BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
|
|
- Ratna Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) pada mulanya merupakan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kristen Indonesia (PTPG-KI) yang bergerak untuk mencetak lulusan dengan berlatar belakang pendidikan sebagai konsentrasinya. PTPG-KI diresmikan pada 30 November 1956 dengan jurusan Pendidikan, Sejarah, Bahasa Inggris, Hukum, dan Ekonomi. PTPG-KI mengalami perubahan nama pada tanggal 17 Juli 1959 menjadi FKIP-KI. 5 Desember 1959 diresmikan menjadi Universitas Krsiten Satya Wacana dengan kehadiran Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum dengan diikuti dengan pembukaan beberapa Fakultas dan Program Studi baru lainnya. Satya Wacana yang berarti Setia Kepada Firman Tuhan terus berkembang baik bidang internal maupun eksternalnya. Motto Universitas Kristen Satya Wacana adalah Takut Akan Tuhan Adalah Permulaan Pengetahuan (Amsal 1:7a). Saat ini UKSW telah berumur 58 tahun, banyak pengembangan yang dilakukan UKSW termasuk dalam memperbanyak jurusan. Hingga sekarang tercatat 56 Program Studi yang terdiri dari 4 Program Studi Diploma 3, 39 Program Studi Program Sarjana (S1), 10 Program Studi Program Magister (S2), dan 3 Program Studi Program Doktoral (S3) Diakses 08 Juni 2014,22:04 WIB 32
2 Salah satu Program Studi Pendidikan yang ada didalamnya adalah Pendidikan Ekonomi atau dikenal dengan Pendidikan Dunia Usaha pada awalnya. Perubahan nama dari PDU menjadi Pendidikan Ekonoi dipertimbangkan dalam upaya penyesuaian dengan SK Menteri No. 021/U/1996 tentang Kurikulum yang berlaku secara Nasional Program Sarjana Pendidikan. 2 Program Studi Pendidikan Ekonomi terakreditasi B (042/BAN-PT/Ak-XIII/S1/I/2011) dengan memiliki lima bidang pilihan konsentrasi, Ekonomi Koperasi, Pemasaran, Administrasi Perkantoran, Akuntansi dan Keuangan, dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Sesuai dengan slogan UKSW EXCELLENCE FOR ALL, Progdi PE memiliki daya unggul dalam hal lulusan dengan kompetensi profesional yang utuh dan terpadu dengan jiwa wirausaha yang tangguh. Bukti daya unggul lulusan, mereka yang menjadi guru (SMP/MTs,SMA/MA, dan SMK/MAK) banyak yang menduduki jabatan struktural (Kepala Sekolah, Pengawas, dan tugas lainnya), disamping itu mereka juga terlibat aktif di lembaga-lembaga dan organisasi masyarakat Diakses 08 Juni 2014, 22:09 WIB Juni 2014, 22:16 WIB 33
3 Tabel 4.1 Daftar Mahasiswa Pendidikan Ekonomi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKSW Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 Tahun Angkatan Jumlah Mahasiswa Semester 2 TA 2013/2014 Semeter 3 TA 2013/ Jumlah 121 Mahasiswa 115 Mahasiswa Sumber: Perbedaan konsentrasi yang dipilih menyebabkan mahasiswa mendapatkan perbedaan jumlah SKS untuk matakuliah akuntansi dan keuangan. Mahasiswa Pendidikan Ekonomi berasal dari berbagai daerah, ada yang asli Salatiga ada pula yang berasal dari luar kota bahkan luar pulau. Latar belakang mahasiswa dilihat dari berbagai aspek mempunyai keragaman yang berbeda, Dari segi tempat asal yang mengakibatkan mahasiswa terbagi menjadi dua macam yakni mahasiswa bertempat tinggal kos atau kontrak, bertempat tinggal bersama dengan orang tua. Mahasiswa bertempat tinggal kos atau kontrak merasa dituntut pertanggung jawabannya dalam mengelola keuangannya kepada orang tua, baik secara langsung dan tidak langsung. Mahasiswa bertempat tinggal bersama orang tua masih merasa dalam zona aman mahasiswa, dimana keuangan masih ter-backupoleh orang tua. Pertanggung jawaban kurang dipermasalahkan oleh mahasiswa yang masih tinggal dengan orang tua. 34
4 Latar belakang mahasiswa selain tempat tinggal juga nampak dari pekerjaan orang tua, hal ini juga memberikan pertimbangan kepemilikan nominal uang saku mahasiswa. Pekerjaan orang tua mahasiswa PE terbagi menjadi empat macam pekerjaan pegawai negeri, swasta, wiraswasta, dan wirausaha. Keragaman tingkat penghasilan orang tua akan menyebabkan kemampuan orang tua dalam memberi uang saku kepada anak, selain dari inisiatif orang tua, mahasiswa Pendidikan Ekonomi sudah memiliki keputusan sendiri tanpa harus terdekte dari orang tua. Kedewasaan mahasiswa terlihat dari keputusan mereka untuk berusaha semaksimal mungkin mencukupi kebutuhan sehari-hari tanpa meminta uang tambahan diluar uang saku dari orang tua, dengan cara menyisihkan uang untuk simpanan pada awal periode keuangan, memilih berhutang dengan orang lain untuk menutupi kebutuhan agar terhindar dalam meminta uang tambahan pada orang tua, mahasiswa mencari usaha sampingan sendiri, bahkan ada pula mahasiswa yang murni tidak meminta uang saku pada orang tua dan mencukupi kebutuhannya dari hasil pendapatan usaha atau hasil gaji pekerjaan sendiri. Perbedaan-perbedaan yang ada akan menimbulkan jumlah nominal uang saku dan sumbernya yang berbeda antara satu sama lain, baik uang saku yang berasal dari orang tua maupun uang saku berasal dari hasil jeripayah sendiri. Tabel 4.2 Rata-rata Pendapatan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKSW Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 Sumber Uang Nominal Per Periode Keuangan Harian Mingguan Bulanan Uang Saku Rp Rp Rp Rp Rp 35
5 Uang Penghasilan Sendiri Rp Rp Rp Rp Rp Sumber : Data Primer Cara pengelolaan keuangan yang dilakukan mahasiswa berbeda-beda dan sederhana, dari pengoganisasian atau pengaturan hingga mengevaluasi uang untuk setiap kebutuhan cenderung sebatas bayangan saja, sedikit dari mahasiswa untuk bertindak memperinci setiap kebutuhan hingga menuangkannya dalam perencanaan yang tertulis. Jarak periode keuangan yang tidak terlalu lama membantu mahasiswa untuk mempermudah mengatur keuangan meski hanya membayangkannya saja. Periode keuangan bulanan seringnya dimiliki oleh mahasiswa yang tinggal jauh dari orang tua atau kos, periode keuangan mingguan dan harian lebih sering dimiliki mahasiswa yang tinggal masih bersama dengan orang tua. Pengelolaan keuangan yang dimiliki juga bergantung dengan sumber uang itu sendiri. Mahasiswa lebih ketat dalam menggunakan atau membelanjakan uangnya ketika uang itu hanya berasal dari jeripayah sendiri dan berasal dari pemberian orang tua namun tinggal jauh dari orang tua. Hal ini berbanding terbalik dengan mahasiswa yang memiliki uang berasal dari pemberian orang tua, terlebih masih tinggal dengan orang tua pula. Mahasiswa dengan sumber uang dan status tempat tinggal demikian akan lebih cuek jika dibandingkan dengan mahasiswa berstatus kebalikannya. 36
