BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ"

Transkripsi

1 BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ SEAMEO SEAMOLEC Jakarta - INDONESIA 2012

2 Pendahuluan Dalam topik ini akan diuraikan evaluasi hasil belajar PJJ. Setelah mempelajari topik ini peserta didik mampu menjelaskan pengertian evaluasi, menjelaskan jenis-jenis evaluasi dan menjelaskan evaluasi dalam sistem PJJ. Dalam arti luas, evaluasi merupakan proses pengambilan keputusan tentang keberhasilan suatu program, proses, maupun produk tertentu. Menurut Gronlund dan Linn (1990), evaluasi merupakan suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan informasi guna menentukan sejauh mana siswa mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal ini, evaluasi menjadi suatu bagian yang integral dari proses pembelajaran. Oleh sebab itu, dalam dunia pendidikan evaluasi dilakukan secara terus-menerus, baik berupa evaluasi program pendidikan, evaluasi kurikulum, maupun evaluasi hasil belajar. Evaluasi hasil belajar merupakan komponen penting dalam kegiatan pembelajaran. Tanpa evaluasi hasil belajar, kemajuan dan keberhasilan belajar peserta didik akan menjadi sulit diukur. Peran evaluasi hasil belajar semakin menonjol dalam sistem PJJ karena interaksi fisik antara pendidik dan peserta didik sangat kurang jika dibandingkan dengan interaksi dalam pendidikan tatap muka. 1

3 A. Jenis-jenis Evaluasi Hasil Belajar Ada beberapa jenis evaluasi hasil belajar yang dikenal, seperti: tes masuk (misalnya tes masuk perguruan tinggi) tes penempatan (misalnya tes untuk menentukan tingkatan kelas dalam suatu kursus bahasa Inggris) tes diagnostik (yaitu tes untuk mengetahui kelemahan atau kegagalan belajar siswa) tes formatif (misalnya latihan, pekerjaan rumah) tes sumatif (misalnya ulangan umum) Pada sektor pendidikan formal evaluasi hasil belajar umumnya dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu: evaluasi formatif evaluasi sumatif 1. Evaluasi Formatif Evaluasi formatif atau tes formatif dilaksanakan dengan tujuan untuk mengembangkan langkah-langkah perbaikan bukan hanya untuk membuktikan keberhasilan atau kegagalan belajar peserta didik. Tes ini bertujuan untuk memperoleh umpan balik terhadap keberhasilan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung dan dilakukan pada berbagai titik saat berlangsungnya proses pembelajaran, misalnya pada setiap akhir pelajaran atau setiap akhi unit pembelajaran. Hasil tes digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan secara terus-menerus selama proses pembelajaran berlangsung, untuk meningkatkan keberhasilan belajar peserta didik. 2

4 TES FORMATIF (Untuk memonitor proses pembelajaran) Apakah peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan? Tidak Ya Berikan remediasi kelompok atau individual Berikan umpan balik untuk mendukung proses belajar TES DIAGNOSTIK (Untuk mempelajari kesulitan belajar peserta didik) Melanjutkan proses pembelajaran sesuai rencana Gambar-1 Peran Tes Formatif dalam Pembelajaran (Gronlund, 1992) Dari gambar-1 tersebut dapat kita lihat bahwa hasil tes formatif dapat digunakan untuk memutuskan, apakah ada peserta didik yang harus diberi remediasi karena belum menguasai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Peran tes formatif sangat penting dalam PJJ. Seperti telah dibahas sebelumnya, peserta didik PJJ melakukan proses belajar sendiri, terpisah secara fisik dari pendidiknya. Mereka belajar secara mandiri menggunakan bahan ajar yang dirancang khusus untuk keperluan belajar mandiri. Untuk membantu proses belajar peserta didik, dalam bahan ajar disediakan latihanlatihan atau pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas, dan diakhir kegiatan belajar tertentu disediakan tes formatif untuk mengarahkan mereka agar dapat mengukur keberhasilan belajarnya sendiri. Pada program PJJ, tes formatif biasanya ada pada akhir modul. Latihan-latihan atau pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas berfungsi sebagai alat diagnosis untuk mendeteksi kesulitan-kesulitan peserta didik dalam mempelajari bagian bahan ajar yang sedang dihadapi. Peserta didik mengetahui hasilnya dengan cara membandingkan hasil pengerjaannya dengan jawaban yang telah disediakan di bahan ajar itu sendiri. Demikian juga dengan tes formatif, peserta didik mengerjakan tes formatif yang disediakan, kemudian mencocokkan hasilnya dengan kunci jawaban yang telah disediakan pula. 3

5 Selain bentuk tersebut, juga memungkinkan peserta didik mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh tutor. Tugas tersebut diperiksa oleh tutor, kemudian mengembalikannya kepada peserta didik sebagai umpan balik kepada peserta didik. Dengan mengerjakan berbagai bentuk alat evaluasi formatif di atas, peserta didik dapat mengetahui kemajuan belajar mereka sendiri dan sekaligus dapat mengetahui kesulitankesulitan dalam proses pembelajaran. Bila pencapaian mereka belum memenuhi kriteria tertentu, misalnya 80%, maka peserta didik dianjurkan untuk mengulang atau mempelajari kembali konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang belum dikuasai. 2. Evaluasi Sumatif Evaluasi sumatif dilakukan pada akhir proses pembelajaran. Evaluasi atau tes ini bertujuan untuk menetukan apakah peserta didik menguasai materi yang telah dipelajari. Dengan kata lain, evaluasi sumatif diberikan untuk mengetahui apakah peserta didik telah mencapai hasil belajar yang diharapkan sesuai yang ditentukan pada tujuan pembelajaran. Hasil evaluasi digunakan terutama untuk memberikan nilai bagi peserta didik atau menetukan kelulusan peserta didik. Apabila hasil penilaian menunjukkan bahwa peserta didik belum mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan, pengajar dapat memberikan pelajaran tambahan untuk memastikan ketercapaian tujuan pembelajaran tersebut. TES SUMATIF (Untuk menilai keberhasilan belajar) Apakah peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan? Tidak Ya Berikan umpan balik dan pengalaman belajar tambahan Berikan nilai atau tanda kelulusan Evaluasi efektivitas pembelajaran Gambar-2 Peran Tes Sumatif dalam Pembelajaran (Dimodifikasi dari Gronlund, 1993) 4

