dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran terhadap peserta didik. Di lain pihak adanya pendapat bahwa sebagai Gadik di Lemdik Akpol bersifat sementara, sehingga Gadik dalam memberikan kontribusi terhadap lembaga kurang maksimal. Hal ini secara langsung akan menghalangi terbentuknya suatu sistem evaluasi yang optimal. Semakin lama personal Gadik terlibat dalam suatu sistem secara langsung akan mendukung kreativitas personal tersebut untuk mengevaluasi suatu sistem. Berdasar model evaluasi CIPP paling tidak seorang Gadik harus bisa melakukan penilaian pada konteks, input, proses dan produk/hasil selama masa 82
37 tugasnya dan hal itu sulit untuk dilaksanakan dalam waktu singkat. Melalui evaluasi yang terintegrasi dengan benar maka penilaian terhadap dampak (impact), efektivitas (effectiveness), keberlanjutan (sustainability) dan daya adaptasi (transportability) para peserta belajar dalam suatu lembaga pendidikan akan lebih terjamin Penyelenggaraan Evaluasi oleh Gadik Dari analisis hasil pengukuran deskriptif penyelenggaraan perencanaan evaluasi hasil pembelajaran secara keseluruhan adalah baik, karena 79,18% dari Gadik benar dalam merencanakan evaluasi hasil pembelajaran, meskipun masih terdapat 20,82% Gadik yang belum merencanakan secara baik. Pembahasan tentang penyusunan kisi-kisi bagi sebagian Gadik belum optimal diselenggarakan. Ini terbukti dari hasil pengisian kuesioner maupun hasil wawancara. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa 68,57% dari Gadik benar dalam menyusun kisi-kisi sebelum pelaksanaan tes, meskipun masih terdapat 31,43% Gadik yang belum merencanakannya. Dari wawancara terhadap beberapa orang Gadik selaku responden (R) tentang penyusunan kisi-kisi mengatakan bahwa: R10 : Ya, pada umumnya di Lemdik Akpol diberi kisi-kisi, dan saya selalu membuat kisikisi. 83
38 R11 : Tidak, kalau SKSnya banyak dikasih batasbatas saja. R12 : Ya, membuat kisi-kisi. Dari hasil wawancara terhadap ketiga responden tersebut memperkuat data yang menyatakan kisi-kisi belum secara optimal disusun oleh Gadik. Kisi-kisi dalam evaluasi hasil pembelajaran sangat penting bagi peserta didik. Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu (Zainal, 2011: 93). Fungsi kisi-kisi adalah sebagai pedoman dalam menulis soal menjadi perangkat tes. Kisi-kisi menjadi penting dalam perencanaan evaluasi hasil pembelajaran karena di dalamnya terdapat sejumlah indikator sebagai acuan dalam mengembangkan instrumen (soal). Masih adanya Gadik yang belum merencanakan kisi-kisi karena gadik sudah memberikan suatu evaluasi di setiap akhir pertemuan pembelajaran yang nantinya sebagai pengganti kisi-kisi di akhir pembelajaran atau menjelang diselenggarakannya ujian, baik formatif maupun sumatif. Dari analisis hasil pengukuran deskriptif penyelenggaraan pelaksanaan evaluasi hasil pembelajaran secara keseluruhan adalah baik, karena 78,90% dari 84
39 Gadik benar dalam melaksanakan evaluasi hasil pembelajaran, meskipun masih terdapat 21,10% Gadik yang belum melaksanakan secara baik. Pembahasan hasil wewenang pendidik dalam penentuan nilai akhir dalam pelaksanaan evaluasi hasil pembelajaran bagi sebagian Gadik belum optimal. Ini terbukti dari hasil pengisian kuesioner maupun hasil wawancara. Hasil kuesioner menyatakan bahwa Gadik benar dalam melaksanakan wewenang pemberian nilai akhir sebesar 71,43% dan masih terdapat 28,57% dari Gadik yang melaksanakan wewenang belum secara baik. Pemberian nilai akhir peserta didik oleh Gadik terbatas, pendidik hanya memberikan nilai tes formatif, tes praktik, dan tes sumatif yang dalam bentuk esai. Sedangkan tes yang berbentuk pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah dikoreksi dengan menggunakan mesin scanner oleh Subbag Evadasi. Dari wawancara terhadap beberapa orang Gadik selaku responden (R) tentang wewenang pemberian nilai mengatakan bahwa: R21: Hak preogratif Gadik terbatas masalah penilaian, bulan satu sampai dua punya hak menilai dan bulan ketiga dan keempat kewenangan evadasi karena sistem kode dan tidak tahu taruna nilai baik dan tidak baik. R22: Cara penilaian dengan menggunakan hasil akhir, meskipun punya catatan yang rajin dan tidak sama saja karena menggunakan 85