6 Mental Accounting Pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Mental accounting seseorang terlihat dari perilaku mereka dalam mengelola keuangan, baik uang yang bersumber dari pemberian orang tua maupun uang dari hasil jeripayah sendiri. Mental accounting pada mahasiswa Pendidikan Ekonomi memiliki pengetahuan pengelolaan keuangan yang digunakan untuk mengatur pengeluaran dan merencanakan sumber keuangan, pengambilan keputusan dalam praktek, evaluasi keuangan dilanjutkan dengan re-organize atau mengatur ulang keuangan. Setiap bagian dari pola pengelolaan keuangan, prosesnya sederhana. Perilaku setiap mahasiswa terhadap uang yang mereka miliki berbeda. Pengaturan pengeluaran oleh mahasiswa Pendidikan Ekonomi dilakukan dengan mengalokasikan uang yang dimiliki kedalam akun kebutuhan yang berbeda-beda. Akun kebutuhan yang dianggarkan setiap periodenya oleh mahasiswa meliputi kebutuhan pribadi, kebutuhan kuliah, kebutuhan sosial, kebutuhan simpanan, dan kebutuhan lain-lain yang sifatnya terencana dan tidak terencana, setiap jenis kebutuhan tersebut memiliki sifat rutin dan tidak rutin. Tabel 4.3 Akun-akun Kebutuhan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKSW Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 Kebutuhan Pribadi : Jenis Kebutuhan Kebutuhan Terencana Tidak Rutin Rutin Kebutuhan Tidak Terencana Rutin Tidak Rutin 37
7 Makan atau Jajan Pulsa Handphone Kebutuhan Badan ( Minyak wangi, keperluan mandi, make-up, dll ) Bensin Servis Motor Kebutuhan Kuliah : Pulsa Modem atau langganan internet Cetak File ( Print ) dan fotocopy * ** Membeli buku Pembayaran kegiatan kampus Kebutuhan Sosial : Olah Raga Menjenguk atau menyumbang Pergi dengan teman Kebutuhan saving : Menyimpan atau menyisihkan uang *** **** Kebutuhan lain-lain : Rokok, Laundry, Kebutuhan tidak terduga lainnya Sumber : Data Primer * Untuk mahasiswa bertempat tinggal kos ** Untuk mahasiswa bertempat tinggal dengan orang tua *** Untuk mahasiswa yang menyimpan uang pada awal periode **** Untuk mahasiswa yang menyimpan uang dari sisa uang seluruh kebutuhan Membuat pengaturan pengeluaran mahasiswa cenderung sekedar untuk membayangkan saja, jarang mahasiswa yang melakukan pencatatan dalam 38
8 menentukan pengeluaran mereka. Mahasiswa lebih banyak tidak melakukan pencatatan untuk menuangkan pengaturan pengeluarannya karena tidak sempat, rumit, dan dirasa tidak diperlukan untuk mencatat pengaturan pengeluaran mereka sendiri. Disamping tidak melakukan pencatatan, mayoritas mahasiswa tidak benar-benar memisahkan uang mereka sesuai kebutuhannya. Mereka memiliki pendapat bahwa uang yang dimiliki adalah uang untuk mencukupi kebutuhan mereka sendiri pula, jadi tidak perlu untuk sampai memisahkan uang dalam tempat yang berbeda. Namun mahasiswa yang memisahkan uangnya dalam tempat berbeda untuk masing-masing kebutuhan, mempunyai alasan agar lebih dapat mengontrol pemakaian uang mereka. Selain itu, nominal yang dirasa masih kecil menjadi alasan utama untuk tidak melakukan pencatatan dan pemisahan uang sesuai dengan kebutuhannya. Penyimpanan uang mahasiswa juga beragam, ada yang memisahkan uang benar-benar sesuai kebutuhannya, ada yang memisahkan uang makan saja, ada yang langsung membayarkan kebutuhan yang sudah direncanakan pada awalnya, dan ada juga mahasiswa yang benar-benar tidak menyendirikan uang mereka dalam tempat yang berbeda baik dalam cash semua, atau semua masih dalam ATM mengambil hanya seperlunya saja. Mahasiswa yang bertempat tinggal kos dan jauh dari orang tua memiliki rasa tanggung jawab dengan sendirinya, agar memupuk kepercayaan orang tua mereka dalam meberikan uang saku, selain itu tidak jarang pula orang tua mereka memberi nasihat untuk mengatur pengeluaran mereka agar lebih disiplin. Ada juga mahasiswa yang merasa karakter mereka sudah terbentuk untuk mengatur keuangan dengan terencana. Empat dari delapan belas mahasiswa dan semuanya 39
9 adalah mahasiswa berkonsentrasi akuntansi tidak mengatur pengeluarannya sama sekali meskipun hanya sekedar pemikiran saja namun tidak sama sekali dilakukan, dengan alasan mereka tahu bahwa pengaturan tersebut prosesnya rumit, mereka merasa tidak percaya diri bahwa mereka mampu untuk menjalankan sesuai rencana, jumlah nominal yang dianggap masih sedikit sedangkan kebutuhan mereka masih sedikit, dan anggapan ketika membatasi setiap pengeluaran mereka dianggap pelit oleh orang lain. Mayoritas mahasiswa merencanakan pengeluaran pada awal periode hanya untuk kebutuhan yang sifatnya pasti baik itu rutin maupun tidak rutin, karena selain itu kebutuhan dianggap tidak dapat dipastikan dari awal. Perencanaan sumber keuangan juga dilakukan mahasiswa dalam tahap ini. Mahasiswa memikirkan setiap kebutuhan yang harus dipenuhi dalam periode keuangan berikutnya, dan dari mana sumber uang yang digunakan. Hal ini dirasa akan membuat mahasiswa merasa nyaman dan tenang bahwa kebutuhan yang ada diluar kebutuhan rutin sudah memiliki anggaran sendiri untuk mewujudkan kebutuhan tersebut. Keuangan yang dikelola setiap mahasiswa adalah hak dan kewajiban mereka sendiri, karena mahasiswa sudah dianggap dewasa dalam mengambil setiap keputusan termasuk dalam aktivitas keuangan. Pengambilan keputusan dilihat dari tiga kondisi, kepemilikan hutang, penggunaan uang bonus, dan kepemilikan uang tambahan. Mahasiswa memiliki hutang yang berbeda-beda tujuannya, ada yang memiliki hutang untuk motif berjaga-jaga memenuhi 40