6 Pada sistem PJJ di Indonesia tes sumatif dapat diberikan dalam bentuk: Tugas Mandiri Ujian Akhir Semester Tugas Tutorial Ujian Praktek (termasuk pembuatan laporan) Ujian Komprehensif Tertulis Berdasarkan bentuknya, tes sumatif dapat dideskripsikan sebagai berikut: a. Tugas Mandiri (TM) TM setara dengan Ujian Tengah Semester (UTS) pada sistem pendidikan tatap muka. TM diadakan untuk memacu proses belajar peserta didik dan dapat dikerjakan oleh para peserta didik di rumah masing-masing tanpa pengawasan. Dengan mengerjakan TM, baik masing-masing, maupun secara berkelompok, peserta didik diharapkan telah mempelajari materi kuliah. Nilai TM menyumbang sebesar 20% terhadap nilai mata kuliah, Apabila peserta didik tidak menyerahkan TM, nilai akhir mereka dihitung 100% dari UAS. b. Ujian Akhir Semester (UAS) Materi yang diujikan pada UAS adalah semua materi bahan ajar dengan proporsi keterwakilan materi substansi yang telah dipertimbangkan oleh penulis soal. UAS dapat menjadi satu-satunya alat ukur keberhasilan jika peserta didik tidak mengirimkan lembar jawaban TM atau nilai TM lebih rendah dari nilai UAS. c. Tugas Tutorial Dalam hal ini, yang penting adalah proses bimbingan akademik yaitu tugas tutor dalam membimbing peserta didiknya. Setiap tutor biasanya diberi tugas untuk membimbing sekelompok peserta didik. Tutor bertanggung jawab untuk memberikan tugas, mengevaluasi tugas-tugas yang telah dikerjakan peserta didik, dan memberikan umpan balik terhadap tugas-tugas tersebut. Mereka secara kontinu harus memonitor kemajuan belajar peserta didiknya. Peserta didik juga diharuskan menghubungi tutornya setiap saat apabila mereka menemui kesulitan belajar. Jadi, tutor di sini berfungsi sebagai pembimbing akademik. 5

7 d. Ujian Praktik Praktik diberikan untuk mata kuliah mata kuliah yang tidak hanya menuntut peningkatan pengetahuan kognitif dari peserta didiknya, namun juga peningkatan keterampilan, misalnya praktik olahraga, praktik pembelajaran atau perencanaan pembelajaran. Nilai praktik dan praktikum mempunyai kontribusi terhadap nilai akhir mata kuliah. Nilai praktik diberikan oleh tutor atau instruktur berdasarkan kinerja yang dilakukan pada saat kegiatan praktik tetapi nilai praktikum diberikan berdasarkan laporan praktikum yang dibuat peserta didik. e. Ujian Komprehensif Tertulis (UKT) UKT merupakan ujian akhir program studi bagi peserta didik. Peserta didik yang belum lulus UKT belum dapat dinyatakan lulus program studi yang diikuti, meskipun semua mata kuliah sudah lulus, jumlah SKS sudah melebihi persyaratan kelulusan, dan IPK-nya cukup tinggi. Materi UKT diambil dari beberapa mata kuliah inti pada program studi yang bersangkutan. Proses berpikir yang diukur biasanya proses berpikir tinggi dengan pendekatan pemecahan masalah. 6

8 B. Pelaksanaan Ujian 1. Ujian Tulis Ujian tulis berkembang karena adanya kebutuhan untuk menguji sejumlah besar peserta tes dan untuk memproses hasil tes secara cepat dan efisien. Hal ini menimbulkan perubahan mendasar dalam cara merancang, melaksanakan dan memproses tes. Agar tes dapat dilaksanakan secara masal dan diberi skor secara objektif, para pengembang tes banyak yang memilih menggunakan tes objektif, khususnya tes pilihan ganda meskipun ujian tulis sebetulnya dapat diberikan dengan tes uraian maupun tes objektif. Format tes pilihan ganda ini sangat efisien karena peserta tes dapat menghitamkan jawaban yang dipilih pada Lembar Jawaban Ujian (LJU) yang sudah didesain khusus. Jawaban peserta tes pada LJU dengan cepat dapat diberi skor sebagai jawaban yang benar atau salah. Kepopuleran tes pilihan ganda ini terjadi karena berkembangnya mesin-mesin scanner, yang dapat menerjemahkan kode pada LJU yang dihitamkan peserta tes menjadi data elektronik atau magnetik, sehingga dapat diproses lebih lanjut secara terkomputerisasi, yaitu untuk proses penilaian. Perubahan dalam praktik pengujian ini ditunjang oleh kemajuan yang pesat dalam bidang teknologi elektronik dan komputer. Salah satu kelebihan tes pilihan ganda yang banyak diakui adalah kemudahan dalam pelaksanaan tes. Tes ini dapat diujikan secara serentak di beberapa tempat sekaligus kepada semua peserta tes yang cukup banyak. Karena tes ini dilaksanakan secara tatap muka, artinya peserta tes harus datang ke lokasi tes pada jadwal yang telah ditentukan dengan membawa kartu identitas yang relevan, maka, pengawas ujian harus dapat memastikan kebenaran identitas peserta ujian. Namun, penyelenggaraan dan pengawasan tes pilihan ganda ini memerlukan biaya yang besar karena banyaknya naskah ujian yang harus disediakan dan pengawas yang harus direkrut. Meskipun pemrosesan hasil ujian dapat dilakukan secara lebih cepat, pembelian dan perawatan mesin scanner memerlukan biaya yang tidak sedikit. 2. Ujian Berbantuan Komputer Dengan perkembangan teori pengukuran dan evaluasi serta perkembangan teknologi informasi dan komunikasi maka saat ini telah berkembang pesat penyelenggaraan ujian yang menggunakan komputer, yang dikenal dengan istilah ujian berbantuan komputer atau Computer Based Testing (CBT). 7