40 kode, tapi bisa membantu hanya saat mid diambilkan dari sehari-hari. R23: Sering terjadi nilai hasil evaluasi antara yang rajin lebih rendah daripada yang tidak rajin. Dari hasil wawancara terhadap ketiga responden tersebut dapat disimpulkan bahwa wewenang Gadik dalam memberikan nilai terhadap peserta didik terbatas. Gadik tidak mengetahui nilai masing-masing peserta didik yang telah dikompulir oleh Subbag Evadasi karena tidak diberikan kembali ke Gadik. Dari analisis hasil pengukuran deskriptif penyelenggaraan analisis evaluasi hasil pembelajaran secara keseluruhan adalah baik, karena 81,43% dari Gadik benar dalam melaksanakan analisis evaluasi hasil pembelajaran, meskipun masih terdapat 18,57% Gadik yang belum melaksanakan analisis secara baik. Pembahasan hasil rincian nilai peserta didik dalam analisis evaluasi hasil pembelajaran bagi sebagian Gadik belum optimal. Ini terbukti dari hasil pengisian kuesioner maupun hasil wawancara. Hasil kuesioner menyatakan bahwa Gadik benar dalam memberikan perincian penilaian sebesar 71,43% dan masih terdapat 28,57% dari Gadik yang belum secara baik melaksanakannya. Dari hasil wawancara terhadap beberapa orang Gadik selaku responden (R) tentang rincian nilai peserta didik dalam analisis evaluasi hasil pembelajaran mengatakan bahwa: 86
41 R30 : Kalau rincian tidak, karena Gadik hanya sebatas koreksi esai, itupun sudah diberi batas nilai maksimalnya. R31 : Tidak, tetapi ada sebagian yang memberikan rincian. R32 : Tidak, karena saya hanya memberikan nilai esainya saja, itupun dengan kode dan semua nilai haknya evadasi. Dari hasil wawancara terhadap ketiga responden tersebut dapat disimpulkan bahwa Gadik dalam memberikan nilai secara terperinci belum optimal dilaksanakan. Yang dimaksud dengan rincian perhitungan meliputi catatan-catatan pendidik terhadap peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung baik teori maupun praktik yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Sehingga peserta didik mempunyai kemampuan berpikir aras tinggi meliputi analisis, sintesis, evaluasi dan kreatifitas (Zainal, 2011:23). Dalam buku pedoman evaluasi pendidikan di Lemdik Akpol tertuang rumusan analisis nilai akhir teori yang berasal dari nilai formatif dan sumatif saja, sedangkan catatan tentang peserta didik selama proses pembelajaran tidak tertuang. 87
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akademi Kepolisian merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Kedinasan yang bertugas menyelenggarakan pendidikan pembentukan Perwira Polisi Republik Indonesia (Polri)
Lebih terperinciKuesioner. Bentuk tes yang memberikan kemudahan dalam skoring adalah tes objektif 2.
Lampiran 1 Kuesioner No Pernyataan 1. Bentuk tes yang memberikan kemudahan dalam skoring adalah tes objektif 2. Saya cenderung membuat soal yang mudah supaya tidak direpotkan dengan her (remidi) 3. Supaya
Lebih terperinciSTANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian Standar Pengelolaan Pendidikan di SMA Terakreditasi Kabupaten Semarang yang dilakukan mulai dari tanggal 15 September 2015
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif yang menggambarkan
Lebih terperinciSTANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04 13 SEMARANG 2O16 Standar Penilaian Pendidikan Sistem Penjaminan Mutu Internal Fakultas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pembelajaran merupakan salah satu kegiatan di dalam pendidikan. Kata dasar pembelajaran adalah belajar. Dalam kamus bahasa Inggris belajar adalah learn.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN.