10 kebutuhan tidak terduga, hutang pembelian pulsa, dan hutang yang bersifat talangan. Hutang dengan motif berjaga-jaga dilakukan mahasiswa yang uang mereka sudah habis dan enggan untuk meminta tambahan pada orang tua mereka, hutang uang ini diperlakukan selayaknya hand cash. Kondisi kedua adalah hutang pembelian pulsa, mayoritas mahasiswa memilih berhutang pembelian pulsa karena memanfaatkan teman mereka yang berjualan pulsa sendiri, rasa malas untuk keluar rumah ke warung penjual pulsa, membutuhkan pulsa disaat yang tidak memungkinkan merupakan alasan untuk berhutang pulsa. Kondisi terakhir berhutang adalah ketika mahasiswa hendak membeli suatu barang namun uang yang dimiliki tidak cukup, misalnya uang yang dibawa tidak cukup untuk fotocopy mendadak, untuk sumbangan mendadak, untuk membeli barang yang kebetulan diinginkan saat itu juga responden memilih untuk meminjam uang. Ada mahasiswa yang memilih untuk berhutang ada juga mahasiswa yang memilih tidak berhutang, dua dari delapan belas mahasiswa memilih untuk tidak memiliki hutang sama sekali. Hal ini dikarenakan salah satu mahasiswa berkonsentrasi akuntansi memiliki anggapan bahwa ketika memiliki hutang merasa sulit untuk membayarnya dan merasa sayang untuk mengeluarkan uang sebagai pelunasan hutang padahal hutang tersebut untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri, mahasiswa kedua berasal dari konsentrasi non akuntansi dan berlatar belakang memiliki uang saku lebih setiap minggunya serta pencitraan diri sebagai anak dari orang tua yang mampu sehingga malu untuk memiliki hutang apa pun alasannya. Sumber uang yang berikutnya adalah uang bonus, mahasiswa Pendidikan Ekonomi memiliki tiga macam pilihan keputusan dalam menggunakan uang 41
11 bonus. Pertama, mahasiswa memilih untuk mengonsumsikan uang bonus yang dimiliki. Mahasiswa sebagian besar memilih untuk membelanjakan uang bonus dengan kebutuhan yang berbeda, seperti membeli kebutuhan perempuan atau make-up, asesoris perempuan ( tas, baju, celana, sepatu, dll ), makan, membeli bensin. Kedua, mahasiswa yang memiliki usaha sampingan memilih uang bonus mereka untuk tambahan modal usaha mereka jika nominalnya memungkinkan. Ketiga, mahasiswa memilih untuk menyimpan sebagai uang berjaga-jaga selayaknya uang simpanan mereka. Ketiga keputusan penggunaan uang bonus tersebut dipengaruhi oleh jumlah nominal uang bonus yang diterima dan kebutuhan yang belum terpenuhi, jika cenderung sedikit atau besar dan kebutuhan masih banyak mahasiswa memilih untuk membelanjakan uang bonus. Bila nominal uang bonus lumayan besar dan kebutuhan tidak terlalu banyak yang harus dipenuhi mereka memilih untuk menyimpan uang bonus. Kepemilikian uang bonus tidak dimiliki oleh semua mahasiswa, ada beberapa diantaranya selama kuliah tidak pernah menerima uang bonus, sekalipun itu pemberian orang tua atau orang lain. Mereka ingin belajar mengelola keuangan tanpa ada uang bonus dari sumber lain, dan ada mahasiswa yang selallu menolak pemberian tambahan karena merasa sudah bekerja dan uang pun untuk membantu orang tua jadi memilih untuk tidak menerima uang bonus. Setiap periode memang mahasiswa sudah memiliki sumber uang dan nominal yang sudah dipastikan sendiri-sendiri, namun tidak jarang pula mahasiswa meminta uang tambahan diluar uang saku mereka ketika uang yang dimiliki benar-benar habis tidak ada lagi uang simpanan, tapi ada juga mahasiswa 42
12 yang meminta uang tambahan untuk memenuhi kebutuhan yang nominalnya tidak bisa dijangkau sendiri. Sepuluh dari delapan belas mahasiswa lima diantaranya mahasiswa akuntansi memilih untuk tidak meminta uang tambahan, dengan berbagai alasan. Mahasiswa yang memiliki penghasilan sendiri memilih untuk tidak sama sekali meminta uang saku tambahan pada orang tua, untuk mahasiswa yang penghasilannya sebagai uang sampingan dari uang saku mereka dan mahasiswa yang memiliki uang saku pemberian orang tua mempunyai tekat untuk berusaha semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan mereka, semisalnya memang mengalami kekurangan mereka memilih untuk berhutang dari pada meminta kepada orang tua. Bagian yang terakhir dalam melihat mental accounting seseorang adalah kegiatan mengevaluasi keuangan. Mahasiswa sebagian besar mengevaluasi keuangan mereka ketika mereka beritndak boros, dan ada juga mahasiswa yang melakukannya karena keinginan mempraktekan evaluasi akuntansi dalam kehidupan mereka. Cara yang dilakukan mahasiswa untuk evaluasi sederhana, mayoritas dari mereka hanya dengan mengingat-ingat saja karena nominal yang dimiliki hanya sedikit jadi masih bisa untuk diingat saja. Pengumpulan nota juga jarang dilakukan oleh mahasiswa, mahasiswa perempuan yang sebagian mengumpulkan nota pembelanjaan mereka, karena mahasiswa laki-laki beranggapan pengumpulan nota adalah hal yang percumah untuk dilakukan dan terlalu ribet. Tapi ada juga mahasiswa yang sama sekali tidak melakukan evaluasi keuangan mereka, dua mahasiswa non akuntansi dan satu mahasiswa akuntansi, karena ada yang merasa nominal uang saku cukup sehingga tidak butuh evaluasi, 43
13 kemudahan untuk meminta uang tambahan kepada orang tua, rasa malas untuk melakukan evaluasi keuangan,dan satu mahasiswa akuntansi yang sangat mengerti tentang evaluasi dalam akuntansi tidak melakukan evaluasi karena mahasiswa tersebut tahu panjangnya, rumitnya proses evaluasi sehingga dia tidak melakukan evaluasi dan lebih tertarik untuk melakukannya ketika berada dalam suatu organisasi. Tujuan melakukan evaluasi bagi mahasiswa untuk melacak keuangan yang dibelanjakan, dan untuk mengontrol keuangan dalam satu periode tersebut ataupun untuk periode berikutnya. Mahasiswa yang melakukan evaluasi tengah periode keuangan mereka melanjutkan proses evaluasi mereka dengan mengatur ulang sisa uang yang mereka miliki untuk memenuhi kebutuhan apa saja yang masih harus dipenuhi. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar mereka dapat bertahan memenuhi kebutuhan mereka dengan sumber uang seadanya. Berdasarkan temuan diatas, mayoritas mahasiswa Pendidikan Ekonomi terlihat memiliki mental accounting dengan dua macam proses perlakuan keuangan mereka, yaitu : Gambar 4.1 Proses Perlakuan Keuangan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKSW Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 Tipe A Pengaturan keuangan Keputusan yang dibuat dalam keuangan Evaluasi keuangan Tipe B Pengaturan keuangan Keputusan yang dibuat dalam keuangan Evaluasi keuangan Pengaturan ulang keuangan Sumber : Data Primer Penelitian 44