9 Ada dua macam CBT, yaitu: linear test (tes linier) Tes linier terdiri atas seperangkat soal, dari yang termudah sampai yang tersukar, tanpa memperhatikan kemampuan peserta tes adaptive test (tes adaptif) Tes adaptif adalah tes komputer yang mampu memberikan soal-soal yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta tes. Tes adaptif dirancang untuk setiap individu peserta tes (Waineer, 1990) : a. Peserta tes akan diberi satu set soal yang memenuhi spesifikasi rancangan tes (kisikisi) dan biasanya sesuai dengan tingkat kemampuan setiap individu. b. Tes dimulai dengan soal-soal yang tidak terlalu sukar. c. Setiap peserta tes menjawab soal, komputer akan memberikan skor. d. Jawaban terhadap soal tersebut akan menentukan soal yang akan ditampilkan oleh komputer selanjutnya. e. Setiap menjawab soal dengan benar, peserta tes akan diberi soal yang lebih sukar. Sebaliknya, bila menjawab salah, komputer akan memilihkan soal yang lebih mudah. f. Urutan soal disajikan tergantung pada jawaban terhadap soal-soal sebelumnya dan pada kisi-kisi tes. g. Komputer diprogram untuk memberikan soal yang sesuai dengan kisi-kisi tes, sekaligus secara terus-menerus mencari soal-soal yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat kemampuan peserta ujian. h. Peserta ujian harus menjawab semua soal. Keuntungan tes adaptif adalah bahwa pada setiap layar hanya ditampilkan satu butir soal sehingga peserta tes dapat berkonsentrasi untuk menjawab soal tersebut. Setelah memberikan konfirmasi terhadap jawaban yang dipilih, peserta ujian tidak akan dapat mengulang soal-soal yang bersangkutan dan mengganti jawabannya. Salah satu contoh institusi penyelenggara ujian di Amerika yang telah memanfaatkan teknologi komputer adalah Educational Testing Service (ETS, 2002) yang telah menyediakan ujian seperti ini. 3. Ujian Praktik Kegiatan praktik dilakukan untuk beberapa program studi seperti praktikum, praktik olahraga, perencanaan pembelajaran atau praktik pembelajaran. Dalam satu mata kuliah, peserta didik harus melakukan praktik atau praktikum yang sudah ditentukan. Dengan demikian, tidak ada ujian yang diberikan khusus untuk mata kuliah praktik, kecuali untuk mata kuliah Pengembangan Kemampuan Mengajar (PKM). Khusus untuk mata kuliah ini, peserta didik melakukan praktik mengajar berdasarkan rencana pembelajaran yang telah dibuatnya. Ujian praktik mengajar ini dinilai oleh suatu tim penilai. Kegiatan ujian ini dapat dilakukan di sekolah tempat mereka mengajar dengna mengikuti prosedur yang telah ditentukan. 8

10 C. Penilaian dan Pelaporan Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam evaluasi hasil belajar peserta didik. Fungsi penilaian pada dasarnya ada tiga, yaitu untuk: mengukur keberhasilan belajar mahasiswa, mengevaluasi efektivitas mengajar dosen, dan memberikan umpan balik kepada mahasiswa. Nilai diperlukan agar mahasiswa mengetahui keberhasilan belajarnya. Oleh karena itu, nilai yang diberikan harus valid. Nilai haruslah mencerminkan tingkat keberhasilan yang dicapai mahasiswa. Nilai tertinggi harus diberikan kepada mahasiswa yang dapat mencapai tingkat penguasaan yang tertinggi terhadap tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Sebaran nilai yang diperoleh sekelompok peserta didik diharapkan dapat menggambarkan kualitas proses belajar-mengajar di kelompok tersebut. Pada sistem pendidikan tatap muka, bila banyak peserta didik yang tidak lulus suatu mata pelajaran/kuliah, tercermin bahwa pengajar tersebut tidak dapat menstimulasi proses belajar-mengajar yang baik sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Kemungkinan lain, dosen menentukan tujuan pembelajaran yang terlalu sulit untuk dicapai para peserta didiknya. Penilaian juga berfungsi untuk memacu, mengarahkan, dan memberikan penghargaan atas usaha peserta didik dalam belajar. Setiap peserta didik berhak mendapatkan umpan balik dari pengajarnya untuk setiap tugas yang dikerjakannya. Dengan demikian, peserta didik dapat mengetahui kesalahannya dalam menjawab atau mengerjakan tugas, dan sebaliknya dapat mengetahui apakah jawaban atau tugas yang dikerjakannya sudah benar. Mengetahui kesalahan dalam belajar dapat memotivasi peserta didik untuk belajar lebih keras. Begitu pula informasi keberhasilan peserta didik dalam belajar dapat menimbulkan rasa bangga, yang pada akhirnya akan lebih memacu semangat belajarnya. Sistem penilaian pada dasarnya adalah suatu cara untuk mengkomunikasikan hasil pengukuran belajar peserta didik. Nilai yang diberikan harus mempunyai arti yang sama bagi semua pihak yang menggunakannya, baik bagi pengajar, peserta didik, orang tua, lembaga pendidikan yang bersangkutan, maupun pihak pengguna lainnya (misalnya tempat bekerja). Untuk itu, pihak-pihak yang berkepentingan harus mengetahui pendekatan-pendekatan yang digunakan dosen dalam melakukan penilaian. Penilaian yang dilakukan secara asalasalan, tidak akan berpengaruh positif terhadap usaha belajar mahasiswa. Penilaian hasil belajar peserta didik yang tidak tepat akan merugikan masa depan mahasiswa karena nilai merupakan dasar pengambilan keputusan bagi pendidikan dan karir mahasiswa di masa depan. Oleh karena itu, dosen harus selalu berusaha meningkatkan validitas dan ketepatan nilai yang diberikan kepada mahasiswa. 9

11 1. Pendekatan Penilaian Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian terhadap hasil belajar mahasiswa, yaitu pendekatan: a. Penilaian Acuan Norma (PAN) dan b. Penilaian Acuan Patokan (PAP) Pendekatan untuk melakukan penilaian terhadap hasil belajar yang didasarkan pada perbandingan kemampuan seorang peserta didik terhadap peserta didik lain yang mengikuti tes yang sama adalah pendekatan penilaian yang didasarkan pada acuan norma. Artinya, pemberian nilai mengacu kepada perolehan nilai kelompok. Bila peserta didik yang mengikuti tes banyak sekali, hingga mencapai ratusan jumlahnya, maka perlu digunakan statistik sederhana untuk menentukan besarnya skor rata-rata peserta tes (mean) dan simpangan bakunya (standard deviation=sd). Penggunaan nilai mean dan SD akan memberikan informasi bagaimana posisi kemampuan seorang peserta didik dalam kelompoknya, dimulai dari yang terpandai, pandai, sedang, kurang, dan sangat kurang (bodoh). Penilaian terhadap hasil belajar mahasiswa yang mengacu pada kriteria yang dibakukan, disebut penilaian yang menggunakan PAP. Untuk dapat menentukan kelulusan peserta didik, terlebih dahulu harus ditentukan sejumlah patokan atau Kriteria yang mengacu pada Tujuan Pembelajaran Umum dan Tujuan Pembelajaran Khusus yang akan menjadi dasar penentuan kelulusan. Bila seorang peserta didik telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan, maka ia dapat dinyatakan lulus atau dianggap telah menguasai bahan yang diujikan. Keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran ditentukan oleh tingkat penguasaan tujuan pembelajaran. Artinya, nilai atau kelulusan seorang peserta didik ditentukan oleh penguasaannya atas tujuan pembelajaran. Penilaian dengan pendekatan PAP digunakan dalam sistem belajar tuntas. Pada sistem belajar tuntas, semua tujuan pembelajaran, baik yang penting atau pun yang tidak penting, yang mudah maupun yang sukar, harus dikuasai peserta didik. Dalam hal ini, semua tujuan pembelajaran harus ada butir soalnya. Karena penguasaan 100% bahan ajar sukar dicapai, banyak lembaga pendidikan yang menentukan patokan kelulusan atau tingkat penguasaan bahan 75% atau 80% saja. Misalnya, seorang peserta didik dikatakan telah menguasai satu pokok bahasan tertentu bila ia telah dapat menjawab dengan benar 80% dari butir soal yang berasal dari pokok bahasan tersebut. Bagi peserta didik yang persentase jawaban benarnya kurang dari 80%, dianggap belum menguasai bahan atau dianggap belum lulus. 10