2 BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilakukan di kelas V SD N 2 Kembaran Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Waktu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah Korelasional. Menurut Azwar (2012) Penelitian Korelasional merupakan penelitian yang bertujuan menyelidiki sejauh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Eksperimen ini dilaksanakan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan komunikasi interpersonal melalui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen, yaitu jenis Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol,
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tah
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1767, 2016 POLRI. Calon Angoota POLRI. Penerimaan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PENERIMAAN CALON ANGGOTA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri I Tleter Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Subyek dari penelitian tindakan kelas adalah siswa Kelas
Lebih terperinciSTANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
SM SPMI Hal : 1/11 1 Judul STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 08 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/11 2 Lembar Pengendalian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2008:13). 3.2 Populasi dan Sampel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Evaluasi Penelitian ini menggunakan desain penelitian evaluatif dengan pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan pertimbangan untuk mengevaluasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan data yang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian dan pembahasan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan, yaitu dari data responden
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian Penyebaran kuesioner dimulai pada tanggal 16 Desember 2013. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 96 dan kuesioner yang disebarkan kembali
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.177, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN. Pembinaan. Teknis. Khusus. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN TEKNIS KEPOLISIAN KHUSUS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey Survey kepuasan dosen dan tenaga kependidikan di Unswagati rutin dilakukan pada setiap tahun, hal ini sesuai dengan prosedur mutu yang telah ditetapkan yaitu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Kutowinagun 11 Salatiga kecamatan Tingkir Kabupaten
Lebih terperinciSTANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO SPMI-UNW SM 01 08 UNGARAN Standar Penilaian Pembelajaran Sistem Penjaminan Mutu Internal Universitas Ngudi Waluyo
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan data yang diperoleh penulis di lapangan. 4.1 Gambaran Umum Penelitian Penyebaran kuesioner dimulai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau prosedur untuk mengetahui dan mendapatkan data dengan tujuan tertentu yang menggunakan teori dan konsep yang bersifat empiris, rasional
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang dikumpulkan melalui instrumen angket adalah data untuk
49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Data yang dikumpulkan melalui instrumen angket adalah data untuk variabel X (Persepsi Siswa tentang Keterampilan Mengajar Guru PLP) yang terdiri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK kolaborasi.yaitu penerapan penelitian tindakan di dalam dunia pendidikan yang dilakukan oleh seorang peneliti
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal semester 2 tahun ajaran 2012/2013, yaitu dari bulan Januari 2013 sampai April 2013 di
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pegawai BPBD Semarang yang berjumlah 56 orang. Untuk mendapatkan
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini diawali dengan membagikan kuesioner kepada seluruh pegawai BPBD Semarang yang berjumlah 56 orang. Untuk mendapatkan
Lebih terperinci2016, No Strata Tiga kedinasan, dilakukan penyetaraan dengan lulusan Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah dan Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi,
No.1497, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA POLRI. Prodi S2 Kedinasan. Prodi S3 Kedinasan. Penyetaraan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYETARAAN LULUSAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian akan dilakukan di SD Kristen 03 Salatiga. Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester II tahun 2013/2014. Subjek
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas Pada penelitian ini, telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner nyeri leher aksial. Pengujian dilakukan dengan uji Cronbach s
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Setting dalam penelitian ini menggunakan setting kelas di mana data yang diperoleh berasal dari pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung di dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan
55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum diberikan pembelajaran dengan metode cooperative learning tipe STAD, langkah awal yang dilakukan adalah menguji instrument yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan Survei. Metode deskriptif menurut Moch. Nazir
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan Survei. Metode deskriptif menurut Moch. Nazir (2003: 54),
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemampuan belajar yang dimiliki manusia membuat manusia dapat selalu berkembang dalam hidupnya untuk mencapai kedewasaan. Belajar merupakan serangkaian kegiatan
Lebih terperinciEVALUASI & REMEDIASI
EVALUASI & REMEDIASI TES Tes adalah suatu pertanyaan atau (seperangkat) tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang atribut pendidikan atau psikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian efektivitas penggunaan strategi pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV B SD Negeri Karangtengah 01 yaitu Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, jenis penelitian True- Eksperimental dengan design Pre test- Post test Control
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN
BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Dalam kegiatan pembelajaran segala sesuatu hal selayaknya dilakukan dengan tahapan yang jelas dan terarah. Oleh karena itu, penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dedi Supriadi, 2014
BAB I PENDAHULAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Untuk membangun masyarakat terdidik, masyarakat yang cerdas, maka mau tidak mau harus merubah paradigma dan sistem pendidikan. Dengan paradigma baru, praktik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2011: 72) penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif dengan menggunakan model evaluasi Three Dimensional Cube pengembangan Hammond. Evaluasi Three Dimensional Cube
Lebih terperinciDOKUMEN LEVEL Pedoman Akademik P.A
DOKUMEN LEVEL Pedoman Akademik KODE P.A JUDUL Pedoman Akademik STIE Prabumulih AREA Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Prabumulih TANGGAL DIKELUARKAN 4 Oktober 2015 NO. REVISI : BAB I PENDAHULUAN A. SEJARAH SINGKAT
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen atau eksperimen semua yaitudesain eksperimen dengan kelompok
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITAN
BAB III METODE PENELITAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SD Kristen 1 Kabupaten Wonosobo pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Subjek penelitian
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengaruh koordinasi pimpinan yang kurang baik terhadap kinerja pegawai di
60 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Identitas Responden Telah diketahui sebelumnya bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh koordinasi pimpinan yang kurang baik terhadap kinerja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MAN Sampit. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016 menggunakan soal UAS semester
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SDN Candirejo 02 Tuntang yang terletak di Jl.Mertokusuma 32, Kelurahan Candirejo, Kecamatan
Lebih terperinciBab V Evaluasi V.1 Skenario Evaluasi
61 Bab V Evaluasi Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai langkah-langkah evaluasi kerangka kerja yang dilakukan dalam penelitian ini. Evaluasi kerangka kerja bertujuan mendapatkan informasi yang luas
Lebih terperinciO 1 X O O 3 O 4
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki adanya kemungkinan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis penelitian yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Ronny Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum. Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Berdasarkan penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Madiun tahun anggaran 2013 diperoleh data anggaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN Bab IV ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan data yang telah diperoleh penulis di lapangan. 4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional. Menurut Arikunto (1698), penelitian korelasional merupakan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian a. Waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada hari hari efektif dalam kegiatan belajar mengajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (student centered active learning). Siswa ditempatkan sebagai subyek. belajarnya dengan bantuan fasilitator (guru).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bertumpu pada interaksi antara guru dengan siswa. Sasaran pembelajaran diorientasikan pada pengembangan kompetensi. Pembelajaran diarahkan pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Setting dalam penelitian ini menggunakan setting kelas, di mana data yang diperoleh berasal dari pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung di dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Pelatihan Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) PT. INTI (Persero) 4.1.1 Bentuk-bentuk Pelatihan Bentuk-bentuk pelatihan kerja yang dilaksanakan di Divisi Sumber
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mata pelajaran IPA yang dilaksanakan di SDN 1 Ringinharjo, kelas 5 Semester
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Lokasi, Waktu, dan Karakteristik Penelitian 1.1.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas V semester
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Survey
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey Survey kean mahasiswa di Unswagati rutin dilakukan pada setiap tahun, hal ini sesuai dengan prosedur mutu yang telah ditetapkan yaitu USGJ-PM 05/04. Adapun pihak
Lebih terperinciSTANDAR PROSES PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
STANDAR PROSES PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04 07 SEMARANG 2O16 Standar Proses Pembelajaran Sistem Penjaminan Mutu Internal Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang terletak di Desa Glagahombo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Tejosari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012, yang dijadikan subyek
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode pengembangan (research and development) dalam upaya menghasilkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan karakteristik subjek penelitian Berikut ini akan dijelaskan mengenai setting dan karakteristik pada penelitian ini diantaranya tempat penelitian, karakteristik
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 366/Kpts/OT.220/9/2005 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 366/Kpts/OT.220/9/2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN INDEKS PENERAPAN NILAINILAI DASAR BUDAYA KERJA APARATUR NEGARA LINGKUP DEPARTEMEN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Instansi 4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi (RSUD) Kabupaten Bogor pada awalnya merupakan Puskesmas dengan tempat perawatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Arikunto (2006:270) mengemukakan bahwa penelitian korelasional bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dilaksanakan di kelas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Gulo (2002), Penelitian Deskriptif yaitu penelitian yang didasarkan pada pertanyaan
Lebih terperincimembeli aksesoris yang sedang menjadi trend dengan kepercayaan diri pada siswi kelas XI jurusan sekretaris SMK Kristen 1 Salatiga.