14 Hasil Pembelajaran Akuntansi Pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Mental accounting secara tidak langsung merupakan wujud pembelajaran akuntansi pada mahasiswa. Akuntansi memiliki karakteristik cermat, rapi dan teliti, sedangkan mental accounting hanya dapat dilihat dari perilaku saja. Mental accountingpada mahasiswa Pendidikan Ekonomi terbentuk kurang optimal, baik untuk mahasiswa konsentrasi akuntansi dan non akuntansi. Mahasiswa konsentrasi non akuntansi merasa kurang optimal dalam mendapatkan matakuliah akuntansi dan keuangan, sehingga cenderung kurang termotivasi untuk mengaplikasikan atau mencoba mempraktekan pengetahuan akuntansi yang dimiliki kedalam kehidupan sehari-hari. Sebagian dari mahasiswa konsentrasi akuntansi justru telah mengetahui bagaimana proses pengelolaan keuangan dalam perusahaan, dan memiliki keinginan untuk mengaplikasikannya dalam pengelolaan keuangan pribadi, akan tetapi mahasiswa ini juga mengetahui kerumitan proses, jangka waktu yang dibutuhkan relatif lama, sehingga membuat mahasiswa dari yang awalnya melakukan menjadi tidak melakukan atau mahasiswa dari awal tidak melakukannya sama sekali. Berdasarkan wawancara beberapa mahasiswa non akuntansi dan akuntansi berinisiatif mengatur keuangan mereka dengan menjadikan pengetahuan akuntansi sebagai referensi utama mereka. Sebagian mahasiswa non akuntansi mengatakan bahwa mereka melakukan pengaturan keuangan berdasarkan inisiatif sendiri, kesadaran akan tanggung jawab mereka dan karena didikan orang tua mereka, sedikit dari mahasiswa non akuntansi ini mengatakan bahwa mengatur keuangan yang dilakukan karena pembelajaran akuntansi. Sedangkan untuk mahasiswa 45
15 akuntansi justru terdapat mahasiswa yang tidak melakukan pengaturan keuangan, tapi ada juga dari mereka sebagian besar mengatakan bahwa mengatur keuangan mereka berdasarkan pengetahuan akuntansi yang mereka dapatkan selama ini, bahkan karena pembelajaran akuntansi yang dilalui dalam jangka waktu yang lama telah membentuk karakter mereka. Pengambilan keputusan untuk memiliki hutang dengan alasannya masingmasing antara mahasiswa akuntansi dan non akuntansi adalah sama, mayoritas dari mereka mengatakan hutang dalam penggunaan yang berbeda yakni untuk menghindari meminta uang tambahan kepada orang tua, ini disebabkan inisiatif mereka yang menyatakan tidak ingin memberatkan beban orang tua lagi dengan masalah uang saku mereka. Penggunaan uang bonus lebih banyak mahasiswa akuntansi memilih untuk menginvestasikan uang bonus dibanding mahasiswa non akuntansi, untuk memilih mmenyimpan uang bonus mereka dari pada mahasiswa non akuntansi lebih banyak dari pada mahasiswa akuntansi. Menurut mereka hal ini mereka lakukan karena sepengetahuan mereka dalam akuntansi dan pengalaman sehari-hari hal yang menyangkut keuangan sangat besar resiko perusahaan untuk memiliki kebutuhan yang tidak terduga. Akan tetapi ada juga mahasiswa dengan penghasilan sendiri ketika mendapatkan uang bonus memilih untuk mengonsumsikannya karena mereka menilai uang bonus itu tidak didapatkan dengan usaha seperti uang hasil usaha atau pekerjaan mereka. Menentukan memiliki uang tambahan atau tidak mahasiswa akuntansi dan non akuntansi memiliki pola pikir yang sama, mereka lebih banyak untuk meminta uang tambahan ketika uang mereka habis, karena sebagaian besar dari mereka 46
16 masih menggantungkan uang saku dari orang tua, dan sedikit menyepelekan untuk urusah keuangan. Berbeda dengan mahasiswa yang jauh dari orang tua dan mahasiswa yang memiliki pekerjaan sendiri, mereka berusaha semaksimal mungkin agar tidak meminta uang tambahan pada orang tua. Menurut mereka keputusanni tidak mereka ambil dengan melihat apa yang ada pada pembelajaran akuntansi. Beberapa mahasiswa tidak melakukan evaluasi keuangan, bagi mahasiswa non akuntansi merasa bahwa evaluasi keuangan tidak begitu dipahami selama mengikuti pembelajaran akuntansi, sedangkan mahasiswa akuntansi hanya satu orang yang tidak melakukan evaluasi sama sekali meskipun dengan cara yang sangat sederhana karena dia tidak memiliki cukup banyak waktu, dan sudah melakukan evaluasi dalam uang usaha yang dijalaninya, sehingga malas untuk mengevaluasi keuangan pribadinya Pembahasan Mental Accounting Pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Pengaturan diperlukan dalam mengelola keuangan, baik dalam suatu organisasi maupun dalam individu. Pengetahuan pengelolaan keuangan yang tepat pada individu seseorang dikenal dengan mental accounting. Mental accounting is the set cognitif operation used by people to organize, evaluate, and make decisions about financial activities. 4 Terdapat tiga kelompok akun dalam 4 Paritosh. Op. Cit., hal.2. 47
17 menggunakan keuangan, wealth is divided into three mental accounts current income, current assets, and future income. 5 Berdasarkan hasil penelitian pada mahasiswa Pendidikan Ekonomi UKSW, mahasiswa melakukan pembagian atas uang yang dimiliki kedalam tiga jenis akun kekayaan, meskipun rincian akun kebutuhan masing-masing mahasiswa berbeda. Mental accounting mahasiswa Pendidikan ekonomi dilihat dengan proses perlakuan keuangan mereka mulai dari organize, make decision, dan evaluate. Dalam organize seseorang dituntut untuk mengkode dan mengkategorisasikan keuangan mereka sesuai kebutuhan yang ada. Mental accounting refers to a process of coding, categorizing, and evaluating (primarily financial) outcomes. 6 Mahasiswa Pendidikan ekonomi sebagian besar baik dari non akuntansi dan akuntansi telah melakukan pengkodean dan pengkategorisasian uang yang mereka miliki dengan cara yang sederhana. Tahap yang dapat digunakan sebagai amatan mental accounting seseorang adalah make decision. Sebagai mahasiswa yang telah mempelajari dasar akuntansi dan keuangan, selayaknya menentukan keputusan yang menguntungkan bagi mereka. Membuat keputusan yang tepat akan membuat seseorang mencapai tujuan keuangannya yakni financial succes dan financial independence. Sebagian besar mahasiswa Pendidikan Ekonomi baik dari akuntansi maupun non akuntansi masih meminta uang tambahan dan memiliki hutang diluar uang pendapatan mereka, dan sebagian besar mahasiswa dari non akuntansi memutuskan untuk mengonsumsi uang bonus yang didapatkan dan sebagaian besar mahasiswa akuntansi memilih untuk 5 Graham. Op. Cit, hal Karlsson. Op. Cit, hal