12 Ada lembaga pendidikan yang melakukan penilaian dengan menggunakan kategori lulus dan tidak lulus. Ada juga yang menggunakan kategori A, B, C, D, dan E sedangkan nilai E dinyatakan tidak lulus karena penguasaan peserta didik terhadap bahan yang diujikan kurang dari 50%. Apabila peserta didik mempelajari bahan ajar secara teratur dan bertahap sesuai urutan modul, selalu mengerjakan tes formatif, dan mengulang materi yang belum dikuasai seperti yang disarankan, dapat dikatakan bahwa peserta didik tersebut telah mempelajari bahan ajar secara tuntas. Dengan demikian, seharusnya peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mempersiapkan diri menempuh UAS. 2. Proses Penilaian Pemrosesan hasil ujian PAP untuk peserta tes yang banyak, mencapaii ribuan, dilakukan dengan menggunakan komputer. Penggunaan komputer dalam proses penilaian akan memberikan hasil yang lebih akurat dengan lebih cepat dan ekonomis. Proses penilaian untuk ujian objektif dilakukan dengan menggunakan komputer. Untuk itu, diperlukan mesin pembaca lembar jawaban ujian (scanner) dan LJU, yang khusus didesain untuk mesin pembaca LJU tersebut. Peserta ujian menjawab ujian dengan cara menghitamkan huruf-huruf atau kode-kode yang tersedia dalam LJU dengan menggunakan pensil khusus (2B) Setelah mesin scanner membaca LJU, komputer dapat diprogram untuk melakukan penilaian dan melakukan konversi menjadi nilai huruf (grading). Untuk ujian uraian, pemberian skor dilakukan secara manual dan skor yang diperoleh kemudian diketik ke dalam komputer, selanjutnya dilakukan proses penilaian dan pemberian nilai huruf secara terkomputerisasi seperti halnya pada ujian objektif. Bila jumlah peserta ujian banyak, dimungkinkan pemeriksaan ujian uraian dilakukan secara terkomputerisasi, mengingat sudah tersedia berbagai perangkat lunak yang dapat membaca tulisan tangan. Jika hal ini dapat dilakukan maka proses penilaian akan semakin cepat karena yang sering menyebabkan nilai tertunda adalah pemeriksaan hasil ujian uraian yang lama. Untuk tes adaptif, proses penilaian merupakan bagian dari rancangan tes (ETS, 2002). Peserta tes secara otomatis akan mengetahui skor yang telah diperolehnya. Skor yang diberikan tergantung pada jumlah soal yang dijawab dan jawaban terhadap soal yang diberikan. Soal yang diberikan oleh komputer akan mencerminkan keberhasilan dalam menjawab soall sebelumnya dan kisi-kisi tes. Kisi-kisi tes meliputi: a. tingkat kesulitan soal yang diberikan, b. tipe soal yang diberikan, dan c. cakupan materi tes yang sesuai. 11

13 Soal yang pertama diberikan, merupakan soal yang tidak terlalu sulit. Benar tidaknya jawaban menentukan apakah selanjutnya peserta tes akan diberi soal-soal yang lebih mudah atau lebih sukar. Dengan demikian, peserta tes akan mendapatkan skor-skor yang mencerminkan kebenaran jawaban terhadap setiap soal dan tingkat kesulitan setiap soal. Bila ada dua peserta tes yang mempunyai jumlah jawaban benar yang sama, peserta tes yang menjawab soal-soal yang lebih sulit akan mendapatkan skor yang lebih tinggi. Demikian juga, bila ada dua peserta tes mendapatkan dua set soal yang tingkat kesulitannya sama, peserta tes yang lebih cepat menjawab dan mempunyai jumlah jawaban soal benar lebih banyak akan mendapatkan skor yang lebih tinggi. 12

14 Rangkuman Evaluasi Hasil Belajar (EHB) mempunyai peran yang sangat penting dalam sistem PJJ. Seringkali EHB merupakan satu-satunya tolok ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran tentang keberhasilan belajar mahasiswa pada system pendidikan ini. Oleh karena itu, penyusunan alat EHB harus direncanakan secara matang berdasarkan pada kisi-kisi tes dan dikembangkan dengan mengacu pada rambu-rambu penulisan soal yang baik. Selain evaluasi sumatif yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan belajar mahasiswa, evaluasi formatif merupakan suatu hal yang mutlak harus diberikan kepada mahasiswa PJJ untuk mengarahkan belajar mereka. Pada sistem PJJ, tes online tampaknya merupakan suatu keharusan agar institusi PJJ dapat memberikan layanan ujian secara individual dan sekaligus dapat melaksanakan tes yang tidak seragam di lokasi ujian yang berbeda. Penilaian harus dilakukan secara objektif serta terstandar dan hasil belajar harus dapat segera diketahui peserta didik dengan cepat melalui berbagai media. 13

PENDEKATAN PENILAIAN Grading Nilai

PENDEKATAN PENILAIAN Grading Nilai PENDEKATAN PENILAIAN Grading Nilai CORRECTION FOR GUESSING Jawaban salah Skor = Jawaban benar - ----------------------- ( n 1 ) n = jumlah alternatif pilihan yang disediakan PENILAIAN dan PENDEKATAN PENILAIAN

Lebih terperinci

EVALUASI PEMBELAJARAN GEOGRAFI

EVALUASI PEMBELAJARAN GEOGRAFI EVALUASI PEMBELAJARAN GEOGRAFI PENILAIAN DOSEN: SRI HAYATI ARTI PENTING MEMPELAJARI EVALUASI PEMBELAJARAN Penilaian pembelajaran memiliki tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Evaluasi merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Evaluasi merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Evaluasi merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan karena hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai gambaran mengenai kualitas suatu sekolah maupun

Lebih terperinci

Inisiasi IV ASESMEN PEMBELJARAN SD

Inisiasi IV ASESMEN PEMBELJARAN SD Inisiasi IV ASESMEN PEMBELJARAN SD Saudara-saudara mahasiswa PGSD S-1 PJJ, selamat bertemu kembali dalam kegiatan tutorial bersama saya Yuni Pantiwati sebagai tutor mata kuliah Asesmen Pembelajaran SD.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah, guru adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas hasilnya. Dengan demikian, guru patut dibekali dengan evaluasi sebagai

Lebih terperinci

VI. EVALUASI HASIL BELAJAR

VI. EVALUASI HASIL BELAJAR Katalog Universitas Terbuka 2010 27 VI. EVALUASI HASIL BELAJAR Evaluasi hasil belajar mahasiswa UT dilakukan dalam bentuk Tugas dan partisipasi dalam Tutorial (Tutorial Tatap Muka dan Online), Ujian Praktek

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

Mahasiswa mampu. Tes DASAR. Modul: 1 6 PENILAIAN. menjelaskan hakikat. Suryanto, DALAM. penilaian, asesmen, Adi. (2009).