2 Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dimana penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul dimasyarakat yang
Lebih terperinciBAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ
BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ SEAMEO SEAMOLEC Jakarta - INDONESIA 2012 Pendahuluan Dalam topik ini akan diuraikan evaluasi hasil belajar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kluwan 01. Lokasi sekolah tersebut berada di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SDN Sumowono 02 yang terletak di jalan Haji Anwar No.39 Dusun Sukorono,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian studi diskriptif korelasional untuk mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang
Lebih terperinciBAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. analisis kuantitaif data penelitian. Identitas responden meliputi jenis kelamin,
51 BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan deskripsi tentang deskripsi responden dan analisis kuantitaif data penelitian. Identitas responden meliputi jenis kelamin,
Lebih terperinciBerdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 18 responden laki-laki dengan persentase 43% dan 24 orang responden
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Karyawan pada ERHA CLINIC Bandung Hasil Penelitian pada bab ini penulis membahas hasil penelitian tentang pengaruh Pelatihan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. strategis bagi perkembangan Ekonomi Islam, Perbankan Syari ah, Asuransi
64 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Objek Penelitian 1.1 Profil Umum Program Studi Ekonomi Syari ah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya Program Studi Ekonomi Syari ah memiliki
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Organisasi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Mutiara Bunda adalah rumah sakit bersalin yang mengacu pada spesialisasi pelayanan kesehatan ibu dan anak. Pada tanggal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.2 Tipe/ Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian untuk mengetahui tingkat korelasi disiplin belajar dengan prestasi, sehingga peneliti termasuk peneliti korelasional.
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,
Lebih terperinciANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN PADA KLINIK HASTO.S ATH-THIB
ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN PADA KLINIK HASTO.S ATH-THIB NAMA : DESY SURYANI NPM : 11212911 JURUSAN : MANAJEMEN DOSEN PEMBIMBING : SUPIANI, SE., MM. PENDAHULUAN
Lebih terperinciSTANDARD PELAYANAN PRIMA LABORATORIUM SISTEM KONTROL
STANDARD PELAYANAN PRIMA LABORATORIUM SISTEM KONTROL UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 Standard Pelayanan Prima Laboratorium Sistem Kontrol Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di ruang kelas IV di SD Negeri Dukuh 01 Salatiga pada mata pelajaran IPA tentang Gaya semester
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan tujuan untuk menemukan, menjelaskan, dan memperoleh gambaran keterkaitan antara motivasi diri dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena diperlukan hasil penelitian mengenai motivasi berprestasi siswa. Pendekatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN Bab IV ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan data yang telah diperoleh penulis di lapangan. 4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN. pennyusunan skripsi dengan judul : Pengaruh Motivasi dan Pengalaman Kerja
Lampiran 1: KUESIONER PENELITIAN Responden yang terhormat, Bersama ini saya mengharapkan kesediaan bapak/ibu/sdra/sdri untuk mengisi daftar pertanyaan dalam kuesioner ini dengan tujuan sebagai data untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Kauman Lor 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. No Kelas Jumlah 1 XII Busana XII Busana XII Busana 3 32 Jumlah 94 Tabel 3.1.
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat melakukan kegiatan guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Jurusan Pendidikan IPS. di Fakultas Imu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Jurusan Pendidikan IPS Jurusan Pendidikan IPS merupakan salah satu jurusan kependidikan di Fakultas Imu Sosial Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai tempat, waktu dan subjek penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun mengenai hal tersebut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
41 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari penafsiran yang berbeda maka diperlukan penjelasan mengenai beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian melalui definisi operasional
Lebih terperinci