18 menyimpan uang bonus mereka. Dengan demikian mahasiswa Pendidikan Ekonomi tidak akan mencapai tujuan keuangan seorang individu, financial succes dimana seorang individu mampu menghasilkan keuntungan maksimum dari sumber yang minimum, keuntungan masing-masing individu berbeda ukurannya, mahasiswa Pendidikan Ekonomi dengan pilihan masing-masing dalam menggunakan uang bonus mereka dianggap sebagai keuntungan mereka, mengkonsumsikan (Current Income) adalah keuntungan mendapatkan barang yang diinginkan dengan menggunakan uang bonus yang tidak terduga, menginvestasikan (Future Income) adalah usaha untuk mendapatkan keuntungan (feedback) lebih dari nominal semula, menyimpan (Current assets) juga merupakan keuntungan memenuhi kebutuhan yang tidak terpikirkan sumber uangnya dari mana. Tujuan yang kedua adalah financial independence dimana menjadikan sumber daya yang dimiliki cukup untuk jadi mandiri, sebagian besar mahasiswa Pendidikan Ekonomi non akuntansi dan akuntansi masih bergantung dengan sumber uang diluar uang yang tengah dimiliki. Pada mahasiswa Pendidikan Ekonomi terdapat mahasiswa yang merasa cukup dengan melakukan organize dan make decision pada keuangannya tanpa melakukan evaluate, namun ada pula mahasiswa yang melakukan ketiga proses tersebut. Mahasiswa mengelola keuangannya hingga pada tahap evaluate meneruskan satu tahap yang tidak pada teori umum untuk mengetahui mental accounting seseorang, yakni tahap re-organize. Re-organize merupakan tahap pengaturan kembali sama seperti awal, pengkodean dan pengaktegorisasian ulang uang untuk memenuhi kebutuhan pada pertengahan periode. Berdasarkan 49
19 wawancara dengan mahasiswa, kebutuhan yang ditentukan dalam tahap reorganize dapat berasal dari seleksi ulang kebutuhan pada awal periode yang sudah ditentukan, bisa juga menentukan dari awal kembali dengan mencocokan sumber uang yang dimiliki dengan kebutuhan yang masih harus dipenuhi dan jangka waktu periode keuangan yang tersisa Hasil Pembelajaran Akuntansi Pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Salah satu tujuan pembelajaran akuntansi pada mahasiswa adalah untuk memberikan pengetahuan mahasiswa dalam mengelola keuangan baik dalam organisasi atau perusahaan dan dalam keuangan individu. Dalam akuntansi terdapat tiga karakter yang terkandung pada setiap proses akuntansi yakni cermat, rapi dan teliti. Cermat dan rapi telah terllihat pada perilaku mahasiswa Pendidikan Ekonomi ketika melakukan tindakan organize dan make Decision. Akan tetapi karaktersitik rapi tidak ditemukan dalam tindakan organize maupun evaluate untuk melihat mental accounting seseorang. Mata kuliah inti tentang akuntansi dan keuangan adalah Dasar-Dasar Akuntansi, Manajemen Keuangan, dan Keuangan Perusahaan dengan jumlah 9 SKS. Ketiga mata kuliah ini wajib diambil bagi mahasiswa non akuntansi dan mahasiswa akuntansi. Sedangkan untuk mahasiswa yang mengambil konsentrasi akuntansi, mengikuti 9 SKS mata kuliah inti tersebut ditambah dengan delapan mata kuliah akuntansi dengan bobot keseluruhan 24 SKS. Dengan demikian diharapkan mahasiswa konsentrasi akuntansi karakter akuntansi dalam pembentukan mental accounting pada diri mereka lebih terlihat dibanding dengan 50
20 mahasiswa yanng konsentrasi mereka non akuntansi, karena intensitas mereka dalam mengikuti pembelajaran akuntansi tidak sepadat mahasiswa akuntansi. Pada kenyataanya setelah dilakukan penelitian dengan mewawancarai mahasiswa Pendidikan Ekonomi UKSW ditemui bahwa mahasiswa non akuntansi melakukan pengaturan pengeluaran dan perencanaan sumber uang atau organize sedangkan mahasiswa akuntansi hanya sebagian besar, yakni lima dari sembilan mahasiswa melakukan aktivitas organize terhadap keuangannya. Hal ini dilatar belakangi mahasiswa akuntansi yang mengetahui sisi negatif dari aktivitas tersebut selama belajar akuntansi menjadikan mereka tidak tertarik untuk melakukannya. Pada kegiatan make decision karakter akuntansi yakni cermat telah ditemukan dalam berbagai keputusan yang dibuat oleh mahasiswa Pendidikan Ekonomi. Karaktersitik Cermat, Rapi, dan teliti tidak terlihat pada mahasiswa dalam melakukan evaluate, padahal mahasiswa akuntansi dan non akuntansi mendapatkan pengetahuan evaluasi tidak hanya dalam mata kuliah inti akuntansi dan keuangan saja, namun juga banyak ditemukan dalam mata kuliah lainnya, namun memang evaluasi keuangan ditemuakn dalam mata kuliah akuntansi dan keuangan. Cara mahasiswa mengevaluasi keuangan mereka yang hanya dengan mengingat-ingat pengeluaran, tidak melakukan pencatatan pendapatan dan pengeluaran, tidak melakukan pengumpulan nota dan mereview ulang penggunaan uang dengan rinci ini lah yang memperlihatkan bahwa karakter akuntansi belum melekat pada mahasiswa dalam proses pembentukan mental accounting mahasiswa Pendidikan Ekonomi. 51
21 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian berkaitan dengan terbentuknya mental accounting serta gambaran
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang ditemui dan dibahas, dapat ditarik beberapa kesimpulan. Kesimpulan ini merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian berkaitan
Lebih terperinciLampiran 1. Pedoman Wawancara Mahasiswa
Lampiran 1. Pedoman Wawancara Mahasiswa 1. Apakah anda mengalokasikan uang anda kedalam akun-akun kebutuhan setiap periodenya? 2. Bagaimana anda menempatkan uang yang sudah dialokasikan sesuai akunnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang akan menjadi contoh bagi peserta didiknya. Program studi Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Program studi Pendidikan Ekonomi merupakan program studi yang menyiapkan calon guru ekonomi dengan masing-masing konsentrasi, namun memiliki pengetahuan
Lebih terperinciBAB IV Analisis Dan Pembahasan
BAB IV Analisis Dan Pembahasan 4.1 Karakteristik Responden Analisis karakteristik responden digunakan untuk memperoleh gambaran sampel dalam penelitian ini. Data yang menggambarkan karakteristik responden
Lebih terperinciMental Accounting. Perilaku Boros Versus Self-Control
Lampiran 1 : Kuisioner Penelitian Mental Accounting Perilaku Boros Versus Self-Control Hal : Permohonan Mengisi Kuisioner Kepada Yang Terhormat, Bapak/Ibu : Pegawai Non Akademik UKSW Salatiga di tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapkannya Undang-undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Guru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional khususnya di bidang pendidikan, sehingga perlu dikembangkan sebagai
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian. Satya Wacana Salatiga pada mahasiswa angkatan yang terdaftar pada
4.1 Gambaran Subjek Penelitian Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian Penelitian ini mengambil subjek populasi dan sampel di Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1. Mental Accounting Mental accounting mengacu pada proses mengidentifikasi, mengkategorikan, dan mengevaluasi hasil dalam keuangan. (Thaler, 1980; Kahneman & Tversky, 1984;).