Mahasiswa mampu. Tes DASAR. Modul: 1 6 PENILAIAN. menjelaskan hakikat. Suryanto, DALAM. penilaian, asesmen, Adi. (2009). SILABUS Nama Mata Kuliah/Kode Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran di SD (PDGK 4301) Program : PGSD Nama Lengkap Penulis : Iding Tarsidi, Drs., M. Pd. Instansi Asal : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Lebih terperinci

VI. EVALUASI HASIL BELAJAR

VI. EVALUASI HASIL BELAJAR Katalog Universitas Terbuka 2013 FEKON, FISIP, FMIPA, dan FKIP Non Pendas 37 VI. EVALUASI HASIL BELAJAR Hasil belajar mahasiswa UT diukur melalui pengerjaan tugas dan partisipasi dalam kegiatan TTM atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan evaluasi sebagai bagian tak terpisahkan dari aktivitas pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Kegiatan evaluasi sebagai bagian tak terpisahkan dari aktivitas pembelajaran 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan evaluasi sebagai bagian tak terpisahkan dari aktivitas pembelajaran secara menyeluruh, menuntut adanya kemampuan yang memadai dari guru sebagai pelaksana pembelajaran

Lebih terperinci

VI. EVALUASI HASIL BELAJAR

VI. EVALUASI HASIL BELAJAR 38 Katalog Universitas Terbuka 2013 FEKON, FISIP, FMIPA, dan FKIP Non Pendas Edisi 2 pada situs http://student.ut.ac.id. Untuk lebih jelasnya lihat Panduan Tutorial Online pada situs UT. Penjelasan lebih

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PENILAIAN PEMBELAJARAN (SMP / SMA) OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPd. UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 1 KONSEP DASAR PENILAIAN PENILAIAN PENDIDIKAN: KEGIATAN MENILAI YG TERJADI DALAM KEGIATAN PENDIDIKAN PENILAIAN

Lebih terperinci

antara ketiganya. Untuk memahami apa persamaan, perbedaan, ataupun hubungan akan memilih yang panjang. Kita tidak akan memilih yang pendek, kecuali

antara ketiganya. Untuk memahami apa persamaan, perbedaan, ataupun hubungan akan memilih yang panjang. Kita tidak akan memilih yang pendek, kecuali A. Arti Penilaian Istilah pengukuran, penilaian, dan evaluasi, seringkali digunakan dalam dunia pendidikan. Ketiga kata tersebut memiliki persamaan, perbedaan, ataupun hubungan antara ketiganya. Untuk

Lebih terperinci

EVALUASI & REMEDIASI

EVALUASI & REMEDIASI EVALUASI & REMEDIASI TES Tes adalah suatu pertanyaan atau (seperangkat) tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang atribut pendidikan atau psikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tugas seorang guru dalam kegiatan pembelajaran adalah membantu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tugas seorang guru dalam kegiatan pembelajaran adalah membantu II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tes Tugas seorang guru dalam kegiatan pembelajaran adalah membantu perubahan dan keberhasilan peserta didik atau siswa. Untuk mengetahui bagaimana perubahan dan tingkat

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi Guru Mata Pelajaran Qur an Hadits dalam Perencanaan. Evaluasi Hasil Belajar Siswa di MTs Negeri Ngantru

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi Guru Mata Pelajaran Qur an Hadits dalam Perencanaan. Evaluasi Hasil Belajar Siswa di MTs Negeri Ngantru BAB V PEMBAHASAN A. Kompetensi Guru Mata Pelajaran Qur an Hadits dalam Perencanaan Evaluasi Hasil Belajar Siswa di MTs Negeri Ngantru Dalam perencanaan evaluasi hasil belajar seorang guru harus menyesesuaikan

Lebih terperinci

EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN

EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011 KOMPTENSI (TIK) Dapat Merancang Sistem Penilaian Hasil Belajar INDIKATOR Menyusun perencanaan tes hasil belajar

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI BAHAN AJAR (MINGGU KE 12) MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA BIDANG STUDI FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI 2 1. Pengertian Bobot, Skor dan Nilai Bobot = bilangan yang dikenakan terhadap

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Dalam kegiatan pembelajaran segala sesuatu hal selayaknya dilakukan dengan tahapan yang jelas dan terarah. Oleh karena itu, penting

Lebih terperinci

T E S. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB

T E S. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB T E S Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB 1 Pengertian Tes Secara harfiah, kata "tes" berasal dari bahasa Perancis Kuno: testum yang artinya "piring untuk menyisihkan logam-logam mulia" (maksdunya dengan

Lebih terperinci

PROSEDUR MUTU PENILAIAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO. Ungaran, Februari 2015 LEMBAGA PENJAMIN MUTU UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

PROSEDUR MUTU PENILAIAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO. Ungaran, Februari 2015 LEMBAGA PENJAMIN MUTU UNIVERSITAS NGUDI WALUYO PROSEDUR MUTU PENILAIAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO Ungaran, Februari 2015 LEMBAGA PENJAMIN MUTU UNIVERSITAS NGUDI WALUYO BAB I PENDAHULUAN Penilaian dalam hal ini merupakan salah satu maspek dalam proses

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN

STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN BADAN PENJAMINAN MUTU (BAJAMTU) UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 Deskripsi Proses pembelajaran adalah kegiatan yang diterima oleh mahasiswa selama menempuh pendidikan, baik secara

Lebih terperinci

Kuesioner. Bentuk tes yang memberikan kemudahan dalam skoring adalah tes objektif 2.

Kuesioner. Bentuk tes yang memberikan kemudahan dalam skoring adalah tes objektif 2. Lampiran 1 Kuesioner No Pernyataan 1. Bentuk tes yang memberikan kemudahan dalam skoring adalah tes objektif 2. Saya cenderung membuat soal yang mudah supaya tidak direpotkan dengan her (remidi) 3. Supaya

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN UJIAN REMIDI/UJIAN PERBAIKAN DAN SEMESTER SELA FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN UJIAN REMIDI/UJIAN PERBAIKAN DAN SEMESTER SELA FAKULTAS ILMU KESEHATAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN UJIAN REMIDI/UJIAN PERBAIKAN DAN SEMESTER SELA FAKULTAS ILMU KESEHATAN DI SUSUN OLEH TIM PENYUSUN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2016 1 I.