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Mahasiswa Pendidikan Ekonomi 2.1.1. Program Studi Pendidikan Ekonomi Awal peresmian program studi Pendidikan Ekonomi, mulanya dikenal dengan program studi Pendidikan Dunia Usaha.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga (UKSW) adalah sebuah universitas swasta yang beralamat di Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga
Lebih terperinciIV. HASIL DAN ANALISIS DATA PROFIL MAGISTER AKUNTANSI UKSW
IV. HASIL DAN ANALISIS DATA PROFIL MAGISTER AKUNTANSI UKSW Prodi Magister Akuntansi UKSW berdiri berdasarkan ijin operasional yang dikeluarkan oleh Ditjen Dikti Nomor 1865/D/T/2009 tertanggal 15 Oktober
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari Provinsi Jawa Barat. Kota Bandung merupakan salah satu kota pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia dan ibukota dari Provinsi Jawa Barat. Kota Bandung merupakan salah satu kota pendidikan khususnya
Lebih terperinciINSTRUMEN PENGARUH FINANCIAL ATTITUDE DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP LITERASI KEUANGAN MAHASISWA PENDIDIKANN EKONOMI FKIP UKSW SALATIGA
LAMPIRAN I Kode Responden : INSTRUMEN PENGARUH FINANCIAL ATTITUDE DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP LITERASI KEUANGAN MAHASISWA PENDIDIKANN EKONOMI FKIP UKSW SALATIGA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program. Studi Bimbingan dan Konseling UKSW
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling UKSW Sejarah perkembangan Fakultas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. guru. Pada tanggal 17 Juli 1959 PTPG-KI Satya Wacana berubah
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Subjek Penelitian Sejarah Perkembangan Universitas Kristen Satya Wacana, pada awalnya UKSW bernama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kristen Indonesia (PTPG-KI)
Lebih terperinciMENTAL ACCOUNTING PADA MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
MENTAL ACCOUNTING PADA MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu dihadapkan dengan situasi pengambilan keputusan, oleh karena itu pengambil keputusan harus mengedepankan rasionalitas sehingga tidak mengarah pada
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. rumah tangga dengan pendekatan mental accounting pada tenaga kerja bongkar muat di
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti akan mengungkapkan hasil penelitian tentang pengaturan keuangan rumah tangga dengan pendekatan mental accounting pada tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan
Lebih terperinciSeri Berkoperasi: MENGUBAH MINDSET PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA
Seri Berkoperasi: MENGUBAH MINDSET PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA Disarikan dari buku: [BUKAN] DOSA-DOSA ORANGTUA TERHADAP ANAK DALAM HAL FINANSIAL, oleh Agus Arijanto (2015) MENYIASATI DUIT ( UANG ) BAGAIMANA
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Objek Penelitian Penelitian ini mengambil subjek populasi dan sampel di Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciLAMPIRAN. Df Alpha 5%
LAMPIRAN Tabel r (TWO-TAILED TEST) Df Alpha 5% Df Alpha 5% Df Alpha 5% Df Alpha 5% 1 0.997 26 0.374 51 0.271 76 0.223 2 0.95 27 0.367 52 0.268 77 0.221 3 0.878 28 0.361 53 0.266 78 0.22 4 0.811 29 0.355
Lebih terperinciSPESIFIKASI JURUSAN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA SP.UJM-JM-FE-UB.01
SPESIFIKASI JURUSAN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA SP.UJM-JM-FE-UB.01 Revisi : - Tanggal : 2 Mei 2008 Dikaji ulang oleh : Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. akses kepada anak usia sekolah dengan diberikannya KIP.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kebutuhan setiap manusia untuk menuju generasi bangsa yang cerdas. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang beralamat di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi suatu proses bagi seseorang untuk memperoleh
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi suatu proses bagi seseorang untuk memperoleh pengetahuan, mengembangkan kemampuan atau keterampilan serta mengubah sikap diri pada orang tersebut.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Progdi Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan Ilmu dan Pendidikan Universitas Kristen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perencanaan bisnis adalah suatu cetak biru tertulis ( blue print ) yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perencanaan bisnis adalah suatu cetak biru tertulis ( blue print ) yang berisikan tentang misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian financial, strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat diperoleh semaksimal mungkin. yang terjadi pada ketersediaan barang dagangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjualan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, baik itu perusahaan dagang, manufaktur atau jasa. Karena melalui penjualanlah perusahaan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga
BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga Universitas Kristen Satya Wacana merupakan salah satu Universitas Kristen swasta yang ada di Indonesia, tepatnya di Jln. Diponegoro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang terjadi pada era globalisasi saat ini menuntut adanya persaingan yang semakin ketat dalam dunia kerja. Hal ini mengakibatkan adanya tuntutan
Lebih terperinciPeraturan Akademik ITS Tahun 2009 21
BAB VII EVALUASI MASA STUDI Bagian Pertama PROGRAM DIPLOMA TIGA Pasal 20 (1) Masa studi paling lama untuk mahasiswa program D III adalah 10 semester. (2) Evaluasi masa studi mahasiswa program D III dilakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,
I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dibangku perkuliahan. Magang termasuk salah satu persyaratan kuliah yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Magang merupakan kegiatan mahasiswa dalam dunia kerja dimana mahasiswa tersebut dapat menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama duduk dibangku perkuliahan. Magang
Lebih terperinciFakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UKSW. Prodi ini didirikan pada tahun 2010 sehingga baru lima tahun berjalan. Sebagai prodi yang baru, Magister
I. PENDAHULUAN Kotler (1997), mengartikan kepuasan pelanggan sebagai perasaan senang atau kecewa yang dirasakan oleh pelanggan terhadap perbandingan dari suatu produk antara yang diharapkan dengan hasil
Lebih terperinciProgram Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta
Sumber : Kementerian Pendidikan Nasional/Dirjen Dikti/Direktorat Kelembagaan 15 November 2008 Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta LATAR BELAKANG Hasil Survei Sosial Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai seorang calon sarjana maupun sarjana, mahasiswa dituntut untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai seorang calon sarjana maupun sarjana, mahasiswa dituntut untuk bisa mengikuti perkembangan zaman. Banyaknya sarjana yang lulus setiap tahun membuat kompetisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan perekonomian masyarakat dewasa ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern sesuai
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 VARIABEL DAN INDIKATOR EMPIRIS
LAMPIRAN 1 VARIABEL DAN INDIKATOR EMPIRIS No Variabel Indikator 1 Sumber Daya Manusia Keramahan dosen dalam berinteraksi (Standar Akreditasi Program Studi dengan mahasiswa Magister nomor 4, BAN-PT 2009)
Lebih terperinciSeminar Kesehatan Ekonomi Melalui Wirausaha bagi Tenaga Pendidik dan Mahasiswa STAI Darussalam Lampung Lampung Timur, Rabu, 25 Mei 2016
Kewirausahaan (Entrepreneurship) Seminar Kesehatan Ekonomi Melalui Wirausaha bagi Tenaga Pendidik dan Mahasiswa STAI Darussalam Lampung Lampung Timur, Rabu, 25 Mei 2016 Presented: FEBRIYANTO, SE., M.M.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pemerintah berkewajiban mensejahterakan rakyatnya secara adil dan merata. Ukuran sejahtera biasanya dapat dilihat dari kemampuan seseorang dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Menurut Mudrajad Kuncoro (2003:72) penelitian eksploratif bertujuan untuk
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian eksploratif. Menurut Mudrajad Kuncoro (2003:72) penelitian eksploratif bertujuan untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga
BAB IV Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga UKSW merupakan satu-satunya Universitas Swasta yang ada di kota Salatiga. Kebanyakan masyarakat mengeanal UKSW sebagai Indonesia mini. Karena didalamnya
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 SKALA PSIKOLOGI
87 LAMPIRAN 1 SKALA PSIKOLOGI Reza ahmadiansah 832011009 Program Pascasarjana Magister Sains Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 88 Jenis Kelamin : Usia : Lama bekerja : Golongan : IDENTITAS
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. akademik utama dan aktivitas akademik penunjang. Aktivitas utama merupakan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Klasifikasi Aktivitas Akademik Proses klasifikasi aktivitas akademik dimulai dari menganalisa aktivitasaktivitas akademik yang terdapat di UNIPA Surabaya
Lebih terperinciAGENDA PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA
AGENDA PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA Agenda Perencanaan Keuangan Keluarga membantu Anda untuk mengontrol keuangan keluarga. Agenda ini akan membantu Anda mengelompokan jenis aset, merancang tujuan keuangan,
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN PENELITIAN
BAB IV LAPORAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian kuantitatif tentang Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Minat Berwiraswasta pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata
Lebih terperinciInvestasi di Era Otonomi Daerah Dalam Rangka Interaksi Antara Penanaman Modal Dengan Keuangan Daerah 1
Investasi di Era Otonomi Daerah Dalam Rangka Interaksi Antara Penanaman Modal Dengan Keuangan Daerah 1 Setyo Pamungkas Pendahuluan Perkembangan investasi di Indonesia merupakan saklah satu indikator kemajuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kemudahan dalam memasuki dan meraih peluang kerja, kesempatan untuk
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, dunia usaha dan masyarakat telah menjadi semakin kompleks sehingga menuntut adanya perkembangan berbagai disiplin ilmu termasuk akuntansi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan pembangunan di berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, ekonomi, teknologi dan budaya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi yang sangat dikenal oleh seluruh masyarakat di Indonesia maupun di dunia.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Surat kabar atau yang biasa disebut koran merupakan salah satu media informasi yang sangat dikenal oleh seluruh masyarakat di Indonesia maupun di dunia.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan di beberapa SMA di Salatiga
39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan di beberapa SMA di Salatiga diperoleh data sebagaimana di paparkan berikut ini : 4.1.1 Sekolah dan Keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik yang berskala kecil, menengah, dan besar yang diharapkan untuk bisa maju
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia usaha di Indonesia, banyak berdiri bentuk-bentuk usaha baik yang berskala kecil, menengah, dan besar yang diharapkan untuk bisa maju dan bertahan dalam menjalankan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN BERBELANJA DI SWALAYAN (Studi Kasus di Swalayan Relasi Jaya Kartasura)
TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN BERBELANJA DI SWALAYAN (Studi Kasus di Swalayan Relasi Jaya Kartasura) Diajukan untuk memenuhi syarat gelar Sarjana S-1 Pada Jurusan Teknik
Lebih terperinciCARA BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI. Aty Nurdiana
Aty Nurdiana ABSTRAK Belajar di Perguruan Tinggi bukanlah hal yang mudah, bahkan dapat dikatakan berat. Karena itu seorang mahasiswa dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia kuliah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya. Pada hakekatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya. Pada hakekatnya koperasi merupakan suatu lembaga ekonomi yang sangat diperlukan dan penting untuk diperhatikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia tentunya tidak akan terlepas dari kegiatan konsumsi barang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia tentunya tidak akan terlepas dari kegiatan konsumsi barang dan jasa, konsumsi yang dilakukan dalam kegiatan kesehariannya dapat diartikan sebagai bentuk pemenuhan
Lebih terperinciPERAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MENUMBUHKAN SIKAP WIRAUSAHA SISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN(AP1) SMK NEGERI 1 SALATIGA
PERAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MENUMBUHKAN SIKAP WIRAUSAHA SISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN(AP1) SMK NEGERI 1 SALATIGA SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. distribusi responden berdasarkan karakteristik tersebut di atas.
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden Dalam bagian gambaran umum responden ini akan disampaikan deskripsi mengenai responden. Gambaran umum responden meliputi jenis kelamin,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ditentukan namun kualitas dari tugas masing-masing mahasiswa cenderung
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa merupakan seorang peserta didik yang memiliki status tinggi di hadapan masyarakat, mereka sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi untuk belajar ilmu pengetahuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi merupakan gerakan ekonomi yang sesuai dengan amanat pasal 33 UUD 1945 ayat 1 yang berbunyi bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dana Pensiun Sekolah Kristen Merupakan Lembaga Keuangan non
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dana Pensiun Sekolah Kristen Merupakan Lembaga Keuangan non Bank, yang proses utamakeuangannya berasal dari Kepersertaan dan Kepensiunan. Penerimaan kas paling utama
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Alat ukur Locus of Control. Saya sangat percaya bahwa :
LAMPIRAN 1 Alat ukur Locus of Control Saya sangat percaya bahwa : 1. a. Anak-anak akan terlibat dalam kesukaran bila orang tua mereka terlalu banyak memberi hukuman. b. Banyaknya kesukaran yang dihadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Peran sekolah dinilai sangat penting bagi maju dan berkembangnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan, sebab kualitas
Lebih terperinciKeuntungan Penggunaan Kredit
Pengertian Kredit Kredit adalah bagian integral dari kehidupan modern. Digunakan untuk membeli tiket bioskop, membayar makanan di restoran atau membeli mobil. Cara paling umum untuk menggunakan kredit
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian
17 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pengaruh pola penggunaan jejaring sosial terhadap motivasi dan alokasi waktu belajar siswa SMPN 1 Dramaga, menggunakan desain
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Objek Penelitian Gambaran objek penelitian menggambarkan tentang objek yang diteliti oleh peneliti baik sejarah,letak serta visi misi.
Lebih terperinciLAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI PEMBUKUAN SEDERHANA DAN PENGETAHUAN PASAR MODAL BAGI SISWA SMA MAHARDHIKA SURABAYA Pelaksana: R. Yudi Sidharta,S.E.,M.S.A Mega Arisia Dewi, S.E., M.S.A
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil FPTK UPI, banyak yang menyelesaikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil FPTK UPI, banyak yang menyelesaikan program studi tidak tepat waktu. Mahasiswa tidak dapat menyelesaikan studi S1 dalam waktu
Lebih terperinciPERENCANAAN KEUANGAN. Swiss Confederation. Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
PERENCANAAN KEUANGAN ASET Aktiva/Harta/Kekayaan yang dimiliki, misalnya : uang tunai, tanah, sepeda motor, pohon kakao. LIABILITAS hutang yang dimiliki, misalnya tagihan untuk membayar pinjaman. PENDAPATAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional, instrumentasi dan teknik analisis data
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA. No. Pernyataan SS S N TS STS
LAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA No. Pernyataan SS S N TS STS 1 2 Saya tidak mendaftar sidang skripsi pada periode ini karena merasa belum siap. Saya tersinggung
Lebih terperinciBAB III TEMUAN PENELITIAN. kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua.