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 4: Menelaah Tes Hasil Belajar

Kegiatan Belajar 4: Menelaah Tes Hasil Belajar Kegiatan Belajar 4: Menelaah Tes Hasil Belajar Uraian Materi 1. Menelaah Kualitas Soal Tes Bentuk Objektif Sebagaimana telah anda pelajari sebelumnya, bahwa analisis kualitas perangkat soal tes hasil belajar

Lebih terperinci

SOAL UJIAN AKHIR EVALUASI PENDIDIKAN JASMANI. a) Buatlah suatu norma hasil tes dengan lima kategori nilai (A,B,C,D, dan E).

SOAL UJIAN AKHIR EVALUASI PENDIDIKAN JASMANI. a) Buatlah suatu norma hasil tes dengan lima kategori nilai (A,B,C,D, dan E). SOAL UJIAN AKHIR EVALUASI PENDIDIKAN JASMANI 1. Bila dari hasil penghitungan terhadap 100 orang siswa tentang tingkat kebugaran jasmaninya, diperoleh nilai rata-rata tes sebesar 60 dan simpangan bakunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemampuan belajar yang dimiliki manusia membuat manusia dapat selalu berkembang dalam hidupnya untuk mencapai kedewasaan. Belajar merupakan serangkaian kegiatan

Lebih terperinci

MATERI KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN

MATERI KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN MATERI KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN A. Pendekatan Penilaian Hasil Belajar Sebelum melakukan proses evaluasi terlebih dahulu kita harus melakukan pengukuran dengan alat yang disebut tes. Hasil pengukuran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan penelitian dan 50 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan media

Lebih terperinci

Hakikat Tes, Pengukuran. Aris Fajar Pambudi FIK UNY

Hakikat Tes, Pengukuran. Aris Fajar Pambudi FIK UNY Hakikat Tes, Pengukuran Aris Fajar Pambudi FIK UNY Kalau anda punya kegiatan dengan tujuan yang telah ditetapkan, bagaimana cara anda mengetahui bahwa tujuan telah tercapai? Kegiatan belajar? Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Karena itu, pemerintah selalu berusaha agar mutu pendidikan matematika

Lebih terperinci

Evaluasi Pembelajaran Bahasa Jerman

Evaluasi Pembelajaran Bahasa Jerman Evaluasi Pembelajaran Bahasa Jerman JR501 Drs. Setiawan, M.Pd. Pepen Permana, S.Pd Pertemuan 2 Deutschabteilung UPI - 2007 Hubungan antara Pembelajaran & Evaluasi to teach without testing is unthinkable

Lebih terperinci

EVALUASI & REMEDIASI

EVALUASI & REMEDIASI EVALUASI & REMEDIASI Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa DIV Bidan Pendidik Fak. Kedokteran USU akan dapat melaksanakan evaluasi dan remediasi belajar dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu cara untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yaitu melalui pendidikan. Pendidikan dapat meningkatkan kualitas serta mengembangkan potensi sumber

Lebih terperinci

Pengertian dan Hubungan Antara Tes, Pengukuran, dan Evaluasi

Pengertian dan Hubungan Antara Tes, Pengukuran, dan Evaluasi Pengertian dan Hubungan Antara Tes, Pengukuran, dan Evaluasi Tes, Pengukuran, dan Evaluasi merupakan tiga istilah yang berbeda namun saling berhubungan. Banyak orang tidak mengetahui secara jelas perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal dan nonformal, tak terhindar dari pengukuran (measurement) dan tes. Suatu tes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan. Menurut Rusman, pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan. Menurut Rusman, pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini, peneliti memaparkan tentang alasan peneliti yang meliputi latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan penegasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah kegiatan inti institusi pendidikan dan sangat berpengaruh pada mutu pendidikan secara keseluruhan. Berbagai metode telah dikembangkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PEDOMAN STANDAR AKADEMIK STMIK SUMEDANG

PEDOMAN STANDAR AKADEMIK STMIK SUMEDANG PEDOMAN STANDAR AKADEMIK STMIK SUMEDANG SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) SUMEDANG DITETAPKAN DI SUMEDANG, 19 AGUSTUS 2014 OLEH KETUA STMIK SUMEDANG SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tentang nilai. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Arikunto (2009:7) yang

BAB II LANDASAN TEORI. tentang nilai. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Arikunto (2009:7) yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Menurut (Jurs,2005) membedakan antara evaluasi, pengukuran dan testing. Mereka berpendapat bahwa evaluasi adalah suatu proses yang mencakup pengukuran dan mungkin juga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 19 Bandung dan sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 19

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Untuk mengetahui waktu dan tempat diadakannya penelitian, serta subjek dan karakteristik dari subjek penelitian, berikut

Lebih terperinci

SILABUS EVALUASI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER (IK 501)

SILABUS EVALUASI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER (IK 501) Evaluasi Pendidikan Ilmu 1 SILABUS EVALUASI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER (IK 501) I. DESKRIPSI Mata kuliah ini merupakan salah satu mata kuliah dalam rumpun Maka Kuliah Dasar (MKD) bertujuan untuk membekali

Lebih terperinci

SISTEM PENILAIAN MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN PAI

SISTEM PENILAIAN MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN PAI SISTEM PENILAIAN MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN PAI Mahasiswa wajib mengerjakan 5 paket tugas individu, 5 paket tugas kelompok, UTS dan UAS Tugas dikerjakan di kertas folio bergaris dan dilengkapi identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengukur keberhasilan proses pembelajaran diperlukan evaluasi (penilaian) dan

BAB I PENDAHULUAN. mengukur keberhasilan proses pembelajaran diperlukan evaluasi (penilaian) dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh proses pembelajaran. Untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran diperlukan evaluasi (penilaian) dan analisis hasil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1. Metode Peer Learning (Teman Sebaya) Menurut (Miller et al.,1994), peer learning merupakan metode pembelajaran yang sangat tepat digunakan pada peserta

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SM SPMI Hal : 1/11 1 Judul STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 08 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/11 2 Lembar Pengendalian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek,

Lebih terperinci

STMIK AKAKOM 2011 STANDAR AKADEMIK. Versi 1.0. PJM. Standar Akademik STMIK AKAKOM Halaman 1

STMIK AKAKOM 2011 STANDAR AKADEMIK. Versi 1.0. PJM. Standar Akademik STMIK AKAKOM Halaman 1 STMIK AKAKOM 2011 STANDAR AKADEMIK Versi 1.0. PJM Standar Akademik STMIK AKAKOM Halaman 1 Standar Akademik STMIK AKAKOM Halaman 2 PENGANTAR Setiap penyelenggaraan pendidikan harus mengacu pada standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Agar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut. BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian pengembangan yang dipilih untuk pengembangan LKS yaitu model penelitian 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ariani Arsad, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ariani Arsad, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2011 tentang Kriteria kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan penyelenggaraan ujian sekolah/madrasah

Lebih terperinci

atau siswa yang mendapatkan sekor lebih tinggi daripada kemampuan yang sebenarnya (spuriously high). Sekor bisa menjadi tidak wajar ketika responden

atau siswa yang mendapatkan sekor lebih tinggi daripada kemampuan yang sebenarnya (spuriously high). Sekor bisa menjadi tidak wajar ketika responden BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mencerdaskan

Lebih terperinci

EVALUASI HASIL BELAJAR

EVALUASI HASIL BELAJAR Slide psikolgi pendidikan 1 EVALUASI HASIL BELAJAR Psikologi Pendidikan Slide psikolgi pendidikan 2 Pengukuran & Penilaian Hasil Belajar Pengertian Pengukuran & Penilaian Suatu tindakan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN

STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN STD-SPM.Pol//04/2017 Halaman 1 dari 11 STD-SPM.Pol//04/2017 1. VisidanMisiPoliteknik Visi : Misi : Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, kompetitif dan bertaraf internasional tahun

Lebih terperinci

PANDUAN P2M STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN PENGANTAR

PANDUAN P2M STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN PENGANTAR PENGANTAR Buku panduan standar penilaian pendidikan ini dibuat dengan maksud dan tujuan untuk mengatur kebutuhan sarana fisik dan pengelolaan keuangan untuk kegiatan proses pembelajaran dan belanja pegawai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Asesmen portofolio Asesmen portofolio merupakan bentuk penilaian terhadap sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi

Lebih terperinci

PENILAIAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN

PENILAIAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN SMA MUHAMMADIYAH WONOSOBO PENILAIAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN Nomor Dokumen Nomor Revisi : 00 Tanggal Berlaku Halaman : 1 dari 4 : SPN.2-MUH-KUR/IX/2016 : 21 September 2016 DIBUAT Oleh Waka Kurikulum

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) PRODI PENDIDIKAN EKONOMI DAN KOPERASI

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) PRODI PENDIDIKAN EKONOMI DAN KOPERASI RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) PRODI PENDIDIKAN EKONOMI DAN KOPERASI Nama Mata Kuliah : Evaluasi Pembelan Ekonomi Kode/SKS : KP 501/2 Kelompok Mata Kuliah : MKKP Status Mata Kuliah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Objek penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Cimahi, Jalan Mahar Martanegara (Leuwigajah)

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan LKS Fisika model

III.METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan LKS Fisika model III.METODE PENELITIAN A. Setting Pengembangan Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan LKS Fisika model pembelajaran kooperatif tipe STAD materi pokok Hukum Hooke dengan pendekatan saintifik. Dengan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm. 33-40 PEMANFAATAN PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI Oleh Sukanti 1 Abstrak Hasil belajar dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap 22 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Seputih Banyak tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 224 siswa yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang memadai sehingga kita dapat memanfaatkannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang memadai sehingga kita dapat memanfaatkannya dalam BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era globalisasi atau yang lebih dikenal dengan pasar bebas menuntut setiap individu untuk mempersiapkan sumber daya yang handal terutama di bidang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan bersifat kuantitatif yaitu metode Pre Experiment (Quasi Experiment). Penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Cidaun pada mata pelajaran produktif, standar kompetensi menggunakan mikroorganisme dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 254 siswa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian merupakan proses yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang keberhasilan belajar siswa dan bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan untuk meningkatkan mutu pendidikan sangat bergantung pada berbagai unsur, antara lain program pendidikan, guru, siswa, sarana dan prasarana pendidikan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode analitik korelatif tindakan pengembangan, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode analitik korelatif tindakan pengembangan, yaitu penelitian 65 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Suatu penelitian memerlukan suatu metode penelitian untuk pendekatan yang nantinya akan digunakan untuk memecahkan masalah. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tes adalah bentuk penilaian khusus yang umumnya terdiri dari seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. Tes adalah bentuk penilaian khusus yang umumnya terdiri dari seperangkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tes adalah bentuk penilaian khusus yang umumnya terdiri dari seperangkat pertanyaan yang diberikan dalam periode waktu yang ditetapkan dengan kondisi yang sebanding

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan BAB III METODE PEELITIA A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif memungkinkan

Lebih terperinci

M E M U T U S K A N:

M E M U T U S K A N: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 450/SK/R/UI/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN E-LEARNING DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sistem pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka dibuat definisi operasional sebagai berikut: 1. Asesmen portofolio Asesmen portofolio adalah penilaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Praktik Pembelajaran praktik merupakan suatu proses untuk meningkatkan keterampilan peserta didik dengan menggunakan berbagai metode yang sesuai

Lebih terperinci

PENGERTIAN TUJUAN ATAU FUNGSI PENILAIAN PENDIDIKAN BESERTA CONTOHNYA MAKALAH

PENGERTIAN TUJUAN ATAU FUNGSI PENILAIAN PENDIDIKAN BESERTA CONTOHNYA MAKALAH PENGERTIAN TUJUAN ATAU FUNGSI PENILAIAN PENDIDIKAN BESERTA CONTOHNYA MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Assesmen dan Evaluasi yang dibimbing oleh Dra. Sunarmi, M.Pd Oleh : Kelompok 4 / Offering C

Lebih terperinci

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil 46 2. Kerjasama a. Pengertian Kerjasama Menurut Lewis Thomas dan Elaine B. Johnson ( 2014, h. 164) kerjasama adalah pengelompokan yang terjadi di antara makhlukmakhluk hidup yang kita kenal. Kerja sama

Lebih terperinci

Unit 6 TEKNIK PEMBERIAN SKOR DAN NILAI HASIL TES. Ainur Rofieq. Pendahuluan

Unit 6 TEKNIK PEMBERIAN SKOR DAN NILAI HASIL TES. Ainur Rofieq. Pendahuluan Unit 6 TEKNIK PEMBERIAN SKOR DAN NILAI HASIL TES Ainur Rofieq Pendahuluan P ada unit ini Anda akan mempelajari teknik pemberian skor (penskoran) dan prosedur mengubah skor ke dalam nilai standar pada metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (student centered active learning). Siswa ditempatkan sebagai subyek. belajarnya dengan bantuan fasilitator (guru).