BAB III TEMUAN PENELITIAN Dalam bab ini saya akan membahas temuan hasil penelitian terkait studi kasus kedukaan X mahasiswi Fakultas Teologi UKSW pasca kematian kedua orang tua. Mengawali deskripsi hasil
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam proses kegiatan penelitian ini, ada beberapa langkah-langkah dalam melakukan proses penelitian berdasarkan prosedur yang dilaksanakan di lapangan: Tahap
Lebih terperinciPedoman Organisasi Mahasiswa FOR/SPMI-UIB/PED
Pedoman Organisasi Mahasiswa FOR/SPMI-UIB/PED.03-001 SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM NOMOR: 021/REK/KEP-UIB/VII/I2016 TENTANG PENETAPAN PEDOMAN ORGANISASI MAHASISWA UNIVERSITAS INTERNASIONAL
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI PELAKU USAHA KECIL DAN MENENGAH TERHADAP ATRIBUT PRODUK BANK SYARIAH DI KELURAHAN JEMUR WONOSARI
BAB III DESKRIPSI PELAKU USAHA KECIL DAN MENENGAH TERHADAP ATRIBUT PRODUK BANK SYARIAH DI KELURAHAN JEMUR WONOSARI A. Sejarah Usaha Kecil Menengah (UKM) Jemur Wonosari Surabaya. 1. Letak geografis 1 Data
Lebih terperinciProgram Studi Akuntansi Kurikulum 2009 / Matakuliah Yang Terdaftar di SI. Akademik
per 16 Januari 2017 Program Studi Akuntansi Kurikulum 2009 / Matakuliah Yang Terdaftar di SI. Akademik No. Kode MK Nama MK Semester SKS Sifat 1 B302023 BAHASA INDONESIA 1 2 W 2 B302022 BAHASA INGGRIS 1
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil Penelitian 1. Penggunaan Meterai Atas Dokumen-dokumen di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang berlokasi
Lebih terperinciLampiran 1 : Kuesioner Field Study
Lampiran 1 : Kuesioner Field Study KUESIONER GAMBARAN PERILAKU KONSUMTIF Siswa-i Sekolah Menengah Atas International Islamic Boarding School Republic of Indonesia (SMA IIBS RI) Kepada Responden yang terhormat,
Lebih terperinciSPESIFIKASI PROGRAM STUDI
SPESIFIKASI PROGRAM STUDI PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Universitas Islam Malang, 2015 All Rights Reserved i Spesifikasi Program Studi MANAJEMEN Fakultas Ekonomi Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Adapun hasil dari penelitian tersebut sebagai berikut : A. Sikap Kewirausahaan : a) Percaya diri
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tentang penerapan sikap dan kepribadian wirausaha dilakukan di kalangan mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Faktor faktor yang dipentingkan oleh siswa SMA dalam memilih sebuah perguruan tinggi Berikut ini faktor faktor yang dipentingkan oleh siswa SMA dalam memilih
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA INFORMAN KUNCI (PENGELOLA USAHA) 1. Lingkungan Internal Aspek Keuangan 1. Bagaimana modal awal usaha yang dimiliki untuk menjalankan usaha jasa cuci pencucian mobil Doorsmeer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan eksternal, seperti yang dikatakan Asep Mahfuds (2011:14), factor eksternal, guru
1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Menghadapi era globalisasi, diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan ini terlebih dahulu dapat dilakukan dengan peningkatan mutu pendidikan
Lebih terperinciBUKU BIMBINGAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR NAMA : NIM : JUR/PRODI : JUDUL SKRIPSI / TUGAS AKHIR
BUKU BIMBINGAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR NAMA : NIM : JUR/PRODI : JUDUL SKRIPSI / TUGAS AKHIR FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNINERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYSA TAHUN 2016 SKRIPSI/TUGAS AKHIR FAKULTAS EKONOMI DAN
Lebih terperinciFAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN TA 2010/2011
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN TA 2010/2011 Dalam rangka menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat terutama perkembangan dunia kerja yang berkembang begitu cepat,
Lebih terperincientrepreneurship dan mampu membaca peluang serta memiliki keberanian
70 BAB IV METODE PEMBELAJARAN DAN IMPLEMENTASI MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DAN ETIKA BISNIS ISLAM A. Implementasi Mata Kuliah Kewirausahaan dan Etika Bisnis Islam Banyak mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga tempat kediaman yang dapat memenuhi syarat-syarat kehidupan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut (Mulyani dan Frick, 2006) rumah tinggal yang biasa disebut dengan tempat tinggal bukan sekedar sebuah bangunan (structural), namun juga tempat kediaman yang
Lebih terperinciBAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR
BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR 6.1 Karakteristik Pedagang Martabak Kaki Lima di Kota Bogor Martabak merupakan salah satu jenis makanan yang
Lebih terperinciModul ke: Kewirausaan 13TEKNIK. Manajemen Keuangan Pribadi dan Usaha. Fakultas. Martolis, MT. Program Studi Teknik Mesin
Modul ke: Kewirausaan Fakultas 13TEKNIK Manajemen Keuangan Pribadi dan Usaha Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin Pendahuluan Salah satu syarat agar wirausaha dapat terus mengembangkan usahanya adalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Responden Penelitian mengenai manajemen arus kas (cash flow) dalam UMKM ini dilakukan pada usaha-usaha batik di Kampung Batik Semarang. Kampung Batik Semarang
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ANALISIS PELUANG USAHA MKK.14.51
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ANALISIS PELUANG USAHA MKK.14.51 Dr. H. Chamdan Purnama, S.E., M.M. r PROGRAM STUDI MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AL-ANWAR MOJOKERTO 2018 Fakultas : Ekonomi Mata Kuliah
Lebih terperinci4 Hal Sebelum Memberi Uang Saku
4 Hal Sebelum Memberi Uang Saku Oleh: Safir Senduk Dikutip dari Tabloid NOVA No. 854/XVI Pernahkah Anda melihat seseorang yang pekerjaannya kelihatan biasa-biasa saja, tetapi memiliki apa saja yang dia
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1 Tabel Jawaban Pemiliki CUTE Butik No. Faktor Pertanyaan Jawaban 1 SWOT Indikator: Kekuatan Apa yang menjadi kekuatan yang dimiliki CUTE Butik dalam menjalankan usahanya? Harga produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sebuah organisasi memiliki peran sentral dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sebuah organisasi memiliki peran sentral dalam menggerakkan roda perkembangan dan laju produktivitas organisasi. Mengingat peran yang cukup dominan
Lebih terperinciBab. Penggunaan Uang. kompetensi dasar. Mengetahui penggunaan uang sebagai alat pemenuhan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Penggunaan Uang Bab 8 Penggunaan kompetensi dasar Mengetahui penggunaan uang sebagai alat pemenuhan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari Peta Konsep alat tukar Uang dikelola satuan hitung menimbun Kata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengajar yang berlangsung diruang-ruang kelas.
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan sangat penting untuk semua orang, dari berbagai jenis pekerjaan pendidikan menjadi modal utama. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal menjadi
Lebih terperinciPengertian Kas Kecil atau Definisi Petty Cash
Pengertian Kas Kecil atau Definisi Petty Cash Pengertian Kas kecil atau petty cash adalah uang yang dicadangkan oleh entitas bisnis/perusahaan untuk pembayaran pengeluaran-pengeluaran yang bersifat rutin
Lebih terperinciBAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN
50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup dari penelitian.
I. PENDAHULUAN Secara umum pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. responden dapat dilihat dari umur, jenis kelamin, asal kota, dan karier.
BAB IV HAIL DA PEMBAHAA 4.1 Identitas Responden Penelitian ini terdapat 21 responden, yang terdiri dari 7 pemilik warung bubur kacang hijau dan 14 karyawan dari masing-masing warung burjo. Identitas responden
Lebih terperinci