BAB I PENDAHULUAN. (student centered active learning). Siswa ditempatkan sebagai subyek. belajarnya dengan bantuan fasilitator (guru). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bertumpu pada interaksi antara guru dengan siswa. Sasaran pembelajaran diorientasikan pada pengembangan kompetensi. Pembelajaran diarahkan pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Evaluasi Pembelajaran. 1. Pengertian Evaluasi. Evaluasi perlu dilakukan dalam kegiatan belajar-mengajar untuk dapat

BAB II KAJIAN TEORI. A. Evaluasi Pembelajaran. 1. Pengertian Evaluasi. Evaluasi perlu dilakukan dalam kegiatan belajar-mengajar untuk dapat 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Evaluasi Pembelajaran 1. Pengertian Evaluasi Evaluasi perlu dilakukan dalam kegiatan belajar-mengajar untuk dapat menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan dan pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB VII PENILAIAN PORTOFOLIO

BAB VII PENILAIAN PORTOFOLIO BAB VII PENILAIAN PORTOFOLIO Tujuan :a)dapat memahami makna penilaian portofolio, b) dapat menjelaskan unsur-unsur yang lazim terapat dalam sebuah portofolio.; c) dapat menyebutkan ciri-ciri dasar portofolio;

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian III. METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian pengembangan. Pengembangan yang dilakukan merupakan pengembangan multimedia interaktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar di sekolah atau yang lebih dikenal dengan istilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar di sekolah atau yang lebih dikenal dengan istilah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar di sekolah atau yang lebih dikenal dengan istilah pengajaran merupakan sebuah proses yang tidak hanya bersifat mekanisme saja, tetapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kelas II SD N Panerusan Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Penelitian

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENGANTAR Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas (MM FE -UNAND) mulai dibuka pada bulan April 2000 berdasarkan izin Direktur

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI Kata Pengantar Mata kuliah Laboratorium Pengantar Akuntansi (EKSI4101) dan Laboratorium Auditing (EKSI4414) merupakan mata kuliah keahlian berkarya yang bersifat praktik. Praktikum dilakukan dengan simulasi

Lebih terperinci

ANALISIS SOAL. 1. Analisis Butir Soal. 2. Analisis Perangkat Soal

ANALISIS SOAL. 1. Analisis Butir Soal. 2. Analisis Perangkat Soal ANALISIS SOAL. Analisis Butir Soal 2. Analisis Perangkat Soal PERSIAPAN PEMERIKSAAN HASIL UJIAN Tujuan : Menyeragamkan persepsi semua pemeriksa khususnya terhadap pedoman penilaian Memeriksa kesesuaian

Lebih terperinci

II. REGISTRASI DAN BIAYA PENDIDIKAN

II. REGISTRASI DAN BIAYA PENDIDIKAN 4 Katalog Universitas Terbuka 2010 II. REGISTRASI DAN BIAYA PENDIDIKAN A. SISTEM REGISTRASI UT menyelenggarakan 2 (dua) program pendidikan, yang diberi istilah Program Non-Pendas dan Program Pendas. Program

Lebih terperinci

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENILAIAN MATA KULIAH PROGRAM SARJANA. NO. POB/ESL/08 Rev.

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENILAIAN MATA KULIAH PROGRAM SARJANA. NO. POB/ESL/08 Rev. FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN PROSEDUR OPERASIONAL BAKU NO. POB/ESL Rev.00 Disusun oleh Diperiksa oleh Disahkan oleh URAIAN Nama Jabatan Tanda Tangan Staff Program Studi Staff Gugus Kendali Mutu (GKM) Ketua

Lebih terperinci

Dian Saputri, Ashari, Eko Setyadi Kurniawan

Dian Saputri, Ashari, Eko Setyadi Kurniawan Pengembangan Computer Based Test (CBT) Dengan Software Hot Potatoes pada Pembelajaran Fisika Dasar 2 di Universitas Muhammadiyah Purworejo Tahun Akademik 2014/2015 Dian Saputri, Ashari, Eko Setyadi Kurniawan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian & Pengembangan (Research and Development) ini terdiri dari tiga tahap, di mana langkah-langkah penelitian mengacu pada model pengembangan

Lebih terperinci

EVALUASI PEMBELAJARAN KIMIA. Dosen : Nahadi,SPd.MSi. MPd.

EVALUASI PEMBELAJARAN KIMIA. Dosen : Nahadi,SPd.MSi. MPd. EVALUASI PEMBELAJARAN KIMIA Dosen : Nahadi,SPd.MSi. MPd. Silabi Perkuliahan Evaluasi Pembelajaran Kimia Nama mata kuliah : Evaluasi Pembelajaran Kimia Nomor kode : KI501 Jumlah sks : 2 sks Semester : 4

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB II KAJIAN TEORETIK BAB II KAJIAN TEORETIK 2.1 Tinjauan Tentang Kualitas Berbicara tentang pengertian atau definisi kualitas dapat berbeda makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat bergantung

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04. 03 08 SEMARANG 2011 SPMI-UNDIP Standar Penilaian Pendidikan Sistem Penjaminan Mutu Internal Disetujui

Lebih terperinci

BAB 1 INFORMASI UMUM

BAB 1 INFORMASI UMUM DAFTAR ISI PENGANTAR BAB 1 INFORMASI UMUM BAB 2 KOMPETENSI DAN SUBKOMPETENSI 1. Kompetensi (Capaian Pembelajaran) 2. Subkompetensi (Kemampuan pada Akhir Tahap Pembelajaran) 3. Bagan Alir Capaian Pembelajaran

Lebih terperinci

Judul : Manual Prosedur Pelaksanaan UTS dan UAS Tanggal dikeluarkan : 01 April Area : Gugus Jaminan Mutu Revisi :

Judul : Manual Prosedur Pelaksanaan UTS dan UAS Tanggal dikeluarkan : 01 April Area : Gugus Jaminan Mutu Revisi : FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNDANA Dokumen Level : Manual Prosedur Kode : DPM.GJM.FST.UNDANA.13.19 Judul : Manual Prosedur Pelaksanaan UTS dan UAS Tanggal dikeluarkan : 01 April 2013 Area : Gugus Jaminan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN Paparan Data Sebagaimana diterangkan dalam teknik analisis data dalam penelitian, peneliti menggunakan analisa kualitatif deskriptif dan data yang diperoleh peneliti baik dari hasil

Lebih terperinci

2014 KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA

2014 KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam praktik pendidikan, guru senantiasa dihadapkan pada keputusankeputusan dalam memberikan label pada setiap karakteristik atribut siswa. Pemberian atribut

Lebih terperinci